perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PROSEDUR PENGIRIMAN BARANG EKSPOR MELALUI LAUT
DENGAN LESS THAN CONTAINER LOAD ( LCL )
( STUDI KASUS ASA CARGO DI SURAKARTA )
Tugas Akhir
Diajukan untuk melengkapi Tugas – Tugas dan memenuhi persyaratan
guna mencapai Gelar Ahli Madya pada Program Studi
DIII Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi
Univeritas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
Handy Purnomo
NIM : F3108051
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii ABSTRAKSI
PROSEDUR PENGIRIMAN BARANG EKSPOR MELALUI LAUT DENGAN LESS THAN CONTAINER LOAD ( LCL )
( STUDI KASUS ASA CARGO DI SURAKARTA )
HANDY PURNOMO F3108051
Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai prosedur pengiriman barang ekspor melalui laut dengan Less Than Container load ( LCL ) yang dilakukan oleh Asa Cargo Surakarta.
Penulisan tugas akhir ini menggunakan metode studi kasus, yaitu mengambil satu kasus untuk dianalisa secara mendalam dengan memfokuskan pada satu masalah. Data yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan pihak Asa Cargo, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku maupun sumber bacaan lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa prosedur pengiriman barang ekspor melalui laut dengan Less Than Container load yang dilakukan oleh Asa Cargo Surakarta menerangkan bahwa Asa Cargo sebagai jasa transportasi berskala lokal yaitu EMKL, dan dapat berperan juga sebagai contractual shipper, berperannya sebagai penanggung jawab tunggal atas semua mata rantai pengangkutan dari awal hingga tempat tujuan akhir. Prosesnya diawali dari penerbitan Shipping Instruction, dilanjutkan oleh booking space, stuffing, pengurusan dokumen dan diakhiri oleh proses penyerahan dokumen kepada eksportir. Untuk dokumen – dokumen yang digunakan meliputi :
Shipping Instruction, packing list, invoice, Bill of Lading ( B/L ), Pemberitahuan Ekspor
Barang ( PEB ), Certificate of Origin / Surat Keterangan Asal. Sedangkan untuk pihak – pihak yang terkait meliputi : Eksportir, Importir, Bea dan cukai, EMKL (Ekspidisi Muatan Kapal Laut), Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan Fumigator.
Saran yang dapat penulis berikan adalah peningkatan sarana dan prasarana perusahaan agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
commit to user
vi MOTTO
Sesungguhnya ada kesulitan itu ada juga kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari satu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
lain dan hanya kepada Tuhan-Mulah hendaknya kamu berharap. ( Q.S. Alam Nasryah 6-7 )
Hai orang – orang yang beriman jadikan sabar dan sholat sebagai penolong, sesungguhnya Allah beserta orang – orang yang sabar.
( QS. Al – Baqarah 153 )
Jadilah engkau orang dari sebagian kecil yang datang kedunia ini dan meninggalkan tanpa merugikan orang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
commit to user
viii
D. Tahap – Tahap Pelaksanaan Ekspor ... 17
E. Dokumen – dokumen dalam Kegiatan Ekspor ... 20
F. Pihak – Pihak yang Menunjang dalam Kegiatan Ekspor ... 24
G. Perusahaan Jasa Pengurusan Muatan ... 26
H. Pengoperasian Container ... 27
I. Status Peti Kemas ... 30
BAB III DESKIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35
A. Gambaran Umum Perusahaan... 35
1. Sejarah dan Perkembangan ... 35
2. Lokasi ... 36
3. Visi dan Misi Asa Cargo ... 36
4. Tenaga Kerja ... 36
B. PEMBAHASAN ... 37
1. Proses pengiriman barang eksport melalui laut dengan LCL pada Asa Cargo ... 37
2. Dokumen-dokumen yang digunakan dalam proses pengiriman barang eksport melalui laut dengan LCL pada Asa Cargo ... 40
3. Pihak-pihak yang terkait dalam proses pengiriman barang eksport melalui laut dengan LCL pada Asa Cargo ... 45
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
B. SARAN ... 51
commit to user
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Tahap pelaksanaan ekspor ... 18
2.2 Pola pengangkutan LCL ... 31
2.3 Pola pengangkutan FCL ... 32
2.4 Pola pengangkutan LCL/FCL ... 34
2.5 Pola pengangkutan FCL/LCL ... 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Packing List
2. Invoice
3. Bill Of Lading ( B/L )
4. Certificate Of Origin / Surat Keterangan Asal
commit to user
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Laju pertumbuhan transportasi sangat pesat sejalan dengan perkembangan
teknologi. Peran transportasi sangat penting dalam perdagangan nasional maupun internasional. Alat transportasi laut (kapal) memiliki kelebihan dibandingkan alat transportasi lainnya, yaitu dapat mengangkut barang dalam jumlah yang besar.
Namun di sisi lain, jumlah barang yang banyak dan ukuran yang beranekaragam, menyulitkan dalam penanganannya. Karena itu digunakanlah petikemas yang
dirancang secara khusus dengan ukuran tertentu, dapat dipakai berulang kali, dapat menyimpan barang dan terhindar dari kerusakan. Dengan menggunakan petikemas pendistribusian barang lebih mudah dan efisien baik untuk
perdagangan nasional dan internasional. Berdasarkan status muatannya petikemas ada 2 macam, yaitu: Full Container Load (FCL) dan Less Than Container Load
(LCL).
FCL adalah petikemas yang terdiri dari satu atau lebih partai dari satu pengirim dan ditujukan pada satu alamat di tempat tujuannya serta penyerahannya
langsung ke lapangan penumpukan (Container Yard). Sedangkan LCL yaitu isi petikemas terdiri dari berbagai consignment dari shipper yang berbeda-beda, biasanya barang tersebut dalam volume yang kecil dan penyerahan barang
dilakukan di gudang konsolidasi atau yang lazim disebut Container Freight
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Freight Forwarder (FF) memegang peranan penting dalam hal
perdagangan internasional antara satu negara dengan negara yang lainnya. Tujuan adanya freight forwarder (FF) itu sendiri yaitu untuk memberikan jasa pelayanan
kepada para pemakai jasanya mulai dari pemasukan barang muatan, penyelesaian barang yang dikirim maupun menyerahkannya kepada penerima barang muatan di
tempat tujuan akhir.
Pihak forwarder dapat bertindak langsung untuk memenuhi permintaan dari pemilik barang demi tercapainya tujuan dari pengiriman barang itu sendiri.
Dalam hal memberikan jasanya freight forwarder (FF) akan berfungsi sebagai pengirim barang (eksportir), penerima barang (importir) maupun sebagai
pengangkut.
Freight Forwarder merupakan usaha pengurusan transportasi yang
menjembatani antara pemilik barang dengan perusahaan pelayaran. Dalam hal ini
melakukan kegiatan yang menyangkut penjemputan dan penyerahan barang, persiapan dokumen, penanganan di pelabuhaan asal dan melakukan pengawasan barang sampai negara tujuan. Selain itu juga bertindak sebagai consolidator yang
menggabungkan barang eksportir ke dalam satu petikemas baik petikemas Full
Load Container (FCL) maupun Less Than Container Load (LCL).
Kegiatan pengiriman barang luar keluar negeri, para pebisnis tidak mengerjakan sendiri seluruh tugas logistik yang menjadi tanggung jawabnya. Biasanya kegiatan tersebut dibantu oleh jasa pelayanan atau pengurusan yang bisa
disebut EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), atas pertimbangan memudahkan proses pengiriman, mengurangi beban biaya untuk pengiriman, pengangkutan dan
commit to user
ekspor kegiatan yang dilakukan sendiri oleh pebisnis biasanya jatuhnya lebih mahal dan kurang efisien dibanding dengan menyerahkan pengurusannya kepada EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut).
Peranan EMKL dalam membantu kegiatan ekspor seperti : mengurus dokumen–dokumen dan pekerjaan–pekerjaan yang menyangkut penerimaan
muatan yang akan diangkut melalui lautan untuk diserahkan kepada perusahaan pelayaran untuk kepentingan pemilik barang, mengurus dokumen–dokumen dan pekerjaan–pekerjaan yang menyangkut penyerahan muatan yang diangkut melalui
lautan yang diterima dari perusahaan pelayaran untuk kepentingan pemilik barang.
Pengangkutan muatan dengan petikemas yang ditawarkan oleh EMKL adalah Full Container Load (FCL) dan Less Than Container Load (LCL). Biasanya pengangkutan muatan dengan petikemas LCL digunakan pada komoditi
ekspor partai kecil karena cara ini sangat bermanfaat mengingat banyaknya eksportir partai kecil di Indonesia, terutama di Solo.
Peranan angkutan laut sudah sejak lama memegang peranan yang sangat
penting dan strategis bila dicermati lebih dalam lagi luasnya lautan di dunia, maka Angkutan laut disamping sebagai penunjang dan pendorong pertumbuhan
nasional serta daerah juga berperan dalam perdagangan internasional sebagai alat transportasi eksport.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambil pokok bahasan
“PROSEDUR PENGIRIMAN BARANG EKSPOR MELALUI LAUT DENGAN
LESS THAN CONTAINER LOAD ( STUDI KASUS ASA CARGO DI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas maka pokok permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pengiriman barang ekspor melalui laut dengan Less Than
Container Load ( LCL ) pada ASA CARGO?
2. Dokumen-dokumen apa saja yang akan digunakan dalam proses pengiriman
barang ekspor melalui laut dengan Less Than Container Load ( LCL ) pada ASA CARGO?
3. Pihak-pihak manakah yang terkait dalam proses pengiriman barang ekspor
melalui laut dengan Less Than Container Load ( LCL ) pada ASA CARGO?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tuuan agar penelitian tersebut dapat
memberikan manfaat yang sesuai dengan apa yang dikehendaki. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui proses pengiriman barang ekspor melalui laut dengan Less
Than Container Load ( LCL ) pada ASA CARGO.
2. Untuk mengetahui Dokumen-dokumen apa saja yang digunakan dalam proses
pengiriman barang eksport melalui laut dengan Less Than Container Load ( LCL ) pada ASA CARGO.
3. Untuk mengetahui Pihak-pihak yang terkait dalam proses pengiriman barang
commit to user
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai : 1. Bagi penulis
Melalui praktek magang ini penulis berharap dapat memahami dan lebih mengetahui secara baik tentang proses pengiriman barang ekspor melalui laut
dengan Less Than Container Load (LCL). 2. Bagi Pembaca dan Mahasiswa lain
Dapat memberikan informasi dan juga pengatahuan tentang tata cara
pengiriman barang ekspor khususnya melalui laut dengan baik dan benar. 3. Bagi perusahaan
Memberikan masukan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan ekspor yang dapat digunakan sebagai evaluasi bagi Perusahaan dalam mengambil kebijakan di bidang jasa ekspor dan untuk pengembangan usaha.
4. Bagi pemerintah
Merupakan masukan mengenai kegiatan ekspor yang dapat digunakan sebagai salah satu evaluasi dengan mengambil kebijakan untuk meningkatkan kegiatan
ekspor bagi negara.
E. Metode Penelitian
Penelitian pada dasarnya adalah bagian mencari dan mendapatkan data untuk selanjutnya dilakukan penyusunan dalam bentuk laporan hasil penelitian,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Metode penelitian mengemukakan secara tertulis tata kerja dari suatu penelitian. Metode ini terdiri dari :
1. Ruang lingkup penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah studi kasus, dan metode penelitian magang dengan cara praktek kerja lapangan di ASA
CARGO Surakarta.
2. Jenis dan metode pengumpul data a. Jenis data
1) Data primer
Data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Data ini diperoleh
dengan magang atau praktek kerja langsung melalui kegiatan yang dilakukan di tempat penelitian, yaitu ASA CARGO. Misalnya, mempelajari bagaimana proses pengiriman barang ekspor pada ASA CARGO Surakarta.
2) Data sekunder
Merupakan data pendukung yang diperoleh dengan membaca buku-buku dan juga sumber-sumber lainya yang berhubungan dengan penulisan
Tugas Akhir ini. Misalnya, buku-buku tentang penunjang mata kuliah teori ekspor-impor dan perdagangan internasional.
b. Metode pengumpulan data 1) Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh secara
commit to user
2) Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh secara langsung dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada
pimpinan atau karyawan pada perusahaan tersebut. 3) Studi pustaka
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara membaca, mempelajari buku atau referensi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
4) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mempelajari dan menyelenggarakan langsung dokumen–dokumen yang dibutuhkan yang berhubungan dengan kegiatan ekspor.
c. Sumber data
1) Sumber data primer
Adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, data ini diperoleh cara wawancara langsung dengan pemilik ASA CARGO yang
berkaitan dengan proses kegiatan perusahaan jasa ekspor khususnya pada prosedur pengangkutan barang ekspor dengan pola LCL serta
dokumen-dokumen apa yang dikerjakan oleh ASA CARGO Surakarta. 2) Sumber data sekunder
Adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kegiatan Ekspor
Kegiatan ekspor didasari atas kondisi bahwa tidak ada suatu negara yang
benar-benar mandiri karena satu sama lain saling membutuhkan dan saling mengisi. Setiap negara memiliki karakteristik yang berbeda baik sumber daya alam, iklim, geografis, struktur ekonomi dan struktur sosial. Perbedaan tersebut
menyebabkan perbedaan komoditas yang dihasilkan, komposisi biaya yang diperlukan, kualitas dan kuantitas produk. Adanya kebutuhan itulah yang
menyebabkan adanya perdagangan internasional. Masing-masing negara memiliki keunggulan dan kekurangan. Komoditas yang dihasilkan suatu negara mungkin juga belum dapat dipakai langsung karena berupa bahan mentah yang
memerlukan pengolahan lebih lanjut. Bahan mentah tersebut selanjutnya mungkin dibutuhkan negara lain sebagai bahan baku pabriknya.
Transaksi perdagangan luar negeri yang biasa dikenal dengan istilah
ekspor dan impor pada hakikatnya adalah transaksi yang sederhana dan tidak lebih dari kegiatan membeli dan menjual barang antara pengusaha-pengusaha
yang bertempat tinggal dinegara yang berbeda. Namun dalam pertukaran barang dan jasa yang melewati laut dan darat ini tidak jarang menimbulkan berbagai masalah yang kompleks antara pengusaha-pengusaha yang mempunyai perbedaan
commit to user
Ekspor merupakan kegiatan perdagangan baik itu barang maupun jasa yang dilakukan oleh suatu negara terhadap negara lain melalui prosedur yang telah disepakati oleh kedua belah pihak . (PPEI, 2010 : 1).
Ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dalam ke luar wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku
(Roselyne Hutabarat, 1996 : 306).
Berdasarkan pengertian ekspor dari berbagai sumber diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari
daerah pabean indonesia berdasarkan prosedur dan peraturan perundangan yang berlaku.
B. Kelompok Eksportir
Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ekspor dapat di bedakan menjadi
beberapa kelompok.
Sering disebut dengan penjual (seller) atau pensuplai (pemasok) atau supplier, terdiri dari :
1. Produsen-eksportir
Para produsen yang sebagaian hasil produksinya memang
diperuntukkan untuk pasar luar negri, pengurusan ekspor dilakukan oleh perusahaan produsen yang bersangkutan.
2. Confirming house
Perusahan lokal yang didirikan sesuai dengan perundang-undangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
cabang atau bekerja sama dengan perusahaan setempat untuk mendirikan anak perusahaan di dalam negri. Kantor cabang atau anak perusahaan yang semacam ini bekerja atas perintah dan untuk kepentingan kantor induknya.
Badan usaha semacam ini disebut dengan confirming house. Tugas kantor cabang atau anak perusahaan biasanya melakukan usaha pengumpulan, dan
pengepakan ekspor dari komoditi lokal.
3. Pedagang ekspor ( eksport-merchant )
Badan usaha yang diberi izin oleh pemerintah dalam bentuk Surat Pengakuan eksportir dan diberi kartu Angka Pengenal Ekspor (APE) dan diperkenankan melaksanakan ekspor komoditi yang dicantumkan dalam
surat tersebut. export merchant lebih banyak bekerja untuk dan atas kepentingan dari produsen dalam negri yang diwakilinya.
4. Agen ekspor ( eksport-agent )
Hubungan antara export merchant dengan produsen, tidak hanya
sebagai rekan bisnis tapi sudah meningkat dengan suatu ikatan perjanjian keagenan, maka dalam hal ini export merchant disebut juga sebagai export
agent.
5. Wisma dagang ( trading house )
Suatu perusahaan atau eksportir dapat mengembangkan ekspornya tidak lagi terbatas pada satu atau dua komoditi saja, tapi sudah beraneka macam komoditi maka eksportir demikian mendapat status general
exporters. Perusahaan yang telah memiliki status seperti ini sering disebut
dengan wisma dagang (trading house) yang dapat mengekspor aneka
commit to user
pusat-pusat dagang dunia, dan memperoleh fasilitas tertentu dari pemerintah baik dalam bentuk fasilitas perbankan maupun perpajakan.
C. Masalah Dalam Kegiatan Ekspor
Kegiatan ekspor tidak selamanya dapat berjalan sesuai dengan kondisi
yang diinginkan, biasanya sering terjadi hambatan atau masalah-masalah yang menjadi faktor penghalang bagi setiap negara yang terlibat didalamnya.
Masalah tersebut terbagi dalam dua kelompok utama yaitu masalah
internal dan eksternal. 1. Faktor eksternal
Masalah yang bersifat eksternal meliputi hal-hal yang terjadi di luar perusahaan yang akan mempengaruhi kegiatan ekspor. Masalah tersebut antara lain :
1) Kepercayaan antara eksportir importir
Kepercayaan adalah salah satu faktor eksternal yang penting untuk menjamin terlaksananya transaksi antara eksportir dan importir. Dua pihak
yang tempatnya berjauhan dan belum saling mengenal merupakan suatu resiko bila dilibatkan dengan pertukaran barang dengan uang. Apakah importir
percaya untuk mengirimkan uang terlebih dahulu kepada eksportir sebelum barang dikirim atau sebaliknya apakah eksportir mengirimkan barang terlebih dahulu kepada importir sebelum melakukan pembayaran. Oleh karena itu,
sebelum kontrak jual beli diadakan masing-masing pihak harus sudah mengetahui kredibilitas masing-masing. Beberapa cara yang lazim dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
a. Memanfaatkan buku petunjuk perdagangan yang berisi nama, alamat,
dan jenis usaha.
b. Mencari dan mengunjungi perusahaan di negara lain.
c. Meminta bantuan bank di dalam negri yang selanjutnya mengadakan
kontak dengan bank korespondennya di luar negri untuk
menghubungkan nasbah kedua bank.
d. Membaca publikasi dagang dalam dan luar negri. e. Konsultasi dengan pengusaha dalam bidang yang sama.
f. Melalui perwakilan perdagangan. g. Iklan
2) Pemasaran
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam masalah adalah ke negara mana barang akan dipasarkan untuk mendapatkan harga yang sebaik-baiknya.
Sebaliknya bagi importir yang penting diketahui adalah dari mana barang-barang tertentu sebaiknya akan diimpor untuk memperoleh kondisi pembayaran yang lebih baik. Dalam hal penetapan harga komoditi ekspor dan
konsep pemasarannya, eksportir perlu mengetahui apakah dapat bersaing dalam penjualannya di luar negri, dengan mengetahui informasi mengenai : a. ongkos atau biaya barang
commit to user
Sedangkan penentuan jenis-jenis barang didasarkan pada informasi mengenai :
a. Peraturan perdagangan negara setempat
b. Pembatasan mutu dan volume barang-barang tertentu c. Kontinuitas produksi barang
d. Negara tujuan barang-barang ekspor
Masalah pokok lain dalam hal pemasaran yang sering dihadapi oleh eksportir maupun importir adalah daya saing, yang meliputi :
a. Daya saing rendah dalam harga dan waktu penyerahan
b. Daya saing dianggap sebagai masalah intern eksportir, padahal
sesungguhnya menjadi masalah nasional
c. Saluran pemasaran tidak berkembang di luar negri
d. Kurangnya pengetahuan akan perluasan pemasaran serta teknik-teknik
pemasaran
3) Sistem kuota dan kondisi hubungan perdagangan dengan negara lain
Keinginan Eksportir dan importir untuk mencari, memelihara atau
meningkatkan hubungan dagang dengan sesamanya juga tergantung pada kondisi negara kedua pihak yang bersangkutan. Bilamana terdapat pembatasan
seperti ketentuan kuota barang dan kuota negara, maka upaya meningkatkan transaksi yang saling menguntungkan tidak sepenuhnya dapat terlaksana.
Upaya yang dapat dilakukan oleh setiap negara adalah dengan
meningkatkan hubungan antar negara baik yang bersifat bilateral, multilateral, regional maupun internasional, guna menciptakan suatu turan dalam hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
bahwa pembatasan terhadap barang-barang yang masuk ke suatu negara serta hubungan antara negara tempat terjadinya perdagangan menjadi faktor penentu kelancaran proses ekspor impor
4) Keterkaitan dalam keanggotaan organisasi internasional
Keikutsertaan suatu negara dalam organisasi internasional
dimaksudkan untuk mengatur stabilitas harga barang ekspor di pasar internasional. Namun terlepas dari manfaat yang diperoleh dari keanggotaan
organisasi tersebut, keanggotaan didalamnya tak jarang merupakan penghambat untuk dapat melakukan tindakan tertentu bagi peningkatan transaksi komoditi yang bersangkutan, seperti contoh ICO dengan kuota kopi,
serta penentuan harga yang lebih bersaing yang sering dihadapi anggota-anggota OPEC.
5) Kurangnya pemahaman akan tersedianya kemudahan-kemudahan
internasional
Kemudahan-kemudahan internasional seperti ASEAN yang
menyediakan kemudahan tarif sangat berguna bagi pengembangan perdagangan antara negara ASEAN. Kemudahan tarif yang disediakan bersifat
timbal balik dan pemanfaatannya dilakukan dengan menerbitkan formulir C oleh negara asal barang.
2. Faktor internal
Keharusan perusahaan-perusahaan ekspor untuk memenuhi persyaratan berusaha adakalanya tidak mendapat perhatian sungguh-sungguh.
commit to user
oleh tujuan yang lebih utama yakni mendapatkan keuntungan yang cepat dan nyata.
Masalah yang bersifat internal meliputi hal-hal yang terjadi di dalam
perusahaan yang akan mempengaruhi kegiatan ekspor. Masalah tersebut antara lain :
1) Persiapan teknis
Menyangkut persyaratan-persyaratan dasar untuk pelaksanaan
transaksi ekspor impor berupa : a. Status badan hukum perusahaan b. Adanya izin usaha (SIUP)
c. Kemapuan menyiapkan persyaratan-persyaratan lain seperti dokumen
pengapalan, realisasi pengapalan serta kejujuran dan kesungguhan
berusaha termasuk itikad baik.
Dari sisi eksportir terkadang masalah yang timbul adalah kemampuan yang bersangkutan dalam menyiapkan dokumen-dokumen
pengapalan serta itikad baik dan kejujuran untu mengirimkan barangnya. Perusahaan ekspor impor haruslah menjaga reputasi perusahannya,
disamping itu untuk menjamin kelangsungan izin usahanya maka kontinuitas aktivitas-aktivitas transaksinya harus dipertahankan dan ditingkatkan.
2) Kemampuan dan pemahaman transaksi luar negri
Keberhasilan transaksi ekspor sangat didukung oleh sejauhmana pengetahuan atau pemahaman eksportir menyangkut dasar-dasar transaksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
3) Pembiayaan
Pembiayaan transaksi merupakan masalah yang penting yang tidak
jarang dihadapi oleh para pengusaha eksportir kita. Biasanya masalah yang dihadapi antara lain ketercukupan akan dana, fasilitas pembiayaan dana yang dapat di peroleh serta bagaimana cara memperolehnya. Dalam hal ini para
pengusaha harus mampu mengatur keuangannya secara bijak dan mempelajari serta memanfaatkan kemungkinan fasilitas-fasilitas pembiayaan untuk
pelaksanaan transaksi-transaksi yang dilakukan, Menyangkut bagaimana para eksportir membiayai transaksi perdagangan.
4) Kurang sempurnanya dalam mempersiapkan barang
Khusus dalam transaksi ekspor, kurang mampunya eksportir dalam menanggulangi penyiapan barang dapat menimbulkan akibat yang tidak baik
bagi kelangsungan hubungan transaksi dengan rekannya di luar negri. Masalah-masalah yang timbul adalah akibat dari hal-hal berikut : a. Pengiriman barang terlambat disebabkan oleh kesulitan administrasi dan
pengaturan pengangkutan, peraturan-peraturan pemerintah dan sebagainya.
b. Mutu barang yang tidak dapat dipertahankan sesuai dengan perjanjian c. Kelangsungan penyediaan barang sesuai dengan perjanjian tidak dapat
dipenuhi.
d. Pengepakan yang tidak memenuhi syarat.
commit to user
5) Kebijaksanaan dalam pelaksanan ekspor
Kelancaran transaksi ekspor sangat tergantung pada peraturan-peraturan yang mendasarinya. Peraturan-peraturan-peraturan yang apabila sering
berubah-ubah dapat membingungkan dan menimbulkan salah pengertian dan kekeliruan, baik di pihak pengusaha di dalam negri maupun pengusaha di luar
negeri. Diperlukan penjelasan yang cukup tentang latar belakang perubahan-perubahan dan tujuannya, sehingga masing-masing pihak memaklumi dan mengetahui aturan main dalam transaksi selanjutnya.
D. Tahap – Tahap Pelaksanaan Ekspor
Tahap–tahap pelaksanaan ekspor adalah serangkaian pekerjaan yang saling berhubungan menurut waktu dan cara-cara tertentu dalam menjual barang dan jasa yang diselenggarakan kepada penduduk diluar negeri atau diluar batas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 2.1 tentang tahapan pelaksanaan ekspor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Eksportir menerima order dari importir
2. Eksportir menerima L/C dari bank di negara eksportir, yang merupakan
advising bank atau dapat bertindak sebagai confirming/negotiating bank.
3. Eksportir menyiapkan barang–barang ekspor atau memesan barang dari
produsen atau supplier.
4. Eksportir menyelenggarakan pengepakan barang ekspor dengan atau tanpa
bantuan EMKL/Freight forwarding.
5. Eksportir memesan ruangan kapal pada maskapai pelayaran.
6. Eksportir melakukan pemuatan barang dengan atau tanpa bantuan
EMKL/Freight forwarding.
7. Eksportir mengurus B/L pada maskapai pelayaran.
8. Eksportir menutup asuransi, tergantung syarat dari L/C.
9. Eksportir menyiapkan faktur dan dokumen–dokumen pengapalan yang
disyaratkan dalam L/C (termasuk consular invoice bila diharuskan).
10. Eksportir menyerahkan dokumen–dokumen dan mengajukan wesel kepada
advising/negotiating bank untuk memperoleh pembayaran/akseptasi sesuai
syarat L/C.
11. Eksportir memperoleh pembayaran/akseptasi wesel dari advising/negotiating
bank.
12. Eksportir mengirim copy dokumen–dokumen pengapalan kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
13. Dalam hal wesel diaksep, meminta bank untuk mendiskonto wesel. Bila
mendapat kredit dari bank, melunasi kredit tersebut dengan pembayaran hasil dari transaksi.
E. Dokumen – dokumen dalam Kegiatan Ekspor
Dokumen adalah suatu instrument tertulis yang mengandung fakta–fakta, angka–angka atau keterangan–keterangan lain yang dipakai sebagai bukti (Roselyne Hutabarat, 1996 : 725).
Jenis–jenis dokumen dalam pelaksanaan ekspor antara lain :
1. Shipping Instructions ( SI )
Shipping Instructions adalah dokumen yang digunakan untuk
pemesanan kapal dan container. Dokumen SI dibuat oleh eksportir atau Ekspedisi Muatan Kapal Laut. Informasi yang termuat dalam SI diperlukan
sebagai dasar pembuatan B/L.
2. Bill of lading ( B/L )
Bill of lading adalah Suatu tanda terima penyerahan barang yang
dikeluarkan oleh perusahaan pelayaran sebagai tanda bukti pemilikan atas barang yang telah dimuat diatas kapal laut oleh eksportir untuk diserahkan
kepada importir.
Fungsi dari Bill of lading antara lain : a. Tanda bukti penerimaan barang.
commit to user
3. Letter of credit ( L/C )
Letter of credit adalah sebuah instrument yang dikeluarkan oleh
sebuah bank atas permintaan importir, yang menguasakan seseorang atau
sebuah perusahaan penerimaan instrument (eksportir) menarik wesel atas bank yang bersangkutan atau salah satu bank korespondennya bagi
kepentingan, berdasarkan kondisi–kondisi atau persyaratan yang tercantum pada instrument tersebut.
4. Surat Keterangan Asal ( SKA ) / Certificate of origin
Surat keterangan asal adalah surat pernyataan yang menyebutkan negara asal suatu barang. Dengan adanya surat ini, importir mengetahui
bahwa barang yang diimpornya adalah benar–benar berasal dari negara eksportir. SKA ini penting karena untuk memperoleh fasilitas bea masuk maupun sebagai alat perhitungan quota di negara tujuan atau untuk mencegah
masuknya barang terlarang. Surat ini diterbitkan oleh dinas perindustrian dan perdagangan.
5. Pemberitahuan Ekspor Barang ( PEB )
Pemberitahuan Ekspor Barang merupakan dokumen pabean yang digunakan untuk pembentukan pelaksanaan ekspor barang yang isinya antara
lain :
a. Jenis barang b. Identitas eksportir
c. Nama Importir
d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
f. Berat barang g. Cara penyerahan
h. Merk dan nomor petikemas
i. Nomor HS j. dll
PEB wajib diisi dengan sebenar–benarnya, ditandatangani oleh eksportir, pejabat bea dan cukai serta pejabat bank devisa yang berwenang nuntuk hal tersebut.
6. Nota Pelayanan Ekspor ( NPE )
Nota Pelayanan Ekspor adalah dokumen ekspor yang dikeluarkan oleh
Bea dan Cukai yang menyatakan bahwa komoditi tersebut siap untuk diekspor dan tidak ada masalah.
7. Delivery order ( DO )
Delivery order merupakan dokumen yang dikeluarkan oleh bank
sebagai perintah untuk menyerahkan barang–barang yang disimpan di gudang tersebut kepada pihak yang disebut dalam Delivery order.
8. Packing list.
Dokumen ini dibuat oleh eksportir untuk menerangkan uraian dari
barang–barang yang dibungkus atau diikat dalam peti dan sebagainya. Dalam membuat daftar rincian barang, eksportir biasanya juga memberitahukan tentang jenis bahan pembungkus. Hal tersebut dilakukan untuk kepentingan
commit to user
9. Invoice
Invoice adalah nota perincian tentang keterangan barang–barang yang
dijual dan harga dari barang–barang tersebut. Invoice merupakan suatu
dokumen yang penting dalam perdagangan, sebab dengan data–data dalam
invoice ini dapat diketahui jumlah wesel yang akan ditarik, jumlah penutupan
asuransi, dan penyelesaian segala macam bea masuk. 10. Polis Asuransi
Polis asuransi adalah surat bukti pertanggungan yang dikeluarkan
maskapai asuransi atas permintaan eksportir maupun importir untuk menjamin keselamatan atas barang yang dikirim dari aneka bencana dan kerusakan,
dengan membayar premi.
11. Weigth note
Dokumen yang mencatat berat barang, tetapi dikeluarkan atau dibuat
oleh eksportir sendiri, bukan badan khusus.
12. Measurement List
Daftar yang berisi ukuran dan takaran dari tiap peti atau tiap kemasan.
13. Certificate of Quality
Dokumen yang dibuat oleh Badan penelitian dan pengembangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
F. Pihak – Pihak yang Menunjang dalam Kegiatan Ekspor
Eksportir merupakan pelaksana utama dalam perdagangan internasional. Namun disamping itu terdapat pihak lain yang mempunyai peranan yang besar
pula dalam menunjang serta menjamin kelancaran pelaksanaan impor maupun ekspor itu secara keseluruhannya. Pihak–pihak tersebut antara lain : (Amir M.S.
2005:70)
1. Badan Usaha Transportasi
Dengan berkembangnya ekspor dan juga dengan adanya perombakan
dalam bidang angkutan baik darat, laut maupun udara, dengan munculnya jasa pengangkutan yang dikenal dengan istilah freight forwader. Tugas dari
badan ini adalah pengumpulan muatan, penyelenggaraan pengepakan sampai membukukan muatan yang diperdagangkan.
2. Bank Devisa.
Pihak yang memberikan jasa perkreditan dan pembiayaan, baik dalam bentuk kredit ekspor maupun sebagai uang muka jaminan L/C impor. Disamping itu bank devisa sangat diperlukan pada pembukaan L/C,
penerimaan L/C, penyampaian dokumen-dokumen, maupun pada saat menegosiasi dokumen-dokumen tersebut.
3. Maskapai Pelayaran
commit to user
4. Kantor Perwakilan atau Kedutaan
Selain untuk membantu promosi, kantor kedutaan di luar negri dapat pula mengeluarkan dokumen legalitas seperti consuler invoice yang
berfungsi mengecek dan mensahkan pengapalan suatu barang dari negara tertentu.
5. Surveyor
Badan ini bertugas sebgai juru periksa terhadap kualitas, cara pengepakan, keabsahan dokumen-dokumen bagi barang-barang yang akan
di ekspor atau di impor, di Indonesia perusahaan yang ditunjuk sebagai juru periksa adalah PT. Sucofindo.
6. Pabean
Pabean sebagai alat pemerintah bertindak sebagai pengaman lalulintas barang serta dokumen yang masuk ke wilayah pabean.
7. Perusahaan Asuransi
Resiko atas barang baik di darat maupun di laut tidak mungkin dipikul sendiri oleh para eksportir maupun importir. Dalam hal ini perusahaan
asuransi memegang peranan yang tak dapat diabaikan dalam merumuskan persyaratan kontrak perdagangan internasional yang dapat menjamin resiko
yang terkecil dalam tiap transaksi itu. 9. Kantor Perwakilan / Kedutaan
Selain untuk membantu promosi. Kantor kedutaan di luar negeri dapat
pula mengeluarkan dokumen legalitas sseperti consuler invoice yang berfungsi mengecek dan mensahkan pengapalan suatu barang dari Negara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
G. Perusahaan Jasa Pengurusan Muatan
Dalam mengeluarkan maupun memasukan barang ke kapal, baik eksportir maupun importir sering menggunakan jasa dari Ekspedisi Muatan Kapal Laut
(EMKL) atau freight forwarder. Kedua badan ini khusus bergerak dalam ekspedisi barang ekspor. Cabang perusahaan pelayaran dalam lalu–lintas barang
sering berhubungan dengan kedua badan usaha ini. Berikut ini adalah penjelasan mengenai Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) dan freight forwarder :
1. Ekspedisi Muatan Kapal Laut ( EMKL )
Ekspedisi Muatan Kapal Laut adalah usaha pengurusan dokumen dan muatan yang akan diangkut melalui kapal atau pengurusan dokumen dan
muatan yang berasal dari kapal (Suyono 2005 : 251).
Untuk pengurusan ini EMKL mendapat kuasa secara tertulis dari pemilik untuk mengurus barangnya. Di pelabuhan muat, EMKL akan
membantu pemilik barang membukukan muatan pada agen pelayaran, mengurus dokumen dengan Bea dan Cukai dan instansi terkait lainnya, serta membawa barang dari gudang pemilik barang ke gudang di dalam pelabuhan.
EMKL memegang peranan yang sangat penting dalam mengurus kegiatan ekspor baik penyelesaian dengan bea dan cukai maupun dengan
perusahaan pelayaran dan instansi lainnya.
Dari penjelasan diatas tugas dan tanggung jawab freigth forwarder dan EMKL secara keseluruhan hampir sama. Tetapi terdapat perbedaan dalam
kedua badan usaha tersebut, yaitu pada EMKL hanya mengurus pengangkutan dengan menggunakan kapal laut saja, sedangkan untuk freight forwarder dapat
commit to user
2. Freight forwarder
Freight forwarder adalah badan usaha yang bertujuan untuk
memberikan jasa pelayanan atau pengurusan atas seluruh kegiatan yang
diperlukan bagi terlaksananya pengiriman, pengangkutan dan penerimaan barang dengan menggunakan multimodal transport baik melalui darat, laut, dan
udara (Suyono 2005 : 251).
Freight forwarder juga melaksanakan pengurusan prosedur dan
formalitas dokumentasi yang dipersyaratkan oleh adanya peraturan–peraturan
pemerintah negara ekspor, negara transit, dan negara impor sesuai dengan ruang lingkup usahanya, freight forwarder juga menyelesaikan biaya–biaya
yang timbul sebagai akibat dari kegiatan–kegiatan transportasi, penanganan muatan di pelabuhan atau gudang, pengurusan dokumentasi dan juga mencakup insurance liabilities yang umumnya diperlukan oleh pemilik barang.
H. Pengoperasian Container
1. Pengertian Container atau Peti kemas
Secara definisi, Petikemas dapat diartikan menurut kata peti dan kemas. Peti adalah suatu kotak berbentuk geometrik yang terbuat dari
bahan-bahan alam (kayu, besi, baja, dll). Kemas merupakan hal-hal yang berkaitan dengan pengepakan atau kemasan. Jadi peti kemas (Container) adalah suatu kotak besar berbentuk empat persegi panjang, terbuat dari bahan campuran baja
dan tembaga atau bahan lainnya (aluminium, kayu/fiber glass) yang tahan terhadap cuaca. Digunakan untuk tempat pengangkutan dan penyimpanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
kehilangan dan kerusakan barang serta dapat dipisahkan dari sarana pengangkutnya dengan mudah tanpa harus mengeluarkan isinya. (Kramadibrata, S; 1977).
Petikemas adalah Suatu peti empat persegi panjang, tahan cuaca, digunakan untuk mengangkut dan menyimpan sejumlah muatan kemasan dan
barang-barang curah yang melindungi isinya dari kehilangan dan kerusakan, dapat dipisahkan dari alat transportasi, diperlakukan sebagai satuan muat dan jika pindah kapal tanpa harus dibongkar isinya (PPEI, 2010).
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa peti kemas adalah peti atau kotak yang memenuhi persyaratan teknis sebagai alat atau perangkat
pengangkutan barang yang bias digunakan berbagai moda. 2. Ukuran Peti Kemas
Pengoperasian Petikemas dapat berjalan dengan baik apabila semua
pihak yang terlibat harus menyetujui agar ukuran-ukuran Petikemas harus sama dan sejenis serta mudah diangkut. Badan International Standard Organization
(ISO) telah menetapkan.
ukuran - ukuran dari Petikemas sebagai berikut:
a. Container 20’ Dry Freight (20 feet)
Ukuran : panjang = 6,058 m, lebar= 2,438 m dan tinggi= 2,591 m
b. Container 40’ Dry Freight (40 feet)
Ukuran : panjang = 12,192 m, lebar= 2,438 m dan tinggi= 2,591 m
c. Container 40’ High Cube Dry
commit to user
d. Container 45’ (Ada di TPKS, Pelindo III Semarang)
Ukuran : panjang = 13,544 m, lebar= 2, 352 m dan tinggi= 2,698 m 3. Jenis Peti Kemas
Petikemas dapat dibagi dalam tujuh kelompok, yaitu:
1) Dry Frieght Container/General Cargo, di gunakan untuk mengangkut
barang-barang umum.
2) Reefer Container, digunakan untuk mengangkut barang–barang yang
memerlukan suhu pendingin, misalnya untuk jenis sayur-sayuran, daging
dll.
3) Bulk Container, digunakan untuk mengangkut muatan curah, misalnya
beras, gandum, dll.
4) Open Side Container, digunakan untuk mengangkut muatan yang
ukurannya tidak memungkinkan dimasukan dari pintu belakang
Petikemas. Jadi semua sisi Peti kemas harus dibuka. Misalnya alat–alat berat.
5) Soft Tof Contaier, digunakan untuk mengangkut barang yang ukurannya
sangat besar.
6) Flat Rack Container, digunakan untuk mengangkut barang–barang berat
misalnya, mesin, spert part , dll
7) Tank Container, yaitu peti baja yang dibangun didalam kerangka
container digunakan untuk mengangkut Tanki yang didalamnya diisi
barang-barang yang berbahaya, misalnya gas, minyak, bahan kimia yang mudah meledak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
a. Keuntungan memakai peti kemas
1) Cepat dalam menangani peti kemas, terutama dalam bongkar muat peti
kemas di pelabuhan.
2) Keamanan terhadap kerusakan dan pencurian lebih terjaga.
3) Pembungkusan barang tidak perlu terlalu kuat, karena tumpukan dapat
dibatasi setinggi dalamnya peti kemas. 4) Bisa untuk angkutan door to door. b. Kerugian menggunakan peti kemas
1) Kapal peti kemas mahal.
2) Harus dibuat terminal khusus untuk bongkar muat peti kemas dan
harus menggunakan peralatan khusus untuk mengangkut dan menumpuknya.
3) Jalan–jalan yang ada harus disesuaikan untuk pengangkutan peti
kemas.
4) Dapat terjadi ketidakseimbangan dalam perdagangan antar negara, bila
suatu negara tidak cukup persediaan peti kemasnya.
I. Status Peti Kemas
Pengangkutan barang di dalam petikemas dari satu negara ke negara lainnya atau sebaliknya memiliki 2 (dua) status yakni :
1. Less Than Container Load (LCL)
LCL dapat diartikan pengangkutan satu container penuh yang berasal dari beberapa shipper (eksportir) dan ditujukan kepada satu consignee
commit to user
Pengangkutan jenis ini memiliki ciri–ciri sebagai berikut :
a. Pertikemas berisi muatan dari beberapa shipper ditujukan untuk beberapa
consignee.
b. Muatan diterima dalam keadaan break bulk dan diisi (stuffing) di container
freight station (CFS) oleh Perusahaan Pelayaran.
c. Di Pelabuhan bongkar, Petikemas di unstuffing di (CFS) oleh Perusahaan
Pelayaran dan diserahkan kepada beberapa consignee dalam keadaan
breakbulk.
d. Perusahaan Pelayaran bertanggung jawab atas kerusakan dan kehilangan
barang yang diangkut dalam Petikemas.
Gambar 2.2
2. Full Container Load (FCL)
FCL dapat diartikan pengangkutan satu atau lebih dari satu container
penuh yang berasal dari satu shipper (eksportir) dan ditujukan kepada satu
consignee (importir)
Pengangkutan jenis ini memiliki ciri – ciri sebagai berikut : a. Berisi muatan dari satu shipper dan dikirim untuk satu Consignee
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
b. Peti kemas diisi (stuffing) oleh shipper dan Peti kemas yang sudah diisi
diserahkan di container yard (CY) di Pelabuhan muat.
c. Di Pelabuhan bongkar, Petikemas diambil oleh consignee di (CY) dan di
unstuffing oleh consignee.
d. Perusahaan Pelayaran tidak bertanggung jawab atas kerusakan dan
kehilangan barang yang ada didalam Petikemas. Gambar 2.3
Pola Pengangkutan FCL
Sumber : (Suyono, 2005 : 284)
Dari penjelasan di atas, maka dapat dikombinasikan Menjadi Kombinasi
alur Status Peti Kemas LCL/FCL dan FCL/LCL disertai gambar berikut :
1. LCL/FCL
pola kombinasi LCL/FCL dapat diartikan pengangkutan barang ekspor satu container penuh yang berasal dari beberapa shipper dan ditujukan ke satu
consignee di negara tujuan atau menjelaskan bahwa muatan dari beberapa
shipper dan ditujukan untuk satu consignee. Muatan diterima dalam keadaan
breakbulk dan diisi di containerfreight station oleh perusahaan pelayaran.
commit to user
2. FCL/LCL
pola kombinasi FCL/LCL dapat diartikan pengangkutan barang ekspor satu atau lebih dari satu container yang berasal dari satu shipper dan ditujukan
ke beberapa consignee di negara tujuan atau menjelaskan bahwa muatan dari satu shipper dan dikirim untuk beberapa consignee. Petikemas yang sudah
terisi di pelabuhan muat atau container yard dan diserahkan ke beberapa
consignee di container freight station masing-masing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34 BAB III
DESKIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah dan Perkembangan
ASA CARGO adalah perusahaan yang bergerak di bidang freight
fowarding. ASA CARGO berdiri pada 1 September 2008, dengan tujuan
untuk pengembangan potensi, pemberdayaan SDM dan pembina jaringan
bisnis bagi pendirinya. ASA CARGO didirikan oleh sepasang suami istri yang sama-sama bergerak di bidang ekspor impor.
Bapak Ali mendirikan perusahaan ini karena beliau mulai bosan setelah bertahun-tahun bekerja di perusahaan asing. Beliau mulai berfikir untuk membangun usaha sendiri. Berkat pengalaman beliau dan didukung
oleh istrinya/ Ibu Vidi yang ahli dalam bidang ekspor impor maka didirikanlah perusahaan tersebut yang diberi nama ASA CARGO.
ASA CARGO sampai saat ini masih belum berbadan hukum atau
masih termasuk dalam perusahaan perseorangan. Meskipun masih berbentuk perusahaan kecil, perusahaan tersebut mampu memberikan pelayanan terbaik
dan tidak kalah dengan perusahaan-perusahaan freight fowarder besar yang berada di sekitar kota Solo. ASA CARGO menyediakan berbagai jenis jasa pengiriman baik antar pulau maupun antar negara berupa pengiriman barang
melalui udara maupun pengiriman barang melalui laut (FCL/LCL). Selain itu ASA CARGO juga melayani jasa pendampingan proses ekspor (konsultasi
commit to user
2. Lokasi
ASA CARGO bertempat di Jl. Tangkuban Perahu No.1, Ngenden, Banaran, Solo. Sebuah lokasi dipinggir kota Solo namun dekat dengan
wilayah pusat perekonomian, misalnya Kampoeng Batik Laweyan, dan beberapa perusahaan besar lainnya, semisal PT. Batik Keris, PT. Dan Liris,
dan masih banyak lagi. 3. Visi dan Misi ASA CARGO
a. Visi
Visi perusahaan yaitu menjadikan Freight Fowarding yang unggul melalui inovasi dan kualitas pelayanan.
b. Misi
Misi perusahaan yaitu melayani kebutuhan transportasi dan pengiriman barang ke luar negeri dengan tepat waktu.
4. Tenaga Kerja
ASA CARGO merupakan perusahaan kecil yang hanya dijalankan oleh 3 orang. Selain itu didukung pula oleh 2 orang pekerja lepas pada
bagian operasional dan pengurusan perijinan Certificate Of Origin (COO), dan juga beberapa orang untuk membantu dalam proses pengepakan barang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
B. PEMBAHASAN
1. Proses pengiriman barang eksport melalui laut dengan LCL pada ASA
commit to user
Gambar 2.6 tentang Proses pengiriman barang eksport melalui laut dengan LCL yang dilakukan oleh ASA CARGO dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Eksportir atau shipper Sebelumnya telah melakukan kontrak jual beli
dengan consignee. Kemudian pihak eksportir menghubungi pihak Freight
Forwarding yaitu ASA CARGO. ASA CARGO perusahaan jasa transportasi internasional yang telah ditunjuk oleh shipper atau eksportir untuk melakukan pengiriman komoditi ekspor.
2) Menerangkan bahwa posisi ASA CARGO dapat berperan sebagai jasa
transportasi berskala lokal yaitu EMKL. Dari eksportir atau shipper atau
konsumen sampai dengan perusahaan pelayaran lingkup EMKL tidak keluar dari batas negara.mengurus dokumen–dokumen ekspor.seperti ke Disperindag, bocking kapal ke shipping Line, atau mengurus sertifikat
fumigasi.
3) Menerangkan bahwa ASA CARGO juga dapat berperan sebagai
contractual shipper, berperannya sebagai penanggung jawab tunggal atas
semua mata rantai pengangkutan dari awal hingga tempat tujuan akhir.Dan menghubungi konsolidatornya yang berada di Semarang untuk membuat
booking confirmation ke shipping Line. untuk pengambilan container di
depo container. ASA CARGO menindaklanjuti ke Shipping line untuk menentukan tujuan, status container, pengangkutan yang sesuai Shipping
Instruction dari eksportir. Setelah menerima Shipping Instruction, pihak
shipping line mengeluarkan booking confirmation untuk pengambilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
4) Setelah container tiba di tempat yang dikehendaki eksportir maka
eksportir berkewajiban melakukan stuffing. Dalam melakukan stuffing, petugas stuffing dari eksportir wajib mencatat jumlah barang, kondisi
barang, nomor seal, dan nomor container. Dalam kegiatan stuffing, eksportir juga melakukan kegiatan fumigasi dan pemberian label pada
pallet. Fumigasi dan pemberian pallet bersifat tidak wajib dan hanya dilakukan bagi eksportir yang menginginkan.
5) Dari kegiatan stuffing pihak eksportir wajib membuat hasil stuffing berupa
dokumen invoice dan packing list. Dokumen packing list dan invoice
tersebut segera diserahkan ke ASA CARGO.
6) Stuffing report dikirim oleh ASA CARGO melalui fax ke consolidatornya
yang berada di Semarang untuk pengurusan pembuatan dokumen Nota Pelayanan Ekspor (NPE) dan Pemberitahuan Eksport Barang (PEB). 7) Setelah dokumen NPE dan PEB keluar pihak consolidatornya di Semarang
mengirim dokumen tersebut ke ASA CARGO.
8) Selain digunakan untuk pembuatan NPE dan PEB, stuffing report juga
dikirim ke shipping line untuk pembuatan dokumen Bill of Lading (B/L). Sebelum B/L asli terbit draft B/L yang dibuat oleh shipping line dikirim ke
commit to user
9) Kemudian pihak ASA CARGO menghubungi consolidatornya yang ada di
Singapore untuk memberitahukan bahwa barang akan dikirim dan meminta consolidatornya yang ada di Singapore untuk mengurus barang
setelah tiba di Singapore.
10) Kemudian Barang yang dikirim Transit atau ditahan dulu di pelabuhan
Singapore.
11) Karena menggunakan pola Less Than Container Load (LCL).Maka barang
akan ditahan dulu di pelabuhan Singapore untuk dikelompokkan barang
dari beberapa shipper yang mempunyai final destination yang sama dan diubah ke pola FCL-FCL sampai container penuh.
12) Kemudian container container tersebut dikirim menurut tujuan
masing-masing ke negara–negara tujuan barang masing-masing–masing-masing.
2. Dokumen-dokumen yang digunakan dalam proses pengiriman barang eksport
melalui laut dengan LCL pada ASA CARGO.
a. Shipping Instruction
Shipping Instruction adalah surat pengiriman yang dibuat oleh
eksportir yang memuat data lengkap mengenai pelabuhan tujuan, nama dan alamat importir yang dituju, nama dan alamat eksportir, jumlah barang, ukuran barang, isi barang, nama dan tanda tangan pengirim, serta
cacatan lainya yang berhubungan dengan pengiriman barang.
b. Invoice
Invoice adalah suatu dokumen yang penting dalam perdagangan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
akan dapat ditarik, jumlah penutupan asuransi, dan penyelesaian segala macam bea masuk.
Faktur (invoice) dapat dibedakan ke dalam tiga bentuk yaitu : 1) Proforma Invoice
Merupakan penawaran dalam bentuk faktur biasa dari penjual
kepada pembeli yang potensial juga merupakan tawaran pada pembeli untuk menempatkan pesanannya yang pasti dan sering dimintakan oleh pembeli supaya instansi yang berwenang di negara importir akan
memberikan izin impor. Faktur ini biasanya menyatakan syarat-syarat jual beli dan harga barang sehingga segera setelah pembeli yang bersangkutan
telah menyetujui pesanan maka akan ada kontrak yang pasti.Penggunaan faktur ini juga digunakan bilamana penyelesaian akan dilakukan dengan : a. Dengan pembayaran terlebih dahulu sebelum pengapalan.
b. Atas dasar consignment. c. Tergantung pada tender. 2) Commercial Invoice
Nota perincian tentang keterangan jumlah barang-barang yang dijual dan harga dari barang-barang tersebut serta perhitungan
pembayaran. Faktur ini oleh penjual (eksportir) ditujukan kepada pembeli (importir) yang nama dan alamatnya sesuai dengan yang tercantum dalam L/C dan ditandatangani oleh yang berhak menandatangani.
3) Consular Invoice
Faktur yang dikeluarkan oleh instansi resmi yaitu kedutaan atau
commit to user
negeri pembeli, dibuat oleh eksportir dan ditandatangani oleh konsul negara pembeli, atau dibuat dan ditandatangani negara sahabat dari negara pembeli. Peraturan-peraturan antar negara memiliki perbedaan antar satu
dengan yang lainnya tetang faktur ini, tetapi yang jelas kegunaan dari faktur ini antara lain untuk memeriksa harga jual dibandingkan harga pasar
yang sedang berlaku dan untuk memastikan bahwa tidak terjadi dumping, selain itu juga diperlukan untuk menghitung bea masuk di tempat importir.
c. Packing list
Packing list adalah Dokumen yang dibuat oleh eksportir yang
menerangkan uraian dari barang-barang yang dipack, dibungkus atau
diikat dalam peti dan sebagainya dan biasanya diperlukan oleh bea cukai untuk memudahkan pemeriksaan. Uraian barang tersebut meliputi jenis bahan pembungkus dan cara mengepaknya. Dengan adanya packing list
maka importir atau pemeriksa barang tidak akan keliru untuk memastikan isinya. Nama dan uraian barang haruslah sama dengan seperti tercantum dalam commercial invoice.
d. Bill of Lading
Bill of Lading adalah surat tanda terima barang yang telah dimuat
di dalam kapal laut yang juga merupakan tanda bukti kepemilikan barang dan juga sebagai bukti adanya kontrak atau perjanjian pengangkutan barang melalui laut. Banyak istilah yang pengertian dan maksudnya sama
dengan B/L seperti Air Waybill untuk pengangkutan dengan pesawat udara, Railway Consignmnet Note untuk pengangkutan menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
kita menggunakan istilah B/L. Dalam bahasa Indonesia B/L sering disebut dengan konosemen, merupakan dokumen pengapalan yang paling penting karena mempunyai sifat jaminan atau pengamanan. Asli B/L menunjukkan
hak pemilikan atas barang-barang dan tanpa B/L seseorang atau pihak lain yang ditunjuk tidak dapat menerima barang-barang yang disebutkan di
dalam B/L.
1) Pihak-pihak yang tercantum dalam B/L.
Penggunaan B/L sebagai bagian dari dokumen yang dibutuhkan
dalam perdagangan ekspor impor melibatkan berbagai pihak, antara lain :
a. Shipper yaitu pihak yang bertindak sebagai beneficiary.
b. Consignee yaitu pihak yang diberitahukan tentang tibanya
barang-barang.
c. Notify party yaitu pihak yang ditetapkan dalam L/C.
d. Carrier yaitu pihak pengangkutan atau perusahaan pelayaran.
2) Fungsi pokok B/L
B/L memiliki fungsi antara lain :
a. Bukti tanda penerimaan barang, yaitu barang-barang yang diterima
oleh pengangkut (carrier) dari shipper (pengirim barang atau
eksportir) ke suatu tempat tujuan dan selanjutnya menyerahkan barang-barang tersebut kepada pihak penerima (consignee atau importir).
b. Bukti pemilikan atas barang (document of title), yang menyatakan
bahwa orang yang memegang B/L merupakan pemilik dari
commit to user
c. Bukti perjanjian pengangkutan dan penyerahan barang antara pihak
pengangkut dengan pengiriman. e. PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang)
PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) adalah dokumen Pabean yang digunakan untuk pemberitahuan pelaksanaan ekspor barang yang
isinya mengenai identitas eksportir dan importir, NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), negara tujuan, pelabuhan muat, dan pelabuhan bongkar, nama kapal, nama barang, berat barang dan yang lainnya.
f. Surat Keterangan Asal (Certificate Of Origin)
Surat Keterangan Asal (Certificate Of Origin) adalah Surat
pernyataan yang ditandatangani untuk membuktikan asal dari suatu barang, digunakan untuk memperoleh fasilitas bea masuk atau sebagai alat penghitung kuota di negara tujuan dan untuk mencegah masuknya barang
dari negara terlarang. g. Certificate Furnigation
Certificate Furnigation adalah dokumen yang diterbitkan oleh
pihak furnigator yang menerangkan bahwa barang yang dikirim telah diberikan obat beracun anti hama.
h. (Polis) Asuransi
(Polis) Asuransi Surat bukti pertanggungan yang dikeluarkan
perusahaan asuransi atas permintaan eksportir maupun importir untuk
menjamin keselamatan atas barang yang dikirim. Dokumen asuransi ini penting karena dapat membuktikan bahwa barang-barang yang disebut di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
dalam dokumen ini. Dokumen ini menyatakan pihak mana yang meminta asuransi dan kepada siapa klaim dibayarkan.
3. Pihak-pihak yang terkait dalam proses pengiriman barang eksport melalui laut
dengan LCL pada ASA CARGO 1) Pihak Utama
a. Eksportir
Eksportir adalah pihak pengirim barang, baik berbentuk perseorangan atau badan usaha yang memiliki Surat Ijin Usaha
Perdagangan (SIUP) atau izin usaha dari departemen teknis/lembaga pemerintah maupun non departemen berdasarkan ketentuan yang berlaku. b. Importir
Importir adalah pihak penerima barang baik berbentuk perseorangan atau badan usaha yang memiliki Surat Ijin Usaha
Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) yang telah disahkan Departemen Perindustrian dan Perdagangan di negara importir. c. Bea dan cukai
Bea dan cukai adalah badan pemerintah yang bertanggung jawab atas pemantauan, pemeriksaan dan pengesahan seluruh kegiatan ekspor
impor di suatu daerah pabean sehingga harus memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat dan segala kemudahan prosedur ekspor-impor. d. EMKL (Ekspidisi Muatan Kapal Laut)
EMKL adalah perusahaan pengurusan jasa kepabeanan ekspor-impor di pelabuhan Laut dan merupakan perusahaan jasa perantara
commit to user
cukai) dalam pengurusan , pemberitahuan, dan pengajuan barang ekspor-impor. Tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh EMKL dibedakan atas kegiatan yang dilakukan, untuk kegiatan ekspor, EMKL bertanggung
jawab dari pengurusan dokumen (fiat muat) ke pihak custom (kepabeanan) sampai dengan memastikan bahwa barang yang akan diekspor sudah
terangkut kea lat angkut yang digunakan. Dan apabila untuk kegiatan impor , EMKL bertanggung jawab dari pengurusan dokumen (fiat luar) ke pihak custom (kepabeanan) sampai dengan memastikn bahwa barang yang
akan diimpor sudah masuk ke gudang impor dan siap untuk diambil. 2) Pihak Pembantu
a. Freight Forwarder
Freight forwarder adalah perusahaan jasa pengurus angkutan darat,
laut dan udara sebagai perantara atau wakil dari pihak pengirim dengan
pihak pengangkut dan jassa-jasa pendukung lainnya yang terkait. Freight
forwarder bertanggung jawab mulai dari barang diterima di tempat
pengirim sampai barang diserahkan di tempat penerima dan mengatur
pengangkutan menggunakan beberapa transportasi laut, darat dan udara.
b. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG)
Desperindag adalah badan pemerintah yang menerbitkan (SKA) Surat Keterangan Asal dan atau (COO) Certificate of Origin dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
c. Fumigator
Fumigator adalah pihak yang memberikan fumigasi di dalam
container. yaitu pemberian suatu jenis obat terhadap barang yang akan
dikirim untuk menghindari kerusakan barang yang diakibatkan oleh hama perusak selama pengangkutan. Dokumen yang diterbitkan oleh fumigator
adalah certificate offumigator. d. Departemen Karantina
Departemen Karantina adalah instansi pemerintah yang merupakan
suatu badan atau departemen yang bertugas dan bertanggung jawab dalam pengawasan dan pemeriksaan barang ekspor-impor dengan memastikan
bahwa barang-barang tersebut bebas dan bersih dari hama penyakit. e. SUCOFINDO (Company of Indonesian)
SUCOFINDO merupakan badan independent yang ditunjuk oleh
pemerintah untuk pengawasan barang-barang yang akan diekspor ke luar negeri. Dalam pelaksanaan ekspor, SUCOFINDO berperan mewakili pihak pemerintah Indonesia untuk mengawasi barang-barang yang akan
diekspor, khususnya yang terkena Pajak Ekspor dan mengawasi semua yang terkait dengan Bapeksta.
f. Perusahaan Asuransi
Perusahaan asuransi adalah perusahaan jasa yang melayani jaminan pertanggungan atau keselamatan nilai suatu barang yang dikirim,
commit to user
dari berbagai macam bentuk bahaya dengan memberikan konstribusi pada suatu dana bersama yang diorganisasikan oleh perusahaan asuransi.
g. Bank
Bank adalah perusahaan jasa yang melayani kemudahan keuangan antara pihak eksportir dengan pihak importir. Dalam hal ini bank hanya
sebagai perantara dan penjamin bahwa pihak eksportir akan menerima uang pembayaran atas barang dan bagi importir akan menerima barang sesuai dengan pesanan atau order mereka dengan menggunakan dokumen
Letter of Credit (L/C) dalam transaksi ekspor-impor. Sebagai bank koresponden maka mempunyai kewajiban untuk meneliti kebenaran atau
keaslian setiap L/C yang diterima, karena apabila L/C tersebut dipalsukan oleh yang berkepentingan, akan merugikan pihak lain.
h. Shipping line
Shipping line adalah pihak yang mengangkut barang dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48 BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pembahasan bab III maka penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Proses pengiriman barang eksport melalui laut dengan LCL pada ASA
CARGO.
Proses pengiriman barang ekspor pada ASA CARGO dengan menggunakan pola LCL adalah dimulai dengan kontrak dagang antara shipper
dan consignee kemudian pihak shipper menghubungi pihak ASA Cargo
sebagai freight forwarder kemudian pihak ASA CARGO memulai penerbitan
Shipping Instruction, dilanjutkan oleh booking space, stuffing, dan kemudian
mengirimkan barang dari pelabuhan tetapi barang transit dulu ke pelabuhan Singapore. Karena menggunakan pola LCL maka barang akan ditahan dulu untuk dipisahkan menurut negara tujuan masing-masing kemudian diubah
menjadi ke pola FCL sampai container penuh baru kemudian barang dikirim ke final destination masing-masing. Secara keseluruhan, prosedur pengangkutan
commit to user
2. Dokumen-dokumen apa saja yang akan digunakan dalam proses pengiriman
barang eksport melalui laut dengan LCL.
Di dalam Pengiriman barang dengan pola pengiriman LCL ASA
CARGO memerlukan dokumen-dokumen sebagai syarat dalam pengiriman barang ekspor, dokumen–dokumen tersebut antara lain :Shipping
Instruction,Invoice, Packing list, Bill of Lading, PEB (Pemberitahuan Ekspor
Barang), Surat Keterangan Asal (Certificate Of Origin), Certificate
Furnigation, (Polis) Asuransi
3. Pihak-pihak yang terkait dalam proses pengiriman barang eksport melalui laut
dengan LCL.Pihak yang membantu ASA CARGO dalam pengiriman barang
ekspor dibagi menjadi dua yaitu :
a) Pihak utama : Eksportir, Importir, Bea dan Cukai, EMKL (Ekspidisi Muatan
Kapal Laut)
b) Pihak pembantu ; Freight Forwarder, Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(DISPERINDAG), Fumigator, Departemen Karantina, SUCOFINDO (Company of Indonesian), Perusahaan Asuransi, Bank, Shipping Line
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka penulis dapat memberikan saran-saran yang sekiranya dapat dijadikan sebagai masukan yang
dapat digunakan oleh ASA CARGO, antara lain :
1. Proses pengiriman barang ekspor yang dilakukan ASA CARGO supaya
barang yang sudah dipesan oleh eksportir datang tepat waktu.Pendekatan