• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT EDISI 04 OKTOBER 2011 (Studi Semiotika Pemaknaan Karikatur Clekit Versi Persiapan Sea Games 2011 Harian Jawa Pos edisi 04 Oktober 2011).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT EDISI 04 OKTOBER 2011 (Studi Semiotika Pemaknaan Karikatur Clekit Versi Persiapan Sea Games 2011 Harian Jawa Pos edisi 04 Oktober 2011)."

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT EDISI 04 OKTOBER 2011 (Studi Semiotika Pemaknaan Kar ikatur Clekit Ver si Per siapa n Sea Games

2011 Har ian J awa Pos edisi 04 Ok tober 2011)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian per syar atan memperoleh gelar sar jana pada FISIP UPN “Veter an” J awa Timur

OLEH :

BAMBANG PALGUNADI NPM. 0743010025

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA

TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi dengan judul “PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT EDISI 04 OKTOBER 2011 (Studi Semiotika Pemaknaan Kar ikatur Clekit Ver si Per siapan Sea Games 2011 Har ian J awa Pos edisi 04 Oktober 2011) dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Saifudin Zuhri, Msi selaku Dosen Pembimbing utama yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat serta motivasi kepada penulis. Dan penulis juga banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu berupa moril, spiritual maupun materil. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof Dr. Ir. H. Teguh Suedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M. Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 3. Bapak Juwito, S.Sos., M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan nasional “Veteran” Jawa Timur.

(3)

6. Keluarga besar penulis yang telah memberikan nasehat, dorongan, serta doanya.

7. Sahabat dan teman-teman dekat penulis yang telah memberikan masukan terhadap jalannya penelitian ini.

8. Rizky Ladys Fransiska, S.Ked. Terima kasih banyak atas dorongan semangat yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa di dalam skripsi ini akan ditemukan banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, dengan segala keterbatasan yang penulis miliki semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak umumnya dan penulis pada khususnya.

Surabaya, 2 Januari 2012

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN J UDUL………...i

HALAMAN PERSETUJ UAN SKRIPSI ………..………..ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .………iii

KATA PANGANTAR………...iv

DAFTAR ISI……….………...vi

DAFTAR GAMBAR………...………...ix

ABSTRAKSI………...x

BAB I PENDAHULUAN………...………1

1.1. Latar Belakang Masalah………..……….1

1.2. Perumusan Masalah..……….10

1.3. Tujuan Penelitian………..……….10

1.4. Manfaat Penelitian……..………...11

1.4.1. Teoritis………...…………...………..….11

1.4.2. Praktis………...………...……….11

BAB II KAJ IAN PUSTAKA………...12

2.1. Landasan Teori…...………...……….12

2.1.1. Surat Kabar………...……….12

2.1.2. Kartun Editorial……...………..15

(5)

2.1.4. Karikatur Sebagai Kritik Sosial………...……….21

2.1.5. Semiotika………..….22

2.1.6. Semiotika Charles Sanders Pierce ………25

2.1.7. Komunikasi Politik...…...………...28

2.1.8. Persiapan SEA Games……...………29

2.1.9. Komunikasi Non Verbal………31

2.1.10. Konsep Makna ………..………33

2.1.11. Pemaknaan Warna ……….35

2.1.12. karakteristik Huruf ………..…..40

2.2. Kerangka Berfikir ……….…42

BAB III METODE PENELITIAN……….44

3.1. Definisi Operasional………...………..44

3.2. Kerangka Konseptual………...………...45

3.3. Korpus…...………..46

3.4. Unit Analisis………...……...………..46

3.5. Teknik Pengumpilan Data………...48

3.6. Teknik Analisis Data…………...………49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………..50

4.1. Editorial Clekit………....50

(6)

4.3. Penyajian Data……...……….54

4.3.1. Ikon, Indeks, Dan Simbol………...………..54

4.4. Karikatur Clekit Edisi 04 Oktober 2011………...…...56

4.5.Pemaknaan Karikatur Clekit Edisi 04 Oktober 2011 Berdasarkan Teori Segitiga Makna Charles Sanders Pierce………...58

4.6. Interpretasi Terhadap Objek Karikatur Clekit Edisi 04 Oktober 2011 Berdasarkan Jalinan Tanda………..66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………...70

5.1. Kesimpulan……….70

5.2. Saran………...….71

DAFTAR PUSTAKA………...72

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Istilah Semiotika………...25

Gambar 2. Hubungan Tanda, Objek dan Interpretan Pierce…..………26

Gambar 3. Model Kategori Tanda Oleh Pierce………..27

Gambar 3. Sistematika Kerangka Berfikir Penelitian………43

Gambar 4. Objek Karikatur Clekit edisi 04 Oktober 2011 Berdasarkan Model Semiotika Charles Sanders Pierce………..47

(8)

ABSTRAKSI

Bambang Palgunadi. PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT EDISI 04 OKTOBER 2011.

Secara garis besar penelitian ini Pada karikatur diperlihatkan sosok Manusia sedang berlari di atas treadmill yang di depannya terdapat papan bertulisan persiapan, dengan wajah yang gembira dan menggunakan baju dengan helm yang terdapat gambar bendera. Papan petunjuk yang bertulisan SEA GAMES 2011 yang menunjukan arah depan yang berada di depan manusia yang berlari.. Dari penggambaran demikian, memunculkan banyak pertanyaan yang salah satunya mengapa pria yang berseragam tersebut berlari di atas treadmill menuju ke arah SEA Games? Padahal pria tersebut akan segera sampai apabila tidak menggunakan treadmill dan mengapa papan penunjuk arah mengarah ke depan?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemaknaan karikatur clekit di harian Jawa Pos edisi 04 oktober 2011 berdasarkan teori segitiga makna Charles Sanders Pierce.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, yang menggunakan analisis semiotic dari Charles Sanders Pierce. Korpus pada penelitian ini adalah gambar karikatur clekit pada harian Jawa Pos edisi 04 oktober 2011.

Makna keseluruhan yang didapat dari pemaknaan tanda – tanda pada karikatur tersebut adalah Pemerintah bertanggung jawab penuh dalam keberhasilan penyelenggaraan SEA Games di Jakabaring – Palembang akan tetapi mendapat ujian dengan beberapa kendala dari terlambatnya pengiriman material, cuaca yang buruk serta kasus suap wisma atlit. Hal ini membuat segala kebijakan yang akan dibuat pemerintah menjadi sorotan dari masyarakat dan media. Semoga dengan peristiwa ini pemerintah sadar bahwa segala sesuatu harus dipikirkan secara matang agar semua berjalan dengan baik, serta menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah yang baik dan dapat menjadi juara umum SEA Games 2011. Bukan menjadikan suatu event internasional sebagai tempat untuk meraup keuntungan individu.

.

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belaka ng Masalah

Pada masa yang sedang berkembang teknologinya seperti saat ini, kebutuhan manusia semakin bertambah seiring dengan kemajuan teknologi yang dapat menunjang kemajuan di bidang lainnya, yang salah satu di antaranya adalah bidang komunikasi. Dalam kegiatan sehari – hari manusia tidak lepas dari kegiatan komunikasi, kegiatan tersebut tidak hanya dilakukan secara tatap muka namun ada juga kegiatan komunikasi yang membutuhkan alat bantu media untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan atau penyampaian informasi kepada masyarakat luas. Media yang menyediakan jasa dalam penyampaian pesan kepada khalayak disebut media massa. Banyaknya informasi yang menerpa khalayak tidak lepas dari semakin beragam jurnalistik pers, diantaranya surat kabar, majalah, tabloid dan seterusnya. Informasi yang menerpa khalayak telah membentuk pola pikir dan wawasan baru yang mampu menyaring bebasnya informasi yang menerpa khalayak tersebut.

(10)

fungsi pendidikan, salah satu contohnya pers memberikan sumbangsih dalam mengentaskan buta huruf. Fungsi pers yang kedua yaitu informative, contohnya pers menyebarkan segala informasi seperti politik, hankam, budaya dan sebagainya hingga ke daerah pelosok desa. Fungsi yang ketiga pers sebagai kontrol sosial terhadap segala permasalahan yang timbul, misalnya pers sebagai pengawas dari kinerja pemerintah. Fungsi pers selanjutnya adalah mempengaruhi, pers memberikan pengaruh terhadap pola pikir khalayaknya. Pengaruh tersebut masuk ketika khalayak membaca produk pers. Fungsi terakhir pers dalam pengabdiannya kepada khalayak adalah hiburan. Fungsi ini tampak ringan dan santai dari sejumblah fungsi lainnya. Fungsi hiburan memberikan rasa santai, sebagai contoh adanya rubrik life style (Efendy. 2000 ; 94).

(11)

Berdasarkan isinya, surat kabar lebih variatif dengan isi yang beragam. Terdapat rubrik olahraga, berita lokal, nasional, maupun internasional, terdapat juga rubrik opini, life style dan sebagainya. Namun demikian surat kabar menjadi media cetak terkini bila dibandingkan media cetak lainnya karena nilai kebaruannya. Adanya isi surat kabar yang variatif, dari berita – berita internasional hingga lokal. Namun secara sederhana isi surat kabar dapat dibagi tiga yaitu, berita (news), opini (value), iklan (advertising). Berita dalam surat kabar tidak terfokus pada salah satu fenomena masyarakat (seperti pada tabloid yang hanya membahas fenomena tentang olahraga) namun semua fenomena atau peristiwa dalam realitas dilaporkan (Efendy. 2000 ; 92).

(12)

para pekerja tersebut (jurnalis) berbeda dengan wartawan atau jurnalis dari media yang berbeda. Perbedaan tersebut juga dipengaruhi ideologi, kebijakan serta segmentasi masing – masing media. Dengan demikian hasil reportase mereka berbeda meskipun objek beritanya sama (Eriyanto. 2005 ; 25-26).

Isi surat kabar selanjutnya adalah iklan dan opini. Iklan merupakan sumber keuangan tidak tetap media, selain itu media sebagai penyebar informasi atas iklan yang bersangkutan. Mengenai opini, surat kabar menyediakan kolom khusus. Kolom opini menjadi tempat, baik tim redaksi maupun khalayak umum untuk berkomentar terhadap suatu fenomena tertentu. Pemikiran atau komentar tersebut disampaikan secara logis, dan faktual serta subjektif berdasarkan sudut pandang penulisnya. Sebenarnya, aturan tersebut dibuat agar opini yang disampaikan penulisnya tertata dan ada dasarnya. Bentuk opini beragam, namun sebagai contoh di surat kabar Jawa Pos opini terdiri dari pojok, karikatur, artikel, dan surat pembaca (Efendy 2000 ; 97).

(13)

Editorial Clekit, yang arti harfiahnya rasa sakit karena cubitan atau gigitan serangga. Fungsi clekit sebagai opini berbentuk visual adalah mengigatkan khalayak – masyarakat dan pemerintah bahwa di sekitar mereka terdapat suatu fenomena yang layak dibahas bersama. Clekit muncul secara periodik di Jawa Pos mulai bulan Oktober 1994 satu kali seminggu, hari sabtu. Namun pada perkembangan clekit hadir secara periodik tiga kali dalam satu minggu, di hari selasa, kamis dan sabtu. Kemunculan tiga kali dalam seminggu itu sejak bulan jaunuari 1997 (Arthaka, 2006 ; 42).

(14)

sehingga tampak berbeda dari gambar lainnya di dalam objek. Objeknya biasanya tokoh terkenal seperti presiden, ketua parpol, ketua DPR dan sebagainya. Biasanya bagian yang dideformasi adalah wajah, perut, hidung, mulut, gigi, mata, dan sebagainya atau bahkan keseluruhan sosok dari gambar di dalam objek. Menurut Sudarta karikatur merupakan deformasi berlebih atas wajah seseorang atau tokoh, biasanya orang terkenal dengan mempercantik bertujuan mengejek (Sobur, 2006 ; 138).

(15)

dua dalam membuat karikatur yang proporsional yaitu karikatur harus mengangkat permasalahan yang fenomenal dan sedang ramai dibicarakan publik, artinya fenomena yang diangkat harus baru. Teknik ke tiga, supaya karikatur kritis, cerdas, dan lucu adalah memuat kandungan humor. Kelucuan menjadi penetral sekaligus identitas karikatur. Sifat atau teknis yang humoris menjadi sarana refreshing atau bersantai khalayak meskipun secara sadar atau tidak mereka tetap kritis terhadap permasalahan yang diangkat. Sedangkan teknik ke empat yaitu karikatur memiliki gambar yang baik. Maksud dari gambar yang baik yaitu gambar harus dibuat semirip mungkin dengan tokoh yang disindir dan permasalahan yang diangkat. Karikatur harus benar – benar mirip dengan objek asli meskipun dalam karikatur deformasi terhadap tokoh – tokohnya (Sobur, 2006 ; 139).

(16)

melihat objek saja, namun harus melalui analisis yang tepat. Kajian ilmu yang tepat dalam menganalisis tanda khususnya karikatur adalah analisis semiotik. Menurut salah satu tokoh semiotika yang membahas tentang produksi tanda, Charles Sanders Pierce bahwa subjek (interpreten) sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses pemaknaan. Teori segitiga makna yang mengetengahkan tanda, objek, dan interpretan memperlihatkan peran besar subjek dalam proses tersebut. Interpretan (subjek) memiliki fungsi sebagai penafsir terhadap tanda yang ada di dalam objek. Dengan demikian proses produksi antara tanda, objek, dan interpretannya sebagai penafsir menghasilkan suatu pemaknaan (Sobur, 2004 ; 12-13).

Tokoh asal Amerika ini mengatakan, penafsiran terhadap tanda tidak akan berhenti dan terus berlanjut selama di antara tanda – tanda tersebut terdapat penafsir. Pierce menggunakan tanda (sign) yang merupakan representasi dari sesuatu di luar tanda yaitu objek dan dipahami oleh peserta komunikasi (interpretan). Ketiga unsur tersebut harus selalu ada, dengan demikian segala pertandaan apapun dapat ditafsirkan (Sobur, 2004 ; 16).

(17)

4 oktober 2011, di mana karikatur tersebut menggambarkan tentang fenomena persiapan SEA Games 2011 yang menjadi pembahasan khalayak yang di mana pemerintah dalam mempersiapkan SEA Games 2011 di Jakabaring – Palembang terjadi banyak kendala. Banyaknya kendala yang terjadi dalam persiapan SEA games salah satunya kasus suap wisma atlit. Pada karikatur tersebut diperlihatkan sosok Manusia sedang berlari di atas treadmill yang di depannya terdapat papan bertulisan persiapan, dengan

wajah yang gembira dan menggunakan baju dengan helm yang terdapat gambar bendera. Papan petunjuk yang bertulisan SEA GAMES 2011 yang menunjukan arah depan yang berada di depan manusia yang berlari. Dari penggambaran demikian, cukup jelas versi karikatur editorial Clekit yang ditampilkan tersebut menurut penulis cukup unik dan menarik untuk dimaknai karena . banyak pertanyaan yang salah satunya mengapa pria yang berseragam tersebut berlari di atas treadmill menuju ke arah SEA Games? Padahal pria tersebut akan segera sampai apabila tidak menggunakan treadmill dan mengapa papan penunjuk arah mengarah ke depan?.

(18)
(19)

yang disukai masyarakat, dari berbagai generasi, dibaca oleh Azrul Ananda, yang kemudian diterjemahkan ke korannya. Jawa Pos kembali mengukuhkan diri sebagai surat kabar dengan jumlah pembaca terbanyak. Posisi pertama ini berdasar survei Nielsen pada kuartal ketiga 2010 yang diselenggarakan di sembilan kota besar. Sembilan kota besar di Indonesia itu, antara lain, Jakarta dan sekitarnya, Semarang, Bandung, Surabaya dan sekitarnya, serta Jogjakarta dan sekitarnya. Lainnya adalah Makassar, Denpasar, Palembang, dan Medan. Peringkat berikutnya ditempati Kompas, Top Skor, Pos Kota, lalu disusul Warta Kota di posisi kelima. Itu berarti di antara lima besar tersebut, Jawa Pos-lah satu-satunya yang terbit di luar Jakarta, namun berada di puncak.

Dari uraian di atas menarik minat penulis untuk meneliti maksud gambar dan tulisan di dalam karikatur tersebut, yang di tuangkan dalam sistem tanda, dan lambang, dengan menggunakan pendekatan semiotika Charles Sanders Pierce.

1.2. Per umusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan suatu bentuk permasalahan, yaitu bagaimanakah pemaknaan gambar karikatur editorial Clekit edisi 4 Oktober 2011 ?.

(20)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna karikatur dalam editorial Clekit edisi 4 Oktober 2011 berdasarkan teori segitiga makna.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Teor itis

Menambah dan memperluas wawasan serta pengetahuan penulis tentang makna yang terkandung dalam karikatur Editorial Clekit di harian Jawa Pos edisi 4 Oktober 2011.

1.4.2. Pr aktis

(21)

BAB II KAJ IAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teor i

2.1.1. Sur at kabar

“Setiap masyarakat membutuhkan berita”, kata penulis Inggris Dame Rebecca West, “seperti orang membutuhkan mata, ia ingin tahu segala sesuatu yang terjadi”. Tapi berita tidak selamanya demikian, menurut William Radolf Hearts salah satu tokoh penerbitan di Amerika punya sinisme. Berita, menurutnya ialah seseorang yang menghentikan sesuatu yang hendak dicetak, karena iklan lebih penting (Santana, 2005:86).

Dua hal tersebut menyertai perkembangan dunia surat kabar modern. Sejalan dengan daya rengkuhnya terhadap jutaan pembaca di berbagai belahan dunia, serta persaingannya dengan radio dan televisi. Teknologi elektronik yang memasok televisi hampir di setiap rumah, ikut mendorong perkembangan proses percetakan surat kabar. Kehadiran televisi membuat kemunculan Koran atau surat kabar di bagikan secara gratis (di Negara – Negara Eropa dan Amerika). Iklan telah menutup biaya produksi cetak (Santana, 2005:86)

(22)

kesegarannya, karakteristik headline – nya dan keaneragaman liputan yang menyangkut berbagai topik isu dan peristiwa. Hal ini terkait dengan kebutuhan pembaca, akan sisi menarik informasi yang ingin dibacanya dari surat kabar yang menjadi langganannya. Walau demikian surat kabar bukan sekedar pelopor kisah – kisah human interst dari berbagai peristiwa (Santana, 2005:85).

Pada abad ke – 19, surat kabar independent pertama memberikan kontibusi signifikan bagi penyebaran keaksaraan – membuat khalayak keluar dari buta huiruf – dan berbagai konsep hak asasi manusia dan kebebasan demokratis. Surat kabar terus menerus mengasah pandangan – pandangan ihwal “global village”, perkampungan dunia di akhir abad ke – 20. Setiap kejadian internasional terkait erat dengan kepentingan tiap orang di belahan dunia manapun ia berada. Setiap kisah tragedi perseorangan menjadi milik tiap orang untuk mempersoalkannya ke dalam drama persoalan internasional (Santana, 2005:87).

(23)

sebagai wakil masyarakat untuk mencari dan memberi tahu tentang segala peristiwa yang terjadi dan dibutuhkan masyarakat. Pada sisi inilah, mengapa wartawan memiliki hak untuk “tahu” pada segala informasi publik, dan diberi keleluasaan untuk mencari ke mana pun informasi itu berada. Sebab, wartawan bertanggung jawab pada kebutuhan masyarakat akan informasi yang ada di lingkungannya (Santana, 2005:87).

Surat kabar harian sendiri terbit untuk mewadahi keperluan tersebut. Informasi menjadi instrument penting dari masyarakat industri. Maka itulah, surat kabar harian bisa disebut sebagai produk dari industri masyarakat. Di samping itu, dalam bentuknya yang independen (dalam kemandirian), surat kabar biasanya integral dengan perkembangan paham demokrasi di sebuah masyarakat. Hal itu bisa terlihat dari kondisi kebebasan pers yang terdapat pada suatu masyarakat, dan tingkat keaksaraan membuat khalayak keluar dari buta huruf (Santana, 2005:87).

Perkembangan surat kabar sendiri menurut ENCYCLOPEDIA BRITANNICA bisa dilihat dari tiga fase :

(24)

masyarakat belum benar – benar memahami fungsi media ; ditambah kesulitan membaca huruf – huruf berita cetak, karena keterbiasaan retorika oral jadi penghubung antar individu sosial. Namun, perkembangan masyarakat akhirnya membuat pertumbuhan surat kabar menjadi institusi penerbitan mapan yang diakui masyarakat.

2. Pertumbuhan kemapanan jurnal – jurnal regular yang masih rentan terhadap berbagai tekanan masyarakat. Sistem otokrasi yang masih menguasai masyarakat membuat surat kabar kerap ditekan kebebasan menyampaikan laporan pemberitaannya. Penyensoran terhadap berbagai subjek materi informasinya kerap diterima surat kabar. Setiap pendirian surat kabar mesti memiliki izin lisensi pihak yang berkuasa, semua itu akhirnya mengurangi independensi surat kabar sebagai instrument media informasi.

(25)

sanksi hukum yang dilakukan kepada berbagai media dan pelaku – pelakunya (Santana, 2005;87-88).

2.1.2. Kar tun Editor ial

Kartun Editorial adalah kolom visual sindirin di media massa yang mengomentari berita dan isu yang sedang ramai dibicarakan masyarakat, karena pengaruhnya yang signifisikan. Sebagai editorial visual, karikatur mencerminkan kebijakan dan garis politik, dan ideologi media yang memuatnya (Oetama, 2001;158).

Dalam kebanyakan surat kabar Indonesia penulis tajuk dan pojok sering bergantian. Sebaliknya pengisi karikatur jelas nama dan sosoknya. Karikatur, prosesnya karya kreatif, tetapi barangkali juga bentuk dan sosoknya akhirnya merupakan karya kreasi interaktif ke dalam, yakni dengan sesama rekan wartawan, interktif dengan visi dan nilai bersama lembaga, interakif keluar, dengan lingkungan luar, masyarakat, Negara, juga dengan pemerintah. Sekalipun prosesnya kreasinya interaktif, bahkan tidak pula dapat dilepaskan dari institusi surat kabar yang merupakan panggungnya, bobot pribadi wartawan hadir kuat dan karena itu sang karikaturis menjadi terkenal (Oetama, 2001;159).

(26)

karikatur dapat diperdebatkan karena sifatnya yang kritis, menusuk, cerdas, dan tentunya lucu sedangkan terdapat pertanyaan antara beda kartun dan karikatur. Maka dapat dijelaskan bahwa karikatur lebih mengarah pada sosok tokoh. Sedangkan kartun lebih pada kejadian atau persoalan. Pada kartun, kita melihat semacam summing up, semacam kepadatan dari sosok, peristiwa atau permasalahan. Deskripsi panjang lebar sudah dibaca pada berita, komentar, artikel dan foto. Namun ketika dijumpai sebuah karikatur, aktualitas dan kepadatan peristiwa dan permasalahan itu,terasa sangat intensif dan mengejutkan (Oetama, 2001;160).

(27)

humor visual (Oetama, 2001;160).

Kelebihan kartun atau karikatur opini adalah visual, padat, berunsur satir, ada nilai kejelian, kecenderungan berlebihan, mengemukakan atau mengeksploitasi segi – segi tertentu yang khas dan menarik. Ada unsur kritik, memperolok, mengajak bercanda, dan bila berhasil ada faktor kejutan, sesuatu yang oleh kebanyakan orang tidak terbayangkan (Oetama, 2001;160).

2.1.3. Kar ikatur

Karikatur merupakan tanggapan atau opini secara subyektif terhadap suatu kejadian, tokoh, suatu persoalan, pemikiran, atau pesan tertentu. Gambar karikatur merupakan symbolic speech (komunikasi tidak langsung) artinya penyampaian pesan yang terdapat dalam gambar karikatur tidak dilakukan secara langsung tetapi dengan menggunakan bahasa symbol. Dengan kata lain makna yang terkandung dalam karikatur adalah makna yang terselubung. Simbol – symbol dalam karikatur tersebut merupakan symbol yang disertai maksud (signal) yang digunakan dengan sadar oleh orang yang mengirimnya (komuniator) dan mereka yang menerimanya (komunikan) (Van Zoest, 1996;3).

(28)

mengolok –olok. Subjeknya bisa gaya seseorang atau tindakan seseorang (Panuju, 2005;85). Sedangkan karikatur sendiri adalah produk suatu keahlian seorang karikaturis, baik dari segi pengetahuan, intelektual, teknik melukis, psikologi, cara melobi, referensi, bacaan, maupun bagaimana ia memilih topic yang tepat. Karana itu, seseorang bisa mendeteksi tingkat intelektual karikaturis dari sudut ini. Selain itu seorang karikaturis dapat dinilai dari cara mengkritik yang secara langsung membuat orang yang dikritik justru tersenyum (Sobur, 2004;140)

Karikatur adalah bagian dari opini penerbit yang dituangkan dalam bentuk gambar – gambar khusus. Semula, karikatur ini hanya merupakan selingan atau ilustrasi belaka. Namun pada perkembangan selanjutnya, karikatur dijadikan sarana untuk menyampaikan kritik yang sehat. Dikatakan kritik yang sehat karena penyampaiannya dilakukan dengan gambar – gambar lucu dan menarik (Sobur, 2004;140).

Penggambaran suara (onomatopetica) merupakan unsur penting dalam bahasa kartun. Teks ini menirukan suara atau gerak yang selama ini tidak mungkin dituliskan, seperti pedang beradu, gerimis, binatang yang tidak ada di dalam kamus mengaum, dada kena tinju dan sebagainya (Sobur, 2004;141).

(29)

kekurangan waktu untuk membaca uraian tajuk dan justru sangat gembira serta merasa memperoleh cukup waktu untuk istirahat dengan menikmati karikatur yang disuguhkan dalam halaman tajuk surat kabarnya. Bertahun – tahun karikatur telah mengembangkan kekuatannya dalam bentuk opini public (Suhandang, 2004;159).

Benyamin Franklin, seorang pembaharu jurnalistik adalah orang pertama yang menerbitkan sketsa “kerjasama atau mati”. Sketsa tersebut menggambarkan ukiran kayu yang berbentuk seekor ular dipotong menjadi delapan bagian, dan tiap bagiannya melukiskan kelompok masyarakat pesisir. Kartunis inggris David Lowe dan kartunis Amerika Bill Mauldin mengatakan bahwa karikatur menyimpan kekuatan sebagai jenis tajuk yang efektif. Setiap tahun penghargaan bidang jurnalistik yang disebut pulizer diberikan kepada kartun terkemuka di dunia. Criteria yang disyaratkan oleh komisi adalah “kartun harus mewujudkan suatu ide yang nyata, memperlihatkan gambar yang bagus, dan memiliki efek gambar yang membongkar, serta memberi pertolongan dalam memecahkan masalah yang dihadapi public.” (Suhandang, 2004:159).

(30)

kekurangan dan kebutaan suatu masyarakat yang notabene dia sendiri merupakan bagian dari masyarakat itu sendiri. Kejam karena tawa (menertawakan orang lain) seolah – olah tawa bukan manifestasi kesenangan belaka, melainkan pertahanan melawan kepedihan. Berbahaya karena menghina atau berkomentar secara tajam, namun disini karikatur adalah cara terbaik dan mudah dipahami atas sesuatu yang tidak normal di masyarakat (Suhandang, 2004;145).

Besarnya fungsi kartun di media sebagai kontrol sosial, maka harian Jawa Pos menyediakan kolom khusus untuk memuat opini. Kolom ini digunakan untuk segala permasalahan yang sedang hangat diperdebatkan dalam masyarakat umum ataupun pada strata elit politik. Opini ini biasa dibuat dalam bentuk artikel, seperti tajuk rencana, dan gambar karikatur. Karikatur di harian Jawa Pos di muat setiap hari selasa,

kamis, dan sabtu, biasa disebut clekit

(http://www.jawapos.co.id/cv/l.html/230208).

(31)

atau lembaga lain terkait usaha atau tindakan yang dilakukan lembaga – lembaga tersebut. Opini yang dibuat merupakan opini yang sifatnya membangun. Tujuan redaksi Jawa Pos memberikan kritik agar terjadi

perubahan kearah perbaikan bersama.

(http://www.jawapos.co.id/cv/l.html/230208). 2.1.4. Kar ikatur Sebagai Kr itik Sosial

Kritik sosial adalah salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang bertujuan atau berfungsi sebagai sumber kontrol terhadap jalannya sebuah sistem sosial atau proses bermasyarakat, dalam konteks inilah kritik sosial merupakan unsur penting dalam memelihara sistem sosial. Dengan kata lain, kritik sosial dalam hal ini berfungsi sebagai wahana untuk konservasi dan reproduksi sebuah sistem sosial atau masyarakat (Masoed, 1999 : 47).

(32)

mengajak masyarakat atau khalayak untuk memperhatikan kebutuhan-kebutuhan nyata dalam masyarakat. Suatu kritik sosial kiranya didasarkan pada rasa tanggung jawab bahwa manusia bersama-sama bertanggung jawab atas perkembangan lingkungan sosialnya. (Masoed, 1999 : 49)

Kritik memiliki fungsi taktis dan peranan strategis dalam menumbuhkan berbagai kepentingan dan kebutuhan masyarakat dan pemerintahannya. Kontrol sosial dan kritik sosial merupakan dua sisi dari mata uang yang sama, yang selalu ada di dalam masyarakat manapun. Dengan demikian, apabila kontrol sosial cenderung dipahami sebagai aktivitas pengendalian, kritik sosial cenderung dianggap sebagai aktivitas pembebasan dari segala bentuk kontrol dan pengendalian.

(33)

2.1.5. Semiotika

Semiotika adalah ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda – tanda adalah perangkat yang digunakan manusia dalam usaha mencari segala sesuatu dalam kehidupannya. Tanda – tanda hanya mengemban arti (significant) dalam kaitannya dengan pembacanya. Pembaca itulah yang menghubungkan tanda dengan apa yang ditandakan (signifie) sesuai dengan konvensi dalam system yang bersangkutan (Sobur, 2004:15-17).

Suatu tanda menandakan sesuatu selain dirinya sendiri, dan makna menandakan hubungan antara suatu objek atau ide dan suatu tanda. Konsep dasar tersebut mengikat bersama seperangkat teori yang sangat luas, terkait dengan symbol, bahasa, wacana, bentuk – bentuk non verbal, dan teori – teori yang menjelaskan bagaimana tanda disusun. Secara umum studi tentang tanda merujuk pada semiotika (Sobur, 2004:15-16). Menurut Pines apa yang dikerjakan oleh semiotika adalah mengajarkan manusia menguraikan aturan – aturan tersebut dan membawanya pada sebuah kesadaran (Sobur, 2001:16).

(34)

berdasarkan sign system “sistem tanda”. Hjelmslev (dalam Christomy, 2001:7) mendefinisikan tanda sebagai suatu keterhubungan antara wahan ekspresi dan wahana isi. Cobley dan Jansz menyebutkannya sebagai ilmu analisis tanda atau studi tentang bagaimana sistem penandaan berfungsi. Charles Sanders Pierce (dalam Littlejhon, 1996:64) mendefinisikan semiosis sebagai suatu hubungan diantara tanda, objek dan makna. Sedangkan Charles Moris (dalam Segers, 2000:5) menyebut semiosis sebagai suatu proses tanda, yaitu proses ketika sesuatu merupakan tanda bagi berbagai organism (Sobur, 2004:16). Kata “semiotika” berasal dari bahasa Yunani, semeion yang berarti tanda, atau seme yang berarti penafsir tanda. Semiotika sendiri berakar dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika dan poetika (Kurniawan, 2001:49 dalam Sobur, 2004:17).

Kajian semiotika sampai sekarang telah membedakan dua jenis semiotika, yakni semiotika komunikasi dan semiotika signifikasi. Semiotika komunikasi menekankan pada teori tentang produksi tanda yang salah satu diantaranya mengasumsikan adanya enam factor dalam komunikasi, yaitu pengirim, penerima kode, pesan, saluran komunikasi, dan acuan (Jakobson, 1963 dalam Hoed, 2001:140). Sedangkan semiotika signifikasi memberikan tekanan pada teori tanda dan pemahamannya

(35)

pemahaman suatu tanda sehingga proses kognisi (pengetahuan) pada penerima tanda lebih diperhatikan daripada proses komunikasinya (Sobur, 2004:15).

Sebuah teks apakah itu surat cinta, makalah, iklan, cerpen, puisi, pidato presidan, poster politik, komik, karikatur, dan semua hal yang mungkin menjadi tanda bisa dilihat dalam aktivitas penanda : yakni suatu proses signifikasi yang menggunakan tanda yang menghubungkan objek dan interpretasi. Tanda dalam pandangan Pierce adalah suatu yang hidup dan dihidupi. Ia hadir dalam proses interpretasi yang mengalir (Sobur, 2004:17).

Pada dasarnya semiosis dapat dipandang sebagai suatu proses tanda yang dapat diberikan. Dalam istilah semiotika sebagai sebuah hubungan antara lima istilah :

Gb. 2.1 Istilah semiotika

S untuk semiotic relation (hubungan semiotic); s untuk sign (tanda); I untuk interpreter (penafsir); e untuk effect (pengaruh); r untuk reference (rujukan); dan c untuk context (konteks) atau conditions

(kondisi). (Sobur, 2004:17)

(36)

2.1.6. Char les Sander s Pier ce

Pierce menekankan pada hubungan antara tanda, objek, dan peserta komunikasi atau interpretan. Hubungan antara ketiga unsure tersebut untuk mencapai suatu makna (signifikkasi), karena itu hubungan antara ketiga hal tersebut disebut hubungan makna. Bagi Pierce, “is something which stands to somebody for something in some respector capacity.”

Pertandaan terhadap suatu makna selalu terdapat dalam hubungan triadic, yaitu sign, object, interpretant. Berdasarkan hubungan ini Pierce mengadakan klarifikasi tanda. (Sobur, 2004:41)

Gb. 2.2 Hubungan Tanda, Objek dan Interpretant Pierce Sign

(37)

Tanda yang dikaitkan dengan sign dibagi atas qualisign, sinsign, dan legisign. Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, Sinsign merupakan eksistensi actual benda atau peristiwa yang ada tanda. Sedangkan Legisign adalah norma yang dikandung oleh tanda (Sobur, 2004:41).

Berdasarkan objeknya, Pierce membagi atas ikon, indeks, dan symbol. Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kuasal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Sedangkan symbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya berdasarkan konvensi (perjanjian) masyarakat. (Sobur, 2004:41-42).

Icon

(38)

Gb. 2.3 Model Kategori Tanda Oleh Pierce

Berdasarkan interpretant, tanda dibagi atas rheme, dicent sign atau dicisign, dan argument. Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang

menafsirkan berdasarkan pilihan. Dicisign adalah tanda sesuai kenyataan. Sedangkan argument adalah tanda yang langsung memberikan alasan tentang sesuatu (Sobur, 2004:42).

Berdasarkan berbagai klasifikasi tersebut, Pierce membagi tanda menjadi sepuluh jenis :

1. Qualisign, yakni kualitas sejauh yang dimiliki tanda.

2. Iconic Sinsign, yakni tanda yang memperlihatkan kemiripan. 3. Rhematic Indexical Sinsign, yakni tanda berdasarkan pengalaman

lansung, secara langsung menarik perhatian karena kehadirannya disebabkan sesuatu.

4. Dicent Sinsign, yakni tanda yang memberikan informasi tentang sesuatu.

5. Iconic Legisign, yakni tanda yang menginformasikan norma atau hukum.

(39)

7. Dicent Indexical Legisign, tanda yang bermakna informassi dan menunjuk subjek informasi.

8. Rhematic Symbol, yakni tanda yang dihubungkan dengan objeknya melalui asosiasi ide umum.

9. Dicent Symbol atau proposition (proposisi), yakni tanda yang langsung menghubungkan dengan objek melalui asosiasi dalam otak.

10.Argument, yakni tanda yang merupakan iferens seseorang terhadap sesuatu berdasarkan alasan tertentu.

(Sobur, 2004:42-43) 2.1.7. Komunikasi Politik

Politik seperti halnya dengan komunikasi yaitu merupakan suatu proses, komunikasi politik melibatkan pembicaraan. Pembicaraan dalam hal ini bukanlah pembicaraan dalam arti sempit seperti kata yang diucapkan melainkan pembicaraan dalam arti kata yang lebih inklusif, yang berarti segala cara orang berrtukar simbol, kata-kata yang dituliskan dan diucapkan, gambar, gerakan, sikap tubuh dan pakaian.

(40)

pembentukan opini politik. Mark Roelofs mengemukakan peran komunikator politik sebagai pemimpin public opinion, karena mereka berhasil membuat beberapa gagasan yang mula-mula di tolak, kemudian dipertimbangkan dan akhirnya di terima massa (Ali dalam Marliani, 2004 : 13).

2.1.8. Per siapan SEA GAMES 2011

Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara (Southeast Asian Games) atau biasa disingkat SEA Games adalah ajang olahraga yang

diadakan setiap dua tahun dan melibatkan 11 negara Asia Tenggara. Peraturan pertandingan di SEA Games dibawah naungan Federasi Olahraga Asia Tenggara (Southeast Asian Games Federation) dengan pengawasan dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Dewan Olimpiade Asia (OCA).

(41)

olahraga.( http://id.wikipedia.org/wiki/Pesta_Olahraga_Negara-Negara_Asia_Tenggara)

Sejak Palembang ditunjuk sebagai tuan rumah SEA Games lewat perpres pada Oktober 2010. Kota Palembang jadi sorotan karena sejumlah venue (arena) SEA Games XXVI/2011 masih terus dibangun dan belum rampung. pekerja mempersiapkan SEA Games kurang dari setahun. Untuk menyulap rawa menjadi venue berstandar internasional, tidak punya pengalaman dan tidak punya dana. Maka, mengajak pihak ketiga dengan sistem BOT (build, operate and transfer), hibah, CSR (program tanggung jawab sosial perusahaan), serta investasi. Pasti juga ada dari APBN dan sebagian kecil dari APBD.

Pembangunan sarana fisik untuk menggelar SEA Games XXVI di Palembang memerlukan dana Rp 2,2 triliun. Sebanyak Rp 1,6 triliun di antaranya mengandalkan dana pihak ketiga. Sisanya dari APBN dan APBD Sumsel. (http://olahraga.kompas.com/read/2011/10/13/06194777/.)

(42)

kurang dari sepuluh persen. "Semuanya tinggal finishing," kata Rizal di Palembang, Kamis 20 Oktober 2011.

Menurut rencana, SEA Games akan digelar sejak 11-25 November. Keterlambatan itu terjadi, ujar Rizal, disebabkan oleh sejumlah faktor. Di antaranya keterlambatan pengiriman material dari Jawa dan Bangka-Belitung, faktor cuaca yang terkadang hujan, hingga arena yang keburu rusak sebelum digunakan hingga harus diperbaiki lagi. Saat ini lima arena yang telah rampung pengerjaannya dan siap digunakan adalah lapangan tenis, senam, angkat besi, gulat, ventaque, dan bola voli indoor, yang terletak di Jalan POM IX. Sedangkan arena yang memasuki tahap akhir pengerjaan di JSC adalah arena Aquatic Centre, atletik, menembak, voli pantai, ski air, panjat dinding, softball, dan bisbol. Dua lainnya terletak di Jalan POM IX, yaitu arena polo air dan tinju.

Dari pemantauan di lapangan, arena tenis lapangan yang dikatakan telah rampung seratus persen justru masih mengalami beberapa pengerjaan. Seperti sejumlah pekerja yang terlihat memperbaiki toilet dan menambal bagian-bagian dinding yang retak. Pekerja juga masih membangun pagar di sekililing arena.

(43)

pekerja sedang memperbaiki pagar pembatas dan memuluskan lintasan sepanjang dua ratus meter. Sedangkan lintasan lima ratus meter akan segera diaspal.

(

http://www.tempointeraktif.com/hg/olahraga_lain/2011/10/20/brk,20111020-362413,id.html)

2.1.9. Komunikasi Non Ver bal

Istilah non verbal biasanya digunakan untuk melakukan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Pada saat yang sama kita harus menyadari bahwa banyak peristiwa dan perilaku non verbal ini ditafsirkan melalui simbol-simbol verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku non verbal itu tidak sungguh-sungguh bersifat non verbal (Mulyana, 2001 : 312).

Jurgen Ruesch mengklasifikasikan isyarat non verbal menjadi beberapa bagian, antara lain :

1. Isyarat Tangan

(44)

maksudnya sama. Sebagian orang menngunakan tangan mereka dengan leluasa, sebagian lagi moderat dan sebagian lagi hemat.

2. Postur Tubuh

Postur tubuh sering bersifat simbolik. Postur tubuh memang mempengaruhi citra diri. Beberapa penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan antara fisik dan karakter atau tempramen. Klasifikasi bentuk tubuh yang dilakukan William misalnya menunjukan hubungan antara bentuk tubuh dan tempramen.

3. Ekspresi Wajah dan Tatapan Mata

(45)

Para ahli mengakui, istilah makna (meaning) memang merupakan kata dan istilah yang membingungkan. Dalam bukunya The Meaning of Meaning, telah mengumpulkan tidak kurang dari 22 batasan mengenai

makna (Kurniawan, 2008 : 27).

Makna sebagaimana dikemukakan oleh Fisher (dalam Sobur 2004 : 248), merupakan konsep yang abstrak yang telah menarik perhatian para ahli filsafat dan para teoritis ilmu social selama 2000 tahun silam. Semenjak Plato mengkonseptualisasikan makna manusia sebagai salinan “ultarealitas”, para pemeikir besar telah sering mempergunakan konsep itu dengan penafsiran yang sangat luas yang merentang sejak pengungkapan mental dari Locke sampai ke respon yang dikeluarkan dari Skinner. Berbeda dengan Jerold Katz, menurutnya “setiap usaha untuk memberikan jawaban yang langsunng telah gagal. Beberapa seperti misalnya Plato, telah terbukti terlalu samar dan spekulatif. Yang lainnya memberikan jawaban salah” (Kurniawan, 2008 : 47).

(46)

Ada beberapa pandangan yang menjelaskan teori atau konsep makna, antara lain sebagai berikut :

1. Makna dalam diri manusia. Makna tidak terletak pada kata-kata melainkan pada manusia. Kita menggunakan kata-kata untuik mendekati makna yang ingin kita komunikasikan, tetapi kata-kata itu tidak secara sempurna dan lengkap menggambarkan makna yang kita maksudkan. Komunikasi adalah proses yang kita gunakan untuk memproduksi dibenak pendengar apa yang ada dalam benak kita dan proses ini adalah proses yang bisa salah.

2. Makna berubah. Kata-kata relatif statis, banyak dari kata-kata yang kita gunakan 200 atau 300 tahun yang lalu. Tetapi makna dari kata-kata ini dan berubah dab ini khusus yang terjadi pada dimensi emosional makna.

3. Makna menbutuhkan acuan. Walaupun tidak semua komunikasi mengacu pada dunia nyata, komunikasi hanya masuk akal bilamana ia mempunyai kaitan dengan dunia atau lingkungan eksternal.

(47)

persahabatan, kebahagian, kejahatan dan konsep-konsep lain yang serupa tanpa mengaitkannnya dengan sesuatu yang spesifik, kita tidak akan bisa berbagi makna dengan lawan bicara.

5. Makna tidak terbatas jumlahnya. Pada suatu saat tertentu, jumlah kata dalam suatu bahasa terbatas, tetapi maknanya tidak terbatas. Karena itu kebanyakan kita mempunyai banyak makna. Ini bisa menimbulkan masalah bila ada sebuah kata diartikan secara berbeda oleh dua orang yang sedang berkomunikasi.

6. Makna yang dikomunikasikan hanya sebagian. Makna yang kita peroleh dari suatu kejadian bersifat multi aspek dan sangat kompleks, tetapi hanya sebagian saja dari makna-makna ini yang benar-benar dapat dijelaskan. Banyak dari makna tersebut yang tetap tinggal dalam benak kita, karenanya pemaknaan yang sebenarnya mungkin juga merupakan tujuan yang ingin kita capai tetap tidak pernah tercapai (Sobur, 2003 : 285-289).

2.1.11. Pemaknaan War na

(48)

kira-kira 12 sinonim untuk kata hitam, dalam beberapa kepercayaan warna-warna seperti warna hitam dan abu-abu memiliki asosiasi yang kuat dengan bahasa, hitam tidak dapat dipisahkan dari hal-hal yang bersifat buruk dan negatif, misal : daftar hitam, dunia hitam, dan kambing hitam.

Sedangkan terdapat sinonim untuk kata putih, dan semua bersifat positif. Warna putih kebalikan dari warna hitam, putih mewakili sesuatu yang menyenangkan dan mencerminkan segala sesuatu yang yang bersifat kebaikan, seperti : murni, bersih, dan suci. Jadi kata hitam umumnya berkonotasi negative dan warna putih berkonotasi positf (sobur, 2001 : 25). Warna mampu memberikan pemaknaan tentang sesuatu hal, misalnya warna merah, berarti bisa api atau darah, dibeberapa kata merah darah lebih tua dibandingkan dengan kata merah itu sendiri, namun di beberapa bahasa kata merah digunakan pada saat bersamaan menjadi merah darah. Karena unsur-unsur tersebut, merah dapat diartikan sebagai hasrat yang kuat dalam hubungannya dengan ikatan, kebenaran dan kejayaan, namun tak jarang pula warna merah diartikan sebagai suatu kebencian dan dendam tergantung dari situasi.

(49)

oranye yang berarti energi, keseimbangan, kehangatan, menekankan pada suatu produk yang tidak mahal, menurut budaya barat (Mulyana, 2003 : 376).

Warna menurut Hoed dan Benny Hoedoro 1992. dalam bukunya “periklanan” memiliki beberapa makna dalam menunjang kegiatan periklanan karena perpaduan dan kombinasi warna yang menarik akan mempunyai nilai ketertarikan tersendiri dibenak khalayak, diantaranya :

1. Merah.

Merah merupakan warna power, energi, kehangatan, cinta, nafsu, agresif, bahaya, kekuatan, kemauan, eksentrik, aktif, bersaing, warna ini memberikan pengaruh berkemauan keras dan penuh semangat. Sering juga diapresiasikan untuk menunjuk emosi atau debaran jantung.

2. Oranye.

(50)

3. Kuning.

Warna kuning ini bersifat menonjol, semangat untuk maju dan toleransi tinggi. Pengaruh warna ini antara lain riang, dermawan, dan sukses. Kuning adalah warna yang berkesan optimis, dan termasuk pada golongan warna yamg mudah menarik perhatian. Warna ini dapat digunakan untuk menaikkan metabolisme.

4. Merah Muda.

Merah muda berarti memiliki asosiasi yang kuat dengan citra, keberanian dan kesenangan. Ikatan antara merah dan kehidupan memiliki peranan yang penting dalam kebudayaan di bumi.

5. Hijau.

(51)

Cenderung pasif, bertahan, mandiri, posesif, susah menerima pemikiran orang lain. Pengaruh dari warna ini adalah teguh dan kokoh, mempertahankan miliknya, keras kepala, dan berpendirian tetap.

6. Biru.

Biru melambangkan kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi, kebersihan, keteraturan, komunikasi, peruntungan yang baik, kebijakan, perlindungan, inspirasi, spiritual, kelembutan, dinamis, air, laut, kreatifitas, cinta, kedamaian, kepercayaan, loyalitas, kepandaian, panutan, kekuatan dari dalam, kesedihan, kestabilan, kepercayaan diri, kesadaran, pesan, ide, berbagi, idealisme, empati, dingin, konservatisme, persahabatan dan harmoni serta kasih sayang, kalem, ketenangan, menenangkan namunjuga dapat berarti dingin dan depresi. Sebagai dari akibat efek menenangkan, warna biru dapat membuat orang lebih konsentrasi.

7. Abu-abu.

(52)

kesederhanaan, kedewasaan, konservatif, praktis, kesedihan, bosan, professional, kualitas, diam dan tenang

8. Putih.

Putih melambangkan positif, ketepatan, ketidak bersalahan, steril, kematian, kedamaian, pencapaian ketinggian diri, spiritualitas, kedewasaan, keperawanan atau kesucian, kesederhanaan, kebersihan, kesempurnaan, cahaya, persatuan, lugu, murni, ringan, netral dan fleksibel.

9. Hitam.

Hitam melambangkan power, seksualitas, kecanggihan, kematian, misteri, ketakutan, kesedihan, keanggunan, perlindungan, pengusiran, sesuatu yang negative, mengikat, formalitas, kekayaan, kejahatan, perasaan yang dalam, kemarahan, harga diri dan ketangguhan.

10.Ungu/Jingga.

(53)

telepati, empati, imajinasi, kepercayaan yang dalam, harga diri, indepedensi, kontemplasi dan meditasi, ambisi, kemewahan, kekayaan, feminim, artistic, kuno dan romantik.

11.Cokelat

Warna cokelat adalah warna yang kesannya paling dekat dengan bumi sehingga membuat kita merasa dekat. Cokelat bisa menjadi sumber energi yang konstan, serta membuat kita merasa kuat. Warna ini mewakili rasa aman, komitmen dan kepercayaan. Cokelat juga memberikan rasa nyaman dan hangat.

2.1.12. Kar akter istik hur uf

Berikut ini beberapa jenis huruf berdasarkan klasifikasi yang dilakukan oleh James Craig, antara lain sebagai berikut :

1. Roman

Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin.

(54)

jenis huruf yang memiliki ciri kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulakan adalah kokh, kuat, kekar, dan stabil.

3. Sans Serif

Ciri San Serif adalah tanpa sirip/serif, jadi huruf jenis ini tidak memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer, dan efisien.

4. Script

Huruf ini menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifat pribadi dan akrab.

5. Miscellaneous

(55)

2.2. Ker angka Ber fikir

Setiap individu memiliki field of experience dan frame of reference yang berbeda. Dengan demikian suatu tanda dari peristiwa atau fenomena yang diberi makna menghasilkan pemaknaan yang beragam – berbeda satu sama lainnya. Begitu juga peneliti dalam hal memaknai tanda dan lambang yang ada dalam objek, berdasarkan pengalaman dan pengetahuan peneliti.

Penelitian ini akan menggunakan model pendekatan semiotika triangle meaning theory yang dikemukakan oleh Charles Sanders Pierce.

Dalam teori tersebut Pierce menggunakan tanda (sign), yang merupakan representasi dari sesuatu di luar tanda yaitu objek (object) dan dipahami oleh peserta komunikasi (interpretant).

Dalam karikatur Editorial Clekit edisi 04 Oktober 2011 tanda dikaitkan dengan objeknya, yang terbagi atas ikon, indeks, dan symbol. Kemudian objek tersebut ditafsirkan oleh interpretan. Penafsiran dalam triangle meaning theory disebut dengan produksi tanda. Hasil dari produksi

(56)

Gb. 2.4 Sistematika Kerangka Berfikir Penelitian Setiap bentuk

tanda yang di maknai dan di timbulkan olehKarikatur Editorial Clekit Jawa Pos edisi 04/10/11

Hasil Interpretasi Peneliti berdasarkan

Frame of experience dan

Frame of reference Analisi semiotika

Pierce melalui : Ikon : gambar yg menyerupai manusia dan menyerupai treadmill

Indeks : Ekspresi mata dan mulut, Tulisan “SEA GAMES 2011” , Tulisan “persiapan”,

Manusia yang berlari ,Bayangan

treadmill, Jejak kaki di treadmill. Symbol : papan petunjuk arah,

(57)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Oper asional

Pada penelitian terhadap karikatur dalam Editorial Clekit Jawa Poss edisi 04 Oktober 2011, peneliti menggunakan metode diskkriptif kualitatif dengan analisis makna semiotika terhadap karikatur tersebut. Dalam penelitian ini, penelliti menggunakan teori segitiga makna milik Charles Sanders Pierce yang membahas tentang fenomena yang muncul dari sebuah tanda ketika tanda tersebut digunakan individu pada waktu berkomunikasi (Kriyantono, 2007:263). Dikatakan “pada waktu berkomunikasi” karena tanda tersebut dikatakan memiliki arti ketika diartikan atau dimaknai oleh individu, namun ketika individu tersebut tidak memaknai, maka tanda tersebut tidak berarti. Artinya tanda tersebut bisa diartikan bila ada yang memaknai.

(58)

Riset kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena adanya tujuan untuk menjelaskan fenemona sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data yang selengkap-lengkapnya. Riset kualitatif menekankan pada kedalaman kualitas data bukan banyaknya data (Kriyantono, 2007:58).

Penggunaan analisi semiotika pada penelitian terhadap Karikatur Editorial ini karena peneliti berusaha menemukan makna yang terdapat di dalam tanda. Hasil pemikiran pengguna tanda merupakan hasil pengaruh dari berbagai konstruksi social di mana pengguna tanda – peneliti – berada (Kriyantono, 2007:262).

3.2. Ker angka Konseptual

Pada tiap masa pemerintahan, media selalu berubah aturan kebijakannya. Di era Soekarno dan Soeharto kebebasan media seolah terkekang. Berbeda dengan kondisi setelah reformasi, media memiliki kebebasan.

Jenis media cetak beragram, ada surat kabar, majalah, tabloid, dan sebagainya. Surat kabar memiliki tipe publikasi yang berbeda dengan media cetak lain karena memiliki tingkat kesegaran beritanya yang lebih baik, karekteristik headlinenya dan keanekaragaman liputan menyangkut berbagai isu dan peristiwa.

(59)

khalayak. Sikap kritis tersebut di dalam redaksional jawa pos tertuang dalam kolom opini. Sikap yang kritis dari khalayak maupun press tersebut menunjukkan bahwa di dalam kehidupan berbangsa saat ini telah lebih bebas. Bebas dalam arti setiap individu diperbolehkan kritis menanggapi permasalahan atau fenomena yang muncul, namun demikian tidak keluar dari aturan atau norma yang berlaku. Dalam kolom opini surat kabar Jawa Pos terdapat karikatur Clekit, Jati diri, dan Gagasan. Karikatur dibuat untuk melukiskan ucapan, prilaku atau rupa,yang menekankan cirri khas tokoh yang disindir. Dari gambar karikatur –kartun –khalayak akan diperoleh opini redaksi surat kabar yang bersangkutan dalam bentuk grafis (Suhandang, 2004:159).

3.3. Kor pus

Dalam penelitian kualitatif diperlukan suatu batasan masalah yang disebut korpus. Korpus digunakan pada analisis semiotic dan wacana. Korpus memiliki sifat homogen, baik homogen pada taraf subtansi maupun pada taraf waktu (Kurniawan, 2001,70).

Korpus penelitian ini adalah Karikatur Editorial Clekit edisi 04 Oktober 2011. Karikatur Clekit sendiri terbit tiap hari slasa, kamis, dan sabtu di halaman opini surat kabar Jawa Pos.

(60)

Unit analisis pada penelitian ini adalah visualisasikartun dan tulisan karikaatur Editorial Clekit Jawa Pos edisi 04 Oktober 2011. Unit analisisnya seperti tulisan “persiapan” dan “SEA GAMES 2011” berwarna hitam, manusia yang berlari, treadmill dan lain – lain.

Dari analisis tersebut dijabarkan kategori – kategori berdasarkan triangle meaning theory.

Gb. 3. 1 Objek Karikatur Clekit edisi 4 Oktober 2011 berdasarkan Model Semiotika Charles Sanders Pierce

Ikon dalam Editorial Karikatur Clekit Jawa Pos edisi 04 Oktober 2011, terdiri dari

Ikon

1. Gambar yang menyerupai Manusia

2. Gambar yang menyerupai Treadmill.

Symbol 1. Papan penunjuk

arah.

2. Bendera pada helm. 3. Helm dan Pakaian. 4. Tiang.

Indeks 1. Tulisan “SEA

GAMES 2011” pada Petunjuk arah dan Tulisan “persiapan” pada papan nama. 2. Ekspresi mata dan

mulut.

3. Manusia yang berlari.

(61)

1. Gambar yang menyerupai Manusia. 2. Gambar yang menyerupai Treadmill.

Indeks dalam Editorial Karikatur Clekit Jawa Pos edisi 04 Oktober 2011, terdiri dari :

1. Tulisan “SEA GAMES 2011” pada petunjuk arah. Dan Tulisan “persiapan” pada papan nama.

2. Ekspresi mata dan mulut. 3. Manusia yang berlari. 4. Bayangan treadmill. 5. Jejak kaki di treadmill.

Simbol dalam Editorial Karikatur Clekit Jawa Pos edisi 04 Oktober 2011, terdiri dari :

1. Papan Penunjuk arah. 2. Bendera di helm. 3. Helm dan Pakaian. 4. Tiang.

3.5. Tek nik Pengumpulan Data

(62)

Data lain dari penelitian ini diperoleh dari surat kabar Jawa Pos, internet seperti www.Jawapos.co.id, www.kompas.com, www.wikipedia.com,

www.tempo.com, buku-buku referensi pendukung seperti Alex Sobur dengan Semiotika Komunikasi, Septiawan Santana dengan Jurnalisme Kontemporer dan sebagainya. Selanjutnya data-data referensi tersebut nantinya di analisis berdasarkan teori triangle meaning theory milik Charles Sanders Pierce. Dalam teori tersebut Pierce mengetengahkan pertautan antara sign, object,dan interpretant.

3.6. Tek nik Analisis Data

Berdasarkan jenis penelitian yang dipilih yaitu semiotika, peneliti menyimpulkan berbagai makna dari gambar karikatur Editorial Clekit edisi 04 Oktober 2011. Tujuan penelitian terhadap objek ini untuk memahami karikatur editorial berkaitan dengan situasi yang berkembang dalam pemerintahan.

(63)
(64)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Editor ial Clekit

Karikatur Editorial Clekit Jawa Pos awalnya hanya terbit rutin satu minggu satu kali, yaitu pada hari sabtu. Clekit muncul secara periodic sejak bulan Oktober 1994. Beberapa bulan kemudian, atas kesepakatan rapat dewan reaksi maka periode penerbitan clekit sebagai opini visual ditambah dua kali dalam satu minggu, yaitu pada hari rabu, dan sabtu. Namun terjadi kembali perubahan setelah beberapa tahun berjalan, tepatnya sejak bulan Januari 1997. Sejak saat itu, opini visual clekit waktu terbitnya ditambah menjadi tiga kali dalam satu minggu yaitu selasa, kamis, dan sabtu. Sejak saat itu hingga kini waktu terbit editorial clekit tiga kali dalam satu minggu. (http://www.jawapos.co.id/cv/l.html/230208)

Karikaturis clekit adalah Wahyu Kokkang. Dia masuk menjadi karikaturis sejak tahun 2003. Karya Wahyu Kokkang ini memakai tokoh seorang laki – laki tidak terlalu tua tetapi tidak terlalu muda. Laki – laki ini mengenakan kemeja lengan panjangdengan bagian ujungnya dilipat hingga di bawah siku, celana jeans dan topi sebagai penutup rambutnya yang sedikit gondrong. Wahyu Kokkang bermaksud memperlihatkan bahwa karikatur

(65)

(http://www.jawapos.co.id/cv/l.html/230208)

Sebelum tahun 2003 karikatur clekit adalah Leak Koestiya. Leak adalah karikaturis pertama Jawa Pos sekaligus memberi nama karikatur opini Jawa Pos itu clekit. Clekit adalah nama suatu rubruk yang pernah dikerjakan Leak semasa masih berada di majalah mahasiswa “Fokal” IKIP PGRI Semarang. (http://www.jawapos.co.id/cv/l.html/230208)

Clekit berasal dari bahasa Jawa yang berarti rasa sakit akibat cubitan atau gigitan serangga. Begitu pula dengan pesan yang disampaikan clekit bermaksud memberikan kritik yang membangun. Misi clekit sendiri adalah memberikan peringangatan atau mengingatkan pembaca dan pemerintah sebagai khalayak bahwa diantara mereka telah terjadi sesuatu, dan membutuhkan perhatian. Sesuai dengan namanya clekit maka dari editorial tersebut diharapkan dapat memberikan kesadaran terhadap pihak – pihak terkait peristiwa. (http://www.jawapos.co.id/cv/l.html/230208)

Clekit di sini sebagai penyalur kontrol sosial, di mana kontrol sosial merupakan salah satu fungsi surat kabar. Dengan fungsi ini surat kabar dapat menyebarkan suatu pesan tentang suatu peristiwa dengan konsep visual humoris. (http://www.jawapos.co.id/cv/l.html/230208)

(66)

yang disampaikan karikatur editorial clekit Jawa Pos. Dengan kemasan humor yang baik clekit mampu “memaksa” khalayak mengamati kejadian atau peristiwa yang sedang hangat di masyarakat. Konsep karikatur yang humoris, maka peristiwa yang penting menjadi tampak ringan dihadapan khalayak. Kemasan yang menonjolkan lelucon sebagai salah satu faktor utama, merupakan salah satu strategi Jawa Pos agar khalayak tetap kritis meskipun dikemas ddalam bentuk humor. Topik yang menjadi bahan penyampaian opini pesan terhadap khalayak merupakan cermin dari segala peristiwa yang terjadi, baik di pemerintahan, DPR, instansi – instansi maupun sosial masyarakat. (http://www.jawapos.co.id/cv/l.html/230208)

4.2. J awa Pos

Didirikan oleh The Chung Shen pada 1 juli 1949 dengan nama Djawa Post. Saat itu The Chung Shen seorang pegawai bagian iklan sebuah bioskop di Surabaya. Karena setiap hari dia harus memasang iklan bioskop di surat kabar, lama – lama ia tertarik membuat surat kabar sendiri. Sukses dengan Djawa Post – nya, The Chung Shen mendirikan pula Koran berbahasa Mandarin dan Belanda. (http://www.jawapos.co.id/cv/l.html/230208)

(67)

lain sudah lebih dulu pension. Ketika usianya menginjak 80 tahun, The Chung Shen akhirnya memutuskan untuk menjual Jawa Pos. Dia merasa tidak mampu lagi mengurus perusahaannya, sementara tiga orang anaknya lebih

memilih tinggal di London, Inggris.

(http://www.jawapos.co.id/cv/l.html/230208)

Pada tahun 1982, Eric FH Samola, waktu itu adalah Direktur Utama PT Grafiti Pers (penerbit majalah Tempo) mengambil Jawa Pos. dengan manajemen baru, Eric mengangkat Dahlan Iskan, yang sebelumnya adalah Kepala Biro Tempo di Surabaya untuk memimpin Jawa Pos. Eric FH Samola meninggal dunia pada tahun 2000, Dahlan Iskan menjadikan Jawa Pos pada waktu itu hamper mati dengan oplah 6.000 eksemplar, dalam waktu 5 tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar. (http://www.jawapos.co.id/cv/l.html/230208)

(68)

Tahun 2002, Jawa Pos Group membangun pabrik kertas Koran yang kedua dengan kapasitas dua kali lebih besar darii pabrik yang pertama. Kini pabrik itu, PT Adiprima Sara Perinta, mampu memproduksi kertas Koran 450 ton per hari. Lokasi pabrik ini di kabupaten Gresik, hanya 45 menit bermobil dari Surabaya. Sukses mengembangkan media cetak di seluruh Indonesia, tahun 2002 Jawa Pos Group mendirikan stasiun televisi lokal JTV di Surabaya, diikuti Batam TV, Riau TV di Pekanbaru, FMTV di Makasar, PTV

di Palembang, Parahiyangan TV di Bandung.

(http://www.jawapos.co.id/cv/l.html/230208)

Memasuki tahun 2003, Jawa Pos Group menambah bisnis baru, yaitu Independent Power Plant. Proyek pertama adalah 1 x 25 MW di Kabupaten Gresik dekat pabrik kertas. Proyek yang kedua 2 x 25 MW, didirikan di Kalimantan Timur. (http://www.jawapos.co.id/cv/l.html/230208)

4.3. Penyajian Data

Penyajian data berdasarkan hasil penelitian pada Karikatur Editorial Clekit edisi 04 Oktober 2011. Peneliti melakukan pengamatan tersebut melalui interpretasi dan analisis berdasarkan landasan teori Charles Sanders Pierce.

(69)

dalam karikatur tersebut, system tanda yang ada dalam Karikatur Editorial Clekit edisi 04 Oktober 2011 itu akan dipilah berdasarkan fungsi tanda sebagaimana yang telah diungkapkan oleh teori Charles Sanders Pierce. 4.3.1. Ikon, Indeks, Dan Simbol

Ikon dalam Editorial Karikatur Clekit Jawa Pos edisi 04 Oktober 2011, terdiri dari :

3. Gambar yang menyerupai Manusia 4. Gambar yang menyerupai Treadmill.

Indeks dalam Editorial Karikatur Clekit Jawa Pos edisi 04 Oktober 2011, terdiri dari :

6. Tulisan “SEA GAMES 2011” pada petunjuk arah. Dan Tulisan “persiapan” pada papan nama.

7. Ekspresi mata dan mulut. 8. Manusia yang berlari. 9. Bayangan treadmill. 10.Jejak kaki di treadmill.

Simbol dalam Editorial Karikatur Clekit Jawa Pos edisi 04 Oktober 2011, terdiri dari :

(70)

8. Tiang

Gb 4.1. Objek Karikatur Clekit edisi 04 Oktober 2011berdasarkan Charles Sanders Pierce

4.4. Kar ikatur Clekit edisi 04 Oktober 2011

Karikatur Editorial Clekit edisi 04 Oktober 2011 menampilkan pesannya berupa visual dan verbal. Pesan visual karikatur editorial clekit

Ikon

3. Gambar yang menyerupai Manusia

4. Gambar yang menyerupai Treadmill.

Symbol

5. Papan petunjuk arah

6. Bendera pada helm

7. Helm dan Pakaian 8. Tiang Indeks

7. Tulisan “SEA GAMES 2011” pada papan arah dan Tulisan “persiapan” pada papan nama. 8. Ekspresi mata dan

mulut.

9. Manusia yang berlari.

10.Bayangan treadmill 11.Jejak kaki di

(71)

tersebut penggambaran utama manusia dan treadmill. Pesan verbal pada karikatur berupa tulisan “SEA GAMES 2011” dan “persiapan”.

Karikatur Editorial Clekit edisi 04 Oktober 2011 ini menampilkan manusia yang sedang berlari di atas alat olah raga treadmill dengan ekspresi wajah yang santai serta menggunakan pakaian seperti kontraktor, menghadap ke arah papan yang menunjukkan SEA GAMES 2011.

Penampilan Karikatur Editorial Clekit edisi 04 Oktober 2011 yang memperlihatkan manusia yang menggunakan pakaian kontraktor sedang berlari di atas treadmill. Visualisasi karikatur manusia merupakan ikon, ikon tersebut menggambarkan kemiripan manusia sebagai pemerintah, terlihat dari penggunakan pakaian kontraktor. Sedangkan ikon Treadmill merupakan gambaran dari event SEA Games, menunjukan salah satu alat olahraga.

(72)

truk. Pada Februari-Maret terjadi persoalan dalam angkutan feri. Sebagian kapal penyeberangan itu harus masuk dok perawatan. Akibatnya, terjadi penumpukan kendaraan menjelang pelabuhan penyeberangan Merak. Hal tersebut menjadikan proses proyek terlambat karena banyak tenaga kerja yang berasal dari jawa tersendat di pelabuhan merak. Dalam proyek tersebut ada pemberitaan yang merusak persiapan SEA games yaitu kasus suap wisma atlit yang menjadi konsumsi setiap hari media. Dampaknya, ada pihak ketiga yang menarik diri dan ada yang menunda. Bahkan, ada yang tidak bisa kami hubungi sampai sekarang. Pemberitaan itu juga mematahkan semangat 3.000 pekerja di Jakabaring. Ribuan pekerja yang menerima upah harian mendengar proyek yang mereka kerjakan dikorupsi miliaran rupiah.

4.5. Pemaknaan Kar ikatur Clekit Edisi 04 Oktober 2011 Ber dasarkan Teor i Segitiga Mak na Char les Sander s Pier ce

Tanda yang menjadi pusat analisis penelitian terdapat di dalam objek. Objek tersebut terdiri dari ikon, indeks, dan simbol.

(73)

Ikon pertama adalah gambar yang menyerupai Manusia, dalam karikatur ini manusia merupakan penggambaran yang menyerupai manusia yang memiliki bentuk tubuh mirip manusia dengan gerakan kaki dan tangan seperti berlari, manusia sendiri merupakan makhluk yang memiliki otak berkemampuan tinggi dan berbudaya, dengan ciri – ciri fisik seperti laki – laki dan penggunaan pakaian yang memperlihatkan suatu identitas, golongan atau lembaga tertentu. Sosok manusia tersebut menggambarkan tokoh politik atau pemerintahan. Ikon manusia ini memperlihatkan seperti orang pemerintahan Indonesia, dilihat dari pakaian yang dikenakan dan bendera yang terdapat di helm. Pemerintah dalam karikatur ini menunjukkan sebagai orang yang melaksanakan persiapan SEA Games 2011, gerak tubuh yang berlari menunjukkan keseriusan pemerintah Indonesia untuk menjadi tuan rumah SEA games yang diadakan di Jakabaring – Palembang dan Jakarta.

Ikon ke dua adalah gambar yang menyerupai alat olahraga treadmill, treadmill merupakan alat olahraga atau perangkat latihan yang terdiri dari

(74)

treadmill ini sebagai alas yang digunakan oleh manusia untuk melakukan

kegiatannya dalam mempersiapkan SEA Games 2011, dari system kerja treadmill yang bergerak berputar ke belakang berbanding terbalik dengan

orang yang berlari ke depan. Hal ini menunjukkan apa yang dilakukan pemerintah dalam persiapan SEA games ini hanya berhenti di tempat tidak ada perubahan, meskipun berkerja dengan keras tapi hasilnya tidak ada. Ini terlihat dari pembangunan venue di Jakabaring yang belum terselesaikan, banyak kendala dalam proyek tersebut mulai dari masalah cuaca yang memperlambat kendaraan yang akan menuju venue akibat jalan rusak karena hujan, pengiriman material dari Jawa menuju Sumatera yang terhambat karena banyaknya kapal yang sedang proses perbaikan di pelabuhan Merak, dan kasus suap wisma atlit.

Gambar

Gambar yang menyerupai Manusia  Gambar yang menyerupai
Gambar yang menyerupai Manusia Gambar yang menyerupai

Referensi

Dokumen terkait

sedangkan skor Addition Test setelah minum air gula sebesar 338 lebih tinggi daripada skor Addition Test sebelum minum air gula sebesar 283 .Terdapat perbedaan

Hasil penelitian ini dapat diigunakan sebagai sumber acuan atau sumber kepustakaan berkenan dengan proses pembelajaran menulis teks deskripsi dan berpikir kreatif, khususya

Pungukuran arah kiblat untuk masjid-masjid di desa Padamara dengan menggunakan alat bantu GPS, qibla locator dan menggunakan alat ukur theodolit diketahui bahwa hasil

yang berjudul “ Analisa Penggunaan Motor DC 12 Volt Pada Robot Pengintai Dengan Komunikasi Wireless Berbasis Mikrokontroller Arduino Severino ” yang dibuat untuk

Dukungan instrumental : sebagian besar keluarga memberikan dukungan instrumental pada anak, dengan menjaga kesehatan, menjaga dari kelelahan, makan, minum, dan istirahat,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio aktivitas yang terdiri dari perputaran kas, perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap likuiditas

Evaluasi dapat dilakukan dalam dua bentuk evaluasi yaitu formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilakukan selama dan di antara tahapan-tahapan tersebut. Tujuan

Wujud dari citra sebenarnya dapat dirasakan dari hasil penelitian, penerimaan, kesadaran, dan pengertian baik semacam tanda respek dan rasa hormat dari publik