PERAN CAN GAN V I DEO DOK U M EN T ER
OLAH RAGA EK ST RI M
“SK AT EBOARD”
SU RABAY ASK 8
Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1)
JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
Diajukan oleh :
IWAN SANDI
0751010010
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN”
ii
Telah dipertahankan didepan Tim Penguji
Pada tanggal: 27 Mei 2013
Pembimbing Utama Penguji I
Aris Sutejo, S.Sn., M.Sn Aditya R. Y., ST., M.Med.Kom NPTY. 385111303531 NPTY. 3810 9100 3031
Pembimbing II Penguji II
Bemby Kusuma W, ST Fenty Fahminnansih, ST., MMT NPTY. 382101303651
Ketua Jurusan Koordinator
Heru Subiyantoro ST., MT. Aditya R. Y., ST., M.Med.Kom NPTY. 3 7102 96 0061 1 NPTY. 3810 9100 3031
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Sarjana (S1)
Tanggal : ………..
Dekan Fakultas teknik Sipil dan Perencanaan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat-Mu ya Tuhan Yesus Kristus,
atas segala berkat dan kasih karunia yang Engkau berikan pada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini dengan judul Perancangan
Video Dokumenter Olahraga Ekstrim Skateboard “SurabayaSK8”.
Keterkaitan video dokumenter dengan Desain Komunikasi Visual sangat
menarik bagi perancang dalam menentukan judul tugas akhir ini. Permasalahan
dalam teknik pengambilan gambar dalam olahraga ekstrim skateboard yang
pernah di buat komunitas surabayaSK8. Khususnya wilayah Surabaya untuk
meningkatkan eksistensi komunitas skateboard surabayaSK8.
Tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu penulis selama melaksanakan progres TA sampai
terselesainya TA ini.
Adapun penulis sampaikan rasa terima kasih, kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberi Kasih KaruniaNya sehingga
penulis mendapatkan ide-ide yang menarik.
2. Aris Sutejo selaku dosen pembimbing saya yang begitu sabar mengarahkan
saya mulai dari awal sampai berakhirnya laporan TA ini.
3. Kedua Orang tua saya yang sudah selalu mendoakan saya.
4. Bapak Heru Subiyantoro selaku KaProgdi Desain Komunikasi Visual UPN
“Veteran”.
5. Ibu Naniek Ratni Jar selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
UPN “Veteran” Jawa Timur.
6. Aditya Rahman Yani selaku kordiator Tugas Akhir
7. Untuk seluruh Dosen DKV UPN “VETERAN” dan staff pengajar yang telah
memberikan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti perkuliahan di
UPN “VETERAN” JATIM.
8. Peny Catur Rahayu yang telah membantu dan selalu memberi support mulai
awal sampai akhirnya TA terlaksana.
v
10.Indra, Aris dan Ainul yang telah brsedia menjadi tallent dalam perancangan
video dokumenter ini.
11.Studio 4/6, Mbak Hanna, Teman-teman DKV 07, Teman-teman DKV 08,
Teman-teman DKV 09, dan maaf bagi yang tidak bisa saya tulis satu persatu
Dengan sadar atau tidak, begitu banyaknya kekurangan dalam
pertanggungjawaban tertulis ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan. Semoga pertanggungjawaban tertulis dalam
perancangan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Surabaya, 27 Mei 2013
DAFTAR ISI
JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR ORISINALITAS ... iii
ix
2.3.1. Video Dokumenter ESPN ... 29
2.4. Studi Kompetitor ... 31
4.2.1.1 Pendekatan Kreatif Cerita ... 45
BAB V IMPLEMENTASI DESAIN 5.1. Media Utama ... 74
xi
5.2. Media Pendukung ... 78
5.2.1. Tshirt ... 78
5.2.2. Papan Skateboard... 78
5.2.3. Topi ... 79
5.2.4. Handuk ... 79
BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan... 80
6.2. Saran ... 80
KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Dokumenter berupa Laporan Perjalanan ... 8
Gambar 2.2. Dokumenter Sejarah ... 9
Gambar 2.3. Dokumenter Biografi ... 10
Gambar 2.4. Dokumenter Nostalgia ... 10
Gambar 2.5. Dokumenter Rekonstruksi ... 11
Gambar 2.6. Dokumenter Investigasi... 12
Gambar 2.7. Dokumenter Perbandingan ... 13
Gambar 2.8. Dokumenter Kontradiksi ... 14
Gambar 2.9. Dokumenter Ilmu Pengetahuan ... 14
Gambar 2.10. Dokumenter Buku Harian ... 15
Gambar 2.11. Dokumenter Association Picture Story ... 15
Gambar 2.12. Dokumenter Dokudrama ... 16
Gambar 2.13. Jenis-jenis teknik pengambilan gambar untuk video ... 17
Gambar 2.14. Video Dokumenter SurabayaSK8 ... 25
Gambar 2.15. Website Komunitas SurabayaSK8 ... 25
Gambar 2.16. Facebook SurabayaSk8 ... 26
Gambar 2.17. Logo Komunitas SurabayaSK8 ... 26
Gambar 2.18. Kartu Ucapan Komunitas SurabayaSK8 ... 27
Gambar 2.19. Newsletter Komunitas SurabayaSK8 ... 28
Gambar 2.20. Magazine Komunitas SurabayaSK8 ... 28
Gambar 2.21. Cuplikan Video Dokumenter ESPN ... 30
Gambar 2.22. Cuplikan Video Dokumenter Longboard Surabaya ... 31
xiii
Gambar 4.14. Teknik Pengambilan Gambar Panning ... 69
Gambar 4.15. Teknik pengambilan gambar titling ... 69
Gambar 4.16. Teknik pengambilan gambar follow shot ... 70
Gambar 4.17. Teknik pengambilan gambar zooming ... 70
Gambar 4.18. Papan Skateboard ... 71
Gambar 5.1. Thumbnails Intro Video Dokumenter “Slide In Paradise” ... 74
Gambar 5.2. Thumbnails Video “Slide In Paradise” Bagian Awal ... 75
Gambar 5.3. Thumbnails Video “Slide In Paradise” Bagian Kedua ... 76
Gambar 5.4. Thumbnails Video “Slide In Paradise” Bagian Ketiga ... 77
Gambar 5.5. T-Shirt “Slide In Paradise” ... 78
Gambar 5.6. Papan Skateboard “Slide In Paradise” ... 78
Gambar 5.7. Topi “Slide In Paradise” ... 79
DAFTAR TABEL
Bagan 1.1. Skema Perancangan ... 5
Bagan 3.2. Skema Pola Pikir ... 43
Bagan 4.1. Skema Konsep ... 44
DESIGN VIDEO DOCUMENTARY
EXTREME SPORTS " SKATEBOARD"
SURABAYASK8
Iwan Sandy 0751010010
ABSTRACT
Designing sports documentary Video SurabayaSk8 not esktrim skateboard
skateboard videos full of action and also also is not boring and full video
documentary dramatization. Esktrim sports skateboarding documentary video
tells the story of real-life SurabayaSk8 3 skateboarder surabaya forward to fight
for what they believe. They share the joys, sorrows and laughter in the video
documentary esktrim sport skateboard SurabayaSk8. Shooting techniques and
editing process in accordance with the literature to be a reference in the design of
extreme sports skateboarding video documentary SurabayaSk8. Designing
skateboard extreme sports video documentary surabayask8 using slow motion
editing techniques with a camera capable of recording up to 60fps events make
video look interesting. Tone used wana use bright colors to blend light leak effect
in some parts of the transition. The design of this documentary video made with
the aim of introducing SurabayaSK8 extreme sports skateboarding and
skateboarding instructional media techniques.
vi
Perancangan Video dokumenter olahraga esktrim skateboard SurabayaSk8
bukanlah video skateboard yang penuh aksi dan juga juga bukanlah video
dokumenter membosankan dan penuh dramatisasi. Video dokumenter olahraga
esktrim skateboard SurabayaSk8 bercerita tentang kehidupan nyata 3
skateboarder surabaya untuk berjuang maju demi apa yang mereka yakini.
Mereka berbagi suka, duka dan tawa di video dokumenter olahraga esktrim
skateboard SurabayaSk8. Teknik pengambilan gambar dan proses editing yang
sesuai dengan literatur menjadi acuan dalam perancangan video dokumenter
olahraga ekstrim skateboard SurabayaSk8. Perancangan video dokumenter
olahraga ekstrim skateboard surabayask8 menggunakan teknik editing slow
motion dengan camera yang mampu merekam kejadian sampai dengan 60fps
menjadikan video terlihat menarik. Tone wana yang dipakai menggunakan warna
cerah dengan paduan efek light leak di beberapa bagian transisi. Perancangan
video dokumenter ini dibuat dengan tujuan memperkenalkan olahraga ekstrim
skateboard SurabayaSK8 serta media pembelajaran teknik permainan skateboard.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Tidak jarang telinga kita mendengarkan istilah olahraga. Olahraga
merupakan aktivitas yang sangat penting untuk mempertahankan kebugaran
seseorang. Olahraga juga merupakan salah satu metode penting untuk mereduksi
stress. Olahraga juga merupakan suatu perilaku aktif yang meningkatkan
metabolisme dan mempengaruhi fungsi kelenjar di dalam tubuh untuk
memproduksi sistem kekebalan tubuh dalam upaya mempertahankan tubuh dari
gangguan penyakit serta stress. Sangat dianjurkan kepada setiap orang untuk
melakukan kegiatan olahraga secara rutin dan terstruktur dengan baik. Salah
satunya adalah olahraga.
Olah raga tidak hanya dilakukan pada lanjut usia saja. Siapapun bisa
melakukan olah raga dimana pun dan kapan pun dia mau. Biasanya ketika orang
yang sudah lanjut usia melakukan senam poco-poco yang dilakukan secara
berkelompok. Anak di sekolah dasar melakukan olahraga berkelompok biasanya
dengan senam SKJ, saat remaja banyak olahraga yang dapat dipilih, yaitu: basket,
kasti, sepak bola, futsal bahkan olahraga ekstrim.
Olahraga ekstrim adalah olahraga yang dianggap lebih berbahaya
dibandingkan dengan olahraga pada umumnya. Olahraga ekstrim antara lain
Parkour, Skateboarding, Roller Skating, Free style Scootering, Power blocking.
Olahraga ekstrim yang marak saat ini di Surabaya adalah “Skateboard” hingga
mendapatkan dukungan dari pemerintah kota Surabaya dengan dibangunnya
tempat latihan skateboard di Taman Bungkul dan di Ketabangkali.
Banyak anak-anak muda bermain dan latihan Skateboard di dua tempat
itu. Terutama komunitas skateboard SurabayaSK8. SurabayaSk8 ini merupakan
komunitas pertama skateboard di Surabaya yang sudah ada sejak tahun 1997.
Untuk mempererat tali persahabatan antar pemain skate baik di Surabaya dan
kota-kota lainnya, SurabayaSK8 membuat website dan situs jejaring sosial
2
teknik bermain skateboard, informasi tempat untuk latihan skateboard, informasi
kebutuhan alat-alat skateboard dan lain-lain. Melalui website, youtube dan situs
jejaring sosial facebook, komunitas SurabayaSK8 dapat menarik anggota-anggota
dari luar komunitas untuk masuk ke dalam komunitas SurabayaSK8 hanya dengan
adanya video dokumenter. Banyak teknik bermain skateboard yang mereka
upload.
Komunitas skateboard SurabayaSK8 saat ini dapat membuat video
dokumenter tanpa peralatan yang canggih karena sudah maraknya handphone
canggih saat ini. Hanya berbekal handphone canggih Komunitas SurabayaSK8
sudah bisa membuat video dokumenter sendiri dimana saja dan kapan pun dia
mau. Mereka berupaya mendokumentasikan kegiatan mereka saat bermain skate
dengan tujuan untuk meramaikan komunitasnya, dengan berlomba mengupload
video dokumenter tersebut di youtube dan situs jejaring sosial media facebook
ternyata dapat mempererat tali persahabatan antar komunitas dan dapat pula untuk
mengasah skil mereka.
Adapun salah satu video dokumenter SurabayaSK8 ini adalah saat event di
Taman Bungkul yang memakai peralatan yang canggih namun sayangnya dalam
video tersebut tertangkap bayangan kamera yang merekam adegan demi adegan.
Beberapa bagian video juga terdapat noise suara yang tertangkap kamera sehingga
telinga terasa sakit jika melihat video dokumenter dari Surabaya SK8 di putar.
Alur cerita yang terkesan hanya saat event dengan teknik pengambilan gambar
yang monoton, serta terlalu lamanya squence di bagian tertentu.
Tidak sedikit yang meng-upload video dokumenter dalam jejaring sosial
media dan website komunitas ini untuk saling memberi informasi tentang trik-trik
bermain skateboard, memberi informasi dimana saja komunitas ini biasanya
bermain dan memberi informasi saat acara skate berlangsung baik di Surabaya
ataupun di luar kota, namun video yang disajikan kurang menarik karena terdapat
gambar yang goyang saat perekaman, tidak adanya judul yang jelas dalam video
dokumenter tersebut, adanya bayangan-bayangan yang tertangkap kamera,
perbandingan antara backsound musik dengan backsound suasana di lokasi yang
sama-sama kerasnya. Terlalu banyak menampilkan trik-trik yang dilakukan
ekstrim terkesan membosankan. Adanya video yang terlalu gelap di squence
tertentu dalam teknik pengambilan gambar karena minimnya cahaya saat
pengambilan gambar. Suara antara backsound musik dengan suasana saat
pengambilan gambar sama-sama kerasnya. Seharusnya suara musik lebih keras
dari pada suasana saat pengambilan gambar.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, akan dirancang video dokumenter yang
menarik bagi audience agar tidak merasa jenuh atau bosan saat melihat hasil karya
video yang dibuat. Alur cerita dibuat menarik dan tidak selalu harus berhubungan
dengan trik-trik skate disetiap squence serta pengambilan gambar yang unik
sehingga dapat menjadikan hasil audio visual yang menarik. Perancang akan
membuat video dokumenter yang akan sekaligus diangkat untuk laporan tugas
akhir dengan tema Perancangan Video Dokumenter Olah Raga Ekstrim
“Skateboard” Surabaya SK8.
1.2. Identifikasi Masalah
1. Adanya video dokumenter “SurabayaSK8” yang tidak menerapkan
teknik pengambilan kamera dan terlihat asal-asalan sehingga membuat
tidak menarik saat melihat video dokumenter tersebut .
2. Banyak video yang diupload tanpa identitas yang jelas.
3. Batas waktu yang digunakan rata-rata 3-8 menit.
4. Pembuatan video dokumenter terlihat asal-asalan.
1.3. Rumusan Masalah
Bagaimana merancang video dokumenter yang menarik tentang olahraga ekstrim
khususnya skateboard pada “SurabayaSK8” agar masyarakat yang melihat video
ini merasa tidak bosan dan dapat meningkatkan eksistensi komunitas
4
1.4. Tujuan
1. Mendokumentasikan aktivitas komunitas SurabayaSK8.
2. Memperkenalkan olahraga ekstrim skateboard SurabayaSK8.
3. Media Pembelajaran teknik permainana skateboard.
1.5. Manfaat
1. Berkembangnya aktivitas skateboard dikalangan generasi muda serta
menarik perhatian masyarakat untuk mendukung kegiatan ini.
2. Memecahkan masalah yang terjadi di masyarakat secara terstruktur,
efektif dan kreatif melalui karya audio visual.
3. Khasanah pengetahuan tentang olahraga ekstrim skateboard surabayask8
di lingkungan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran Jawa
1.6. Skema Perancangan
6
yang nyata, factual (ada atau terjadi) dan ensensial, bernilai atau memiliki makna.
Suatu dokumen dapat berwujud konkret dengan tulisan-tulisan atau berkas-berkas
tertulis (ijasah, diklat dan rontal catatan). Dapat pula berupa gambar, foto dari
suatu kejadian, microfilm, film atau film video. Dalam dokumenter terkandung
unsur factual dan nilai. Biarpun banyak catatan, foto atau materi lain yang berisi
rekaman nyata, tidak semua itu memiliki nilai film dokumenter. Film dokumenter
adalah program yang menyajikan suatu kenyataan berdasarkan pada fakta objektif
yang memiliki nilai ensensial dan eksistensial, artinya menyangkut kehidupan,
lingkungan hidup dan situasi nyata.
Dokumenter adalah sebutan yang diberikan untuk film pertama karya
Lumiere bersaudara yang berkisah tentang perjalanan (travelogues) yang dibuat
sekitar tahun 1890-an. Tiga puluh enam tahun kemudian kata “Dokumenter”
kembali digunakan oleh pembuat film Moana (1926) karya Robert Flaherty.
Grierson berpendapat dokumenter merupakan cara kreatif merepresentasikan
realitas (Hayward, 1996:72). Film dokumenter menyajikan realita melalui
berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film
dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan, dan
propaganda bagi orang atau kelompok.
2.1.2. Unsur-Unsur Film Dokumenter
Dalam buku “Teknik Produksi Program Televisi”, Fred menguraikan pembuatan
film dokumenter terdapat dua unsur pokok yang kemudian dipadukan, yaitu unsur
Unsur gambar atau visual
a. Rangkaian Kejadian : suatu peristiwa, atau kegiatan dari suatu lembaga.
b. Kepustakaan : potongan arsip, majalah atau microfilm.
c. Pernyataan : individu yang berbicara secara sadar dimuka
kamera.
d. Wawancara : pewawancara boleh kelihatan, boleh tidak
kelihatan.
e. Foto still : foto-foto bersejarah.
f. Dokumen : gambar, grafik dan kartun.
g. Pembicaraan : suatu diskusi atau pembicaraan segerombolan
orang.
h. Layar kosong/ silhouette : untuk memberi perhatian pada sound atau
silhouette karena.
pribadi yang berbicara dibahayakan
keselamatannya, andaikata wajahnya kelihatan.
Unsur Suara atau Sound
a. Narasi/reporter : dengan narator atau suara reporter/ suara voice over
Narasi adalah penceritaan suatu kejadian secara runtut sesuai urutan
waktu yang mempunyai ciri-ciri adanya unsur perbuatan atau tindakan, adanya
unsur rangkaian waktu dan informatif, adanya sudut pandang perancang
(Kusmayadi, 2008:37). Lebih lanjut, narasi diklasifikasikan sebagai berikut:
§ Narasi ekspositoris
Narasi ekspositoris adalah karangan yang bertujuan menggugah pikiran
pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Dengan demikian,
pembaca dapat memperoleh pengetahuan yang luas mengenai apa yang
dibacanya. Contoh: cerita perjalanan atau pengalaman.
§ Narasi sugestif
Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu
makna pada suatu peristiwa atau kejadian tertentu sebagai suatu
pengalaman dan lebih cenderung menggunakan bahasa konotatif untuk
8
b. Synchronous sound : dengan suara sebagaimana adanya dalam gambar yang
di relay secara tersendiri, kemudian dipersatukan.
c. Sound effect : suara-suara suasana dan latar belakang.
d. Musik-lagu : harus diciptakan musik.
e. Kosong-sepi : untuk memberi kesempatan penonton memperhatikan
detail
2.1.3. Gaya dan Bentuk Dokumenter
Menurut Gerzon dalam bukunya yang berjudul “Dokumenter Dari Ide Sampai
Produksi” (Ayawaila, 2008:37) mengatakan bahwa gaya dan bentuk dokumenter
dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
Laporan Perjalanan
Penuturan model laporan perjalanan menjadi ide awal seseorang untuk membuat
film nonfiksi. Awalnya, mereka hanya ingin mendokumentasikan pengalaman
yang didapat selama melakukan perjalanan jauh.
Sejar ah
Produksi film sejarah dimaksudkan untuk propaganda. Diawali saat meletusnya
Perang Dunia I pada sekitar tahun 1914 hingga 1918, kemudian dilanjutkan pada
Perang Dunia II sekitar tahun 1935 sehingga 1950an. Kala itu, film lebih
diposisikan untuk kebutuhan propaganda.
Gb.2.2. Dokumenter Sejarah
Sumber: www.covershut.com/covers/Triumph-Des-Willens-2001
Potr et / Biogr afi
Isi film jenis ini merupakan reprentasi kisah pengalaman hidup seseorang
tokoh terkenal ataupun anggota masyarakat biasa yang riwayat hidupnya dianggap
hebat, menarik, unik, atau menyedihkan. Bentuk potret pada umumnya berkaitan
dengan aspek human interest, sementara isi tuturan bisa berupa kritik,
10
Gb.2.3. Dokumenter Biografi Sumber: www.mightyape.co.nz
Nostalgia
Kisah yang kerap diangkat dalam dokumenter nostalgia ialah kisah kilas
balik dan napak tilas para veteran perang Amerika yang kembali mengunjungi
Vietnam atau Kamboja. Dokumenter mengenai orang Belanda yang dulu pernah
tinggal di Indonesia, kini mengunjungi tempat mereka pernah dilahirkan dan
dibesarkan. Dokumenter nostalgia ini juga bisa mengenai seorang wartawan
perang yang telah sekian tahun kemudian kembali ke lokasi tempat dia dulu
pernah bertugas meliput berita peperangan atau revolusi.
Rekonstruksi
Pada umumnya dokumenter bentuk ini dapat ditemui pada dokumenter
investigasi dan sejarah, termasuk pula pada film etnografi dan antropologi visual.
Dalam tipe ini, pecahan-pecahan atau bagian-bagian peristiwa masa lampau
maupun masa kini disusun atau direkonstruksi berdasarkan fakta sejarah.
Gb.2.5. Dokumenter Rekonstruksi Sumber: 2.bp.blogspot.com
Investigasi
Tema-tema yang menarik bagi tipe investigasi biasanya berkisar peristiwa
kriminalitas dan skandal politik yang mengedepankan adegan penuh ketegangan
atau suspens. Ceritanya mengetengahkan adegan demi adegan pelacakan terhadap
peristiwa yang penuh sensasi. Dokumenter investigasi mencoba mengungkap
misteri sebuah peristiwa yang belum atau tidak pernah terungkap jelas. Yang
dipilih biasanya berupa peristiwa besar yang pernah menjadi berita hangat dalam
12
Gb. 2.6. Dokumenter Investigasi Sumber: www.indopek.com
Perbandingan
Dokumenter ini dapat dikemas ke dalam bentuk dan tema yang bervariasi,
selain dapat digabungkan dengan bentuk penuturan lainnya, untuk
mengetengahkan sebuah perbandingan. Dalam bentuk perbandingan umumnya
diketengahkan perbedaan suatu situasi atau kondisi, dari satu objek atau subjek
dengan yang lainnya. Misalnya, perbedaan teknologi industry di negara
berkembang dibandingkan Negara maju. Perbandingan penanganan masalah lalu
lintas di Jakarta dengan Amsterdam, Belanda. Dapat pula mengenai perbandingan
masa lampau dan masa kini perihal budaya suatu masyarakat, dalam tradisi,
Gb.2.7. Dokumenter Perbandingan
Sumber: upload.wikimedia.org dan http://rajaagam.files.wordpress.com
Kontr adiksi
Dari sisi bentuk maupun isi, tipe kontradiksi memiliki kemiripan dengan
tipe perbandingan, hanya saja tipe kontradiksi cenderung lebih kritis dan radikal
dalam mengupas permasalahan. Oleh karena itu, tipe ini lebih banyak
menggunakan wawancara untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai opini
publik. Misalnya kontradiksi mengenai masyarakat kaya dan masyarakat miskin,
demokratis, dan otoriter, modern dan tradisional dan sebagainya. Perbedaan jelas
antara tipe perbandingan dan kontradiksi adalah tipe perbandingan hanya
memberi alternatif-alternatif saja, sedangkan tipe kontradiksi lebih menekankan
pada visi dan solusi mengenai daya tarik, adegan wawancara disertai komentar
14
Gb.2.8. Dokumenter Kontradiksi Sumber: 4.bp.blogspot.com
Ilmu Pengetahuan
Cukup jelas bahwa bentuk dokumenter ini berisi penyampaian informasi
mengenai suatu teori, sistem, berdasarkan disiplin ilmu tertentu. Dengan adanya
teknologi komputer tentang animasi tertentu, hal ini banyak membantu
memperjelas informasi justru ketika gambar visual tidak jelas memberi gambar
informasi. Misalnya, informasi statistik atau gambaran mengenai sistem kerja
komponen sebuah produk elektronik.
Buku Harian (Diary)
Dokumenter jenis ini bisa di sebut juga diary film. Dari namanya, buku harian,
jelas bahwa bentuk penuturannya sama seperti catatan pengalaman hidup
sehari-hari dalam buku sehari-harian pribadi.
. Gb.2.10. Dokumenter Buku Harian
Sumber: carajadiartis.web.id
Association Picture Story
Dokumenter jenis ini disebut juga sebagai film eksperimen atau film seni.
Sejumlah pengamat film menganggap bentuk ini merupakan film seni atau
eksperimen. Gabungan gambar, musik dan suara atmosfer (noise) secara artistik
menjadi unsur utama.
16
Dokudrama
Dokumenter ini merupakan bentuk dan gaya bertutur yang memiliki motivasi
komersial. Karena itu subyeknya yang berperan disini adalah artis film.
Gb.2.12. Dokumenter Dokudrama.
Sumber: 4.bp.blogspot.com dan http: www.fundaciondoctordepando.com
2.1.4. Tahap Pelaksanaan Produksi
Suatu produksi melibatkan banyak peralatan, orang dan biaya besar, selain
memerlukan suatu organisasi yang rapi juga perlu tahap pelaksanaan produksi
yang jelas dan efisien. Dalam buku “Teknik Produksi Program Televisi”
disebutkan tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim disebut
standart operation procedure (SOP), yaitu Pra-Produksi, Produksi,
2.1.4.1. Pr a-Produksi (Perencanaan dan Per siapan)
Tahap pra-produksi terdapat tiga tahap, yaitu:
Penemuan Ide
Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan,
membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta perancang naskah
mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset.
Perencanaan
Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time scedule), penyempurnaan
naskah, pemilihan artis, lokasi, dan crew. Selain estimasi biaya, penyediaan biaya
dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara
hati–hati dan teliti.
Persiapan
Tahap ini meliputi pemberesan semua kontak, perijinan dan surat–menyurat.
Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti, dan melengkapi peralatan yang
diperlukan. Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu
kerja (time schedule) yang sudah ditetapkan.
2.1.4.2. Pr oduksi
Dalam pelaksanaan produksi ini, sutradara menentukan teknik-teknik kamera
yang akan diambil di dalam adegan (scene). Dalam buku “Published By Elsevier”
terdapat Macam-macam teknik kamera (Jason, 2008: 276) antara lain:
18
Establishing shots
Adalah pengambilan gambar lebar, umumnya untuk menunjukkan penonton di
mana adegan berikut berlangsung. Pengambilan gambar ini berfungsi untuk
mengatur, atau menetapkan lokasi.
Master shot
Adalah pengambilan gambar yang luas yang mencakup seluruh aksi adegan dari
awal sampai akhir. Biasanya pengambilan gambar sederhana, Master Shot sering
menggunakan dolly agar tidak banyak bergerak karena dapat mempengaruhi
pengambilan gambar. Menguasai pengambilan gambar selalu menyertakan segala
sesuatu agar audience memahami kejadian.
Full shot
Adalah pengambilan gambar dari kepala sampai tubuh aktor.
¾ or Hollywood shot
Bingkai memotong aktor turun dilutut. Pengambilan gambar ini tidak digunakan
di bioskop modern karena memotong dari subjek pada sendi dianggap buruk dan
terlihat canggung.
Medium shot
Adalah pengambilan gambar yang paling umum digunakan dan frame aktor dari
tubuh ke kepalanya.
Adalah pengambilan gambar dengan dua aktor, kecuali bahwa aktor berjalan
selama pengambilan gambar. Bisa menghentikan atau memulai atau akan berjalan
Standing two shot
Adalah pengambilan gambar yang baik dengan fokus kepada aktor meskipun
aktor dalam keadaan bergerak.
Reversal
Sebuah pengambilan gambar di mana dua aktor yang saling berhadapan, di sebuah
meja makan misalnya, dan pemotongan kamera dari medium shot dari satu aktor
dengan medium shot dari aktor lainnya, maka "membalikkan" pengambilan
gambar.
Over-the-shoulder shot (OTS)
Sebuah medium shot dengan seorang aktor di atas bahu yang lain aktor. Sebuah
pengambilan gambar OTS (Over-the-shoulder shot) frame dengan satu sisi
pengambilan gambar pada bagian belakang kepala aktordan bahu. Sebagai aturan
umum, penonton harus melihat hanya satu telinga aktor menghadap jauh dari
kamera.
Close-up
Sebuah pengambilan gambar yang sempit untuk membingkai aktor mulai dari
kepala dan bahu, close-up berfokus kepada penonton untuk perhatian pada wajah
ekspresi aktor dan merupakan kerangka yang sangat kuat, tetapi harus dicampur
dengan berbagai lainnya pada pengambilan gambar untuk menjaga urutan agar
tidak merasa sesak.
Deep focus
Sebuah pengambilan gambar dimana semua elemen dalam bingkai berada dalam
fokus. Juga disebut "deep of field" hal ini dapat dicapai dengan menggunakan
focal length pendek (zoom out) dan menutup pada bagian kamera.
Shallow focus
Sebuah pengambilan gambar di mana hanya objek tertentu dalam bingkai berada
dalam fokus. Dapat mencapai deep of field untuk memperpanjang focal length
20
Dutch angle
Adalah pengambilan gambar di mana kamera sengaja miring keluar dari
horisontal. Hal ini menambah kekuatan dan penekanan untuk pengambilan
gambar.
Panning
Adalah gerakan horisontal dari kamera pada porosnya, biasanya menggunakan
tripod.
Tilting
Adalah pergerakan vertikal dari kamera pada porosnya, biasanya menggunakan
tripod.
Pedestal
Adalah gerakan vertikal menaikkan atau menurunkan kamera. Istilah ini
digunakan dalam produksi televisi. Pada set film, istilah ini "booming up" atau
"booming down" bila menggunakan dolly pneumatik untuk dikendalikan.
Tracking shot
Adalah pengambilan gambar yang melibatkan menggerakkan kamera lateral, dari
sisi kesisi yang lainnya.
High shot
Adalah Pengambilan gambar di mana kamera diposisikan di atas subjek dan
mengambil gambar dari bawah, untuk membuat tampilan subjek rendah.
MOS
Kepanjangan dari “mit out sound” (German), yang artinya cara mengambil
gambar tanpa harus terdengar.
Montage
Serangkaian pengambilan gambar yang terjalin dengan transisi untuk
2.1.4.3. Pasca-Pr oduksi
Pasca-produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing online,
dan mixing. Dalam hal ini juga terdapat dua macam teknik editing, yaitu editing
dengan teknik analog atau linier dan editing dengan teknik digital atau non linier
dengan komputer.
Editing Offline Dengan Teknik Analog
Setelah shooting selesai, script boy / girl membuat logging, yaitu mencatat
kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting dan gambar. Di dalam
logging time code (nomor kode yang berupa digit frame, detik, menit, dan jam
dimunculkan dalam gambar) dan hasil pengambilan setiap shoot dicatat.
Kemudian berdasarkan catatan itu sutradara akan membuat editing kasar yang
disebut editing offline, sesuai dengan gagasan yang ada dalam synopsis dan
treatment. Materi hasil shooting langsung dipilih dan disambung-sambung dalam
pita VHS. Sesudah editing kasar ini jadi, hasilnya dilihat dengan seksama dalam
screening. Apabila masih perlu ditambah atau diedit lagi, pekerjaan ini dapat
langsung dikerjakan sampai hasilnya memuaskan. Sesudah hasil editing offline itu
dirasa pas dan memuaskan barulah dibuat editing script. Naskah editing ini
formatnya sama dengan scenario. Di dalam naskah editing, gambar dan nomor
kode waktu, tertulis jelas untuk memudahkan pekerjaan editor. Kemudian hasil
shooting asli dan naskah editing diserahkan kepada editor untuk dibuat editing
online. Kaset VHS hasil editing offline digunakan sebagai pedoman oleh editor.
Biasanya editor mengerjakan editing online menggunakan pita Betacam SP atau
lainnya dengan kualitas broad cast standard.
Editing Online Dengan Teknik Analog
Berdasarkan naskah editor, editor mengedit hasil shooting asli.
Sambungan-sambungan setiap shoot dan adegan (scene) dibuat tepat berdasarkan
catatan time-code dalam naskah editing. Demikian pula sound asli dimasukkan
dengan level yang seimbang dan sempurna. Setelah editing online siap, proses
22
Mixing (Pencampur an Gambar dan Suar a)
Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga sudah direkam,
Dimasukkan kedalam pita hasil editing online sesuai dengan petunjuk atau
ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound effect,
suara asli, suara narasi dan musik harus dibuat sedemekian rupa sehingga tidak
saling mengganggu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh
dikatakan bagian yang penting dalam post production sudah selesai. Secara
menyeluruh produksi juga telah selesai. Setelah produksi selesai biasanya
diadakan preview. Dalam preview tidak ada lagi yang harus diperbaiki. Apabila
semua sudah siap maka program ini siap juga untuk ditayangkan.
Editing Offline Dengan Teknik Digital
Editing teknik digital adalah editing menggunakan komputer dengan
peralatan khusus untuk editing. Alat editing tersebut bermacam-macam nama,
jenis dan fasilitasnya, misalnya: pinnacle-Matrox-Canupus, dan lain-lain. Dengan
alat editing tersebut dapat digunakan berbagai macam program editing
berdasarkan kebutuhan, seperti: Adobe premiere-3dmax-after effect dan banyak
program lainnya. Tahapan pertama, yang harus dilakukan adalah memasukkan
seluruh hasil shoot atau gambar yang dalam catatan atau login memperoleh OK,
ke dalam harddisk. Proses ini disebut capturing atau digitizing, yaitu mengubah
hasil gambar dalam pita menjadi file yang ketika diperlukan dapat dipanggil untuk
disusun berdasarkan urutan yang diinginkan sutradara. Dalam editing offline
dalam system digital ini, penyusunan tidak harus mengikuti urutan adegan seperti
dalam system analog. Tetapi mungkin saja dikerjakan dahulu urutan adegan yang
ditengah, baru bagian akhir lalu bagian awal. Sesudah tersusun baik baru
diurutkan kemudian dipersatukan agar shoot-shoot yang sudah disambung dapat
dilihat secara utuh, proses ini disebut render. Setelah render dapat dilakukan
screening. Apabila dalam screening masih perlu koreksi, maka koreksi dapat
dikerjakan dengan menambah, mengurangi atau menyisipi shoot yang diperlukan.
Setelah semua memuaskan boleh dikatakan editing offline selesai. Bahan offline
Editting Online Dengan Teknik Digital
Editing online dengan teknik digital sebenarnya tinggal penyempurnaan
hasil editing offline dalam komputer, sekaligus mixxing dengan musik illustrasi
atau efek gambar (misalnya perlu animasi atau wipe effect) dan suara (sound effect
atau narasi) yang harus dimasukkan. Sesudah semua sempurna, hasil online ini
kemudian dimasukkan kembali dari file menjadi gambar pada pita Betacam SP
atau pita denga kualitas broadcast standard. Setelah program dimasukkan pita,
boleh dikatakan pekerjaan selesai dan kelanjutannya adalah bagian dari di stasiun
televisi. Penayangan program di stasiun televisi oleh frame waktu atau slot. Oleh
karena itu, dalam screening hal ini juga perlu diperhatikan. Apabila program
ternyata melebihi frame waktu yang disediakan, harus dipotong ditempat yang
tidak akan mengganti kontinuitas program. Biasanya slot waktu dalam program
televisi adalah 30 menit, 60 menit atau terpanjang 90 menit sudah termasuk
commercial break (waktu untuk iklan).
2.1.5. Hur uf atau Font
Huruf sebagai elemen desain juga berperan penting dalam perancangan
video dokumenter olahraga ekstrim skateboard SurabayaSk8. Pesan teks yang
disampaikan diharapkan dimengerti secara tepat oleh audience yang
membacanya. Kajian dalam typografi yang erat hubungannya dengan faktor optis
adalah legibility dan readability. Legibility dan readability harus dipandang secara
luas, tidak hanya dipengaruhi oleh desain / bentuk huruf saja (Rustan, 2010: 73)
Legibility berhubungan dengan kemudahan mengenali dan membedakan
masing-masing huruf / karakter. Legibility menyangkut desain / bentuk huruf yang
digunakan. Suatu jenis huruf dikatakan legible apabila masing-masing huruf /
karakter-karakternya mudah dikenali dan dibedakan dengan jelas satu sama lain.
Readability berhubungan dengan tingkat keterbacaan suatu teks. Teks
yang readable berarti keseluruhannya mudah dibaca. Apabila legibility lebih
membahas kejelasan karakter satu-persatu, readability tidak lagi menyangkut
huruf / karakter satu-persatu, melainkan keseluruhan teks yang disusun dalam
24
2.2. Studi Eksisting
SurabayaSK8 adalah komunitas skateboard di kota Surabaya yang
tepatnya berada di jalan nginden kota gang 2 no 27. Berdiri sejak tahun 1998.
Dinamakan SurabayaSk8 karena berasal dari kota Surabaya dan SK8 adalah
kependekan dari skateboard. SurabayaSK8 tidak mempunyai struktur organisasi.
Media komunikasi visual yang digunakan untuk meningkatkan eksistensi
komunitas Skateboard di Kota Surabaya khususnya SurabayaSK8 sebagai berikut:
a) Video dokumenter
Untuk meningkatkan kreativitas SurabayaSk8, anggota komunitasnya selalu
mendokumentasikan video-video dokumenter baik tentang aktifitasnya
maupun saat event-event skateboard berlangsung. Video-video tersebut
kemudian di upload ke dalam wesite dan facebook agar bisa dilihat oleh para
Gb.2.14. Video Dokumenter SurabayaSK8 Sumber: http://blog.surabayask8.com/
b.) Website
26
c.) Media jejaring Sosial
Gb.2.16. Facebook SurabayaSK8 Sumber: //blog.surabayask8.com/
d.) Logo
e.) Kartu Ucapan
28
f.) Newsletter
Gb.2.19 Newsletter Komunitas SurabayaSK8 Sumber: blog.surabayask8.com
g.) Magazine
2.3. Studi Kompar ator
ESPN adalah kepanjangan dari Entertaiment and Sports Programming
Network, yang merupakan salah satu televisi kabel olah raga pertama didunia
yang didirikan oleh Scott Rasmussen dan Bill Rasmussen. ESPN berdiri pada 7
September 1979 dengan siaran perdana mereka adalah Sport Center. Setelah itu
ESPN membuat saluran baru dan dikenal diseluruh dunia. Dengan teknik
pengambilan gambar yang professional dan efek-efek visual serta efek warna
yang sangat menarik. Maka dari itu acara dari statiun TV ESPN menjadi acuan
atau komparator dari acara yang akan dirancang.
30
2.4. Studi Kompetitor
Video yang diupload oleh holyskateshop merupakan video dokumenter
olahraga ekstrim “Longboard”. Longboard sendiri sangat mirip dengan
skateboard namun roda pada longboard sedikit lebih besar dan papan pada
longboard juga lebih panjang dan lebar. Longboard tidak melakukan trik-trik
seperti skateboard, olahraga ini hanya meluncur dari area yang lebih tinggi ke
tempat yang lebih rendah dengan jarak sekitar 3-4 Kilometer. Studi kompetitor
dalam perancang ini menggunakan video yang telah di upload di youtube oleh
salah satu anggota longboard di Surabaya.
32
BAB III
METODE PERANCANGAN
3.1. Definisi Operasional J udul
Video Dokumenter
Video dokumenter adalah program yang menyajikan suatu kenyataan berdasarkan
pada fakta objektif yang memiliki nilai ensensial dan ekstensial, artinya
menyangkut kehidupan, lingkungan hidup, situasi nyata (Fred, 2007:146).
Olahraga Ekstrim “Skateboard”
Olahraga adalah menggerakkan badan (Leonardo, 2000:255). Olahraga Ekstrim
adalah olahraga yang dianggap lebih berbahaya dibandingkan dengan olahraga
pada umumnya (Todd, 2008:2). Skateboard adalah permainan individual pertama
memulainya dengan kotak kayu atau papan dengan roda selancar yang dipasang di
bagian dasar (Ginanjar, 2012:137).
Olahraga ekstrim “Skateboard” adalah olahraga berseluncur yang menggunakan
papan dengan roda selancar yang dipasang di bagian dasar.
Sur abaya SK8
SurabayaSK8 adalah komunitas olahraga ekstrim “Skateboard” yang ada di kota
Surabaya, tepatnya di Jl. Nginden kota gang 2 No. 27, Surabaya.
3.2. Teknik Pengumpulan Data
3.2.1. Data Primer
Data Primer adalah data atau keterangan yang diperoleh peneliti secara langsung
dari sumbernya (Waluya, 2007:79). Data primer dalam bab ini meliputi:
Metode Observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan melihat,
meninjau dan mengamati langsung ke lapangan untuk mendapatkan data
untuk diteliti. Teknik observasi adalah teknik pengamatan dan pencatatan
dilakukan dengan cara mengamati objek secara langsung. Dalam hal ini, objek
yang diamati adalah komunitas olah raga ekstrim “Skateboard” Surabaya Sk8
yang terletak di Jalan Nginden Kota 2 No. 27 Surabaya 60284.
Metode Wawancara
Metode Wawancara adalah metode pengumpulan data yang digunakan
untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui komunikasi dan tanya
jawab diantara sumber informasi dengan peneliti. Wawancara yang dilakukan
adalah wawancara yang tidak berstruktur dan wawancara berstruktur.
Wawancara dilakukan dengan cara tidak berstruktur kepada mamak selaku ketua
komunitas “Skateboard” Surabaya Sk8 di daerah Nginden Semolo.
Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi adalah metode dokumentasi yang dilaksanakan
untuk memperoleh sumber data yang berupa laporan tertulis atau berupa foto
dan gambar, mengingat keterbatasan pengamatan yang dilakukan dengan
mata secara sepintas, pikiran dan catatan-catatan yang diperlukan dapat
menimbulkan kesalahan dan kekurangan-kekurangan sehingga dengan metode
ini dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi .
Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data berupa
rekaman atau video yang terkait dengan objek SurabayaSk8 secara langsung
ataupun tidak langsung (Surakhmad, 1980:123). Dokumentasi secara langsung
dapat dilaksanakan dengan cara merekam objek atau suara secara langsung,
sedangkan dokumentasi secara tidak langsung dilakukan dengan cara
mengumpulkan data-data yang terkait dengan olahraga ekstrim “Skateboard”
SurabayaSK.
3.2.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah keterangan yang diperoleh dari pihak kedua, baik
berupa orang maupun catatan, seperti buku, laporan, bulletin, dan majalah yang
34
waktu tertentu yang bisa menggambarkan keadaan atau kegiatan pada waktu
tersebut. Data sekunder yang dimaksud adalah metode kepustakaan.
Metode Kepustakaan
untuk mengumpulkan data berupa buku, majalah, jurnal atau artikel yang terkait
dengan video dokumenter olahraga ekstrim “Skateboard” sesuai disiplin ilmu
desain komunikasi visual sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
3.3. Analisis Data
3.3.1. Analisis TOWS Matr ik
Strength
• Sudah ada video dokumenter
tentang skateboard namun pengambilan gambarnya asal-asalan.
• Video dokumenter skateboard bisa
untuk mengasah trik-trik permainan.
• Bisa ditonton oleh semua orang
• Teknik permainan, profil dan
testimoni di implementasikan dalam video dokumenter olahraga ekstrim
Weakness
• Masih terlihat kurang fokus,
banyak noise, dan pengambilan gambar yang asal-asalan
• Masa waktu pembuatan terlalu
lama
Opportunity
• Dapat ditayangkan di media
yang paling besar yaitu media televisi
• Cost tiap iklan masuk jika
telah ditayangkan dalam media televisi
•Video yang dirancang agar menarik
dengang memadukan trik, profil dan keseharian dari narasumber.
• Video dokumenter yang menarik
dan akan diadakan di media televisi.
• Sebagai media lain untuk
pembelajaran trik-trik skateboard.
• Memberikan pesan moral pada
cerita yang diangkat
3.3.2. Analisis 5w+1H
Perencanaan Video dokumenter olahraga ekstrim skateboard
SurabayaSK8 supaya tepat mengenai target audience dan berhasil membuat
mereka nyaman saat melihat video dokumenter olahraga ekstrim skateboard
surabayaSK8 menggunakan analisis data 5W+1H. Dengan analisis 5W+1H (what,
where, when, why, who, dan how), akan menjadi acuan dalam perencanaan video
dokumenter olahraga ekstrim skateboard surabayaSK8 yang selalu mengacu pada
target audience yang dituju.
1. What (apa): Apa saja media film dokumenter yang akan dirancang?
Pemilihan media yang tepat merupakan salah satu faktor kesuksesan apakah
media yang dipilih tepat sasaran kepada target audience dan media yang
dipilih adalah jenis media video dokumenter. Dengan menggunakan aliran
dokumenter jenis potret atau biografi yang berisi tentang realita kehidupan 3
skateboarder. Berbagi suka, duka, dan tawa dalam video dokumenter olahraga
ekstrim skateboard surabayaSK8.
2. Where (dimana): Dimana akan ditempatkan media video dokumenter
tersebut?
Hasil wawancara dari pihak stakeholder yaitu SBOTV dapat menayangkan
film yang mengangkat tentang salah satu komunitas skateboard
surabayaSK8. SBOTV mendukung jika ada video dokumenter yang
membahas tentang komunitas-komunitas anak muda yang ada di surabaya,
dikarenakan belum adanya komunitas skateboard yang pernah SBOTV liput.
SBOTV menjadi telivisi lokal pilihan anak muda di surabaya. Video
dokumenter yang membahas tentang olahraga ekstrim skateboard akan lebih
mudah dipahami dan pesan dari video dokumenter olahraga ekstrim
skateboard ini akan langsung tersampaikan pada audience.
3. When (kapan): Kapan media video dokumenter akan disiarkan?
Media yang dirancang harus memperhatikan kapan media tersebut akan
dikeluarkan atau disebarluaskan kepada khalayak banyak. Jadi penyebaran
36
sasaran yang dituju. Sehingga segala pesan yang ingin disampaikan langsung
diterima oleh sasaran (masyarakat). Dalam hal ini waktu penyiaran media
disesuaikan dengan program televisi yang ada pada SBOTV surabaya.
Program acara Night Trip menjadi program acara untuk pemutaran video
dokumenter olahraga ekstrim skateboard surabayask8. Pada pukul 22.00
setiap hari minggu. Target audience pada khususnya adalah remaja (SMA dan
Berkuliah), maka waktu penyiaran dilakukan pada saat malam hari.
4. Why (kenapa): Kenapa diperlukannya video dokumenter tersebut?
Agar audience tidak merasa jenuh saat melihat video dokumenter yang sering
dibuat oleh komunitas surabayaSK8. Audience lebih tertarik melihat
video-video dokumenter olahraga ekstrim skateboard lokal daripada video-video-video-video
dari luar negeri.
5. Who (siapa): Siapa target audience yang akan dituju?
Tujuan pemilihan sasaran adalah untuk menentukan target audience yang
menjadi prioritas. Jadi sasaran yang dituju adalah masyarakat luas dan
difokuskan terhadap segmen remaja. Jadi sasaran yang dituju bukan semua
masyarakat, melainkan difokuskan pada remaja.
Khalayak sasaran merupakan sasaran dari tujuan perancangan media
komunikasi visual yang ingin dicapai. Dalam melakukan strategi media,
variable segmentasi pasar atau khalayak sasaran dapat dibedakan menjadi
empat kelompok, antara lain:
Geografis
Segmentasi geografis merupakan pembagian pasar menjadi unit-unit geografis
berbeda, misalnya wilayah, negara, negara bagian, propinsi, kota, dan
kepulauan (Suyanto, 2004:2). Berdasarkan geografis sasaran yang diinginkan
adalah seluruh daerah kota Surabaya. Jadi jangkauan hanya terbatas pada
Demografis
Segmentasi demografis adalah pasar dikelompokkan berdasarkan
variabel-variabel pendapatan, jenis kelamin, pendidikan, jumlah penduduk, usia ukuran
keluarga, siklus hidup keluarga, pekerjaan, agama, ras, generasi,
kewarganegaraan, dan kelas sosial (Rustan, 2004:3). Berdasarkan demografi
sasaran yang diinginkan adalah masyarakat umum, terutama remaja laki-laki
yang menyukai tantangan dan memacu adrenalin mulai dari pendidikan SMA
sampai dengan Universitas. Range umur 17 tahun sampai 23 tahun, bisa saja
lebih luas tergantung dengan efektifitas media.
Psikografis
Segmentasi psikografis mengelompokkan pasar dalam variabel gaya hidup,
nilai, dan kepribadian (Suyanto, 2004:4). Berdasarkan psikografis sasaran
yang diinginkan adalah remaja yang menyukai olahraga dan menyukai hal
yang penuh tantangan. Karena sesuai dengan target audience, biasanya remaja
lebih aktif di luar rumah, seperti mempunyai komunitas-komunitas yang
mereka gemari. Dibandingkan dengan orang tua yang sudah sibuk bekerja dan
mengurus keluarga. Jadi segmen target audience jelas terfokuskan pada
remaja, karena dipandang lebih menyukai video dokumenter olahraga ekstrim
skateboard.
Behaviour istis
Segmentasi behaviouristis membagi kelompok berdasarkan status pemakai,
kejadian, tingkat penggunaan, status kesetiaan, tahap kesiapan pembeli, dan
sikap (Suyanto, 2004:5). Behaviouristis disini diartikan kesukaan, dan
memberikan pengetahuan kepada masyarakat. Jadi dalam media ini
diharapkan mempunyai suatu daya tarik pesan yang mampu mempengaruhi,
mengajak, dan membujuk masyarakat ataupun dapat menginformasikan
kepada masyarakat tentang pentingnya arti sebuah komunitas dalam
38
6. How (bagaimana): Bagaimana merancang video dokumenter?
Suatu produksi melibatkan banyak peralatan, orang dan biaya besar, selain
memerlukan suatu organisasi yang rapi juga perlu tahap pelaksanaan produksi
yang jelas dan efisien. Dalam buku “Teknik Produksi Program Televisi”
disebutkan tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim
disebut standart operation procedure (SOP), yaitu Pra-Produksi, Produksi,
Pasca-Produksi (Subroto, 2007:39).
3.3.3. Consumer Insight
Menurut Djito Kasilo (2008: 23) Consumer Insight itu adalah pengaruh yang
mengarahkan tingkah laku. Ada yang menyebut forgotten truth, atau hidden truth.
Jadi, itu adalah sesuatu yang tak tampak, padahal ada dan sangat berpengaruh.
Target audience dalam perancangan ini adalah remaja, terutama yang
menyukai olahraga ekstrim skateboard. Banyaknya remaja yang terinspirasi
dengan artis-artis skateboarder internasional. Target audience merasa bangga jika
dapat menyesuaikan gaya hidupnya sesuai dengan artis-artis skateboard
internasional, mulai dari keseharian sampai dengan cara berpakaian. Hal kecil ini
dapat dilihat dari cara mereka menggunakan ikat pinggang dari tali sepatu dan
topi yang sering mereka pakai setiap harinya. Membuktikan bahwa target
audience terinspirasi dari video dokumenter artis-artis skateboard internasional.
Cara saling menyapa dan bersalaman sesama skateboarder walaupun mereka
belum saling kenal satu sama lain, menandakan bahwa dari skateboard mereka
mengerti akan arti persahabatan.
3.3.4. Consumer J ourney
Menurut Djito Kasilo dalam bukunya berjudul Komunikasi Cinta,
Consumer Journey dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mengetahui tentang
target audience dengan menapaki detik demi detik kehidupannya. Consumer
insight merupakan bekal untuk membuat strategi komunikasi jadi efektif,
sedangkan consumer journey akan membuat strategi tersebut bisa disampaikan
Target primer perancangan ini adalah remaja berusia 17-23 tahun, pelajar
SMA dan mahasiswa dengan kegiatan di sekolah serta di kampus. Aktifitas
kesehariannya. Salah satu target audience adalah Dimas mahasiswa dari
universitas surabaya yang menggemari olahraga ekstrim skateboard sejak kelas 2
sma dan gemar untuk melihat video dokumenter melalui website youtube dan
vimeo untuk mengasah kemampuannya.
Ketika hari aktif :
• Pukul 10.00am: Bangun tidur, melihat handphone, Aris mengambil handuk,
keluar kamar, jalan menuju kamar mandi untuk segera
mandi.
• Pukul 10.10am: Menyalakan lampu kamar mandi, membuka pintu kamar
mandi, setelah mandi, keluar kamar mandi, ke lantai atas
untuk menjemur handuk.
• Pukul 10.35am: Memakai baju rapi, memakai parfum sebelum berangkat ke
kampus.Pukul 6.30-7.00am: mengambil helm,
mengeluarkan motor, berangkat ke sekolah.
• Pukul 10.55am: Pergi ke kampus dengan menggunakan baju rapi dengan
mengendarai sepeda motor.
• Pukul 11.10am: Setibanya Memasuki kawasan parkir motor Universitas
Surabaya.
• Pukul 11.20am: Dimas memasuki ruang kelas untuk menerima mata kuliah
dari dosen.
• Pukul 11.25am: Bergegas masuk kembali kedalam kelas untuk memulai
pelajaran selanjutnya.
• Pukul 04.00pm: Mata kuliah yang diikuti Dimas telah usai. Dimas pun
membereskan alat-alat tulis yang berserakan di meja.
• Pukul 04.10pm: Dimas dan teman-teman kuliahnya pergi makan diwarung
untuk berbincang-bincang. Dengan laptop di sebelahnya,
Dimas membuka website youtube untuk browsing
video-video skateboard.
40
• Pukul 06.30pm: Dimas bangun dari tidur dan bersiap untuk mandi.
• Pukul 06.40pm: Dimas mengambil handuk dan bergegas menuju kamar
untuk bermain skateboard bersama teman-temannya.
• Pukul 10.00pm: Dimas sampai di Taman bungkul dan berkumpul dengan
pemain skateboard yang lainnya di warung kopi sambil
makan mie ayam. Ditemani dengan handphone canggihnya,
Dimas memperlihatkan video-video dokumenter
skateboard kepada teman-temannya.
• Pukul 08.30pm: Dimas dan teman-temannya mulai bermain skateboard
bersama di area skate di taman bungkul.
• Pukul 11.30pm: Dimas dan teman-temannya menyudahi permainan. Tidak
lupa untuk mengelap keringat menggunakan handuk yang
telah dibawanya. Karena sudah lelah mereka pun
bersiap-siap untuk pulang.
• Pukul 11.50pm: Dimas sampai di kos dan segera ambil handuk untuk
mandi.
• Pukul 11.59pm: Seusai mandi dimas langsung tidur karena kelelahan setelah
bermain skateboard.
Berdasarkan cerita singkat consumer journey dari salah satu target
audience yang dijabarkan diatas, dapat di tarik kesimpulan bahwa target audience
yang menjadi target sasaran dalam perancangan ini adalah remaja, yang menyukai
olahraga ekstrim dan sering melihat video sebagai pembelajaran untuk menguasai
trik-trik skateboard yang belum pernah dikuasai sebelumnya. Sebagai salah satu
3.3.5. Point of Contact
Point of Contact (PoC) untuk menentukan kegiatan, waktu, tempat
maupun suasana yang penuh dengan titik point, dalam menyapa/kencan
(melakukan kontak) dengan target audience. Secara sistematis, point of contact
terdapat dalam consumer journey, yang didapat dari mengamati jadwal kegiatan
sehari–hari yang dilakukan oleh target audience. Melalui pengamatan yang jeli
titik-titik point untuk melakukan kontak dengan target audience, yang bisa
dijadikan pedoman dalam menentukan media penyampaian pesan. Berangkat dari
PoC inilah berbagai media yang sesuai dengan kehidupan target audience dapat
diciptakan dan akan ditemukan berbagai media baru (unconventional media).
Dari penggalan jadwal yang dilakukan target audience sebagai remaja, dapat
ditemukan berbagai titik point yang sering bersinggungan dengan target audience,
point ini tentunya dapat disisipi pesan promosi sebagai alat untuk menyampaikan
pesan.
• Kamar Tidur: jam weaker, hand phone, sandal, keset kaki, gorden, bantal,
selimut, sarung, seprai kasur, pintu kamar, kontak listrik buat lampu, pintu
lemari, jendela kamar, meja belajar, sisir, cermin, gantungan baju, topi, buku,
baju, komputer, mouse, mouse pad, kursi, monitor, kalender, televisi, pulpen,
papan skateboard.
• Kamar mandi : pintu kamar mandi, gantungan baju, handuk, gayung, tempat
sikat gigi, cermin.
• Ruang makan : meja makan, kursi, lemari piring, piring, gelas, sendok,
garpu, serbet, mangkok, taplak meja makan.
• Pada kendaraan (motor/mobil) selama perjalanan : jok kursi, kaca bagian
belakang mobil, sayap motor belakang (dibawah plat motor), helm, tembok
rumah, pagar, sepeda, becak, gerobak, spanduk, billboard, mobil, motor,
sepeda, becak, gerobak, truk, bis, taksi, trotoar, lampu lalu lintas, halte, jalan
layang, pos polisi, spanduk, taman/lapangan kota.
• Kegiatan dikampus : buku, tas, jam dinding, papan pengumuman, madding,
pagar sekolah, pos satpam, parkiran, pintu ruang guru, papan mading, tembok,
42
bangku, taplak meja, rak buku, jendela, pintu, poster, buku, papan
tulis/whiteboard
• warung : jam dinding, tempat sampah, kaleng krupuk diatas meja, minuman
(mug, gelas, cangkir), kursi dan meja warung.
3.3.6. Sintesa Data
• Visual Melalui hasil riset yang telah dilakukan. Target audience lebih
menyukai video dokumenter olahraga ekstrim skateboard dengan gaya visual
yang menggunakan alur cerita dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan
teknik slow motion saat melakukan trik-trik menjadi acuan audience untuk
dapat menirunya dengan benar.
• Audio Audio yang digunakan dalam perancangan video dokumenter olahraga
ekstrim skateboard surabayaSK8 menggunakan musik bergenre pop, rock,
puck, dubstep dan gabungan dari musik tradisional-modern. Musik bergenre
pop, rock, dan punk dapat menambah semangat jiwa muda mereka saat
menonton video dokumenter olahraga ekstrim skateboard. Musik pop, rock,
punk, dan dubstep adalah musik yang sering didengarkan setiap hari oleh
3.4. Skema Pola Pikir
44
landasan untuk menciptakan desain media komunikasi visual yang baik yang
dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
• Anak muda yang suka berolahraga ekstrim. • Suka berkumpul dengan komunitas. • cepat akrab dengan orang yang baru dikenal • selalu online di sosial media ataupun berbagai
•Salah satu komunitas olahraga ekstrim skateboard surabayaSK8. •Pembuatan video dokumenter
surabayaSK8 sangat tidak terstruktur.
•Alur cerita dan teknik editing yang sangat monoton membuat audience menjadi bosan saat menonton. •Anggota surabayask8 tetap
melakukan trik-trik skateboard walaupun terjatuh berkali-kali. •Sangat senang saat mendarat
dengan sempurna ketika melakukan trik-trik skateboard.
Per ancangan video dokumenter olahr aga ekstr im skateboar d
•Alur cerita cenderung lebih ke arah kehidupan sehari-hari dari narasumber yang dipilih. •bercerita tentang kehidupan nyata
3 skateboarder surabaya untuk berjuang maju demi apa yang mereka yakini. Mereka berbagi suka, duka & tawa di video dokumenter olahraga esktrim
skateboard SurabayaSk8.
Aspek-aspek dalam film video dokumenter
Visual:
•adanya penggunaan tone warna cerah yang membawa semangat jiwa muda.
•teknik penggunaan slow motion •alur cerita “day in the Life”
Audio:
•Penggunaan musik beraliran pop, rock, punk.
Slide In Paradise
Keyword/what to say dalam perancangan acara film dokumenter Ekstrim
Skateboard SurabayaSK8 ini adalah “Slide In Paradise”. “Slide” merupakan
kata dari bahasa Inggris yang artinya Meluncur. Sedangkan“Paradise”
mempunyai arti Surga. Jadi, “Slide In Paradise” mempunyai arti meluncur di
surga. Para Skateboarder sangat menikmati saat berseluncur menggunakan papan
skateboard, saat melakukan trik-trik dan tidak mendarat dengan bagus para
skateboarder akan tetap melakukannya sampai mereka dapat mendarat dengan
sempurna. Seperti mempunyai rasa senang yang luar biasa saat mereka melakukan
trik-trik dengan sempurna, bagaikan meluncur seperti di surga dengan rasa senang
yang luar biasa.
4.2. Penjabar an Konsep
4.2.1. Konsep Verbal
4.2.1.1. Pendekatan Kreatif Cerita
Berdasarkan analisis consumer insight pendekatan kreatif cerita
dapat dilakukan dengan apa yang target audience inginkan. Target
audience lebih menyukai video dokumenter jika alur ceritanya tidak
monoton yang hanya menampilkan trik-trik skateboard saja. Secara
psikologis target audience adalah anak yang aktif, rasa ingin tahu yang
tinggi terhadap segala sesuatu yang baru, selalu up to date dengan dunia
online komunitas skateboard. Penggambaran suasana akan ditampilkan
sesuai psikografis target audience tersebut, suasana yang ceria. Semua
kesukaan atau needs dari target audience akan termuat dalam cerita.
Target segmen lebih menyukai video dokumenter yang membahas tentang
keseharian skateboarder disertai dengan trik-trik skateboard.
Pesan moral yang terkandung dalam perancangan video
dokumenter olahraga ekstrim skateboard SurabayaSk8 adalah pentingnya
persahabatan bagi Aris, Ainul, dan Indra selalu berbagi cerita.
46
4.2.1.2. Sinopsis
Perancangan Video dokumenter olahraga esktrim skateboard
SurabayaSk8 bukanlah video skateboard yang penuh aksi dan juga juga
bukanlah video dokumenter membosankan dan penuh dramatisasi. Video
dokumenter olahraga esktrim skateboard SurabayaSk8 bercerita tentang
kehidupan nyata 3 skateboarder surabaya untuk berjuang maju demi apa
yang mereka yakini. Mereka berbagi suka, duka dan tawa di video
dokumenter olahraga esktrim skateboard SurabayaSk8.
4.2.1.3. Squence
Dalam perancangan video dokumenter olahraga ekstrim
skateboard surabayask8 ini ada beberapa sequence, tiap-tiap sequence
terdapat adegan atau kejadian yang berbeda-beda didalam cerita. Adegan
atau kejadian tersebut meliputi tempat kejadian, dan setting didalam cerita.
Terdapat 5 sequence dalam perancangan video dokumenter olahraga
ekstrim skateboard surabayask8 yaitu :
Squence 1: Menceritakan tentang profil dari indra.
Squence 2: Dalam sequence ini orang terdekat dari indra akan
menceritakan tentang siapa indra dan sedekat apa mereka
dengan indra bagi hidupnya.
Squence 3: Dalam sequence ini memperlihatkan keahlian indra dalam
bermain skateboard diikuti dengan testimony dari indra.
Squence 4: Dalam sequence ini memperlihatkan video tentang artis
skateboard yang menjadi motivasi bagi indra.
Squence 5: Menceritakan tentang profil dari ainul.
Squence 6: Menceritakan tentang profil dari aris.
Squence 7: Dalam squence ini memperlihatkan keahlian ainul dalam
bermain skateboard diikuti dengan testimony dari ainul.
Squence 8: Dalam squence ini memperlihatkan video tentang artis
skateboard yang menjadi motivasi bagi ainul.
Squence 9: Dalam squence ini memperlihatkan keahlian aris dalam