• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPUASAN MASYARAKAT SURABAYA MENONTON MAHABHARATA DI ANTV ( Studi Deskriptif Kuantitatif Kepuasan Masyarakat Surabaya Menonton Mahabharata di ANTV Terhadap Tokoh Arjuna).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEPUASAN MASYARAKAT SURABAYA MENONTON MAHABHARATA DI ANTV ( Studi Deskriptif Kuantitatif Kepuasan Masyarakat Surabaya Menonton Mahabharata di ANTV Terhadap Tokoh Arjuna)."

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

Mahabhar ata di ANTV Terhadap Tokoh Arjuna)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per syar atan Memeperoleh Gelar Sarjana Pada FISIP UPN “VETERAN” J awa Timur

Oleh :

TRIFIA MAULIDA RACHMAWATI NPM. 0943010116

YAYASAN KESEHJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

Mahabharata di ANTV Terhadap Tokoh Arjuna )

Disusun Oleh :

Trifia Maulida Rachmawati 0943010116

Telah disetujui untuk mengikuti ujian skripsi

Menyetujui,

PEMBIMBING

Dr s. Kusnarto, M.Si NIP. 19580801.198402.1001

Mengetahui,

D E K A N

(3)

Oleh :

TRIFIA MAULIDA RACHMAWATI NPM. 0943010116

Telahdi per tahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awaTimur Pada tanggal 17 J ULI 2014

Pembimbing Utama Tim Penguji :

1. KETUA

Dr s. Kusnar to, M.Si J uwito, S.Sos, M.Si

NIP. 19.580801.198402.1001 NPT. 367049500361

2. SEKETARIS

Dr s. SaifuddinZuhr i, M.Si NPT. 3.70069400351

3. ANGGOTA

Dr s. Kusnar to, M.Si

NIP. 19.580801.198402.1001

Mengetahui, D E K A N

(4)

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“KEPUASAN MASYARAKAT SURABAYA MENONTON

MAHABHARATA DI ANTV ( Studi Deskr iptif Kuantitatif Kepuasan Masyarakat Sur abaya Menonton Mahabharata di ANTV Ter hadap Tokoh Arjuna)”

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi program SI yang telah ditetapkan FISIP UPN "Veteran" Jawa Timur. Pembuatan skripsi ini tidak sempurna tanpa dukungan semua pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT. yang selalu memberikan kesehatan, rezeki, kemudahan, dan kasih sayang.Terima kasih Ya Allah.

2. Dra. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Surabaya.

3. Juwito, S.Sos., M.Si , selaku Kepala Program Komunikasi FISIP UPN "Veteran" Surabaya.

4. Drs.Kusnarto, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang banyak memberi masukan dan arahan. Terima kasih banyak.

(5)

Resmiati, “mamii” Cicilia Meirisa, Nalendra “not” ayu, Enggar “pao” Kusuma, Debi”nong” Arianti, Niken “Maheswara” dan lainnya maaf tidak bisa menulis semuanya, Thanks support, your the best semp tralalalalaaaa.

7. Buat adel , ijonk makasi uda bantuin dan sorry yaa bikin kalian repot :D 8. Thanks for your support, and you patience Rizard Apriansyah.

Akhir kata penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik maupun saran selalu penulis harapkan demi tercapainya hal terbaik dari penelitian ini. Besar harapan penulis, semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat sekaligus menambah pengetahuan bagi berbagai pihak. Amin.

Surabaya , Juli 2014

(6)

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Kegunaan Penelitian ... 11

1.4.1 Secara Teoritis ... 11

1.4.2 Secara Praktis ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 12

2.2 Landasan Teori ... 15

(7)

2.2.6 Kepuasan Khalayak ... 32

2.2.7 Mahabharata ... 35

2.3 Kerangka Berpikir ... 38

2.4 Hipotesis ... 41

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 42

3.1.1 Tingkat Kepuasan Penonton Terhadap Sulih Suara Bahasa Indonesia ... 42

3.1.2 Pengukuran Variabel ... 43

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 52

3.2.1 Populasi Dan Sampel ... 52

3.2.2 Teknik Penarikan Sampel ... 52

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 54

3.4 Metode Analisis Data ... 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 59

(8)

4.2.1.4 karakteristik berdasarkan pekerjaan ... 71

4.2.2 penggunaan media ... 72

4.2.3 Deskriptif Variabel Gratifications Sought (X) dan Variabel Gratifications Obtained (Y) ... 75

4.24. Kepuasan Yang Diinginkan (Gratification Sought) Ketika Menonton Mahabharata Di Antv Tehadap Tokoh Arjuna ... 76

4.2.4.1 motif informasi ... 76

4.2.4.2 motif identitas pribadi... 80

4.2.4.3 motif integrasi dan interaksi sosial ... 84

4.2.4.4 motif hiburan ... 88

4.2.5 Kepuasan Yang Diperoleh (Gratification Obtained) Ketika Menonton Mahabharata Di Antv Tehadap Tokoh Arjuna ... 92

4.2.5.1 motif informasi ... 92

4.2.5.2 motif identitas pribadi... 96

4.2.5.3 motif integrasi dan interaksi sosial ... 100

4.2.5.4 motif hiburan ... 104

(9)
(10)

Seiring perkembangan zaman, komunikasi massa seperti sekarang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Media massa khususnya televisi (tv), perkembangan tersebut membantu masuknya informasi bagi masyarakat. Seperti perubahan perilaku negatif mengikuti pola perilaku dari tayangan seperti film “Mahabhrata” di antv, dimana film ini sebagian bertentangan dengan budaya bangsa.

Dari fenomena ini peneliti ingin mengamati kepuasaan terhadap kepuasan yang diinginkan/ Gratifications Sought (GS) dengan kepuasan yang diperoleh/ Gratifications Obtanined (GO). Dengan cara melakukan penelitian pendekatan kuantitatif dan metode yang digunakan adalah survey yang menggunakan analisis penelitian deskriptif. Menggunakan uji t untuk mengetahui kepuasan terhadap melihat antara kepuasan yang diinginkan (GS) dengan kepuasan yang diperoleh (GO).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa kepuasan masyarakat menonton film mahabharata di antv terhadap tokoh arjuna memberikan kepuasan terhadap motif informasi, motif identitas pribadi, integrasi dan interaksi social, dan motif hiburan.

Kata kunci : kepuasan, masyarakat surabaya,film mahabharata di antv.

ABSTRACT

Trifia Maulida Rachmawati, 0943010116, Public Satisfaction Surabaya Watching The Mahabharata In ANTV (Quantitative Descriptive Study On Public Satisfaction Surabaya Watching The Mahabharata In ANTV Arjuna Figure)

Along with the times, mass communication as it is now experiencing rapid growth. The mass media, especially television (TV), these developments helped the entry of information for the public. Such negative behavior changes follow the pattern of behavior of impressions like the movie "Mahabhrata" in ANTV, where the film is partly at odds with the culture of the nation.

Of this phenomenon researchers wanted to observe fasting to gaps between the desired satisfaction / Gratification Sought (GS) with the satisfaction gained / Gratification Obtanined (GO). By way of doing quantitative research approaches and methods used is the use of survey research descriptive analysis. T-test to determine satisfaction with the saw gap between the desired satisfaction (GS) with the satisfaction obtained (GO).

based on the results of the study showed in on public satisfaction surabaya watching the mahabharata in antv arjuna figure information motive, motive of personal identity, motive and the integration of social interaction, and entertainment motive.

(11)

1.1.Latar belakang masalah

Salah satu kebutuhan yang cukup penting dan esensial bagi manusia adalah kebutuhan akan informasi. Untuk mengetahui dengan jelas segala hal yang terjadi didunia atau disekelilingnya, manusia sangat membutuhkan kehadiran media untuk memenuhi kebutuhannya. Maka hadirlah sarana komunikasi yang lebih dikenal sebagai media massa, Perkembangan media massa akhir ini sangat pesat. Media massa menyajikan berbagai realitas kehidupan dalam bentuk informasi kepada masyarakat. Munculnya kesadaran tentang arti dan nilai dari informasi membuat masyarakat tidak dapat melepaskan diri dari informasi yang disajikan oleh media massa. (Sobur, 2006:162).

(12)

Perkembangan teknologi dan informasi dari waktu melahirkan inspirasi yang luar biasa dengan ditandai munculnya televisi, radio, satelit dan lainnya. Seiring dengan berputarnya waktu dan perkembangan teknologi yang semakin berkembang dan sampai pada tahap yang modern seperti yang terjadi pada saat ini. Pada saat situasi seperti ini salah satu pihak yang dapat memberikan informasi secara global adalah televisi. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual merupakan medium paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian secara luas, hal ini disebabkan oleh satelit dan pesatnya perkembangan jaringan televisi yang menjangkau masyarakat hingga ke wilayah terpencil (Wibowo, 2007:17).

Saat ini televisi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk berbincang-bincang dengan keluarga atau pasangan mereka. Bagi banyak orang televisi adalah teman, televisi menjadi cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu. (Morrisan, 2004:41).

(13)

radio dan film, ini ke waktu menjadi daya tarik kuat televisi. Selain mempunyai unsur kata-kata sound effect, juga mempunyai unsur visual berupa gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam pada pemirsa. Sehingga seolah - olah khalayak berada di tempat peristiwa yang disiarkan oleh pemancar televisi itu (Effendy, 2000:177).

Media massa, khususnya televisi saat ini telah mengalami perkembangan pesat di berbagai negara. Era siaran televisi diawali oleh stasiun pemerintah, yaitu Televisi Republik Indonesia (TVRI), secara tidak langsung telah mendorong munculnya televisi swasta. Diawali oleh Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) dan Surya Citra Televisi (SCTV), TV Lativi, METRO-TV, TRANS TV, ANTV, Global TV dan Trans 7 saat ini mulai tumbuh dan berkembang, baik yang nasional maupun yang lokal (Kuswandi, 1996:37). Ada juga stasiun televisi lokal di beberapa daerah, misalnya Riau TV, JTV, Batu TV dan masih banyak lagi. Perkembangan tersebut sangat membantu masuknya arus informasi bagi masyarakat, perubahan perilaku negatif mengikuti pola perilaku dari tayangan seperti film asing, dimana film asing sebagian bertentangan dengan budaya bangsa yang berbhineka tunggal ika.

Mahabharata adalah sebuah serial tayangan film asing drama

televisi mitologi berbahasa Hindi dari India berdasarkan susastra Mahabharata. Di Indonesia, serial ini ditayangkan oleh ANTV. Serial ini

(14)

sebagai Dropadi dan Arav Chowdhary sebagai Bisma. (http://id.wikipedia.org/wiki/Mahabharata). Kisah Mahabharata merupakan cerita epik antara dua kerajaan besar yang melakukan perang satu sama lain. Dipenuhi berbagai penokohan karakter yang kuat serta setting istana yang mewah, ceritanya akan mengaduk-aduk emosi penontonnya. Ceritanya juga beragam, mulai dari tentang perebutan kekuasaan, kisah pengorbanan, cerita cinta dan juga cerita kesenjangan antara para dewa dengan manusia.

(15)

episode Mahabharata sudah menembus lebih dari 140 episode. Tetapi yang berlangganan TV, bisa melihat serial ini melalui channel Star Plus.

Mahabharat menyajikan kisah tahta Hastinapura, suatu kerajaan

yang diperintah oleh keluarga Kuru. Para Kurawa dan Pandawa saling bersaing untuk menduduki tahta tersebut. Meski ayah dari para Kurawa lebih tua daripada ayah para Pandawa, Duryodana sebagai Kurawa tertua lebih muda usianya daripada Yudistira sebagai Pandawa tertua. Baik Duryodana maupun Yudistira mengklaim diri mereka sebagai pewaris terdepan tahta Hastinapura. Dalam Mahabharata diceritakan bahwa Prabu Pandu tidak bisa melanjutkan keturunan karena dikutuk oleh seorang resi. Kunti istri pertamanya menerima anugerah dari Resi Durwasa sehingga mampu memanggil dewa sesuai dengan keinginannya, dan juga dapat memperoleh anugerah dari dewa yang dipanggilnya. Pandu dan Kunti memanfaatkan anugerah tersebut untuk memanggil Dewa Yama (Dharmaraja; Yamadipati), Bayu (Maruta), dan Indra (Sakra) yang kemudian memberi mereka tiga putra. Arjuna merupakan putra ketiga, lahir dari Indra, pemimpin para Dewa.

Arjuna merupakan seorang tokoh ternama dalam dunia pewayangan dalam budaya Jawa Baru. Beberapa ciri khas Arjuna versi pewayangan mungkin berbeda dengan ciri khas Arjuna dalam kitab Mahabharata versi India dengan bahasa Sanskerta. Dalam dunia

(16)

pendiam, teliti, sopan-santun, berani dan suka melindungi yang lemah. Ia memimpin Kadipaten Madukara, dalam wilayah negara Amarta. Ia adalah petarung tanpa tanding di medan laga, meski bertubuh ramping berparas rupawan sebagaimana seorang dara, berhati lembut meski berkemauan baja, kesatria dengan segudang istri dan kekasih meski mampu melakukan tapa yang paling berat, seorang kesatria dengan kesetiaan terhadap keluarga yang mendalam tapi kemudian mampu memaksa dirinya sendiri untuk membunuh saudara tirinya. Konon Arjuna begitu halus dan tampan sosoknya sehingga para puteri begitu, juga para dayang, akan segera menawarkan diri mereka. Merekalah yang mendapat kehormatan, bukan Arjuna. Di Nusantara, tokoh Arjuna juga dikenal dan sudah terkenal dari dahulu kala. Arjuna terutama menjadi populer di daerah Jawa, Bali, Madura, dan Lombok. (http://id.arjuna-wikipedia.org/wiki/Mahabharata)

Di jam primetime, ANTV mencoba peruntungannya dengan tayangan dari negara India yang di negara asalnya sendiri masih tayang. Melalui serial Mahabharata ini, ANTV seolah ingin memberi angin segar untuk slot primetime. Mahabharata ini sendiri karena dulunya pernah ditayangkan di TPI. Tapi ini bukan merupakan versi yang sama. Versi yang ditayangkan oleh ANTV ini merupakan versi terbarunya yaitu tayang pada akhir tahun 2013 dan masih berjalan hingga sekarang di Star Plus India.

(17)

Mahabharata menempati peringkat 13 dengan TVR 2,4 dan share 9,1

persen. Serial ini menjadi program dengan rating tertinggi nomor 2 di ANTV. Program nomor 1 ANTV adalah kartun sore Marsha and The Bear yang menempati peringkat 10 dengan TVR 2,6 dan share 19,4

persen (http:// rating-report-mahabharata-antv-debut.html)

Sejak tayang, Mahabharata langsung meraih atensi positif. Tercatat sebagai peraih rating tertinggi untuk kategori tayangan fiksi dalam tiga tahun terakhir. Drama yang dibintangi Arav Chowdhary (Bisma) dan Anoop Singh Thakur (Destrarasta) bahkan memenangkan penghargaan Star Guild Awards sebagai serial drama terbaik.

Motif dan kepuasan penggunaan media ada didalam teori uses and gratification . Teori uses and gratification ini mempelajari suatu

kepuasan yang dicari audiens sehingga ia menggunakan media tersebut dan apa saja isi media yang dapat memuaskan kebutuhan sosial dan psikologisnya. Teori ini menunjukan bahwa yang menjadi permasalahan utama adalah “bagiamana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak”, sehingga bobotnya adalah pada khalayak aktif (Effendy 2003:289-290). Ini sejalan dengan inti dari teori manfaat dan gratifikasi “aktifitas audien yaitu pilihan yang disengaja oleh para pengguna isi media untuk memenuhi (memuaskan) kebutuhan mereka” (Severin&Tankard 2008:353).

(18)

Tjiptono (2002:15) merupakan suatu perbandingan antara persepsi dan harapan seseorang. Seseorang dikatakan puas apabila persepsi sama atau lebih besar dari harapan, demikian pula sebaliknya apabila persepsi lebih kecil atau kurang dari harapan akan merasa tidak puas. Sedangkan menurut Kotler ( 2002:42) kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah memperbandingkan antara persepsi / kesannya terhadap kinerja atau hasil sesuatu harapan dan harapannya.

(19)

SURABAYA MENONTON MAHABHARATA DI ANTV ( Studi Deskr iptif Kuantitatif Kepuasan Masyarakat Sur abaya Menonton Mahabharata Di ANTV Terhadap Tokoh Arjuna)”

1.2.Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelurnnya, maka dalam penelitian ini ma salah tersebut dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah ada kepuasan yang diharapkan (Gratification Sought) dari

motif informasi pada penonton di Surabaya ketika menonton mahabharata di ANTV terhadap terhadap tokoh arjuna dengan kepuasan yang diperoleh (Gratification Obtained) sehingga dapat diasumsikan apakah masyarakat terpuaskan atau tidak?

2. Apakah ada kepuasan yang diharapkan (Gratification Sought) dari motif identitas pribadi pada penonton di Surabaya ketika menonton mahabharata di ANTV terhadap terhadap tokoh arjuna dengan kepuasan yang diperoleh (Gratification Obtained) sehingga dapat diasumsikan apakah masyarakat terpuaskan atau tidak?

(20)

mahabharata di ANTV terhadap terhadap tokoh arjuna dengan kepuasan yang diperoleh (Gratification Obtained) sehingga dapat diasumsikan apakah masyarakat terpuaskan atau tidak?

1.3.Tujuan penelitian

Dari perumusan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui apakah ada kepuasan pada motif informasi, berdasarkan perhitungan antara kepuasan yang diharapkan (Gratification Sought) pada penonton di Surabaya ketika menonton mahabharata di ANTV terhadap terhadap tokoh arjuna dengan kepuasan yang diperoleh (Gratification Obtained) setelah menonton mahabharata di ANTV. 2. Mengetahui apakah ada kepuasan pada motif identitas pribadi,

berdasarkan perhitungan antara kepuasan yang diharapkan (Gratification Sought) pada penonton di Surabaya ketika menonton mahabharata di ANTV terhadap terhadap tokoh arjuna dengan kepuasan yang diperoleh (Gratification Obtained) setelah menonton mahabharata di ANTV.

(21)

kepuasan yang diperoleh (Gratification Obtained) setelah menonton mahabharata di ANTV.

4. Mengetahui apakah ada kepuasan pada motif hiburan, berdasarkan perhitungan antara kepuasan yang diharapkan (Gratification Sought) pada penonton di Surabaya ketika menonton mahabharata di ANTV terhadap terhadap tokoh arjuna dengan kepuasan yang diperoleh (Gratification Obtained) setelah menonton mahabharata di ANTV.

1.4.Kegunaan penelitian 1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan refrensi bagi para penelitian di bidang komunikasi untuk mengembangkan teori – teori dan metodologi yang berkaitan erat dengan kepuasan dari media massa khususnya acara televisi dengan mengaplikasikan teori uses & gratification serta teori nilai harapan terkait gratification sought & gratification obtained.

2. Kegunaan Praktis

(22)

2.1 Peneliti Terdahulu

Berdasarkan penelitian terdahulu maka dalam penelitian kali ini akan disampaikan beberapa pokok kajian yang sama antara lain :

1. Penelitian yang berjudul Kepuasan Masyarakat Terhadap Terjemahan Teks dan Sulih Suara Bahasa Indonesia Pada Tayangan Film Asing di Indonesia diteliti oleh Ropingan (2012), jurusan Ilmu Komunikasi. Penelitian ini adalah mengukur bagaimana kepuasan masyarakat terhadap terjemahan teks dan terjemahan sulih suara bahasa Indonesia pada film-film asing di tayangan televisi. Dari hasil beberapa survey membuktikan bahwa mulai dari kalangan masyarakat kebawah sampai keatas tetap memilih dan memiliki televisi sebagai sarana hiburan. Melalui tontonan tayangan film asing, masyarakat bisa memahami dan lebih mengerti bahasa asing yang telah dialihkan terjemahkan menjadi bahasa Indonesia.

(23)

konsekuensi dari penggunaan media itu. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh penonton televisi nasional di wilayah Jawa Timur. Sampel pada tingkat kabupaten dipilih secara purposive dengan jumlah populasi 512 responden.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Jawa Timur lebih cenderung memilih terjemahan terjemahan teks bahasa Indonesia dalam film-film asing. Mereka menunjukkan tingkat kepuasan dan persetujuan yang lebih tinggi dalam menonton film dengan menggunakan terjemahan teks dibanding dengan menggunakan terjemahan sulih suara.

2. Penelitian kedua dilakukan oleh Erick Yuwono (2012), program studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Kristen Petra Surabaya, penelitian yang berjudul “Kepuasan Masyarakat Surabaya dalam Menonton Program variety show “Dahsyat” Di RCTI”. Penelitian ini adalah untuk mengetahui kepuasan masyarakat Surabaya dalam menonton program dahsyat di rcti. Dahsyat yaitu untu musik, masak, games dan reality. Penelitian ini menjelaskan tentang indicator informasi / keingintahuan, pelarian, kegunaan sosial, identifikasi sosial dan hiburan.

(24)

berdasarkan motif-motif tertentu dan media akan dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Dalam teori ini terdapat dua konsep, yakni Gratifications Sought (GS) dan Gratifications Obtained (GO).

Obyek penelitian ini adalah masyarakat Surabaya yang menonton progam acara variety show dahsyat rcti. Berdasarkan hasil uji mean dimana skor mean Gratifications Sought dan Gratifications Obtained diperoleh bahwa biro iklan belum merasakan kepuasan terhadap layanan jasa surat kabar lokal.

Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian sekarang yang dilakukan memiliki perbedaan dan persamaan dengan penelitian terdahulu. Perbedaan pada penelitian terdahulu dengan yang sekarang terletak pada variabel dan populasi pada penelitian yang digunakan.

(25)

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Komunikasi Massa

Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada khalayak tersebar, heterogen dan menimbulkan media alat-alat elektronik sehingga pesan yang sama dapat diartikan secara serempak dan sesaat. Maka komunikasi yang ditujukan kepada massa dengan menggunakan media elektronik khususnya internet merupakan komunikasi massa (Rakhmat, 1991 : 189). Menurut Bittner, “komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people)”. Dari definisi tersebut

dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. (Ardianto, 2004 : 3)

(26)

komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran – saluran media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, film atau televise dan internet”. (Wiryanto 2000 : 3). Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat – alat mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan – pesan komunikasi. (Wiryanto, 2000 : 1). Komunikasi massa kita adopsi dari istilah bahasa inggris, mass communication, kependekan dari mass media communication

(komunikasi media massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang “mass mediated”. (Wiryanto, 2000 : 2).

(27)

Melalui definisi-definisi tersebut diatas, setidaknya terdapat tujuh ciri komunikasi massa yang menurut Nurudin (2004: 19), yaitu:

1. Komunikasi massa berlangsung satu arah

2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga 3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum 4. Media massa menimbulkan keserempakan 5. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen 6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis 7. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper

Seseorang yang akan menggunakan media massa sebagai alat untuk melakukan kegiatan komunikasinya perlu memahami karakteristik komunikasi massa diantaranya (Effendy, 2003:80-81-83).

1. Komunikasi massa bersifat umum artinya pesan komunikasi yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang.

(28)

sekali hubungannya dengan sifat heterogen komunikan 3. Media massa menimbulkan keserampakkan artinya

keserampakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komuniaktor, dan penduduk tersebut satu sama lainnya dalam keadaan terpisah.

4. Hubungan komunikator-komunikator bersifat non pribadi, karena komunikan yang anonim dicapai oleh orang-orang yang dikenal hanya dalam perannya yang bersifat umum sebagai komunikator. Sifat non pribadi ini timbul disebabkan karena teknologi dari penyebaran yang massal dan sebagaian lagi dikarenakan syarat-syarat bagi oeranan komunikator yang bersifat umum.

(29)

2.2.2 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa

Dari semua media komunikasi yang ada, televisi lah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Sebanyak 99% orang Amerika memiliki televisi di rumahnya. Tayangan televisi mereka dijejali hiburan, berita dan iklan. Sebagaimana radio siaran, penemuan televisi telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan akhir abad 19 dengan dasar penelitian yang dilakukan oleh James Clark Maxwell dan Heinrich Hertz, serta penemuan Marconi pada tahun 1890 (Heibert, Ungrait, Bohn, pada Komala dalam Karlinah, dkk 1999).

Televisi sebagai pesawat transmisi dimulai pada tahun 1925 dengan menggunakan metode mekanikal dari Jenkins. Pada tahun 1928 General Elektronic Company mulai menyelenggarakan acara siaran televisi secara reguler dan pada tahun 1939 Presiden Fanklin D.Roosevalt tampil di layar televisi. Sedangkan siaran televisi komersial di Amerika dimulai pada 1 September 1940 (Ardianto & Erdinaya, 2004: 126).

(30)

peristiwa yang sedang terjadi. Selain itu fungsi dari televisi sama dengan fungsi media massa lainnya seperti surat kabar dan radio siaran yaitu memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk (Ardianto & Erdinaya, 2004: 128).

Dalam hal ini, yang dimaksud dengan televisi ialah televisi siaran atau television broadcast yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri – ciri yang dimiliki komunikasi massa yaitu pesannya bersifat umum, berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, sasaranya menimbulkan keserempakan dan komunikannya heterogin.

Hal tersebut perlu dijelaskan, karena disamping televisi siaran terdapat juga televisi jenis lain yaitu diantaranya Closed Circuit Television (CCTV) atau jaringan televisi sekitar yang sering

dioperasikan di kampus – kampus atau tempat lain. Berbeda dengan televisi siaran sistem hubungannya antara pemancar dengan pesawat penerima tanpa kawat, maka pada CCTV kedua komponen jaringan tersebut dihubungkan dengan koesial yakni untuk menyalurkan pesan dari studio CCTV (effendy, 1993: 21).

2.2.3 Komunikasi Antarbudaya

(31)

dan konsep komunikasi. Hubungan antara keduanya sangat kompleks. Budaya mempengaruhi komunikasi dan pada gilirannya komunikasi turut menentukan, menciptakan dan memelihara realitas budaya dari sebuah komunitas/kelompok budaya (Martin dan Thomas, 2007: 92). Dengan kata lain, komunikasi dan budaya ibarat dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Budaya tidak hanya menentukan siapa bicara dengan siapa, tentang apa dan bagaimana komunikasi berlangsung, tetapi budaya juga turut menentukan bagaimana orang menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan dan kondisi-kondisinya untuk mengirim, memperhatikan dan menafsirkan pesan. Sebenarnya seluruh perbendaharaan perilaku manusia sangat bergantung pada budaya tempat manusia tersebut dibesarkan. Konsekuensinya, budaya merupakan landasan komunikasi. Bila budaya beraneka ragam, maka beraneka ragam pula praktik - praktik komunikasi (Mulyana dan Rakhmat, 2005: 20).

Dengan memahami kedua konsep utama itu, maka studi komunikasi antarbudaya dapat diartikan sebagai studi yang menekankan pada efek kebudayaan terhadap komunikasi. Adapun beberapa definisi komunikasi antarbudaya, sebagai berikut:

(32)

Reader – komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara

orang-orang yang berbeda kebudayaan, misalnya antarsuku bangsa, antaretnik dan ras, antar kelas sosial.

2. Samovar dan Porter juga mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya terjadi di antara produser pesan dan penerima pesan yang latar belakang kebudayaannya berbeda.

3. Charley H. Dood mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya meliputi komunikasi yang melibatkan peserta komunikasi yang mewakili pribadi, antarpribadi dan kelompok dengan tekanan pada perbedaan latar belakang kebudayaan yang mempengaruhi perilaku komunikasi para peserta.

4. Guo-Ming Chen dan William J. Starosta mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya adalah proses negosiasi atau pertukaran sistem simbolik yang membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka dalam menjalankan fungsinya sebagai kelompok (Liliweri, 2003: 10-11).

(33)

perbedaan-perbedaan kultural. Dalam perkembangannya, komunikasi antarbudaya dipahami sebagai proses transaksional, proses simbolik yang melibatkan atribusi makna antara individu-individu dari budaya yang berbeda. Sedangkan Tim-Toomey menjelaskan komunikasi antarbudaya sebagai proses pertukaran simbolik dimana individu-individu dari dua (atau lebih) komunitas kultural yang berbeda menegosiasikan makna yang dipertukarkan dalam sebuah interaksi yang interaktif.

Menurut Kim, asumsi yang mendasari batasan tentang komunikasi antarbudaya adalah bahwa individu-individu yang memiliki budaya yang sama pada umumnya berbagi kesamaan-kesamaan atau homogenitas dalam keseluruhan latar belakang pengalaman mereka daripada orang yang berasal dari budaya yang berbeda (Rahardjo, 2005: 53).

Dalam rangka memahami kajian komunikasi antarbudaya, maka ada beberapa asumsi, yaitu:

1. Komunikasi antarbudaya dimulai dengan anggapan dasar bahwa ada perbedaan persepsi antara komunikator dengan komunikan

(34)

3. Gaya personal mempengaruhi komunikasi antarpribadi 4. Komunikasi antarbudaya bertujuan mengurangi tingkat

ketidakpastian

5. Komunikasi berpusat pada kebudayaan

6. Efektivitas antarbudaya merupakan tujuan komunikasi antarbudaya (Liliweri, 2003: 15)

2.2.4 Teori Uses And Gratification

Teori uses and Gratification digambarkan Swanson sebagai “a dramatic break with effect tradition of the past”. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang, akan tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya, diri sini timbul istilah uses and gratifications penggunaan dan pemenuhan kebutuhan (Rakhmat, 2001:65).

(35)

Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya, juga memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (gratifications) atas kebutuhan seseorang. Oleh karena itu, sebagian besar perilaku khalayak akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan individu (Ardianto&Erdinaya, 2004:70).

Katz, Blumer dan Gurevits (Ardianto & Erdinaya, 2004:71) menjelaskan mengenai asumsi dasar teori Uses and Gratifications, yaitu:

1. Khalayak dianggap aktif, artinya sebagai bagian dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.

2. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak.

3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi oleh media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui komunikasi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan.

(36)

5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti terlebih dahulu orientasi khalayak.

Dengan demikian untuk memenuhi sebagian kebutuhannya, khalayak bebas untuk memilih dan menggunakan sejumlah media. Teori ini meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lainnya dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan. Katz, Gurevitch dan Haas (Effendy, 2003:294) mendefinisikan jenis kebutuhan dalam kaitannya dengan media massa adalah :

1. Coginitive needs (kebutuhan kognitif) adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman atas lingkungan. Kebutuhan ini didasari pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk penyelidikan.

2. Affective needs (kebutuhan Afektif) adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.

(37)

4. Social integrative needs (kebutuhan sosial secara integratif) adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan anggota keluarga teman dan dunia.

5. Escapist needs (kebutuhan pelepasan) adalah kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindar tekanan dan hasrat akan keanekaragaman.

Kita bisa memahami interaksi orang dengan media melalui pemanfaatan media oleh orang itu (uses) dan kepuasaaan yang diperoleh (gratifications). Kepuasan yang sifatnya umum antara lain pelarian dari rasa khawatir, peredaan rasa kesepian, dukungan emosional, perolehan informasi dan kontak sosial (Nuruddin,2007:193).

Sedangkan menurut Wiryanto, uses and gratifications adalah pendekatan tentang kebutuhan individu terhadap pesan-pesan media berdasarkan asas manfaat dan kepuasan. Menurut pendekatan ini, komunikasi massa mempunyai kapasitas menawarkan sejumlah pesan yang dapat dimanfaatkan oleh komunikannya (Wiryanto,2003:56).

(38)

1. Selektivitas (selectivity), khalayak aktif adalah khalayak yang selektif terhadap media yang mereka gunakan.

2. Utilitarianisme (utilitarianism), khalayak aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuha-kebutuhan dan tujuan-tujuan yang khusus.

3. Kesengajaan (intensionality), mengisyaratkan penggunaan isi media mempunyai tujuan tertentu.

4. Keterlibatan (involvement), atau usaha yakni disini khlayak secara aktif dipercaya tahan terhadap pengaruh (impervious to influence).

Dengan kata lain, mereka tidak dengan mudah dibujuk oleh media saja (Winarso, 2005:74).

(39)

Philip Palmgreen mengumpulkan sejumlah teori the uses and gratifications berdasarkan pada karyanya sendiri dan beberapa koleganya termasuk Karl Rosengren dan lainnya (Palmgreen dalam Bostrom 1984:20-55).Teori ini berdasarkan pada expectancy-value theory (teori nilai pengharapan). Palmgreen dan koleganya mendefinisikan gratifications sought dalam kaitannya dengan kepercayaan seseorang mengenai apa yang media dapat berikan dan evaluasi seseorang mengenai isi media (Winarso, 2005:111).

(40)

Model nilai-harapan dari kepuasan media yang dicari dan didapatkan (Palmgreen dan Rayburn, 1985).

Secara umum, model ini menyatakan proposisi bahwa penggunaan media dinilai oleh kombinasi dari persepsi keuntungan yang ditawarkan oleh media dan nilai perbedaan dari keuntungan ini bagi anggota khalayak individual.

Model ini membedakan antara pengharapan (kepuasan yang dicari) dan kepuasan (kepuasan yang didapatkan) dan mengidentifikasikan kenaikan seiring waktu dari perilaku penggunaan media.

Sehingga ketika GO (kepuasan yang didapatkan) lebih tinggi dari pada GS (kepuasan yang dicari), kita akan berhadapan dengan situasi kepuasan khalayak yang tinggi serta perhatian yang tinggi (Mc Quail,2011:177-178).

(41)

gratification sought dibentuk dari kepercayaan seseorang mengenai apa yang media dapat berikan dan evaluasi seseorang mengenai isi media.

Gratification Obtained mempertanyakan hal-hal yang khusus mengenai apa saja yang telah diperoleh setelah menggunakan media dengan menyebutkan acara atau rubrik tertentu secara spesifik (Kriyantono, 2006:207).

2.2.5 Gratification Sought And Gratification Obtained

(42)

kombinasi kepercayaan dan evaluasi mengenai suatu segmen media tertentu dapat bersifat positif (dimana seseorang akan menggunakan segmen itu) atau negatif (dimana seseorang akan menghindarkannya).

Menurut McQuail (2011 : 178), motif pencarian kepuasan (GS) dipengaruhi oleh kepercayan – kepercayaan (beliefs) yang bersifat subyektif yang memilliki perilaku bahwa dengan menggunakan media akan mendapatkan hasil tertentu yang mengarah pada kepuasan. Selain itu GS juga timbul karena evaluasi atas berbagai macam perilaku maupun hasil dari media itu sendiri. Dengan motif pencarian kepuasan, maka khalayak akan menggunakan media sehingga mendapatkan kepuasan yang diperoleh GO. Ketika GO (kepuasan yang didapatkan) lebih tinggi daripada GS (kepuasan yang dicari), maka akan berhadapan dengan situasi kepuasan khalayak yang tinggi dan penghargaan serta perhatian yang tinggi.

2.2.6 Kepuasan Khalayak

(43)

terpenuhi dengan media massa. Tetapi pemenuhan kebutuhan itu membuat khalayak aktif dan selektif untuk memilih dan menggunakan media massa, yang pada akhirnya khalayak akan menciptakan kepuasan.

Berdasarkan konsep Palmgreen, kepuasan dibagi menjadi dua yaitu: Gratification Sought dan Gratification Obtained. Kepuasan yang diterima individu dalam menggunakan media diukur melalui adanya kesenjangan antara Gratification Sought dan Gratification Obtained.(McQuail 2011)

(44)

1. Motif informasi (Surveilance), yaitu motif yang berkenaan dengan kebutuhan individu akan informasi dan eksplorasi sosial.

2. Motif identitas pribadi (Personal Identity), yaitu motif yang ditujukan untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak yang bersangkutan

3. Motif integrasi dan interaksi sosial (Personal relationship), yaitu motif yang merujuk pada kelangsungan hubungan individu tersebut dengan orang lain

4. Motif hiburan (Diversi), yaitu motif yang meliputi kebutuhan akan pelepasan diri dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan

Gratification obtained adalah kepuasaan yang nyata yang diperoleh setelah individu menggunakan media tertentu. Gratification obtained mempertanyakan hal-hal yang khusus mengenai apa saja yang diperoleh setelah menggunakan media dengan menyebutkan rubrik tertentu secara spesifik. Dapat diartikan pula sejumlah kepuasan individu dapat dicapai setelah apa yang diinginkan terpenuhi melalui media media tertentu dan lebih tertuju pada kepuasan yang diperoleh masyarakat surabaya saat menonton mahabharata di ANTV.

(45)

1. Kepuasan informasi yaitu kepuasan yang berkenaan dengan kebutuhan individu akan informasi dan eksplorasi sosial

2. Kepuasan identitas pribadi yaitu kepuasan yang berhubungan dengan dorongan individu menggunakan isi media untuk memperluas atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak yang bersangkutan

3. Kepuasan integritas dan interaksi sosial yaitu kepuasan atas motif yang merujuk pada kelangsungan hubungan individu tersebut dengan orang lain.

4. Kepuasan hiburan yaitu kepuasan yang berkaitan dengan kebutuhan akan pelepasan diri dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan.

2.2.7 Mahabharata

Mahabharata adalah sebuah serial tayangan asing drama

televisi mitologi berbahasa Hindi dari India berdasarkan susastra Mahabharata. Di Indonesia, serial ini ditayangkan oleh ANTV. Serial ini diproduksi oleh Swastik Productions Pvt. Ltd dan dibintangi oleh Saurabh Raj Jain sebagai Kresna, Shaheer Sheikh sebagai Arjuna, Pooja Sharma sebagai Dropadi dan Arav

Chowdhary sebagai Bisma

(46)

perang satu sama lain. Dipenuhi berbagai penokohan karakter yang kuat serta setting istana yang mewah, ceritanya akan mengaduk-aduk emosi penontonnya. Ceritanya juga beragam, mulai dari tentang perebutan kekuasaan, kisah pengorbanan, cerita cinta dan juga cerita kesenjangan antara para dewa dengan manusia.

(47)

Di jam primetime, ANTV mencoba peruntungannya dengan tayangan dari negara India yang di negara asalnya sendiri masih tayang. Melalui serial Mahabharata ini, ANTV seolah ingin memberi angin segar untuk slot primetime. Mahabharata ini sendiri karena dulunya pernah ditayangkan di TPI. Tapi ini bukan merupakan versi yang sama. Versi yang ditayangkan oleh ANTV ini merupakan versi terbarunya yaitu tayang pada akhir tahun 2013 dan masih berjalan hingga sekarang di Star Plus India.

Mahabharata mendapatkan respon yang cukup baik di

episode perdananya. Hadir tanpa jeda iklan selama kurang lebih 45 menit, Mahabharata menempati peringkat 13 dengan TVR 2,4 dan share 9,1 persen. Serial ini menjadi program dengan rating tertinggi nomor 2 di ANTV. Program nomor 1 ANTV adalah kartun sore Marsha and The Bear yang menempati peringkat 10 dengan TVR

2,6 dan share 19,4 persen (http:// rating-report-mahabharata-antv-debut.html)

(48)

2.3 Kerangka Berpikir

Televisi sebagai media masa elektronik memiliki daya tarik yang kuat yaitu audiovisual. Kalau radio mempunyai daya tarik yang kuat disebabkan unsur – unsur kata, musik dan sound effect maka televisi selain ketiga unsur tersebut juga memiliki unsur visual berupa gambar dan gambar ini bukan gambar mati melainkan hidup yang mampu menimbulkan kesan pada penonton. Daya tarik ini selain melebihi radio juga film bioskop. Sebab segalanya dapat dinikmati dirumah dengan aman dan nyaman.

Melalui media elektronik ini khalayak atau audience dapat menikmati berbagai program acara berita hingga hiburan, apalagi saat ini banyak stasiun televisi yang membuat program acara sesuai dengan kebutuhan dan motif yang mendorong untuk menggunakan media massa.

ANTV merupakan stasiun televisi swasta yang berpusat di Jakarta menghadirkan berbagai program tayangan, salah satunya seperti film Mahabharata. Mahabharata adalah sebuah serial tayangan film asing drama televisi mitologi berbahasa Hindi dari India berdasarkan susastra Mahabharata.

(49)

massa, meliputi kebutuhan informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, dan kebutuhan hiburan.

Dalam penelitian kepuasan masyarakat surabaya menonton mahabarata di ANTV ini peneliti menggunakan teori uses and gratification bahwa khalayak aktif dan selektif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan. Dari teori ini dapat diukur dengan dua konsep yaitu gratification sought dan gratification obtained.

Gratification sought adalah kepuasan yang dicari atau yang diinginkan individu ketika mengkonsumsi suatu jenis media tertentu, sedangkan gratification obtained adalah kepuasan nyata diperoleh individu setelah menggunakan media. Untuk pencarian kepuasan dan kepuasan yang diperoleh lebih mengedepankan sikap (terhadap media) yang merupakan hasil dari kepercayaan seseorang mengenai apa yang media dapat berikan dan evaluasi seseorang mengenai isi media, dalam hal ini merupakan teori pengharapan (expetancy-value theory).

(50)

1. Jika GS = GO, maka terdapat kepuasan karena seluruh kebutuhan terpenuhi.

2. Jika GS < GO, maka terjadi kesenjangan kepuasan karena kebutuhan yang diperoleh lebih banyak dibandingkan dengan yang diinginkan. Hal ini bahwa jenis media memuaskan kebutuhan yang diinginkan bagi khalayaknya.

3. Jika GS > GO, maka terjadi kesenjangan kepuasan ada beberapa kebutuhan yang diinginkan tidak terpenuhi atau tercapai. Hal ini bahwa jenis media yang digunakan tidak memuaskan kebutuhan bagi khalayaknya.

Untuk lebih jelasnya kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut ini :

(51)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan kerangka penelitian yang telah diuraikan, sehingga dapat dikemukakan hipotesis bahwa :

1. Diduga terdapat kepuasan yang diinginkan (GS) dengan kepuasan yang diperleh (GO) dari motif informasi pada masyarakat Surabaya setelah menonton Mahabharata di ANTV. 2. Diduga terdapat kepuasan yang diinginkan (GS) dengan

kepuasan yang diperleh (GO) dari motif identitas pribadi pada masyarakat Surabaya setelah menonton Mahabharata di ANTV. 3. Diduga terdapat kepuasan yang diinginkan (GS) dengan

kepuasan yang diperleh (GO) dari motif integrasi dan interaksi sosial pada masyarakat Surabaya setelah menonton Mahabharata di ANTV.

(52)

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode yang digunakan adalah survei yang menggunakan analisis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang melukiskan variabel demi variabel dengan mengumpulkan data aktual secara rinci dan cermat (Rakhmat, 1993:24-25). Metode yang digunakan bertujuan untuk menggambarkan kepuasan masyarakat Surabaya yang menonton Mahabharata di ANTV . Kepuasan ini diukur dengan melihat kesenjangan (discrepancy) antara kepuasan yang diinginkan (Gratifications Sought) dengan kepuasan yang diperoleh (Gratifications Obtanined) setelah menonton Mahabharatadi ANTV. Semakin kecil

discrepancy-nya, semakin memuaskan media tersebut. (Kriyantono, 2006:207-208)

3.1.1 Tingkat Kepuasan Penonton

(53)

dengan tuntunan selektifitas dalam menggunakan atau memilih jenis media massa yang sesuai dengan kebutuhan agar tercapai kepuaaan.

Yang dimaksudkan disini adalah kepuasan penonton Mahabharata di ANTV pada masyarakat Surabaya, individu juga dapat mendapatkan informasi yang ada.

3.1.2 Pengukuran Variabel

Variabel adalah suatu konstruk yang sifat – sifatnya sudah diberi nilai dalam bentuk bilangan. Variabel berfungsi sebagai penghubung antar dunia teoritis dan dunia empiris (Krisyanto, 2007:20). Hasil penguji dalam penelitian menunjukan ada atau tidaknya hubungan tanpa mempersoalkan apakah variabel yang satu dapat menyebabkan variabel lain. Dalam penelitian ini tidak terdapat adanya variabel bebas atau terikat seperti hubungan sebab akibat. Dengan kata lain dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang independent.

Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan untuk mengukur Gratification Sought sama dengan Gratification Obtained, yaitu berupa kategori motif pengkonsumsian media secara umum menurut McQuail, Blumer & Brown (1972), sebagai berikut :

1. Gratification Sought (GS)

(54)

yang bertujuan untuk mencapai kepuasan pada kebutuhan tertentu. Dengan kata lain, individu akan memilih atau tidak memilih media tertentu, yang didasari motif pemenuhan kebutuhan yang ingin dipenuhi.

Menurut McQuail (1994 : 72), Indikator yang digunakan untuk mengukur Gratifications Sought (GS) dibagi menjadi empat kategori, yaitu :

1. Motif Informasi, yaitu motif yang berkenan dengan kebutuhan akan informasi dan eksplorasi sosial, meliputi :

a. Ingin memperoleh informasi yang dapat memuaskan rasa ingin tahu terkait karakter tokoh arjuna pada film Mahabharata di antv.

b. Ingin memperoleh wawasan atau pengetahuan baru tentang tokoh arjuna pada film Mahabharata di antv.

c. Ingin memperoleh informasi tentang kesaktian yang dimiliki arjuna dibandingkan dengan tokoh lainya pada film Mahabharata di ANTV.

2. Motif Identitas Pribadi, yaitu motif yang mendorong individu menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak yang bersangkutan, meliputi :

(55)

b. Ingin menemukan figure arjuna sebagai pedoman bagaimana harus berpikir.

c. Ingin menemukan figure arjuna sebagai pedoman bagaimana harus berperilaku.

3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial, yaitu motif yang berkenaan pada kelangsungan hubungan individu dengan orang lain, meliputi :

a. Ingin memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain. b. Ingin menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial. c. Ingin menjadikan segala informasi yang diperoleh dari

pengetahuan sebagai pembicaraan dengan teman dan keluarga.

4. Motif Hiburan yaitu, motif yang berkaitan dengan kebutuhan akan pelepasan diri dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan, meliputi :

a. Ingin meningkatkan nilai seni budaya dan memperoleh kenikmatan jiwa.

(56)

2. Gratification Obtained (GO)

Gratifications Obtained (GO) adalah kepuasan nyata yang

diperoleh individu atas terpenuhinya kebutuhan tertentu setelah individu menggunakan media. Pada penelitian ini kepuasan yang diperoleh berkaitan dengan sejumlah kebutuhan dapat terpenuhi setelah menonton game judi online.

Indikator mengukur kepuasan Gratifications Obtained (GO) dibagi menjadi empat kategori, yaitu:

1. Motif Informasi, yaitu motif yang berkenan dengan kebutuhan akan informasi dan eksplorasi sosial, meliputi :

a. Memperoleh informasi yang dapat memuaskan rasa ingin tahu terkait karakter tokoh arjuna pada film Mahabharata di ANTV.

b. Memperoleh wawasan atau pengetahuan baru tentang tokoh arjuna pada film Mahabharata di ANTV.

c. Memperoleh informasi tentang kesaktian yang dimiliki arjuna dibandingkan dengan tokoh lainya pada film Mahabharata di ANTV..

(57)

a. Menemukan figure arjuna sebagai pedoman bagaimana harus bersikap.

b. Menemukan figure arjuna sebagai pedoman bagaimana harus berpikir.

c. Menemukan figure arjuna sebagai pedoman bagaimana harus berperilaku.

3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial, yaitu motif yang berkenaan pada kelangsungan hubungan individu dengan orang lain, meliputi :

a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain. b. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial.

c. Menjadikan segala informasi yang diperoleh dari pengetahuan sebagai pembicaraan dengan teman dan keluarga.

4. Motif Hiburan yaitu, motif yang berkaitan dengan kebutuhan akan pelepasan diri dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan, meliputi :

a. Meningkatkan nilai seni budaya dan memperoleh kenikmatan jiwa.

b. Memperoleh hiburan dan kesenangan.

c. Dapat mengisi dan menghabiskan waktu luang.

(58)

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan menggunakan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan dari setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan, pertanyaan, atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata - kata kesetujuan dan ketidaksetujuan. Jawaban pernyataan digolongkan menjadi empat alternative jawaban, yaitu : “Sangat Setuju”, “Setuju”, “tidak Setuju”, dan “Sangat Tidak Setuju”.

Dalam kategorisasi ini, alternative jawaban “Ragu-Ragu” (undecided) ditiadakan. Menurut Hadi (2000 : 20), alasannya adalah sebagai berikut :

1. Kategori undecided memiliki arti ganda, biasa diartikan belum dapat memberikan jawaban netral dan ragu-ragu dan ini tidak diharapkan dalam instrument penelitian.

2. Tersedianya jawaban ditengah/netral akan menghilangkan banyaknya informasi yang dapat dijaring responden.

3. Tersedianya jawaban ditengah/netral akan menimbulkan kecenderungan menjawab ketengah, terutama bagi mereka yang jawabannya ragu-ragu.

(59)

Sangat Setuju (SS) bernilai skor 4 Setuju (S) bernilai skor 3 Tidak Setuju (TS) bernilai skor 2 Sangat Tidak Setuju (STS) bernilai skor 1

Skoring dilakukan dengan menjumlahkan skor dari setiap sub, baik kategori kepuasan maupun motif yang diperoleh, dari tiap-tiap kuisioner sehingga diperoleh skor total dari tiap kuisioner tersebut untuk masing-masing individu. Selanjutnya, tiap-tiap kategori kepuasan yang diharapkan (GS) dan kategori kepuasan yang diperoleh (GO) diukur melalui pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada angket.

Setelah itu, jawaban yang telah dipilih kemudian diberi skor dan di total. Total skor dalam setiap kategori baik kepuasan yang diharapkan (GS) maupun kepuasan yang diperoleh (GO) di kategorisasikan ke dalam tiga bentuk interval, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Penentuan interval dilakukan dengan penggunaan range. Range untuk masing masing kategorinya, ditentukan rumus :

R (range) = skor jawaban tertinggi – skor jawaban terendah

(60)

Keterangan :

Skor jawaban tertinggi : hasil kali antara jumlah banyak pertanyaan dengan nilai tertinggi.

Skor jawaban terendah : hasil kali antara jumlah banyak pertanyaan dengan nilai terendah.

Interval : batasan dari setiap angkatan.

Maka :

Hasil interval diatas menunjukkan bahwa pemberian skor pada jawaban responden adalah sebagai berikut :

Rendah = 3 - 5 Sedang = 6 - 8 Tinggi = 9 - 11 Keterangan :

Rendah : Mempunyai tingkat kepuasan sangat sedikit yang didapat berdasarkan keempat motif yang mendasari individu dalam memenuhi kebutuhannya dari menonton mahabharata di antv.

Sedang : Mempunyai tingkat kepuasan hanya sebagian saja yang didapat berdasarkan keempat motif yang mendasari individu dalam memenuhi kebutuhannya dari menonton mahabharata di terhadap sulih suara bahasa

(61)

Tinggi : Mempunyai tingkat kepuasan sangat banyak yang didapat berdasarkan keempat motif yang mendasari individu dalam memenuhi kebutuhannya dari menonton mahabharata di antv.

Jika telah diketahui skor dan tingkat interval dari tiap - tiap kategori (GS dan GO), maka hasil yang diperoleh akan diinterpretasikan dan di analisis. Kepuasan masyarakat Surabaya dalam menonton mahabharata di antv dapat diukur melihat jawaban yang diberikan responden mengenai Gartifications Sought (GS) dan Gratifications Obtained (GO). Indikator

terjadinya kesenjangan (discrepancy) kepuasan atau tidak adalah sebagai berikut :

a. Jika GS = GO, maka terdapat kepuasan. Hal ini dikarenakan seluruh kebutuhan telah terpenuhi.

b. Jika GS < GO, maka terjadi kesenjangan kepuasan. Hal ini dikarenakan kebutuhan yang diperoleh lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan yang diinginkan. Dengan kata lain, bahwa jenis media massa yang dikonsumsi dapat memuaskan khalayaknya. c. Jika GS > GO, maka terjadi kesenjangan kepuasan. Hal ini

dikarenakan ada beberapa kebutuhan yang diperoleh lebih sedikit dibandingkan dengan kebutuhan yang diinginkan. Dengan kata lain, bahwa jenis media massa yang dikonsumsi tersebut tidak memuaskan khalayaknya.

(62)

kecil kesenjangan mean skor yang terjadi, maka makin memuaskan media tersebut bagi khalayaknya. (Kriyantono, 2006:208)

3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.1 Populasi dan Sampel

Populasi didefinisikan sebagai seperangkat unit analisis yang lengkap yang sedang diteliti (Sarwono, 2006:111). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat minimal berusia 17 tahun keatas yang bertempat tinggal di Surabaya yang menonton Mahabharata di ANTV.

Peneliti mengambil populasi masyarakat Surabaya dan sampel yang digunakan yaitu masyarakat yang berusia 17 tahun keatas. Sebab pada usia 17 tahun keatas seseorang telah matang secara kognitif dan para penonton bsa bersifat lebih bijak lagi menanggapi suatu permasalahan yang ada disekitarnya, (Sobur,2003: 52-53) dan total keseluruhannya adalah 2.122.286 jiwa (sumber dari badan pusat statistik 2010).

3.2.2 Teknik Penarikan Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari keseluruhan masyarakat yang bertempat tinggal di kota Surabaya yang berusia 17 tahun keatas baik laki-laki maupun perempuan.

(63)

dijumpai atau dijadikan sampel. Teknik ini digunakan, antara lain karena topik yang diriset adalah persoalan umum dimana semua orang mengetahuinya. Yakni mengenai Mahabharata yang sedang naik rating saat ini dimana hampir setiap orang menonton tayangan tersebut. Untuk mendukung hal ini pada kuisioner terdapat pertanyaan saringan mengenai masyarakat yang berusia 17 tahun keatas yang menonton film Mahabharatadi ANTV.

Jumlah sampel akan ditentukan berdasar ukuran n yang akan dicari terlebih dahulu berdasarkan rumus Yamane. Pada rumus tersebut menetapkan bahwa derajat ketelitian (d) sebesar 0,1 dengan tingkat kepercayaan sebesar 90%. Menurut Rakhmat (2011 : 82) rumus Yamane yang sederhana ini adalah sebagai sebagai berikut :

Keterangan :

N : Jumlah populasi n : Jumlah sampel

d : Presisi (derajat ketelitian = 0,1)

1

(64)

Dengan menggunakan ini didapatkan jumlah sampel yang akan diambil di kota Surabaya sebanyak 100 orang. Untuk lebih rinci penonton yang berusia 17 tahun ke atas di Surabaya.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data yang dipergunakan diperoleh melui beberapa sumber yaitu :

1. Data Primer

Adalah data yang diperoleh secara langsung melalui daftar pertanyaan dari pertanyaan terstuktur kepada responden yang berisi daftar pertanyaan yang ada pada kuisioner. Datanya berupa sejumlah jawaban atas beberapa pertanyaan yang diajukan kepada masyarakat yang berusia 17 tahun keatas yang menonton Mahabharata.

2. Data Sekunder

Adalah data yang tidak langsung didapat dari lapangan. Data yang diperoleh biasanya melalui bahan-bahan pustaka yang terkait dengan masalah-masalah yang diteliti. Bahan-bahan pustaka yang digunakan bisa berupa internet, buku, literatur, atau informasi lainnya.

(65)

3.4 Metode Analisis Data

Pada penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah menggunakan uji-t (t-test). Pertimbangan mengapa peneliti menggunakan rumus statistik adalah karena t-test berfungsi sebagai uji perbandingan (komparasi). Uji-t berfungsi untuk membandingkan beda mean sebenarnya atau yang diperoleh dengan beda mean yang diharapkan. Dengan kata lain, uji-t digunakan untuk memperoleh perbandingan rata-rata antara dua variabel yang diteliti dalam satu kelompok sampel (Sumanto, 2002 : 218).

Data yang diperoleh dianalisis melalui tahap-tahap berikut ini :

1. Masing-masing variabel Gratifications Sought (GS) dan Gratifications Obtained (GO) dijumlahkan berdasarkan skor-skor yang telah ditetapkan

sebelumnya. Sehingga diperoleh masing-masing skor Gratifications Sought (GS) dan Gratifications Obtained (GO).

2. Kemudian kedua skor masing-masing variabel tersebut dibandingkan dengan menggunakan metode analisis dengan uji-t dengan rumus :

Dimana :

M1 : rata-rata Gratifications Sought (kelompok 1) M2 : rata-rata Gratifications Obtained (kelompok 2)

(66)

dan

dan

Dimana :

SS1 : Jumlah kuadrat kelompok 1 SS2 : Jumlah kuadrat kelompok 2 N1 : Jumlah sampel kelompok 1 N2 : Jumlah sampel kelompok 2 X1 : Jumlah skor kelompok 1 X2 : Jumlah skor kelompok 2

3. Setelah besar nilai t diketahui maka untuk menemukan apakah nilai t memiliki signifikan perbedaan atau tidak secara statistik diantara skor variabel-variabelnya, maka nilai t tersebut diselesaikan dengan tabel t-distribusi dengan tingkat signifikasi sebesar α = 0,05 dan derajat kebebasan (df), menggunakan rumus : df = (n1+n2)-2

(67)

H1 :Kepuasan setelah menonton mahabharat di antv lebih tinggi dibandingkan dengan kepuasan setelah menonton mahabharat di antv pada motif Informasi.

b. Motif Identitas Pribadi

Ho : Kepuasan sebelum menonton mahabharat di antv lebih rendah atau sama dengan dibandingkan kepuasan setelah menonton mahabharat di antv pada motif Identitas Pribadi.

H1 :Kepuasan setelah menonton mahabharat di antv lebih tinggi dibandingkan kepuasan setelah menonton mahabharat di antv pada motif Identitas Pribadi.

c. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial

Ho : Kepuasan sebelum menonton mahabharat di antv lebih rendah atau sama dengan dibandingkan kepuasan setelah menonton mahabharata di antv pada motif Integrasi dan Interaksi Sosial.

(68)

d. Motif Hiburan

Ho : Kepuasan sebelum menonton mahabharat di antv lebih rendah dibandingkan kepuasan setelah menonton mahabharat di antv pada motif Hiburan.

H1 :Kepuasan setelah menonton mahabharat di antv lebih tinggi dibandingkan kepuasan setelah menonton mahabharat di antv pada motif Hiburan.

5. Jika :

a. thitung≤t tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak.

Artinya tidak ada beda yang signifikan antara yang diperoleh dengan yang diharapkan. Dengan kata lain tidak ada perbedaan mean skor yang signifikan antara Gratifications Sought (GS) dan Gratifications Obtained (GO).

b. Jika thitung˃ ttabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima.

(69)

4.1 Ga mbar an Umum Objek Penelitia n

4.1.1 Sejara h Dan Per kembangan ANTV

Tepat tanggal 1 Maret 1993 PT ANTV untuk pertama kalinya

memproduksi program sendiri berupa liputan berita aktual jalannya Sidang

Umum DPR/MPR. Saat itu ANTV berhasil melakukan siaran langsung

meliput jalannya kegiatan penting kenegaraan. Momen istimewa itu yang kini

dijadikan sebagai hari jadi ANTV.

Dalam perjalanan usahanya ANTV banyak mengalami perkembangan.

30 September 2005. ANTV berhasil menjalin kerjasama strategis dengan

jaringan televisi dunia STAR. Kerjasama ini ditandai dengan masuknya 20%

saham STAR ke antv. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dengan bergabungnya STAR mengantarkan ANTV tampil sebagai

salah satu stasiun televisi nasional yang mempunyai jaringan terluas di tingkat

dunia.

Hingga tahun 2008 ini antv memiliki 24 stasiun relay yang tersebar di

beberapa daerah potensial. ANTV mampu menjangkau 155 kota dan dapat

(70)

stasiun televisi keempat yang memiliki daya jangkau siaran terluas, diterima

oleh pemirsa Indonesia.

Berkat kerja keras seluruh karyawan ANTV yang berpengalaman di

dunia penyiaran dan juga sistem menejemen modern ANTV berhasil meraih

beberapa penghargaan tingkat nasional maupun internasional. Tingkat

nasional, antv berhasil meraih sejumlah penghargaan dari Panasonic Award,

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Award, Festival Sinetron Indonesia (FSI),

Museum Rekor Indonesia (MURI), KPI Award, Lembaga Sensor Film (LSF),

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), dan lain-lain.

Adapun penghargaan tingkat internasional yang pernah diraih ANTV

di antaranya tiga penghargaan dari Asian Television Award untuk kategori

Best Sport Program dan Best News Program.

4.1.2 Visi dan Misi ANTV

“ Menjadi saluran televisi keluarga terbaik untuk seluruh keluarga

Indonesia , Memberikan program-program berkualitas terbaik setiap anggota

keluarga untuk mendukung pengembangan karakter Bangsa Indonesia

dengan spirit kreatifitas dan inovasi kekuatan kerjasama tim dan tata kelola

perusahaan “.

(71)

4.1.3 Filosofi Logo ANTV

Mulai 20 September 2009, ANTV kembali mengubah logonya dengan

kemiripan seperti logo yang lama. Memiliki kotak yang berbentuk sama

dengan logo sebelumnya, namun logo ini didominasi warna merah dengan

bayangan berwarna kuning dan menggunakan huruf "antv".

Pancaran yang tebal dan berwarna merah menggambarkan kekuatan

dan kepercayaan diri antv menuju masa depan yang gemilang, yang

memperlihatkan ANTV dipersembahkan sebagai kebanggaan Indonesia.

Warna putih melambangkan tekad ANTV menjalankan usaha ini

berdasarkan azas ketentuan yang berlaku dilandasi nilai-nilai kejujuran,

ketulusan, serta menjunjung tinggi integritas bangsa.

Warna kuning melambangkan kemakmuran dimana kami berharap

bahwa ANTV akan dapat memberikan kemakmuran kepada seluruh

pemangku kepentingan.

Sejak 20 Juli 2012, logo ini divariasikan menjadi versi abu-abu

sebagai logo on-air, baik saat tayangan acara berlangsung maupun saat iklan.

Bertepatan dengan siaran langsung Viva La Vida pada tanggal 17 Maret 2013,

di mana ANTV genap berusia 20 tahun, logo ini divariasikan lagi menjadi

versi batik, baik sebagai logo on-air maupun logo komersial terutama di situs

(72)

Gambar 4.1

Logo ANTV

Logo antv versi batik (17 Maret 2013-sekarang, digunakan sebagai logo on-air dan

komersial)

4.1.4 Pr ofil per usa haan

PT Cakrawala Andalas Televisi atau yang lebih dikenal dengan

sebutan ANTV hadir sebagai stasiun televisi swasta di Indonesia yang

menyajikan beragam tayangan hiburan yang berkualitas, menarik serta

menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat Indonesia. Awalnya ANTV

adalah stasiun televisi lokal yang siaran di wilayah Lampung dan sekitarnya.

Dengan izin siaran lokal ANTV mengudara selama lima jam sehari,

kemudian ANTV mendapat Izin Siaran Nasional dari Menteri Penerangan RI

dengan No. 207/RTF/K/I/1993 tgl 30 Januari 1993. Sepuluh hari setelah izin

tersebut keluar ANTV dapat melakukan siaran secara nasional. Tepat 1 Maret

1993 untuk pertama kalinya ANTV memproduksi program sendiri berupa

liputan berita aktual jalannya Sidang Umum DPR/MPR. Saat itu ANTV

(73)

kenegaraan. Momen istimewa itu yang dijadikan sebagai hari lahirnya ANTV,

kini lebih dari 19 tahun ANTV menemani masyarakat pemirsanya dengan

program-program terbaik.

Berikut adalah profil umum perusahaan.

Nama perusahaan : PT. Cakrawala Andalas Televisi (ANTV)

Presiden Komisaris : Anindya N. Bakrie

Alamat Perusahaan : Menara Standard Chartered Bank Lt. 31- 32

Jl. Prof. Dr. Satrio No. 164 Jakarta.

Telp. : (62-21) 3040 5555

Jenis Perusahaan : Produksi pertelevisian

Produk yang Dihasilkan : Perfilman, ikalan liputan dan news

Pada kali ini penulis melakukan kerja praktek pada perusahaan yang

memiliki badan hukum berbentuk PT atau Perseroan Terbatas, dimana semua

persyaratan telah dimilki oleh perusahaan tempat penulis melakukan kerja

praktek. PT. Cakrawala Andalas TV bergerak di bidang entertainment,

memberikan dari perbedaan dari beberapa stasiun TV lain nya dimana sasaran

masyarakat terbesar dari stasin TV ini ada di beberbagai kalangan dan sasaran

usia dalam segala usia dikarenkan stasiun Televisi ini memiliki berbagai

Gambar

Gambar 4.1 Logo ANTV
Tabel 4.1
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yaitu usaha sapi potong di Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo memiliki potensi agribisnis untuk dikembangkan pada subsistem hulu: potensi pakan

Yettie Wandansari, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang telah memberikan saran dan petunjuk berharga ketika awal

Pengalatnan pertama seorang anak yang diperoleh pada awal kehidurannya melllPunyai pengaruh yang sangat pcnting bagi pcrkembangan anak selanjutnya karena apa yang

Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu atau  . temperatur maupun

2 Melihat itu, berkatalah orang- orang Farisi kepada-Nya: &#34;Lihatlah, murid-murid-Mu ber- buat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat.&#34; 3 Tetapi

Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun baru. 15 Dengan

Penelitian ini akan menghasilkan suatu Sistem Informasi Pemesanan Produk di Spraygraphic Clothing Berbasis Mobile yang memiliki interface sesuai sehingga dapat

Para pekerja dan pelajar yang tinggal di Jepang wajib bisa berbahasa Jepang, namun beberapa kasus masyarakat Jepang mengeluh karena ada para pekerja dan pelajar