• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling ( PTBK )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling ( PTBK )"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENELITIAN TINDAKAN

DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

oleh

Dr Triyono, M.Pd

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

(2)

KATA PENGANTAR

Penelitian tindakan adalah salah satu istilah yang cukup sering kita dengar di kalangan pendidikan saat ini. Tapi apa artinya? Jika kita meminta tiga orang untuk mendefinisikan penelitian tindakan, kita mungkin menemukan tiga jawaban yang berbeda. Biasanya, penelitian tindakan dilakukan dalam lingkungan sekolah, oleh guru, konselor, kepala sekolah. Kegiatan ini adalah proses reflektif yang memungkinkan dilakukannya penelitian dan diskusi sebagai komponen penelitian tindakan. Penelitian tindakan merupakan kegiatan kolaboratif antara sejawat guru, termasuk guru bimbingan dan konseling atau konselor, dalam mencari solusi kegiatan pembelajaran/bimbingan dan konseling sehari-hari, masalah nyata yang dialami di sekolah, atau mencari cara untuk meningkatkan bimbingan dan konseling dan meningkatkan prestasi/kemandiria siswa.

Penelitian tindakan tidak berurusan dengan hal-hal teoritis, tetapi merupakan kegiatan yang memungkinkan praktisi bimbingan dan konseling untuk mengatasi masalah terkait dengan kegiatan mereka setiap saat, di mana mereka dapat membuat perubahan, walau sekecil apapun. Refleksi atas tindakan bimbingan dan konseling yang belum mencapai hasil optimal merencanakan tindakan baru yang dihipotesiskan akan lebih mampu mencapai tujuan.

(3)

membantu guru bimbingan dan konseling memahami secara mendalam hakekat penelitian tindakan dalam bimbingan dan konseling dan mengembangkan proposal penelitian tindakan secara benar. Jadi produk dari pendidikan dan pelatihan ini adalah tersusunnya proposal penelitian tindakan dalam bidang bimbingan dan konseling.

Malang, 23 April 2012

(4)

PENELITIAN TINDAKAN

DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Pengantar

Tindakan bimbingan dan konseling seringkali tidak mampu menghantarkan siswa mencapai kemandirian sebagaimana yang diharapkan. Dalam refleksi disadari bahwa ketidakoptimalan kemandirian siswa patut diduga berawal dari tindakan bimbingan dan konseling yang tidak atau belum tepat.

Pendidikan dan pelatihan ini dimaksudkan untuk membantu guru bimbingan dan konseling menguasai hakekat penelitian tindakan dalam bimbingan dan konseling. Bahwa, ada tradisi penelitian yang harus dikuasai dimana untuk pelayanan bimbingan kelompok dan kelas tepat digunakan penelitian tindakan kelas, sedangkan untuk penelitian konseling tepat menggunakan penelitian N-1 (single subject disaign). Akhir dari kegiatan pellatihan, peserta diharapkan mampu menyusun penelitian tindakan kelas.

2. Kompetensi

Merujuk pada Permendiknas 27 tahun 2008 butir 15, maka kompetensi yang akan dicapai melalui mempelajari materi ini sebagai berikut. Setelah mempelajari materi penelitian tindakan bimbingan dan konseling, diharapkan guru bimbingan dan konseling mampu menguasai konsep dan praksis penelitian dalam bimbingan dan konseling. Sub kompetensi:

 Memahami berbagai jenis dan metode penelitian

 Mampu merancang penelitian bimbingan dan konseling

(5)

 Memanfaatkan hasil penelitian dalam bimbingan dan konseling dengan mengakses jurnal pendidikan dan bimbingan dan konseling.

3. Tujuan Pembelajaran

Setelah belajar materi penelitian tindakan bimbingan dan konseling, peserta diharapkan …

1.1 mengenali penelitian tindakan dalam konteks penelitian pada umumnya

1.2 menjelaskan hakikat penelitian tindakan dalam bimbingan dan konseling

1.3 menjelaskan karakteristik penelitian tindakan dalam bimbingan dan konseling

2.1 mengikuti langkah-langkah penelitian tindakan dalam bimbingan dan konseling

(6)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………. Daftar isi ………...

Kegiatan Belajar 1

1.1 Hakekat Penelitian Tindakan dalam Bimbingan dan Konseling …………... 1.2 Rangkuman ……… 1.3 Tugas ………..

Kegiatan Belajar 2

(7)

Kegiatan Belajar 1

1.1 Hakekat Penelitian Tindakan dalam Bimbingan dan Konseling

Sebagai pekerja profesional yang mengedepankan kemaslahatan konseli dalam pelaksanaan layanannya, konselor perlu membiasakan diri menggunakan setiap peluang untuk belajar dalam rangka peningkatan profesionalitas termasuk dengan memetik pelajaran dengan kerangka pikir belajar eksperiensial yang berlangsung secara siklikal (Cyclical Experiental Learning Model, Kolb, 1984) sebagai bagian dari keseharian pelaksanaan tugasnya, dengan merekam serta merefleksikan hasil serta dampak kinerjanya dalam menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling (reflective practitioner, lihat kembali Schone, 1983). Oleh karena itu diperlukan kemampuan bagi konselor untuk selalu memeriksa pelayanannya apakah sudah mencapai target yang telah ditetapkan. Salah satu upaya memeriksa diri ini dilakukan penelitian tindakan.

Mengapa konselor meneliti? Ada beberapa alasan mengenai pentingnya konselor melakukan penelitian terhadap layanan yang diberikan. Alasan tersebut antara lain untuk memperoleh perspektif yang lebih luas (evidence-based practice), akuntabilitas, mengembangkan ide dan pendekatan baru dalam bimbingan dan konseling, menerapkan bimbingan dan konseling dalam bidang lain, dan pengembangan profesi dan pribadi.

(8)

merupakan prosedur on-the-spot, yang dirancang untuk menyelesaikan masalah nyata yang ada sesegera mungkin.

Idealnya, prosedur yang dilakukan secara bertahap dimonitor terus menerus, dengan menggunakan berbagai cara (kuesioner, wawancara, catatan harian, studi kasus) untuk memperoleh balikan. Balikan itu digunakan untuk melakukan modifikasi, penyesuaian, mengubah arah, mendefinisi ulang prosedur yang dilakukan. Dengan kata lain, penelitian tindakan merupakan suatu cara untuk menggabungkan teori dengan praktik menjadi satu kesatuan: ide-dalam-praktik. Dalam hal ini, konselor meneliti kegiatan pelayanan bimbingannya secara langsung pada saat pelayanan dijalankan.

Kelebihan dan Kelemahan PTK

(9)

Sebaliknya, PTK juga mengandung kelemahan yang harus diatasi, antara lain umumnya praktisi kurang berpengalaman, ini alasan klasik karena biasanya praktisi mau melakukan kegiatan kalau ada manfaat langsung bagi dirinya, bukannya manfaatbagi peserta didik; banyak menyita waktu dan perhatian; mengubah perilaku, bukan pekerjaan mudah, tetapi berlaku: It’s difficult, but not impossible, to construct a meaningful services.

Karakteristik Penelitian Tindakan Dalam BK

Beberapa karakteristik penelitian tindakan dapat dikemukakan sebagai berikut (1) PTK berkenaan dengan kegiatan (praktik) bimbingan dan konseling yang dilakukan konselor, (2) Emergent (darurat); (3) Participatory; (4) Mengkonstruksikan teori dari praktik; (5) Berguna dalam pemecahan masalah yg sebenarnya; (6) Berkenaan dengan satu atau sekelompok orang yang memiliki tujuan yang sama dalam memperbaiki kinerja; (7) Berkaitan dengan perbaikan; (8) Menggunakan analisis, refleksi, dan evaluasi; (9) Memfasilitasi perubahan melalui penemuan; (10) Bersifat situasional kontekstual yang terkait dengan mendiagnosis dan memecahkan masalah dalam konteks tertentu; (11) Menggunakan pendekatan yang kolaboratif; (12) Bersifat partisipatori (manakala penelitian tindakan dilakukan secara Tim) yakni masing-masing anggota tim ikut mengambil bagian dalam pelaksanaan penelitiannya; (13) Bersifat

(10)

1.2 RANGKUMAN

Membiasakan diri untuk melakukan refleksi atas tindakan bimbingannya merupakan tugas penting dari guru bimbingan dan konseling. Oleh karena itu, guru bimbingan dan konseling harus mampu melakukan penelitian. Salah satu jenis penelitian yang harus dikuasai adalah penelitian tindakan bimbingan dan konseling. Itu semua untuk meningkatkan profesionalitasnya.

Idealnya setiap tindakan bimbingan harus dilakukan refleksi sehingga tidak terjadi kesalahan berulang. Berbagai metode dan teknik dapat diterapkan guru bimbingan dan konseling untuk membaca pengalaman tindakannya.

Penelitian tindakan walaupun ada sejumlah kelemahan, namun tetap memiliki nilai strategis dalam rangka peningkatan professionalitas guru bimbingan dan konseling atau konselor. Dibandingkan dengan jenis penelitian lain, PTK memiliki karakteristik tersendiri.

1.3 TUGAS

Secara berkelompok Saudara diharapkan untuk mendiskusikan tugas-tugas berikut.

1.3.1 Mengapa guru bimbingan dan konseling perlu melakukan penelitian tindakan?

(11)

Kegiatan Belajar 2

2.1 PROSES PENELITIAN TINDAKAN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Prosedur penelitian tindakan yang lazim digunakan adalah Model Spiral dari Stephen Kemmis (1988)

Setiap siklus terdiri atas kegiatan perencanaan, tindakan bersamaan dengan observasi, dan refleksi. Secara rinci tahap PTK dikemukakan sebagai berikut.

1. Melakukan refleksi awal

2. Menetapkan masalah dan menentukan fokus penelitian 3. Mengkaji literatur

4. Menyusun rencana dan hipotesis tindakan 5. Melaksanakan tindakan

6. Mengumpulkan dan menganalisis data 7. Melakukan refleksi

(12)

Refleksi Awal

PTK dalam BK dimulai dengan refleksi awal, yaitu konselor merefleksikan masalah-masalah penyelengaraan bimbingan dan konseling. Refleksi awal = Menemukan masalah yang mengganggu pelaksanaan bimbingan dan konseling dan menghalangi tercapainya tujuan. Kegiatan ini meliputi identifikasi masalah, analisis masalah, merumuskan masalah, dan merumuskan hipotesis tindakan.

Caranya:

 Renungkan, pikirkan, dan refleksikan kekurangan-kekurangan dalam proses bimbingan dan konseling yang telah dilakukan yang berdampak pada kurang optimalnya proses dan hasil bimbingan dan konseling.

 Identifikasi kelebihan dan keberhasilan proses bimbingan dan konseling yang dilakukan sebagai acuan tindakan yang akan dilakukan.

Jika konselor mengalami kesulitan mengidentifikasi masalah, gunakanlah pertanyaan berikut sebagai panduan!

 Apakah yang terjadi dalam proses pelaksanaan bimbingan dan konseling yang sedang berlangsung?

 Apakah proses pelaksanaan bimbingan dan konseling tersebut mengalami permasalahan?

 Jika “ya”apa yang bisa saya lakukan untuk mengatasinya?

Analisis Masalah

Masalah yang perlu dipilih adalah masalah yang sangat strategis, mendesak untuk segera diatasi, bisa dilaksanakan oleh konselor, dan sesuai dengan prioritas. Jika konselor mengalami kesulitan menganalisis masalah, gunakanlah pertanyaan berikut sebagai panduan!

(13)

 Mengapa Anda memprihatinkannya?

 Menurut Anda apa yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi hal itu?

 Bukti-bukti apa yang Anda perlukan untuk menilai apa yang terjadi?

 Bagaimana Anda mengumpulkan bukti-bukti tersebut?

 Bagaimana Anda mengecek kebenaran dan keakuratan apa yang terjadi?

Menetapkan masalah dan menentukan fokus penelitian

Merumuskan Masalah

Rumusan masalah hendaknya jelas, spesifik, dan operasional. Dalam merumuskan masalah perlu diperhatikan:

 Masalah dirumuskan secara jelas, tidak mempunyai makna ganda

 Masalah dapat dituangkan dalam kalimat tanya

 Rumusan masalah pada umumnya menunjukan hubungan antar dua atau lebih variabel

 Rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empirik yaitu memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan

 Menunjukan secara jelas subjek penelitian

Contoh

 Apakah penerapan latihan asertif dapat meningkatkan ketegasan

siswa perempuan kelas X dalam berkata TIDAK kepada pacarnya?

(14)

Merumuskan Hipotesis Tindakan

Hipotesis ini berupa dugaan yang akan terjadi jika tindakan dilakukan. Hipotesis dikembangkan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan. Hipotesis yang baik harus dapat diuji secara empiris, artinya dampak tindakan yang dilakukan dapat diukur, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Contoh hipotesis tindakan

 Penerapan teknik-teknik behavioral dapat meningkatkan self-regulated learning siswa kelas X

 Pendekatan Structured Learning Approach dapat meningkatkan keterampilan enyelesaikan konflik

 Pendekatan cognitive behavioral dapat mengurangi kecemasan siswa kelas IX dalam menghadapi ujian

Setiap siklus dapat dijelaskan sebagai berikut

Perencanaan Tindakan

Rencana tindakan ini disusun untuk menguji secara empiris hipotesis tindakan yang telah dirumuskan. Rencana tindakan berupa langkah-langkah tindakan secara sistematis dan rinci. Rencana tindakan meliputi: materi bimbingan, metode atau teknik bimbingan, teknik dan instrumen observasi dan evaluasi, kendala yang mungkin timbul pada saat implementasi, dan alternatif pemecahannya.

Mengadakan studi pendahuluan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi pelayanan bimbingan dan konseling:

 Apa yang akan dilakukan beserta rasionalnya?

(15)

 Kapan?

 Dimana?

 Oleh siapa?

 Bagaimana tindakan tersebut dilaksanakan?

Sebaiknya kolaboratif = dilakukan secara berpasangan antara pihak yg melaksanakan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan (misalnya teman sejawat/ahli/akademisi dari Perguruan Tinggi).

Pelaksanaan Tindakan

Setelah menyusun rencana tindakan, kegiatan berikutnya adalah mengimplementasikan tindakan dan mengamati hasilnya (aktivitas pengajar/guru, siswa, dan suasana kelas). Pada tahap inilah konselor berperan ganda, yaitu sebagai praktisi (pelaksana pembelajaran) dan sekaligus sebagai peneliti (pengamat). Perlu adanya kejelasan peran peneliti: merancang intervensi, mengkomunikasikan, mendiskusikan, dan menyepakati tindakan yang akan dilakukan. Merupakan implementasi dari rancangan penelitian sesuai dgn perencanaan. Pelaksanaan berlaku wajar, apa adanya, tidak dibuat-buat. Perlu disadari bahwa pelaksanaan seringkali lebih kompleks daripada rencana.

Pengamatan (Observasi)

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini, data-data tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil bimbingan dan konseling dikumpulkan dengan bantuan instrumen pengamatan yang dikembangkan.

(16)

gejala-gejala yang muncul baik yang mendukung maupun yang menjadi kendala sebagai akibat dari tindakan. Terekam secara rinci melalui pengumpulan data :

a. catatan lapangan/lembar observasi

b. analisis dokumen

c. portofolio

d. format wawancara

e. Alat perekam (tape recorder, handycam) dsb.

Pengamatan dilakukan pada setiap siklus. Pengamatan yang dilakukan pada satu siklus dapat mempengaruhi tindakan pada siklus selanjutnya. Kualitas Bimbingan dan Konseling dapat diketahui dari:

 Aktifitas siswa: perubahan perilaku, sikap, motivasi seperti: keaktifan berdiskusi, bertanya, mencoba, mengerjakan tugas, … (pengumpulan data……memerlukan lembar pengamatan)

 Hasil layanan bimbingan dan konseling: perubahan perilaku.

Refleksi

(17)

kembali apa yang sudah dicapai sebagai hasil dari tindakan yang dilakukan. Kegiatannya berupa:

 Memahami, menganalisis, menerangkan dan menyimpulkan informasi

yang telah diperoleh terhadap proses dan hasil yang dicapai dalam penelitian tindakan

 Mendiskusikan rancangan penelitian yang telah dilaksanakan dengan

teman sejawat/ahli

 Untuk perbaikan siklus selanjutnya / menghentikan siklus

Panduan refleksi :

 perbedaan rencana, pelaksanaan, serta persepsi ttg tindakan

 efek tindakan dan sebabnya

 issue yang muncul setelah dilakukan tindakan

 kendala dan penyebabnya

 ada-tidaknya peningkatan dan penyebabnya

 perubahan yang diperlukan

 pemikiran ulang tentang masalah

 kemungkinan perencanaan ulang

 alternatif tindakan yang dipandang tepat

 penelitian tindakan lanjutan

Guna mendapatkan hasil refleksi yang optimal, beberapa pertanyaan berikut dapat dimanfaatkan

sebagai pemandu.

 Bagaimana persepsi Anda (konselor, siswa, pengamat lain)

terhadap tindakan yang dilakukan ?

 Apakah efek tindakan tersebut?

 Isu kependidikan apa saja yang muncul sehubungan dengan

tindakan yang dilakukan?

 Apa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tindakan?

(18)

 Apakah terjadi peningkatan kualitas proses bimbingan dan

konseling?

 Perlukah perencanaan ulang?

 Jika “ya”, alternatif tindakan manakah yang paling tepat?

 Jika “ya” apakah diperlukan siklus berikutnya?

(19)

PENGEMBANGAN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN DALAM BK

Contoh Rancangan Penelitian Tindakan

A. Judul:

Meningkatkan kesadaran multikultural siswa melalui konseling kelompok

B. Latar Belakang (Rasional)

 Indonesia adalah negara yang berkembang dengan kebudayaan

yang majemuk (pluralis), terdiri banyak kelompok etnis dengan budaya dan bahasa yang berbeda.

 Keberagaman siswa di sekolah dari berbagai etnis budaya belum mendapat perhatian penuh dari sekolah

 Siswa/i sering mengejek, mengolok-olok, bertengkar karena perbedaan etnis budaya mereka di sekolah

 Metode layanan konseling kelompok menggunakan kontinuum kesadaran multikultural membantu siswa memiliki kesadaran

multikultural

 Perlu pemecahan untuk menumbuhkan kesadaran multikultural siswa-siswa di sekolah.

C. Permasalahan

Keberagaman siswa di sekolah dengan latar belakang budaya berbeda sehingga sering menimbulkan konflik yang mengarah pada pertengkaran dalam interaksinya, hal ini dikarenakan masih rendahnya kesadaran multkultural. Dalam penelitian ini akan diterapkan konseling kelompok sebagai tindakan konselor dalam mengembangkan kesadaran budaya. Oleh karena itu masalah yang akan dikaji adalah Apakah konseling kelompok mampu mengembangkan kesadaran multibudaya siswa? D. Tujuan Penelitian

Menerapkan konseling kelompok menggunakan kontinuum konseling kesadaran multicultural untuk meningkatkan kesadaran multikultural siswa.

E. Hipotesis Tindakan

(20)

F. Kerangka Konseptual

Kegiatan konseling kelompok menggunakan kontinuum kesadaran multikultural dengan tahap : kesadaran diri, kesadaran budaya sendiri, kesadaran ras, jenis kelamin, kesadaran perbedaan individu, kesadaran budaya lain.

G. Metodologi Rancangan

Rancangan PT: refleksi awal, perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan, serta refleksi (yang mungkin diikuti dengan perencanaan ulang pada siklus selanjutnya)

Refleksi awal:

(1) mengidentifikasi permasalahan (2) memilah dan memilih masalah

Perencanaan

(1) merumuskan permasalahan (2) Menetapkan rancangan tindakan:

(a) Menyusun rancangan kegiatan konseling kelompok (b) Menyiapkan alat perekam data: format observasi (c) Menyusun rencana pengolahan data

(3) Menyusun jadwal kegiatan

Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan (1) Melaksanakan kegiatan konseling kelompok

(2) Mengumpulkan data perkembangan kesadaran siswa dalam konseling kelompok melalui pengamatan dan tes

(a) Melakukan pretes dan postes

Refleksi

Kegiatan = analisis, sintesis, pemaknaan, penjelasan, dan penyimpulan data dan informasi yang dikumpulkan.

Hasil = temuan tingkat efektivitas konseling kelompok, rekomendasi perbaikan

(21)

(1) Menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan. (2) Mengolah data

(3) Menyimpulkan hasil analisis data

2.2. RINGKASAN

Untuk melakukan pelayanan prima kepada konseli, setiap konselor perlu melakukan penelitian tindakan. On the spot akan mampu memperbaiki kinerja konselor dari waktu ke waktu sehingga pada gilirannya akan tercatat best practices konselor.

Mutu kinerja konselor dapat terjaga melalui unjuk kerja konselor dan selalu berusaha merefleksikan pengalaman tersebut melalui penelitian tindakan.

Pada hakekatnya penelitian tindakan kelas lebih tepat untuk pelayanan bimbingan dan konseling yang sifatnya kelompok. Sementara untuk pelayanan individual bisa ditempuh dengan penelitian-penelitian kasus tunggal (N = 1).

2.3 TUGAS

Topik 1: Setiap tindakan konselor tentunya dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu. Namun dalam praktik, seringkali apa yang hendak dicapai dari pelayanan bimbingan tersebut tidak teridentifikasi dengan baik. Dalam hal ini, kita perlu merefleksi diri terhadap tindakan-tindakan kita yang tidak dapat mencapai hasil sebagaimana yang diharapkan tersebut. Identifikasi tindakan-tindakan Saudara dalam kelompok dan buatlah ringkasan atas tindakan-tindakan tersebut. Kelompok kerja terdiri atas 5-7 orang, dipimpin oleh seorang ketua kelompok. Hasil kerja dipresentasikan di sidang pleno, karena itu susunlah hasil kerja kelompok dalam format presentasi.

(22)

dan tentukan tindakan pemecahan masalah apa yang menurut Saudara paling manjur untuk mencapai tujuan yang telah Saudara tetapkan dalam kelompok. Kelompok kerja terdiri atas 5-7 orang, dipimpin oleh seorang ketua kelompok. Hasil kerja dipresentasikan di sidang pleno, karena itu susunlah hasil kerja kelompok dalam format presentasi.

Topik 3: Tindakan baru yang Saudara tentukan dalam pembahasan topik 2 uraikan secara rinci. Susunlah rencana tindakan untuk menyelesaikan masalah dalam sebuah skenario bimbingan dan konseling. Kelompok kerja terdiri atas 5-7 orang, dipimpin oleh seorang ketua kelompok. Hasil kerja dipresentasikan di sidang pleno, karena itu susunlah hasil kerja kelompok dalam format presentasi.

Topik 4: Terhadap aplikasi skenario tindakan bimbingan dan konseling sebagaimana Saudara rencanakan pada topik 3, rencanakan bagaimana Saudara akan melakukan observasi atas tindakan yang Saudara lakukan. Buatlah panduan observasinya. Kelompok kerja terdiri atas 5-7 orang, dipimpin oleh seorang ketua kelompok. Hasil kerja dipresentasikan di sidang pleno, karena itu susunlah hasil kerja kelompok dalam format approaches in field settings. New York: John Wiley and Son

Kemmis, S. & McTaggart, R. 1988. The Action Research Planner. Third Edition. Victoria: Deakin University Press.

Kolb, D.A. 1984. Experiential Learning: Experiences as the Source of Learning and Development. Englewood Cliffs, NJ.: Prentice-Hall, Inc. Koshy, Valsa. 2005. Action research for improving practice: A practical guide.

Thousand Oaks, California: SAGE Publications, Ltd

McIntosh, Paul. 2010. Action Research and Reflective Practice: Creative and visual methods to facilitate reflection and learning. London: Routledge McLeod, John. 2001. Qualitative research in counselling and psychotherapy.

Thousand Oaks, California: SAGE Publications, Ltd

(23)

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK) yang terlaksana dalam tiga siklus dengan pendekatan experiential learning. Setiap

penelitian tindakan bimbingan dan konseling dengan judul “ Peningkatan Motivasi Siswa Dalam Mengikuti Layanan Bimbingan Klasikal Melalui Dinamika Kelompok (Permainan)

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik organisasi bimbingan dan konseling, mendeskripsikan karakteristik proses pelayanan bimbingan dan konseling yang

Bimbingan dan konseling di SD memiliki karakteristik khusus. 12) menjelaskan beberapa faktor penting.. [160] yang harus diperhatikan dalam bimbingan dan konseling di SD,

Rencana kegiatan bimbingan dan konseling terdiri dari beberapa komponen, yaitu : a Bidang layanan Berisi tentang bidang layanan bimbingan dan konseling b Tujuan Layanan Berisi

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN BIMBINGAN KONSELING UPAYA MEREDUKSI PERILAKU BULLYING MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK ROLE PLAYING PADA SISWA SMP NEGERI 1 NGORO FAJAR ARI

Hal ini menunjukan bahwa mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Untan sebagian besar memiliki tipe minat yang sesuai dengan karakteristik pekerjaan sebagai guru Bimbingan dan

Adapun salah satu jenis pendelatan yang dapat digunakan pada bimbingan konseling di sekolah adalah Pendekatan Behavioral, Merupakan jenis pendekatan BK yang memiliki teknik tehnik