PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI MEDIA POHON PINTAR PADA SISWA KELAS VII A SMP N 3 SAWIT
TAHUN AJARAN 2011/2012
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Disusun Oleh: SUGENG WIDODO
A310080034
PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA POHON PINTAR PADA SISWA KELAS VII A
SMP N 3 SAWIT TAHUN AJARAN 2011/2012
Widodo, Sugeng
Jurusan PBSID FKIP UMS
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keaktifan menulis kreatif puisi siswa kelas VII A SMP Negeri 3 media pohon pintar. Jenis Penelitian ini merupakan penelitian(PTK) penelitian tindakan kelas.penelitian dilkukan sebanyak 2 siklus yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan (tindakan), observasi dan refleksi. Teknik pengumulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi.. Tempat dan peristiwa yang menjadi sumbar data dalam penelitian ini, yaitu tempat guru dan siswa melakukan KBM di kelas VII A SMP Negeri 3 Sawit. Peristiwa berupa kegiatan pembelajaran menulis puisi yang berlangsung dalam kelas, wawancara dengan guru dan kepala sekolah, Informan, yaitu guru Bahasa Indonesia dan siswa SMP Negeri 3 Sawit Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keaktifan siswa, siswa yang aktif bertanya 7 siswa pada prasiklus, menjadi 14 siswa pada siklus I, kemudian meningkat menjadi 29 siswa pada siklus II. Jumlah siswa yang KKM (> 70) sebelum tindakan (10 siswa) pada siklus I meningkat menjadi (13 siswa) dan pada sikus II meningkat menjadi (30 siswa). Nilai rata -rata kelas sebelum tindakan 63,3 meningkat menjadi 68,42 pada siklus I dan meningkat menjadi 73,4 pada siklus II. Kesimpulan menunjukkan bahwa media pohon pintar dapat meningkatkan kemampuan dan keaktifan menulis kreatif puisi pada siswa kelas VII A SMP Negeri 3 Sawit Boyolali tahun ajaran 2011/2012.
Kata kunci: peningkatan kemampuan dan keaktifan siswa, media pohon pintar.
PENDAHULUAN
Salah satu aspek yang diajarkan dalam pembelajaran sastra adalah menulis
puisi. Dalam pembelajaran menulis puisi, siswa diharapkan mampu menuliskan
apa yang dirasa, atau apa yang dipikirkan dalam bahasa yang indah yang
mengandung bahasa kiasan, dan berkonotasi. Keterampilan menulis puisi wajib
dikuasai oleh siswa, hal ini bertujuan agar siswa dapat mengkespresikan pikiran,
perasaaan, pengalaman, dan imajinasinya melalui kegiatan menulis puisi secara
kreatif. Proses pengimajinasian atau pengembangan pengalaman lahir dan batin
merupakan awal dari proses kreatif. Proses kreatif tersebut kemudian dilanjutkan
dengan pengekspresian imajinasi ke dalam rangkaian kata-kata yang disebut
Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi sementara, pembelajaran
bahasa Indonesia (bahasan Sastra) dalam hal ini pembelajaran menulis kreatif
puisi kurang mencapai hasil yang maksimal, baik dari segi minat maupun dari
segi hasil proses pembelajaran yang diterapkan. Salah satu faktor utama
rendahnya kemampuan menulis kreatif puisi ini adalah media yang digunakan
dalam pembelajaran menulis kreatif puisi ini menggunakan media gambar.
Padahal media gambar menuntut konsentrasi yang terus menerus, membatasi
partisipasi siswa,sehingga siswa akan merasa jenuh dan bosan. Setelah itu siswa
diberi tugas untuk membuat puisi, minggu berikutnya tugas itu dikumpulkan,
dengan metode seperti itu siswa merasa tertekan sehingga siswa sulit dalam
menemukan ide, dan akhirnya siswa merasa kesulitan dalam menulis puisi.
Hasil dapat dilihat dari presentase siswa dalam pembelajaran pada menulis
kreatif puisi, yaitu. (1). Peningkatan siswa dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran masih rendah yaitu 85% siswa, karena masih menggunakan media
gambar saja, (2). Keaktifan siswa kurang dalam kegiatan pembelajaran yaitu
sekitar 95% siswa, karena kurangnya penggunaan media pembelajaran, (3).
Siswa belum memiliki keberanian untuk mengemukakan pendapatnya dalam
bentuk bertanya maupun menjawab pertanyaan yaitu sekitar 80% siswa, (4).
Masih banyak siswa yang tidak memperhatikan pelajaran yang diterangkan oleh
guru yaitu 70% dari siswa. Kelemahan-kelemahan di atas menjadikan tujuan
pembelajaran tidak tercapai.
Adapun alasan-alasan yang mengakibatkan peneliti beranggapan bahwa
pembelajaran menulis puisi sekarang ini dirasakan kurang mendapat perhatian
dari siswa dapat dilihat dari hasil ulangan harian siswa. Nilai rata-rata ulangan
siswa ternyata selalu lebih rendah dari KKM yang telah ditetapkan SMP Negeri
3 Sawit. Hasil belajar dari 35 siswa menunjukkan kurang dari 50% siswa yang
mendapatkan nilai di atas KKM yang telah ditentukan, sedangkan sisanya selalu
dibawah KKM.
Berangkat dari permasalahan tersebut, yang mulanya menggunakan media
gambar, maka peneliti mencoba untuk menerapkan media pohon pintar dalam
dibuat sedemikian menariknya dengan cara batang pohon diberi macam-macam
gambar dengan satu tema mengenai keindahan alam yang ditempatkan pada
cabang batang pohon yang bertujuan untuk menarik semangat siswa dalam
pembelajaran dan agar siswa dapat menginsipirasikan gambar tersebut. Oleh
karea itu, penulis bermaksud mengadakan penelitian tindakan kelas yang
berjudul ”Peningkatan Kemampuan Menulis Kreatif Puisi Media Pohon Pintar pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 3 Sawit Tahun Ajaran 2011/2012”.
Media pembelajaran pohon pintar ini pernah digunakan pada mata pelajaran
matematika dan Bahasa Indonesia, tetapi disini peneliti mencoba untuk
menggunakan media pohon pintar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Menurut Anggelina (2010:1), konsep dari media pohon pintar ini, guru membagi
siswa kedalam kelompok-kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator siswa.
Guru sebelumnya membuat suatu media pohon yang terbuat dari pohon kering
atau ranting-ranting kering yang daunnya terbuat dari kertas yang berisi
jawaban-jawaban dari pertanyaan yang telah dibuat oleh guru sehingga dapat
menyerupai seperti pohon. Media ini diharapkan mampu mengatasi
permasalahan-permasalahan yang telah dipaparkan di atas.
Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah seperti yang
dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis kreatif puisi media pohon
pintar pada siswa kelas VII A SMP Negeri 3 Sawit tahun ajaran 2011/2012?
2. Bagaimanakah peningkatan keaktifan siswa dalam menulis kreatif puisi
media pohon pintar pada siswa kelas VII A SMP Negeri 3 Sawit tahun ajaran
2011/2012?
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Meningkatkan kemampuan menulis kreatif puisi setelah menggunakan media
pohon pintar pada siswa kelas VII A SMP Negeri 3 Sawit tahun ajaran
2011/2012.
2. Meningkatkan keaktifan menulis kreatif puisi menggunakan media pohon
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindalan kelas (Classroom Action Research). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yaitu. metode wawancara, metode observasi, metode tes, dan metode dokumentasi.
teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam katagori, menyusun pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat simpulan
sehingga mudah dipahami olah diri sendiri maupun orang lain. Analisis data
pada penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif kualitatif.
Indikator pencapaian yang akan dijadikan acuan dalam menentukan
keberhasilan atau keefektifan penelitian. Kriteria keberhasilan tindakan ini
dilihat dari keberhasilan keaktifan dan kemampuan menulis kreatif puisi.
Kriteria keberhasilan jika siswa terampil
menulis kreatif puisi dan aktif pada saat pembelajaran menulis kreatif puisi.
Ukuran berhasil tidaknya peningkatan pembelajaran menulis kreatif puisi
melalui media pohon pintar adalah meningkatnya pemahaman siswa terhadap
mata pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan standar nilai atau KKM
sebesar 70 atau sekitar 80% siswa tuntas.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, data hasil penelitian keaktifan
dan kemampuan menulis kreatif puisi yang diperoleh dijelaskan dan ditampilkan
dalam bentuk tabel dan grafik sebagai berikut.
a. Peningkatan keaktifan siswa dalam menulis kreatif puisi media pohon
pintar pada sisiwa kelas VIIA SMP Negri 3 Sawit.
b. Peningkatan kemampuan siswa dalam menulis kreatif puisi media pohon
pintar pada sisiwa kelas VIIA SMP Negri 3 Sawit.
Seperti tabel dan grefik di atas jumlah siswa yang aktif pada
pembelajaran siklus I sebanyak 14 siswa atau 40% siswa, hasil ini di dapat dengan
cara jumplah siswa aktif di bagi dengan jumplah total siswa di kali seratus, hal ini
mengalami peningkatan dibandingkan pada pembelajaran sebelum siklus yaitu
hanya 7 siswa atau 20% siswa. Pada siklus II siswa yang aktif bertanya serta
menanggapi informasi yang disampaikan oleh peneliti sebanyak 29 siswa, Hal ini
juga terlihat pada prestasi jumlah siswa yang bertanya pada setiap siklus
mengalami peningkatan. Prasiklus siswa yang bertanya hanya 7 siswa atau 20%,
siklus I meningkat menjadi 14 siswa atau 40%, pada siklus II meningkat menjadi
29 siswa atau 82,85%, Dengan demikian ada peningkatan keaktifan siswa pada
prasikus hingga siklus II seperti yang telah dijelakan di atas
20,00%
40,00%
82,85%
0% 50% 100%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Presentase Siswa yang Aktif
Bertanya
Pada tabel dan grafik di atas Pada kondisi prasiklus ada 1 anak yang
mendapat nilai terendah yaitu nilai 40 dan yang mendapatkan nilai tertinggi yaitu
nilai 75 sebanyak 1 siswa, kemudian pada siklus I yang mendapat nilai terendah
ada 1 siswa dengan nilai 50 dan nilai tertinggi 80 sebanyak 1 siswa, serta pada
siklus II ada 2 siswa yang mendapat nilai terendah yaitu nilai 55 dan nilai tertinggi
90 diperoleh 2 siswa. Hal ini menandakan bahwa pembelajaran pada siklus I
mengalami peningkatan dibanding dengan kondisi awal sebelum diadakan
tindakan kelas dan siklus II mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I.
Berdasarkan hasil pembelajaran secara keseluruhan dari awal sampai
tindakan kelas siklus I kemudian tindakan kelas siklus II, dapat dilihat pada tabel
9 di bawah ini untuk hasil belajar siswa.
Tabel 9. Hasil Belajar Siswa
Keterangan Nilai (lampiran 21). Puisi ini diartikan puisi terbaik memenuhi kriteria penilaian berupa diksi, tema, rima yang tepat, penulisan ditulis secara rapi dan baik. Puisi pada
siklus II adalah hasil karya Ika Auladina Puisi karya Ika Auladina ini dapat
diartikan sebagai puisi terbaik karena memenuhi kriteria penilaian yaitu: (1).
Diksi yang dapat dilihat (2). Persajakan dilihat dari penggunaan rima, diksi, tema
Gelap gulita membuat panik semua orang
Petir yang menyambar
Laut diam-diam kau menyimpan banyak keindahan
Puisi di atas menurut letaknya dalam bait puisi termasuk rima bebas, Puisi
berjudul Laut dikategorikan sebagai puisi terbaik karena puisi tersebut memenuhi
kriteria penilaian. Pada puisi di atas terdapat lebih dari 8 kata-kata sesuai dengan
tema, yaitu bertemakan keindahan alam.
Pembahasan berisi tentang uraian dan penjelasan mengenai hasil penelitian
tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti dengan guru bahasa Indonesia SMP N
3 Sawit kelas VII A. Hal-hal yang dibahas dalam pembahasan adalah sesuatu
yang berkaitan dengan permasalahan penelitian dan hipotetis tindakan slama
proses penelitian.
Penggunaan media pembelajaran ”Pohon Pintar” efektif dalam
meningkatkan keterampilan menulis puisi. Hal ini terbuti dari hasil nilai rata-rata
kelas dan minat siswa kelas VII A SMP N 3 Sawit pada pembelajaran menulis
kreatif puisi mengalami peningkatan tiap siklus. Menurut Angelina (2010:1-2),
pohon adalah tumbuhan yang berbatang keras dan besar. Bagian permukaan yang
dianggap sebagai pangkal atau dasar, sedangkan pengertian pintar yaitu: pandai,
cakap, cerdik, banyak akal dan mahir mengerjakan sesuatu. Permainan mengenal
angka, gambar, warna buah melalui pohon pintar yaitu suatu alat permainan
menggunakan sebatang pohon yang telah dibentuk semenarik mungkin serta
menggunakan buah-buah, angka sehingga dapat membantu anak dalam
meningkatkan potensi dan kecerdasan, kreativitas yang ada dalam diri anak agar
berkembang secara optimal sesuai dengan pertumbuhan dan aspek perkembangan
anak.
Menurut Mulyasa (2009:121), pembelajaran dikatakan berhasil dan
berkualitas apabila seluruh atau setidaknya sebagian besar (75%) peserta didik
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan terjadi perubahan perilaku
yang positif. Oleh karena itu, penerapan media pohon pintar telah terbukti efektif
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam aspek kognitif dan aspek afektif,
karena siswa terlibat secara aktif lebih dari 75% dan sebagian besar siswa terlihat
adanya perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
Menurut Juliah dalam Jihad (2010:15), hasil belajar adalah segala sesuatu
dilakukannya. Hasil belajar siswa sebelum dilakukan penelitian nilai rata-rata
kelas sebesar 63,3 dan siswa yang aktif dalam pembelajaran sebanyak 10 siswa.
Pada pembelajaran siklus I ini terdapat peningkatan keaktifan siswa dalam
bertanya yaitu sebanyak 13 siswa dengan nilai rata-rata kelas sebesar 68,42.
Sedangkan pada siklus II siswa yang aktif bertanya serta menanggapi informasi
yang disampaikan oleh peneliti sebanyak 26 siswa dengan nilai rata-rata kelasnya
sebesar 73,4. Dengan demikian ada peningkatan keaktifan siswa pada prasikus
hingga siklus II seperti yang telah dijelaskan di atas.
Pada kondisi prasiklus ada 1 anak yang mendapat nilai terendah yaitu nilai
40 dan yang mendapatkan nilai tertinggi yaitu nilai 75 sebanyak 1 siswa,
kemudian pada siklus I yang mendapat nilai terendah ada 1 siswa dengan nilai 50
dan nilai tertinggi 80 sebanyak 1 siswa, serta pada siklus II ada 2 siswa yang
mendapat nilai terendah yaitu nilai 55 dan nilai tertinggi 90 diperoleh 2 siswa. Hal
ini menandakan bahwa pembelajaran pada siklus I mengalami peningkatan
dibanding dengan kondisi awal sebelum diadakan tindakan kelas dan siklus II
mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I.
Keaktifan siswa dalam menanggapi informasi yang disampaikan oleh
peneliti pada prasiklus hanya 10 siswa atau 28,6%, pada siklus I meningkat
menjadi 13 siswa atau 37,1%, dan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar
37,2% menjadi 74,3% atau sekitar 26 siswa yang bertanya. Keaktifan bertanya
sebanyak 7 siswa atau 20%, pada siklus I meningkat menjadi 14 siswa atau 40%,
pada siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 42,85% menjadi 82,85% atau
29 siswa serta kemampuan menulis kreatif puisi dengan nilai rata-rata penilitian
prasiklus 63,3 dan siklus I 68,42 pada siklus II 74,1 Adapun rincianya sebagai
berikut.
Pada siklus II terjadinya peningkatan yang signifikan, bahkan melebihi
target yang diharapkan yaitu 70%. Pada siklus II hampir seluruh siswa tuntas
yaitu 82,85% atau sebanyak 29 siswa tuntas, dan ini berarti hanya 6 siswa yang
tidak tuntas. Pada siklus II ini, distribusi nilai juga sangat seimbang dan merata
sehingga meningkatkan rata-rata kelas menjadi 74,1 dari 68,42 pada siklus I.
siswa juga sudah mempersiapkan sebelumnya untuk belajar, saat proses
pembelajaran berlangsung siswa lebih fokus.
Pembahasan di atas telah menunjukan adanya peningkatan yang
berkelanjutan, melalui dari sebelum tindakan sampai siklus I, namun hasilnya
belum memuaskan, kemudian meningkat lagi secara signifikan sampai dengan
siklus II. Indikator-indikator yang digunakan untuk mengamati peningkatan
kemampuan serta minat siswa. Siswa mengalami perubahan yang positif,
sehingga pada putaran terakhir hasil yang dicapai sangat memuaskan, kondisi
kemampuan siswa dalam menulis puisi sampai pada siklus II menunjukan hasil
yang maksimal.
Kesimpulan
Dari permasalahan yang telah dipaparkan di atas maka kesimpulan yang
dapat diambil dari hasil penelitian yang dilakukan adalah penerapan media pohon
pintar dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi menulis kreatif puisi pada
aspek kognitif, yaitu adanya peningkatan prosentase ketuntasan siklus I sampai
DAFTAR PUSTAKA
Angelina, Evin Dwi. 2010. Penggunaan Media Pembelajaran Pohon Pintar
dengan Teknik Permainan. Terdapat di http://kaya-ilmiah.um.ac.id/index. php/KSDParticle/view/6878, diakses pada 27 Desember 2011.
Jihad, Asep. 2010. Evaluasi Pembelajan. Yogyakarta: Multi Persindo.
Kusnandar. 2009. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP) dan Sukses Dalam Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mulyasa, E. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sukaryana, Wayan. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Universitas Negeri Malang Press.
Waluya, Bagja. 2011. Penggunaan Berbagai Media Pembelajaran. Terdapat di (http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR-PEND-Geografi/1972102420011 21-Bagja-Waluya-Media-Pembelajaran-Geografi/Bahan-Ajar-Media-Pem belajaran.pdf, diakses pada 9 Januari 2012.