• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SUB RAYON SMPN 39 KECAMATAN MEDAN MARELAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SUB RAYON SMPN 39 KECAMATAN MEDAN MARELAN."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SUB RAYON SMP N 39 KECAMATAN MEDAN MARELAN

T E S I S

Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Pada Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

ZUTIRTA LUBIS NIM. 8106131041

PROGRAM PASCASARJANA

(2)

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SUB RAYON SMP N 39 KECAMATAN MEDAN MARELAN

T E S I S

Disusun dan diajukan oleh:

ZUTIRTA LUBIS NIM. 8106131041

Disetujui Untuk Ujian Tesis Program Studi Administrasi Pendidikan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd NIP. 19580509 199611 1001 NIP. 19600705 198601 1001

Diketahui Oleh:

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

(3)

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SUB RAYON SMP N 39 KECAMATAN MEDAN MARELAN

T E S I S

Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Pada Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

ZUTIRTA LUBIS NIM. 8106131041

PROGRAM PASCASARJANA

(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Zutirta Lubis. Hubungan Antara Sikap Terhadap Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Komunikasi Organisasi Dengan Kompetensi Profesional Guru di Sub Rayon SMP N 39 Kecamatan Medan Marelan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sikap terhadap supervisi akademik kepala sekolah dan komunikasi organisasi dengan kompetensi profesional guru di Sub Rayon SMP N 39 Kecamatan Medan Marelan. Penelitian ini menggunakan statistik korelasional dengan responden sebanyak 78 guru di Sub Rayon SMP N 39 Kecamatan Medan Marelan. Pengumpulan data sikap terhadap supervisi akademik kepala sekolah, komunikasi organisasi dan kompetensi profesional guru diperoleh melalui kuesioner.

Data dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi sederhana, regresi, korelasi ganda dan korelasi parsial. Hasil temuan penelitian adalah terdapat hubungan yang positif antara: (1) Sikap terhadap supervisi akademik kepala sekolah dengan ry1 sebesar 0,668 dengan persamaan regresi Ý = 45,68 +0,59X1, (2) Komunikasi organisasi dengan ry2 sebesar 0,7313 persamaan regresi Ý = 45,13 + 0,59X2dan sikap terhadap supervisi akademik dan komunikasi organisasi secara bersama-sama dengan kompetensi profesional guru dengan ry12 sebesar 0,7310 dengan regresiY = 43.1191+0.001X1+0.591X2.

Besarnya korelasi parsial antara sikap terhadap supervisi akademik kepala sekolah (X1) dengan kompetensi profesional guru (Y) bila komunikasi organisasi (X2) dianggap konstan adalah 0,405 dan korelasi parsial antara komunikasi organisasi (X2) dengan kompetensi profesional guru (Y) bila sikap terhadap supervisi akademik kepala sekolah (X1)dianggap konstan adalah 0,594.

(7)

ABSTRACT

Zutirta Lubis. The Relationship between Attitudes Toward Supervision of Academic Principal and Organizational Communication With Teachers' Professional Competence in Sub Rayon SMP N 39 Sub Terrain Marelan.

This study aimed to determine the relationship of attitudes toward the academic supervision of principals and organizational communication with the professional competence of teachers in Sub Rayon SMP N 39 Sub Terrain Marelan. This study used statistical correlation with the respondents as many as 78 teachers in Sub Rayon SMP N 39 Sub Terrain Marelan. Data collection attitudes towards the principal academic supervision, organizational communication and professional competence of teachers obtained through a questionnaire.

Data were analyzed by using a simple correlation, regression, correlation and multiple partial correlation. The findings of the study is that there is a positive relationship between: (1) Attitudes toward academic supervision by principals ry1 of 0.668 with a regression equation Ý = 45.68 +0.59 X1, (2) organizational communication ry2 0.7313 for the regression equation Ý X2 = 45.13 + 0.59 and attitudes toward academic supervision and communication organization together with the professional competence of teachers with ry12 of 0.7310 with a regression Y = 43.1191 +0001 +0591 X1X2.

The magnitude of the partial correlation between attitudes toward academic supervision principals (X1) with the professional competence of teachers (Y) when organizational communication (X2) is considered constant is 0.405 and the partial correlation between organizational communication (X2) with the professional competence of teachers (Y) when the attitude toward supervision academic head of the school (X1) is considered constant is 0.594.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur senatiasa penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan kasih karunia-NYa, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini dengan judul ’’ HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP SUPERVISI

AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN KOMUNIKASI ORGANISASI

DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SUB RAYON SMP N 39 KECAMATAN MEDAN MARELAN”. Tesis ini merupakan sebahagian dari persyaratan dalam menyelesaikan studi pada Prodi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Tesis ini dalam proses penulisan banyak menemui hambatan dan rintangan namun dengan segala upaya maksimal yang dilakukan penulis serta bantuan dari berbagai pihak, akhirnya tesis ini dapat selesai tepat waktu. Atas bantuan yang diberikan, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd dan Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku pembimbing I dan II yang telah banyak meluangkan waktu dalam mengarahkan, memotivasi serta memberikan nasehat kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

2. Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur PPs Universitas Negeri Medan yang telah memfasilitasi penulis menyelesaikan studi.

3. Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd selaku ketua program studi Administrasi Pendidikan yang telah banyak membantu penulis khususnya dalam administrasi sampai menyelesaikan studi di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 4. Prof. Dr. Lahmuddin Lubis, M.Ed, Dr. Zulkifli Matondang, M.Si, dan Dr. Arif

Rahman, M.Pd selaku nara sumber yang telah banyak memberikan masukan dalam penulisan tesis ini. Sumbang saran yang diberikan sangatlah bermanfaat dalam menambah cakrawala pengetahuan penulis khususnya dalam metodologi penelitian.

(9)

6. Bapak kepala Dina Pendidikan dan Pengajaran Kota Medan yang telah memberikan ijin penelitian, Bapak/Ibu Kepala Sekolah, dan Tenaga Pengajar di Sub Rayon SMP N 39 Kecamatan Medan Marelan yang memberikan data serta jawaban atas kuesioner yang diperlukan dalam penelitian ini.

7. Teman-teman Program Studi Administrasi Pendidikan PPs Universitas Negeri Medan yang sangat membantu dalam memberikan motivasi bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan studi dan penulisan tesis ini.

Dengan segala kerendahan hati penulis mengakui bahwa Tesis ini masih perlu perbaikan dalam rangka penyempurnaan, oleh karenanya kritik, saran yang sifatnya membangun sungguh sangat diperlukan. Akhirnya penulis berharap semoga Tesis bermanfaat bukan hanya kepada penulis tetapi juga kepada pembaca yang membutuhkannya, Amin.

Medan, Pebruari 2013 Penulis

(10)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

ABSTRAC ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Pembatasan Masalah ... 10

D. Rumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 11

F. Manfaat penelitian... 11

BAB II : KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 12

A. Kajian Teoretis... 12

1. Kompetensi Profesional ... 12

2. Komunikasi Organisasi ... 16

3. Sikap Terhadap Supervisi Akademik... 48

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 58

C. Kerangka Berpikir... 61

D. Pengajuan Hipotesis Penelitian... 65

BAB III : METODE PENELITIAN ... 66

A. Lokasi dan Waktu Penelitian... 66

B. Metode Penelitan ... 66

C. Populasi dan Sampel Penelitian... 67

D. Defenisi Operasional dan Variabel Penelitian... 68

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 70

F. Uji Coba Instrumen... 73

G. Teknik Anlisa Data ... 76

(11)

BAB IV : HASIL PENELITIAN... 85

A. Deskripsi Hasil Penelitian... 85

1. Sikap Terhadap Supervisi Akademik Kepala Sekolah... 85

2. Komunikasi Organisasi ... 86

3. Kompetensi Profesional Guru ... 88

B. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian... 89

C. Pengujian Persyaratan Analisis ... 92

1. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi ... 92

2. Uji Normalitas... 95

3. Uji Homogenitas ... 96

4. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi Ganda ... 97

5. Uji Independen Variabel Bebas ... 97

D. Pengujian Hipotesis ... 98

1. Hubungan Sikap Terhadap Supervisi Akademik Kepala Sekolah dengan Kompetensi Profesional Guru... 98

2. Hubungan Komunikasi Organisasi dengan Kompetensi Profesional guru ... 99

3. Hubungan Sikap Terhadap Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Komunikasi Organisasi Bersama-sama Dengan Kompetensi Profesional Guru... 100

E. Temuan Penelitian ... 102

F. Pembahasan Hasil Penelitian... 103

G. Keterbatasan Penelitian ... 109

BAB V : SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 110

A. Simpulan... 110

B. Implikasi Hasil Penelitian... 111

C. Saran ... 112

DAFTAR PUSTAKA ... 114

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Nilai UN Sub Rayon SMP Negeri 39 Kecamatan Marelan Tahun

Pelajaran 2010/2011... 8

2 Fungsi dan Tujuan Supervisi... 56

3 Jumlah Guru di SUB Rayon SMP N 39 Kecamatan Marelan ... 67

4 Kisi-Kisi Instrumen Sikap Terhadap Supervisi Akademik Kepala Sekolah... 71

5 Kisi-Kisi Instrumen Komunikasi Organisasi ... 72

6 Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi Profesional Guru ... 72

7 Distribusi Frekuensi Data Sikap Terhadap Supervisi Akademik Kepala Sekolah ... 83

8 Distribusi Frekuensi Data Komunikasi Organisasi... 87

9 Distribusi Frekuensi Data Kompetensi Profesional Guru... 88

10 Tingkat Kecenderungan Variabel Sikap Terhadap Supervisi Akademik Kepala Sekolah ... 90

11 Tingkat Kecenderungan Variabel Komunikasi Organisasi... 91

12 Tingkat Kecenderungan Variabel Kompetensi Profesional Guru... 91

13 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y atas X1... 93

14 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y atas X2... 94

15 Rangkuman Analisis Uji Normalitas Variabel Penelitian... 95

16 Ringkasan Hasil Analisis Variabel Penelitian ... 96

17 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Ganda... 97

(13)

19 Ringkasan Hasil Analisis Korelasi X1 dengan Y dan Uji

Keberartiannya ... 99 20 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi dan Uji Keberartian Variabel

X1 dan X2 dengan Y... 101 21 Uji Coba Instrumen Angket Sikap terhadap Supervisi Akademik

Kepala Sekolah ... 22 Perhitungan Validitas Instrumen Sikap Terhadap Supervisi Akademik

Kepala Sekolah ... 23 Uji Coba Instrumen Angket Komunikasi Organisasi ... 24 Hasil Perhitungan Validitas Angket Komunikasi Organisasi ... 25 Uji Coba Instrumen Angket Kompetensi Profesional Guru ... 26 Hasil Perhitungan Validitas Angket Kompetensi Profesional Guru.... 27 Data Hasil Penelitian... 28 Distribusi Frekuensi Data Sikap Terhadap Supervisi Akademik

Kepala Sekolah ... 29 Distribusi Frekuensi Data Komunikasi Organisasi... 30 Distribusi Frekuensi Data Kompetensi Profesional Guru... 31 Tingkat Kecenderungan Variabel Sikap Terhadap Supervisi

Akademik Kepala Sekolah ... 32 Tingkat Kecenderungan Variabel Komunikasi Organisasi... 33 Tingkat Kecenderungan variabel Kompetensi Profesional

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Proses Unsur-unsur Komunikasi ... 25

2 Paradigma Penelitian Hubungan Sikap Terhadap Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Komunikasi Organisasi Dengan Kompetensi Profesional Guru ... 64

3 Histogram Variabel Sikap Terhadap Supervisi Akademik Kepala Sekolah... 86

4 Histogram Variabel Komunikasi Organisasi ... 87

5 Histogram Variabel Kompetensi Profesional Guru ... 87

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Angket Penelitian Sikap Terhadap Supervisi Akademik Kepala

Sekolah ... 117

2. Angket Penelitian Komunikasi Organisasi ... 120

3. Angket Penelitian Kompetensi Profesional Guru ... 123

4. Uji Coba Instrumen Angket Sikap Terhadap Supervisi Akademik Kepala Sekolah ... 124

5. Perhitungan Validitas Angket Sikap Terhadap Supervisi Akademkik Kepala Sekolah ... 125

6. Reliabilitas Angket Sikap Terhadap Supervisi Akademik Kepala Sekolah... 128

7 Uji Coba Instrumen Angket Komunikasi Organisasi ... 130

8 Perhitungan Validitas Instrumen Komunikasi Organisasi ... 131

9 Perhitungan Reliabilitas Angket Komunikasi Organisasi... 135

10 Validitas Instrumen Kompetensi Profesional Guru ... 136

11 Perhitungan Validitas Angket Kompetensi Profesional Guru ... 137

12 Perhitungan Reliabilitas Instumen Kompetensi Profesional Guru 140 13 Data Hasil Penelitian... 142

14 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi dan Distribusi Frekuensi 144 15 Uji Kecenderungan Variabel Penelitian... 153

16 Uji Persyaratan Analisis... 157

17 Perhitungan Persamaan Regresi... 166

18 Perhitungan Persamaan Regresi Ganda ... 170

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan pendidikan dapat dipengaruhi oleh banyak komponen. Adapun komponen-komponen yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan adalah : (1) komponen guru, (2) komponen peserta didik, (3) komponen pengelolaan dan (4) komponen pembiayaan. Keempat faktor tersebut saling keterkaitan dan sangat menentukan maju mundurnya suatu pendidikan.

Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam keberhasilan suatu pendidikan. Hal ini memang wajar, sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar. Bagaimanapun bagus dan idealnya kurikulum pendidikan, bagaimana lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan dan bagaimana kuatnya antusias peserta didik, tanpa diimbangi dengan kemampuan guru, maka semuanya akan kurang bermakna. Aspek yang paling dominan dalam kaitannya dengan kependidikan adalah guru (pendidik), yang memang secara khusus diperuntukkan untuk mendukung dan bahkan menjadi ujung tombak dalam pencapaian tujuan pendidikan.

(17)

2

mengembangkan ilmu, pengetahuan dan teknologi. Melatih berarti meneruskan dan mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa (Usman, 2002:7)

Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut maka guru yang menjadi faktor dalam meningkatkan kualitas pendidikan diharapkan menunjukan kinerja yang baik yang nantinya berimplikasi terhadap perbaikan pendidikan pada umumnya, perbaikan mutu lulusan khususnya.

Dalam pelaksanaan tugasnya guru harus mampu memberikan kontribusi yang maksimal terhadap pencapaian tujuan pendidikan di sekolah sehingga menghasilkan output yang berkualitas. Tujuan pendidikan yang menghasilkan

output yang berkualitas ditentukan berbagai faktor, diantaranya adalah melalui kompetensi guru yang baik, karena kompetensi guru yang baik akan meningkatkan kualitas mengajarnya sehingga akan bersinergi terhadap output siswa yang berkualitas.

Dalam proses pembelajaran, guru merupakan pemegang peran utama, karena secara teknis guru dapat menterjemahkan proses perbaikan dalam sistem pendidikan di dalam suatu kegiatan di kelasnya (Idrus dan Jamal, 1992:26). Megarry dan Dean (1999:12-14) mengemukakan bahwa: Guru wajib mengembangkan dan memanfaatkan kemampuan profesionalnya, sehingga dapat meningkatkan kinerja dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, karena pendidikan masa datang menurut keterampilan profesi pendidikan yang berkualitas.

(18)

3

teknologi yang terus menerus berkembang. Guru bertanggung jawab sebagai medium agar anak didik dapat mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu guru harus memiliki kepribadian yang matang dan berkembang, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat, memiliki keterampilan untuk membangkitkan minat pesaerta didik, dan mengembangkan profesinya yang berkesinambungan.

Untuk mencapai keberhasilan pendidikan, diantaranya adalah peningkatan mutu pendidikan itu, maka guru harus memiliki kompetensi yang baik. Sebagaimana telah dikemukakan dalam UU Guru dan Dosen Tahun 2005 dan Penjelasan Peraturam Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, bahwa guru memiliki empat kompetensi menuju pada profesionalitas guru dan peningkatan kualitas pendidikan Indonesaia. Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah: (1) kompetensi paedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi sosial, dan (4) kompetensi profesional. Dengan adanya kompetensi ini guru akan mampu dalam melakukan dan meningkatkan kinerjanya. Hal ini juga ditegaskan oleh Amstrong (1998:96) bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi kinerja guru yaitu: (1) kesempatan untuk bekerja, (2) kompetensi, (3) kejelasan dan penerimaan tugas dan (4) kesempatan untuk bekerja.

(19)

4

diri sendiri, sekolah, teman sejawat, dan bidang studi yang dibinanya, dan (d) mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar. Kompetensi menjadi syarat mutlak menuju profesionalitas, karena kompetensi merupakan gambaran hakekat kualitatif dari perilaku seseorang.

Menurut Lefra Cois dalam Jamal (2009:37), kompetensi merupakan kapasitas untuk melakukan sesuatu yang dihasilkan dari proses belajar. Selama proses belajar stimulus akan bergabung dengan isi memori dan menyebabkan terjadinya perubahan kapasitas untuk melakukan sesuatu. Guru memiliki tanggung jawab besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu guru sendiri harus memiliki kualitas yang baik dan memadai sebagai seorang guru. Guru dapat menjadi penentu bagi keberhasilan pendidikan melalui kompetensi profesionalnya. Maka meningkatkan mutu pendidikan harus memperhatikan aspek kompetensi guru menyangkut kompetensi profesional maupun kesejahteraannya.

(20)

5

Salah satu unsur yang dianggap paling berperan dalam meningkatkan kompetensi guru adalah kepala sekolah, sebagai atasan langsung guru. Kepala sekolah harus dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif untuk terjadinya suatu proses pembelajaran yang efektif, sehingga diperlukan suatu perilaku kepemimpinan yang baik. Kepala sekolah harus senantiasa berupaya ke arah itu. Salah satu upaya yang dapat ditempuh adalah menerapkan motivasi kerja.

Thoha (2006:49) memberikan penjelasan bahwa perilaku kepemimpinan merupakan norma prilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi prilaku orang lain. Kepala sekolah sebagai top leader di sekolah memiliki tanggung jawab yang besar. Kemampuan seorang pemimpin akan memberikan dampak yang nyata terhadap mutu produk yang dihasilkan. Dalam hal ini mutu kepala sekolah sebagai pemimpin suatu lembaga pendidikan akanberdampak terhadap mutu produk pendidikan di sekolah tersebut.

Adler dalam Dadi Permadi (1998:24) menegaskan bahwa “The quality of

teaching and learning that goes in a school is largely determined by the quality of

(21)

6

kepemimpinan apa yang akan dipergunakan serta bagaimana tata laksana dari perilaku kepemimpinan tersebut dalam rangka mencapai tujuan organisasi sekolah yang lebih baik di masa yang akan datang.

Selain kepemimpinan kepala sekolah yang berperan meningkatkan kompetensi guru, supervisi juga sangat perlu dilakukan untuk mengevaluasi apakah guru telah benar-benar dan sesuai dalam menjalankan tugasnya. Selanjutnya Arikunto (2004 ; 41) menyatakan bahwa pendidikan bertujuan (1) meningatkan kinerja siswa sekolah dalam perannya sebagai peserta didik yang belajar dengan semangat tinggi agar dapat mencapai prestasi belajar yang optimal, (2) meningkatkan kinerja guru sehingga mampu membimbing guru dan siswa, (3) meningkatkan keefektipan dan keefesienan sarana dan prasarana, (4) meningkatkan keefektifan, (5) meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah dan, (6) meningkatkan kualitas situasi umum sekolah.

(22)

7

Nilai Uji Kompetensi Awal (UKA) guru tahun 2012 untuk wilayah Sumut ternyata rendah. Dari 33 provinsi, Sumut menempati peringkat ke-25, dengan nilai rata-rata 37,4. Ini jauh di bawah rata-rata nasional yakni 42,25. UKA tahun 2012 telah dilaksanakan pada Pebruari 2012 lalu. Provinsi yang memiliki nilai rata-rata UKA tertinggi adalah Daerah Istimewa Jogjakarta dengan nilai rata-rata 50,1. Setelah Jogjakarta, provinsi yang masuk 10 besar adalah propinsi DKI Jakarta (49,2), Bali (48,9), Jawa Timur (47,1), Jawa Tengah (45,2), Jawa Barat (44,0), Kepulauan Riau (43,8), Sumatera Barat (42,7), Papua (41,1), dan Banten (41,1). Sedangkan untuk nilai tertinggi nasional adalah 97,0 dan nilai terendah adalah 1,0. Sehingga, rata-rata nasional nilai UKA 2012 ini adalah 42,25 dengan standar deviasi 12,72. Untuk terbaik kabupaten/kota diduduki Blitar, dengan skor 56,41. Tidak satu pun kabupaten/kota di Sumut yang masuk 10 besar terbaik. Yang ada justru masuk 10 besar terendah, yakni Nias Selatan, dengan skor rata-rata 30,28. Yang paling rendah adalah Halmahera dengan nilai 30,68.

(http://www.hariansumutpos.com/2012/03/29082/peringkat-guru-di-sumut-jeblok.htm

(23)

8

berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini juga dapat dibuktikan dengan masih rendahnya perolehan nilai OSN (Olimpiade Sain Nasional) dan UN (Ujian Nasional) siswa.

Berdasarkan hasil UN siswa di sub rayon SMP N 39 Kecamatan Medan Marelan Tahun Pelajaran 2010/2011 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1

Nilai UN Sub Rayon SMP Negeri 39 Kecamatan Marelan Tahun Pelajaran 2010/2011

No Mata Pelajaran Nilai

Tertinggi

Nilai Terendah

Nilai Rata-Rata

1 Bahasa Indonesaia 7,00 5,13 6,89

2 Bahasa Inggris 7,21 4,56 6,50

3 Matematika 7,00 3,86 6,00

4 IPA 8,92 5,50 6,60

Sumber: Nilai UN Sub Rayon SMP N 39 Marelan Fakta lain juga ditemukannya kepala sekolah yang tidak melakukan pengawasan dengan baik terutama pengawasan terhadap pengajaran secara teratur, kepemimpinan kepala sekolah tidak dapat memberikan motivasi dan inpirasi bagi guru-guru, sehingga adanya keluhan ketidakpuasan terhadap tempat bekerja serta keadaan siswa, seperti kerja yang menjenuhkan, suasana lingkungan yang tidak kondusif, sikap sesama guru yang tidak saling mendukung.

(24)

9

Selama melaksanakan tugas mendidik di sekolah, guru menunjukkan sifat dan perilaku yang berbeda-beda, ada yang memiliki semangat dan tanggung jawab, juga ada yang tidak menunjukkan tanggung jawab yang baik. Masih ada diantara guru dalam menjalankan profesinya tidak menunjukkan panggilan jiwa dan idealismenya. Guru ini sepertinya malu dengan pekerjaan yang dilakukannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa kompetensi profesional guru dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal dari guru itu sendiri maupun faktor eksternal yaitu dari luar diri guru. Faktor internal seperti motivasi guru untuk berprestasi, keinginan untuk maju dan berkembang, komitmen guru untuk berhasil, dan lain sebagainya. Sementara faktor ekstenal yaitu diantaranya adalah supervisi akademik kepala sekolah, komunikasi organisasi dan sebagainya berhubungan dengan peningkatan kompetensi guru di sekolah.

B. Identifikasi Masalah

(25)

10

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dibatasi. Adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut: sikap terhadap supervisi akademik kepala sekolah dan hubungan dengan kompetensi profesional guru, komunikasi organisasi dan hubungan dengan kompetensi profesional guru, sikap terhadap supervisi akademik kepala sekolah dan komunikasi organisasi serta hubungan dengan kompetensi profesional guru.

Adapun sikap terhadap supervisi akademik kepala sekolah adalah sebagai variabel bebas pertama (X1), komunikasi organisasi adalah sebagai variabel bebas kedua (X2) dan kompetensi profesional guru adalah sebagai variabel terikat (Y).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat hubungan positif sikap terhadap supervisi akademik kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru di Sub Rayon SMP N 39 Kecamatan Medan Marelan?

2. Apakah terdapat hubungan positif komunikasi organisasi dengan kompetensi profesional guru di Sub Rayon SMP N 39 Kecamatan Medan Marelan?.

(26)

11

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui tentang:

1. Hubungan sikap terhadap supervisi akademik kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru di Sub Rayon SMP N 39 Kecamatan Medan Marelan.

2. Hubungan komunikasi organisasi dengan kompetensi profesional guru di Sub Rayon SMP N 39 Kecamatan Medan marelan.

3. Hubungan sikap terhadap supervisi akademik kepala sekolah dan komunikasi organisasi secara bersama-sama dengan kompetensi profesional guru di Sub Rayon SMP N 39 Kecamatan Medan Marelan.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka manfaat yang di dapat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoretis:

a. Menambah khasanah pengetahuan tentang sikap terhadap supervisi akademik, komunikasi organisasi, dan kompetensi profesional guru.

b. Bahan acuan bagi penelitian lebih lanjut tentang, supervisi akademik, komunikasi organisasi, dan kompetensi guru.

2. Manfaat Praktis:

a. Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru.

b. Sebagai bahan masukan bagi guru untuk meningkatkan kompetensinya. c. Sebagai bahan masukan bagi pengawas sekolah untuk dapat membimbing

(27)

110

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan pengajuan hipotesis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat kecenderungan variabel sikap terhadap supervisi akademik kepala sekolah di Sub Rayon SMP N 39 Kecamatan Medan Marelan termasuk dalam kategori cukup, komunikasi organisasi termasuk dalam kategori cukup, dan kompetensi profesional guru termasuk dalam kategori cukup.

2. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara sikap terhadap supervisi akademik kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru di Sub Rayon SMP N 39 Kecamatan Medan Marelan. Dengan demikian sikap terhadap supervisi akademik kepala sekolah mempunyai pengaruh dengan kompetensi profesional guru. Semakin baik sikap terhadap supervisi akademik kepala sekolah maka semakin baik juga kompetensi profesional guru di sekolah.

3. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara komunikasi organisasi dengan kompetensi profesional guru di Sub Rayon SMP N 39 Kecamatan Medan Marelan. Semakin baik komunikasi organisasi maka semakin baik pula kompetensi profesional guru di sekolah.

(28)

111

B. Implikasi Hasil Penelitian

Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, diantaranya:

1. Dengan diterimanya hipotesis pertama, maka upaya untuk meningkatkan kompetensi profesional guru adalah dengan meningkatkan sikap guru terhadap supervisi akademik kepala sekolah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah untuk menumbuhkan sikap yang baik dari guru adalah dengan memperhatikan, memberikan arahan, pengawasan dan membuat kebijakan sesuai dengan kebutuhan guru dalam bekerja. Kepala sekolah tidak membuat keputusan yang hanya memperhatikan kebutuhan seorang guru atau kelompok guru tertentu karena hal ini akan menimbulkan pengaruh buruk dalam kepemimpinan kepala sekolah. Baiknya kepemimpinan kepala sekolah dengan memperhatikan, mengarahkan serta melakukan pengawasan secara tepat dan benar, maka guru akan memberikan sikap yang baik terhadap kepemimpinan supervisi kepala sekolah sehingga guru akan mampu meningkatkan kompetensi profesional di sekolah.

Upaya yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan sikap yang baik dari guru diantaranya adalah dengan menjalin komunikasi yang baik dengan guru, selalu memperhatikan kebutuhan guru dalam mengajar di kelas, melakukan pengawasan yang baik dan melakukan dialog dengan guru sebelum membuat keputusan.

(29)

112

sama lainnya. Oleh karena itu diperlukan peran guru dan kepala sekolah untuk membuat program kerja bersama yang dapat memberikan dukungan terhadap keharmonisan kerja sama di lingkungan sekolah.

Upaya yang dapat dilakukan dalam menciptakan komunikasi organisasi yang baik diantaranya adalah menjalin komunikasi secara baik antara guru dengan guru, antara guru dengan kepala sekolah, dan dengan pegawai administrasi. 3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga, maka upaya meningkatkan kompetensi

profesional guru adalah dengan meningkatkan sikap terhadap supervisi akademik kepala sekolah dan komunikasi organisasi. Kinerja yang dilakukan oleh guru tentu dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah melalui supervisi akademik yang dilaksanakannya. Semakin baik supervisi akademik yang dilaksanakan dengan melakukan kebijakan, pengarahan serta pengambilan keputusan yang tepat dan didukung oleh komunikasi organisasi yang baik akan dapat meningkatkan kompetensi profesional guru.

Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah kepala sekolah harus mampu menjalin komunikasi yang baik dengan sesama guru di sekolah dengan selalu memberikan perhatian, pengarahan serta pengawasan yang benar sehingga memberikan motivasi bagi guru untuk lebih meningkatkan kompetensi profesional di sekolah.

.

C. Saran

(30)

113

supervisi akademik sehingga lebih meningkatkan profesionalisme gurn dalam mengajar.

2. Para guru hendaknya berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan diri dengan mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan profesionalistas kerja dalam mengajar.

(31)

114

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvianaro dan Bambang Q-Anees. 2007. Filsafat Ilmu Komunikasi.

Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Cangara, Hafiel. 2004.Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Chaplin J. P. 2004. Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta : Grafindo

Efendy, Onong, U. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Citra

aditya Bakti

Engkoswara. 2008. Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Proyek

Pengembangan LPTK Dikti.

Gagne, R.M. (1989).The Condition of Learning and Theory of Instruction. Fourth

Edition. New York : Holt. Rine Hart and Winston.

Hardjana, M. Agus. 2003.Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta :

Kanisius.

Idochi, Anwar dan Yayat Hidayat Amir.2003. Administrasi Pendidikan: Teori,

Konsep & issue. Bandung: Program Pascasarjana UPI.

Krech, RS. Cruthpield dan Ballaccy, (1963),Individual in Society. Tokyo: McGraw

-Hill Kogahuska.

Muhibbin S. (2010).Psikologi Pendidikan (suatu pendekatan baru). Bandung :

Remaja Rosda Karya

Muhammad, Arni. 2007.Komunikasi Organisasi. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Muis, A,Komunikasi,2001. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

(32)

115

Pidarta. 2009. Peran Kepala Sekolah Pada Pendidikan Dasar, Seri Manajemen

Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Rakhmat, Jalaluddin. 2004.Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya

Robbins, P., Stephen. 2006.Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi dan Aplikasi,

Alih Bahasa Hadyana Pujaatmaka. Jakarta : PT Prenhallindo.

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja

Rosda karya.

Sugiyono. 2005.Metode Penelitian Administrasi. Jakarta : Alfabeta

Satori Djam’an . 1996. Pengawas Sekolah dan Pengelolaan Sekolah. Bandung:

Makalah Diklat Pengawas Sekolah.

Syaodih, Nana. 2007.Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung:Imtima

Sagala, Syaiful. 2009.Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.

Saifuddin Azwar. (2007).Sikap manusia Teori dan Pengaruhnya.Yokyaakarta:

Pustaka Belajar.

Usman, Moh Uzer.2002.Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Thoha, Miftah. 2006.Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada.

Wiryanto. 2004.Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Gambar

TabelHalaman
GambarHalaman
Tabel 1Nilai UN Sub Rayon SMP Negeri 39 Kecamatan Marelan

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan model pembelajaran talking stick pada kelas VIII I (kelas eksperimen) SMP Negeri 5 Mataram dapat membantu siswa untuk lebih terlibat aktif ketika

Objektif kajian ini adalah untuk mengkaji latar belakang usahawan bumiputera, ciri-ciri usahawan bumputera, dorongan kepada usahawan bumiputera yang terlibat

These result suggest that adding zinc to vitamin supplementation increased taste acuity in wasted children with normal albumin levels However, there was only increasing of body

Demikian juga pengembangan ilmu pada wilayah tradisi dan budaya ilmiah dalam bentuknya sebagai madzhab keilmuan, bukan hanya dapat mengakomodir sisi sosiologis, historis, dan

[r]

Tanah liat tambang sebagai pengganti tanah liat biasa memungkinkan terdapatnya unsur-unsur yang berguna sebagai alternatif bahan baku pembuatan semen dan pengisi karet

Kata Kunci : Kesepian, Kecanduan Internet , Dewasa Awal. Individu dalam tahapan dewasa awal memiliki tugas perkembangan yang salah satunya adalah untuk membentuk hubungan

(2) Dalam hal terdakwa dapat membuktikan bahwa ia tidak melakukan tindak pidana korupsi, maka pembuktian tersebut dipergunakan oleh pengadilan sebagai dasar untuk menyatakan