• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI TRIGONOMETRI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI SMA NEGERI 2 PEMATANGSIANTAR T.A 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI TRIGONOMETRI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI SMA NEGERI 2 PEMATANGSIANTAR T.A 2012/2013."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PEMATANGSIANTAR T. A. 2012/2013

Oleh:

Ricki M. Butar-butar NIM. 408111092

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas segala kasih dan berkat-Nya yang berlimpah sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini berjudul “ Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Materi Trigonometri Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Di SMA Negeri 2 Pematangsiantar T.A 2012/2013 ”.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Melalui kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dra. Nurliani Manurung, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal rencana penelitian hingga selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Mulyono, S.Si, M.Si, Bapak Dr. KMS. Amin Fauzi, M.Pd dan Ibu Dra. Hamidah Nasution, M.Si sebagai dosen penguji / pemberi saran yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang sangat bermanfaat mulai dari rencana penelitian hingga sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA Unimed, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si sebagi Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Matematika, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis. Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Kepala Sekolah dan Guru bidang studi Matematika di SMA Negeri 2 Pematangsiantar yang telah memberikan izin, dan untuk mengadakan penelitian dan membantu dalam penyusunan skripsi ini.

(4)

Kakanda Risma, Ferawati, Mariana, Marlina, Tina Anggriany, Abang Hendra, Lae Rudolf, Lae Joko, Lae Lintong, dan Keponakan Dewi Stevany, Welly, Daniel, Delima, Angel, Daren, Gisel, Jolin serta seluruh keluarga besar yang sudah berdoa dan memberikan dukungan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED.

Tidak lupa penulis terima kasih atas saran, motivasi dan kenangan masa kuliah yang tidak terlupakan kepada teman-teman terdekatku khususnya “LENKBAND COMMUNITY FC” meliputi Antonius, Boin, Christian, Dedi, Deyos, Didik, Frans, Indra, Joni, Juli, Muktar, Reza, Richard, Swandy, Zakaria, dan B’Maruhum, B’Firman, B’Sukri (B’2007) dan teman-teman seperjuangan di Jurusan Matematika stambuk 2008. Ucapan terima kasih kepada Christian dan Didik yang telah menjadi sahabat setia yang memberikan motivasi dan kepercayaan diri. Ucapan terima kasih kepada BT/BS MEDICA yang pernah mengantarkan penulis sebagai tenaga pendidik yang kompeten, profesional dalam membangun karakter, mendidik, membimbing putra/i bangsa. Terlebih ucapan terima kasih kepada seluruh mantan siswa/i MEDICA meliputi Berty, Claudia, Deswita, Maria, Nirmay, Reni, Ribka, dan lain-lain serta terkhusus kepada Thyo Fany Siahaan yang selalu mendoakan dan memotivasi penulis untuk selalu sukses.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini, semoga isi skripsi ini bermanfaat bagi dunia pendidikan.

Medan, 30 Juli 2013 Penulis

(5)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa kelas X SMA Negeri 2 Pematangsiantar dalam menguasai konsep trigonometri serta untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Pematangsiantar dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Tahun Ajaran 2012/2013.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-6 SMA Negeri 2 Pematangsiantar yang berjumlah 30 orang siswa, yang terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 17 orang siswa perempuan sedangkan objek dalam penelitian ini adalah Upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa pada materi trigonometri melalui pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data adalah tes, lembar observasi, dan wawancara. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, lembar observasi digunakan untuk melihat proses pembelajaran dan keaktifan siswa selama proses penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan wawancara digunakan untuk mengetahui apa saja kesulitan belajar siswa.

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dari siklus I dengan pemberian tes awal yang bertujuan untuk mengetahui letak kelemahan siswa dalam menentukan perbandingan-perbandingan trigonometri. Setelah ditemukannya permasalahan, maka dilanjutkan dengan pemberian alternatif pemecahan (perencanaan), pelaksanaan tindakan, observasi, analisis data, dan refleksif.

Hasil yang diperoleh berdasarkan paparan data terjadi peningkatan hasil belajar siswa sebelum diberi tindakan rata-rata tes awal siswa adalah 43,17 dengan ketuntasan klasikal 30%. Setelah diberi tindakan I dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw nilai rata-rata tes hasil belajar I menjadi 61,8 dengan ketuntasan klasikal 53,33% ini berarti terjadi peningkatan 23,33% dari tes awal. Kemudian setelah diberikan tindakan II diperoleh rata-rata nilai tes hasil belajar II 75,37 dengan ketuntasan klasikal 86,67% ini menunjukkan terjadi peningkatan sebesar 33,34% dari tes hasil belajar I.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Identifikasi Masalah 5

1.3.Pembatasan Masalah 6

1.4.Rumusan Masalah 6

1.5.Tujuan Penelitian 6

1.6.Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Pengertian Belajar 8

2.1.2. Pembelajaran Matematika 9

2.1.3. Aktivitas Belajar 10

2.1.4. Hasil Belajar 13

2.1.5. Pembelajaran Kooperatif 13

(7)

2.1.8. Materi Trigonometri 20

2.1.8.1 Ukuran Sudut 20

2.1.8.2. Perbandingan-Perbandingan Trigonometri dalam Segitiga Siku-Siku 22 2.1.8.3 Menentukan Nilai Perbandingan Trigonometri untuk Sudut Khusus 23 2.1.8.4 Perhitungan dalam Segitiga Siku-Siku 27

2.1.8.5 Perbandingan Trigonometri Suatu Sudut di Berbagai Kuadran 28 2.1.8.6 Perbandingan Trigonometri untuk Sudut-Sudut Berelasi 31 2.1.8.6.1 Perbandingan Trigonometri untuk Sudut 31

2.1.8.6.2 Perbandingan Trigonometri untuk Sudut 33

2.1.8.6.3 Perbandingan Trigonometri untuk Sudut 34

2.1.8.6.4 Perbandingan Trigonometri untuk Sudut 35

2.1.8.7 Identitas Trigonometri 37 2.1.9 Pembelajaran Materi Trigonometri dengan Kooperatif Tipe Jigsaw 38 2.1. Penelitian yang Relevan 39 2.2. Kerangka Konseptual 40

2.3. Hipotesis Tindakan 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 42 3.1.1 Lokasi Penelitian 42 3.1.2 Subjek Penelitian 42 3.1.3 Objek Penelitian 42 3.2. Populasi dan Sampel 42 3.2.1. Populasi Penelitian 42 3.2.2 Sampel Penenlitian 42 3.3 Jenis Penelitian 42 3.4 Prosedur Penelitian 43

3.5 Alat Pengumpul Data 47

3.6. Teknik Analisa Data 50

3.6.1. Reduksi Data 50

(8)

3.6.3. Interpretasi Hasil 50

3.6.4 Kesimpulan 53

BAB IV. HASIL PENELITIAN 54

4.1 Siklus I 54

4.1.1 Permasalahan I 54

4.1.2. Tahap Perencanaan Tindakan I 54

4.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 55

4.1.4. Deskripsi Hasil Penelitian 56

4.1.5. Refleksi I 56

4.2 Siklus II 64

4.2.1. Tahap Perencanaan Tindakan II 64

4.2.2. Pelaksanaan Tindakan II 65

4.2.3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II 65

4.2.4. Refleksi II 71

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 72

BAB V. Kesimpulan dan Saran 74

5.1. Kesimpulan 74

5.2. Saran 76

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia. Salah satu tujuan pendidikan adalah mengembangkan pemikir-pemikir yang matang dan untuk menciptakan SDM yang berkualitas. John Dewey (dalam Sagala, 2006:3) menyatakan bahwa: “Pendidikan merupakan proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir atau daya intelektual, maupun daya emosional atau perasaan yang diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya”.

Matematika adalah ilmu dasar yang memiliki peran penting dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan Cockroft (dalam Abdurrahman, 2003:253) mengemukakan bahwa:

“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala jenis kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan; (6) memberikan kepuasaan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.”

Meskipun demikian, mata pelajaran matematika belum menjadi mata pelajaran yang diminati oleh banyak siswa. Masih banyak siswa yang menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang susah, rumit, dan angker karena begitu ditakuti. Seperti yang dikemukakan oleh Abdurrahman (2003:252) bahwa: “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar, dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar.”

(10)

“Posisi Indonesia dalam bidang matematika ada di peringkat ketiga dari bawah lebih baik daripada Kirgistan dan Panama. Namun, Iwan Pranoto (matematikawan Institut Teknologi Bandung) memaparkan, yang perlu dikhawatirkan bukanlah posisi tersebut, melainkan dua fakta penting lainnya. Pertama, persentase siswa Indonesia yang di bawah level dua sangat besar (76,6) persen, dan persentase siswa yang di level lima dan enam secara statistika tidak ada”.

Kenyataan tersebut secara jelas menyatakan bahwa pendidikan matematika di Indonesia masih mengecewakan. Rendahnya hasil belajar siswa mencerminkan bahwa siswa memiliki kesulitan dalam belajar matematika baik dalam pemahaman konsep, penerapan, dan penyelesaian suatu masalah. Adapun faktor yang mempengaruhi pembelajaran matematika menurut Suryabrata dalam (http://syarifartikel.blogspot.com/2009/01/meningkatkan-kualitas-pendidikan_11. html) bahwa: (1) Faktor internal adalah faktor fisiologis dan faktor psikologis (misalnya kecerdasan motivasi berprestasi dan kemampuan berpikir; dan (2) Faktor eksternal adalah faktor lingkungan dan instrumental (misalnya guru, kurikulum, dan model pembelajaran).

Dilihat dari faktor eksternal, yang menyebabkan rendahnya hasil belajar dan kemampuan siswa adalah penggunaan model pembelajaran yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar. Seperti yang diungkapkan Syarif dalam (http://syarifartikel.blogspot.com/2009/01/meningkatkan-kualitas-pendidikan_11. html) bahwa: “Diduga kuat, rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran matematika juga terkait erat dengan persoalan metode ataupun model pembelajaran”.

Dalam pembelajaran, banyak guru masih menggunakan metode tradisional yang pembelajarannya berpusat pada guru (teacher oriented) dan tidak melibatkan siswa aktif. Hal ini sejalan dengan pendapat Djamarah (2006):

“Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan pengajaran salah satunya disebabkan oleh pemilihan metode yang kurang tepat. Kelas yang kurang bergairah dan kondisi anak didik yang kurang kreatif dikarenakan penentuan metode yang kurang sesuai dengan sifat bahan dan tidak sesuai dengan tujuan pengajaran”.

(11)

memposisikan siswa sebagai pendengar yang pasif dan tidak melibatkan keaktifan siswa sehingga siswa menjadi bosan dan tidak senang terhadap pelajaran yang akibatnya siswa sama sekali tidak memahami pelajaran matematika. Seperti yang diungkapkan oleh Trianto (2011:5) bahwa : “Berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik, hal tersebut disebabkan proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran tradisional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif.”

Hal tersebut mengakibatkan aktivitas belajar siswa rendah karena mereka hanya dijadikan objek pembelajaran bukan subjek dalam pembelajaran. Jadi, dalam belajar ada usaha dan aktivitas, dengan artian dalam proses pembelajaran siswa diharapkan beraktivitas guna mengkonstruk pengetahuannya. Selanjutnya Sanjaya (2008:1130) mengatakan bahwa :

“Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat; memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.”

Kurangnya pemahaman siswa terhadap pelajaran matematika berimbas langsung terhadap hasil belajar dan mutu pendidikan di Indonesia. Kenyataan ini merupakan indikator bahwa guru harus memilih dan menggunakan model yang bervariasi sesuai dengan materi yang akan diajarkan, sehingga dapat meningkatkan minat siswa untuk belajar matematika. Ada beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif jigsaw dapat dijadikan alternatif dalam proses pembelajaran.

(12)

dimana siswa dipandang sebagai orang yang belum mengetahui apapun tentang materi yang akan diajarkan.

Hal ini senada dengan pendapat Anita Lie (2008) :

“Model pembelajaran Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.”

Sehingga jika proses pembelajaran tersebut dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat mengubah kegiatan siswa menjadi lebih aktif (student oriented). Selain itu, siswa juga dapat lebih memahami materi pelajaran dan dapat berdampak pada hasil belajar siswa. Rohani (2004:9) menyatakan bahwa: ”Keaktifan siswa itu sendiri dapat dinilai dari keaktifannya menyatakan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi dan sebagainya.”

Berdasarkan pengalaman peneliti ketika melakukan Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) di SMA Negeri 2 Pematangsiantar pada tahun ajaran 2011/2012, siswa yang menyukai pelajaran matematika di dalam satu kelas sangat sedikit. Akibatnya, banyak siswa yang acuh tak acuh dengan pengajaran yang diberikan guru. Selain itu, banyak juga siswa yang tidak merasa percaya diri untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan walaupun bentuk soal tersebut sudah pernah dibahas dan diselesaikannya.

Dari hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 20-21 November 2012 dengan Ratna Juita, S.Pd sebagai guru matematika kelas X di SMA Negeri 2 Pematangsiantar diperoleh bahwa:

“Hasil belajar siswa masih tergolong rendah termasuk dalam materi trigonometri. Siswa masih kurang memahami perbandingan trigonometri suatu sudut di berbagai kuadran, perbandingan trigonometri untuk sudut-sudut berelasi, merancang model matematika dan masalah persamaan trigonometri. Siswa masih sangat sulit menyelesaikan soal-soal

perbandingan trigonometri untuk sudut berelasi , ,

, , dan identitas trigonometri yang

(13)

akhir semester, nilai yang diperoleh siswa dari hasil ujian mereka masih sangat rendah (sesuai dengan Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) yang ditetapkan oleh sekolah adalah 70 untuk kelas X) dengan nilai rata-rata yang didapatkan pada materi trigonometri adalah 68,79%.”

Dari pernyataan diatas adapun permasalahan lain yang ditemukan ketika melakukan observasi awal di SMA Negeri 2 Pematangsiantar antara lain:

1. Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa terhadap pelajaran matematika. Hal ini disebabkan oleh rendahnya daya serap siswa/respon siswa terhadap penjelasan dari guru berkenaan dengan materi dan soal yang diberikan. 2. Matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dikarenakan guru

kurang tepat dan kurang memotivasi siswa untuk belajar lebih aktif dalam matematika sehingga masih rendahnya partisipasi siswa dalam memberikan pernyataan/argumen tentang hal-hal yang belum dipahami baik pada materi dan soal yang diberikan.

3. Selama proses pembelajaran guru menggunakan metode konvensional dan

masih didominasi oleh guru sehingga siswa tampak tidak bersemangat dalam belajar dan cenderung pasif dalam menerima pelajaran.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik melakukan penelitian dengan

judul “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa

Pada Materi Trigonometri Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Di SMA Negeri 2 Pematangsiantar T.A 2012/2013”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa terhadap pelajaran matematika. 2. Matematika dipandang sebagai pelajaran yang sulit.

3. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep matematika.

4. Penggunaan metode dan model pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat dan kurang memotivasi siswa untuk belajar lebih aktif dalam matematika.

(14)

1.3 Pembatasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi, maka penulis merasa perlu memberikan batasan terhadap masalah yang akan dikaji agar lebih terarah dan jelas, masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada pokok bahasan trigonometri di kelas X SMA Negeri 2 Pematangsiantar tahun ajaran 2012/2013.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

pada materi trigonometri dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa di kelas X SMA Negeri 2 Pematangsiantar?

2. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

pada materi trigonometri dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa di kelas X SMA Negeri 2 Pematangsiantar?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw pada materi trigonometri dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa di kelas X SMA Negeri 2 Pematangsiantar.

2. Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw pada materi trigonometri dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa di kelas X SMA Negeri 2 Pematangsiantar.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat:

1. Kepada siswa yaitu untuk meningkatkan pemahaman dan penguasaan

(15)

2. Kepada guru yaitu untuk mengetahui pendekatan pembelajaran yang dapat memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran di kelas sehingga permasalahan yang dihadapi oleh siswa maupun oleh guru dapat dikurangi. 3. Kepada sekolah yaitu untuk memberikan informasi kepada pihak sekolah

tentang pentingnya model pembelajaran baru dalam pembelajaran matematika.

(16)

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada BAB IV dapat diambil kesimpulan yaitu:

Adapun kesimpulan dalam penelitian ini setelah dilakukan analisis data adalah sebagai berikut:

1. Aktivitas belajar matematika siswa SMA Negeri 2 Pematangsiantar kelas

X-6 tahun ajaran 2012/1013 dapat meningkat dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Pada siklus I banyaknya siswa yang memiliki persentase aktivitas ≥ 70% secara klasikal adalah 2 orang siswa (6,67%) dari 30 orang siswa dan di akhir siklus II meningkat hingga mencapai 23 orang siswa (76,67%) yang memiliki persentase aktivitas ≥ 70%. Dari akhir siklus II diperoleh bahwa persentase aktivitas siswa telah memenuhi kriteria keaktifan klasikal yaitu ≥ 75% siswa memiliki persentase aktivitas ≥ 70%. Peningkatan aktivitas secara klasikal dari siklus I ke siklus II sebesar 70%.

2. Hasil belajar matematika siswa SMA Negeri 2 Pematangsiantar kelas X-6

tahun ajaran 2012/2013 dapat meningkat dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Pada siklus I persentase hasil belajar siswa secara klasikal 53,33% dengan nilai rata-rata kelas 61,8. Di akhir siklus II hasil belajar siswa secara klasikal 86,67% dengan nilai rata-rata 75,37. Peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I dan siklus II adalah 33,34%.

3. Adapun letak kelemahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang

berkaitan dengan Trigonometri pada tes awal adalah (1) siswa kurang mampu mengenal dan menentukan ukuran sudut dalam trigonometri baik dalam derajat maupun dalam radian; (2) siswa belum dapat menentukan nilai perbandingan-perbandingan trigonometri dalam segitiga siku-siku; (3) siswa tidak dapat mencari dan menentukan nilai panjang sisi atau

(17)

besarnya sudut dalam segitiga siku-siku; (4) siswa tidak memahami konsep dan menentukan nilai perbandingan trigonometri suatu sudut di berbagai kuadran.

4. Adapun kelemahan-kelemahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang

berkaitan dengan Trigonometri pada tes hasil belajar adalah (1) siswa belum memahami konsep dalam menentukan nilai perbandingan-perbandingan trigonometri dalam segitiga siku-siku; (2) siswa kurang teliti dalam mencari dan menentukan nilai panjang sisi atau besarnya sudut dalam segitiga siku-siku; (3) siswa kurang teliti dalam menentukan nilai perbandingan trigonometri suatu sudut di berbagai kuadran; (4) siswa kurang paham dalam menentukan perbandingan trigonometri untuk sudut

2700 0

; (5) siswa masih kesulitan membuktikan dan menggunakan

turunan trigonometri dasar dalam penyelesaian soal.

5. Adapun observasi pembelajaran yang dilakukan terhadap guru meliputi: kegiatan membuka pelajaran, menyajikan materi dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, pengelolaan kelas, komunikasi dengan siswa, efisiensi penggunaan waktu dan keterampilan menutup pelajaran. Berdasarkan observasi pembelajaran terhadap guru mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I didapatkan skor rata-rata 2,87 (kategori baik) yaitu pertemuan I memperoleh skor 2,75 (kategori baik) dan pertemuan II memperoleh skor 3 (kategori baik). Sedangkan pada siklus II didapatkan skor rata-rata 3,25 (kategori sangat baik) yaitu pertemuan I memperoleh skor 3,13 (kategori baik) dan pertemuan II memperoleh skor 3,38 (kategori sangat baik).

6. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap siswa yang

(18)

2700 0

; (4) siswa masih kesulitan membuktikan dan menggunakan

turunan trigonometri dasar dalam penyelesaian soal; (5) ketika diskusi dilakukan siswa masih kurang mengemukakan pendapat/ide, memberikan jawaban dan memberikan kesimpulan yang jelas, efektif dan tepat selama proses pembelajaran berlangsung.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran yaitu:

1. Kepada guru matematika untuk dapat mempertimbangkan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran matematika pada materi trigonometri karena model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Kepada guru matematika disarankan agar membuat Lembar Aktivitas Siswa

(LAS) yang bertujuan untuk melatih dan membantu siswa dalam menyelesaikan soal-soal.

3. Agar siswa tertarik dan termotivasi dalam belajar, hendaknya guru selalu melibatkan siswa secara aktif dan membuat suasana yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar sehingga siswa tidak beranggapan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit.

(19)

Abdurrahman, Mulyono, (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Arends, (1997), http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/31/cooperative-learning-teknik-jigsaw/, (accessed 25 Oktober 2012)

Arikunto, Suharsini., dkk., (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah, (2006), Strategi Belajar Mengajar Edisi Revisi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. (2010). Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA UNIMED, FMIPA Unimed, Medan.

Hamalik, Oemar, (2005), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Hudojo, Herman (1988), Mengajar Belajar Matematika, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi PPLPTK, Jakarta.

Isjoni, (2009), Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Iskandar, (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Gaung Persada (GP) Press, Jakarta.

Lie, Anita, (2008), Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas, Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Natawijaya, Rochman, (2005), (dalam http://id.shvoong.com/social-sciences/) (diakses pada 5 September 2012).

(20)

Surabaya.

PISA, (2010), http://www.krjogja.com/news/detail/69119/76.6.Anak.Indonesia. Buta Matematika.html (accessed 11 September 2012).

Rohani, Ahmad, (2004), Pengelolaan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Rusman, (2010), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sagala, Syaiful, (2006), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Rineka Cipta, Jakarta.

Sardiman, A.M., (2006), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.

Sudjana, Nana, (2009), Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung.

Suprijono, Agus, (2010), Cooperative Learning-Teori dan Aplikasi PAIKEM, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Suryabrata (2009), http://syarifartikel.blogspot.com/2009/01/meningkatkan-kualitas-pendidikan_11.html (accessed 11 September 2012)

Syarif (2009), http://syarifartikel.blogspot.com/2009/01/meningkatkan-kualitas-pendidikan_11.html (accssed September 2012)

(21)

RIWAYAT HIDUP

Ricki M. Butar-Butar dilahirkan di Pematangsiantar, pada tanggal 16 Mei 1990. Ibu bernama Murniaty br. Rumahorbo dan ayah bernama Berlin Butar-Butar. Penulis merupakan anak ketujuh dari tujuh bersaudara. Pada tahun 1996, penulis masuk SD Swasta GKPS 1 Pematangsiantar, dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002, penulis melanjutkan sekolah di SMP Swasta Methodist Pematangsiantar, dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 4 Pematangsiantar, dan lulus pada tahun 2008.

Referensi

Dokumen terkait

Menyelenggarakan kegiatan pelatihan membuat kerajinan batik ikat celup dengan media kelereng untuk anak- anak di Pedukuhan Pongangan, Sentolo, Sentolo, Kulon Progoa. 2 X

Hal ini perlu dilakukan untuk memudahkan identifikasi model serangan pada setiap komponen penyusun sistem informasi sehingga akan dapat diketahui langkah pencegahan

diusulkan pada penelitian tentang prediksi hasil pemilihan umum adalah dengan menerapkan neural network dan neural network berbasis Particle swarm

(2010) dalam bukunya “Mengajar Matematika” mengemukakan bahwa memotivasi peserta didik dalam pembelajaran matematika dapat dilakukan dengan cara: 1) menyediakan

Individu yang memiliki kecerdasan emosional tinggi, ketika sedang menghadapi konflik dalam rumah tangga tidak akan menyalahkan pasangan atau orang lain atas konflik

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik probability sampling , yaitu teknik sampling untuk memberikan peluang yang sama pada

Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek

.DUHW DODP GDQ VHOXORVD PHUXSDNDQ GXD PDWHULDO \DQJ PHPLOLNL NRPSDWLELOLWDV \DQJ VDQJDW EHUEHGD .DUHW DODP EHUVLIDW QRQSRODUVHGDQJNDQVHOXORVDEHUVLIDWSRODU .RPELQDVL DQWDUD NDUHW