SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi
Oleh :
DELFI YUDHA FRASETIA NIM. 709210015
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang maha kuasa,
atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “Pengaruh Harga Minyak International (NYMEX), Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD), dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di BEI Periode 2009-2012”.
Penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan. Selain itu, penulis juga berharap kiranya skripsi ini
dapat memperluas wawasan dan menambah pengetahuan pembaca, secara khusus
mahasiswa/mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam
penyelesaian skripsi ini yaitu:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Bapak Drs. Kustoro Budiarta, ME, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Drs. Ahmad Hidayat, M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan dan dosen penguji saya
iv
Dosen Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Medan yang selama ini memberikan ilmu pengetahuan yang
bermanfaat kepada penulis.
6. Kepada Bapak Syahrizal Chalil, SE, M.Si, selaku dosen Pembimbing
Skripsi saya yang telah membimbing, memberikan saran, arahan, dan
masukan kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.
7. Kepada Bapak Sulaiman Lubis, SE, MM, selaku dosen Pembimbing
Akademik sekaligus dosen Penguji saya yang telah banyak
memberikan bimbingan, masukan, dan arahannya.
8. Kepada Bapak Zulkarnain Siregar, ST, MM, selaku dosen Penguji saya
yang telah banyak memberikan masukan dan arahannya.
9. Kepada kedua orang tua penulis. Ayahanda Bapak Sulardi dan Ibunda
Ibu Yatini, yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan
semangat dan dukungan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
10. Kepada adik-adik penulis. Rian Ganda Cipto dan Dedy Triawan yang
telah memberikan dukungan semangat kepada penulis untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini.
11. Kepada teman-teman Genk Buddhaz (Hamzah, Hendrik, Wahyu, Fitra,
v
13. Kepada teman-teman penghuni Konsentrasi Keuangan 2012 (Barus,
Henryson, Riama, Aldy, Chandra, Jo, dan lainnya) terima kasih atas
kebersamaan dan bantuannya
14. Kepada Keluarga Besar ADRF Indonesia (Kak Fiza, Kak Eva, Bang
Iqbal, Bang Isnan, Bang Nata, Abdi, Dessy, Nova, Nisa, Icha, Juna dan
lainnya). ADRF GLOBAL (Mr. Kang, Dr. Sharon Tong, Miss Jane,
Miss Sona, Shin Ji Yin, Eun Hwa, Yoon Jane Kim, Ankkah Brother,
dan lainnya). Thanks a lot for everything guys.
Medan, Maret 2013
vi DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 10
1.3 Pembatasan Masalah ... 11
1.4 Rumusan Masalah ... 11
1.5 Tujuan Penelitian ... 12
1.6 Manfaat Penelitian ... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14
2.1 Kerangka Teori ... 14
2.1.1 Teori Makro Ekonomi ... 14
2.1.2 Pasar Modal ... 16
2.1.3 Bursa Berjangka ... 17
2.1.4 Indeks Harga Saham ... 19
2.1.5 Harga Minyak Internasional (NYMEX) ... 21
2.1.6 Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) ... 24
vii
2.1.8 Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan ... 30
2.2 Penelitian Terdahulu ... 31
2.3 Kerangka Berfikir ... 34
2.4 Hipotesis ... 39
BAB III METODE PENELITIAN ... 40
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 40
3.2 Jenis dan Sumber Data ... 41
3.3 Populasi dan Sampel ... 41
3.3.1 Populasi ... 41
3.3.2 Sampel ... 41
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 42
3.4.1 Variabel Dependen ... 42
3.4.2 Variabel Independen ... 42
3.4.3 Definisi Operasional ... 43
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 45
3.6 Teknik Analisis Data... 45
3.6.1 Uji Asumsi Klasik ... 46
3.6.2 Metode Analisis Jalur (Path Analysis) ... 48
3.6.3 Pengujian Secara Parsial (Uji t) ... 50
3.6.4 Pengujian Secara Serentak (Uji F) ... 51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 53
4.1 Hasil Penelitian ... 53
4.1.1 Deskripsi Variabel Dependen ... 53
4.1.2 Deskripsi Variabel Independen ... 54
4.1.3 Analisis Data Penelitian ... 58
4.1.3.1 Uji Asumsi Klasik ... 58
4.1.3.2 Pengujian Analisis Jalur (Path Analysis) .... 61
4.1.3.3 Pengujian Hipotesis ... 73
viii
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 82
5.1 Simpulan ... 82
5.2 Saran ... 84
DAFTAR PUSTAKA ... 86
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Harga Minyak (light sweet), Kurs IDR-USD, Inflasi dan
Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan (Mining)
periode pengamatan 2012 ... 7
Tabel 4.1 Statistika Deskriptif Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan... 54
Tabel 4.2 Statistika Deskriptif Harga Minyak Internasional (NYMEX) 55 Tabel 4.3 Statistika Deskriptif Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) . 56 Tabel 4.4 Statistika Deskriptif Inflasi ... 57
Tabel 4.5 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov ... 59
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas... 59
Tabel 4.7 Hasil Uji Durbin-Watson ... 61
Tabel 4.8 Korelasi Variabel Harga Minyak Internasional (NYMEX), Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar, Inflasi, dan Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan ... 63
Tabel 4.9 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 64
Tabel 4.10 Anova ... 66
Tabel 4.11 Koefisien Jalur (Pengaruh Variabel) Secara Individual ... 67
Tabel 4.12 Korelasi Variabel Harga Minyak Internasional (NYMEX), Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar, dan Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan... 69
Tabel 4.13 Anova ... 69
Tabel 4.14 Koefisien Jalur (Pengaruh Variabel) Secara Individual ... 70
x
Tabel 4.16 Pengaruh Harga Minyak Internasional (NYMEX) (X1)
terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan (Y) ... 72
Tabel 4.17 Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (X2) terhadap
Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan (Y) ... 72
Tabel 4.18 Pengaruh Secara Simultan variabel (X1) dan (X2) terhadap
(Y) ... 73
Tabel 4.19 Hasil Uji t ... 73
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 38
Gambar 3.1 Diagram Jalur ... 31
Gambar 4.1 Gambar Uji Normalitas ... 58
Gambar 4.2 Gambar Heterokedastisitas ... 60
Gambar 4.3 Kerangka Pengaruh dan Hubungan Antar Variabel... 62
Gambar 4.4 Kerangka Pengaruh dan Hubungan Antar Variabel... 68
Gambar 4.5 Diagram Jalur ... 71
i
ABSTRACT
Delfi Yudha Frasetia, ID. Number 709210015. The Effect of International Oil Price (NYMEX), Exchange Rate Rupiah on Dollar (USD), and Inflation to The Mining Stock Price Index in Indonesia Stock Exchange during period 2009-2012
The movements of international oil price, exchange rate, and inflation give the trade off impacts to the mining companies performing and continuously influence the mining stock price index. This research aim to know the effect of International oil price (NYMEX), Exchange rate rupiah on dollar (USD), and Inflation to The mining stock price index, the highly prospective sector on the economy and investment markets in Indonesia.
Data obtained from the publications Indonesia Stock Exchange (IDX), U.S. Energy Information Administration (EIA), and Bank of Indonesia (BI). The samples are all of monthly data the mining stock price index, the price futures contract of light sweet oil in NYMEX, exchange rate rupiah on dollar (USD), and inflation during period 2009 to 2012. The technique of data analysis used path analysis method. From analysis result with Trimming model (eliminated inflation variable) obtained the path equation Y = 0,289X1 + (-0,702)X2 + 0,329ɛ.
Based on the statistical F test showing that all three independent variables affect the dependent variable simultaneously, with Ftest 121.397 or greater than
Ftable 2.82. While based on the statistical t test showing that International oil price
(NYMEX) significantly influence the mining stock price index with ttest 3.417 and
Exchange Rate rupiah on dollar (USD) significantly influence the mining stock price index with ttest -8.656 or greater than ttable 2,01, inflation does not affect the
mining stock price index with ttest 0.432. The direct effect variables International
oil price (NYMEX) and exchange rate rupiah on dollar (USD) to the mining stock price index is at 8,3% and 48.9%. Indirect influence variables International oil price (NYMEX) and exchange rate rupiah on dollar (USD) is 16%.
The results of the analysis showed that the magnitude of the predictive ability of the two independent variables to the dependent variable is 89.2 %, which is shown from magnitude of R Square remaining 10,8% is influenced by other variables outside the model.
ii ABSTRAK
Delfi Yudha Frasetia, NIM. 709210015. Pengaruh Harga Minyak Internasional (NYMEX), Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD), dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di BEI Periode 2009-2012
Pergerakan naik turunnya harga minyak internasional, nilai tukar, dan inflasi memberikan dampak yang saling berlawanan (Trade off) pada kinerja perusahaan-perusahaan pertambangan yang kemudian berpotensi mempengaruhi Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Harga Minyak Internasional (NYMEX), Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD), dan Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan yang merupakan sektor yang sangat prospektif dalam perekonomian dan pasar investasi di Indonesia.
Data penelitian ini diperoleh dari publikasi Indonesia Stock Exchange (IDX), US Energy Information Administration (EIA), dan Bank Indonesia (BI). Sampel yang digunakan adalah seluruh data bulanan indeks harga saham sektor pertambangan, harga kontrak future minyak light sweet, nilai tukar rupiah pada dollar (USD), dan inflasi pada periode 2009-2012. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis jalur. Dengan analisis jalur Model Trimming (menyingkirkan variabel tidak signifikan inflasi) diperoleh persamaan jalur Y = 0,289X1 + (-0,702)X2 + 0,329ɛ.
Berdasarkan uji statistik F menunjukan bahwa ketiga variabel bebas secara simultan mempengaruhi variabel terikat dengan Fhitung sebesar 121,397 atau lebih
besar dari Ftabel 2,82. Sedangkan berdasarkan uji statistik t menunjukan bahwa
Harga Minyak Internasional (NYMEX) berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan dengan thitung 3,417 dan Nilai Tukar Rupiah
Pada Dollar (USD) berpengaruh signifikan dengan thitung -8,656 atau keduanya
lebih besar dari ttabel 2,01, Inflasi tidak berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham
Sektor Pertambangan dengan thitung 0,432. Pengaruh langsung variabel Harga
Minyak Internasional (NYMEX) dan Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan adalah sebesar 8,3% dan 48,9%, Pengaruh tidak langsung variabel Harga Minyak Internasional (NYMEX) dan Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) adalah sebesar 16%.
Hasil analisis menunjukan bahwa besarnya kemampuan prediksi dari kedua variabel bebas terhadap variabel terikat adalah 89,2%, yang ditunjukan dari besarnya R Square, sisanya 10,8% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model.
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pasar modal mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam beberapa tahun
belakangan ini. Tingginya pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
dapat dijadikan salah satu indikatornya. Lewat fungsinya sebagai instrumen
pendanaan atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari
masyarakat pemodal atau investor, pasar modal menjadi ujung tombak
pertumbuhan perusahaan-perusahaan go public di Indonesia. Dan juga lewat
fungsinya sebagai sarana investasi bagi masyarakat pada beberapa instrumen
keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain, pasar modal telah
menggerakan pertumbuhan ekonomi masyarakat lewat pilihan investasi tersebut
dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing.
Kegiatan investasi merupakan kegiatan menanamkan modal dengan harapan
memperoleh sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut. Para
investor dapat memilih pilihan investasi yang tersedia di pasar modal dengan
beragam tingkat pengembalian dan tingkat risiko yang dihadapi. Dalam
melakukan pemilihan tersebut tentunya investor dipengaruhi oleh teknik analisis
yang digunakan, seperti teknik analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis
fundamental menggunakan prospek laba dan deviden perusahaan, harapan tingkat
bunga di masa depan, dan evaluasi risiko perusahaan untuk menentukan harga
pencarian pola perulangan yang dapat diprediksi dalam harga saham. Analisis
teknikal sering digunakan sebagai dasar analisis pasar modal. Jika informasi atas
kondisi atau indikator makro ekonomi mendatang diperkirakan jelek, maka
kemungkinan besar refleksi indeks harga-harga saham menurun, demikian
sebaliknya. (Bodie dkk, 2008:481)
Untuk mendukung analisis tersebut informasi merupakan komponen
terpenting dalam aktivitas pasar modal. Berbagai lembaga, media, dan organisasi
baik dari dalam maupun luar negeri secara elektronik maupun tidak, berusaha
menyediakan informasi seakurat mungkin tentang aktivitas dan gejolak yang
terjadi di pasar modal. Informasi tersebut dikelompokan sesuai dengan tujuan dan
kebutuhan dari pihak-pihak yang berkepentingan. Beberapa pihak membutuhkan
informasi seperti data pergerakan saham, corporate action, pergerakan bursa
asing, kebijakan strategis emiten serta pergerakan indeks, yaitu pergerakan harga
saham secara keseluruhan, hingga pergerakan harga saham secara berkelompok
sesuai dengan sektor usaha.
Pengelompokan indeks oleh bursa maupun lembaga-lembaga tertentu
merupakan usaha untuk memberikan informasi yang efektif dan efisien bagi
pihak-pihak yang berkepentingan. Karena indeks dapat berperan untuk
memperoleh gambaran nilai sejumlah saham atas pengelompokan kedalam
sektor-sektor tertentu.
Menurut Samsul (2006:179) penggunaan indeks harga saham untuk
melakukan analisis pasar lebih diinginkan karena memudahkan penghitungan,
mengakibatkan gambaran pergerakan harga saham bias, seperti fluktuasi harga
saham setiap saat, corporate action, dampak negatif dari penggunaan harga saham
dalam rupiah, dan lain-lain. Jadi dengan menggunakan indeks saham dapat
dihindari kesalahan analisis walaupun tanpa koreksi. Sehingga investor dapat
memilih serta mengambil keputusan atas perubahan-perubahan nilai indeks setiap
sektor untuk memperoleh keuntungan maupun menghindari resiko.
Menggunakan indeks yang menjadi gambaran tiap-tiap sektor tentu
memiliki potensi keuntungan serta resiko disetiap investasinya, meskipun
tingkatannya berbeda antar sektor satu dengan yang lain. Dalam sembilan sektor
yang diklasifikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), setiap sektor memiliki
karakteristik tersendiri mulai dari return hingga resikonya.
Dari sektor-sektor yang diklasifikasikan tersebut pertambangan memiliki
karakteristik tersendiri baik dari segi potensi maupun tantangan. Indonesia
memang dikenal sebagai negara yang kaya akan hasil barang-barang tambang.
Berdasarkan studi oleh Indonesia Policy Briefsdengan produksi timah terbesar ke
dua di dunia, tembaga terbesar ke empat, nikel terbesar ke lima, emas terbesar ke
tujuh dan produksi batu bara terbesar ke delapan di dunia, Indonesia merupakan
salah satu negara penting dalam bidang pertambangan.
Pada tahun 2011 saham sektor pertambangan menempati posisi pertama
dengan volume perdagangan terbesar yaitu 301,9 milyar saham atau 25,08% dari
total volume perdagangan di bursa. Sedangkan kapitalisasi pasar menempati
BEI serta merupakan sektor dengan frekuensi perdagangan terbesar pada 2011
yaitu mencapai 4.883.300 kali perdagangan. (IDX Statistics 2011)
Dalam aktivitas pasar sekunder harga saham pertambangan tentunya
mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan
harga saham dipengaruhi permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Naik
turunnya Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik
yang sifatnya internal (kinerja perusahaan) maupun eksternal (nilai tukar, suku
bunga, inflasi, harga komoditi internasional dan faktor lainnya).
Harga minyak internasional pada dasarnya merupakan variabel yang
cukup mempengaruhi saham perusahaan pertambangan. Dalam teorinya
saham-saham pertambangan dapat mengalami peningkatan harga pada saat harga minyak
internasional mengalami kenaikan. Barang-barang tambang yang didominasi oleh
jenis barang tambang energi memiliki hubungan substitusi terhadap minyak.
Sehingga apabila harga minyak internasional mengalami kenaikan maka harga
barang tambang lainnya turut mengalami kenaikan.
Menurut Gasperz (2011:15) apabila suatu pengaruh dari variabel harga
barang lain yang berkaitan terhadap kuantitas permintaan barang bersifat positif
terhadap suatu barang maka barang tersebut merupakan barang substitusi.
Sehingga apabila harga dari barang lain yang berkaitan naik maka kuantitas
permintaan terhadap barang tersebut akan ikut naik dan harga pada barang
tersebut juga akan naik.
Kenaikan harga barang tersebut dapat meningkatkan revenue perusahaan
saham lewat sentimen positif investor. Sehingga kemudian indeks harga saham
sektor pertambangan ikut meningkat, dampak dari meningkatnya harga minyak
internasional.
Namun disisi lain perusahaan-perusahaan pertambangan memiliki tingkat
konsumsi minyak yang tinggi sebagai bahan bakar energi untuk menjalankan
kegiatan operasional. Sehingga lonjakan harga minyak berpotensi mempengaruhi
aspek internal perusahaan pertambangan. Lonjakan harga yang terlalu fluktuatif
dapat mempengaruhi biaya produksi perusahaan dan menimbulkan potensi
kerugian.
Untuk itu diperlukan suatu mekanisme perdagangan yang dapat mereduksi
potensi kerugian yang muncul akibat fluktuasi harga minyak. Pasar berjangka
merupakan salah satu jenis transaksi perdagangan yang saat ini lazim digunakan
oleh banyak pihak untuk meminimalkan resiko perubahan nilai dan harga tersebut.
Pasar berjangka memiliki kemampuan untuk mengatasi kebutuhan barang jangka
panjang dan sebagai sarana lindung nilai (hedging) atas kerugian-kerugian
instrumen keuangan yang diakibatkan oleh ketidakpastian masa depan. (Samsul,
2006:41)
Bursa berjangka komoditas minyak yang terkenal di dunia internasional
adalah New York Mercantile Exchange (NYMEX). Bursa ini memperdagangkan
kontrak pembelian atas sejumlah minyak dengan beberapa jenis tertentu.
Beberapa harga minyak internasional yang diperdagangkan dan terkenal sebagai
acuan adalah West Texas Intermediate (terkenal dengan sebutan light sweet),
minyak biasanya mengacu kepada harga light sweet yang menjadi jenis minyak
populer, banyak diperdagangkan, serta memiliki kualitas yang baik karena light
Sweet memiliki kandungan belerang yang kurang dari 0,5%. Oleh sebab itu
banyak digunakan sebagai bahan dasar pengolahan bensin, solar, dan minyak
tanah oleh perusahaan-perusahaan pertambangan.(En.m.wikipedia.org)
Selain menjadi sektor yang memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi
akan fluktuasi harga minyak internasional, perusahaan tambang juga merupakan
perusahaan yang bergantung pada teknologi, modal asing dan bahan-bahan impor.
Perusahaan tambang juga memiliki aktivitas perdagangan internasional yang
relatif tinggi lewat ekspor barang. Dengan demikian perusahaan tambang sangat
sensitif terhadap pergerakan nilai tukar. Fluktuasi nilai tukar berpotensi akan
mempengaruhi kondisi internal perusahaan yang pada akhirnya juga menciptakan
resiko kerugian bagi perusahaan. Merosotnya rupiah dapat menyebabkan jumlah
utang perusahaan dan biaya produksi menjadi bertambah besar jika dinilai dengan
rupiah. Biaya produksi yang bertambah besar dapat menekan pendapatan dan laba
perusahaan. Pada akhirnya akan mempengaruhi performance perusahaan dalam
sisi keuangan kemudian mempengaruhi harga saham perusahaan dan tentunya
mempengaruhi indeks harga saham.
Samsul (2006:200) menjelaskan bahwa selain nilai tukar rupiah, inflasi
merupakan faktor ekonomi yang mempengaruhi kinerja saham. Inflasi merupakan
fenomena dalam sistem ekonomi yang menarik untuk dibahas terutama berkaitan
Inflasi dapat menyebabkan daya saing barang ekspor berkurang dan dapat
menimbulkan defisit dalam transaksi berjalan.
Inflasi dapat mempengaruhi fluktuasi nilai tukar dan mengakibatkan
potensi kerugian akibat pergerakan mata uang seperti yang sudah dipaparkan
sebelumnya. Perubahan tingkat inflasi dapat mempengaruhi aktifitas perdagangan
internasional karena adanya perdagangan relatif harga-harga barang sebagai
dampak inflasi tersebut. Perubahan aktivitas perdagangan ini akan mempengaruhi
permintaan dan penawaran mata uang sehingga mempengaruhi nilai tukar.
(Situmeang, 2010:50)
Tabel 1.1
Harga Minyak (light sweet), Kurs IDR-USD, Inflasi dan Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan (Mining) periode pengamatan tahun 2012
Bulan Harga Minyak Internasional (NYMEX) Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) Inflasi Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan
Desember $ 92,50 Rp9.670 4.30 % 2.022,58 November $ 89,80 Rp9.605 4.32 % 1.781,82
Oktober $ 87,02 Rp9.615 4.61 % 1.901,74 September $ 92,79 Rp9.588 4.31 % 2.030,59 Agustus $ 96,95 Rp9.605 4.58 % 1.905,95 Juli $ 88,58 Rp9.615 4.56 % 2.001,00
Juni $ 85,58 Rp9.588 4.53 % 2.045,46 Mei $ 87,00 Rp9.560 4.45 % 2.066,19 April $ 105,35 Rp9.485 4.50 % 2.578,25
Maret $ 103,75 Rp9.480 3.97 % 2.760,38 Februari $ 107,70 Rp9.565 3.56 % 2.804,06 Januari $ 99,06 Rp9.190 3.65 % 2.810,01
Dalam pengamatan yang dilakukan pada sepanjang periode 2012 tercatat
terdapat kecenderungan peningkatan harga kontrak future minyak light sweet
mulai januari 2012, yaitu dari $ 99,06 per barel menjadi $ 105,35 per barel pada
april 2012. Pada periode pengamatan yang sama justru didapati penurunan indeks
harga saham sektor pertambangan dari 2.810,01 pada bulan januari 2012 menjadi
2.578,25 pada april 2012. Artinya terdapat hubungan negatif antara harga minyak
internasional dengan indeks harga saham sektor pertambangan pada periode
tersebut. Hal ini jelas bertentangan dengan teori yang ada tentang hubungan
substitusi antara harga minyak dengan harga komoditas tambang lainnya. Dan tren
penurunan indeks harga saham sektor pertambangan mulai mei 2012 hingga
agustus 2012 ternyata tidak beriringan dengan tren pergerakan harga minyak yang
fluktuatif pada periode tersebut. Kondisi ini bertentangan dengan hasil penelitian
Witjaksono (2010) yang mendapati harga minyak dunia berpengaruh positif
terhadap Indeks Harga Saham.
Fluktuasi nilai tukar rupiah pada Dollar (USD) mengalami tren penurunan
(depresiasi) sepanjang tahun 2012. Nilai tukar rupiah pada dollar (USD) pada
bulan januari adalah sebesar Rp 9.190 dan terus terdepresiasi menjadi Rp 9.670
pada desember 2012. Penurunan nilai tukar beriringan dengan tren penurunan
indeks harga saham sektor pertambangan yang terjadi sepanjang tahun 2012. Atau
dengan kata lain terdapat hubungan negatif antara nilai tukar dengan indeks harga
saham sektor pertambangan. Hal ini bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Lenny dan Handoyo (2008) yang mendapati nilai tukar rupiah
Pergerakan inflasi yang terjadi relatif rendah pada periode pengamatan
mulai januari 2012 hingga desember 2012. Yang perlu dicermati adalah kenaikan
harga minyak yang melambung tinggi pada januari hingga april ternyata tidak
berdampak pada melonjaknya tingkat inflasi. Meningkatnya tingkat inflasi
sepanjang periode pengamatan berbanding terbalik dengan indeks harga saham
sektor pertambangan yang mengalami tren penurunan. Artinya terdapat hubungan
yang negatif antara peningkatan inflasi dengan indeks harga saham sektor
pertambangan. Hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Novianto (2011) dan penelitian Kewal (2012) yang mendapati bahwa variabel
inflasi tidak berpengaruh terhadap indeks harga saham.
Penelitian yang dilakukan Chabachib (2011) menemukan bahwa kurs
rupiah berpengaruh negatif terhadap indeks harga saham dan harga minyak dunia
berpengaruh positif terhadap indeks harga saham. Hasil penelitian Witjaksono
(2010) juga menggambarkan kondisi yang serupa dimana harga minyak dunia
berpengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham dan Nilai Kurs Rupiah
berpengaruh negatif terhadap Indeks Harga Saham.
Sedangkan penelitian yang dilakukan Kilian (2007) menunjukan bahwa
pergerakan harga minyak internasional tidak berpengaruh secara langsung pada
indeks harga saham. Hasil penelitian harga minyak internasional yang tidak
berpengaruh terhadap Harga Saham juga didapati oleh Abdurachman dan Jefry
(2008) yang dalam penelitiannya menemukan bahwa harga minyak dunia, nilai
kurs, dan inflasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
Melihat penting dan prospektifnya sektor pertambangan, penulis
berkeinginan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi indeks harga
saham sektor pertambangan. Dan untuk mengetahui bentuk pengaruh yang
sebenarnya antara harga minyak internasional terhadap perusahaan pertambangan,
untuk mengetahui masalah atas ketimpangan fakta yang terjadi di pasar dengan
teori yang ada, serta adanya beberapa research gap beberapa peneliti tentang
pengaruh harga minyak internasional, nilai tukar rupiah, dan inflasi terhadap
indeks harga saham. Maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai pengaruh
variabel-variabel tersebut dengan judul penelitian “Pengaruh Harga Minyak
Internasional (NYMEX), Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD), dan Inflasi
Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di BEI Periode
2009-2012”.
1.2 Identifikasi Masalah
Yang menjadi identifikasi masalah dari penelitian ini adalah :
1. Apakah Harga Minyak Internasional (NYMEX) mempengaruhi Indeks
Harga Saham Sektor Pertambangan?
2. Apakah Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) mempengaruhi Indeks
Harga Saham Sektor Pertambangan?
3. Apakah Inflasi mempengaruhi Indeks Harga Saham Sektor
Pertambangan?
4. Apakah Harga Minyak Internasional (NYMEX), Nilai Tukar Rupiah
Pada Dollar (USD), dan Inflasi secara bersama-sama mempengaruhi
1.3 Pembatasan Masalah
Agar ruang lingkup permasalahan yang diteliti tidak meluas, maka penulis
membatasi penelitian ini pada masalah Harga Minyak internasional (NYMEX),
Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD), dan Inflasi serta pengaruhnya terhadap
Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di BEI periode 2009-2012.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah Harga Minyak Internasional (NYMEX) mempengaruhi Indeks
Harga Saham Sektor Pertambangan secara signifikan?
2. Apakah Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) mempengaruhi Indeks
Harga Saham Sektor Pertambangan secara signifikan?
3. Apakah Inflasi mempengaruhi Indeks Harga Saham Sektor
Pertambangan secara signifikan?
4. Apakah Harga Minyak Internasional (NYMEX), Nilai Tukar Rupiah
Pada Dollar (USD), dan Inflasi secara bersama-sama mempengaruhi
Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan secara signifikan?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan Penulis melakukan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui Pengaruh Harga Minyak Internasional (NYMEX) Terhadap
Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di BEI Periode 2009-2012..
2. Mengetahui Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) Terhadap
3. Mengetahui Pengaruh Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Sektor
Pertambangan di BEI Periode 2009-2012.
4. Mengetahui Pengaruh Harga Minyak Internasional (NYMEX), Nilai
Tukar Rupiah Pada Dollar (USD), dan Inflasi secara bersama-sama
Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di BEI Periode
2009-2012.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
Dari penelitian ini penulis berharap dapat menggali wawasan dan ilmu
pengetahuan dalam bidang ilmu keuangan internasional dan pasar modal
pada umumnya dan terkhusus mengenai Harga Minyak Internasional
(NYMEX), Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD), Inflasi dan tentunya
pengaruhnya terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan.
2. Bagi Perusahaan/Emiten
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran variabel-variabel
yang mempengaruhi indeks harga saham pertambangan pada umumnya
dan harga saham perusahaan tambang tersebut pada khususnya.
Sehingga dapat membantu dan dijadikan petunjuk maupun informasi
bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan.
3. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur dan pedoman yang
dalam melakukan pengambilan keputusan terutama berkaitan pada
keputusan perdagangan saham.
4. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap
perkembangan penelitian yang ada pada universitas. Dan juga
diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi yang membantu dalam
82
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan pembahasan yang telah diuraikan,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Harga Minyak Internasional (NYMEX), Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar
(USD), dan Inflasi berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham
Sektor Pertambangan berdasarkan pengujian secara simultan (Uji F).
Dimana hasil Uji F diperoleh Fhitung sebesar 121,397 atau lebih besar dari
Ftabel yaitu 2,82 dan juga memiliki nilai signifikansi yang lebih kecil dari
0,05 yaitu 0,000.
2. Harga Minyak Internasional (NYMEX) secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan. Dalam
penelitian didapati thitung sebesar 3,417 atau lebih besar dari ttabel yaitu
2,01 serta nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,001. Korelasi
antara Harga Minyak Internasional (NYMEX) dengan Indeks Harga
Saham Sektor Pertambangan adalah sebesar 0,842 (sangat kuat). Artinya
apabila Harga Minyak Internasional (NYMEX) meningkat maka Indeks
Harga Saham Sektor Pertambangan juga akan meningkat.
3. Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan. Dalam
antara Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) dengan Indeks Harga
Saham Sektor Pertambangan adalah sebesar -0,928 (sangat kuat) Artinya
apabila besaran rupiah naik (depresiasi) maka Indeks Harga Saham
Sektor Pertambangan juga akan menurun.
4. Inflasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham
Sektor Pertambangan. Dalam penelitian didapati thitung sebesar -0,432
atau lebih kecil dari ttabel yaitu 2,01 serta nilai signifikansi lebih besar
dari 0,05 yaitu 0,668.
5. Nilai Inflasi yang tidak signifikan mengharuskan untuk dilakukan
Pengujian Model Trimming dengan menghilangkan variabel yang tidak
signifikan tersebut dari model. Hasil dari pengujian analisis jalur dengan
Model Trimming didapati pengaruh langsung Harga Minyak
Internasional (NYMEX) adalah sebesar 8,3 %, pengaruh langsung Nilai
Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) sebesar 48,9 % dan pengaruh tidak
langsung Harga Minyak Internasional (NYMEX) dan Nilai Tukar
Rupiah Pada Dollar (USD) adalah sebesar 16 %.
6. Harga Minyak Internasional (NYMEX) memiliki korelasi terhadap Nilai
Tukar Rupiah Pada Dollar (USD). Dimana diperoleh korelasi adalah
sebesar -0,791, yang berarti bahwa kedua variabel memiliki korelasi
yang kuat, artinya jika Harga Minyak Internasional (NYMEX)
meningkat maka Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) juga akan
rendah terhadap Inflasi. Dimana diperoleh korelasi adalah sebesar 0,147.
Artinya jika Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) meningkat maka
Inflasi tidak akan juga meningkat.
8. Berdasarkan hasil penelitian persamaan koefisien jalur yang diperoleh
yaitu Y = 0,289X1 + -0,702X2 + 0,329ɛ. Dapat disimpulkan bahwa
Harga Minyak Internasional (NYMEX) dan Nilai Tukar Rupiah Pada
Dollar (USD) secara bersama-sama mempengaruhi Indeks Harga Saham
Sektor Pertambangan sebesar 89,2 %. Besarnya pengaruh yang
disebabkan oleh variabel diluar Harga Minyak Internasional (NYMEX)
dan Nilai Tukar Rupiah Pada Dollar (USD) dinyatakan oleh Pyɛ 0,3292 =
0,108 atau sebesar 10,8 %.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat
diberikan untuk pihak-pihak yang terkait, serta peneliti selanjutnya adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Investor. Pengaruh faktor eksternal perusahaan yang berasal dari
gejolak global maupun makroekonomi perlu mendapat perhatian sebagai
bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi. Faktor
eksternal tersebut dapat mempengaruhi kinerja internal perusahaan yang
kemudian berpotensi memberi dampak pada laba perusahaan. Selain itu
pendek atau pemburu capital gain. Namun sebagai alternatif investasi
jangka panjang saham pertambangan menjadi pilihan yang tepat karena
memiliki tingkat pertumbuhan harga saham yang tinggi.
2. Bagi Perusahaan. Gejolak faktor eksternal diketahui berpotensi
mempengaruhi kinerja internal perusahaan pertambangan baik
mempengaruhi biaya produksi maupun mempengaruhi intensitas
perdagangan output perusahaan. Untuk itu perusahaan perlu kiranya
mempersiapkan strategi khusus untuk menghadapi gejolak yang terjadi.
Berbagai instrumen lindung nilai (hedging) seperti futures, forward,
swap, dan lain-lain dapat digunakan sebagai alternatif mengantisipasi
gejolak eksternal.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya. Diharapkan bagi penelitian selanjutnya
untuk menggunakan periode penelitian yang lebih panjang. Mengingat
beberapa variabel memiliki aktivitas perubahan nilai dan harga setiap
waktu sehingga sangat rentan dengan faktor spekulasi dan sentimen
unsubstantive. Penggunaan teknik analisis data juga sebaiknya
menggunakan teknik yang relevan digunakan dalam mengukur suatu
variabel yang pergerakannya setiap waktu dan harian seperti
menggunakan teknik analisis data Vector Autoregresive (VAR) yang
juga dapat menggambarkan hubungan kausalitas antar variabel dalam
persamaan. Peneliti selanjutnya diharapkan juga menggunakan beberapa
86
Abdurachman, Edi, dan Jefry, 2008. Pengaruh Faktor Makro Ekonomi dan Harga
Komoditas Pertambangan Terhadap Imbal Hasil dan Resiko Saham-Saham Pertambangan, Minyak dan Gas Di Bursa Efek Indonesia,
Jurnal: Vol 13 No.2, November 2008
Bodie, Kane, dan Marcus, 2006. Investments, Jakarta: Salemba Empat
Boediono, 2001. Ekonomi Moneter, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Chabachib, H. M., dan Ardian A. Witjaksono, 2011. Analisis Pengaruh
Fundamental Makro dan Indeks Harga Global terhadap IHSG, Jurnal:
Karisma, Vol.5(2): hal 63-72
Gasperz, Vincent, 2011. Managerial Economics, Bogor: Vinchristo Publication
Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hayo, Bern, dan Ali M. Kutan, 2004. The Impact of News, Oil Prices, and Global
Market Developments on Russian Financial Markets, Jurnal, William
Davidson Institute Working Paper Number 656
Indonesia Policy Briefs, Mengundang Investasi Baru dalam Bidang
Pertambangan, World Bank: Ide-Ide Program 100 Hari
http://siteresources.worldbank.org/INTIINDONESIA/Resources/Publicat
ion/280016-1106130305439/617331-1110769011447/810296-1110769073153/mining.pdf (Diakses Pada 22 Desember 2012)
Kewal, Suramaya Suci, 2012, Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan
Pertumbuhan PDB Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan, Jurnal
Economia, Volume 8, Nomor 1, April 2012
Kilian, Lutz, dan Cheonbeom Park, 2007. The Impact of Oil Price Shocks on the
U.S. Stock Market,Jurnal, Department of Economics, 611 Tappan Street
Kuncoro, Mudrajad, 2009. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi, Edisi 3, Jakarta: Erlangga
Kurnia, Eni, 2009. Analisis Dampak Nilai Tukar Rupiah-US$, Inflasi, Suku Bunga
Bank Indonesia Terhadap Tingkat Pengembalian Sektor Pertambangan Periode 2006-2008, Skripsi, Fakultas Ekonomi UIN Maulana Malik
87
Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia, dan Kurs Rp/USD Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia,
Jurnal Ekonomi/Tahun XIII no. 03 November 2008 hal: 295 - 304
Mankiw, G. 2003. Macroeconomics, 5th Edition, Harvard Universty: Worth Publisher.
Manurung, Mandala, 2004, Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter, Jakarta: Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Maryanti, Sri, 2009. Analisis Pengaruh Nilai Tingkat Bunga SBI dan Nilai Kurs
Dollar AS Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Jurnal:
Pekbis Jurnal, Vol.1, No.1, Maret 2009, hal 12-25
Novianto, Aditya, 2011. Analisis Pengaruh Nilai Tukar (Kurs) Dolar
Amerika/Rupiah (US$/Rp),Tingkat Suku Bunga SBI, Inflasi, Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 1999.1 – 2010.6, Skripsi, Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang
Putong, Iskandar, dan ND Anjaswati, 2008. Pengantar Ekonomi Makro, Jakarta: Mitra Wacana Media
Riduwan dan Akdon, 2009. Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika, Bandung: Alfabeta
Riduwan dan E.S. Kuncoro, 2007, Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis
Jalur (Path Analysis), Bandung: Alfabeta
Rikadi, Nosami, 2007. Mendeteksi Pengaruh Pasar Minyak Bumi Dunia
Terhadap Krisis Harga, Jurnal, Business & Journal Bunda Mulia, Vol. 3,
No. 2, September 2007
Samsul, Mohammad, 2006. Pasar Modal & Manajemen portofolio, Jakarta: Erlangga
Sartono, Agus, 2003. Manajemen Keuangan Internasional, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Sharpe, William F., Alexander, Gordon J., Bailey, Jeffery V., 1995. Investments, Jakarta: Indeks
88
Sukirno, Sadono, 1994. Makroekonomi, Teori Pengantar, Jakarta: Rajawali Pers
Suliyanto, 2005. Analisis Data Dalam Aplikasi Pemasaran, Bogor: Ghalia Indonesia
Sunariyah, 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal; Edisi Keempat, Yogyakarta: UPPAMP YKPN
The Free Encyclopedia, West Texas Intermediate-Eikipedia,
http://En.m.wikipedia.org/wiki/West_Texas_Intermediate, (Di akses 22 Desember 2012)
Triyono, 2008. Analisis Perubahan Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika, Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol.9, No. 2, Desember 2008, hal. 156 - 167
Witjaksono, Ardian A., 2010. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Harga
Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones terhadap IHSG, Tesis, Program Pascasarjana
Universitas Diponegoro Semarang
www.bi.go.id
www.eia.gov