HUBUNGAN KEMAMPUAN PROFESIONAL, IKLIM KOMUNIKASI, DAN BUDAYA KERJA DENGAN KOMITMEN KERJA GURU
SMP SWASTA DI KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh:
Y E T T I S. NIP. 8160132046
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRACT
YETTI S. NIM. 8106132046.Relations Professional Ability, Communication Climate and Cultural Commitment Working with Teachers Working in Sub Private SMP Sunggal Deli Serdang regency. Thesis. Graduate Program in Medan State University.
This study aimed to determine: (1) relations professional with the ability to work commitments, (2) communication climate correlations with work commitments, (3) the correlation work culture with work commitments, and (4) the correlation professional skills, communication climate, and culture with work commitments.
Subjects were private junior high school teacher in District Sunggal Deli Serdang Regency to the total sample of 79 people. Sampling is done by proportionate stratified random sampling. Descriptive research method aimed at obtaining information about the symptoms during the study.
Prior to this research instrument research first tested, followed by testing the validity and reliability testing. Instruments of work commitments valid questionnaires obtained 30 points from 36 points questionnaires were tested, and has a reliability of 0.919. Questionnaire instrument valid professional skills gained 31 points from 36 questionnaire items were tested, and the reliability coefficient of 0.935. Communication climate questionnaire instrument obtained 32 valid items from 36 items tested questionnaire, and reliability coefficient of 0.925. Questionnaire instrument valid work culture obtained 29 points out of 36 questionnaire items were tested, and the reliability coefficient of 0.860.
Based on the hypothesis testing can be concluded: (1) there is a significant correlation between the ability of professionals to work commitments amounting ry1,23 = 0.359> rtable= 0.220 and tcount= 4.8496> ttable= 1.67, (2) there is a correlation means of communication between the climate of work commitments ry2,13 = 0.472> rtable = 0.220 and tcount = 7.738> ttable = 1.67, (3) there is a significant correlation between work culture with a commitment to work for ry3,12= 0.290 > rtable = 0.220 and tcount= 3.561> ttable = 1.67, and (4) there is a significant correlation between professional skills, communication climate, and culture with a commitment to work for Ry(123) = 0.332> rtable= 0.220 and Fcount= 12.410 > Ftable= 2.65.
ii ABSTRAK
YETTI S. NIM. 8106132046. Hubungan Kemampuan Profesional, Iklim Komunikasi, dan Budaya Kerja dengan Komitmen Kerja Guru SMP Swasta di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan kemampuan profesional dengan komitmen kerja; (2) hubungan iklim komunikasi dengan komitmen kerja; (3) hubungan budaya kerja dengan komitmen kerja; dan (4) hubungan kemampuan profesional, iklim komunikasi, dan budaya kerja dengan komitmen kerja.
Subjek penelitian adalah Guru SMP Swasta di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang dengan jumlah sampel sebanyak 79 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan proportionate stratified random sampling. Metode penelitian bersifat deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang suatu gejala pada saat penelitian dilakukan.
Sebelum penelitian ini dilakukan instrumen penelitian terlebih dahulu diujicobakan, dilanjutkan dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Instrumen angket komitmen kerja yang valid diperoleh 30 butir dari 36 butir angket yang diujicobakan, dan mempunyai reliabilitas sebesar 0,919. Instrumen angket kemampuan profesional yang valid diperoleh 31 butir dari 36 butir angket yang diujicobakan, dan koefisien reliabilitasnya sebesar 0,935. Instrumen angket iklim komunikasi yang valid diperoleh 32 butir dari 36 butir angket yang diujicobakan, dan koefisien reliabilitasnya sebesar 0,925. Instrumen angket budaya kerja yang valid diperoleh 29 butir dari 36 butir angket yang diujicobakan, dan koefisien reliabilitasnya sebesar 0,860.
Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan: (1) terdapat hubungan yang berarti antara kemampuan profesional dengan komitmen kerja sebesar ry1,23 = 0,359 > r tabel = 0,220 dan thitung = 4,8496 > ttabel = 1,67; (2) terdapat hubungan yang berarti antara iklim komunikasi dengan komitmen kerja sebesar ry2,13 = 0,472 > rtabel = 0,220 dan t hitung = 7,738 > t tabel = 1,67; (3) terdapat hubungan yang berarti antara budaya kerja dengan komitmen kerja sebesar ry3,12 = 0,290 > rtabel= 0,220 dan t hitung = 3,561 > t tabel = 1,67; dan (4) terdapat hubungan yang berarti antara kemampuan profesional, iklim komunikasi, dan budaya kerja dengan komitmen kerja sebesar Ry(123)= 0,332 > rtabel= 0,220 dan Fhitung= 12,410 > Ftabel= 2,65.
v
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah... 7
C. Pembatasan Masalah ... 8
D. Perumusan Masalah ... 8
E. Tujuan Penelitian ... 9
F. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II. KERANGKA TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 11
5. Penelitian yang Relevan ... 34
B. Kerangka Berpikir... 35
1. Hubungan antara kemampuan profesional dengan komitmen kerja ... 35
2. Hubungan antara iklim komunikasi dengan komitmen kerja . 36 3. Hubungan antara budaya kerja dengan komitmen kerja... 37
4. Hubungan antara kemampuan profesional, iklim komunikasi, dan budaya kerja dengan komitmen kerja ... 37
C. Hipotesis Penelitian ... 39
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 41
A. Tempat dan Waktu Penelitian... 41
B. Metode Penelitian ... 41
vi
D. Populasi dan Sampel ... 43
E. Teknik Pengumpulan Data... 45
F. Teknik Analisis Data Penelitian ... 54
G. Hipotesis Statistik ... 61
BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 62
A. Deskripsi Data Penelitian... 62
B. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 67
C. Uji Persyaratan Analisis... 70
D. Uji Hipotesis Penelitian ... 80
E. Temuan Penelitian ... 85
F. Pembahasan Penelitian ... 88
G. Keterbatasan Penelitian... 91
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 94
A. Kesimpulan ... 94
B. Implikasi ... 95
C. Saran ... 97
vii
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
1. Kisi-kisi Instrumen Angket Komitmen Kerja ... 44
2. Kisi-kisi Instrumen Angket Kemampuan Profesional ... 47
3. Kisi-kisi Instrumen Angket Iklim Komunikasi... 48
4. Kisi-kisi Instrumen Angket Budaya Kerja ... 49
5. Distribusi Frekuensi Skor Komitmen Kerja... 50
6. Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Profesional ... 62
7. Distribusi Frekuensi Skor Iklim Komunikasi ... 64
8. Distribusi Frekuensi Skor Budaya Kerja ... 65
9. Tingkat Kecenderungan Variabel Komitmen Kerja ... 66
10. Tingkat Kecenderungan Variabel Kemampuan Profesional... 68
11. Tingkat Kecenderungan Variabel Iklim Komunikasi ... 68
12. Tingkat Kecenderungan Variabel Budaya Kerja ... 69
13. Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y Atas X1... 70
14. Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y Atas X2... 71
15. Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y Atas X3... 73
16. Ringkasan Hasil Analisis Normalitas Setiap Variabel Penelitian... 74
17. Ringkasan Hasil Analisis Homogenitas Setiap Variabel Penelitian ... 76
18. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Ganda... 77
19. Ringkasan Hasil Perhitungan Validitas Angket Komitmen Kerja... 78
20. Ringkasan Hasil Perhitungan Varians Butir Angket Komitmen Kerja... 114
21. Ringkasan Hasil Perhitungan Validitas Butir Angket Kemampuan Profesional ... 116
22. Ringkasan Hasil Perhitungan Varians Butir Angket Kemampuan Profesional ... 120
23. Ringkasan Hasil Perhitungan Validitas Angket Iklim Komunikasi... 122
24. Ringkasan Hasil Perhitungan Varians Butir Angket Iklim Komunikasi ... 125
25. Ringkasan Hasil Perhitungan Validitas Angket Budaya Kerja... 127
26. Ringkasan Hasil Perhitungan Varians Butir Angket Budaya Kerja ... 131
27. Distribusi Frekuensi Variabel Komitmen Kerja ... 133
28. Distribusi Frekuensi Variabel Kemampuan Profesional ... 145
29. Distribusi Frekuensi Variabel Iklim Komunikasi ... 146
30. Distribusi Frekuensi Variabel Budaya Kerja ... 148
31. Tingkat Kecenderungan Variabel Komitmen Kerja ... 150
32. Tingkat Kecenderungan Variabel Kemampuan Profesional... 152
33. Tingkat Kecenderungan Variabel Iklim Komunikasi ... 153
34. Tingkat Kecenderungan Variabel Budaya Kerja ... 153
viii
36. Perhitungan Jumlah Kuadrat Galat JK (G) Y atas X2... 156
37. Perhitungan Jumlah Kuadrat Galat JK (G) Y atas X3... 164
38. Liliefors Variabel Y atas X1... 172
39. Liliefors Variabel Y atas X2... 180
40. Liliefors Variabel Y atas X3... 185
41. Pengelompokkan Data Y Berdasarkan X1... 191
42. Uji Homogenitas Varians Data Pengelompokkan Variabel Y Berdasarkan X1... 197
43. Pengelompokkan Data Y Berdasarkan X2... 204
44. Uji Homogenitas Varians Data Pengelompokkan Variabel Y Berdasarkan X2... 206
45. Pengelompokkan Data Y Berdasarkan X2... 212
ix
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
1. Paradigma Penelitian... 39
2. Histogram Skor Komitmen Kerja ... 45
3. Histogram Skor Kemampuan Profesional... 63
4. Histogram Skor Iklim Komunikasi ... 64
5. Histogram Skor Budaya Kerja ... 66
6. Gambar Regresi Linier Sederhana antara X1dengan Y... 67
7. Gambar Regresi Linier Sederhana antara X2dengan Y... 72
8. Gambar Regresi Linier Sederhana antara X3dengan Y... 74
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah sebagai suatu organisasi dituntut untuk menghasilkan anak
didik yang mampu hidup dan bersaing di tengah-tengah masyarakat. Dalam
upaya tersebut sekolah dituntut untuk memberikan bekal pengetahuan dan
keterampilan kepada anak didik. Tugas mendidik dan mengajar menjadi
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari rutinitas seorang guru. Peran guru
dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Pasal 1 dinyatakan sebagai berikut
“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah”. Sesuai dengan pernyataan di atas dapat disimpulkan
bahwa di pundak guru lah seorang anak dididik dan diberikan bekal
pengetahuan.
Dalam upaya memberikan kemudahan pendidikan, pemerintah
memberikan kemudahan kepada pihak swasta dalam mendirikan
lembaga-lembaga pendidikan, salah satunya dengan mendirikan sekolah. Dalam hal ini
pemerintah mengharapkan pihak swasta mau berperan aktif dalam
peningkatan mutu pendidikan di daerahnya. Beberapa kemudahan yang
dilakukan pemerintah di antaranya dengan memberikan bantuan operasional
2
kinerja guru swasta, pemberian sertifikasi kepada guru-guru swasta, dsb.
Dengan berbagai upaya ini, pemerintah mengharapkan guru-guru swasta
meningkat kinerjanya dan memberikan peningkatan mutu lulusan di
sekolahnya.
Peningkatan mutu pendidikan di sekolah swasta dirasakan belum
cukup hanya dengan mengandalkan program pemerintah, faktor keinginan
guru untuk terus bekerja di sekolahnya juga mempengaruhi. Keinginan guru
untuk terus bekerja dan mencapai tujuan sekolahnya menjadi faktor penentu
dalam upaya memberikan mutu pendidikan yang baik kepada anak didik.
Dalam hal ini dituntut keinginan guru untuk berkomitmen dengan tuntutan di
sekolahnya. Komitmen kerja yang tinggi sangat diperlukan dalam sebuah
organisasi, karena terciptanya komitmen yang tinggi akan mempengaruhi
situasi kerja yang profesional. Berbicara mengenai komitmen organisasi tidak
bisa dilepaskan dari sebuah istilah loyalitas yang sering mengikuti kata
komitmen. Loyalitas disini secara sempit diartikan sebagai seberapa lama
seorang karyawan bekerja dalam suatu organisasi atau sejauh mana mereka
tunduk pada perintah atasan tanpa melihat kualitas kontribusi terhadap
organisasi. Muncul suatu fenomena di Indonesia bahwa seorang karyawan
akan dinilai loyal, bilamana tunduk pada atasan walaupun bukan dalam
konteks hubungan kerja (Alwi, 2001).
Noe (2000:364) menyatakan “organizational commitment is the degree
to which an employee identifies with the organisation and is willing to put
3
are often just waiting for the firts good opportunity their jobs”. Dalam
pernyataan Noe di atas, dapat di simpulkan bahwa komitmen organisasi
(kerja) adalah tingkatan dimana seseorang memposisikan dirinya pada
organisasi dan kemauan untuk melanjutkan upaya pencapaian kepentingan
organisasinya. Individu yang memiliki komitmen yang rendah pada organisasi
sering kali hanya menunggu kesempatan yang baik untuk keluar dari
pekerjaan mereka. Komitmen yang tinggi dicirikan dengan tiga hal berikut:
(1) kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap tujuan dan nilai-nilai
organisasi, (2) kemauan yang kuat untuk bekerja demi organisasi, dan
(3) keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi (Dessler,
1994). Dari hal ini dapat ditarik kesimpulan, guru dikatakan memiliki
komitmen yang tinggi bila ia dapat menunjukkan sikap untuk tetap di
sekolahnya, dan terus bekerja untuk mencapai tujuan sekolahnya. Tanpa
adanya komitmen kerja yang baik dari guru, maka sulit rasanya mengharapkan
hasil kerja yang optimal dalam pencapaian tujuan sekolah.
Keinginan guru untuk tetap di sekolahnya dan bekerja sesuai dengan
tujuan sekolah mulai dipertanyakan masyarakat. Hal ini terlihat dari hasil
pengamatan pengawas sekolah khususnya di daerah Kecamatan Sunggal.
Pengawas SMP di Kecamatan Sunggal mengatakan, bahwa pada Tahun
Pelajaran 2011/2012 banyak dijumpai guru yang berpindah dari satu sekolah
swasta ke sekolah swasta lain, banyak guru yang mengajar seadanya dan
langsung meninggalkan sekolah ketika jam pelajarannya sudah selesai. Selama
4
selalu ditinggalkan gurunya untuk bekerja di sekolah lain, padahal honor
mengajar setiap jam pelajarannya antara satu SMP dengan SMP swasta
lainnya relatif sama. Perpindahan guru dari satu SMP ke SMP lain juga
dibenarkan pengawas sekolah. Bukan pemandangan baru bila setiap tahun
pelajaran pengawas menjumpai guru-guru yang sama tetapi bekerja di sekolah
yang berbeda. Dari observasi ini disimpulkan bahwa komitmen guru SMP
swasta di Kecamatan Sunggal dewasa ini sudah mulai pudar.
Berkurang atau memudarnya komitmen guru disebabkan beberapa hal,
antara lain ; banyak guru yang tidak memiliki kemampuan profesional sebagai
seorang guru, iklim komunikasi yang rendah terjadi di sekolah, budaya kerja
yang kurang baik terjadi di lingkungan sekolah dan tidak ada jaminan untuk
dapat tetap menjadi bagian anggota organisasi sekolah tersebut.
Dengan rendahnya nilai komponen di atas menyebabkan guru
berpindah (tidak komit) dengan sekolah lamanya. Komitmen merupakan suatu
sikap yang relatif stabil dan sebagai suatu keyakinan dan penerimaan yang
kuat terhadap nilai-nilai organisasinya, dan keinginan kuat untuk tetap
menjadi anggota organisasi (Cohen dan Gattelier, 1994). Dessler (1995)
mengemukakan bahwa tingginya komitmen seseorang dalam suatu organisasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: nilai-nilai kemanusiaan, komunikasi
dua arah yang komprehensif, rasa kebersamaan dan kerukunan, visi dan misi,
nilai sebagai dasar perekrutan, kestabilan kerja, dan penghayatan finansial.
5
dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya: kemampuan profesional, iklim
komunikasi, dan budaya kerja yang ada di sekolah.
Dalam melaksanakan tugas mengajar di sekolah, guru dituntut untuk
dapat bersikap profesional, yakni dapat melaksanakan pekerjaannya dengan
benar dan sesuai keterampilan yang dimiliki. Beberapa guru yang dijumpai
peneliti mengutarakan kesulitannya dalam mengajar karena harus mengajar
diluar keterampilan yang dimilikinya. Ketika hal ini dikonfirmasi, beberapa
PKS Bidang Kurikulum memberikan alasan bahwa kondisi ini harus dilakukan
guru untuk mendapatkan jumlah honor yang lebih baik. Lebih lanjut peneliti
menemukan bahwa kondisi pembelajaran yang diasuh guru seperti ini akan
membosankan. Siswa lebih dominan disuruh mencatat dan mendengarkan
saja. Hal ini tentu saja membawa pengaruh yang buruk baik terhadap mutu
pembelajaran maupun kemunduran kemampuan guru dalam mengajar.
Hasil penelitian Koesmono (2007) menyatakan terdapat pengaruh
kemampuan profesional terhadap komitmen kerja. Dengan kompetensi
profesional yang baik, maka proses pemberian materi pendidikan akan
berjalan dengan lancar, dan proses pengelolaan pendidikan mampu melahirkan
keluaran pendidikan yang bermutu. Sagala (2011:41) menyatakan
“Kompetensi profesional mengacu pada perbuatan (performance) yang
bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu dalam melaksanakan
tugas-tugas kependidikan”. Komara dalam Asmani (2009:157)
mengemukakan kompetensi profesional adalah kemampuan yang
6
profesional guru harus memiliki kompetensi keguruan yang cukup, sehingga
dapat melaksanakan tugas mengajar dengan sebaik-baiknya.
Pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah juga ditentukan oleh
suasana yang ada di sekolah. Di dalam sekolah selalu terjadi interaksi
(komunikasi) antar warga sekolah, baik antara guru dengan kepala sekolah,
guru dengan guru, guru dengan siswa, dan sebagainya. Ladlow (1992) dan
Parton (1996) berasumsi bahwa melalui komunikasi diharapkan dapat
membawa hasil pertukaran informasi dan saling pengertian di antara
orang-orang yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Iklim komunikasi yang terjadi di
sekolah akan dapat berdampak pada hasil kerja yang maksimal. Beberapa guru
SMP Swasta di Kecamatan Sunggal yang dijumpai peneliti menyatakan
bahwa iklim komunikasi di sekolah mereka belum berlangsung baik. Banyak
di antara mereka yang memiliki kepala sekolah tidak komunikatif, rekan-rekan
guru yang selalu pulang bila jam pelajarannya selesai, dan sebagainya. Iklim
komunikasi semacam ini tidak kondusif untuk membangun sebuah organisasi
yang berkualitas dan memiliki daya saing. Manajemen yang baik adalah
manajemen yang terbuka dan akuntabel, sehingga tidak menimbulkan
kecurigaan para bawahan yang berakibat pada ketidakseriusan mereka
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Pace dan Faules (2006:148)
menyatakan iklim komunikasi muncul dari dan didukung oleh praktik-praktik
yang ada di sekolah, yakni bagaimana gaya kepemimpinan, bagaimana
7
Selain iklim komunikasi yang mendukung di sekolah, faktor lain yang
tidak dapat dikesampingkan mempengaruhi komitmen kerja adalah budaya
kerja. Banyak guru yang memilih pindah ke sekolah lain ketika di sekolah
yang lama tidak ditemukan budaya kerja yang baik. Triguno (2004)
menyatakan budaya kerja adalah nilai-nilai yang menjadi kebiasaan dan
bermula dari adat-istiadat, agama, norma dan kaidah yang menjadi keyakinan
pada diri pelaku kerja atau organisasi. Menurut Nawawi (2003) budaya kerja
adalah kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang oleh pegawai dalam suatu
organisasi, pelanggaran dalam sangsi ini memang tidak ada yang tegas, namun
dari pelaku organisasi secara moral telah menyepakati bahwa kebiasaan
tersebut merupakan kebiasaan yang haraus ditaati dalam rangka pelaksanaan
pekerjaan untuk mencapai tujuan. Dengan budaya kerja yang baik, sekolah
akan dapat menentukan dan mencapai tujuannya dengan tepat waktu. Budaya
kerja juga dapat memberikan rasa nyaman dan kondusif bagi guru dalam
menjalankan aktivitasnya. Dengan budaya kerja di sekolah yang baik, seorang
guru akan merasa betah dan ingin terus bekerja di sekolahnya.
Mengacu pada uraian di atas, dapat dipahami bahwa kemampuan
profesional guru, iklim komunikasi, dan budaya kerja mempunyai hubungan
dengan komitmen kerja guru. Sehubungan dengan ini peneliti merencanakan
penelitian yang berjudul “Hubungan Kemampuan Profesional, Iklim
Komunikasi, dan Budaya Kerja dengan Komitmen Kerja Guru SMP
8
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka dapat diidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan komitmen
kerja, antara lain: nilai-nilai kemanusiaan, komunikasi dua arah yang
komprehensif, rasa kebersamaan dan kerukunan di antara guru, visi dan misi
sekolah, nilai sebagai dasar perekrutan, kestabilan kerja, dan penghayatan
finansial, kemampuan profesional, stres kerja, kompensasi, Iklim komunikasi,
budaya kerja, serta motivasi kerja.
C. Pembatasan Masalah
Permasalahan dalam penelitian dibatasi dengan maksud untuk
memperoleh ruang lingkup yang lebih jelas, yaitu hubungan antara
kemampuan profesional, iklim komunikasi, budaya kerja dengan komitmen
kerja. Subjek dalam penelitian ini adalah guru SMP Swasta di Kecamatan
Sunggal Kabupaten Deli Serdang.
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan pembatasan masalah yang telah disebutkan di atas,
maka rumusan masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan kemampuan profesional dengan komitmen
kerja guru SMP Swasta di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang ?
2. Apakah terdapat hubungan iklim komunikasi dengan komitmen kerja guru
9
3. Apakah terdapat hubungan budaya kerja dengan komitmen kerja guru
SMP Swasta di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang?
4. Apakah terdapat hubungan kemampuan profesional, iklim komunikasi,
dan budaya kerja secara bersama-sama dengan komitmen kerja guru SMP
Swasta di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Hubungan kemampuan profesional dengan komitmen kerja guru SMP
Swasta di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.
2. Hubungan iklim komunikasi dengan komitmen kerja guru SMP Swasta di
Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.
3. Hubungan budaya kerja dengan komitmen kerja guru SMP Swasta di
Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.
4. Hubungan kemampuan profesional, iklim komunikasi, dan budaya kerja
secara bersama-sama dengan komitmen kerja guru SMP Swasta di
Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Manfaat secara teoretis dalam penelitian ini adalah dapat menambah
10
peningkatan komitmen keraja guru, dan sebagai masukan atau informasi
bagi sekolah dalam peningkatan komitmen kerja guru.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Dapat lebih memahami dan meningkatkan komitmennya dalam
bekerja.
2) Dapat lebih memahami dan meningkatkan kemampuan
profesionalnya dalam bekerja.
3) Dapat menciptakan dan meningkatkan iklim komunikasi yang baik
di lingkungan sekolah.
4) Dapat meningkatkan dan memelihara budaya kerja yang baik/
kondusif di sekolah.
b. Bagi Kepala sekolah
1) Sebagai sumber informasi dalam menjaga dan meningkatkan
komitmen guru dalam kerja, meningkatkan kemampuan profesional
guru-gurunya, menciptakan iklim komunikasi yang baik, dan
menciptakan dan memilihara budaya kerja yang baik di sekolahnya.
2) Sebagai sumber informasi dalam menentukan kebijakan-kebijakan
11
c. Bagi Institusi
Memberikan sumbangan yang baik bagi institusi dalam peningkatan
komitmen guru dalam bekerja di sekolah, dengan harapan dapat
98 BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka
dapat disimpulkan:
1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kompetensi
profesional dengan komitmen kerja pada guru SMP Swasta di Kecamatan
Sunggal Kabupaten Deli Serdang, artinya semakin baik kompetensi
profesional maka semakin baik juga komitmen kerja pada guru SMP
Swasta di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.
2. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara iklim komunikasi
dengan komitmen kerja pada guru SMP Swasta di Kecamatan Sunggal
Kabupaten Deli Serdang, artinya semakin baik iklim komunikasi maka
semakin baik juga komitmen kerja pada guru SMP Swasta di Kecamatan
Sunggal Kabupaten Deli Serdang.
3. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara budaya kerja dengan
komitmen kerja pada guru SMP Swasta di Kecamatan Sunggal Kabupaten
Deli Serdang, artinya semakin baik budaya kerja maka semakin baik juga
komitmen kerja pada guru SMP Swasta di Kecamatan Sunggal Kabupaten
Deli Serdang.
4. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kompetensi
99
pada guru SMP Swasta di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang,
artinya semakin baik kompetensi profesional, iklim komunikasi, dan
budaya kerja maka semakin baik juga komitmen kerja pada guru SMP
Swasta di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.
B. Implikasi
Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan
kesimpulan penelitian, di antaranya:
1. Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, maka upaya
meningkatkan komitmen kerja adalah dengan meningkatkan kompetensi
profesional. Kompetensi profesional membawa guru kepada kemampuan
dalam melaksanakan tugasnya di sekolah. Peningkatan kompetensi
profesional dapat dilakukan bila guru bertugas dengan mengacu nilai-nilai
kependidikan seperti: religius, jujur, disiplin, dan suka bekerja keras.
Beberapa hal yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kompetensi
profesional di antaranya menguasai landasan kependidikan, menguasai
bahan pengajaran, dan mampu menyusun program pengajaran yang tepat
untuk anak didiknya. Dengan adanya peningkatan kompetensi profesional
akan dapat meningkatkan komitmen kerja guru di sekolah.
2. Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, maka upaya
meningkatkan komitmen kerja adalah dengan menciptakan iklim
komunikasi yang baik. Iklim komunikasi yang berlangsung dengan baik di
100
dengan sebaik-baiknya di sekolah. Beberapa hal yang dapat dilakukan guru
di antaranya dengan menjalin kepercayaan dan kejujuran sesama guru/
pegawai serta keterbukaan dalam berkomunikasi di sekolah. Dengan adanya
peningkatan iklim komunikasi akan dapat meningkatkan komitmen kerja
guru di sekolah.
3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, maka upaya
meningkatkan komitmen kerja adalah dengan menciptakan budaya kerja
yang baik. Budaya kerja yang merupakan sistem nilai yang dianut guru di
sekolah dapat memberikan makna kerja dan refleksinya dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah. Beberapa hal yang dapat dilakukan guru di
antaranya dengan meningkatkan perilaku ketika bekerja, dan mau kerjasama
dengan rekan guru dalam peningkatan prestasi kerjanya di sekolah. Dengan
adanya peningkatan budaya kerja akan dapat meningkatkan komitmen kerja
guru di sekolah.
4. Dengan diterimanya hipotesis keempat yang diajukan, maka upaya
meningkatkan komitmen kerja adalah dengan meningkatkan kompetensi
profesional, iklim komunikasi, dan budaya kerja. Komitmen kerja guru di
sekolah adalah merupakan keinginan guru untuk tetap berada di sekolah
dalam melaksanakan tugas mengajarnya, yang diperlihatkan guru dengan
menunjukkan keinginan kuat untuk tetap menjadi bekerja di sekolah,
kesediaannya untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan sekolah,
101
adanya peningkatan kompetensi profesional, iklim komunikasi, dan budaya
kerja akan dapat meningkatkan komitmen kerja guru di sekolah.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan komitmen kerja, diharapkan guru berkeinginan untuk
terus mengajar dengan baik di sekolah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Beberapa upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan
komitmen kerjanya di antaranya dengan meningkatkan pengetahuan agar
melakukan pekerjaan sebaik mungkin, menjalin komunikasi yang baik
dengan sesama guru dan pegawai di sekolah, serta berusaha memahami
budaya kerja yang berlaku di sekolah tanpa mengesampingkan tugas
mengajarnya. Selain itu diharapkan peran serta pihak sekolah dalam
meningkatkan komitmen kerja guru. Beberapa hal yang dapat dilakukan
pihak sekolah di antaranya: memberikan apresiasi yang baik agar guru ingin
terus bekerja dengan baik di sekolah, menentukan nilai-nilai dan tujuan
sekolah yang dapat diterima seluruh guru. Dengan adanya upaya tersebut
iklim komunikasi di sekolah dapat terus ditingkatkan.
2. Untuk meningkatkan kompetensi profesional diharapkan keinginan guru
untuk meningkatkan pengetahuannya sesuai materi yang diajarkannya.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan guru di antaranya: menguasai
102
mampu menyusun program pengajaran dan perangkat penilaian hasil belajar
sesuai dengan materi yang diajarkan di kelas. Selain itu diharapkan peran
serta pihak sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru.
Beberapa hal yang dapat dilakukan pihak sekolah di antaranya:
menyediakan pandauan pengajaran yang baik, menyediakan perangkat
pembelajaran dan fasilitas belajar yang dapat mendukung tugas mengajar
guru. Dengan adanya upaya tersebut kompetensi profesional guru dapat
terus ditingkatkan.
3. Untuk meningkatkan iklim komunikasi, diharapkan keinginan guru untuk
menjalin komunikasi yang baik di sekolah. Beberapa upaya yang dapat
dilakukan guru di antaranya: menjalin kepercayaan dan mengedepankan
kejujuran dalam berkomunikasi, serta keterbukaan dalam berkomunikasi
dengan sesama guru di sekolah. Selain itu diharapkan peran serta pihak
sekolah dalam meningkatkan iklim komunikasi di sekolah. Beberapa hal
yang dapat dilakukan pihak sekolah di antaranya: menciptakan iklim
komunikasi yang baik di sekolah, serta adanya jalinan komunikasi yang baik
antara pimpinan sekolah dengan guru. Dengan adanya upaya tersebut iklim
komunikasi di sekolah dapat terus ditingkatkan.
4. Untuk meningkatkan budaya kerja, diharapkan keinginan guru untuk
mengembangkan budaya kerja sejalan dengan visi misi di sekolah. Beberapa
upaya yang dapat dilakukan guru di antaranya: bersikap positif terhadap
pekerjaan yang dilakukannya, berperilaku baik dan sopan ketika bekerja,
103
peran serta pihak sekolah dalam meningkatkan budaya kerja di sekolah.
Beberapa hal yang dapat dilakukan pihak sekolah di antaranya: mengiatkan
program bekerja dengan baik dan teratur sekolah, menciptakan kondisi
sekolah yang mendukung segala aktivitas kerja guru, serta menjaga
kekompakkan di antara guru dan pegawai di sekolah. Dengan adanya upaya
tersebut budaya kerja di sekolah dapat terus ditingkatkan.
5. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang hubungan antara
kompetensi profesional, iklim komunikasi, dan budaya kerja dengan
105
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta
_________________. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Colquitt, Jason A., Jeffery A. LePine., Michael J. Wesson. 2009. Organizational Behaviour. New York: McGraw-Hill International Companies
Djatmika, Ery Tri. 2005. “Pengaruh Variabel Hubungan Atasan-Bawahan terhadap Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional”. Jurnal Eksekutif, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2005
Hadjar, Ibnu. 1996. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan.Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Idris, Zahara. 1981.Dasar-Dasar Kependidikan. Padang: Angkasa Raya
Irvianti, Laksmi Sito Dwi, dkk. 2009. “Pengaruh Budaya Organisasi dan Persepsi Karyawan Tentang Kebijakan Kompensasi Terhadap Komitmen Karyawan”.Jurnal Manajemen, Vol. 1 Nomor 1 – 2009
Koesmono, H. Teman. 2007. “Pengaruh Kepemimpinan dan Tuntutan Tugas Terhadap Komitmen Organisasi dengan Variabel Moderasi Motivasi Perawat Rumah Sakit Swasta Surabaya”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 9, No. 1, Maret 2007: 30-40
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Meyer, John P., Allen, Natalie J., Smith, Catherine A. 1997. “Commitment to Organizations and Occupations”. Journal of Applied Psychology, Vol. 78, No. 4, 538-551
Miner, J.B. 1992.Industrial and Organizational Psychology. New York: McGraw Hill International Edition.
Muhammad, Arni. 2007.Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara
106
Ndraha, T., Amnuai. 2003. Teori Budaya Organisasi. Jakarta: BKU Ilmu Pemerintahan Kerjasama IIP-Unpad
Pace R. Wayne dan Faules, Don F. 2006. Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Pasek, I Ketut. 2008. “Budaya Organisasi serta Pengaruhnya terhadap Kepemimpinan dan Komitmen Karyawan (Studi Kasus Pada PT. Karya Melati, Denpasar – Bali)”.Sarathi Vol. 15 No. 1 Januari 2008
Robbins, Stephern P., 2007. Organization Behavior, Concepts, Controversies, Application. New York: Englewood Cliffs
Sagala, Syaiful. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta
Sopiah. 2008. “Budaya Organisasi, Komitmen Organisasional Pimpinan dan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan Bank”.
Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 12, No. 2, Mei 2008
Spector, Paul. E. 2000.Industrial and Organizational Psychology: Research anda Practice. New York: John Wiley & Sons
Spencer and Spencer. 1993. Competence at Work. New York: John Wiley & Sons Inc
Sudjana. 1992.Metode Statistika.Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2000.Metode Penelitian Administrasi. Jakarta: Alfabeta
Suryadi, Ace., Mulyana, Wina. 1993.Kerangka Konseptual Mutu Pendidikan dan Pembinaan Kemampuan Profesional Guru. Jakarta: Cardimas Metropole
Sutrisno, H. Edy. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Suyadi, P. 2008. Kebijakan Kinerja Karyawan: Kiat Membangun Organisasi Kompetitif Menjelang Perdagangan Bebas Dunia. Yogyakarta: BPFE– Yogyakarta
Syah, Muhibbin. 2000.Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya
Triguno. 2004. Budaya Kerja: Menciptakan Lingkungan Yang Kondusif Untuk Meningkatkan Produktifitas Kerja.Jakarta: Golden Trayon Press
107
Usman, Moh. Uzer. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya