GONDANG BATAK TOBA PADA PESTA PERNIKAHAN
MASYARAKAT JAWA DI KABUPATEN ASAHAN
(STUDI TERHADAP FUNGSI DAN
MAKNA GONDANG BATAK)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarja Pendidikan
Oleh:
Lambertus Tamba
209342003
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat serta karunia-Nya yang dilimpahkan dengan memberikan kesehatan, ketabahan serta ketekunan kepada penulis selama penyusunan Skripsi ini mulai dari awal sampai selesai. Adapun penulisan ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi program Sarjana Pendidikan Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengangkat permasalahan tentang Gondang Batak Toba Pada Pesta Pernikahan Masyarakat Jawa. Skripsi ini diberi judul
“Gondang Batak Toba Pada Pesta Pernikahan Masyarakat Jawa Di Kabupaten
Asahan (Studi Terhadap Fungsi Dan Makna Gondang Batak)”. Dalam Skripsi ini penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk menyajikan hasil yang terbaik. Dan juga penulis menyadari tanpa bantuan berbagai pihak, Skripsi ini tidak akan mungkin dapat terselesaikan. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, Selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. Selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
3. Tuti Rahayu, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
4. Uyuni Widiastuti, M.Pd. Selaku Sekretaris Jurusan dan PS I .
5. Panji Suroso, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Seni Musik dan PS II.
6. Esra P.T Siburian, M.Sn. Selaku PA.
iii
8. Kedua Orang Tua saya yang sangat luar biasa Komres Tamba, S.Pd dan Cima Manalu, A.Md yang telah mendoakan penulis serta mendukung baik dari sisi materi maupun semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan semua ini, serta kakak saya Lasmida Tamba dan Adik saya Roma Tamba yang telah mendoakan penulis untuk terus semangat didalam menyelesaikan semua ini.
9. Teman-teman Pend. Seni Musik stambuk 2009, teman-teman kos, teman-teman IMATALABE, teman-teman mudika ST. Mikael Tanjungabalai serta teman-teman lain yang tak mampu penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut serta mendukung dan membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Juli 2014
i
ABSTRAK
Lambertus Tamba, NIM 209342003, Gondang Batak Toba Pada Pesta Pernikahan Masyarakat Jawa di Kabupaten Asahan (Studi Terhadap Fungsi dan Makna Gondang Batak), Jurusan Sendratasik, Program Studi Pendidikan Seni Musik, Universitas Negeri Medan 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor yang menyebabkan Gondang Batak Toba digunakan pada acara pernikahan etnis Jawa di Kabupaten Asahan, untuk mengetahui penyajian Gondang Batak Toba pada acara pernikahan etnis Jawa di Kabupaten Asahan, dan untuk mengetahui fungsi dan Makna Gondang Batak Toba pada acara pernikahan etnis Jawa di Kabupaten Asahan.
Dalam penelitian ini, pendalaman penulisan ini diambil dari buku teori musik, musik Tradisional, Gondang Batak Toba, bentuk penyajian, teori fungsi dan makna.
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif Populasi dalam penelitian ini penyelenggara, pemusik, dan tamu undangan. Dalam penelitian ini menggunakan sampel yaitu yakni undangan 5 orang, pemusik 5 orang , keluarga yang melaksanakan hajatan 2 orang yang dimana data tersebut di teliti melalui wawancara, pengumpulan data, karya tulis ilmiah maupun elektronik yang bahan materinya berdasarkan topik dari penelitian. Lokasi penelitian ini dilakukan di daerah Asahan.
Setelah analisis dilakukan, ditemukanlah bahwa faktor yang menyebabkan digunakan Gondang Batak pada pesta masyarakat Jawa di Kabupaten asahan adalah karena musik tradisional Jawa yang asli sudah jarang digunakan untuk acara pernikahan. Biasanya masyarakat Jawa sering menggunakan musik keyboard untuk musik pada acara hiburannya saja. Oleh sebab itu, masyarakat Jawa di Kabupaten Asahan yang melakukan pernikahan campuran menggunakan Gondang Batak Toba. Bentuk penyajian Gondang Batak pada pesta ini digunakan setelah acara izab selesai. yaitu pada saat acara manortor dan acara hiburan. Fungsi dan Gondang disini digunakan sebagai hiburan, dikarenakan fungsi yang dimiliki tidak lagi digunakan sebagai sarana kebudayaan yang bersifat tradisional, yang biasanya memiliki nilai-nilai sakral saat penggunaannya seperti yang digunakan pada acara pernikahan etnis Jawa. Sedangkan makna Gondang dalam Acara ini hanyalah sebagai sarana penghubung interaksi sosial antara suku Batak dan Suku Jawa.
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR GAMBAR... vii
DAFTAR TABEL... viii
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A.
Latar Belakang Masalah... 1B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Perumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II : LANDASAN TEORETIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL ... 10
A. Landasan Teoretis. ... 10
1. Ritual Pernikahan Adat Jawa... 11
2. Teori Musik... 12
a. Ritme ... 13
b. Melodi ... 14
v
3. Musik Tradisional ... 15
a. Dipelajari secara lisan... 15
b. Tidak memiliki notasi... 16
c. Bersifat informal... 16
d. Pemainnya tidak terspesialisasi... 16
e. Syair lagu berbahasa daerah... 17
f. Lebih melibatkan alat musik daerah... 17
g. Merupakan bagian dari budaya masyarakat... 17
4. Gondang Batak Toba ... .. 18
5. Bentuk Penyajian... ... .. 21
6. Teori Fungsi dan makna... 21
B. Kerangka Konseptual ... .. 23
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ... 24
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24
1. Lokasi Penelitian... 24
2. Waktu Penelitian ... 24
B. Populasi dan Sampel ... 24
1. Populasi Penelitian ... 24
2. Sampel Penelitian... 25
C. Teknik Pengumpulan Data... 25
1. Observasi ... 26
vi
3. Studi Kepustakaan ... 27
4. Dokumentasi dan Audio Visual... 28
D. Teknik Analisis Data ... 29
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... ... 30
A. Struktur Geografis
... 30
B. Etnis Jawa di Kabupaten Asahan... ... 32
C. Faktor Penyebab Gondang Digunakan Pada Pernikahan Etnis Jawa... ... 33
D. Bentuk Penyajian Acara Pernikahan Etnis Jawa Dengan Menggunakan Gondang Batak Toba... 34
E. Fugsi dan Makna Gondang Batak Pada Acara Pernikahan Etnis Jawa Di Kabupaten Asahan... 36
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN... 41
A. Kesimpulan... 41
B. Saran... 43
DAFTAR PUSTAKA ... 44
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Contoh Ritme ... 13
Gambar 2.2 Contoh Melodi ... 14
Gambar 2.3 Contoh Harmoni ... 14
Gambar 2.4 Gondang Sabangunan ... 19
Gambar 2.5 Gondang Hasapi ... 20
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sumatera Utara sebagai salah satu provinsi di Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dari berbagai etnis yang mendiami wilayah ini. Selain etnis setempat yang sedikitnya ada 8 etnis yaitu Toba, Melayu, Mandailing, Simalungun, Pak-pak, Karo, Angkola dan Nias. Juga didiami oleh etnis lain seperti Jawa, Banjar, Padang, Aceh, Cina, India, dan lain sebagainya, dan menjadikan Sumatera Utara sebagai wilayah yang didiami masyarakat yang heterogen.
Keanekaragaman budaya yang dimiliki berbagai etnis ini, terlihat dalam berbagai hasil karya yang mereka buat dalam berbagai keperluan yang diwujudkan dalam berbagai bentuk dan diperuntukkan untuk tujuan-tujuan tertentu. Kesenian sebagai salah satu produk budaya yang menghasilkan berbagai karya, menjadi media yang dibutuhkan oleh masyarakat, dalam upaya penyampaian kehendak. Bentuk-bentuk kesenian yang mereka hasilkan digunakan dalam berbagai aktifitas dan diwujudkan dalam berbagai karya seni dari seni musik, seni tari, seni rupa, seni sastra dan lain sebagainya.
Musik tradisional merupakan musik yang dihasilkan oleh satu kelompok masyarakat, untuk tujuan tertentu yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi, yang berkembang sesuai zamannya. Masyarakat Sumatera Utara telah diperkenalkan dan diperhadapkan kepada musik daerahnya yang masing-masing mempunyai keunikan. Namum banyak juga yang kurang
2
menggemarinya seperti salah satunya di kalangan kaum muda. Kaum muda lebih menggemari modern dan lebih menyukai memakai alat musik modern.
Masyarakat Batak Toba merupakan salah satu sub-etnik Batak yang ada di Sumatera Utara selain Batak Simalungun, Batak Karo, Batak Pakpak, dan Batak Mandailing. Tidak jauh berbeda dengan sub-etnik lain yang ada di Indonesia, masyarakat Batak Toba mempunyai bahasa Batak Toba sebagai lambang identitas dan manifestasi eksistensi. Pada awalnya musik tradisional ditempatkan pada musik yang berkaitan dengan kehidupan masyarakatnya baik dari aspek religi maupun aspek kekerabatan atau adat-istiadatnya dikalangan daerah itu sendiri tetapi sekarang ini musik daerah/tradisional sudah difungsikan pada acara non seremonial yang sifatnya terbuka untuk masyarakat umum.
Bentuk kesenian Batak Toba bermacam-macam yang terdiri dari seni rupa, seni drama, tari, dan seni musik. Adapun bentuk kesenian dari seni rupa yaitu membuat pahatan kayu, gorga (terdapat pada rumah adat Masyarakat batak), dan membuat ulos. Sedangkan dari seni drama dan tari ada opera batak dan tor-tor, dan dari seni musik sendiri suku batak memiliki bentuk ansambel musik yaitu Gondang Sabangunan, dan Gondang Hasapi.
Musik tradisional Batak Toba disebut sebagai Gondang. Pada dasarnya ada dua ansambel musik Gondang yaitu: Gondang Sabangunan yang biasanya dimainkan di luar rumah atau di halaman rumah dan Gondang Hasapi yang biasanya dimainkan dalam rumah. Pada dasarnya tata cara Gondang seperti selalu dimulai oleh yang punya hajat (suhut) membuka upacara dengan meminta „Tua ni
3
akan diselenggarakan. Dengan ini maka upacara dimulai secara resmi. Repertoar selalu Gondang Mula-mula yang memulai mohon restu dari Maha Pencipta. Disusul kemudian Gondang Somba-somba untuk memberi hormat. Dibagian tengah repertoar ada Gondang Pasu-pasu memberi berkat dan restu kepada kelompok boru (pihak kerabat pengambil isteri). Dalam kelompok Pasu-pasu termasuk Gondang Sampur Marmeme untuk permohonan agar Boru diberi banyak keturunan, dan Gondang Sampur Marorot agar kelompok Boru dapat memelihara dan merawat anak-anaknya agar selalu sehat walafiat. Gondang Saudara termasuk juga pasu-pasu yang menggambarkan permohonan kepada yang Maha Kuasa untuk kemakmuran. Pada tahap akhir adalah komposisi Gondang Sitio-tio/Hasahatan menggambarkan kecerahan dan segala permohonan segera terwujud.
4
dalam upacara Adat. Pesta pernikahan yang moderen tidak lagi dianggap lengkap tanpa musik keyboard atau musik tiup yang memainkan lagu pop batak.
Musik tradisional Batak Toba tidak hanya digunakan oleh Suku Batak. Tetapi juga dinikmati oleh etnis lain pada acara pernikahan etnis Jawa. Hal ini dapat ditemui di Kabupaten Asahan, dimana penggunaan Gondang Batak Toba ini sudah merupakan hal yang lumrah dan trend di masyarakat Jawa di Kabupaten Asahan. Hal ini sangat menarik karena adanya pernikahan dari etnis yang berbeda dengan alat musik dari adat yang berbeda pula, seperti pernikahan antar etnis Jawa dengan menggunakan musik dari etnis Batak Toba.
Pada acara pernikahan etnis ini, prosesi adat yang digunakan tetap menggunakan adat Jawa. Namun sebagai acara hiburan, pihak keluarga pengantin menggunakan musik Gondang Batak Toba dan bukan musik Jawa sesuai dengan penyelenggaraan pesta. Keadaan ini juga digunakan apabila pihak pengantin terdiri dari etnis yang berbeda, penggunaan musik Gondang tetap dihadirkan, dan penyajiannya disesuaikan dengan urutan atau tata cara pelaksanaan pekawinan.
Pernikahan etnis Jawa yang menggunakan Gondang Batak Toba sebagai musik pengiring dalam prosesi pernikahan, tentunya menjadi satu hal yang menarik untuk dikaji. Ada beberapa hal yang dapat diamati dari fenomena ini, seperti perubahan kebiasaan masyarakat Jawa di Kabupaten Asahan yang menggunakan alat musik Gondang menjadi acara hiburannya.
5
menggunakan Gondang Batak Toba apakah etnis Jawa asli atau ada pernikahan campuran, serta bentuk penyajiannya.
Berdasarkan dari latar belakang di atas, akhirnya peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “Gondang Batak Toba Pada Pesta Pernikahan Masyarakat Jawa di Kabupaten Asahan (Studi
terhadap Fungsi dan Makna Gondang Batak)”.
B. Identifikasi Masalah
Menurut Suriasumantri, (2001: 309), “Identifikasi Masalah merupakan suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah di mana objek dalam suatu jalinan tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah”.
Menurut Amien Silalahi, (2003: 21), “Identifikasi masalah artinya usaha mendaftar sebanyak-banyaknya pertanyaan terhadap masalah yang terjadi yang sekiranya dapat dicari jawaban melalui penelitian”.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah dalam kajian ini antara lain:
1. Bagaimana peran Gondang Batak Toba pada pesta pernikahan masyarakat Jawa di Kabupaten Asahan?
2. Apakah faktor yang menyebabkan Gondang Batak Toba digunakan pada acara pernikahan etnis Jawa di Kabupaten Asahan?
6
4. Mengapa gondang batak dinikmati Masyarakat Jawa di Kabupaten Asahan?
5. Apa Fungsi Gondang Batak pada Pernikahan masyarakat Jawa di Kabupaten Asahan?
6. Apa Makna Gondang Batak pada Pernikahan masyarakat Jawa di Kabupaten Asahan?
7. Apakah Pernikahan yang Menggunakan Gondang ini merupakan etnis Jawa asli atau pernikahan campuran?
C. Pembatasan Masalah
Menurut Tahir (2011:19) “Pembatasan masalah berkaitan dengan pemilihan masalah dari berbagai masalah yang telah diidentifikasikan”. Dengan demikian masalah akan dibatasi menjadi lebih khusus, lebih sederhana dan gejalanya akan lebih mudah kita amati karena dengan pembatasan masalah maka seorang peneliti akan lebih fokus dan terarah sehingga tau kemana akan melangkah selanjutnya dan apa tindakan selanjutnya.
7
1. Apakah faktor yang menyebabkan Gondang Batak Toba digunakan pada acara pernikahan etnis Jawa di Kabupaten Asahan?
2. Bagaimana penyajian Gondang Batak Toba pada acara pernikahan etnis Jawa di Kabupaten Asahan?
3. Apa Fungsi Gondang Batak pada Pernikahan masyarakat Jawa di Kabupaten Asahan?
4. Apa Makna Gondang Batak pada Pernikahan masyarakat Jawa di Kabupaten Asahan?
D. Perumasan Masalah
8
E. Tujuan Penelitian
Emzir (2007:3) “Penelitian adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah”. Dan menurut Hamidi (2007:6) “Penelitian merupakan aktivitas keilmuan yang dilakukan karena ada kegunaan yang ingin dicapai, baik untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia maupun untuk mengembangkan ilmu pengetahuan”.
Setiap kegiatan penelitian umumnya berorientasi kepada tujuan. Tanpa adanya tujuan yang jelas, maka arah kegiatan yang akan dilakukan tidak terarah karena tidak tahu apa yang ingin di capai dari kegiatan penelitian tersebut. Berhasil tidaknya suatu kegiatan (dalam hal ini penelitian) yang dilaksanakan terlihat dari tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan Gondang Batak Toba digunakan pada acara pernikahan etnis Jawa di Kabupaten Asahan.
2. Untuk mengetahui penyajian Gondang Batak Toba pada acara pernikahan etnis Jawa di Kabupaten Asahan.
3. Untuk mengetahui Fungsi Gondang Batak Toba pada acara pernikahan etnis Jawa di Kabupaten Asahan.
9
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka hasil penelitian ini dapat berguna antara lain:
1. Sebagai informasi kepada masyarakat atau lembaga yang mengemban visi dan misi kebudayaaan, khususnya di bidang seni musik.
2. Sebagai bahan referensi untuk menjadi acuan pada penelitian yang relevan di kemudian hari
3. Sebagai informasi pada pembaca bahwa pada setiap etnis dapat dipengaruhi oleh daerah tempat tinggalnya.
41
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di Kabupaten Asahan tentang Gondang Batak Toba pada acara pernikahan etnis Jawa, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Asahan merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Asahan berada pada 2003’00”- 3026’00" Lintang Utara, 99001-100000 Bujur Timur dengan ketinggian 0 – 1.000 m di atas permukaan laut.
2. Pembauran etnis Jawa dengan etnis lain yang ada khususnya etnis Batak yang ada di Asahan terjadi tidak hanya dari satu sisi saja. Ada beberapa faktor membaurnya masyarakat Jawa dengan masyrakat Toba yang ada di Asahan. Seperti Agama yang sama (Islam dan Kristen), saling menerima dan menghargai adat budaya yang dimiliki dan terjadinya perkawinan diantara mereka. Dengan demikian pembauran yang terjadi semakin kuat yang dapat dilihat dari sistem organisasi masyarakat yang menggabungkan etnis Jawa dan etnis Toba yang dinamakan dengan Ikatan Keluarga Pesta, memasukkan unsur budaya masing-masing kedalam budayanya.
42
3. Faktor yang membuat Gondang Batak Toba digunakan pada pesta pernikahan masyarakat Jawa di Kabupaten Asahan karena musik tradisional Jawa yang asli, jarang digunakan untuk acara pernikahan. Biasanya masyarakat Jawa sering menggunakan musik keyboard untuk musik pada acara hiburannya. Oleh sebab itu, masyarakat Jawa di Kabupaten Asahan yang melakukan pernikahan campuran menggunakan Gondang Batak Toba karena mereka masih melihat Gondang sebagai ansambel musik tradisional yang terikat dengan aturan-aturan adat.
4. Bentuk Penyajian tata acara pernikahan campuran antara Jawa dan Batak, dalam rangkaian acara pernikahan tetap dilaksanakan dengan adat istiadat, walaupun porsi yang disajikan tidak menyeluru dalam arti sebahagian kecil.
43
B. Saran
Berdasarkan dengan kesimpulan-kesimpulan yang telah dipaparkan tersebut, maka dengan ini penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Masyarakat harus lebih menghargai musik tradisional yang ada di Indonesia khususnya di Sumatera Utara.
2. Diharapkan masyarakat juga mau mempelajari dan melestarikan musik tradisional agar tetap terpelihara dan tidak tergeser dengan adanya musik-musik modren.
44
Daftar Pustaka
Ali, Matius. 2006. Seni Musik SMA Untuk kelas X. Jakarta : Erlangga. Ali, Muhammad. 2003. Penelitian Pendidikan Ilmiah dan Metode Teknik.
Bandung : Tarsito
Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Annas. 2008. Pengantar Latar Belakang Budaya. Bandung: Buku Pintar Basuki, Sulistyo. 2006. Pengantar Ilmu Perpustakaan.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Ball. 1988. Pegantar Religi Pencinta Budaya Jawa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Djohan. 2005. Psikologi Musik. Yogyakarta: Buku Baik. Djelantik, A.A.M. Dr. 1990. Pengantar Estetika Instrumental.
Denpasar: STSI Denpasar
Hutajulu, Rithaony dan Irwansyah Harahap. 2000 Gondang Batak Toba, Buku I. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Seni
Tradisional
Hariwijaya, M dan Bisri M. Djaelani. 2011. Panduan Menyusun Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Siklus
Ivan R.H. Sianipar. 2011. “Studi Deskriptif Gondang Sabangunan dalam Upacara
Kematian Saur Matua Pada Masyarakat Batak Toba di Kota Medan”.
Skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana pendidikan. Medan
Konjtoroningrat. 2009. Pengantar Ilmu Anrtopologi. Jakarta: Rineka Cipta Pasaribu, Ben. M. 2004. “Pluralitas Musik Etnik”.
Medan: Pusat Dokumentasi dan Pengkajian Kebudayaan Batak Sugiartha, Arya. 2003 Music an Organological Study.
Denpasar: UPT. Penerbitan ISI Denpasar
45
Sirait, Yenni Florenti. 2010. Lagu Andung-Andung dalam Opera Batak Tilhang Oberlin Gultom: Sebuah Kajian Musikologis.
Institut SeniIndonesia.
Sugiyono, Prof. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & d. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi, Arikunto. 2004. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bina Aksara
http://Naposoindonesia.com
http://Indoparsada.blog.com
http://Bonggoek.blogspot.com
http://batakculture.wordpress.com
http://sitohanguntuktapanuli.wordpress.com
http://www.imgsearch365.com/gambar-batak-dari-tortor.html
https://www.google.com/search?q=foto+gondang+musik+tiup