• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kluster Penelitian Dasar Pengembangan Program Studi (PT) Program Bantuan Penelitian LITAPDIMAS 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Kluster Penelitian Dasar Pengembangan Program Studi (PT) Program Bantuan Penelitian LITAPDIMAS 2021"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN ANTARA

Kluster Penelitian Dasar Pengembangan Program Studi (PT) Program Bantuan Penelitian LITAPDIMAS 2021

Negosiasi Identitas Nasional pada Cyberspace Remaja Muslim Wilayah Perbatasan Negara Indonesia-Malaysia

Oleh:

Sitti Syahar Inayah Andi Muhammad Abdi

LEMBAGA PENELITIAN DAN

PENGEMBANGAN PADA MASYARAKAT (LP2M) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SAMARINDA

2021

(2)

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang


“Social media are media whose content is created and distributed through social interaction”.1 Media sosial menjadi pilihan utama remaja saat ini untuk menunjukkan eksistensinya. Hampir semua remaja yang terkoneksi internet di belahan bumi ini memiliki akun media sosial. Mereka tidak hanya yang berada di perkotaan, juga yang berada di pedesaan. Media sosial menjadi alat komunikasi utama. Media sosial memudahkan mereka terkenal dengan prestasinya dan juga sebaliknya terkenal karena prilaku negatifnya. Definisi mengenai batas usia remaja sendiri sangat beragam. Menurut organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO), batas usia remaja adalah 10-19 tahun, tapi juga ada istilah

‘anak muda’ dengan rentang usia 15-24 tahun. Sementara itu menurut penelitian yang diterbitkan jurnal The Lancet, batas usia remaja adalah 10-24 tahun atau setara dengan anak muda versi WHO. Kesimpulan riset ini berdasarkan kriteria bahwa remaja adalah orang yang berada pada masa transisi, dan belum menikah atau memiliki tanggungan hidup apapun.2 Sehingga dalam penelitian ini remaja dikategorikan mereka yang berusia 15-24 tahun dan belum menikah.

Terkait dengan media sosial dan remaja. Setidaknya, ada dua alasan pentingnya melihat teks dalam media sosial. Pertama, Indonesia termasuk pengguna aktif media sosial yang terbilang cukup tinggi. “Ada 170 juta jiwa pengguna media sosial di Indonesia pada Januari 2021. Jumlahnya meningkat 10 juta (+6,3%) antara tahun 2020 dan 2021. Jumlah ini setara setara dengan 61,8%

dari total penduduk pada Januari 2021”3. Hal ini dapat diartikan bahwa digital,

1Joseph Straubhaar, Robert LaRose, Lucinda Davenport, 2012, Media Now:

Understanding Media, Culture, and Technology 7th ed., Boston: Wadsworth, hal.

20.

2DOI:10.1016/S01406736(12)60472- April 25, 2012

3https://datareportal.com/reports/digital-2021-indonesia

(3)

seluler, dan media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari bagi semua kalangan di Indonesia. Kedua, salah satu alasan menggunakan media sosial adalah menggambarkan tentang kehidupan seseorang namun media sosial melakukan pembatasan karakter yang dapat digunakan.

“Facebook: 63206 untuk sebuah postingan, Instagram: 2200 untuk sebuah caption, Twitter: 280 untuk sebuah tweet, YouTube: 70 untuk sebuah judul video, 5000 untuk sebuah deskripsi video, dan Twitch: 150 untuk sebuah bio”.4

Pada saat yang sama, pengguna media sosial sebagian besar adalah generasi muda. “Hingga April 2021, pengguna dari kalangan remaja putri yaitu umur 16- 24 tahun menempati posisi paling tinggi yaitu 32,9% dari keseluruhan pengguna media sosial platform Instagram dari kalangan perempuan. Sedangkan remaja putra tercatat 28, 3% dari keseluruhan pengguna laki-laki pada platform yang sama”.5 Hal ini menunjukkan bahwa pesan-pesan yang disampaikan melalui media sosial dapat menggambarkan representasi remaja terutama jika dikaitkan dengan alasan menggunakan media sosial. Hal ini juga dapat dimaklumi mengingat remaja saat ini generasi digital native.

Salah satu tema pesan yang ditampilkan remaja pada media sosial adalah identitas. Beberapa contoh dapat dilihat diantaranya, Enzo Zens Ellie, blasteran Prancis dari ayahnya Jean Paul Francois dan Siti Hajah Tilaria dari CIlegon, Jawa Barat mendadak viral setelah videonya tersebar di media sosial akun Instagram

@info.tni. Calon prajurit Taruna (Capratar) di Akademi Militer Magelang. Pada akun facebook Enzo Allie sendiri, salah satu gambar yang diposting adalah fotonya saat melakukan pendakian sebuah gunung dengan membawa bendera berwarna hitam bertuliskan teks berbahasa Arab Laa Ilaha Illalah. Kedua akun tersebut terkesan bertolak belakang, akun @info.tni menunjukkan perilaku Enzo yang memilih pekerjaan sebagai TNI yang tugasnya membela negara dan menjaga

4https://charactercalculator.com/id/

5https://wearesocial-net.s3.amazonaws.com/uk/wp-

content/uploads/sites/2/2021/04/09-Slide-62-Favourite-Social-Platforms-Age- Gender-DataReportal-20210420-Digital-2021-April-Global-Statshot-Report- Slide-62.png

(4)

keamanan negara. Sementara, foto di akun facebooknya terkesan menujukkan simpatinya kepada pembentukan khilafah.

Akun intasgram @wahyudi Sebatik, yang memiliki 1232 pengikut menampilkan hampir semua kegiatannya sehari-hari. Pemilik akun yang mengikuti 311 akun instagram ini memiliki riwayat posts sebanyak 164 gambar.

Post tersebut, mulai dari kegiatan di lingkungan rumah, kantor, traveling dan lainnya. Beberapa postingannya berupa monument perbatasan di Pulau Sebatik Kalimantan Utara dan bersama teman-temanya melakukan kegiatan di atas kapal laut dengan memancangkan bendera merah putih. Selain itu, ikon-ikon beberapa negara juga mewarnai akunnya.

Lain lagi pemilik akun @selfitta_sebatik yang memasang foto profil berupa logo dengan tulisan Kalimantan Utara, Sebatik, Selfitta. Sekalipun terkesan bermukim Pulau Sebatik Kalimantan Utara, tetapi pemilik akun yang memiliki 5781 followers ini hanya memposting gambar atau video yang terkait dengan Selfi.

Selfi adalah pemenang Liga Dangdut (LIDA) tahun 2018 yang ditayangkan stasiun televisi Indosiar. Posts-nya sebanyak 412 gambar dan video semuanya tentang Selfi.

Dari ketiga contoh akun tersebut terlihat bahwa para pemilik akun menjadikan media sosial sebagai media komunikasi dan menunjukkan identitasnya. Identitas yang ditampilkan dapat beragam dan dapat saling kontradiktif. Dunia virtual yang dikelola menunjukkan hubungan dunia sosialnya.

Identitas sosial yang ditampilkan berupa identitas nasional dan etnis. Asumsi penulis adalah tampaknya mereka lebih mudah menegosiasikan identitasnya tersebut dengan bantuan media sosial.

Terkait dengan identitas, tujuan utama masa remaja adalah membentuk identitas. “Mereka yang gagal dalam mencapau identitas yang aman akan dihadapkan pada kerumitan identitas itu sendiri, kejelasan siapa mereka, dan apa peranan mereka dalam hidup”.6 Hal ini berarti perkembangan idnetitas berperan penting bagi kejiwaan seseorang. Karena itu, pemahaman tentang identitas,

6 Larry A. Samovar, Richard R. Porter, Erwin R. McDaniel, 2010, Communication Between Cultures (7thed.), Singapore: Cengage Learning, hal 182.

(5)

utamanya bagi remaja sangatlah penting. Dalam proses membentuk identitas, menurut penulis terjadi negosiasi identitas.

Negosiasi identitas pada media sosial dimungkinkan karena “sifat Revolusi Industri Keempat (4.0) tidak hanya mengubah apa yang kita lakukan tetapi juga siapa kita. Dampak yang dihasilkan bagi individu berlipat ganda, memengaruhi identitas dengan berbagai aspek yang terkait dengannya”7. Selain itu, Revolusi Industri 4.0 juga memengaruhi bagaimana seseorang bertemu dan menjalin hubungan.

Bagaimana seseorang bertemu dan menjalin hubungan ini, dapat memengaruhi identitas yang ditampilkan. Misalnya saja pemilik akun facebook Enzo Allie, Identitas nasionalnya menjadi ‘kabur’ dengan baragamnya posting. Di sisi lain, pemilik akun @selfitta_sebatik menunjukkan identitas etnisnya.

Menurut Brooks dalam Samovar “Identitas nasional lama yang terbukti bertahan lama”.8 Pada hakikatnya, negosiasi identitas nasional tidak hanya dipengaruhi oleh hubungan dalam cyberspace tetapi juga lingkungan sosial ril.

Sehingga menurut penulis, ada banyak hal yang memengaruhi negosiasi identitas nasional seseorang di media sosial. Bukan hanya dunia maya tetapi juga dunia nyata.

Selain itu, pembentukan identitas tidak hanya karena lingkungan tetapi juga karena bawaan. Identitas-identitas ditampilkan dalam beragam bingkai. Seperti yang dikatakan oleh Michael Hecth dan rekannya (1980) bahwa ada empat bingkai yang dapat dilihat ketika seseorang menunjukkan identitasnya yaitu pribadi (Personal), peran (enacted), relasi (relational), dan komunal (communal).9 Adapun menurut Castells, identitas yang dikonstruksi melalui jaringan dapat dilihat dalam tiga bentuk yaitu identitas legitimasi yang sengaja dibentuk oleh institusi. Identitas Resinten yaitu identitas yang terbentukatas reaksi terhadap

7Klaus Schwab, 2019, Revolusi Indusntri Keempat (Terjemahan), Jakarta:

Gramedia, hal. 125.

8 Larry A. Samovar, Richard R. Porter, Erwin R. McDaniel, 2010, Communication…, hal 183.

9 Littlejohn, Stephen W. & Foss. Karen, (2009) Encyclopedia of Communication Theory (1) hal. 139

(6)

identitas legitimasi, dan identitas proyek yaitu identitas yang dikonstruksi berdasarkan konstruksi identitifikasi diri seperti budaya, sejarah dan teritorial.10

Masa remaja yang menjadi masa pembentukan identitas yang berada di daerah perbatasan negara kemungkinan memiliki masalah terkait dengan identitas nasional. Mereka berjuang untuk beradaptasi dengan kedinamisan dunia sosial modern yang dipengaruhi globalisasi dan cara tradisional. Identitas nasional menjadi sangat penting karena akan memengaruhi dan mengarahkan harapannya terhadap peranan sosial serta memberikan petunjuk dalam interaksi komunikasi.

Jika demikian, akan memunculkan pertanyaan, bagaimana seseorang yang dunia sosialnya di dunia maya terkoneksi dengan seluruh dunia. Sementara, pada kehidupan sehari-hari di dunia nyata lebih banyak berinteraksi dengan warga negara lain. Hal ini dapat ditemukan pada masyarakat wilayah perbatasan negara yang memiliki akses internet lancar. Sehingga menjadi penting untuk meneliti bagaimana masyarakat perbatasan negara, utamanya remaja muslim yang aktif di media sosial menegosiasikan identitas nasionalnya pada akun media sosial mereka.

b. Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana negosiasi identitas nasional pada cyberspace remaja muslim wilayah perbatasan negara Indonesia-Malaysia”

c. Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan negosiasi identitas nasional pada cyberspace remaja muslim wilayah perbatasan negara Indonesia-Malaysia.

d. Manfaat Penelitian a) Kegunaan teoritis

10 Manuel, Castells, 2010, Quaderns de la Mediterrania 14, 2010, 89-98, Globalitation And Identity.

(7)

Sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembangan Ilmu Komunikasi dan komunikasi antarmanusia pada umumnya. Secara khusus penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan bagi peneliti komunikasi antarbudaya pada konteks tertentu, khususnya negosiasi identitas pada cyberspace.

b) Kegunaan praktis

Menjadi bahan masukan bagi mereka yang tertarik untuk memahami perilaku remaja dalam adaptasi komunikasi pada cyberspace agar tercapai komunikasi yang efektif.

e. Penegasan Istilah

Negosiasi identitas dalam penelitian ini mengarah pada pertukaran pesan verbal dan nonverbal antara dua atau lebih komunikator dalam mempertahankan, mengancam, atau mengangkat berbagai citra identitas berbasis kelompok sosial budaya atau berbasis pribadi yang unik dari orang lain secara in situ.

Adapun Identitas nasional diartikan sebagai status legal sebagai warga negara Indoensia.

Pembatasan kategori remaja muslim pada penelitian ini adalah mereka yang beragam Islam yang berumur antara 15 – 24 tahun dan belum menikah serta memiliki akun media sosial Intagram.

Cyberspace merujuk pada platform Instagram.

f. Kajian Pustaka

Literatur tentang kajian identitas telah banyak dilakukan. Luke Amadi dan James E. Agena meneliti tentang globalisasi, mutasi budaya, dan identitas baru pada suku Igbo di Nigeria Timur. Temuannya menunjukkan bahwa globalisasi mencabut budaya Igbo yang merupakan hasil mutasi.11
 Kajian tentang negosiasi

11 Luke, Amadi and James E. Agena, 2015, African Journal of History and Culture Vol. 7 (1) hal. 16-27, Januari 2015, Globalization, Culture Mutationand New Identity: Implications for The Igbo Culture Heritage.

(8)

identitas dilakukan oleh Avi Marciano. Marciano memfokuskan pada negosiasi identitas transgender di internet. Ada dua isu utama yang dikajinya yaitu hubungan antara dunia online dan offline dan manajemen identitas dalam setting online. Marciano menyebut temuannya sebagai VirtuReal terhadap kedua isu tersebut.12

Negosiasi Identitas pada media sosial juga diteliti oleh Azmi Lik Firdhausi (2017) yaitu Negosiasi identitas dalam interaksi sosial daring (dalam jaringan) melalui facebook: studi kasus remaja Sekolah Kita Rumpin. Penelitian Firdhausi membahas mengenai negosiasi identitas yang terjadi dalam interaksi sosial daring dalam jaringan atau yang biasa disebut dengan online melalui Facebook.. Teori yang digunakan adalah Teori Negosiasi Identitas dari Stella Ting-Toomey dan Konsep Diri untuk melihat bagaimana identitas yang ditampilkan dalam facebook setelah melalui proses negosiasi identitas. Hasil dari penelitian ini adalah, melalui medium daring, remaja SKR dapat menggunakan identitas alternatifnya yang dibangun berdasarkan interaksi sosial yang dimaknainya. Identitas memunculkan persona diri dan kontrol sosial yang terbangun melalui serangkaian proses negosiasi. Identitas juga merupakan konsekuensi dari adanya kedekatan personal, keragaman situasi, dan dimensi budaya. Kehadiran Sekolah Kita Rumpin sebagai sebuah komunitas di tengah perkembangan remaja memberikan implikasi yang cenderung positif bagi perkembangan identitas remaja. Dengan kata lain, remaja SKR Sekolah Kita Rumpin dengan latar belakang sosial, ekonomi dan kondisi traumatis melakukan negosiasi identitas dalam kegiatan interaksi sosial daringnya.13

Judul artikel (Re-)Negotiating Cultural Identity Though Social Media, ditulis oleh Julia Khrebtan-Hoerhager. Dia mengeksplorasi cara-cara identitas sosial dikonsep ulang melalui media sosial (misalnya facebook atau twitter). Artikel ini menjelaskan bagaimana media sosial memengaruhi hubungan antarpribadi serta antar budaya, berkontribusi pada proses alienasi sosial dan pelarian budaya, dan

12 Avi Marciano, 2014, Journal of Computer-Mediated Communication 19 (2014) 824-838, Living the VirtuReal: Negotiating Trnasgender Identity in Cyberspace.

13http://www.lontar.ui.ac.id/detail?id=20456429&lokasi=lokal,

(9)

menyusun ulang distribusi tradisional kekuasaan dan hak istimewa modal budaya.

Artikel ini membuka jalan baru untuk memulai dialog lintas budaya non- diskriminatif dalam format alternatif, yang dimungkinkan melalui alam semesta maya. Secara khusus, mengingat identitas sebagai konstruksi sosial, esai ini secara kritis menganalisis dinamika dalam paradigma interseksional pembentukan identitas, yang dimungkinkan melalui media sosial. Melalui problematisasi fenomena keragaman, modal linguistik, kemanusiaan dan transformasi budaya.14

The role of social media in negotiating identity during the process of acculturation merupakan artikel yang juga mengkaji tentang negosiasi identitas.

Tujuannya memberikan kontribusi pada pemahaman tentang peran media sosial dalam negosiasi dan pengelolaan identitas bagi para migran transien yang berkaitan dengan budaya asal dan tuan rumah selama proses akulturasi. Studi kualitatif ini menemukan bahwa 27 migran berstatus siswa internasional di Inggris peran multifaset yang dimainkan media sosial dalam negosiasi identitas migran transien dan menawarkan tiga kontribusi teoritis. Pertama, Amy You, Ben Marder, Stephanie O’donohoe selaku penulis menunjukkan bahwa media sosial berfungsi sebagai media, konsekuensi, dan penentu identitas. Kedua, menyediakan empat strategi untuk manajemen identitas yang disediakan: manajemen batas, manajemen akses, manajemen konten online, dan manajemen konten offline.

Ketiga, dukungan kontekstual disediakan untuk hubungan timbal balik antara berbagai peran terkait identitas yang dimainkan oleh media sosial. Ada perbedaan antara migran tua dengan muda dalam hal negosisasi identitas. Konflik identitas mungkin menonjol bagi pelajar migran muda, terutama di mana ada jarak budaya yang jauh antara budaya asal dan budaya tuan rumah. Negosiasi identitas dan perjuangan mungkin tidak menonjol dengan migran yang lebih tua atau migran yang bermigrasi karena alasan yang berbeda atau di mana ada jarak budaya yang kecil antara budaya asal dan budaya tuan rumah. Migran transien menggunakan media sosial selama akulturasi, makalah ini memberikan model teoritis tentang

14https://halshs.archives-ouvertes.fr/hal-00840694/

(10)

peran dan hubungan timbal balik media sosial untuk identitas, melayani peran sebagai media, konsekuensi dan penentu.15

Perkembangan riset tentang negosiasi identitas di media sosial menemukan beragam bentuknya. Pada penelitian yang penulis lakukan berusaha mengkaji lebih jauh tentang proses negosiasisi identitas remaja dengan segala dinamikanya sebagai masyarakat perbatasan negara. Asumsi penulis bahwa remaja yang berada di perbatasan dapat dikatakan sebagai remaja transnasional. Masyarakat transnasional sebuah jenis system sosial yang menetikberatkan pada integrasi seluruh dunia tanpa adanya sekat antara negara satu dengan yang lain.

15https://www.researchgate.net/publication/335736633

(11)

BAB II Landasan Teori

Pada bab ini dikemukan teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian yaitu Teori Negosiasi Identitas dan konsep nasionalisme yang diajukan oleh Anderson (1983) yaitu komunitas terbayang. Teori dan konsep ini digunakan untuk melihat bagaimana masyarakat menegosiasikan identitasnya pada cyber space. Adapun konsep komunitas terbayang digunakan untuk melihat bagaimana mereka mengidentifikasikan diri sebagai bangsa Indonesia.

A. Teori Negosiasi Identitas

Identitas merupakan suatu hal yang abstrak. Namun demikian merupakan masalah penting bagi sebagian besar orang. Identitas memegang peranan dalam masyarakat yang beragam. Identitas berbicara tentang ‘siapa saya’. “Identitas sebagai konsep diri sendiri, siapa kita sebagai seorang manusia”.16 “Identitas adalah bagaimana kita melihat diri kita sendiri”.17

Identitas terkait dengan bagaimana seseorang mengidentifikasi dirinya dengan lingkungannya. Seseorang memeroleh beberapa identitas baru dan mengenyampingkan identitas lama. Misalnya, meninggalkan identitas sebagai pelajar sekolah menengah menjadi mahasiswa. Meninggalkan identitas sebagai

16Larry A. Samovar, Richard R. Porter, Erwin R. McDaniel, 2010, Communication Between Cultures (7thed.), Singapore: Cengage Learning, hal 184.

17G. Mathews, 2000, Global Culture/Individual Identity, London: Routledge, hal 17.

(12)

anak-anak menjadi remaja. Namun, seseorang dapat tetap mempertahankan identitas regional seperti identitas kamung halaman, negara, bangsa, dan budaya.

Di sisi lain Identitas seseorang dapat berupa gabungan dari berbagai identitas yang terontegrasi; tidak berdiri sendiri, namun bekerjasama tergantung keadaan.

Sebagai ilustrasi, ketika seseorang di ruangan kelas, sangat jelas idnetitasnya sebagai pelajar, Namun dia juga adalah seorang laki-laki atau perempuan, teman dari teman sekelasnya, pekerja paruh waktu, dan lainnya.

Kerumitan identitas yang beragam dapat dipahami dengan melihat kategori untuk mengelompokkan berbagai jenis identitas. Turner menawarkan tiga kategori untuk menghasilkan identitas: identitas manusia, identitas sosial, dan identitas pribadi.18 Identitas manusia merupakan pandangan yang menghubungkan seseorang dengan seluruh manusia dan memisahkan dari bentuk kehidupan yang lain. Identitas sosial merupakan perwakilan dari kelompok di mana seseorang tergabung, seperti, ras, etnis, pekerjaan, umur, kampung halaman, dan lain-lainnya.

Indetitas sosial adalah produk dari perbedaan antara menjadi anggota dari kelompok sosial tertentu dna bukan anggota kelompok sosial yang lain (yaitu dikotomi kelompok dalam dan luar). Identitas pribadi timbul dari hal-hal yang membedakan seseorang dari yang lainnya dan menandakannya sebagai pribadi special dan unik. Bisa berupa talenta bawaan, seperti kemampuan memainkan alat musik tanpa belajar; prestasi pribadi, seperti memenangkan medaliemas dalam olimpiade, atau sesuatu yang tidka dapat diukur, seperti kepribadian yang menyenangkan.

18 J. C. Turner, 1987, Rediscovering the Social Group: A Self Categoritation Theory, Oxford: Basil Black Well, Hal. 45

(13)

Hall menawarkan kategori identitas yang sama. Ia berkata, “masing-masing kita memiliki tiga level identitas yang tergatung pada konteksnya, mungkin atau tidak mungkin menonjol dalam hubungan seseorang denga yang lain. Tiga level tersebut adalah pribadi, hubungan, dan komunal”.19 Identitas pribadi merupakan hal-hal yang membuat seseorang unik dan berbeda dari yang lain. Identitas hubungan merupakan hasi dari hubungan seseorang dengan orang lain seperti suami/istri, guru/murid, dan lain-lain. Idnetitas komunal biasanya dihubungkan dengan komunitas berskala besar seperti kewarganegaraan, etnis, gender, agama, dan aliran politik serta lainnya. Identitas komunal pada dasarnya sama dengan identitas sosial.

Walaupun menggunakan istilah identitas dan identitas-identitas secara bergantian, pada kenyataannya identitas seseorang terdiri atas berbagai jenis identitas yang saling berhubungan. Suatu identitas menjadi penting dan nyatatergantung dari situasi yang ada. Jika konteksnya bervariasi, maka seseorang mungkin memilik untuk menekankan satu atau lebih identitas. Ketika belajar di kelas, identitas utamanya adalah pelajar, namun ketika tiba pada tempat pekerjaan, identitas pekerjaan menjadi utama. Ketika menjadi utusan salah sebuah olimpiade, identias nasional yang menjadi utama. Pada saat yang sama identitas-identitas sekunder juga muncul.

Identitas tidak bersifat permanen sehingga proses becoming menjadi proses yang terus menerus terjadi sepanjang hidup manusia. Interaksi sosial dan budaya dengan individu atau kelompok lain turut berkonstribusi dalam membentuk

19 Larry A. Samovar, Richard R. Porter, Erwin R. McDaniel, 2010, Communication… hal. 186

(14)

identitas seseorang. Identitas manusia selalu menjadi bagian dari budaya, yang mencakup bahasa, praktik budaya, dan sejarah. Meskipun demikian, identitas tidak bersifat ajeg dan permanen. Sebaliknya, setiap individu memiliki kemampuan untuk menyesuaikan identitas dirinya, sesuai dengan lingkungannya.

Ketika muncul tensi dalam penonjolan suatu identitas, seseorang melakukan pengaturan identitas. Pada kondisi seperti inilah, seseorang melakukan negosiasi identitas. Negosiasi identitas dapat dilakukan di media sosial maupun dunia interaksi sebenarnya.

Istilah identitas dalam Identity Negotiation Theory (INT) mengacu pada identitas beragam individu dari budaya, etnis, agama, kelas sosial, jenis kelamin, orientasi seksual, profesional, peran keluarga/relasional, dan citra pribadi berdasarkan refleksi diri dan proses konstruksi sosial kategorisasi lainnya.

Menurut teori identitas sosial, identitas sosial (atau sosial budaya) dapat mencakup identitas keanggotaan etnis, identitas kelas sosial, hingga masalah peran keluarga, dan identitas pribadi dapat mencakup atribut unik apa pun yang kita kaitkan dengan diri kita yang terindividuasi dibandingkan dengan orang lain.

Dengan demikian, identitas komposit setiap individu memiliki keanggotaan kelompok, peran relasional, dan implikasi refleksi diri individu. Individu sebagian besar memperoleh identitas komposit mereka melalui proses pengkondisian sosial budaya, pengalaman hidup individu, dan pengalaman interaksi antarkelompok dan interpersonal yang berulang. Istilah negosiasi dalam INT mengacu pada

“pertukaran pesan verbal dan nonverbal antara dua atau lebih komunikator dalam mempertahankan, mengancam, atau mengangkat berbagai citra identitas berbasis

(15)

kelompok sosial budaya atau berbasis pribadi yang unik dari orang lain secara in situ”.20Terminologi negosiasi inilah yang dimaksudkan dalam negosiasi identitas nasional ini.

Ting-Toomey mendefinisikan negosiasi sebagai proses interaksi transaksional di mana para individu dalam satu situasi antarbudaya mencoba memaksakan, mendefinisikan, mengubah, menantang, dan mendukung citra diri yang diinginkan pada mereka atau orang lain.

Konsep lainnya adalah negosiasi identitas sendiri merupakan aktivitas komunikasi, karena dalam proses negosiasi identitas tersebut terdapat sebuah proses interaksi dan transaksional dari para pelakunya. Setiap manusia tentunya secara sadar maupun tidak sadar telah melakukan proses tersebut ketika berada dalam suatu lingkup budaya tertentu, sehingga kemudian terjadi pembentukan konsep diri atau identitas diri mereka. Ting-Toomey mengemukakan bahwa beberapa individu akan lebih memilih untuk tidak terlalu memikirkan dan menghadapi negosiasi identitas, sedangkan individu lain lebih bersikap sangat memperhatikan dalam menghadapi dinamika proses negosiasi identitas tersebut.

Sikap individu yang memikirkan hal ini merupakan satu proses pemusatan kognitif yang dipelajari melalui latihan-latihan keterampilan yang dilakukan berulang-ulang.21

20https://www.researchgate.net/publication/303786152_Identity_Negotiation_T heory

21Stella Ting-Toomey, 1999, Communicating Across Culture, New York: The Guilford Press, hal. 254

(16)

Ting-Toomey mengemukakan ada 10 asumsi teoritis inti dari Teori Negosiasi Identitas yakni:

1. Dinamika utama dari identitas keanggotaan seseorang dalam suatu kelompok dan identitas pribadi terbentuk melalui komunikasi simbolik dengan orang lainnya.

2. Orang-orang dalam semua budaya atau kelompok etnis memiliki kebutuhan dasar akan motivasi untuk memperoleh kenyamanan identitas, kepercayaan, keterlibatan, koneksi dan stabilitas baik level identitas berdasarkan individu maupun kelompok.

3. Setiap orang akan cenderung mengalami kenyamanan identitas dalam suatu lingkungan budaya yang familiar baginya dan sebaliknya akan mengalami identitas yang rentan dalam suatu lingkungan yang baru.

4. Setiap orang cenderung merasakan kepercayaan identitas ketika berkomunikasi dengan orang lain yang budayanya sama atau hampir sama dan sebaliknya kegoyahan identitas manakala berkomunikasi mengenai tema-tema yang terikat oleh regulasi budaya yang berbeda darinya.

5. Seseorang akan cenderung merasa menjadi bagian dari kelompok bila identitas keanggotaan dari kelompok yang diharapkan memberi respon yang positif. Sebaliknya akan merasa berbeda atau asing saat identitas keanggotaan kelompok yang diinginkan memberi respon yang negatif.

6. Seseorang akan mengharapkan koneksi antarpribadi melalui kedekatan relasi yang penuh arti misalnya, dalam situasi yang mendukung

(17)

persahabatan yang akrab dan sebaliknya akan mengalami otonomi identitas saat mereka menghadapi relasi yang separatis atau terpisah.

7. Orang akan memperoleh kestabilan identitas dalam situasi budaya yang dapat diprediksi dan akan menemukan perubahan identitas atau goncang dalam situasi-situasi budaya yang tidak diprediksi sebelumnya.

8. Dimensi budaya, personal dan kerkekristenann situasi mempengaruhi makna, interpretasi, dan penilaian terhadap tema-tema atau isu-isu identitas tersebut.

9. Kepuasan hasil dari negosiasi identitas meliputi rasa dimengerti, dihargai dan didukung.

10. Komunikasi antarbudaya yang diperharikan individu dengan baik akan menekankan pentingnya pengintegrasian pengetahuan antarbudaya, motivasi, dan ketrampilan untuk dapat berkomunikasi dengan memuaskan, tepat, dan efektif.

Gambaran umum dari teori negosiasi identitas adalah setiap manusia memiliki konsep diri (identitas diri) yang terbentuk dari hasil interaksi dengan orang lain dalam ranah budaya yang sama. Setiap individu akan menegosiasikan identitas ketika sedang berada pada ranah nilai budaya yang berbeda atau ketika sedang menghadapi individu lain yang memiliki nilai identitas berbeda. Teori ini pada akhirnya menjelaskan bahwa komunikasi antarbudaya akan dapat berjalan efektif ketika tercapai keberhasilan dalam proses negosiasi identitas tersebut.

Beberapa individu lebih efektif dan mendapatkan keseimbangan yang nyaman.

Kita tahu bahwa kita telah melaksanakannya, sehingga ketika kita

(18)

mempertahankan rasa diri yang kuat, tapi juga mampu menelusuri dengan fleksibel identitas yang lainnya dan membolehkannya untuk memiliki rasa identitas. Ting Toomey menyebutnya keadaan functional bicultural atau bikulturalisme fungsional ketika kita mampu berganti dari satu konteks budaya ke budaya lainnya dengan sadar dan mudah, maka kita telah mencapai keadaan pengubah budaya (cultural transformer). Kunci untuk memperoleh keadaan- keadaan tersebut adalah kemampuan lintas budaya (intercultural competence).22

Kemampuan lintas budaya terdiri dari 3 komponen:

1. Pengetahuan (knowledge). Pengetahuan adalah pemahaman akan pentingnya identitas etnik atau kebudayaan dan kemampuan melihat apa yang penting bagi orang lain. Artinya, mengetahui sesuatu tentang identitas kebudayaan dan mampu melihat segala perbedaan.

2. Kesadaran (mindfulness). Kesadaran secara sederhana berarti seecara biasa dan teliti untuk menyadari. Hal ini berarti kesiapan berganti ke perspektif baru.

3. Kemampuan (skill). Kemampuan mengacu kepada kemampuan untuk menegosiasi identitas melalui observasi yang teliti, menyimak, empati, kepekaan non-verbal, kesopanan, penyusunan ulang, dan kolaborasi.

Beberapa individu akan lebih memilih untuk bersikap mindless dalam menghadapi negosiasi identitas, sedangkan individu lain lebih bersikap mindful menghadapi dinamika proses negodiasi identitas tersebut. Mindfulness ini

22Stephen, W. Littlejohn, & Karen, Foss, Theories of Human Communication, 9thEd., Belmont, CA: Wadsworth Publishing, hal. 133

(19)

merupakan suatu proses pemusatan kognitif yang dipelajari melalui latihan-latihan keterampilan yang dilakukan berulang- ulang.

Ting Toomey juga menjelaskan tentang komunikasi antarbudaya yang mindfull.

Mindfullness berarti kesiapan untuk menggeser kerangka referensi, motivasi untuk menggunakan kategori-kategori baru untuk memahami perbedaan- perbedaan budaya atau etnis, dan kesiapan untuk bereksperimen dengan kesempatan- kesempatan kreatif dari pembuatan keputusan dan pemecahan masalah.

Sebaliknya mindlessness adalah ketergantungan yang amat besar pada kerangka referensi yang familiar, kategori dan desain yang rutin dan cara-cara melakukan segala hal yang telah menjadi kebiasaan.23

Kriteria komunikasi yang mindfull adalah:

1. Kecocokan: ukuran dimana perilaku dianggap cocok dan sesuai dengan yang diharapkan oleh budaya.

2. Keefektifan ukuran dimana komunikator mencapai shared meaning dan hasil yang diinginkan dalam situasi tertentu.

Teori Negosiasi identitas merupakan identitas diri yang dibentuk di dalam komunikasi dalam berbagai latar kebudayaan. Setiap individu akan menegosiasikan identitas ketika sedang berada di lingkungan budaya yang berbeda dan sedang menghadapi individu lain yang memiliki nilai identitas berbeda. Negosiasi identitas yang efektif jika kedua belah pihak merasa dipahami, dihormati, dan dihargai.

B. Nasionalisme dan Identitas Nasional

23Stella Ting-Toomey, 1999, Communicating…

(20)

Anderson (1983) menghubungkan kemunculan nasionalisme dengan kapitalisme, dengan perkembangan teknologi (khususnya penemuan mesin cetak), dan dengan penyebaran bahasa daerah. Anderson berargumen bahwa yang baru tentang nasionalisme adalah bagaimana nasionalis membayangkan komunitas dalam cara yang berbeda, bagaimana nasionalisme memungkinkan masyarakat memandang dirinya sendiri dikaitkan dengan orang lain yang tidak pernah dilihat dan tidak akan pernah bertemu. Kunci argumen Anderson adalah penemuan mesin cetak menyusul lahirnya media cetak menyebarkan diseminasi gagasan tentang bangsa. Dia menandai bahwa surat kabar harian atau mingguan menyebarkan sejumlah gagasan kepada pembacanya. Pengalaman nasional terjadi sehari-hari. Bagian yang merupakan kepentingan nasional melingkupi identitas nasional. Fokus pada literasi dan media cetak ini bisa jadi mereduksi pandangan budaya. Padahal bangsa yang dibayangkan dapat pula muncul karena media massa lain dan bentuk-bentuk budaya lainnya seperti musik. Dengan gaya berpikir antropologis Anderson mengusulkan definisi tentang bangsa atau nation: ia adalah komunitas politis dan dibayangkan sebagai sesuatu yang bersifat terbatas secara inheren sekaligus berkedaulatan.24

Menurut Anderson, bangsa adalah sesuatu yang terbayang karena para anggota bangsa yang terkecil sekalipun, tidak bakal tahu dan takkan kenal sebagian besar anggota lain, tidak akan bertatap muka dengan mereka itu, bahkan mungin tidak pula pernah mendengar tentang mereka. Namun di benak setiap orang yang menjadi anggota bangsa itu hidup sebuah bayangan tentang

24Benedict, Anderson, 2002 Imagined Communities: Komunitas-Komunitas Terbayang (terjemahan). Yogyakarta: Insist Pres & Pustaka Pelajar, hal 8.

(21)

kebersamaan mereka. Maka, intisari sebuah bangsa adalah bahwa di dalamnya setiap individu memiliki banyak hal yang menjadi kepunyaan bersama (contoh:

setiap orang Indonesia memiliki keindonesiaan yang sekaligus menjadi kepunyaan bersama bangsa Indonesia) dan sekaligus melupakan banyak hal lain yang menjadi kepunyaan bersama.

Pembedaan antarkomunitas harus dilakukan bukan berdasarkan kesejatian/kepalsuannya, melainkan menurut gaya pembayangannya. Para penduduk dusun-dusun di Jawa senantiasa tahu bahwa mereka punya keterkaitan dengan orang-orang yang sama sekali belum pernah mereka lihat, tetapi ikatan- ikatan ini dahulu dibayangkan secara khusus dan ‘jelas’—sebagai jaring-jaring kekerabatan dan ke-klien-an yang luwes. Hingga baru-baru inipun, bahasa Jawa tidak memiliki kata yang bermaknakan abstraksi ‘masyarakat’. kini mungkin kita mengenang kaum ningratnya ‘Rezim Lama’ (kerajaan absolut) di Perancis sebagai sebuah ‘kelas’; tetapi jelas pembayangan semacam ini baru mungkin timbul belakangan. Bangsa dibayangkan sebagai sesuatu yang pada hakikatnya bersifat terbatas karena bahkan bangsa-bangsa paling besar pun, yang anggotanya mungkin semilyar manusia, memiliki garis-garis perbatasan yang pasti meski elastis. Di luar perbatasan itu adalah bangsa-bangsa lain. Tak satu bangsapun membayangkan dirinya meliputi seluruh ummat manusia di bumi.25

Identitas nasional merujuk pada kewarganegaraan seseorang.26 Mayoritas orang mengasosiasikan identitas nasional mereka dengan negara di mana mereka

25Benedict, Anderso, 2002 Imagined…, hal 10

26Larry A. Samovar, Richard R. Porter, Erwin R. McDaniel, 2010, Communication… hal. 190.

(22)

lahir. Namun identitas nasional juga dapat diperoleh melalui imigrasi dan naturalisasi. Mereka yang menjadi warga negara di negara yang berbeda dengan negara kelahiran dapat mulai mengadopsi beberapa atau semua aspek dari identitas negara baru tersebut, tergantung dari keterikatan yang kuat dengan tanah air mereka yang baru. Sebagai alternative, mereka yang tinggal secara permanen di negara lain juga dapat memiliki keterikatan yang kuat dengan tanah air mereka.

Identitas nasional biasanya lebih kelihatan ketika seseorang jauh dari negara asalnya. Ketika ditanyakan dari mana dia datang, penjelajah internasional biasanya menjawab dengan identitas nasionalnya—seperti “kami dari Indonesia”.

Peristiwa olahraga internasional dan krisis internasional juga dapat menstimulasi perasaan kuat tentang identitas nasional.

Identitas nasional dikonstruksi secara sosial. Jika dipahami sebagai sesuatu yang dikonstruksi, tidak diberikan, maka itu dapat dikonstruksi ulang menjadi sesuatu yang berbeda. Identitas nasional, sebagai konstruksi sosial, adalah hubungan antara orang dan tempat yang ditentukan oleh struktur sosial dan norma-norma sosial yang dihasilkan oleh struktur tersebut.

Identitas Nasional dalam konteks bangsa (masyarakat Indonesia) cenderung mengacu pada kebudayaan atau kharakter khas. Sedangkan identitas nasional dalam konteks negara tercermin dalam sombol-simbol kenegaraan. Kedua unsur identitas ini secara nyata terangkum dalam Pancasila. Nasional dalam hal ini adalah dalam kontek bangsa (masyarakat), sedangkan dalam konteks bernegara, identitas nasional bangsa Indonesia tercermin pada: bahasa nasional, bendera, lagu kebangsaan, lambing negara gambar Garuda Pancasila dan lain-lain.

(23)

Pancasila dengan demikian merupakan identitas nasional bangsa Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Selain faktor-faktor yang sudah menjadi bawaan sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, identitas nasional Indonesia juga diikat atas dasar kesamaan nasib karena sama-sama mengalami penderitaan yang sama ketika dijajah. Kemajemukan diikat oleh kehendak yang sama untuk meraih tujuan yang sama yaitu kemerdekaan. Dengan demikian ada dua faktor penting dalam pembentukan identitas yaitu faktor primordial dan faktor kondisional. Faktor primordial adalah faktor bawaan yang bersifat alamiah yang melekat pada bangsa tersebut, seperti geografi, ekologi dan demografi, sedangan faktor kondisional adalah keadaan yang mempengaruhi terbentuknya identitas tersebut. Apabila bangsa Indonesia pada saat itu tidak dijajah oleh Portugis, Belanda dan Jepang bisa jadi negara Indonesia tidak seperti yang ada saat ini.

Identitas nasional tidak bersifat statis namun dinamis. Selalu ada kekuatan tarik menarik antara etnisitas dan globalitas. Etnisitas memiliki watak statis, mempertahankan apa yang sudah ada secara turun temurun, selalu ada upaya fundamentalisasi dan purifikasi, sedangkan globalitas memiliki watak dinamis, selalu berubah dan membongkar hal-hal yang mapan, oleh karena itu, perlu kearifan dalam melihat ini. Globalitas atau globalisasi adalah kenyataan yang tidak mungkin dibendung, sehingga sikap arif sangat diperlukan dalam hal ini.

(24)

BAB III Metode Penelitian


A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode dokumentasi. Prosedur penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan data deskriptif, yaitu ucapan atau tulisan, gambar atau video atau perilaku yang dapat diamati dari subyek itu sendiri. Metode dokumentasi merupakan salah satu contoh penerapan pendekatan kualitatif yang dilakukan secara ekplanatif. Dengan menggunakan dokumentasi, analisis difokuskan pada aspek kebahasaan dan konteks-konteks yang terkait dengan identitas nasional remaja.

Dokumentasi dilakukan dengan cara menginterpretasikan atau menafsirkan teks-teks yang ada. Misalnya, saja foto bendera merah putih yang ditampilkan dalam salah satu unggahan. Mengingat analisis ini adalah penafsiran terhadap realitas, maka subyektivitas peneliti tidak dapat dihindarkan. Tetapi dapat diminimalisir dengan digunakannya hasil analisis liguistik sebagai bukti.

Misalnya saja, tulisan dalam komentar dengan kata-kata diawali huruf kapital dianggap penulis memiliki makna tersendiri. Contohnya:

Masyarakat di berbagai dunia sedang dilanda virus yang telah memakan ribuan korban jiwa, termasuk Indonesia.

.Tetapi banyak sekali yang masih belum mengikuti peraturan yang diberlakukan oleh Pemerintah

.

(25)

Kebijakan Pemerintah untuk #DirumahSaja yang Seharusnya Bisa memutus rantai penyebaran Covid-19

.banyak pihak yang terkena dampaklangsung pandemic ini,sebagian Karena Perbuatannya sendiri.

Mau Tidak Mau,Dokter yang Merupakan Garda Terdepan dalam Melawan Covid-19 harus berjuang melawan Pandemi ini.

.Event Generation Indonesia mendukung kebijakan Pemerintah untuk melawan COVID-19 serta mengajak seluruh warga Indonesia dari Sabang sampai Merauke mengikuti himbauan-himbauan dari pemerintah.

.Mari kita dukung Dokter yang Menjadi Garda terdepan melawan penyebaran pandemic COVID-19 dengan #dirumahaja

.“Kami Squad Muda event Generation Indonesia yang merupakan Aktivis dari Sabang sampai Merauke memberikan persembahan Khusus kepada Tim Medis

@ikatandokterindonesia yang menjadi Garda Terdepan Melawan COVID-19”

B. Unit Analisis

Unit Analisis penelitian ini adalah keseluruhan pesan teks yang ada pada akun instagram subyek. Pesan teks media berupa tampilan verbal dan nonverbal.

C. Teknik Pengumpulan data

Beberapa proses teknik pengumpulan data dijalani dalam penelitia ini. Proses pertama adalah mencari subyek penelitian dengan mengikuti beberapa akun instagram siswa maupun alumni SMAN 1 Sebatik. Langkah pertama, peneliti mengikuti akun instagram resmi SMAN 1 Sebatik. Para pengikut instgram SMAN 1 Sebatik yang menjadi target obyek penelitian. Peneliti harus memastikan bahwa pemilik akun adalah remaja dengan rentang usia 15-25 tahun dan belum menikah.

Dengan kriteria ini, pemilik akum instgram sebagai obyek penelitian ditemukan

(26)

beberapa yang berstatus mahasiswa di perguruan tinggi yang ada diTarakan, Samarinda, dan Mataram.

Pencarian ini cukup memakan waktu karena harus membuka satu persatu akun untuk mengetahui kemungkinan bisa menjadi subyek penelitian. Kendala yang ditemukan adalah beberapa akun bersifat pribadi. Sehingga peneliti tidak dapat melihat postingan yang terkait dengan tema penelitian terkecuali harus diikuti terlebih dahulu. Meskipun telah diikuti namun jika tidak diterima, maka tetap saja tidak dapat melihat postingan mereka. Untuk mendapatkan konfirmasi diterima sebagai follower ini membutuhkan yang tidak dapat diprediksi waktunya. Kendala lainnya adalah beberapa akun instgram yang memiliki postingan terkait tema nasionalisme tetapi secara kasat mata tidak ditemukan adanya proses negosiasi identitas. Sehingga tidak memenuhi kriteria sebagai unit analisis.

Peneliti kemudian melakukan upaya dokumentasi terhadap postingan- postingan pada akun instagram yang memenuhi kriteria sebagai obyek penelitian.

dokumentasi dilakukan dengan menangkap gambar (screenshoot) isi dari feed Instagram. Data–data yang dikumpulkan berupa teks verbal dan non verbal.

Pemilihan teks tidak dibatasi waktu melainkan mencari semua teks yang terkait dengan identitas nasional yang pernah dibagikan pada akun instagramnya. Hal ini dilakukan karena postingan yang terkait dengan negosiasi identitas tidak banyak ditemukan pada semua akun instagram. Untuk memastikan kemungkinan adanya proses negosiasi identitas nasional, peneliti membaca semua komentar yang ada pada postingan. Proses kedua adalah mengelompokkan teks yang ada sesuai

(27)

dengan kategori yang telah ditetapkan. Proses selanjutnya adalah menampilkan kategori-kategori tersebut sebagai temuan data.

D. Teknik Analisis Data

Pada proses ini teks-teks yang telah dikelompokkan dalam kategorisasi dibahas satu persatu berdasarkan konsep-konsep yang terdapat dalam Teori Negosiasi Identitas. Analisis teks difokuskan pada fungsi dan prinsip-prinsip proses negosiasi identitas.

E. Teknik Keabsahan Data

F. Komposisi Bab

Pembahasan dalam penelitian ini dibagi dalam bab per bab. Bab 1 yang merupakan pendahuluan berisi latarbelakang, permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan kajian pustaka. Bab 2, berisi teori-teori atau konsep yang digunakan dalam penelitian ini yaitu komunikasi multikultural, pendidikan multikultural dan strategi komunikasi multikultural. Bab 3 merupakan gambaran tentang pilihan metode dalam penelitian baik tentang pendekatan, metode, teknik pengambilan data dan teknik analisis serta keabsahan penelitian.

Adapun bab 4 berisi tentang temuan data dan pembahasan. Bab terakhir yaitu bab 5, penutup, memuat tentang kesimpulan dan rekomendasi.

(28)

BAB IV

Temuan Data dan Pembahasan

Untuk mengetahui lebih jauh tentang negosiasi indetitas nasional pada akun media sosial remaja, maka bab ini dibagi dua yaitu temuan data dengan judul presentasi diri dalam pesan teks dan pembahasan yang diberi tajuk Negosiasi Identitas Remaja Muslim pada Cyberspace. Pada temuan data, peneliti menggambarkan pesan teks yang ada media. Sedangkan pada bagian pembahasan merupakan analisis induktif hasil temuan data.

g. Presentasi Diri dalam Pesan Teks

Beberapa hasil observasi penggunaan Instagram sebagai media presentasi diri dimulai dengan identifikasi diri yang mengarah pada identitas nasional. Ada empat akun instagram yang penulis temukan melakukan proses negosiasi dalam akun masing-masing. Ardiansyah.ns, nurlisadamri, ikewahyususanti22, dan andalas_1219.

Nurlisadamri memiliki postingan 194, 1295 pengikut, dan mengikuti 1016.

Akun ini menuliskan UINSI Samarinda dan PAI 18 untuk menunjukkan tempat menuntut ilmu yaitu di Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda. Adapun PAI menunjukkan program suti yang diambil yaitu Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI). Lokasi rumahnya ditulis Sebatik diikuti dengan gambar tiga bendera negara yaitu Indonesia, Malaysia, dan Palestina.

(29)

Terdapat pula motto yaitu “Read if you want to know the world and write if you want to be known to the world”.

Postingan-postingan akun ini bervariasi, mulai dari kegiatan-kegiatan yang terkait dengan aktivitasnya sebagai mahasiswa, aktivitas di luar kampus yaitu mengajar pada TPA Nurul Fiqr, kata-kata hikmah, berkumpul dengan teman- temannya di cafe dan tempat-tempat santai lainnya, meneruskan informasi tentang kegiatan seminar atau workshop, mengucapkan selamat atas perayaan hari raya Islam, dan lain-lainnya. Postingan yang terlihat tampaknya didominasi oleh kata- kata mutiara. Hampir setiap postingan mendapat komentar dari pengikut- pengikutnya dan ditanggapi kembali.

Postingan tentang foto akun nurlisadamri bersama temannya dengan latar belakang tugu perbatasan Indonesia-Malaysia dilengkap dengan bait pusi “Aku ingin mencintai mu dengan sederhana.. Dengan kata yang tak sempat diucapkan.

Kayu kepada api.. yang menjadikannya debu.. Aku ingin mencintai mu dengan sederhana.. Dengan isyarat yang tak sempat di sampaikan.. awan kepada hujan..

yang menjadikannya tiada..”. Postingan terkait tugu perbatasan dua kali dilakukan di waktu yang berbeda.

(30)

Gambar 1,

profil dan postingan terkait dengan lambang-lambang negara yaitu burung garuda dan bendera merah putih.

Akun instagram Ardiansyah.ns_ pada profilnya tertulis namanya dengan huruf arab ditempatkan berdampingan dengan bendera negara Indonesia dan Malaysia. Postingannya sebanyak 27 dengan 5807 pengikut dan mengikuti 5518 aakun instagram. Tertulis pula ‘kreator digital’ diikuti dengan ‘Mind, Inspiration, Process. Akun Ardiansyah.ns_ juga mencantumkan email dan keikutsertaannya pada event @indonesiayouthicon dan ambassador of @felarippidunia.

Akun Ardiansyah.ns tampaknya aktif dalam organisasi dan kegiatan-kegiatan berskala nasional maupun internasional. Hal ini dapat dilihat pada posting- postingannya. Selain itu, postingan yang terlihat juga memuat tentang beragam informasi kegiatan kepemudaan. Aktifitas non formal bersama teman-temannya juga menghiasi akun tersebut. Seperti halnya, akun nurlisadamri, pemilik akun ini juga memposting fotonya berlatar belakang tugu perbatasan garuda perkasa dengan menambahkan caption N A S I O N A L I S M E disertai dengan gambar bendera merah putih. Simbol bendara merah putih juga ditemukan pada baju yang dikenakan foto pemilik akun ini.

Salah satu postingan berupa video mengajak anak muda Indoensia untuk mempersiapkan diri mengikuti Indonesia Youth Icon (IYI) 2021 Angkatan VII.

Pemilik akun ini memulai dengan menyapa “Halo Anak Muda Indonesia !, Kamu Merah Putih ?, Kamu Bangga jadi Indonesia ?”. pada postingan tersebut beberapa akun ditag yaitu #BanggaJadiIndonesia, #IndonesiaMercusuarDunia,

(31)

#IndonesiaYouthIcon, dan #IYI2021 serta #IYI7. Postingan tersebut tertanggal 16 Maret dan mendapatkan 5 komentar.

Gambar 2, profil dan postingan terkait identitas nasional akun ardiansyah.ns_

Akun instagram berikutnya yang menjadi obyek penelitian adalah ikewahyususanti. Pada profilnya hanya tertulis nama lengkapnya yaitu Ike Wahyu Susanti. Postingan yang pernah dibagikan sebanyak 25 berupa foto dan video.

Akun ini mengikuti 1079 akun instagram dan diikuti oleh 663 akun.

Postingan yang dibagikan didominasi kegiatan di sekolah bersama teman- temannya yaitu SMAN 1 Sebatik. Foto bersama keluarga juga mewarnai akun ini.

Pemilik akun ini menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Tarakan, Kalimantan Utara. Beberapa postingannya menunjukkan aktivitasnya di kampus di Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen.

Sebelumnya, pemilik akun ini menempuh pendidikan SMAN 1 Sebatik jurusan IPS yang ditunjukkan dalam postingannya. Satu-satunya postingan yang dibagikan terkait dengan identitas nasional adalah video tentang kegiatan peringatan Kemerdekaan RI tertanggal 17 Agustus 2020. Postingan ini disertai

(32)

caption emotikon cinta dan bendera merah putih. Selain itu, video yang dibagikan berupa kalimat-kalimat hikmah.

Gambar 3, profil dan postingan terkait identitas nasional akun ikewahyususanti

Akun instagram berikutnya adalah andalas_1219 yang memiliki 179 postingan. Pengikutnya sebanyak 459 dan yang diikuti 263 akun. Andalas _1219 menuliskan pada profilnya sebagai ALUNMI SMAN 1 SEBATIK llA.12. Pada profilnya juga ditemukan tulisan PELOPOR PERUBAHAN 18 Juli 2016. Alamat rumah lengkap tertera yaitu Jl. Diponegoro Desa Padaidi Kec. Sebatik, Nunukan Kalimantan Timur, Indonesia 77483. Pada alamat tersebut, pemilik akun masih menulis provinsi Kalimantan Timur, bukan Kalimantan Utara. Tampaknya, andalas bukanlah nama pemilik akun tetapi nama kelompok yang pemilik akun tergabung. Hal ini dapat dilihat pada postingan foto dengan caption King of Squad Andalas disertai dengan gambar mahkota.

(33)

Postingan terbanyak adalah foto teman-temannya di SMAN 1 Sebatik satu persatu yang menunjukkan sebagai alumni. Foto-foto dan video pelepasan atribut sebagai siswa juga dibagikan. Selain itu juga aktivitasnya di sekolah dalam kegiatan pramuka. Berikutnya adalah postingan tentang ucapan selamat merayakan hari raya Islam. Beberapa postingan berupa video ucapan selamat Hari Pahlawan dan HUT RI. Foto bersama teman-temannya pada patok perbatasan negara Indonesia-Malaysia sambil memegang bendera merah putih dibagikan bersama dengan foto rombongan pada tugu perbatasan Garuda Perkasa.

gambar 4, profil dan video yang dibagikan pada akun instagram andalas-1219

(34)

Gambar 4, foto pada tugu perbatasan dan patok batas negara.

Identifikasi diri sebagai bangsa Indonesia ditampilkan dengan menggunakan lambang-lambang negara. Akun instagram nurlisadamri dan Ardiansyah.ns menampilkan gambar bendara merah putih pada profilnya. Gambar bendera tersebut disandingkan dengan bendara negara Malaysia pada akun Ardiansyah.ns.

Sedangkan pada akun nurlisadamri disandingkan dengan bendera negara Malaysia dan Palestina.

Adapun identifikasi diri sebagai bangsa Indonesia pada akun ikdewahyususanti dan akun andalas_1219 terlihat pada postingan gambar dan caption-nya. Perayaan peringantan Hari Kemerdekaan Indonesia ditandai dengan postingan foto tiga orang mengibarkan bendera merah putih. Foto tersebut disertai dengan caption 3 emotikon cinta dan 2 bendera merah putih. Akun Andalas_1219 mem-posting lambang-lambang negara yang dapat dilihat sebagai bentuk identifikasi diri sebagai bangsa Indonesia. Mulai dari video tentang Hari Kemerdekaan Indonesia, Peringatan Hari Pahlawan, dan foto memegang bendera merah putih.

(35)

Selain itu, postingan foto dengan latar belakang tugu perbatasan Garuda perkasa dengan tulisan NKRI Harga Mati dapat juga dilihat sebagai bentuk identifikasi diri sebagai warga Negara Kesatuan Republik Indonesia. Akun Nurlisadamri, Ardiansyah.ns, dan Andalas_1219 mem-posting foto-foto tersebut dalam beragam pose, baik tampil sendiri maupun bersama teman-temannya. Akun andalas_1219 juga mem-posting foto bersama teman-temannya pada patok perbatasan Indonesia-Malaysia dengan memegang bendera merah putih. Di antara para pemilik akun, Ardiansyah.ns memiliki paling banyak posting-an yang menggambarkan tentang identifikasi diri sebagai bangsa Indonesia.

Dalam hal presentasi diri, para pemilik akun yang terkait dengan identitas nasional tidak banyak ditemukan. Presentasi diri yang lebih sering muncul adalah identitas sosial sebagai siswa. Presentasi diri sebagai siswa ini ditampilkan dalam beragam bentuk baik menunjukan hubungannya dengan sesama siswa maupun dengan guru-guru mereka. Adapun pemilik akun yang sudah kuliah membagikan kegiatan-kegiatan kampus.

Presentasi diri pemilik akun nurlisadamri yang terkait identitas nasional dapat dilihat pada posting-an-nya pada tanggal 2 April 2020 yaitu ucapan terima kasih kepada para pengikutnya untuk mencapai pengikut 10 ribu. Permohonan bantuan doa diharapkan agar Superior Youth Idelism (SYI) membawa kebermanfaatan untuk agama, bangsa, dan negara. Selain itu, terdapat juga posting-an ucapan bela sungkawa atas meninggalnya Bachruddin Jusuf Habibie sebagai Presiden Republik Indonesia ke-3.

(36)

Pemilik akun ikewahyususanti mempresentasikan dirinya terkait dengan identitas nasional mem-posting video yang berisi ragam kegiatan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia. Posting-annya disertai “caption 17 Agustus 202 Yang ke 75 Th”, disertai dengan 2 emotikon cinta dan 2 bendera merah putih. Pemilik akun yang lulus SMA tahun 2019 ini mewarnai akunnya dengan membagikan kebersamaannya dengan teman-teman sekelasnya. Salah satu yang dibagikan adalah foto bersama teman sekelas dengan guru disertai komentar Sosiologi_13 Maju bersama hebat semua. Posting-an tertanggal 25 februari 2019 ini disertai dengan beragam emotikon yang menunjukkan perasaan senang.

Akun Andalas_1219 membagi beberapa foto dan video yang dapat dilihat sebagai presentasi diri terkait dengan identitas nasional. Foto bendera merah putih yang dengan berkibar pada tiang putih di dekat sebuah gedung yang hanya kelihatan atapnya. Dibagikan pada tanggal 24 April 2019 tanpa ada komentar.

Foto ini mendapatkan tanda suka dari 59 pengikutnya. Sebelumnya, akun ini membagikan dua foto bersama temannya di patok perbatasan dan tugu perbatasan disertai komentar “King of Squad Andalas” disertai gambar mahkota. Sebanyak 88 pengikutnya memberikan tanda suka.

Sebuah video dengan focus pada bendera merah berkibar di lapangan SMAN 1 Sebatik tertanggal 30 Maret 2019. Video berdurasi 20 detik menunjukkan 422 tanyangan hingga hingga masa pengamatan peneliti. Caption-nya:

Editor : @_andifirmansyh Camera : @_andifirmansyh Talent : @aidil_cn

Location : @sman1_sebatik

(37)

Posting-an tertanggal 10 November 2019 terkait dengan peringatan Hari Pahlawan. Gambar beberapa Pahlawan nasional disertai dengan komentar. Ada tiga posting-an foto yang disertai dengan komentar yang berbeda yang menunjukkan rasa terima aksih dan kebanggaan terhadap para pahlawan nasional.

Di antaranya:

“Terus lontarkan semangat perjuangan, terus serukan seru semangat Pancasila. Hari ini, detik ini Ucapkan Terima Kasih kepada PAHLAWAN, mereka yang rela berkorban untuk kehidupan anak cucunya dimasa mendatang, mereka yang memperjuangkan tanah IBU PERTIWI ini dengan semangat yang tak henti hentinya….. Denganmu Kami Mengucapkan Terima Kasih :))”.

Akun ini juga membagikan tiga video pada tanggal 17 Agustus 2019 untuk merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia. Ketiga video tersebut juga disertai komentar masing-masing.

Posting-an pertama diberi komentar:

“INDONESIA, Terima Kasih telah memberikan kekayaan pulau, ras, agama, suku, dan sumber daya alam yang tertanam di Bumi Pertiwi ini. Aku bangga terlahir di Negeri ini, dan menjadi bagian darimu.

Disaat zaman penjajahan, kita sudah dioersatukan untuk melawan bangsa penjajah. Bersatu kuat raga dan tekad serta tujuan membuat kita lebih erat dalam tali persaudaraan.

Sedangkan pada zaman kemedekaan ini, marilah kita dipersatukan untuk memajukan INDONESIA, membangun Negeri ini menajdi satu kesatuan yang utuh. Jangan ada rasis, jangan ada perpecahan lagi, jangan ada sikap saling iri, Hei ?

Ini INDONESIA, INDONESIAMU, INDONESIA KITA BERSAMA.”

#indonesia #hutri74 Posting-an kedua:

..Merdeka ! Merdeka ! Merdeka !

Halo INDONESIA, mari kita sorakkan kemerdekaan bukan hanya untuk hari ini, bukan hanya untuk hari ulang tahun INDONESIA pada 17 Agustus ini,

(38)

kami ingin sorakkan kemerdekaan setiap saat, setiap engkau melihat sang saka Merah-Putih berkibar.

Ingatkan saat Ir. Soekarno berkata:

‘Kami menggoyangkan langit, menggempakan darat, dan menggelorakan samudera agar tidak jadi bangsa yang hidup hanya dari 2 ½ sen sehari.

Bangsa yang kerja keras, bukan bangsa tempe, bukan bangsa kuli.

Bangsa yang rela menderita demi pembelian cita-cita”. INDONESIAKU, TANAH TUMPAH DARAHKU, BUMI PERTIWI YANG AMAT KUCINTA*

Ketiga:

“Andai kau tahu, Pancasila kami bentuk dengan air mata dan darah semua itu semata mata agar kalian tidak berkelahi anak-anakku..” – Ir. Soekarno .

betapa sedih saat kita merenungkannya, jangan lagi ada permusuhan, jangan lagi ada perdebatan, kita berbeda ras, Suku, dan Agama untuk dijadikan kuat bukan untuk membuat perebdaanmenajdi perbedaan. Kita satu INDONESIAKU, MERDEKA !!

#salam74 #indonesia

Sebanyak 27 posting-an yang ada pada akun ardiansyah.ns didominasi foto dan video yang dapat dikatakan terkait dengan identitas nasional. Beberapa event nasional yang diikuti pemilik akun ini terkait dengan eksistensinya sebagai generasi muda Indonesia.

Tanggal 14 Maret 2020, akun ardiansyah.ns_ membagikan foto dirinya berlatar belakang monument Tugu Perbatasan Garuda Perkasa. Foto ini mendapatkan tanda suka dari pengikutnya sebanyak 307. Komentar yang ditulis:

“N A S I O N A L I S M E” diikuti tanda merah putih ::

::

#potretsebatik

Foto dirinya dibagikan dengan komentar:

(39)

ardiansyah.ns_”Pemuda Hebat adalah Pemuda yang selalu menjadi indicator Perubahan Zaman”.

---

“Menurut Saya Pemuda harusmenjadi agen perubahan di dewasa in untuk berkontribusi dalam mewujudkan suatu bangsa yang Maju, unggul dan Profesional dengan aksi-aksi nyata, karena Pemuda adalah pahlawan bangsa di masa depan. Tak perlu menunggu datangnya ajal untuk mewariskan Perubahan Bangsa.

Saya Ardiansyah, Siap Menjadi Finalis Indonesia Youth Icon (IYI 2020) angkatan V. saya sudah daftar, kamu?”

--- Salam

#BanggaJadiIndonesia

#IndonesiaMercusuarBunia #IYI2020

#YBJI #IndonesiaYouthIcon

#iniuntukanakbangsa

#YayasanBanggaJadiIndonesia

#SayaIYI2020 #FinalisIYI202

Video berdurasi 5:16 tentang Event Generation Indonesia Batch 2 membahas tentang pandemic covid-19. Video ini disertai komentar:

Masyarakat di berbagai dunia sedang dilanda virus yang telah memakan ribuan korban jiwa, termasuk Indonesia.

.Tetapi banyak sekali yang masih belum mengikuti peraturan yang diberlakukan oleh Pemerintah

.Kebijakan Pemerintah untuk #DirumahSaja yang Seharusnya Bisa memutus rantai penyebaran Covid-19

.banyak pihak yang terkena dampaklangsung pandemic ini,sebagian Karena Perbuatannya sendiri.

Mau Tidak Mau,Dokter yang Merupakan Garda Terdepan dalam Melawan Covid-19 harus berjuang melawan Pandemi ini.

.Event Generation Indonesia mendukung kebijakan Pemerintah untuk melawan COVID-19 serta mengajak seluruh warga Indonesia dari Sabang sampai Merauke mengikuti himbauan-himbauan dari pemerintah.

.Mari kita dukung Dokter yang Menjadi Garda terdepan melawan penyebaran pandemic COVID-19 dengan #dirumahaja

.

(40)

“Kami Squad Muda event Generation Indonesia yang merupakan Aktivis dari Sabang sampai Merauke memberikan persembahan Khusus kepada Tim Medis

@ikatandokterindonesia yang menjadi Garda Terdepan Melawan COVID-19”

Pemilik akun ardiansyah.ns_ juga mengambil bagian pada event nasional terkait peringatan Hari Olahraga Nasional 2020. Tiga buah foto dibagikan dengan komentar:

[I’M Ready For “Training of Trainer 2020”]

---

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

.Halo Sobat Pepelingasih! (diikuti dengan gambar daun hijau) Perkenalkan saya Ardiansyah delegasi Provinsi Kalimantan Utara.

.“Salah satu asset paling berharga yang bisa diberikan generasi sekarang kepada generasi yang akan datang adalah lingkungan Hidup yang tetap terus terjaga”

.Maka dari itu saya siap berkontribusi bersama sobat Pepelingasih pada Program “Training Of Trainer” #online 2020”

Dengan Tema : “Peran Pepelingasih Di Er New Normal”.

.Salam Lingkungan (disertai tanda daun hijau) Bakti untuk Negri.

@pepelingasih.id @kemenpora

#Kemenpora

#Pepelingasih #ToTPepelingasihIndonesia

#BaktiuntukNegeri

#Haornas2020

Sebuah video yang dibagikan menggambarkan suasana wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia berdurasi 58 detik. Video yang diberi tajuk Indonesia Versiku Seruan Tapal Batas dilengkapi komentar:

[ INDONESIA YOUTH ICON 202 ]

FULL ? Cek Link diBio!!! (diikuti lambang bintang-bintang) ---

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

(41)

Salam Perbatasan (dilengkapi tanda tepuk tangan) .Halo semuanya, perkenalkan saya Ardiansyah

Finalis Indonesia Youth Icon angkatan VI 2020 delegasi Provinsi Kalimantan Utara.

.Indonesia Versiku!

Seruan Tapal Batas (dilengkapi tanda gambar bendara Indonesia dan Malaysia berdampingan)

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau didalamnya.

Hal inilah yang menjadikan Indonesia sendiri memiliki keberagaman suku, bahasa, Budaya dan agama.

.Boleh jadi kita berbeda tapi kita tetap satu sesuai dengan sembiyang kita bhineka tunggal Ika

.Namun teman-teman tau gak, bagaimana Indonesia diujung Perbatasan seperti apa?

Yukk simak video diatas! (iikuti emotikan ketawa dgn mata berbintang dan bintang-bintang)

.INGAT!

Walaupun Kami Tinggal Diperbatasan, Tapi Nasionalisme Kami Tidak Akan Pernah Terbatas!.

.(emotikon kepalan tangan)Salam bangga Jadi Indonesia!!!

Indonesia mercusuar Dunia!!!

..

@indonesiayouthicon

@DIMITARUphilosophy Link Channel YouTube :

http://www.youtube.com/c/IndonesiaYouthIcon

http://www.youtube.com/channel/UCq9iNkgZWNLXCu1e9AJVfxQ ---

Sumber referensi :

1. http:instagram.com/sebatiku?igshid=3m4vaohuszog 2. https:youtu.be/4EN98XXiNMI

.Soundtrack no copyright : https://youtu.be/nNSy8ebdUk0 https://youtu.be/yIP6pZ4ING4 ..

.#yayasanbanggajadiindonesia

#indonesiayouthicon

(42)

#indonesiayouthicon2020

#indonesiamercusuardunia

#pemudahebat

Posting-an beriktnya adalah keterlibatan akun ardiansyah.ns pada PPI Edufest:

Ardiansyah.ns_[ PPI EDUFEST2021 ]

“Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia”. –Nelson Mandela

PPI Edufest hadir sebagai “ Jembatan Dunia “ melalui pendidikan yang akan memnatu Sobat PPI Dunia semua untuk mengetahui informasi pendidikan khususnya informasi beasiswa dari seluaruh penjuru negeri loh! (disertai gambar globe dan bintang-bintang)

Saya Ardiansyah dari Wilayah Tengah siap berpartisipasi dan mensukseskanacara PPI Edufest 2021 yang akan dilaksanakan 4 bulan berturut turut dari bulan Februari – Mei !!

- Kolaborasi Inspirasi Untuk Negeri -

#PPIEDUFEST

#FELARIPPIDUNIA

#PPIDUNIA

Pesan teks yang dibagikan para pemilik akun instagram yang menunjukkan berbagai cara presentasi diri. Pada presentasi diri tersebut juga dapat terlihat proses negosiasi identitas nasional. Selain itu, juga dapat ditemukan fungsi negosiasi identitas yaitu: motivasi, saluran komunikasi, dan Congevity.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait