BAB I DEFINISI
1.1 Batasan Operasional
1.1.1 Klien pasca persalinan dan pasca keguguran 1.1.2 Pasangan Usia Subur (PUS)
1.1.3 Klien yang mengalami kegagalan dan komplikasi kontrasepsi 1.1.4 Pasangan yang mengalami masalah kesehatan reproduksi
1.2 Panduan pelayanan KB pasca placenta , post partum , pasca abortus dan interval adalah sebuah panduan yang disusun berdasarkan program dari RSSIB RSUD Dr. Saiful Anwar Malang yang mencakup tata laksana pemberian pelayanan KB baik pada masa pasca placenta , post partum , pasca abortus dan interval.
BAB II
RUANG LINGKUP
2.1 Ruang Lingkup Pelayanan Poli KB dan IRNA III
RUANG KELAS KAPASITAS
4 I 2 kamar terdiri dari 4 tempat tidur
II 6 kamar terdiri dari 12 tempat tidur 8 III 1 ruangan terdiri dari 29 tempat tidur
10 III 1 ruangan terdiri dari 10 tempat tidur
9 III 1 ruangan terdiri dari 24 tempat tidur
Poli KB I, II,III 1 ruangan terdiri dari 1 tempat tidur
2.2 Kualifikasi Sumber Daya Manusia
KRITERIA KUALIFIKASI STANDART
MEDIS
1. Dokter ahli kebidanan dan kandungan 2. Dokter ahli bedah
3. Dokter ahli anestesi 4. Dokter ahli lain 5. Dokter umum
KEPERAWATAN
1. Bidan 2. Perawat
3. Penata Anestesi TENAGA KHUSUS Konselor KB
TENAGA KESEHATAN
LAINNYA Analis Laboratorium
2.3 Standart Fasilitas N
O
RUANGAN FASILITAS KERAS FASILITAS LUNAK
1 POLIKLINIK POLI KB
Ada kamar periksa dengan tempat tidur , kursi , tempat cuci tangan dengan air mengalir
1. Timbangan
2. Alkon (alat kontrasepsi) 3. Lampu Sorot
4. Stetoskop 5. Tensimeter
6. KB Kit (IUD Kit, Implant Kit)
7. Alat Dan Obat KB 8. Konseling kit (Poster,
Leaflet, Buku-Buku, Model)
9. Kartu KB (kartu peserta KB, K1 & KIV)
2 Kamar Operasi Jumlah kamar operasi minimal 2
Instrumen operasi minimal 2 set (MOW kit & MOP kit)
3 Ruang rawat inap
Ada kamar rawat inap dengan tempat tidur , kursi , tempat cuci tangan dengan air
1. Timbangan
2. Alkon (alat kontrasepsi) 3. Lampu sorot
4. Stetoskop
mengalir 5. Tensimeter
6. KB Kit (IUD kit, implant kit) 7. Alat dan obat KB
8. Konseling kit (Poster, Leaflet, Buku-Buku, Model)
9. Kartu KB (kartu peserta KB, K1 & KIV)
BAB III
TATA LAKSANA PELAYANAN 1.1 Kebijakan Dan Strategi
Kebijakan dan Strategi dalam Pembinaan Kesertaan Keluarga Berencana 1.1.1 Kebijakan
Kebijakan terkait upaya peningkatan akses dan kualitas pembinaan kesertaan KB pasca persalinan dan pasca keguguran di seluruh fasilitas kesehatan meliputi:
a. Advokasi dan KIE pembinaan kesertaan KB berkesinambungan
b. Penyediaan alat dan obat kontrasepsi, sarana pendukung pembinaan kesertaan KB serta penggerakkan pembinaan kesertaan KB
c. Meningkatkan kompetensi provider dan pengelola pembinaan kesertaan KB
d. Meningkatkan pemantauan dan evaluasi
1.1.2 Strategi
Strategi pembinaan kesertaan keluarga berencana dalam jampersal meliputi:
a. Memaksimalkan permintaan masyarakat terhadap pembinaan kesertaan KB
b. Memberdayakan fasilitas pelayanan kesehatan dalam pembinaan kesertaan KB
c. Memperkuat sinergitas pembinaan kesertaan KB
d. Memaksimalkan konseling KB sejak ANC pertama dilakukan
1.2 Pelayanan Kb Di Rumah Sakit Dan Mekanisme Pelaksanaan 1.2.1 Klasifikasi Pelayanan KB di RS
Pelayanan KB yang diselenggarakan di RS mencakup semua jenis alat / obat kontrasepsi baik jangka pendek maupun jangka panjang, penanganan efek samping, komplikasi, kegagalan, rekanalisasi dan penanganan masalah kesehatan reproduksi. Pelayanan KB terbagi menjadi beberapa klasifikasi layanan yaitu:
1. Pelayanan KB lengkap
Adalah pelayanan KB yang meliputi pelayanan kontrasepsi kondom, pil KB, IUD, pemasangan/ pencabutan implant, mop serta penanganan efek samping dan komplikasi pada tingkat tertentu sesuai kemampuan dan fsilitas/ sarana yang tersedia.
Minimal tenaga yang tersedia:
a. Dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan (Sp.OG) atau dokter spesialis terlatih
b. Dokter umum terlatih (jika tidak ada dokter spesialis) c. Bidan terlatih
d. Perawat terlatih
2. Pelayanan KB sempurna
Adalah pelayanan KB yang meliputi pelayanan KB lengkap ditambah dengan MOW, penaganan kegagalan dan pelayanan rujukan
Minimal tenaga yang tersedia:
a. Dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan (Sp.OG) b. Dokter spesialis bedah
c. Dokter spesialis anastesi d. Bidan terlatih
e. Perawat terlatih
3. Pelayanan Kb paripurna
Adalah pelayanan KB yang meliputi pelayanan kontrasepsi sempurna ditambah pelayanan rekanalisasi, penanganan masalah kesehatan reproduksi dan sebagai pusat rujukan.
Minimal tenaga yang tersedia:
a. Dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan.
b. Dokter spesialis urologi c. Dokter spesialis andrologi d. Dokter spesialis anastesi e. Bidan dan perawat terlatih 1.2.2 Kompetensi Tenaga
1. Dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan (Sp.OG)
Adalah dokter yang berwewenang melakukan pelayanan kesehatan reproduksi dan semua metode kontrasepsi termasuk vasektomi dengan syarat memiliki sertifikat kompetensi/ standarisasi
2. Dokter spesialis bedah (Sp.B)
Adalah dokter yang berwewenang melakukan pelayanan semua metode kontrasepsi termasuk pelayanan vasektomi dan tubektomi dengan syarat memiliki sertifikat kompetensi/ standarisasi
3. Dokter spesialis urologi (Sp.U)
Adalah dokter yang berwewenang melakukan pelayanan kontrasepsi vasektomi
4. Dokter spesialis andrologi
Adalah dokter yang berwewenang melakukan
pelayananpenanggulangan masalah infertilitas khusus pada pria 5. Dokter umum terlatih
Adalah dokter yang berwewenang melakukan pelayanan IUD, implant, suntikan, pil, kondom, sementara untuk pelayanan MOW dengan mini laparascopi dan MOP memerlukan sertifikasi sendiri 6. Bidan terlatih
Adalah bidan terlatih yang diberi wewenang untuk membantu dokter dalam memberikan pelayanan KB
7. Perawat terlatih
Adalah perawat terlatih yang diberi wewenang untuk membantu dokter dalam memberikan pelayanan KB
1.2.3 Sistem pelayanan
Pelayanan KB di RS hendaknya memenuhi hal-hal dibawah ini yaitu:
1. Pelayanan dilakukan sesuai standart yang berlaku di RS
2. Pelayanan KB di RS dilakukan melalui pendekatan satu atap (one stop services) artinya setiap klien calon peserta KB potensial yang membutuhkan pelayanan KB dapat dilayani kebutuhan KIE nya di beberapa unit terkait, dan setelah dilakukan konseling serta pengambilan keputusan mengenai metode kontrasepsi yang dipilih maka dilakukan pelayanan medis KB ditempat yang telah ditetapkan.
3. Pelayanan dilakukan secara terpadu dengan komponen kesehatan reproduksi lainnya antara lain dengan pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) pelayanan pencegahan dan penanggulangan infeksi menular seksual (PP-IMS) dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja (dalam hal pemberian informasi tentang KB)
4. SDM dan sarana prasarana yang tersedia harus memenuhi ketentuan
5. Semua tindakan harus terdokumentasi dengan baik
6. Harus ada system monitoring dan evaluasi dalam rangka pengendalian kualitas pelayanan
7. Ayoman pasca pelayanan
1.2.4 Alur dan prosedur pasien dalam pelayanan KB Alur dan prosedur pasien dalam pelayanan KB meliputi:
a. Identifikasi klien
b. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) c. Konseling
d. Penapisan medis (screening) e. Pelayanan kontrasepsi
f. Pemantauan medis dan pemberian nasehat pasca tindakan dilakukan oleh petugas klinik / medis
g. Kunjungan control
h. Ayoman pasca pelayanan
1.2.5 Sarana, prasarana dan peralatan
Sarana prasarana dan peralatan untuk pelayanan KB di RS dapat terpisah atau terintregasi/ bergabung dalam unit palayanan kebidanan dan kandungan, bedah dan unit pelayanan lainnya sesuai dengan kondisi RS.
1.2.6 Sumber dan mekanisme distribusi alat/ obat kontrasepsi
Alat/ obat kontrasepsi yang digunakan dalam pelayanan KB di RS bagi keluarga tidak mampu (miskin) bersumber dari:
1. APBN BKKBN
2. APBD provinsi, kabupaten/ kota
Bagi keluarga mampu, menggunakan alat/ obat kontrasepsi mandiri yang disediakan oleh RS
1.2.7 Pencatatan dan pelaporan
Rumah sakit wajib melaksanakan pencatatan kegiatan PKBRS dan melaporkannya secara berkala. Pencatatan pelaksanaan pelayanan KB di RS memiliki 2 mekanisme yaitu:
1. Pencatatan dan pelaporan dengan menggunakan formulir dari BKKBN
2. Pencatatan dan pelaporan dengan mengikuti system informasi rumah sakit (SIRS)
1.2.8 Sistem rujukan
Rujukan pelayanan kesehatan adalah upaya pelimpahan tanggung jawab dan wewenang secara timbale balik dalam pelayanan kesehatan untuk penyelenggaraan kesehatan paripurna.,
Rujukan penyelenggaraan pelayanan KB dapat dilakukan dari unit pelayanan KB di luar RS (RSIA/RB/puskesmas) ke RS atau unit pelayanan KB di RS lain dengan kemampuan pelayanan KB lebih tinggi
Rujukan dapat berlangsung secara vertical dan horizontal, rujukan balik, rujukan internal sesuai dengan fungsi koordinasi dan jenis kemampuan yang dimiliki.
Ruang lingkup rujukan mencakup:
1. Rujukan kesehatan (rujukan tenaga ahli dan rujukan sarana / logistic)
2. Rujukan medis / kasus (rujukan ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk rujukan specimen radiologi dan laboratorium.
Pelaksanaan pelayanan rujukan didasarkan criteria sebagai berikut:
1. Pelayanan KB belum / tidak tersedia pada fasilitas kesehatan tersebut
2. Kegagalan atau komplikasi berat yang tidak bias di tangani oleh unit pelayanan sederhana / diluar RS (puskesmas , bidan, RS, RB, dokter praktek swasta)
3. Kasus- kasus yang membutuhkan penanganan dengan sarana / teknologi yang lebih canggih (missal layanan infertilitas)
BAB IV DOKUMENTASI
Pendokumentsian kegiatan dalam pelayanan KB ini dilakukan berdasarkan laporan harian , bulanan dan tahunan yang semuanya ini diserahkan ke rumah sakit setiap tanggal 12 per bulan. Pencatatan dan pelaporan KB menggunakan format laporan tersendiri yang diambil dari sistem pelaporan rumah sakit yang telah disusun. Masing – masing petugas dari poliklinik maupun di IRNA diharuskan mengisi setiap format yang ada kemudian direkap untuk kemudian dikirim ke rumah sakit.Data kemudian diteruskan ke dinas kesehatan propinsi.
Tujuan :Untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan pelayanan KB dan prosentase akseptor KB
PENUTUP
Pelayanan KB di RS harus dipandang sebagai priuoritas dalam pelaksanaan program KB nasional serta perlu mendapat dukungan dari semua pihak.
Pelayanan KB di RS mengikuti system menejemen pelayanan yang ada di RS setempat dengan tetap berorientasi pada keselamatan dan keamanan pasien.
Pelaksanaan PKBRS harus berkoordinasi dengan lintas program maupun lintas sector terkait.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1. Panduan Teknik audit maternal-perinatal ditingkat Kabupaten/kota,
Direktorat jenderal Bina Pelayanan Medik dan Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat,Depkes R.I, 2007.
2. Panduan Pelaksanaan pecan ASI sedunia,WorldAlliances For Breasfeeding Action (WABA), Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Departemen Kesehatan R.I, 2007.
3. Buku Panduan Manajemen masalah bayi baru lahir untuk dokter,bidan dan perawat di rumah sakit, kerjasama IDAI(UKK Perinatalogi),MNH-JHPIEGO dan Depkes R.I, 2003.
4. Buku Panduan Praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, kerjasama POGI,IDAI,Perinasia,IBI,MNH-JHPIEO dan Depkes R.I, 2002.
LAMPIRAN – LAMPIRAN :
FORMAT LAPORAN KB PASCA PERSALINAN RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
TAHUN……
NO BLN JUMLAH PERSALINAN
BER-KB PASCA PERSALINAN
JENIS KOTRASEPSI %
(4)/
(3)X100
% IUD MO
W MO
P
IMPLAN T
SUNTI K
PI L
KONDO M
LAPORAN PENCAPAIAN KB PASCA PLACENTA , POST PARTUM , PASCA ABORTUS BULAN... TAHUN ...
No Metode
Konseling Peserta KB Baru
Total Peserta
KB Baru
Kunjunga nUlang
Keluhan/Efek Samping Ante
natal Care (AN C)
Pasca Persl
n
Pasca Persalinan Pasca Keguguran Lainnya Bukan
Rujuka n
Rujukan
Bukan Rujuka
n
Rujukan
Bukan Rujuka
n
Rujukan Rawa
tInap
Rawa t jalan
Rawa t inap
Rawa t jalan
Rawa tInap
Rawa t jalan
Juml Diruju k 1 IUD
2 PIL 3 Kondom 4 Obat
Vaginal 5 MO Pria 6 MO
Wanita 7 Suntik 8 Implant
Total