Jati Emas (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol. 5 No. 3 Nopember 2021 – e. ISSN: 2550-0821
Dosen Indonesia Semesta (DIS)-DPD Jatim
35
SOSIAL HUMANIORA
Sosialisasi Bijak Bermedia Sosial sebagai Upaya Mengantisipasi Stress pada Remaja di Masa Pandemi COVID-19
1*
Dewi Hambar Sari,
2Ulva Melinia Saputri
1Pusat Studi Sains dan Teknologi, 2Prodi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis IAIN Surakarta, Jl. Pandawa, Pucangan, Kartasura, 57168
E-mail: dewi.hambar21@gmail.com
Abstrak — Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) selain berdampak pada aspek kesehatan jasmani, juga memberikan pengaruh pada psikologis masyarakat, khususnya emosi untuk mengalami stres dan rasa takut. Dampak psikologis tersebut tidak hanya dialami oleh kelompok yang rentan terserang COVID-19 saja, namun juga pada para remaja. Banyaknya informasi yang beredar di media sosial mengenai COVID-19, baik informasi faktual atau pun hoaks, menjadi salah satu pemicu munculnya stres dan takut di kalangan remaja. Pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan untuk memberikan edukasi pada remaja mengenai cara untuk lebih bijak dalam bermedia sosial, sehingga mereka dapat mengantisipasi perasaan takut dan stres yang muncul sebagai dampak penggunaan media sosial. Kegiatan dilaksanakan pada remaja usia SMA yang tergabung dalam karang taruna di Dusun Ngudi, Blora dengan memberikan penyuluhan mengenai dua pokok bahasan, yaitu 1) metode SIFT untuk mengantisipasi hoaks yang beredar di media sosial, 2) cara mengantisipasi stres sebagai akibat penggunaan sosial media. Hasil kegiatan ini berupa pemahaman peserta untuk bersikap dan bertindak terhadap informasi yang diperoleh dari media sosial, serta mengenai cara yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya stress pada masa pandemi COVID-19. Secara umum peserta antusias mengikuti kegiatan ini dan merasakan banyak manfaat.
Kata Kunci — media sosial, remaja, pandemi COVID-19, stress, dampak psikologis
Abstract — The Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) pandemic has an impact on the physical health aspect and the psychology of the community, especially the emotions to experience stress and anxiety. This psychological impact is not only experienced by groups who are vulnerable to COVID-19 but also teenagers. The information circulating on social media about COVID-19, both factual information or hoaxes, triggers stress and anxiety among teenagers. This community service is carried out to provide education to teenagers on how to be wiser using social media so that they can anticipate anxiety and stress as a result of using social media. This activity was carried out for high school teenagers who are members of the youth organization in Ngudi, Blora, by providing counselling on two subjects, namely 1) the SIFT method to anticipate hoaxes circulating on social media, 2) how to anticipate stress as a result of using social media. The results of this activity are participants' understanding of how to behave and act on information obtained from social media, as well as ways to anticipate stress during the COVID-19 pandemic. In general, the participants were enthusiastic about participating in this activity and get benefits.
Keywords — social media, teenagers, COVID-19 pandemics, stress, pshycological effect
1.PENDAHULUAN
Pada Maret 2019, kasus Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dilaporkan untuk pertama kalinya di Indonesia, tepatnya di wilayah Depok, Jawa Barat [1]. Di masa pandemi COVID- 19 ini, pemerintah Indonesia memberlakukan kebijakan untuk menjaga jarak dan tetap di rumah saja. Kebijakan tersebut tercermin dalam bentuk work from home bagi para pekerja; sekolah dalam jaringan (daring) bagi pelajar; dan pembatasan kegiatan masyarakat dalam bentuk pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) [2].
Kondisi pandemi ini telah mempengaruhi berbagai
sendi kehidupan masyarakat, dan tentunya bukan merupakan hal yang biasa bagi masyarakat
.
Salah satu dampak yang sangat dirasakan dari pandemi ini adalah dampak terhadap psikologis, khususnya munculnya stres dan rasa takut, seperti takut tertular dan takut kehilangan orang yang dicintai [3]. Meskipun pandemi ini lebih rentan atau mudah terjadi pada individu kelompok lanjut usia (lansia) dan individu dengan penyakit penyerta tertentu, namun perubahan yang terjadi secara mendadak dan tidak terprediksi ini tidak hanya menimbulkan ketakutan pada kelompok rentan saja.
Remaja merupakan salah satu kelompok yang berpotensi tinggi untuk mengalami stres pada masa
Jati Emas (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol. 5 No. 3 Nopember 2021 – e. ISSN: 2550-0821
Dosen Indonesia Semesta (DIS)-DPD Jatim
36
SOSIAL HUMANIORA
pandemi ini. Ifdil et al. [4] menemukan bahwa stres yang dialami remaja pada masa ini berada pada tingkat tinggi dan sangat tinggi. Hal ini berarti bahwa pandemi ini sangat mempengaruhi aspek psikologis para remaja.
Stress dan rasa takut yang dialami oleh remaja salah satunya dipengaruhi oleh akses internet terhadap penggunaan media sosial. Di era digital ini, generasi muda (khususnya remaja) menunjukkan ketergantungan terhadap koneksi internet. Remaja secara rutin terhubung dengan teknologi informasi dan bahkan akan merasa tidak nyaman apabila berada pada kondisi tidak memiliki akses terhadap internet [5]. Kelompok usia remaja pun merupakan kelompok yang paling dekat dengan internet dibandingkan kelompok usia lainnya [6], sehingga intensitas mereka untuk mendengar, melihat/
menonton, dan membayangkan informasi di media sosial lebih tinggi. O’Keeffe & Clarke [7]
menemukan bahwa intensitas akses terhadap internet dan media sosial memicu munculnya ketakutan dan stres. Hal ini dapat juga terjadi pada masa pandemi COVID-19. Dengan demikian, media sosial menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya stres pada remaja selama masa pandemi COVID-19.
Chan et al. [8] juga menemukan bahwa cepatnya penyebaran COVID-19 diikuti dengan meningkatnya jumlah informasi yang beredar di media massa, baik media cetak atau elektronik.
Informasi di media massa tersebut tidak seluruhnya berupa informasi aktual, namun ada pula yang belum diketahui pasti kebenarannya, bahkan beberapa merupakan hoaks (informasi palsu). Banyaknya informasi yang beredar di tengah masayarakat tersebut memberikan dampak negatif pada psikologis individu [9]. Pada remaja, gejala stres psikologis yang terjadi antara lain terguncang ketika melihat, mendengar, membaca, atau memikirkan tentang COVID-19, dan juga palpitasi (jantung berdebar kencang) meskipun tidak sedang beraktivitas. Gejala lainnya, yaitu mengalami gejala panik mendadak ketika mengakses ataupun mempelajari tentang COVID-19 [4]. Selain gejala psikologis, stres dan rasa takut ini juga terwujud dalam bentuk tindakan, seperti sedih berlebihan dan mudah menangis, sulit fokus, menjadi pelupa, dan tidur menjadi tidak teratur [10].
Berdasarkan observasi awal di Dusun Ngudi, Blora, Jawa Tengah, ditemukan bahwa fenomena stres dan rasa takut di kalangan remaja pada masa pandemi juga menjadi salah satu permasalahan utama yang perlu diselesaikan.
Sebagian besar remaja di wilayah ini sudah mematuhi protokol kesehatan pencegahan COVID- 19 selama masa pandemi, seperti tetap di rumah saja apabila tidak ada kepentingan yang bersifat mendesak dan mengikuti sekolah secara daring.
Akan tetapi, hal tersebut memicu peningkatan
intensitas penggunaan sosial media, dan berdampak pada munculnya rasa stres dan takut berlebih karena banyaknya informasi yang diperoleh tentang bahaya COVID-19.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, tim pelaksana pengabdian masyarakat dari IAIN Surakarta ini melakukan sosialisasi dan edukasi untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Kegiatan ini bertujuan memberikan pengetahuan pada para remaja cara untuk mengantisipasi stres sebagai dampak dari penggunaan media sosial.
2.ANALISIS SITUASI
Dusun Ngudi merupakan salah satu dusun di Desa Kalangan, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Bagian timur wilayah ini berbatasan langsung dengan Jawa Timur.
Dusun ini terdiri atas sembilan RT. Secara spesifik, pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di Dusun Ngudi RT.06/ RW. 03 yang terdiri atas 32 Kepala Keluarga (KK) yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai buruh dan petani, kelompok minornya berprofesi sebagai pegawai dan pedagang.
Pada masa pandemi COVID-19 ini, Dusun Ngudi mengalami berbagai permasalahan yang perlu diselesaikan, antara lain:
• Isu Sosial
Permasalahan sosial di Dusun Ngudi pada masa pandemi COVID-19 ini adalah munculnya kepanikan, rasa takut, dan stres yang dialami oleh masyarakat. Hal tersebut diakibatkan karena peningkatan atau fluktuasi kasus terkonfirmasi positif COVID-19. Selain itu, berbagai informasi dari media massa mengenai bahaya dan banyaknya jumlah kematian yang diakibatkan COVID-19 semakin memperparah kekhawatiran masyarakat setempat. Banyak warga yang merasa tertekan mental dan batinnya akibat pandemi COVID-19. Kekhawatiran dan stres tersebut tidak hanya dialami oleh orang lanjut usia saja, namun hampir seluruh lapisan masyarakat setempat, terutama mulai dari usia remaja yang memang sudah bisa memahami situasi yang terjadi.
• Isu Pendidikan
Pada pandemi COVID-19 ini, kegiatan belajar mengajar dilakukan secara online, yaitu dalam jaringan (daring) dengan menggunakan berbagai media online, seperti Youtube, WhatsApp, Google Meet, Zoom, dan lain-lain.
Pelajar di wilayah tersebut masih merasa belum bisa beradaptasi dengan metode pembelajaran daring, sehingga banyak dari mereka yang merasa malas belajar, serta kepedulian dan kesadarannya dalam belajar menurun drastis.
Jati Emas (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol. 5 No. 3 Nopember 2021 – e. ISSN: 2550-0821
Dosen Indonesia Semesta (DIS)-DPD Jatim
37
SOSIAL HUMANIORA
• Isu Ekonomi
Wabah COVID-19 mengakibatkan berkurangnya pendapat masayarakat, terutama pada masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang. Permasalahan ini semakin parah dengan adanya peraturan daerah yang membatasi jam operasional pada pedagang hanya sampai jam 20.00, serta diterapkannya kebijakan lockdown di pasar yaitu dengan menutup pasar setiap hari jum’at.
Berdasarkan situasi yang terjadi di Dusun Ngudi RT 06/ RW 03 tersebut, tim pengabdian tertarik untuk menyelesaikan permasalahan dari isu sosial. Solusi yang diberikan berupa sosialisasi kepada para remaja agar lebih bijak dalam bermedia sosial, sehingga dapat mengantisipasi stres yang muncul akibat penggunaan media sosial.
3.METODE PELAKSANAAN
Peserta yang menjadi sasaran dari kegiatan ini adalah remaja di Dusun Ngudi, Blora yang duduk di bangku SMA. Metode yang digunakan, yaitu metode sosialisasi atau penyuluhan. Kegiatan pengabdian ini terdiri atas 3 tahapan pelaksanaan, sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan dan Persiapan
Pada tahap ini dilakukan perizinan terhadap Ketua RT setempat dan berkoordinasi dengan perkumpulan remaja untuk menentukan subjek dan tempat pelaksanaan kegiatan.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, kegiatan dibagi menjadi dua kegiatan utama, yaitu sosialisasi secara online melalui platforms Whatsapp Group dengan pesertanya merupakan anggota dari perkumpulan karang taruna yang berada di usia SMA; dan sosialisasi secara offline terhadap 10 remaja yang mengaji di Mushalla Al-Ma’ruf Dusun Ngudi, Blora.
Pada kegiatan penyuluhan baik secara online dan offline, kegiatan dibagi menjadi tiga sesi, yaitu 1) observasi awal untuk mendapatkan informasi dari para peserta kegiatan tentang jenis media sosial yang sering mereka gunakan, intensitas waktu penggunaan, dampak positif dan negatif yang mereka rasakan dengan penggunaan media sosial, serta sikap dan perasaan mereka saat menggunakan media sosial; 2) Penyampaian materi penyuluhan, yang terdiri atas teknik SIFT untuk mengantisipasi informasi hoaks; dan cara untuk mengantisipasi stres dan takut yang muncul; 3) Diskusi atau tanya jawab seputar materi yang disampaikan.
c. Tahap Evaluasi
Pada tahap evaluasi, dilakukan diskusi dan tanya jawab dengan peserta untuk mengetahui
tingkat pemahaman, tanggapan, dan umpan balik peserta mengenai kegiatan pengabdian yang telah dilakukan.
4.HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum pelaksanaan kegiatan sosialisasi dilakukan, tim pengabdian terlebih dahulu melakukan wawancara dengan masyarakat sekitar mengenai permasalahan yang saat ini terjadi di Dusun Ngudi, Blora. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, tim peneliti tertarik untuk ikut berpartisipasi dalam mengatasi salah satu permasalahan yang dialami, yaitu isu sosial yang berkaitan dengan munculnya stress dan rasa takut di masa pandemi. Gambar 1 memperlihatkan kegiatan wawancara terhadap salah satu warga yang dilakukan oleh tim pengabdian.
Gambar 1. Wawancara untuk menggali informasi permasalahan yang dialami oleh masyarakat
Pada tahap pertama, yaitu tahap pelaksanaan, dilakukan kegiatan sosialisasi secara online melalui platform WhatsApp Group seperti yang terlihat pada gambar 2.
Gambar 2. Penyampaian materi sosialisasi melalui platform WhatsApp Group
Jati Emas (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol. 5 No. 3 Nopember 2021 – e. ISSN: 2550-0821
Dosen Indonesia Semesta (DIS)-DPD Jatim
38
SOSIAL HUMANIORA
Tahap pelaksanaan yang kedua, yaitu sosialisasi secara offline dilakukan menggunakan metode ceramah serta diskusi, serta menggunakan media bantu berupa poster 1) Student: Care for yourself one small way each day [11]; dan 2) Tips for managing stress during the COVID-19 pandemic [11] yang diperoleh dari website Center for Control Disease dan Substance Abuse and Mental Health Service Administration. Kegiatan sosialisasi secara offline diperlihatkan pada gambar 3.
Gambar 3. Kegiatan sosialisasi secara offline
Berdasarkan hasil observasi awal pada peserta, sebagian besar peserta pelatihan menyampaikan bahwa intensitas mereka dalam mengakses media sosial meningkat pada masa pandemi dibandingkan sebelum pandemi terjadi. Hal itu disebabkan karena mereka tidak banyak melakukan kegiatan di luar rumah. Sebelum masa pandemi, dari pagi hingga sore mereka sibuk berkegiatan di sekolah. Akan tetapi, pada masa pandemi ini, oleh karena sekolah dilaksanakan secara dalam jaringan (daring), maka mereka memiliki waktu lebih untuk mengakses media sosial.
Mereka juga mengungkapkan bahwa ada kalanya mereka merasa khawatir berlebihan ketika melihat informasi yang beredar di media sosial mengenai COVID-19. Adapun media sosial yang paling umum mereka gunakan adalah WhatsApp, instagram, Line, YouTube, telegram, dan twitter. Selanjutnya, setelah observasi awal ini, tim pelaksana memaparkan materi. Pada realisasi pelaksanaannya, terdapat lebih banyak muatan-muatan yang disampaikan, karena adanya sesi tanya jawab dan elaborasi berkaitan dengan materi yang disampaikan.
Materi 1. Metode SIFT untuk Mengantisipasi Hoaks yang Beredar Melalui Media Sosial
Salah satu tindakan bijak dalam menggunakan media sosial adalah memastikan bahwa informasi yang diterima merupakan fakta dan bukan suatu hoaks atau berita palsu. Dengan demikian, ketika menerima informasi dari sumber manapun, perlu dipastikan terlebih dahulu keaslian
dan fakta dari informasi tersebut. Selain itu, pengguna media sosial juga disarankan untuk tidak menyebarluaskan informasi yang diperoleh sebelum mengetahui status keaslian dan kebenaran dari informasi tersebut.
Salah satu teknik yang direkomendasikan untuk mengantisipasi informasi hoaks di media sosial adalah teknik SIFT [12], [13]. Teknik ini terdiri atas empat tahapan yang perlu dilakukan apabila seseorang membaca, mendengar, atau melihat/menonton berita yang beredar melalui media sosial. Langkah pertama, yaitu Stop (berhenti), yaitu berhenti sejenak terlebih dahulu dengan mengambil nafas yang dalam, sebelum menerima semua informasi yang diperoleh begitu saja dan menganggap bahwa semua informasi yang diperoleh adalah fakta. Langkah kedua adalah Investigate the source, yang berarti selidiki sumber yang menyebarkan informasi tersebut dan periksa faktanya apakah sumber (baik perseorangan, institusi, atau situs web) tersebut merupakan sumber yang terpercaya atau tidak.
Selanjutnya, pada langkah ketiga, yaitu Find better coverage yang berarti mencari informasi serupa dari sumber-sumber lain yang terpercaya.
Semakin banyak sumber terpercaya yang menyampaikan informasi serupa, semakin besar kemungkinan informasi tersebut dapat dipercaya.
Dalam hal pandemic COVID-19, beberapa situs terpercaya yang dapat digunakan untuk melakukan cross check informasi seputar COVID-19, antara lain Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), PeduliLindungi, Center for Disease Control (CDC), World Health Organization (WHO), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Langkah terakhir adalah Trace claims, quotes, and media to the original context, yaitu lacak kembali sumber yang digunakan oleh penyebar informasi dan keasliannya [12], [13].
Materi 2. Cara Mengantisipasi Stres sebagai Akibat Penggunaan Media Sosial
Salah satu teknik yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi stres adalah teknik Self Talk Positive, yaitu dengan melakukan dialog dengan dirinya sendiri untuk memunculkan atau membangun emosi positif dengan cara mensugesti dan memerintahkan diri sendiri agar dapat bersikap positif dan konstruktif [14]. Dengan bersikap positif maka individu bisa memberikan semangat pada diri sendiri untuk mencapai harapan atau tujuan yang diinginkan. Teknik ini dapat mengurangi stres berupa kekhawatiran, kecemasan, dan ketakutan yang dialami remaja dengan membuat diri mereka menjadi lebih tenang [15].
Selain melakukan teknik Self Talk Positive, lembaga Susbtance Abuse and Mental Health
Jati Emas (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol. 5 No. 3 Nopember 2021 – e. ISSN: 2550-0821
Dosen Indonesia Semesta (DIS)-DPD Jatim
39
SOSIAL HUMANIORA
Service Administration (SAMHSA) merekomen- dasikan langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam mengatasi stres selama masa pandemi [16].
Langkah ini juga dapat dilakukan oleh para remaja untuk mengantisipasi terjadinya stres. Pertama, menjauhkan diri dari informasi yang beredar di media. Langkah ini dapat dilakukan para remaja dengan menjauhkan diri sejenak dari media sosial dengan tujuan untuk memfokuskan diri pada kehidupan diri sendiri dan menumbuhkan kesadaran bahwa kehidupannya baik-baik saja. Kedua, bercerita pada teman dekat atau keluarga, atau yang umum disebut sebagai curahan hati (curhat).
Kegiatan curhat ini banyak memberikan manfaat, karena tidak selamanya manusia bisa mengatasi kegelisahan dan menyelesaikan permasalahannya sendiri. Beberapa manfaat curhat, antara lain melegakan dan menenangkan perasaan;
meringankan beban yang menghimpit perasaan;
mempererat hubungan kelurga atau pun persahabatan; dan mendapatkan pencerahan dan solusi yang baik [17]. Langkah terakhir, yaitu memberi perhatian lebih pada tubuh sendiri dengan tujuan untuk mengenali tanda-tanda stres, kemudian menyediakan waktu untuk memperbaharui semangat diri dengan berdoa atau pun melakukan meditasi.
Center for Disease Control (CDC), sebagai lembaga internasional pusat pengendalian dan pencegahan penyakit, merekomendasikan kegiatan yang dapat dilakukan para remaja selama masa pandemi COVID-19 [11]. Beberapa kegiatan tersebut, antara lain melakukan kegiatan yang menjadi hobi dan dirasa menyenangkan, misalnya berjalan-jalan atau lari pagi di taman; memakan makanan dan camilan sehat; menyisihkan waktu untuk merelaksasikan diri dengan membaca, mendengarkan musik, atau mencari hobi baru; dan bercerita pada seseorang yang dipercaya jika merasa gelisah.
Evaluasi Kegiatan
Setelah kegiatan penyuluhan dilakukan, tahap selanjutnya adalah melakukan monitoring dan evaluasi program pengabdian masyarakat yang telah dilaksanakan. Evaluasi ini dilakukan melalui serangkaian diskusi dan tanya jawab mengenai pelaksanaan program, umpan balik para peserta, dan kendala-kendala yang dihadapi selama pelaksanaan.
Secara umum, kegiatan ini berjalan lancar, dengan kendala hanya berupa sedikitnya peserta yang dapat diundang mengikuti kegiatan offline mengingat adanya pemberlakuan PPKM. Adapun feedback dari peserta, secara keseluruhan peserta sangat antusias mengikuti kegiatan, terutama pada kegiatan yang dilakukan secara offline. Meskipun peserta pada acara offline hanya 10 peserta, namun pada sesi diskusi peserta cukup aktif bertanya, berpendapat, dan berbagi pengalaman pribadi yang dialami. Hal
tersebut menunjukkan luasnya elaborasi yang terjadi. Selain itu, peserta menyadari banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini, sehingga peserta menyampaikan harapan bahwa kegiatan seperti ini dapat diadakan secara rutin pada masa pandemi. Hal tersebut diharapkan untuk memfasilitasi ruang berbagi cerita dan pengalaman pribadi selama masa pandemi, dan juga lebih memahami cara-cara untuk lebih bijak menggunakan media sosial sehingga dapat mengatasi stress yang dialami.
5.KESIMPULAN
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan di Dusun Ngudi RT 06/ RW 02, Blora, ini memberikan pemahaman kepada para remaja di dusun tersebut mengenai metode untuk mengantisipasi hoaks di media sosial dan cara untuk mengantisipasi stres di masa pandemi COVID-19 sebagai akibat banyaknya informasi yang beredar di media sosial. Secara umum, kegiatan ini berjalan lancar dan peserta menyampaikan bahwa kegiatan ini memberikan banyak manfaat.
UCAPANTERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Surakarta, karena melalui program KKN Transformatif Kerso Darma Tahun 2021, kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat terlaksana.
DAFTARPUSTAKA
[1] Pranita, E. (2020). Virus Masuk Indonesia.
Kompas. www.kompas.com
[2] Ilyas, F. (2021). Analisis SWOT Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terhadap Dampak Ekonomi di Tengah Upaya Menekan Laju Pandemi COVID-19. Jurnal Akrab Juara, 6(3), 190–198.
[3] Masuyama, A., Kubo, T., Sugawara, D., &
Chishima, Y. (2021). Interest Consistency Can Buffer the Effect of COVID-19 Fear on Psychological Distress. International Journal of Mental Health and Addiction.
https://doi.org/10.1007/s11469-021-00564-5 [4] Ifdil, I., Putri, Y. E., & Amalianita, B. (2020).
Stress and anxiety among adolescents, during the covid-19 outbreak. Konselor, 9(4), 174–
178.
https://doi.org/10.24036/0202094111941-0- 00
[5] Turban, E., King, D., Lee, J. K., Liang, T. ., &
Turban, D. C. (2015). Electronic Commerce:
A Managerial and Social Networks Perspective (8th ed). Springer International Publishing.
Jati Emas (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol. 5 No. 3 Nopember 2021 – e. ISSN: 2550-0821
Dosen Indonesia Semesta (DIS)-DPD Jatim
40
SOSIAL HUMANIORA
[6] Loades, M. E., Chatburn, E., Higson-Sweeney, N., Reynolds, S., Shafran, R., Brigden, A., &
Crawley, E. (2020). Rapid systematic review:
the impact of social isolation and loneliness on the mental health of children and adolescents in the context of COVID-19. of the American Academy of Child & Adolescent Psychiatry.
[7] O’Keeffe, G. S., & Clarke-Pearson, K. (2011).
The impact of social media on children, adolescents, and families. Pediatrics, 127(4), 800–804.
[8] Chan, A. K., Nickson, C. P., Rudolph, J. ., Lee, A., & Joynt, G. M. (2020). Social media for rapid knowledge dissemination: early experience from the COVID‐19 pandemic.
Wiley Online Library.
[9] Lu, H., Stratton, C. W., & Tang, Y. W. (2020).
Outbreak of pneumonia of unknown etiology in Wuhan, China: the mystery and the miracle.
Journal of medical virology, 92(4), 401–402.
[10] Murphy, S. K., Fineberg, A. M., Maxwell, S.
D., Alloy, L. B., Zimmermann, L., &
Krigbaum, N. Y. (2017). Maternal infection and stress during pregnancy and depressive symptoms in adolescent offspring. Psychiatry research, 257, 102–110.
[11] CDC. (2020). Students: Care for yourself one small way each day. https://www.cdc.gov/
mentalhealth/stress-coping/care-for-
yourself/pdfs/Students-Care-for-Yourself.pdf [12] Wiederhold, B. K. (2020). Social Media Use
During Social Distancing. Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking, 23(5).
https://doi.org/10.1089/cyber.2020.29181.bk w
[13] Waddell, K. (2020). Fight against coronavirus misinformation shows what big tech can do when it really tries. Consumer Reports.
[14] Amanda, S. S. D., & Apsari, N. C. (2020).
Mengatasi Stress pada Remaja saat Pandemi COVID-19 dengan Teknik Self Talk.
Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, 7(2).
[15] Martin, G., & Pear, J. (2015). Modifikasi Perilaku. Pustaka Pelajar.
[16] SAMHSA. (2020). Tips for Managing Stress During the COVID-19 Pandemic Wallet Card.
https://store.samhsa.gov/product/Tips-for- Managing-Stress-During-the-COVID-19- Pandemic-Wallet-Card/PEP20-01-01-013 [17] Widodo, S., Suryani, L., Sularmi, L., Pratama,
Y., & Dianti, R. (2020). Rendahnya Intensi Anak untuk Curhat kepada Orang Tua pada Siswa MTs Mathlaul Anwar. Jurnal ABDIMAS, 1(2), 67–74.