• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 6 TAHUN 2022 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 6 TAHUN 2022 TENTANG"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK

NOMOR 6 TAHUN 2022 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN

DANA DESA DI KABUPATEN DEMAK TAHUN ANGGARAN 2022 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI DEMAK,

Menimbang : bahwa berdasarkan Pasal 12 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara dan berdasarkan Pasal 37 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.07/2021 tentang Pengelolaan Dana Desa, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Dana Desa Di Kabupaten Demak Tahun Anggaran 2022;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5495) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 6573);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5586) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);

SALINAN

(2)

4. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6321);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5558) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5864);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041);

8. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 136);

9. Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2021 tentang Rincian Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2022 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 260);

(3)

10. Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Sebagai Bencana Nasional;

11. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 158);

12. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2016 tentang Indeks Desa Membangun (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 300);

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 611);

14. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 16 Tahun 2019 tentang Musyawarah Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1203);

15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 61/PMK.07/2019 tentang Pedoman Penggunaan Tranfer Ke Daerah Dan Dana Desa Untuk Mendukung Pelaksanaan Intervensi Pencegahan Stunting Terintegrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 530);

16. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pedoman Umum Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat

Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1633);

17. Peraturan Menteri Keuangan 190/PMK.07/2021 tentang Pengelolaan Dana Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1424);

18. Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 12 Tahun 2021 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Demak Tahun Anggaran 2022 (Lembaran Daerah Kabupaten Demak Tahun 2021 Nomor 12);

19. Peraturan Bupati Demak Nomor 31 Tahun 2015 tentang Pendelegasian Sebagian Wewenang Bupati Kepada Camat Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Demak (Berita Daerah Kabupaten Demak Tahun 2015 Nomor 31) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Demak Nomor 40 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Demak Nomor 31 Tahun 2015 tentang Pendelegasian Sebagian Wewenang Bupati Kepada Camat Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Demak (Berita Daerah Kabupaten Demak Tahun 2015 Nomor 40);

(4)

20. Peraturan Bupati Demak Nomor 59 Tahun 2015 tentang Pedoman Pengelolaan Belanja Bantuan Keuangan Kepada

Pemerintah Desa (Berita Daerah Kabupaten Demak Tahun 2015 Nomor 59);

21. Peraturan Bupati Demak Nomor 72 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Dan Rencana Kerja Pemerintah

Desa (Berita Daerah Kabupaten Demak Tahun 2016 Nomor 73);

22. Peraturan Bupati Demak Nomor 51 Tahun 2018 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Daerah Kabupaten Demak Tahun 2018 Nomor 52) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Bupati Demak Nomor 49 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bupati Demak Nomor 51 Tahun 2018 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Daerah Kabupaten Demak Tahun 2021 Nomor 49);

23. Peraturan Bupati Demak Nomor 36 Tahun 2019 tentang Daftar Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul Dan Kewenagan Lokal Berskala Desa Di Kabupaten Demak (Berita Daerah Kabupaten Demak Tahun 2019 Nomor 36);

24. Peraturan Bupati Demak Nomor 18 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa Di Desa (Berita Daerah Kabupaten Demak Tahun 2020 Nomor 18);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DESA DI KABUPATEN DEMAK TAHUN ANGGARAN 2022.

BAB I

KETENTUAN UMUM Bagian Kesatu Pengertian Umum

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten Demak.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

3. Bupati adalah Bupati Demak.

(5)

4. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

5. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yang selanjutnya disebut Dinas adalah Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Demak.

6. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu perangkat desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

9. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.

10. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban desa tersebut.

11. Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran, penatausahaan, pelaporan, pertanggung-jawaban dan pengawasan keuangan desa.

12. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disingkat APBDesa adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa, dan ditetapkan dengan Peraturan Desa.

13. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.

(6)

14. Alokasi Dasar adalah alokasi yang dihitung berdasarkan prosentase tertentu dari anggaran dana desa yang dibagi secara merata kepada setiap Desa, berdasarkan klaster jumlah penduduk.

15. Alokasi Afirmasi adalah alokasi yang diberikan kepada Desa Tertinggal dan Desa Sangat Tertinggal, yang memiliki jumlah penduduk miskin tinggi.

16. Alokasi Kinerja adalah alokasi yang diberikan kepada Desa dengan kinerja terbaik.

17. Alokasi Formula adalah alokasi yang dihitung berdasarkan indikator jumlah penduduk Desa, angka kemiskinan Desa, luas wilayah Desa, dan tingkat kesulitan geografis Desa setiap kabupaten.

18. Musyawarah Desa adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, pemerintah Desa dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.

19. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disebut RPJMDesa adalah perencanaan yang memuat arah kebijakan keuangan Desa, strategi pembangunan Desa dan program perencanaan pembangunan selama enam tahun.

20. Rencana Kerja Pemerintah Desa yang selanjutnya disebut RKPDesa adalah penjabaran dari RPJMDesa yang memuat kerangka ekonomi desa, prioritas pembangunan desa, rencana kerja dan pendanaannya baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Desa maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dengan mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah.

21. Rekening Kas Umum Negara yang selanjutnya disingkat RKUN adalah rekening tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara pada bank sentral.

22. Rekening Kas Umum Daerah yang selanjutnya disingkat dengan RKUD adalah rekening tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh Bupati untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan.

23. Rekening Kas Desa yang selanjutnya disingkat RKD adalah Rekening tempat penyimpanan uang Pemerintah Desa yang menampung seluruh penerimaan Desa dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran Desa pada bank yang ditetapkan.

(7)

24. Kewenangan berdasarkan hak asal usul adalah hak yang merupakan warisan yang masih hidup dan prakarsa Desa atau prakarsa masyarakat Desa sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat.

25. Kewenangan lokal berskala Desa adalah kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat Desa yang telah dijalankan oleh Desa atau mampu dan efektif dijalankan oleh Desa atau yang muncul karena perkembangan Desa dan prakasa masyarakat Desa.

26. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

27. Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.

28. Prioritas Penggunaan Dana Desa adalah pilihan kegiatan yang didahulukan dan diutamakan daripada pilihan kegiatan lainnya untuk dibiayai dengan Dana Desa.

29. Indeks Desa Membangun selanjutnya disingkat dengan IDM adalah Indeks Komposit yang dibentuk dari Indeks Ketahanan Sosial, Indeks Ketahanan Ekonomi dan Indeks Ketahanan Ekologi Desa.

30. Desa Mandiri adalah Desa maju yang memiliki kemampuan melaksanakan pembangunan Desa untuk peningkatan kualitas hidup dan kehidupan sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa dengan ketahanan ekonomi, dan ketahanan ekologi secara berkelanjutan.

31. Desa Maju adalah Desa yang memiliki potensi sumber daya sosial, ekonomi dan ekologi, serta kemampuan mengelolanya untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa, kualitas hidup manusia, dan menanggulangi kemiskinan.

32. Desa Berkembang adalah Desa potensial menjadi Desa Maju, yang memiliki potensi sumber daya sosial, ekonomi, dan ekologi tetapi belum mengelolanya secara optimal untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa, kualitas hidup manusia dan menanggulangi kemiskinan.

33. Desa Tertinggal adalah Desa yang memiliki potensi sumber daya sosial, ekonomi, dan ekologi tetapi belum, atau kurang mengelolanya dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa, kualitas hidup manusia serta mengalami kemiskinan dalam berbagai bentuknya.

(8)

34. Desa Sangat Tertinggal adalah Desa yang mengalami kerentanan karena masalah bencana alam, goncangan ekonomi, dan konflik sosial sehingga tidak berkemampuan mengelola potensi sumber daya sosial, ekonomi, dan ekologi, serta mengalami kemiskinan dalam berbagai bentuknya.

35. Padat Karya Tunai adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat desa, khususnya yang miskin dan marginal, yang bersifat produktif dengan mengutamakan pemanfaatan sumber daya, tenaga kerja, dan teknologi lokal untuk memberikan tambahan upah/pendapatan, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

36. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.

37. Sisa Dana Desa adalah Dana Desa yang disalurkan oleh Pemerintah kepada Kabupaten yang tidak habis disalurkan ke Desa sampai akhir tahun anggaran atau Dana Desa yang disalurkan oleh Kabupaten kepada Desa yang tidak habis digunakan oleh Desa sampai akhir tahun anggaran dan menjadi bagian dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran APBDesa.

38. SDGs Desa adalah upaya terpadu mewujudkan Desa tanpa kemiskinan dan kelaparan, Desa ekonomi tumbuh merata, Desa peduli kesehatan, Desa peduli lingkungan, Desa peduli pendidikan, Desa ramah perempuan, Desa berjejaring, dan Desa tanggap budaya untuk percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

39. Pandemi COVID-19 adalah bencana yang disebabkan oleh faktor non alam yaitu Corona Virus Disease 2019 (COVID 19) yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat Desa, sehingga mengakibatkan korban jiwa manusia serta dampak sosial, ekonomi, kesehatan dan kejiwaan atau psikologis manusia.

40. Desa Aman COVID-19 adalah kondisi kehidupan Desa yang tetap produktif di tengah Pandemi COVID-19 dengan kedisiplinan warga menerapkan protokol kesehatan dengan menggunakan masker, menjaga jarak fisik, dan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

41. Bantuan Langsung Tunai Dana Desa yang selanjutnya disingkat BLT Desa adalah pemberian uang tunai kepada keluarga miskin atau tidak mampu di desa yang bersumber dari Dana Desa untuk mengurangi dampak ekonomi akibat adanya pandemi COVID-19 berdasarkan kriteria yang disepakati dan diputuskan melalui musyawarah Desa.

(9)

Bagian Kedua Tujuan Pasal 2

Pengaturan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan Dana Desa bertujuan untuk memberikan acuan bagi:

a. Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa dalam melaksanakan kebijakan nasional stabilisasi keuangan negara dalam rangka menghadapi ancaman yang membahayakan sistem perekonomian nasional dan/atau stabilitas sistem keuangan.

b. Pemerintah Daerah dalam pemantauan, evaluasi, pendampingan masyarakat Desa, pembinaan, dan fasilitasi Prioritas Penggunaan Dana Desa;

c. Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa dalam memfasilitasi penyelenggaraan Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa serta monitoring dan evaluasi status perkembangan Desa; dan

d. Pemerintah Desa dalam menetapkan prioritas penggunaan Dana Desa dan kegiatan perencanaan pembangunan desa.

Bagian Ketiga Prinsip Pasal 3

Petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan Dana Desa didasarkan pada prinsip-prinsip:

a. kemanusiaan adalah pengutamaan hak-hak dasar, harkat dan martabat manusia;

b. keadilan adalah pengutamaan pemenuhan hak dan kepentingan seluruh warga Desa tanpa membeda-bedakan;

c. kebhinekaan adalah pengakuan dan penghormatan terhadap keanekaragaman budaya dan kearifan lokal sebagai pembentuk kesalehan sosial berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan universal;

d. keseimbangan alam adalah pengutamaan perawatan bumi yang lestari untuk keberlanjutan kehidupan manusia; dan e. kebijakan strategis nasional berbasis kewenangan Desa adalah pengutamaan pelaksanaan kebijakan strategis nasional untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat berbasis kewenangan desa.

(10)

Bagian Keempat Ruang Lingkup

Pasal 4

Ruang lingkup Peraturan Bupati ini meliputi:

a. penyaluran Dana Desa;

b. prioritas penggunaan Dana Desa;

c. penetapan prioritas penggunaan Dana Desa;

d. publikasi dan pelaporan;

e. pembinaan dan pengawasan;

f. pelaporan dan evaluasi; dan g. sanksi.

Pasal 5

Penetapan Rincian Dana Desa sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengelolaan Dana Desa Tahun 2022, sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

BAB II

PENYALURAN DANA DESA Pasal 6

(1) Dana Desa disalurkan dari RKUN ke RKD melalui RKUD.

(2) Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui pemotongan Dana Desa pagu

Kabupaten dan penyaluran dana hasil pemotongan Dana Desa ke RKD.

(3) Penyaluran dana hasil pemotongan Dana Desa ke RKD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan berdasarkan surat kuasa pemindahbukuan Dana Desa dari Bupati.

(4) Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam 3 (tiga) tahap dengan ketentuan:

a. tahap I sebesar 40% (empat puluh perseratus) dari pagu Dana Desa setiap Desa paling cepat bulan Januari paling lambat bulan Juni;

b. tahap II sebesar 40% (empat puluh perseratus) dari pagu Dana Desa setiap Desa paling cepat bulan Maret dan paling lambat bulan Agustus; dan

c. tahap III sebesar 20% (dua puluh perseratus) dari pagu Dana Desa paling cepat bulan Juni.

(5) Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk Desa berstatus Desa Mandiri berdasarkan

Indeks Desa Membangun dilakukan dalam 2 (dua) tahap dengan ketentuan:

a. tahap I sebesar 60% (empat puluh perseratus) dari pagu Dana Desa paling cepat bulan Januari dan paling lambat bulan Juni; dan

(11)

b. tahap II sebesar 40% (empat puluh perseratus) dari pagu Dana Desa paling cepat bulan Maret; dan

(6) Pagu Dana Desa setiap Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) setelah dikurangi kebutuhan Dana Desa untuk BLT Desa selama 12 (dua belas) bulan;

(7) Dalam hal kebutuhan Dana Desa untuk BLT Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (6) lebih kecil dari besaran Dana Desa untuk BLT Desa yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden mengenai rincian APBN tahun anggaran 2022, Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) disalurkan paling tinggi sebesar 60% (enam puluh perseratus) dari pagu Dana Desa setiap Desa.

(8) Penyaluran Dana Desa tahap I sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a dan tahap I untuk Desa berstatus Desa Mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a sudah termasuk pendanaan kebutuhan Dana Desa untuk penanganan pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID- 19).

Pasal 7

(1) Penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RKD melalui RKUD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dilaksanakan setelah Bupati menerima dokumen persyaratan penyaluran dari Kepala Desa, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Tahap I berupa Peraturan Desa tentang APBDesa;

b. Tahap II berupa:

1. laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Desa tahun anggaran sebelumnya dari Kepala Desa;

2. laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Desa tahap I menunjukan rata-rata realisasi penyerapan paling rendah sebesar 50% (lima puluh perseratus) dan rata-rata capain keluaran menunjukan paling rendah sebesar 35% (tiga puluh perseratus) dari Dana Desa tahap I yang telah disalurkan; dan

3. Peraturan Kepala Desa tentang Penetapan keluarga penerima manfaat BLT Desa (KPM-BLT Desa) atau peraturan Kepala Desa tentang penetapan tidak terdapat keluarga penerima manfaat BLT Desa.

c. Tahap III berupa;

1. laporan realisasi penyerapan dan capaian Dana Desa sampai dengan tahap II menunjukan rata-rata realisasi penyerapan paling rendah sebesar 90%

(sembilan puluh perseratus) dan rata-rata capaian keluaran menunjukan paling rendah sebesar 75%

(tujuh puluh lima perseratus) dari Dana Desa Tahap II yang telah disalurkan; dan

(12)

2. laporan konvergensi pencegahan stunting tingkat Desa tahun anggaran 2021.

(2) Penerimaan dokumen penyaluran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan ketentuan:

a. Tahap I paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sebelum bulan Juni berakhir;

b. Tahap II paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sebelum bulan Agustus berakhir; dan

c. Tahap III mengikuti kebijakan langkah- langkah akhir tahun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

(3) Penyaluran Dana Desa untuk desa dengan status Mandiri dilaksanakan setelah Bupati Demak menerima dokumen persyaratan penyaluran dari Kepala Desa, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Tahap I berupa Peraturan Desa tentang APBDesa;

b. Tahap II berupa:

1. laporan realisasi penyerapan dan capaian Dana Desa tahun anggaran 2021 dari Kepala Desa;

2. laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Desa tahap I menunjukan rata-rata realisasi penyerapan paling rendah 50% (lima puluh perseratus) dan rata-rata capain keluaran menunjukan paling rendah sebesar 35% (tiga puluh perseratus) dari Dana Desa tahap I yang telah disalurkan; dan

3. laporan konvergensi pencegahan stunting tingkat Desa tahun anggaran 2021;

(4) Penerimaan dokumen penyaluran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dengan ketentuan:

a. Tahap I paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sebelum bulan Juni berakhir; dan

b. Tahap II mengikuti kebijakan langkah-langkah akhir tahun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

(5) Desa yang melaksanakan BLT Desa tahun anggaran 2021 selama 12 (dua belas) bulan, selain persyaratan penyaluran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan ayat (3) huruf b ditambahkan data realisasi pembayaran BLT Desa bulan kesatu sampai dengan bulan kedua belas.

(6) Dalam hal Desa tidak melaksanakan BLT Desa Tahun 2021 selama 12 (dua belas) bulan, selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan ayat (3) huruf b, ditambahkan dokumen persyaratan berupa peraturan kepala desa atau keputusan kepala desa mengenai tidak terdapat calon keluarga penerima manfaat BLT Desa yang memenuhi kriteria dan/atau tidak tersedia cukup anggaran perbulanya.

(13)

(7) Capaian keluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b angka 2 dan c angka 1 serta ayat (3) huruf b angka 2 dihitung berdasarkan rata-rata prosentase capaian

keluaran dari seluruh kegiatan setiap Desa.

(8) Laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b angka 2 dan c angka 1 serta ayat (3) huruf b angka 2 disusun sesuai dengan tabel referensi data bidang, kegiatan, kegiatan, uraian keluaran, volume keluaran, satuan keluaran, dan capaian keluaran.

(9) Dokumen persyaratan penyaluran Dana desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) disampaikan dalam bentuk dokumen fisik (hardcopy) dan/atau dokumen elektronik (softcopy).

(10) Dokumen digital (softcopy) sebagaimana dimaksud ayat (9) diolah dan dihasilkan melalui aplikasi Online Monitoring Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (OM-SPAN).

(11) Ketentuan lebih lanjut berkaitan dengan penyaluran Dana Desa diatur dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 8

(1) Dana Desa untuk kebutuhan BLT Desa termasuk untuk Desa berstatus Desa Mandiri disalurkan dengan ketentuan:

a. Dana Desa untuk BLT Desa bulan kesatu sampai dengan bulan ketiga, Kepala Desa menyampaikan kepada Bupati melalui Dinas berupa:

1. Surat permohonan penyaluran BLT Desa bulan kesatu sampai dengan bulan ketiga diajukan paling cepat bulan Januari 2022;

2. Peraturan Desa mengenai APBDesa Tahun Anggaran 2022; dan

3. Peraturan Kepala Desa atau Keputusan Kepala Desa mengenai penetapan keluarga penerima manfaat BLT Desa.

b. Dana Desa untuk BLT Desa bulan empat sampai dengan bulan keenam, Kepala Desa menyampaikan kepada Bupati melalui Dinas berupa:

1. Permohonan penyaluran BLT Desa bulan keempat sampai dengan bulan keenam diajukan paling cepat bulan April 2022;

2. Data realisasi jumlah keluarga penerima manfaat bulan kesatu sampai dengan bulan ketiga disampaikan kepada Bupati melalui Dinas.

c. Dana Desa untuk BLT Desa bulan ketujuh sampai dengan bulan kesembilan, Kepala Desa menyampaikan kepada Bupati melalui Dinas berupa:

1. Permohonan penyaluran BLT Desa bulan ketujuh sampai dengan bulan kesembilan diajukan paling cepat bulan Juli 2022; dan

(14)

2. Data realisasi jumlah keluarga penerima manfaat bulan keempat sampai dengan bulan keenam disampaikan kepada Bupati melalui Dinas.

d. Dana Desa untuk BLT Desa bulan kesepuluh sampai dengan bulan kedua belas, Kepala Desa menyampaikan kepada Bupati melalui Dinas berupa:

1. Permohonan penyaluran BLT Desa bulan kesepuluh sampai dengan bulan keduabelas diajukan paling cepat bulan Oktober 2022;

2. Data realisasi jumlah keluarga penerima manfaat bulan ketujuh sampai dengan bulan kesembilan disampaikan kepada Bupati melalui Dinas.

(2) Kebutuhan Dana Desa untuk BLT Desa setiap bulan diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah keluarga penerima manfaat BLT Desa yang direkam dalam aplikasi OM-SPAN dengan besaran BLT Desa setiap bulannya.

(3) Penyaluran Dana Desa untuk BLT Desa bulan kesatu sampai dengan bulan ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat disalurkan bersamaan dengan penyaluran Dana Desa tahap I sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) huruf a dan Pasal 6 ayat (5) huruf a.

(4) Kepala Desa wajib menyampaikan data realisasi jumlah keluarga penerima manfaat yang telah menerima pembayaran BLT Desa bulan kesepuluh sampai bulan kedua belas kepada Bupati melalui Dinas paling lambat tanggal 15 Desember 2022.

(5) Dalam hal tanggal 15 Desember 2022 bertepatan dengan hari libur atau hari yang diliburkan, batas waktu penyampaian data realisasi jumlah keluarga penerima manfaat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) pada hari kerja berikutnya.

(6) Penyampaian data realisasi jumlah keluarga penerima manfaat yang telah menerima pembayaran BLT Desa bulan kesepuluh sampai dengan bulan kedua belas sebagaimana dimaksud pada ayat (4) menjadi persyaratan penyaluran Dana Desa tahap I Tahun Anggaran 2023.

(7) Kepala Desa bertanggungjawab atas kebenaran data realisasi jumlah keluarga penerima manfaat yang menerima BLT Desa.

BAB III

PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA Pasal 9

(1) Prioritas Penggunaan Dana Desa diatur dan diurus oleh Desa berdasarkan kewenangan Desa.

(2) Prioritas Penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk program dan/atau kegiatan percepatan pencapaian SDGs Desa melalui:

a. pemulihan ekonomi nasional sesuai kewenangan Desa;

(15)

b. program prioritas nasional sesuai kewenangan Desa;

dan

c. mitigasi dan penanganan bencanan alam dan non alam sesuai kewenangan Desa.

(3) Pemerintah Desa wajib menganggarkan dan melaksanakan kegiatan prioritas yang bersumber dari Dana Desa untuk : a. program perlindungan sosial berupa BLT Desa;

b. kegiatan bidang ketahanan pangan dan hewani; dan c. kegiatan penanganan pandemi Corona Virus Disease

2019 (COVID-19) di Desa.

(4) Besaran Dana Desa yang digunakan untuk mendanai kegiatan prioritas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10

(1) Penggunaan Dana Desa untuk pemulihan ekonomi nasional sesuai kewenangan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf a diprioritaskan untuk pencapaian SDGs Desa:

a. penanggulangan kemiskinan, untuk mewujudkan Desa tanpa kemiskinan;

b. pembentukan, pengembangan, dan peningkatan kapasitas pengelolaan badan usaha milik Desa/ badan usaha milik Desa bersama untuk pertumbuhan ekonomi Desa merata; dan

c. pembangunan dan pengembangan usaha ekonomi produktif yang diutamakan dikelola badan usaha milik Desa/badan usaha milik Desa bersama untuk mewujudkan konsumsi dan produksi Desa sadar lingkungan.

(2) Penggunaan Dana Desa untuk program prioritas nasional sesuai kewenangan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf b diprioritaskan untuk pencapaian SDGs Desa:

a. pendataan Desa, pemetaan potensi dan sumber daya, dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi sebagai upaya memperluas kemitraan untuk pembangunan Desa;

b. pengembangan Desa wisata untuk pertumbuhan ekonomi Desa merata;

c. penguatan ketahanan pangan nabati dan hewani untuk mewujudkan Desa tanpa Kelaparan;

d. pencegahan stunting untuk mewujudkan Desa sehat dan sejahtera; dan

e. pengembangan Desa inklusif untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat secara menyeluruh dalam pembangunan Desa.

(16)

(3) Pemerintah Desa menganggarkan kegiatan Penguatan ketahanan pangan nabati dan hewani untuk mewujudkan Desa tanpa kelaparan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf c serta melakukan penyesuain ketahanan pangan dan hewani sesuai dengan karakteristik dan potensi Desa.

(4) Penggunaan Dana Desa untuk mitigasi dan penanganan Bencana Alam dan Non alam sesuai dengan kewenangan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf c diprioritaskan untuk pencapaian SDGs Desa:

a. Mitigasi dan penanganan bencanan alam;

b. Mitigasi dan penanganan bencana non alam; dan c. mewujudkan Desa tanpa kemiskinan melalui Bantuan

Langsung Tunai Dana Desa.

(5) Bantuan Langsung Tunai Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c ditetapkan sebesar Rp300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) untuk bulan pertama sampai bulan kedua belas dimulai dari bulan Januari 2022.

(6) Mitigasi dan penanganan bencana non alam sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b salah satunya adalah penanganan pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID- 19).

(7) Penanganan pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID- 19), sebagaimana dimaksud ayat (6) dilakukan melalui pos komando pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di tingkat Desa atau pos jaga di Desa.

(8) Pos komando penanganan pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) atau pos jaga sebagaimana dimaksud pada ayat (6), memiliki fungsi:

a. pencegahan;

b. penanganan;

c. pembinaan; dan

d. pendukung pelaksanaan penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di tingkat Desa.

(9) Rincian kegiatan penanganan pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) termasuk pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat mikro atau sebutan lain di Desa yang dilaksanakan oleh Desa berdasarkan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (8), berpedoman pada ketentuan peraturan perundang- undangan.

(10) Pemerintah Desa dapat melakukan penyesuaian anggaran dukungan pendanaan penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dengan memperhatikan tingkat kasus Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang ditetapkan oleh satuan tugas Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) setempat paling cepat 3 (tiga) bulan setelah Pemerintah Desa menganggarkan dukungan pendanaan penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

(17)

(11) Hasil penyesuaian dukungan pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (10) dapat digunakan untuk mendanai kegiatan yang menjadi prioritas Desa.

(12) BLT Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c diberikan kepada keluarga penerima manfaat yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. keluarga miskin atau tidak mampu yang berdomisili di Desa bersangkutan dan diprioritaskan untuk keluarga miskin yang termasuk dalam kategori kemiskinan ekstrem;

b. kehilangan mata pencaharian;

c. mempunyai anggota keluarga yang rentan sakit menahun/kronis;

d. keluarga miskin penerima jaring pengaman sosial lainya yang terhenti baik yang bersumber dari APBD dan/atau dari APBN;

e. keluarga miskin yang terdampak pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan belum menerima bantuan;

atau;

f. rumah tangga dengan anggota rumah tangga tunggal lanjut usia.

(13) Dalam hal keluarga penerima manfaat BLT Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (6) merupakan petani, BLT Desa dapat digunakan untuk kebutuhan pembelian pupuk.

(14) Daftar keluarga penerima manfaat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan peraturan Kepala Desa atau Keputusan Kepala Desa.

(15) Peraturan Kepala Desa atau Keputusan Kepala Desa sebagaimana dimaksud ayat (7) paling sedikit memuat:

a. Nama, NIK dan alamat keluarga penerima manfaat;

b. Rincian keluarga penerima manfaat berdasarkan jenis kelompok pekerjaan; dan

c. Jumlah keluarga penerima manfaat.

(16) Pembayaran BLT Desa kepada keluarga penerima manfaat dilaksanakan mulai bulan Januari dan dapat dibayarkan paling banyak untuk 3 (tiga) bulan secara sekaligus.

(17) Dalam hal pembayaran BLT Desa bulan kedua sampai dengan bulan kedua belas lebih besar dari kebutuhan BLT Desa, pembayaran atas selisih kekurangan BLT Desa bulan kedua sampai dengan bulan kedua belas menggunakan Dana Desa selain Dana Desa untuk BLT Desa setiap Bulan.

(18) Jumlah keluarga penerima manfaat BLT Desa bulan kedua sampai dengan bulan kedua belas tidak boleh lebih kecil dari jumlah keluarga penerima manfaat BLT Desa bulan kesatu.

(18)

(19) Dalam hal terdapat keluarga penerima manfaat BLT Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (8) meninggal dunia atau tidak memenuhi kriteria keluarga penerima manfaat, Kepala Desa wajib mengganti dengan keluarga penerima manfaat yang baru.

(20) Dalam hal terdapat perubahan daftar keluarga penerima manfaat BLT Desa dan/ atau penambahan jumlah keluarga penerima manfaat BLT Desa, perubahan dan/atau penambahan tersebut ditetapkan dalam peraturan Kepala Desa atau Keputusan Kepala Desa.

Pasal 11

Desa yang mendapatkan alokasi afirmasi wajib mempergunakan alokasi afirmasi untuk kegiatan penanggulangan kemiskinan.

Pasal 12

Kegiatan penanggulangan kemiskinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 antara lain:

a. penyediaan kebutuhan dasar (RTLH, Kesehatan, Pendidikan, peningkatan pendapatan, layanan air bersih, sanitasi keluarga, layanan penerangan rumah);

b. pelatihan keahlian dan ketrampilan kewirausahaan, yaitu pembekalan keahlian untuk mengembangkan usaha secara mandiri bagi warga miskin;

c. pendampingan kelompok usaha mulai pembentukan, pelatihan organisasi, analisis potensi, pengusulan kegiatan usaha produktif, pelaksanaan kegiatan, akses keuangan dan permodalan, hingga pengelolaan/pemasaran hasil bagi warga miskin;

d. membangun prasarana pelatihan usaha dan keahlian kerja bagi warga miskin;

e. membangun prasarana produksi bersama untuk produk dan komoditas unggulan Desa;

f. mengembangkan sentra produksi dan pemasaran hasil produk warga miskin;

g. mengembangkan bursa tenaga kerja terampil Desa yang berasal dari warga miskin;

h. memfasilitasi akses keuangan, permodalan dan pasar bagi bursa komoditas, produksi dan tenaga kerja terampil Desa yang berasal dari warga miskin;

i. mendorong pemerintah Desa menyediakan infrastruktur ekonomi pendukung seperti: balai latihan kerja untuk peningkatan kapasitas masyarakat miskin, sentra produksi dan pemasaran produk serta komoditas sebagai hasil pengembangan oleh waga miskin; dan

(19)

j. kegiatan penanggulangan kemiskian lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.

Pasal 13

Desa yang mendapatkan alokasi kinerja dapat dipergunakan untuk kegiatan yang mendorong kemajuan dan peningkatan pendapatan Desa, antara lain:

a. perencanaan Desa:

1. penyusunan perencanaan desa berbasis masyarakat; dan 2. maket desa dan DED.

b. program desa mandiri:

1. pengelolaan BUMDesa;

2. pengelolaan desa wisata; dan

3. pengolahan produk unggulan desa.

c. program penguatan Pasar Desa:

1. revitalisasi pasar desa;

2. penataan kelembagaan pasar desa; dan 3. sarana dan prasarana pasar desa.

d. peningkatan daya saing Desa:

1. pelatihan sumber daya manusia dengan sistem magang;

2. peningkatan nilai tambah produk unggulan desa; dan 3. pemasaran produk unggulan desa.

e. pembinaan bidang olah raga dan seni budaya:

1. Sarana prasarana olah raga dan seni budaya;

2. Penyelenggaraan turnamen olah raga dan seni budaya;

dan

3. Pelatihan olah raga dan seni budaya.

f. peningkatan ekonomi dan kesehatan masyarakat:

1. Pengelolaan Bank Sampah;

2. Peningkatan gizi keluarga/ kampung gizi;

3. Lomba kampung sehat/ kebersihan; dan 4. Inovasi pengelolaan sanitasi lingkungan.

Pasal 14

Penyertaan Modal atau perluasan usaha BUMDesa dan/atau BUMDesa Bersama wajib dilakukan analisis kelayakan usaha dari aspek antara lain:

a. aspek pasar dan pemasaran;

b. aspek teknis dan teknologi;

c. aspek keuangan;

d. aspek managemen dan sumber daya manusia;

e. aspek sosial budaya, ekonomi, politik, dan lingkungan hidup; dan

f. aspek hukum.

(20)

Pasal 15

Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan dan jenis belanja kegiatan bersumber Dana Desa sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

BAB IV

PENETAPAN PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA Pasal 16

(1) Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dibahas dan disepakati melalui Musyawarah Desa.

(2) Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menghasilkan kesepakatan mengenai Prioritas Penggunaan Dana Desa yang dituangkan dalam berita acara.

(3) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi pedoman Pemerintah Desa dalam penyusunan Peraturan Desa yang mengatur mengenai RKP Desa.

(4) Dalam penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan mengikuti tahapan perencanaan pembangunan Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai pedoman umum pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa.

Pasal 17

(1) Pelaksanaan program dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) dilakukan melalui swakelola dengan mendayagunakan sumber daya/ bahan baku lokal, dan diupayakan dengan lebih banyak menyerap tenaga kerja dari masyarakat desa setempat.

(2) Swakelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diutamakan menggunakan pola Padat Karya Tunai Desa.

(3) Pendanaan Padat Karya Tunai Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dialokasikan untuk upah pekerja paling sedikit 50% (lima puluh perseratus) dari dana kegiatan Padat Karya Tunai Desa.

(4) Dana Desa yang digunakan untuk mendanai pengembangan kapasitas masyarakat dilakukan melalui swakelola oleh Desa atau badan kerja sama antar-Desa.

(5) Swakelola oleh badan kerja sama antar-Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(21)

Pasal 18

(1) Masyarakat Desa berpartisipasi dalam penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa.

(2) Partisipasi masyarakat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara:

a. terlibat aktif dalam setiap tahapan penyusunan Prioritas Penggunaan Dana Desa;

b. menyampaikan usulan program dan/atau kegiatan;

c. memastikan prioritas penggunaan Dana Desa ditetapkan dalam dokumen RKP Desa dan APB Desa;

dan

d. ikut serta mensosialisasikan Prioritas Penggunaan Dana Desa.

(3) Pemerintah Desa berkewajiban untuk melibatkan masyarakat dalam penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa.

Pasal 19

(1) Prioritas Penggunaan Dana Desa menjadi bagian dari RKP Desa.

(2) Prioritas Penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan:

a. hasil pendataan SDGs Desa oleh Desa;

b. data yang disediakan oleh Kementerian yang dijabarkan dalam Petunjuk Teknis yang dikeluarkan oleh Dinas;

dan

c. aspirasi masyarakat Desa.

(3) RKP Desa yang memuat Prioritas Penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi pedoman dalam penyusunan APB Desa.

BAB V

PUBLIKASI DAN PELAPORAN Bagian Kesatu

Publikasi Pasal 20

(1) Hasil kesepakatan musyawarah Prioritas penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 wajib dipublikasikan oleh Pemerintah Desa kepada masyarakat Desa di ruang publik yang dapat diakses masyarakat Desa.

(2) Publikasi penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara swakelola dan partisipatif dengan melibatkan peran serta masyarakat Desa.

(3) Publikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. Hasil Musyawarah Desa; dan

(22)

b. Data Desa, peta potensi dan sumber daya pembangunan, dokumen RPJM Desa, dokumen RKP Desa, Prioritas Penggunaan Dana Desa, dan dokumen APB Desa.

(4) Publikasi APB Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat nama kegiatan, lokasi kegiatan dan besaran anggaran.

(5) Dalam hal Pemerintah Desa tidak mempublikasikan penggunaan Dana Desa di ruang publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan Permusyawaratan Desa menyampaikan teguran lisan dan/atau tertulis.

Bagian Kedua Pelaporan

Pasal 21

(1) Kepala Desa menyampaikan laporan penetapan prioritas penggunaan Dana Desa kepada Menteri, dalam bentuk dokumen digital menggunakan Sistem Informasi Pembangunan Desa yang disediakan kementerian.

(2) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 1 (satu) bulan setelah RKP Desa ditetapkan.

Pasal 22

(1) Kepala Desa bertanggung jawab atas penggunaan Dana Desa.

(2) Pemerintah daerah dapat melakukan pendampingan atas penggunaan Dana Desa.

(3) Biaya pendampingan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibebankan pada APBD.

BAB VI

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 23

Pembinaan dan Pengawasan dalam penggunaan Dana Desa dilakukan sesuai dengan Peraturan Bupati Demak Nomor 34

Tahun 2018 tentang Pembinaan dan Pengawasan Desa di Kabupaten Demak dan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

(23)

BAB VII

PELAPORAN DAN EVALUASI Pasal 24

(1) Pertanggungjawaban Dana Desa terintegrasi dalam pertanggungjawaban APB Desa.

(2) Bentuk pertanggungjawaban dan pelaporan atas kegiatan dalam APB Desa yang dibiayai dari Dana Desa berpedoman pada Peraturan Bupati tentang Pengelolaan Keuangan Desa.

(3) Kepala Desa menyampaikan laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Desa setiap Tahap penyaluran kepada Bupati.

(4) Laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas:

a. Laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Desa Tahun Anggaran sebelumnya;

b. Laporan konvergensi pencegahan stunting tingkat Desa tahun anggaran sebelumnya; dan

c. Laporan Realisasi Penyerapan dan capaian keluaran Dana Desa.

(5) Laporan realisasi Penyerapan dan capaian keluaran Dana Desa Tahun Anggaran sebelumnya sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a disampaikan paling lambat minggu ketiga bulan Januari Tahun 2022.

(6) Laporan konvergensi pencegahan stunting tingkat Desa tahun anggaran sebelumnya sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b disampaikan paling lambat bulan Februari Tahun 2022.

(7) Laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Desa sampai dengan tahap II sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c disampaikan paling lambat bulan September Tahun 2022.

(8) Dalam hal terdapat pemutakhiran capaian keluaran setelah batas waktu penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan ayat (7) Kepala Desa dapat menyampaikannya pemutakhiran capaian keluaran kepada Bupati untuk selanjutnya dilakukan pemutakhiran data pada aplikasi.

Pasal 25

Pemantauan dan evaluasi pemanfaatan Dana Desa terdiri atas:

a. penyaluran Dana Desa;

b. prioritas penggunaan Dana Desa

c. capaian keluaran Dana Desa; dan/ atau d. sisa Dana Desa di RKD;

(24)

Pasal 26

(1) Dalam hal berdasarkan pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf a Dinas melakukan hal sebagai berikut:

a. Dinas dapat meminta penjelasan kepada Kepala Desa dan/ atau melakukan pengecekan atas kewajaran data dalam laporan capaian keluaran yang akan direkam dalam aplikasi OM-SPAN (Online Monitoring System Perbendaharaan dan Anggaran Negara);

b. Dalam hal terdapat indikasi penyalahgunaan Dana Desa, Dinas dapat mengajukan permohonan kepada Inspektorat Daerah untuk melakukan pemeriksaan.

(2) Kepala Desa wajib menganggarkan kembali sisa Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam rancangan APBDesa tahun anggaran berikutnya sesuai dengan peruntukanya dan ketentuan peraturan perundang- undangan.

BAB VIII SANKSI Pasal 27

(1) Dalam hal terdapat permasalahan Desa, berupa:

a. Kepala Desa dan/atau perangkat Desa melakukan penyalahgunaan Dana Desa di tetapkan sebagai tersangka; atau

b. Desa mengalami permasalahan administrasi, ketidakjelasan status hukum, dan/atau status keberadaan Desa,

Pemerintah Desa dapat diberikan sanksi berupa penghentian penyaluran dana Desa non BLT tahun anggaran berjalan dan pelaksanaan tahun anggaran berjalan berikutnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Ketentuan mengenai pemberian sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

(25)

Pasal 28

(1) Dalam hal pemerintah desa tidak melaksanakan BLT Desa selama 12 (dua belas) bulan pada tahun anggaran 2021, dikenakan sanksi pemotongan Dana Desa sebesar 50%

(lima puluh perseratus) dari Dana Desa yang akan disalurkan pada tahap II tahun 2022 diluar kebutuhan Dana Desa untuk BLT Desa.

(2) Pengenaan sanksi sebagaimana ayat (1) dikecualikan dalam hal berdasarkan musyawarah desa khusus tidak terdapat calon keluarga penerima manfaat BLT Desa yang memenuhi kriteria dan atau tidak tersedia cukup anggaran untuk tiap bulanya yang ditetapkan dengan peraturan kepala desa.

(3) Hasil musyawarah Desa khusus/ musyawarah insidentil sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dalam Peraturan Kepala Desa atau Keputusan Kepala Desa yang diketahui oleh Pemerintah Kabupaten atau pejabat yang di tunjuk.

(4) Dalam hal pemerintah desa tidak melaksanakan BLT Desa selama 12 (dua belas) bulan tahun anggaran 2022 dikenakan sanksi pemotongan Dana Desa tahap II tahun anggaran 2023.

BAB IX

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 29

Dalam hal terdapat arahan kebijakan Pemerintah, Prioritas Penggunaan Dana Desa dilaksanakan oleh Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 30

Tata kelola keuangan pelaksanaan Prioritas Penggunaan Dana Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang mengatur mengenai pengelolaan keuangan Desa.

(26)

BAB X

KETENTUAN PENUTUP Pasal 31

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatan dalam Berita Daerah Kabupaten Demak.

Ditetapkan di Demak

pada tanggal 10 Maret 2022 BUPATI DEMAK,

TTD

EISTI’ANAH

Diundangkan di Demak pada tanggal 10 Maret 2022

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN DEMAK, TTD

SINGGIH SETYONO

BERITA DAERAH KABUPATEN DEMAK TAHUN 2022 NOMOR 6 NO JABATAN PARAF

1 SEKDA 2 ASISTEN I

3 KABAG HUKUM 4 KA DINPERMADES

P2KB

(27)

1 Mranggen Banyumeneng 1.564.829.000 625.931.600 625.931.600 312.965.800 Alokasi Kinerja 2 Mranggen Kebonbatur 1.631.946.000 652.778.400 652.778.400 326.389.200 Alokasi Kinerja 3 Mranggen Sumberejo 1.240.344.000 496.137.600 496.137.600 248.068.800

4 Mranggen Kalitengah 1.250.427.000 500.170.800 500.170.800 250.085.400 Alokasi Kinerja 5 Mranggen Kangkung 1.323.962.000 529.584.800 529.584.800 264.792.400

6 Mranggen Mranggen 1.422.465.000 568.986.000 568.986.000 284.493.000 Alokasi Kinerja 7 Mranggen Batursari 1.718.782.000 687.512.800 687.512.800 343.756.400 Alokasi Kinerja 8 Mranggen Bandungrejo 1.183.296.000 473.318.400 473.318.400 236.659.200 Alokasi Kinerja 9 Mranggen Brumbung 1.268.030.000 507.212.000 507.212.000 253.606.000 Alokasi Kinerja 10 Mranggen Kembangarum 1.363.912.000 545.564.800 545.564.800 272.782.400 Alokasi Kinerja 11 Mranggen Karangsono 1.159.139.000 463.655.600 463.655.600 231.827.800

12 Mranggen Tamansari 1.158.107.000 463.242.800 463.242.800 231.621.400 Alokasi Kinerja 13 Mranggen Ngemplak 855.008.000 342.003.200 342.003.200 171.001.600

14 Mranggen Menur 1.186.797.000 474.718.800 474.718.800 237.359.400 Alokasi Kinerja 15 Mranggen Jamus 1.239.147.000 495.658.800 495.658.800 247.829.400 Alokasi Kinerja 16 Mranggen Wringinjajar 1.142.349.000 456.939.600 456.939.600 228.469.800

17 Mranggen Waru 979.852.000 391.940.800 391.940.800 195.970.400

18 Mranggen Tegalarum 1.324.263.000 529.705.200 529.705.200 264.852.600 Alokasi Kinerja 19 Mranggen Candisari 1.355.440.000 542.176.000 542.176.000 271.088.000 Alokasi Kinerja 20 Karangawen Jragung 1.836.844.000 734.737.600 734.737.600 367.368.800

21 Karangawen Wonosekar 1.921.784.000 768.713.600 768.713.600 384.356.800 22 Karangawen Margohayu 1.541.591.000 616.636.400 616.636.400 308.318.200 23 Karangawen Teluk 1.136.185.000 454.474.000 454.474.000 227.237.000 24 Karangawen Tlogorejo 1.468.426.000 587.370.400 587.370.400 293.685.200 25 Karangawen Rejosari 2.113.594.000 845.437.600 845.437.600 422.718.800 26 Karangawen Karangawen 1.305.223.000 522.089.200 522.089.200 261.044.600 27 Karangawen Kuripan 1.182.125.000 472.850.000 472.850.000 236.425.000

LAMPIRAN I

PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 6 TAHUN 2022 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DESA DI KABUPATEN DEMAK TAHUN ANGGARAN 2022

KETERANGAN DESA PENERIMA ALOKASI KINERJA

A. TAHAPAN PENYALURAN DANA DESA KABUPATEN DEMAK TAHUN 2022

No. KECAMATAN NAMA DESA PAGU DANA DESA TAHAP I (40%) TAHAP II (40%) TAHAP III (20%)

KETERANGAN DESA PENERIMA ALOKASI

AFIRMASI

(28)

KETERANGAN DESA PENERIMA ALOKASI KINERJA No. KECAMATAN NAMA DESA PAGU DANA DESA TAHAP I (40%) TAHAP II (40%) TAHAP III (20%)

KETERANGAN DESA PENERIMA ALOKASI

AFIRMASI 28 Karangawen Bumirejo 1.320.261.000 528.104.400 528.104.400 264.052.200

29 Karangawen Brambang 1.623.752.000 649.500.800 649.500.800 324.750.400 30 Karangawen Sidorejo 1.414.261.000 565.704.400 565.704.400 282.852.200 31 Karangawen Pundenarum 1.229.360.000 491.744.000 491.744.000 245.872.000

32 Guntur Blerong 1.425.755.000 570.302.000 570.302.000 285.151.000 Alokasi Afirmasi 33 Guntur Banjarejo 1.118.870.000 447.548.000 447.548.000 223.774.000 Alokasi Afirmasi 34 Guntur Wonorejo 1.054.112.000 421.644.800 421.644.800 210.822.400

35 Guntur Sarirejo 1.060.411.000 424.164.400 424.164.400 212.082.200 36 Guntur Pamongan 940.851.000 376.340.400 376.340.400 188.170.200 37 Guntur Tlogoweru 849.505.000 339.802.000 339.802.000 169.901.000 38 Guntur Bogosari 1.368.394.000 547.357.600 547.357.600 273.678.800

39 Guntur Sukorejo 1.290.878.000 516.351.200 516.351.200 258.175.600 Alokasi Kinerja 40 Guntur Sidokumpul 1.068.538.000 427.415.200 427.415.200 213.707.600

41 Guntur Gaji 1.023.266.000 409.306.400 409.306.400 204.653.200

42 Guntur Krandon 1.046.453.000 418.581.200 418.581.200 209.290.600 Alokasi Afirmasi 43 Guntur Tangkis 1.048.946.000 419.578.400 419.578.400 209.789.200 Alokasi Afirmasi 44 Guntur Temuroso 1.901.156.000 760.462.400 760.462.400 380.231.200

45 Guntur Bakalrejo 1.498.519.000 599.407.600 599.407.600 299.703.800 46 Guntur Guntur 1.267.088.000 506.835.200 506.835.200 253.417.600 47 Guntur Bumiharjo 1.057.849.000 423.139.600 423.139.600 211.569.800

48 Guntur Tlogorejo 1.279.441.000 511.776.400 511.776.400 255.888.200 Alokasi Kinerja 49 Guntur Trimulyo 1.241.423.000 496.569.200 496.569.200 248.284.600

50 Guntur Sidoharjo 1.109.788.000 443.915.200 443.915.200 221.957.600 51 Guntur Turitempel 1.105.786.000 442.314.400 442.314.400 221.157.200

52 Sayung Bulusari 1.230.775.000 492.310.000 492.310.000 246.155.000 Alokasi Kinerja 53 Sayung Dombo 1.220.400.000 488.160.000 488.160.000 244.080.000 Alokasi Kinerja 54 Sayung Jetaksari 1.107.727.000 443.090.800 443.090.800 221.545.400

55 Sayung Kalisari 1.369.889.000 547.955.600 547.955.600 273.977.800 56 Sayung Karangasem 910.563.000 364.225.200 364.225.200 182.112.600 57 Sayung Prampelan 1.026.746.000 410.698.400 410.698.400 205.349.200

58 Sayung Pilangsari 1.095.628.000 438.251.200 438.251.200 219.125.600 Alokasi Afirmasi 59 Sayung Tambakroto 910.832.000 364.332.800 364.332.800 182.166.400

60 Sayung Loireng 903.885.000 361.554.000 361.554.000 180.777.000 61 Sayung Sayung 1.198.769.000 479.507.600 479.507.600 239.753.800

62 Sayung Sriwulan 1.182.794.000 473.117.600 473.117.600 236.558.800 Alokasi Afirmasi 63 Sayung Bedono 1.113.672.000 445.468.800 445.468.800 222.734.400 Alokasi Afirmasi 64 Sayung Purwosari 1.134.524.000 453.809.600 453.809.600 226.904.800 Alokasi Afirmasi 65 Sayung Sidogemah 1.340.516.000 536.206.400 536.206.400 268.103.200 Alokasi Afirmasi 66 Sayung Gemulak 1.203.529.000 481.411.600 481.411.600 240.705.800 Alokasi Afirmasi

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 12 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan

bahwa berdasarkan Pasal 12 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

bahwa berdasarkan Pasal 12 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana

Teori Kelompok ~ kelompok tak beraturan..  Adalah kelompok yg secara teoritis terdiri minimal 2 orang , saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu dan menganggap hubungan

Sedangkan opini audit menurut Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara merupakan pernyataan profesional sebagai

bahwa berdasarkan Pasal 12 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara

bahwa berdasarkan Pasal 12 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 12 ayat (6) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan