• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MOTIF BORDIR DENGAN INSPIRASI BATIK TULIS KELAYANG INDONESIA PADA BUSANA LEISURE WEAR. Karya tulis sebagai salah satu syarat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN MOTIF BORDIR DENGAN INSPIRASI BATIK TULIS KELAYANG INDONESIA PADA BUSANA LEISURE WEAR. Karya tulis sebagai salah satu syarat"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MOTIF BORDIR DENGAN INSPIRASI BATIK TULIS KELAYANG INDONESIA

PADA BUSANA LEISURE WEAR

Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari

Telkom University

Oleh :

Bunga Virginia C S P 1605184052

(Program Studi Kriya Tekstil dan Fashion)

TELKOM UNIVERSITY

MARET 2022

(2)

BAB 1

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Provinsi Bangka Belitung merupakan pulau yang berbatasan dengan laut Cina Selatan di sebelah Utara, Belitung dikenal sebagai penghasil timah terbesar di Indonesia. Namun saat ini jumlah produksinya terus menurun, sehingga timah tidak lagi menjadi pendapatan utama bagi pemerintah daerah. Menurut Arthapura (2013) ada tiga sektor unggulan yang diharapkan menjadi daya saing baru kabupaten Belitung, Ketiga sektor tersebut adalah pariwisata, kelautan dan perikanan, serta perhubungan. Wibowo (2018) menjelaskan bahwa Belitung mulai fokus pada layanan pariwisata dan mulai menciptakan karya-karya kontemporer yang dibalut dengan teknologi, dengan harapan ekonomi kreatif di bidang pariwisata bisa menjadi sektor pendapatan utama Belitung. Menurut Pangestu (2018 ) Penduduk Belitung memiliki usia yang produktif, baik laki-laki maupun perempuan sehingga Kabupaten Belitung cukup berpotensi untuk berkembang dengan mempersiapkan angkatan kerja yang berkualitas, akan tetapi, para pengrajin Belitung masih memerlukan bimbingan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuanya agar dapat menciptakan ekonomi kreatif yang kondusif. Kondisi tersebut membuat Badan Ekonomi Kreatif ( Bekraf ) menempatkan sekelompok peneliti Inovatif dan Kreatif Kolaborasi Nusantara (IKKON) di pulau Belitung dengan tujuan mendorong dan membantu mengembangkan potensi ekonomi kreatif lokal di Belitung lalu meningkatkan kapasitas SDM setempat, menciptakan ekonomi kreaatif yang kondusif, sehingga pada akhirnya dapat menciptakan kesempatan kerja dan kesejahteraan masyarakat Belitung.

Dalam upaya mengembangkan potensi ekonomi kreatif di Belitung, IKKON membentuk sebuah brand Bernama Kelayang Indonesia, dengan harapan pengembangan ekonomi kreatif di Belitung bisa berkelanjutan meskipun program IKKON di Belitung berakhir, Kelayang Indonesia juga bisa menjembatani dan mewadahi para pengrajin Belitung dengan jangkauan pasar yang lebih luas. Kelayang Indonesia memiliki produk unggulan berbentuk lembaran tekstil yaitu batik brush dan batik tulis, sedangkan pada produk fashion yaitu leisure wear.

Batik brush sudah banyak dikembangkan oleh Kelayang Indonesia menjadi produk fashion dan diminati oleh masyarakat, sedangkan batik tulis belum banyak dikembangkan oleh Kelayang Indonesia karena terbatasnya kemampuan membatik pengrajin Belitung. Hal ini merupakan faktor utama belum adanya pengembangan lebih lanjut pada batik tulis Kelayang Indonesia.

Batik tulis Kelayang Indonesia memiliki aset-aset motif yang berpotesi untuk dikembangkan, selain itu unsur-unsur motif flora pada batik tulis Kelayang Indonesia menggambarkan identitas

(3)

Belitung, dimana jika motif batik tulis ini dikembangkan maka akan ada peluang untuk menciptakan sebuah produk fashion baru.

Berdasarkan data-data di atas peneliti melihat adanya potensi pengembangan aset motif batik tulis Kelayang Indonesia menggunakan teknik lain. Menurut Hery Suhersono (2004) motif flora sering diaplikasikan pada teknik bordir, selain itu motif flora merupakan motif yang diminati karena memiliki nilai keestetikan yang tinggi dan memberikan kesan feminin. Teknik bordir juga sudah banyak dikembangan dan diaplikasikan pada busana sehari-hari. Oleh karena itu penulis melihat adanya potensi mengembangkan aset motif batik tulis Kelayang Indonesia menggunakan teknik bordir. Pengembangan aset motif batik tulis Kelayang Indonesia menggunakan teknik bordir menjadi tujuan peneliti sehingga dapat memberikan kebaruan penerapan motif pada busana leisure wear Kelayang Indonesia. Dengan menggunakan metode kualitatif, penulis melakukan pencarian data melalui studi literatur, observasi, wawancara dan eksplorasi pada motif dan teknik tekstil. Penulis berharap pengembangan aset motif batik tulis Kelayang Indonesia menggunakan teknik bordir menjadi alternatif penerapan motif pada busana leisure wear Kelayang Indonesia.

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1.

Adanya peluang untuk mengembangkan aset motif batik tulis Kelayang Indonesia

2.

Adanya potensi pengembangan motif bordir dengan inspirasi motif batik tulis Kelayang Indonesia

3.

Adanya peluang menerapkan motif bordir dengan inspirasi motif batik tulis Kelayang Indonesia pada busana leisure wear

I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, masalah yang muncul dirumuskan penulis sebagai berikut:

1.

Bagaimana cara mengembangkan aset motif batik tulis Kelayang Indonesia ?

2.

Bagaimana cara mengembangkan motif bordir dengan inspirasi motif batik tulis Kelayang Indonesia ?

3.

Bagaimana cara menerapkan motif bordir dengan inspirasi batik tulis Kelayang Indonesia pada busana leisure wear ?

(4)

I.4 Batasan Masalah

Pada penelitian ini, penulis membatasi masalah berdasarkan beberapa aspek, diantaranya :

1.

Warna yang diaplikasikan pada bordir akan mengacu pada identitas brand Kelayang

Indonesia

2.

Penelitian akan dibatasi dengan menggunakan teknik bordir mesin manual

3.

Produk dibatasi pada leisure wear yang sudah di desain oleh brand Kelayang Indonesia

I.5 Tujuan Perancangan

Tujuan akhir dilakukan penelitian ini adalah :

1.

Mengembangkan potensi aset motif batik tulis Kelayang Indonesia

2.

Melakukan eksplorasi teknik bordir dengan inspirasi motif batik tulis

Kelayang Indonesia

3.

Menerapkan motif bordir dengan inspirasi motif batik tulis Kelayang pada produk leisure wear Kelayang Indonesia

I.6 Manfaat Perancangan

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Mendapat pengetahuan mengenai potensi aset batik tulis Kelayang Indonesia

2. Menambah pengetahuan mengenai proses pengembangan teknik bordir dengan inspirasi batik tulis Kelayang Indonesia

3. Memberikan variasi desain pada busana leisure wear Kelayang Indonesia

I.7 Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data kualitatif, diantaranya :

1.

Studi Literatur

Mengumpulkan data-data melalui buku, jurnal ilmiah, laporan penelitian serupa dan sumber lainya, data literatur utama yang penulis kumpulkan yaitu teori motif, batik tulis, rekalatar, teknik bordir, leisure wear, pulau Belitung dan Kelayang Indonesia.

(5)

2.

Observasi

Melakukan observasi secara online melalui jurnal dan artikel mengenai perkembangan Teknik bordir pada busana dan perkembangan busana leisure wear

3.

Wawancara

Melakukan wawancara dengan fashion designer Kelayang Indonesia dengan tujuan mengenal lebih dalam mengenai Pulau Belitung, Pengrajin Belitung dan Kelayang Indonesia, setelah itu melakukan wawancara dengan peneliti serupa yang mengaplikasikan motif menggunakan teknik bordir, tujuan sharing mengenai proses tahapan eksplorasi serta tips&trick dalam mengerjakan teknik bordir.

4.

Eksplorasi

Melakukan tahapan eksplorasi menggunakan teknik bordir dengan inspirasi motif batik tulis kelayang yang akan diterapkan pada busana leisure wear.

I.8 Kerangka Penelitian

Berikut kerangka penelitian tipe problem base dalam penelitian:

(6)

I.9 Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan tersusun dari beberapa bagian. Bagian penulisan terdiri dari empat bab, diantaranya :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II STUDI LITERATUR

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai teori dasar, klasifikasi, dan pengembangan dari objek pembahasan penelitian utama yaitu teori motif, batik tulis, rekalatar, teknik bordir, leisure wear, pulau Belitung dan Kelayang Indonesia.

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

Bab ini membahas data hasil metode penelitian meliputi data primer, data sekunder dan proses berkarya berupa hasil eksplorasi yang di dalamnya meliputi teknik dan motif.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL PERANCANGAN

Bab ini menjelaskan konsep perancangan beserta hasilnya, meliputi analisis brand pembanding, image board, deskripsi konsep, target market, lifestyle board, desain produk, dan konsep merchandise.

BAB V KESIMPULAN

Bab ini berisi penutupan dan kesimpulan hasil keseluruhan kegiatan penelitian, saran, dan rekomendasi.

(7)

BAB II

STUDI LITERATUR

II.1 Teori Motif

Motif adalah suatu rancangan yang dibuat dari bagian-bagian bentuk, garis, dan unsur yang dipengaruhi oleh bentuk stilasi alam, benda, atau gayanya sendiri, setiap motif dibentuk dari berbagai macam garis, seperti segitiga, persegi panjang, garis keriting atau spiral, lingkaran, liku-liku (horizontal dan vertikal), garis melilit, garis yang berfungsi sebagai pecahan serasi, tegak dan miring (arsir). Motif merupakan suatu elemen-elemen bentuk yang disusun secara berulang sehingga membentuk sebuah pola (Suhersono, 2004)

II.1.1 Klasifikasi Motif

a. Motif Geometris

Motif geometris merupakan motif dengan elemen titik, garis, kotak-kotak, dan segitiga.

motif geometris memiliki pola yang sederhana dan kompleks, dengan komposisi yang teratur atau abstrak (Kight, 2011).

Gambar II.1 Motif geometris

(Sumber : Kight (2011), diakses 23 Maret 2022 pada 13:48)

b. Motif Flora

Motif naturalis merupakan motif yang terinspirasi dari alam, tumbuhan, motif flora biasa digunakan pada karya seni seperti batik tulis dan bordir.(Suhersono, 2004).

Menurut Kight (2011) motif flora merupakan motif yang indah,feminin, klasik dan memiliki daya Tarik universal.

(8)

Gambar II.2 Motif flora

(Sumber : Kight (2011), diakses 23 Maret 2022 pada 13:49)

c. Motif Novelty

Motif novelty merupakan motif kebaruan yang tidak mencakup motif geometris dan bunga (Kight, 2011).

Gambar II.3 Motif novelty

(Sumber : Kight (2011), diakses 23 Maret 2022 pada 13:52)

II.1.2 Teknik Menggambar Motif

a. Teknik Stilasi

Stilasi merupakan teknik mengubah bentuk asli objek dengan melihat dari berbagai arah dengan pengayaan yang bersifat dekoratif tetapi tidak menghilangkan karakteristik bentuk aslinya, stilasi dapat dilakukan pada berbagai ragam hias seperti naturalis, geometris dan dekoratif (Fauzi, 2019).

(9)

Gambar II.4 Contoh Teknik Stilasi

(Sumber : sumber.belajar.kemdikbud.go.id, diunduh 23 Maret 2022 pada 15:12)

b. Teknik Deformasi

Deformasi adalah metode menggambar yang mengubah bentuk asli objek dengan melihat dari berbagai arah dengan menyederhanakan struktur dan proporsi bentuk asli sehingga proporsi akan berbeda dan lebih sederhana (Fauzi, 2019).

Gambar II.5 Contoh Teknik Deformasi

(Sumber : sumber.belajar.kemdikbud.go.id, diunduh 23 Maret 2022 pada 15:12)

c. Teknik Distorsi

Distorsi adalah metode menggambar yang mengubah bentuk asli objek dengan melihat dari berbagai arah dengan memperbesar struktur dan mengubah bentuk yang digambar sehingga ada perubahan yang sangat signifikan antara bentuk yang digambar dan objek aslinya (Fauzi, 2019).

Gambar II.6 Contoh Teknik Deformasi

(Sumber : sumber.belajar.kemdikbud.go.id, diunduh 23 Maret 2022 pada 15:12)

(10)

II.1.3 Repetisi Motif

Repetisi merupakan pengulangan penggambaran pola, dengan elemen desain seperti gambar, bentuk, warna, dan tekstur (Holowko, 2022).

1. Square Repeat

Square repeat merupakan pengulangan pola yang paling umum dan sederhana, pengulangan motif dibuat satu arah, sehingga bentuknya seperti persegi dan persegi Panjang (Holowko, 2022).

Gambar II.7 Contoh Square Repeat

(Sumber : Holowko (2022), diakses 23 Maret 2022 pada 15:51)

2. Half Drop Repeat

Half drop repeat merupakan pengulangan pola secara vertikal, sehingga bentuk yang dihasilkan akan menyambung pada bagian atas dan bawah, sedangkan bagian kiri dan kanan terpisah. Half drop repeat biasa digunakan sebagai repetisi semi formal (Holowko, 2022).

Gambar II.8. Contoh half drop repeat

(Sumber : Holowko (2022), diakses 23 Maret 2022 pada 15:53)

(11)

3. Brick Repeat

Brick repeat merupakan pengulangan pola secara horizontal, sehingga bentuk yang dihasilkan pada bagian kiri dan kanan menyambung, sedangkan bagian atas dan bawah terpisah, Brick repeat memiliki pola seperti batu bata (Holowko, 2022).

Gambar II.9. contoh brick repeat

(Sumber : Holowko (2022), diakses 23 Maret 2022 pada 15:53)

II.2 Rekalatar

Menurut Nugroho (2005) Rekalatar merupakan sebuah Teknik menghias kain dengan cara memberi motif dan warna seperti batik, sulam, bordir, serta menggunakan bahan tambahan lain seperti manik-manik. Rekalatar sering disebut surface design, teknik rekalatar dapat diaplikasikan pada lembaran kain dengan mudah menggunakan mesin maupun manual menggunakan tangan ( kautsar,2017).

II.3 Batik

II.3.1 Pengertian Batik

Kata 'batik' adalah kata benda, sedangkan kata kerjanya adalah 'membatik'. Istilah batik diambil dari bahasa Jawa 'mba' dan 'tik', yang tersusun dari kata 'mbatik' yang berarti 'ngembat titik' (melempar titik). Jadi, kata 'batik' adalah membuat titik. Batik secara etimologis adalah seni kolektif yang melibatkan banyak pengrajin yang menerapkan teknik pewarnaan pada kain menggunakan lilin/malam. Proses membatik umumnya dimulai dengan tahapan menggambar motif batik menggunakan pensil pada kain atau media tertentu, kemudian ditimpa lilin/malam menggunakan canting kemudian diberi pewarna (Kudiya, 2019).

(12)

II.3.2 Sejarah Batik

Sejarah batik di Indonesia erat kaitannya dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran agama Islam di Jawa. Pada beberapa catatan, perkembangan batik umumnya terjadi pada masa pemerintahan kerajaan Mataram, kemudian pada masa pemerintahan Solo dan Yogyakarta. Oleh karena itu, seni batik di Indonesia sudah dikenal sejak zaman Majapahit dan terus berkembang sejalan dengan kerajaan dan raja di bawahnya. Penyebaran seni batik sudah dimiliki oleh masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Jawa sejak akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19. Batik yang dihasilkan batik tulis dan batik cap dan dikenal setelah Perang Dunia Satu, hal ini karena adanya penyebaran agama islam, di daerah pelajar dan kemudian batik menjadi alat perdagangan islam. Seni membatik adalah seni melukis di atas kain untuk pakaian yang merupakan salah satu budaya keluarga raja-raja Indonesia kuno. Awalnya batik hanya ada di keraton dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarganya serta para pengikutnya. Karena banyak pengikut raja yang tinggal di luar keraton, maka seni membatik dibawa keluar keraton. Kesenian batik kuno ini banyak ditiru oleh orang-orang terdekat yang kemudian dilakukan oleh wanita di rumah untuk mengisi waktu luang.

Selanjutnya, batik pada awalnya hanya pakaian kerajaan, kemudian dicintai oleh masyarakat, wanita dan pria (Iskandar, 2018).

Gambar II.10 Sejarah Batik

(Sumber : Minews ID, diunduh 23 Maret 2022 pada 20:11)

II.3.3 Batik Tulis

Batik tulis berasal dari kata "membatik" dalam bahasa jawa artinya ''nyerat'' atau tulisan, sehingga muncul istilah batik tulis. Pengertian batik tulis dilihat dari proses pembuatannya yaitu menulis, merakit, dan membatik dengan cara meneteskan lilin/malam berupa titik-titik pada kain menggunakan alat tulis canting, ukuran canting biasanya dimulai dari angka nol (terkecil) hingga canting dengan ukuran lima (terbesar) yang biasanya digunakan untuk penutup bidang .

(13)

Batik tulis digunakan pada kain dengan motif-motif yang memiliki makna simbolis dan filosofis atau juga dengan ornamen (isen-isen) yang memerlukan detail yang baik, dalam pemilihan motif batik, seniman batik bebas memilih dekorasi untuk melengkapi batik, asalkan tidak mengandung unsur SARA atau bertentangan dengan ideologi negara. Secara umum, dalam sejarah motif batik di Indonesia, tema yang digunakan seringkali mengandung unsur flora dan fauna yang diberi sentuhan nilai estetika, terkadang ada juga motif batik yang dibuat mendekati dekoratif dan banyak yang bertema modern/kontemporer (Kudiya, 2019).

Gambar II.11 Batik Tulis

(Sumber : Manfaatcara.com, diunduh 23 Maret 2022 pada 20:16)

II.3.4 Klasifikasi Batik 1. Batik Tradisional

Batik tradisional merupakan batik dengan pola penulisan garis atau titik sehingga membentuk sebuah motif dan corak yang unik dan juga khas biasanya batik tradisional memiliki makna-makna tertentu. Contoh batik tradisional adalah batik Cirebon

Ciri-ciri batik Nusantara : 1.Memiliki makna simbolik

Pada batik tradisional setiap pola atau motifnya memiliki makna,oleh karena ini batik tradisional biasa digunakan untuk acara-acara sakral.

2.Janis pola utama berupa hewan, pagoda keraton dan bentuk geometris pola pada batik tradisional meliputi hewan mitodologi seperti ular, naga dan burung.

3.Warna cenderung gelap

Batik tradisional identik dengan warna yang cenderung gelap karena masih menggunakan pewarna alami, warna yang dihasilkan biasanya warna hitam dan coklat.

4.Motif unik

Motif pada batik tradisional cenderung unik dan beragam, karena motif-motif nya dibuat berdasarkan daerah asal pembuatnya (Fisnani et al., 2020)

(14)

Gambar II.12 Batik Tradisional

(Sumber : batik-tulis.com, diunduh 23 Maret 2022 pada 20:39)

2. Batik Kontemporer

Menurut Bambang Utoro (1979) arti kata kontemporer sendiri adalah “dewasa ini” atau pada

“masa kini”. Kontemporer sendiri memiliki arti kekinian atau modern, jadi seni kontemporer merupakan seni yang tidak terikat pada aturan-aturan zaman dahulu. Batik kontemporer merupakan batik yang memiliki motif-motif modern yang tidak mengandung makna-makna tertentu,biasanya batik kontemporer dibuat oleh para seniman dan desainer batik. Motif yang dibuat dalam batik kontemporer bergantung pada desainerya, tidak terikat aturan tertentu seperti isen-isen yang bebas dan teknik yang digunakan tidak terikat pada alat-alat membatik pada umumnya. Batik kontemporer ada sejak tahun 1967 dan mulai diterima oleh masyarakat pada tahun 1970.

Gambar II.13 Batik Kontemporer

(Sumber : gambarjempol.blogspot.com, diunduh 23 Maret 2022 pada 20:45)

(15)

II.4 Teknik Bordir

Teknik bordir dalam bahasa Inggris yaitu embroidery yang berarti sulaman. Sulaman merupakan suatu kerajinan tangan menggunakan jarum dan benang, yang di tusukkan pada kain sehingga terciptanya istilah tusuk hias (Yuliarma, 2016) pengerjaan bordir meningkat karena memakai alat mesin jahit atau mesin bordir khusus (high speed), sehingga mempercepat proses pengerjaanya, itulah awal mula terciptanya istilah bordir. Teknik bordir biasanya digunakan sebagai aksesoris pada busana, bordir memiliki nilai keindahan karena terdapat keberagaman motif , komposisi dan warna (Suhersono, 2004).

II.4.1 Sejarah Perkembangan Teknik Bordir di Indonesia

Teknik bordir sudah mulai popular di Indonesia sejak abad ke -16. Masyarakat Cina dan India melakukan perdagangan di Indonesia dan mulai memperkenalkan bordir sehingga bordir mulai berkembang di Indonesia. Pada saat itu bordir hanya digunakan oleh para bangsawan, Seiring dengan perkembangan zaman kini hiasan bordir dan sulaman sudah memiliki banyak macam jenis, mulai dari teknologi dalam mendesain, alat yang digunakan, bahan baku, hingga proses membuat bordir (Yuliarma, 2016).

Gambar II.14 Mesin bordir manual

(Sumber : benangijo.blogspot.com, , diunduh 23 Maret 2022 pada 21:09)

Gambar II.15 Mesin bordir komputer

(Sumber : benangijo.blogspot.com, , diunduh 23 Maret 2022 pada 21:09)

(16)

Peralatan yang di gunakan dalam membuat bordir sudah mulai berkembang menggunakan komputer dan sudah menyebar pada beberapa daerah seperti Jawa Barat (Tasikmalaya), Sumatra Barat (Bukittinggi, Payakumbuh, Pariaman, Agam, Padang, Solok), Jawa Tengah (Kudus), Gorontalo, Aceh, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Bali dan setiap daerah memiliki ciri khasnya tersendiri. (Yuliarma, 2016).

II.4.2 Macam-macam Tusuk Hias Bordir

Berikut merupakan macam-macam tusuk hias bordir : 1. Tusuk Lurus

Tusuk lurus biasanya digunakan untuk membuat kerangka motif, membuat isian, mengisi bidang lebar, dan membuat motif garis-garis lurus maupun lengkung (Budiyono,2008).

Gambar II.16. tusuk lurus pada daun

(Sumber : fesyendesign.com, diunduh 15 Maret 2022 pada 15:56) 2. Tusuk Melengkung

Tusuk melengkung biasanya digunakan untuk membuat motif yang berupa garis lengkung (Yuliarma, 2016).

Gambar II.17 Tusuk lengkung

(Sumber : fesyendesign.com, diunduh 15 Maret 2022 pada 15:56) 3. Tusuk Zigzag

Tusuk zigzag merupakan tusuk yang digunakan untuk membuat motif ragam hias seperti naturalis, geometris, ataupun dekoratif (Yuliarma, 2016).

(17)

Gambar II.18 Tusuk Zigzag

(Sumber : fesyendesign.com, diunduh 15 Maret 2022 pada 15:56)

II.4.3 Klasifikasi Bordir 1. Jahit penuh (Suji)

Jahit suji dilakukan dari satu sisi lainnya yang berlawan arah. Teknik ini relatif lebih sulit dibanding teknik lurus dan melingkar (Yuliarma, 2016).

Gambar II.19 Jahit penuh(suji)

(Sumber : fesyendesign.com, diunduh 15 Maret 2022 pada 16:16) 2. Sulam Terawang

Sulaman terawang merupakan sulam dengan hasil yang berlubang-lubang. Ada dua jenis terawang mesin, yaitu dengan mesin manual dan terawang solder yang

dikerjakan dengan mesin hight speed (Yuliarma, 2016).

Gambar II.20 Sulam terawang

(Sumber : fesyendesign.com, diunduh 15 Maret 2022 pada 16:17)

(18)

Langkah kerja untuk membuat bordir terawang sebagai berikut

• Membentuk dengan tusuk lurus.

• Membordir tusuk zig-zag pada pinggir motif dengan rapi dan halus.

• Melubangi kain pada motif yang ingin diterawang dengan gunting bordir dan rapikan dengan tusuk zig-zag jika meggunakan mesin manual, dan dengan solder listrik jika menggunakan mesin juki (Yuliarma, 2016).

3. Sulaman Timbul

Sulaman timbul merupakan sulaman yang hasilnya akan timbul atau muncul di atas bidang permukaan kain. Teknik ini dilakukan diluar proses menghias produk utama.

Sulaman timbul ini juga dapat di buat dengan teknik sulaman tangan atau dengan jarum khusus (Yuliarma, 2016).

Gambar II.21 Sulam timbul

(Sumber : fesyendesign.com, diunduh 15 Maret 2022 pada 16:19) 4. Bordir Fantasi

Bordir fantasi merupakan jenis bordir yang pengerjaanya tidak terikat oleh aturan, dimana tusukan hias dan warna benang bisa bervariasi saat diaplikasikan pada jenis bordir ini (Yuliarma, 2016).

Gambar II.22 Bordir fantasi

(Sumber : https://pin.it/5Y4QlZn, diunduh 23 Maret 2022 pada 22:09)

(19)

5. Teknik Aplikasi

Bordir aplikasi merupakan jenis bordir yang diperoleh dari penerapan motif bordir pada kain polos atau bermotif (Yuliarma, 2016).

Gambar II.23 Teknik aplikasi

(Sumber : bordirkomputersemarang.com, diunduh 23 Maret 2022 pada 22:15) II.4.4 Teknik dalam Membordir

1. Tutupan

Teknik tutupan yang fungsinya menutupi garis bagian luar secara padat dan tebal (Suhersono, 2004).

Gambar II.24 Teknik Tutupan

(Sumber : Suhersono (2011), diunduh 24 maret pada 1:21) 2. Seret

Teknik dasar dalam bordir, karena teknik ini dilakukan tanpa menekan pedal yang ada di lutut sehingga loncatan jarum hanya ke satu arah yaitu ke depan (Suhersono, 2004).

Gambar II.25 Teknik Seret

(Sumber : Suhersono (2011), diunduh 24 maret pada 1:21) 3. Belah Kopi

Teknik ini merupakan teknik tutupan yang membentuk lingkaran dengan ujung- ujungnya tersambung, sedangkan bagian tengah diisi dengan teknik blok (Suhersono, 2004).

Gambar II.26 Teknik Belah Kopi

(Sumber : Suhersono (2011), diunduh 24 maret pada 1:21)

(20)

4. Pew

Teknik tutupan yang memiliki ketebalan yang berbeda-beda, sehingga terlihat ada yang tipis dan ada juga yang tebal (Suhersono, 2004).

Gambar II.27 Teknik Pew

(Sumber : Suhersono (2011), diunduh 24 maret pada 1:21) 5. Semprot

Teknik ini merupakan teknik seret yang dirapatkan, sehingga terjadi penumpukan pada bidang dengan warna tertentu. Teknik semprot ini dapat digunakan sebagai teknik untuk membuat gradasi (Suhersono, 2011).

Gambar II.28 Teknik Semprot

(Sumber : Suhersono (2011), diunduh 24 maret pada 1:21)

6. Cakruk/ Garas

Teknik penutupan dengan lebar lompatan yang konstan dan dibuat sejajar sehingga tampak seperti garis putus-putus yang sejajar (Suhersono, 2011).

Gambar II.29 Teknik Cakruk/Garas

(Sumber : Suhersono (2011),, diunduh 24 maret pada 1:21)

7. Uter Teratur

Teknik ini digunakan untuk mengisi titik-titik dengan memainkan loop dengan tangan secara teratur dan tanpa menekan pedal lutut (Suhersono, 2011).

Gambar II.30 Teknik Uter teratur

(Sumber : Suhersono (2011), diunduh 24 maret pada 1:21)

(21)

8. Uter Bebas

Teknik dimana gerakan tangan lebih bebas ke segala arah, biasanya digunakan untuk menutupi bidang kosong (Suhersono, 2011).

Gambar II.31 Teknik Uter bebas

(Sumber : Suhersono (2011), diunduh 24 maret pada 1:21)

9. Gacruk/ Garuk penuh/ Blok

Gacruk adalah teknik pemblokiran bidang, cara pengaplikasianya lutut kaki kanan menekan pedal ke kanan atau ke luar sedangkan tangan menggerakkan ring (cincin) ke kanan dan kiri sehingga jarum melompat lebih leluasa namun terarah dan dilakukan sampai menutupi bidang (Suhersono, 2011).

Gambar II.32 Teknik Gacruk/ Garuk penuh/ Blok (Sumber : Suhersono (2011), diunduh 24 maret pada 1:21)

10. Bulu Kusut

Teknik menutupi besar yang ditumpuk menjadi sejenis daun kemudian dipisahkan dibagian tengah menggunakan silet dan digosok dengan sikat halus (Suhersono, 2011).

Gambar II.33 Teknik Bola Kusut

(Sumber : Suhersono (2011), diunduh 24 maret pada 1:21)

11. Kerancang/ terawang

Teknik tutupan kecil dengan berbagai bentuk motif kemudian dilubangi dengan cara disolder atau dipotong (Suhersono, 2011).

Gambar II.34 Teknik Kerancang/terawang

(Sumber : Suhersono (2011), diunduh 24 maret pada 1:21)

(22)

II.4.5 Perkembangan Bordir dalam produk Fesyen

Keterampilan membordir merupakan bagian dari ragam hias, bordir digunakan sebagai aksen untuk memperindah busana seperti kebaya, baju, blus, tunik, gamis, gaun pesta, gaun pengantin dan lainya (Suhersono, 2004).

Gambar II.35 Aplikasi bordir pada fesyen

(Sumber : zimbio.com, diunduh 23 Maret 2022 pada 22:24)

Dengan adanya perkembangan zaman, serta kreativitas yang tinggi pengaplikasian bordir tidak hanya untuk busana saja, tetapi untuk perlengkapan sehari-hari seperti sapu tangan, taplak meja, bantal dan lainya. Bordir sudah banyak diterapkan sebagai interior rumah, seperti tirai, penyekat ruangan dan hiasan dinding (Suhersono, 2004).

Gambar II. 36 Aplikasi bordir pada taplak

(Sumber : birsentelci, diunduh 23 Maret 2022 pada 22:28) II.5 Busana

Kata "busana" diambil dari bahasa Sansekerta "bhusana". Namun dalam bahasa Indonesia terjadi pergeseran makna “busana” menjadi “setara dengan pakaian”. Pada dasarnya pakaian merupakan alat yang digunakan untuk melindungi tubuh dan mempercantik penampilan seseorang. Menurut Roesbani (1984) segala sesuatu yang dipakai pada tubuh, baik dengan maksud melindungi tubuh maupun memperindah penampilan tubuh merupakan busana.

Pakaian meliputi pakaian dasar, aksesoris dan make-up. Sedangkan busana adalah bagian

(23)

yang termasuk dalam pakaian pokok. Busana menggambarkan karakter seseorang atau bisa dibilang identitas seseorang. Dalam dunia fashion, ada banyak sekali gaya berpakaian yang tersebar di seluruh dunia, dan masing-masing memiliki ciri khas tersendiri yang membedakan satu dengan yang lainnya. Manusia sendiri adalah makhluk yang mencari identitas dan busana adalah salah satu sarana untuk mendapatkan identitas tersebut. Dalam dunia fashion terdapat istilah-istilah modis dan tidak modis untuk menjelaskan apakah seseorang mengikuti perkembangan fashion atau tidak. (Roesbani, 1984).

II.5.1 Busana Leisure wear

Gambar II.37 Busana Leisure wear

(Sumber : travelandleisure.com, diunduh 24 Maret 2022 pada 10:45)

Leisure wear adalah pakaian yang pada umumnya dirancang untuk menikmati waktu santai atau rekreasi, biasanya busana ini digunakan diruang terbuka. Leisure wear merupakan pakaian casual yang sudah ada sejak tahun 1920, dan popular pada tahun 1950an. Pada tahun 1950an, leisure wear memberikan pilihan dalam berpakaian dikarenakan leisure wear bisa digunakan kapan saja dan dimana saja. Leisure wear biasa disebut juga dengan pakain casual yang mementingkan kenyamanan bagi yang menggunakanya . Material pakaianya cocok untuk kondisi alam atau lingkungan tertentu, memiliki fungsionalitas dan desain merupakan hal terpenting dalam busana leisure wear, selain itu pakaian leisure wear terbuat dari bahan sintesis sehingga membuat pakain ini mudah untuk dicuci (Debbie, 2016).

II.5.2 Klasifikasi Busana Leisure wear a. Travel wear

Pakaian yang terbuat dari bahan yang mudah dirawat atau diatur, dan terdiri dari item-item yang sesuai dengan iklim atau cuaca di tempat tujuan (trouser suit, vest suit and blouse, blouson suit) cocok untuk kondisi alam atau lingkungan tertentu, fungsionalitas dan desain adalah yang terpenting (Bunka,2009).

(24)

Gambar II.38 Travel wear

(Sumber : toadandco.com, diunduh 24 Maret 2022 pada 10:58)

b. Hiking wear

Pakaian yang ringan dan mudah dikenakan oleh pemakainya untuk menyesuaikan dengan suhu dan cuaca kombinasi dari trousers, cullotes, short trouser with shirt blouses,

sweaters, jackets, dan waistcoats (Bunka,2009).

Gambar II.39 Hiking wear

(Sumber : forsake.com, diunduh 24 Maret 2022 pada 11:24)

c. Cycling wear

Seharusnya tidak mengganggu pergerakan lutut, material ringan dan rendah hambatan angin yang mengganggu (kombinasi dari T-shirts, pullovers, waistcoats, jackets, cullotes, pedal-pushers, anoraks) (Bunka,2009).

(25)

Gambar II.40 Cycling wear

(Sumber : badassfit.net, diunduh 24 Maret 2022 pada 13:17)

d. Beach wear

Memiliki warna yang cerah dan kuat serta memiliki pola yang selaras dengan sinar matahari yang cerah, dengan gaya bold yang memperlihatkan banyak bagian tubuh seperti gaun terbuka, celana pendek, crop-top, untuk dikenakan saat berjalan di bawah sinar matahari (Bunka,2009).

Gambar II.41 beach wear

(Sumber : thelondoner.me, diunduh 24 Maret 2022 pada 11:41)

e. Fishing wear

Terbuat dari bahan yang tahan lama dan tahan air. Seperti rompi memancing itu dirancang untuk kebutuhan tertentu (Bunka,2009).

Gambar II.42 fishing wear

(Sumber :gentlemanfisherman.tumblr.com, diunduh 24 Maret 2022 pada 11:49)

(26)

II.6 Profil Pulau Belitung

Gambar II.43 Peta Pulau Belitung

(Sumber :portal.belitung.go.id, diunduh 24 Maret 2022 pada 15:13)

Belitung merupakan bagian dari Provinsi Bangka Belitung yang berbatasan dengan Laut Cina Selatan di sebelah utara, sisi Selatan berhadapan dengan laut Jawa dan sisi Barat berhadapan dengan Selat Gaspar. Badan Pusat Statistik mencatat bahwa letak geografis Kabupaten Belitung berada di antara 107° 08’ BT sampai 107° 58’ BT dan 02° 30 LS sampai 03° 15’ LS serta memiliki luas wilayah daratan dan lautan 8.656,69 km persegi. Kabupaten yang di peta dunia disebut dengan Billiton ini terdiri atas lima kecamatan, yaitu Membalong, Tanjung pandan, Sijuk, Badau, dan Selat Nasik. Tak hanya itu, Kabupaten ini juga memiliki gugusan pulau dengan berbagai ukuran, di antaranya adalah Pulau Seliu, Pulau Mendanau, dan Pulau Nadu (Pangestu, 2018). Pulau-pulau kecil di Kabupaten Belitung tersebar di lima kecamatan, yaitu Kecamatan Sijuk dengan 32 pulau, Selat Nasik 25 pulau kecil, Membalong 24 pulau kecil, Badau 11 pulau, dan Tanjung Pandan 6 pulau. Menurut Arthapura (2013) dari 98 pulau yang ada di Kabupaten Belitung, hanya 11 pulau kecil yang ditempati masyarakat, sehingga 87 pulau lainnya tidak berpenghuni. Ke-11 pulau tersebut antara lain pulau Mendanau, Seliu, Rengit, Kalimambang, Sumedang, Pura, Klangbau, Gersik, Buntar, Ru, dan Sebongkok. Penduduk asli Kabupaten Belitung adalah etnis Melayu yang kemudian berakulturasi dengan berbagai etnis lain, seperti etnis Melayu, Riau, Palembang, Bugis, Tionghoa, dan Jawa. Berdasarkan agama didominasi oleh umat Islam dengan persentase 91,6% dan pemeluk agama lain yaitu Buddha 6,37%, Protestan 1,02%, dan Katolik 0,55%.

Bahasa Hindu 0,45%, sehingga mempengaruhi pola budaya dan pola hubungan sosial masyarakat Kabupaten Belitung (Arthapura, 2013).

(27)

II.6.1 Sejarah Pulau Belitung

Sejarah Pulau Belitung menurut Dinasti Yuan (1279-1368) Buku 210 dan Hsing-ch'a Shenglan (1436) menjelaskan mengenai informasi tentang keberadaan Belitung dengan nama Kau-lan atau Gao-lan, hal ini dianggap sebagai salah satu hal yang menunjukkan bahwa perkembangan masyarakat Belitung tidak hanya berasal dari satu suku saja, tetapi kemungkinan terjadinya percampuran suku melalui proses perkawinan atau pendatang dari luar Belitung. Sejarah penambangan timah juga banyak mempengaruhi komposisi etnis di Belitung. Ketika timah dikuasai oleh perusahaan Belanda pada abad ke-19, sekitar 2.000 pekerja didatangkan dari Hong Kong, Guangzhou, Xiamen dan Shantou. Hingga tahun 1920 jumlah pekerja kontrak Tionghoa mencapai 29 ribu orang atau 42 persen dari penduduk Belitung saat itu.

Gambar II.44 Masjid Al-Ikhlas Belitung

(Sumber : Pangestu (2018), diunduh 24 Maret 2022 pada 15:25)

Salah satu ikon yang dianggap sebagai simbol toleransi antar suku dan ras di Belitung adalah keberadaan masjid tua bernama Al-Ikhlas dan sebuah pura di Kecamatan Sijuk. Rumah ibadah ini berdiri sejak tahun 1815 dan dilanjutkan dengan pembangunan masjid dua tahun kemudian, sampai saat ini kedua masjid tersebut masih berdiri kokoh, meskipun sudah beberapa kali di renovasi.

II.6.2 Pertumbuhan Timah Pulau Belitung

Sejak tahun 2012, Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bangka Belitung terus mengalami penurunan, hal ini dikarenakan ketergantungannya kepada komoditas timah yang cukup signifikan yaitu dari sektor pertambangan dan penggalian serta industri pengolahan yang didominasi oleh timah hampir 31 persen, Arthapura (2013) menjelaskan bahwa Belitung dahulu memang dikenal sebagai penghasil timah terbesar di Indonesia namun saat ini jumlah produksinya terus menurun. timah tidak dapat lagi dijadikan sebagai pendapatan utama bagi pemerintah daerah. Wibowo (2018) menjelaskan bahwa Belitung mulai fokus pada layanan pariwisata dan mulai menciptakan karya-karya kontemporer yang dibalut dengan teknologi, harapanya ekonomi kreatif di bidang pariwisata bisa menjadi sektor pendapatan utama Belitung.Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung terus bekerja keras untuk menggali potensi-potensi Belitung guna menwujudkan kesejahteraan masyarakatnya.

(28)

II.6.2 Sumber Daya Alam Belitung

Gambar II.45 Pantai Tanjung Kelayang Belitung (Sumber : Kompas.com diunduh 24 Maret 2022 pada 16:01)

Belitung merupakan pulau yang dikenal dengan “tor” ,yaitu batuan granit yang tersusun membentuk bentang alam yang mengalami pelapukan dan pengikisan sehingga membentuk bongkahan granit berwujud unik yang membuat Belitung memiliki kekayaan tambang mineral dan kekhasan ekologi. Menurut Wisnubroto (2021) UNESCO mengakui Geopark Belitung sebagai kawasan geopark dunia karena keunikan geologis, biologis, dan budayanya. Menurut Pangestu (2018) Pemerintah Indonesia menggabungkan Belitung dengan tiga kabupaten Lainnya sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata, ini menjadi pertanda pemerintah serius dengan menjadikan ekonomi kreatif sebagai perekonomian daerah Belitung. Pada tahun 2012, Pemerintah Indonesia menetapkan Belitung sebagai wilayah Kawasan Ekonomi Khusus pariwisata. Untuk meningkatkan aksesibiltas Belitung, pemerintah memanfaatkan potensi wisata dengan mendatangkan wisatawan dalam dan luar negeri sehingga dapat menciptakan ekonomi kreatif di Belitung . Arthapura (2013) menjelaskan setidaknya ada tiga sektor unggulan yang diharapkan dapat menjadi daya saing baru Kabupaten Belitung. Ketiga sektor tersebut adalah pariwisata, kelautan dan perikanan, serta perhubungan. Sektor pariwisata Belitung siap memanjakan wisatawan dengan pantai-pantai yang mempesona, masyarakat ramah dan berbudaya, sejarah yang kuat, sampai kuliner yang khas. Kekayaan pantai yang dimiliki Belitung menjadi incaran para pecinta wisata bahari. oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Belitung menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan. Pemerintah Kabupaten Belitung juga telah merumuskan strategi untuk Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten (RIPPARKAB).

(29)

II.6.3 Pengrajin Belitung

Melihat hasil World Talent Report Institute of Development Management (IMD) 2015, sektor tenaga kerja Indonesia menempati peringkat lima besar dunia. Namun, hal tersebut tidak diimbangi dengan kualitas dan daya saing sumber daya manusia. dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, Indonesia masih tertinggal dari Singapura, Malaysia, dan Filipina.

Pangestu (2018) menyatakan bahwa Penduduk antara usia 15 sampai 49 tahun atau penduduk usia produktif baik laki-laki maupun perempuan merupakan kelompok usia yang paling banyak daripada kelompok usia lain. Hal ini menunjukkan bahwa komposisi demografi yang ada di Kabupaten Belitung didominasi oleh usia produktif, sehingga Kabupaten Belitung cukup berpotensi untuk berkembang dengan mempersiapkan angkatan kerja yang berkualitas. Menurut Nabilla (2021) Pengrajin dibelitung memiliki semangat dan antusias yang tinggi, memiliki keinginan untuk mempelajari hal baru, memiliki rasa ingin tau yang besar, mereka juga sudah memiliki skill yang baik, akan tetapi kurang terfasilitasi pengetahuan dan tidak ada yg menjembatani mereka dengan baik.

Gambar II.46 Pengrajin Belitung

(Sumber :Pangestu (2018), diunduh 24 Maret 2022 pada 16:05)

II.6.4 IKKON

Wibowo (2018) menjelaskan bahwa IKKON merupakan program yang digagas dan dilaksanakan oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). IKKON merupakan sebuah program yang menempatkan sekelompok pelaku kreatif pada wilayah tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan kapasitas SDM ,kualitas dan daya saing produk lokal serta menciptakan ekosistem ekonomi kreatif yang kondusif, yang pada akhirnya menciptakan kesempatan kerja dan kesejahteraan masyarakat. Tujuan selanjutnya adalah menjadi wadah bagi para pelaku ekonomi kreatif untuk lebih memahami potensi lokal sebagai sumber inspirasi untuk menciptakan karya-karya yang bermanfaat bagi kedua belah pihak dan akhirnya mampu membangun jaringan industri kreatif seperti kemitraan, sharing

(30)

informasi dan pertukaran keterampilan antar peserta program IKKON, pelaku kreatif lokal dan stakeholders.

Progam IKKON selalu menggunakan konsep Creating Share Value (CSV) yaitu konsep menciptakan keuntungan Bersama sehingga program ini bukan merupakan program hibah desain bagi pelaku ekonomi kreatif daerah.

Ada tiga nilai utama yang ditekankan dalam program IKKON, yaitu:

1. Penghormatan terhadap hak kekayaan intelektual antara desainer dan mitra lokal, 2. fair trade atau sistem perdagangan berkelanjutan yang berupaya membantu produsen

yang terpinggirkan melalui sistem pembayaran yang adil, kondisi tempat kerja yang layak, bantuan teknik dan transparansi,

3. Keberlanjutan dalam hal material yang tidak merusak alam dan lingkungan, serta keberlanjutan ekosistem kreatif yang telah diciptakan untuk menjamin keberlanjutan ekonomi masyarakat lokal.

II.7 Kelayang Indonesia

Menurut Nabilla (2021) Kelayang Indonesia merupakan sebuah brand sociopreneur, sebuah program berkelanjutan dari IKKON 2018 yang didirikan pada tahun 2019. Kelayang merupakan sebuah brand yang terinspirasi dari pulau belitung, brand kelayang tidak hanya mengejar profit, melainkan memberi dampak positif yang bermanfaat terhadap suatu komunitas pengrajin di Belitung .

Gambar II.47 Kelayang Indonesia

(Sumber :Pangestu (2018), diunduh 24 Maret 2022 pada 16:35)

II.7.1 Sejarah Kelayang Indonesia

Melalui serangkain proses yang dilakukan oleh tim IKKON 2018, ditemukan potensi potensi yang dimiliki Belitung sehingga munculah sebuah harapan yang ingin tim IKKON tuangkan dalam sebuah lokus yang bisa menggambarkan Belitung secara menyeluruh. Untuk itulah tim IKKON merancang sebuah brand local jenama yang akrab dan mengakar kuat di masyarakat setempat yaitu “Kelayang”. Nama ini terinspirasi oleh salah satu pantai di Belitung. Melalui Kelayang, kami ingin merepresentasikan masyarakat Belitung yang

(31)

heterogen, yang berasal dari berbagai macam tempat, laiknya burung layang-layang. Kami juga ingin menekankan bahwa Belitung sebagai sebuah tempat yang ideal bagi mereka untuk bermukim, mencari penghidupan, serta menemukan kedamaian.” (Pangestu, 2018)

II.7.2 Produk yang Dihasilkan Kelayang Indonesia

Kelayang Indonesia menghasilkan sebuah produk yang merangkup Fashion, Home Decor, dan Merchandise yang dikelompokkan dalam dua kategori: craft dan souvenir.” (Pangestu, 2018)

Gambar II.48 Produk Kelayang Indonesia

(Sumber :Pangestu (2018), diunduh 24 Maret 2022 pada 16:36)

Kelayang sendiri memiliki produk unggulan berbentuk lembaran tekstil yaitu batik brush dan batik tulis, sedangkan pada produk fashion yaitu leisure wear.

II.7.3 Batik Tulis Kelayang Indonesia

Gambar II.49 Batik Tulis Kelayang Indonesia

(Sumber :Pangestu (2018), diunduh 24 Maret 2022 pada 16:37)

(32)

Pengembangan batik tulis Belitung merupakan tantangan sekaligus peluang bagi tim Kelayang Indonesia. Batik merupakan salah satu produk yang memiliki potensi sangat bagus. Motif batik tulis sangat identik dengan masyarakat belitung seperti daun simpor, daun keremunting dan pohon seruk. Meski begitu batik tulis di belitung masih kurangnya penggunaan teknik batik tradisional melalui pewarnaan lilin atau malam, hal ini karena terbatasnya biaya untuk pembelian alat dan bahan, terlebih lagi masyarakat belitung harus memaksimalkan pengetahuanya mengenai batik. Namun, ada beberapa pengrajin yang mengembangkan batik tulis di belitung dan didukung oleh pemerintah daerah yang memberikan pelatihan pada pengrajin. Batik tulis di belitung harus berinovasi dengan sentuhan gambar yang lebih kontemporer tanpa menghilangkan makna kelokalan (Laporan perjalanan Kelayang 2018).

Gambar II.48 Motif Batik Tulis Kelayang Indonesia (Sumber :Pangestu (2018), diunduh 24 Maret 2022 pada 16:38)

Pada umumnya proses membatik diawali dengan mengambar pada pola kertas minyak kemudian dijiplak pada kain, namun para pembatik belitung biasanya akan menggambar langsung pada kain dan mengabaikan komposisi motif sehingga tidak adanya nilai estetis.

kemampuan pembatik disana sangatlah terbatas, sehingga detail-detail batik yang dihasilkan sederhaana.

(33)

Gambar II.49 Proses Membatik

(Sumber :Pangestu (2018), diunduh 24 Maret 2022 pada 16:39)

(34)

BAB III

DATA dan ANALISA PERANCANGAN III.1 Data

III.1.1 Data Primer III.1.1.1 Wawancara

a. Narasumber: Inas Nabilla ( Fashion designer Kelayang Indonesia)

Tujuan Wawancara : Mengenal lebih dalam mengenai ulau Belitung, pengrajin Belitung dan brand Kelayang Indonesia

Tanggal wawancara: 24 Oktober 2021, 31 Oktober 2021 dan 7 November 2021 Hasil wawancara :

• Produk Kelayang Indonesia yang diminati adalah Batik Brush

• Kelayang tidak membatasi potensi-potensi visual yang akan diterapkan pada eksplorasi.

• Kain santung dan primisima yang digunakan oleh brand Kelayang berasal dari Pekalongan, kain tensilk berasal dari Pasar Baru, Bandung.

• Output produk akhir, narasumber lebih setuju dengan mengolah produk fashion pakaian, karena respon market Kelayang Indonesia lebih banyak yang menyukai produk fashion pakaian.

• Pengrajin Belitung memiliki antusias yang tinggi, memiliki keinginan yang tinggi untuk mempelajari hal baru dan memiliki rasa ingin tau yang besar.

• Motif pada kain batik tulis tidak memiliki makna atau filosofi, hanya terinspirasi dari alam Pulau Belitung.

• Adanya keterbatasan material di pulau Belitung, sehingga Belitung masih membeli material di luar pulau.

• kelayang memanfaatkan limbah perca dan keberlanjutan perajin saja sehingga belum 100% menggunakan serat dan pewarna alam.

Gambar III.1 Dokumentasi wawancara online melalui zoom (Sumber : dokumentasi pribadi,2022)

(35)

b. Narasumber: Cut Eriva Putriana ( Peneliti Perancangan Busana menswear menggunakan teknik bordir)

Tujuan Wawancara : Mengenal teknik bordir dan perkembanganya, jenis bordir yang berpotensi untuk diaplikasikan pada busana, sharing mengenai proses tahapan eksplorasi dan pandangan mengenai teknik bordir beserta harapanya, tips & trick dalam mengerjakan teknik bordir.

Tanggal wawancara: 23 Maret 2022 Hasil wawancara :

• Penelitian mengangkat tema lava pahoehoe, dengan karakter bertekstur dan memiliki lekukannya yang "khas" sehingga teknik bordir cocok karena dapat memvisualisasikan lekukan dan teksturnya.

• Jenis bordir yg berpotensi ada banyak, yang perlu dilakukan adalah kenali karakter motif seperti apa dan membuat kata kunci sebagai acuan dalam mewujudkan visualisasi motif tersebut.

• Tips& trick : mencoba untuk mengulik lebih banyak dan melakukan eksplorasi secara luas, dengan acuan dari motif dan wujud bordir yang di inginkan, seperti outline, bagian dalam motif, tebal dan tipisnya, mix bahan atau lainnya.

• Ariy Arka merupakan desainer bordir menswear, owner @abeeindonesia .

• Harapannya teknik bordir ini terus berkembang dan bisa bersaing dengan produk lainya

• menjadi designer harus mempunyai daya tarik unik yang sesuai dengan market.

Gambar III.2 Dokumentasi wawancara online melalui Instagram (Sumber : dokumentasi pribadi,2022)

c. Narasumber: Amanda Dwi Putri ( Peneliti Perancangan Busana ready to wear Wanita menggunakan Teknik Bordir )

Tujuan Wawancara : Mengenal teknik bordir dan perkembanganya, jenis bordir yang berpotensi untuk diaplikasikan pada busana, sharing mengenai proses tahapan eksplorasi dan pandangan mengenai teknik bordir beserta harapanya, tips & trick dalam mengerjakan teknik bordir.

Tanggal wawancara: 23 Maret 2022

(36)

Hasil wawancara :

• Tahapan eksplorasi selama tugas akhir : -mencoba segala teknik surface design -kurasi mana yang mirip dengan motif

-mencari data melalui buku atau internet mengenai teknik bordir dan macamnya -observasi langsung ke beberapa brand/toko mengenai jenis2 bordir yang banyak dipakai

-mencari peluang mengenai inovasi teknik bordir dari hasil observasi -eksplorasi semua jenis teknik bordir

-produksi

• Semua jenis bordir berpotensi untuk diaplikasikan motif flora terutama bordir manual, karena bisa merealisasikan detail-detail yang diinginkan.

• Peneliti wajib untuk eksplorasi semua jenis bordir sampai menemukan motif yang diiginkan.

• Bordir sudah ada sekitar 30000 tahun sebelum masehi tetapi dikenalnya dengan

"sulam" atau manual menggunakan tangan, sampai akhirnya berkembang hingga memakai mesin, kemudian berkembang lagi dari mesin manual ke mesin

komputer.

• Designer bordir : Sapto dan Biyan, sedangkan pengrajin bordir banyak di daerah Tasikmalaya dan Garut

• Tips & trick : wajib mencoba semua jenis bordir dalam eksplorasi, pilih bordir yang sesuai, lanjut eksplorasi di berbagai macam kain karena hasilnya akan beda

• Teknik bordir merupakan teknik sangat mewah dan akan selalu memiliki kesan mahal ketika sudah menjadi produk fesyen.

Gambar III.3 Dokumentasi wawancara online melalui Instagram (Sumber : dokumentasi pribadi,2022)

(37)

d. Narasumber: Tsanny Fadliani ( Peneliti Pengembangan Motif Bordir Kerancang ) Tujuan Wawancara : Mengenal teknik bordir dan perkembanganya, jenis bordir yang

berpotensi untuk diaplikasikan pada busana, sharing mengenai proses tahapan eksplorasi dan pandangan mengenai teknik bordir beserta harapanya, tips & trick dalam mengerjakan teknik bordir.

Tanggal wawancara: 22 Maret 2022 Hasil wawancara :

• Topik TA yang dipilih oleh narasumber yaitu mengenai software Jbatik, dimana software ini merupakan aplikasi pembuat motif batik, karena aplikasi Jbatik ini belum pernah dipake selain membuat motif batik, jadi narasumber mencoba eksplore dengan menggunakan motif lain dengan teknik (bordir).

• Narasumber sharing mengenai tahapan eksplorasi yang awalnya dimulai dari - membuat ide inspirasi untuk konsep moodboard

- pembuatan modul motif sketsa

- pembuatan modul motif mggunakan aplikasi Jbatik

- penggabungan modul2 yg di acc kedalam pola baju kebaya menggunakan Jbatik - print pola baju yg sudah ditempel motif (dikertas)

- pembuatan sample print pola baju langsung pda kain - bordir dan jahit.

• Jenis motif yang berpotensi tergantung pada motifnya, jika motif bordir rumit maka harus dipantau dengan benar di pengrajinnya sehingga tidak akan ada salah, karena motif bordir yang kecil sulit dikerjakan.

Gambar III.4 Dokumentasi wawancara online melalui whatsapp (Sumber : dokumentasi pribadi,2022)

III.1.1.2 Observasi III.1.2 Data Sekunder

III.1.2.1 Perkembangan Teknik Bordir pada Busana

(38)

III.1.2.2 Perkembangan Busana Leisure wear

leisure wear akan menjadi tren terbesar untuk tahun 2020. Prediksi itu tampaknya menjadi kenyataan. Delapan bulan setelah pandemi, pakaian casual masih menjadi tren yang dominan. Merek-merek brand dengan pakaian casual telah diuntungkan dari situasi "work from home" pada tahun lalu. Pakaian casual sudah ada sebelum dimulainya krisis korona.

Analisis tren dari musim gugur 2019 dan awal musim dingin 2020 telah menunjukkan peningkatan fokus pada pakaian yang lebih nyaman untuk digunakan di rumah dan kantor.

Adanya lock down karena korona ,membuat permintaan busana leisure wear mulai meningkat , Leisure wear masih menjadi tren pada musim gugur di bulan September (Veerman, 2020).

Pada tahun 2014 Christine Lafian desainer Rumah SUKU mengembangkan potensi estetika koleksi karya buatan tangan dari desainer lokal. Desain-desain Rumah SUKU terinspirasi dari desa-desa kecil pantai Bali. Teknik yang digunakan dalam produk termasuk cetak tangan dan pewarna tetes. Rumah SUKU menggunakan bahan alami berupa rayon bambu halus. Sejak kemunculannya di Indonesia dan menjadi trend, banyak brand lokal yang mengadaptasi gaya rumah SUKU dengan ciri khasnya masing-masing.

Gambar III.2 Produk rumah SUKU

(Sumber: https://www.instagram.com/sukuhome, diunduh 24 maret 2022 pada 22:42 )

Pada tahun 2015, label Seratus Kapas menciptakan pengalaman yang berkelanjutan dan menginspirasi. Seratus Kapas melakukan setengah dari pengolahan barangnya di luar Jawa, hal ini karena berdasarkan fakta industri garmen Indonesia, 90% pabrik garmen berada di pulau Jawa. Mereka menyediakan pasokan di luar Jawa, karena kerajinan tradisional di luar Jawa layak mendapat bagian yang sama. Seratus kapan di desain secara sederhana dan didukung oleh bahan yang jatuh, seperti linen atau rayon.

(39)

Gambar III.3 Produk serratus kapas

(Sumber: https://www.instagram.com/seratuskapas, diunduh 24 maret 2022 pada 22:42 )

Brand Sare studio yang berdiri pada tahun 2015 ini mempunyai tagline World’s first

#EverydayPajamas, brand ini menyediakan baju rumahan yang nyaman untuk laki-laki dan perempuan. Sare juga menjanjikan bahan yang durable, mudah dicuci dan tidak memerlukan perawatan ekstra.

Gambar III.4 Produk Sare studio

(Sumber: https://www.instagram.com/sarestudio, diunduh 24 maret 2022 pada 22:44 )

Pada tahun 2016 IMAJI Studio membuat desain kontemporer dengan menggabungkan bahan tradisional dengan teknik eksperimental .IMAJI Studio menggunakan material kain yang terbuat dari serat alam yang ditenun oleh para pengrajin lokal dari seluruh Indonesia, teknik yang digunakan IMAJI Studio adalah air brush atau sikat tangan dengan pewarna nabati.

(40)

Gambar III.5. Produk IMAJI studio

(Sumber: https://www.instagram.com/imaji.studio, diunduh 24 maret 2022 pada 22:44 )

Brand ini didirikan pada tahun 2019 yang terinspirasi dari pulau Belitung, kelayang menuangkan keajaiban pulau Belitung yang beraneka ragam ke dalam desain produk yang diciptakan dengan tangan-tangan ahli dan teknologi yang tepat guna.

Gambar III.6. Produk Kelayang Indonesia

(Sumber: https://www.instagram.com/kelayangindonesia, diunduh 24 maret 2022 pada 22:45 )

Brand yang berdiri pada tahun 2020 ini Dibuat dari material tencel yang ramah lingkungan,dengan motif yang modern dan cutting longgar yang membuat kita merasa lebih relaks di rumah. koleksi weareveryday.co sengaja dibuat dalam jumlah terbatas agar tidak banyak bahan tersisa yang akan mencemari lingkungan

(41)

Gambar III.7 Produk weareveryday.co

(Sumber: https://www.instagram.com/weareveryday.co, diunduh 24 maret 2022 pada 22:45 )

III. 2 Hasil Eksplorasi III.2.1 Eksplorasi Awal

Tujuan Eksplorasi Awal : Mengetahui karakter teknik bordir, dengan cara eksplorasi macam-macam teknik dasar bodir dan tusuk hias bordir menggunakan mesin manual.

Tabel III.1 Eksplorasi Awal (Sumber : Dokumentasi pribadi,2019).

NO Eksplorasi Keterangan Analisa

1 Jenis Bordir:

Bordir fantasi Material : Primisima

Jenis bordir dengan karakter variatif, karena pengaplikasian teknik dan warna benang bebas sehingga bordir ini memiliki motif yang sangat detail.

2 Jenis Bordir:

Bordir suji Material : Toyobo

Bordir ini memiliki outline yang tipis tetapi bagian dalam terisi penuh, sehingga

karakter bordir ini cocok diaplikasikan pada motif-motif dengan detail besar.

(42)

3 Jenis Bordir:

Tusuk zigzag Material : Toyobo

Bordir dengan tusuk zig- zag memiliki karakter yang padat dan teratur, tusuk ini cocok

diaplikasikan pada detail motif yang kecil.

4 Jenis Bordir:

Bordir timbul Material : Toyobo

Karakter motif ini menyerupai tiga dimensi, detail pada teknik bordir timbul akan terlihat dengan jelas, tetapi motif bordir yang timbul akan menjadi kaku ( tidak cocok diaplikasikan pada pakaian sehari- hari).

5 Jenis Bordir:

Tusuk lurus Material : Primisima

Karakter pada teknik ini cenderung rapi, lalu proses pembuatanya terbilang cepat, tetapi motif ini cenderung lebih sepi karena hanya memperlihatkan outline motif bordir.

6 Jenis Bordir:

Tusuk dasar lengkung Material : Primisima

Tusuk dasar lengkung memiliki karakter yang unik karena mengisi bidang bunga dengan cara dilingkar sehingga detail akan berbentuk bulat-bulat .

(43)

7 Jenis Bordir:

Bordir kerancang Material : Polyester

Bordir kerancang memiliki karakter bolong pada motif-motif tertentu, tetapi bolongan yang dihasilkan

membuat karakter bordir kerancang unik, tetapi proses pengerjaanya cukup lama karena detail yang begitu banyak proses

membolongi kain yang tricky, teknik ini biasanya digunakan untuk membuat kebaya.

8

Kesimpulan ; Setelah melakukan tahap eksplorasi awal, penulis dapat menyimpulkan secara sementara bahwa karakter teknik bordir yang berpotensi untuk diaplikasikan pada motif flora asalah teknik suji,tusuk zig-zag dan bordir timbul.

III.2.2 Eksplorasi Lanjutan III.2.3 Eksplorasi Akhir III. 3 Analisa perancangan

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Arthapura, P. A. C. (2013). Potret Belitung negeri laskar pelangi.

Fauzi, E. R. (2019). Teknik Menggambar Motif Ragam Hias. Pustekkom Kemdikbud.

Fisnani, Y., Prehanto, A., Zulfahrin, L., & Saepudin, A. (2020). Modul Batik Monokromatik (D. M. Wijayanti (ed.)).

Holowko, R. (2022). Pattern Design Secrets .

Iskandar, Y. (2018). SEJARAH BATIK DI INDONESIA Kight, K. (2011). A field guide to fabric design . 160.

Kudiya, K. (2019). Kreativitas dalam Desain Batik. ITB Press.

Pangestu, D. A. (2018). IKKON BELITUNG: Catatan Perjalanan dan Kolaborasi Kreatif.

257.

Suhersono, H. (2004). Desain bordir motif flora dan dekoratif . google book.

Wibowo, H. B. (2018). Kolaborasi Kreatif Dengan Prinsip Berbagi Manfaat Secara Etis Melalui Desain. SENADA (Seminar Nasional Desain Dan …, 1–13.

Yuliarma. (2016). The art of embroidery designs. jakarta

Referensi

Dokumen terkait

%HUGDVDUNDQ SDGD KDVLO SHQHOLWLDQ GDSDW GLVLPSXONDQ EDKZD EXGD\D %DWDN WXUXW PHZDUQDL LEX GDODP PHPDQGDQJ DQDN SHUHPSXDQQ\D %XGD\D %DWDN PHPDQGDQJ DQDN SHUHPSXDQ PDVLK

Dalam penelitian ini, dilakukan eksplorasi pada motif dengan inspirasi ornamen-ornamen dan benda pusaka yang ada di lingkungan Keraton Sumedang Larang, yang mana teknik yang

Dengan menggunakan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa check list adalah salah satu alat observasi yang ditujukan untuk memperoleh

kegiatan yang akan dilaksanakan 2 Tokoh Masyarakat Seseorang yang menjadi panutan dan disegani Mampu mengorganisir masyarakat Memberi dukungan, dan terlibat dalam

Distansi estetis pada peristiwa yang teguh pada pendirian salah satu yang dialami atau dilakukan tokoh dengan sikap yang mempercayai dan meyakini bahwa apa

a) Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat seperti Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Undang– Undang Nomor 36 tahun 2014 Tentang

Pemberian suplemen tepung kunyit (Curcuma Longa L.) dengan dosis 108 mg/ekor/hari ke dalam pakan mampu meningkatkan kadar HDL yang terkandung di dalam telur

Dari permasalahan yang sudah dipaparkan, penelitian ini bertujuan untuk merancang elemen dekoratif dengan inspirasi motif Suku Dayak Kenyah pada busana modest