• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SOSIOLOGI TERHADAP STRATIFIKASI SOSIAL DALAM PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS SOSIOLOGI TERHADAP STRATIFIKASI SOSIAL DALAM PENDIDIKAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SOSIOLOGI TERHADAP STRATIFIKASI SOSIAL DALAM PENDIDIKAN

Rendra Amara, Mochamad Naim Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Email: 2290190032@untirta.ac.id

INFO ARTIKEL ABSTRAK Diterima

6 Mei 2022

Lingkungan sekolah merupakan tempat sosialisasi sekunder anak- anak yang sedang menempuh jalur pendidikan, lingkungan sekolah merupakan tempat dimana para siswa menemukan jati diri dan menerima proses internalisasi nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat, tempat dimana beragam latar belakang sosial yang berbeda menjadi suatu masyarakat sekolah.

Stratifikasi sosial adalah penggolongan masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang tersusun secara hierarki, memasukan individu ke dalam lapisan hierarki dapat di ukur melalui kekayaan, pengetahuan, power, dan hak khusus atau privilage. Stratifikasi sosial umumnya wajar terjadi disetiap kelompok atau masyarakat manapun dan tidak akan hilang dari masyarakat itu sendiri. Di perkotaan sudah menjadi hal yang biasa jika individu mengandalkan modal sosialnya seperti kekayaan atau privilage yang mereka miliki untuk menunjang sarana prestise dalam masyarakat, ini tidak terlepas pula terjadi di dalam lingkungan sekolah atau lebih tepatnya masyarakat sekolah. Para siswa yang memiliki modal sosial yang unggul biasanya memanfaatkannya untuk menunjang sarana prestise, mencari pacar, atau hanya sekedar mendapatkan teman yang banyak, hal ini bertimpangan dengan individu yang tidak memiliki modal sosial sehingga ia tidak mendapatkan hak yang sama dalam kesempatan bergaul, dari sinilah terbentuk suatu tatanan hierarki di dalam sekolah. Fenomena ini dikaji karena dalam lingkungan sekolah terdapat siswa yang memiliki prestige, kekayaan, dan kekuasaan yang berebeda satu sama lain, hal ini membentuk lapisan-lapisan hierarki dalam lingkungan tersebut.

Kata kunci:

stratifikasi sosial;

pendidikan; sekolah;

sosiologi

(2)

Pendahuluan

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk meningkatkan potensi bakat siswa dengan cara mendorong dan menggalakkan kegiatan belajar. Belajar adalah kata kunci yang paling penting dalam setiap kegiatan pendidikan, sehingga pendidikan tidak mungkin tanpa belajar. Sebagai suatu proses, pembelajaran seringkali menempati berbagai bidang yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Lingkungan sekolah merupakan tempat sosialisasi sekunder bagi anak dalam menempuh jalur pendidikan, dan lingkungan sekolah merupakan proses dimana siswa menemukan jati dirinya dan menginternalisasikan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat tempat masyarakat yang berbeda, dengan latar belakang yang berbeda dan menjadi komunitas sekolah.

Institusi pendidikan harus terkait dengan pengembangan dan siswa sosial.

Pendidikan bergantung pada pengetahuan, sikap, keterampilan, dan aspek perilaku lainnya. Perilaku manusia pada dasarnya bersifat sosial berdasarkan interaksi antara individu dan masyarakat. Setiap individu atau kelompok tentu memiliki karakteristiknya sendiri. Melalui proses interaksi orang yang berinteraksi dengan semua anggota kelompok sosial atau semua anggota, interaksi adalah persyaratan utama untuk bertahan hidup di masyarakat. Interaksinya adalah sifat-sifat sosial individu atau kelompok individu atau kelompok yang menyediakan komunikasi simbolis, dan tanpa interaksi tidak mungkin dapat ada kehidupan bersama. Salah satu upaya untuk berinteraksi dengan masyarakat adalah lingkungan pendidikan formal, yaitu sekolah.

Lingkungan sekolah adalah wadah sosialisasi utama untuk anak-anak yang menjalani pendidikan, dan lingkungan sekolah menemukan identitas dan menerima proses internalisasi nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat, tempat dimana beragam latar belakang sosial yang berbeda menjadi suatu masyarakat sekolah. Interaksi di sekolah akan membentuk suatu kelompok yang tidak jauh berbeda dengan pembentukan kelompok yang terjadi pada kehidupan sosial. Interaksi adalah faktor- faktor yang mempengaruhi dampak kelas sosial dan kurangnya kelas sosial di masyarakat. Stratifikasi sosial di sini dalam kaitannya dengan kepribadian manusia merupakan kedudukan lain yang menghubungkan sistem sosial yang ada dengan perlakuannya sebagai hubungan atasan (superior) dan bawahan (inferior) satu sama lain dalam aspek-aspek tertentu yang dianggap penting oleh masyarakat.

Hal ini menyebabkan terjadinya stratifikasi sosial timbul, stratifikasi sosial merupakan konsep inti dalam sosiologi, stratifikasi sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Yaitu pada masyarakat terdapat adanya golongan dari tingkat tertinggi dan terendah, inti dari lapisan dalam masyarakat yaitu tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak-hak, kewajiban-kewajiban, tanggung jawab nilai-nilai sosial dan pengaruhnya di antara anggota-anggota masyarakat. Arti stratifikasi sosial digunakan sebagai alat analisis pada seluruh bidang kajian sosiologi, begitu pula sosiologi melihat stratifikasi sosial di institusi pendidikan yaitu, sekolah. Dalam setiap masyarakat selalu ditemukan perbedaan, begitupun di dalam lingkungan sekolah di antara individu-individu maupun di antara kelompok-kelompok yang terhimpun di dalamnya terdapat perbedaan.

Perbedaan itu tercermin pada pemilikan atau penguasaan kekayaan, prestige (hak-hak istimewa), dan kekuasaan. Pitrim A. Sorokin mengatakan bahwa social stratification adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis) (Sorokin, 2019). Perwujudannya adalah kelas-kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah.

(3)

Metode Penelitian

Penelitian literatur juga sering disebut dengan istilah penelitian kepustakaan (Library Research). Menurut Noeng Muhadjir penelitian kepustakaan itu lebih memerlukan olahan filosofis dan teoritis dari pada uji empiris di lapangan (Muhadjir, 1996).

Hasil dan Pembahasan Pengertian Pendidikan

Modal awal dalam sebuah pemahaman yang benar berasal dari pengertian yang tepat terhadap pendidikan itu sendiri. Pendidikan merupakan suatu proses yang dapat terjadi secara terus-menerus dalam kehidupan seseorang melalui pengajaran sehingga kemampuan, bakat, kecakapan, dan minatnya dapat dikembangkan. Menurut (Saifullah, 1982), ada beberapa pengertian yang diberikan tentang pendidikan, antara lain:

1. Pendidikan adalah suatu proses dengan mana pemikiran, rasio, mental manusia didisiplin dan dikembangkan. Pernyataan ini timbul karena pemikiran tentang manusia adalah homosapiens, yang artinya jenis makhluk yang dapat berfikir dengan menggunakan logika.

2. Pendidikan adalah proses dimana suatu individu dibina untuk dapat bersikap loyal dan keterpautan dengan suatu kelompok dan kepada lembaga sosial.

3. Pendidikan adalah suatu proses pertumbuhan individu dalam mengembangkan daya- daya kemampuan, bakat, kecakapan, serta minatnya.

Tiga pengertian pendidikan di atas dapat mengacu pada pendekatan antropologis, psikologis, dan juga sosiologis. Berdasarkan konteksnya, pendidikan dalam pendekatan sosiologis meninjau terhadap suatu proses yang kaitannya dengan kehidupan dan lembaga sosial di luar individu, maka dari itu pengeritian pendidikan ialah suatu proses penyesuaian diri ke arah pendewasaan untuk mencapai suatu kesuksesan dalam hidup.

Education is the process by which a person adjusted to those elements of this environment which are of concern in modern living so as to prepare him for successful adult living. Hal ini menjadi suatu konsep pendidikan yang lebih mengarahkan orientasinya pada aspek-aspek kehidupan modern yang kompleks dan rumit kaitannya, yang berarti pendidikan diselenggarakan di tengah kehidupan masyarakat yang terus menerus tumbuh dan berubah cepat. Tanpa memahami karakteristik pertumbuhan dan perkembangan masyarakat, Pendidikan memperhatikan kesatuan aspek jasmani dan rohani, aspek individualitas dan sosial, aspek kognitif, aspek afektif dan psikomotorik serta dari segi keterhubungannya manusia dengan dirinya sendiri (konsentris), serta lingkungan sosial dan alamnya dan dengan keimanannya.

Prinsip penyelenggaraan pendidikan secara jelas diuraikan dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 4, yaitu: 1) Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai cultural, dan kemajemukan bangsa; 2) Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna; 3) Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat; 4) Pendidikan diselenggarkan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas yang dididik dalam proses pembelajaran; 5) Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat; 6) Pendidikan diselenggarakan dengan

(4)

memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

Pendidikan nasional yang diterapkan dalam Negara Indonesia memiliki fungsi sendiri yang telah tercantum dalam Bab II Pasal 3, disebutkan bahwa fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa. Serta dua perspektif fungsi pendidikan, pertama, secara sempit (mikro) yang mana memiliki fungsi untuk membantu secara sadar perkembangan jasmani dan rohani peserta didik.

Kedua, secara luas (makro) pendidikan berfungsi sebagai pengembangan pribadi, pengembangan warga negara, dan pengembangan kebudayaan dan bangsa.

Pengertian Stratifikasi Sosial

Kehidupan di masyarakat manapun bisa kita temui berbagai golongan masyarakat yang pada praktiknya terdapat perbedaan tingkat antara golongan satu dengan golongan yang lainya. Adanya golongan yang berlapis-lapis ini mengakibatkan terjadinya stratifikasi sosial. Oleh karena itu dalam ilmu sosiologi dibahas mengenai lapisan-lapisan masyarakat atau yang biasa disebut dengan stratifikasi sosial. Ada beberapa definisi yang dapat digunakan sebagai acuan dalam mendefisinikan stratifikasi sosial (Social Stratification), yaitu: a) Menurut Mosaca: Stratifikasi sosial adalah Pembedaan anggota masyarakat berdasarkan status yang dimilikinya; b) Menurut Max Weber: Stratifikasi sosial merupakan penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu system social tertentu atas lapisan-lapisan hirarki menurut dimensi kekuasaan, privilege dan prestise (Damanik, 2014).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa stratifikasi sosial merupakan penggolongan individu atau masyarakat ke dalam bentuk lapisan hirarki menurut dimensi kekuasaan, privilege, dan prestise.

Menurut Sarjono Soekanto, pelapisan di masyarakat dapat bersifat tertutup (closed social certification) dan terbuka (open social Stratification), hal ini dapat dijelaskan bahwa : “a) sistem tertutup, dimana membatasi kemungkinan berpindah seorang dari suatu lapisan kelapisan lain, baik berupa gerak keatas maupun gerak kebawah. Didalam systemyang demikian, satu-satunya jalan menjadi anggota suatu lapisan dalam masyarakat adalah kelahiran. Contoh: masyarakat dengan sistem stratifikasi social tertutup ini adalah masyarakat berkasta, sebagian masyarakat feodal atau masyarakat yang dasar stratifikasinya tergantung pada perbedaan rasial, b) system terbuka yang mana masyarakat didalamnya memiliki kesempatan untuk berusaha degan kecakapan sendiri untuk naik lapisan. Atau bagi mereka yang tidak beruntung, untuk jatuh dari lapisan atas kelapisan bawah, kemungkinan terjadinya mobilitas social sangat besar.” (Soejorno Soekanto, 2018).

Stratifikasi Sosisal Dalam Pendidikan

Di dalam dunia pendidikan juga tidak terlepas dari stratifikasi sosial, melihat pengertian di atas individu yang mengenyam pendidikanpun tidak jauh terlepas dari yang namanya pelapisan hierarki dalam dunia pendidikan, contohnya seseorang yang memiliki modal atau privilege lebih mudah mendapatkan akses pendidikan yang layak dan bukan hanya pendidikan yang layak tetapi juga membtuhkan untuk biaya buku, seragam, dll. Pendidikan dipandang sebagai usaha untuk memperbaiki taraf hidup seseorang, semakin tinggi pendidikan seseorang juga semakin dipandang orang tersebut

(5)

dalam masyarakat. Oleh karena itu pendidikan juga di kategorikan sebagai sarana mobilitas sosial masyarakat.

Mobilitas sosial adalah sebuah gerakan masyarakat dalamkegiatan menuju perubahan yang lebih baik. Horton dan Chester mengatakan bahwa: “Mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya.” (Idi, 2013).

Di Indonesia pembedaan berdasarkan kelas maupun golongan itu tidak diperbolehkan tetapi kita juga tidak bisa menyangkal jika terdapat adanya pembedaan dalam negara kita, begitupun dalam dunia pendidikan kita.

Kita ambil contoh dalam pendidikan tinggi, simbol-simbol dapat terlihat dari nama besar universitas maupun jurusan di dalamnya, seperti seseorang mahasiswa perguruan tinggi ternama jurusan kedokteran itu sudah menjadi simbol bahwa orang itu memiliki modal power dan mungkin privilege, sebaliknya seseorang yang merasa tidak memiliki modal yang cukup terkesan akan memasukan anaknya ke jurusan seperti fakultas pendidikan yang tidak menelan biaya sebanyak fakultas kedokteran. Simbol- simbol jurusan dan besarnya nama universitas juga merupakan sarana stratifikasi sosial dalam dunia pendidikan itu sendiri.

Pendidikan itu tidak akan pernah terlepas dari masyarakat, pendidikan kita di paksa untuk menerima siswa dari berbagai macam kelas sosial namun kebanyakan sekolah tidak bisa menyatukan perbedaan tersebut sehingga terkesan sekolah memberikan pendidikan sesuai kelas sosial masyarakatnya, contohnya dapat dilihat dari kurikulum sekolah swasta besar ternama tentu berbeda dengan sekolah negeri.

Contoh lainnya bisa dilihat dari buku yang digunakan dan kualitas pengajar, untuk sekolah swasta ternama tentu kualitas bukunya lebih baik dan lebih baru dibandingkan dengan sekolah sekolah lainnya, bahkan ada sekolah yang memakai buku yang sama dalam kurun waktu bertahun tahun. Kualitas pengajarpun sama, di beberapa sekolah swasta ternama bahkan mendatangkan guru dari luar negeri berbeda dengan sekolah negeri yang pada dasarnya tidak bisa seperti itu. Bahkan kita disuguhkan dengan kelas internasional dibeberapa perguruan tinggi negeri yang mendatangkan dosen dari pergururan tinggi luar negeri tentu biaya yang dikeluarkan untuk masuk kelas internasional lebih besar, maka dari itu orang tua yang memiliki batasan finansisal tentu tidak akan memasukan anaknya kesana..

Kesimpulan

Pendidikan tidak pernah terlepas dari masyarakat, pendidikan akan selalu ada bagi tiap kalangan masyarakat. Begitupula dengan stratifikasi sosial dalam pendidikan yang selalu ada, banyak dari kalangan masyarakat tidak bisa merasakan persamaan akses dalam dunia pendidikan, hal ini menjadi salah satu kritik karena pendidikan itu sendiri tidak dapat meniadakan perbedaan kelas tersebut dan malah meberikan akses pendidikan sesuai dengan kelas masyarakat tersebut, besar harapan penulis ialah di masa depan pendidikan dapat di akses dengan tanpa adanya perbedaan golongan dan dapat di akses merata ke semua masyarakat.

(6)

BIBLIOGRAFI

Damanik, F. H. (2014). Hakikat Pancasila dalam Membentuk Karakter Kebangsaan melalui Organisasi Siswa Intra Sekolah. Jupiis: Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 6(2), 49–60.

Idi, A. (2013). Sosiologi Pendidikan Individu, Sekolah dan Masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Muhadjir, N. (1996). Qualitative research methodology. Yogyakarta: Rake Sarasin.

Saifullah, A. (1982). Pendidikan pengajaran dan kebudayaan. Usaha Nasional, Surabaya.

Soejorno Soekanto. (2018). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum.

Jakarta: Grafindo Persada.

Sorokin, P. A. (2019). Social and cultural mobility. In Social Stratification (pp. 303–

308). Routledge.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Tabel 8, ditemukan ciri warna khusus pada domba Garut yaitu fenotip tubuh coklat belang kepala hitam, karena tidak ditemukan pada kelompok jenis domba lain yang

Beberapa obat anestetik diberikan secara intravena baik tersendiri maupun dalam bentuk kombinasi dengan anestetik lainnya untuk mempercepat tercapainya stadium

Untuk membuat program baru pilihlah Project kemudian klik OK, maka muncul pertanyaan yang menanyakan apakah kita ingin menggunakan CodeWizardAVR seperti pada gambar

NO MATA KULIAH SKS KLS MHS NAMA DOSEN HARI TANGGAL PUKUL RUANG.. 1 Perilaku dan Pengembangan Organisasi 3 A 14 HAMIDAH NAYATI UTAMI,

menyampaikan materi akan diuji, dan hal ini menjadi sangatlah penting karena tenaga pendidik memegang peranan kunci utama keberhasilan dalam melahirkan generasi emas

Misal waran (warrant) yaitu suatu hak yang diberikan kepada pemegangnya untuk membeli saham dari perusahaan bersangkutan dengan harga tertentu dalam kurun waktu yang telah

Adapun alasan penulis mengangkat problem kejiwaan tokoh utama dalam novel Bulan Nararya karya Sinta Yudisia ini sebagai bahan kajian karena di dalam novel tersebut

Graha Bhayangkara terletak dekat jalan protokol Cicendo, dengan jarak gedung ke jalan protokol kira – kira 20 meter yang digunakan sebagai lahan parkir. Panggung