• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PASAL 833 DAN PASAL 834 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA (STUDI PUTUSAN PENGADILAN NEGERI LUMAJANG. NOMOR 24/Pdt.G/2011/PN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN PASAL 833 DAN PASAL 834 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA (STUDI PUTUSAN PENGADILAN NEGERI LUMAJANG. NOMOR 24/Pdt.G/2011/PN."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PASAL 833 DAN PASAL 834 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA (STUDI PUTUSAN PENGADILAN NEGERI LUMAJANG

NOMOR 24/Pdt.G/2011/PN.Lmj)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mengikuti Ujian Skripsi/Komprehensif Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Bagian Hukum Perdata

Fakultas Hukum Universtias Sriwijaya

Oleh :

M. NALDO NURTHANIO 02011381621328

UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS HUKUM

PALEMBANG 2021

(2)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS HUKUM

PALEMBANG

PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN MENGIKUTI

UJIAN SKRIPSI/KOMPREHENSIF

NAMA : M. NALDO NURTHANIO

NIM 02011381621328

PROGRAM KEKHUSUSAN / BAGIAN : HUKUM PERDATA JUDUL

PENERAPAN PASAL 833 DAN PASAL 834 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA (STUDI PUTUSAN PENGADILAN NEGERI LUMAJANG

NOMOR 24/Pdt.G/2011/PN.Lmj)

Secara Substansi Telah Disetujui dan Dinyatakan Siap Untuk Mengikuti Ujian Skripsi/Komprehensif

Palembang, Mei 2021 Menyetujui:

Pembimbing Utama, Pembimbing Pembantu,

Drs. H. Murzal, S.H., M.Hum H. Ahmaturrahman, S.H., M.H.

NIP. 196003121989031002 NIP. 196405301989031002

Mengetahui:

Ketua Bagian Hukum Perdata

Sri Turatmiyah, S.H., M.Hum NIP. 196511011992032001

ii

(3)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : M. Naldo Nurthanio Nomor Induk Mahasiswa : 02011381621328

Tempat/Tgl. Lahir : Palembang, 11 Juli 1998

Fakultas : Hukum

Status Pendidikan : S1

Program Studi : Ilmu Hukum

Program Kekhususan : Hukum Perdata

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini tidak memuat bahan-bahan yang sebelumnya telah diajukan untuk memperoleh gelar di Perguruan Tinggi maupun tanpa mencantumkan sumbernya. Skripsi ini juga tidak memuat bahan-bahan yang sebelumnya telah dipublikasikan atau ditulis oleh siapapun tanpa mencantumkan sumbernya dalam teks.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Apabila terbukti saya melakukan hal-hal yang bertentangan dengan pernyataan ini, saya bersedia menanggung segala akibat yang timbul dikemudian hari sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Palembang, Mei 2021 Yang menyatakan,

M. Naldo Nurthanio NIM. 0201138162132

iii

(4)

MOTTO:

“My Heart Will Never Know, Will Never See, Will Never Be”

- Archillect

Skripsi ini dipersembahkan untuk :

1. Orang tuaku tercinta 2. Keluargaku

3. Pacarku 4. Almamaterku 5. Sahabat-sahabatku

iv

(5)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah Penulis Panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia dan hidayah-Nya kepada Penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan Skripsi yang berjudul : Penerapan Pasal 833 dan Pasal 834 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Studi Putusan Pengadilan Negeri Lumajang Nomor 24/Pdt.G/2011/PN.Lmj yang merupakan sebagian persyaratan untuk mengikuti Ujian Skripsi/Komprehensif, guna memperoleh gelar Sarjana Hukum pada bagian hukum perdata Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih belum sempurna atau masih banyak kekurangan, namun diharapkan Skripsi ini dapat berguna bagi siapa saja yang membacanya, khususnya bagi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya serta dapat bermanfaat terhadap perkembangan Ilmu Pengetahuan di bidang Ilmu Hukum, khususnya hukum perdata.

Palembang, Mei 2021 , Penulis

M. Naldo Nurthanio NIM. 02011381621328

v

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur Alhamdulillah, Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat dan rahmat-Nya jualah, Penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi yang berjudul

; Penerapan Pasal 833 dan Pasal 834 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Studi Putusan Pengadilan Negeri Lumajang Nomor 24/Pdt.G/2011/PN.Lmj).

Selama penulisan Skripsi ini, banyak pihak-pihak yang telah membantu, baik moril maupun materiil. Sehubungan dengan itu pada kesempatan ini, Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Febrian, S.H., M.S, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya;

2. Bapak Dr. Mada Apriandi Zuhir, S.H., MCL., selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya;

3. Bapak Dr. Ridwan, S.H., M.Hum, selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya;

4. Bapak Drs. H. Murzal, S.H., M.Hum., selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya;

5. Bapak Drs. H. Murzal, S.H., M.Hum, selaku pembimbing utama yang banyak membantu dan bersedia membimbing saya tanpa lelah serta memberikan nasehat dan pengarahan sampai penulisan skripsi ini selesai;

vi

(7)

6. Bapak H. Ahmaturrahman, S.H., M.H., selaku pembimbing pembantu yang banyak membantu dan bersedia membimbing saya tanpa lelah serta memberikan nasehat dan pengarahan sampai penulisan skripsi ini selesai;

7. Dr. Iza Rumesten RS, S.H., M.Hum. selaku penasehat akademik yang telah memberikan arahan, dukungan, motivasi dan nasehat dari awal hingga perkuliahan ini selesai;

8. Orang tua saya yang saya cintai, Ayah saya dan Ibu saya serta kakak saya dan Keluarga besar semuanya, terkhusus teman, sahabat, teman hidup, teman berantem, terima kasih telah menemani;

9. Seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya yang dengan sabar memberikan ilmu kepada mahasiswa serta selalu memberi dukungan untuk mengejar cita-cita dan menjadi insan yang berguna di masa yang akan datang.

10. Seluruh staff dan pegawai Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya yang dengan sabar melayani mahasiswa, memberikan kemudahan dan kelancaran sarana prasarana menjalani perkuliahan.;

11. Terkhusus pacarku yang paling aku sayangi dan aku cintai di muka bumi ini, Amrina Rosyada Reza (Oca Mirza) terima kasih untuk tidak pernah lupa memberiku semangat dan tidak pernah lupa men support ku dalam segala hal;

12. Keluarga besar organisasi ku tercinta, ALSA, ASIAN LAW STUDENT ASSOCIATION yang senantiasa dari awal perkuliahan memberikan

vii

(8)

pembelajaran mengenai arti kekeluargaan, juga menjadi mahasiswa hukum yang baik;

13. Sahabatku, keluarga besarku, BABAT SQUAD dan semuanya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, juga menemani saya dalam masa perkuliahan maupun di luar masa perkuliahan

14. Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu dalam skripsi ini, yang telah banyak membantu baik secara moril dan materil dalam menyelesaiqkan skripsi ini, nama kalian tetap tertulis di dalam hati saya;

15. Semoga amal baik yang diberikan semua pihak mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT. dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca dan bagi pihak-pihak yang membutuhkannya.

Palembang, Mei 2021 Penulis

M. Naldo Nurthanio 02011381621328

viii

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

MOTTO ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

DAFTAR ISI ... ix

ABSTRAK ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup ... 7

F. Kerangka Teori... 7

1. Teori Hukum Waris ... 7

2. Teori Kepastian Hukum ... 9

G. Metode Penelitian... 10

1. Jenis Penelitian ... 10

2. Pendekatan Penelitian ... 11

3. Sumber Bahan Hukum ... 12

4. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum ... 14

5. Analisis Bahan Hukum ... 15

6. Teknik Penarikan Kesimpulan ... 15

ix

(10)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14

A. Tinjauan Umum Tentang Waris ... 14

1. Pengertian Waris... 14

2. Syarat Umum Pewarisan ... 17

3. Asas Pada Hukum Waris ... 19

4. Tata Cara Mewaris Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata 20 5. Seseorang yang Berhak Menjadi Ahli Waris... 28

B. Tinjauan Umum Tentang Putusan Hakim ... 29

1. Pengertian Putusan Hakim ... 29

2. Jenis-Jenis Putusan ... 30

3. Asas-Asas Dalam Putusan Hakim ... 32

4. Kekuatan Putusan Hakim ... 34

C. Tinjauan Umum Tentang Kepastian Hukum ... 35

BAB III PEMBAHASAN ... 39

A. Penerapan Pasal 833 dan Pasal 834 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pada Putusan Pengadilan Negeri Lumanjang Nomor 24/Pdt.G/2011/PN.Lmj ... 39

1. Putusan Pengadilan Negeri Lumajang Nomor 24/Pdt.G/2011/PN.Lmj Terkait Pewarisan Dikuasai Oleh Pihak Ketiga yang Bukan Merupakan Ahli Waris ... 39

2. Pasal 833 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Sebagai Hak Saisine ... 50

3. Pasal 834 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Sebagai Hak Hereditatis Petitio ... 56

x

(11)

B. Putusan Pengadilan Negeri Lumajang Nomor 24/Pdt.G/2011/PN.Lmj Dalam Menerapkan Pasal 833 dan Pasal 834 Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata ... 58

BAB IV PENUTUP ... 68

A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 71 LAMPIRAN

xi

(12)

ABSTRAK

Penulisan Skripsi yang berjudul: Penerapan Pasal 833 dan Pasal 834 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata (Studi Putusan Nomor 24/Pdt.G/2011/PN.Lmj) dilatar belakangi bahwa pada tahun 2011 terjadi kasus Penggugat selaku ahli waris yang sah, dimana harta waris seharusnya didapatkan oleh ahli waris, justru dikuasai oleh yang bukan ahli waris yang sah, yang mana kasus tersebut diselesaikan oleh Pengadilan Negeri Lumajang. Adapun permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah: 1.Penerapan Pasal 833 dan Pasal 834 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Putusan Pengadilan Negeri Lumajang, adalah bahwa penerapan Pasal 833 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, mengenai harta kekayaan yang berupa kepemilikan atas empat bidang tanah yang merupakan harta waris belum dibagi kepada para ahli waris, yang seharusnya dikuasai oleh ahli waris namun dikuasai oleh bukan ahli waris. Penerapan Pasal 834 KUHPerdata, yang dimana para ahli waris yang berhak atas harta warisan telah mengajukan gugatan untuk mengambil harta warisan mereka yang dikuasai oleh bukan ahli waris yang seharusnya diterima oleh para ahli waris. Pasal 833 dan Pasal 834 KUHPerdata ini merupakan dasar hukum dari Para ahli waris untuk menggugat mendapatkan hak-haknya sebagai ahli waris dari Pewaris.2.Putusan Pengadilan Negeri Lumajang Nomor 24/Pdt.G/2011/Pn.Lmj telah sesuai dalam menerapkan Pasal 833 dan Pasal 834 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata karena Tergugat tidak berhak untuk menguasai tanah atau harta waris yang di sengketa kan.

Kata Kunci : Hukum Waris, Putusan Hakim, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Mengetahui:

Pembimbing Utama, Pembimbing Pembantu,

Drs. H. Murzal, S.H., M.Hum H. Ahmaturrahman, S.H., M.H.

NIP. 196003121989031002 NIP. 196405301989031002

Ketua Bagian Hukum Perdata,

Sri Turatmiyah, S.H., M.Hum NIP. 196511011992032001

xii

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan manusia tidak hanya berhenti setelah terjadinya kematian, justru dengan adanya kematian tersebut selanjutnya akan timbul peristiwa hukum yang tidak dapat dipungkiri yaitu pewarisan. Dengan adanya pewarisan tersebut, maka yang dapat dipergunakan dalam menyelesaikannya adalah dengan hukum waris.

Hukum waris merupakan sekumpulan peraturan, yang mana mengatur hukum mengenai kekayaan karena wafatnya seseorang; yaitu mengenai pemindahan kekayaan yang ditinggalkan oleh si mati dan akibat dari pemindahan ini bagi orang-orang yang memperolehnya, baik dalam hubungan antara mereka dengan mereka, maupun dalam hubungannya antara mereka dengan pihak ketiga.1 Dengan demikian dapat diketahui bahwa kewarisan dapat terjadi apabila ada orang yang meninggal dunia (pewaris), ada orang yang masih hidup yang ditinggalkan oleh pewaris (ahli waris) dan ada harta yang ditinggalkan pewaris (harta waris).

1 A. Pitlo, 2001, Hukum Waris, Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Belanda, Terjamahan Oleh M. Isa Arief, PT. Intermasa, Jakarta hlm. 1..

1

(14)

2

Mewaris secara tidak langsung atau mewaris karena penggantian (plaatsvcervulling) pada dasarnya menggantikan kedudukan ahli waris yang telah lebih dulu meninggal dari pewaris diatur dalam KUH Perdata. Ahli waris pengganti menduduki kedudukan orang tuanya secara mutlak, yang artinya segala hak dan kewajiban orang tuanya yang berkenaan dengan waris beralih kepadanya.2

Pewaris juga dapat menentukan mengenai apa yang akan dilakukan dengan harta kekayaannya dengan cara membuat wasiat sebelum ia meninggal dunia. Hal tersebut dapat dilakukan oleh pewaris dengan membuat sebuah akta yang berisikan kehendak dari pewaris tersebut. Dengan akta tersebut ia dapat menunjuk siapa yang akan menjadi ahli waris yang dikehendakinya dan juga harta apa yang diberikan kepada siapa.

Harta warisan atau warisan ialah segala harta kekayaan yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal atau disini pewaris, yang berupa semua harta kekayaan dari yang meninggal dunia setelah dikurangi dengan utang-utangnya.3 Dan juga harus dicermati bahwa warisan yang ditinggalkan merupakan aktiva dan pasiva, segala hak dan kewajiban yang ditinggalkan oleh si pewaris tersebut,

2 Wirjono Prodjodikoro, 2001, Hukum Warisan Indonesia, Sumur, Bandung, hlm. 32.

3 Ali Afandi, 1990, Hukum Waris Hukum Keluarga Hukum Pembuktian Menurut Kitab Undang-Undang Perdata (BW), Cet.1, PT. Bina Aksara, Jakarta, hlm. 7.

(15)

termasuk didalamnya merupakan harta kekayaan dalam bentuk apapun juga dengan utang-utang yang mengikutinya.

Pewarisan hanya dapat berlangsung apabila telah terjadinya peristiwa kematian, hal ini diatur dalam keterangan Pasal 830 Kitab Undang-Undag Hukum Perdatayang menentukan bahwa Pewarisan hanya terjadi karena kematian. Dalam hal ini menandakan bahwa dalam pewarisan haruslah ada harta yang ditinggalkan, juga adanya pihak yang meninggal dunia dan pihak yang menjadi ahli waris yang masih hidup. Terdapat juga suatu kondisi pada pihak yang menjadi ahli waris, dimana bayi yang masih berada di dalam kandungan, ia juga dapat di katakan sebagai ahli waris, jika ia terlahir hidup. Karena itulah dalam pewarisan pastilah ada pihak-pihak yang menjadi subjeknya, yaitu pewaris adalah orang yang telah meninggal dunia dengan meninggalkan kekayaan. Selanjutnya, ahli waris adalah orang yang menggantikan pewaris dalam kedudukan hukum mengenai kekayaannya, baik untuk seluruhnya maupun untuk bagian yang sebanding.4

Pasal 833 KUH Perdata menentukan bahwa para ahli waris, dengan sendirinya karena hukum, mendapat hak miik atas semua barang, semua hak dan semua piutang orang yang meninggal. Pasal 834 menentukan bahwa ahli waris berhak mengajukan gugatan untuk memperoleh warisannya terhadap semua orang yang memegang besit atas seluruh atau sebagian warisan itu dengan alas hak

4 Ibid.

(16)

3

ataupun tanpa alas hak, demikian pula terhadap mereka yang dengan licik telah menghentikan besitnya.

Akibat yang terjadi atas harta warisan yang dikuasai oleh pihak yang tidak mempunyai hak atas warisan yang ditinggalkan oleh Penggugat, karena ia bukan merupakan ahli waris yang sah, ditinjau dari Kitab Undang-Undang Hukum Perdata terhadap Putusan Pengadilan Negeri Kota Lumajang No.

24/Pdt.G/2011/PN.Lmj. Pada putusan ini Tergugat I telah melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan dengan harta warisan yang objek sengketa yang merupakan tanah peninggalan pewaris.

Pada kasus di atas yang terjadi adalah pihak ketiga yaitu Tergugat I yang bukan merupakan ahli waris yang sah dan juga bukan merupakan legataris telah menguasai warisan dan menyalah gunakan tanah sengketa tersebut dengan cara menyewakannya kepada pihak lain dan juga menjaminkan tanah yang bukan merupakan haknya. Maka dari itu Para Penggugat merupakan ahli waris yang sah dari pewaris, menuntut Para Tergugat karena mereka merupakan anak dan cucu yang memang berhak untuk menerima warisan. Dan karena itulah para ahli waris merasa perlu untuk mengajukan gugatan demi melindungi hak-hak yang patut diterima oleh mereka selaku ahli waris dari pewaris yang sah.

Kasus di atas yang menjadi patokannya adalah Hukum Waris Perdata Barat, maka yang dilihat dalam mewarisnya, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 832 KUH Perdata, bahwa menurut undang-undang untuk dapat mewaris,

(17)

seseorang haruslah mempunyai hubungan darah dengan si pewaris.5 Maka dari Para Penggugat yang merupakan anak dan cucu-cucu dari pewaris berhak untuk muncul menjadi ahli waris. Kemudian dalam kasus di atas dapat diketahui bahwa Tergugat I yang merupakan kerabat jauh yang tidak memiliki hubungan darah secara langsung dengan pewaris, akan tetapi ia menguasai dan berbuat sekehendaknya dengan warisan yang oleh para ahli waris belum sempat untuk dibagi. Tergugat I hanyalah keponakan dari ibu tiri Penggugat II dan Penggugat III. Dan kedudukannya yang seperti itulah yang membuat bahwa Tergugat I bukan merupakan ahli waris yang berhak atas tanah warisan dari pewaris.

Berdasarkan uraian di atas, maka Penulis tertarik untuk membahasnya secara ilmiah dalam bentuk Skripsi yang berjudul: Penerapan Pasal 833 dan Pasal 834 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Studi Putusan Pengadilan Negeri Lumajang Nomor 24/Pdt.G/2011/PN.Lmj)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang dibahas dalam Skripsi ini adalah:

1. Bagaimanakah penerapan Pasal 833 dan Pasal 834 KUH Perdata dalam Putusan Pengadilan Negeri Lumajang Nomor 24/Pdt.G/2011/PN.Lmj?

5 J. Satrio, 1990, Hukum Waris, cet. 1, Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm. 29.

(18)

5

2. Apakah Putusan Pengadilan Negeri Lumajang Nomor 24/Pdt.G/2011/PN.Lmj sudah sesuai dengan ketentuan Pasal 833 dan 834 KUH Perdata?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian dari Skripsi ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis penerapan Pasal 833 dan Pasal 834 KUH Perdata dalam Putusan Pengadilan Negeri Lumajang Nomor 24/Pdt.G/2011/PN.Lmj.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis Putusan Pengadilan Negeri Lumajang Nomor 24/Pdt.G/2011/PN.Lmj sudah sesuai dengan ketentuan Pasal 833 dan 834 KUHPerdata.

D. Manfaat Penelitian 1) Manfaat Teoritis

Manfaat penelitian ini adalah agar bermanfaat bagi pengembangan ilmu hukum, khususnya Hukum Waris Perdata dan untuk menjadi bahan pembelajaran dalam penerapan dari Pasal 833 dan Pasal 834 Kitab Undang undang Hukum Perdata dalam permasalahan harta warisan yang dikuasai oleh pihak ketiga yang tidak berhak. Dengan demikian, penelitian ini akan bermanfaat memperjelas penerapan KUHPerdata di bidang Hukum Waris.

(19)

2) Manfaat Praktis

Manfaat Penelitian ini adalah agar diharapkan dapat dijadikan sumber informasi dan referensi bagi para pihak yang mengambil penelitian penelitian Skripsi ini yang sama atau terkait dikemudian hari mengenai penerapan Pasal 833 dan Pasal 834 KUH Perdata.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup Penelitian ini hanya membahas mengenai penerapan Pasal 833 dan Pasal 834 KUHPerdata dalam Putusan Pengadilan Negeri Lumajang Nomor 24/Pdt.G/2011/PN.Lmj.

F. Kerangka Teori 1. Teori Hukum Waris

Hukum Waris adalah peraturan yang mengatur bagaimana berpindahnya harta seseorang harta yang positif dan harta yang negatif (hutang) yang meninggal (pewaris) kepada anggota keluarganya yang ditinggalkan (ahli waris). Hukum waris hanya dapat digunakan ketika ada orang yang meninggal (pewaris), keluarga yang di tinggal (ahli waris), dan harta yang ditinggalkan (harta waris).

Yang dapat diwariskan oleh si meninggal kepada ahli warisnya pada dasarnya adalah hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang dalam lingkup hukum

(20)

7

kekayaan atau harta benda saja yang dapat diberikannya.6 Kekayaan tersebut merupakan gabungan antara aktiva dan pasiva. Dan juga terdapat suatu keadaan, yaitu hak dari seorang bapak untuk menyangkal sahnya seorang anak dan hak seorang anak untuk menuntut supaya dinyatakan sebagai anak yang sah dari bapak atau ibunya, kedua hal tersebut dinyatakan dalam undang-undang dapat untuk diwariskan kepada ahli warisnya.

Hal yang membedakan Hukum Waris Perdata, adalah bahwa konsep bahwa dari yang meninggal dunia tersebut meninggalkan harta kekayaan yang berisi gabungan dari aktiva dan pasiva. Jadi yang ditinggalkan kepada orang-orang yang berhak tersebut bukan hanya harta kekayaan yang dapat dinilai dengan uang saja yang bermanfaat bagi mereka, namun juga hutang-hutang dari orang yang meninggal tersebut. Hal tersebut berarti bahwa orang yang ditinggalkan berkewajiban untuk membayar hutang-hutang dari yang meninggal, karena beban hutang-hutang tersebut pada kenyataannya berpindah juga kepada semua orang yang menjadi ahli warisnya.7

Orang yang meninggal dunia yang meninggalkan harta kekayaan kepada ahli warisnya disebut dengan pewaris, sedangkan orang yang berhak untuk menerima dan menggantikan kedudukan si pewaris dalam kedudukan hukumnya mengenai harta kekayaan tersebut dinamakan dengan ahli waris atau

6 Effendi Perangin, 2013, Hukum Waris, PT.RajaGrafindo Persada, Jakarta, hlm. 5.

7 Oemarsalim, 1991, Dasar-Dasar Hukum Waris di Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, hlm. 17.

(21)

Waris.8 Penggantian hak oleh mereka atas kekayaan tersebut yang untuk seluruhnya maupun untuk sebagian yang sebanding, membuat mereka menjadi orang yang memperoleh hak dengan titel umum.9

2. Teori Kepastian Hukum

Menurut Hans Kelsen, hukum adalah sebuah sistem norma. Norma adalah pernyataan yang menekankan aspek “seharusnya” atau das sollen dengan menyertakan beberapa peraturan tentang apa yang harus dilakukan. Norma- norma adalah produk dan aksi manusia yang deliberative. UndangUndang yang berisi aturan-aturan yang bersifat umum menjadi pedoman bagi individu bertingkah laku dalam bermasyarakat, baik dalam hubungan dengan sesama individu maupun dalam hubungan dengan masyarakat. Aturan-aturan itu menjadi batasan bagi masyarakat dalam membebani atau melakukan tindakan terhadap individu. Adanya aturan itu dan pelaksanaan aturan tersbut menimbulkan kepastian hukum.10

Menurut Gustav Radbruch, hukum harus mengandung 3 (tiga) nilai identitas, yaitu sebagai berikut:

8 A. Pitlo, Loc. Cit

9 Ibid.

10 Peter Mahmud Marzuki, 2008, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana Pernada Media Group, Jakarta, hlm. 59.

(22)

9

1). Asas kepastian hukum (rechmatigheid), Asas ini meninjau dari sudut yuridis;

2). Asas keadilan hukum (gerectigheit), Asas ini meninjau dari sudut filosofis, dimana keadilan adalah kesamaan hak untuk semua orang di depan pengadilan;

3). Asas kemanfaatan hukum (zwechmatigheid) atau doelmatigheid atau utility.

Tujuan hukum yang mendekati realistis adalah kepastian hukum dan kemanfaatan hukum. Kaum Positivisme lebih menekankan pada kepastian hukum, sedangkan Kaum Fungsionalis mengutamakan kemanfaatan hukum, dan sekiranya dapat dikemukakan bahwa “summon ius, summa injuria, summa lex, summa crux” yang artinya adalah hukum yang keras dapat melukai, kecuali

keadilan yang dapat menolongnya, dengan demikian kendatipun keadilan bukan merupakan tujuan hukum satu-satunya akan tetapi tujuan hukum yang substantive adalah keadilan.11

11 Dosminikus Rato, 2010, Filsafat Hukum Mencari dan Memahami Hukum, PT. Presindo, Yogyakarta, hlm. 60.

(23)

G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang akan diteliti, maka penelitian ini termasuk dalam penelitian hukum normatif-yuridis. Penelitian hukum normatif hanya memberikan fokus pada asas, sistematika, dan sinkronisasi peraturan perundang-undangan. Sifat penelitian yang digunakan adalah analisis-deskriptif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga dapat mengungkapkan fakta (fact finding) yang sebenarnya.12

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan 3 (tiga) pendekatan, yaitu pendekatan peraturan perundang-undangan (statute approach), pendekatan konseptual (conceptual approach), dan pendekatan kasus (case approach).13

a) Pendekatan Perundang-Undangan (Statute Approach)

Pendekatan perundang-undangan digunakan oleh Penulis untuk mengetahui landasan yuridis-normatif terkait hukum warisan yang dikuasai oleh pihak lain yang bukan ahli waris dalam perundang-undangan sebagaimana berlaku.

12 Hadari Nawawi, 1993, Metode Penelitian Sosial, Gadjah Mada Press, Yogyakarta, hlm. 31.

13 Depri Liber Sonata, 2014, “Metode Penelitian Hukum Normatif dan Empiris: Karakteristik Khas dari Metode Meneliti Hukum”, Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 8, No. 1, Jakarta, hlm. 28. Lihat juga Jhonny Ibrahim dalam Peter Mahmud Marzuki, 2006, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, hlm. 46.

(24)

11

b) Pendekatan Konseptual (Conceptual Approach)

Penulis selain menggunakan pendekatan perundang-undangan juga menggunakan pendekatan konseptual untuk menjawab rumusan masalah.

Pendekatan konseptual digunakan oleh Penulis untuk memberikan penjelasan terkait konsep warisan yang dikuasai oleh pihak lain yang bukan ahli waris dimata hukum Perdata Barat.

c) Pendekatan Kasus (Case Approach)

Penelitian ini juga menggunakan pendekatan kasus (case approach), yaitu pendekatan dilakukan dengan melakukan telaah terhadap kasus dalam Putusan Pengadilan Negeri Lumajang Nomor 24/Pdt.G/2011/Pn.Lmj.14 3. Sumber Bahan Hukum

Bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari bahan hukum primer, bahan sekunder, dan bahan hukum tersier.

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang memiliki kekuatan mengikat secara umum (peraturan perundang-undangan) atau memiliki kekuatan mengikat bagi para pihak yang berkepentingan (kontrak, konvensi, dokumen hukum, dan putusan hakim).15 Bahan hukum primer dalam penelitian hukum normatif ini meliputi:

hlm. 93.

14 Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung,

15 Soerjono Soekanto, Op. Cit., hlm. 43.

(25)

a) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata;

b) Putusan Pengadilan Negeri Lumajang Nomor 24/Pdt.G./2011/PN.Lmj b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder merupakan bahan yang memberikan penjelasan tentang bahan hukum primer berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian.

Bahan hukum sekunder bermanfaat bagi Penulis untuk memberikan acuan dalam melakukan penulisan hukum.16 Bahan hukum sekunder meliputi buku, jurnal, artikel, media cetak, media elektronik dan hasil penelitian yang terdahulu.

c. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier merupakan semua bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan mengenai bahan hukum primer dan sekunder.17 Meliputi bahan dari Kamus Besar Bahasa Indonesia.

4. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Mengingat penelitian a quo termasuk dalam jenis penelitian normatif, maka metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi sebagaimana merupakan cara memperoleh data tentang sesuatu masalah dengan menelusuri dan mempelajari data sekunder, baik dari dokumen- dokumen, arsip, buku, jurnal, artikel baik cetak maupun online, serta bahan

16 Peter Mahmud Marzuki, 2006, Penelitian Hukum, Kencana Pernada Media Group, Jakarta, hlm. 155.

17 Soerjono Soekanto, Op. Cit., hlm. 52.

(26)

1 3

13

lain yang terkait dengan penelitian.18 Dokumentasi merupakan bagian dari studi kepustakaan (bibliography study), yaitu pengkajian informasi tertulis mengenai hukum yang berasal dari berbagai sumber dan dipublikasikan secara luas untuk memperoleh bahan hukum (law material) terdiri atas bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier.19 5. Analisis Bahan Hukum

Analisis terhadap penulisan hukum ini menggunakan metode pendekatan kualitatif. Yaitu dengan menguraikan data yang diolah secara rinci dalam bentuk kalimat. Penulis menginterpretasikan dengan bahasa Penulis sendiri agar tampak rincian jawaban atas rumusan masalah yang diteliti.20Dalam konteks studi kasus hukum, metode analisis yang sering digunakan yaitu Content Analysis Method.

6. Teknik Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan yang dimaksud merupakan jawaban atas perumusan masalah atas pertanyaan dalam penelitian yang dikemukakan secara singkat dan padat tentang kebenaran dari penelitian.21 Penarikan kesimpulan dilakukan secara deduktif, yaitu bertolak dari suatu fakta umum yang keberadaannya telah diketahui dan berakhir pada suatu kesimpulan yang bersifat lebih khusus.

(27)

DAFTAR PUSTAKA A. Buku

A. Pitlo, 2001, Hukum Waris; Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Belanda. Diterjemahkan Oleh M. Isa Arief, PT. Intermasa, Jakarta.

Achmad Ali, 2002, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis), Toko Gungung Agung Jakarta.

Ali Afandi, 1983, Hukum Waris, Hukum Keluarga, Hukum Pembuktian; Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Bw), Cet. 1, Bina Aksara, Jakarta.

Cst Kansil, Christine, S.T. Kansil, Engelien R, Palandeng dan Godieb N. Mamahit, 2009, Kamus Istilah Hukum, Grafindo Persada, Jakarta.

Djoko Prakoso dan Djaman Andhi, 1990, Euthanasia; Hak Asasi Manusia dan Hukum Perdata, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Dominikus Rato, 2010, Filsafat Hukum Mencari: Memahami dan Memahami Hukum, Laksbang Pressindo, Yogyakarta.

Effendi Perangin, 2013, Hukum Waris, Cetakan 11, PT. Grafindo Persada, Jakarta.

Eman Suparman, 2007, Hukum Waris Indonesia Dalam Perspektif Adat dan KUHPerdata, PT. Refika Aditama, Jakarta.

Frieda Husni, 2005, Hukum Kebendaan Perdata; Hak-Hak yang Memberi Kenikmatan, Cetakan 3, Ind-Hil-Co, Jakarta.

Hilman Hadikusuma, 1991, Hukum Waris Indonesia Menurut Perundangan, Hukum Adat, Hukum Agama Hundu-Islam, Cetakan Pertama, Citra Aditya Bakti, Bandung.

J. Satrio, 1990, Hukum Waris, Cetakan I, Citra Aditya Bakti, Bandung.

M. Natsir Asmawi, 2014, Hermeneutika Putusan Hakim, UII Press, Yogyakarta.

Margaret Brazier, 2001, Medicine, Patients adn The Law, Penguins Books, England.

(28)

1 3

Oemarsalim. 1991, Dasar-Dasar Hukum Waris Di Indonesia, Cet. 2. PT.

Rineka Cipta, Jakarta.

Peter Mahmud Marzuki, 2008, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana, Jakarta.

Rachmad Budiono, 1999, Pembahruan Hukum Kewarisan Islam di Indonesia, Citra

Aditya Bakti, Bandung.

Riduan Syahrani, 1999, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, Penerbit Citra Aditya, Bandung.

Retnowulan dan Iskandar Oeripkartawinata, 2009, Hukum Acara Perdata Dalam Teori dan Praktek, Mandar Maju, Bandung.

Subekti, Wiemarsih Imam Dan Sri Soesilowati Mahdi, 2005, Hukum Perorangan Dan Kekeluargaan Perdata Barat, Cet. 1, Gitama Jaya Jakarta, Jakarta.

Surini Ahlan Sjarif, 1999, Intisari Hukum Waris; Menurut Burgerlijk Wetboek (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata), Cetakan 1, Ghalia Indonesia, Jakarta.

--- dan Nurul Elmiyah, 2005, Hukum Kewarisan Perdata Barat; Pewarisan Menurut Undang-Undang, Renada Media Group, Jakarta.

Sudkno Mertokusumo, 2002, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta.

Tamakiran, 2002, Asas-AsasHukum Menurut Tiga Sistem Hukum, Ppioner Jaya, Bandung.

Wirjono Prodjodikoro, 2001, Hukum Warisan di Indonesia, Cetakan IX, PT.

Bale Bandung, Bandung.

B. Jurnal

Depri Liber Sonata, 2014, “Metode Penelitian Hukum Normatif dan

(29)

Empiris: Karakteristik Khas dari Metode Meneliti Hukum”, Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 8, No. 1, Jakarta.

C. Peraturan Perundang-Undangan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Putusan Pengadilan Negeri Lumajang Nomor 24/Pdt.G/2011/PN.Lmj

Referensi

Dokumen terkait

Penyelesaian kerugian negara perlu segera dilakukan untuk mengembalikan kekayaan negara yang hilang atau berkurang serta meningkatkan disiplin dan tanggung jawab

Dalam penelitian ini, pengkategorian otomatis artikel ilmiah dilakukan dengan menggunakan kernel graph yang diterapkan pada graph bipartite antara dokumen artikel

O skaitantysis, laike nutolęs suvo - kėjas, gauna nuorodas į daugybę skaitymo ir supratimo strategijų, nes skaitymo kodo ar tvarkos šis tekstas (laiškų masyvą va - dinsime

Our appl ication is a web client app, which means that what a user sees in the browser is not completely generated by the server and sent to the client, but the client has

Sandra began seducing me to feminist philosophy at a meeting of Midwest SWIP in Minneapolis, in 1984?. Not only was it my first encounter with Sandra, it was my

proses pembelajaran dengan memberikan pertanyaan tentang materi pembelajaran berkaitan potensi sumber daya alam di Indonesia berupa sumber daya hutan, barang tambang, ikan,

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dukungan keluarga yang diterima oleh responden di TK ABA Mlangi, Gamping, Sleman, Yogyakarta dari

Dari semua ordo dalam kelas Polypodiophyta, ordo Polypodiales mempunyai bentuk dan susunan sori yang sangat beragam seperti berbentuk garis pada tepi daun,