• Tidak ada hasil yang ditemukan

Determinan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan oleh Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Kotanopan Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Determinan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan oleh Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Kotanopan Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2019"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

DETERMINAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN OLEH PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

(JKN) DI PUSKESMAS KOTANOPAN KECAMATAN KOTANOPAN KABUPATEN MANDAILING

NATAL TAHUN 2019

SKRIPSI

Oleh

AQILATUL MUTHIAH DALIMUNTHE NIM. 141000129

PROGRAM STUDI S1 KESEHSATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2022

(2)

NATAL TAHUN 2019

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

AQILATUL MUTHIAH DALIMUNTHE NIM. 141000129

PROGRAM STUDI S1 KESEHSATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2022

(3)

i

(4)

ii Telah diuji dan dipertahankan

Pada tanggal : 31 Januari 2020

TIM PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Dr. Juanita, S.E., M.Kes.

Anggota : 1. Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes.

2. dr. Fauzi, S.K.M

(5)

iii

Pernyataan Keaslian Skripsi

Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul

“Determinan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan oleh Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Kotanopan Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2019” beserta isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara- cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang bertulis secara diacu dalam naskah ini dan disebut dalan daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko dan sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, Januari 2020

Aqilatul Muthiah Dalimunthe

(6)

iv Abstrak

Puskesmas menyediakan layanan kesehatan bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Berdasarkan data dari Puskesmas Kotanopan tahun 2018 kunjungan pasien terendah sebesar 31 pasien pada bulan Januari dan kunjungan pasien yang tertinggi sebesar 138 pasien pada bulan November. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan pemanfaatan Puskesmas pada peserta JKN di wilayah kerja Puskesmas Kotanopan. Jenis penelitian yang digunakan adalah survey dengan tipe explanatory research untuk menjelaskan pengaruh karakteristik (jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan pengetahuan), sikap tenaga kesehatan, keterjangkauan pelayanan dan kondisi kesehatan terhadap pemanfaatan Puskesmas oleh peserta JKN di Puskesmas Kotanopan tahun 2018. Populasi adalah seluruh kepala keluarga peserta JKN yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Kotanopan yaitu 16 desa/kelurahan, 9 desa yang terdekat dari Puskesmas dan 9 desa yang terjauh dari Puskesmas sebanyak 4.056 KK. Sampel berjumlah 100 KK diambil melalui teknik simple random sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 34 responden (34%) memanfaatkan puskesmas dan 66 responden (66%) tidak memanfaatkan Puskesmas Kotanopan. Berdasarkan uji bivariat dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kondisi kesehatan (p=0,001), sikap tenaga kesehatan (p=0,238) dan keterjangkauan pelayanan (p=0,127) ada pengaruh terhadap pemanfaatan puskesmas oleh Peserta JKN, sedangkan berdasarkan uji muktivariat variabel keterjangkauan pelayanan mempunyai nilai Exp(B) sebesar 6,618 merupakan model terbaik untuk menentukan determinan terhadap pemanfaatan Puskesmas Kotanopan. Diharapkan kepada tenaga kesehatan di Puskesmas Kotanopan untuk mempertahankan pelayanan kesehatan yang sudah baik untuk menjaga dan meningkatkan persepsi yang baik dari masyarakat terhadap sistem pelayanan kesehatan yang tersedia.

Kata kunci : Pemanfaatan, puskesmas, JKN

(7)

v

Abstract

Health center provides health sevices for participants of the National Health Insurances (JKN). Based on data from the Community Health Center in 2018 the lowest patient visit of 31 patients in Januaryand the highest patient visits of 138 patients in November. The purpose of this study was to find out things related to helath center utilization in JKN participants in the working area of the Community Health Center. The type of research used is an explanatory research type survey to explain the influence of characteristics (gender, education, occupation and knowledge), attitudes of health workers, affordability of services and health conditions on the utilization of Puskesmas by JKN participants in Lighted Health Centers in 2018. The population is the shole family heads of JKN participants who live in the working area of the Kotanopan Health Center namely villages/village office. The 9 villages that were detected from the Health Center and 9 villages that Health Center were 4.056 families. Sample of 100 families was taken through a simple random sampling technique. Data was collected using a questionnaire analyzed using logistic regression tests. The results showed that 34 respondents (34%) used the Health Center and 66 respondents did not use the Health Center. Based on the bivariate test in this study shows that the variable health conditions (p=0,001), attitude of health workers (p=0,238) and service affordability (p=0,127) had an influence on health center utilization by JKN participants, while based on multivariate tests the affordability of service had value Exp(B) of 6,618 is the best model to determine the determinant of the utilization of the Community Health Center. It is expected that health workers at health center are able to maintain good service to maintain and improve the good perpection og the community towards the available health service system.

Keywords : Utilization, health center. JKN

(8)

vi

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan penyertaan-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan Judul “Determinan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan oleh Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Kotanopan Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2019”

terselesaikan dan terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si., selaku Rektor Universitas Sumatera Utara priode 2021-2026.

2. Prof. Dr. Dra Ida Yustina, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.

3. Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes. selaku Ketua Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK) FKM USU dan Dosen penguji yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Dr. Juanita, S.E, M.Kes. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dengan baik.

(9)

vii

5. dr. Fauzi, S.K.M. selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan kepada penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Khususnya AKK yang telah memberikan bekal ilmu selama penulis mengikuti pendidikan.

7. Kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal dr. H . Syarifuddin yang telah membantu penulis dalam memberikan izin penelitian di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal.

8. Kepada Kepala Puskesmas Ibu dr. Wuryandari dan seluruh pegawai di Puskesmas Kotanopan yang telah membantu penulis dan memberikan izin penelitian di wilayah kerja Puskesmas Kotanopan.

9. Orangtua tercinta, Fahruddin Dalimunthe (Alm) dan Masna Lubis yang telah mendukung saya sepenuhnya baik moril dan materil juga selalu memotivasi saya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik dan juga Saudaraku Kholid Sunandar Dalimunthe dan Ita Fahrina Luftiah Dalimunthe yang telah setia menyemangati dan mendukung saya dalam setiap kesempatan dan selalu setia mendoakan yang terbaik bagi penulis.

10. Seluruh keluarga, teman dan semua pihak yang telah memberikan dukungan dan doa kepada penulis dan mohon maaf karena nama tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis juga menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Untuk

(10)

viii

semua saran dan kritik yang disampaikan demi perbaikan skripsi ini saya ucapkan terima kasih.

Akhirnya saya mohon maaf yang setulusnya kepada semua pihak jika ditemui kekurangan dan kekhilafan selama saya mengikuti pendidikan dan penelitian berlangsung. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Januari 2020

Aqilatul Muthiah Dalimunthe

(11)

ix Daftar Isi

Halaman

Halaman Persetujuan i

Halaman Penetapan Tim Skripsi ii

Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii

Abstrak iv

Abtract v

Kata Pengantar vi

Daftar Isi ix

Daftar Tabel xii

Daftar Gambar xiv

Daftar Lampiran xv

Daftar Istilah xvi

Riwayat Hidup xvii

Pendahuluan 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 8

Tujuan penelitian 8

Tujuan umum 8

Tujuan khusus 9

Manfaat Penelitian 9

Tinjauan Pustaka 11

Puskesmas 11

Pengertian puskesmas 11

Kedudukan puskesmas 12

Tujuan puskesmas 13

Tugas, fungsi, dan wewenang puskesmas 13

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 15

Pengertian Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 17 Prinsip-Prinsip Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 17 Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 19 Pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 20 Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 21

Pelayanan Kesehatan 25

Pemanfaatan pelayanan kesehatan 26

Stratifikasi pelayanan kesehatan 26

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan

(12)

x

pelayanan kesehatan 27

Landasan Teori 29

Kerangka Konsep 30

Hipotesis Penelitian 31

Metode Penelitian 32

Jenis Penelitian 32

Lokasi dan Waktu Penelitian 32

Lokasi penelitian 32

Waktu penelitian 32

Populasi dan Sampel 32

Definisi Operasional 34

Variabel bebas (independen) 34

Variabel terikat (dependen) 35

Metode Pengumpulan Data 35

Metode Pengukuran 36

Metode Analisis Data 37

Hasil Penelitian 39

Gambaran Umum Lokasi Penelitian 39

Analisis Univariat 41

Distribusi responden berdasarkan Karakteristik/Sosiodemografi 42 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan 43 Distribusi responden berdasarkan sikap tenaga kesehatan 45 Distribusi responden berdasarkan keterjangkauan pelayanan 47 Ditsribusi responden berdasarkan kondisi kesehatan 48 Distribusi responden berdasarkan pemanfaatan puskesmas 50

Analisi Bivariat 52

Tabulasi silang dan hasil uji Statistik 52 Tabulasi silang antara jenis kelamin dengan pemanfaatan

puskesmas oleh peserta JKN di Puskesmas Kotanopan

tahun 2018 52

Tabulasi silang antara pendidikan dengan pemanfaatan puskesmas oleh peserta JKN di Puskesmas Kotanopan

tahun 2018 52

Tabulasi silang antara pekerjaan dengan pemanfaatan puskesmas oleh peserta JKN di Puskesmas Kotanopan

tahun 2018 53

Tabulasi silang antara pengetahuan dengan pemanfaatan puskesmas oleh peserta JKN di Puskesmas Kotanopan

tahun 2018 53

Tabulasi silang antara sikap tenaga kesehatan dengan pemanfaatan puskesmas oleh peserta JKN di Puskesmas

Kotanopan tahun 2018 54

Tabulasi silang antara keterjangkauan pelayanan

pemanfaatan puskesmas oleh peserta JKN di Puskesmas

(13)

xi

Kotanopan tahun 2018 54

Tabulasi silang antara kondisi kesehatan dengan

pemanfaatan puskesmas oleh peserta JKN di Puskesmas

Kotanopan tahun 2018 55

Analisis Multivariat 56

Pembahasan 58

Pemanfaatn Puskesmas oleh Peserta JKN di Puskesmas Kotanopan 58 Hubungan karakteristik/Sosiodemografi terhadap Pemanfaatan

Puskesmas Peserta JKN di Puskesmas 60 Hubungan Pengetahuan Terhadap Pemanfaatan Puskesmas

oleh Peserta JKN di Puskesmas Kotanopan 63 Hubungan Sikap Tenaga Keshetan terhadap Pemanfaatan

Puskesmas oleh Peserta JKN di Puskesmas Kotanopan 64 Hubungan Keterjangkauan Pelayanan terhadap

Pemanfaatan Puskesmas oleh peserta JKN di Puskesmas

Kotanopan 65

Hubungan Kondisi Kesehatan Terhadap Pemanfaatan

Puskesmas oleh Peserta JKN di Puskesmas Kotanopan 67

Keterbatasan Penelitian 68

Kesimpulan dan Saran 69

Kesimpulan 69

Saran 69

Daftar Pustaka 71

Lampiran 73

(14)

xii Daftar Tabel

No Judul Halaman

1 Jumlah Kunjungan Pasien JKN di Puskesmas Kotanopan Tahun 2018

7

2 Distribusi Sampel menurut Populasi 33

3 Aspek Pengukuran Variabel Independen 36

4 Aspek Pengukuran Variabel Dependen 37

5 Distribusi Peserta JKN di Puskesmas Kotanopan berdasarkan Jenis Kelamin

40

6 Tenaga Kesehatan di Puskesmas Kotanopan 41

7 Distribusi Responden berdasarkan Identitas (Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan dan Pekerjaan) di Puskesmas Kotanopan Tahun 2018

42

8 Distribusi Responden berdasarkan Pengetahuan di Puskesmas Kotanopan Tahun 2018

44

9 Distribusi Kategori Berdasarkan Pengetahuan 44

10 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tenaga Kesehatan di Puskesmas Kotanopan Tahun 2018

46

11 Distribusi Kategori Berdasarkan Sikap Tenaga Kesehatan 46 12 Distribusi Responden berdasarkan Keterjangkauan Pelayanan di

Puskesmas Kotanopan Tahun 2018

48

13 Distribusi Kategori Berdasarkan Keterjangkauan pelayanan 48 14 Distribusi Responden berdasarkan Kondisi Kesehatan di

Puskesmas Kotanopan Tahun 2018

50

15 Distribusi Kategori Berdasarkan Kondisi Kesehatan 50

(15)

xiii

16 Distribusi Responden berdasarkan Pemanfaatan Puskesmas di Puskesmas Kotanopan Tahun 2018

51

17 Distribusi Kategori berdasarkan Pemanfaatan Puskesmas 51 18 Hasil Tabulasi Silang antara Variabel Bebas dengan Variabel

Terikat

56

19 Hasil Uji Regresi Logistik 57

(16)

xiv Daftar Gambar

No Judul Halaman

1 Kerangka konsep 30

(17)

xv

Daftar Lampiran

Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner 73

2 Surat Izin Penelitian 77

3 Surat Keterangan Selesai Penelitian 78

4 Output Hasil Penelitian 79

5 Master Data 98

6 Dokumentasi 100

(18)

xvi Daftar Istilah

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BP : Bukan Pekerja

BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Dinkes : Dinas Kesehatan

HBM : Health Belief Model JAMKESDA : Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESMAS : Jaminan Kesehatan Masyarakat JKN : Jaminan Kesehatan Nasional Kemenkes : Kementerian Kesehatan PBI : Penerima Bantuan Iuran PBPU : Pekerja Bukan Penerima Upah Permenkes : Peraturan Menteri Kesehatan PerPres : Peraturan Presiden

SJSN : Sistem Jaminan Sosial Nasional WHO : World Health Organization

(19)

xvii Riwayat Hidup

Penulis bernama Aqilatul Muthiah Dalimunthe, dilahirkan di Singengu Julu pada tanggal 12 September 1995. Penulis beragama Islam, anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Fahruddin Dalimunthe (Alm) dan Ibu Masna Lubis.

Pendidikan formal dimulai di TK Darmawanita pada tahun 2000.

Pendidikan sekolah dasar di SD 191 Kotanopan Tahun 2002-2008, sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Kotanopan Tahun 2009-2011, sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Kotanopan Tahun 2012-2014, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Medan, Januari 2020

Aqilatul Muthiah Dalimunthe

(20)

xviii

(21)

1

Pendahuluan

Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Perpres no. 72 Tahun 2012). Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.

Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara mudah dan merata. Dalam meningkatkan pelayanan kesehatan, pemerintah berupaya keras meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu upaya pemerintah dalam rangka memeratakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah dengan menyediakan beberapa fasilitas kesehatan terutama puskesmas dan puskesmas pembantu, penyediaan obat, peneydiaan tenaga medis dan pencegahan penyakit menular, yang dapat menjangkau segala lapisan masyarakat hingga ke daerah terpencil(Riskesdas, 2013).

Perkembangan sektor kesehatan di indonesia saat ini belum maksimal, padahal pembangunan serta pengembangaan dibidang kesehatan dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Masyarakat belum sadar akan manfaat pelayanan puskesmas sehingga tidak memaanfaatkan pelayanan kesehatan secara optimal, termasuk pelayanan dipuskesmas. Menyadari pentingnya puskesmas dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,

(22)

maka berbagai macam jenis masalah atau kekurangan dalam penyelenggaran pelayanan puskesmas perlu diteliti.

Masalah-masalah pemanfaatan pelayanan kesehatan seperti puskesmas dapat berasal dari dalam maupun dari luar lingkungan puskesmas, misalnya dari perilaku dan keterampilan petugas-petugas kesehatan itu sendiri. Dapat dilihat juga bahwa masalah yang timbul dari luar puskesmas misalnya dari karakteristik pengguna pelayanan dan sosiokultur masyarakat seperti umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, pengetahuan, suku/ras, sikap, dan lain-lain.

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkanUndang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.Namun, implementasinya sampai saat ini masih dalam tahap persiapan menuju terwujudnya universal coverage seperti yang diamanatkan tersebut (Kemenkes, 2015).

Menurut PMK No.28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program JKN, peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terdiri atas dua kelompok yaitu: Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) jaminan kesehatan dan peserta bukan PBI jaminan kesehatan. Peserta PBI jaminan kesehatan adalah fakir miskin dan orang tidak mampu. Peserta bukan PBI jaminan kesehatan adalah Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya, Pekerja Bukan Penerima Upah

(23)

3

dan anggota keluarganya, serta bukan pekerja dan anggota keluarganya (Kemenkes, 2015).

Cakupan kepesertaan JKN dari awal tahun 2019 jumlah peserta telah mencapai 224.141.115jiwa sampai dengan Desember 2019, persentase kepersertaan program JKN di Indonesia sebesar 82,69%. Peserta yang terdiri dari peserta PBI yang berjumlah 135.357.012 jiwa (60,38%) dan peserta non PBI berjumlah 88.784.143 jiwa (39,61%). Peserta PBI terdiri dari peserta dengan iuran bersumber dari APBN berjumlah 96.514.536 jiwa (71,30%) dan yang bersumber dari ABPD berjumlah 38.842.476 jiwa (28,69%). Sedangkan peserta non PBI terdiri atas Pekerja Penerima Upah berjumlah 53.524.666 jiwa (60,28%), Pekerja Bukan Penerima Upah berjumlah 30.248.511 jiwa (34,06%), dan Bukan Pekerja berjumlah 5.010.966 jiwa (5,64%). Indikator tercapainya sasaran adalah jumlah penduduk yang menjadi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS) (Kemenkes, 2019).

Persentase penduduk yang telah menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Sumatera Utara dengan jumlah peserta 11.094.436 jiwa.

Peserta yang terdiri dari peserta PBI berjumlah 6.283.996 jiwa (56,63%) dan peserta yang terdiri dari peserta Non PBI berjumlah 4.811.430 jiwa (43,36%).Peseta yang terdiri dari peserta PBI APBN berjumlah 4.722.225 jiwa (75,15%), PBI APBD berjumlah 1.560.781 (24,84%), Non PBI Pekerja Penerima Upah berjumlah 2.417.670 jiwa (50,24%), peserta Pekerja Bukan Penerima Upah berjumlah 2.079.745 jiwa (43,22%), dan Bukan Pekerja berjumlah 314.015 jiwa (4,61%). (Kemenkes, 2019).

(24)

Kepesertaan JKN di Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2018 berjumlah 255,225 jiwa, yang terdiri dari peserta PBI berjumlah 183.145 jiwa (71,75%), dan yang terdiri dari peserta Non PBI berjumlah 72,071 jiwa (28,23%). Peserta PBI yang terdiri dari PBI APBN berjumlah 175,304 jiwa (95,71%) dan yang terdiri dari peserta PBI APBD (Provinsi) berjumlah 7,841 jiwa (4,28%). peserta non PBI yang terdiri dari peserta Pekerja Penerima Upah (PPU) berjumlah 43.535 jiwa (60,40%), yang terdiri dari peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)/mandiri berjumlah 23.491 jiwa (32,59%), yang terdiri dari peserta Bukan Pekerja (BP) berjumlah 5.054 jiwa (7,01%) dan peserta yang terdiri dari peserta Jamkesda PBI APBN (Daerah) berjumlah 7,593 jiwa (10,53%). Dimana jumlah penduduk di Kabupaten Mandailing Natal sebanyak 439.505 jiwa (Dinkes Kab.

Mandailing Natal, 2018).

Puskesmas merupakan salah satu fasilitas kesehatan tingat pertama yang menyelenggarakan pelayanan untuk peserta JKN.Saat ini. jumlah puskesmas di Indonesia sampai dengan Desember 2016sebanyak 9.767 Puskesmas, yang terdiri dari 3.411 unit Puskesmas rawat jalan dan 6.356 unit Puskesmas non rawat inap (Kemenkes 2016), Dimana di Sumatera Utara sebanyak 571 Puskesmas, yang terdiri dari 174 unit Puskesmas rawat inap dan 397 unit Puskesmas non rawat inap (Kemenkes, 2016). Kabupaten Mandailing Natal terdiri dari 23 kecamatan, memiliki puskesmas sebanyak 26 unit yang dalam 3 kecamatan terdiri 2 puskesmas per kecamatan, yang terdiri dari 23 puskesmas rawat jalan dan 3 puskesmas rawat inap (Dinkes kab. Mandailing Natal, 2018).

(25)

5

Berdasarkan data yang di peroleh dari Profil Kesehatan Puskesmas Kotanopan diketahui jumlah peserta JKN di wilayah kerja Puskesmas Kotanopan Tahun 2017 berjumlah 5.625 jiwa. Peserta yang terdiri dari Peserta PBI 4,660 jiwa (82,84%) dan peserta yang terdiri dari peserta non PBI terdiri atas Pekerja Penerima Upah (PPU) berjumlah 965 jiwa (17,15%). Peserta JKN yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kotanopan yang tersebar di 36 desa/kelurahan baru mencapai 19,78% dengan jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas ini adalah 28.432 jiwa dan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan masih rendah. (Profil Puskesmas Kotanopan, 2018).

Menurut penelitian Rambe (2015) tentang Determinan pemanfaatan pelayanan rawat jalan di Puskesmas Batang Toru Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan, menyatakan adanya beberapa faktor penyebab yaitu : faktor geografis, seperti jarak puskesmas kurang strategis dengan pemukiman masyarakat, pengetahuan, persepsi, dan sikap petugas kesehatan terhadap pasien yang berobat ke puskesmas tersebut.

Menurut penelitian Azura (2016) tentang Determinan pemanfataan pelayanan kesehatan oleh peserta jaminan kesehatan nasional (JKN) di Puskesmas Desa Binjai Kota Medan menyatakan adanya hubungan dengan jarak puskesmas yang terlalu jauh, pengetahuan masyarakat yang kurang memahami akan haknya atas pelayanan kesehatan dalam memanfaatkan kartu BPJS atau KIS yang telah di terimanya. Kemudian faktor kondisi kesehatan dan sikap dari peserta JKN untuk menggunakan Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama.

(26)

Menurut penelitian Fadhilah (2016) tentang Determinan pemanfaatan puskesmas oleh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sulit Air Kabupaten Solok menyatakan bahwa pelayanan kesehatan yang kurang memuaskan pasien, sebagianmasyarakat masih kurang percaya bahwa pelayanan kesehatan di puskesmas dapat mengatasi masalah kesehatan mereka, jarak dari tempat tinggal masyarakat ke puskesmas cukup jauh, dan masyarakat baru akan mengunjungi puskesmas saat penyakit mereka tidak kunjung sembuh.

Menurut penelitian Sinaga (2014) tentang Pengaruh faktor predisposisi, pemungkin, dan kebutuhan, terhadap pemanfataan puskesmas 24 jam di Kecamatan Silimahuta Kabupaten Simalungun menyatakan rendahnya pemanfaatan puskesmas karena faktor geografis, yaitu jarak atau lokasi puskesmas yang kurang strategis dari pemukiman masyarakat, dan sebagian masyarakat tidak tahu bahwa puskesmas sudah buka 24 jam.

Menurut Anderson (1975) dalam Notoatmodjo (2012), komponen yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah : (1) faktor predisposisi (predisposising, seperti demografi, faktor sosial dan keyakinan), (2) faktor pemungkin (enabling, seperti sumber daya keluarga, sumber daya komunitas) dan (3) komponen tingkatan kesakitan (illnes level, seperti tingkat rasa sakit).

Untuk jumlah kunjungan yang ada di Puskesmas Kotanopan setiap bulan pada tahun 2018 dapat dilihat sebagai berikut:

(27)

7

Tabel 1

Jumlah Kunjungan Pasien JKN yang Berobat ke Puskesmas Kotanopan Tahun 2018

Bulan

Jumlah Kunjungan (berobat) BPJS Contact Rate

(CR) Umum Contact Rate

(CR)

Januari 302 31 879 61

Februari 823 85 933 65

Maret 962 100 1680 117

April 731 76 2040 143

Mei 782 81 905 63

Juni 581 60 924 64

Juli 724 75 1702 119

Agustus 573 59 1907 133

September 825 85 627 44

Oktober 832 86 791 55

November 1332 138 986 69

Desember 1146 119 871 61

Berdasarkan tabel di atas dan hasil survei pendahuluan yang peneliti lakukan, maka dapat di lihat bahwa puskesmas yang lebih banyak dimanfaatkan oleh pasien yang berobat adalah peserta Umum, terlihat bahwa perbandingan antara pemanfaatan pelayanan puskesmasoleh peserta BPJS dan Umum masih jauh, pemanfaatan puskesmas paling tinggi oleh peserta BPJS adalah pada bulan November dan pemanfatanpuskesmas paling tinggi oleh peserta Umum pada bulan April.

Berdasarkan hasil wawancara yang di lakukan kepada beberapa peserta JKN, rendahnya pemanfataan pelayanan kesehatan di karenakan jarak puskesmas yang terlalu jauh, peserta tidak pernah sakit selama setahun terakhir, sebagian masyarakat masih kurang percaya bahwa pelayanan kesehatan di puskesmas dapatmengatasi masalah kesehatan mereka, masih ada masyarakat yang

(28)

memanfaatkan pengobatan herbal, pengetahuan masyarakat yang kurang memahami akan haknya atas pelayanan kesehatan dalammemanfaatkan kartu BPJS atau KIS yang telah di terimanya. Faktor kondisi kesehatan seperti ketika mereka mengalami keluhan sakit kepala, flu, batuk, demam dan lainnya mereka hanya membeli obat yang ada di warung dan jika penyakit mereka semakin parah baru lah berobat ke puskesmas, tetapi ada juga yang berobat ke bidan desa atau praktek dokter.

Berdasarkan data yang dikemukakan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Determinan pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Kotanopan Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2018.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah determinan pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas Kotanpan tahun 2018 yang meliputi: (1) Jenis kelamin (2) pendidikan (3) pekerjaan (4) pengetahuan (5) Sikap tenaga kesehatan (6) keterjangkauan pelayanan dan (7) Kondisi kesehatan.

Tujuan Penelitian

Tujuan umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Kotanopan Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2018

(29)

9

Tujuan khusus. Adapun tujuan khusus penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh karakteristik/Sosiodemografi (Jenis kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Pengetahuan) terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Kotanopan Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2018 2. Untuk mengetahui pengaruh Sikap Tenaga kesehatan terhadap pemanfaatan

pelayanan kesehatan oleh peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Kotanopan Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2018.

3. Untuk mengetahui pengaruh faktor Geografis (keterjangkauan pelayanan) terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Kotanopan Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2018.

4. Untuk mengetahui pengaruh Kondisi Kesehatan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Kotanopan Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2018.

Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi Puskesmas Kotanopan mengenai determinan pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan sumbangan pemikiran bagi perkembangan

(30)

ilmu promosi kesehatan oleh peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam menggunakan pelayanan kesehatan di Puskesmas Kotanopan.

3. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam kegiatan penelitian ini.

4. Sebagai bahan bacaan dan referensi bagi peneliti selanjutnya dalam menyusun skripsi atau karya ilmiah.

(31)

11

Tinjauan Pustaka

Puskesmas

Pengertian puskesmas. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Kemenkes,2016).

UKM adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. UKP adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan (Kemenkes RI, 2016)

Penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), Puskesmas harus menyelenggarakan UKM esensial dalam rangka mendukung pencapaian standar pelayanan minimal (SPM) kabupaten/kota bidang kesehatan. UKM esensial meliputi pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan ibu, anak, keluarga berencana, pelayanan gizi, dan pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit. Selain melaksanakan UKM esensial, Puskesmas juga melaksanakan UKM pengembangan yang disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing Puskesmas (Kemenkes,2016).

(32)

Kedudukan puskesmas. Kedudukan puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem Kesehatan Nasional, Sistem kesehatan Kabupaten/Kota das Sistem Pemerintahan Daerah :

Sistem kesehatan nasional. Kedudukan puskesmas dalam sistem

Kesehatan Nasional adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya.

Sistem kesehatan Kabupaten/Kota. Kedudukan puskesmas dalam system

pemerintahankesehatan kabupaten/kota adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten bidang keesehatan di timgkat kecamatan.

Sistem pemerintah daerah. Kedudukan puskesmas dalam Sistem

Pemerintah Daerah adalah sebagai unit pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan unit structural Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.

Antar sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama. Di wilayah kerja

puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan tingkat pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta seperti praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai kesehatan masyarakat. Kedudukan puskesmas dianatar berbagai saran pelayanan kesehatan tingkat pertama ini adalah sebagai mitra.

(33)

13

Tujuan puskesmas. Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas, agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Trihono, 2010).

Tugas, fungsi, dan wewenang puskesmas. Tugas, fungsi, dan wewenang Puskesmas berdasarkan Peraturan Pemerintah Kesehatan RI No. 75 Tahun 2014 : Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Puskesmas menyelenggarakan fungsi:

a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Puskesmas mempunyai wewenang dalam Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), yaitu :

1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;

2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;

3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan;

4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain terkait;

(34)

5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat;

6. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;

7. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;

8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan; dan

9. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.

Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Puskesmas mempunyai beberapa wewenang dalam Upaya Kesehatan Perseoranagan (UKP), yaitu :

a. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan dan bermutu;

b. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif;

c. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat;

d. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;

e. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi;

f. Melaksanakan rekam medis;

(35)

15

g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses Pelayanan Kesehatan;

h. Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan

i. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan

j. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem Rujukan.

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Mewujudkan komitmen global sebagaimana amanat resolusi WHA ke-58 tahun 2005 di Jenewa yang menginginkan setiap negara mengembangkan Universal Health Coverage (UHC) bagi seluruh penduduk, pemerintah

bertanggung jawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Usaha ke arah itu sesungguhnya telah dirintis pemerintah dengan menyelenggarakan beberapa bentuk jaminan sosial di bidang kesehatan, di antaranya adalah melalui PT Askes (Persero) dan PT Jamsostek (Persero) yang melayani antara lain pegawai negeri sipil, penerima pensiun, veteran, dan pegawai swasta. Pada masyarakat miskin dan tidak mampu, pemerintah pusat memberikan jaminan melalui skema Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan pemerintah daerah dengan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Namun demikian, skema-skema tersebut masih terfragmentasi atau terbagi-bagi, sehingga biaya kesehatan dan mutu pelayanan menjadi sulit terkendali.

(36)

Pada tahun 2004 dikeluarkan Undang-Undang Nomor40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 ini mengamanatkan bahwa program jaminan sosial wajib bagi seluruh penduduk termasuk program Jaminan Kesehatan melalui suatu badan penyelenggara jaminan sosial. Badan penyelenggara jaminan sosial telah diatur dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang terdiri dari BPJS Kesehatandan BPJS Ketenagakerjaan. Program Jaminan Kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, implementasinya telah dimulai sejak 1 Januari 2014. Program tersebut selanjutnya disebut sebagai program JKN.

JKN diselenggarakan untuk memberikan perlindungan kesehatan dalam bentuk manfaat pemeliharaan kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.

Manfaat JKN terdiri atas dua jenis, yaitu manfaat medis dan manfaat nonmedis.Manfaat medis berupa pelayanan kesehatan yang komprehensif (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) sesuai dengan indikasi medis yang tidak terikat dengan besaran iuran yang dibayarkan. Manfaat non-medis meliputi akomodasi dan ambulans. Manfaat akomodasi untuk layanan rawat inap sesuai hak kelas perawatan peserta. Manfaat ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan antar fasilitas kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.

(37)

17

Pengertian jaminan kesehatan nasional (JKN). Jaminan Kesehatan Nasional adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah (Kemenkes RI, 2013).

Asuransi sosial merupakan mekanisme pengumpulan iuran yang bersifat wajib dari peserta, guna memberikan perlindungan kepada peserta atas risiko sosial ekonomi yang menimpa mereka dan atau anggota keluarganya (UU SJSN No.40 tahun 2004).

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sistem Jaminan Sosial Nasional ini diselenggarakan melalui mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Tujuannya adalah agar semua penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak.

Prinsip - prinsip jaminan kesehatan nasional (JKN). Buku Pegangan Sosialisasi JKN, Jaminan Kesehatan Nasional mengacu pada prinsip-prinsip Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) berikut:

Prinsip kegotongroyongan. Gotong royong sesungguhnya sudah menjadi

salah satu prinsip dalam hidup bermasyarakat dan juga merupakan salah satu akar dalam kebudayaan kita. Dalam SJSN, prinsip gotong royong berarti peserta yang mampu membantu peserta yang kurang mampu, peserta yang sehat membantu

(38)

yang sakit atau yang berisiko tinggi, dan peserta yang sehat membantu yang sakit.

Hal ini terwujud karena kepesertaan SJSN bersifat wajib untuk seluruh penduduk, tanpa pandang bulu. Dengan demikian, melalui prinsip gotongnroyong jaminan sosial dapat menumbuhkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Prinsip nirlaba. Pengelolaan dana amanat oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah nirlaba bukan untuk mencari laba (for profit oriented). Sebaliknya, tujuan utama adalah untuk memenuhi sebesar-besarnya

kepentingan peserta. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat adalah dana amanat, sehingga hasil pengembangannya, akan di manfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta.

Prinsip keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas.

Prinsip prinsip manajemen ini mendasari seluruh kegiatan pengelolaan dana yang berasal dari iuran peserta dan hasil pengembangannya.

Prinsip portabilitas. Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan

untuk memberikan jaminan yang berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Prinsip kepesertaan bersifat wajib. Kepesertaan wajib dimaksudkan agar

seluruh rakyat menjadi peserta sehingga dapat terlindungi. Meskipun kepesertaan bersifatwajib bagi seluruh rakyat, penerapannya tetap disesuaikan dengan kemampuan ekonomi rakyat dan pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan program. Tahapan pertama dimulai dari pekerja di sektor formal, bersamaan

(39)

19

dengan itu sektor informal dapat menjadi peserta secara mandiri, sehingga pada akhirnya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dapat mencakup seluruh rakyat.

Prinsip dana amanat. Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan

dana titipan kepada badan-badan penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam rangka mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta.

Prinsip hasil pengelolaan dana jaminan sosial. Dapat dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta.

Manfaat jaminan kesehatan nasional (JKN). Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional Tahun Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional terdiri atas 2 (dua) jenis, yaitu manfaat medis berupa pelayanan kesehatan dan manfaat non medis meliputi akomodasi dan ambulans. Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari Fasilitas Kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.

Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis.

Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan:

a. Penyuluhan kesehatan perorangan, meliputi paling sedikit penyuluhan mengenai pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat.

b. Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis Tetanus dan HepatitisB (DPTHB), Polio, dan Campak.

c. Keluarga berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi, dan tubektomi bekerja sama dengan lembaga yang membidangi keluarga

(40)

berencana. Vaksin untuk imunisasi dasar dan alat kontrasepsi dasar disediakan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.

d. Skrining kesehatan, diberikan secara selektif yang ditujukan untuk mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit tertentu.

Meskipun manfaat yang dijamin dalam JKN bersifat komprehensif, masih ada manfaat yang tidak dijaminmeliputi: a. Tidak sesuai prosedur; b. Pelayanan di luar Fasilitas Kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS; c. Pelayanan bertujuan kosmetik; d. General checkup, pengobatan alternatif; e. Pengobatan untuk mendapatkan keturunan, pengobatan impotensi; f. Pelayanan kesehatan pada saat bencana ; dan g. Pasien Bunuh Diri /Penyakit yang timbul akibat kesengajaan untuk menyiksa diri sendiri/ Bunuh Diri/Narkoba.

Pelayanan jaminan kesehatan nasional (JKN). Pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dimaksud di dalam Buku Peganga Sosialisasi JKN, yaitu sebagai berikut:

Jenis pelayanan. Ada 2 (dua) jenis pelayanan yang akan diperoleh oleh Peserta JKN, yaitu berupa pelayanan kesehatan (manfaat medis) serta akomodasi dan ambulans (manfaat non medis). Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari Fasilitas Kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.

Prosedur pelayanan. Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan pertama-

tama harus memperoleh pelayanan kesehatan pada Fasilitas Kesehatan tingkat pertama.

Bila Peserta memerlukan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, maka hal itu harus dilakukan melalui rujukan oleh Fasilitas Kesehatan tingkat pertama, kecuali dalam keadaan kegawatdaruratan medis.

(41)

21

Kompensasi pelayanan. Bila di suatu daerah belum tersedia Fasilitas Kesehatan yang memenuhi syarat guna memenuhi kebutuhan medis sejumlah Peserta, BPJS Kesehatan wajib memberikan kompensasi, yang dapat berupa:

penggantian uang tunai, pengiriman tenaga kesehatan atau penyediaan Fasilitas Kesehatan tertentu. Penggantian uang tunai hanya digunakan untuk biaya pelayanan kesehatan dan transportasi.

Penyelenggara pelayanan kesehatan. Penyelenggara pelayanan kesehatan

meliputi semua Fasilitas Kesehatan yang menjalin kerja sama dengan BPJS Kesehatan baik fasilitas kesehatan milik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan swasta yang memenuhi persyaratan melalui proses kredensialing dan rekredensialing.

Kepersetaan jaminan kesehatan nasional (JKN). Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar Iuran.

Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lain.

Pemberi Kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja, atau penyelenggara negara yang mempekerjakan pegawai negeri dengan membayar gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lainnya.

Peserta tersebut meliputi: Penerima Bantuan Iuran (PBI) JKN dan bukan PBI JKN dengan rincian sebagai berikut:

(42)

a. Peserta PBI Jaminan Kesehatan meliputi orang yang tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu.

b. Peserta bukan PBI adalah Peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu yang terdiri atas:

1. Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu:

a. Pegawai Negeri Sipil;

b. Anggota TNI;

c. Anggota Polri;

d. Pejabat Negara;

e. Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri;

f. Pegawai Swasta; dan

g. Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf f yang menerima Upah.

2. Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu:

a. Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri dan

b. Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima Upah.

c. Pekerja sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, termasuk warga negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan.

3. Bukan Pekerja dan anggota keluarganya terdiri atas:

a. Investor;

b. Pemberi Kerja;

c. Penerima Pensiun;

d. Veteran;

(43)

23

e. Perintis Kemerdekaan; dan

f. Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf e yang mampu membayar Iuran.

4. Penerima pensiun terdiri atas:

a. Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun;

b. Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak pensiun;

c. Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun;

d. Penerima Pensiun selain huruf a, huruf b, dan huruf c; dan

e. Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pension sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf d yang dapat hak pension.

Anggota keluarga bagi pekerja penerima upah meliputi:

a. Istri atau suami yang sah dari Peserta; dan

b. Anak kandung, anak tiri dan/atau anak angkat yang sah dari Peserta, dengan kriteria:

1. tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri; dan

2. belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25 (duapuluh lima) tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal.

Sedangkan Peserta bukan PBI JKN dapat juga mengikutsertakan anggota keluarga yang lain.

5. WNI di Luar Negeri

Jaminan kesehatan bagi pekerja WNI yang bekerja di luar negeri diatur dengan ketentuan peraturan perundang-undangan tersendiri.

(44)

6. Syarat pendaftaran

Syarat pendaftaran akan diatur kemudian dalam peraturan BPJS.

7. Lokasi pendaftaran

Pendaftaran Peserta dilakukan di kantor BPJS terdekat/setempat.

8. Prosedur pendaftaran Peserta

a. Pemerintah mendaftarkan PBI JKN sebagai Peserta kepada BPJS Kesehatan.

b. Pemberi Kerja mendaftarkan pekerjanya atau pekerja dapat mendaftarkan diri sebagai Peserta kepada BPJS Kesehatan.

c. Bukan pekerja dan peserta lainnya wajib mendaftarkan diri dan keluarganya sebagai Peserta kepada BPJS Kesehatan.

9. Hak dan kewajiban Peserta

a. Setiap Peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan berhak mendapatkan a) identitas Peserta dan b) manfaat pelayanan kesehatan di Fasilitas Kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

b. Setiap Peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan berkewajiban untuk: a. membayar iuran dan b. melaporkan data kepesertaannya kepada BPJS Kesehatan dengan menunjukkan identitas Peserta pada saat pindah domisili dan atau pindah kerja.

10. Masa berlaku kepesertaan

a. Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional berlaku selama yang bersangkutan membayar Iuran sesuai dengan kelompok peserta.

b. Status kepesertaan akan hilang bila Peserta tidak membayar Iuran atau meninggal dunia.

(45)

25

c. Ketentuan lebih lanjut terhadap hal tersebut diatas, akan diatur oleh Peraturan BPJS.

11. Pentahapan kepesertaan

Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional dilakukan secara bertahap, yaitu tahap pertama mulai 1 Januari 2014, kepesertaannya paling sedikit meliputi: PBI Jaminan Kesehatan; Anggota TNI/PNS di lingkungan Kementerian Pertahanan dan anggota keluarganya; Anggota Polri/PNS di lingkungan Polri dan anggota keluarganya; peserta asuransi kesehatan PT Askes (Persero) beserta anggota keluarganya, serta peserta jaminan pemeliharaan kesehatan Jamsostek dan anggota keluarganya. Selanjutnya tahap kedua meliputi seluruh penduduk yang belum masuk sebagai Peserta BPJS Kesehatan paling lambat pada tanggal 1 Januari 2019.

Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan adalah pengunaan faslitas pelayanan kesehatan yang disediakan baik dalam bentuk rawat jalan, rawat inap, kunjungan oleh petugas/

tenaga ataupun bentuk kegiatan-kegiatan lain dari pemanfaatan pelayanan kesehatan tersebut (Azwar, 1996). Pelayanan kesehatan sebagai produk jasa memiliki keunikan dengan ciri utama:

1. Adanya sifat ketidakpastian (uncertainty) terkait waktu, tempat urgensi dan biaya.

2. Adanya ketidakseimbangan informasi (asymetry of information) antara provider dengan pengguna jasa.

3. Adanya manfaat atau risiko kerugian bagi orang lain (Ilyas, 2006).

(46)

Adapun syarat pokok suatu pelayanan kesehatan dapat dikatakan baik menurut Azwar (1996) haruslah :

1. Tersedia dan berkesinambungan (available and continuous).

2. Dapat diterima dan wajar (acceptable and appropriate).

3. Mudah dicapai (accessible).

4. Mudah dijangkau (affordable).

5. Bermutu (quality).

Pemanfaatan pelayanan kesehatan. Rendahnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan menurut (Kepmenkes, 2010) dapat disebabkan oleh :

1. Jarak yang jauh (faktor geografi).

2. Tidak tahu adanya suatu kemampuan fasilitas (faktor informasi) . 3. Biaya yang tidak terjangkau (faktor ekonomi).

4. Tradisi yang menghambat pemanfaatan fasilitas (faktor budaya).

Stratifikasi pelayanan kesehatan. Stratifikasi pelayanan kesehatan di Indonesia dalam Azwar (2010) dibedakan menjadi 3 macam, yakni:

Pelayanan kesehatan tingkat pertama. Merupakan pelayanan kesehatan

yang bersifat pokok/primer (primary health services) yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat danberguna untuk upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Pelayananini bersifat rawat jalan.

Pelayanan kesehatan tingkat kedua. Pelayanan kesehatan tingkat kedua (secondary health services) merupakan pelayanan kesehatan lanjutan yang biasanya bersifat rawat inap sehingga dalam penyelenggaraannya dibutuhkan tenaga-tenaga spesialis.

(47)

27

Pelayanan kesehatan tingkat ketiga. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health services) sifatnya lebih kompleks dan umumnya diselenggarakan

oleh tenaga-tenaga subspesialis.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfataan pelayanan kesehatan. Menurut WHO (1984) dalam Notoatmojdo (2012) menyebutkan bahwa beberapa faktor perilaku yang mempengaruhi pelayanan kesehatan

Pemikiran dan perasaan (thought and feeling). Yakni dalam bentuk

pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan, dan penilaian seseorang terhadap obyek/kesehatan :

a. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.

b. Kepercayaan sering diperoleh dari orang tua, yakni berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.

c. Sikap menggambarkan perasaan suka/tidak suka terhadap obyek dan sering berasal dari pengalaman sendiri ataupun pengalaman orang lain.

Seseorang yang dianggap sebagai referensi. Perilaku seseorang lebih

banyak dipengaruhi oleh orang-orang yang dianggap penting.

Sumber daya (resource). Sumber daya mencakup fasilitas-fasilitas, uang,

waktu, dan tenaga.Semua itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang atau kelompok masyarakat.

Kebudayaan. Kebudayaan berupa norma-norma yang ada di masyarakat yang menghasilkan suatu pola hidup (way of life) yang pada umumnya disebut kebudayaan.

(48)

Menurut Anderson (1974) dalam Muzaham (2007), yang menggambarkan model sistem kesehatan penggunaan pelayanan kesehatan tediriri dari 3 faktor utama, yaitu :

Karakteristik predisposisi (predisposing characteristics). Fungsi dari

karakteristik ini dapat menggambarkan fakta bahwa tiap individu mempunyai kecendrungan untuk menggunakan pelayanan kesehatan yang berbeda-beda. Ciri- ciri individu tersebut digolongkan dalam 3 kelompok yaitu:

a. Ciri demografi yaitu, jenis kelamin, umur, status perkawaninan.

b. Struktur sosial yaitu, pendidikan, pekerjaan, suku, dan sebagainya.

c. Manfaat-manfaat kesehatan seperti, keyakinan bahwa pelayanan kesehatan dapat menolong proses penyembuhan penyakit (termasuk stress dan kecemasan yang ada kaitannya dengan kesehatan).

Setiap individu/orang mempunyai perbedaan karakteristik mempunyai perbedaan tipe dan frekuensi penyakit, dan mempunyai perbedaan pola penggunaan pelayanan kesehatan.

Setiap individu mempunyai perbedaan struktur social, mempunyai perbedaan gaya hidup, dan akhirnya mempunyai perbedaan pola penggunaan pelayanan kesehatan. Individu percaya adanya kemanjuran dalam penggunaan pelayanan kesehatan.

Karakteristik kemampuan (enabling characteristics). Karakteristik ini

menggambarkan kondisi yang memungkinkan orang memanfaatkan pelayanan kesehatan karena walaupun mempunyai predisposisi untuk menggunakan pelayanan kesehatan namun tidak akan menggunakannya, kecuali jika ia mampu

(49)

29

menggunakannya. Kemampuan tersebut berasal dari keluarga (misalnya:

penghasilan dan simpanan/tabungan, asuransi kesehatan atau sumber lainnya) dan dari komunitas (misalnya: tersedianya fasilitas dan tenaga, lamanya menunggu pelayanan serta lama waktu yang digunakan untuk mencapai fasilitas pelayanan kesehatan tersebut/lokasi pemukiman). Jadi, pengguna pelayanan kesehatan yang ada tergantung pada kemampuan konsumen untuk membayar.

Karakteristik kebutuhan (need characteristics). Faktor predisposisi dan

enabling dapat terwujud bila hal itu dirasakan sebagai kebutuhan.Kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk menggunakan pelayanan kesehatan, jika factor predisposisi dan enabling itu ada. Kebutuhan dibedakan menjadi 2 karakter yaitu dirasa atau perceived (subyek assessment) dan evaluated (clinical diagnosis).

Perceived need dapat diukur dengan perasaan subyektif terhadap penyakit

(misalnya: jumlah hari sakit, gejala-gejala sakit yang dialami dan laporan tentang keadaan kesehatan umum). Sedangkan evaluated merupakan evaluasi klinis terhadap penyakit yakni penilaian beratnya penyakit dari dokter yang merawatnya biasanya berdasarkan keluhan-keluhan yang mungkin memerlukan pengobatan, dari hasil pemeriksaan dan diagnos.

Landansan Teori

Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah interaksi yang kompleks antara pengguna jasa pelayanan (konsumen) dan penyelenggara jasa pelayanan (provider). Pemanfaatan pelayanan kesehatan paling erat hubungannya dengan kapan seseorang memerlukan pelayanan kesehatan dan seberapa jauh pelayanan

(50)

kesehatan, umumnya semua orang akan menjawab bila merasa adanya gangguan pada kesehatan (sakit). Seseorang tidak pernah akan tahu kapan sakit dan tidak seorang pun dapat menjawab dengan pasti. Hal ini memberikan informasi bahwa konsumen pelayanan kesehatan selalu dihadapkan dengan masalah ketidak pastian (Azwar,2010).

Berbagai teori yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang berhubungan dnegan pemanfaatan pelayanan kesehatan di puskesmas oleh masyarakat. Atas dasar tersebut maka variabel faktor karakteristik, faktor pendukung, dan fakotr kebutuhan (need) sebagai variabel bebas sedangkan pemannfaatan puskesmas sebagai variabel berikut.

Teori tersebut disusun dalam bentuk kerangka seperti gambar berikut:

Kerangka Konsep

Gambar 1. Kerangka konsep Karakterisitik/Sosiodemografi 1 Jenis Kelamin

2. Pendidikan 3. Pekerjaan

Sikap Tenaga Kesehatan

Geografis

Keterjangkauan Pelayanan

Pemanfaatan Puskesmas oleh Peserta Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN) Karakteristik/sosiodemografi

1.Jenis kelamin 2. Pendidikan 3. Pekerjaan 4. Pengetahuan Sikap Tenaga Kesehatan Geografis

Keterjangkauan Pelayanan Kondisi Kesehatan

Pemanfaatan Puskesmas Oleh Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

(51)

31

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan permasalahan, tujuan penelitian, dan kerangka konsep, maka hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh karakteristik (meliputi jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan), sikap (meliputi sikap tenaga kesehatan), geografis (meliputi keterjangkauan pelayanan) dan kondidi kesehatan masyarakat terhadap pemanfaatan Puskesmas Kotanopan Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal.

(52)

32

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan pendekatan explanatory research yang bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta JKN di Puskesmas Kotanopan Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2018.

Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kotanopan Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal, yaitu desa / kelurahan di Kecamatan Kotanopan yang terdiri dari 34 desa dan 2 kelurahan.Penelitian ini dilakukan karena cukup rendahnya peserta JKN yang memanfaatkan Puskesmas dalam masalah kebutuhan kesehatan dasarnya, serta belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya di lokasi ini.

Waktu penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2018 sampai penelitian selesai.Waktu yang digunakan adalah untuk pengambilan data, pengolahan dan analisa data serta penyusunan hasil penelitian.

Populasi dan Sampel

Populasi. Kecamatan Kotanopan memiliki banyak desa/kelurahan yaitu 34 desa 2 kelurahan, jadi peneliti mengambil 18 desa/kelurahan, 9 desa/kelurahan yang terdekat dari puskesmas dan 9 desa/kelurahanterjauh dari Puskesmas Kotanopan. Diketahui jumlah kepala keluarga dari 18 desa/kelurahan tersebut sebesar 4.056 kepala keluarga (KK).

(53)

33

Sampel. Sampel pada penelitian ini adalah sebagian jumlah kepala keluarga yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Kotanopan. Pengambilan sampel dilakukan dengansimple random sampling, dengan besar sample yang dihitung dengan rumus Slovin(sugiono,2009),yang di formulasikan sebagai berikut :

n = N / (1 + N . (e)²)

n= 4.056 / (1 + 4.056 . (0,1)²) n= 99,9

n= 100 Dimana :

n : Jumlah Sampel

N : Jumlah Total Populasi E=Batas toleransi Error

Jadi, jumlah sampel berdasarkan data dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini : Tabel 2

Distribusi Sampel menurut Populasi

Desa/Kelurahan Populasi (KK) Perhitungan Sampel

Tobang 115 - 3

Botung 280 - 7

Usor tolang 106 - 3

Tamiang 835 - 20

Manambin 470 - 11

Simpang tolang jae 36 - 1

Simandolam 63 - 2

Ujung marisi 75 - 2

Pasar kotanopan 670 - 17

Huta padang SM 114 - 3

Hutarimbaru SM 213 - 5

Muarasiambak 177 - 4

(Bersambung)

(54)

Tabel 2

Distribusi Sampel menurut Populasi

Desa/Kelurahan Populasi (KK) Perhitungan Sampel

Gunung tua MS 156 - 4

Hutabaringin TB 128 - 3

Tombang Bustak 260 - 6

Singengu julu 109 - 3

Sayur Maincat 249 - 6

Jumlah 4.056 - 100

Variabel dan Definisi Operasional Variabel bebas (independen).

1. Jenis Kelamin adalah perbedaan bentuk, sifat, fungsi biologis laki-laki dan perempuan yang menentukan peran mereka dalam menyelenggarakan upaya meneruskan garis keturunan.

2. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal tertinggi responden.

3. Pekerjaan adalah jenis kegiatan rutin yang dilakukan responden untuk memperoleh penghasilan agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

4. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang puskesmas dan JKN.

5. Sikap adalah pendapat atau pandangan responden terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan puskesmas dan JKN.

6. Keterjangkauan adalah kemampuan responden dalam mengakses puskesmas meliputi jarak dan biaya transportasi.

7. Kondisi kesehatan adalah keadaan kesehatan anggota keluarga yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

(55)

35

Variabel terikat (dependen). Variabel terikat (Dependen) yaitu pemanfaatan pelayanan kesehatan puskesmas oleh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kotanopan yaitu suatu tindakan atau keputusan yang dilakukan oleh masyarakat untuk memanfaatkan atau tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia di Puskesmas Kotanopan.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini adalah :

Kuisioner. Kuisioner merupakan tenik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan atau pernyataan meliputi penelitian penulis terhadap masyarakat yang tinggal di wilayah Puskesmas Kotanopan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan serta mendukung penelitian (Suryono,2011).

Observasi. Observasi yaitu indormasi yang diperoleh dari ruang (tempat_, pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, untuk menyajikan gambaran realistic perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan dan melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melalkukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut (Suryono,2011)

Dokumentasi. Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan sumber- sumber data, laporan, profil kesehatan Indonesia dan Puskesmas Kotanopan, serta referensi buku-buku penelitian yang berhubungan dnegan pemanfaatan Puskesmas.

(56)

Metode Pengukuran

Metode pengukuran variabel bebas (independen). Pengukuran variabel bebas dalam penelitian ini yang meliputi tingkat pendidikan, pekerjaan, sikap tenaga kesehatan, keterjangkauan pelayanan, waktu tunggu pelayanan, persepsi sakit-sakit. Skala pengukurannya secara rinci di tampilkan dalam tabel 3 berikut ini:

Tabel 3

Aspek Pengukuran Variabel Independen

Variabel Jlh Kategori

jawaban

Kriteria Skor Skala ukur

Jenis kelamin 1 - 1. Laki-laki

2. Perempuan

- Nominal

Pendidikan 1 - 1. Rendah

2. Menengah 3. Tinggi

- Ordinal

Pekerjaan 1 - 1.Tidak

bekerja 2. Bekerja

- Nominal

Pengetahuan 7 Benar

Salah

Baik Buruk

5-7 0-4

Ordinal

Sikap tenaga Kesehatan 5 Ya Tidak

Baik Buruk

3-5 0-2

Ordinal

Keterjangkauan Pelayanan

4 Ya

Tidak

Mudah Sulit

2-3 0-1

Ordinal

Kondisi Kesehatan 4 Ya

Tidak

Baik Buruk

2-3 0-1

Ordinal

Metode pengukuran variabel terikat (dependen). Variabel terikat dalam penelitian ini pemanfaatan puskesmas oleh masyarakat di wilayah kerja

Referensi

Dokumen terkait

Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan model pembelajaran kontruktivisme yaitu LC 7E (Sumiyati dkk,

[r]

This research studied the effect of alkaloid fraction of leaves of plants Alstonia scholaris to the number takizoit profiles in intraperitoneal fluid of mice

Menurut Tri Haryanta (2012: 277), Transliterasi (transliteration) adalah penggantian huruf atau pengalihan huruf demi huruf dari satu abjad ke abjad yang lain, lepas dari pada

Dengan hormat, diberitahukan bahwa pada tahun anggaran 2018, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui

Kesalahan penulisan transliterasi di atas terdapat kesalahan lokal pada kata ﺔﺒﻴﺒﻄ / ţabībah/ , pada penulisan transliterasi tersebut huruf ﻁ / ṭ / ditulis /ţ/,

P enelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan tentang proses komunikasi politik antar fraksi dalam penyusunan UU Pilkada, pengaruh komunikasi politik antar fraksi

Sistem dapat mendata semua transaksi yang berkaitan dengan retail penjualan  User dapat menginputkan data transaksi retail penjualan.  User dapat menyimpan transaksi