PENGEMBANGAN E-HANDOUT BERBASIS MIND MAPPING PADA MATERI SISTEM GERAK DI KELAS XI MIPA
SMA NEGERI 2 ACEH BARAT DAYA
SKRIPSI
Diajukan Oleh
DARMA SYAH PUTRA NIM. 180207103
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Pendidikan Biologi
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM, BANDA ACEH 2022 M / 1443 H
i
ii
iii
iv ABSTRAK
Proses pembelajaran di SMAN 2 Abdya masih kurang dalam penggunaan media khususnya pada materi sistem gerak. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan desain media, untuk menganalisis uji kelayakan dan respon siswa terhadap media e-handout berbasis mind mapping pada materi sistem gerak kelas XI di SMAN 2 Abdya. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development. Subjek dalam penelitian ini adalah penguji ahli, yaitu 2 ahli media yang merupakan 1 dosen pendidkan biologi dan 1 dosen pendidikan teknologi informasi, dan 2 ahli materi yang merupakan 1 dosen pendidikan biologi dan 1 guru bidang studi biologi, dan 20 siswa kelas XI MIPA di SMA Negeri 2 Aceh Barat Daya. Objek pada penelitian adalah kelayakan dan respon siswa. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan observasi, wawancara, validasi dan menggunakan angket respon. Instrumen penelitian ini berupa lembar uji kelayakan media, uji kelayakan materi dan respon siswa terhadap media e- handout berbasis mind mapping yang dikembangkan. Analisis data menggunakan rumus persentase. Hasil uji kelayakan keseluruhan menunjukkan persentase 89%
dengan kriteria sangat layak. Respon siswa terhadap media e-handout berbasis mind mapping menunjukkan persentase dalam skala kecil 82% dengan kriteria sangat baik, dan persentase dalam skala besar 92,6% dengan kriteria sangat baik.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa media e-handout berbasis mind mapping yang dikembangkan sangat layak untuk digunakan pada materi sistem gerak dalam pembelajaran, dan mendapatkan respon yang positif.
Kata Kunci : E-handout, Uji Kelayakan, Respon Siswa, Sistem Gerak.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan kepada kita berbagai bentuk kenikmatan yang sesungguhnya tidak akan pernah mampu kita hitung. Shalawat dan juga salam kepada Nabi sekaligus Rasul kita Muhammad SAW dimana dengan izin Allah berkat perjuangan dan pengorbanannya kita bisa merasakan nikmat yang paling besar yaitu nikmat islam dan nikmat iman yang ada di dalam dada kita. Penulis telah menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan E-handout Berbasis Mind mapping pada Materi Sistem Gerak di SMA Negeri 2 Aceh Barat Daya” proposal ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengerjakan skripsi pada Program Studi Pendidkan Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada.
1. Bapak Prof. Safrul Muluk, MA, M. Ed, Ph.D, selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, para wakil dekan dan seluruh staf dan jajarannya.
2. Bapak Mulyadi, S. Pd,I, M.Pd., selaku ketua Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, serta Dosen, staf Program Studi Pendidikan Biologi.
vi
3. Ibu Nafisah Hanim, M.Pd., selaku pembimbing I sekaligus penasehat akademik (PA) dan Ibu Nurlia Zahara, S.Pd. I, M. Pd selaku pembimbing II, yang telah banyak membantu, meluangkan waktu, memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Abubakar, S. Ag, kepala sekolah SMA Negeri 2 Aceh Barat Daya beserta staf sekolah yang telah membantu penulis dalam proses pengumpulan data penyusuna skripsi.
5. Sodara Raja Ihsan Parlindungan Sagala, sodara Nurul Yuda Syawalilda, serta rekan-rekan tongkrongan RK dan teman-teman seperjuangan angkatan 2018 Prodi Pendidikan Biologi atas segala masukan, bantuan do’a nya selama menyelesaikan skripsi ini.
Ucapan terimakasih yang teristimewa ananda sampaikan kepada Ibunda tercinta Hartini, ayah Alm. Syafruddin, abang tercinta Syafrial, S.Pd.I, kakak tercinta Hasnifa, S.Pd., serta keluarga besar yang senantiasa memberikan semangat, motivasi dan do’a terbaik untuk ananda. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kamampuan ilmu penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulis di masa yang akan datang. Dengan harapan nantinya skripsi ini dapat bermamfaat bagi semuanya.
Banda Aceh, 29 Nevember 2022 Penulis,
vii DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... i
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG ... ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I: PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Definisi Operasional ... 9
BAB II: KAJIAN PUSTAKA ... 13
A. Model Pengembangan Media Pembelajaran ... 13
B. Media Pembelajaran ... 17
C. Media Pembelajaran E-handout ... 22
D. Materi Sistem Gerak Manusia ... 24
E. Uji Kelayakan... 37
F. Respon Siswa ... 38
BAB III: METODE PENELITIAN ... 40
A. Rancangan Penelitian ... 40
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 45
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 45
D. Instrumen Pengumpulan Data ... 45
E. Teknik Pengumpulan Data ... 46
F. Teknik Analisis Data ... 48
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52
A. Hasil Penelitian ... 52
B. Pembahasan ... 73
BAB V: PENUTUP ... 80
A. Kesimpulan ... 80
B. Saran ... 81
DAFTAR PUSTAKA ... 83
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 110
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
2.1 : Rangka Tubuh Manusia ... 27
2.2 : Tulang Pembentuk Tengkorak ... 30
2.3 : Tulang Rusuk ... 30
2.4 : Ruas-ruas Tulang Belakang ... 31
2.5 : Tulang Anggota Gerak Atas ... 32
2.6 : Tulang Anggota Gerak Bawah ... 33
2.7 : Bentuk-bentuk Sendi ... 35
3.1 : Langkah-langkah penggunaan Metode Research and Develement(R&D) 42 3.2 : (a) Halaman Cover (b) Halaman Cover Belakang Media e-handout berbasis mind mapping ... 55
3.3 : Halaman KD dan Indikator Materi Sistem Gerak ... 55
3.4 : Halaman Peta Konsep ... 56
3.5 : Halaman Materi Sistem Gerak ... 56
3.6 : Halaman Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ... 57
3.7 : Halaman Soal Evaluasi Materi Sistem Gerak ... 57
3.8. : Tampilan Cover Media E-handout Berbasis Mind Mapping ... 59
3.9 : Tampilan Link Materi ... 60
3.10 :Tampilan LKPD Media ... 61
3.11 :Tampilan Soal Evaluasi ... 62
3.2 : Persentase Hasil Kelayakan Media E-handout Berbasis Mind mapping oleh Ahli Media ... 65
3.3 : Persentase Hasil Kelayakan Materi Sistem Gerak oleh Ahli Materi ... 67
3.4 : Persentase Hasil Uji Kelayakan E-handout Berbasis Mind mapping PadaMateri Sistem Gerak69 3.5 : Grafik Perbedaan Persentase Aspek Penilaian oleh Siswa dalam Skala Besar Grafik Perbedaan Persentase Aspek Penilaian oleh Siswa dalam Skala Kecil... 70
3.6 : Grafik Perbedaan Persentase Aspek Penilaian oleh Siswa dalam Skala Besar ... 71
3.7 : Grafik Pembanding Uji Skala Kecil dan Skala Besar ... 72
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
2.1 Kopetensi Dasar(KD) dan Indikator ... 25
3.1 Skala Likert ... 49
3.2 Kategori Uji Kelayakan Produk ... 40
3.3 Penilaian Skor ... 51
3.4 Kriteria Interpentasi ... 51
4.1 Data Kelayakan Media E-handout Berbasis Mind mapping oleh Ahli Media ... 64
4.2 Data Kelayakan Materi Sistem gerak oleh Ahli Materi ... 66
4.3 Data Uji Kelayakan E-handout Berbasis Mind mapping ... 68
4.4 Respon Siswa pada Uji Skala Kecil Jumlah 5 Siswa ... 70
4.5 Respon Siswa pada Uji Skala Besar dengan Jumlah 10 Siswa ... 71
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
1. Surat Keputusan Pembimbing Skripsi... 87
2. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 88
3. Surat keterangan Telah Melakuakan Penelitian ... 89
4. Surat Tanda Terima Bahan Ajar... 90
5. Lambar Angket Uji Kelayakan Ahli Media ... 91
6. Lambar Angket Uji Kelayakan Ahli Materi ... 93
7. Angket Respon Siswa... 96
8. Data Uji Kelayakan Media oleh Ahli Media ... 99
9. Data Uji Kelayakan Materi oleh Ahli Materi ... 101
10. Data Respon Siswa ... 104
11. Dokumentasi Kegiatan Penelitian ... 108
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi dan informasi di dunia pendidikan tersebut berpengaruh dalam aktivitas pembelajaran. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan diberlakukannya kurikulum 2013 yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Mata pelajaran yang terdapat di kurikulum 2013 yang disampaikan berbasis TIK, yaitu ditandai dengan adanya berbagai media pembelajaran yang mendukung kebutuhan siswa era digital seperti e-learning, android(e-modul, e-book, dan e-handout) dan multimedia interaktif.1
Kurikulum 2013 dapat memuat standar proses yang memiliki tujuan mendukung pemanfaatan IPTEK dalam dunia pendidikan, hal ini merupakan suatu supaya untuk dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pembelajaran seperti adanya pemanfaatan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) sebagai media pembelajaran, memberikan pengalaman langsung kepada siswa, pembelajaran yang berpusat pada siswa dan guru yang bertindak sebagai fasilator.2
Penggunaan bahan ajar yang tepat ini dapat membantu dalam memahami suatu materi pembelajaran dengan baik dan diharapkan mampu membantu ketercapaian pembelajaran siswa. Pemilihan bahan ajar yang tepat juga dapat
1Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung, Alfameta, 2012), h.
179.
2Abdul Majid, Pendekatan Ilmiah dalam Implimentasi Kurikulum 2013, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2015), h. 3.
menunjang keberhasilan pembelajaran siswa, seperti konten materi yang dikemas di dalam bahan ajar tersebut harus menari, berkualitas dan sesuai kebutuhan siswa sehingga memudahkan siswa untuk mempelajarinya. Hal-hal tersebut juga harus di seimbangkan dengan karakter dan kebutuhan siswa di era digital saat ini.
Banyak sekolah yang sudah membebaskan siswanya untuk menggunakan smartphonesaat pembelajaran, guna memanfaatkan penggunaan teknologi tersebut sebaik mungkin sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.3
Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-‘Alaq ayat 1-5 yang berbunyi:
َقَلَخ يِذَّلٱ َكِ ب َر ِم ۡسٱِب ۡأ َرۡقٱ ٍقَلَع ۡنِم َن ََٰسنِ ۡلۡٱ َقَلَخ ١
م َر ۡكَ ۡلۡٱ َكُّب َر َو ۡأ َرۡقٱ ٢ ٣
ِمَلَقۡلٱِب َمَّلَع يِذَّلٱ مل ۡعَي ۡمَل اَم َن ََٰسنِ ۡلۡٱ َمَّلَع ٤
٥
Ayat di atas membuktikan bahwa penggunaan media tidak hanya dilakukan pada zaman sekarang melainkan sejak zaman Nabi Muhammad SAW.
Hal ini dapat kita lihat pada kata “bilqalam” dalam ayat 4, yang artinya dengan perantara qalam(pena) maksud dari kata tersebut adalah Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mengajarkan manusia dengan
3Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. (Yoqyakarta: Diva Press, 2011), h. 25.
4QS. Al-Alaq Ayat 1-5.
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia, Yang mengajar (manusia) dengan pena, Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya."4
Artinya :
menggunakan pena (baca-tulis) sebagai salah satu media yang digunakan dalam pembelajaran.
Imam Al-Ghazali berpendapat dalam kitab Mukhtashor ihya’ Ulumuddin, bahwa hal pertama yang wajib seorang pelajari setelah ia sampai pada usia baligh adalah dua kalimat syahadat. Sesuai dengan diturunkannya wahyu pertama kali yang mencakup perintah untuk membaca dan materi pembelajaran yang dapat dipetik dari wahyu yang pertama merupakan pengenalan Allah yang maha pemurah serta Allah sebagai dzat yang menciptakan semua makhluk. Adapun penanaman ketauhidan disini dapat kita lihat dari ayat pertama yang disana dijelaskan bahwa ketika seseorang hendak membaca, hendaknya ia memulai dengan menyebut nama Allah atau kegiatan membaca tersebut ditujukan karena hanya semata-mata untuk Allah, karena dengan hal itulah maka apapun yang seseorang lakukan atas nama Allah akan memiliki nilai ibadah dan terdapat nilai barokah didalamnya. Karena pada dasarnya setiap hal yang ada alam ini ialah milik Allah dan harus diabdikan hanya kepada Allah pula.5
Berdasarkan hasil observasi yang di SMA Negeri 2 Aceh Barat Daya dapat dilihat bahwa aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung tidak semangat, siswa pada pembelajaran hanya menggunakan buku sebagai media pembelajaran ada juga sekali-kali dengan media torso tulang yang dilakukan di laboratorium biologi. Jika kita lihat dari teknologi di SMA Negeri 2 Aceh Barat Daya sudah memiliki laboratorium komputer, layar proyektor, dan jaringan wifi yang memadai untuk mendukung penggunaan multimedia. Adapun fasilitas yang
5Afifatu Nur Arifah, dkk, “TelaahTafsir Al-Misbah Surat Al-‘Alaq Ayat 1-5”, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 4, No. 1, (2019), h. 122.
dimiliki tersebut tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh guru biologi dan siswanya dalam proses pembelajaran dikarenakan sebagian besar guru kurang mengerti dalam penggunaan fasilitas tersebut, sehingga dapat mengakibatkan siswa belum memahami materi yang disampaikan.6
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru Biologi di SMA Negeri 2 Aceh Barat Daya didapatkan hasil bahwa proses pembelajaran di kelas XI MIPA tersebut menggunakan media pembelajaran berupa buku paket Biologi dan torso, sebagai pendukung media pembelajaran. Adapun guru biologi pernah mencoba menggunakan media audio visual di kelas, pada saat pembelajaran siswa sangat fokus mendengar dan memahami materinya. Namun, ketika di evaluasi minggu depannya siswa tidak ingat lagi materi yang telah diajarkan pada minggu lalu. Jadi, guru mengambil media yang sering digunakan yaitu media berupa torso. Misalnya pada sistem menghafal pada tulang, untuk mengingat tulang yang ada pada manusia kadang-kadang setelah memperlihatkan di torso, siswa harus bisa mengingat dan dapat menunjukkan pada dirinya sendiri supaya siswa lebih mudah mengingat dan memahami materi yang telah disampaikan. Adapun pengakuan dari siswa dengan menggunakan media tersebut ketika ujian siswa dapat memahami dan mengingat materi yang telah diajarkan.7
Permasalahan tersebut diperlukan pengembangan suatu bahan ajar/media pembelajaran terbaru yang dapat digunakan oleh seorang guru maupun siswa di dalam kelas maupun di luar kelas/di luar lingkungan sekolah. Adapun media yang
6Berdasarkan Observasi di SMA Negri 2 Aceh Barat Daya pada bulan April 2022
7Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru Biologi di SMA Negri 2 Aceh Barat Daya.
digunakan oleh guru biologi tersebut ialah media yang telah lama, jadi penulis akan membuat media terbaru berupa media e-handout. Media e-handout adalah media terbaru yang memadukan bahan ajar yang dikemas dalam bentuk elektronik menjadi sebuah aplikasi android,perkembangan media ini dapat diakses melalui jaringan internet, komputer dan smartphone. Disekolah tersebut sangat mendukung dengan memiliki wifi dan ruang komputer.
Media e-handout yang dikembangkan mengandung materi yang lebih ringkas dan disusun dengan bahasa yang mudah dipahami atau dimengerti oleh siswa, kemudian dapat disertai dengan gambar-gambar yang berhubungan dengan materi yang disajikan sehingga siswa memiliki minat untuk membaca, adapun materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah materi sistem gerak.
E-handout adalah bahan ajar yang dikembangkan dengan memadukan bahan ajar handout yang dikemas dalam bentuk elektronik menjadi sebuat aplikasi android. E-handout merupakan bahan ajar praktis yang dikembangkan dengan tujuan agar siswa memperoleh pengetahuan yang mudah. Handout biasanya menggunakan beberapa literatur yang relevansi dengan materi yang diajarkan dan kopetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa. Hal ini sesuai dengan pengertian Handout adalah bahan ajar tertulis yang disiapkan oleh guru untuk memperkaya pengetahuan siswa.8
Penelitian yang relevan atau penelitian sebelumnya yang memiliki keterkaitan dengan judul yang akan diteliti. Seperti halnya penelitian yang telah dilakukan
8Vira Rahma Sarita, dkk, “Pengembangan bahan ajar E-handoutberbasis Kodular materi Istana Gebang untuk pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Blitar”, Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial, Vol. 1, No. 12, (2021), h. 1273-1274.
sebelumnya oleh Izzatu Rohman dengan judul “Pengembangan E-handout Biologi Berbasis Mind mapping Materi Pokok Sistem Peredaran Darah pada Manusia untuk Siswa kelas XI MIPA SMA/MA” dengan hasil penilaian terhadap kualitasnya diperoleh hasil sangat baik (SB) dengan persentase sebesar 91%
berdasarkan penilaian ahli materi; 91,76% berdasarkan penilaian ahli media;
85,71% berdasarkan penilaian peer reviewer, dan 95,67% berdasarkan penilaian guru biologi. Hasil respon dari siswa memperoleh hasil Sangat Setuju(SS) dengan persentase sebesar 81,9%. Hasil penelitian secara keseluruhan terhadap E- handout berbasis Mind Map Materi Pokok Sistem Peredaran Darah pada Manusia menunjukkan bahwa E-handout memiliki kualitas Sangat Baik (SB) dan layak digunakan sebagai media bahan ajar.9
Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Reni Resnita pada skripsinya yang berjudul “Pengembangan Biologi Berbasis Mind Map Application di Kelas Xi SMA Negeri 1 Tanete Riaja” menunjukkan bahwa penggunaan Mind Mind Aplication untuk memahami konsep materi biologi yang dianggap sulit oleh siswa sangat efektif karena Mind Mind Aplication memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan, membuat siswa lebih bersemangat dalam belajar dan
dapat membantu untuk memahami materi dengan lebih terstruktur.10
9Izzatu Rohman, Skripsi: “Pengembangan E-handout Biologi Berbasis Mind Map Materi Pokok Sistem Peredaran Darah pada Manusia untuk Siswa kelas XI MIPA SMA/MA”, (Yoqyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2019), h. 90.
10Reni Resnita, Skripsi, “Pengembangan Media Pembelajaran Biologi Berbasis Mind Map Aplication di Kelas XI SMA Negeri 1 Tanete Riaja Kabupaten Barru”, (Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2017). H. 54-69.
Selanjutnya penelitian Handout ini sebelumnya telah dilakukan juga oleh Tiara Ira Afrilla dkk namun tidak berbentuk E-handout dengan judul
“Pengembangan Media Pembelajaran Handout Berbasis Mind mapping pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X IPS MA Daarul Ma’ruf Natar” menunjukkan bahwa media pembelajaran Handout berbasis Mind mapping dapat dinyatakan valid dan praktis digunakan dalam proses pembelajaran. Validasi . Validasi ahli media tahap akhir diperoleh dengan persentase rata-rata 80%. Kemudian validasi ahli materi tahap akhir diperoleh persentase rata-rata 98%. Persentase kepraktisan peserta didik adalah 91%. Hasil rekapitulasi dari keseluruhan dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran handout berbasis mind mappingyang dikembangkan oleh peneliti menunjukkan bahwa media tersebut sangat layak dan praktis untuk digunakan sebagai media pembelajaran ekonomi.11
Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu terdapat pada materi yang akan diteliti, pemilihan subjek dan objek dalam penelitian, serta aplikasi yang digunakan untuk membuat media e-handout.
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan, penulis akan melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan E-handout Berbasis Mind mapping pada Materi Sistem Gerak di SMA Negeri 2 Aceh Barat Daya ”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka yang menjadi rumusan masalah adalah:
11Tiara Ira Afrilla, dkk, “Pengembangan Media Pembelajaran Handout Berbasis Mind mapping pada Mate Pelajaran Ekonomi Kelas X IPS MA Daarul Ma’ruf Natar”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Ekonomi, Vol. 1, No. 1, (2020), h. 98.
1. Bagaimanakah pengembangan desain e-handout berbasis mind mapping pada materi sistem gerak kelas XI di SMA 2 Aceh Barat Daya?
2. Bagaimanakah hasil uji kelayakan e-handout berbasis mind mapping pada materi sistem gerak kelas XI di SMA 2 Aceh Barat Daya?
3. Bagaimanakah respon siswa kelas XI terhadap e-handout berbasis mind mapping pada materi sistem gerak di SMA 2 Aceh Barat Daya?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk:
1. Mengembangkan e-handout berbasis mind mapping pada materi sistem gerak kelas XI di SMA 2 Aceh Barat Daya.
2. Menganalisis uji kelayakan e-handout berbasis mind mapping pada materi sistem gerak kelas XI di SMA 2 Aceh Barat Daya.
3. Menganalisis respon siswa terhadap e-handout berbasis mind mapping pada materi sistem gerak kelas XI di SMA 2 Aceh Barat Daya.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. Menghasilkan produk yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan siswa.
b. Menghasilkan produk yang dapat memotivasi belajar siswa 2. Bagi Guru
a. Membarikan alternatif bahan ajar e-handout berbasis mind mapping pada guru dan siswa.
b. Memberikan motivasi kepada guru biologi untuk membuat variasi bahan ajar yang efektif dan manarik sesuai dengan kebutuhan siswa.
3. Bagi Sekolah
a. Sebagai upaya memperbaiki proses pembelajaran Biologi konvensional dengan pengembangan e-handout berbasis mind mapping pada materi sistem gerak pada manusia.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional digunakan untuk mempermudah pemahaman terhadap istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini, maka didefinisikan beberapa istilah penting yang menjadi pokok bahasan utama, yaitu:
1. E-handout
E-handout adalah bahan ajar yang dikembangkan dengan memadukan bahan ajar handout yang dikemas dalam bentuk elektronik menjadi sebuat aplikasi android. E-handout merupakan bahan ajar praktis yang dikembangkan dengan tujuan agar siswa memperoleh pengetahuan yang mudah. Handout biasanya menggunakan beberapa literatur yang relevansi dengan materi yang diajarkan dan kopetensi dasar yang harus dikuasai
oleh siswa. Hal ini sesuai dengan pengertian handout adalah bahan ajar tertulis yang disiapkan oleh guru untuk memperkaya pengetahuan siswa.12
E-handout dalam penelitian ini adalah suatu bahan ajar elekronik yang dibuat dari aplikasi canva sebagai cara baru dalam memamfaatkan bahan ajar dalam proses pembelajaran. Pemilihan produk e-handout dikarenakan banyaknya pengguna smarphone yang berbasis android termasuk siswa SMA Negeri 2 Aceh Barat Daya, sehingga dengan adanya bahan ajar e- handout diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa terkait dengan materi sistem gerak. Dalam smartphone menyediakan akses yang luas sehingga memungkinkan siswa untuk belajar secara mendalam. E-handout dapat di akses dengan link yang dikirimkan digrup whatsApp kelas.
2. Mind mapping
Mind mapping(Peta Pikiran)adalah metode yang dikembangkan oleh Tony Buzana. Peta pikiran ini adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi. Setelah selasai, catatan yang dibuat dalam bentuk sebuah pola gagasan yang saling berkaitan dengan topik utama di tengah, sementara subtopik dan perincian menjadi cabang-cabangnya. Cabang-cabang tersebut dapat dikembangkan lagi sampai kemateri yang lebih kecil.13
12Vira Rahma Sarita, dkk, “Pengembangan bahan ajar E-handoutberbasis Kodular materi Istana Gebang untuk pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Blitar”, Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial, Vol. 1, No. 12, (2021), h. 1273-1274.
13Ahamad Munjin Nasihdan Lilik Nur Kholidah, Metode Dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009 ), h. 110-111.
Mind mapping dalam penelitian ini adalah berbentuk peta pikiran.
Media visual yang dikembangkan untuk memudahkan proses pembelajaran dimana materi inti pada sistem gerak yang ditampilkan menggunakan warna, gambardan ringkasan materi pada tiap topik dan sub- topiknya
3. Sistem Gerak pada Manusia
Sistem gerak terdapat pada KD 3.5 dan 4.5 yang telah disusun dalam kurikulum 2013. Isi KD 3.5 yaitu Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem gerak dalam kaitannya dengan bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem gerak manusia. Isi KD 4.5 yaitu Menyajikan karya tentang pemanfaatan teknologi dalam mengatasi gangguan sistem gerak melalui studi literatur.
4. Uji Kelayakan
Uji Kelayakan merupakan uji yang dilakukan terhadap produk atau untuk menilai apakah produk yang dikembangkan ditolak atau diterima.14 Uji kelayakan yang dimaksud disini adalah uji kelayakan media dalam bentuk e-handoutberbasis mind mapping pada materi sistem gerak untuk siswa kelas XI SMA dengan aspek-aspek penilaian meliputi uji kelayakan ahli media (aspek format dan tampilan, aspek bahasa, dan aspek desain), uji kelayakan ahli materi (cakupan materi, teknik penyajian, penggunaan bahasa dan hakikat konstektual)
5. Respon Siswa
14Abidatul Afiyah, “Analisis Studi Kelayakan Usaha Pendirian Home Industry (Studi Kasus pada Home Industry)“, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 23, No. 1, (2015), h. 2.
Respon dilakukan untuk mengetahui tanggapan terhadap media yang dikembangkan. Respon siswa diperoleh dengan memberikan angket yang berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan media yang dikembangkan. Hasil respon kemudian akan dimasukkan kedalam rumus persentase.15
Indikator respon siswa pada penelitian ini meliputi motivasi belajar, efektivitas media, bahasa dan komunikasi. Respon yang dimaksud dalam penelitian ini adalah respon siswa terhadap media e-handout berbasis mind mapping pada materi sistem gerak kelas XI di SMAN 2 Aceh Barat Daya.
15Siti Khadijah, “Analisis Respon Siswa dan Guru Terhadap Penggunaan Multimedia Interaktif Dalam Proses Pembelajaran Matematika”, Jurnal Numeracy, Vol. 5, No. 2, (2018), h. 1- 2.
13 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Model Pengembangan Media Pembelajaran
Research and Development (R&D) adalah suatu proses pengembangan perangkat pendidikan melalui serangkaian riset dengan menggunakan berbagai model dalam suatu siklus dan melewati beberapa tahap.16 Berikut beberapa model pengembangan Research and Development.
1. Model Borg & Gall
Model Borg & Gall mencakup studi awal (studi pustaka dan studi lapangan), perencanaan, pengembangan produk awal, uji coba revisi produk awal, uji coba produk dan revisi produk akhir. Studi literatur bertujuan untuk merumuskan kerangka pemahaman terhadap tema yang diteliti, memperoleh konsep atau teori dari hasil penelitian terdahulu. Literatur diperoleh dari buku, jurnal dan artikel.
Studi lapangan bertujuan untuk mengungkapkan fakta terkait tema yang diteliti. Fakta yang perlu untuk diungkap yaitu proses pengajaran, keadaan siswa dan guru, fasilitas sekolah, yang dapat menjadi faktor penghambat atau pendukung terhadap pengembangan media pembelajaran.
Pengumpulan data dilakukan diskusi dengan guru dan membagikan kuesioner pada siswa. desain produk dilakukan dengan merumuskan dasain antar
16Mohammad Ali, Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan, (Bandung: Pustaka Cendekia Utama, 2010), h. 119.
muka, struktur halaman, tampilan halaman. Desain produk selanjutnya menjadi dasar dalam pengembangan produk awal.17
Model pengembangan Borg dan Gall ini memiliki kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan dari model ini yaitu mampu menghasilkan suatu produk dengan nilai validasi yang tinggi dan mendorong proses inovasi produk yang tiada henti, sedangkan untuk kelemahan dari model ini yaitu memerlukan waktu yang relatif panjang, karena prosedur realtif kompleks dan memerlukan sumber dana yang cukup besar.
2. Model ADDIE
Salah satu model desain sistem pembelajaran yang memperlihatkan tahapan-tahapan dasar desain sistem pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari adalah model ADDIE, model ini memiliki lima fase atau tahap utama, yaitu: analysis, design, development, implementation and evaluation.
Implementasi dari model design sistem pembelajaran ADDIE ini dilakukan secara sistematik dan sitemik.
Model pengembangan ini memiliki kekurangan pada tahap analisis, pengembangan diharapkan mampu menganalisis dua komponen dari siswa terlebih dahulu dengan berbagi analisis menjadi dua yaitu analisis kenerja dan analisis kebutuhan. Dua komponen analisis ini nantinya akan mempengaruhi lamanya proses menganalisis siswa sebelum tahap pembelajaran dilaksanakan.
17 Firdaus Daud dan Arini Rahmadan, “Pengembangan Media pembelajaran Biologi Berbasis E-learning pada Materi Ekskresi Kelas XI IPA 3 SMAN 4 Makassar”, Jurnal Bionature, Vol. 16, No. 1, (2015), h.30.
Dua komponen ini merupakan hal yang sangat penting karena akan mempengaruhi tahap desain pembelajaran selanjutnya.
3. Model Dick and Carey
Langkah-langkah pengembangan model berbasis sistem salah satunya adalah model desain pembelajaran Dick & Carey, tahapan pengembangan terdiri dari sepuluh tahapan yaitu: 1) mengidentifikasi tujuan pembelajaran umum (identify instruction goal); 2) melakukan analisis pembelajaran (conduct instructional analysis); 3) megidentifikasi prilaku dan karakteristik pembelajaran (analysis learners and contexts); 4) merumuskan tujuan pembelajaran khusus (write perfomance objektive); 5) mengembangkan butir tes acuan patokan (develop instructional strategy); 6) mengembangkan strategi pembelajaran; 7) mengembangkan dan memilih materi pembelajaran; 8) mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif (design and conduct formative evaluation of instruction); 9) merevisi kegiatan pembelajaran (revisi instruction); 10) dasin dan pelaksanaan evaluasi sumatif (design and conduct sumative evaluation).
Model ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu: 1) memiliki komponen yang relatif banyak sehingga model ini termasuk lengkap; 2) memisahkan antara penilaian proses belajar dan penilaian terhadap program pembelajaran; dan 3) meruapakan prosedur pengembangan karena ada alur umpan balik (feedback) dan komponen revisi. Beberapa keterbatasan model ini antara lain; 1) terlalu rumit, sehingga sulit dilaksanakan oleh seorang pengajar; 2) memerlukan waktu yang relatif banyak untuk mengembangkan model ini dan; 3) memerlukan upaya
khusus untuk mengkaji model ini.18 Model ini dapat diterapkan jika memang dibutuhkan oleh peneliti.
4. Model 4 D
Langkah-langkah model 4 D terdiri dari 4 kegiatan, yaitu: 1) define, 2) design, 3) develop, dan 4) disseminate. Prosedur pengembangan media pembelajaran berdasarkan model 4 D adalah: 1) menganalisis kebutuhan tujuan pembelajaran, kondisi lingkungan belajar dan kebutuhan target pengguna media, 2) merumuskan rancangan media pembelajaran yang sesuai dengan rekomendasi hasil analisis, 3) merealisasi rancangan media pembelajaran adaptif melalui kegiatan pemamfaatan dan pengembangan media, 4) menerapkan dan mengkomunikasikan hasil penggunaan media pembelajaran adaptif.19 Model ini memiliki 4 kegiatan yang disingkat menjadi 4D.
5. Model Alessi dan Trollip
Alessi dan Trollip’s model adalah model yang dikembangkan oleh Stephen M.
Alessi dan Stenley R Trollip. Model pengembangan ini miliputi 3 tahap, yaitu:
planning, design, development.
a. Tahap planning (perencanaan) merupakan dasar dari semua tahap lainnya, diamana tahapan yang dilakukan oleh peneliti untuk menentukan tujuan dan arah dari pengembangan suatu produk. Pada tahap perencanaan, langkah-langkah yang dilakukan meliputi: 1)
18 Cecep Kustandi dan Daddy Darmawan, Pengembangan Media Pembelajaran, (Jakarta:
Kencana, 2020), h. 103-110.
19 Hamdan Husein Batubara, dkk, “Model Pengembangan Media Pembelajaran Adaptif di Sekolah Dasar, Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Vol. 5, No. 1, (2019), h.41.
mendefinisikan ruang lingkup materi yang dilakukan melalui observasi dan wawancara, 2) mengidentifikasi karakteristik peserta didik yaitu dengan menggunakan lembar analisis kebutuhan, 3) menentukan dan mengumpulkan sumber-sumber yaitu sumber yang berhubungan dengan materi serta referensi lain, dan 4) melakukan brainstroming dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan dalam membuat konsep desain media pembelajaran yang dikembangkan.
b. Tahap design (desain) merupakan tahapan yang berhubungan dengan pengembangan konsep awal, yaitu membuat flowchat, stroryboard dan script media.
c. Tahap development (pengembangan) merupakan tahap inti dari proses pengembangan. Berdasarkan flowchart dan stroryboard yang telah dibuat, dimulai mengembangkan/membuat suatu media pengembangan.20
Melalui penelitian ini peneliti berusaha untuk mengembangkan suatu produk media pembelajaran yang baik dan berdaya guna berupa media E-handout berbasis Mind mapping, bukan untuk menguji suatu teori. Pada penelitian ini ini produk yang dihasilkan adalah media pembelajaran yang interaktif. Pada penelitian ini menggunakan model Borg & Gall yang mencakup studi awal (studi pustaka dan studi lapangan), perencanaan, pengembangan produk awal, uji coba revisi produk awal, uji coba produk dan revisi produk akhir. Model ini dipilih
20Nurwahyuningsih Ibrahim dan Ishartiwi, Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning Berbasis Android Mata Pelajaran IPA untuk Siswa SMP”, Jurnal Refleksi Edukatika, Vol. 8, No. 1, (2017), h. 82.
untuk membantu menciptakan program pendidikan yang efektif dan memiliki proses yang lebih praktis.
B. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media pembelajaran.
Katamedia berasal dari bahasa latin medius yang secara hanafiah berarti
‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.21 Media adalah pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan, dengan demikian media meruapakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.22
Berdasarkan Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) memiliki pengertian berbeda, media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca.23 Sedangkan menurut Association of Education and Commication Technology (AECT), media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan akan menyalurkan pesan atau informasi.24
21Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2013), h. 3.
22Rusman, dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2013), h. 169.
23Arief Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2012), h.
7.
24Hamzah dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi & Informasi Pembelajaran (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), h. 121.
Berdasarkan pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa media adalah alat yang digunakan untuk menunjang suatu pembelajaran sehingga pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan baik. Media juga dapat diartikan sebagai penghubung antara pembeli dan penerima informasi. Pengguna media sebagai penghubung antara pendidik dan peserta didik inilah disebut dengan pembelajaran. Dengan kata lain bahwa belajar aktif memerlukan dukungan media untuk menghantarkan materi yang akan mereka pelajari.
Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction” yang dalam bahasa yunani disebut instructus atau “intruere” yang bearti menyampaikan pikiran, dengan demikian arti instruksional adalah menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran.25 Pembelajaran bukan hanya menyampaikan informasi atau pengetahuan saja, melainkan mengkondisikan pembelajar untuk belajar, karena tujuan utama pembelajaran adalah pembelajar itu sendiri.26
Sehingga pembelajaran adalah proses terjadinya interaksi antara pendidik dan peserta didik serta sumber belajar dan media yang digunakan, dalam upaya terjadinya perubahan pada aspek kognitif, efektif dan motorik. Oleh karena itu agar aktivitas pebelajaran bermakna bagi peserta didik, pendidik perlu mengembangkan media pembelajaran yang bervariasi dan menarik bagi peserta didik.
25Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2008) h.265.
26Munir, Pembelajaran Jarak Jauh, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 1.
Media pembelajaran merupakan suatu teknologi pembawa pesan yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran, media pembelajaran merupakan sarana fisik untuk menyampaikan materi pelajaran. Media pembelajaran merupakan sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dan dengar termasuk teknologi perangkat keras.27 Media pembelajaran digunakan sebagai sarana pembelajaran disekolah bertujuan untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan. Media adalah sarana yang dapat digunakan sebagai perantara yang berguna untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi dalam mencapai tujuan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat kita simpulkan, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat belajar peserta didik dalam belajar. Media pembelajaran adalah alat bantu yang berisikan materi pelajaran yang digunakan oleh peserta didik dalam proses belajar sehingga pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik.
2. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran
Pengguna media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan minat belajar siswa. Ada beberapa alasan mengapa media pembelajaran dapat meningkatkan minat belajar siswa antara lain dapat dilihat dari manfaat media pembelajara dalam proses belajar siswa, yaitu:
a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi siswa.
27Rusman, dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi...h. 170.
b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan kemungkinannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui peraturan kata-kata guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.
d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan urairan dari guru, tetapi juga aktivitas lain, seperti mengamati, melakukan, mendemontrasikan, memerankan dan lain-lain.28
Dalam pendidikan, media difungsikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajara. Disini media memiliki fungsi yang jelas yaitu memperjelaskan, memudahkan dan membuat menarik pesan pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta didik sehingga dapat memotivasi belajarnya dan mengefisienkan proses belajar.29
3. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Ada beberapa jenis media pembelajaran yang bisa digunakan dalam proses pengajaran antara lain:
28Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), h. 22.
29Rusman, dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi...h. 65.
1. Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik dan lain-lain. Media garfis sering juga disebut media dua dimensi, yakni membuanyai ukuran panjang dan lebar.
2. Media tiga dimensi yaitu media yang dalam bentuk model seperti model padat(solid model), model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama dan lain-lain.
3. Media proyeksi merupakan media yang digunakan dengan bantuan proyektor. Seperti slide, film, animasi dan lain-lain.
4. Pengunaan lingkungan sebagai media pembelajaran.30
Munculnya multi media dan teknologi telah mengubah cara guru dalam mengajar, begitu pula cara siswa belajar. Dengan teknologi cara penyampaian komunikasi informasi dapat dilakukan lebih efektif dalam memberikan informasi.
Dengan kata lain, apapun persoalan yang memerlukan penjelasan lebih terperinci dapat dijelaskan secara animasi dan vidio. Penjelasan itu lebih penting untuk menjadikan masalah yang abstrak menjadi lebih nyata, sehingga lebih mudah dipahami.31
C. Media pembelajaran E-handout
E-learning merupakan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran,
30Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pemelajaran, (Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2001), h. 5.
31Munir, Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2015), h. 30.
interaksi, atau bimbingan. Adapula yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh melalui media internet. E-learning merupakan kegiatan belajar melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. E-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.32
Handout adalah bahan ajar tertulis yang disiapkan oleh guru untuk memperkaya pengetahuan pembelajaran biologi siswa yang diambil dari beberapa literatur yang memiliki selevansi dengan kopetensi dasar dan materi pokok.
Adapun bahan ajar ini berisi tentang rangkuman komsep-konsep penting dari suatu materi sehingga dapat memudahkan pembeca menguasai, memahami dan mengingat konsep-konsep yang dipelajari.33
E-handout merupakan gabungan dari dua kata, yaitu: elekronic dan handout. Elekronic atau e-learning adalah pembelajaran yang disusun dengan menggunakan elekronik atau teknologi komputer yaitu melalui media elektronik, internet, satelit broadcasts, audio/vidio, tape, interaktiv TV dan CD-ROM, misalnya berupa bahan ajar berbentuk e-handout sehingga mampu mendukung proses pembelajaran.34 Jadi, e-handout adalah suatu bahan ajar yang berisi konsep-konsep penting dari suatu materi pembelajaran dan disajikan melalui
32Mohammad Yazdi, “E-Learning Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Teknologi Informasi”, Jurnal Ilmiah Foristek, Vol. 2, No.1, (2012), h.146.
33Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan..., h. 79.
34Michel Alen, Michel Alen’s Guide to E-Learning,...h. 27.
perangkat multimedia dan internet sehingga dapat di akses decara online atau offline oleh siswa menggunakan komputer, laptop ataupun smartphone.
Karakter utama media/bahan ajar berbentuk handout ini adalah praktis dan efesien dari pada modul ataupun media/bahan ajar lainnya. Ini karena handout ini berisi rangkuman atau kesimpulan dari konsep-konsep penting materi. Hal tersebut memudahkan pembaca menguasai, memahami dan mengingat konsep- konsep yang dipelajari secara sederhana.35 Karakter handout tersebut dapat membantu siswa dalam memahami materi kompleks Biologi yaitu, dengan membuat siswa mengetahui dasar-dasar serta poin penting dari suatu materi yang sedang di pelajari. Selain itu, handout yang dikembangkan ini memamfaatkan kamjuan teknologi dan informasi yaitu berupa handout elekronic yang dapat diakses melalui smarphone siswa atau pun komputer. Handout ini kemudian disebut sebagai E-handout.
Pembelajaran menggunakan e-handout ini diharapkan dapat menjadi warna baru bagi siswa untuk melaksanakan pembelajaran yang lebih menyenangkan. E-handout ini mampu menjadi bahan ajar yang luas sehingga memungkinkan siswa untuk belajar secara mendalam. E-handout yang dibuat terintegrasi dengan aplikasi pembelajaran berbasis digital yang memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran.
35Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar ..., h. 79.
D. Materi Sistem Gerak pada Manusia
Sistem gerak pada manusia merupakan salah satu materi yang diajarkan di SMA Negeri 2 Aceh Barat Daya. Berdasarkan RPP, materi sistem gerak pada manusia terdapat dalam kompetensi dasar 3.5 dan 4.5. Berikut kopetensi dasar dan indikator dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini.
Tabel 2.1 Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
3.5 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem gerak dalam kaitannya dengan bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem gerak manusia
3.5.1 Mendeskripsikan struktur tulang pada manusia.
3.5.2 Mengelompokan tulang penyusun rangka tubuh manusia berdasarkan bentuknya.
3.5.3 Menjelaskan proses pembentukan dan perkembangan tulang melalui gambar/vidio.
3.5.4 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tulang.
3.5.5 Menjelaskan fungsi rangka pada tubuh manusia.
3.5.6 Menjelaskan dua pengelompokan rangka pada sistem rangka manusia berdasarkan sumbu tubuh (Aksial) dan anggota gerak tubuh (Apendikuklar).
3.5.7 Menjalaskan jenis-jenis tulang penyusun rangka aksial.
3.5.8 Menjalaskan jenis-jenis tulang penyusun rangka apendikular.
3.5.9 Menyebutkan tulang-tulang penyusun tubuh manusia.
3.5.10 Mengidentifikasi struktur dan komponen penunjang persendian berdasarkan vidio/gambar.
3.5.11 Menjelaskan tipe-tipe persendian berdasarkan strukturnya dan berdasarkan geraknya.
3.5.12 Menjelaskan struktur sistem otot dan mekanisme kerja otot.
4.5 Menyajikan karya tentang pemanfaatan teknologi dalam mengatasi gangguan sistem gerak melalui studi literatur
4.5.1 Membuat poster yang berisi informasi mengenai gangguan sistem gerak pada manusia.
Di dalam melakukan aktivitas sehari-hari pastinya kita melakukan banyak gerakan. Kemampuan yang dimiliki oleh manusia untuk bergerak tentunya dikarenakan adanya organ-organ yang mendukung tubuh manusia untuuk melakukannya. Di dalam biologi, kerjasama organ-organ tersebut dikenal dengan sistem gerak. Sistem gerak meliputi tulang atau rangka, otot, serta sendi-sendi.
Sistem gerak pada Manusia Meliputi:
1. Tulang/rangka
Rangka(skelet) merupakan rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi organ tubuh yang lunak. Tulang satu dnegan tulang yang lain dihubungkan oleh persendian (artikulasi). Sistem rangka yang terletak di dalam tubuh dilindungi oleh kulit dan otot disebut endoskeleton. Fungsi rangka antara lain sebagai berikut:
a. Memberikan bentuk tubuh dan menegakkan berdirinya tubuh.
b. Melindungi organ yang rusak dan sebagai alat gerak pasif.
c. Tempat melekatnya otot dan tempat pembentukan sumsum.36
Gambar 2.1 Struktur rangka manusia dan bagian-bagiannya.37
Secara garis besar, rangka manusia dibagi menjadi dua, yaitu rangka aksial (sumbu tubuh) dan rangka apendikuler (anggota tubuh).
a. Rangka aksial, rangka ini merupakan rangka yang tersusun dari tulang tengkorak, tulang belakang, tulang rusuk dan tulang dada.
b. Rangka apendikuler, rangka ini terkait dengan sistem gerak. Rangka apendikuler tersusun atas tulang anggota gerak atas dan anggota gerak bawah.
36Wasis dan Sugeng Yuli Irianto, Ilmu Pengetahuan Alam, ( Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 27.
37Wasis dan Sugeng Yuli Irianto, Ilmu Pengetahuan Alam..., h. 27.
Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tulang menyusun rangka tubuh terbagi atas empat jenis. Tulang-tulang tersebut meliputi tulang pipa(tulang panjang), tulang pipih, tulang pendek, dan tulang yang tidak berbentuk.
a. Tulang pipa (tulang panjang)
Tulang pipa bentuknya seperti tabung. Kedua ujungnya berbentuk bulat, sedangkan bagian tengahnya berbentuk silindris. Contohnya adalah tulang hasta. Hampir seluruh bagian tubuh terdiri atas tulang kompak dengan sedikit komponen tulang spongiose. Rongga-rongga tulang spongiose dan rongga sumsum pada tulang panjang mengandung sumsum tulang merah dan sumsum tulang kuning. Sumsum tulang merah merupakan tempat pembentukan sel daerah merah sedangkan sumsum tulang kuning terdiri atas sel lemak.
b. Tulang pendek
Tulang pendek berbentuk seperti kubus. Tulang ini mempunyai suatu inti berupa tulang spongiose yang dikelilingi oleh tulang kompak. Contohnya adalah tulang ruas-ruas tulang vertebrata, pangkal kaki dan pangkal lengan.
c. Tulang pipih
Tulang pipih mempunyai dua lapisan tulang kompak yang disebuut dengan lamina eksterna dan interna ossi kranii. Kedua lapisan ini dipisahkan oleh satu lapisan tulang spongiose. Contohnya adalah tulang belikat dan tulang rusuk.
d. Tulang tidak beraturan
Beberapa tulang memiliki bentuk tulang yang tidak beraturan. Contohnya pada tulang wajah dan tulang belakang.38
Berdasarkan jaringan penyusunya, tulang dibedakan atas tulang keras dan tulang rawan.
a. Tulang keras
Tulang keras adalah tulang yang padat dan keras karena tersusun dari 70% zat organik yang berbentuk serabut tebal dan padat yang salin menjalin(serabut kolagen). Ciri utamanya adalah adanya sel osteosit yang berperan dalam pembentukan matrik tulang. Tulang keras terdiri dari tulang kompak dan tulang spongiosa.
b. Tulang rawan
Tulang rawan tidak mengandung kristal kalsium fosfat karena tidak memiliki sel osteosit. Sel penyusun tulang rawan disebut sel kondrosit.
Berdasarkan ada tidaknya serabut, tulang rawan dibedakan menjadi tulang rawan hialin(tidak ada serabut), tulang rawan elastis(mengandung serabut elastis), dan tulang rawan fibrosa(mengandung serabut kolagen).39
Bagian-bagian rangka manusia berdasarkan posisi tulang sebagai berikut:
a. Tulang tengkorak, memiliki fungsi untuk melindungi otak. Otak merupakan organ yang lunak dan memiliki fungsi yang sangat penting sehingga harus dilindungi. Tulang tengkorak tersusun atas 22 tulang pipih
38Oman Karmana, Biologi, (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008), h. 93.
39Agung Wijaya, Biologi, (Jakarta: Grasindo, 2006), h. 32.
yang saling berhubungan dan membentuk rongga. Tulang tengkorak terbagi atas dua kelompok yaitu tulang tengkorak bagian kepala dan tulang tengkorak bagian muka. Tulang tengkorak tersusun atas 8 tulang penyusun kepala dan 14 tulang yang menyusun bagian wajah.
Gambar 2.2 Tulang tengkorak40
b. Tulang dada merupakan sebuah tulang pipih yang terdapat tepat ditengah- tengah dada. Tulang dada terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian hulu, bagian badan, bagian taju pedang. Bagian hulu melekat tulang selangka, sedangkan pada bagian bagan melekat tujuh pasang tulang rusuk, sedangkan pada bagian taju pedang tidak mendapatkan tulang yang melekat.
c. Tulang rusuk berfungsi untuk melindungi paru-Paru, jantung, dan alat pencernaan. Tulang rusuk juga disebut tulang iga, yang terdiri atas 12 ruas yaitu 7 pasang tulang sejati, 3 pasang rusuk palsu, dan 2 pasang rusuk melayang.
40Tjitjih Kurniasih, Sistem Organ Manusia, (Yogyakarta: Duepublish, 2018), h. 40.
Gambar 2.3 Tulang Rusuk41
d. Tulang gelang bahu, memiliki fungsi untuk melindungi bagian bahu yang terdiri atas: sepasang tulang belikat, sepasang tulang selangka.
e. Ruas-ruas tulang belakang disebut juga tulang belakang yang tersusun oleh 33 tulang dengan bentuk tidak beraturan. Ke 33 buah tulang tersebut terbagi menjadi 5 bagian yaitu:
1) 7 ruas tulang leher, ruang pertama disebut atlas, dan ruas kedua brupa tulang pemutar atau poros.
2) 12 tulang lainnya membentuk tulang punggung.
3) 5 ruas berikutnya merupakan tulang pinggang.
4) 5 ruas tulang kelangkangan terletak di bawah ruas-ruas pinggang.
5) Bagian bawah disebut tulang ekor yang tersusun atas 3 – 5 ruas telang belakang menyatu.
41Tjitjih Kurniasih, Sistem Organ Manusia,... h. 41.
Gambar 2.4 Ruas-ruas Tulang Belakang42
f. Tulang anggota gerak, terdiri atas tulang anggota gerak atas(lengan) dan tulang anggota gerak bawah(kaki).
1) Tulang penyusun anggota gerak atas tersusun atas:
a. Humerus atau tulang lengan atas
b. Radius dan ulna atau pengumpil dan hasta
c. Karpal atau pergelangan tangan yang tersusun atas 8 buah tulang d. Metakarpal atau telapak tangan
e. Palanges atau tulang jari-jari
42Tjitjih Kurniasih, Sistem Organ Manusia,... h. 42.
Gambar 2.5 Tulang Anggota Gerak Atas43 2) Tulang anggota gerak bawah tersusun atas:
a. Femur atau tulang paha
b. Tibia dan fibia atau tulang kering dan tulang betis c. Patela atau tempurung lutut
d. Tarpal atau tulang pergelangan kaki e. Metakarpal atau tulang telapak kaki
Gambar 2.6Tulang Anggota Gerak Bawah44
43Tjitjih Kurniasih, Sistem Organ Manusia,... h. 43.
2. Persendian
Tulang yang satu berhubungan dengan tulang yang lain untuk membentuk rangka tubuh dengan struktur jaringan penyambung yang dinamakan persendian.
Cairan pelumas(cairan sinoval) terdapat pada persendian. Otot dapat diiletakkan pada tulang oleh jaringan ikat yang dinamakan tendon. Adapun jaringan penghubung antartulang dinamakan ligawen. Berdasarkan pergerakannya, persendian dikelompokkan menjadi sinartrosis, amfiartrosis dan diartrosis.
a. Sinartrosis
Sinartrosis ini adlah persendian yang tidak memungkinkan terjadi gerakan. Tulang-tulang pada persendian ini dipersatukan oleh serabut jaringan ikat(sianrtrosis simfibrosis) atau oleh tulang rawan hialin (sinartrosis sinkondrosis). Contoh sinartrosis simfibrosis adalah hubungan antartulang tengkorak, sedangkan contoh sinartrosis sinkondrosis adalah hubungan antartulang vertebrata.
b. Amfiartrosis
Amfiartrosis ini adalah persendian tulang dengan gerakan sangat terbatas. Amfiatrosis ada dua macam yakni sinkondrosis dan sindesmosis.
Sinkondrosis adalah sendi yang dihubungkan dengan tulang rawa hialin seperti pelekatan tulang iga dan tulang dada. Sementara sindesmosis adalah sendi yang dihubungkan dengan ligamen dan jaringan ikat serabut seperti sendi yang terdapat di tulang kering dan betis.
44Tjitjih Kurniasih, Sistem Organ Manusia,... h. 44.
c. Diartrosis
Diartrosis ini adalah persendian yang menyebabkan gerakan bebas dan biasanya terjadi pada tulang-tulang panjang dan memiliki mobilitas cukup besat. Ujung-ujung tulang biasanya tertutupi oleh tulang rawan. Selain itu, pada ujung tulang terdapat rongga sinoval untuk memudahkan gerakan.
Hubungan antartulang tersebut dibungkus oleh pembungkus jaringan fibrosa.
Hubungan diartrosis dibagi atas sendi peluru, sendi engsel, sendi putar, sendi pelana dan sendi geser.45
1) Sendi peluru, merupakan persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan paling bebas. Sendi ini terdapat pada hubungan antartulang lengan atas dan tulang belikat serta hubungan antara tulang panggul dan tulang paha.
2) Sendi engsel, merupakan persendian yang menyebabkan gerakan satu arah. Sendi ini terdapat pada bagian lutut, siku dan ruas-ruas jari.
3) Sendi putar, merupakan persendian yang menyebabkan gerakan berputar atau rotasi. Sendi ini terdapat pada pergelangan tangan, pergelangan kaki, hubungan antar tulang tengkorak dan tulang atlas, serta hubungan antara humerus, radius dan ulna.
45Diah Aryulina, dkk., Biologi, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 101.
4) Sendi pelana, merupakan persendian yang bentuk sendi seperti pelana. Sendi ini terdapat pada hubungan antartulang telapak tangan dan tulang pergelangan tangan.
5) Sendi luncur atau geser, merupakan persendian yang mengakibatkan gerakan menggeser, satu tulang meluncur di atas tulang yang lain. Sendi ini terdapat pada ruas-ruas tulang belakang.46
Gambar 2.7 Bentuk-bentuk Sendi47 3. Macam-macam kelainan tulang dan otot
Gangguan atau kelainan pada sistem gerak dapat terjadi pada tulang dan otot. Gangguan tersebut terjadi akibat aktivitas atau beban gerak yang berlebihan, pengaruh vitamin atau terjadinya infeksi oleh mikroorganisme. Berikut beberapa kelainan-kelainan pada otot dan tulang:
a. Gangguan retak dan patah tulang
b. Ankilosis: sendi tidak dapat digerakkan karena seolah-seolah tulang sendi menyatu
46Diah Aryulina, dkk., Biologi..., h. 101.
47Oman Karmana, Biologi,... h. 102.
c. Artritis eksudatif: sendi sakit apabila digerakkan karena peradangan getah sendi
d. Artrilis sika: sendi sakit disebabkan berkurangnyaminyak sendi
e. Skoliosis: tulang belakang melengkung kearah samping sehingga terkesan badan melengkung kekiri atau kekanan
f. Kifosis: terjadinya perubahan arah kelengkungan tulang belakang ke daerah penggung sehingga tampak bungkuk.
g. Lordosis: jika ruas tulang belakang bagian lumbalatau pinggang tertarik kedepan sehingga posisi tegak, kepala seperti tertarik ke belakang.
h. Osteoporosis: gangguan tulang dengan gejala rupuh tulang keras yang diakibatkan hormon kelamin pria atau wanita.
i. Rakitis: penyakit tulang karena kekurangan vitamin D sehingga tulang menjadi kurang keras
j. Atropi: gangguan otot yang mengecil dan kehilangan kemampuan kontraksi sehingga penurunan ukuran dsampai 25%
k. Hipertropi: otot menjadi besar dan kuat karena sering dilatih secara berlebihan
l. Tetanus: kejang otot terus menerus yang disebabkan oleh racun bakteri Clostridium tetani.48
48Gunawan Susilowarno, dkk., Biologi, (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 101-102.
E. Uji Kelayakan
Uji kelayakan adalah suatu langkah yang dilakukan untuk mengetahui apakah media pembelajaran yang telah dihasilkan layak untuk digunakan oleh guru dan siswa disekolah. Uji kelayakan dilakukan oleh ahli yang mempunyai bidang dibagian media, baik ahli media maupun ahli materi, dengan adanya uji kelayakan dapat mengetahui seberapa penting peranan media yang telah dihasilakn untuk digunakan di sekolah.49
Uji Kelayakan merupakan uji yang dilakukan terhadap produk atau untuk menilai apakah produk yang dikembangkan ditolak atau diterima.50 Uji kelayakan yang dimaksud disini adalah uji kelayakan media dalam bentuk E-handout berbasis Mind mapping pada materi sistem gerak untuk siswa kelas XI SMA dengan aspek-aspek penilaian meliputi uji kelayakan ahli media (aspek format dan tampilan, aspek bahasa, dan aspek desain), uji kelayakan ahli materi (cakupan materi, teknik penyajian, penggunaan bahasa dan hakikat konstektual).
Setelah validator melihat dan memberikan nilai untuk aspek yang terdapat pada output yang dihasilakn serta sudah layak atau valid untuk digunakan sebagai penunjang pembelajaran biologi, maka outpute-handout berbasis mind mapping sistem gerak akan diberikan kepada siswa dalam proses belajar mengajar.
49Cecep Kustandi dan Daddy Darmawan, Pengembangan Media Pembelajaran, (Jakarta:
Kencana, 2020), h.111.
50Abidatul Afiyah, “Analisis Studi Kelayakan...h. 2.
F. Respon Siswa
Respon adalah hasil dari prilaku stimulus yaitu aktivitas dari orang yang bersangkutan, tanpa memandang apakah stimulus tersebut dapat diindentifikasikan atau tidak dapat diamati. Respon tersebut timbul bila ada rangsangan yang kemudian respon sehingga timbul untuk berperilaku. Respon siswa terhadap media pembelajaran dapat berupa respon positi dan respon negatif.51 Respon positif siswa dapat menjadikan tolak ukur bahwa siswa merasa lebih nyaman dengan media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Respon adalah reaksi sosial yang dilakukan siswa dalam menanggapi pengaruh atau rangsangan dari situasi yang dilakukan orang lain. Sebagai seorang pendidkan sangatlah penting untuk dapat mengetahui respon siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Pendidik diharapkan dapat memahami cari berpikir siswa dan pendidik mampu mengarahkan siswa untuk mengubah cara berpikir yang baik dan benar.52
Indikator respon siswa dalam penelitian ini meliputi motivasi belajar, efektivitas media, bahasa dan komunikasi. Respon yang dimaksud dalam penelitian ini adalah respon siswa terhadap media e-handout berbasis mind mapping pada materi sistem gerak kelas XI di SMAN 2 Aceh Barat Daya.
51Alviana, dkk, “Analisa Sensitivitas Respon Konsumen dari Ekstensifikasi Merek (Brand Extension) pada Sabun Mandi Cair Merek Citra”, Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol.16, No.2, (2016), h.271-282.
52Ketut Sepdyana Kartini dan Nyoman Tri Anindia Putra, “Respon Siswa Terhadap Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Android”, Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia, Vol.4, No.1, (2020), h.13.
Ketertarikan siswa terhadap media dapat dijadikan guru sebagai tolak ukur keberhasilan dalam proses pembelajaran. Sebagai besar perhatian siswa akan terfokus pada proses pembelajaran jika siswa sudah tertarik sehingga siswa akan lebih berperan aktif dan memberikan respon yang positif. Respon siswa dapat diukur dengan menggunakan lembar angket yang kemudian akan dianalisis dengan menghitung rata-rata keseluruhan skor yang telah dibuat.