KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERDASARKAN OBJEK MATEMATIKA DI SDIT CAHAYA MADANI
LUBUK SIKAPING TAHUN PELAJARAN 2020/2021
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Program Strata Satu (S-1) Pendidikan Matematika
Reka Menyuparni NIM. 2414.022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI
2021 M / 1441H
ABSTRAK
Skripsi ini atas nama Reka Menyuparni, 2414.022 yang berjudul “Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berdasarkan Objek Matematika di SDIT Cahaya Madani Lubuk Sikaping Tahun Pelajaran 2020/2021.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran matematika peminatan kelas IV SDIT Cahaya Madani Lubuk Sikaping yaitu, sering kali siswa tidak bisa menyelesaikan soal terutama soal aplikasinya.
Siswa melakukan berbagai macam kesalahan misalnya salah dalam memahami soal, kurang teliti menghitung, salah dalam penerapan rumus, dan lain-lain. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bentuk kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal trigonomteri pada pembelajaran matematika Kelas IV SDIT Cahaya Madani Lubuk Sikaping Tahun Pelajaran 2020/2021. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui bentuk kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika pada pembelajaran matematika Kelas IV SDIT Cahaya Madani Lubuk Sikaping Tahun Pelajaran 2020/2021.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDIT Cahaya Madani Lubuk Sikaping tahun pelajaran 2020/2021. Pengambilan sampel dilakukan dengan melihat kelas yang rendah dalam mata pelajaran Matematika Peminatan. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDIT Cahaya Madani Lubuk Sikaping yang berjumlah 20 orang. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah soal tes essay.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh persentase bentuk kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal trigonometri mata pelajaran matematika peminatan adalah kesalahan fakta 9,7%, kesalahan konsep 12,5%, kesalahan operasi 12,5%, dan kesalahan prinsip 23,%. Kesalahan teradi terbanyak pada kesalahan prinsip.
Kata Kunci: Kesalahan Menyelesaikan Soal, Objek Matematika
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atass egalarahmat dan karunia-Nya, rasa cinta pada Nabi Muhammad S.A.W teladan semua umat. Akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berdasarkan Objek Matematika di SDIT Cahaya Madani Lubuk Sikaping Tahun Pelajaran 2020/2021.”.
Penghargaan dan penghormatan serta cinta terbesar penulis tunjukan kepada orangtua yang telah melahirkan, membesarkan penulis dengan cinta kasih yang tak terhingga serta senantiasa memberikan semangat dalam mencapai cita- cita. Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan dan ketulusan hati.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr.Ridha Ahida, M.Hum, selakuRektorInstitut Agama Islam Negeri (IAIN)Bukittinggi.
2. Bapak Dr. Asyari, S.Ag, M.Si selaku Wakil I Rektor IAIN Bukittinggi.
3. Bapak Novri Hendri, M.Ag selaku Wakil II Rektor IAIN Bukittinggi.
4. Bapak Dr.Miswardi,S.H,M.Hum, selaku Wakil III Rektor IAIN Bukittinggi.
5. Ibu Dr. Zulfani Sesmiarni, M.Pd, selaku Dekan FakultasTarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Bukittinggi.
6. Bapak Dr.Iswantir M, M.PdI, selaku Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Bukittinggi.
7. Bapak Charles, M.PdI, selaku Wakil Dekan II Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Bukittinggi.
8. Bapak Dr.Supratman Zakir, M.Pd.,M.Kom, selaku Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Bukittinggi.
9. Bapak Tasnim Rahmat, M.Sc, selakuKetua Prodi Pendidikan Matematika.
10. Ibu Haida Fitri, M.Si, selaku Pembimbing.
11. Ibu Isnaniah, M.Pd, selaku Penasehat Akademik.
12. Bapak Novi Zulfikar, S.Sos, M.AP selaku Kepala Pustaka.
13. Bapak/Ibu dosen sertastaf pengajar Program Studi Pendidikan Matematika 14. Bapak Mardianton, S.H, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDIT Cahaya Madani
Lubuk Sikaping.
15. Ibu Hidayatul Rahmi, S.Pd, selaku guru mata pelajaran matematika Kelas IV SDIT Cahaya Madani Lubuk Sikaping.
Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang konstruktif dari semua pihak. Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi pengelola pendidikan dimasa yang akan datang. Semoga segala bimbingan, bantuan dan dukungan yang telah diberikan akan dibalas oleh Allah SWT Aamiin Ya Rabbal
‘Alamiin.
Bukittinggi, Agustus 2021 Penulis
Reka Menyuparni NIM: 2414.022
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Batasan Masalah... 5
D. Tujuan Masalah ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Definisi Operasional... 6
BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat Matematika ... 8
B. Karakteristik Matematika ... 9
C. Objek Matematika ... 11
D. Penelitian Relevan ... 14
E. Kerangka Konseptual ... 15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 17
B. Tempat Penelitian... 17
C. Subjek Penelitian ... 18
D. Instrument Penelitian ... 18
E. Prosedur Penelitian... 19
F. Teknik Pengumpulan Data ... 20
G. Teknik Analisis Data ... 21
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 25
B. Pembahasan ... 43
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 49
B. Saran ... 50 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1 : Jawaban Data Awal ... 50
Lampiran 1 : Jawaban UAS ... 51
Lampiran 1 : Soal dan Jawaban ... 52
Lampiran 2 :Tabel kesalahan keseluruhan ... 53
Lampiran 3 : Lembar jawaban siswa ... 55
Lampiran 4 :surat izin penelitian... 56
DAFTAR TABEL
TABEL
1.1 Persentase Ketuntasan Nilai Ulangan Harian ... 4
4.1 Deskripsi kesalahan soal ke 1 (nomor 36) ... 25
4.2 Deskripsi kesalahan soal ke 2 (nomor 37) ... 28
4.3 Deskripsi kesalahan soal ke 3 (nomor 38) ... 33
4.4 Deskripsi kesalahan soal ke 4 (nomor 39) ... 37
4.5 Deskripsi kesalahan soal ke 4 (nomor 40) ... 40
4.5 Deskripsi Seluruh Kesalahan Siswa ... 46
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
1.2 Gambar Nilai Ulangan Harian ... 4
2.1 Skema Kerangka Konseptual ... 15
4.1 Kesalahan Fakta Soal Nomor 36 ... 26
4.2 Kesalahan Fakta Soal Nomor 36 ... 26
4.3 Kesalahan Konsep Soal Nomor 36 ... 27
4.4 Kesalahan Operasi Soal Nomor 36 ... 27
4.5 Kesalahan Prinsip Soal Nomor 36 ... 28
4.6 Kesalahan Fakta Soal Nomor 37 ... 29
4.7 Kesalahan Fakta Soal Nomor 37 ... 30
4.8 Kesalahan Konsep Soal Nomor 37 ... 30
4.9 Kesalahan Operasi Soal Nomor 37 ... 31
4.10 Kesalahan Operasi Soal Nomor 37 ... 31
4.11 Kesalahan Operasi Soal Nomor 37 ... 31
4.12 Kesalahan Prinsip Soal Nomor 37 ... 31
4.13 Kesalahan Fakta Soal Nomor 37 ... 31
4.14 Kesalahan Prinsip Soal Nomor 37 ... 32
4.15 Kesalahan Prinsip Soal Nomor 37 ... 32
4.16 Kesalahan Prinsip Soal Nomor 37 ... 32
4.17 Kesalahan Prinsip Soal Nomor 37 ... 33
4.18 Kesalahan Konsep Soal Nomor 38 ... 34
4.19 Kesalahan Operasi Soal Nomor 38 ... 35
4.20 Kesalahan Operasi Soal Nomor 38 ... 35
4.21 Kesalahan Operasi Soal Nomor 38 ... 35
4.22 Kesalahan Operasi Soal Nomor 38 ... 35
4.23 Kesalahan Prinsip Soal Nomor 38 ... 36
4.24 Kesalahan Prinsip Soal Nomor 38 ... 36
4.25 Kesalahan Prinsip Soal Nomor 38 ... 36
4.26 Kesalahan Prinsip Soal Nomor 38 ... 37
4.27 Kesalahan Operasi Soal Nomor 29 ... 38
4.28 Kesalahan Prinsip Soal Nomor 29 ... 38
4.29 Kesalahan Prinsip Soal Nomor 29 ... 38
4.30 Kesalahan Prinsip Soal Nomor 29 ... 39
4.31 Kesalahan Prinsip Soal Nomor 29 ... 39
4.32 Kesalahan Fakta Soal Nomor 40 ... 41
4.33 Kesalahan Konsep Soal Nomor 40 ... 41
4.34 Kesalahan Konsep Soal Nomor 40 ... 41
4.35 Kesalahan Operasi Soal Nomor 40 ... 42
4.36 Kesalahan Operasi Soal Nomor 40 ... 42
4.37 Kesalahan Prinsip Soal Nomor 40 ... 42
4.38 Kesalahan Prinsip Soal Nomor 40 ... 42
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah hal penting dalam tatanan bangsa, dengan adanya pendidikan yang baik maka akan tercipta tatanan masyarakat yang sejahtera, madani, dan bermartabat. Pendidikan bangsa juga merupakan modal besar dalam pembangunan. Pemerintahpun menunjukan suatu kepedulian yang sangat besar terhadap pendidikan, dan menetapkan suatu rumusan jelas tentang tujuan pendidikan Nasional yang terdapat dalam Undang–Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003, yaitu:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1
Dari definisi di atas dapat disimpulkan tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas ke depan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan yang tentunya dalam bentuk belajar.
1Departeman Pendidikan Nasional, Undang–Undang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta:
Depdiknas,2003),hal.11
Matematika merupakan salah satu ilmu yang dapat menunjang keberhasilan pendidikan suatu bangsa. Ruang lingkup matematika sangat luas bukan sekedar menghafal rumus dan kecepatan menghitung. Banyak sekali penerapan matematika yang telah kita rasakan, akan tetapi matematika masih saja dianggap sebagai mata pelajaran yang paling menakutkan bagi para siswa, sehingga minat siswa kurang terhadap pelajaran matematika, “padahal matematika adalah bak kunci yang membuka pintu-pintu dunia ilmu yang lain”.2
Sebagian besar siswa masih berpendapat bahwa matematika merupakan pelajaran yang sukar dan kurang disenangi oleh mereka. Hal tersebut disebabkan oleh banyak faktor, antara lain: siswa tidak mengetahui tujuan, manfaat, hakekat dan fungsi matematika itu sendiri. Oleh karena itu, guru harus membantu kesulitan yang dihadapi siswa tersebut, agar siswa tidak merasakan kesukaran dalam mempelajari matematika, dan dapat dengan mudah dalam menyelesaikan soal matematika. Sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Asy-Syarh ayat 5-7, yaitu:
ا ًر ۡسُي ِر ۡسُعۡلٱ َعَم َّنِإَف ا ٗر ۡسُي ِر ۡسُعۡلٱ َعَم َّنِإ٥
٦ ۡبَصنٱَف َت ۡغ َرَف اَذِإَف ٧
Artinya : 5. Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, 6.
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. 7. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).
2Yunsirno, KeajaibanBelajar, (Pontianak: PustakaJenius Publishing, 2010), h.96
Kesulitan belajar matematika tidak hanya dialami oleh siswa yang berkemampuan dibawah rata-rata tetapi juga dapat dialami oleh siswa dengan tingkat kemampuan dari kalangan dan kelompok manapun dengan tingkat dan jenis kesulitan bergam.3 Soedjadi mengatakan bahwa kesulitan yang dialami oleh siswa akan memungkinkan terjadinya kesalahan sewaktu menjawab soal tes. Sebagaimana yang sudah dijelaskan oleh Soedjadi, kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menjawab soal merupakan bukti adanya kesulitan yang dialami oleh siswa pada materi tersebut.4
Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak untuk memperoleh peluang dalam mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Namun dari kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa setiap siswa memiliki perbedaan dalam kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga dan lainya.
Hal ini salahsatunya ditunjukkan dengan ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika dan adanya kesalahan penyelesaian soal.
Kesalahan siswa dapat dilihat dari objek dasar yang dipelajari dalam matematika. Menurut R.Soedjadi ada empat objek dasar dalam matematika,
3Jurnal Pendidikan Matematika. Volume 2, Nomor 1, Maret-Agustus 2015, hal 25-40
4Bunga Ayu D. P., dkk, Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Materi Aljabar Siswa Kelas VIII Smp Negeri 2 Bangil,Jurnal Kadikma, Vol. 6, No. 2, Agustus 2015, hal. 120, diakses pada tanggal 19 Februari 2018.
yaitu: Fakta, konsep, operasi dan prinsip.5 Kesalahan tersebut dapat diketahui guru selama proses belajar mengajar dikelas, maupun dari hasil pekerjaan siswa dalam menyelesaikan soal matematika yang diberikan guru.
Adanya kesalahan dalam penyelesaian soal matematika perlu mendapat perhatian, kesalah tersebut perlu diidentifikasi. Informasi tentang kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika dapat digunakan untuk meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar matematika dan akhirnya diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika.
Tabel 1.1 Persentase Ketuntasan Penilaian Akhir Semester Ganjil Matematika Kelas VII Tahun Pelajaran 2020/2021.
KKM Kelas Jumlah
Siswa Nilai rata-rata Persentase Kentuntasan Tuntas Tidak Tuntas
75 Pa 10 75,3 40% 60%
Pi 10 74,8 50% 50%
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika. Beberapa kesalahan yang terjadi di kelas IV yaitu siswa belum memahami konsep dalam matematika, mengalami kesulitan dalam merencanakan penyelesaian soal dan masih belum
5 R.Soedjadi, Kiat Pendidikan Matemtika Indonesia, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, 2000), hal 3
menguasai cara penyelesaian soal. Hal ini disebabkan karena siswa tidak memperhatikan dengan baik apa yang dijelaskan oleh guru sehingga siswa kesulitan untuk menguasai materi dan tidak mampu menyelesaikan soal pada materi tersebut.
Hal ini bisa dilihat dari lembar jawaban siswa kelas IV dibawah ini:
Gambar 1.1
Gambar 1.2
Selain kesalahan diatas, siswa juga melakukan kesalahan prosedur dan kesalahan prinsip, adapun kesalahan prosedur yang dilakukan siswa adalah salah dalam perhitungan. Siswa sering keliru dalam operasi penjumlahan dan perkalian.
Dari kesalahan yang dilakukan, terlihat bahwa jawaban siswa masih terdapat kesalahan. Pada gambar 1.1 siswa siswa tidak mendapatkan kesulitan
pada soal tersebut, siswa sudah menjawab dengan benar. Pada soal 1.2 siswa mengalami kesulitan dalam penjabaran dan pada proses penjumlahan.
Dengan adanya beberapa masalah di atas, maka peneliti tertarik meneliti tentang kesulitan siswa berdasarkan objek matematika yaitu kesalahan fakta, konsep, prosedur dan prinsip pada pelajaran matematika di kelas IV SDIT Cahaya Madani Lubuk Sikaping. Adapun alasan peneliti mengambil kelas IV SDIT Cahaya Madani sebagai subjek penelitian karena kelas IV mempelajari dasar pada matematika.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul: “Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Bedasarkan Objek Matematika di SDIT Cahaya Madani Lubuk Sikaping Tahun Ajaran 2020/2021.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika.
2. Siswa tidak fokus saat dalam pembelajaran matematika.
3. Siswa kurang bersemangat dalam belajar.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah dan identifikasi masalah, maka dalam penelitian ini dapat lebih fokus dan terarah. Oleh karena keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti baik dalam hal kemampuan, dana, waktu dan tenaga, maka penelitian ini dibatasi pada kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika berdasarkan objek matematika.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban atas masalah yang telah dirumuskan yaitu: Untuk mendeskripsikan kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika berdasarkan objek matematika di SDIT Cahaya Madani Lubuk Sikaping.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan peneliti khususnya dalam bidang pendidikan.
2. Bagi Siswa :
a) Siswa dapat mengembangkan kemampuan dalam pembelajaran b) Siswa bisa memotivasi lebih lagi dirinya dalam belajar
c) Siswa dapat memenuhi pentingnya matematika dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mendorong siswa mempelajari matematika.
3. Bagi Guru
a) Sebagai masukan guru dalam pembelajaran matematika agar dapat menerapkan pembelajaran yang menunjang peningkatan penyelesaian soal matematika
b) Sebagai bekal pengetahuan dan pengalaman bagi guru dalam upaya meningkakan kualitas siswa dalam belajar matematika
4. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan berharga begi sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan matematika khususnya pada kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika dimasa yang akan datang.
F. Defenisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan dan untuk memperjelas dalam penafsiran judul penelitian, peneliti merasa perlu menjelaskan istilah yang dapat mewakili judul secara keseluruahan :
1. Kesulitan adalah keadaan yang sulit, sesuatu yang sulit. Menurut KBBI adalah sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan)
2. Soal Matematika
Soal menurut KBBI adalah apa yang menurut jawaban dan sebagainya (pertanyaan dalam hitungan dan sebagainya). Matematika adalah ilmu
tentang bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai masalah bilangan.6
6 Depdiknas Kamus Besar Bahasa Indonesia,...., hal 927
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Hakikat Matematika
Istilah mathematics (Inggris), mathematika (Jerman), mathematique (Perancis), matematico (Itali), matematiceski (Rusia), atau mathematic/wiskunde (Belanda) berasal dari perkataan latin mathematica, yang mulanya diambil dari perkataan Yunani, mathematike, yang berarti
“relating to learning”.Perkataan itu mempunyai akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science).Perkataan mathematike berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu mathamein yang mengandung arti belajar (berpikir).
Matematika adalah suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalitas dan individualitas.7 Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi ini dilandasi oleh perkembangan matematika dibidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, dan matematika diskrit. Oleh karena itu, untuk menguasai dan memanfaatkan
7Hamzah B.Uno, Model pembelajaran, (Jakarta: Bumi aksara, 2008), hal 129
teknologi dimasa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini (Depdiknas, 2006).
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tantang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) dalam Pasal 37 sudah menunnjukkan pentingnya matematika dalam perkembangan berpikir siswa yang mewajibkan matemtaika sebagai salah satu mata pelajaran wajib bagi siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, yang selanjutnya dikatakan dengan matematika sekolah.8
B. Karakteristik Matematika
Ada beberapa karakteristik matematika yang dapat merangkum matematika secara umum sebagai berikut:9
1. Memiliki Objek Kajian yang Abstrak
Dalam matematika, objek dasar yang dipelajari adalah abstrak, yang sering juga disebut sebagai objek mental. Dimana objek-objek tersebut merupakan objek pikiran yang meliputi fakta, konsep, operasi, maupun prinsip. Dari objek-objek dasar tersebut disusun suatu pola struktur matematika.
2. Bertumpu pada Kesepakatan
8Zahra Chairani. Metakognisi Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematika, (Yogyakarta:
Depublish, 2016), hal 1-2
9 R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika Di Indonesia, (DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL, 2000), hal 11
Kesepakatan dalam matematika merupakan ikatan yang mengikat untuk menghindari pembuktian yang berputar-putar.
Kesepakatan yang mendasar adalah aksioma dan konsep primitif.
Aksioma merupakan pernyataan yang tidak perlu dibuktikan kebenarannya, sedangkan konsep primitif bertujuan memberikan pengertian pangkal yang tidak seharusnya didefinisikan.
3. Berpola Pikir Deduktif
Matematika dikenal sebagai ilmu deduktif. Ini berarti proses pengerjaan matematika harus bersifat deduktif. Matematika tidak menerima generalisasi berdasarkan pengamatan (induktif), tetapi harus berdasarkan pembuktian deduktif. Dasar pembuktian deduktif yang berperan besar dalam matematika adalah kebenaran, suatu penyataan haruslah didasarkan pada kebenaran pernyataan-pernyataan sebelumnya.
4. Memiliki Simbol yang Kosong dari Arti
Model atau simbol matematika sesungguhnya kosong dari arti.
Ia akan bermakna sesuatu bila kita mengaitkannya dengan konteks tertentu. Secara umum, hal ini pula yang membedakan simbol matematika dengan simbol bukan matematika. Kosongnya arti dari model-model matematika itu merupakan “kekuatan” matematika, yang dengan sifat tersebut ia bisa masuk pada berbagai macam bidang kehidupan.
5. Memperhatikan Semesta Pembicaraan
Matematika memperhatikan semesta pembicaraan artinya penyelesaian dalam matematika harus disesuaikan dengan semesta pembicaraan. Simbol-simbol akan bermakna jika ruang lingkup pembicaraannya jelas.
6. Konsisten dalam Sistemnya
Matematika konsisten dalam sistemnya artinya dalam matematika banyak sistem yang saling berkaitan satu sama lainnya dan ada juga yang tidak saling berkaitan. Di dalam masing-masing sistem berlaku konsistensi atau ketaatazasan, artinya bahwa dalam sistem tidak boleh terdapat kontradiksi. Suatu teorema ataupun definisi harus menggunakan istilah atau konsep yang diterapkan terlebih dahulu. Konsistensi itu baik dalam makna maupun dalam hal nilai kebenaran.
C. Objek Matematika
Dalam matematika, objek dasar yang dipleajari adalah abstrak. Objek dasar itu meliputi, yaitu : fakta, konsep, Operasi dan prinsip10. Adapun objek dasar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Fakta, adalah suatu konvensi yang merupakan satu cara khas untuk menyajikan ide matematika dalam bentuk kata atau simbol, dengan
10 R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika Di Indonesia, (DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL, 2000), hal 13
demikian fakta dalam matemtika adalah segala sesuatu yang telah disepakati, dia dapat berupa simbol atau lambang dan dapat pula berupa kata-kata. Bila ada seseorang yang mengucapkan kata “tiga”, maka yang akan terbayangkan dalam benak kita simbol angka “3”. Sebaliknya, bila kita melihat simbol “3”, maka padanan yang kita buat adalah kata “3”, kata tiga dan simbol 3 merupakan fakta dalam matematika.
2. Konsep, adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau mengklarifikasikan sekumpulan objek. Seseorang yang memahami suatu konsep akan dapat meyatakan apakah sesuatu termasuk dalam konsep yang dipahaminya atau tidak. Contoh: Segi empat, bilangan real, vektor, fungsi dan kubus.
3. Operasi adalah aturan untuk mendapatkan elemen tunggal dari suatu atau lebih yang diketahui. Contoh: Operasi tambah merupakan suatu operasi yang bermakna bila ada dua elemen yang dioperasikan. Misal: 4 + 5 = 9, bilangan 4 dan 5 adalah yang dioperasikan, dan 9 adalah hasil operasi.
4. Prinsip, adalah objek matematika yang paling kompleks. Kekomplekkan tersebut dikarenakan adanya sekelompok konsep yang dikombinaskan dengan suatu relasi. Jadi prinsip merupakan hubungan antara dua atau lebih objek matematika. Contoh: jumlah tiga bilangan ganjil adalah bilangan
ganjil. Selain itu prinsip dapat berupa “aksioma”, “sifat”, “teorema”, dan sebagainya.11
Berdasarkan objek matematika, yaitu fakta, konsep, operasi, dan prinsip. Adapun klasifikasi kesalahan yang dapat dilakukan siswa berdasarkan objek matematika tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Kesalahan Fakta
Kesalahan fakta adalah kekeliruan dalam menuliskan konvensi- konvensi yang dinyatakan dalam simbol-simbol matematika. Contohnya kesalahan dalam mengubah permasalahan kedalam bentuk model matematika, kesalahan dalam menginterpretasikan hasil yang didapatkan dan kesalahan dalam menuliskan simbol matematika.12
2. Kesalahan Konsep
Kesalahan konsep adalah kesalahan yang dilakukan siswa dalam menafsirkan istilah konsep dan prinsip. Menurut soedjadi, kesalahan konsep adalah kekeliruan dalam menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek. Indikator kesalahan konsep menurut Kastolan (dalam sahriah, dkk) adalah sebagai berikut: 1) salah dalam menentukan rumus atau teorema atau definisi dalam menjawab masalah, 2) penggunaan rumus, torema atau definisi yang tidak sesuai dengan kondisi persyaratan
11 Isnaniah, Pengantar Dasar Matematika (Terintegrasi dengan Al-Qur’an), (IAIN Bukittinggi Press:
2017), Hal 21
12 Akbar Wahbi, dkk, Analisisi Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Faktorisasi Suku Aljabar Ditinjau Dari Objek Matematika Pada Siswa Kelas VIII SMP Negari 15 Kendari , Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika, Vol. 3, No. 1, Januari 2015, hal 20
berlaku rumus, teorema atau definisi tersebut, 3) tidak menuliskan rumus, teorema atau definisi tersebut untuk menjawab suatu masalah.13
3. Kesalahan Operasi
Menurut Soedjadi, kesalahan operasi adalah kekeliruan dalam pengerjaan hitungan, pengerjaan aljabar dan pengerjaan matematika yang lain. Contohnya kesalahan dalam menjumlahkan, mengurangkan, dan kesalahan dalam operasi matemtika lainnya.14
4. Kesalah Prinsip
Menurut Soedjadi kesalahan prinsip adalah kekeliruan dalam mengaitkan beberapa fakta atau beberapa konsep. Contoh, kesalahan dalam mengunakan rumus ataupun teorema serta kesalahan dalam menggunakan prinsip-prinsip sebelumnya.15
Dengan melihat variasi kesulitan di atas maka guru dapat membantu siswa memperbaiki kesulitan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matematika . Berdasarkan pengelompokan di atas terlihat bahwa tidak ada pedoman atau standar untuk menklasifikasikan kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika. Tipe kesulitan yang dilakukan siswa bermacam-macam tergantung dari aspek mana kesalahan itu ditinjau. Jenis kesulitan dalam penelitian ini dapat diamati dari hasil kerja siswa dalam
13 Akbar Wahbi, dkk,...., hal 20
14 Akbar Wahbi, dkk,..., hal 21
15 Akbar Wahbi, dkk,,...., hal 21
menyelesaikan soal matematika. Berdasarkan uraian tersebut, hubungannya dengan penelitian ini adalah kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal matematika yang ditinjau dari objek matematikanya yaitu kesalahan fakta, kesalahan konsep, kesalahan aturan (prinsip) dan kesalahan keterampilan (prosedur).
D. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini dilakukan oleh Yani Kartika Sari yang berjudul
“Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Pecahan Bentuk Aljabar Kelas VII.5 SMPN 1 Tilatang Kamang Tahun Pelajaran 2018/2019.”
Peneliti ini meneliti tentang kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal bentuk pecahan menggunakan tes soal dan wawancara.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Lina Utami yang berjudul Analisis Kesulitan Siswa SMP Kelas VII dalam menyelesaikan soal operasi hitung bilangan dan solusi pemecahannya.
Penelitian ini mengaalisis tentang kesulitan siswa SMP Kelas VII dalam menyelesaikan soal operasi hitung bilangan dan solusi pemecahannya. Dari hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa kesalahan yang dialami siswa adalah kesalahan fakta, konsep, kesalahan prinsip, dan kesalahan operasi.
E. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan kerangka pola berpikir peneliti tentang pelaksanaan penelitian, sehingga lebih memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Berawal dari landasan teori, kemudian objek yang dipelajari adalah fakta, konsep, prinsip dan operasi. Kemungkinan siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep, prinsip dan prosedural atau operasi. Karena ketidakmampuan dalam memahaminya menimbulkan kesulitan pada siswa. Oleh karena itu perlu untuk mengetahui bentuk kesulitan siswa terutama pada fakta, konsep, prinsip dan operasi.
SISWA
Objek Matematika
Fakta
Kesulitan Menyelesaikan Soal Berdasarkan Objekmatematika
Konsep Prinsip Operasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. 16Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud membuat deskripsi mengetahui situasi-situasi atau kejadian-kejadian tertentu.17 Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan secara apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan.18 Dengan kata lain, penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian masalah-masalah aktual sebagai adanya pada saat penelitian dilaksanakan.
B. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan informasi yang lebih jelas, lengkap, serta memungkinkan dan mudah bagi penulis untuk melakukan penelitian.Oleh karena itu, maka penulis menetapkan lokasi penelitian yaitu di SDIT Cahaya Madani Lubuk Sikaping Kelas IV.
16 Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif, (Malang: Malang Pers, 2008), hal 148
17 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hal.76
18 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hal 234
C. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, subjek penelitian yaitu siswa kelas IV SDIT Cahaya Madani Lubuk Sikaping yang terdiri dari 20 orang. Pemilihan ini berdasarkan pertimbangan bahwa kelas IV SDIT Cahaya Madani merupakan kelas yang memiliki kemampuan lebih rendah dalam matematika.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis yang diberikan kepada siswa digunakan untuk mengetahui bentuk kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika secara umum. Selain itu, sebagai data awal tentang bentuk kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal pada materi trigonometri yang didapatkan melalui hasil tes.
a) Menyusun tes
Dalam menyusun tes penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Menentukan tujuan untuk mengadakan tes.
Tujuan untuk mengadakan tes yaitu untuk mengetahui bagaimana kesalahan siswa kelas IV SDIT dalam menyelesaikan soal matematika.
2) Mengadakan batasan terhadap bahan yang akan disajikan, yaitu pada soal matematika.
3) Menentukan tipe soal
Tipe soal yang digunakan adalah soal uraian dan jawabannya yang akan digunakan untuk analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal pada soal matematika.
4) Membuat kisi-kisi soal uji coba tes kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika. Kisi-kisi soal uji coba tes kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika.
5) Menyusun soal uji coba berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.
6) Membuat kunci jawaban soal uji coba.
7) Melakukan validasi soal uji coba.
8) Melakukan uji coba.
9) Menganalisis hasil uji coba.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah langkah-langkah atau urutan yang harus dilalui atau dikerjakan oleh suatu penelitian. Secara garis besar prosedur penelitian terdiri dari tiga tahap:
1. Tahap Persiapan
Tahap ini adalah tahap dimana semua penelitian dipersiapkan, seperti hal-hal berikut:
a. Menetapkan tempat dan jadwal penelitian. Penelitian ini dilakukan di IV SDIT Cahaya Madani.
b. Menyelesaikan segala admistrasi penelitian seperti surat izin penelitian dan lain-lain.
c. Melaksanakan observasi ke SDIT Cahaya Madani
d. Mengumpulkan data nilai Ulangan Harian Tahun dari guru mata pelajaran matematika kelas IV SDIT Cahaya Madani.
e. Menentukan subjek penelitian.
f. Menetapkan informan penelitian, yaitu siswa kelas IV SDIT Cahaya Madani.
g. Mempersiapkan kisi-kisi soal tes dan kisi-kisi pedoman wawancara.
h. Menyusun soal tes dan pedoman wawancara sesuai dengan kisi-kisi yang telah dibuat.
i. Melakukan validasi soal tes dan pedoman wawancara
j. Menguji cobakan soal tes kepada siswa yang buka subjek penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahap ini adalah tahap dimana sebuah penelitian dilakukan atau dilaksanakan, yaitu penulis memberikan tes dalam bentuk soal uraian dan melakukan wawancara kepada siswa terhadap jawaban siswa pada tes tersebut.
3. Tahap Penyelesaian
Pada tahap ini data diolah dan dapat ditarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh sesuai teknik analisis data yang digunakan.19
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan salah satu metode yang ada di dalam pengumpulan data dengan menggunakan teknik atau cara yang
19Misbahuddin dan Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2013) h. 8
digunakan oleh para peneliti untuk mengumpulkan data.20 Data dikumpulkan dari soal yang diberikan kepada siswa yang telah dikerjakan sebelumnya.
Lembar jawaban yang telah selesai kemudian diperiksa untuk mengetahui kesalahan siswa dalam mengerjakan soal trigonometri.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif kuantitatif. Analisis data diperoleh dari lembar jawaban siswa yang telah selesai mengerjakan soal trigonometri. Analisis data bertujuan untuk mengetahui hasil akhir penelitian ini.
20 Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2010)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara lengkap bentuk kesalahan siswa dalam menyelesaikan masalah pada materi bangun datar ditinjau dari objek matematika. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka peneliti menganalisis data-data yang didapat dari hasil penelitian. data-data yang dianalisis berupa lembar jawaban siswa pada materi bangun datar. Dari jawaban siswa tersebut, peneliti dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal pada materi bangun datar kelas IV SD. Berikut akan disajikan deskripsi kesalahan jawaban siswa.
1. Deskripsi Kesalahan dari Jawaban Siswa Untuk Soal Nomor 36 Berikut tabel deskripsi kesalahan dari jawaban siswa untuk soal nomor 36:
Tabel 4.1 Deskripsi kesalahan jawaban siswa untuk soal nomor 36 Jenis Kesalahan Letak Kesalahan Jumlah Siswa Kesalahan Fakta Siswa salah dalam penggunaan
symbol matematika
7
Kesalahan Konsep Siswa salah dalam memahami konsep bahwa persegi memiliki 4 sisi yang sama
1
panjang Kesalahan
Prosedur
Siswa tidak menjawab soal 2 Siswa tidak membuat langkah- langkah dalam menyelesaikan permasalahan
1
Kesalahan Prinsip Siswa salah dalam menerapkan rumus
2
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa jumlah siswa yang memiliki kesalahan fakta untuk soal nomor 36 adalah sebanyak 7 orang siswa, jumlah siswa yang memiliki kesalahan konsep sebanyak 1 orang siswa, jumlah siswa yang memiliki kesalahan prosedur sebanyak 3 orang siswa, serta jumlah siswa yang memiliki kesalahan prinsip sebanyak 2 orang siswa.
Pada kesalahan fakta, letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1 Kesalahan siswa dalam menggunakan symbol matematika.
Siswa tidak menuliskan symbol cm pada jawaban
Gambar 4.2 Kesalahan siswa dalam menggunakan symbol matematika.
Symbol yang seharusnya digunakan adalah m bukan cm
Pada kesalahan konsep, letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal adalah sebagai berikut:
Gambar 4.3 Kesalahan siswa dalam memahami konsep bahwa persegi memiliki empat sisi yang sama panjang
Pada kesalahan prosedur, letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal adalah sebagai berikut:
Gambar 4.4 Kesalahan siswa yang tidak membuat langkah-langkah penyelesaian soal
Pada kesalahan prinsip, letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal adalah sebagai berikut:
Gambar 4.5 Kesalahan siswa dalam menerapkan rumus
1. Deskripsi Kesalahan dari Jawaban Siswa Untuk Soal Nomor 37
Berikut tabel deskripsi kesalahan dari jawaban siswa untuk soal nomor 37:
Tabel 4.2 Deskripsi kesalahan jawaban siswa untuk soal nomor 37 Jenis Kesalahan Letak Kesalahan Jumlah Siswa Kesalahan Fakta Siswa salah dalam penggunaan
symbol matematika
4
Kesalahan Konsep Siswa salah dalam memahami konsep bahwa panjang sisi persegi panjang akan lebih kecil daripada luasnya, sehingga tidak mungkin
1
menggunakan operasi perkalian
Kesalahan Prosedur
Siswa tidak menjawab soal 2 Siswa tidak membuat langkah- langkah dalam menyelesaikan permasalahan
3
Siswa tidak selesai dalam menjawab soal
1
Siswa salah dalam
menjumlahkan nilai akhir
3
Kesalahan Prinsip Siswa salah dalam menerapkan rumus
5
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa jumlah siswa yang memiliki kesalahan fakta untuk soal nomor 37 adalah sebanyak 4 orang siswa, jumlah siswa yang memiliki kesalahan konsep sebanyak 1 orang siswa, jumlah siswa yang memiliki kesalahan prosedur sebanyak 9 orang siswa, serta jumlah siswa yang memiliki kesalahan prinsip sebanyak 5 orang siswa.
Pada kesalahan fakta, letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal adalah sebagai berikut:
Gambar 4.6 Kesalahan siswa dalam menuliskan symbol matematika.
Seharusnya L=𝟐𝟖 𝒄𝒎𝟐
Gambar 4.7 Kesalahan siswa dalam menuliskan symbol matematika.
Seharusnya L=𝟐𝟖 𝒄𝒎𝟐
Pada kesalahan konsep, letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal adalah sebagai berikut:
Gambar 4.8 Kesalahan siswa dalam memahami konsep bahwa panjang sisi persegi panjang akan lebih kecil daripada luasnya, sehingga tidak mungkin menggunakan operasi perkalian
Pada kesalahan prosedur, letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal adalah sebagai berikut:
Gambar 4.9 Siswa tidak membuat langkah-langkah dalam menyelesaikan permasalahan
Gambar 4.10 Siswa tidak selesai dalam menjawab soal
Gambar 4.11 Kesalahan siswa dalam menjumlahkan nilai akhir
Gambar 4.12 Kesalahan siswa dalam menjumlahkan nilai akhir
Gambar 4.13 Kesalahan siswa dalam menjumlahkan nilai akhir
Pada kesalahan prinsip, letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal adalah sebagai berikut:
Gambar 4.14 Kesalahan siswa dalam menerapkan rumus yang dimaksud
Gambar 4.15 Kesalahan siswa dalam menerapkan rumus yang dimaksud
Gambar 4.16 Kesalahan siswa dalam menerapkan rumus yang dimaksud
Gambar 4.17 Kesalahan siswa dalam menerapkan rumus yang dimaksud
2. Deskripsi Kesalahan dari Jawaban Siswa Untuk Soal Nomor 38
Berikut tabel deskripsi kesalahan dari jawaban siswa untuk soal nomor 38:
Tabel 4.3 Deskripsi kesalahan jawaban siswa untuk soal nomor 38 Jenis Kesalahan Letak Kesalahan Jumlah Siswa Kesalahan Fakta Siswa salah dalam penggunaan
symbol matematika
-
Kesalahan Konsep Siswa salah dalam memahami konsep bahwa nilai tinggi tidak mungkin lebih besar daripada nilai luas suatu bangun datar
1
Kesalahan Prosedur
Siswa tidak menjawab soal 3 Siswa tidak membuat langkah- 6
langkah dalam menyelesaikan permasalahan
Siswa salah dalam langkah- langkah penyelesaian soal
2
Siswa salah dalam
menjumlahkan nilai akhir
1
Kesalahan Prinsip Siswa salah dalam menerapkan rumus
4
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa jumlah siswa yang memiliki kesalahan konsep sebanyak 1 orang siswa, jumlah siswa yang memiliki kesalahan prosedur sebanyak 12 orang siswa, serta jumlah siswa yang memiliki kesalahan prinsip sebanyak 4 orang siswa.
Pada kesalahan konsep, letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal adalah sebagai berikut:
Gambar 4.18 Kesalahan siswa dalam memahami konsep bahwa nilai tinggi tidak mungkin lebih besar daripada nilai luas suatu bangun datar
Pada kesalahan prosedur, letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal adalah sebagai berikut:
Gambar 4.19 Siswa tidak membuat langkah-langkah dalam menyelesaikan permasalahan
Gambar 4.20 Kesalahan siswa dalam langkah-langkah penyelesaian soal
Gambar 4.21 Kesalahan siswa dalam menjumlahkan nilai akhir
Gambar 4.22 Kesalahan siswa dalam langkah-langkah penyelesaian soal
Pada kesalahan prinsip, letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal adalah sebagai berikut:
Gambar 4.23 Kesalahan siswa dalam menerapkan rumus yang dimaksud
Gambar 4.24 Kesalahan siswa dalam menerapkan rumus yang dimaksud
Gambar 4.25 Kesalahan siswa dalam menerapkan rumus yang dimaksud
Gambar 4.26 Kesalahan siswa dalam menerapkan rumus yang dimaksud
3. Deskripsi Kesalahan dari Jawaban Siswa Untuk Soal Nomor 39
Berikut tabel deskripsi kesalahan dari jawaban siswa untuk soal nomor 39:
Tabel 4.4 Deskripsi kesalahan jawaban siswa untuk soal nomor 39 Jenis Kesalahan Letak Kesalahan Jumlah Siswa Kesalahan Fakta Siswa salah dalam penggunaan
symbol matematika
-
Kesalahan Konsep Siswa salah dalam membuat persamaan
-
Kesalahan Prosedur
Siswa tidak menjawab soal 2 Siswa tidak membuat langkah- langkah dalam menyelesaikan permasalahan
6
Kesalahan Prinsip Siswa salah dalam menerapkan rumus
4
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa jumlah siswa yang memiliki kesalahan prosedur sebanyak 8 orang siswa, serta jumlah siswa yang memiliki kesalahan prinsip sebanyak 4 orang siswa.
Pada kesalahan prosedur, letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal adalah sebagai berikut:
Gambar 4.27 Siswa tidak membuat langkah-langkah dalam menyelesaikan permasalahan
Pada kesalahan prinsip, letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal adalah sebagai berikut:
Gambar 4.28 Kesalahan siswa dalam menerapkan rumus
Gambar 4.29 Kesalahan siswa dalam menerapkan rumus
Gambar 4.30 Kesalahan siswa dalam menerapkan rumus
Gambar 4.31 Kesalahan siswa dalam menerapkan rumus
4. Deskripsi Kesalahan dari Jawaban Siswa Untuk Soal Nomor 40
Berikut tabel deskripsi kesalahan dari jawaban siswa untuk soal nomor 40:
Tabel 4.5 Deskripsi kesalahan jawaban siswa untuk soal nomor 40 Jenis Kesalahan Letak Kesalahan Jumlah Siswa Kesalahan Fakta Siswa salah dalam penggunaan
symbol matematika
4
Kesalahan Konsep Siswa salah dalam memahami konsep luas suatu persegi
4
Kesalahan Prosedur
Siswa tidak menjawab soal 1 Siswa tidak membuat langkah- langkah dalam menyelesaikan permasalahan
6
Siswa salah dalam 3
menjumlahkan nilai akhir Kesalahan Prinsip Siswa salah dalam menerapkan
rumus
2
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa jumlah siswa yang memiliki kesalahan fakta untuk soal nomor 37 adalah sebanyak 4 orang siswa, jumlah siswa yang memiliki kesalahan konsep sebanyak 4 orang siswa, jumlah siswa yang memiliki kesalahan prosedur sebanyak 10 orang siswa, serta jumlah siswa yang memiliki kesalahan prinsip sebanyak 2 orang siswa.
Pada kesalahan fakta, letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal adalah sebagai berikut:
Gambar 4.32 Kesalahan siswa dalam menuliskan symbol matematika Pada kesalahan konsep, letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal adalah sebagai berikut:
Gambar 4.33 Kesalahan siswa dalam memahami konsep luas suatu persegi
Gambar 4.34 Kesalahan siswa dalam memahami konsep luas suatu persegi
Pada kesalahan prosedur, letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal adalah sebagai berikut:
Gambar 4.35 Siswa tidak membuat langkah-langkah dalam menyelesaikan permasalahan
Gambar 4.36 Kesalahan siswa dalam menjumlahkan nilai akhir
Pada kesalahan prinsip, letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal adalah sebagai berikut:
Gambar 4.37 Kesalahan siswa dalam menerapkan rumus yang dimaksud
Gambar 4.38 Kesalahan siswa dalam menerapkan rumus yang dimaksud
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara lengkap bentuk kesalahan siswa dalam menyelesaikan masalah pada materi bangun datar ditinjau dari objek matematika. Terdapat beberapa jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan permasalahan matematika ditinjau dari objek matematika, yaitu: (1) kesalahan fakta, (2) kesalahan konsep, (3) kesalahan prosedur, (4) kesalahan prinsip.
Berdasarkan penilaian terhadap lembar jawaban siswa untuk materi bangun data kelas IV SD semester 2, maka dapat diperoleh hasil untuk soal nomor 36, Siswa melakukan kesalahan terbanyak pada jenis kesalahan fakta sebanyak 7 orang siswa. Letak kesalahan fakta yang dilakukan oleh siswa berupa kesalahan dalam penggunaan symbol matematika. Siswa yang melakukan jenis kesalahan konsep sebanyak 1 orang siswa, dimana letak kesalahan yang dilakukan siswa adalah kesalahan dalam memahami konsep bangun datar. Siswa yang melakukan jenis kesalahan prosedur sebanyak 3 orang siswa, dimana letak kesalahan prosedur terdiri atas 2, yaitu siswa yang tidak menjawab soal sebanyak 2 orang siswa dan siswa yang tidak membuat Langkah-langkah penyelesaian masalah sebanyak 1 orang siswa. Siswa yang melakukan jenis kesalahan prinsip sebanyak 2 orang siswa, dimana letak kesalahan yang dilakukan siswa adalah kesalahan dalam menerapkan rumus yang dimaksud.
Berdasarkan hasil jawaban siswa untuk soal nomor 37. Siswa melakukan kesalahan terbanyak pada jenis kesalahan prosedur sebanyak 9 orang siswa. Dimana kesalahan prosedur pada soal nomor 37 terbgai menjadi 4 yaitu siswa yang tidak menjawab soal sebanyak 2 orang siswa, siswa yang tidak membuat langkah-langkah penyelesaian permasalahan sebanyak 3 orang siswa, siswa yang tidak selesai dalam menjawab soal sebanyak 1 orang siswa, dan siswa yang salah dalam menjumlahkan nilai akhir sebanyak 3 orang siswa. Selanjutnya, siswa yang melakukan kesalahan fakta untuk soal nomor
37 sebanyak 4 orang siswa, dimana letak kesalahan siswa yaitu kesalahan dalam penggunaan symbol matematika. Siswa yang melakukan kesalahan konsep sebanyak 1 orang siswa, dimana letak kesalahannya yaitu siswa salah dalam memahami konsep bangun datar. Siswa yang melakukan kesalahan prinsip sebanyak 5 orang siswa, dimana letak kesalahannya adalah siswa salah dalam menerapkan rumus yang dimaksud.
Berdasarkan hasil jawaban siswa untuk soal nomor 38. Siswa melakukan kesalahan terbanyak pada jenis kesalahan prosedur sebanyak 12 orang siswa. Dimana kesalahan prosedur pada soal nomor 38 terbagi menjadi 4 yaitu siswa yang tidak menjawab soal sebanyak 3 orang siswa, siswa yang tidak membuat langkah-langkah penyelesaian permasalahan sebanyak 6 orang siswa, siswa yang salah dalam menjumlahkan nilai akhir sebanyak 1 orang siswa, dan siswa yang salah dalam Langkah-langkah penyelesaian soal sebanyak 2 orang siswa. Selanjutnya, Siswa yang melakukan kesalahan konsep sebanyak 1 orang siswa, dimana letak kesalahannya yaitu siswa salah dalam memahami konsep bangun datar. Siswa yang melakukan kesalahan prinsip sebanyak 4 orang siswa, dimana letak kesalahannya adalah siswa salah dalam menerapkan rumus yang dimaksud.
Berdasarkan hasil jawaban siswa untuk soal nomor 39. Siswa melakukan kesalahan terbanyak pada jenis kesalahan prosedur sebanyak 8 orang siswa. Dimana kesalahan prosedur pada soal nomor 39 terbagi menjadi 2 yaitu siswa yang tidak menjawab soal sebanyak 2 orang siswa, siswa yang
tidak membuat langkah-langkah penyelesaian permasalahan sebanyak 6 orang siswa. Selanjutnya, Siswa yang melakukan kesalahan prinsip sebanyak 4 orang siswa, dimana letak kesalahannya adalah siswa salah dalam menerapkan rumus yang dimaksud.
Berdasarkan hasil jawaban siswa untuk soal nomor 40. Siswa melakukan kesalahan terbanyak pada jenis kesalahan prosedur sebanyak 10 orang siswa. Dimana kesalahan prosedur pada soal nomor 40 terbgai menjadi 3 yaitu siswa yang tidak menjawab soal sebanyak 1 orang siswa, siswa yang tidak membuat langkah-langkah penyelesaian permasalahan sebanyak 6 orang siswa, dan siswa yang salah dalam menjumlahkan nilai akhir sebanyak 3 orang siswa. Selanjutnya, siswa yang melakukan kesalahan fakta untuk soal nomor 40 sebanyak 4 orang siswa, dimana letak kesalahan siswa yaitu kesalahan dalam penggunaan symbol matematika. Siswa yang melakukan kesalahan konsep sebanyak 4 orang siswa, dimana letak kesalahannya yaitu siswa salah dalam memahami konsep bangun datar. Siswa yang melakukan kesalahan prinsip sebanyak 2 orang siswa, dimana letak kesalahannya adalah siswa salah dalam menerapkan rumus yang dimaksud.
Tabel 4.6 Deskripsi seluruh kesalahan siswa Jenis
Kesalahan
Letak Kesalahan Jumlah Siswa yang Salah pada Soal Nomor
36 37 38 39 40
Kesalahan fakta
Siswa salah dalam penggunaan symbol matematika
7 4 - - 4
Kesalahan konsep
Siswa salah dalam memahami konsep bangun datar
1 1 1 - 4
Kesalahan prosedur
Siswa tidak
menjawab soal
2 2 3 2 1
Siswa tidak
membuat langkah- langkah dalam menyelesaikan permasalahan
1 3 6 6 6
Siswa tidak selesai dalam menjawab soal
- 1 - - -
Siswa salah dalam menjumlahkan nilai akhir
- 3 1 - 3
Siswa salah dalam langkah-langkah
- - 2 - -
penyelesaian soal Kesalahan
prinsip
Siswa salah dalam menerapkan rumus yang dimakusd
2 5 4 4 2
Berdasarkan tabel diatas, persentase siswa yang melakukan kesalahan dalam penggunaan symbol matematika pada objek fakta adalah 35% untuk soal nomor 36, 20% untuk soal nomor 37, dan 20% untuk soal nomor 40.
Sedangkan, persentase siswa yang melakukan kesalahan dalam memahami konsep bangun datar pada objek konsep adalah 5% untuk soal nomor 36, 5%
untuk soal nomor 37, 5% untuk soal nomor 38, dan 20% untuk soal nomor 40.
Persentase siswa yang melakukan kesalahan tidak menjawab soal pada objek prosedur adalah 10% untuk soal nomor 36, 10% untuk soal nomor 37, 15% untuk soal nomor 38, 10% untuk soal nomor 39, dan 5% untuk soal nomor 40. Persentase siswa yang melakukan kesalahan tidak membuat Langkah-langkah penyelesaian masalah pada objek prosedur adalah 5% untuk soal nomor 36, 15% untuk soal nomor 37, 30% untuk soal nomor 38, 30%
untuk soal nomor 39, dan 30% untuk soal nomor 40. Persentase siswa yang melakukan kesalahan tidak selesai dalam menjawab soal adalah 5% untuk soal nomor 37. Persentase siswa yang melakukan kesalahan dalam menjumlahkan nilai akhir pada objek prosedur adalah 15% untuk soal nomor
37, 5% untuk soal nomor 38, dan 15% untuk soal nomor 40. Persentase siswa yang melakukan kesalahan dalam Langkah-langkah penyelesaian soal pada objek prosedur adalah 10% untuk soal nomor 38.
Persentase siswa yang melakukan kesalahan dalam menerapkan rumus yang dimaksud pada objek prinsip adalah 10% untuk soal nomor 36, 25%
untuk soal nomor 37, 20% untuk soal nomor 38, 20% untuk soal nomor 39, dan 10% untuk soal nomor 40.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab IV, maka pada penelitian Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Pada Materi Bangun Datar Kelas IV SD ini dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk-bentuk kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matematika pada materi bangun datar adalah sebagai berikut:
1. Kesalahan Fakta yaitu siswa salah dalam penggunaan symbol matematika 2. Kesalahan Konsep yaitu siswa salah dalam memahami konsep bangun
datar
3. Kesalahan Prosedur
a. Siswa tidak menjawab soal
b. Siswa tidak membuat langkah-langkah penyelesaian masalah c. Siswa tidak selesai dalam menjawab soal
d. Siswa salah dalam menjumlahkan nilai akhir
e. Siswa salah dalam langkah-langkah penyelesaian soal
4. Kesalahan Prinsip yaitu siswa salah dalam menerapkan rumus yang dimaksud.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka saran yang peneliti berikan adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengurangi banyaknya kesalahan siswa yang disebabkan oleh kesalahan fakta, kesalahan konsep, kesalahan prosedur dan kesalahan prinsip, maka diharapkan guru untuk menekankan konsep rumus bangun datar dan melatih siswa supaya terbiasa dalam menyelesaikan permasalahan bangun datar.
2. Sebaiknya guru mencari tahu penyebab siswa melakukan kesalahan dan mencarikan solusinya.
3. Siswa hendaknya membaca dan memahami perintah soal dengan baik sebelum mengerjakannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran, Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung:
Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi. 2013. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Citobroto, Suhartin. 1981. Teknik Belajar yang Efektif. Jakarta: Bhratara Karya
Aksara
D. Marimba, Ahmad. 1987. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung : Pt. Al Ma’arif
Depdiknas, 2003, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional(UUSPN) Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta : Depdiknas
Fauzi Ardy R dan Saripudin, 2020. Analisis Kesalahan Siswa Kelas XI Pada Materi Trigonometri, Jurnal Cendekia:Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 04, No.01
Geller, Ketterline, L. R dan Yovanoff, P. Diagnostic Assessements in Mathematic To Support Intructional Decision Making. University of Oregon
Hudoyo, Herman. Strategi Mengajar Belajar Matematika. Malang : IKIP Malang Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo
Kasiram, Moh. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif . Malang : IKIP Malang
Lutvia, Rika. Melatih Pemahaman Konsep Volume Bangun Ruang dalam Pengubahan Satuan Melalui Penerapan Metode Drill. IAIN Tulungang Misbahuddin dan Iqbal Hasan. 2013. Analisis Data Penelitian dengan Statistik.
Jakarta: Bumi Aksara
Nur, Titi Fitria. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita
Berbahasa Inggris Pada Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya
Riduwan. 2015. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta
Rusgianto M.S. 2012. Trigonometri. Yogyakarta : CV. Grafika Indah
Siregar, Syofian. 2010. Statistik Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Soedjadi,R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Depdiknas
Suryabrata, Sumadi. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada Suherman, Herman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: UPI
Wahbi, Akbar dan Anwar Bey. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Faktorisasi Suku Aljabar Ditinjau dari Objek Matematika. UHO
Lampiran 1
Lampiran 2
Soal dan Kunci Jawaban
No Soal dan Jawaban Keterangan
1 Sebuah kolam berbentuk persegi dengan sisi 2. Berapakah keliling kolam tersebut
Objek matematika dalam Soal
Jawaban:
K = 4 × sisi = 4 × 2 m = 8 m 2
4cm
Tentukan panjang bangunan disamping?
Jawaban:
𝑃 =𝐿 𝑙
= 28𝑐𝑚2 4 𝑐𝑚
= 7𝑐𝑚
= 3
6 m
Berapakah tinggi segitiga disamping?
L = 28𝑐𝑚2
𝐿 = 12 𝑚2
Jawaban:
𝑡 =2 × 𝐿 𝑎
=2 × 12𝑚2 6 𝑚
=24𝑚2
6 𝑚 = 4𝑚2
4
Hitunglah panjang sisi segitiga sama sisi disamping!
Jawaban:
𝑠𝑖𝑠𝑖 =𝐾 3
= 9𝑚2
= 3𝑚32 5
7cm
Tentukan luas bangun disamping!
Jawaban:
𝐿 = 𝑠𝑖𝑠𝑖 × 𝑠𝑖𝑠𝑖
= 7𝑐𝑚 × 7𝑐𝑚
= 49𝑐𝑚2 K = 9 𝑚2
Lampiran 3
Deskripsi Kesalahan Siswa Soal Nomor 36
No Nama Soal Nomor 36
Fakta Konsep Prosedur Prinsip
1 Najmiayatul Jannah - - - -
2 M. Hafiz v - - - -
3 Kaila Hafni Zakira - - - -
4 Nabila Vebrisia Putri - - v - - - - V
5 Atikah Al-Rahimi v v - - - -
6 Muhammad Dalik v - - - V
7 Rahmat Dhuha Altarabi - - - -
8 Shafiyqa Maryam M - - - -
9 Syawlina Fitri Safrima - - - -
10 Syauqi Muhammad
Mumtaz v - - - -
11 Faiz Fatan Al Fatih - - - v - - - -
12 Arfan Karim - - - -
13 Ashilah Fadya - - - -
14 Husanatul Hasanah v - - - -
15 Raisa Putri Rahayu I - - - -
16 Mufid Shadiq v - - - -
17 M. Furqan Agusfa - - v - - - - -
18 M. Luthfi Dzaky - - - -
19 Ratu Adilla Muqita v - - - -
20 Hadziq Mu’afa - - - -
total fakta: 20, kesalahan fakta: 7 total konsep: 20, kesalahan konsep: 1 total prosedur: 100, kesalahan prosedur:
3
total prinsip: 20, kesalahan prinsip: 2
Deskripsi Kesalahan Siswa Soal Nomor 37
NO Nama
Soal Nomor 37
Fakta Konsep Prosedur prinsip
1 Najmiayatul Jannah - - - v - - - -
2 M. Hafiz - - v - - - - -
3 Kaila Hafni Zakira - - - v - - - -
4 Nabila Vebrisia Putri - - - -
5 Atikah Al-Rahimi - - - -
6 Muhammad Dalik - - - v
7 Rahmat Dhuha Altarabi - - - - v - - -
8 Shafiyqa Maryam M - - - V - -
9 Syawlina Fitri Safrima - - - -
10
Syauqi Muhammad
Mumtaz - - - v
11 Faiz Fatan Al Fatih - - - v - - - -
12 Arfan Karim v v - - - v
13 Ashilah Fadya v - - - -
14 Husanatul Hasanah - - - V - -
15 Raisa Putri Rahayu I - - - v
16 Mufid Shadiq v - - - - V - -
17 M. Furqan Agusfa - - v - - - - -
18 M. Luthfi Dzaky - - - v
19 Ratu Adilla Muqita v - - - -
20 Hadziq Mu'afa - - - -
total fakta: 20, kesalahan fakta: 4 total konsep: 20, kesalahan konsep: 1 total prosedur: 100, kesalahan
prosedur: 9
total prinsip: 20, kesalahan prinsip: 5
Deskripsi Kesalahan Siswa Soal Nomor 38
NO Nama
Soal Nomor 38
Fakta Konsep Prosedur prinsip
1 Najmiayatul Jannah - v - - - -
2 M. Hafiz - - v - - - - -
3 Kaila Hafni Zakira - - - -
4 Nabila Vebrisia Putri - - - v - - - -
5 Atikah Al-Rahimi - - - v
6 Muhammad Dalik - - - v
7 Rahmat Dhuha Altarabi - - - v - - - -
8 Shafiyqa Maryam M - - - v -
9 Syawlina Fitri Safrima - - - v
10
Syauqi Muhammad
Mumtaz - - - v - - - -
11 Faiz Fatan Al Fatih - - - v - - - -
12 Arfan Karim - - - v - - - -
13 Ashilah Fadya - - - v - - - -
14 Husanatul Hasanah - - - V - -
15 Raisa Putri Rahayu I - - - v
16 Mufid Shadiq - - - -
17 M. Furqan Agusfa - - v - - - - -
18 M. Luthfi Dzaky - - - V - -
19 Ratu Adilla Muqita - - - v - - - -
20 Hadziq Mu'afa - - - -
total fakta: 20, kesalahan fakta: - total konsep: 20, kesalahan konsep: 1 total prosedur: 100, kesalahan prosedur:
12
total prinsip: 20, kesalahan prinsip: 4
Deskripsi Kesalahan Siswa Soal Nomor 39
NO Nama
Soal Nomor 39
Fakta Konsep Prosedur prinsip
1 Najmiayatul Jannah - - - v
2 M. Hafiz - - - -
3 Kaila Hafni Zakira - - - -
4 Nabila Vebrisia Putri - - - v - - - -
5 Atikah Al-Rahimi - - - v
6 Muhammad Dalik - - - v
7 Rahmat Dhuha Altarabi - - - v - - - -
8 Shafiyqa Maryam M - - - -
9 Syawlina Fitri Safrima - - - -
10
Syauqi Muhammad
Mumtaz - - - v - - - -
11 Faiz Fatan Al Fatih - - - v - - - -
12 Arfan Karim - - v - - - - -
13 Ashilah Fadya - - - v - - - -
14 Husanatul Hasanah - - - v
15 Raisa Putri Rahayu I - - - -
16 Mufid Shadiq - - - -
17 M. Furqan Agusfa - - v - - - - -
18 M. Luthfi Dzaky - - - -
19 Ratu Adilla Muqita - - - v - - - -
20 Hadziq Mu'afa - - - -
total fakta: 20, kesalahan fakta: - total konsep: 20, kesalahan konsep: - total prosedur: 100, kesalahan prosedur:
8
total prinsip: 20, kesalahan prinsip: 4