• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evi Indah Permata Sari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Evi Indah Permata Sari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRAK"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENGARUH

GAYA TERHADAP BENTUK DAN GERAK SUATU BENDA (Penelitian Pada Siswa Kelas V SDN Losari 153 Surakarta Tahun Pelajaran

2016/2017)

Evi Indah Permata Sari

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi Surakarta

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran dan pemahaman konsep pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak benda pada siswa kelas V SDN Losari 153 Surakarta dengan media pembelajaran multimedia interaktif macromedia flash.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN Losari 153 Surakarta yang berjumlah 23 siswa.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis kritis.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak benda siswa meningkat. Sebelum dilaksanakan tindakan, siswa yang sudah memenuhi kriteria ketuntasan pada pra tindakan mencapai batas KKM sebanyak 6 siswa atau 26%. Siswa yang mencapai indikator kinerja pada siklus I sebanyak 13 siswa atau 57%, sedangkan pada siklus II sebesar 20 siswa 87%. Hal ini menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 30%, sedangkan peningkatan ketuntasan dari pra tindakan sampai siklus II sebesar 61%. Dengan demikian dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa pembelajaran IPA dengan media pembelajaran multimedia interaktif macromedia flash dapat meningkatkan pemahaman konsep pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak benda pada siswa kelas V SDN Losari 153 Surakarta tahun pelajaran 2016/2017.

Kata Kunci : Multimedia Interaktif, Macromedia Flash, Pemahaman Konsep.

(2)

ABSTRACT

The research aims at improving a learning and understanding a concept of energy affection toward a form and a movement of objects at the 5th grade students of SDN Losari 153 Surakarta through Multimedia Interactive “Macromedia Flash”.

The method of the research is a classroom action research. The 5th grade students of SDN Losari 153 Surakarta, in which the number are 23 students, are the subject. The thechniques in collecting the data are tests, observation, interview, and documentation. Meanwhile, the technique in analyzing the data is a critical analysis.

Research findings show that the understanding of a concept of energy affection toward a form and a movement of objects improves. Before treatment, the students who have fulfilled the minimum criterion are six students or 26%. Those who have achieved the learning indicators on cycle one are 13 students or 57%.

Meanwhile, the achievement of them on cycle two is 61%. Thus, there is a recommeditation that science subject through Multimedia Interactive

“Macromedia Flash” can improve the understanding of a concept of energy affection toward a and a movemwnt of objects at the 5th grade students of SDN Losari 153 Surakarta in the academic year 2016/2017.

Keywords: Multimedia Interactive, Macromedia Flash, Understanding a Concept.

(3)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan dimana individu itu berada. Menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor:

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa, “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

(Syaiful Sagala, 2010:3)

Sesuai dengan undang- undang tersebut untuk mencapai tujuan pendidikan, pemerintah telah menyelenggarakan perbaikan- perbaikan peningkatan mutu pendidikan melalui kurikulum pendidikan. Kurikulum merupakan

paduan yang dijadikan guru sebagai acuan untuk mengembangkan proses pembelajaran. Kurikulum yang dijalankan pada SDN Losari 153 Surakarta adalah dengan menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Pendidikan mencakup berbagai jenis disiplin ilmu. Ilmu Pengetahuan Alam atau juga sering disebut dengan sains merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dalam bidang pendidikan.

Menurut Carin (dalam Amalia Sapriati, 2013:4.32) “IPA merupakan keterampilan belajar sepanjang hayat yang dapat digunakan bukan saja untuk mempelajari berbagai macam ilmu tetapi juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari”.

Pembelajaran IPA sebaiknya menanamkan pemahaman konsep pada peserta didik untuk memperoleh pemahaman tentang alam sekitar.

Salah satu pembelajaran di SD yang termasuk dalam kehidupan sehari-hari adalah pengaruh gaya.

Materi pengaruh gaya biasanya diajarkan dengan menuliskan hasil pengetahuan tersebut dalam bentuk

(4)

teks yang berupa wacana. Hal tersebut menjadikan suasana belajar menjadi cenderung membosankan yang berdampak pada kemampuan siswa yang kurang maksimal.

Permasalahan ini dialami oleh sebagian besar siswa di kelas tinggi, kecuali anak-anak yang memiliki daya ingat di atas rata-rata.

Salah satu sekolah yang siswanya mengalami permasalahan ini adalah SDN Losari 153 Surakarta. Menurut hasil wawancara pada tanggal 19 Desember 2016 dengan guru kelas V, ditemukan fakta bahwa hasil belajar siswa kelas V pada Kompetensi Dasar “Pengaruh Gaya” masih tergolong rendah. Hasil pra-tindakan yang dilakukan dengan melibatkan 23 anak menunjukkan bahwa siswa yang lulus pada Ulangan Harian adalah 26% (6 siswa), sedangkan 74% (17 siswa) masih berada di bawah KKM. Hasil belajar yang rendah ini membuktikan bahwa pemahaman konsep tentang materi

“Pengaruh Gaya” masih rendah.

Penyebab utama rendahnya pemahaman konsep pada siswa kelas V SDN Losari 153 Surakarta adalah pada metode pembelajaran yang

masih konvensional, yaitu didominasi dengan ceramah.

Menurut guru kelas V, metode yang digunakan memang sebagian besar berupa ceramah karena adanya keterbatasan waktu. Metode ceramah memang paling cepat dan praktis untuk menyampaikan pembelajaran meskipun hasilnya kurang bermakna.

Salah satu cara untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna adalah dengan penggunaan multimedia. Multimedia adalah alat bantu penyampaian pesan yang menggabungkan dua elemen atau lebih media, meliputi teks, gambar, grafik, foto, suara, film, dan animasi secara terintegrasi. Oblinger (dalam Munir, 2012:2) mendefinisikan

“multimedia merupakan penyatuan dua atau lebih media komunikasi seperti teks, grafik, animasi, audio, dan video dengan ciri-ciri interaktivitas komputer untuk menghasilkan satu presentasi menarik”. Menurut Computer Techonology Research (dalam Munir, 2012:6) adalah “pada umumnya manusia hanya mampu mengingat 20% dari yang dilihat dan 30% dari yang didengar. Tetapi

(5)

orang dapat mengingat 50% dari yang dilihat dan didengar, 80% dari yang dilihat, didengar dan dilakukan sekaligus”.

Pemilihan multimedia dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan pemahaman konsep pengaruh gaya di SDN Losari 153 Surakarta karena sudah tersedia perangkat yang menunjang

penggunaan multimedia

pembelajaran, akan tetapi belum dimaksimalkan. Multimedia yang akan digunakan di dalam penelitian ini adalah multimedia interaktif menggunakan format .swf yang dibangun dengan aplikasi Macromedia Flash 8 Professional dengan Action Script 2.0. Multimedia dapat menyajikan informasi yang dapat dilihat, didengar dan dilakukan, sehingga multimedia sangatlah efektif untuk membuat konsep yang bersifat abstrak menjadi lebih konkrit

Untuk menunjang

keberhasilan pembelajaran yang dimaksud, dan berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul,

“Penggunaan Multimedia Interaktif Macromedia Flash Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pengaruh Gaya Terhadap Bentuk dan Gerak Suatu Benda Pada Siswa Kelas V SDN Losari 153 Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017”.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif macromedia flash dalam materi pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak suatu benda dan bagaimana peningkatan pemahaman konsep dengan menggunakan multimedia interaktif macromedia flash dalam materi pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak suatu benda pada siswa kelas V SDN Losari 153 Surakarta tahun pelajaran 2016/2017.

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: mengetahui proses pembelajaran pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak suatu benda dan mengetahui peningkatan

(6)

konsep pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak suatu benda pada siswa kelas V SDN Losari 153 Surakarta tahun pelajaran 2016/2017 melalui penggunaan multimedia interaktif macromedia flash dalam pembelajaran.

Berdasarkan pendapat Heruman (2014:3) “pemahaman konsep yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep IPA”.

Purwanto (dalam Eka Mahendra, 2013:47) juga mendefinisikan bahwa

“pemahaman konsep adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa mampu memahami konsep, situasi, dan fakta yang diketahui, serta dapat menjelaskan dengan kata- kata sendiri sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya, dengan tidak mengubah artinya”.

Penulis berpendapat bahwa pemahaman konsep adalah kemampuan siswa dalam memahami konsep sebuah pembelajaran, serta dapat menjelaskan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki, dengan tidak mengubah artinya.

Berdasarkan pendapat Daryanto (2013:51) multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu:

“multimedia linier dan multimedia interaktif (branching). Multimedia linier adalah multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat kontrol yang dapat dioperasikan oleh user/pengguna, berjalan secara sekuensial (berurutan), misalnya TV dan film. Sedangkan multimedia interaktif adalah multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh user, sehingga ia dapat memilih sesuatu yang dikehendaki. Contoh:

multimedia pembelajaran interaktif, game, dan sebagainya”. Sedangkan menurut Munir (2012:15)

“multimedia interaktif dapat diartikan sebagai suatu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong proses belajar”. Multimedia dikatakan interaktif karena bentuk-bentuk media digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi lebih konkret. Penulis

(7)

berpendapat bahwa yang membedakan multimedia linier dengan multimedia interaktif yaitu ada tidaknya alat pengontrol atau pengendali yang dimiliki multimedia tersebut. Pada multimedia linier tidak dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Sedangkan multimedia interaktif, sudah didesain khusus yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat menyalurkan pesan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan pendapat Munir (2012:15) “macromedia flash adalah perangkat lunak aplikasi animasi yang digunakan untuk web. Dengan macromedia flash, aplikasi web dapat dilengkapi dengan beberapa macam animasi, sound, interaktif animasi dan lain-lain. Sedangkan pendapat Ari Wibowo (2013:1)

“macromedia flash merupakan salah satu software yang banyak dinikmati oleh kebanyakan orang karena sangat handal untuk mengerjakan segala hal yang berkaitan dengan multimedia.

Kinerja macromedia flash dapat juga

dikombinasikan dengan program- program lain”. Penulis berpendapat bahwa macromedia flash adalah suatu software animasi media pembelajaran untuk membantu guru dalam menyampaikan pembelajaran agar lebih menarik dan mudah dipahami siswa.

Adapun langkah-langkah penggunaan multimedia interaktif macromedia flash menurut Berk (dalam Deni Darmawan, 2012: 50) sebagai berikut: “1) Pick a particular clip to provide the content or illustrate a concept or principle; 2) Prepare specific guidelines for students or discussion questions so they have directions so they have directions on what to see, hear, and look for. What’s the point of the clip?

Make it clear to the students; 3) Introduce the video briefly to reinforce purpose; 4) Play the clip;

5) Stop the clip at any scene to highlight a point or replay clip for a specific in-class exercise; 6) Set a time for reflection on what was scene; 7) Assign an active learning activity to interact on specific questions, issues, or concepts in clip;

and 8) Structure a discussion around

(8)

those questions in small or large group format”. Delapan langkah penggunaan video di atas juga digunakan dalam penelitian ini, namun penggunaannya terintegrasi dengan perangkat multimedia interaktif secara keseluruhan.

Berdasarkan pendapat Ari Wibowo (2013:1) mengatakan ada beberapa kelebihan dan kelemahan macromedia flash, yaitu: “1) software untuk membuat aplikasi, animasi, dan sistem informasi; 2) sebagai teknologi karena saat ini hampir semua browser serta sebagian besar peralatan elektronik sudah terinstal flash player untuk dapat menjalankan animasi. Sedangkan kelemahan dari penggunaan macromedia flash yaitu waktu belajarnya lama apalagi bagi yang belum pernah menggunakan software desain grafis sebelumnya”. Afrizal

Mayub (2009:61) juga

mengemukakan beberapa kelebihan dan kelemahan dari macromedia flash, yaitu: “a) Populer, maksudnya pengguna web telah dapat menampilkan situs flash tanpa perlu men-download dan menginstal macromedia flash; b) Penggunaanya

yang luas, saat ini macromedia flash digunakan untuk media CD, video, TV, alat permainan, hiburan, presentasi, animasi, dan kartun; c) Representatif yaitu animasi dengan macromedia flash dapat menampilkan hampir semua yang diperlukan pada satu tampilan.

Sedangkan kelemahan dari macromedia flash yaitu interaktif dengan pengguna/user kurang bebas (terkontrol)”. Penulis berpendapat bahwa macromedia flash adalah sebuah program software yang berfungsi untuk membuat animsai yang sangat menarik untuk keperluan pembangunan situs web yang interaktif dan dinamis. Flash banyak digunakan untuk memberikan efek animasi pada website, CD interaktif dan yang lainnya. Sedangkan untuk kelemahan yang dimiliki macromedia flash, yaitu waktu belajarnya lama apalagi bagi yang belum pernah menggunakan software desain grafis sebelumnya dan interaktif dengan pengguna/user kurang bebas (terkontrol).

(9)

METODE

Penelitian ini dilakukan di SDN Losari 153 Surakarta tahun pelajaran 2016/2017. Waktu penelitian pada bulan November 2016 sampai bulan Maret 2017.

Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Proses yang digunakan dalam PTK ini adalah Model Proses Siklus yang mengacu pada model PTK Hopkins (dalam Zainal, 2006:31).

Gambar 1. Langkah Penelitian Tindakan Kelas

(Sumber: Hopkins (dalam Zainal, 2006: 31))

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif macromedia flash pada mata pelajaran pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak benda

dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada aspek kognitif.

Adapun pemahaman konsep siswa pada siklus I berdasarkan hasil tes yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Pemahaman Konsep IPA Pada Siklus I

No Keterangan Jumlah Siswa

Persentase (%)

1 Tuntas 13

Siswa 57%

2 Tidak Tuntas

10

Siswa 43%

Jumlah 23

Siswa 100%

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa pemahaman konsep IPA siswa Kelas V SDN Losari 153 Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017 pada siklus I siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 13 siswa (57%) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 10 siswa (43%) dengan rata-rata kelas sebesar 63,59. Pemahaman konsep siswa dalam pelajaran IPA pada siklus I dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut :

(10)

Tuntas 12 Siswa Tidak Tuntas 11 Siswa

Gambar 2. Diagram Ketuntasan Pemahaman Konsep IPA Siklus I

Berdasarkan gambar 2 menunjukkan bahwa kemampuan kognitif siswa dalam pelaksanaan tindakan siklus I mengalami peningkatan awal dibandingkan pada kondisi awal. Pemahaman konsep siswa pada siklus I yang dinyatakan tuntas sebanyak 12 siswa dan yang tidak tuntas 11 siswa. Dari 4 siswa yang mengalami peningkatan tersebut dapat dianalisis sebagai berikut : a) Siswa memiliki nilai tuntas pada siklus I dikarenakan hasil evaluasi yang diperoleh mengalami peningkatan, yaitu pada pertemuan I memperoleh nilai sebesar 60 menjadi 65. Hal tersebut dikarenakan siswa memahami cara menggunakan media pembelajaraan multimedia interaktif macromedia flash tersebut sesuai yang diajarkan oleh guru pada saat proses pembelajaran. b) Siswa sangat antusias dalam proses pembelajaran menggunakan media pembelajaran

multimedia interaktif macromedia flash. c) Guru pada akhir pembelajaran pertemuan I memberikan arahan kepada siswa untuk mempelajari cara menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif macromedia flash dengan baik dan benar.

Adapun pemahaman konsep siswa pada siklus II berdasarkan hasil tes yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Pemahaman Konsep IPA Pada Siklus II

No Keterangan Jumlah Siswa

Persentase (%)

1 Tuntas 20

Siswa 87%

2 Tidak Tuntas

3

Siswa 13%

Jumlah 23

Siswa 100%

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa pemahaman konsep IPA siswa Kelas V SDN Losari 153 Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017 pada siklus II siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 20 siswa (87%) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 3 siswa (13%) dengan rata-rata kelas sebesar 82,61. Pemahaman konsep siswa

(11)

dalam pelajaran IPA pada siklus II dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut :

Tuntas 21 Siswa Tidak Tuntas 2 Siswa

Gambar 3. Diagram Ketuntasan Pemahaman Konsep IPA Siklus II

Berdasarkan gambar 3 menunjukkan bahwa pemahaman konsep IPA siswa kelas V SDN Losari 153 Surakarta pada tindakan siklus II mengalami peningkatan yang baik, dibandingkan pada kondisi awal maupun tindakan siklus I. Pada siklus II ini siswa yang tidak tuntas sebanyak 3 siswa, dari 3 siswa yang tidak tuntas tersebut selanjutnya dilakukan analisis sebagai berikut : a) Siswa memiliki nilai tidak tuntas pada siklus II disebakan karena siswa kurang teliti dalam mengerjakan soal yang telah diberikan oleh guru. Hal tersebut berdampak terhadap hasil evaluasi aspek kognitif yang diperolehnya pada akhir pertemuan.

b) Siswa kurang aktif saat guru melakukan pembelajaran dengan

menggunaan media pembelajaran multimedia interaktif macromedia flash. Berdasarkan hasil analisis 3 siswa yang tidak tuntas pada siklus II menunjukkan bahwa faktor penyebab siswa tidak tuntas dalam evaluasi pembelajaran disebabkan siswa kurang teliti dalam mengerjakan soal dan kurang aktif saat guru melakukan pembelajaran dengan menggunaan media pembelajaran multimedia interaktif macromedia flash.

Hasil dari peningkatan pemahaman konsep IPA pada siswa kelas V tersebut dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Tuntas Belum Tuntas

Gambar 4. Histogram Perbandingan Pemahaman Konsep IPA Dari Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

Gambar 4 menunjukkan bahwa pemahaman konsep pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak benda siswa meningkat. Sebelum dilaksanakan tindakan, siswa yang

(12)

sudah memenuhi kriteria ketuntasan pada pra tindakan mencapai batas KKM sebanyak 6 siswa atau 26%.

Siswa yang mencapai indikator kinerja pada siklus I sebanyak 13 siswa atau 57%, sedangkan pada siklus II sebesar 20 siswa 87%. Hal ini menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 30%, sedangkan peningkatan ketuntasan dari pra tindakan sampai siklus II sebesar 61%.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif macromedia flash pada pembelajaran IPA materi pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak benda siswa kelas V SDN Losari 153 Surakarta tahun pelajaran 2016/2017 dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran multimedia interaktif macromedia flash dapat meningkatkan proses pembelajaran dan pemahaman konsep pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak benda siswa kelas V SDN Losari 153 Surakarta tahun pelajaran 2016/2017.

Peningkatan nilai pemahaman konsep pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak benda dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai pemahaman konsep pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak benda setiap siklusnya yaitu pada tindakan pra siklus nilai rata-rata pemahaman konsep pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak benda 57,61, siklus I nilai rata-rata pemahaman konsep pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak benda 65,65, dan siklus II nilai rata-rata pemahaman konsep pengaruh gaya terhadap bentuk dan gerak benda 82,61.

Jumlah siswa yang nilai pemahaman konsep pada pra tindakan mencapai batas KKM sebanyak 6 siswa atau 26%. Siswa yang mencapai indikator kinerja pada siklus I sebanyak 13 siswa atau 57%, sedangkan pada siklus II sebesar 20 siswa 87%. Hal ini menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 30%, sedangkan peningkatan ketuntasan dari pra tindakan sampai siklus II sebesar 61%.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal Mayub. 2009. E-Learning Fisika Berbasis Macromedia Flash MX. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Amalia Sapriati. 2013.

Pembelajaran IPA di SD.

Tangerang Selatan:

Universitas Terbuka

Ari Wibowo. 2013. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Digital Dengan Menggunakan Macromedia Flash Versi 8.0. Surakarta:

FATABA Press

Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera

Deni Darmawan. 2012. Inovasi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Eka Mahendra. 2013. Penerapan Model Kooperatif Group Investigation Berbantuan Multimedia HP Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Pemahaman Konsep Biologi Siswa Kelas X. Jurnal Ilmiah. Vol 1. No 1

Heruman. 2014. Media

Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Munir. 2012. Multimedia: Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung:

Alfabeta

Syaiful Sagala. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran.

Bandung: Alfabeta.

Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya

Gambar

Gambar 1. Langkah Penelitian  Tindakan Kelas
Tabel  2.  Pemahaman  Konsep  IPA  Pada Siklus II  No  Keterangan  Jumlah  Siswa  Persentase (%)  1  Tuntas  20  Siswa  87%  2  Tidak  Tuntas  3  Siswa  13%  Jumlah  23  Siswa  100%  Berdasarkan  tabel  2  menunjukkan  bahwa  pemahaman  konsep  IPA  siswa
Gambar  4.  Histogram  Perbandingan  Pemahaman  Konsep  IPA  Dari  Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

signifikan, dengan kata lain kedua varian tersebut homogen. c) Kelompok interaksi peserta didik laki-laki dan perempuan yang tinggal di. rumah dan yang di asrama, dari hasil

Salah satu faktor penting yang menentukan prestasi kerja adalah ketrampilan ternak. Ketrampilan ternak dapat dibentuk melalui proses latihan yang dilakukan secara bertahap

Jika ada musuh yang bisa mendekatkan kamu kepada Allah, maka hal itu lebih baik dari pada teman akrab yang menjauhkan kamu dari Allah.. (Abul

Dalam pengawasan yang dilakukan oleh Panwas tellulimpoe telah melakukan sosialisasi di setiap desa dan kelurahan terkait dengan potensi pelanggaran pemilu yang

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SDLB N 1 limau manis padang yang bertujuan untuk membuktikan apakah kemampuan motorik halus anak

““““Perencanaan Dan Teknis Pelaksanaan Perkerasan Jalan Perencanaan Dan Teknis Pelaksanaan Perkerasan Jalan Perencanaan Dan Teknis Pelaksanaan Perkerasan Jalan Perencanaan

Pada faktor pengolahan tanah sebagai faktor tunggal dapat dilihat bahwa sistem pengolahan tanah tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah baris per tongkol karena

Sebagian besar (55.24 persen) peternak responden berpendapat bahwa relatif mudah menebak tindakan peternak lainnya dalam berwirausaha, dan sisanya yaitu 44.76 persen