• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL SOSIAL DAN POLITIK ISSN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL SOSIAL DAN POLITIK ISSN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL SOSIAL DAN POLITIK

ISSN 2301-6876

Volume 9, Nomor 2, Desember 2019 http://stisipm-sinjai.ac.id/stisippublishing/index.php/JAQ 133 PENGAWASAN MONEY POLITIC DI KECAMATAN TELLULIMPOE PADA

PELAKSANAAN PILKADA KABUPATEN SINJAI TAHUN 2018 Muhammad Takdir, Muhammad Amar,

takdirstisip@gmail.com

ABSTRAK

Pesta demokrasi atau lebih dikenal dengan Pemilu atau Pilkada dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari berbagai persoalan atau permasalahan meskipun telah diatur dengan berbagai kebijakan pemerintah baik itu undang-undang maupun perpres atau aturan aturan lainnya, namun tetap terjadi permaslahan baik dalam pelaksanaan maupun pasca pelaksanaan pilkada. untuk mengatasi berbagai persoalan terkait dan pengawasan dan pelaksanaannya pemerintah mengeluarkan kebijakan melalui undang-undang nomor 10 tahun 2016 Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti undang-undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan gubernur, Bupati, dan Walikota. Dalam pasal 33 yang menjelaskan tugas dan wewenang panwas kecamatan. Dalam penelitaian ini peneliti akan melihat bagaimana kinerja bawaslu dalam pengawasan pilkada khususnya tentang politik uang peneliti mengangkat sebuah judul Pengawsan money politic di kecamatan tellulimpoe pada pemilihan kepala daerah kabupaten sinjai tahun 2018, metode yang digunakan adalah kualitatif.

(2)

JURNAL SOSIAL DAN POLITIK

ISSN 2301-6876

Volume 9, Nomor 2, Desember 2019 http://stisipm-sinjai.ac.id/stisippublishing/index.php/JAQ 134 1. Pendahuluan

A. Latar belakang

Pemilihan Kepala Daerah dilakukan secara demokratis (langsung) dapat ditemukan dalam ketentuan Pasal 18 ayat (4) UUD 1945 yang menyatakan bahwa Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai Kepala Pemerintahan Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota dipilih secara demokratis”. Apabila kita mencermati amanat konstitusi tersebut, maka pemilihan kepala daerah tersebut tidak disebutkan secara tegas mengenai apakah pemilihan kepala daerah tersebut termasuk didalamnya pemilihan Wakil Gubernur, Wakil Bupati dan Wakil Walikota dipilih secara demokratis dalam satu pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Namun demikian, setelah keluarnya Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah kemudian ditafsirkan termasuk di dalamnya adalah gubernur, bupati, dan walikota memiliki pasangan seorang wakil yang juga dipilih sebagai satu pasangan calon. Hal mana telah ditegaskan dalam ketentuan Pasal 56 UU No 32 Tahun 2004 ditentukan bahwa kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas dan rahasia, jujur dan adil. Pasangan tersebut harus diajukan oleh partai politik atau gabungan partai politik seperti halnya dalam pemilihan presiden dan wakil presiden.

Kabupaten sinjai yang merupakan daerah kecil akan tetapi rentang terjadinya konflik pilkada serta berpotensi terhadap pelanggaran pelanggaran pemilu, khususnya dalam pelaksanaan pilkada kabupaten sinjai tahun 2018 yang dilaksanakan pada tanggal

(3)

JURNAL SOSIAL DAN POLITIK

ISSN 2301-6876

Volume 9, Nomor 2, Desember 2019 http://stisipm-sinjai.ac.id/stisippublishing/index.php/JAQ 135 27 Juni 2018, yang diikuti oleh tiga pasangan calon bupati dan wakil

bupati yang masing masing memiliki Power politik, jumlah pemilih yang ada di kecamatan tellulimpoe kabupaten sinjai sebanyak 26.139 wajib pilih yang terbagi dari 68 TPS.

Pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2018 merupakan agenda politik nasional dengan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah secara serentak, di 171 daerah. Pilkada 2018 digelar di 17 provinsi, 115 kabupaten dan 39 kota melalui sistem pemilihan secara langsung, Pemungutan suara digelar pada 27 Juni 2018, mulai pukul 08.00 waktu setempat. Pada pilkada kabupaten sinjai tentunya merupakan pilkada yang rentang terjadinya konflik, olehnya itu perang pengawas pemilihan baik di tingkat kabupaten maupun ditingkat kecamatan dan desa yang terdiri dari 9 kecamatan yang ada tentunya memiliki strategi untuk melakukan pengawasan di wilayah masing masing untuk menciptakan pilkada yang aman dan damai. Dari berbagai penjelasan diatas penulis akan mencoba mengangkat satu judul penelitian yaitu Pengawasan money politic di kecamatan tellulimpoe pada pilkada 2018.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana peran pengawas pemilu dalam melaksanakan tugas dan fungsinya untuk mensukseskan pesta demokrasi yang aman dan damai tanpa dinodai dengan pelanggaran pemilu (money politic)

(4)

JURNAL SOSIAL DAN POLITIK

ISSN 2301-6876

Volume 9, Nomor 2, Desember 2019 http://stisipm-sinjai.ac.id/stisippublishing/index.php/JAQ 136 2. Tinjauan pustaka

a. Politik Uang

Adapun yang dimaksud dengan politik uang adalah, uang yang ditujukan dengan maksud-maksud tertentu seperti contohnya untuk melindungi kepentingan bisnis dan kepentingan politik tertentu. Politik uang bisa terjadi ketika seorang kandidat memberikan iming-iming imbalan yang bersifat finansial atau berupa barang. Politik uang bisa juga terjadi ketika pihak penyandang dana berkepentingan bisnis maupun politik tertentu. Bentuknya bisa berupa uang, namun bisa pula berupa bantuan-bantuan sarana fisik pendukung kampanye pasangan kandidat tertentu (Teddy Lesmana dalam Fitriyah, 2013).

Sementara menurut Abdul Mukhlis (2009), politik uang merupakan fenomena umum yang terjadi dalam setiap penyelenggaraan pemilu di banyak negara, bahkan di negara-negara demokrasi yang menggunakan pemilihan Umum (Pemilu) sebagai media memilih pemimpin-pemimpin politik.secara umum, pengertian politik uang terkait pada upaya mendapatkan keuntungan bagi kemenangan bagi para kontestan melalui pembelian suara atau dikenal juga dengan istilah politik transaksional

b. Kerangka Hukum Pelanggaran (money politic)

Pasal 73 UU No. 10 Tahun 2016

(1) Calon dan/atau tim Kampanye dilarang menjanjikan dan/atau memberikan uang atau materi lainnya untuk mempengaruhi penyelenggara Pemilihan dan/atau Pemilih. Yang tidak termasuk “memberikan uang atau materi lainnya” meliputi pemberian biaya

(5)

JURNAL SOSIAL DAN POLITIK

ISSN 2301-6876

Volume 9, Nomor 2, Desember 2019 http://stisipm-sinjai.ac.id/stisippublishing/index.php/JAQ 137 makan minum peserta kampanye, biaya transpor peserta

kampanye, biaya pengadaan bahan kampanye pada pertemuan terbatas dan/atau pertemuan tatap muka dan dialog, dan hadiah lainnya berdasarkan nilai kewajaran dan kemahalan suatu daerah yang ditetapkan dengan Peraturan KPU.

(2) Calon yang terbukti melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan putusan Bawaslu Provinsi dapat dikenai sanksi administrasi pembatalan sebagai pasangan calon oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota.

(3) Tim Kampanye yang terbukti melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dikenai sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Selain Calon atau Pasangan Calon, anggota Partai Politik, tim kampanye, dan relawan, atau pihak lain juga dilarang dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya sebagai imbalan kepada warga negara Indonesia baik secara langsung ataupun tidak langsung untuk:

a. mempengaruhi Pemilih untuk tidak menggunakan hak pilih; b. menggunakan hak pilih dengan cara tertentu sehingga

mengakibatkan suara tidak sah; dan

c. mempengaruhi untuk memilih calon tertentu atau tidak memilih calon tertentu.

(5) Pemberian sanksi administrasi terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak menggugurkan sanksi pidana.

(6)

JURNAL SOSIAL DAN POLITIK

ISSN 2301-6876

Volume 9, Nomor 2, Desember 2019 http://stisipm-sinjai.ac.id/stisippublishing/index.php/JAQ 138 Pasal 187 UU No. 10 Tahun 2016

(1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan Kampanye di luar jadwal waktu yang telah ditetapkan oleh KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota untuk masing-masing calon, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 15 (lima belas) hari atau paling lama 3 (tiga) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) atau paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah). (2) Setiap orang yang dengan sengaja melanggar ketentuan larangan

pelaksanaan Kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, atau huruf f dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) bulan atau paling lama 18 (delapan belas) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp600.000.00 (enam ratus ribu rupiah) atau paling banyak Rp6.000.000.00 (enam juta rupiah).

(3) Setiap orang yang dengan sengaja melanggar ketentuan larangan pelaksanaan Kampanye Pemilihan Bupati/Walikota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 huruf g, huruf h, huruf i, atau huruf j dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan atau paling lama 6 (enam) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) atau paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).

(4) Setiap orang yang dengan sengaja mengacaukan, menghalangi, atau mengganggu jalannya Kampanye, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan atau paling lama 6 (enam) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp600.000,00 (enam ratus ribu ruplah) atau paling banyak Rp6.000.000,00 (enam juta rupiah). (5) Setiap orang yang memberi atau menerima dana Kampanye

(7)

JURNAL SOSIAL DAN POLITIK

ISSN 2301-6876

Volume 9, Nomor 2, Desember 2019 http://stisipm-sinjai.ac.id/stisippublishing/index.php/JAQ 139 Pasal 74 ayat (5), dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4

(empat) bulan atau paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) atau paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). (6) Setiap orang yang dengan sengaja menerima atau memberi dana

Kampanye dari atau kepada pihak yang dilarang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (1) dan/atau tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) bulan atau paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) atau paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

(7) Setiap orang yang dengan sengaja memberikan keterangan yang tidak benar dalam laporan dana Kampanye sebagaimana diwajibkan oleh Undang-Undang ini, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) bulan atau paling lama 12 (dua belas) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) atau paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

(8) Calon yang menerima sumbangan dana Kampanye dan tidak melaporkan kepada KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dan/atau tidak menyetorkan ke kas negara, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 12 (dua belas) bulan dan paling lama 48 (empat puluh delapan) bulan dan denda sebanyak 3 (tiga) kali dari jumlah sumbangan yang diterima.

(8)

JURNAL SOSIAL DAN POLITIK

ISSN 2301-6876

Volume 9, Nomor 2, Desember 2019 http://stisipm-sinjai.ac.id/stisippublishing/index.php/JAQ 140 Pasal 187A UU No. 10 Tahun 2016

(1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya sebagai imbalan kepada warga negara Indonesia baik secara langsung ataupun tidak langsung untuk mempengaruhi Pemilih agar tidak menggunakan hak pilih, menggunakan hak pilih dengan cara tertentu sehingga suara menjadi tidak sah, memilih calon tertentu, atau tidak memilih calon tertentu sebagaimana dimaksud pada Pasal 73 ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 36 (tiga puluh enam) bulan dan paling lama 72 (tujuh puluh dua) bulan dan denda paling sedikit Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).

(2) Pidana yang sama diterapkan kepada pemilih yang dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum menerima pemberian atau janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

c. Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU)

Tugas dan wewenang Bawaslu dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilihan sesuai dengan UU No.10 tahun 2016 meliputi:

a. Menyusun dan menetapkan Peraturan Bawaslu dan pedoman teknis pengawasan untuk setiap tahapan Pemilihan serta pedoman tata cara pemeriksaan, pemberian rekomendasi, dan putusan atas keberatan setelah berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat dan Pemerintah dalam forum rapat dengar pendapat yang keputusannya bersifat mengikat;

b. Menerima, memeriksa, dan memutus keberatan atas putusan Bawaslu Provinsi terkait pemilihan Calon Gubernur dan Calon Wakil

(9)

JURNAL SOSIAL DAN POLITIK

ISSN 2301-6876

Volume 9, Nomor 2, Desember 2019 http://stisipm-sinjai.ac.id/stisippublishing/index.php/JAQ 141 Gubernur, Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, atau Calon

Walikota dan Calon Wakil Walikota terkait dengan Pemilihan yang diajukan oleh pasangan calon dan/atau Partai Politik/gabungan Partai Politik terkait penjatuhan sanksi diskualifikasi dan/atau tidak diizinkannya Partai Politik/gabungan Partai Politik untuk mengusung pasangan calon dalam Pemilihan berikutnya.

c. Mengoordinasikan dan memantau tahapan pengawasan penyelenggaraan Pemilihan;

d. Melakukan evaluasi pengawasan penyelenggaraan Pemilihan; e. Menerima laporan hasil pengawasan penyelenggaraan Pemilihan

dari Bawaslu Provinsi dan Panwas Kabupaten/Kota;

f. Memfasilitasi pelaksanaan tugas Bawaslu Provinsi dan Panwas Kabupaten/Kota dalam melanjutkan tahapan pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan Pemilihan jika Provinsi, Kabupaten, dan Kota tidak dapat melanjutkan tahapan pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan Pemilihan secara berjenjang;

g. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan;

h. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Bawaslu Provinsi dan Panwas Kabupaten/Kota;

i. Menerima dan menindaklanjuti laporan atas tindakan pelanggaran Pemilihan; dan j. menindaklanjuti rekomendasi dan/atau putusan Bawaslu Provinsi maupun Panwas Kabupaten/Kota kepada KPU terkait terganggunya tahapan Pemilihan.

(10)

JURNAL SOSIAL DAN POLITIK

ISSN 2301-6876

Volume 9, Nomor 2, Desember 2019 http://stisipm-sinjai.ac.id/stisippublishing/index.php/JAQ 142 Pasal 33 Tugas dan wewenang Panwas Kecamatan dalam Pemilihan

meliputi:

a. Mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilihan di wilayah Kecamatan yang meliputi:

1) Pemutakhiran data Pemilih berdasarkan data kependudukan dan penetapan Daftar Pemilih Sementara dan Daftar Pemilih Tetap; 2) Pelaksanaan Kampanye;

3) Perlengkapan Pemilihan dan pendistribusiannya;

4) Pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara hasil Pemilihan;

5) Penyampaian surat suara dari TPS sampai ke PPK;

6) Proses rekapitulasi suara yang dilakukan oleh PPK dari seluruh TPS; dan

7) Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilihan lanjutan, dan Pemilihan susulan.

b. Mengawasi penyerahan kotak suara tersegel dari PPK kepada KPU Kabupaten/Kota;

c. Menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap tahapan penyelenggaraan Pemilihan yang dilakukan oleh penyelenggara Pemilihan sebagaimana dimaksud pada huruf a;

d. Menyampaikan temuan dan laporan kepada PPK untuk ditindaklanjuti

e. Meneruskan temuan dan laporan yang bukan menjadi kewenangannya kepada instansi yang berwenang;

f. Mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilihan; g. Memberikan rekomendasi kepada yang berwenang atas temuan

dan laporan mengenai tindakan yang mengandung unsur tindak pidana Pemilihan; dan

(11)

JURNAL SOSIAL DAN POLITIK

ISSN 2301-6876

Volume 9, Nomor 2, Desember 2019 http://stisipm-sinjai.ac.id/stisippublishing/index.php/JAQ 143 h. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh

peraturan perundang-undangan. d. Kerangka konsep

3. Metode penelitaian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, untuk melihat fenomena atau permaslahan yang telah terjadi dilapangan, mencari data dan informasi yang bersifat kualitatif dan di deskripsikan. Data yang dibutuhkan adalah data primer dan data sekunder, data primer adalah mencari informasi dari orang yang mengetahui permasalahan yang biasa disebut dengan informan sedangkan data sekunder adalah mencari informasi dari dokumen- dokumen tentang pelaksanaan pengawasan money politik.

4. Hasil Penelitian

a) Tindakan

Panwas kecamatan tellulimpoe telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan bawaslu No. 2 tahun 2015 diantaranya:

(12)

JURNAL SOSIAL DAN POLITIK

ISSN 2301-6876

Volume 9, Nomor 2, Desember 2019 http://stisipm-sinjai.ac.id/stisippublishing/index.php/JAQ 144 a. Telah melaksanakan pengawasan terhadap seluruh tahapan

penyelenggaraan pilkada diwilayah kecamatan tellulimpoe b. Telah membentuk Panitia Pengawas Lapangan yang bertugas

membantu panwas kecamatan dalam melakukan rangkaian pengawasan sesuai dengan tahapan pelaksanaan pilkada di tingkat desa dan kelurahan, termasuk sosialisasi pilkada, serta menindak lanjuti temuan temuan pelanggaran pilkada ditingkat desa dan lain lain.

c. Dan telah membentuk Pengawas TPS dalam membantu PPL dalam melakukan pengawasan mempunyai tugas dan wewenang:

(1) mengawasi persiapan pemungutan dan penghitungansuara; (2) mengawasi pelaksanaan pemungutansuara;

(3) mengawasi persiapan penghitungansuara; (4) mengawasi pelaksanaan penghitungansuara;

(5) menyampaikan keberatan dalam hal ditemukannya dugaan pelanggaran, kesalahan, dan/atau penyimpangan administrasi pemungutan dan penghitungansuara;

(6) menerima salinan berita acara dan sertifikat pemungutan dan penghitungan suara;dan melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh PPL sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

b). Pengawasan money politik

Tentu hal ini merupakan bagian dari tugas panwas kecamatan untuk mengawasi terkait dengan pelaksanaan kampanye yang ada di wilayah kerjanya, Masa Kampanye dimulai pada tanggal 15 Februari 2018 sampai pada tanggal 23 Juni 2018, yang di ikuti oleh 3 pasangan calon bupati dan wakil bupati. Panwas

(13)

JURNAL SOSIAL DAN POLITIK

ISSN 2301-6876

Volume 9, Nomor 2, Desember 2019 http://stisipm-sinjai.ac.id/stisippublishing/index.php/JAQ 145 kecamatan dalam menjalankan tugasnya telah membentuk paniti

pengawas lapangan di semua desa dan kelurahan yang masing masing 1 pengawas di setiap desa dan kelurahan dengn jumla Panitia pengawas lapangan sebanyak 11, dan telah membentuk panitia pengawas tempat pemungutan suara sesuai dengan jumlah tempat pemungutan suara (TPS) sebanyak 68 TPS dan 68 PPTPS yang ada di kecamatan tellu limpoe.

Dalam pengawasan yang dilakukan oleh Panwas tellulimpoe telah melakukan sosialisasi di setiap desa dan kelurahan terkait dengan potensi pelanggaran pemilu yang kemungkinan akan terjadi dan menyampaikan atau mensosialisasikan tindakan hukum atau penangan pelanggaran pilkada sesuai dengan aturan yang ada, salah satu contoh tentang Money politik, pelanggaran tersebut bukan hanya pemberian uang semata namun juga bisa berupa pemberian barang atau material lain yang diberikan kepada masyarakat dengan iming-iming untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat, dalam penanganan pelanggaran pilkada yang seperti ini penerima dan si pemberi dikenakan sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku sesuai dengan UU No. 10 tahun 2016 tentang pilkada. Pada Pasal 187A ayat (1), Undang-Undang tentang Pilkada diatur, setiap orang yang sengaja memberi uang atau materi sebagai imbalan untuk memengaruhi pemilih maka orang tersebut dipidana penjara paling singkat 36 bulan dan paling lama 72 bulan, plus denda paling sedikit Rp 200 juta hingga maksimal Rp 1 miliar. Pada Pasal 187A ayat (2), diatur ketentuan pidana yang sama diterapkan kepada pemilih yang dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum, menerima pemberian atau janji

(14)

JURNAL SOSIAL DAN POLITIK

ISSN 2301-6876

Volume 9, Nomor 2, Desember 2019 http://stisipm-sinjai.ac.id/stisippublishing/index.php/JAQ 146 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

Dalam menjalankan tugasnya selaku pengawas pilkada tingkat kecamatan Panwas tellulimpoe telah menindaklanjuti adanya temuan dan Laporan PelanggaranPemilu, yaitu berupa barang yang akan diberikan kepada pemilih dari salah satu pasanagn calon, upaya pencegahan yang dilakukan panwas kecamatan tellulimpoe terhadap laporan masyarakat. Yaitu sembako yang akan dibagikan ke pada pemilih yang dilakukan oleh TimPemenangan/Relawan salah satu pasangan Calon Bupati Sinjai. Dari upaya pencegahan yang dilakukan oleh panwas merupakan bagian dari tugas pengawas pilkada olehnya itu kejadian tersebut di proses oleh bawaslu kabupaten kota sesuai laporan nomor 07/TM/PB/Kab/27.16/V/2018 tahapan kampanye, dugaan money politik/sembako, tempat kejadian Dusun Manajo Desa Tellulimpoe Kec. Tellulimpoe, pada hari Sabtu, 28/04/2018. c). Kendala

Dalam pelaksanaan Pilkada tahun 2018 di kabupaten sinjai yang di ikuti oleh 3 pasangan calon masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terkait dengan pemahaman tentang pelanggaran pelanggaran pilkada yang diatur dalam undang undang, selanjutnya rendahnya partisipasi mensyarakat terkait dengan pengawasan yang bisa mencedarai demokrasi salah satunya money politik atau pelanggaran pelanggaran lain diantaranya alat praga kampanye yang tidak sesuai dengan penempatannya, penggunaan fasilitas umum untuk kampanye, keterlibatan ASN dalam dukung mendukun salah satu pasangan calon.

(15)

JURNAL SOSIAL DAN POLITIK

ISSN 2301-6876

Volume 9, Nomor 2, Desember 2019 http://stisipm-sinjai.ac.id/stisippublishing/index.php/JAQ 147 khususnya tentang money politik, masyarakat berada dalam

posisi dilematis sebab penerima dan pemberi uang atau material lainnya sebagaimana yang dimaksud pada pasal pasal 187 akan sama sama dikenakan sanksi, sehingga banyak masyarakat lebih memilih untuk tidak melaporkan ketika melihat adanya potensi pelanggaran pilkada yang terjadi sehingga lebih bersifat terjadi pembiaran.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah dalam Andika Mongilala, Teori Pilkada Indonesia, 2010.

https://webandikamongilala.wordpress.com/2010/09/01/teori-mengenai-pilkada-di-indonesia/ diakses 3/11/2018

Raharusun Anton. 2017, PILKADA SERENTAK DAN PENGUATAN DEMOKRASI

DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA,

http://www.peradi.or.id/index.php/infoterkini/detail/pilkada-serentak-dan-penguatan-demokrasi-dalam-sistem-ketatanegaraan-indonesia diakses

3/11/2018.

Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 UU No. 23 Tahun 2014, UU No 9 tahun 2015Tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang nomor 10 tahun 2016 Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti undang-undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan gubernur, Bupati, dan Walikota.

Perbawaslu No.2 tahun 2015 Tentang Perubahan atas peraturan badan pengawas pemilihan nomor 11 tahun 2014 tentang pengawasan pemilihan umum

Pkpu No. 1 tahun 2017. Tentang tahapan,program dan jadwal penyelenggaraan pemilihan gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati dan atau walikota dan wakil walikota tahun 2018

Referensi

Dokumen terkait

Materinya merupakan materi-materi dasar / fundamental untuk produk dan teknologi Microsoft yang umum diterapkan di kalangan dasar / fundamental untuk produk dan teknologi Microsoft

Adapun permasalahan khusus dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) Bagaimana kemampuan guru merancang pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan

Tujuan dari kegiatan PPM ini adalah untuk meningkatkan ketrampilan guru dan teknisi otomotif dalam melaksanakan Engine Tune Up Mesin Bensin Konvensional sesuai dengan standar

Lambang daerah terbuat dari bahan dasar logam berwarna kuning emas dilengkapi dengan melati sebanyak 1 (satu) buah terbuat dari bahan dasar logam berwarna perunggu.b.

Panjang meja laptop menggunakan ukuran panjang telapak tangan dikalikan dua (2) ditambah dengan panjang laptop 14” in. Ukuran panjang meja laptop yang sesuai dengan panjang

• Pelaksanaan otonomi daerah menyebabkan banyaknya kebijakan pembangunan yang diambil hanya didasarkan pada pertimbangan kepentingan daerah dan bersifat jangka pendek. •

Rerata kesukaan panelis terhadap aroma pasta santan dari bahan baku kelapa tanpa sadap dan pasta sadap dengan tingkat kematangan tua kering, tua sedang dan tua segar

Dalam kalimat yang utuh, kedua baris sajak tersebut menunjukkan bahwa pada waktu pagi beberapa ayat dari kitab suci Al quran menyertai si aku.. Makna dari menyertai adalah ketika