i
Green Campus
Ekosistem merupakan unsur utama dalam menopang keberlanjutan sumberdaya alam, keterkaitan antara ekosistem dan faktor-faktor lainnya seperti eksploitasi sumber daya alam terhadap kelestarian sumber daya alam menggambarkan sebuah interaksi kompleks yang harus dipertimbangkan dalam pengelolaan lingkungan hidup yang optimal dan lestari. Universitas Riau berkomitmen dalam mengembangkan upaya pengelolaan lingkungan hidup yang lestari dan berkelanjutan, hal ini diwujudkan dalam bentuk program
Green Campus
Dalam merumuskan strategi implementasi program tersebut, maka diperlukan suatu studi komprehensif mengenai kondisi eksisting lingkungan kampus Universitas Riau agar dapat diperoleh suatu terobosan dalam sistem pengelolaan lingkungan kampus yang berkelanjutan. Strategi implementasi Green Campus masih perlu dikembangkan dan buku ini merupakan salah satu hasil sintesis dari studi terhadap kondisi eksisting lingkungan kampus Universitas Riau dari sudut pandang multidisiplin.
Green asih banyak kegiatan pada sektor-sektor yang dapat, perlu, dan harus disinergikan pelaksanaannya dengan sektor lain, serta diintegrasikan ke dalam perencanaan dan penganggaran pembangunan Universitas Riau agar implementasi program
Green Campus
dapat berjalan dengan optimal.
Akhir kata, Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku ini dan berharap buku ini dapat bermanfaat bagi para pemangku kepentingan, baik di tingkat lokal maupun nasional.
Pekanbaru, 29 September 2016 Rektor Universitas Riau
Prof. Dr. Aras Mulyadi, DEA
KATA SAMBUTAN
REKTOR UNIVERSITAS RIAU
ii
Green Campus
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penyusunan buku ini. Green Campus Universitas Riau Berbasis
, disusun berdasarkan hasil penelitian serta diskusi-diskusi dengan para pemangku kepentingan di Universitas Riau. Buku ini merupakan wujud nyata dukungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) kepada Universitas Riau dalam bidang pengelolaan lingkungan hidup.
Upaya penyusunan buku ini dilatarbelakangi oleh komitmen dari Riau dengan penekanan pada aspek konservasi dan budaya Melayu. LPPM Universitas Riau kemudian merespon hal ini dengan membentuk tim peneliti yang bertujuan mengetahui potensi lingkungan serta menyusun strategi pengelolaan kedepan. Secara khusus, dalam buku ini juga didorong upaya pemberdayaan pemangku kepentingan melalui peningkatan hak dan akses mengelola lingkungan hidup melalui berbagai skema. Melalui pendekatan multipihak, LPPM siap mendukung, berpartisipasi, dan berkontribusi secara langsung untuk mewujudkan program Green Campus Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu
Inisiatif, konsep, dan arahan program yang dikembangkan di dalam buku ini diharapkan menjadi titik awal dan landasan penting bagi para pemangku kepentingan dalam pengelolaan lingkungan hidup di Universitas Riau. LPPM akan terus berkomitmen mendorong proses implementasi di lapangan, termasuk memfasilitasi proses pemantauan, pembelajaran multipihak, serta mengelola pengetahuan dari program-program kerjasama yang dapat direalisasikan untuk mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan di Universitas Riau.
Pekanbaru, 29 September 2016 Ketua LPPM Universitas Riau
Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP
KATA PENGANTAR
KETUA LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS RIAU
iii
Green Campus
Sinergi, koordinasi, dan komunikasi semua pihak menjadi penting dalam mewujudkan pengelolaan lingkungan hidup di Universitas Riau. Dengan adanya Green Campus yang disarikan dalam buku ini, proses sinergi, komunikasi dan koordinasi diharapkan dapat berjalan dengan baik karena adanya arahan dalam proses pengarusutamaan dan penyusunan rencana pembangunan lingkungan kampus. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat menindaklanjuti arahan pimpinan Universitas Riau Green campus Universitas Riau Berbasis Konservasi dan dengan membentuk tim untuk melakukan studi mengenai kondisi kekinian kampus Universitas Riau. Hasil kajian tesebut akan dijadikan rekomendasi dalam penyusunan strategi Green Campus . Dengan adanya strategi tersebut, maka diharapkan implementasi program dapat berjalan dengan optimal, serta mempunyai arahan dalam meningkatkan tatanan kehidupan dan kesejahteraan melalui program yang berbasis konservasi dan Budaya Melayu.
Buku ini terdiri dari berbagai bab yang membahas dalam pendekatan multidisiplin berbagai fenomena yang terdapat pada Kampus Bina Widya Universitas Riau. Hasil kajian dalam buku ini akan digunakan sebagai baseline data yang komprehensif untuk menghasilkan suatu strategi implementasi Green Campus.
Terakhir, Semoga buku ini bermanfaat untuk kita semua. Terutaman bagi pengembangan program green campus Universitas Riau agar tercipta pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan hidup yang lebih baik.
Pekanbaru, 29 September 2016 Koordinator Tim Penulis
Dr. Suwondo, M.Si
KATA PENGANTAR
TIM PENULIS
iv
Green Campus
Pengarah:
Prof. Dr. Aras Mulyadi, DEA (Rektor Universitas Riau) Penanggung jawab:
Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP (Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau)
Penulis:
1. Dr. Suwondo, M.Si 2. Darmadi, M.Si 3. Drs. Nursal, M.Si
4. Dr. Muhammad Yusa, M.Sc 5. Dr. Manyuk Fauzi, MT 6. Prof. Dr. Sukendi, MS 7. Benny Heltonika S.Pi., M.Si 8. Drs. Syapsan, ME
9. Dr. Dahlan Tampubolon, M.Si.
10. Dr. Khairul Anwar, M.Si 11. Drs. Syamsul Bahri, M.Si 12. Prof. Dr. Bintal Amin, M.Sc 13. Dr. Dessy Yoswaty, M.Si 14. Dr. Wan Syafii, M.Si
15. Dr. Riki Apriyandi Putra, M.Pd 16. Mohd. Yunus, S.Pd
Editor:
Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP Dr. Suwondo, M.Si
Ilustrasi Sampul:
Mohd. Yunus, S.Pd
v
“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu
DAFTAR ISI
halaman
KATA SAMBUTAN REKTOR UNIVERSITAS RIAU ... i
KATA PENGANTAR KETUA LPPM UNIVERSITAS RIAU ... ii
KATA PENGANTAR TIM PENULIS ... iii
IDENTITAS TIM PENULIS ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Ruang Lingkup... 3
1.3. Pelaksanaan.. ... 5
BAB II. STRATEGI PENGELOLAAN LINGKUNGAN KAMPUS BINA WIDYA UNIVERSITAS RIAU BERBASIS KONSERVASI 2.1. Konfigurasi Massa Bangunan ... 12
2.2. Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) ... 14
2.2.1. Pengembangan RTH ... 14
2.2.2. Pengelolaan Air ... 16
2.3. Pengelolaan Transportasi Kampus ... 17
2.3.1. Pengaturan Perparkiran ... 17
2.3.2. Transportasi Alternatif ... 17
2.4. Pengelolaan Tri Dharma Perguruan Tinggi ... 18
2.4.1. Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat ... 18
2.4.1.1. Pengelolaan Limbah ... 18
2.4.1.1.1. ... R ecycling Program ... 18
2.4.1.1.2. ... T oxic Waste Recycling ... 18
BAB III. BIOEKOLOGI KAMPUS BINA WIDYA UNIVERSITAS RIAU 3.1. Struktur Vegetasi Arboretum Universitas Riau ... 23
3.1.1. Pemai ... 23
3.1.2. Pancang ... 26
3.1.3. Tiang ... 28
vi
“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu
3.1.4. Pohon ... 30
3.2. Keanekaragaman Jenis Vegetasi Arboretum Universitas Riau ... 32
3.3. Keanekaragaman Jenis Satwa ... 33
3.3.1. Kelas Insekta Ordo Odonata ... 33
3.3.2. Kelas Insekta Ordo Lepidoptera ... 35
3.3.3. Kelas Amphibi ... 40
3.3.4. Kelas Reptil ... 43
3.3.5. Kelas Aves ... 46
3.3.6. Kelas Mamalia ... 61
BAB IV. GEOHIDROLOGI KAMPUS BINA WIDYA UNIVERSITAS RIAU 4.1. Topografi ... 65
4.2. Geolistrik ... 66
4.2.1. Penampang resistivity VES-1 - VES-2 ... 70
4.2.2. Penampang resistivity VES-1 - VES-3 ... 71
4.2.3. Desain awal konstruksi pemboran ... 72
4.3. Bor Tangan dan Permeabilitas Laboratorium ... 74
4.4. Borehole Logging ... 75
4.5. Geolistrik di Laboratorium ... 76
4.6. Uji Pemompaan ... 77
4.7. Analisis Kualitas Air ... 79
4.8. Analisis Ketimbangan Air ... 80
4.8.1. Kapasitas tampungan dan kurva massa ... 80
4.8.2. Simulasi Tampungan ... 83
BAB V. POTENSI EKONOMI KAMPUS BINA WIDYA UNIVERSITAS RIAU DAN PENGELOLAANNYA 5.1. Analisis Fiskal (Anggaran) Universitas Riau Kampus Bina Widya ... 92
5.2. Analisis Valuasi Ekonomi Universitas Riau Kampus Bina Widya ... 95
5.3. Analisis SWOT Universitas Riau Kampus Bina Widya ... 99
BAB VI. IDENTIFIKASI POTENSI SOSIAL BUDAYA DESAIN PENGELOLAAN GREEN CAMPUS 6.1. Para Aktor ... 109
6.2. Berbagai peraturan perundangan yang terkait ... 114
6.3. Sarana dan Prasarana ... 115
6.4. Penutup ... 116
vii
“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu
BAB VII . ... STRATEGI PENGEMBANGAN FUNGSI 7.1. Persiapan Strategi Pengembangan Fungsi Edukasi
Kampus Hijau Binawidya Universitas Riau (UR) ... 119
7.1.1. Tahap Analysis (Analisis) Pembelajaran Fungsi Edukasi Kampus Hijau Binawidya Universitas Riau ... 119
7.1.2. Tahap Design (Rancangan) Pembelajaran Fungsi Edukasi Kampus Hijau Binawidya Universitas Riau ... 121
BAB VIII. KONSERVASI IKAN LOKAL KAMPUS BINA WIDYA UNIVERSITAS RIAU 8.1. Kelayakan kualitas air danau Selais kampus Universitas Riau ... 131
8.2. Ujicoba Budidaya Ikan di dalam keramba pada danau Selais kampus Universitas Riau ... 133
BAB IX. EKOWISATA KAMPUS BINA WIDYA UNIVERSITAS RIAU 9.1. Sarana dan Prasarana Kampus Hijau ... 140
9.2. Pengukuran Kualitas Perairan ... 146
9.3. Indeks Kesesuaian Wisata Kampus Hijau ... 148
9.4. Persepsi Pengunjung Hutan Kampus ... 151
9.5. Pengembangan Ekowisata di Kawasan Hutan Kampus ... 154
9.6. Analisis Kebijakan (SWOT) ... 155
9.6.1. Kekuatan (Strenght) ... 155
9.6.2. Kelemahan (Weakness) ... 158
9.6.3. Peluang (opportunity) ... 160
9.6.4. Ancaman(threat) ... 161
9.6.5. Matrik SWOT Pengembangan Kampus Hijau ... 162
9.7. Daya Dukung Kawasan Kampus Hijau ... 166
DAFTAR PUSTAKA ... 168
viii
“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
1. Gabungan faktor-faktor kunci yang mempunyai pengaruh dominan ... 9 2. Hasil Analisis Gabungan Analisis Pengelolaan dan Kebutuhan
Stakeholders ... 9 3. Zoning pengembangan Kampus Bina Widya ... 12 4. Integrasi Rencana Pengelolaan Lingkungan Dengan Tri
Dharma Perguruan Tinggi ... 18 5. Komposisi vegetasi penyusun arboretum Kampus Bina Widya
Universitas Riau ... 21 6. Dominansi, kerapatan, dan Frekuensi relatif pada tiga
spesies dengan nilai tertinggi pada strata semai ... 23 7. Dominansi, kerapatan, dan Frekuensi relatif pada tiga
spesies dengan nilai tertinggi pada strata pancang ... 26 8. Dominansi, kerapatan, dan Frekuensi relatif pada tiga
spesies dengan nilai tertinggi pada strata tiang ... 28 9. Dominansi, kerapatan, dan Frekuensi relatif pada tiga
spesies dengan nilai tertinggi pada strata pohon ... 30 10. Indeks Keanekaragaman jenis vegetasi pada
arboretum Kampus Bina Widya Universitas Riau ... 32 11. Jenis-jenis Capung pada Kampus Bina Widya Universitas Riau ... 33 12. Jenis-jenis Kupu-kupu pada Kampus Bina Widya Universitas
Riau ... 35
ix
“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu
13. Jenis-jenis Amfibi pada Kampus Bina Widya Universitas Riau ... 40
14. Jenis-jenis Reptil pada Kampus Bina Widya Universitas Riau ... 43
15. Jenis-jenis Burung pada Kampus Bina Widya Universitas Riau ... 47
16. Jenis-jenis Mamalia pada Kampus Bina Widya Universitas Riau ... 61
17. Koordinat titik resistivity hasil pengukuran GPS Garmin ... 66
18. Perkiraan diameter pipa jambang (Watson, 1970) ... 73
19. Hasil bor tangan dan uji permeabilitas laboratorium ... 74
20. Hasil pengukuran geolistrik dilaboratorium ... 76
21. Hasil Uji Pemompaan ... 78
22. Hasil pengujian kualitas air ... 79
23. Hubungan Elevasi, Luas dan Volume Tampungan Embung LPPM ... 80
24. Hubungan Elevasi, Luas dan Volume Tampungan Embung Musholla ... 81
25. Hubungan Elevasi, Luas dan Volume Tampungan Embung Rektorat ... 81
26. Perhitungan Evaporasi Daerah Kajian ... 87
27. Simulasi Tampungan dengan Pompa 5 lt/dt dan Operasi Selama 8 jam ... 88
28. Simulasi Tampungan dengan Pompa 10 lt/dt dan Operasi Selama 8 jam ... 89
29. Hasil Analisis Terhadap Kekuatan Universitas Riau Kampus Bina Widya ... 101
x
“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu
30. Hasil Analisis Terhadap Kelemahan Universitas Riau Kampus
Bina Widya ... 101 31. Hasil Analisis Terhadap Peluang Universitas Riau Kampus Bina
Widya ... 102 32. Hasil Analisis Terhadap Tantangan Universitas Riau Kampus
Bina Widya ... 103 33. Jumlah Dosen UR Tahun 2016 ... 110 34. Jumlah Mahasiswa UR tahun 2016 ... 112 35. Lokasi dan Luas Pemeliharaan Taman Bunga Di Kampus Bina
Widya ... 116 36. Substansi kajian / materi / isi perkuliahan pengetahuan
lingkungan ... 122 37. Substansi kajian / materi / isi perkuliahan pengetahuan
lingkungan sebagai Fungsi edukasi kampus hijau ... 124 38. Keterkaitan materi pengetahuan lingkungan dengan model,
pendekatan, metode, bentuk penugasan, dan assessment berdasarkan indicator pembelajaran pada fungsi edukasi
kampus hijau ... 125 39. Kumpulan kearifan lokal (etnobotani/lingkungan) di berbagai
kota dan kabupaten yang terdapat di Provinsi Riau ... 127 40. Kualitas Air Danau Selais ... 131 41. Aktivitas kampus hijau sebagai destinasi ekowisata di ketiga
stasiun penelitian ... 141 42. Fasilitas kampus hijau sebagai destinasi ekowisata diketiga
stasiun penelitian ... 142
xi
“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu
43. Rata-rata hasil pengukuran kualitas lingkungan perairan ... 146
44. Ketebalan hutan dan titik koordinat diketiga stasiun penelitian. ... 148
45. Tingkat kesesuaian wisata di Stasiun I (kawasan waduk Faperika) ... 149
46. Tingkat kesesuaian wisata di Stasiun II (kawasan arboretum dan ecoedupark) ... 149
47. Tingkat kesesuaian wisata di Stasiun III (kawasan dekat stasiun bus dan danau selais) ... 150
48. Persepsi pengunjung mengenai pengembangan kampus hijau sebagai destinasi ekowisata. ... 152
49. Matriks analisis kesesuaian ekowisata dengan kriteria ekowisata (Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, 2009) ... 154
50. Identifikasi kekuatan (strenght) ... 156
51. Identifikasi kelemahan (weakness) ... 159
52. Identifikasi peluang (opportunity) ... 160
53. Identifikasi ancaman (threat) ... 161
54. Matrik SWOT Pengembangan Kampus Hijau ... 163
55. Daya dukung fisik terhadap penggunjung lintasan berjalan/jalan setapak ... 166
xii
“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
1. Dokumen dan izin lingkungan yang dimiliki oleh Universitas Riau: (a) Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup; (b) Izin
Lingkungan; (c) Kelayakan Lingkungan ... 1
2. Tematik penelitian yang dikembangkan ... 4
3. Tahapan pelaksanaan penelitian ... 5
4. Fungsi kampus hijau ... 8
5. Pengaruh dan ketergantungan antar faktor pengungkit berdasarkan analisis gabungan pengelolaan kebutuhan stakeholders ... 10
6. Zoning menurut bidang ilmu dan pelayanan ... 11
7. Rencana Vegetasi ... 14
8. Konsep dasar perencanaan ECOEDUPARK ... 15
9. Masterplan ECOEDUPARK ... 16
10. Rencana Pengolahan Sampah dan IPAL ... 19
11. Tingkat pertumbuhan vegetasi arboretum Universitas Riau ... 22
12. Strata semai Mahang tapak gajah (Macaranga gigantea (Rchb.f. & Zoll.) Müll.Arg.) ... 24
13. Diagram indeks nilai penting lima jenis tertinggi strata semai ... 25
14. Diagram indeks nilai penting lima jenis tertinggi strata pancang ... 27
15. Strata pancang Laban (Vitex pinnata L.) ... 28
xiii
“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu
16. Diagram indeks nilai penting lima jenis tertinggi strata
tiang ... 29
17. Diagram indeks nilai penting lima jenis tertinggi strata pohon ... 31
18. Lokasi pengukuran topografi ... 65
19. Foto foto waduk pada saat pengukuran topografi ... 65
20. Lokasi titik pengukuran Resistivity VES-1, VES-2 dan VES-3 ... 66
21. Hasil geolistrik VES-1 ... 67
22. Hasil geolistrik VES-2 ... 68
23. Hasil geolistrik VES-3 ... 69
24. Penampang stratigrafi VES-1 -VES-2 (Arah Utara- Selatan)... 71
25. Penampang stratigrafi VES-1 -VES-3 (Timur- Barat) ... 72
26. Disain awal konstruksi pemboran ... 73
27. Bor tangan sekitar waduk ... 74
28. Pelaksanaan pemboran dan konstruksi sumur bor ... 75
29. pelaksanaan geolistrik di laboratorium ... 76
30. Pengukuran debit sebelum uji pemompaan ... 77
31. Elevasi muka air selama pemompaan dan kambuhan ... 78
32. Analsis laju penurunan dan kenaikan air pada interval waktu yang sama ... 79
33. Pengujian kualitas air di lapangan ... 79
34. Kurva masa Embung LPPM ... 82
xiv
“Green Campus” Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu
35. Kurva masa Embung LPPM ... 82 36. Kurva masa Embuk LPPM ... 83 37. Siklus Hidrologi dan Neraca Air ... 83 38. Ilustrasi Hubungan Antar Variabel di Tampungan
Dalam Simulasi ... 87 39. Diagram Hasil Analisis SWOT Universitas Riau Kampus
Bina Widya ... 104 40. Kerangka pemikiran strategi sosial ... 109 41. Kawasan hutan di sekitar waduk Faperika Universitas
Riau ... 138 42. Kawasan hutan di sekitar arboretum dan ecoedupark ... 138 43. Kawasan hutan di sekitar terminal bus dan danau
selais ... 139 44. Infrastruktur jalan dan lintasan berjalan kaki kampus
hijau sebagai destinasi ekowisata di Universitas Riau ... 144 45. Fasilitas rumah pondok dan papan tanda di kawasan
kampus hijau ... 144 46. Aktivitas mengamati flora fauna hutan dan penelitian
kampus hijau sebagai destinasi ekowisata ... 145 47. Persentase persepsi pengunjung terhadap
pengembangan kampus hijau sebagai destinasi
ekowisata ... 153 48. Strategi pengembangan kampus hijau sebagai destinas
ekowisata di Universitas Riau ... 165
78
Green Campus Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu Bab 6 Identifikasi Potensi Sosial Budaya Desain Pengelolaan Green Campus
IDENTIFIKASI POTENSI SOSIAL BUDAYA DESAIN PENGELOLAAN
GREEN CAMPUS
Bab
6
Bentang alam Universitas Riau, 2016 (Foto: Humas Universitas Riau)
79
Green Campus Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu Bab 6 Identifikasi Potensi Sosial Budaya Desain Pengelolaan Green Campus
105
Green Campus Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu Bab 6 Identifikasi Potensi Sosial Budaya Desain Pengelolaan Green Campus
IDENTIFIKASI POTENSI SOSIAL BUDAYA DESAIN PENGELOLAAN GREEN CAMPUS
Khairul Anwar1 dan Syamsul Bahri2
Ruang yang ditempati suatu makhluk hidup bersama dengan makhluk hidup lainnya (lingkungan biotik) dan dengan benda tidak hidup (lingkungan abiotik) disebut dengan lingkungan hidup makhluk hidup bersangkutan.
Manusia sebagai makhluk hidup memerlukan berbagai hal yang ada di lingkungannya untuk tetap bertahan hidup. Manusia memiliki kemampuan untuk memanipulasi sumber daya alam. Dengan kemampuannya ini, manusia bisa memberikan dampak positif dan negatif terhadap lingkungannya.
Modal sosial memiliki peran yang signifikan terhadap pembangunan, khususnya pembangunan berkelanjutan, karena modal sosial merupakan energi kolektif massa guna mengatasi permasalahan bersama dan merupakan sumber motivasi guna mencapai kemajuan ekonomi (Flassy, et al., 2009). Modal sosial merupakan suatu sumberdaya yang dapat dipandang sebagai investasi untuk mendapatkan sumber daya baru. Modal sosial menekankan pada potensi kelompok dan pola-pola hubungan antar individu dalam suatu kelompok dan antar kelompok dengan ruang perhatian pada jaringan sosial, norma, nilai, dan kepercayaan antar sesama yang lahir dari anggota kelompok dan menjadi norma kelompok.
Modal sosial secara umum merupakan sesuatu yang merujuk ke dimensi institusional, hubungan-hubungan yang tercipta, dan norma-norma yang membentuk kualitas dan kuantitas hubungan sosial dalam masyarakat.
Modal sosial bukan sekedar deretan jumlah institusi atau kelompok yang menopang kehidupan sosial, melainkan dengan spektrum yang lebih luas, yaitu sebagai perekat yang mejaga kesatuan anggota kelompok secara bersama- sama. Cox (1995) mendefinisikan modal sosial sebagai suatu rangkaian proses hubungan antar manusia yang ditopang oleh jaringan, norma-norma dan kepercayan sosial yang memungkinkan efisiensi dan efektifitas koordinasi dan kerjasama untuk keuntungan bersama. Jadi, modal sosial tidak dibangun hanya oleh satu individu, melainkan akan terletak pada
1 Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293 Indonesia, Email:
[email protected], Telepon: 082174144217, Faksimile : (0761) 63279
2 Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293 Indonesia
106
Green Campus Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu Bab 6 Identifikasi Potensi Sosial Budaya Desain Pengelolaan Green Campus
kecenderungan yang tumbuh dalam suatu kelompok untuk bersosialisasi sebagai bagian penting dari nilai-nilai yang melekat. Modal sosial akan tergantung pada kapasitas yang ada dalam kelompok masyarakat untuk membangun sejumlah asosiasi berikut membangun jaringannya.
Dalam bagian ini kami mengetengahkan hasil kajian awal terkait indentifikasi beberapa potensi sosial budaya dalam konteks tata kelola lingkungan Green Campus Universitas Riau. Analisis riset diarahkan kepada upaya mendapatkan pemahaman awal terkait karakteristik struktur sosial penopang desain pengelolaan pembangunan green campus berbasis budaya melayu di universitas Riau. Riset ini diletakkan dalam latar sosial yang lebih luas yaitu fenomena pembangunan berkelanjutan yang telah dirumuskan oleh para pakar sejak KTT Bumi di Rio De Jeneiro Brazil tahun 1990-an yang lalu.
Ada tiga isu besar terkait lingkungan yaitu yang saling terintegrasi antara Planet, Produksi dan Population. Masalahnya, bagi setiap Negara di dunia, adalah bagaimana mengadopsi dan mengimplementasikan prinsip- prinsip pembangunan berkelanjutan tersebut dalam setiap Kebijakan, Rencana dan Program (KRP) pembangunan yang memenuhi criteria kelestarian alam terjaga (Planet), memperoleh profit maksimal dari kegiatan ekonomi (Product) dan mampu mensejahterakan masyarakat kampus dan sekitarnya (Population).
(Nirwago, J, 2013).
Pemerintah Indonesia nampaknya berkomitmen untuk melaksanakan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam proses pembangunan.
Salah satu kebijakan yang ditempuh adalah menyusun instrument pencegahan, pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang telah berada pada titik kritis dengan memberlakukan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Strategi pendekatan yang dilakukan adalah Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) yang merupakan serangkaian analisis sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau Kebijakan, Rencana dan Program (KRP) pembangunan.
Selain pendekatan-pendekatan diatas, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan RI dalam Permenkes RI Nomor
107
Green Campus Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu Bab 6 Identifikasi Potensi Sosial Budaya Desain Pengelolaan Green Campus
Perialku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang harus diterapkan pada semua tatanan kehidupan, mulai dari tatanan keluarga/rumah tangga, tempat kerja, fasilitas umum, pelayanan kesehatan sampai di lingkungan institusi pendidikan
dalam rangka mencapai dengan
mengimplementasikan 10 indikator PHBS, antara lain; mencuci tangan dengan sabun, mengkonsumsi makanan dan minuman yang bersih dan sehat, berolahraga secara teratur, mengunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengkonsumsi narkotika, alcohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA), tidak meludah sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk dan sebagainya. (Permenkes No.
2268/Menkes/PER/XI/2011).
Jika dicermati secara seksama maksud dan manfaat berbagai KRP dan penerapan Program PHBS di lingungan institusi pendidikan, seperti Kampus Universitas Riau, ternyata kedua regulasi tersebut belum berjalan sebagaimana yang diharapkan sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan menuju Kampus-Hijau (Green-Campus) Berbasis Budaya Melayu misalnya;
sarana dan prasarana fisik kampus seperti ornament/arsitektur gedung belum mencerminkan symbol budaya khas Melayu, area kampus masih sering dilanda bencana banjir tahunan, Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Pedestrian kampus belum tertata dengan baik dan menjadi prioritas program pembangunan universitas, sumberdaya air bersih utuk memenuhi kebutuhan warga kampus masih mengandalkan sumber air sumur bor dan tidak tersedianya kanal, waduk atau bendungan yang berfungsi sebagai resapan air bersih sekaligus menjadi upaya pencegahan banjir dan pengatur tata air yang keluar-masuk kampus dari berbagai sumber air dari sungai atau parit di sekitarnya.
Di sisi lain masih terlihat pembangunan sarana laboratorium penunjang proses belajar-mengajar belum tertata sesuai dengan ketentuan standar Analisis Mengani Dampak Lingkungan (AMDAL) atau UKL/UPL. Begitu pula dengan perilaku sivitas akademika kampus belum mencerminkan PHBS, seperti tidak adanya regulasi tentang kawasan bebas rokok, penyediaan kawasan merokok, restorasi/kantin yang menyajikan makanan dan minuman yang memenuhiu standar kesehatan, jarang dilakukan upaya penyemprotan jentik nyamuk, keluar masuknya kendaraan dan srana transportasi kampus kedalam ruang dan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar dengan buangan emisi kendaraan yang tidak ramah lingkungan, tata ruang parkir
108
Green Campus Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu Bab 6 Identifikasi Potensi Sosial Budaya Desain Pengelolaan Green Campus
kendaraan yang hiruk pikuk dan sangat berdekatan sekali dengan ruang belajar, praktikum serta kegiatan akademik lainnya sehingga menganggu kenyamanan dan ketentraman sivitas akademika.
Ditinjau dari aspek kurikulum pendidikan tinggi yang mengarah pada
masih banyak program studi dan keahlian yang tersedia di Kampus Universitas Riau belum mendukung pengembangan potensi dan keanekaragaman lokal yang berwawasan Budaya Melayu, antara lain program studi atau fakultas Ilmu Budaya (seni sastra, seni music, seni rupa), Antropologi Fisik/Arkeologi,
Eco-Green
dengan potensi sumberdaya alam daerah, Teknik Lingkungan, Ekonomi Lingkungan, Pendidikan Lingkungan, Politik Lingkungan, Sosiologi Lingkungan dan sebagainya. Begitu juga dengan belum adanya kawasan taman pendidikan yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai fungsi, seperti penelitian, paru-paru kampus, taman eco-wisata, pecinta alam dan berbagai kepentingan akademik sivitas akademika. Bertolak dari sejumlah fenomenatersebut, maka perlu kiranya dilakukan riset Rencana dan Program Kampus Universitas Riau
-Campus) Berbasis Budaya Melayu.
Dalam mendeskripsikan fenomena sosial diatas,riset ini memakai model analisis yang mengacu kepada pendekatan Sistem. Model ini dianggap relevan dengan kajian lingkungan hidup dengan asumsi bahwa manusia dan lingkungan hidup merupakan suatu organisme kehidupan dalam kesatuan sistem yang saling berinteraksi, dalam system terdapat sub-sub system yang dapat berdiri sendiri dan membentuk system yang lebih luas. Kerusakan sub- sistem atau tidak berfungsinya sub-sistem akan mempengaruhi berfungsinya sub-sistem lainnya. Setiap sistem memiliki tujuan (Goal) yang akan dicapai, untuk mencapai tujuan diperlukan pilihan-pilihan alat-alat atau strategi yang tepat. Kemudian, dalam menentukan alternative alat atau strategi untuk mencapai tujuan, sistem atau sub-sistem akan memkpedomani standar normative yang berlaku dan dibatasi oleh kondisi-kondisi situasional yang tersedia. (Talcott Parsons, 1971 dan 1988). Kerangka Pemikiran Strategi Sosial tersebut, dapat dirumuskan sebagaimana diagram di bawah ini :
109
Green Campus Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu Bab 6 Identifikasi Potensi Sosial Budaya Desain Pengelolaan Green Campus
Gambar 40. Kerangka pemikiran strategi sosial
Seperti yang diungkapkan diatas bahwa analisis riset diarahkan kepada upaya mendapatkan pemahaman awal terkait karakteristik struktur sosial penopang desain pengelolaan lingkungan green campus berbasis budaya melayu di universitas Riau. Kajian ini memiliki argument bahwa pengelolaaan lingkungan green campus uiniversitas Riau merupakan wahana sosial untuk mengintegrasikan komunitas warga kampus dan luar kampus dalam konteks pembangunan berkelanjutan. Dalam rangka mencapai tujuan tata kelola kampus hijau maka analisis riset ini akan diarahkan kepada tiga konsep dasar penelitian,yaitu aktor kampus, regulasi,dan sarana dan prasarana kampus.
6.1. PARA AKTOR
Dewasa ini UR sedang bergerak keaarah pembangunan green campus untuk memberikan model kepada masyarakat dan kampus lainnya.
Hal ini selaras dengan visi UR adalah universitas riset yang cemerlang berbasis pengembangan sumber daya kawasan perairan dan budaya melayu tahun 2035 Untuk mewujudkannya UR sudah mempersiapkan sedemikian rupa
STANDAR NORMATIVE Kebijakan Nasional
Norm and Values Malay Culture
GOAL
- dan Budaya Melayu
SITUATIONAL CONDITIONS Physic and Non-Physic (Sarana
dan Prasarana kampus serta masyarakat AKTOR
Civitas Akademika (Dosen, Mahasiswa, Pegawai/Karyawan
110
Green Campus Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu Bab 6 Identifikasi Potensi Sosial Budaya Desain Pengelolaan Green Campus
misalnya terus menerus meningkatkan kualitas dan jumlah tenaga pengajar (dosen) yang berkualifikasi sebanyak 1.057 orang dengan rincian sebagai berikut: Guru besar/professor 53 orang;Lektor kepala 406 orang; Lektor 333 orang dan asisten ahli 205 orang. Secara rinci menurut Fakultas dapat dilihat dari tabel 33.
Tabel 33. Jumlah Dosen UR Tahun 2016
No. Fakultas Jumlah
1 FISIP 100 orang
2 Fakultas Ekonomi 128orang
3 FMIPA 125 orang
4 Faperika 107 orang
5 FKIP 210 orang
6 Fakultas Pertanian 96 orang
7 FakultasTeknik 156 orang
8 Fakultas Kedokteran 73 orang
9 Fakultas Hukum 30 orang
Sumber:Profil UR,2016
UR dalam perkembangannya memiliki para dosen dengan jenjang pendidikannya terus meningkat S1 sebanyak 81 orang, S2 sebanyak 682 orang,S3 berjumlah 276 orang,spesialis 1 berjumlah 17 orang,dan spesialis 1 orang. Berbagai sumberdaya manusia ini akan menjadi penopang utama bagaimana tata kelola green campus di UR akan diformulasikan,implementasi dan dievaluasi dalam rangka mencapai tujuan untuk mengintegrasikan komunitas kampus dan masyarakat sekitarnya.
Sejalan dengan hal diatas dalam rangka menopang struktur sosial kebijakan kampus hijau, UR memiliki beberapa lembaga internal sesuai dengan organ dan susunan organisasi organ UR. Organ ini selaras dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan peraturan pelaksanaannya. Organ tersebut adalah Rektor,wakil Rektor,Senat UR,Satuan Pengawas,Dewan Pertimbangan,dan organ lainnya.
Beberapa organ ini dimaksudkan sebagai struktur penopang desain system kinerja lembaga ke depan tentu termasuk pelembagaan tata kelola kampus hijau berbasis konservasi dan budaya melayu. Berbagai organ tersebut misalnya rector dan wakil rector sebagai unsure pimpinan rektorat, senat Universitas yang mempresentasikan civitas akademika kampus. Lembaga ini terdiri dari para guru besar,wakil dosen,wakil pegawai dan wakil mahasiswa.
Sementara itu, Universitas Riau memiliki Satuan Pengawas Internal, Satuan
111
Green Campus Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu Bab 6 Identifikasi Potensi Sosial Budaya Desain Pengelolaan Green Campus
Pengawas bersifat independen, melaksanakan pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan Universitas bidang nonakademik, Dewan Pertimbangan memberi pertimbangan otonomi UR bidang nonakademik dan fungsi lainnya.
Dewan ini beranggotakan tokoh-tokoh masyarakat, alumni, pakar pendidikan.
Selain itu, UR memiliki unsur Pelaksana Administrasi, Unsur Pengembangan dan Pelaksana Tugas Strategis, Unsur Pelaksana Akademik,dan unsure lainnya. Secara kelembagaan unsur tersebut terdiri dari Badan Pengembangan Layanan Teknis (BPLT), Badan Pengembangan Usaha (BPU) yang terdiri dari Unit Pengelola Usaha (UPU) yaitu Layanan kesehatan (Rumah Sakit), UPU Pengembangan Karisr dan Kewirausahaan,UPU UR Press.Selanjutnya Ur memiliki Lembaga Penelitian dan Kepada sPengabdian Masyarakat (LPPM).Lembaga ini memiliki sejumalh pusat studi sebagai unit pengembangan riset dan pengabdian kepada masyarakat. Pusat-pusat studi itu adalah: Pusat Studi Kawasan Pantai dan Perairan (PSKPP), Pusat Studi Budaya Melayu (PSBM), Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH), Pusat Studi Sosial Ekonomi (PSSE), Pusat Studi Industri dan Perkotaan (PSIP), Pusat Studi Kependudukan dan Peranan Wanita (PSKPW), Pusat Studi Pangan, Energi dan Bioteknologi (PSPEB), Pusat Studi Perkebunan, Gambut dan Pedesaan (PSPGP), Pusat Penelitian Hak Asasi Manusia (PPHam), Pusat HAKI, Promosi dan Pengembangan IPTEK, Pusat Studi Kesehatan, Pusat Studi Bencana (PSB), Pusat Pengembangan Kukerta (PPK),dan Pusat Studi Masyarakat Ekonomi Asean. Selain mahsiawa terdapat alumni berjumlah 6.352 orang. Sementara itu, pusat-pusat studi,UR memiliki 50 laboratorium yang tersebar di fakultas- fakultas.
Upaya identifikasi struktur sosial yang mendukung desain lingkungan green campus sudah barang tentu terkait dengan unsur komunitas mahasiswa yang tersebar berbagai fakultas dan jurusan baik di tingkatan strata 1 (S1),Strata 2 (S2) dan strata 3 (S3). sebagai peserta didik yang telah memenuhi syarat, terdaftar dan belajar di UR ,mahasiswa mempunyai peranan yang sangat strategis dalam kehidupan kampus. Setelah selesaipun para mahasiwa yang disebut Alumni tetatap memiliki peran strategis sebagai struktur pendukung keberlanjutan implemantasi desain kehidupan kampus yang berbasiskonservasi dan budaya melayu.
Komponen mahasiswa pad akhirnya adalah elemen pembuat dan sekaligus pengguna produk gereen kampus berkelanjutan. Dalam
112
Green Campus Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu Bab 6 Identifikasi Potensi Sosial Budaya Desain Pengelolaan Green Campus
perkembangannya jumlah mahasiswa terus bertambah tiap tahun sejalan dengan penambahan fakultas dan jurusan yang ada di UR. Dalam tahun 2016,jumlah mahasiswa UR sebanyak 33.558 orang secara rinci dapat dilihat dari tabel 34.
Tabel 34. Jumlah Mahasiswa UR tahun 2016
No Fakultas Jumlah
1 FISIP 5..515 orang
2 Fakultas Ekonomi 6.609 orang
3 FMIPA 2.401 orang
4 Faperika 2.864 orang
5 FKIP 5.567 orang
6 Fakultas Pertanian 2.395 orang
7 Fakultas Teknik 3.203 orang
8 Fakultas Kedokteran 868 orang
9 Fakultas Hukum 1.612 orang
10 Pascasarjana 1.978 orang
Sumber:Profil UR,2016
Kehadiran sekolah Pascasarjana tahun 2002 telah memberikan percepatan tersendiri terutama dalam konteks mewujudkan UR sebagai universitas riset. Sekolah Pascasarjana adalah penyelenggara pascasarjana yang ada di UR, yaitu unsur pelaksana akademik pada universitas yang meliputi program Magister dan Doktor. Berbasiskan pola Ilmiah Pokok (PIP) UR, yaitu yang mengarah kepada kebijakan dan strategi pengembangan sebagai manifestasi dalam seluruh aktivitas pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan atau olahraga. Kondisi ini diharapkan menjadi unggulan dan karakteristik pembeda antara desain kampus hijau UR dengan perguruan tinggi lainnya di Indonesia. Untuk itu, dibutuhakan identifikasi terhadap potensi sosial dan budaya komunitas civitas akademika UR dan masyarakat sekitarnya dalam rangka upaya memulai memahami aspirasi dan harapan dengan tujuan menyiapkan warga kampus dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam mendukung desain tata kelola kampus hijau. Adapun beberpa aspirasi dan harapan tersebut adalah:
1. Keamanan dan kebersihan Kampus
Dalam riset ini ditemukan bahwa konsep green campus berkelanjutan memang tidak dapat dipisahkan dengan unusr keamanan dan kebersihan kampus. Rasa aman dan kondisi bersih menjadi harapan pokok bagi civitas dan masyarakat sekitar kampus. Hal ini terlihat dari
113
Green Campus Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu Bab 6 Identifikasi Potensi Sosial Budaya Desain Pengelolaan Green Campus
harapan informan. Menurut informan bahwa kampus hijau dimengerti pada dasarnya sebagai taman kampus. Ide ini disenangi masyarakat untuk bembawa keluarganya,belajar,bermain,istirahat. Hanya saja kebersihan dan keamanan taman yang penting diperhatikan.Taman ini bermanfaatkan bagi kami sekeluarga tempat melepaskan lelah setelah berkerja (sehari-hari) di depan computer.Demikian pula informan lainnya,berharap kampus memiliki udaranya segar lahannya luas tenang rasanya hati ini. Pengembangan kampus hijau sangat baik karena membuat pengunjung kampus terutama mahasiawa nyaman.Kampus menjadi bersih, aman, Green kampus, untuk itu bukan waduk tetapi pohon (paru-paru dunia) kalau waduk kesannya terjadi erosi (kering kerontang, pohan yang ada ditebang,butuh waktu menanam kembali).Selain itu,keamanan kampus diperkuat karena jangan terjadi tempat perilaku menyimpang teruma malam hari (pacaran). Informan lainnya dari unsure masyasrakat berpendapat sama bahwa jangan salah gunakan misalnya pada malam hari tempat muda mudi (pacaran). Sejalan Informan sebelum , mahasiswa berpendapat sama komponen komunitas kampus utama dalam menjaga kebersihan dan keamanan. Green kampus adalah kampus rindang ,waduk dengan rindang. Pohon-pohan sudah ada tinggal merawat. Keamanan harus kuat.(pegawai).Selain itu kenyamanan,keamanan dan ketrsediaan tenaga kebersihan.Kami (ESU) bekerja liburnya hanya pada tanggal merah.Orang yang masuk ke taman dalam kampus melihat waduk mislanya harus aman misalnya melaluikartu atau tiket.Sebab dulu sering terjadipencurian.(
Petugas).Bagaimana kampus udara segar,dingin (DULU BANGUAN tak pakai AC karena banyak pohon) selain kitu keamanan. Orang yang tukang palak oleh karena itu security yang digedung di kurangi 113atrol sering dilakukan terutama pada malam hari (pegawai)
2. Struktur Kelembagaan
Secara structural, posisi unit rumah tangga di UR memgang peran penting.karena unit inilah sesuai tupoksinya yang berwenang mengelola kebersihan kampus. Dalam perkembangannya hadir ESU yang dipersepsikan mampu membantu unit rumah tangga misalnya jika ada pohon yang tumbang,jalan yang berlombang agar cepat
114
Green Campus Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu Bab 6 Identifikasi Potensi Sosial Budaya Desain Pengelolaan Green Campus
ditangani diharapkan ESu.ESU lembaga nonstructural yang bertanggungjawab langsung kepada rector.
Jadi Intinya unit rumah tangga rektorat sesuai SOTK baru 2014 harus kuat dan didukung oleh angggaran yang memadai.
3. Efisiensi dan kinerja
Tata kelola lingkungan kampus hijau membutuhkan dukungan personil petugas kebersihan dan sarana yang cukup. Menurut informan bahwa jumlah petugas dibandingkan dengan luas wilayah kerja kebersihan kurang seimbang. Sementara itu, sarana tempat sampah belum memadai. Pengangkutan sampah dari berbagai lokasi di kampus untuk di buang ke TPA sampah kampus, Piringan dan penyiangan tanam bunga Potong rumput, Pemeliharaan Kebersihan Gedung dan Halaman. Lain halnya informan lainnya bahwa pemeliharaan jembatan pedestrian dan fasilitas Taman dan kajian melalui pembangunan waduk begitu mahal. Gagasan ini sudah lama dibicarakan, namun saya menolaknya karena lebih baik membangun kawasan taman di sekitar pintu masuk belakang kampus. Sementara itu, informan berikutnya berpendapat lain bahwa waduk yang dibangun ini bermanfaat untuk tempat baik untuk memancing. Selain ,menambah keindahan kampus.
6.2. BERBAGAI PERATURAN PERUNDANGAN YANG TERKAIT
- UU No.5/1990 Tentang Konservasi dan Sumberdaya Alam Hayati.
- UU No.5/1992 Tentang Benda Cagar Budaya.
- UU No.28/2002 Tentang Bangunan Gedung.
- UU No.7/2004 Tentang Sumberdaya Air.
- UU No.18/2004 Tentang Perkebunan.
- UU No.25/2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
- UU. No. 32/2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
- UU No.38/2004 Tantang Jalan.
- UU No. 24/2007 Tenatng Penanggulangan Bencana.
- UU No.26/2007 Tentang Penataan Ruang.
- UU No.18/2008 Tentang Pengelolaan Sampaj.
- UU No.10/2009 Tentang Kepariwisataan.
- UU No.22/2009 Tentang LLAJ.
115
Green Campus Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu Bab 6 Identifikasi Potensi Sosial Budaya Desain Pengelolaan Green Campus
- UU No.32/2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
- UU No.1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
- PP No.16/2009 Tentang Penatagunaan Tanah.
- PP No.26/2008 Tentang RTRW Nasional.
- PP No.43/2008 Tentang Air Tanah.
- PP No.24/2009 Tentang Kawasan Industri.
- PP No.68/2010 Tentang Peranserta Masyarakat Dalam Penataan Ruang
- Keppres No.57/1980 Tentang Pengelolaan Kawasan Budidaya.
- Keppres No.32/1990 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung.
- Permen KLH No17/2009 Tentang Pedoman Penataan Daya Dukung Dalam Penataan Ruang.
- Permen KLH No 27/2009 Tentang Pedoman pelaksanaan KLHS.
- Permen KLH No.09/2011 tentang Pedoman Umum KLHS.
6.3. SARANA DAN PRASARANA
Dewasa ini Universitas Riau sudah memiliki sarana prasarana penunjang pengembangan kampus hijau meskipun dalam banyak hal belum memadai.
1. Gerai/Kantin: 22 unit 2. Musholla: 7 unit
3. Gelanggang Mahsiswa: 1 unit 4. Lapangan Parkir: 14 unit 5. Tempat sampah
6. Bangunan Halte/shelter: 5 buah 7. Tempat duduk taman
8. Truck Sampah:1 unit 9. Taman Permanen : 7 unit 10. Waduk: 2 buah
11. Micro bus (penumpang :25 s/d 29 orang: 5 unit 12. Bus (penumpang 30 orang ke atas): 1 unit 13. Mobil Ambulan:1 unit
14. Kapal penangkap ikan:1 unit 15. Mobil Tanki air:1 unit 16. Golf Car:1 unit
116
Green Campus Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu Bab 6 Identifikasi Potensi Sosial Budaya Desain Pengelolaan Green Campus
17. Gedung Pos jaga: 7 unit 18. Pondopo
19. Rang Jembatan kupu-kupu 20. Jembatan batu penghubung 21. Trotoar pejalan kaki
Tabel 35. Lokasi dan Luas Pemeliharaan Taman Bunga Di Kampus Bina Widya
No Lokasi Luas (m2)
1 Median Jl. Mukhtar Luthfi 1,049.00
2 Median Jl. Bina Krida 2,264.00
3 Putaran UP2B 60.00
4 Arboretum 130.00
5 Taman Tengah Open Space 528.00
6 DepanMushollaPagar Gerbang
HR.Subrantas 108.5.0
7 Taman Gedung Lab. Terpadu
FKIP 30.00
8 Taman Stadion Mini 303.00
Jumlah 4.472.50
Sumber Data : ESU Universitas Riau
6.4. PENUTUP
Peran perguruan tinggi dalam pembangunan berkelanjutan melalui gerakan lingkungan green campus adalah suatu kreatifitas tindakan bersama UR dalam menyebarkan pengetahuan inovasi,teknologi dan efisiensi energy ke depan. Upaya bersama ini akan berjalan baik jika didukung oleh partisipasi warga kampus ,masyarakat dan pemerintah. Untuk itu, komunikasi sosial pengelolaan konflik dan pengakuan akan hak masing-masing adalah pintu masuk pembangunan berkelanjutan.
Perkembangan selanjutnya menunjukan bahwa konservasi berbasis komunitas nampak dalam sejumlah definisi dan penamaan yang berhubungan dengan hasil dari suatu rangkaian kerja sama, seperti partnerships, grassroots ecosystem management, collaborative conservation, community forestry, community based ecosystem management, to collaborative natural resource management. Dalam konteks kerja sama itulah, maka Moseley (2003), dengan
117
Green Campus Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu Bab 6 Identifikasi Potensi Sosial Budaya Desain Pengelolaan Green Campus
meramu berbagai definisi dan penamaan tersebut, mengambil paling tidak dua tema utama dalam pembicaraan tentang konservasi berbasis masyarakat.
Pertama, konservasi berbasis masyarakat berdiri di atas kolaborasi yang membawa dan mendialogkan orang yang memiliki perspektif beragam, kepentingan berbeda, nilai yang jamak dan mungkin satu sama lain memiliki ketidaksepahaman yang mendalam tentang bagaimana bentang alam (landscape) diatur. Kedua, tujuan utama kolaborasi adalah untuk memahami masalah yang kompleks dan mengembangkan solusi bersama atas masalah- masalah tersebut. Moseley selanjutnya menegaskan bahwa manajemen sumber daya alam yang kolaboratif merupakan proses politik dimana pihak yang berlatar belakang plural berunding dan bereskperimen untuk mendefinisikan prioritas, mengembangkan solusi termasuk hubungan masing- masing pihak terhadap pengelolaan sumber daya alam. Namun, Mosley mencatat bahwa meskipun berbagai kolaborasi ini berhubungan dengan pengelolaan sumber daya alam, hasil yang bisa diperoleh dan sesuai tidak dapat didefinisikan lebih lanjut sebagai proses deliberatif dan eksperimental yang disetujui pihak-pihak ini. Dalam hal ini, identifikasi masalah dan pengembangan solusi nampaknya, tidak hanya sekedar menjadi hasil tetapi juga seharusnya merupakanm tujuan utama dari ekperimentasi dan perundingan yang kolaboratif.
Berkaca pada uraian Moseley maka konservasi berbasis komunitas sebagai salah satu hasil yang disediakan dari sejumlah negosiasi antar berbagai pihak harusnya menjadi tujuan utama proses revisi hukum konservasi. Jika tidak, maka sejumlah hasil lapangan yang sudah tercapai dan mampu mendekatkan jarak antara tujuan lingkungan hidup dan pemanfaatan sumber daya alam, hanya berhenti sebagai hasil kesepakatan yang informal dan bukan solusi hukum yang komprehensif. Namun, bagaimana pun juga proses awal untuk mempertemukan banyak pihak dalam satu meja merupakan langkah awal untuk memulai pembicaraan solusi atas sejumlah masalah sebagai tujuan yang dibawa ke wadah yang lebih besar dan mengikat, yakni hukum. Dalam proses kerjasama itu dapat terjadi beberapa kemungkinan, yaitu:
1. pengelola kawasan yang dilindungi mengabaikan kapasitas stakeholder dan meminimalkan hubungan mereka dengan kawasan, atau
118
Green Campus Universitas Riau Berbasis Konservasi dan Budaya Melayu Bab 6 Identifikasi Potensi Sosial Budaya Desain Pengelolaan Green Campus
2. memberi informasi kepada stakeholder tentang isu-isu yang relevan dan keputusan- keputusan yang dibuat oleh pengelola, atau
3. secara aktif berkonsultasi dengan stakeholder tentang isu-isu relevan dan keputusan-keputusan yang dibuat, atau
4. mencari kesepakatan tentang isu-isu relevan dan keputusan- keputusan yang dibuat, atau
5. membuka peluang negosiasi dengan stakeholder yang terbuka (dan pada gilirannya membuka kesempatan kepada mereka untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan), atau
6. berbagi otoritas dan tanggung jawab dengan stakeholder secara formal, misalnya melibatkan mereka dalam Management Board, atau
7. melimpahkan sebagian atau semua otoritas dan tanggung jawab kepada satu atau beberapa stakeholder.