• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL COIN LOCKER BABIES DAN PSIKOANALISA SIGMUD FREUD 2.1 Definisi Novel - Analisis Psikologi Tokoh Hashio Mizouchi Dalam Novel Coin Locker Babieskarya Ryu Murakami.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL COIN LOCKER BABIES DAN PSIKOANALISA SIGMUD FREUD 2.1 Definisi Novel - Analisis Psikologi Tokoh Hashio Mizouchi Dalam Novel Coin Locker Babieskarya Ryu Murakami."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL COIN LOCKER BABIES

DAN PSIKOANALISA SIGMUD FREUD

2.1 Definisi Novel

Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif. Kata novel berasal dari bahasa Italia yaitu “novella” yang berarti “sebuah kisah, sepotong berita”. Novel lebihpanjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural serta sandiwara. Sebuah novel becerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitikberatkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut (Padi, 2013:45).

Nurgiyantoro (1995:9) mengatakan dewasa ini istilah novella dan novelle mengandung pengertian yang sama dengan istilah indonesia novelet (inggris: novelette), yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek.

(2)

Setiap karya sastra fiksi (novel) mempunyai unsur yang mendukung, baik unsur dari dalam sastra itu sendiri (unsur intristik) maupun unsur dari luar (unsur ekstrintik) yang secara tidak langsung mempengaruhi jalan cerita sebuah karya sastra.

2.2 Unsur Intrinsik

Unsur Intrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra, seperti : tema, tokoh, alur, latar, dan sudut pandang penceritaan serta gaya bahasa dan lain lain. (Padi, 2013:4). Unsur-unsur yang termasuk dalam Unsur-unsur intrinsik yaitu :

2.2.1. Tema

Menurut Padi (2013:5) Tema adalah persoalan yang menduduki tempat utama dalam karya sastra. Tema merupakan ide pokok, gagasan maupun pemikiran tokoh dalam sebuah karya sastra yang terungkap atau tidak. Oleh karena itu sastra merefleksikan kehidupan masyarakat, maka tema yang diungkapkan dalam karya sastra pun bisa sangat beragam. Tema dapat berupa persoalan agama, moral, etikat, sosial budaya, teknologi, tradisi yang berkaitan erat dengan masalah kehidupan. Tema merupakan salah salah satu unsur yang sangat penting dari sebuah cerita, karena tema digunakan sebagai patokan agar cerita yang dikarang menjadi lebih fokus dan terarah.

(3)

sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakannya.

Sebab itulah penyikapan tehadap tema yang diberikan pengarang terhadap pembaca umumnya terbalik. Seorang pengarang harus memahami tema cerita yang akan dipaparkan sebelum melaksanakan tema bila mereka telah selesai memahami unsur-unsur signifikan yang menjadi media pemapar tema tersebut.

Dalam mengapresiasi tema suatu cerita, apresiator harus memahami ilmu-ilmu humanitas karena tema sebenarnya merupakan pendalaman hasil kontemplasi. Pengarang yang berkaitan dengan masalah kemanusiaan serta masalah lain yang bersifat universal. Tema dalam hal ini tidak lah berada diluar cerita, tetapi inklusif didalamnya. Akan tetapi keberadaan tema meskipun inklusif didalam cerita tidaklah terumus dalam satu dua kalimat secara tersurat tetapi tersebar dibalik keseluruhan unsur-unsur signifikan atau media pemapar prosa fiksi.

Upaya dalam memahami tema, pembaca dituntun untuk memperhatikan langkah berikut secara cermat :

1. Memahami setting dalam prosa fksi yang dibaca.

2. Memahami penokohan dan perwatakan para pelaku dalam prosa fiksi yang dibaca.

3. Memahami suatu peristiwa pokok pikiran serta tahapan peristiwa dalam prosa fiksi yang dibaca.

(4)

5. Menghubungkan pokok-pokok pikiran yang satu dengan yang lainnya yang disimpulkan dari satuan-satuan peristiwa yang terpapar dalam suatu cerita.

6. Menentukan sikap penyair terhadap pokok-pokok pikiran yang ditampilkannya.

7. Mengidentifikasikan tujuan pengarang memaparkan ceritanya dengan bertolak dari satuan pokok pikiran yang ditampilkannya.

8. Menafsirkan tema dalam cerita yang dibaca seta menyimpulkannya dalam satu dua kalimat yang diharapkan merupakan ide dasar cerita yang dipaparkan pengarangnya.

(5)

2.2.2 Plot atau Alur Cerita

Plot atau Alur cerita menurut Padi (2013:7) yaitu rangakaian perisitiwa yang memiliki hubungan sebab-akibat, sehingga menjadi satu kesatuan yang padu bulat dan utuh. Alur terdiri atas beberapa bagian :

a. Awal yaitu pengarang mulai memperkenalkan tokoh-tokohnya. b. Tikaian yaitu terjadi konflik diantara tokoh-tokoh pelaku. c. Gawatan atau rumitan yaitu konflik-konflik tokoh semakin seru. d. Puncak yaitu saat puncak konflik di antara tokoh-tokohnya.

e. Leraian yaitu saat peristiwa konflik semakin reda dan perkembangan plot/alur mulai terungkap.

f. Akhir yaitu seluruh peristiwa atau konflik telah terselesaikan.

Alur/plot dibedakan menjadi alur erat dan alur longgar.Alur erat ialah alur yang tidak memungkinkan adanya pecabangan cerita.Alur longgar ialah alur yang memungkinkan adanya pecabangan.Menurut kualitasnya alur dibedakan menjadi alur tunggal dan alur ganda.Alur tunggal adalah alur yang hanya satu dalam cerita.Alur ganda adalah yang lebih dari satu dalam karya sastra.Dari segi pengurutan waktu alur/plot dibedakan ke dalam alur lurus dan tidak lurus.Alur lurus ialah alur/plot yang melukiskan peristiwa-peristiwa berurutan dari awal sampai akhir.Sedangkan alur tidak lurus ialah alur/plot yang melukiskan tidak urut dari awal sampai akhir.Alur tidak lurus bisa menggunakan gerak balik (flash back).

(6)

pengurutan waktu termasuk ke dalam alur tidak lurus (flash back). Pada awal novel diceritakan kondisi Hashio Mizouchi, dipertengahan menceritakan banyak sekali perbuatan tidak normal dan halusinasi yang ditunjukan oleh Hashi selanjutnya dijelaskan kembali bagaimana perjalanan hidup Hashi yang amat sedih saat melaluinya, dan diakhir cerita Hashi dapat memenuhi beban psikologisnya untuk mendapatkan detak jantung yang dianggap detak jantung ibunya.

2.2.3 Tokoh

Tokoh ialah pelaku dalam karya sastra.Dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama.Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra (Padi, 2013:5).Padi mengatakan tokoh ada 2 jenis yaitu tokoh datar (flash character) dan tokoh bulat (round character).

(7)

Menurut Nurgiyantoro (1995:13) apabila tidak ada tokoh, maka sebuah cerita tidak dapat diceritakan dan menjadi tidak menarik untuk dibaca.Tokoh adalah penggambaran watak tokoh yang dilakukan pengarang sesuai dengan karakter cerita. Pengambaran watak tokoh ini bisa dilakukan antara lain melalui :

1. Ciri fisik 2. Kepribadian

3. Keadaan lingkungan sekitar 4. Jalan pikiran yang dikembangkan 5. Cara bertindak

6. Percakapan atau dialog yang dilakukan 7. Reaksi tokoh lain

Pada penelitian ini penulis hanya akan membahas satu tokoh saja dalam novel Coin Lockers Babies yang bernama Hashio Mizouchi, yang dimana tokoh Hashi banyak di soroti tentang perjalanan hidupnya dalam melakukan pencarian jati diri, tindakan yang abnormal bahkan sampai membunuh seorang wanita ketika sedang hamil hanya untuk bisa merasakan kehadiran seorang ibu di sisinya. Meskipun demikian, tokoh tidak terlepas dari interaksi nya dengan tokoh pendamping lainnya yang ada di dalam novel tersebut.

2.3 Unsur Ekstrinsik

(8)

tersebut meliput latar belakang pengarang, keyakinan dan pandangan hidup pengarang, adat istiadat yang berlaku, situasi politik, persoalan sejarah, ekonomi dan pengetahuan agama. Unsur ekstrinsik untuk tiap karya sastra sama, unsur ini mencakup berbagai aspek kehidupan sosial yang tampaknya menjadi latar belakang penyampaian amanat cerita dan tema. Selain unsur-unsur yang datangnya dari luar diri pengarang, hal yang sudah ada dan melekat pada kehidupan pengarang pun cukup besar pengaruhnya terhadap terciptanya suatu karya sastra.

2.4 Setting dalam Novel Coin Locker Babies

Menurut Padi (2013:8) mengatakan latar disebut juga dengan setting, yaitu tempat atau waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam suatu karya sastra.Latar atau setting dibedakan menjadi latar material dan sosial.Latar material adalah lukisan latar belakang alam atau lingkungan dimana tokoh tersebut berada.Latar sosial adalah lukisan tata krama, tingkah laku, adat, dan pandangan hidup.

Latar merupakan penggambaran keadaan untuk memperkuat serta menghidupkan jalan cerita. Bagian-bagian latar meliputi :

(9)

Ketiga latar ini tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dan saling mendukung dalam cerita yang akan dikembangkan.

2.4.1 Latar Tempat

Latar tempat menurut Nurgiyantoro (1995:227) adalah latar yang mengacu pada tempat atau lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam karya fiksi. Unsur tempat yang digunakan dapat berupa suatu tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, lokasi tertentu tanpa nama yang jelas. Deskripsi tempat yang teliti dan realistis sangat penting sehingga pembaca seolah-olah terkesan bahwa waktu dan tempat yang diceritakan sungguh ada dan benar-benar terjadi. Biasanya, pengarang mengambarkan latar tempat ini hanya secara umum saja, misalnya pengarang menggambarkan tempat-tempat seperti : di desa, di kota, di pasar, dan tempat-tempat lain.

Adapun latar tempat dalam novel “Coin Locker Babies” ini pengarang menyatakan nama-nama tempat yang khusus, seperti : Yokohama, pulau Kyushu, Negishi, Nagasaki, Shinjuku, Tokyo.

2.4.2 Latar Waktu

(10)

cerita jepang sekitar tahun 1972 saat di mana Hashio Mizouchi dan Kikuyuki Kuwayama dilahirkan.

2.4.3 Latar Sosial

Latar sosial mencakup terhadap hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam sebuah cerita. Termasuk di dalamnya ada unsur adat istiadat, keyakinan, perilaku, budaya, pandangan hidup, dan cara berpikir serta bersikap. Latar sosial diketahui sangat penting secara baik dan benar, karena hal ini berkaitan erat dengan bahasa, nama, dan status tokoh di dalam sebuah cerita (Nurgiyantoro, 1995:233).

Jika dilihat dari latar sosialnya novel “Coin Locker Babies” menggambarkan kehidupan dua anak laki-laki yang semenjak baru dilahirkan telah dibuang ke loker sewaan di stasiun oleh ibu kandung mereka masing-masing.Menghabiskan masa kecil mereka di panti asuhan, sebelum akhirnya diangkat anak oleh sebuah keluarga.Bila dilihat dari luar kehidupan ke dua anak tersebut Hashi dan Kiku terlihat seperti anak-anak pada umumnya yang mempunyai orangtua.Tetapi, apabila dilihat dari dalam ternyata ke dua anak tersebut merindukan sosok seorang ibu kandungnya yang di mana dari awal mereka berdua dilahirkan tidak bisa merasakan langsung hadirnya seorang ibu dan kasih sayang nyata dari seorang ibu.

(11)

termasuk salah satunya adalah Hashi terlihat melakukan suatu hal yang abnormal terhadap dirinya maupun orang lain agar kebutuhan psikologisnya terpenuhi. Melihat dari pernyataan di atas bahwa Hashi dan Kiku dari mulai sejak dilahirkan tidak merasakan kasih sayang dari seorang ibu, hal ini sangat kontrakdiksi sekali dengan masyarakat jepang yang selalu dekat dan menjaga anaknya serta meperhatikan perkembangan anaknya dari kecil hingga dewasa.Kedekatan secara fisik maupun mental terhadap anaknya dalam masyarakat jepang dikenal dengan Budaya Amae.Sampai pada akhirnya, Hashi dan Kiku beranjak dewasa berniat mencari ibu kandungnya.Pada saat itulah timbul banyak konflik-konflik batin yang dialami tokoh Hashi maupun juga Kiku, yang mempengaruhi terhadap beban psikologis tokoh yang telah diungkapkan pengarang dalam cerita ini.Istilah amae (甘 え) adalah suatu kosakata khas dalam bahasa jepang yang sebenarnya mengungkapkan suatu gejala psikologis yang ada dan pada umumnya didapatkan dalam kalangan umat manusia secara keseluruhan (Ambarita, 2009:19-23).

(12)

sering digunakan dalam menjelaskan perasaan atau sifat anak terhadap ibunya yang saling bergantung antara yang satu dengan yang lainnya.

Peranan lainnya yang melengkapi amaeru adalah amayakasu ( 甘やかす ),

yaitu peran yang menerima amaeru.Dalam hal ini amayakasu dapat juga dikatakan peran seorang ibu sebagai tempat bergantung anaknya.Amae juga merupakan ketergantungan “yang terlalu memberi hati” yang berakar kuat dalam hubungan mother-child yang mengikat.Hal tersebut menyatakan bahwa fisik mempunyai kekuatan batin dalam merasakan secara emosional dekat dengan manusia lainnya. Di dalam Novel Coin Locker Babies menggambarkan latar budaya Amae, di mana peran tokoh yang bernama Hashio Mizouchi tidak mendaptkan sikap amae dari ibunya sehingga Hashi merasa benci dan ingin membunuh ibunya apabila bertemu suatu saat nanti. Hal ini terjadi karena Hashi beranggapan ibunya tidak menyayanginya seperti ibu lainnya, pada umumnya yang mempunyai bayi sehingga dibesarkan sampai dewasa. Perasaan dalam diri Hashi inilah yang bertolak belakang dengan akal sehatnya sehingga sampai pada akhirnya Hashi berhalusinasi hanya untuk dapat memenuhi kepuasan psikologisnya yang tidak pernah ia dapatkan ketika masih bayi sampai beranjak remaja.

2.5 Psikoanalisa Sigmud Freud

(13)

(uncounscious).Sadar adalah tingkat kesadaran yang berisi semua hal yang kita cermati pada saat tertentu.Hanya sebagian kecil saja dari kehidupan mental (fikiran, persepsi, perasaan dan ingatan) yang masuk ke kesadaran. Isi daerah sadar itu merupakan hasil proses penyaringan yang diatur oleh stimulus atau cue-eksternal.isi-isi kesadaran itu hanya bertahan dalam waktu yang singkat di daerah sadar, dan segera tertekan ke daerah prasadar atau tak-sadar, begitu orang memindah perhatiannya ke cue yang lain.

Prasadar adalah ingatan siap (available memory), yakni tingkat kesadaran yang menjadi jembatan antara sadar dan tak sadar.Isi prasadar berasal dari sadar dan dari tak-sadar. Pengalaman yang ditinggal oleh perhatian semula disadari tetapi kemudian tidak lagi dicermati, akan ditekan pindah ke daerah prasadar. Materi tak-sadar yang sudah berada di daerah prasadar itu bisa muncul kesadaran dalam bentuk simbolik, seperti : mimpi, lamunan, salah ucap, dan mekanisme pertahanan diri.

(14)

dianalisis maka dari ketiga aspek diatas yang akan dibahas adalah teori kepribadian.

2.5.1 Psikoanalisa Sebagai Teori Kepribadian

Dalam usahanya menjelaskan struktur kejiwaan manusia, Freud dalam Koswara (1991:30) mengumpamakan jiwa manusia dengan sebuah gunung es ditengah laut.Yang kelihatan dari permukaan laut hanyalah bagian yang sangat kecil, yaitu bagian puncaknya.Dalam hal jiwa seseorang maka yang kelihatan dari luar hanya sebagian kecil saja, yaitu alam kesadaran.Bagian terbesar dari jiwa seseorang tidak terlihat dari luar dan ini merupakan alam ketidaksadaran.Antara kesadaran dan ketidaksadaran terdapat suatu perbatasan yang disebut prakesadaran.Dorongan-dorongan yang terdapat dalam alam prakesadaran ini sewaktu-waktu dapat muncul kembali ke dalam kesadaran.

Freud juga mendeskripsikan kepribadian menjadi tiga pokok bahasan, yaitu sistem kepribadian, dinamika kepribadian, dan perkembangan kepribadian.Dalam hal ini penulis hanya membahas tentang sistem kepribadian dan dinamika kepribadian.Dalam kajian psikologi sastra, mengungkapkan sistem kepribadian yang dipandang meliputi tiga unsur kejiwaan, yaitu Id, Ego, dan Super Ego. Ketiga sistem kepribadian ini satu sama lain saling berkaitan serta membentuk totalitas dan tingkah laku manusia yang tak lain merupakan produk interaksi ketiganya. Dalam dinamika kepribadian Freud membahas naluri (insting) dan kecemasan sebagai komponen penting bagi manusia untuk beraktifitas.

(15)

Menurut Freud dalam Koswara (1991:32), kepribadian memiliki tiga unsur penting yaitu : Id ( aspek biologis), Ego ( aspek psikologis), dan Super Ego (aspek sosiologis).

a. Id

Menurut Freud dalam Koswara (1991:32) Id adalah satu-satunya komponen kepribadian yang asli dan paling dasar yang telah ada sejak lahir. Id adalah sebuah wadah dalam jiwa seseorang yang berisikan dorongan-dorongan untuk mengusahakan agar segera tersalurkannya kumpulan-kumpulan energi atau ketegangan, yang dicurahkan dalam jasad oleh rangsangan-rangsangan baik itu timbul dari dalam maupun dari luar. Id memiliki tenaga pendorong yang disebut kateksis. Apabila dorongan ini dipenuhi dengan segera maka tercapai perasaan senang atau puas. Id didorong oleh prinsip kesenangan, yang berusaha untuk kepuasan segera dari semua keinginan,dan kebutuhan. Jika kebutuhan ini tidak puas langsung, hasilnya adalah kecemasan atau ketegangan.

Sebagai contoh, peningkatan rasa lapar atau haus terhadap bayi harus menghasilkan upaya segera untuk makan atau minum. Id ini sangat pentingdalam hidup, karena itu memastikan bahwa kebutuhan bayi terpenuhi. Jika bayi lapar atau haus atau tidak nyaman, ia akan menangis sampai tuntutan id terpenuhi.

(16)

b. Ego

Menurut Freud dalam Koswara (1991:33) ego adalah sistem kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu kepada dunia objek dari kenyaraan, dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan (reality principle).Ego berkembang dari id agar individu mampu menangani realita.Ego berusaha memperoleh kepuasan yang dituntut id dengan mencegah terjadinya tegangan baru sampai ditemukan objek nyata yang dapat memuaskan kebutuhan. Menurut Freud, ego individu sebagai hasil kontak dengan dunia luar. Ego juga memiliki penekan yang disebut antikateksis.

Menurut Freud, Ego terbentuk pada struktur kepribadian individu sebagai hasil kontak dengan dunia luar. Ego dalam menjalankan fungsinya tidak ditujukan untuk menghambat pemuasan kebutuhan-kebutuhan yang berasal dari Id, melainkan sebagai perantara dari tuntutan naluri dari satu pihak dengan keadaan lingkungan pihak lain. Yang dihambat oleh Ego adalah pengungkapan naluri-naluri yang tidak layak atau tidak bisa diterima oleh lingkungan.Jadi dalam melaksanakan tugasnya Ego harus menjaga benar bahwa pelaksanaan dorongan ini tidak bertentangan dengan kenyataan dan tuntutan-tuntutan dari Super Ego.

c. Super Ego

(17)

Ada 3 fungsi utama dari Super Ego, yaitu: (a) sebagai pengendali dorongan-dorongan atau implus-implus naluri id agar implus-implus tersebut disalurkan dalam bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat (b) mengarahkan ego pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan moral ketimbang dengan kenyataan (c) mendorong individu kepada kesempurnaan (Koswara, 1991:35). Karena itu ada pertentangan antara Id dan Super Ego merupakan pelaksanaan yang harus dapat memenuhi tuntutan dari kedua sistem kepribadian ini secara seimbang. Aktivitas Super Ego ada dalam diri individu, terutama apabila aktivitas itu bertentangan dengan Ego, maka akan muncul emosi tertentu seperti munculnya perasaan bersalah dan penyesalan didalam diri. Bila Ego gagal menjaga keseimbangan antara dorongan Id dan larangan dari Super Ego, maka seseorang akan menderita konflik batin yang terus menerus dan konflik ini kan menjadi dasar penyakit kejiwaan.

Sikap tertentu dari individu seperti observasi diri, koreksi atau kritik diri juga bersumber pada Super Ego. Id, Ego, dan Super Ego membutuhkan energi psikis untuk menjalankan fungsinya masing-masing.

2.5.3 Dinamika Kepribadian

(18)

a. Naluri (Insting)

Naluri (insting) merupakan perwujudan psikologik dari kebutuhan tubuh yang menuntut pemuasan.Hasrat, motivasi, atau dorongan dari insting secara kuantitatif adalah energi psikik. Kumpulan energi dari seluruh insting yang dimiliki seseorang merupakan energi yang tersedia untuk mengerakkan proses kepribadian (Alwisol, 2009:18).

Freud berpendapat bahwa naluri memiliki empat sifat, yaitu :

1. Sumber insting adalah suatu kondisi jasmaniah atau kebutuhan yang bertujuan untuk menghilangkan perangsangan jasmaniah.

2. Tujuan insting berkaitan dengan sumber insting, yaitu kembali memperoleh keseimbangan. Tujuan isting bersifat konstan (tidak berubah)

3. Objek insting adalah segala sesuatuyang menjembatani antara kebutuhan yang timbul dengan pemenuhannya, termasuk seluruh proses untuk mendapatkannya hingga samapi objek didapat.

4. Daya dorong insting adalah kekuatan/intensitas kegiatan yang berbeda-beda setiap waktu.

Freud juga mengatakan naluri (insting) dibagi kedalam dua macam insting-insting yaitu :

(19)

1. Insting hidup

Menurut Freud dalam Alwisol (2009:19) insting hidup disebut juga dengan eros adalah insting yang ditujukan pada pemeliharaan ego dan pemeliharaan kelangsungan jenis. Dengan kata lain, insting hidup adalah insting yang ditujukan kepada pemeliharaan kehidupan manusia sebagai individu maupun sebagai spesies. Contoh dari insting hidup itu adalah lapar, haus, dan seks. Energi yang dipakai oleh insting hidup ini disebut libido.

2. Insting mati

Menurut Freud dalam Alwisol (2009:20) insting-insting mati ini, yang disebut juga insting-insting merusak, karena fungsinya kurang jelas jika dibandingkan dengan insting-insting hidup, karena itu juga kurang dikenal. Namun adalah suatu kenyataan yang tak dapat diingkari, bahwa manusia itu pada akhir-akhirnya mati juga. Inilah yang menyebabkan Freud merumuskan, bahwa “Tujuan semua hidup adalah mati”.Freud berpendapat bahwa tiap orang mempunyai keinginan yang tidak disadarinya untuk mati, Suatu penjelmaan daripada insting mati ini adalah dorongan agresif.

(20)

melawan insting mati dengan mengarahkan energinya keluar, ditujukan ke oarang lain.

b. Kecemasan

Dalam konsep dinamika kepribadian Freud juga membahas kecemasan.Menurut Freud dalam Alwisol (2009:22) kecemasan adalah variabel penting dari hampir semua teori kepribadian.Kecemasan adalah suatu pengalaman perasaan menyakitkan yang ditimbulkan oleh ketegangan-ketegangan dalam alat-alat intern dari tubuh.Ketegangan-ketegangan ini adalah akibat dari dorongan-dorongan dari dalam atau dari luar dan dikuasai oleh susunan urat saraf otonom.

Kecemasan sebagai dampak dari konflik yang menjadi bagian kehidupan yang tidak terhindarkan, dipandang sebagai komponen dinamika kepribadian yang utama.Kecemasan adalah fungsi Ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai.

Freud membagi kecemasan menjadi tiga yaitu:

4. Kecemasan realistic adalah kecemasan atau ketakutan individu terhadap bahaya-bahaya nyata yang berasal dari dunia luar.

5. Kecemasan neurotik adalah rasa takut kalau-kalau insting akan keluar jalur dan tidak dapat dikendalikan sehingga menyebabkan seseorang berbuat sesuatu yang dapat membuatnya terhukum.

(21)

2.6 Biografi Pengarang

Ryu Murakami lahir 19 Februari 1952 di Sasebo, Nagasaki, Jepang. Ia adalah seorang novelis Jepang dan pembuat film. Penulis yang pernah menjadi drummer grup rock bernama Coelacanth memiliki nama lengkap Ryunosuke Murakami. Ia juga pernah menjadi pembawa acara pada stasiun televisi di Jepang.

Novel karya pertamanya yang ditulis pada 1976 berjudul “Almost Transparent Blue” merupakan novel pendek ditulis semasa Ryu Murakami kuliah dan langsung mendapatkan penghargaan Akutaga Prize. Bercerita tentang sekelompok remaja di era tahun 1970 dan tinggal disebuah kota di Jepang dengan lokasi pangkalan militer Amerika Serikat dan kehidupan mereka yang berhubungan dengan seks, obat-obatan serta rock n’ roll.

Pada tahun 1980, Murakami menerbitkan novel berjudul “Coin Locker Babies” dan diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh Stephen Snyder. Novel ini diterbitkan oleh Kodansha International Ltd, bercerita tentang 2 anak laki-laki bernama Hashi dan Kiku yang diterlantarkan oleh ibunya dan ditempatkan di dalam loker stasiun kereta Tokyo pada musim panas 1972. Lalu mereka masuk panti asuhan di Yokohama lalu diadopsi oleh keluarga Kuwayama yang tinggal di pulau Kyushu. Di usia 16 tahun mereka menemukan diri mereka telah berada di pinggiran kota Toxitown yang penuh wabah penyakit. Setelah dewasa, Hashi menjadi seorang bintang rock dengan suara beratnya dan Kiku menjadi atlit lompat galah.

(22)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif dengan menghitung rasio yang ada pada aspek risiko (LDR dan NPL), aspek earnings (ROA dan NIM) dan aspek capital

dalam diri kita, jika kita masih merasa lapar akan Tuhan, kita tak perlu mencari dengan panik di.. sembarang

Dengan demikian, dalam konteks penelitian ini, masyarakat sipil yang dimaksud adalah suatu sistem sosial yang wilayah kehidupan sosialnya terletak di antara negara dan

Distribusi responden berdasarkan compassion fatigue dilihat dari Burnout yang dialami perawat di Instalasi Gawat Darurat RSUD Ulin Banjarmasin.. 24 November-18 Desember

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka AHP merupakan metode yang tepat untuk menganalisa kesesuaian jenis vegetasi mangrove dengan faktor lingkungannya,

Daerah ini memiliki potensi energi arus pasang surut untuk dikembangkan menjadi energi listrik karena hasil model menunjukkan nilai kecepatan arus rata- rata yang diperoleh cukup

mengatasi ancaman yang dapat ditempuh melalui: (a) menguatkan kegiatan pertanian dan ritual di subak sebagai daya tarik wisata untuk memberdayakan petani

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja guru yang didukung oleh komitmen kerja guru yang dijalankan dengan baik dan optimal serta adanya