• Tidak ada hasil yang ditemukan

KINERJA PEGAWAI PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA MAKASSAR SARTIKA. Nomor Stambuk :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KINERJA PEGAWAI PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA MAKASSAR SARTIKA. Nomor Stambuk :"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

KINERJA PEGAWAI PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA MAKASSAR

SARTIKA

Nomor Stambuk : 10561 04353 11

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRSI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

(2)

KINERJA PEGAWAI PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA MAKASSAR

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Administrasi Negara

Disusun dan Diajukan Oleh

SARTIKA

Nomor Stambuk : 10561 04353 11

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan ... i

Halaman Penerimaan………. ii

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... iii

Abstrak ………. iv

Kata Pengantar………. v

Daftar Isi... vii

Daftar Tabel... ix

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Kegunaan Penelitian... 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kinerja ... 10

B. Konsep Pelayanan Publik ... 14

C. Kebijakan Internal ... 17

D. Kerangka Pikir... 21

E. Fokus Penelitian... 23

F. Deskriprisi Fokus Penelitian ... 23

BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 25

B. Jenis dan Tipe Penelitian ... 25

C. Sumber Data ... 26

D. Informan Penelitian ... 26

(7)

E. Teknik Pengumpulan Data ... 27

F. Teknik Analisis Data ... 28

G. Pengabsahan Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian……….……… 32

B. Kinerja Pegawai Pelayanan Publik Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar ... …. 51

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………. 86

B. Saran ……….. 88

DAFTAR PUSTAKA………... 89

LAMPIRAN………... 92

RIWAYAT HIDUP……… 94

(8)

ABSTRAK

SARTIKA. Kinerja Pegawai Pelayanan Publik di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar (dibimbing oleh Abdul Kadir Adys dan Muhammad Idris).

Kinerja Pegawai merupakan hasil yang menentukan pencapaian tujuan suatu organisasi dan sangat terkait langsung dengan pelayanan publik dalam proses pencapaiannya. Berdasarkan hal tersebut, peneliti terdorong untuk mencoba menggambarkan dan menjelaskan kinerja pegawai pelayanan publik di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar.

Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe kualitatif. Dasar penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik observasi, dokumentasi dan wawancara dengan 7 informan. Data dikumpulkan dari berbagai sumber sehingga didapatkan data yang cukup. Data yang diperoleh selanjutnya di analisa secara kualitatif melalui pengorganisasian data, menjabarkan kedalam unit-unit, menguraikan kedalam bentuk kata dan kalimat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja pegawai pelayanan publik di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar yang diperoleh penulis dari data yang diperoleh langsung dengan informan maupun data-data yang diperoleh melalui pengamatan, wawancara, dan dokumen-dokumen tentang Kinerja Pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja pegawai pelayanan publik yang diteliti melalui produktivitas, efektivitas, efisiensi, dan kualitas kerja sudah berjalan dengan baik akan tetapi masih ada sedikit kekurangan, artinya dalam proses aktivitas kerja pegawai tersebut diterapkan namun masih belum optimal.

Kata kunci: kinerja pegawai, pelayanan publik

(9)

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kinerja Pegawai Pelayanan Publik di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar”

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karna itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Teristimewa kepada kedua orang tuaku tercinta Ayahanda Andi Badaruddin.S dan Ibunda St. Sahri yang senantiasa mendoakan, memberikan semangat, perhatian, kasih sayang, nasehat,dan batuan, baik moril maupun materil kepada penulis.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan kepada kalian.

2. Bapak Abdul Kadir Adys, SH.MM selaku Pembimbing I dan Bapak Drs. H.

Muhammad Idris, M.Si selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan

(10)

waktunya membimbing dan mengarahkan penulis sejak penyusunan proposal hingga penyelesaian skripsi.

3. Bapak Prof. Dr. H. Irwan Akib M.Pd, sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimbah ilmu di Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. Muhlis Madani, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Bapak Dr. Burhanuddin, S.Sos, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. Bapak Adnan Ma’ruf, S.Sos, M.Si selaku penasehat akademik yang senantiasa memberikan nasehat dan masukan kepada penulis.

7. Ibu Nielma Palamba, SH.M.AP, selaku Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian dan seluruh pegawai yang ada dikantor tersebut atas bantuan dan kerja samanya selama mengadakan penelitian.

8. Kepada saudaraku tercinta dan segenap keluarga khususnya Kak Syamsiani, Kak Ahmad, Kak Asong, Kak Wulan, Kak Adlan, Kak Adnan, Kak Ani, Kak Isna, dan Kak Unha yang senantiasa memberikan dukungan baik moril maupun materil.

9. Teristimewa juga untuk orang terdekatku Amar Maulana, S.Sos atas segala bantuan, perhatian, dan motivasi yang diberikan selama penulis menjalani

(11)

perkuliahan sampai penyelesaian skripsi. Perhatian dan motivasi yang diberikan membuat penulis bersemangat dalam penyusunan skripsi.

10. Teman-teman terbaikku yang telah menemani melewati masa-masa kuliah Itha yunita, Idha, Iefha, Tiwhy, Ria, Ana, dan Firna (Thanks your support Beloved Sistah).

11. Teman-teman seperjuangan Peserta KKP mahasiswa Fakultas SOSPOL di Kantor Kecamatan Wajo Kota Makassar khususnya kelurahan Mallimongan Tua.

12. Rekan-rekan mahasiswa Ilmu Administrasi Negara “Angkatan 2011” terkhusus kelas G terima kasih atas dorongan serta kekompakan selama menjalani perkuliahan dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu sekali lagi terima kasih...

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar... 2015

Sartika

(12)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Nama Tabel Halaman

4. 1 Daftar Tabel informan 27

4.2 Daftar keadaan pegawai menurut kepangkatan 33

4. 3 Daftar keadaan pegawai menurut tingkat pendidikan 33

4. 4 Daftar jumlah pegawai yang telah mengikuti pendidikan 33

dan latihan 4. 5 Daftar jumlah pegawai yang menduduki jabatan struktural 34

dan fungsional 4. 6 Daftar sarana dan prasarana Dukcapil 36

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Reformasi birokrasi memberikan ruang gerak bagi setiap masyarakat dalam menerima pelayanan sebaik-baiknya dari pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas lembaga pemerintah dalam reformasi administrasi, aspek kinerja pegawai dari pelayanan publik sangat dibutuhkan untuk meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan dan kemanfaatan pelayanan bagi pengguna pelayanan.

Menurut Hahn Been Lee : 1971 dalam Zauhar (2002:44), Reformasi Administrasi memiliki tiga tipe, yakni; reformasi prosedur, reformasi teknik, dan reformasi program disamping itu, pemerintah selalu mengusahakan pemberian pelayanan terbaik. Menjadi gambaran nyata bahwa, faktor yang paling mendukung dalam keberhasilan kinerja pegawai pelayanan publik adalah sumber daya manusia (SDM) yang memadai dan mempunyai kompeten dalam bidang keahliannya sebagai upaya melakukan pekerjaan dengan bidang kemampuannya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik yang dikehendaki oleh masyarakat.

Asropi (2007:2), menjelaskan bahwa, upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas pelayanan masih terdapat tantangan yang sulit, karena tuntutan pelayanan publik semakin kompleks dengan berbagai jenis dan tuntutan kualitas pelayanan masyarakat semakin meningkat.

(14)

Pelayanan publik memiliki peranan yang penting dalam kehidupan bernegara.

Menurut Agus Dwiyanto (2006:20-24), ada beberapa alasan mengapa pelayanan publik menjadi titik strategis. Pertama, pelayanan publik merupakan sektor dimana negara yang diwakili oleh pemerintah berinteraksi dengan lembaga non pemerintah.

Artinya ada keterhubungan yang intensif antara pemerintah dan warganya. Kedua, pelayanan publik melibatkan kepentingan semua unsur governance. Pemerintah sebagai representasi negara, masyarakat sipil, dan mekanisme pasar memiliki kepentingan dan keterlibatan yang tinggi dalam sektor pelayanan publik. Ketiga, berbagai aspek tata pemerintahan yang baik dapat diartikulasikan lebih mudah dalam bidang pelayanan publik. Pada bagian lain, lembaga pelayanan publik dihadapkan pada berbagai keterbatasan, terutama dalam hal kompetensi dan relevansi pegawai (lack of competencies) dan kemampuan anggaran daerah untuk memenuhi tuntutan tersebut. Selain itu, gerak lembaga pelayanan publik di daerah dalam upaya pemberian pelayanan kepada masayarakat, juga sangat dipengaruhi oleh kondisi makro yang disebabkan oleh belum jelasnya pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah. Hal itu menjadi tantangan yang harus dihadapi dan di carikan alternatif penyelesaian dan penyesuaian mengingat pelayanan publik merupakan aspek penilaian kinerja bagi pemerintah untuk mengukur sebagai keberhasilan pemerintahan yang baik (good governance) penerapan prinsip-prinsip good governance dalam pengelolaan pemerintahaan menjadi suatu tuntutan utama terhadap peningkatan kinerja pelayanan aparatur negara semakin dirasakan dan penting, karna pelayanan yang baik dan prima akan berdampak pada terwujudnya

(15)

iklim usaha yang kondusif, adapun keberadaan sumber daya manusia (SDM) pelayanan, seringkali menjadi kendala tersendiri dalam penempatannya, terutama dalam pembagian pekerjaan dan kompetensi yang dimiliki. Konsep the right man and the right place menjadi terabaikan ketika kebutuhan SDM pemerintah semakin berkurang dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan semakin meningkat.

Upaya peningkatan kinerja organisasi pemerintah merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan guna dapat mewujudkan kualitas pelayanan publik, yang dimaksud untuk melestarikan kepercayaan masyarakat kepada pemerintahnya (Surjadi, 2012).

Peraturan pemerintah tentang pelaksanaan undang-undang nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik, kemudian bagaimana kegiatan masyarakat dan kegiatan pemerintah itu dapat terjadi sinkronisasi yaitu saling bersentuhan, menunjang dan melengkapi dalam satu kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan nasional. Suasana tersebut dapat diciptakan jika aparatur negara memiliki semangat pengabdian yang tinggi dan profesional dalam pemberian layanan publik.

Penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai misinya. Pada pegawai pelayanan publik memiliki tugas serta fungsi koordinasi yang memberikan

(16)

pelayanan administrasi memerlukan insformasi mengenai kinerja yang ada di dalam organisasi, sehingga dapat dilakukan penilaian seberapa jauh pelayanan yang diberikan oleh organisasi dapat memenuhi harapan dan memuaskan pengguna jasa.

Pegawai pelayanan publik tersebut menampakkan bahwa kesiapan pelaksanaan otonomi daerah dalam hal aparatur maupun pegawai lainnya belum sepenuhnya terwujud, kinerja pemerintah masih dihadapkan permasalahan-permasalahan tidak efisien, tidak efektif, dan kurang profesional. Dalam disiplin kerja pegawai masih banyak yang kurang akan kesadaran, lebih mementingkan urusan luar kantor dari pada pekerjaan yang membutuhkan. Disiplin yang baik timbul karena adanya sikap saling hormat-menghormati dan penuh pengertian terhadap hak-hak dan tanggung jawab antara yayasan dengan pegawai dan demikian sebaliknya. Dengan adanya disiplin yang baik, akan terjalin hubungan kerja yang harmonis antara yayasan dengan pegawai dan sebaliknya begitu juga antar pegawai itu sendiri. Penegakkan disiplin salah satunya dilakukan dengan adanya tindakan disiplin yang dilakukan Widyatama kepada pegawai. Tindakan disiplin ini bersifat pembinaan, perbaikan, dan pendidikan. Dikecualikan bagi pelanggaran yang termasuk kategori berat dan tidak memungkinkan untuk diadakan pembinaan, maka yayasan dapat menggunakan haknya untuk mengakhiri hubungan kerja pegawai tersebut berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Kepegawaian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ukuran kerja instansi pemerintah dapat dilihat dari kinerjanya dalam menyelenggarakan pelayanan publik, sehingga dalam memberikan pelayanan publik (public service) dan mewujudkan tujuan organisasi maka performance atau kinerja

(17)

dari organisasi itu sendiri memiliki pengaruh yang cukup besar. Kinerja organisasi yang baik akan memberi konstribusi terhadap pencapaian tujuan organisasi maupun pelayanan publik yang diberikan, Sedangkan kinerja adalah sesuatu yang melekat dalam diri pegawai secara umum, karena hal itu berkaitan langsung dengan kepentingan masyarakat sebagai konsumen pemerintah.

Sebagaimana di pahami bahwa esensi pemerintah adalah pelayanan kepada masyarakat oleh karna itu pemerintah tidak diadakan untuk dirinya sendiri tetapi untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan demi kreativitas demi mencapai tujuan bersama.

Pelayanan publik menjadi masalah utama karena perbaikan pelayanan publik di Indonesia cenderung berjalan di tempat sedangkan implikasinya sangatlah luas dalam kehidupan ekonomi, politik, sosial, serta budaya dan lain-lain.

Demikian juga Kinerja pegawai pelayanan publik merupakan salah satu isu yang sangat krusial di mana hal itu terjadi karena disatu sisi tuntutan masyarakat terhadap sistem pelayanan dari tahun ketahun semakin besar. Sementara itu praktek penyelenggaraan pelayanan tidak mengalami perubahan yang berarti, masyarakat yang setiap waktu menuntut pelayanan publik yang berkualitas dari pemerintah, meskipun tuntutan tersebut sering tidak sesuai dengan harapan karena secara empiris pelayanan publik yang terjadi selama ini masih bercirikan berbelit-belit, pilih kasih, (lebih mengutamakan keluarga), lambat, mahal, dan melelahkan. Kecenderungan seperti itu terjadi karena masyarakat masih diposisikan sebagai pihak yang melayani

(18)

bukan di layani. Oleh karena itu, pada dasarnya dibutuhkan reformasi kinerja pegawai pelayanan publik yang lebih produktif, efektif, efisien, dan berkualitas agar dapat mengembalikan dan mendudukkan pelayanan dan yang dilayani ke pengertian yang sesungguhnya.

Walaupun kinerja pegawai pelayanan publik menjadi tolak ukur keberhasilan suatu instansi pemerintah atau swasta dalam pelayanan yang diberikan, namun masih ada organisasi atau instansi-instansi baik pemerintah maupun swasta yang memberikan pelayanan kurang baik kepada pengguna layanan atau masyarakat, seperti yang terjadi di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar, hal ini sesuai dengan kesenjangan yang terjadi adanya masyarakat yang mengeluhkan kinerja pegawai pelayanan publik di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar di karenakan pelayanan publik yang belum maksimal atau belum sesuai dengan keinginan masyarakat, Seperti pengalaman saya pribadi ketika saya membutuhkan pelayanan di Dinas kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar yang saya alami dilapangan, antrian pelayanannya terlalu sangat berantakan sehingga kartu antrian yang seharusnya diberlakukan tidak dimanfaatkan, dan tak ada teguran dari pegawai yang bertugas, sampai saya merasa bosan mengurus keperluan kependudukan saya dengan kondisi berdesak-desakan dengan masyarakat lain yang membutuhkan pelayanan publik dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar.

Mengingat betapa pentingnya kinerja pegawai pelayanan publik yang telah di kemukakan, maka untuk melaksanakan tugas dan fungsi organisasi yang baik perlu

(19)

diusahakan peningkatan dan pemahaman akan kinerja pegawai pelayanan publik.

Selain itu menjadi keharusan bagi kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam menjalankan fungsi pelayanan publik secara optimal guna memenuhi kebutuhan masyarakat.

Berdasarkan uraian singkat di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang kinerja pegawai di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar dengan judul “Kinerja Pegawai Pelayanan Publik Di Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Makassar”

(20)

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana produktivitas kerja pegawai pelayanan publik di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar ?

2. Bagaimana tingkat efektifitas kerja pegawai pelayanan publik di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar?

3. Bagaimana tingkat efisiensi kerja pegawai pelayanan publik di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar ?

4. Bagaimana Kualitas kerja pegawai pelayanan publik di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk:

1. Mengetahui produktivitas kerja pegawai pelayanan publik di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar.

2. Mengetahui tingkat efektifitas kerja pegawai pelayanan publik di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar.

3. Mengetahui tingkat efisiensi kerja pegawai pelayanan publik di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar.

4. Mengetahui kualitas kerja pegawai pelayanan publik di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar.

(21)

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam pembahasan-pembahasan mengenai kinerja pelayanan publik. Selanjutnya peneitian ini dapat menjadi bahan informasi bagi masyarakat serta sebagai bahan referensi bagi peneliti maupun pihak yang terkait.

2. Kegunaan praktis, Sebagai bahan/informasi bagi instansi yang bersangkutan guna mengambil langkah-langkah secara konkret dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan pada pegawai atau karyawan dan membantu menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya dalam pengambilan keputusan di instansi tersebut.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kinerja

1. Pengertian kinerja

Setiap manusia mempunyai potensi untuk bertindak dalam berbagai aktivitas.

Kemampuan bertindak itu dapat diperoleh manusia baik secara alami (ada sejak lahir) atau dipelajari.

Wibowo (2007:1), kinerja itu berasal dari kata performance yang berarti hasil pekerjaan atau prestasi kerja.Namun perlu pula dipahami bahwa kinerja itu bukan sekedar hasil pekerjaan atau prestasi kerja, tetapi juga mencakup bagaimana proses pekerjaan itu berlangsung.

Ruky (2006:15), memberikan pengertian kinerja (perfomance) adalah apa yang dilakukan oleh pegawai atau karyawan.

Hasibuan (2005:34), memberikan pengertian yaitu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta ketepatan waktu.

Wirawan (2009:95), kinerja merupakan singkatan dari kinetika energi kerja yang padanannya dalam bahasa inggris adalah performance. Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu.

10

(23)

23

Abdullah (2014:3), kinerja itu adalah terjemahan dari performance yang berarti hasil kerja atau prestasi kerja. dan dalam pegertian yang simple kinerja adalah hasil dari pekerjaan organisasi, yang dikerjakan oleh karyawan dengan sebaik- baiknya sesuai dengan petunjuk (manual), arahan yang diberikan oleh pemimpin (manajer), kompetensi dan kemampuan karyawan mengembangkan nalarnya dalam bekerja.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah prestasi kerja yang merupakan hasil dari implementasi rencana kerja yang dibuat oleh suatu institusi yang dilaksanakan oleh pimpinan dan karyawan (SDM) yang bekerja di institusi itu baik pemerintah maupun perusahan (bisnis) untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Pengertian Kinerja Pegawai

Kusriyanto (1991:3) dalam Mangkunegara (2007:9), mendefinisikan kinerja karyawan sebagai perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu (lazimnya per jam).

Mangkunegara (2007:9), mendefinisikan kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

a) Standar Kinerja Yang Efektif

Standar kinerja yang efektif adalah standar kinerja yang dibuat berdasarkan pekerjaan yang tersedia di organisasi itu, dipahami, disetujui, Spesifik, terukur, berorientasi pada waktu, tertulis, dan terbuka, untuk menerima perubahan. Standar

(24)

kinerja yang efektif menurut Abdullah (2014:118), yaitu dibuat berdasarkan pekerjaan, harus dapat dicapai, harus dapat dipahami, disepakati, terukur, beriorentasi pada waktu, dan tertulis dapat berubah.

b) Tim Yang Berkinerja Tinggi

Menurut Danim (2008:253), sebuah tim merupakan kumpulan individu yang masing-masing harus berkinerja tinggi secara bersinergi. Sebuah tim yang secara masuk akal dapat dinilai sepuluh untuk masing-masing kualitas anggota, belum tentu menjadi tim yang baik. Tim yang efektif dan berkinerja tinggi biasanya mempersyaratkan: dukungan, kerja sama, kepercayaan, kemampuan beradaptasi, kesabaran, persahabatan, komitmen, keberanian, humor, antusiasme, kecocokan, dan ketidakegoisan.

3. Indikator Kinerja

Menurut Sedarmayanti (2010:198), Indikator kinerja merupakan sesuatu yang akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun setelah kegiatan selesai. Indikator kinerja digunakan untuk meyakinkan bahwa kinerja organisasi/unit kerja yang bersangkutan menunjukkan peningkatan kemampuan dalam rangka menuju tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Menurut Moeheriono dalam bukunya Abdullah (2014:152), mengemukakan empat kategori ukuran indikator kinerja tersebut, sebagai berikut:

a. Produktivitas b. Efektif

(25)

c. Efesien d. Kualitas

4. Pengukuran Kinerja

T.R. Mitchell (1978:343) dalam Sedarmayanti (2001:51), menyatakan pula bahwa kinerja meliputi beberapa aspek, yaitu Kualitas Kerja (Quality of Work), Ketepatan (Promptness), Inisiatif (Initiative), Kemampuan (Capability), dan Komunikasi (Communication).

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai

Menurut A. Dale Timple dalam Mangkunegara (2005:15), faktor-faktor kinerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang. Misalnya kinerja seseorang baik disebabkan karena mempunyai kemampuan tinggi dan seseorang itu tipe pekerja keras, sedangkan seseorang mempunyai kinerja kurang baik disebabkan orang tersebut mempunyai kemampuan rendah dan orang tersebut tidak memiliki upaya- upaya untuk memperbaiki kemampuannya. Faktor Eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan. Seperti perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja, dan iklim organisasi.

6. Penilaian Kinerja Pegawai

Menurut Rivai (2005:309), salah satu cara yang dapat digunakan untuk melihat perkembangan perusahaan atau organisasi adalah dengan cara melihat hasil penilaian kinerja. Sasaran yang menjadi objek penilaian kinerja adalah Kinerja

(26)

Pegawai di Kantor Badan Kepegawaian Daerah, (Dirk) 1392 kecakapan, kemampuan karyawan dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas yang dievaluasi dengan menggunakan tolak ukur tertentu secara objektif dan dilakukan secara berkala. Dari hasil penilaian dapat dilihat kinerja perusahaan atau organisasi yang dicerminkan oleh kinerja karyawan atau dengan kata lain, kinerja merupakan hasil kerja konkret yang dapat diamati dan dapat diukur.

B. Konsep Pelayanan Publik

Istilah pelayanan publik disebut juga dengan istilah pelayanan kepada orang banyak (masyarakat), pelayanan sosial pelayanan umum dan pelayanan prima.Menurut Lijan, dkk (2014: 5), pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara. Negara didirikan oleh publik (masyarakat) tentu saja dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada hakikatnya negara dalam hal ini pemerintah (birokrat) haruslah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Menurut A.S. Moenir (2002:26-27), Pelayananan publik sebagai kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan tertentu dimana tingkat pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani atau dilayani, tergantung kepada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pengguna.

Surjadi (2012:9), Dalam penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan berdasarkan pada asas-asas umum kepemerintah yang baik ,meliputi kepastian

(27)

hukum, transparansi, daya tanggap, berkeadilan, efektif dan efesien, tanggung Jawab, akuntabilitas, dan tidak menyalahgunakan kewenangan.

Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:

63/M.PAN/7/2003 adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu proses pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan organisasi dalam masyarakat. Proses yang dimaksudkan dilakukan sehubungan dengan saling memenuhi kebutuhan antara penerima dan pemberi pelayanan.

Moenir (2008:17), mengartikan pelayanan dapat dikatakan sebagai proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung, merupakan konsep yang senantiasa aktual dalam berbagai aspek kelembagaan.

Halim (2007:286), menyatakan bahwa pelayanan pemerintah daerah merupakan tugas dan fungsi utama pemerintah daerah. Hal ini berkaitan dengan fungsi dan tugas utama pemerintah secara umum, yaitu memberi pelayanan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan yang baik kepada masyarakat maka pemerintah akan dapat mewujudkan tujuan Negara yaitu menciptakan kesejahteraan masyarakat. Pelayanan kepada masyarakat tersebut terintegrasi dalam penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan.

(28)

Kualitas Pelayanan Publik menurut Sinambela (2010:6), secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat. untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima yaitu:

1. Transparansi, yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disedikan secara memadai serta mudah dimengerti.

2. Akuntabilitas, pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Kondisional, pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpengang pada prinsip efesiensi dan efektifitas.

4. Partisipatif, pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat.

5. Kesamaan hak, pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat dari aspek apa pun khususnya suku, ras, agama, golongan, status sosial, dan lain-lain.

6. Keseimbangan hak dan kewajiban, pelayanan yang mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan publik.

Jika dihubungkan dengan administrasi publik, pelayanan adalah kualitas pelayanan birokrat terhadap masyarakat. Kata kualitas memiliki banyak defenisi yang berbeda dan bervariasi mulai dari yang konvensional hinggah yang lebih strategis.

(29)

Defenisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk, seperti Kinerja (performance), Keandalan (realibility), Mudah dalam pengguna (ease of use), dan Estetika (esthetics).

C. Kebijakan Internal

Berdasarkan Undang-Undang Nomor: 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah disebutkan dalam Bab III Pasal 14 bahwa urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah untuk kabupaten/kota antara lain ”Pelayanan Kependudukan dan Catatan Sipil” hal ini menunjukkan tanggung jawab bagi Pemerintah Daerah untuk melaksanakan urusan kependudukan dan catatan sipil sebagai salah tugas nasional guna mengelola dan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki sehingga dapat menciptakan pelaksanaan pemerintahan yang baik secara berkesinambungan dalam rangka memenuhi tuntutan pelayanan kepada masyarakat yang prima.

Selanjutnya pada Bab IV Pasal 22 disebutkan bahwa dalam hal penyelenggaraan otonomi, daerah mempunyai kewajiban antara lain disebutkan

”Mengelola Admnistrasi Kependudukan” oleh karena itu dalam implementasi pengelolaan administrasi kependudukan, maka program penataan administrasi kependudukan menjadi sangat strategis untuk peningkatan kinerja dalam penerbitan administrasi kependudukan baik aspek pendaftaran penduduk maupun pencatatan sipil, sehingga akan memberikan nilai konstruktif tertib dalam pemberian pelayanan pemerintahan bidang kependudukan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.

(30)

Sehubungan dengan itu pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar sesuai dengan peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 9 Tahun 2009 tentang Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil di Kota Makassar, kaitannya dengan Undang-undang 23 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No.24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan serta implementasi lanjutan Program Administrasi Kependudukan Gratis untuk penerbitan dokumen kependudukan secara gratis antara lain akta kelahiran, akta kematian, Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan Surat Keterangan Pindah Kependudukan.

Kebijakan administrasi kependudukan dalam rangka penataan dan tertib pemilikan dokumen kependudukan di dasarkan pada ketentuan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang administrasi kependudukan, penyelenggaraannya bertujuan untuk, memberikan keabsahan identitas dan kepastian hukum atas dokumen penduduk dan peristiwa penting lain yang dialami oleh penduduk. Memberikan perlindungan status hak sipil penduduk, menyediakan data dan informasi kependudukan hasil pelayanan pendaftaran penduduk secara lengkap, akurat, mutahir dan muda diakses sehingga dapat menjadi acuan bagi perumusan kebijakan dan pembangunan, mewujudkan administrasi kependudukan secara terpadu antara daerah, regional dan nasional dan menyediakan data penduduk yang menjadi rujukan dasar bagi sektor terkait dan pihak lain dalam penyelenggaraan pemerintahan,pembangunan dan kemasyarakatan.

(31)

Efektifitas pelayanan kependudukan dan tujuan yang ingin di capai sebagaimana tersebut diatas didasarkan pada penjabaran peraruran daerah Nomor 3 Tahun 2009 tentang pembentukan dan susunan organisasi perangkat daerah Kota Makassar Dinas kependudukan dan catatan sipil, yang mengatur tentang tugas-tugas kependudukan dan catatansipil di kota Makassar melalui beberapa bidang tugas.Hal ini tentu menjadi penting untuk diketahui oleh seluruh masyarakat pada umumnya.

Beberapa fungsi bidang tugas kependudukan dan catatan sipil dijabarkan didalam tugas masing-masing bidang antara lain, Sekretariat memiliki beberapa fungsi, yaitu fungsi pengelolaan kesekretariatan, pelaksanaan urusan kepegawaian, pelaksanaan urusan keuangan dan penyusunan neraca SKPD, pelaksanaan urusan perlengkapan, pelaksanaan urusan umum dan rumah tangga, pengkoordinasian perumusan program dan rencana kerja, serta melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, sekretariat dalam bekerja juga dibantu oleh Sub Bagian Umum dan Kepegawaian yang memiliki peranan dan tugas yang sangat penting dalam melaksanakan tugas teknis. Seperti, menyusun rencana kerja, melaksanakan tugas teknis ketatausahaan, mengelola administrasi kepegawaian, serta melaksanakan urusan rumah tangga. Dalam pelaksanaaan tugas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian yaitu dengan berfungsi melaksanakan penyusunan dan program kerja, serta mengatur pelaksanaan kegiatan sebagian urusan ketatausahaan, meliputi surat menyurat, surat perjalanan dinas, dan mendistribusikan surat sesuai bidang dalam lingkup dinas kependudukan dan catatan sipil. Selain itu juga melaksanakan urusan kerumahtanggaan dinas, melaksanakan usul kenaikan

(32)

pangkat, mutasi dan pensiun, melaksanakan usul gaji berkala, usul tugas belajar, dan izin belajar termasuk menghimpun dan mensosialisasikan peraturan perundang- undangan dibidang kepegawaian dalam lingkup dinas, menyiapkan bahan penyusunan standarisasi yang meliputi bidang kepegawaian ketatalaksanaan.

Selain tugas tersebut Sub Bagian Umum dan Kepegawaian juga melakukan koordinasi dengan unit kerja lain yang berkaitan dengan bidang tugasnya, seperti melakukan koordinasi pada sekretariat Korpri Kota Makassar, melaksanakan tugas pembinaan terhadap anggota Korpri pada unit kerja masing-masing, menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

Sub Bagian Keuangan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar juga mempunyai tugas mengurusi soal internal Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yakni bertugas menyusun rencana kerja dan melaksanakan tugas teknis keuangan, dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan fungsi, menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian Keuangan, mengumpulkan dan menyusun rencana kerja tahunan dan lima tahun SKPD.Juga mengumpulkan dan menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Dokumen Perencanaan Anggaran (DPA) dari masing-masing bidang dan sekretariat sebagai bahan konsultasi perencanaan ke Bappeda melalui Kepala Dinas.Tugas lainnya, penyusunan realisasi penghitungan anggaran dan administrasi pembendaharaan dinas, mengumpulkan dan menyiapkan bahan laporan akuntabilitas kinerja instansi dari masing-masing satuan kerja.

(33)

D. Kerangka Pikir

Dikantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar dapat dilihat dari hasil kinerja pelayanan yang baik untuk itu dari kinerja pegawai pelayanan publik meliputi Standar kinerja yang efektif, kualitas kerja, kuantitas kerja, dan kinerja pegawai dilihat dari motivasi dan pengetahuan pekerjaan, untuk mencapai kinerja yang baik harus ada indikator kinerja yang efektif serta optimal dalam pencapaiannya. Menurut Moeheriono dalam bukunya Abdullah (2014:152), mengemukakan empat kategori ukuran indikator kinerja tersebut yaitu produktivitas, efektivitas, efesien, dan kualitas.

(34)

Adapun kerangka pikir dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar I. Skema Kerangka pikir Kinerja Pegawai

Pegawai

Produktivitas Efektivitas Efisiensi Kualitas

a. Hasil Kerja b. Disiplin

Kerja

a. Kecepatan pelayanan b. Kepastian waktu kerja

a. Kepastian Tarif b. Kemudahan

Akses Informasi

a. Komitmen Pimpinan dan Pegawai b. Akuntabilitas

Peningkatan Kerja

(35)

E. Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan suatu lingkup permulaan yang akan dijadikan sebagai wilayah penelitian, sehingga penelitian akan memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang situasi yang akan diteliti. Penetapan fokus penelitian juga sebagai upaya pencegahan terjadinya pembiasaan di dalam mendiskripsikan dan membahas masalah yang sedang diteliti.

Berdasarkan judul dan teori yang digunakan, dengan demikian yang menjadi fokus penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana kinerja pegawai pelayanan publik di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar.

F. Deskripsi Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan rumusan masalah, maka dapat dikemukakan deskripsi fokus penelitian sebagai berikut:

1. Produktivitas, pencapaian kerja pegawai pelayanan publik di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar dalam menyelesaikan setiap tugas yang dibebankannya, yang dapat dilihat berdasarkan pada cara kerja atau metode kerja yang telah ditetapkan sehingga akan diperoleh hasil atau pencapaian kerja yang memuaskan kepada masyarakat.

2. Efektivitas, dalam kinerja pegawai pelayanan publik di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar, sangat berpengaruh dari tingkat keefektifan kerja pegawai pelayanan publik yang dilihat dari pencapaian hasil kerja yang telah dicapai sebelumnya.

(36)

3. Efisiensi, dalam kinerja pegawai pelayanan publik sangat berpengaruh dari tingkat efisiensi yakni menekankan pada usaha pegawai dalam segala pelayanan publik di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar dan tidak terjadi pemborosan ataupun pemungutan biaya apapun.

4. Kualitas, untuk mengetahui kulitas kerja pegawai dapat dilihat dari tingkat pelaksanaan tugas, komitmen pimpinan dan pegawai yang dilakukan atau dilaksanakan karyawan atas tugas-tugasnya di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar.

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 2 bulan dari bulan Juli-Agustus.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar, dengan alasan di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar kinerja pegawai pelayanan publik belum optimal dan belum sesuai dengan keinginan masyarakat.

B. Jenis dan Tipe penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yakni deskriptif kualitatif, dengan mengkaji objek dan mengungkapkan fenomena-fenomena yang ada melalui pengumpulan data yang diperoleh. Kualitatif menyediakan kedalaman rincian melalui pengutipan secara langsung dan deskripsi yang diteliti tentang situasi kerja pegawai pelayanan publik, alasan menggunakan metode kualitatif karena permasalahan masih sangat beragam sehingga untuk mengidentifikasi masalah yang urgen diperlukan pendalaman lebih lanjut. Metode ini digunakan dalam penelitian untuk mendapatkan data dan informasi tentang Kinerja Pegawai Pelayanan Publik di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar.

25

(38)

Tipe penelitian yang menggunakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang digunakan untuk menggambarkan secara rinci mengenai objek penelitian.

C. Sumber Data

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya maka penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian deskriptif dengan mengumpulkan berbagai data baik itu data primer maupun data sekunder.

1. Data Primer

Data primer data yang digunakan dengan melakukan observasi dengan cara pengamatan langsung di lokasi yang menjadi objek penelitian dan wawancara langsung secara terbuka sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Penulis melakukan wawancara dengan informasi menggunakan pedoman wawancara.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data pendukung dalam penelitian yang dapat diperoleh melalui laporan-laporan, jurnal, dokumen-dokumen yang berkaitan dengan kinerja pegawai maupun perpustakaan yang berhubungan dengan masalah penelitian yang dibahas.

D. Informan Penelitian

Teknik pemilihan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya menjadi sumber data yang bagus yang mempunyai keterkaitan dengan hal yang diteliti,

(39)

mengetahui dan terlibat langsung maupun mempunyai pengaruh dalam penelitian. peneliti menetapkan anggota Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar sebagai subyek penelitian yaitu seperti tabel dibawah ini :

TABEL INFORMAN

NO NAMA INISIAL JABATAN/STRATA KETERANGAN

1 2 3 4 5 6 7

St. Mulyati, S.Sos Nirwana, S.IP Situru, S.E Betty jane, S.Sos Hanafi Agus, S.Pd M. Rauf

Nurul fitriah

SM NW ST BJ HA MR NF

Kasubag Umum &

Kepegawaian

Staf Subag Umum &

Kepegawaian

Staf Subag Umum &

Kepegawaian

Staf Subag Umum &

Kepegawaian Masyarakat Masyarakat Masyarakat

1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang

Jumlah 7 Orang

Tabel 4.1 Tabel informan E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk penelitian ini, cara pengumpulan data yang yang penelitian digunakan sebagai berikut:

a. Observasi merupakan suatu proses yang kompleks dan tersusun dari berbagai proses pengamatan dan ingatan, Sutrisno dalam Sugiyono (2011:166), dalam

(40)

penelitian ini dilakukan dengan observasi tidak terstruktur dimana dalam pengamatan tidak menggunakan instrument yag telah baku,tetapi hanya rambu- rambu pengamatan. Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi di kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar dengan mengamati proses kinerja pegawai pelayanan publik serta seluruh variabel-variabel yang mendukung pelayanan publik tersebut. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan terkait dengan proses kinerja pegawai di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar.

b. Wawancara (interview) salah satu teknik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang cara tanya jawab langsung dengan informasi yang telah dipilih.

c. Dokumentasi yang digunakan untuk memperoleh data langsung dari tempat peneltian. Dokumentasi dimaksudkan untuk melengkapi data dari hasil observasi dan wawancara. Agar lebih memperjelas dari mana informasi itu didapatkan, peneliti mengabadikan dalam bentuk foto-foto relefan dengan penelitian. Adapun sasaran dokumentasi yaitu foto-foto dari Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar, dan pengguna layanan yang memberi informasi dan lokasi dari mana peneliti mendapatkan informasi.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah langkah selanjutnya untuk mengelola data di mana data yang diperoleh, dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa untuk menyimpulkan persoalan yang diajukan dalam menyusun hasil penelitian. Dalam model ini terdapat

(41)

3 komponen pokok. Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012:91), ketiga komponen tersebut yaitu:

a. Reduksi data, data yang dapat di lapangan diketik ditulis dengan baik, terinci serta sistematis setiap selesai pengumpulan data. Data-data yang terkumpul semakin bertambah biasanya mencapai sekian banyak lembar. Oleh karena itu laporan harus dianalisis sejak dimulai penelitian. Laporan-laporan itu perlu di reduksi, yakni dengan hal-hal pokok uang sesuai dengan fokus penelitian. Data-data yang telah direduksi memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan mempermudah peneliti untuk mencari jika sewaktu-waktu diperlukan.

b. Penyajian data, data yang semakin bertumpuk kurang dapat memberikan gambaran secara menyeluruh. Display data memberikan penyajian data dalam bentuk matriks, network, chart atau grafik, dengan demikian penelitian dapat menguasai data.

c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi, dari peneliti berusaha mencari makna dari data yang diperoleh, dengan maksud untuk mencari pola, model, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering muncul, hipotesis dan data baru. Laporan penelitian kualitatif dikatakan ilmiah jika persyaratan validasi, rehabilitas, realibilitas dan objektivitasnya sudah terpenuhi. Oleh sebab itu semula proses hal- hal tersebut selalu mendapat perhatian.

G. Pengabsahan Data

Salah satu cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengujian kredibilitas data adalah dengan triangulasi. Keabsahan data dalam penelitian ini diperiksa dengan

(42)

menggunakan teknik triangulasi. Dimana triangulasi silang dengan mengadakan pengecekan akan kebenaran data yang akan dikumpulkan dari sumber data dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang lain serta pengecekan pada waktu yang berbeda.

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber dalam hal ini peneliti melakukan pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh melalui hasil pengamatan, wawancara dan dokumen-dokumen yang ada. Kemudian peneliti membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, dan membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam hal ini data yang diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dokumen. Apabila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda- beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar atau mungkin semuanya benar karena sudut pandangnya berbeda-beda.

(43)

3. Triangulasi waktu

Triangulasi waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya. Triangulasi dapat juga dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian, dari tim peneliti lain yang diberi tugas melakukan pengumpulan data.

(44)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Gambaran Umum Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar berada tepat di

jalan St. Alauddin No.295 Makassar. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar merupakan unsur pelaksana pemerintah kota Makassar dibidang kependudukan dan pencatatan sipil yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris daerah kota. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Makassar berkoordinasi dengan pihak terkait yang meliputi 14 Kecamatan dan 143 kelurahan di kota Makassar.

2. Sumber Daya Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kota Makassar

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar dalam melakukan tugas dan fungsi pelayanan pendaftaran penduduk dan pelayanan pencatatan sipil di Kota Makassar memiliki sumber daya sebagai berikut :

a. Keadaan Pegawai :

Struktur organisasi Dukcapil Kota Makassar dapat digambarkan keadaan sumber daya aparatur yang dimiliki yaitu:

32

(45)

Tabel 4.2 Keadaan pegawai menurut kepangkatan sebagai berikut :

Tabel 4.3 Keadaan pegawai menurut tingkat pendidikan : No Pendidikan

Jumlah

L P Total

1 Strata 2 (S-2) 6 6 12

2 Strara 1 (S-1) 33 37 70

3 Diploma 3 (D-3) 3 4 7

4 S M A 27 43 70

5 S M P 1 - 1

Jumlah 70 90 160

Tabel 4.4 Jumlah pegawai yang telah mengikuti pendidikan dan latihan:

No

Pendidikan Penjenjangan/Diklat

Jumlah

L P Total

1 Spamen/Pim. Tk. II - 1 1

2 Spama/Pim. Tk. III 2 3 5

3 Adum/Adumla 2 4 6

4 Bendaharawan 2 2 4

Jumlah 6 10 16

No Pangkat Golongan

Jumlah

L P Total

1 Pembina IV 4 4 8

2 Tenaga Kontrak III 11 29 40

3 Pengatur II 8 18 26

4 Juru I 1 - 1

5 Tenaga Kontrak - 41 44 85

Jumlah 65 95 160

(46)

Tabel 4.5 Jumlah pegawai yang menduduki jabatan struktural dan fungsional :

No Menurut Eselonering

Jumlah

L P Total

1 Eselon II - 1 1

2 Eselon III 3 2 5

3 Eselon IV 4 11 15

4 Non Eselon 17 37 54

Jumlah 24 51 75

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar, Dikutip tanggal 6 Juli 2015.

Keadaan pegawai diatas menunjukan struktur sumber daya aparatur yang memadai disertai dengan tingkat pendidikan yang berimbang antara pegawai berpendidikan sarjana dan non sarjana, namun untuk jumlah pegawai non PNS masih lebih besar dibanding dengan pegawai organik, tentu hal ini memerlukan pembinaan yang intensif terhadap tugas dan fungsi bidang kependudukan dan pencatatan sipil untuk meningkatkan kinerja pegawai pelayanan publik yang lebih optimal, baik pada pelayanan pendaftaran penduduk 14 kecamatan maupun pelayanan pencatatan sipil di dinas dalam masa waktu lima tahun kedepan.

b. Sarana dan Prasarana Kependudukan dan Catatan Sipil

Pelaksanaan tugas kependudukan dan pencatatan sipil Kota Makassar dilengkapi dengan sarana dan prasarana pelayanan berupa gedung dan perangkat sistem pelayanan SIAK pada dinas dan 14 kecamatan. Perangkat pelayanan SIAK tersebut dibangun sejak 2005 melalui APBD Kota Makassar dalam porgram penataan administrasi kependudukan dengan kegiatan Pembangunan Sistem

(47)

Pendaftaran Penduduk yang terintegrasi dengan Sistem Pencatatan Sipil dengan menggunakan jaringan online antara kecamatan dan dinas untuk pelayanan KTP, KK dan Surat Pindah.

Selanjutnya pada tahun 2007 Direktorat Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri RI memberi bantuan perangkat pelayanan SIAK kepada seluruh Kabupaten/Kota dan melakukan peningkatan kapasitas pelayanan kependudukan berdasarkan Undang-Undang No.23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan untuk peningkatan Sistem Administasi Kependudukan (SAK) nasional dengan melakukan konversi sistem pelayanan tahun 2009 dari SIAK transisi yang digunakan oleh Kabupaten/Kota kedalam Sistem Pelayanan kependudukan dan Pencatatan sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan dan pada tahun 2011 Kementerian Dalam Negeri RI melalui Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil memberi bantuan Sarana komputerisasi pelayanan KTP Elektrik untuk 14 kecamatan dan Dinas masing-masing sebanyak 2 set. Sehubungan dengan itu sarana perangkat SIAK yang digunakan sejak tahun 2005 sampai sekarang memerlukan penggantian komputer yang teknologinya sudah kurang renspon terhadap tuntutan pelayanan, begitupula dengan rencana pemekaran/penambahan kecamatan menjadi 19 kecamatan, tentu hal tersebut memerlukan penambahan sarana komputer SIAK pada 5 kecamatan tambahan.

Adapun besaran sarana dan prasaran dukcapil sebagai berikut :

(48)

Tabel 4.6 Sarana dan Prasarana

No. Uraian Satuan Jumlah Ket

1. Tanah Bidang 1

2. Alat-Alat Angkutan Unit 34

3. Alat-Alat Kantor

dan Rumah Tangga Buah 784 4. Alat-Alat Studio

dan Komunikasi Unit 44 5. Bangunan Gedung Unit 7 6. Jaringan Unit 1

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar, Dikutip tanggal 6 Juli 2015.

3. Struktur Organisasi dan uraian tugas Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar

Struktur organisasi adalah salah satu susunan kerja yang memiliki fungsi di tiap jabatan yang diembannya. Dimana pengorganisasian dirumuskan sebagai keseluruhan aktifitas kerja dalam mengelompokkan orang-orang, penetapan tugas, wewenang, fungsi dan tanggung jawab masing-masing serta tujuan terciptanya kinerja pegawai pelayanan publik yang berdaya guna dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Bagi suatu instansi pemerintah atau bentuk-bentuk organisasi lainnya, pembagian kerja secara tepat diantara pegawai instansi pemerintah

(49)

dan penetapan mekanisme bertujuan untuk mengkoordinasikan aktifitas-aktifitas instansi yang bersangkutan. Salah satu hasil dari pengorganisasian adalah struktur organisasi yang merupakan prosedur formal pengelolaan organisasi.

Adapun susunan organisasi dan tata kerja Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar berdasarkan Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 3 tahun 2009 terdiri atas :

a. Kepala Dinas;

Kepala Dinas mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijaksanaan, penyiapan koordinasi, pembinaan, pemberian bimbingan, dari pengendalian tugas kantor sesuai dengan kebijaksanaan walikota berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud. kepala dinas menyelenggarkan fungsi :

1. Penyiapan bahan perumusan kebikjakan teknis di bidang administrasi dokumen kependudukan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA).

2. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program di bidang pengeloloaan dan pelayanan pencatatan dan penerbitan kutiapan akta kelahiran, perkawinan, perceraian, kematian, pengakuan,dan pengesahan anak.

3. Penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian teknis di bidang penyiapan dan pemeliharaan dokumen dan peleksanaan register akta catatan sipil ke Pengadilan Negeri .

(50)

4. Penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian teknis pengumpulan dan pengelolaan informasi data kependudukan dan catatan sipil serta memberi laporan dan penyuluhan.

5. Pengelolaan administrasi urusan tertentu.

b. Sekretariat:

1. Subbagian Umum dan Kepegawaian

Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas menyusun rencana kerja, melaksanakan tugas teknis ketatausahaan, mengelola administrasi kepegawaian serta melaksanakan urusan kerumahtanggan dinas.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana di maksud,Subbagian Umum dan Kepegawaian menelanggrakan tugas dan fungsi :

a. Melaksanakan penyusunan rencana dan program kerja subbagian Umum dan Kepegawaian.

b. Mengatur pelaksanaan kegiatan subbagian urusan ketatausahaan meliputi surat-menyurat, kearsipan, surat perjalanan dinas, mendistribusikan surat sesuai bidang.

c. Melaksanakan urusan kerumahtanggan dinas

d. Melaksanakan usul kenaikan pangkat, mutasi dan pensiun

e. Melaksanakan usul gaji berkala, usul tugas belajar dan izin belajar 2. Subbagian Keuangan

(51)

Subbagian mempunyai tugas menyusun rencana kerja dan melaksanakan tugas teknis keungan. Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana di maksudkan, subbagian keuangan menyelanggarakan fungsi : a. Menyusun rencana dan program kerja subbagian keuangan

b. Mengumpulkan dan menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah c. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kerja Anggaran

(RKA ) dan Dokumen Perencanaan Anggaran ( DPA ) dari masing-masing Bidang dan sekertariat sebagai bahan konsultasi perencanaan ke Bappeda melalui kepala dinas

d. Menyusun realisasi perhintungan anggaran dan administarsi perbendaharaan dinas

e. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi dari masing-masing satuan kerja

3. Subbagian Perlengkapan

Subbagian perlengkapan mempunyai tugas menyusun rencana kerja, melaksanakan tugas teknis perlengkapan, membuat laporan serta mengevaluasi semua pengadaan barang. Dalam melaksanakan tugas sebagaiamana dimaksudkan, Subbagaian perlengkapan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. Menyusun rencana dan program kerja subbagian perlengkapan b. Menyusun Rencana Kebutuhan Barang Unit (RKBU)

(52)

c. Meminta Usulan Rencana Kebutuhan Barang Unit ( RKBU) dari semua bidang dalam lingkup Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

d. Membuat Daftar Kebutuhan Barang ( RKB)

e. Membuat Rencana Tahunan Barang Unit ( RTBU) c. Bidang Administrasi Kependudukan

Bidang administrasi kependudukan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan peningkatan pelayanan administrasi kependudukan Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Asing. Dalam melaksankan tugas sebagai mana di maksud, bidang administrasi kependudukan menyelenggarakan fungsi:

1. Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijaksanaan teknis

2. Melaksanakan penyiapan bahan perumusan rencana dan program pendaftaran pencatatan administrasi kependudukan

I. Seksi Administrasi Pendaftaran Penduduk

Seksi administrasi pendaftaran penduduk mempunyai tugas menyusun rencana, melakukan pembinaan, dan peningkatan teknis pelayanan administrasi pendaftaran penduduk. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, seksi administrasi pendaftaran penduduk menyelenggarakan fungsi:

1. Menyusun rencana dan program kerja pada seksi administrasi pendaftaran penduduk

2. Melakukan teknis administrasi pendaftaran penduduk dan pendistribusian formulir pendaftaran penduduk yang terintegrasi dengan pencatatan sipil

(53)

dalam kerangka Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) bagi warga WNI dan WNA yang diterima dari subbagian perlengkapan.

II. Seksi Mutasi dan Pelaporan Penduduk

Seksi mutasi dan pelaporan penduduk mempunyai tugas menyusun rencana dan melakukan pembinaan serta peningkatan teknis pelayanan mutasi data dan pelaporan penduduk. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, seksi mutasi dan pelaporan penduduk menyelenggarakan fungsi:

1. Menyusun rencana dan program kerja pada seksi mutasi penduduk

2. Melakukan penerbitan dokumen penduduk pindah datang dan pindah keluar WNI dan WNA

III. Seksi Penerbitan Dokumen Penduduk

Seksi penerbitan dokumen penduduk mempunyai tugas menyusun rencana melakukan pembinaan dan peningkatan teknis pelayanan penerbitan dokumen penduduk. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, seksi penerbitan dokumen penduduk menyelenggarakan fungsi:

1. Menyusun rencana dan program kerja pada seksi penerbitan dokumen penduduk

2. Melakukan kegiatan supervise evaluasi kinerja pelayanan pendaftaran penduduk di kecamatan dan kelurahan

d. Bidang Akta Kelahiran, Kematian dan Panganggakatan Anak

Bidang akta kelahiran, kematian dan pengangakatan anak mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pelayanan pencatatan dan penerbitan akta kelahiran

(54)

akta kematian dan akta pengangkatan anak. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, bidang akta kelahiran, kematian, dan pengangkatan anak menyelenggarkan fungsi :

1. Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijaksanaan teknis bidang pelayanan pencatatan dan penerbitan akta kelahiran, akta kematian, dan pengangkatan anak.

2. Melaksanakan penyiapan bahan perumusan rencana dan program pencatatan akta kelahiran, akta kematian dan akta pengangkatan anak menurut peraturan perudang-undangan yang berlaku.

I. Seksi Kelahiran Umum

Seksi kelahiran umum mempunyai tugas menyusun rencana, melakukan pencatatan dan penerbitan akta kelahiran umum. Dalam melakukan tugas sebagaimana dimaksud, seksi kelahiran umum menyelenggaraan fungsi :

1. Menyusun rencana dan program kerja pada seksi kelahiran umum

2. Melakukan vertifikasi terhadap berkas permohonan pencatatan dan penerbitan akta kelahiran umum WNI dan WNA

II. Seksi Kelahiran Terlambat

Seksi kelahiran terlambat mempunyai tugas menyusun rencana, melakukan pencatatan dan penerbitan akta kelahiran terlambat. Dalam melakukan tugas sebagaimana dimaskud, seksi kelahiran terlambat menyelanggarkan fungsi :

1. Menyusun rencana dan program kerja pada seksi kelahiran terlambat

(55)

2. Melakukan vertifikasi terhadap berkas permohonan pencatatan dan penerbitan akta kelahiran terlambat WNI dan WNA.

III. Seksi Kematian dan Pengangatan Anak

Seksi kematian dan pegangkatan anak mempunyai tugas menyusun rencana, melakukan pencatatan penerbitan akta kematian dan pengangkatan anak. Dalam melakukan tugasnya sebagaimana dimaksud, seksi kematian dan pengangkatan anak menyelenggarkan fungsi :

1. Menyusun rencana dan program kerja pada seksi kematian dan pengangktatan anak .

2. Melakukan vertifikasi terhadap berkas permohohan pencatatan dan penerbitan akta kematian dan pengangkatan anak WNI dan WNA .

e. Bidang Akta Perkawinan, Perceraian dan Pengangkatan anak

Bidang akta perkawinan , perceraian dan pengakuan anak yang mempunyai tugas melakasnakan pembinaan dan pelayanan pencatatan dan penerbitan akta perkawinan, akta perceraian,akta pengesahan dan pengakuan anak. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, bidang akta perkawinan, penceraian dan pengakuan anak menyelenggarkan fungsi :

1. Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijaksanaan teknis bidang pelayanan.

2. Melaksanakan penyiapan bahan perumusan rencana dan program pelayanan pencatatan dan penerbitan akta perkawinan, akta penceraian dan akta pengakuan anak.

(56)

I. Seksi Akta Perkawinan

Seksi akta perkawinan mempunyai tugas menyusun rencana, melakukan pencatatan dan penerbitan akta perkawinan. Dalam melakukan tugas sebagaimana dimaksud, seksi akta perkawinan menyelenggarakan fungsi:

1. Menyusun rencana dan program kerja pada seksi akta perkawinan

2. Melakukan vertifikasi terhadap berkas peemohonan pencatatan dan penerbitan akta perkawinan WNI dan WNA.

II. Seksi Akta Perceraian

Seksi akta perceraian mempunyai tugas menyusun rencana, melakukan pencatatan dan penerbitan akta perceraian. Dalam melakukan tugas sebagai dimaksud, seksi akta perceraian menyelanggarkan fungsi :

1. Menyusun rencana dan program kerja pada seksi perceraian

2. Melakukan vertifikasi terhadap berkas permohonan pencatatan dan penerbitan akta perceraian WNI dan WNA

III. Seksi Akta Pengesahan dan Pengakuan Anak

Seksi akta pengesahan da pengakuan anak mempunyai tugas melakukan pencatatan dan penerbitan akta perceraian. Dalam melakukan tugas sebagaimana dimaksud, ayat (1) Seksi akta pengesahan dan pengakuan anak menyelenggarkan fungsi :

1. Menyusun rencana dan program kerja pada seksi pengesahan dan pengakuan anak.

(57)

2. Melakukan verifikasi terhadap berkas permohonan pencatatan dan penerbitan akta pengesahan anak dan pengakuan anak WNI dan WNA.

f. Bidang Data dan Informasi

Bidang data dan informasi dipimpin oleh seorang kepala bidang yang mempunyai tugas melasanakan pengumpulan dan pengelolaan data dan informasi Kependudukan dan Catatan Sipil. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang data dan informasi menyelenggarakan fungsi :

1. Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijaksanaan teknis bidang data dan informasi Kependudukan dan Catatan Sipil

2. Melaksanakan penyiapan bahan perumusan rencana kerja dan program pelayanan data dan informasi Kependudukan dan Catatan Sipil.

I. Seksi Penyimpanan dan Perubahan

Seksi penyimpanan dan perubahan mempunyai tugas menyusun rencana, melakukan penyimpanan dokumen kependudukan dan dokumen catatan sipil.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, seksi penyimpanan dan perubahan menyelenggarakan fungsi:

1. Menyusun rencana dan program kerja pada seksi penyimpanan dan perubahan 2. Melakukan penyimpanan, penataan, dan pemeliharaan buku register akta dokumen

sistem pendaftaran penduduk.

(58)

II. Seksi Penyuluhan

Seksi penyuluhan mempunyai tugas menyusun rencana, melakukan penyuluhan penyelenggaraan kependudukan dan catatan sipil. Dalam melakukan tugas sebagaimana dimaksud, seksi penyuluhan menyelenggarkan fungsi :

1. Menyusun rencana dan program kerja pada seksi penyuluhan

2. Menelaah peraturan perundang-undangan dalam bidang kependudukan III. Seksi Informasi Data

Seksi informasi data mempunyai tugas menyusun rencana dan melakukan pengelolaan serta pemantauan kinerja database kependudukan dan catatan sipil.

Dalam melakukan tugas sebagaimana dimaksud, seksi informasi menyelenggarakan fungsi:

1. Menyusun rencana dan program kerja pada seksi informasi data.

2. Melakukan pengolahan database kependudukan dan catatan sipil dalam kerangka sistem informasi admnistrasi kependudukan (SIAK).

Gambar

Gambar I. Skema Kerangka pikir Kinerja Pegawai
TABEL INFORMAN
Tabel 4.2  Keadaan pegawai menurut kepangkatan sebagai berikut :
Tabel 4.5 Jumlah pegawai yang menduduki jabatan struktural dan fungsional :  No  Menurut Eselonering  Jumlah  L  P  Total  1  Eselon II  -  1  1  2  Eselon III  3  2  5  3  Eselon IV  4  11  15  4  Non Eselon  17  37  54  Jumlah  24  51  75
+2

Referensi

Dokumen terkait

Rendahnya kualitas pelayanan publik yang terjadi akhir-akhir ini merupakan salah satu sorotan yang diarahkan pada pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada.. Hal ini

Apabila para pegawai yang bekerja dalam suatu institusi mampu me- nerapkan budaya kerja berkualitas tentu dapat pula meningkatkan kualitas pelayanan publik dari

lsi Wawancara Wawancara dengan Key Informan "Mengenai pekerjaan sesuai dengan harapan organisasi sudah menjadi kewajiban dan konsekuensi kerja bagi pegawai, oleh sebab itu jika

Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa informan di atas maka dapat diketahui bahwa tidak tertutup kemungkinan masalah suap terjadi Kantor Dinas Kependudukan dan

Hasil penelitian regresi dari tabel 5.9 menunjukkan bahwa total kualitas manajemen berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Dari hasil perhitungan regresi

Dalam hal ketepatan waktu, maka hendaknya pimpinan lebih dapat mengawasi bawahan agar selalu mematuhi jam kerja dan memastikan bahwa jam kerja pegawai agar dapat

Sehingga Sistem pemerintahan daerah sekarang ini sudah mulai diintegrasikan dalam suatu teknologi yang dapat dikendalikan dari pusat pemerintahan, sebagai contoh adalah dengan adanya

Berdasarkan hasil wawancara dengan Masyarakat pengunjung informan ke-8 menyatakan bahwa: “Menurut saya harus diinformasikan secara jelas dek” Berdasarkan hasil wawancara dengan