• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI KINERJA PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BOMBANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI KINERJA PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BOMBANA"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

KINERJA PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

KABUPATEN BOMBANA

Oleh :

YUNITA JAENI RESKI

Nomor Induk Mahasiswa : 10561 11033 16

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(2)
(3)
(4)
(5)

v ABSTRAK

Yunita Jaeni Reski (2021) Kinerja Pelayanan Publik Di Kantor Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bombana, (dibimbing oleh Mappamiring dan Samsir Rahim).

Tujuan yang dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui Kinerja Pelayanan Publik di Kantor Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, kartu keluarga di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Teknik pengumpulan data : observasi atau pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas pelayanan dari aspek: 1. Tangible dengan indikator Penampilan pegawai dan Kenyamanan tempat melakukan pelayanan dan hasil wawancara yang didapatkan hal tersebut sudah diterapkan dengan baik dimensi, 2 Reliability dengan indikator Kecermatan pegawai dan Kemampuan Pegawai dan hasil wawancara yang didapatkan hal tersebut sudah diterapkan dengan baik, 3 Responsiveness dengan indikator Merespon setiap pengguna layanan dan Pegawai melakukan pelayanan dengan cepat dan hasil wawancara yang didapatkan hal tersebut sudah diterapkan dengan baik 4. Assurance dengan indikator Petugas memberikan jaminan tepat waktu dan Petugas memberikan jaminan biaya dan hasil wawancara yang didapatkan hal tersebut sudah diterapkan dengan baik 5 Emphaty dengan indikator Mendahulukan Kepentingan pengguna layanan dan Pegawai melayani dengan tidak diskriminatif dan hal ini sudah diterapkan dengan baik Faktor Penghambat masih ada beberapa dari masyarakat yang mengeluh dan menganggap kinerja para pemerintahan sering bermalas malasan faktor pendukung diantaranya yaitu Faktor pendukung agar Karyawan dapat melakukan pelayanan dengan lebih baik lagi itu dengan semangat dari masing-masing pegawai Dan faktor pendukung lainya yaitu dengan adanya fasilitas yaitu komputer dan perangkatnya serta sambungan internet dari Catatan Sipil yang memudahkan dalam melakukan proses pelayanan kepada pengguna layanan.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Penulis panjatkan rasa syukur yeng tidak terhingga kahadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kinerja Pelayanan Publik Di Kantor Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bombana”.

Penyusun skripsi ini dalam rangka memenuhi syarat memperoleh sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Kedua orang tua saya yang senantiasa memberikan doa, semangat, motivasi, cinta dan kasih sayangnya serta memfasilitasi penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.

2. Saudara saya akmal dan rahmi yang senantiasa memberikan doa, semangat, motivasi, cinta dan kasih sayangnya serta memfasilitasi penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.

3. Bapak Prof. Dr. H. Ambo asse, M.Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

(7)

vii

4. Ibu Dr. Ihyani Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

5. Bapak Nasrul Haq, S.Sos., MAP selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

6. Dr. Mappamiring, M.Si selaku Pembimbing I dan Dr. H. Samsir Rahim, S.Sos, M.Si selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

7. Seluruh Dosen Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membagikan ilmunya selama penelitian dalam proses perkuliahan

8. Seluruh staff dan pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Enrekang yang telah meluangkan waktunya memberikan data berupa wawancara kepada penulis selama proses penelitian.

9. Teman-teman seperjuangan terutama kelas C Prodi Administrasi Negara Angkatan 2016 yang penulis tidak dapat menyebut satu persatu, terima kasih atas kebersamaannya.

10. Keluarga besar Hisma dan teman-teman seperjuangan dari Kabupaten Enrekang, penulis ucapkan terima kasih atas dukungan, motivasi dan kebersamaannya selama ini.

11. Hardy suhardi syam S.pd dan Nurmin suari syam S.pd, terima kasih atas masukan-masukan yang diberikan selama penyusunan skripsi ini.

(8)

viii

12. Semua pihak yang sudah ikut membentu peneliti dalam proses penyusunan skripsi ini hingga selesai.

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun semangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Makassar, Juni 2021 Penulis

(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENERIMAAN TIM ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ...ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Penelitian Terdahulu ... 8

B. Konsep dan Teori ... 10

1. Konsep Kebijakan Publik ... 10

2. Konsep Kinerja Pegawai ... 24

3. Konsep Aparatur Sipil Negara (ASN) ... 27

C. Kerangka Pikir ... 35

D. Fokus Penelitian ... 36

E. Deskripsi Fokus Penelitian ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

(10)

x

B. Jenis dan Tipe Penelitian ... 38

C. Sumber Data ... 39

D. Informan Penelitian ... 39

E. Teknik Pengumpulan Data ... 40

F. Teknik Analisis Data ... 41

G. Keabsahan Data ... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 44

A. Gambaran Umum ... 44 B. Hasil penelitian ... 81 C. Pembahasan ...102 BAB V PENUTUP ...111 A. kesimpulan ...111 B. Saran ...112 DAFTAR PUSTAKA ...113

(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam era globalisasi, sebagai salah satu instansi pemerintah yang melayani masyarakat, instansi pemerintah juga dituntut mampu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan perkembangan yang terjadi serta dapat melakukan perubahan-perubahan. Tercapainya tujuan organisasi pada umumnya mengharapkan para pegawainya mampu melaksanakan tugasnya dengan efektif, efisien, produktif dan profesional. Hal ini bertujuan agar organisasi memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan sekaligus memiliki daya saing yang tinggi, sehingga akan menghasilkan kualitas pelayanan masyarakat yang tentunya sesuai dengan harapan masyarakat.

Sumber daya organisasi dapat dapat dibedakan kedalam dua kelompok yaitu : sumber daya manusia dan sumber daya non manusia. Sumber daya manusia meliputi orang yang berstatus anggota yang masing-masing memiliki peran dan fungsi. Sedangkan sumber non manusia terdiri atas : sumber daya modal, mesin, alam, teknologi, namun sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor dominan, karena satu-satunya yang memiliki akal, perasaan, keinginan, karsa, keterampilan, pengetahuan, prestasi dan motivasi.

Kinerja pegawai dispendukcapil merupakan upaya pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan pemberian pelayanan yang berlangsung dalam proses penyelenggaraan kegiatan pemerintahan antara Dinas Kependudukan Pencatatan Sipil. Dinas Kependudukan dan Pencatatan sipil Kabupaten

(12)

Bombana merupakan salah satu instansi pemerintah yang mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam rangka mencapai tujuan nasional. Untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab diperlukan adanya suatu peraturan dan kebijaksanaan yang digunakan untuk mengatur proses kegiatan dalam instansi tersebut.

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2001). Kinerja dapat diartikan sebagai suatu hasil dan usaha seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu. Masih eratnya persepsi masyarakat yang mengatakan bahwa kinerja aparatur Pemerintah Daerah belum sepenuhnya bekerja secara optimal yang ditandai dengan adanya pelayanan birokrat yang cenderung lamban dan bertele-tele sehingga mengakibatkan belum optimalnya kondisi iklim investasi bagi investor serta reformasi birokrasi yang belum berjalan secara optimal dan sebagainya, menjadikan kebutuhan dilakukannya evaluasi kinerja aparatur birokrasi dalam rangka mewujudkan tujuan otonomi memiliki arti yang penting.

Pelayanan yang baik menjadi tolak ukur bagi keberhasilan suatu bangsa, dalam proses pelayanan publik hal ini merupakan pengguna jasa pelayanan yang diberikan oleh pemerintah melalui instansi pemerintah dan didalamnya diisi oleh pegawai khususnya pegawai negeri sipil. Kepuasan masyarakat terhadap pelayanan menjadi suatu kewajiban bagi Negara yang harus dilakukan mengingat dalam pembukaan UUD 1945 dalam mencapai tujuan nasional.

(13)

Tujuan tersebut dapat diwujudkan apabila pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.

Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil disebutkan bahwa yang dimaksud dengan sistem manajemen kinerja pegawai negeri sipil adalah suatu proses sistematis yang terdiri dari perencanaan kinerja; pelaksanaan, pemantauan, dan pembinaan kinerja; penilaian kinerja; tindak lanjut; dan sistem informasi kinerja. Peran pegawai ASN sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan salah satu elemen penting yang menjadi ujung tombak dari pemerintah, idealnya dalam melaksanakan pelayanan terhadap masyarakat harus sesuai dengan kaidah good and clean governance dimana semua elemen termasuk pegawai wajib menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik dan bersih sehingga pelayanan yang didapatkan oleh masyarakat dapat sesuai dengan kualitas pelayanan yang diharapkan.

Dalam organisasi pemerintah, pelayanan kepada masyarakat adalah tujuan utama yang tidak mungkin dapat dihindari karena sudah merupakan kewajiban menyelenggarakan pelayanan dengan menciptakan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, karena telah menjadi sebuah kewajiban maka

(14)

sepatutnya pemerintah mencari solusi terbaik terhadap masalah-masalah yang sering dihadapi, termasuk kendala intern yaitu yang bersumber dari dalam instansi itu sendiri maupun kendala eksternal yakni yang datangnya dari masyarakat Pegawai harus senantiasa memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat. Semakin besar manfaat yang dirasakan publik, semakin bagus pula kualitas layanan yang dilaksanakan oleh aparat, sebaliknya tingkat kepuasan yang rendah mengindikasikan buruknya sistem pelayanan aparat publik.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan sipil Kabupaten Bombana sebagai unit kerja perencanaan yang menjalankan tugas, fungsi, kewenangan serta tanggung jawab koordinasi di bidang perencanaan pembangunan daerah diperlukan kehadirannya untuk menunjang keberhasilan pembangunan daerah. Dengan deskripsi tugas yang demikian penting, maka diperlukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan sipil dengan dukungan aparatur yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas untuk: mendukung pencapaian sasaran dan prioritas pembangunan daerah.

Salah satu permasalahan yang terjadi di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan sipil Kabupaten Bombana yang juga merupakan permasalahan hampir di semua lembaga atau instansi pemerintahan adalah munculnya keluhan dan ketidakpuasan masyarakat terhadap pelayanan yang tidak maksimal. Bahwa kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) masih memprihatinkan, masih buruknya kinerja PNS diketahui dari masih tingginya persentase keterlambatan masuk kerja dan pelaksanaan tugas yang tidak sesuai standar

(15)

yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 tentang disiplin PNS yang dikeluarkan pemerintah sebagai petunjuk teknis tentang disiplin kerja PNS sehingga menjadi acuan pelaksanaan di Lapangan.

Rendahnya kinerja pegawai di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bombana juga dapat dilihat dari kualitas pelayanan kependudukan dan Pencatatan sipil, masih terdapat banyak keluhan dari masyarakat mengenai kualitas layanan dalam pembuatan KK (Kartu Keluarga), KTP (Kartu Tanda Penduduk), Akta Kelahiran, Akta Kematian dan surat kependudukan lainnya masih sulit dan memerlukan waktu lama sehingga masyarakat mengalami kesulitan karena harus pulang pergi untuk melengkapi kekurangan dokumen. Sama halnya seperti yang disampaikan oleh beberapa informan yang mengeluhkan kondisi ruang tunggu yang kurang memuaskan. Buruknya pelayanan Disdukcapil diindikasikan karena rendahnya prestasi kerja, tingginya tingkat kemangkiran pegawai, pekerjaan yang banyak ditumpuk, adanya tumpang tindih dalam tanggung jawab serta lebih mementingkan kepentingan sendiri.

Selain itu sarana dan prasarana juga membantu untuk meningkatkan kinerja para pegawai seperti ruang kerja. Dari observasi yang dilakukan, ruang kerja pegawai dispendukcapil terutama bidang pencatatan sipil belum optimal karena jarak antara meja pegawai terlalu dekat dan menghambat pergerakan aktivitas antar pegawai serta ruang tunggu dan ruang administrasi pendaftaran yang sempit dan masyarakat yang ramai setiap harinya terutama pada jam 08.00-11.30 yang mempengaruhi kenyamanan dalam bekerja. Peralatan yang

(16)

digunakan untuk mendukung proses hasil kerja belum memadai. Seperti seperangkat komputer dan alat pencetak dokumen.

Selain itu, rendahnya kinerja pegawai disebabkan oleh motivasi pegawai dalam bekerja, Motivasi memegang peranan penting dalam pencapaian kinerja pegawai. Dalam mencapai kinerja pegawai yang optimal, pemimpin harus memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan serta keterampilan Dengan diberi kesempatan tersebut, maka kelancaran pelaksanaan tugas dan tujuan organisasi akan tercapai sebagaimana yang diharapkan.

Dari penjelasan di atas banyak yang banyak yang masih menjadi tanda Tanya tentang kinerja di Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bombana apakah benar terjadi atau tidak , maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai “Kinerja Pelayanan Publik Di Kantor Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bombana

B. Rumusan Masalah

Sesuai denga apa yang di ungkapkan masalah di latar maka peneliti megangkat judul

1. Bagaimana Kinerja Pelayanan Publik Di Kantor Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bombana

2. Apa Faktor Penghambat dan pendukung Pelayanan Publik Di Kantor Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bombana

(17)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui Kinerja Pelayanan Publik Di Kantor Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten

2. Untuk mengetahui Penghambat dan pendukung Pelayanan Publik Di Kantor Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bombana

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dalam ilmu administrasi negara terutama dalam menguji teori, pengimplikasian teori, dan menelaah teori tentang kinerja pegawai dalam pelayanan kependudukan.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini juga diharapkan berguna sebagai sumbangsih pemikiran dan bahan informasi bagi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bombana dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu dijadikan sebagai salah satu acuan atau referensi dalam penelitian ini sebagai pembeda, pendukung serta tambahan untuk menganalisa kajian perbedaan maupun persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Penelitian terdahulu pada penelitian ini adalah :

1. Penelitian yang dilakukan oleh (Nasution, 2016) dengan judul “Kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas Medan Denai Kota Medan”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan di Puskesmas Medan Denai termasuk dalam kategori baik dengan skor jawaban Informan + 48.7. masyarakat merasa puas atas kinerja dan pelayanan pegawai Puskesmas Medan Denai, yaitu kemampuan para dokter dalam menangani pasien. Kinerja pegawai Puskesmas Medan Denai dalam memberikan pelayanan kesehatan sudah diterapkan sesuai prosedur, responsivitas, akuntabilitas, dan transparansi. Tersedianya fasilitas kesehatan seperti Puskesmas dari pemerintah didukung dengan kinerja pegawai puskesmas yang berkualitas mampu dan meningkatkan kesehatan masyarakat sehat.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Maya (2016), dengan judul Evaluasi Kinerja Pelayanan Aparatur Kelurahan Way Dadi Baru Pasca Pemekaran Wilayah Kelurahan Di Kota Bandar Lampung. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah masih adanya pegawai kelurahan yang kinerjanya dalam

(19)

memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya pelayanan administrasi masih kurang maksimal. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu kinerja pegawai Kelurahan Way Dadi Baru pasca pemekaran kelurahan sudah cukup baik. Adapun saran yang dapat diberikan penulis terhadap pegawai Kelurahan Way Dadi Baru adalah agar kiranya dapat bekerja dengan semaksimal mungkin walaupun dengan sarana prasarana yang pada umumnya masih kurang lengkap.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ati & Abidin (2019), dengan judul Pelaksanaan Good Governance Dalam Meningkatkan Efektivitas Kinerja Pegawai Perempuan Pada Pelayanan Pembuatan Kartu Keluarga (Studi di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah). Dari penelitian yang dilakukan dapat diketahui pelaksanaan prinsip-prinsip good governance serta faktor yang menyebabkan rendahnya kinerja pegawai perempuan, dari hasil disimpulkan sebagai berikut: pelaksanaan good Governance di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kotawaringin Timur sudah cukup baik hanya saja ada beberapa prinsip yang pada pelaksanaannya masih rendah diantaranya efektivitas, akuntabilitas, efisiensi.serta faktor yang menjadi penyebab rendahnya kinerja pegawai perempuan di antaranya ialah faktor peran ganda yang dimiliki perempuan, faktor kemampuan/skill karena tidak adanya pelatihan yang diberikan kepada aparatur serta faktor fasilitas yang kurang memadai di kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

(20)

B. Konsep dan Teori

1. Konsep Pelayanan Publik a. Pengertian Pelayanan

Menurut Moenir (2010), pelayanan adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor materi melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya. Pelayanan hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu pelayanan merupakan sebuah proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat.

Menurut Gronroos dalam Ratminto & Atik (2012), mengatakan bahwa pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan pegawai atau hal-hal yang disediakan oleh organisasi pemberi pelayanan yang dimaksud untuk memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan.

Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada kualitas pelayanannya. Termasuk pada Kinerja pegawai dalam pelayanan Kartu Keluarga di Kantor Dinas Catatan Sipil Kabupaten Bombana dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan orang lain dan mensejahterakan, serta mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.

(21)

b. Pengertian Pelayanan Publik

Pelayanan sangat berkaitan erat dengan publik, publik adalah orang atau masyarakat, yang berhubungan dengan atau mempengaruhi suatu bangsa, negara, maupun komunitas. Inu dan kawan-kawan dalam Sinambela, dkk (2011), yang mendefinisikan bahwa publik adalah sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berpikir, perasaan, harapan, sikap atau tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai-nilai norma yang merasa memiliki. Dalam pelayanan yang ada di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa yakni untuk memenuhi kebutuhan orang lain, dan kata dari publik itu sendiri adalah objek dari pelayanan itu sendiri, yaitu masyarakat.

Penelitian yang dilakukan oleh penulis menyangkut pada konsep pelayanan yang berhubungan dengan bidang pemerintahan yang sering disebut dengan pelayanan umum atau pelayanan publik. Pelayanan publik merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan masyarakat. Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat diartikan pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Menurut UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik, pelayanan publik adalah kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggaraan pelayanan publik.

(22)

Menurut Ratminto dan Atik (2012), pelayanan publik merupakan segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi bertanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah, baik instansi pemerintah pusat, instansi pemerintah daerah, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yang pelaksanaanya dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat serta dalam melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Menurut pendapat Agung Kurniawan dalam Pasolong (2010), mengatakan bahwa pelayanan publik adalah pemberian pelayanan (melayani) keperluan orang lain atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Pelayanan publik seringkali terlihat sebagai yang mewakili munculnya birokrasi pemerintah, karena hal itu bersentuhan langsung dengan tuntutan kebutuhan keadaan masyarakat terhadap peranan pemerintah.

Dari beberapa definisi di atas, penulis dalam penelitian ini mengambil suatu kesimpulan dari konsep pelayanan publik yaitu pelayanan publik merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk melayani dan memenuhi kebutuhan masyarakat baik bersifat barang ataupun jasa sesuai dengan aturan pokok ataupun tata cara yang berlaku. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dalam Ratminto & Atik (2012), mengelompokan 3 jenis pelayanan dari instansi pemerintahan serta BUMN/BUMD. Pengelompokkan jenis pelayanan tersebut didasarkan atas

(23)

ciri dan sifat kegiatan serta produk yang dihasilkan, yaitu:

1) Jenis Pelayanan Administratif adalah jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa pencatatan, penelitian, pengambilan keputusan, dokumen dan kegiatan tata usaha lainnya yang secara keseluruhan menghasilkan produk akhir berupa dokumen, misalnya sertifikat, ijin-ijin, rekomendasi, keterangan dan lain-lain.

2) Jenis Pelayanan Barang adalah pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa kegiatan penyediaan atau pengolahan bahan berwujud fisik termasuk distribusi dan penyampaian kepada konsumen langsung (sebagai unit atau individu) dalam suatu sistem. Secara keseluruhan kegiatan tersebut menghasilkan produk akhir berwujud benda (berwujud fisik) atau yang dianggap benda yang memberikan nilai tambah secara langsung bagi penggunanya. Misalnya jenis pelayanan listrik, pelayanan air bersih, dan pelayanan telepon.

3) Jenis Pelayanan Jasa adalah jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa sarana dan prasarananya serta penunjangnya. Pengoprasiannya berdasarkan suatu sistem pengoprasian tertentu dan pasti. Produk akhirnya berupa jasa yang mendatangkan manfaat bagi penerimanya secara langsung dan habis terpakai dalam jangka waktu tertentu. Misalnya pelayanan angkatan darat, laut dan udara, pelayanan kesehatan, pelayanan perbankan, pelayanan pos, dan pelayanan pemadam.

(24)

Dalam penelitian ini penulis merujuk pada jenis pelayanan publik berupa jasa. Karena penulis mengambil suatu kesimpulan tentang pelayanan publik jasa yaitu dengan memberikan serangkaian sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh orang lain dalam bidang pelayanan administrasi. Pelayanan publik tidak lagi ditentukan dengan hanya melihat lembaga penyelenggaraannya, yaitu pemerintah atau swasta. Pelayanan publik tidak lagi tepat untuk dipahami sebagai pelayanan dari pemerintah, begitupun juga dengan pelayanan swasta yang tidak dapat dipahami hanya sebagai pelayanan yang diberikan oleh pelayanan yang diberikan oleh lembaga non-pemerintah.

c. Prinsip-prinsip Pelayanan Publik

Dalam pelaksanaan pelayanan publik terdapat prinsip-prinsip pokok yang harus dimiliki oleh birokrasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dalam Duadji (2013), prinsip-prinsip pokok dalam pemberian pelayanan publik atau masyarakat yaitu:

1) Prinsip Aksesibilitas, yaitu bahwa pada hakikatnya setiap jenis pelayanan harus terjangkau oleh setiap pengguna pelayanan. Tempat, jarak, dan sistem pelayanan harus sedapat mungkin dekat dan mudah dijangkau atau diakses oleh pengguna pelayanan.

2) Prinsip kontinuitas, yaitu bahwa setiap jenis pelayanan harus secara terus menerus tersedia bagi masyarakat dengan kepastian dan penjelasan tertentu yang berlaku bagi proses pelayanan.

(25)

3) Prinsip Teknikalitas, yaitu bahwa setiap jenis pelayanan pada akhirnya harus dilaksanakan secara efektif dan efisien serta memberikan keuntungan bagi pemerintah maupun bagi masyarakat secara luas.

4) Prinsip Akuntabilitas, yaitu bahwa proses atau produk dan mutu pelayanan harus dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat karena aparat pemerintah itu pada hakikatnya mempunyai tugas memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya.

Prinsip-prinsip yang ada pada pelaksanaan pelayanan publik tersebut digunakan sebagai prinsip bagi birokrasi selaku penyelenggara pelayanan publik. Dalam menyelenggarakan pelayanan publik birokrasi prinsip-prinsip tersebut secara keseluruhan memiliki tujuan untuk memberikan kepuasan bagi masyarakat dalam proses pelayanan publik dengan kualitas pelayanan yang baik.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Publik

Terdapat enam faktor yang mendukung terlaksananya pelayanan publik yang baik dan memuaskan (Moenir, 2010) antara lain :

1) Faktor Kesadaran Suatu proses berpikir melalui metode perenungan, pertimbangan dan perbandingan, sehingga menghasilkan keyakinan, ketenangan, ketetapan hati dan keseimbangan dalam jiwanya sebagai pangkal tolak untuk perbuatan dan tindakan yang akan dilakukan kemudian.

2) Faktor Aturan Aturan adalah perangkat penting dalam segala tindakan dan perbuatan orang. Makin maju dan majemuk suatu masyarakat

(26)

semakin besar peranan aturan dan dapat dikatakan orang tidak dapat hidup layak dan tenang tanpa aturan. Pertimbangan pertama manusia sebagai subyek aturan ditujukan kepada hal-hal yang penting, yaitu : a) Kewenangan

b) Pengetahuan dan pengalaman c) Kemampuan bahasa

d) Pemahaman oleh pelaksana e) Disiplin dalam pelaksanaan

3) Faktor Organisasi Organisasi pelayanan pada dasarnya tidak berbeda dengan organisasi pada umumnya tetapi ada sedikit perbedaan dalam penerapannya, karena sasaran pelayanan ditujukan secara khusus kepada manusia yang mempunyai watak dan kehendak multi kompleks.

4) Faktor Pendapatan Pendapatan adalah seluruh penerimaan seseorang sebagai imbalan atas tenaga dan/atau pikiran yang telah dicurahkan untuk orang lain atau badan/organisasi, baik dalam bentuk uang, natura maupun fasilitas, dalam jangka waktu tertentu.

5) Faktor Kemampuan dan Keterampilan Kemampuan berasal dari kata dasar mampu yang dalam hubungan dengan tugas/pekerjaan berarti dapat (kata sifat/keadaan) melakukan tugas/pekerjaan sehingga menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan yang diharapkan. Kata jadian kemampuan dengan sendirinya juga kata sifat/keadaan yang ditujukan pada sifat atau keadaan seseorang yang dapat melaksanakan tugas/pekerjaan atas dasar ketentuan- ketentuan yang ada.

(27)

6) Faktor Sarana Pelayanan Sarana pelayanan yang dimaksud disini adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga berfungsi sosial dalam rangka kepentingan orang-orang yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja itu. Fungsi sarana pelayanan tersebut antara lain :

1) Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat menghemat waktu.

2) Meningkatkan produktivitas, baik barang maupun jasa. 3) Kualitas produk yang yang lebih baik atau terjamin. 4) Ketepatan susunan dan stabilitas ukuran terjamin.

5) Lebih mudah atau sederhana dalam gerak para pelakunya.

6) Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang yang berkepentingan. 7) Menimbulkan perasaan puas pada orang-orang yang berkepentingan

sehingga dapat mengurangi sifat emosional mereka.

Thoha (1995) mengemukakan 2 (dua) faktor penting yang mempengaruhi kualitas pelayanan publik yang diselenggarakan pemerintah, yaitu:

a) Faktor Individual menunjuk pada sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Semakin tinggi kemampuan sumber daya manusia dalam organisasi tentu semakin besar kemungkinan organisasi yang bersangkutan untuk menyelenggarakan pelayanan publik.

(28)

prosedur pelayanan yang digunakan. Dalam hal ini pada umumnya semakin rumit dan berbelit-belit prosedur mekanisme penyelenggaraan pelayanan publik (public service), justru semakin sulit mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas. Sebaliknya semakin sederhana dan transparan mekanisme prosedur yang digunakan, maka semakin besar kemungkinan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik.

Efisiensi merupakan ukuran tingkat penggunaan sumber daya dalam suatu proses. Semakin hemat/sedikit penggunaan sumber daya, maka prosesnya dikatakan semakin efisien. Proses yang efisien ditandai dengan perbaikan proses sehingga menjadi lebih murah dan lebih cepat. Sedangkan efektivitas merupakan ukuran tingkat pemenuhan output atau tujuan proses. Semakin tinggi pencapaian target atau tujuan proses maka dikatakan proses tersebut semakin efektif. Proses yang efektif ditandai dengan perbaikan proses sehingga menjadi lebih baik dan lebih aman.

Upaya meningkatkan produktivitas kerja dan mutu pelayanan yang diberikan suatu anggota pemerintah maupun swasta kepada masyarakat atau kliennya harus pula dikaitkan dengan pengetahuan dan keterampilan para anggota tersebut. Artinya rendahnya produktivitas kerja dan mutu pelayanan yang diberikan seorang aparatur tidak semata-mata disebabkan oleh tindakan dan perilaku yang disfungsional akan tetapi sangat mungkin karena tingkat pengetahuan dan keterampilan yang tidak sesuai dengan tugas yang dipegang olehnya.

(29)

e. Pedoman Pelayanan Publik

Pedoman pelayanan publik merupakan landasan pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan publik. Pedoman penyelenggaraan pelayanan publik memberikan kemudahan untuk pegawai penyedia layanan dalam memberikan standar pelayanan yang jelas dan berkualitas kepada penerima pelayanan. (Ridwan dan Sudrajat, 2009) mengemukakan standar pelayanan publik sebagai berikut:

1) Kesederhanaan, yaitu prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan mudah dilaksanakan.

2) Kejelasan memuat tentang:

a) Persyaratan teknis dan administratif pelayanan public

b) Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/ persoalan/ sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik.

c) Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran

3) Kepastian waktu, dimana dalam pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan

4) Akurasi, dimana produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah

5) Keamanan, proses dan produk pelayanan publik memberikan keamanan dan kepastian hukum

6) Tanggung Jawab, pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan

(30)

keluhan atau persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

7) Kelengkapan sarana dan prasarana, yaitu tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk dalam penyediaan sarana teknologi komunikasi dan informatika (telematika).

8) Kemudahan Akses, dimana tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi komunikasi dan informatika

9) Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan, dimana pemberi pelayanan harus bersikap, disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan yang ikhlas

10) Kenyamanan, yaitu lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat, serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan seperti parker, toilet, tempat ibadah, dan lain-lain.

Sedangkan menurut Lembaga Administrasi Negara yang dikutip oleh Widodo (2001) membuat berapa kriteria pelayanan publik yang baik antara lain meliputi :

a) Kesederhanaan, kriteria ini mengandung arti prosedur/tata cara pelayanan diselenggarakan secara mudah, cepat, tepat dan tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan oleh masyarakat yang meminta pelayanan.

(31)

b) Kejelasan dan Kepastian, kriteria ini mengandung arti adanya kejelasan dan kepastian mengenai :

1) Prosedur pelayanan 2) Persyaratan pelayanan

3) Unit kerja yang bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan 4) Rincian biaya/tarif pelayanan dan tata cara pembayarannya 5) Jadwal waktu penyelesaian pelayanan

c) Keamanan, kriteria ini mengandung arti proses hasil pelayanan dapat memberikan keamanan, kenyamanan, dan dapat memberikan kepastian hukum bagi masyarakat.

d) Keterbukaan, kriteria ini mengandung arti prosedur/tata cara persyaratan, waktu penyelesaian, rincian biaya serta hal-hal lain yang berkaitan dengan proses pelayanan wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta.

e) Efisiensi, kriteria ini mengandung arti: Persyaratan pelayanan hanya dibatasi pada hal-hal berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dengan produk pelayanan yang berkaitan Dicegah adanya pengulangan persyaratan, dalam hal proses pelayanan masyarakat yang bersangkutan mempersyaratkan adanya kelengkapan persyaratan dari satuan kerja/instansi pemerintah lain yang terkait.

(32)

f) Ekonomis, kriteria ini mengandung arti pengenaan biaya pelayanan harus ditetapkan secara wajar dengan memperhatikan :

1) Nilai barang dan jasa pelayanan masyarakat dan tidak menuntut biaya yang terlalu tinggi di luar kewajaran

2) Kondisi dan kemampuan masyarakat untuk membayar 3) Ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

g) Keadilan yang merata, kriteria ini mengandung arti cakupan/jangkauan pelayanan harus diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan diberlakukan secara adil bagi seluruh lapisan masyarakat. h) Ketepatan waktu, kriteria ini mengandung arti pelaksanaan pelayanan

masyarakat dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. i) Kuantitatif, kriteria ini antara lain meliputi :

1) Jumlah masyarakat yang meminta pelayanan (per hari, per bulan atau per tahun), perbandingan periode pertama dengan periode berikutnya menunjukan peningkatan atau tidak.

2) Lamanya waktu pemberian pelayanan masyarakat sesuai dengan permintaan

3) Penggunaan perangkat-perangkat modern untuk mempercepat dan mempermudah pelayanan kepada masyarakat

4) Frekuensi keluhan dan atau pujian dari masyarakat penerima pelayanan terhadap pelayanan yang diberikan oleh unit kerja/kantor pelayanan yang bersangkutan.

(33)

Berdasarkan sembilan kriteria pelayanan publik yang baik dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya pelayanan yang baik diharapkan oleh masyarakat tentunya adalah kemudahan dalam prosedur, kecepatan dan ketepatan, dan murah/dapat dijangkau. Tiga faktor ini adalah hal yang paling mendasar dalam menentukan pelayanan yang baik.

f. Standar Pelayanan Publik

Setiap pelayanan harus memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan. Standar pelayanan adalah ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau penerima pelayanan.

Adapun standar pelayanan yang dikemukakan (Ridwan dan Sudrajat, 2009) meliputi:

1) Prosedur pelayanan, yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk pengaduan

2) Waktu penyelesaian, yang ditetapkan saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.

3) Biaya pelayanan, biaya atau tarif pelayanan termasuk rincian yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan

4) Produk pelayanan, hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan

5) Sarana dan Prasarana, penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik.

(34)

berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku yang dibutuhkan.

Pedoman pelayanan publik, tujuan pelayanan publik, serta standar pelayanan publik yang telah diuraikan berlaku untuk semua pelayanan, Pelayanan pembuatan kartu keluarga merupakan salah satu indikator pelayanan publik. oleh sebab itu peneliti menggunakan tinjauan dari pelayanan publik karena mengingat kartu keluarga merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting sebagai warga negara, yang tinggal di perkotaan maupun yang di pedesaan diwajibkan memiliki kartu keluarga. 2. Konsep Kinerja Pegawai

a. Pengertian Kinerja Pegawai

Secara umum, definisi kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pegawai sesuai dengan tanggung-jawab yang dibebankan atau diberikan kepadanya. Kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai (per individu) dan kinerja organisasi. Kinerja pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi. Sedangkan kinerja organisasi adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi menurut Pasolong (2010). Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (Prestasi kerja atau prestasi yang sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa kinerja berarti: (1) sesuatu yang dicapai, (2) prestasi yang diperlihatkan, (3) kemampuan kerja. Pengertian

(35)

kinerja (Prestasi kerja) merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya (Maya, 2016).

Ada beberapa pendapat tentang definisi kinerja menurut para ahli, yaitu sebagai berikut :

1) Sinambela dalam Pasolong (2010) Kinerja pegawai sebagai kemampuan pegawai dalam melakukan sesuatu dengan keahlian tertentu.

2) Widodo dalam Pasolong (2010) Kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil yang diharapkannya.

Kinerja Pegawai menurut Simanjuntak (2005) merupakan tingkat pencapaian atau hasil kerja seseorang dari sasaran yang harus dicapai atau tugas yang harus dicapai atau tugas yang harus dilaksanakan sesuai dengan tanggung jawab masing-masing dalam kurun waktu tertentu. Kinerja Pegawai menurut Menurut Mangkunegara (2006) merupakan perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu (lazimnya per jam).

Murti dalam Mathis dan Jackson (2002) menyatakan bahwa kinerja pegawai adalah seberapa banyak para pegawai memberi kontribusi kepada perusahaan meliputi kuantitas output, kualitas output¸ jangka waktu, kehadiran ditempat kerja dan sikap kooperatif. Kinerja pegawai menunjuk pada kemampuan pegawai dalam melaksanakan keseluruhan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Samsudin (2005) menyebutkan bahwa:

(36)

“Kinerja adalah tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai seseorang, unit atau divisi dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan”.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai merupakan suatu prestasi kerja atau hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai sebuah organisasi dan didalamnya terdapat sumber daya manusia yang berkompeten dalam melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab yang diberikan penuh kepadanya.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Faktor-faktor penentu pencapaian prestasi kerja atau kinerja individu dalam organisasi menurut Murti Prabu dalam Maya (2016) adalah faktor internal dan faktor eksternal yang dijelaskan sebagai berikut berikut : 1) Faktor Individu

Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya (jasmaniah). Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik, maka individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik. Konsentrasi yang baik ini merupakan modal utama individu manusia untuk mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari hari dalam mencapai tujuan organisasi.

(37)

2) Faktor Lingkungan Organisasi

Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan organisasi yang dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, autoritas yang memadai, target kerja yang menantang, pola komunikasi kerja efektif, hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek dan dinamis, peluang berkarir dan fasilitas kerja yang relatif memadai.

3. Konsep Aparatur Sipil Negara (ASN) a. Pengertian Aparatur Sipil Negara

Pegawai adalah merupakan tenaga kerja manusia jasmaniah maupun rohaniah (mental dan pikiran) yang senantiasa dibutuhkan dan oleh karena itu menjadi salah satu modal pokok dalam usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu (organisasi). Selanjutnya berpendapat juga bahwa Pegawai adalah orang-orang yang dikerjakan dalam suatu badan tertentu, baik lembaga-lembaga pemerintah maupun dalam badan-badan usaha (Widjaja, 2006).

Pegawai adalah orang-orang yang melakukan pekerjaan dengan mendapat imbalan jasa berupa gaji dan tunjangan dari pemerintah atau badan swasta. Selanjutnya Musanef menjelaskan definisi pegawai sebagai pekerja atau worker adalah mereka yang langsung digerakkan oleh seorang manajer untuk bertindak sebagai pelaksana yang akan menyelenggarakan pekerjaan sehingga menghasilkan karya-karya yang diharapkan dalam usaha pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Musanef, 2007).

(38)

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Pegawai Negeri Sipil adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai AIN secara tetap oleh pejabat Pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintah.

Sebagai unsur aparatur negara perlu dilihat kualitas Pegawai Negeri Sipil agar dapat dikembangkan suatu sistem pembinaan Pegawai Negeri Sipil yang mampu menghadapi persaingan di tingkat regional maupun global. Penjelasan pengertian-pengertian tentang Pegawai Negeri Sipil yang telah dipaparkan di atas maka dapat dirumuskan ada empat unsur yang harus dipenuhi untuk dapat disebut sebagai pegawai negeri. Unsur- unsur tersebut adalah:

a. Memenuhi syarat yang ditentukan; b. Diangkat oleh Pejabat yang berwenang;

c. Diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau tugas negara lainnya; d. Digaji menurut Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. b. Jenis Pegawai Aparatur Sipil Negara

Pasal 6 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN, yang menjelaskan jenis Pegawai ASN, terdiri dari PNS dan PPPK. PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf (a) merupakan Pegawai ASN yang diangkat sebagai pegawai tetap oleh Pejabat Kepegawaian dan memiliki Nomor Induk Pegawai (NIP) secara nasional. PPPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf (b) merupakan pegawai ASN yang diangkat sebagai pegawai dengan perjanjian kerja oleh Pejabat Pembina

(39)

Kepegawaian sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah dan ketentuan Undang-Undang ini. Dari uraian-uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa yang menyelenggarakan tugas-tugas negara atau pemerintahan adalah pegawai negeri, karena kedudukan pegawai negeri adalah sebagai abdi negara dan abdi masyarakat, juga pegawai negeri merupakan tulang punggung pemerintah dalam proses penyelenggaraan pemerintah maupun dalam melaksanakan pembangunan nasional.

c. Fungsi, Tugas, dan Peran Pegawai Aparatur Sipil Negara 1) Pegawai ASN berfungsi sebagai:

a) Pelaksana kebijakan Publik b) Pelayan Publik

c) Perekat dan Pemersatu bangsa 2) Pegawai ASN bertugas:

a) Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang- Undangan

b) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas. c) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik

Indonesia

3) Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan

(40)

nepotisme.

Pegawai negeri adalah unsur aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat yang setia dan taat kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan. Pegawai Negeri Sipil sebagai aparatur negara yang bertugas membantu Presiden sebagai Kepala Pemerintahan, tugas melaksanakan peraturan perundang-undangan, dalam artis kata wajib mengusahakan agar setiap peraturan perundang-undangan ditaati oleh setiap masyarakat.dalam melaksanakan Peraturan Perundang-Undangan pada umumnya, Pegawai Negeri Sipil diberikan tugas kedinasan untuk melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya.

Sebagai abdi negara dan abdi masyarakat setiap Pegawai Negeri Sipil harus mampu melakukan kepentingan negara dan kepentingan masyarakat diatas kepentingan pribadi dan golongan. Sebagai abdi Negara seorang pegawai negeri juga wajib setia dan taat kepada Pancasila sebagai falsafah dan ideologi Negara, UUD 1945, negara dan pemerintahan. Dalam hal ini pegawai negeri harus bersikap monoloyalitas, sehingga setiap Pegawai Negeri Sipil dapat memusatkan segala perhatian dan pikiran serta menyerahkan daya dan tenaganya untuk menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan serta berdaya dan berhasil guna. Kesetiaan dan ketaatan penuh yang berarti bahwa Pegawai Negeri Sipil sepenuhnya berada dibawah pimpinan pemerintahan dan sebagai abdi masyarakat. Pegawai negeri harus

(41)

memberikan pelayanan yang sebaik- baiknya kepada masyarakat.

Sehubungan dengan kedudukan pegawai negeri maka baginya dibebankan kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan dan sudah tentu disamping kewajiban baginya juga diberikan apa saja yang menjadi hak yang didapat oleh seorang pegawai negeri. Kedudukan Pegawai Negeri Sipil adalah mengenai hubungan Pegawai Negeri Sipil dengan Negara dan Pemerintah serta mengenai loyalitas kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah. Disadari bahwa kedudukan pegawai negeri khususnya Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu penentu kelancaran penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah dan pembangunan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan. Sehingga untuk mencapai tujuan pembangunan, diperlukan adanya Pegawai Negeri Sipil sebagai warga negara, unsur aparatur negara, abdi negara, dan abdi masyarakat.

Dengan penuh kesetiaan dan ketaatan terhadap Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah. Untuk keperluan tersebut, Pegawai Negeri Sipil harus bersatu padu bermental baik, berwibawa, berdaya guna, bersih, bermutu tinggi, dan sadar akan tanggung jawabnya untuk menyelenggarakan tugas pemerintahan dan tugas pembangunan.

d. Hak dan Kewajiban Pegawai Aparatur Sipil Negara 1) Hak Pegawai ASN

Dasarnya dari adanya hak adalah manusia mempunyai berbagai kebutuhan yang merupakan pemacu bagi dirinya untuk memenuhi kebutuhannya. Langkah-langkah yang ditempuh dalam suatu organisasi

(42)

adalah bertujuan untuk mempertautkan antara kepentingan pegawai dan organisasi. Kepentingan pegawai pada umumnya terbatas pada kepentingan memperoleh gaji guna memenuhi kebutuhannya dan dipengaruhi oleh kepentingan lain yang berupa keserasian arahan kerja dari pimpinan organisasi, kesempatan mengembangkan diri sampai dengan adanya jaminan dihari tua.

Adapun hak-hak pegawai ASN menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 21 bahwa PNS berhak atas:

a) Gaji, tunjangan, dan fasilitas b) Cuti

c) Jaminan pensiun dan jaminan hari tua d) Pengembangan kompetensi

Hak-hak pegawai AIN seperti yang telah dipaparkan di atas dapat dijelaskan lebih lanjut iaitu dalam hak gaji maksudnya pemberian gaji disebabkan pula dasarnya setiap Pegawai Negeri Sipil beserta keluarganya harus dapat hidup layak dari gajinya, sehingga demikian ia dapat memusatkan perhatian dan kegiatannya untuk melaksanakan tugas yang ditugaskan kepada Pegawai Negeri Sipil tersebut. Gaji merupakan balas jasa atau penghargaan atas hasil kerja seseorang. Hak cuti seperti yang telah dipaparkan di atas merupakan hak Pegawai Negeri Sipil maksudnya bahwa cuti diberikan sebagai hak bagi para Pegawai Negeri Sipil dalam rangka menjamin kesegaran jasmani dan rohani serta kepentingan Pegawai Negeri Sipil. Dalam hal ini setiap Pegawai Negeri

(43)

Sipil berhak atas cuti iaitu tidak termasuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu.

Jaminan pensiun dan jaminan hari tua adalah hak yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang telah memenuhi syarat yang ditentukan berhak atas pensiun, yang dimaksud pensiun adalah jaminan dihari tua yang diberikan sebagai balas terhadap pegawai yang telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada Negara. Berdasarkan UU No 5 Tahun 2014 Tentang ASN, untuk mendapatkan hak pensiun harus memenuhi syarat diantaranya yaitu:

1) Telah mencapai usia sekurang-kurangnya 50 Tahun

2) Telah diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil 3) Memiliki masa kerja sekurang-kurangnya 20 Tahun.

Hak perlindungan yang diberikan oleh Pegawai Negeri Sipil maksudnya apabila Pegawai Negeri Sipil ditimpa oleh sesuatu kecelakaan dalam atau arena sedang menjalankan tugas kewajibannya, maka pegawai negeri berhak atas perlindungan atas sesuatu kecelakaan itu dengan memperoleh perawatan dan pegawai negeri tetap menerima penghasilan penuh. Pegawai Negeri Sipil apabila mengalami cacat jasmani atau rohani dalam hal arena menjalankan tugasnya dan tidak dapat bekerja kembali berhak atas pelindungan iaitu dengan memberikan tun jangan

Berdasarkan hak-hak Pegawai Negeri Sipil yang telah dituliskan di atas maka dapat diketahui mengenai aspek kebutuhan pegawai antara hak

(44)

dan kewajiban dan pegawai. Kecenderungan pegawai untuk melaksanakan pekerjaannya berdasarkan kebutuhannya secara umum. Faktor motivasi yang timbul untuk memberikan prestasi, dipengaruhi oleh hukum tertulis yang membatasi setiap aktivitas dan timbulnya output berupa kinerja yang sepadan terhadap pekerjaan yang dikerjakan. 2) Kewajiban Pegawai Negeri Sipil

Setiap Pegawai Negeri Sipil dibebani atas kewajiban-kewajiban. Apapun kewajiban-kewajiban Pegawai Negeri Sipil diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 23 iaitu:

a) Setia dan taat pada Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Pemerintah yang sah;

b) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;

c) Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;

d) Menaati ketentuan Perundang-Undangan;

e) Melaksanakan tugas kedinasan dengan pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;

f) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan, dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;

g) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang- Undangan; h) Bersedia ditempatkan diseluruh wilayah NKRI

(45)

C. Kerangka Pikir

Berdasarnya digunakan untuk penilaian keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan, program, dan atau kebijakan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi instansi pemerintah sebagai pelayanan publik. Pengukuran kinerja pegawai mencangkup penetapan indikator kinerja dan penetapan pencapaian indikator kinerja. Pengukuran kinerja pegawai merupakan keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam melaksanakan tugasnya. Jika penilaian kinerja terhadap birokrasi, berarti evaluasi keberhasilan atau kegagalan birokrasi dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayan masyarakat.

Kinerja merupakan sarana untuk memperbaiki mereka yang tidak melakukan tugasnya dengan baik di dalam organisasinya sebagai pelayanan publik. Banyak organisasi berusaha mencapai sasaran suatu kedudukan yang terbaik dan terpercaya dalam bidangnya.

Melihat beberapa penjelasan diatas, sangatlah penting untuk melakukan penelitian terhadap “Kinerja Pegawai dalam Pelayanan Kartu Keluarga di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bombana” dengan menggunakan indikator kinerja dari teori Zeithaml, Parasuraman, dan Berry dalam Pasolong (2010), yaitu Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance dan Empathy. Berikut gambaran bagan kerangka pikir dalam penulisan ini :

(46)

Gambar 2.1 : Kerangka Pikir D. Fokus Penelitian

Pembatasan fokus Penelitian sangat penting dan berkaitan erat dengan masalah maupun data yang dikumpulkan, dimana fokus merupakan pecahan dari masalah agar peneliti dengan mudah dalam pencarian data, maka lebih dahulu ditetapkan fokus penelitian yaitu yaitu Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance dan Empathy kinerja pegawai dalam pelayanan kartu keluarga di Kantor Dinas Catatan Sipil Kabupaten Bombana.

Kinerja Pelayanan Publik Di Kantor Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Tangiable (berwujud) Reliability (Kehandalan) Responsiveness (ketanggapan) Assurance (Jaminan) Emphaty (Empati) Zeithhaml, Berry, dan parasuraman (Hardiansyah, 2011)

Faktor Penghambat Faktor

Pendukung

Kinerja Palayanan public dalam Pelayanan Kartu keluarga

(47)

E. Deskripsi Fokus Penelitian

Adapun deskripsi fokus penelitian penulis yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu :

1. Tangibles atau kenampakan fisik adalah kenampakan fisik, yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu gedung, peralatan, pegawai, dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki oleh kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bombana.

2. Reliability, yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kemampuan pegawai dalam menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat di kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bombana.

3. Responsiveness atau responsivitas, yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kerelaan pegawai untuk melayani masyarakat dalam penerbitan kartu keluarga dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas di kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bombana.

4. Assurance, yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan kesopanan pegawai dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan dalam melayani masyarakat di kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bombana.

5. Empathy, yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu perlakuan pegawai atau perhatian pribadi yang diberikan kepada masyarakat yang sedang melakukan pengurusan kartu keluarga di kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bombana.

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian ini akan dilaksanakan selama 2 (dua) bulan yaitu dari bulan februari-Maret setelah seminar SKRIPSI. Sedangkan lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Jalan Jendral Sudirman, Rumbia Lauru, Rumbia Tengah Kabupaten Bombana Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (DISDUKCAPIL) Kabupaten Bombana, alasan peneliti memilih lokasi penelitian tersebut karena Rendahnya kinerja pegawai di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bombana juga dapat dilihat dari kualitas pelayanan kependudukan dan Pencatatan sipil, masih terdapat banyak keluhan dari masyarakat mengenai kualitas layanan dalam pembuatan KK (Kartu Keluarga), KTP (Kartu Tanda Penduduk), Akta Kelahiran, Akta Kematian dan surat kependudukan lainnya masih sulit dan memerlukan waktu lama sehingga masyarakat mengalami kesulitan karena harus pulang pergi untuk melengkapi kekurangan dokumen.

B. Jenis dan Tipe Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu suatu jenis penelitian yang memberikan gambaran tentang kinerja pegawai dalam pelayanan kartu keluarga di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bombana.

(49)

2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan didukung data kualitatif dimana peneliti berusaha untuk mengungkapkan suatu fakta atau realita mengenai kinerja pegawai dalam pelayanan kartu keluarga di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bombana.

C. Sumber Data 1. Data Primer

Data primer dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi dan wawancara yaitu data yang diperoleh langsung dari informan melalui tatap muka langsung dan terbuka sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian ini. 2. Data Sekunder

Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, referensi-referensi, peraturan perundang-undangan, dokumen, observasi, yang diperoleh dari lokasi penelitian.

D. Informan Penelitian

Metode pengambilan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, artinya teknik penentuan sumber data mempertimbangkan terlebih dahulu, bukan diacak. Artinya menentukan informan sesuai dengan kriteria terpilih yang relevan dengan fenomena penelitian yaitu kinerja pegawai dalam pelayanan kartu keluarga di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bombana. Dalam penelitian ini peneliti menetapkan informan yang betul-betul dapat memberikan informasi sesuai dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.

(50)

Tabel 3.1 informan penelitian No

Jabatan informan Nama informan Singkatan Nama Informan 1 Kepala Dinas Kependudukan dan

pencatatan Sipil Kabupaten Bombana

Risal, S.sos

Rs

2 Penjaga Loket Dinas

Kependudukan dan pencatatan Sipil Kabupaten Bombana

Wiwi, SE Penjaga

Ww

3 Operator Dinas Kependudukan dan pencatatan Sipil Kabupaten

Bombana

Ardi, SM Operator

Ad

4 Pengarsipan dan penginputan Berkas Dinas Kependudukan dan pencatatan Sipil Kabupaten Bombana

Anti, M.Si

At

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini untuk memperoleh informasi atau data yang akurat sehingga dapat dipertanggungjawabkan sebagai suatu penelitian sosial yang ilmiah (Sugiyono, 2016). Adapun cara-cara tersebut dapat dibagi atas tiga bagian, yakni melalui: observasi atau pengamatan, wawancara dan dokumentasi.

1. Observasi

informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu

(51)

melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.

2. Wawancara

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengadakan wawancara secara langsung (tanya jawab dalam bentuk komunikasi verbal) kepada semua informan yang ada. Teknik wawancara yang digunakan adalah teknik wawancara terstruktur dengan menyiapkan bentuk-bentuk pertanyaan yang sama antar informan satu dengan yang lainnya.

3. Dokumentasi

Dokumentasi, yaitu pencatatan dokumen dan data yang berhubungan dengan penelitian ini. Data ini berfungsi sebagai bukti dari hasil wawancara di atas. Kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan menelusuri dan mempelajari dokumen-dokumen yang sudah ada. Hal ini dimaksud untuk mendapatkan data dan informasi yang berhubungan dengan materi penelitian. Studi dokumentasi dilakukan dengan mempelajari buku-buku dan hasil laporan lain yang ada kaitannya dengan objek penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Penelitian kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification, setelah peneliti melakukan pengumpulan data, maka peneliti melakukan anticipatory sebelum melakukan reduksi data, setelah data

(52)

direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data dengan penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Setelah itu adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti yang valid dan konsisten mengenai kinerja pegawai dalam pelayanan kartu keluarga di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bombana.

G. Pengabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian ini diperiksa dengan menggunakan teknik triangulasi. Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Teknik seperti ini juga menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber dilakukan untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

2. Triangulasi Metode

Triangulasi metode bermakna data yang diperoleh dari satu sumber dengan menggunakan metode atau teknik tertentu, di uji keakuratan atau ketidak akuratnya.

3. Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu berkaitan dengan waktu pengambilan data. Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data, data yang dikumpulkan dengan

(53)

teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, sehingga akan memberikan data yang lebih valid.

(54)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM

1. Geografis Kabupaten Bombana

Kabupaten Bombana merupakan bagian dari wilayah bagian Provinsi Sulawesi Tenggara yang secara definitif menjadi Daerah Tingkat II berdasarkan Undang-Undang No 29 tahun 2004 Secara geografis Kabupaten Bombana terletak pada koordinat 121º27’ 46,7” - 122º11` 9,4” Bujur Timur dan 4º22’ 59,4” - 5º28’ 26,7” Lintang Selatan, dengan batas-batas wilayahnya sebagai berikut:

Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Kolaka dan Konawe Selatan Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Muna dan Kabupaten Buton Sebelah Barat : berbatasan dengan Teluk Bone

Sebelah Timur : berbatasan dengan Laut Flores

No Kecamatan

Luas Wilayah Jumlah

Desa/Keluraha n Km2 Presentase 1 Kabaena 103,57 100,00 4 2 Kabaena Utara 132,97 100,00 7 3 Kabaena Selatan 129,20 100,00 4 4 Kabaena Barat 39,43 100,00 5 5 Kabaena Timur 121,25 100,00 7 6 Kabaena Tengah 275,58 100,00 7 7 Rumbia 58,99 100,00 5 8 Mata Oleo 108,53 100,00 10

9 Kep. Masaloka Raya 2,66 100,00 5

10 Rumbia Tengah 21,11 100,00 5 11 Rarowatu 166,81 100,00 8 12 Rarowatu Utara 239,40 100,00 8 13 Lantari Jaya 285,01 100,00 9 14 Mata Usu 456,17 100,00 5 15 Poleang Timur 101,55 100,00 5 16 Poleang Utara 237,27 100,00 8 44

(55)

17 Poleang Selatan 89,88 100,00 5 18 Poleang Tenggara 133,51 100,00 4 19 Poleang 115,39 100,00 10 20 Poleang Barat 325,05 100,00 9 21 Tontonunu 131,14 100,00 5 22 Poleang Tengah 41,69 100,00 4 Jumlah 3.316,16 100,00 139

Tabel 4.1:Wilayah Administrasi Kabupaten Bombana

Secara administratif, Kabupaten Bombana mempunyai luas 15.153, 48 km2 atau 21,8% dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara yang terbagi dalam 22 kecamatan dan 138 desa/kelurahan. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Matausu dengan luas 456,17 km² atau

13,76% dari luas Kabupaten Bombana Sedangkan yang memiliki wilayah terkecil adalah Kecamatan Kepulauan Masaloka Raya dengan luas 2,66 km² atau 0,08% dari luas Kabupaten/Kota Bombana. Selengkapnya wilayah Kabupaten Bombana dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.1.

Gambar

Gambar 2.1 : Kerangka Pikir  D. Fokus Penelitian
Tabel 3.1 informan penelitian
Gambar 4.1: Peta Administrasi Kabupaten Bombana

Referensi

Dokumen terkait

Loket Desa atau loket online di desa/ kantor kelurahan adalah terobosan atau inovasi baru dibidang pelayanan publik oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Hasil ini menunjukan bahwa Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lumajang sudah baik dalam memberikan pelayanan publik, dan untuk meningkatkan kinerja

Menurut Salt, (2000) menyatakan bahwa beberapa persyaratan tumbuhan sebagai indikator hiperakumulator logam berat antara lain: (1) toleran terhadap logam berat pada

Dari hasil penelitian di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Katingan pengaruh penerapan prinsip good governance terhadap kualitas pelayanan

Penaksir yang dibahas merupakan kombinasi penaksir rasio dan penaksir regresi pada sampling acak sederhana menggunakan median dan koefisien skewness, yang merupakan review

Hasil penelitian Budi (2016) tentang suhu simpan dan berat biji pada pertumbuhan awal bibit durian lokal Lumajang diperoleh informasi sebagai berikut: (a)

(O’Connor-Shaw et al., 1994) merekomendasikan penyimpanan produk terolah minimal dari buah melon, pepaya, kiwi nenas dan blewah pada suhu 4 o C dapat memperpanjang umur simpan 3

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lumajang merupakan suatu instansi yang memberikan pelayanan di bidang Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Dengan hal