UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERBICARA DALAM BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN
TEMATIK DENGAN ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS I SEMESTER I SD ISLAM KECAMATAN SUKOLILO
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh:
REVA MAHESTY DYAH AYU SARI P A54E090103
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERBICARA DALAM BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN
TEMATIK DENGAN ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS I SEMESTER I SD ISLAM KECAMATAN SUKOLILO
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Reva Mahesty Dyah Ayu Sari Purwasih. A54E09103. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar - PSKGJ Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2012. 80 halaman
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keberanian berbicara dalam belajar bahasa Indonesia melalui pembelajaran tematik dengan media bermain peran (role playing). Pembelajaran Tematik merupakan model pembelajaran berdasarkan pada tema untuk mempelajari suatu materi guna mencapai kompetensi atau tujuan tertentu. Guru dapat menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik.. Tujuan utama dari pembelajaran tematik adalah pembelajaran dipusatkan pada siswa sesuai minat dan bakat serta kebutuhan siswa dan memberikan pengalaman langsung pada siswa. Pengaruh metode ini positif bagi siswa yang pintar, sedang maupun yang kurang pintar. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas I SD Islam Sukolilo yang berjumlah 8 siswa. Sumber data dari penelitian ini adalah guru dan siswa. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes. Prosedur penelitian meliputi tahap identifikasi masalah, persiapan, penyusunan, rencana tindakan, implementasi tindakan, pengamatan, dan penyusunan rencana. Proses penelitian sendiri dilaksanakan dalam dua siklus, yang masing-masing terdiri dari empat tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keberanian berbicara siswa. Keberhasilan tersebut dapat terlihat dari adanya peningkatan persentase kriteria keberanian dari tahap pra siklus, siklus I hingga siklus II. Pada tahap pra siklus menunjukkan persentase yang rendah yaitu 37,5% saja yang sudah memenuhi kriteria. Pada siklus I ada peningkatan sebesar 25% menjadi 62,5% dari siswa yang memenuhi kriteria keberanian dan pada siklus akhir sebanyak 7 siswa atau 87,5% dari siswa sudah memenuhi kriteria keberanian. Hal ini membuktikan bahwa dengan penerapan metode pembelajaran tematik menggunakan media bermain peran dapat meningkatkan keberanian berbicara dalam belajar bahasa Indonesia siswa kelas I SD Islam Sukolilo.
HALAMAN PENGESAHAN
UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERBICARA DALAM BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN
TEMATIK DENGAN ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS I SEMESTER I SD ISLAM KECAMATAN SUKOLILO
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Disusun oleh :
REVA MAHESTY DYAH AYU SARI PURWASIH A54E090103
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal, 03 September 2012 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
1. Drs. Sutan Syahir Zabda, MH ( )
2. Drs. M. Yahya, M.Si ( )
3. Drs. Andi Haris Prabawa, M.Hum ( )
Surakarta, 03 September 2012
Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dekan,
PENDAHULUAN
Pendidikan pada hakikatnya pilar utama dalam pembentukan mental/ karakter
seorang siswa. Pendidikan mengemban tugas untuk menghasilkan generasi yang baik, manusia yang berbudaya dan berkepribadian baik. Dengan berbekal
pendidikan yang baik, maka siswa akan mempunyai mental/ karakter yang kuat, dan mempunyai pengetahuan yang luas.
Pentingnya pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar sudah tidak diragukan
lagi, mengingat bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional Negara Republik Indonesia, juga sebagai bahasa pemersatu diindonesia. Pembelajaran Bahasa
Indonesia yang diberikan kepada siswa di sekolah meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu menyimak (dengan pemahaman), berbicara,
membaca (dengan mengerti), dan menulis. Dari keempat macam keterampilan berbahasa itu guru melihat, mengalami dan merasakan adanya masalah pembelajaran bahasa Indonesia di Kelas I SD Islam, Sukolilo, Pati pada semester I
Tahun Pelajaran 2012/2013, terutama keberanian dalam belajar keterampilan berbicara secara runtut, baik dan benar dari para siswa.
Berdasarkan pengalaman di lapangan diketahui bahwa keberanian berbicara siswa dalam proses pembelajaran masih rendah. Sebab para siswa umumnya kurang terampil sebagai akibat dari kurangnya latihan berbicara. Untuk itu, guru
merasa perlu melatih siswa untuk berbicara. Latihan pertama kali yang perlu dilakukan guru ialah menumbuhkan keberanian siswa untuk berbicara. Seperti
proses, sebuah keterampilan yang tidak datang seketika. Artinya, bila ingin menguasainya diperlukan banyak berlatih dan berlatih”.
Dari masalah diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perlu segera dicarikan solusi alternatif sebagai upaya untuk mengembangkan dan meningkatkan
keberanian berbicara siswa. Alternatif yang dipilih adalah dengan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) melalui penerapan model pembelajaran tematik dengan bermain peran (Role Playing). Dipilihnya metode
ini karena dipandang mampu mengajak siswa untuk berbicara. Dengan penerapan bermain peran, siswa termotivasi untuk berbicara di depan kelas. Siswa
dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinasi.
Alasan tersebut kiranya diperkuat oleh pernyataan Suyatno (2009:70) berikut,
metode role playing (bermain peran) adalah suatu cara penguasaan bahan – bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Dari semua yang telah terurai dapatlah kiranya dirumuskan formulasi judul penelitian
tindakan ini sebagai berikut: “Upaya meningkatkan keberanian berbicara dalam belajar bahasa Indonesia melalui pembelajaran tematik dengan role playing pada
siswa kelas I semester I SD Islam Sukolilo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati
tahun pelajaran 2012/2013 ”.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut diatas, maka rumusan secara umum dari penelitian ini yaitu :
“Apakah melalui penerapan pembelajaran tematik dengan role playing dapat
kelas 1 semester 1 SD Islam Sukolilo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati tahun pelajaran 2012/2013 ?”
Tujuan Penelitian a. Tujuan umum
1) Meningkatkan kualitas pembelajaran siswa 2) Menumbuhkan keberanian siswa
b. Tujuan khusus
Mengetahui peningkatan keberanian berbicara siswa dalam belajar Bahasa Indonesia melalui pembelajaran tematik dengan role playing pada siswa kelas
1 semester 1 SD Islam Sukolilo. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut : 1. Sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan keberanian siswa dalam
belajar bahasa Indonesia mealui penerapan pembelajaran tematik dengan Role Playing.
2. Sebagai pijakan untuk mengembangkan penelitian – penelitian yang menggunakan pembelajaran tematik.
3. Bagi siswa agar meningkatkan keberanian berbicara
b. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :
meningkatkan keberanian dalam kemampuan berbicara secara runtut, baik dan benar dan juga bisa meningkatkan prestasi belajar mereka.
2. Bagi guru yang bersangkutan dan teman sejawat, hasil penelitian tindakan ini setidaknya bisa mendorong semangat untuk lebih meningkatkan
kompetensi dan profesionalisme guru.
3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini setidaknya bisa dijadikan sebagai referensi untuk menambah dan memperkaya khazanah kepustakaan
sekolah.
4. Bagi Penulis, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan
pembelajaran tematik melalui metode Role Playing. METODE PENELITIAN
Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas I SD Islam Sukolilo Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati pada semester I sejak bulan Juni sampai bulan Agustus 2012
tahun pelajaran 2012 / 2013. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian dibagi menjadi dua, sebagai berikut : a. Subjek pelaku tindakan yaitu guru peneliti
b. Subjek penerima tindakan adalah siswa kelas I SD Islam Sukolilo,
Sukolilo, Pati.
Jenis Penelitian
reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap
tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.
Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui empat tahapan, yaitu (1) peren-canaan (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.
Teknik Pengambilan Data 1. Dokumentasi
Dokumentasi disini dimaksudkan untuk memperoleh data secara riil siswa, yaitu daftar nilai ulangan harian. Dari daftar nilai ini dapat diketahui tingkat
pemahaman konsep siswa 2. Observasi
Menurut Arikunto (2006:230), ”observasi adalah menatap kejadian, gerak
atau proses”. Dengan observasi peneliti dapat mengetahui kegiatan peserta didik dalam mempersiapkan, memperhatikan, presentasi dan keaktifan dalam bertanya
serta menjawab pertanyaan selama proses pembelajaran. 3. Wawancara
Esterberg, sebagaimana dikutip oleh Sugiyono (2006:231), mendefinisikan
“wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu”. Wawancara dilakukan dengan beberapa pihak, dalam hal ini adalah
4. Tes
Tes yang diberikan secara tertulis dalam bentuk soal isian sesuai dengan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang telah ditentukan sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Validitas Data
Teknik validitas data adalah untuk mengetahui keabsahan data yang diterima.
Setiap informasi yang akan dipakai sebagai data penelitian harus diuji dan diperiksa dulu validitasnya, sehingga data tersebut dapat dipertanggung jawabkan.
Teknik pengujian ini diproses dengan trianggulasi data. Analisis Data
Teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah teknik analisa diskriptif kualitatif. Yaitu menarik kesimpulan dari data-data yang diperoleh dengan melalui beberapa tahapan, yaitu: pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Indikator
Indikator yang ingin dicapai adalah melalui penerapan pembelajaran tematik dengan metode bermain peran (role playing) dapat meningkatkan keberanian berbicara siswa dalam belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas I semester I SD
HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Sekolah
Berikut ini adalah profil SD Islam Sukolilo: a. Nama Sekolah : SD Islam Sukolilo
b. Alamat Sekolah :
1) Jalan : Jl.Raya Pati – Purwodadi Km.28 2) Kelurahan : Sukolilo
3) Kecamatan : Sukolilo 4) Kabupaten/Kota : Pati
5) Provinsi : Jawa Tengah 6) Kode Pos : 59172
c. Tahun Operasional : 1974 d. Status Tanah : Hak Pakai
e. Daya Listrik : Ikut listrik Masjid
f. Nama Bank : Bank Jateng No. Rekening : 3 006 07566 4
1. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi Sekolah : Membentuk Pribadi Muslim yang Unggul, Cerdas, Berakhlak Mulia, dan Berwawasan
Global b. Misi Sekolah :
2. Memberikan kesempatan untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor guna pembentukan insan pemecah masalah.
3. Mengembangkan pembelajaran berbasis IT dan kemampuan berbahasa asing.
Deskripsi Kondisi Awal
Hasil deskripsi kondisi awal ini diperoleh informasi mengenai masalah yang terjadi yaitu :
a. Siswa sebagian besar kurang berani untuk bertanya.
b. Siswa kurang berani menyampaikan pendapat kepada siswa lain atau guru.
c. Metode yang disampaikan guru masih metode konvensional atau hanya menyampaikan cerita dan berceramah sehingga siswa mudah merasa bosan.
d. Guru kurang memiliki fasilitas lain berupa media gambar atau media buku untuk membantu siswa dalam memahami pembelajaran.
Deskripsi Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 12 Juli 2012, pembelajaran yang dilaksanakan berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
alokasi waktu 2 jam pelajaran (70 menit). Dari hasil observasi yang telah dilakukan pada tindakan siklus I menunjukkan adanya peningkatan keberanian berbicara siswa kelas I pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Siswa sudah
mempunyai keberanian berbicara di depan kelas walaupun dengan ditunjuk oleh guru. Peningkatan keberanian berbicara siswa itu naik sebesar 25 % dari 37,5% di
37,5%. Jadi dapat dikatakan bahwa pembelajaran tematik dengan metode bermain peran sudah mampu meningkatkan keberanian berbicara siswa meskipun masih
perlu perbaikan di tahap siklus II.
Deskripsi Siklus II
Pelaksanaan penelitian pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 2012. Pada siklus II suasana belajar mengajar di kelas sudah membaik, komunikasi antar guru dan siswa juga terjalin dengan baik. Perhatian siswa sudah terfokus kepada
penjelasan guru sehingga siswa mampu memahami materi yang disampaikan guru dengan baik. Hasil dari pelaksanaan siklus II dapat dikatakan mengalami
peningkatan dibanding pelaksanaan tindakan siklus I.
Peningkatan dari siklus I sebesar 25% dari ketuntasan 62,5% menjadi 87,5%.
Dimana pada siklus II siswa yang mencapai kriteria keberanian sebesar 87,5% sedang yang masih belum mencapai kriteria tersebut adalah 12,5%. Dengan demikian siklus II dikatakan sudah mencapai indikator keberhasilan yang
direncanakan. Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian didapatkan berdasarkan analisis data hasil penelitian yang dilaksanakan guru di kelasnya dan hasil diskusi dengan kepala sekolah. Dalam rangka meningkatkan keberanian berbicara siswa, guru selalu
melakukan pembenahan pelaksanaan tindakan pada proses pembelajaran. Sebelum diadakan penelitian, pembelajaran masih konvensional. Guru
dalam meningkatkan keberanian berbicara siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran tematik menggunakan media bermain peran. Tujuannya
adalah untuk membantu siswa memperoleh keberanian dalam berbicara di depan kelas. Adapun peningkatan keberanian berbicara pada siswa dapat dilihat dari
tabel di bawah ini:
Tabel. 4.11. Persentase kriteria keberanian keseluruhan
No Nama Pra siklus
Persentase ketuntasan 37,5% 62,5% 87,5%
Pra siklus Siklus I Siklus II
Setelah dilakukan tindakan dari siklus I dan siklus II, yaitu dengan menerapkan pembelajaran tematik dengan media bermain peran belajar siswa pun
meningkat. Dengan demikian metode ini memberi masukan yang besar bagi guru agar dapat diterapkan pada pemebelajaran yang lain maupun dalam materi yang
lain.
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Kesimpulan
Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaborasi antara peneliti, guru kelas lain dan kepala sekolah dapat disimpulkan. Melalui penerapan
pembelajaran tematik dengan role playing dapat meningkatkan keberanian berbicara dalam belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas 1 semester 1 SD Islam
Sukolilo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2012/2013. Peningkatan terlihat dari data yang diperoleh yaitu mulai dari tingkat keberanian yang rendah hanya 37,5 % pada tahap pra siklus menjadi 62,5% pada tahap siklus
I dan pada tahap siklus II meningkat lagi menjadi 87,5 %. Implikasi
Dari kesimpulan di atas memberi implikasi bahwa dengan pembenahan metode pembelajaran dan penggunaan media yang tepat ternyata dapat meningkatkan keberanian berbicara pada siswa kelas I SD Islam Sukolilo. Hal ini
dibuktikan dengan adanya peningkatan persentase keberanian siswa dari tahap ke tahap. Sehingga pembelajaran tematik yang dipadukan dengan media bermain
meningkatkan keberanian berbicara siswa, sehingga mereka mampu menemukan konsep mereka dalam memahami materi.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan maka
penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi siswa, sebagai wujud pengalaman belajar yang berpusat pada subyek didik, dirasakan menyenangkan, bisa memacu aktivitas belajar,
meningkatkan keberanian dalam kemampuan berbicara secara runtut, baik dan benar dan juga bisa meningkatkan prestasi belajar mereka.
2. Bagi guru yang bersangkutan dan teman sejawat, hasil penelitian tindakan ini setidaknya bisa mendorong semangat untuk lebih meningkatkan
kompetensi dan profesionalisme guru.
3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini setidaknya bisa dijadikan sebagai referensi untuk menambah dan memperkaya khazanah kepustakaan
sekolah.
4. Bagi Penulis, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan
DAFTAR PUSTAKA
Asrori, Mohammad. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV. Wacana Prima
Depdikbud. 1994. Pedoman Bimbingan Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Direktorat Guru dan Tenaga Teknis. Depdikbud. Jakarta
Hakiim, Lukmanul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : CV. Wacana Prima
Hidayat, Nur. 2011. Media Pembelajaran dan ICT. Solobaru : Qinant
SK, Mulyadi. 2011. Pembelajaran Terpadu. Solobaru : Qinant
Standar isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah. 2006. BSNP
Sulhan, Najib, M. A. 2006. Pembangunan Karakter Pada Anak. Surabaya : Penerbit SIC dengan Yayasan Al- Azhar Kelapa Gading Surabaya
Sumiati, dan Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung : CV. Wacana Prima
Suprayekti, dkk. 2009. Pembaharuan Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas Terbuka
Wahyudi, Budi Agus. 2011. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Solobaru : Qinant
Wahyudin. 2008. Pembelajaran dan Model – model Pembelajaran. Jakarta : Penerbit IPA Abong