• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LIFESTYLE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SIETE GARDEN & CAFE: Survey pada konsumen Siete Garden & Cafe Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LIFESTYLE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SIETE GARDEN & CAFE: Survey pada konsumen Siete Garden & Cafe Bandung."

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LIFESTYLE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SIETE GARDEN & CAFE

(Survey pada konsumen Siete Garden & Cafe Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Program Studi Manajemen Universitas Pendidikan Indonesia

NOVITA RISKIAYU SAVITRI 1001756

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

(2)

PENGARUH LIFESTYLE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SIETE GARDEN & CAFE

(Survey pada konsumen Siete Garden & Cafe Bandung)

NOVITA RISKIAYU SAVITRI 1001756

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing

Ayu Krishna Yuliawati, S.Sos, MM NIP.19730725 200312 2 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi

(3)

Oleh

Novita Riskiayu Savitri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pada Fakultas Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis

© Novita Riskiayu Savitri 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(4)

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ... 12

1.3Tujuan Penelitian ... 14

1.4Kegunaan Penelitian ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 16

2.1Kajian Pustaka ... 16

2.1.1 Pengertian Pemasaran ... 16

2.1.2 Perilaku Konsumen ... 17

2.1.2.1Pengertian Perilaku Konsumen ... 17

2.1.2.2Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Pembelian ... 19

2.1.2.3Konsep Lifestyle ... 22

2.1.2.4Pendekatan dalam Pengukuran Lifestyle ... 24

(5)

2.2Kerangka Pemikiran ... 37

2.3Hipotesis ... 42

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 43

3.1Objek Penelitian ... 43

3.2Metode dan Desain Penelitian ... 44

3.2.1 Metode Penelitian ... 44

3.2.2 Desain Penelitian ... 46

3.3Operasionalisasi Variabel ... 46

3.4Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 50

3.4.1 Jenis dan Sumber Data ... 50

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... 52

3.5Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 53

3.5.1 Populasi ... 53

3.5.2 Sampel ... 54

3.5.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 55

3.6Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 57

3.6.1 Rancangan Analisis Data ... 57

3.6.2 Validitas dan Reliabilitas ... 58

3.6.2.1Pengujian Validitas ... 58

3.6.2.2Pengujian Reliabilitas ... 63

3.6.3 Teknik Analisis Data ... 64

3.6.3.1Methode Succesive Interval (MSI) ... 65

3.6.3.2Analisis Korelasi ... 67

3.6.3.3Analisis Regresi Linier Sederhana ... 68

(6)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 72

4.1Hasil Penelitian ... 72

4.1.1 Gambaran Umum Siete Garden & Cafe ... 72

4.1.1.1Program Pemasaran Siete Garden & Cafe ... 74

4.1.2 Gambaran Umum Karakteristik dan Pengalaman Responden ... 75

4.1.3 Gambaran Gaya Hidup Konsumen di Kafe ... 80

4.1.4 Gambaran Variabel Lifestyle ... 82

4.1.4.1Tanggapan Responden Mengenai Activity ... 82

4.1.4.2Tanggapan Responden Mengenai Interest ... 86

4.1.4.3Tanggapan Responden Mengenai Opinion ... 90

4.1.4.4Tanggapan Responden Mengenai Demographic ... 94

4.1.5 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Lifestyle ... 97

4.1.6 Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian ... 99

4.1.7 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian ... 106

4.1.8 Hasil Pengujian Statistik ... 108

4.1.8.1Uji Asumsi Normalitas ... 108

4.1.8.2Koefisien Korelasi ... 109

4.1.8.3Analisis Regresi Sederhana ... 110

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 114

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 118

(7)
(8)

Tabel 1.2 Kafe Berkonsep Garden & Café di Bandung ... 5

Tabel 1.3 Jumlah Income Siete Garden & Café.. ... 8

Tabel 1.4 Jumlah Konsumen Siete Garden & Cafe... 9

Tabel 2.1 Kategori AIO dari Studi Mengenai Lifestyle... 26

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ... 34

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 47

Tabel 3.2 Jenis dan Sumber Data ... 51

Tabel 3.3 Jumlah Konsumen Siete Garden & Cafe... 54

Tabel 3.4 Pola Skoring Kuesioner Skala Lima ... 58

Tabel 3.5 Hasil Pengujian Validitas Variabel X ... 60

Tabel 3.6 Hasil Pengujian Validitas Variabel Y ... 62

Tabel 3.7 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 64

Tabel 3.8 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisen Korelasi ... 68

Tabel 4.1 Karakteristik Antara Jenis Kelamin dan Usia Konsumen Siete Garden & Cafe ... 75

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan ... 76

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan dan Tingkat Pendapatan ... 77

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dan Rata-Rata Berkunjung ke Siete Garden & Cafe ... 78

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi dan Usia... 79

(9)

Tabel 4.9 Tanggapan Responden Mengenai Kesenangan Untuk Mengisi

Waktu Luang Saat Liburan Dengan Mengunjungi Kafe ... 84

Tabel 4.10 Tanggapan Responden Mengenai Pemilihan Kafe Sebagai Tempat

Pertemuan Dengan Para Anggota Komunitas / Club ... 85

Tabel 4.11 Rekapitulasi Activity ... 86

Tabel 4.12 Tanggapan Responden Mengenai Ketertarikan Mengunjungi Kafe

Karena Sesuai dengan Mode dan Gaya Hidup yang Sedang

Berkembang Saat ini ... 87

Tabel 4.13 Tanggapan Responden Mengenai Ketertarikan Untuk Mencoba

Berbagai Macam Jenis Makanan... 87

Tabel 4.14 Tanggapan Responden Mengenai Ketertarikan Mengunjungi Kafe

Karena Jenis Makanan yang Ditawarkan ... 88

Tabel 4.15 Tanggapan Responden Mengenai Ketertarikan Mengunjungi Kafe

Karena Merupakan Salah Satu Media Tempat Bersosialisasi

Dengan Kerabat ... 89

Tabel 4.16 Rekapitulasi Interest ... 89

Tabel 4.17 Tanggapan Responden Mengenai Kenyamanan Siete Garden &

Cafe ... 90

Tabel 4.18 Tanggapan Responden Mengenai Fasilitas Siete Garden & Kafe 91

Tabel 4.19 Tanggapan Responden Mengenai Pelayanan Siete Garden &

Cafe ... 92

Tabel 4.20 Tanggapan Responden Mengenai Pendapat yang Memperlihatkan

Identitas Diri Jika Mengunjungi Kafe ... 92

Tabel 4.21 Tanggapan Responden Mengenai Pendapat yang Memperlihatkan

(10)

Tabel 4.24 Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Pekerjaan/Pendidikan

Dengan Kesesuaian Promo Yang Diberikan ... 95

Tabel 4.25 Tanggapan Responden Mengenai Kesesuaian Harga Yang

Diberikan Siete Garden & Café dengan Pendapatan Konsumen .. 96

Tabel 4.26 Rekapitulasi Demographic ... 96

Tabel 4.27 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Lifestyle ... 97

Tabel 4.28 Tanggapan Responden Terhadap Produk Makanan dan Fasilitas

Siete Garden & Café dalam Memenuhi Kebutuhan Konsumen ... 99

Tabel 4.29 Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Siete Garden & Café

Karena Pencitraan Terbaik ... 100

Tabel 4.30 Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Siete Garden & Cafe

Karena Rekomendasi Kerabat ... 101

Tabel 4.31 Tanggapan Responden Terhadap Kestrategisan Lokasi Siete

Garden & Café ... 101

Tabel 4.32 Tanggapan Responden Terhadap Kemudahan Aksebiliti Menuju

Siete Garden & Café ... 102

Tabel 4.33 Tanggapan Responden Terhadap Seringnya Mengunjungi &

Melakukan Pembelian di Siete & Café dalam Sebulan... 103

Tabel 4.34 Tanggapan Responden Terhadap Waktu Pembelian Karena

Butuh Terhadap Produk & Fasilitas Yang Ditawarkan ... 103

Tabel 4.35 Tanggapan Responden Terhadap Waktu Pembelian Karena

Adanya Promo di Siete Garden & Cafe ... 104

Tabel 4.36 Tanggapan Responden Terhadap Kemudahan Transaksi

Pembayaran di Siete Garden & Cafe... 105

(11)

Tabel 4.40 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 110

Tabel 4.41 Output Pengaruh Lifestyle terhadap Keputusan Pembelian ... 111

Tabel 4.42 Output ANOVA ... 111

Tabel 4.43 Output Persamaan Regresi ... 112

(12)

Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian ... 27

Gambar 2.2 Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen ... 30

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ... 41

Gambar 2.4 Paradigma Penelitian ... 42

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Siete Garden & Cafe ... 74

(13)

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian

Lampiran 3 Validitas dan Realibilitas Variabel X dan Y

Lampiran 4 Data Ordinal Variabel X dan Y

Lampiran 5 Data Interval Variabel X dan Y

Lampiran 6 Output Regresi & Korelasi Variabel X dan Y

Lampiran 7 Catatan Bimbingan

(14)

Y,S.Sos.MM.

Berkembangnya gaya hidup masyarakat saat ini menjadi salah satu penyebab semakin pesatnya persaingan industri makanan dan minuman khususnya restoran dan kafe, hal ini mengharuskan para pelaku bisnis tersebut memperhatikan kebutuhan konsumennya.Seperti permasalahan pada Siete Garden & Café Bandung yang pendapatan dan jumlah konsumennya berfluktuasi dan mengalami penurunan. Hal ini menjadi penghambat Siete Garden & Café untuk mengembangkan usahanya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran lifestyle serta keputusan pembelian dan sejauh mana pengaruh lifestyle terhadap keputusan pembelian Siete Garden & Café Bandung. Variabel yang diteliti meliputi dua hal yaitu lifestyle dan keputusan pembelian.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah systematic

random sampling. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan

verifikatif dengan populasi berjumlah 77.309 orang dan sampel berjumlah 100 responden. Teknik analisis yang digunakan adalah koefisien korelasi pearson dan analisis regresi sederhana.

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi sebesar 0,452 artinya terdapat hubungan yang sedang antara lifestyle dengan keputusan pembelian. KD = 20,4% sedangkan sisanya 79.6% dipengaruhi oleh faktor yang tidak diteliti. Karena lifestyle berpengaruh terhadap keputusan pembelian, maka saran untuk Siete Garden & Café Bandung adalah sebaiknya perusahaan melakukan pendekatan lifestyle untuk meningkatkan keputusan pembelian.

(15)

Y,S.Sos.MM.

The development of people’s lifestyles today become one of the causes of the rapid competition on food and beverage industry, especially restaurants and cafes, this requires that companies need to pay attention to the needs of

their customers. As the problems in Siete Garden & Café bandung’s income

and number of customers fluctuating and decreasing. This problem becomes an obstacle for them to expand their business.

The study aims to describe the implementation of the lifestyle and purchase decision and the influence of lifestyle on purchase decision in Siete Garden & Café Bandung. Variables studied include two things : lifestyle and purchase decision.

Sampling technique in this study is systematic random sampling. This study uses description and verification with 77.309 population and 100 respondent as samples.The analysis technique used is the Pearson Correlation Coefficient and Simple Regression Analysis.

Based on calculation result of correlation of 0,452 means that there is a middle relationship between lifestyle and purchase decision. KD=20,4% means that the influence of lifestyle on keputusan pembelian 20,4% while the remaining and79,6% is influenced factor unexamined. Because the lifestyle has an influence on purchase decision, Siete Garden & Café should pay attention to lifestyle in order to increase purchase decision.

(16)

Perkembangan jaman yang semakin maju dan berkembang berdampak

pada perkembangan jenis usaha dan bisnis yang semakin berkembang salah

satunya adalah bidang bisnis food and beverage. Salah satu kebutuhan primer

manusia yaitu kebutuhan pangan yang mengakibatkan bisnis food and beverages

memiliki nilai lebih dibandingkan bisnis lainnya. Ditambah lagi dengan adanya

saat ini trend wisata kuliner membuat pertumbuhan bisnis food and beverages

semakin memiliki prospek yang baik.

Salah satu bagian dari industri food and beverages adalah industri jasa

boga. Dimana di dalamnya terdapat restoran, rumah makan dan kafe.

Pertumbuhan sektor restoran dan rumah makan di Indonesia selalu mengalami

kenaikan setiap tahunnya. Menurut Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa “tiga

sektor sumber terbesar penyumbang pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2013

yaitu sektor pengolahan dengan nilai Rp 707,5 triliun, sektor pengangkutan dan

komunikasi dengan nilai Rp. 292,4 triliun dan sektor perdagangan hotel dan

restoran dengan nilai mencapai Rp. 501,2 Triliun. (http://bisniskeuangan.

kompas.com/read/2014/02/05/1306096/Inilah.Sektor.Penyumbang.Pertumbuhan.

(17)

Menurut Sekjen Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia

(Akprindo), “industri yang menyediakan makanan dan minuman (food and

beverage) seperti restoran dan kafe di Indonesia semakin meningkat pesat ia

mengatakan bahwa saat ini bisnis kafe dan restoran tumbuh sampai mencapai

15-20%”. Gaya hidup yang berkembang saat ini diantaranya yaitu mengembangkan

kuliner dan fashion. Fenomena seperti ini tentunya terjadi di Indonesia sebagai

negara berkembang. Aktivitas dan kesibukan masyarakat perkotaan menempatkan

mereka untuk memenuhi kebutuhan yang dapat menghemat waktu, cepat dan

efisien. Hal ini juga yang menjadi pengaruh banyaknya bermunculan tempat

pemenuhan kebutuhan pangan seperti rumah makan dan restoran cepat saji

sehingga masyarakat perkotaan tidak mengeluarkan banyak waktu dalam proses

pemenuhan kebutuhannya. (http://industri.bisnis.com/read/20130411/12/7905/

omzet-kafe-dan-restoran-di-indonesia-tumbuh-15, Maret 2014)

Gaya hidup masyarakat yang semakin meningkat dan diiringi semakin

berkembangnya tempat-tempat hiburan seperti mall. Membuat pergeseran gaya

hidup masyarakat menjadi lebih banyak berkumpul dan berinteraksi. Hal ini

membuat pergeseran fungsi tempat-tempat pemenuhan kebutuhan berubah

menjadi area berkumpul dan bersosialisasi sesama masyarakat. Salah satunya

adalah pergeseran fungsi restoran atau rumah makan yang tidak hanya sekedar

sebagai tempat pemenuhan kebutuhan biologis untuk memenuhi rasa lapar namun

(18)

Perkembangan kota modern memiliki karakteristik diantaranya adalah

tingginya tingkat mobilitas kegiatan masyarakat dalam berbagai bidang.

Kesibukan ini membawa masyarakat terjebak dalam rutinitas yang relatif sama

dari waktu ke waktu dan cenderung monoton. Hal ini dapat menimbulkan

kejenuhan yang berakibat menurunnya produktifitas. Oleh karena itu mereka

membutuhkan hiburan (amusement) diantara waktu-waktu senggang (leisure time)

dengan cara yang praktis untuk santai melepas lelah dari kesibukan mereka. Salah

satu cara yang ditempuh adalah dengan bersantai dan berkumpul di tempat makan

seperti kafe. Berikut merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh MarkPlus

mengenai pilihan tempat hiburan yang dilakukan oleh masyarakat perkotaan masa

kini kepada 606 responden di 13 kota utama di Indonesia.

Sumber: Buku Rising Middle Class In Indonesia (Taufik 154:2012)

Gambar 1.1

(19)

Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa kafe merupakan salah satu tempat

yang banyak menjadi alternatif masyarakat menengah perkotaan untuk mengisi

waktu senggang (leisure time) dan mendapatkan hiburan di tengah rutinitas

mereka.

Melihat peluang ini dimana pergeseran gaya hidup masyarakat yang

menjadikan kegiatan hiburan sebagai bagian dari kebutuhan hidup, membuat para

pelaku bisnis food services melirik usaha kafe. Dimana kehadiran kafe ini dinilai

yang paling sesuai dengan gaya hidup masyarakat perkotaan saat ini. Suasana

yang nyaman, pilihan menu yang berkualitas, serta fasilitas yang menarik tentu

merupakan alasan bagi masyarakat untuk memilih kafe ini. Produsen mengemas

makanan beserta tempat makan dengan menciptakan suasana dan pengalaman

yang khas yang dapat dirasakan konsumen. (www.centroone.com, Maret 2014)

Kota Bandung merupakan salah satu yang pertumbuhan industrinya sangat

pesat dan menjadi salah satu kota yang mengalami fenomena perubahan gaya

hidup. Berkembangnya industri kafe dan restoran di Kota Bandung saat ini

disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi masyarakat kota Bandung yang mengarah

pada kehidupan metrópolis, yang semakin menyebabkan bertambah pula barang

dan jasa yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhannya. Begitu banyak pilihan

industri yang bergerak di bidang jasa dan produk, sekarang ini di kota Bandung

pertumbuhan kafe di Bandung mencapai 44%. (www.bandungtourism, Maret

2014). Berikut merupakan data potensi pertumbuhan industri (food and beverage)

(20)

Tabel 1.1

Data Potensi Industri Jasa Boga di Bandung Tahun 2014

No. Klasifikasi Jumlah Potensi

1 Restoran Talam Kencana 1

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, November 2014

Ketatnya persaingan pada industri makanan dan minuman khususnya

restoran dan kafe di Kota Bandung mengharuskan para pelaku bisnis

memperhatikan konsumen yang cepat berubah. Dalam Perspektifnya, konsumen

cenderung memperhatikan nilai-nilai kepuasan yang dirasakannya. Sebagai

konsekuensinya, setiap usaha penyedia layanan jasa perlu memperhatikan apa saja

yang perlu ditingkatkan dan diberikan kepada konsumen sehingga mampu

memenuhi kebutuhan konsumen. Saat ini banyak bermunculan kafe modern yang

masing-masing memiliki kelebihan dan keragaman dalam menawarkan

fasilitasnya karena pada masa kini tempat makan seperti kafe tidak hanya

menawarkan keragaman dalam jenis makanan tapi fasilitas yang ditawarkan pun

bisa menjadi daya tariknya. Pada saat ini semakin banyak kafe yang melakukan

strategi penjualan dengan cara menyediakan fasilitas yang sesuai dengan gaya

hidup masyarakat masa kini dan juga berbagai macam konsep yang menarik salah

(21)

café ini biasanya menggabungkan konsep tempat makan & taman yang cocok

untuk segala macam aktivitas yang biasanya dilakukan di kafe seperti bertemu

kolega, mengerjakan tugas, rapat dan juga hiburan.

Tabel 1.2

Kafe Berkonsep Garden & Café di Bandung

Nama Kafe Alamat

De Tuik Garden Resto & Cafe JL. Bojong Koneng Atas, No. 8, Bandung

Bee’s Garden & Café Jln. Garunggang Kulon 181/65

Sukajadi Bandung

Siete Garden & Cafe Jln. Sumur Bandung No.20 Bandung

http://bandungreview.com/directories/view/592, Mei 2014

Ditengah persaingan usaha kafe yang semakin ketat banyak kendala yang

terjadi pada usaha di bidang ini. Menurut wawancara dengan para pihak pengelola

kafe tersebut disebutkan rata-rata yang menjadi kendala pada usaha kafe ini yaitu

dalam menciptakan keputusan pembelian dan mempertahankan konsumen yang

ada. Karena saat ini banyak sekali bermunculan kafe-kafe yang mempunyai ciri

dan kelebihannya masing-masing. Sehingga konsumen mempunyai banyak

pilihan dan referensi dalam memutuskan untuk mengunjungi sebuah kafe.

Kendala ini juga salah satunya terjadi pada Siete Garden & Café, menurut

wawancara yang dilakukan dengan salah satu pengelola Siete Garden & Café

Bapak Agus pada Maret 2014 menyebutkan bahwa “kendala terbesar yang

dialami oleh kami para pihak pengelola kafe yaitu untuk menciptakan keputusan

pembelian pada konsumen, banyaknya kafe yang sekarang menjamur di Bandung,

(22)

kami untuk melakukan pendekatan kepada konsumen agar kami mengetahui apa

yang diinginkan konsumen”.

Siete Garden & Café terletak dijalan Jln. Sumur Bandung No.20. Letak

kafe ini berada di dekat simpang dago dan pusat keramaian di kota Bandung.

Selain itu lokasinya pun dekat dengan beberapa kampus seperti unpad dan ITB .

Tema ruangan pada Siete Garden & Cafe ini adalah didominasi the classic blue

and white plus furnitur kayu. Kafe ini memposisikan diri untuk kepada kaum

muda dan mahasiswa sebagai tempat untuk mencari hiburan, mengerjakan tugas,

bertemu kolega, rapat hingga presentasi sambil menikmati hidangan di kafe ini.

Hal ini terlihat dari berbagai macam fasilitas ditawarkan di kafé ini mulai dari

menu yang beragam, fasilitas Wifi, stop kontak yang disediakan di setiap meja,

room presentation, hingga live music. Sehingga jelas makan bukan hanya untuk

sebagai kebutuhan biologis memenuhi rasa lapar, namun menjadi gaya hidup

masyarakat kota masa kini. (http://sietecafe.com/, Maret 2014)

Banyaknya pesaing yang berada pada industri kafe ini menimbulkan

kesulitan bagi pelaku bisnis penyedia jasa kafe, khususnya Siete Garden & Café

dalam mempertahankan dan meningkatkan jumlah pembelian. Dimana

manajemen Siete Garden & Café perlu menggunakan berbagai macam strategi

agar membedakan serta mengunggulkan produknya dengan tujuan menarik para

(23)

Keputusan pembelian merupakan salah satu konsep dari ilmu pemasaran

dengan semakin berkembangnya bisnis kafe semakin tinggi pula perilaku dari

konsumen menurut kotler keller (2012:193) ada enam tahap keputusan pembelian

Pertama pemilihan produk, konsumen memilih mengunjungi kafe karena

berbagai pilihan keragaman jenis makanan, suasana yang nyaman dan fasilitas

yang diberikan sesuai dengan gaya hidup masyarakat saat ini. Kedua pemilihan

merk yaitu pemilihan kafe ini sesuai dengan pencitraan terbaik menurut konsumen

untuk memutuskan menjadi konsumen di kafe tersebut. Ketiga, pemilihan saluran

distribusi dilihat dari kestrategisan dan aksesbiliti yang mudah untuk menuju kafe

tersebut. Keempat, waktu pembelian ketika konsumen tersebut butuh terhadap

produk yang ditawarkan kafe atau melakukan pembelian karena adanya promo

atau diskon. Kelima, jumlah pembelian berdasarkan tingkat seringnya frekuensi

konsumen mengunjungi kafe tersebut. Keenam, metode pembayaran dilihat dari

mudahnya pembayaran dan keanekaragaman pembayaran menggunakan kartu

kredit atau debit untuk pembayaran. Tabel 1.3 dibawah ini merupakan jumlah

income Siete Cafe periode Juni 2012 - Desember 2013.

Tabel 1.3

Jumlah Income Siete Garden & Café (Dalam Rupiah)

Tahun Jumlah Income Pertumbuhan

(24)

Desember 189.568.450,- - 3.118.960,-

2013 Januari 188.950.460,- - 617.990,-

Februari 204.561.250,- + 15.610.790,-

Maret 210.654.010,- + 6.092.760,-

Sumber : Siete Garden & Café, Maret 2014

Dari data diatas terlihat bahwa Income Siete Garden & Cafe mengalami

pendapatan yang berfluktuasi, dan terlihat pula bahwa dalam 4 bulan terakhir dari

bulan September 2013 - Desember 2013 mengalami penurunan dalam Income

Jumlah Konsumen Siete Garden & Cafe

Tahun Bulan Jumlah Pertumbuhan

(25)

Desember 3791 -63

Sumber : Siete Garden & Cafe, Maret 2014

Dari data diatas bisa dilihat Siete Garden & Café memiliki jumlah

konsumen yang berfluktuasi dan terlihat juga bahwa dalam 4 bulan terakhir

September 2013 hingga Desember 2013 mengalami penurunan jumlah konsumen,

meskipun ada sedikit kenaikan pada bulan oktober namun kecenderungannya

menurun dalam 4 bulan terakhir.

Ditengah persaingan bisnis kafé yang semakin pesat ini, para pengelola

bisnis kafe harus menciptakan keputusan pembelian dan mempertahankan

konsumen yang ada. Bila para pihak pengelola bisnis kafe tidak memfokuskan diri

kepada kebutuhan dan keinginan konsumen maka bisa dipastikan jumlah pembeli

pada kafe tersebut akan semakin berkurang dan menyebabkan perusahaan tidak

bisa mencapai tujuan perusahaannya atau mengalami kebangkrutan.

Menurut wawancara dengan pengelola Siete Garden & Cafe Bapak Agus

(26)

masyarakat khususnya kalangan kaum muda di Bandung yang menjadikan kafe

sebagai tempat untuk berkumpul, mengerjakan tugas, melakukan pertemuan atau

rapat. Hal itu ditinjau dari gaya hidup masyarakat masa kini yang cenderung

senang bertatap muka, bersantai dan berbincang. Sudah menjadi suatu kebutuhan

masyarakat untuk bersosialisasi dan mereka membutuhkan sarana untuk

mewujudkan keinginan mereka. Oleh karena itu, dengan adanya kafe ini

dimaksudkan untuk merealisasikan kebutuhan masyarakat yaitu sarana berkumpul

tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan akan makanan, akan tetapi lebih

pada sosialisasi. Tempat makan dan jenis makanan yang dipilih terkadang bisa

saja menentukan kelas sosial seseorang”.

Melihat hal tersebut pihak siete garden & café melihatnya sebagai suatu

peluang dengan membuat konsep kafe yang sesuai dengan gaya hidup masyarakat

muda perkotaan saat ini. Oleh sebab itu, strategi yang diterapkan untuk

memenangkan persaingan yaitu dengan melakukan perbedaan melalui pendekatan

lifestyle.

Lifestyle merupakan salah satu perilaku yang berkembang selaras dengan

pola kehidupan modern saat ini. Pada dasarnya manusia termotivasi untuk hidup

senang dan bersenang-senang. Seperti dikemukakan Solomon (2011:253)

Lifestyle is a pattern of consumption that reflects a person’s choices of how to

spend her time and money”. Sifat tersebut adalah bentuk lain dari perilaku

kelompok masyarakat yang dapat dimanfaatkan secara menguntungkan untuk

(27)

psikografi dan gaya hidup ini mampu mempengaruhi perilaku seseorang yang

pada akhirnya akan menentukan pilihan-pilihan seseorang pada suatu produk.

Menurut Engel, Blackwell, Miniard (2012 :49) bahwa “salah satu faktor yang

mempengaruhi keputusan pembelian adalah perbedaan individu yang terdiri

Sumber daya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap,

kepribadian, lifestyle dan demografi”. Maka dari itu lifestyle adalah salah satu

untuk menarik konsumen untuk memutuskan membeli produk tersebut.

Strategi Siete Garden & Café dalam melakukan pendekatan lifestyle harus

menyesuaikan dengan gaya hidup masyarakat saat ini. Seperti dikemukakan oleh

Engel, Blackwell, Miniard (2012:383) “lifestyle mencakup beberapa indikator

yaitu indikator activity (aktivitas), interest (minat), opinions (opini), dan

demographic (demografi). Activity dari lifestyle anak muda mengujungi kafe saat

ini untuk mengerjakan tugas, bertemu kolega, mengadakan rapat mencari hiburan

dengan menikmati live music . Interest mengunjungi kafe karena jenis makanan

yang ditawarkan, juga mengikuti mode dan gaya hidup yang sedang berkembang,

dan juga karena salah satu media untuk bersosialisasi dengan kerabat di kafe.

Opinion yang terjadi pada gaya hidup ini adalah beberapa pendapat yang

memperlihatkan identitas diri dan pengakuan sosial jika mengunjungi kafe.

Karena dengan melakukan pendekatan lifestyle masyarakat saat ini para pemilik

usaha bisnis bisa mengetahui apa yang ada di kepala konsumen, sehingga

dimensi-dimensi tersebut dapat berpengaruh signifikan untuk memperoleh

(28)

Maka dalam kondisi persaingan yang ketat, salah satu cara mendapatkan

pelanggan adalah dengan menerapkan strategi pemasaran yang sesuai dengan

perilaku konsumen saat ini sehingga dapat menjadi salah satu pilihan konsumen,

yaitu menyesuaikan dengan lifestyle yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan

masyarakat saat ini.

Oleh karena itu, penulis bermaksud melakukan penelitian mengenai

Pengaruh Lifestyle terhadap Keputusan Pembelian pada Siete Garden & Cafe

(Survei pada Konsumen Siete Garden & Cafe Bandung)

Dengan harapan analisa ini mendapatkan suatu konsep aplikatif mengenai

analisis lifestyle dalam mendorong keputusan pembelian, sehingga pada akhirnya

dapat mempertahankan eksistensinya dalam dunia bisnis yang merupakan satu

tujuan terpenting dalam perusahaan.

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah

Dengan semakin pesatnya persaingan bisnis kafe yang ada di Bandung,

menyebabkan banyaknya bermunculan kafe modern yang masing - masing

memiliki kelebihan dan keragaman dalam menawarkan fasilitasnya. Salah satu

kafé yang berada di kawasan Bandung yaitu Siete Garden & Cafe yang dilihat dari

income dan jumlah konsumennya mengalami pendapatan fluktuasi dan mengalami

kecenderungan penurunan dalam 4 bulan terakhir.

Bila para pihak pengelola bisnis kafe tidak memfokuskan diri kepada

(29)

kafe tersebut akan semakin berkurang dan menyebabkan perusahaan tidak bisa

mencapai tujuan perusahaannya atau mengalami kebangkrutan. Maka dalam

kondisi persaingan yang ketat, salah satu cara mendapatkan pelanggan adalah

dengan menerapkan strategi pemasaran yang sesuai dengan perilaku konsumen

saat ini sehingga dapat menjadi salah satu pilihan konsumen, yaitu menyesuaikan

dengan lifestyle yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat saat ini.

Strategi Siete Garden & Café dalam melakukan pendekatan Lifestyle harus

menyesuaikan dengan gaya hidup masyarakat saat ini. Agar pengelola bisnis ini

mengetahui apa yang diinginkan dan yang ada di benak konsumen. Seperti

dikemukakan oleh Engel, Blackwell, Miniard (2012:383) “lifestyle mencakup

beberapa dimensi yaitu dimensi activity (aktivitas), interest (minat), opinions

(opini), dan demographic (demografi) sehingga dengan melakukan pendekatan

dengan dimensi-dimensi tersebut dapat berpengaruh signifikan untuk memperoleh

konsumen.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis dapat merumuskan

masalah sebagai fokus dalam pembuatan penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran lifestyle pada Siete Garden & Cafe Bandung

2. Bagaimana gambaran keputusan pembelian pada Siete Garden & Cafe

Bandung

3. Seberapa besar pengaruh lifestyle terhadap keputusan pembelian pada

(30)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah untuk memperoleh

temuan-temuan mengenai :

1. Untuk memperoleh gambaran lifestyle pada Siete Garden & Cafe

Bandung

2. Untuk memperoleh gambaran keputusan pembelian pada Siete Garden

& Cafe Bandung

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lifestyle terhadap

keputusan pembelian pada Siete Garden & Cafe Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis

maupun praktis sebagai berikut :

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek

teoritis (keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu manajemen khususnya

pada bidang manajemen pemasaran. Hal ini dapat dijadikan sebagai salah

satu upaya untuk menggali pendekatan-pendekatan strategi pemasaran

yang menyangkut dengan teori perilaku konsumen khususnya dalam

pendekatan lifestyle serta menganalisis tingkat pengaruhnya terhadap

keputusan pembelian, sehingga diharapkan dari penelitian ini dapat

(31)

bagi para akademisi dalam mengembangkan teori lifestyle terhadap

keputusan pembelian.

2. Penelitian ini juga dapat memberikan sumbangan dalam aspek praktis

yaitu untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi industri bisnis kafe

dalam mengembangkan strategi melalui pendekatan lifestyle dalam upaya

meningkatkan keputusan pembelian.

3. Hasil penelitian ini diharapkan juga sebagai sarana informasi atau acuan

sekaligus untuk memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian

selanjutnya mengenai strategi pemasaran khususnya lifestyle yang

mempengaruhi keputusan pembelian mengingat masih banyak

(32)

1.1Objek Penelitian

Penelitian ini bermaksud untuk meneliti pengaruh hubungan lifestyle

terhadap keputusan pembelian pada Siete Garden & Café Bandung.

Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Menurut

Sugiyono (2014:64) “variabel bebas (independent variable) merupakan variabel

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel terikat (dependent variable). Sedangkan variabel terikat (dependent

variable) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena

adanya variabel bebas (independent variable)”.

Adapun yang menjadi variabel bebas (independent variabel) dalam

penelitian ini adalah lifestyle yang meliputi Activity, Interest, Opinion dan

Demographic. Selanjutnya variabel bebas (independent) tersebut berpengaruh

terhadap variabel terikat (dependent variabel) yaitu keputusan pembelian yang

meliputi pemilihan produk, pemilihan merk, pemilihan saluran distribusi, waktu

pembelian, jumlah pembelian dan metode pembayaran.

Objek yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah konsumen

Siete Garden & Cafe Bandung. Penulis memilih melakukan penelitian di Siete

Garden & Cafe ini karena adanya permasalahan yang terjadi pada konsumen yang

(33)

Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun yaitu

Maret 2014 – September 2014, maka penelitian ini menggunakan metode cross

sectional method. Menurut Husain Umar (2008:45) metode penelitian cross sectional method yaitu penelitian dengan cara mempelajari objek dalam kurun

waktu tertentu (tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang) dalam

penelitian yang menggunakan metode ini, informasi dari sebagian populasi

dikumpulkan langsung kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui

pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti di lapangan.

3.2 Metode dan Desain Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian

Setiap penelitian yang akan dilakukan, terlebih dahulu harus dilakukan

jenis penelitian dan metode yang akan digunakan sehingga tujuan penelitian dapat

tercapai. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.

Menurut Sugiyono (2014:59) “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih

(independent) tanpa membuat perbandingan variabel itu dengan variabel yang lain

dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain”. Penelitian

deskriptif dilakukan untuk memperoleh gambaran secara keseluruhan mengenai

lifestyle dan keputusan pembelian yang diperoleh dari konsumen Siete Garden &

(34)

Sedangkan jenis penelitian verifikatif menurut Arikunto (2010:8)

mengemukakan bahwa, “Penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji

kebenaran pengumpulan data di lapangan, dimana pengujian hipotesis tersebut

menggunakan perhitungan statistik”. Dalam penelitian ini akan diuji kebenaran

hipotesis melalui pengumpulan data dilapangan, mengenai pengaruh lifestyle

terhadap keputusan pembelian pada Siete Garden & Café.

Berdasarkan jenis penelitian di atas, yaitu penelitian deskriptif dan

verifikatif yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode

penelitian yang digunakan adalah explanatory survei.

Menurut Sugiyono (2013:11), yang dimaksud dengan metode survei adalah:

Metode survei adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, tes dan wawancara terstruktur.

Menurut Maholtra (2010:96), menyatakan bahwa “Explanatory survey

dilakukan untuk mengeksplorasi situasi masalah, yaitu untuk mendapatkan ide-ide

dan wawasan kedalam masalah yang dihadapi manajemen atau para peneliti

tersebut”. Explanatory survey dilakukan melalui kegiatan pengumpulan informasi

dari sebagian populasi secara langsung di tempat kejadian (empirik) melalui

kuesioner dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi yang

diteliti terhadap penelitian.

Berdasarkan pengertian explanatory survey menurut ahli, maka metode

(35)

populasi secara langsung di tempat kejadian (empirik) dengan tujuan untuk

mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti.

3.2.2 Desain Penelitian

Menurut Ujang Sumarwan (2011:17) “Desain Penelitian adalah kerangka

untuk melaksanakan proyek riset pemasaran”. Desain penelitian merupakan

rincian prosedur dalam memperoleh informasi yang diperlukan untuk struktur

atau memecahkan masalah-masalah riset pemasaran . Desain penelitian juga dapat

didefinisikan sebagai prosedur bagaimana mengumpulkan, mengolah,

menganalisis suatu data.

Penelitian ini sendiri menguji tingkat pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat dimana masalah yang menjadi inti dalam penelitian ini memiliki

ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya. Maka desain penelitian ini

lebih cocok bersifat kausal.

Menurut Sugiyono (2014:62) “Desain kausal adalah hubungan yang

bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel independen (variabel yang

mempengaruhi) dan variabel dependen (dipengaruhi)”. Desain kausal ini

mempunyai tujuan utama yaitu mendapatkan bukti hubungan sebab akibat,

sehingga diketahui mana yang menjadi variabel yang mempengaruhi, dan mana

variabel yang dipengaruhi. Oleh karena itu desain kausalitas pada penelitian

bertujuan untuk mengetahui pengaruh Lifestyle terhadap Keputusan Pembelian

(36)

3.3 Operasionalisasi Variabel

Untuk persiapan pengolahan data, maka dibuat panduan operasionalisasi

variabel, yang di dalamnya membuat variabel X yaitu lifestyle dan variabel Y

yaitu keputusan pembelian yang dapat dijadikan sebagai acuan kuesioner beserta

indikator-indikator yang terkait.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Indikator Tingkat Ukuran Skala

(37)

- Liburan

Variabel Konsep Indikator Tingkat Ukuran Skala

(38)

- Isu sosial

- Opini mengenai fasilitas Siete Garden & Café

Variabel Konsep Indikator Tingkat Ukuran Skala

(39)

pembelian produk (Kotler Keller, 2012)

1.Pilihan Produk - Tingkat sejauh mana produk makanan Siete Cafe

- Tingkat pemilihan Siete Cafe karena rekomendasi kerabat

Ordinal

Ordinal

Variabel Konsep Indikator Tingkat Ukuran Skala

(40)

metode pembayaran kartu kredit, debit dan tunai Sumber : Pengolahan data 2014

3.4 Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Jenis dan Sumber Data

Sumber data penelitian merupakan informasi tentang segala sesuatu yang

berkaitan dengan variabel yang diteliti. Oleh karena itu, harus diproses terlebih

dahulu untuk memperoleh informasi yang diperlukan bagi suatu penelitian.

Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data

sekunder. Menurut Sugiyono (2014:187) menjelaskan bahwa,

Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau dokumen.

Jenis-jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung

yang dikumpulkan melalui survei lapangan dengan menggunakan alat

pengumpulan data tertentu yang dbuat secara khusus untuk itu.

2. Data sekunder

Data yang diperoleh secara tidak langsung atau melihat sumber lain yang

dikategorikan sebagai data sekunder dengan cara melihat catatan atau arsip

perusahaan. data tersebut kemudian dibaca dan dipelajari oleh penulis.

(41)

Tujuan Penelitian

Jenis Data Sumber Data Kategori Data

Pra Penelitian, Maret 2014 Primer

Mengetahui

Income Siete

Cafe

Data Jumlah Income Siete Cafe

Pra Penelitian Maret 2014 Primer

Mengetahui

Jenis Data Sumber Data Kategori Data

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui:

1. Studi Kepustakaan

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari literatur

seperti buku, jurnal, situs website, majalah ilmiah guna memperoleh

(42)

berkaitan dengan masalah dan variabel yang di teliti dari lifestyle dan

keputusan pembelian.

2. Studi Lapangan

a. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit (Sugiyono, 2014 : 188).

Dalam hal ini wawancara dibedakan menjadi dua macam yaitu:

a. Wawancara terstruktur, yang digunakan apabila telah mengetahui

dengan pasti tentang informasi apa yang diperoleh

b. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas dimana peneliti

tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara

sistematis dan lengkap dengan pengumpulan datanya.

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada pihak

manajemen Siete Garden & Café dan konsumen Cafe Siete Bandung

yang akan menjadi responden.

b. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpuan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

(43)

Kuesioner dalam penelitian ini diberikan secara tertulis kepada

responden di Siete Garden & Café untuk menjawab pertanyaan yang

dapat mencerminkan pengukuran lifestyle (X) dari indikator Activity,

Interest, Opinion dan Demographic dan keputusan pembelian (Y).

3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 3.5.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2014:119) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan pengertian tersebut populasi dalam penelitian ini adalah konsumen

Siete Garden & Café Bandung.

Tabel 3.3

Jumlah Konsumen Siete Garden & Cafe Bandung

(44)

Juni 4274

Juli 4730

Agustus 5019

September 4324

Oktober 4420

November 4283

Desember 4130

Jumlah 77.309

Sumber : Pra Penelitian, Maret 2014

Berdasarkan data jumlah konsumen Siete Garden & Cafe Bandung diatas,

total populasi Siete Garden & Cafe Bandung adalah 77.309 Orang

3.5.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2014:120) sampel merupakan bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti

tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga dan waktu. Maka peneliti dapat menggunakan sampel

yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,

kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang

diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili). Penentuan

besarnya sampel yang diambil dalam penelitian ini dengan cara menggunakan

rumus slovin sebagai berikut :

Keterangan :

(45)

N : Ukuran Populasi

1 : Konstanta

e : Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat

ditolerir. (e=0.1)

Berdasarkan perhitungan dengan rumus dalam pengambilan sampel diatas

maka dapat didapat jumlah sampel sebanyak

= 99,87

100

Maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 100 orang

responden.

3.5.3 Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Sugiyono (2014:121) “Teknik sampling adalah merupakan teknik

pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam

penelitian melalui berbagai teknik yang digunakan”.

Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang

yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota

sample. Dikarenakan populasi dalam penelitian ini adalah populasi bergerak

(mobile population) maka metode pengambilan sampel yang digunakan adalah

teknik systematic random sampling atau pengambilan sampel acak sistematis.

Menurut Sugiyono (2008:73) “ Metode pengambilan acak sistematis dengan jarak

(46)

tersedianya suatu populasi sasaran yang tersusun merupakan prasyarat penting

bagi dimungkinkannya pelaksanaan pangambilan sampel dengan metode acak

sistematis.”

Adapun teknik pengambilan sampel dilakukan secara sistematik dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menentukan populasi sasaran, dalam penelitian ini yang menjadi populasi

sasaran adalah konsumen yang telah melakukan pembelian di Siete Garden &

Cafe Bandung

2. Menentukan tempat tertenu sebagai check point, dalam penelitian ini yang

menjadi tempat check point adalah area makan dekat kasir Siete Garden &

Cafe.

3. Menentukan waktu penelitian yang digunakan.

4. Menentukan ukuran sample (n) yang diambil dari keselurahan anggota

populasi (N), berdasarkan rumus slovin makan sampelnya berukuran 100

orang.

5. Data ini selanjutnya digunakan untuk menentukan interval pemilihan

pertama. Setelah diketahui interval, maka penyebaran angket dilakukan

secara sistematis.

(47)

Setelah data yang diperolehnya dari responden melalui kuesioner

terkumpul. Selanjutnya dengan mengolah dan menafsirkan data sehingga dari

hasil tersebut dapat dilihat apakah variabel Lifestyle (X) ada pengaruhnya atau

tidak terhadap variabel keputusan pembelian (Y). Maka prosedur yang harus

dilakukan dalam pengolahan data penelitian dilakukan sebagai berikut :

1. Editing, yaitu pemeriksaan angket yang terkumpul kembali setelah diisi oleh

responden. Pemeriksaan tersebut menyangkut kelengkapan pengisian angket

secara menyeluruh.

2. Skoring, skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert yaitu skala yang

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono 2014:136). Jawaban

setiap instrument skala ini mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat

negative, yang dapat berupa kata-kata. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 3.4

berikut :

Tabel 3.4

Pola Skoring Kuesioner Skala Lima

No. Pilihan Jawaban Skor

1. Sangat Setuju, Selalu, Sangat Positif 5

2. Setuju, Sering, Positif 4

3. Cukup, Ragu-Ragu, Kadang-Kadang,Netral 3

4. Tidak Setuju, Hampir Tidak Pernah, Negatif 2

(48)

(Sugiyono, 2014:137)

3. Tabulasi, yaitu perekapan data hasil skoring pada langkah ke dalam tabel

4. Tahap uji coba kuesioner, untuk menguji layak tidaknya kuesioner disebarkan

kepada responden, maka penulis melakukan dua tahap pengujian yaitu uji

validitas dan reliabilitas.

5. Untuk menjawab tujuan penelitian yang bersifat deskriptif adalah melalui

tinjauan kontinum dan perbandingan rata-rata data sampel, sedangkan untuk

menjawab tujuan penelitian yang bersifat asosiatif atau verifikatif maka

digunakan teknik analisis regresi sederhana.

3.6.2 Validitas dan Reliabilitas 3.6.2.1 Pengujian Validitas

Menurut Sugiyono (2014:168) “Pengujian validitas adalah suatu teknik

untuk mengukur ketepatan antara data yang terkumpul dengan data yang

sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti”. Instrumen yang valid berarti alat

ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti

instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Validitas dalam penelitian dijelaskan dalam satu derajat ketepatan

pengukuran tentang isi dari pernyataan yang penulis buat. Teknik uji yang

digunakan adalah teknik korelasi melaui koefisen product moment. Skor ordinal

dari setiap item pertanyaan yang diuji validitasnya dikorelasikan dengan skor

(49)

tersebut valid, sedangkan jika negatif maka terdapat yang disebut tidak valid dan

akan dikeluarkan dari kuesioner atau digantikan dengan pernyataan perbaikan.

Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah rumus kolerasi Product Moment,

dengan rumus :

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

(Sugiyono, 2014:241)

Keterangan :

rxy = Menunjukan indeks korelasi antara dua variabel yang

dikorelasikan

R = Koefisien validitas item yang dicari, dua variabel yang dikorelasikan

X = Skor yang diperoleh subyek dari seluruh item

Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

N = Banyaknya responden

Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikasi

sebagai berikut :

1. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan valid

(50)

2. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan tidak

valid apabila rhitung< rtabel .

Perhitungan validitas item instrument dilakukan dengan bantuan program

SPSS 21.0 for windows. Pengujian validitas ini dilakukan terhadap 30 responden

dengan tingkat signifikan 5% dan derajat kebebasan (df) n-2 (30-2=28). Maka

didapat r tabel sebesar 0,361. Untuk uji validitas pada variabel lifestyle dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.5

Hasil Pengujian Validitas Variabel X (Lifestyle) No.

Item

Pernyataan rHitung rTabel Ket

Activity

1. Tingkat seringnya menjalankan aktivitas mengerjakan tugas / pekerjaan di kafe

0,547 0,361 Valid

2. Tingkat frekuensi seringnya mencari hiburan di kafe

0,507 0,361 Valid

3. Tingkat kesenangan untuk mengisi waktu luang saat liburan dengan mengunjungi kafe

0,614 0,361 Valid

4. Tingkat pemilihan kafe sebagai tempat pertemuan dengan para anggota komunitas/club

0,365 0,361 Valid

Interest

5. Ketertarikan mengunjungi kafe karena sesuai dengan mode dan gaya hidup yang sedang berkembang saat ini

0,665 0,361 Valid

6. Ketertarikan untuk mencoba berbagai macam jenis makanan

0,373 0,361 Valid

7. Ketertarikan mengunjungi kafe karena jenis makanan yang ditawarkan

0,598 0,361 Valid

8. Ketertarikan mengunjungi kafe karena merupakan salah satu media tempat untuk bersosialisasi dengan kerabat

0,634 0,361 Valid

Opinion

9. Opini mengenai kenyamanan Siete Garden & Café 0,368 0,361 Valid

(51)

11. Opini mengenai pelayanan Siete Garden & Café 0,400 0,361 Valid

12. Pendapat yang memperlihatkan identitas diri jika mengunjungi kafe

0,574 0,361 Valid

13. Pendapat yang memperlihatkan pengakuan status sosial jika mengunjungi kafe

0,520 0,361 Valid

Demographic

14. Kesesuaian produk dan fasilitas yang ditawarkan dengan usia pelanggan.

0,644 0,361 Valid

15. Tingkat pekerjaan/pendidikan dengan kesesuaian promo yang diberikan

0,583 0,361 Valid

16. Kesesuaian harga yang diberikan Siete Garden & Café dengan pendapatan konsumen

0,423 0,361 Valid

Sumber : Pengolahan data menggunakan SPSS 21.0 for windows

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel pengukuran validitas untuk

variabel lifestyle menunjukan bahwa item-item pada pernyataan dalam kuesioner

valid. Karena skor r Hitung lebih besar daripada r Tabel yaitu 0,361. Sehingga

item pernyataan dapat dinyatakan sebagai alat ukur variabel yang diteliti.

Selain melakukan pengujian validitas pada variabel X (lifestyle), peneliti

juga melakukan pengujian pada variabel Y yaitu (keputusan pembelian), dan

hasilnya ada pada tabel dibawah ini

Tabel 3.6

Hasil Pengujian Validitas Variabel Y (Keputusan Pembelian)

(52)

Item

Pilihan Produk

1. Produk makanan Siete Garden & Café memenuhi kebutuhan konsumen

0,870 0,361 Valid

Pemilihan Merk

2. Pemilihan Siete Garden & Café karena pencitraan terbaik

0,812 0,361 Valid

3. Pemilihan Siete Garden & Café karena rekomendasi kerabat

0,367 0,361 Valid

Pemilihan Saluran Distribusi

4. Kestrategisan lokasi Siete Garden & Cafe 0,437 0,361 Valid

5. Kemudahan aksebiliti menuju Siete Garden & Café 0,540 0,361 Valid

Waktu Pembelian

6. Pembelian karena kebutuhan terhadap produk makanan dan fasilitas yang ditawarkan Siete Cafe

0,836 0,361 Valid

7. Pembelian berdasarkan adanya promo/discount 0,756 0,361 Valid

Jumlah Pembelian

8. Frekuensi melakukan konsumsi di Siete Garden & Cafe dalam sebulan

0,759 0,361 Valid

Metode Pembayaran

9. Kemudahan metode pembayaran di Siete Garden & Cafe

0,662 0,361 Valid

10. Metode pembayaran di Siete Garden & Café beragam (kartu kredit, kartu debit, flash dll)

0,623 0,361 Valid

Sumber : Pengolahan data menggunakan SPSS 21.0 for windows

Dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan kuesioner untuk variabel Y

(keputusan pembelian) dinyatakan valid. Karena skor r Hitung lebih besar daripada r

Tabel yaitu 0,361. Oleh karena itu setiap item pertanyaan tersebut dapat dijadikan

sebagai alat ukur variabel yang diteliti.

(53)

Dalam instrument penelitian disamping harus valid, juga harus dapat

dipercaya (reliable). Menurut Sugiyono (2014:168) Instrumen yang reliable

adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali mengukur obyek yang sama,

akan menghasilkan data yang sama.

Koefisien Alpha Cronbach (Ca) merupakan statistik yang paling umum

digunakan untuk menguji reliabilitas suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen

penelitian diindikasikan memiliki tingkat reliabilitas memadai jika koefisien

Alpha Cronbach lebih besar atau sama 0,70.

(Arikunto, 2010:239)

Keterangan :

= reliabilitas angket k = banyak item angket

∑ = jumlah varians item = varians total

Untuk mencari tiap butir digunakan rumus varians sebagai berikut :

∑ ∑

(Arikunto, 2010:229)

Dimana :

σ2

= Varians

∑x = Jumlah skor

N = Jumlah Responden

(54)

1. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan reliabel jika

rhitung > rtabel.

2. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan tidak reliabel

jika rhitung < rtabel.

Perhitungan reliabilitas instrument pada penelitan ini dilakukan dengan

bantuan program SPSS 21.0 for windows. Berdasarkan jumah kuesioner yang

disebar kepada 30 responden dengan tingkat signifikan 5% dan derajat kebebasan

(df) n-2 (30-2=28). Maka didapat r tabel sebesar 0,361. Adapun hasil pengujian

Lifestyle dan Keputusan pembelian adalah :

Tabel 3.7

Hasil Pengujian Reliabilitas

Variabel Lifestyle (X) dan Keputusan Pembelian (Y)

Variabel r Hitung r Tabel Keterangan

Lifestyle 0,815 0,361 Reliabel

Keputusan Pembelian 0,866 0,361 Reliabel

Sumber : Pengolahan data menggunakan SPSS 21.0 for windows

Hasil pengujian pada tabel menunjukan bahwa hasil pengujian reliabilitas

instrument penelitian variabel X dan Y dinyatakan reliable, hal ini karena masing-masing

nilai r hitung lebih besar daripada r tabel yang sebesar 0.361. Dari hasil kedua pengujian

instrument yang telah dilakukan disimpulkan bahwa instrument dinyatakan valid dan

reliable. Sehingga item-item pernyataan tersebut dapat dijadikan sebagai alat ukur dari

variabel yang akan diteliti.

(55)

Teknik analisis data adalah suatu cara untuk mengukur, mengolah dan

menganalisis data dalam rangka pengujian hipotesis. Tujuan dari pengolahan data

adalah untuk mendapatkan hasil dari penelitian serta untuk menguji hipotesis yang

telah dirumuskan dalam penelitian. Untuk penelitian kali ini, peneliti

menggunakan regresi linier sederhana dengan alasan peneliti hanya meneliti dua

variabel saja yaitu :

1. Lifestyle sebagai variabel X

2. Keputusan pembelian sebagai variabel Y

Peneliti menggunakan analisis deskriptif untuk mengubah kumpulan data

mentah menjadi mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas.

Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi.

Selain menggunakan analisis deskriptif, peneliti juga menggunakan

analisis verifikatif. Hal ini dilakukan untuk melihat pengaruh lifestyle (X)

terhadap keputusan pembelian (Y) yaitu dengan menggunakan analisis regresi

linier sederhana dan analisis korelasi.

3.6.3.1 Methode Succesive Interval (MSI)

Mengingat skala pengukuran dalam menjaring data penelitian ini

(56)

sesuatu “lebih” atau “kurang” dari yang lain. Maka skala ordinal tersebut harus

dirubah kedalam bentuk skala interval, karena merupakan syarat pengolahan data

dengan penerapan statistic parametric dengan menggunakan Methode Successive

Interval (MSI).

Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data adalah sebagai

berikut :

(1) Berdasarkan hasil jawaban responden untuk setiap pertanyaan , hitung

proporsi setiap pilihan jawaban.

(2) Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap jawaban, hitung

proporsi setiap pilihan jawaban.

(3) Berdasarkan proporsi tersebut, untuk setiap pertanyaan hitung proporsi

kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.

(4) Untuk setiap pertanyaan, tentukan nilai batas Z untuk setiap pilihan

jawaban.

(5) Hitung scale value (nilai interval rata-rata) untuk setiap pilihan jawaban

melalui persamaan berikut :

ScaleValue Daerah epadatandibawahbatasbatasatasbawahDaerahkepadatandibawahbatasbatasatasbawah

(6) Hitung score (nilai hasil transformasi) untuk setiap pilihan jawaban

melalui persamaan berikut :

(57)

3.6.3.2Analisis Korelasi

Analisis korelasi bertujuan untuk mencari hubungan antara kedua variabel

yang akan diteliti. Hubungan yang dimaksud adalah apakah hubungan yang

positif ataupun hubungan yang negatif. Serupa dengan yang dinyatakan oleh

Ghozali (2011) bahwa tujuan analisis korelasi adalah untuk mengukur kekuatan

asosiasi (hubungan) linear antara dua variabel. Penentuan koefisien korelasi dalam

penelitian ini menggunakan koefisien korelasi Pearson (Product Moment

Coeficent Of Correlation) :

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

(Sugiyono, 2014:241)

Ket :

N = Banyaknya item yang diteliti

X = Nilai variabel X yaitu lifestyle

Y = Nilai variabel Y yaitu keputusan pembelian

Korelasi product moment dilambangkan dengan (r). Nilai koefisien

korelasi paling sedikit -1 dan paling besar 1, artinya

r = -1, hubungan X dan Y sempurna negative (mendekati -1, hubungan sangat

(58)

r = 0, hubungan X dan Y sangat lemah sekali atau tidak ada hubungan

r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1, hubungan sangat

kuat dan positif)

Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi,

dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut :

Tabel 3.8

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisen Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

(Sugiyono, 2014:242)

3.6.3.3Analisis Regresi Linier Sederhana

Menurut Sugiyono (2009:270) “Regresi linier sederhana didasarkan pada

hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu

variabel dependen”. ita gunakan analisis regresi bila kita ingin mengetahui

bagaimana variabel dependen/kriteria dapat diprediksikan melalui variabel

independen atau predictor, secara individual. Dampak dari penggunaan analisis

regresi dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel

dependen dapat dilakukan melalui menaikan dan menurunkan keadaan variabel

independen, atau untuk meningkatkan keadaan variabel dependen dapat dilakukan

(59)

Dalam analisis regresi linier sederhana, terdapat suatu variabel yang

diramalkan (dependent variabel) yaitu lifestyle dan (independent variable) yang

dipengaruhinya yaitu Keputusan Pembelian pada Siete Garden & Café Bandung.

Menurut Sugiyono (2014:247) bentuk umum linier sederhana ini adalah :

Ŷ = a + bX

Dimana :

Ŷ = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan

a = Harga Y, jika X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka

peningkatan ataupun penurunan varibel dependen yang didasarkan

pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila b (-) maka

terjadi penurunan.

X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

Langkah-langkah yang dilakukan yang akan digunakan dalam analisis

regresi sederhana adalah sebagai berikut :

1. Mencari harga-harga yang akan digunakan dalam menghitung koefisien a dan b,

yaitu : ∑X ∑Y dan ∑XY ∑ ∑

2. Mencari koefisien regresi a dan b dengan rumus sebagai berikut :

∑ (∑ ) ∑ ∑ (Sugiyono, 2009:272)

(60)

X dikatakan mempengaruhi Y, jika berubahnya nilai X akan menyebabkan

adanya perubahan nilai Y, artinya naik turunnya X akan membuat nilai Y juga

naik turun, dengan demikian nilai Y akan bervariasi. Namun nilai Y bervariasi

tersebut tidak semata-mata disebabkan oleh X, karena masih ada faktor lain yang

menyebabkannya.

3.6.3.4. Koefisien determinasi

Koefisien determinasi adalah kuadrat koefisien korelasi. Dalam

penggunaan koefisien determinasi dinyatakan dalam persen sehingga harus

dikalikan 100%. Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui

persentase pengaruh yang terjadi dari variabel bebas terhadap variabel tak bebas,

dengan asumsi

KP = r2 x 100% (Riduwan 2006:136) Keterangan :

KP = Nilai koefisien determinan

r = Nilai koefisien korelasi

3.6.4 Rancangan Uji Hipotesis

Langkah terakhir dari analisis data yaitu menguji hipotesis dengan tujuan

untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup jelas dan dapat

dipercaya antara variabel independen dengan variabel dependen, yang pada

Gambar

Tabel 1.1 Data Potensi Industri Jasa Boga di Bandung
Tabel 1.2 Kafe Berkonsep Garden & Café di Bandung
Tabel 1.3  Siete Garden & Café (Dalam Rupiah)
Tabel 1.4 Jumlah Konsumen Siete Garden & Cafe
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan prosesnya dalam dunia pendidikan, proses pendidikan karakter berbasis nilai-nilai kearifan lokal Sunda melalui pembelajaran di kelas saat ini

The title of this thesis is ”ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA KETERANGAN FREKUENSI “ 常常 ” (cháng cháng) DAN “ 往往 ” (w ǎng wǎng) DALAM KALIMAT BAHASA

Writer focuses on the usages and grammar characteristics of chángcháng and w ǎngwǎng to find out types and causes of error in using both words, and uses a descriptive qualitative as

Hasil kajian ini mendapati bahwa iklan produk rokok menggunakan elemen yang sesuai dengan target sasarannya yang terlihat dari wilayah penempatan media iklan,

yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan

MANFAAT HASIL BELAJAR “MEMBUAT SAMBAL PADA MASAKAN INDONESIA” KESIAPAN COOK HELPER PESERTA DIDIK SMKN

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 1997-2006.Metode yang digunakan adalah regresi logistik (logistic regression).Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Dari analisis data tentang hasil belajar siswa melalui ulangan harian mengalami peningkatan pada data awal yaitu 61,5 siklus I dengan rata-rata nilai siswa 67 dan siklus