PENGARUH LIFESTYLE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SIETE GARDEN & CAFE
(Survey pada konsumen Siete Garden & Cafe Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Program Studi Manajemen Universitas Pendidikan Indonesia
NOVITA RISKIAYU SAVITRI 1001756
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PENGARUH LIFESTYLE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SIETE GARDEN & CAFE
(Survey pada konsumen Siete Garden & Cafe Bandung)
NOVITA RISKIAYU SAVITRI 1001756
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing
Ayu Krishna Yuliawati, S.Sos, MM NIP.19730725 200312 2 002
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Oleh
Novita Riskiayu Savitri
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pada Fakultas Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis
© Novita Riskiayu Savitri 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ... 12
1.3Tujuan Penelitian ... 14
1.4Kegunaan Penelitian ... 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 16
2.1Kajian Pustaka ... 16
2.1.1 Pengertian Pemasaran ... 16
2.1.2 Perilaku Konsumen ... 17
2.1.2.1Pengertian Perilaku Konsumen ... 17
2.1.2.2Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Pembelian ... 19
2.1.2.3Konsep Lifestyle ... 22
2.1.2.4Pendekatan dalam Pengukuran Lifestyle ... 24
2.2Kerangka Pemikiran ... 37
2.3Hipotesis ... 42
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 43
3.1Objek Penelitian ... 43
3.2Metode dan Desain Penelitian ... 44
3.2.1 Metode Penelitian ... 44
3.2.2 Desain Penelitian ... 46
3.3Operasionalisasi Variabel ... 46
3.4Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 50
3.4.1 Jenis dan Sumber Data ... 50
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... 52
3.5Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 53
3.5.1 Populasi ... 53
3.5.2 Sampel ... 54
3.5.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 55
3.6Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 57
3.6.1 Rancangan Analisis Data ... 57
3.6.2 Validitas dan Reliabilitas ... 58
3.6.2.1Pengujian Validitas ... 58
3.6.2.2Pengujian Reliabilitas ... 63
3.6.3 Teknik Analisis Data ... 64
3.6.3.1Methode Succesive Interval (MSI) ... 65
3.6.3.2Analisis Korelasi ... 67
3.6.3.3Analisis Regresi Linier Sederhana ... 68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 72
4.1Hasil Penelitian ... 72
4.1.1 Gambaran Umum Siete Garden & Cafe ... 72
4.1.1.1Program Pemasaran Siete Garden & Cafe ... 74
4.1.2 Gambaran Umum Karakteristik dan Pengalaman Responden ... 75
4.1.3 Gambaran Gaya Hidup Konsumen di Kafe ... 80
4.1.4 Gambaran Variabel Lifestyle ... 82
4.1.4.1Tanggapan Responden Mengenai Activity ... 82
4.1.4.2Tanggapan Responden Mengenai Interest ... 86
4.1.4.3Tanggapan Responden Mengenai Opinion ... 90
4.1.4.4Tanggapan Responden Mengenai Demographic ... 94
4.1.5 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Lifestyle ... 97
4.1.6 Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian ... 99
4.1.7 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian ... 106
4.1.8 Hasil Pengujian Statistik ... 108
4.1.8.1Uji Asumsi Normalitas ... 108
4.1.8.2Koefisien Korelasi ... 109
4.1.8.3Analisis Regresi Sederhana ... 110
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 114
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 118
Tabel 1.2 Kafe Berkonsep Garden & Café di Bandung ... 5
Tabel 1.3 Jumlah Income Siete Garden & Café.. ... 8
Tabel 1.4 Jumlah Konsumen Siete Garden & Cafe... 9
Tabel 2.1 Kategori AIO dari Studi Mengenai Lifestyle... 26
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ... 34
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 47
Tabel 3.2 Jenis dan Sumber Data ... 51
Tabel 3.3 Jumlah Konsumen Siete Garden & Cafe... 54
Tabel 3.4 Pola Skoring Kuesioner Skala Lima ... 58
Tabel 3.5 Hasil Pengujian Validitas Variabel X ... 60
Tabel 3.6 Hasil Pengujian Validitas Variabel Y ... 62
Tabel 3.7 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 64
Tabel 3.8 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisen Korelasi ... 68
Tabel 4.1 Karakteristik Antara Jenis Kelamin dan Usia Konsumen Siete Garden & Cafe ... 75
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan ... 76
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan dan Tingkat Pendapatan ... 77
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dan Rata-Rata Berkunjung ke Siete Garden & Cafe ... 78
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi dan Usia... 79
Tabel 4.9 Tanggapan Responden Mengenai Kesenangan Untuk Mengisi
Waktu Luang Saat Liburan Dengan Mengunjungi Kafe ... 84
Tabel 4.10 Tanggapan Responden Mengenai Pemilihan Kafe Sebagai Tempat
Pertemuan Dengan Para Anggota Komunitas / Club ... 85
Tabel 4.11 Rekapitulasi Activity ... 86
Tabel 4.12 Tanggapan Responden Mengenai Ketertarikan Mengunjungi Kafe
Karena Sesuai dengan Mode dan Gaya Hidup yang Sedang
Berkembang Saat ini ... 87
Tabel 4.13 Tanggapan Responden Mengenai Ketertarikan Untuk Mencoba
Berbagai Macam Jenis Makanan... 87
Tabel 4.14 Tanggapan Responden Mengenai Ketertarikan Mengunjungi Kafe
Karena Jenis Makanan yang Ditawarkan ... 88
Tabel 4.15 Tanggapan Responden Mengenai Ketertarikan Mengunjungi Kafe
Karena Merupakan Salah Satu Media Tempat Bersosialisasi
Dengan Kerabat ... 89
Tabel 4.16 Rekapitulasi Interest ... 89
Tabel 4.17 Tanggapan Responden Mengenai Kenyamanan Siete Garden &
Cafe ... 90
Tabel 4.18 Tanggapan Responden Mengenai Fasilitas Siete Garden & Kafe 91
Tabel 4.19 Tanggapan Responden Mengenai Pelayanan Siete Garden &
Cafe ... 92
Tabel 4.20 Tanggapan Responden Mengenai Pendapat yang Memperlihatkan
Identitas Diri Jika Mengunjungi Kafe ... 92
Tabel 4.21 Tanggapan Responden Mengenai Pendapat yang Memperlihatkan
Tabel 4.24 Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Pekerjaan/Pendidikan
Dengan Kesesuaian Promo Yang Diberikan ... 95
Tabel 4.25 Tanggapan Responden Mengenai Kesesuaian Harga Yang
Diberikan Siete Garden & Café dengan Pendapatan Konsumen .. 96
Tabel 4.26 Rekapitulasi Demographic ... 96
Tabel 4.27 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Lifestyle ... 97
Tabel 4.28 Tanggapan Responden Terhadap Produk Makanan dan Fasilitas
Siete Garden & Café dalam Memenuhi Kebutuhan Konsumen ... 99
Tabel 4.29 Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Siete Garden & Café
Karena Pencitraan Terbaik ... 100
Tabel 4.30 Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Siete Garden & Cafe
Karena Rekomendasi Kerabat ... 101
Tabel 4.31 Tanggapan Responden Terhadap Kestrategisan Lokasi Siete
Garden & Café ... 101
Tabel 4.32 Tanggapan Responden Terhadap Kemudahan Aksebiliti Menuju
Siete Garden & Café ... 102
Tabel 4.33 Tanggapan Responden Terhadap Seringnya Mengunjungi &
Melakukan Pembelian di Siete & Café dalam Sebulan... 103
Tabel 4.34 Tanggapan Responden Terhadap Waktu Pembelian Karena
Butuh Terhadap Produk & Fasilitas Yang Ditawarkan ... 103
Tabel 4.35 Tanggapan Responden Terhadap Waktu Pembelian Karena
Adanya Promo di Siete Garden & Cafe ... 104
Tabel 4.36 Tanggapan Responden Terhadap Kemudahan Transaksi
Pembayaran di Siete Garden & Cafe... 105
Tabel 4.40 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 110
Tabel 4.41 Output Pengaruh Lifestyle terhadap Keputusan Pembelian ... 111
Tabel 4.42 Output ANOVA ... 111
Tabel 4.43 Output Persamaan Regresi ... 112
Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian ... 27
Gambar 2.2 Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen ... 30
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ... 41
Gambar 2.4 Paradigma Penelitian ... 42
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Siete Garden & Cafe ... 74
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian
Lampiran 3 Validitas dan Realibilitas Variabel X dan Y
Lampiran 4 Data Ordinal Variabel X dan Y
Lampiran 5 Data Interval Variabel X dan Y
Lampiran 6 Output Regresi & Korelasi Variabel X dan Y
Lampiran 7 Catatan Bimbingan
Y,S.Sos.MM.
Berkembangnya gaya hidup masyarakat saat ini menjadi salah satu penyebab semakin pesatnya persaingan industri makanan dan minuman khususnya restoran dan kafe, hal ini mengharuskan para pelaku bisnis tersebut memperhatikan kebutuhan konsumennya.Seperti permasalahan pada Siete Garden & Café Bandung yang pendapatan dan jumlah konsumennya berfluktuasi dan mengalami penurunan. Hal ini menjadi penghambat Siete Garden & Café untuk mengembangkan usahanya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran lifestyle serta keputusan pembelian dan sejauh mana pengaruh lifestyle terhadap keputusan pembelian Siete Garden & Café Bandung. Variabel yang diteliti meliputi dua hal yaitu lifestyle dan keputusan pembelian.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah systematic
random sampling. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan
verifikatif dengan populasi berjumlah 77.309 orang dan sampel berjumlah 100 responden. Teknik analisis yang digunakan adalah koefisien korelasi pearson dan analisis regresi sederhana.
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi sebesar 0,452 artinya terdapat hubungan yang sedang antara lifestyle dengan keputusan pembelian. KD = 20,4% sedangkan sisanya 79.6% dipengaruhi oleh faktor yang tidak diteliti. Karena lifestyle berpengaruh terhadap keputusan pembelian, maka saran untuk Siete Garden & Café Bandung adalah sebaiknya perusahaan melakukan pendekatan lifestyle untuk meningkatkan keputusan pembelian.
Y,S.Sos.MM.
The development of people’s lifestyles today become one of the causes of the rapid competition on food and beverage industry, especially restaurants and cafes, this requires that companies need to pay attention to the needs of
their customers. As the problems in Siete Garden & Café bandung’s income
and number of customers fluctuating and decreasing. This problem becomes an obstacle for them to expand their business.
The study aims to describe the implementation of the lifestyle and purchase decision and the influence of lifestyle on purchase decision in Siete Garden & Café Bandung. Variables studied include two things : lifestyle and purchase decision.
Sampling technique in this study is systematic random sampling. This study uses description and verification with 77.309 population and 100 respondent as samples.The analysis technique used is the Pearson Correlation Coefficient and Simple Regression Analysis.
Based on calculation result of correlation of 0,452 means that there is a middle relationship between lifestyle and purchase decision. KD=20,4% means that the influence of lifestyle on keputusan pembelian 20,4% while the remaining and79,6% is influenced factor unexamined. Because the lifestyle has an influence on purchase decision, Siete Garden & Café should pay attention to lifestyle in order to increase purchase decision.
Perkembangan jaman yang semakin maju dan berkembang berdampak
pada perkembangan jenis usaha dan bisnis yang semakin berkembang salah
satunya adalah bidang bisnis food and beverage. Salah satu kebutuhan primer
manusia yaitu kebutuhan pangan yang mengakibatkan bisnis food and beverages
memiliki nilai lebih dibandingkan bisnis lainnya. Ditambah lagi dengan adanya
saat ini trend wisata kuliner membuat pertumbuhan bisnis food and beverages
semakin memiliki prospek yang baik.
Salah satu bagian dari industri food and beverages adalah industri jasa
boga. Dimana di dalamnya terdapat restoran, rumah makan dan kafe.
Pertumbuhan sektor restoran dan rumah makan di Indonesia selalu mengalami
kenaikan setiap tahunnya. Menurut Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa “tiga
sektor sumber terbesar penyumbang pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2013
yaitu sektor pengolahan dengan nilai Rp 707,5 triliun, sektor pengangkutan dan
komunikasi dengan nilai Rp. 292,4 triliun dan sektor perdagangan hotel dan
restoran dengan nilai mencapai Rp. 501,2 Triliun. (http://bisniskeuangan.
kompas.com/read/2014/02/05/1306096/Inilah.Sektor.Penyumbang.Pertumbuhan.
Menurut Sekjen Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia
(Akprindo), “industri yang menyediakan makanan dan minuman (food and
beverage) seperti restoran dan kafe di Indonesia semakin meningkat pesat ia
mengatakan bahwa saat ini bisnis kafe dan restoran tumbuh sampai mencapai
15-20%”. Gaya hidup yang berkembang saat ini diantaranya yaitu mengembangkan
kuliner dan fashion. Fenomena seperti ini tentunya terjadi di Indonesia sebagai
negara berkembang. Aktivitas dan kesibukan masyarakat perkotaan menempatkan
mereka untuk memenuhi kebutuhan yang dapat menghemat waktu, cepat dan
efisien. Hal ini juga yang menjadi pengaruh banyaknya bermunculan tempat
pemenuhan kebutuhan pangan seperti rumah makan dan restoran cepat saji
sehingga masyarakat perkotaan tidak mengeluarkan banyak waktu dalam proses
pemenuhan kebutuhannya. (http://industri.bisnis.com/read/20130411/12/7905/
omzet-kafe-dan-restoran-di-indonesia-tumbuh-15, Maret 2014)
Gaya hidup masyarakat yang semakin meningkat dan diiringi semakin
berkembangnya tempat-tempat hiburan seperti mall. Membuat pergeseran gaya
hidup masyarakat menjadi lebih banyak berkumpul dan berinteraksi. Hal ini
membuat pergeseran fungsi tempat-tempat pemenuhan kebutuhan berubah
menjadi area berkumpul dan bersosialisasi sesama masyarakat. Salah satunya
adalah pergeseran fungsi restoran atau rumah makan yang tidak hanya sekedar
sebagai tempat pemenuhan kebutuhan biologis untuk memenuhi rasa lapar namun
Perkembangan kota modern memiliki karakteristik diantaranya adalah
tingginya tingkat mobilitas kegiatan masyarakat dalam berbagai bidang.
Kesibukan ini membawa masyarakat terjebak dalam rutinitas yang relatif sama
dari waktu ke waktu dan cenderung monoton. Hal ini dapat menimbulkan
kejenuhan yang berakibat menurunnya produktifitas. Oleh karena itu mereka
membutuhkan hiburan (amusement) diantara waktu-waktu senggang (leisure time)
dengan cara yang praktis untuk santai melepas lelah dari kesibukan mereka. Salah
satu cara yang ditempuh adalah dengan bersantai dan berkumpul di tempat makan
seperti kafe. Berikut merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh MarkPlus
mengenai pilihan tempat hiburan yang dilakukan oleh masyarakat perkotaan masa
kini kepada 606 responden di 13 kota utama di Indonesia.
Sumber: Buku Rising Middle Class In Indonesia (Taufik 154:2012)
Gambar 1.1
Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa kafe merupakan salah satu tempat
yang banyak menjadi alternatif masyarakat menengah perkotaan untuk mengisi
waktu senggang (leisure time) dan mendapatkan hiburan di tengah rutinitas
mereka.
Melihat peluang ini dimana pergeseran gaya hidup masyarakat yang
menjadikan kegiatan hiburan sebagai bagian dari kebutuhan hidup, membuat para
pelaku bisnis food services melirik usaha kafe. Dimana kehadiran kafe ini dinilai
yang paling sesuai dengan gaya hidup masyarakat perkotaan saat ini. Suasana
yang nyaman, pilihan menu yang berkualitas, serta fasilitas yang menarik tentu
merupakan alasan bagi masyarakat untuk memilih kafe ini. Produsen mengemas
makanan beserta tempat makan dengan menciptakan suasana dan pengalaman
yang khas yang dapat dirasakan konsumen. (www.centroone.com, Maret 2014)
Kota Bandung merupakan salah satu yang pertumbuhan industrinya sangat
pesat dan menjadi salah satu kota yang mengalami fenomena perubahan gaya
hidup. Berkembangnya industri kafe dan restoran di Kota Bandung saat ini
disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi masyarakat kota Bandung yang mengarah
pada kehidupan metrópolis, yang semakin menyebabkan bertambah pula barang
dan jasa yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhannya. Begitu banyak pilihan
industri yang bergerak di bidang jasa dan produk, sekarang ini di kota Bandung
pertumbuhan kafe di Bandung mencapai 44%. (www.bandungtourism, Maret
2014). Berikut merupakan data potensi pertumbuhan industri (food and beverage)
Tabel 1.1
Data Potensi Industri Jasa Boga di Bandung Tahun 2014
No. Klasifikasi Jumlah Potensi
1 Restoran Talam Kencana 1
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, November 2014
Ketatnya persaingan pada industri makanan dan minuman khususnya
restoran dan kafe di Kota Bandung mengharuskan para pelaku bisnis
memperhatikan konsumen yang cepat berubah. Dalam Perspektifnya, konsumen
cenderung memperhatikan nilai-nilai kepuasan yang dirasakannya. Sebagai
konsekuensinya, setiap usaha penyedia layanan jasa perlu memperhatikan apa saja
yang perlu ditingkatkan dan diberikan kepada konsumen sehingga mampu
memenuhi kebutuhan konsumen. Saat ini banyak bermunculan kafe modern yang
masing-masing memiliki kelebihan dan keragaman dalam menawarkan
fasilitasnya karena pada masa kini tempat makan seperti kafe tidak hanya
menawarkan keragaman dalam jenis makanan tapi fasilitas yang ditawarkan pun
bisa menjadi daya tariknya. Pada saat ini semakin banyak kafe yang melakukan
strategi penjualan dengan cara menyediakan fasilitas yang sesuai dengan gaya
hidup masyarakat masa kini dan juga berbagai macam konsep yang menarik salah
café ini biasanya menggabungkan konsep tempat makan & taman yang cocok
untuk segala macam aktivitas yang biasanya dilakukan di kafe seperti bertemu
kolega, mengerjakan tugas, rapat dan juga hiburan.
Tabel 1.2
Kafe Berkonsep Garden & Café di Bandung
Nama Kafe Alamat
De Tuik Garden Resto & Cafe JL. Bojong Koneng Atas, No. 8, Bandung
Bee’s Garden & Café Jln. Garunggang Kulon 181/65
Sukajadi Bandung
Siete Garden & Cafe Jln. Sumur Bandung No.20 Bandung
http://bandungreview.com/directories/view/592, Mei 2014
Ditengah persaingan usaha kafe yang semakin ketat banyak kendala yang
terjadi pada usaha di bidang ini. Menurut wawancara dengan para pihak pengelola
kafe tersebut disebutkan rata-rata yang menjadi kendala pada usaha kafe ini yaitu
dalam menciptakan keputusan pembelian dan mempertahankan konsumen yang
ada. Karena saat ini banyak sekali bermunculan kafe-kafe yang mempunyai ciri
dan kelebihannya masing-masing. Sehingga konsumen mempunyai banyak
pilihan dan referensi dalam memutuskan untuk mengunjungi sebuah kafe.
Kendala ini juga salah satunya terjadi pada Siete Garden & Café, menurut
wawancara yang dilakukan dengan salah satu pengelola Siete Garden & Café
Bapak Agus pada Maret 2014 menyebutkan bahwa “kendala terbesar yang
dialami oleh kami para pihak pengelola kafe yaitu untuk menciptakan keputusan
pembelian pada konsumen, banyaknya kafe yang sekarang menjamur di Bandung,
kami untuk melakukan pendekatan kepada konsumen agar kami mengetahui apa
yang diinginkan konsumen”.
Siete Garden & Café terletak dijalan Jln. Sumur Bandung No.20. Letak
kafe ini berada di dekat simpang dago dan pusat keramaian di kota Bandung.
Selain itu lokasinya pun dekat dengan beberapa kampus seperti unpad dan ITB .
Tema ruangan pada Siete Garden & Cafe ini adalah didominasi the classic blue
and white plus furnitur kayu. Kafe ini memposisikan diri untuk kepada kaum
muda dan mahasiswa sebagai tempat untuk mencari hiburan, mengerjakan tugas,
bertemu kolega, rapat hingga presentasi sambil menikmati hidangan di kafe ini.
Hal ini terlihat dari berbagai macam fasilitas ditawarkan di kafé ini mulai dari
menu yang beragam, fasilitas Wifi, stop kontak yang disediakan di setiap meja,
room presentation, hingga live music. Sehingga jelas makan bukan hanya untuk
sebagai kebutuhan biologis memenuhi rasa lapar, namun menjadi gaya hidup
masyarakat kota masa kini. (http://sietecafe.com/, Maret 2014)
Banyaknya pesaing yang berada pada industri kafe ini menimbulkan
kesulitan bagi pelaku bisnis penyedia jasa kafe, khususnya Siete Garden & Café
dalam mempertahankan dan meningkatkan jumlah pembelian. Dimana
manajemen Siete Garden & Café perlu menggunakan berbagai macam strategi
agar membedakan serta mengunggulkan produknya dengan tujuan menarik para
Keputusan pembelian merupakan salah satu konsep dari ilmu pemasaran
dengan semakin berkembangnya bisnis kafe semakin tinggi pula perilaku dari
konsumen menurut kotler keller (2012:193) ada enam tahap keputusan pembelian
Pertama pemilihan produk, konsumen memilih mengunjungi kafe karena
berbagai pilihan keragaman jenis makanan, suasana yang nyaman dan fasilitas
yang diberikan sesuai dengan gaya hidup masyarakat saat ini. Kedua pemilihan
merk yaitu pemilihan kafe ini sesuai dengan pencitraan terbaik menurut konsumen
untuk memutuskan menjadi konsumen di kafe tersebut. Ketiga, pemilihan saluran
distribusi dilihat dari kestrategisan dan aksesbiliti yang mudah untuk menuju kafe
tersebut. Keempat, waktu pembelian ketika konsumen tersebut butuh terhadap
produk yang ditawarkan kafe atau melakukan pembelian karena adanya promo
atau diskon. Kelima, jumlah pembelian berdasarkan tingkat seringnya frekuensi
konsumen mengunjungi kafe tersebut. Keenam, metode pembayaran dilihat dari
mudahnya pembayaran dan keanekaragaman pembayaran menggunakan kartu
kredit atau debit untuk pembayaran. Tabel 1.3 dibawah ini merupakan jumlah
income Siete Cafe periode Juni 2012 - Desember 2013.
Tabel 1.3
Jumlah Income Siete Garden & Café (Dalam Rupiah)
Tahun Jumlah Income Pertumbuhan
Desember 189.568.450,- - 3.118.960,-
2013 Januari 188.950.460,- - 617.990,-
Februari 204.561.250,- + 15.610.790,-
Maret 210.654.010,- + 6.092.760,-
Sumber : Siete Garden & Café, Maret 2014
Dari data diatas terlihat bahwa Income Siete Garden & Cafe mengalami
pendapatan yang berfluktuasi, dan terlihat pula bahwa dalam 4 bulan terakhir dari
bulan September 2013 - Desember 2013 mengalami penurunan dalam Income
Jumlah Konsumen Siete Garden & Cafe
Tahun Bulan Jumlah Pertumbuhan
Desember 3791 -63
Sumber : Siete Garden & Cafe, Maret 2014
Dari data diatas bisa dilihat Siete Garden & Café memiliki jumlah
konsumen yang berfluktuasi dan terlihat juga bahwa dalam 4 bulan terakhir
September 2013 hingga Desember 2013 mengalami penurunan jumlah konsumen,
meskipun ada sedikit kenaikan pada bulan oktober namun kecenderungannya
menurun dalam 4 bulan terakhir.
Ditengah persaingan bisnis kafé yang semakin pesat ini, para pengelola
bisnis kafe harus menciptakan keputusan pembelian dan mempertahankan
konsumen yang ada. Bila para pihak pengelola bisnis kafe tidak memfokuskan diri
kepada kebutuhan dan keinginan konsumen maka bisa dipastikan jumlah pembeli
pada kafe tersebut akan semakin berkurang dan menyebabkan perusahaan tidak
bisa mencapai tujuan perusahaannya atau mengalami kebangkrutan.
Menurut wawancara dengan pengelola Siete Garden & Cafe Bapak Agus
masyarakat khususnya kalangan kaum muda di Bandung yang menjadikan kafe
sebagai tempat untuk berkumpul, mengerjakan tugas, melakukan pertemuan atau
rapat. Hal itu ditinjau dari gaya hidup masyarakat masa kini yang cenderung
senang bertatap muka, bersantai dan berbincang. Sudah menjadi suatu kebutuhan
masyarakat untuk bersosialisasi dan mereka membutuhkan sarana untuk
mewujudkan keinginan mereka. Oleh karena itu, dengan adanya kafe ini
dimaksudkan untuk merealisasikan kebutuhan masyarakat yaitu sarana berkumpul
tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan akan makanan, akan tetapi lebih
pada sosialisasi. Tempat makan dan jenis makanan yang dipilih terkadang bisa
saja menentukan kelas sosial seseorang”.
Melihat hal tersebut pihak siete garden & café melihatnya sebagai suatu
peluang dengan membuat konsep kafe yang sesuai dengan gaya hidup masyarakat
muda perkotaan saat ini. Oleh sebab itu, strategi yang diterapkan untuk
memenangkan persaingan yaitu dengan melakukan perbedaan melalui pendekatan
lifestyle.
Lifestyle merupakan salah satu perilaku yang berkembang selaras dengan
pola kehidupan modern saat ini. Pada dasarnya manusia termotivasi untuk hidup
senang dan bersenang-senang. Seperti dikemukakan Solomon (2011:253)
“Lifestyle is a pattern of consumption that reflects a person’s choices of how to
spend her time and money”. Sifat tersebut adalah bentuk lain dari perilaku
kelompok masyarakat yang dapat dimanfaatkan secara menguntungkan untuk
psikografi dan gaya hidup ini mampu mempengaruhi perilaku seseorang yang
pada akhirnya akan menentukan pilihan-pilihan seseorang pada suatu produk.
Menurut Engel, Blackwell, Miniard (2012 :49) bahwa “salah satu faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian adalah perbedaan individu yang terdiri
Sumber daya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap,
kepribadian, lifestyle dan demografi”. Maka dari itu lifestyle adalah salah satu
untuk menarik konsumen untuk memutuskan membeli produk tersebut.
Strategi Siete Garden & Café dalam melakukan pendekatan lifestyle harus
menyesuaikan dengan gaya hidup masyarakat saat ini. Seperti dikemukakan oleh
Engel, Blackwell, Miniard (2012:383) “lifestyle mencakup beberapa indikator
yaitu indikator activity (aktivitas), interest (minat), opinions (opini), dan
demographic (demografi). Activity dari lifestyle anak muda mengujungi kafe saat
ini untuk mengerjakan tugas, bertemu kolega, mengadakan rapat mencari hiburan
dengan menikmati live music . Interest mengunjungi kafe karena jenis makanan
yang ditawarkan, juga mengikuti mode dan gaya hidup yang sedang berkembang,
dan juga karena salah satu media untuk bersosialisasi dengan kerabat di kafe.
Opinion yang terjadi pada gaya hidup ini adalah beberapa pendapat yang
memperlihatkan identitas diri dan pengakuan sosial jika mengunjungi kafe.
Karena dengan melakukan pendekatan lifestyle masyarakat saat ini para pemilik
usaha bisnis bisa mengetahui apa yang ada di kepala konsumen, sehingga
dimensi-dimensi tersebut dapat berpengaruh signifikan untuk memperoleh
Maka dalam kondisi persaingan yang ketat, salah satu cara mendapatkan
pelanggan adalah dengan menerapkan strategi pemasaran yang sesuai dengan
perilaku konsumen saat ini sehingga dapat menjadi salah satu pilihan konsumen,
yaitu menyesuaikan dengan lifestyle yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
masyarakat saat ini.
Oleh karena itu, penulis bermaksud melakukan penelitian mengenai
“Pengaruh Lifestyle terhadap Keputusan Pembelian pada Siete Garden & Cafe
(Survei pada Konsumen Siete Garden & Cafe Bandung)
Dengan harapan analisa ini mendapatkan suatu konsep aplikatif mengenai
analisis lifestyle dalam mendorong keputusan pembelian, sehingga pada akhirnya
dapat mempertahankan eksistensinya dalam dunia bisnis yang merupakan satu
tujuan terpenting dalam perusahaan.
1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah
Dengan semakin pesatnya persaingan bisnis kafe yang ada di Bandung,
menyebabkan banyaknya bermunculan kafe modern yang masing - masing
memiliki kelebihan dan keragaman dalam menawarkan fasilitasnya. Salah satu
kafé yang berada di kawasan Bandung yaitu Siete Garden & Cafe yang dilihat dari
income dan jumlah konsumennya mengalami pendapatan fluktuasi dan mengalami
kecenderungan penurunan dalam 4 bulan terakhir.
Bila para pihak pengelola bisnis kafe tidak memfokuskan diri kepada
kafe tersebut akan semakin berkurang dan menyebabkan perusahaan tidak bisa
mencapai tujuan perusahaannya atau mengalami kebangkrutan. Maka dalam
kondisi persaingan yang ketat, salah satu cara mendapatkan pelanggan adalah
dengan menerapkan strategi pemasaran yang sesuai dengan perilaku konsumen
saat ini sehingga dapat menjadi salah satu pilihan konsumen, yaitu menyesuaikan
dengan lifestyle yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat saat ini.
Strategi Siete Garden & Café dalam melakukan pendekatan Lifestyle harus
menyesuaikan dengan gaya hidup masyarakat saat ini. Agar pengelola bisnis ini
mengetahui apa yang diinginkan dan yang ada di benak konsumen. Seperti
dikemukakan oleh Engel, Blackwell, Miniard (2012:383) “lifestyle mencakup
beberapa dimensi yaitu dimensi activity (aktivitas), interest (minat), opinions
(opini), dan demographic (demografi) sehingga dengan melakukan pendekatan
dengan dimensi-dimensi tersebut dapat berpengaruh signifikan untuk memperoleh
konsumen.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis dapat merumuskan
masalah sebagai fokus dalam pembuatan penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran lifestyle pada Siete Garden & Cafe Bandung
2. Bagaimana gambaran keputusan pembelian pada Siete Garden & Cafe
Bandung
3. Seberapa besar pengaruh lifestyle terhadap keputusan pembelian pada
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah untuk memperoleh
temuan-temuan mengenai :
1. Untuk memperoleh gambaran lifestyle pada Siete Garden & Cafe
Bandung
2. Untuk memperoleh gambaran keputusan pembelian pada Siete Garden
& Cafe Bandung
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lifestyle terhadap
keputusan pembelian pada Siete Garden & Cafe Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis
maupun praktis sebagai berikut :
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek
teoritis (keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu manajemen khususnya
pada bidang manajemen pemasaran. Hal ini dapat dijadikan sebagai salah
satu upaya untuk menggali pendekatan-pendekatan strategi pemasaran
yang menyangkut dengan teori perilaku konsumen khususnya dalam
pendekatan lifestyle serta menganalisis tingkat pengaruhnya terhadap
keputusan pembelian, sehingga diharapkan dari penelitian ini dapat
bagi para akademisi dalam mengembangkan teori lifestyle terhadap
keputusan pembelian.
2. Penelitian ini juga dapat memberikan sumbangan dalam aspek praktis
yaitu untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi industri bisnis kafe
dalam mengembangkan strategi melalui pendekatan lifestyle dalam upaya
meningkatkan keputusan pembelian.
3. Hasil penelitian ini diharapkan juga sebagai sarana informasi atau acuan
sekaligus untuk memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian
selanjutnya mengenai strategi pemasaran khususnya lifestyle yang
mempengaruhi keputusan pembelian mengingat masih banyak
1.1Objek Penelitian
Penelitian ini bermaksud untuk meneliti pengaruh hubungan lifestyle
terhadap keputusan pembelian pada Siete Garden & Café Bandung.
Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Menurut
Sugiyono (2014:64) “variabel bebas (independent variable) merupakan variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat (dependent variable). Sedangkan variabel terikat (dependent
variable) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel bebas (independent variable)”.
Adapun yang menjadi variabel bebas (independent variabel) dalam
penelitian ini adalah lifestyle yang meliputi Activity, Interest, Opinion dan
Demographic. Selanjutnya variabel bebas (independent) tersebut berpengaruh
terhadap variabel terikat (dependent variabel) yaitu keputusan pembelian yang
meliputi pemilihan produk, pemilihan merk, pemilihan saluran distribusi, waktu
pembelian, jumlah pembelian dan metode pembayaran.
Objek yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah konsumen
Siete Garden & Cafe Bandung. Penulis memilih melakukan penelitian di Siete
Garden & Cafe ini karena adanya permasalahan yang terjadi pada konsumen yang
Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun yaitu
Maret 2014 – September 2014, maka penelitian ini menggunakan metode cross
sectional method. Menurut Husain Umar (2008:45) metode penelitian cross sectional method yaitu penelitian dengan cara mempelajari objek dalam kurun
waktu tertentu (tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang) dalam
penelitian yang menggunakan metode ini, informasi dari sebagian populasi
dikumpulkan langsung kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui
pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti di lapangan.
3.2 Metode dan Desain Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian
Setiap penelitian yang akan dilakukan, terlebih dahulu harus dilakukan
jenis penelitian dan metode yang akan digunakan sehingga tujuan penelitian dapat
tercapai. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.
Menurut Sugiyono (2014:59) “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
(independent) tanpa membuat perbandingan variabel itu dengan variabel yang lain
dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain”. Penelitian
deskriptif dilakukan untuk memperoleh gambaran secara keseluruhan mengenai
lifestyle dan keputusan pembelian yang diperoleh dari konsumen Siete Garden &
Sedangkan jenis penelitian verifikatif menurut Arikunto (2010:8)
mengemukakan bahwa, “Penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji
kebenaran pengumpulan data di lapangan, dimana pengujian hipotesis tersebut
menggunakan perhitungan statistik”. Dalam penelitian ini akan diuji kebenaran
hipotesis melalui pengumpulan data dilapangan, mengenai pengaruh lifestyle
terhadap keputusan pembelian pada Siete Garden & Café.
Berdasarkan jenis penelitian di atas, yaitu penelitian deskriptif dan
verifikatif yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode
penelitian yang digunakan adalah explanatory survei.
Menurut Sugiyono (2013:11), yang dimaksud dengan metode survei adalah:
Metode survei adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, tes dan wawancara terstruktur.
Menurut Maholtra (2010:96), menyatakan bahwa “Explanatory survey
dilakukan untuk mengeksplorasi situasi masalah, yaitu untuk mendapatkan ide-ide
dan wawasan kedalam masalah yang dihadapi manajemen atau para peneliti
tersebut”. Explanatory survey dilakukan melalui kegiatan pengumpulan informasi
dari sebagian populasi secara langsung di tempat kejadian (empirik) melalui
kuesioner dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi yang
diteliti terhadap penelitian.
Berdasarkan pengertian explanatory survey menurut ahli, maka metode
populasi secara langsung di tempat kejadian (empirik) dengan tujuan untuk
mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti.
3.2.2 Desain Penelitian
Menurut Ujang Sumarwan (2011:17) “Desain Penelitian adalah kerangka
untuk melaksanakan proyek riset pemasaran”. Desain penelitian merupakan
rincian prosedur dalam memperoleh informasi yang diperlukan untuk struktur
atau memecahkan masalah-masalah riset pemasaran . Desain penelitian juga dapat
didefinisikan sebagai prosedur bagaimana mengumpulkan, mengolah,
menganalisis suatu data.
Penelitian ini sendiri menguji tingkat pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat dimana masalah yang menjadi inti dalam penelitian ini memiliki
ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya. Maka desain penelitian ini
lebih cocok bersifat kausal.
Menurut Sugiyono (2014:62) “Desain kausal adalah hubungan yang
bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel independen (variabel yang
mempengaruhi) dan variabel dependen (dipengaruhi)”. Desain kausal ini
mempunyai tujuan utama yaitu mendapatkan bukti hubungan sebab akibat,
sehingga diketahui mana yang menjadi variabel yang mempengaruhi, dan mana
variabel yang dipengaruhi. Oleh karena itu desain kausalitas pada penelitian
bertujuan untuk mengetahui pengaruh Lifestyle terhadap Keputusan Pembelian
3.3 Operasionalisasi Variabel
Untuk persiapan pengolahan data, maka dibuat panduan operasionalisasi
variabel, yang di dalamnya membuat variabel X yaitu lifestyle dan variabel Y
yaitu keputusan pembelian yang dapat dijadikan sebagai acuan kuesioner beserta
indikator-indikator yang terkait.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Indikator Tingkat Ukuran Skala
- Liburan
Variabel Konsep Indikator Tingkat Ukuran Skala
- Isu sosial
- Opini mengenai fasilitas Siete Garden & Café
Variabel Konsep Indikator Tingkat Ukuran Skala
pembelian produk (Kotler Keller, 2012)
1.Pilihan Produk - Tingkat sejauh mana produk makanan Siete Cafe
- Tingkat pemilihan Siete Cafe karena rekomendasi kerabat
Ordinal
Ordinal
Variabel Konsep Indikator Tingkat Ukuran Skala
metode pembayaran kartu kredit, debit dan tunai Sumber : Pengolahan data 2014
3.4 Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Jenis dan Sumber Data
Sumber data penelitian merupakan informasi tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan variabel yang diteliti. Oleh karena itu, harus diproses terlebih
dahulu untuk memperoleh informasi yang diperlukan bagi suatu penelitian.
Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data
sekunder. Menurut Sugiyono (2014:187) menjelaskan bahwa,
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau dokumen.
Jenis-jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung
yang dikumpulkan melalui survei lapangan dengan menggunakan alat
pengumpulan data tertentu yang dbuat secara khusus untuk itu.
2. Data sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung atau melihat sumber lain yang
dikategorikan sebagai data sekunder dengan cara melihat catatan atau arsip
perusahaan. data tersebut kemudian dibaca dan dipelajari oleh penulis.
Tujuan Penelitian
Jenis Data Sumber Data Kategori Data
Pra Penelitian, Maret 2014 Primer
Mengetahui
Income Siete
Cafe
Data Jumlah Income Siete Cafe
Pra Penelitian Maret 2014 Primer
Mengetahui
Jenis Data Sumber Data Kategori Data
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui:
1. Studi Kepustakaan
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari literatur
seperti buku, jurnal, situs website, majalah ilmiah guna memperoleh
berkaitan dengan masalah dan variabel yang di teliti dari lifestyle dan
keputusan pembelian.
2. Studi Lapangan
a. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit (Sugiyono, 2014 : 188).
Dalam hal ini wawancara dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a. Wawancara terstruktur, yang digunakan apabila telah mengetahui
dengan pasti tentang informasi apa yang diperoleh
b. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas dimana peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap dengan pengumpulan datanya.
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada pihak
manajemen Siete Garden & Café dan konsumen Cafe Siete Bandung
yang akan menjadi responden.
b. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpuan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
Kuesioner dalam penelitian ini diberikan secara tertulis kepada
responden di Siete Garden & Café untuk menjawab pertanyaan yang
dapat mencerminkan pengukuran lifestyle (X) dari indikator Activity,
Interest, Opinion dan Demographic dan keputusan pembelian (Y).
3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 3.5.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2014:119) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan pengertian tersebut populasi dalam penelitian ini adalah konsumen
Siete Garden & Café Bandung.
Tabel 3.3
Jumlah Konsumen Siete Garden & Cafe Bandung
Juni 4274
Juli 4730
Agustus 5019
September 4324
Oktober 4420
November 4283
Desember 4130
Jumlah 77.309
Sumber : Pra Penelitian, Maret 2014
Berdasarkan data jumlah konsumen Siete Garden & Cafe Bandung diatas,
total populasi Siete Garden & Cafe Bandung adalah 77.309 Orang
3.5.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2014:120) sampel merupakan bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu. Maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili). Penentuan
besarnya sampel yang diambil dalam penelitian ini dengan cara menggunakan
rumus slovin sebagai berikut :
Keterangan :
N : Ukuran Populasi
1 : Konstanta
e : Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat
ditolerir. (e=0.1)
Berdasarkan perhitungan dengan rumus dalam pengambilan sampel diatas
maka dapat didapat jumlah sampel sebanyak
= 99,87
100
Maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 100 orang
responden.
3.5.3 Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Sugiyono (2014:121) “Teknik sampling adalah merupakan teknik
pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian melalui berbagai teknik yang digunakan”.
Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sample. Dikarenakan populasi dalam penelitian ini adalah populasi bergerak
(mobile population) maka metode pengambilan sampel yang digunakan adalah
teknik systematic random sampling atau pengambilan sampel acak sistematis.
Menurut Sugiyono (2008:73) “ Metode pengambilan acak sistematis dengan jarak
tersedianya suatu populasi sasaran yang tersusun merupakan prasyarat penting
bagi dimungkinkannya pelaksanaan pangambilan sampel dengan metode acak
sistematis.”
Adapun teknik pengambilan sampel dilakukan secara sistematik dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan populasi sasaran, dalam penelitian ini yang menjadi populasi
sasaran adalah konsumen yang telah melakukan pembelian di Siete Garden &
Cafe Bandung
2. Menentukan tempat tertenu sebagai check point, dalam penelitian ini yang
menjadi tempat check point adalah area makan dekat kasir Siete Garden &
Cafe.
3. Menentukan waktu penelitian yang digunakan.
4. Menentukan ukuran sample (n) yang diambil dari keselurahan anggota
populasi (N), berdasarkan rumus slovin makan sampelnya berukuran 100
orang.
5. Data ini selanjutnya digunakan untuk menentukan interval pemilihan
pertama. Setelah diketahui interval, maka penyebaran angket dilakukan
secara sistematis.
Setelah data yang diperolehnya dari responden melalui kuesioner
terkumpul. Selanjutnya dengan mengolah dan menafsirkan data sehingga dari
hasil tersebut dapat dilihat apakah variabel Lifestyle (X) ada pengaruhnya atau
tidak terhadap variabel keputusan pembelian (Y). Maka prosedur yang harus
dilakukan dalam pengolahan data penelitian dilakukan sebagai berikut :
1. Editing, yaitu pemeriksaan angket yang terkumpul kembali setelah diisi oleh
responden. Pemeriksaan tersebut menyangkut kelengkapan pengisian angket
secara menyeluruh.
2. Skoring, skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert yaitu skala yang
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono 2014:136). Jawaban
setiap instrument skala ini mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat
negative, yang dapat berupa kata-kata. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 3.4
berikut :
Tabel 3.4
Pola Skoring Kuesioner Skala Lima
No. Pilihan Jawaban Skor
1. Sangat Setuju, Selalu, Sangat Positif 5
2. Setuju, Sering, Positif 4
3. Cukup, Ragu-Ragu, Kadang-Kadang,Netral 3
4. Tidak Setuju, Hampir Tidak Pernah, Negatif 2
(Sugiyono, 2014:137)
3. Tabulasi, yaitu perekapan data hasil skoring pada langkah ke dalam tabel
4. Tahap uji coba kuesioner, untuk menguji layak tidaknya kuesioner disebarkan
kepada responden, maka penulis melakukan dua tahap pengujian yaitu uji
validitas dan reliabilitas.
5. Untuk menjawab tujuan penelitian yang bersifat deskriptif adalah melalui
tinjauan kontinum dan perbandingan rata-rata data sampel, sedangkan untuk
menjawab tujuan penelitian yang bersifat asosiatif atau verifikatif maka
digunakan teknik analisis regresi sederhana.
3.6.2 Validitas dan Reliabilitas 3.6.2.1 Pengujian Validitas
Menurut Sugiyono (2014:168) “Pengujian validitas adalah suatu teknik
untuk mengukur ketepatan antara data yang terkumpul dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti”. Instrumen yang valid berarti alat
ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti
instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Validitas dalam penelitian dijelaskan dalam satu derajat ketepatan
pengukuran tentang isi dari pernyataan yang penulis buat. Teknik uji yang
digunakan adalah teknik korelasi melaui koefisen product moment. Skor ordinal
dari setiap item pertanyaan yang diuji validitasnya dikorelasikan dengan skor
tersebut valid, sedangkan jika negatif maka terdapat yang disebut tidak valid dan
akan dikeluarkan dari kuesioner atau digantikan dengan pernyataan perbaikan.
Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah rumus kolerasi Product Moment,
dengan rumus :
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }
(Sugiyono, 2014:241)
Keterangan :
rxy = Menunjukan indeks korelasi antara dua variabel yang
dikorelasikan
R = Koefisien validitas item yang dicari, dua variabel yang dikorelasikan
X = Skor yang diperoleh subyek dari seluruh item
Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item
∑X = Jumlah skor dalam distribusi X
∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y
∑X2
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
∑Y2
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
N = Banyaknya responden
Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikasi
sebagai berikut :
1. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan valid
2. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan tidak
valid apabila rhitung< rtabel .
Perhitungan validitas item instrument dilakukan dengan bantuan program
SPSS 21.0 for windows. Pengujian validitas ini dilakukan terhadap 30 responden
dengan tingkat signifikan 5% dan derajat kebebasan (df) n-2 (30-2=28). Maka
didapat r tabel sebesar 0,361. Untuk uji validitas pada variabel lifestyle dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.5
Hasil Pengujian Validitas Variabel X (Lifestyle) No.
Item
Pernyataan rHitung rTabel Ket
Activity
1. Tingkat seringnya menjalankan aktivitas mengerjakan tugas / pekerjaan di kafe
0,547 0,361 Valid
2. Tingkat frekuensi seringnya mencari hiburan di kafe
0,507 0,361 Valid
3. Tingkat kesenangan untuk mengisi waktu luang saat liburan dengan mengunjungi kafe
0,614 0,361 Valid
4. Tingkat pemilihan kafe sebagai tempat pertemuan dengan para anggota komunitas/club
0,365 0,361 Valid
Interest
5. Ketertarikan mengunjungi kafe karena sesuai dengan mode dan gaya hidup yang sedang berkembang saat ini
0,665 0,361 Valid
6. Ketertarikan untuk mencoba berbagai macam jenis makanan
0,373 0,361 Valid
7. Ketertarikan mengunjungi kafe karena jenis makanan yang ditawarkan
0,598 0,361 Valid
8. Ketertarikan mengunjungi kafe karena merupakan salah satu media tempat untuk bersosialisasi dengan kerabat
0,634 0,361 Valid
Opinion
9. Opini mengenai kenyamanan Siete Garden & Café 0,368 0,361 Valid
11. Opini mengenai pelayanan Siete Garden & Café 0,400 0,361 Valid
12. Pendapat yang memperlihatkan identitas diri jika mengunjungi kafe
0,574 0,361 Valid
13. Pendapat yang memperlihatkan pengakuan status sosial jika mengunjungi kafe
0,520 0,361 Valid
Demographic
14. Kesesuaian produk dan fasilitas yang ditawarkan dengan usia pelanggan.
0,644 0,361 Valid
15. Tingkat pekerjaan/pendidikan dengan kesesuaian promo yang diberikan
0,583 0,361 Valid
16. Kesesuaian harga yang diberikan Siete Garden & Café dengan pendapatan konsumen
0,423 0,361 Valid
Sumber : Pengolahan data menggunakan SPSS 21.0 for windows
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel pengukuran validitas untuk
variabel lifestyle menunjukan bahwa item-item pada pernyataan dalam kuesioner
valid. Karena skor r Hitung lebih besar daripada r Tabel yaitu 0,361. Sehingga
item pernyataan dapat dinyatakan sebagai alat ukur variabel yang diteliti.
Selain melakukan pengujian validitas pada variabel X (lifestyle), peneliti
juga melakukan pengujian pada variabel Y yaitu (keputusan pembelian), dan
hasilnya ada pada tabel dibawah ini
Tabel 3.6
Hasil Pengujian Validitas Variabel Y (Keputusan Pembelian)
Item
Pilihan Produk
1. Produk makanan Siete Garden & Café memenuhi kebutuhan konsumen
0,870 0,361 Valid
Pemilihan Merk
2. Pemilihan Siete Garden & Café karena pencitraan terbaik
0,812 0,361 Valid
3. Pemilihan Siete Garden & Café karena rekomendasi kerabat
0,367 0,361 Valid
Pemilihan Saluran Distribusi
4. Kestrategisan lokasi Siete Garden & Cafe 0,437 0,361 Valid
5. Kemudahan aksebiliti menuju Siete Garden & Café 0,540 0,361 Valid
Waktu Pembelian
6. Pembelian karena kebutuhan terhadap produk makanan dan fasilitas yang ditawarkan Siete Cafe
0,836 0,361 Valid
7. Pembelian berdasarkan adanya promo/discount 0,756 0,361 Valid
Jumlah Pembelian
8. Frekuensi melakukan konsumsi di Siete Garden & Cafe dalam sebulan
0,759 0,361 Valid
Metode Pembayaran
9. Kemudahan metode pembayaran di Siete Garden & Cafe
0,662 0,361 Valid
10. Metode pembayaran di Siete Garden & Café beragam (kartu kredit, kartu debit, flash dll)
0,623 0,361 Valid
Sumber : Pengolahan data menggunakan SPSS 21.0 for windows
Dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan kuesioner untuk variabel Y
(keputusan pembelian) dinyatakan valid. Karena skor r Hitung lebih besar daripada r
Tabel yaitu 0,361. Oleh karena itu setiap item pertanyaan tersebut dapat dijadikan
sebagai alat ukur variabel yang diteliti.
Dalam instrument penelitian disamping harus valid, juga harus dapat
dipercaya (reliable). Menurut Sugiyono (2014:168) Instrumen yang reliable
adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali mengukur obyek yang sama,
akan menghasilkan data yang sama.
Koefisien Alpha Cronbach (Ca) merupakan statistik yang paling umum
digunakan untuk menguji reliabilitas suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen
penelitian diindikasikan memiliki tingkat reliabilitas memadai jika koefisien
Alpha Cronbach lebih besar atau sama 0,70.
∑ (Arikunto, 2010:239)
Keterangan :
= reliabilitas angket k = banyak item angket
∑ = jumlah varians item = varians total
Untuk mencari tiap butir digunakan rumus varians sebagai berikut :
∑ ∑
(Arikunto, 2010:229)
Dimana :
σ2
= Varians
∑x = Jumlah skor
N = Jumlah Responden
1. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan reliabel jika
rhitung > rtabel.
2. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan tidak reliabel
jika rhitung < rtabel.
Perhitungan reliabilitas instrument pada penelitan ini dilakukan dengan
bantuan program SPSS 21.0 for windows. Berdasarkan jumah kuesioner yang
disebar kepada 30 responden dengan tingkat signifikan 5% dan derajat kebebasan
(df) n-2 (30-2=28). Maka didapat r tabel sebesar 0,361. Adapun hasil pengujian
Lifestyle dan Keputusan pembelian adalah :
Tabel 3.7
Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Lifestyle (X) dan Keputusan Pembelian (Y)
Variabel r Hitung r Tabel Keterangan
Lifestyle 0,815 0,361 Reliabel
Keputusan Pembelian 0,866 0,361 Reliabel
Sumber : Pengolahan data menggunakan SPSS 21.0 for windows
Hasil pengujian pada tabel menunjukan bahwa hasil pengujian reliabilitas
instrument penelitian variabel X dan Y dinyatakan reliable, hal ini karena masing-masing
nilai r hitung lebih besar daripada r tabel yang sebesar 0.361. Dari hasil kedua pengujian
instrument yang telah dilakukan disimpulkan bahwa instrument dinyatakan valid dan
reliable. Sehingga item-item pernyataan tersebut dapat dijadikan sebagai alat ukur dari
variabel yang akan diteliti.
Teknik analisis data adalah suatu cara untuk mengukur, mengolah dan
menganalisis data dalam rangka pengujian hipotesis. Tujuan dari pengolahan data
adalah untuk mendapatkan hasil dari penelitian serta untuk menguji hipotesis yang
telah dirumuskan dalam penelitian. Untuk penelitian kali ini, peneliti
menggunakan regresi linier sederhana dengan alasan peneliti hanya meneliti dua
variabel saja yaitu :
1. Lifestyle sebagai variabel X
2. Keputusan pembelian sebagai variabel Y
Peneliti menggunakan analisis deskriptif untuk mengubah kumpulan data
mentah menjadi mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas.
Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi.
Selain menggunakan analisis deskriptif, peneliti juga menggunakan
analisis verifikatif. Hal ini dilakukan untuk melihat pengaruh lifestyle (X)
terhadap keputusan pembelian (Y) yaitu dengan menggunakan analisis regresi
linier sederhana dan analisis korelasi.
3.6.3.1 Methode Succesive Interval (MSI)
Mengingat skala pengukuran dalam menjaring data penelitian ini
sesuatu “lebih” atau “kurang” dari yang lain. Maka skala ordinal tersebut harus
dirubah kedalam bentuk skala interval, karena merupakan syarat pengolahan data
dengan penerapan statistic parametric dengan menggunakan Methode Successive
Interval (MSI).
Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data adalah sebagai
berikut :
(1) Berdasarkan hasil jawaban responden untuk setiap pertanyaan , hitung
proporsi setiap pilihan jawaban.
(2) Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap jawaban, hitung
proporsi setiap pilihan jawaban.
(3) Berdasarkan proporsi tersebut, untuk setiap pertanyaan hitung proporsi
kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.
(4) Untuk setiap pertanyaan, tentukan nilai batas Z untuk setiap pilihan
jawaban.
√
(5) Hitung scale value (nilai interval rata-rata) untuk setiap pilihan jawaban
melalui persamaan berikut :
ScaleValue Daerah epadatandibawahbatasbatasatasbawahDaerahkepadatandibawahbatasbatasatasbawah
(6) Hitung score (nilai hasil transformasi) untuk setiap pilihan jawaban
melalui persamaan berikut :
3.6.3.2Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mencari hubungan antara kedua variabel
yang akan diteliti. Hubungan yang dimaksud adalah apakah hubungan yang
positif ataupun hubungan yang negatif. Serupa dengan yang dinyatakan oleh
Ghozali (2011) bahwa tujuan analisis korelasi adalah untuk mengukur kekuatan
asosiasi (hubungan) linear antara dua variabel. Penentuan koefisien korelasi dalam
penelitian ini menggunakan koefisien korelasi Pearson (Product Moment
Coeficent Of Correlation) :
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }
(Sugiyono, 2014:241)
Ket :
N = Banyaknya item yang diteliti
X = Nilai variabel X yaitu lifestyle
Y = Nilai variabel Y yaitu keputusan pembelian
Korelasi product moment dilambangkan dengan (r). Nilai koefisien
korelasi paling sedikit -1 dan paling besar 1, artinya
r = -1, hubungan X dan Y sempurna negative (mendekati -1, hubungan sangat
r = 0, hubungan X dan Y sangat lemah sekali atau tidak ada hubungan
r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1, hubungan sangat
kuat dan positif)
Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi,
dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut :
Tabel 3.8
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisen Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
(Sugiyono, 2014:242)
3.6.3.3Analisis Regresi Linier Sederhana
Menurut Sugiyono (2009:270) “Regresi linier sederhana didasarkan pada
hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu
variabel dependen”. ita gunakan analisis regresi bila kita ingin mengetahui
bagaimana variabel dependen/kriteria dapat diprediksikan melalui variabel
independen atau predictor, secara individual. Dampak dari penggunaan analisis
regresi dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel
dependen dapat dilakukan melalui menaikan dan menurunkan keadaan variabel
independen, atau untuk meningkatkan keadaan variabel dependen dapat dilakukan
Dalam analisis regresi linier sederhana, terdapat suatu variabel yang
diramalkan (dependent variabel) yaitu lifestyle dan (independent variable) yang
dipengaruhinya yaitu Keputusan Pembelian pada Siete Garden & Café Bandung.
Menurut Sugiyono (2014:247) bentuk umum linier sederhana ini adalah :
Ŷ = a + bX
Dimana :
Ŷ = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan
a = Harga Y, jika X = 0 (harga konstan)
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka
peningkatan ataupun penurunan varibel dependen yang didasarkan
pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila b (-) maka
terjadi penurunan.
X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Langkah-langkah yang dilakukan yang akan digunakan dalam analisis
regresi sederhana adalah sebagai berikut :
1. Mencari harga-harga yang akan digunakan dalam menghitung koefisien a dan b,
yaitu : ∑X ∑Y dan ∑XY ∑ ∑
2. Mencari koefisien regresi a dan b dengan rumus sebagai berikut :
∑ (∑ ∑ ) ∑ ∑ ∑ (Sugiyono, 2009:272)
X dikatakan mempengaruhi Y, jika berubahnya nilai X akan menyebabkan
adanya perubahan nilai Y, artinya naik turunnya X akan membuat nilai Y juga
naik turun, dengan demikian nilai Y akan bervariasi. Namun nilai Y bervariasi
tersebut tidak semata-mata disebabkan oleh X, karena masih ada faktor lain yang
menyebabkannya.
3.6.3.4. Koefisien determinasi
Koefisien determinasi adalah kuadrat koefisien korelasi. Dalam
penggunaan koefisien determinasi dinyatakan dalam persen sehingga harus
dikalikan 100%. Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui
persentase pengaruh yang terjadi dari variabel bebas terhadap variabel tak bebas,
dengan asumsi
KP = r2 x 100% (Riduwan 2006:136) Keterangan :
KP = Nilai koefisien determinan
r = Nilai koefisien korelasi
3.6.4 Rancangan Uji Hipotesis
Langkah terakhir dari analisis data yaitu menguji hipotesis dengan tujuan
untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup jelas dan dapat
dipercaya antara variabel independen dengan variabel dependen, yang pada