• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI DAPUR HAWU SEBAGAI DAYA TARIK WISATADI KAMPOENG LADANG KABUPATEN SUMEDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI DAPUR HAWU SEBAGAI DAYA TARIK WISATADI KAMPOENG LADANG KABUPATEN SUMEDANG."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

No Skripsi : 1998/UN.40.2.5.1/PL/2014

[Type text]

ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI DAPUR HAWU SEBAGAI DAYA TARIK WISATADI KAMPOENG LADANG

KABUPATEN SUMEDANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort & Leisure

Disusun Oleh: ARIEF SHOULTANI

0901496

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT AND LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Analisis Pengembangan Potensi Dapur Hawu

Sebagai Daya Tarik WisataDi

KampoengLadang Kabupaten Sumedang

Oleh Arief Shoultani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Arief Shoultani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

“ANALISIS PENGEMBANGAN POTENSI DAPUR HAWU SEBAGAI

DAYA TARIK WISATA DI KAMPOENG LADANG

KABUPATEN SUMEDANG”

Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I

Fitri Rahmafitria, SP., M.Si. NIP. 19741018 200812 2 005

Pembimbing II

Rosita, SS., MA. NIP. 19781019 200604 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen Resort & Leisure

(4)

SKRIPSI INI TELAH DIUJI PADA

Hari, Tanggal : Rabu, 29 Januari 2014 Waktu : Pukul 09.00 WIB s.dselesai Tempat : RuangSidangGedung FPIPS

PanitiaUjianSidangterdiridari :

Ketua :Prof. Dr. H. KarimSuryadi, M.Si. Sekretaris :FitriRahmafitria, SP., M.Si. Anggota : Dr. EllyMalihah, M.Si.

Dr. H. AcengKosasih, M.Ag. Suharto, S,Pd., M.A.P

Ahmad Hidayat

(5)

Arief Shoultani, 2014

Analisis Pengembangan Potensi Dapur Hawu Sebagai Daya Tarik Wisata di Kampoeng Ladang Kabupaten Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Analisis Pengembangan Potensi Dapur Hawu Sebagai Daya Tarik Wisata di Kampoeng Ladang Kabupaten Sumedang

Arief Shoultani 0901496

Wisata budaya pada saat ini mulai berkembang dan Indonesia memiliki banyak kawasan dengan keanekaragaman suku budaya, salah satunya adalah kebudayaan Sunda. Dapur hawu merupakan salah satu alat tradisional masyarakat Sunda yang keberadaannya kini sudah mulai jarang. Kampoeng Ladang, sebuah obyek wisata berbasis kebudayaan Sunda yang terletak di Kabupaten Sumedang menjadikan dapur tradisional tersebut sebagai salah satu produk wisatanya. Tingginya tingkat ketertarikan wisatawan terhadap dapur ini kemudian dijadikan dasar dari tujuan penelitian untuk mengukur seberapa besar potensi yang ada pada produk tersebut untuk dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata di Kampoeng Ladang.

Objek dari penelitian ini adalah tingkatan produk di Kampoeng Ladang serta potensi-potensi yang dimiliki oleh dapur hawu sehingga menghasilkan upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh pengelola dalam mengembangkan dapur hawu sebagai daya tarik wisata. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif dengan menyebarkan kuesioner kepada wisatawan sebagai sampel penelitian dan wawancara terhadap pengelola Kampoeng Ladang. Variabel penelitian yang digunakan adalah penilaian potensi daya tarik wisata berupa material heritage (Avenzora, 2008: 260-261).

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa dapur hawu memiliki potensi untuk menjadi daya tarik wisata di Kampoeng Ladang. Berdasarkan tujuh aspek penilaian yang digunakan, nilai keunikan, kelangkaan, serta seasonality merupakan tiga aspek yang mendapatkan nilai “sangat baik”. Sementara empat

aspek lainnya mendapatkan nilai “baik” dan “cukup”. Adapun upaya-upaya yang

dapat dilakukan oleh pengelola dalam mengembangkan dapur hawu sebagai daya tarik wisata adalah dengan meningkatkan promosi, mempertahankan kekuatan produk, serta melakukan beberapa pengembangan terhadap produk tersebut.

(6)

Arief Shoultani, 2014

ABSTRACT

Potential Development Analysis of Dapur Hawu As a Tourist Attractions At Kampoeng Ladang in Sumedang District

Arief Shoultani 0901496

Cultural tourism at this time are beginning to grow and Indonesia has many areas with diversity of cultural ethnic, one of them is the Sundanese culture. Dapur hawu is one of the Sundanese traditional instruments whose existence now is rare. Kampoeng Ladang, a Sundanese culture-based tourism object that located in Sumedang used a traditional kitchen as one of their products. The high level of tourist interest of that kitchen are then used to be the basic of the research purposes of the study to measure how much potential on that product to be developed as a tourist attraction in Kampoeng Ladang.

The object of this study is the level of products in Kampoeng Ladang and the potential of dapur hawu to generate efforts can be used by management in developing dapur hawu as a tourist attraction. This study used a descriptive quantitative research methods by distribute questionnaires to tourists as a sample research and interviews with the manager of Kampoeng Ladang. The variables of this study is an assessment of the potential tourist attraction as a material heritage (Avenzora, 2008: 260-261).

Based on the result of this research can be known that the dapur hawu has potentials to become a tourist attraction in Kampoeng Ladang. Based on seven aspects of assessment that are used, the value of the uniqueness, rarity, and seasonality are the three aspects that scored "very good". Meanwhile, four other aspects got scored "good" and "fair". The efforts that manager can used to do in developing daput hawu as a tourist attraction is to increase promotion, maintaining product strength, and make some development to the product.

(7)

Arief Shoultani, 2014

Analisis Pengembangan Potensi Dapur Hawu Sebagai Daya Tarik WisatadiKampoeng Ladang Kabupaten Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Definisi Operasional ... 4

F. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pariwisata dan Kepariwisataan ... 6

B. Pengembangan Wisata ... 7

C. Potensi Wisata ... 9

D. Produk Wisata ... 11

E. Daya Tarik Wisata ... 13

F. Wisata Budaya ... 14

G. Dapur Hawu ... 15

H. Kerangka Pemikiran ... 16

(8)

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17

B. Metode Penelitian ... 18

C. Operasionalisasi Variabel ... 19

D. Populasi dan Sampel ... 21

1. Populasi ... 21

2. Sampel Penelitian ... 21

E. Jenis dan Sumber Data ... 23

1. Data Primer ... 23

2. Data Sekunder ... 23

F. Teknik Pengumpulan Data ... 24

1. Observasi Lapangan ... 24

2. Wawancara ... 24

3. Kuesioner ... 24

G. Instrumen Penelitian ... 24

H. Teknik Analisis Data ... 25

1. Pengukuran Data ... 25

2. Penetapan Skala ... 25

3. Analisis Data ... 27

BAB IV HASIL ANALISIS A. Gambaran Umum ... 28

1. Gambaran Umum Kampoeng Ladang ... 28

2. Sejarah Singkat ... 29

3. Fasilitas ... 30

B. Hasil Pembahasan ... 32

1. Produk Wisata di Kampoeng Ladang ... 32

a. Wisata Desa ... 33

b. Wisata Budaya ... 35

c. Dapur Hawu ... 36

d. Outbound Activity ... 38

(9)

Arief Shoultani, 2014

Analisis Pengembangan Potensi Dapur Hawu Sebagai Daya Tarik WisatadiKampoeng Ladang Kabupaten Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

f. Camping Ground ... 41

g. Airsoft Gun ... 43

2. Tingkatan Produk di Kampoeng Ladang ... 43

a. Core Benefit (Manfaat Inti) ... 43

b. Basic Product (Produk Dasar) ... 43

c. Expected Product (Produk Yang Diharapkan) ... 45

d. Augmented Product (Produk Tambahan) ... 45

e. Potential Product (Produk Potensial) ... 46

3. Potensi Dapur Hawu Sebagai Daya Tarik Wisata di Kampoeng Ladang ... 47

a. Keunikan ... 47

b. Kelangkaan ... 54

c. Keindahan ... 57

d. Kebermusiman (Seasonality) ... 60

e. Sensitifitas ... 62

f. Aksesibilitas ... 64

g. Fungsi Sosial ... 67

4. Upaya Pengembangan Dapur Hawu Sebagai Daya Tarik Wisata di Kampoeng Ladang ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 75

B. Saran atau Rekomendasi ... 77

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 Variabel Penelitian ... 19 3.2 Data Kunjungan Wisatawan Kampoeng Ladang Tahun 2012 ... 21-22 3.3 Data Primer ... 23 3.4 Data Sekunder ... 23 4.1 Pendapat Wisatawan Mengenai Keunikan Dapur Hawu di Kampoeng

Ladang ... 48 4.2 Pendapat Wisatawan Mengenai Kelangkaan Dapur Hawu di Kampoeng

Ladang ... 54 4.3 Pendapat Wisatawan Mengenai Keindahan Dapur Hawu di Kampoeng

Ladang ... 57 4.4 Pendapat Wisatawan Mengenai SeasonalityDapur Hawu di Kampoeng

Ladang ... 60 4.5 Pendapat Wisatawan Mengenai Sensitifitas Dapur Hawu di Kampoeng

Ladang ... 62 4.6 Pendapat Wisatawan Mengenai Aksesibilitas Dapur Hawu di Kampoeng

Ladang ... 65 4.7 Pendapat Wisatawan Mengenai Fungsi Sosial Dapur Hawu di Kampoeng

(11)

Arief Shoultani, 2014

Analisis Pengembangan Potensi Dapur Hawu Sebagai Daya Tarik WisatadiKampoeng Ladang Kabupaten Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed DAFTAR GAMBAR

Gambar

3.1 Lokasi Kampoeng Ladang, Sumedang ... 17

3.2 Garis Kontinum ... 26

4.1 Denah Lokasi Kampoeng Ladang, Sumedang ... 28

4.2 Saung-Saung di Kampoeng Ladang ... 30

4.3 Aula Serbaguna di Kampoeng Ladang ... 31

4.4 Layout Kampoeng Ladang ... 32

4.5 Pertunjukkan Seni Oleh Masyarakat Setempat ... 36

4.6 Beberapa Menu Khas Sunda di Kampoeng Ladang ... 37

4.7 Suasana di Dapur Hawu ... 37

4.8 Suasana Kegiatan Offroad di Desa Margalaksana Sumedang ... 41

4.9 Aktivitas Camping di Kampoeng Ladang ... 42

4.10 Para Instruktur Airsoft Gun di Kampoeng Ladang ... 43

4.11 Garis Kontinum Keunikan Dapur Hawu di Kampoeng Ladang ... 49

4.12 Bentuk Dan Tampilan Dapur Modern ... 50

4.13 Bentuk Dan Tampilan Dapur Hawu ... 50

4.14 Peralatan Memasak Dapur Modern ... 51

4.15 Peralatan Memasak Dapur Hawu ... 51

4.16 Salah Satu Aktifitas Pengunjung di Dapur Hawu ... 52

4.17 Garis Kontinum Kelangkaan Dapur Hawu di Kampoeng Ladang ... 55

4.18 Garis Kontinum Keindahan Dapur Hawu di Kampoeng Ladang ... 58

4.19 Garis Kontinum Seasonality Dapur Hawu di Kampoeng Ladang ... 61

4.20 Garis Kontinum Sensitifitas Dapur Hawu di Kampoeng Ladang ... 63

4.21 Garis Kontinum Aksesibilitas Dapur Hawu di Kampoeng Ladang ... 66

4.22 Garis Kontinum Fungsi Sosial Dapur Hawu di Kampoeng Ladang ... 68

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Data Pengunjung Kampoeng Ladang Tahun 2012

(13)

Arief Shoultani, 2014

Analisis Pengembangan Potensi DapurHawu Sebagai Daya Tarik Wisata di Kampoeng Ladang Kabupaten Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia yang merupakan negara dengan kekayaan yang melimpah, baik dari sumber daya alamnya maupun seni dan kebudayaannya menjadikan negara ini sebagai salah satu negara dengan jumlah kawasan wisata budaya yang cukup digemari oleh para wisatawan asing. Terdapat sekitar 18.110 pulau, baik pulau besar maupun pulau-pulau kecil yang membentang dari barat ke timur sejauh 3.977 mil di negara ini. Luas daratan Indonesia yaitu 1.922.570 km². Hal inilah yang menjadikan Indonesia kaya akan objek wisata alam seperti pantai, gunung, sungai, air terjun, serta keragaman suku dan budaya.

Dewasa ini banyak pemilik modal yang mulai melirik wisata budaya sebagai salah satu bisnis pariwisata di Indonesia. Mereka mulai mengembangkan desa-desa yang berlokasi jauh dari hiruk pikuk kehidupan kota. Dengan mengandalkan sumber daya alam dan pemberdayaan masyarakat setempat sebagai pelaku dari kebudayaan itu sendiri. Wisata budaya mempunyai pangsa pasar tersendiri karena wisata budaya menyuguhkan sesuatu yang sifatnya berkaitan dengan kebudayaan.

(14)

2

Arief Shoultani, 2014

Kampoeng Ladang adalah salah satu destinasi wisata alam dan budaya di Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Destinasi wisata ini menyajikan berbagai tata cara kehidupan tradisional kebudayaan masyarakat Sunda serta makanan khas masyarakat pedesaan. Namun selain keindahan kebudayaan, Kampoeng Ladang juga menawarkan pemandangan alam yang sangat indah. Karena lokasinya yang berada di atas bukit Desa Marga Laksana, pengunjung bisa menikmati indahnya pemandangan hamparan sawah serta susunan-susunan rumah penduduk lokal dengan menikmati menu yang disediakan.

Selain wisata alam dan budaya, Kampoeng Ladang juga menyediakan wisata minat khusus seperti Outbound, Camping, dan Offroad. Namun dari seluruh produk wisata yang ditawarkan, ada salah satu produk yang cukup

diminati oleh banyak pengunjung, yaitu “dapur hawu. Dapur hawu merupakan dapur tradisional khas masyarakat sunda yang saat ini keberadaannya bisa dibilang sudah cukup jarang. Hawu yang berasal dari bahasa Sunda yang berarti tungku ini memang berbentuk seperti tungku. Bukan bentukan dapurnya yang seperti tungku, melainkan alat memasaknya-lah yang berbentuk tungku.

Tungku ini terbuat dari berbagai jenis bahan material, mulai dari batu kali, tanah liat, serta bahan-bahan material lainnya. Namun kebanyakan masyarakat Sunda kuno lebih memilih menggunakan tanah liat sebagai bahan utama dari tungku tradisional ini. Karena teknologi yang semakin hari semakin canggih menjadikan banyak masyarakat mulai melupakan alat-alat tradisional hanya karena kepraktisannya. Padahal dapur hawu merupakan salah satu peninggalan budaya nenek moyang yang harus kita jaga keberadaannya serta kelestariannya.

(15)

3

Arief Shoultani, 2014

Analisis Pengembangan Potensi DapurHawu Sebagai Daya Tarik Wisata di Kampoeng Ladang Kabupaten Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis telah melakukan

penelitian tentang : “Analisis Pengembangan Potensi Dapur Hawu Sebagai Daya Tarik Wisata di Kampoeng Ladang Kabupaten Sumedang ”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dalam penelitian ini ada beberapa rumusan masalah yang bisa diambil, sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkatan produk wisata di Kampoeng Ladang?

2. Bagaimana potensi dapur hawu sebagai daya tarik wisata di Kampoeng Ladang?

3. Bagaimana upaya pengembangan dapur hawu sebagai daya tarik wisata di Kampoeng Ladang?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari diadakannya penelitian mengenai Analisis Potensi Kampoeng Ladang sebagai Destinasi Wisata Budaya di Kabupaten Sumedang adalah:

1. Menganalisis tingkatan produk wisata di Kampoeng Ladang.

2. Menganalisis potensi dapur hawu sebagai daya tarik wisata di Kampoeng Ladang.

3. Menganalisis upaya pengembangan dapur hawu sebagai daya tarik wisata di Kampoeng Ladang.

D. Manfaat Penelitian

Penilitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa aspek yang terkait didalamnya, diantaranya :

a. Manfaat akademis :

(16)

4

Arief Shoultani, 2014

b. Manfaat praktis :

Sebagai masukan kepada pemilik Kampoeng Ladang agar dapat memaksimalkan potensi dapur hawu sehingga dapat menjadi salah satu daya tarik wisata di Kabupaten Sumedang.

c. Manfaat sosial :

Sebagai sarana dalam menumbuhkan kesadaran dan kepedulian akan pemeliharaan dan pelestarian warisan budaya, serta meningkatkan kualitas pembangunan seni budaya dan pariwisata yang berkelanjutan.

E. Definisi Operasional

Pengembangan menurut Damanik dan Weber (2006: 11) merupakan segala sesuatu hal menganai kegiatan dan usaha yang terkordinasi untuk menarik wisatawan, menyediakan semua sarana dan prasaran, barang dan jasa serta semua fasilitas yang diperlukan guna melayani kebutuhan wisatawan.Segala kegiatan dan pengembangan pariwisata meliputi segi-segi yang luas dan menyangkut berbagai segi kehidupan dalam masyarakat, mulai dari kegiatan transportasi, akomodasi, atraksi wisata, makanan dan minuman, cinderamata, suasana kenyamanan serta pelayanan yang diberikan terhadap wisatawan itu sendiri.

Potensi wisata menurut Mariotti dalam Yoeti (1983: 160-162) adalahsegala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata, dan merupakan daya tarik agar orang-orang mau dating berkunjung ke tempat tersebut. Sukardi (1998: 67), juga mengungkapkan pengertian yang sama mengenai potensi wisata, sebagai segala yang dimiliki oleh suatu daya tarik wisata dan berguna untuk mengembangkan industri pariwisata di daerah tersebut.

Menurut Hidayat (2010: 33), hawu : tempat paranti mirun seuneu di dapur, seuneuna ku suluh, aya lawang palebah hareupna, jeung liang palebahna

luhurna (liangna aya nu hiji aya nu dua) paranti nagenkeun katél, langseng,

(17)

5

Arief Shoultani, 2014

Analisis Pengembangan Potensi DapurHawu Sebagai Daya Tarik Wisata di Kampoeng Ladang Kabupaten Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lubang pula di bagian atas (biasanya ada satu atau dua lubang) untuk menaruh ketel, wajan, ataupun perkakas dapur lainnya yang digunakan untuk memasak).

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009, Daya Tarik Wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.

F. Sistematika Penulisan

Penulisan ini terdiri atas 5 (lima) bab. Uraian yang disajikan pada setiap bab adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, dan Sistematika Penulisan. BAB II : KAJIAN TEORI

Bab ini berisikan mengenai teori-teori relevan yang dijadikan sebagai landasan dalam penelitian ini dan kerangka pemikiran dari penyusun terhadap penelitian yang dilakukan.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan metode-metode yang akan digunakan dalam penelitian, meliputi penelitian, variable penelitian, populasi dan sampel penelitian dan analisis pengolahan data.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang pembahasan atas penelitian berdasarkan atas penelitian berdasarkan teori dan data yang didapat melalui survey atau observasi lapangan, wawancara, studi literature, studi dokumentasi dan penyebaran kuesioner.

BAB V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

(18)

Arief Shoultani, 2014

Analisis Pengembangan Potensi DapurHawu Sebagai Daya Tarik Wisata di Kampoeng BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Gambar 3.1 : Lokasi Kampoeng Ladang, Sumedang Sumber : http://www.ladangview.com/lokasi-ladang-view.html

Lokasi penelitian yang diambil adalah Kampoeng Ladang, salah satu destinasi wisata di Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Penelitian ini di lakukan selama 9 bulan, terhitung sejak tanggal 18 April 2013 – 20 Januari 2014. Kampung Ladang terletak di Kampung Pasir Peti, Desa Marga Laksana, Sumedang Selatan. Beberapa jalur alternatif menuju Kampoeng Ladang:

a. Dari Jakarta : Cawang - masuk tol Cipularang (Cikampek - Padalarang ) - Padaleunyi (Padalarang - Cileunyi )

(19)

18

Arief Shoultani, 2014

Analisis Pengembangan Potensi DapurHawu Sebagai Daya Tarik Wisata di Kampoeng Ladang Kabupaten Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Jatinangor - Tanjung Sari - Sumedang -- Jl. Pangeran Kornel (kurang lebih 25 KM)

d. Setelah Pom Bensin Samoja, kira-kira 300m, belok kanan (patokan plang SMP 7 Sumedang).

e. Dari jalan utama (Jl. Pangerang Kornel) 1 KM menuju lokasi Ladang view.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan cara ilmiah data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah (Sugiyono, 2009:6).

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik (Sugiyono, 2012:8)

Metode penelitian kuantitatif adalah metodologi yang didesain sangat spesifik, yaitu penelitian yang dirancang untuk mengetahui objek tertentu, atau benar-benar fokus kepada suatu permasalahan saja. Tujuan metode kuantitatif adalah untuk menunjukkan hubungan antar variabel, untuk menguji teori yang telah ada sebelumnya serta mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif.

(20)

19

Arief Shoultani, 2014

Analisis Pengembangan Potensi DapurHawu Sebagai Daya Tarik Wisata di Kampoeng fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir,1988:63).

C. Operasionalisasi Variabel

Dalam sebuah penelitian, operasional variabel sangatlah penting untuk panduan dalam pembuatan kuisioner. Menurut Sugiyono (2012:38), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Penelitian ini mengkaji analisis pengembangan potensi dapur hawu sebagai daya tarik wisata di Kampoeng Ladang. Variabel penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini disajikan pada tabel 3.1 :

Tabel 3.1 : Variabel Penelitian

Variabel Sub-variabel Indikator Dapur Hawu sebagai

daya tarik wisata

1. Keunikan 1. Bentuk dimensi dapur hawu

berbeda dengan dapur modern pada umumnya

2. Peralatan memasak di dapur hawu berbeda dengan dapur modern pada umumnya

3. Cara memasak di dapur hawu berbeda dengan dapur modern pada umumnya

4. Makanan dan minuman yang dihasilkan dapur hawu memiliki citarasa yang berbeda

5. Dapur hawu di Kampoeng Ladang memberikan kebebasan pada wisatawan untuk masuk, berinteraksi, bahkan mencoba memasak di dapur

(21)

20

Arief Shoultani, 2014

Analisis Pengembangan Potensi DapurHawu Sebagai Daya Tarik Wisata di Kampoeng Ladang Kabupaten Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kental akan kehidupan tradisional 2. Bentuk atau model dapur hawu di

Kampoeng Ladang jarang ditemukan di tempat lain selain Jawa Barat

3. Keindahan 1. Tingkat komposisi bentuk dari elemen arsitektur pada bangunan dan interior di dapur hawu 2. Tingkat komposisi warna dari

elemen arsitektur pada bangunan dan interior di dapur hawu 3. Tingkat harmonisasi dapur hawu

terhadap lingkungan di sekitar Kampoeng Ladang

4. Tingkat kemenarikan tata ruang pada dapur hawu

4. Seasonality 1. Tingkat kesulitan pengunjung untuk masuk ke dalam dapur hawu

2. Tingkat kesulitan pengunjung untuk mengamati atraksi memasak di dapur hawu

3. Tingkat kesulitan pengunjung untuk mencoba memasak di dapur hawu 5. Sensitifitas 1. Kehadiran pengunjung sangat

berpengaruh terhadap tingkat kerusakan fisik dapur hawu

2. Kehadiran pengunjung dalam jarak pandang optimal berpengaruh terhadap fungsi dapur hawu 3. Kehadiran sedikit atau banyaknya

pengunjung yang melakukan kontak fisik berpengaruh terhadap fungsi dapur hawu

6. Aksesibilitas 1. Lokasi Kampoeng Ladang dapat dijangkau oleh semua jenis kendaraan roda empat

(22)

21

Arief Shoultani, 2014

Analisis Pengembangan Potensi DapurHawu Sebagai Daya Tarik Wisata di Kampoeng Ladang mudah dijangkau oleh pengunjung

3. Lokasi dapur hawu terbuka untuk semua pengunjung Kampoeng Ladang

4. Ketersediaan jalur atau jalan setapak di Kampoeng Ladang wisata sebagai salah satu daya tarik wisata budaya tradisional sunda 3. Dapur hawu masih dimanfaatkan

oleh Kampoeng Ladang sebagai alat masak tradisional serta daya tarik wisata budaya

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:80). Obyek ataupun subyek yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan Kampoeng Ladang.

2. Sampel Penelitian

(23)

22

Arief Shoultani, 2014

Analisis Pengembangan Potensi DapurHawu Sebagai Daya Tarik Wisata di Kampoeng Ladang Kabupaten Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tahun 2012 yang diberikan oleh pihak manajemen Kampoeng Ladang kepada peneliti, seperti yang ada pada tabel berikut :

Tabel 3.2 : Data Kunjungan Wisatawan Kampoeng Ladang Tahun 2012

Sumber : Manajemen Kampoeng Ladang

Untuk menentukan berapa besar jumlah sample sebagai wakil populasi, peneliti menggunakan pedoman Rumus Slovin (dalam Cunsuelo G. Savella, 1993). Rumus Slovin untuk menentukan ukuran sample sebagai berikut :

Keterangan : n : Ukuran Sampel

N : Jumlah Populasi = 13808 wisatawan

e : Kesalahan dalam pengambilan sample. Misalnya 15%

Maka pada penelitian ini, peneliti mengambil sampel dengan perhitungan sebagai berikut :

(24)

23

Arief Shoultani, 2014

Analisis Pengembangan Potensi DapurHawu Sebagai Daya Tarik Wisata di Kampoeng

n =

n = n = 44.301

Dari perhitungan tersebut, diperoleh hasil sampel sebanyak 44,301 dan dibulatkan menjadi 45 responden. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 45 responden yang sudah dianggap bisa mewakili populasi. Dalam penelitian ini desain sampel yang digunakan yaitu Simple Random Sampling, dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dan populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2012:82).

E. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer

Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2012:137). Data primer yang diperoleh dalam penelitian ini adalah jawaban wawancara terhadap pengelola dan jawaban responden terhadap kuesioner mengenai potensi dapur hawu sebagai daya tarik wisata di Kampoeng Ladang, yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.3 : Data Primer

No Jenis data Sumber data

1 Tingkatan produk wisata di Kampoeng Ladang Pengelola

2 Profil responden Kuisioner

3 Pendapat wisatawan mengenai indikator potensi

dapur hawu sebagai daya tarik wisata Kuisioner

(25)

24

Arief Shoultani, 2014

Analisis Pengembangan Potensi DapurHawu Sebagai Daya Tarik Wisata di Kampoeng Ladang Kabupaten Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2012: 137). Data sekunder dalam penelitian ini adalah profil serta data tingkat kunjungan wisatawan tahun 2012 di Kampoeng Ladang, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.4 : Data Sekunder

No Jenis data Sumber data

1 Profil Kampoeng Ladang Data Manajemen Kampoeng Ladang

2 Daftar dan data produk wisata di Kampoeng Ladang

Data Manajemen Kampoeng Ladang

F. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2012:137) berdasarkan teknik pengumpulan data penelitian kuantitatif dapat dilakukan dengan cara :

1. Observasi Lapangan

Menurut Hadi dalam Sugiyono (2012:145) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

2. Wawancara

(26)

25

Arief Shoultani, 2014

Analisis Pengembangan Potensi DapurHawu Sebagai Daya Tarik Wisata di Kampoeng 3. Kuesioner

Kuesioner menurut Sugiyono (2012:142) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Adapun alat penelitian yang digunakan pada teknik ini juga disebut angket atau kuesioner.

G. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2002: 136) Instrumen Penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Alat penelitian dibutuhkan untuk mengambil data-data yang diperlukan agar sesuai/relevan dengan apa yang diinginkan dan diharapkan, serta sesuai dengan objek penelitian. Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Pedoman wawancara, yaitu digunakan saat melakukan wawancara sampel narasumber dalam penelitian.

2. Kuesioner yang disebarkan pada sampel wisatawan yang sedang mengunjungi Kampoeng Ladang.

3. Untuk dokumentasi penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data berupa kamera untuk mendokumentasikan kondisi atau keadaan di tempat penelitian.

4. Penelitian ini juga menggunakan sumber-sumber lain yang relevan seperti buku-buku, majalah-majalah, gambar-gambar dengan kajian penelitian mengenai analisis pengembangan potensi Dapur Hawu sebagai daya tarik wisata di Kampoeng Ladang.

(27)

26

Arief Shoultani, 2014

Analisis Pengembangan Potensi DapurHawu Sebagai Daya Tarik Wisata di Kampoeng Ladang Kabupaten Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Pengukuran Data

Dalam penelitian ini menggunakan pengukuran skala interval yaitu data yang jaraknya sama, tetapi tidak mempunyai nilai nol absolut. (Sugiyono, 2009:24).

2. Penetapan Skala

Teknik analisis data kuesioner yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan teknik pengukuran Skala Likert dengan penentuan skoring menggunakan Rating Scale. Menurut Sugiyono (2012: 93) skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Melalui daftar pertanyaan yang ada diperoleh masing-masing item dari setiap variabel. Untuk setiap item dalam variabel dalam daftar pertanyaan menggunakan kriteria sebagai berikut :

a. Jawaban A bernilai 5 = Sangat setuju atau sangat puas b. Jawaban B bernilai 4 = Setuju atau puas

c. Jawaban C bernilai 3 = Cukup atau biasa saja d. Jawaban D bernilai 2 = Tidak setuju atau tidak puas

e. Jawaban E bernilai 1 = Sangat tidak setuju atau sangat tidak puas.

Data yang diperoleh didistribusikan ke dalam kategori yang berbeda-beda. Ketentuan kategori dilakukan berdasarkan kelas-kelas interval tertentu dengan menggunakan rumus :

Keterangan : i : interval kelas

Jarak : nilai skor tertinggi dikurangi nilai skor terendah Jumlah kelas : jumlah kelas atau kategori yang ditentukan

(28)

27

Arief Shoultani, 2014

Analisis Pengembangan Potensi DapurHawu Sebagai Daya Tarik Wisata di Kampoeng (kriterium) untuk seluruh item, hasilnya akan digambarkan pada garis kontinum seperti berikut:

Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Sangat Baik

Gambar 3.2 : Garis Kontinum Sumber: Sugiyono (2009:135)

Perolehan total skor disajikan dalam bentuk persen yang didasarkan atas skor maksimum ideal dengan rumus :

Keterangan : X : Perolehan skor

SMI : Skor maksimum ideal 3. Analisis Data

Menurut Sugiyono (2012: 147), dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan.

(29)

28

Arief Shoultani, 2014

Analisis Pengembangan Potensi DapurHawu Sebagai Daya Tarik Wisata di Kampoeng Ladang Kabupaten Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(30)

Arief Shoultani, 2014

Analisis Pengembangan Potensi DapurHawu Sebagai Daya Tarik Wisata di Kampoeng BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pembahasan tentang analisis pengembangan potensi dapur hawu di Kampoeng Ladang Kabupaten Sumedang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kampoeng Ladang merupakan kawasan wisata yang menawarkan keindahan alam serta kebudayaan Sunda sebagai produk inti kepada wisatawan. Di kawasan ini para pengunjung dapat menikmati pemandangan hamparan sawah dan ladang yang dikelilingi oleh perbukitan serta view Kota Sumedang dari atas bukit. Dilengkapi dengan fasilitas serta produk wisata lainnya yang dapat memanjakan waktu liburan bagi wisatawan yang datang untuk menikmati akhir pekan mereka di sana. Dapur hawu merupakan Augmented Product atau produk pembeda di Kampoeng Ladang. Hal ini tentu merupakan sebuah keuntungan bagi pengelola dalam upaya mengembangkan potensi yang ada pada dapur hawu sebagai daya tarik wisata di kawasan tersebut. Karena produk pembeda adalah produk yang dijadikan sebagai produk unggulan dalam suatu kawasan wisata, dan tentunya dapat menjadi salah satu tujuan wisatawan untuk berkunjung ke kawasan tersebut. Produk ini tentu didukung oleh produk-produk lainnya yang ada di kawasan tersebut agar dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung.

(31)

76

bahwa sebesar 88,88% wisatawan beranggapan bahwa dapur ini memiliki nilai keunikan yang sangat baik. Keunikan yang dimiliki oleh dapur hawu pada Kampoeng Ladang memiliki potensi yang sangat besar dalam menarik minat wisawatawan untuk berkunjung ke kawasan tersebut. Demikian pula dengan nilai keindahannya yang memiliki poin sebesar 88% atau sangat baik. Hal serupa juga terjadi pada penilaian wisatawan terhadap aspek seasonality dapur hawu di Kampoeng Ladang. Pada aspek ini terdapat kelebihan yang dimiliki oleh dapur hawu di Kampoeng Ladang dibandingkan dengan kawasan wisata lainnya yang ada di Kabupaten Sumedang. Sehingga hampir sebagian besar wisatawan berpendapat bahwa nilai seasonality pada dapur tersebut sangat baik atau sebesar 87,11%. Sementara untuk aspek keindahan dan aksesibilitas, wisawatan menilai kedua aspek ini dengan poin baik, yaitu 75,33% pada keindahan dan 83,22% untuk aspek aksesibilitas. Hal ini dikarenakan pada tiap kedua aspek tersebut, ada beberapa indikator yang dinilai oleh wisatawan biasa saja. Kemudian dua aspek terakhir yang mendapatkan poin terendah yaitu sensitifitas dan fungsi sosial, dengan poin 62% untuk aspek fungsi sosial dan 53,48% untuk sensitifitas yang merupakan nilai terendah dari ketujuh aspek yang ada. Hal ini harus diperhatikan oleh pengelola dalam upaya mengembangkan produk wisata tersebut, karena ketujuh aspek ini merupakan penilaian penting dalam mengembangkan potensi dapur hawu sebagai daya tarik wisata di Kampoeng Ladang.

3. Dari seluruh penelitian yang telah dilakukan, didapatlah beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam pengembangan dapur hawu di Kampoeng Ladang, yaitu :

a. Tetap mempertahankan keunikan serta ciri khas yang ada

(32)

77

d. Memberikan kesan keaslian dan ciri khas dapur hawu sebagai dapur tradisional masyarakat Sunda.

e. Melakukan kegiatan sosialisasi mengenai dapur hawu sebagai salah satu Sundanese Material Heritage kepada masyarakat.

f. Memberikan name tag serta keteranganpada setiap bagian dari dapur hawu agar dapat mempermudah wisatawan dalam mempelajari dapur tersebut.

B. Saran atau Rekomendasi

Berdasarkan uraian diatas, maka terdapat beberapa hal yang dapat direkomendasikan dalam upaya pengembangan potensi dapur hawu sebagai daya tarik wisata di Kampoeng Ladang Kabupaten Sumedang, yaitu :

1. Adanya kerjasama yang baik dengan pihak pemerintah maupun swasta dalam upaya mengembangkan kawasan wisata Kampoeng Ladang sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Sumedang.

2. Melakukan perbaikan serta peningkatan fasilitas yang ada di Kampoeng Ladang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan agar memberikan rasa kenyamanan dan keamanan kepada setiap pengunjung yang datang ke kawasan tersebut.

3. Mempertahankan kekayaan sumber daya alam Desa Marga Laksana Kabupaten Sumedang sebagai modal utama dalam menarik minat wisatawan dengan melibatkan penduduk setempat sebagai bagian dari pengelolaan Kampoeng Ladang.

(33)

Arief Shoultani, 2014

Analisis Pengembangan Potensi DapurHawu Sebagai Daya Tarik Wisata di Kampoeng Ladang Kabupaten Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Avenzora, Ricky. (2008). EKOTURISME – Teori dan Praktek.Nias : BRR NAD-NIAS

Damanik, Janianton dan Helmut F. Weber. (2006). Perencanaan Ekowisata dari Teori ke Aplikasi. Yogyakarta: Andi offset

Fandeli, Chafid. (1995). Dasar-Dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Yogyakarta: Liberty

Fandeli, Chafid. (2002). Perencanaan Kepariwisataan Alam. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta

Gamal, Suwantoro. (1999). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta : Andi Publisher Halloway, J Christopher & Chris Robinson. (1995). Marketing for Tourism.

Singapore : Longman Sing Publisher

Hidayat, Rachmat Taufiq, Cetakan 3. (2010). Peperenian Urang Sunda. Bandung : KIBLAT

Karyono, A. Hari. (1997). Kepariwisataan. Jakarta : Grasindo

Kotler, Philip dkk, Edisi 1 Cetakan 2. (2002). Manajemen Pemasaran Perspektif Asia buku 2. Terjemahan Handoyo Prasetyo dan Hamin.Yogyakarta: Andi

Kotler, Philip dan Lane, Keller. (2007). Management Pemasaran Jilid 1. Jakarta: ERLANGGA

Nazir, Moh. (1988). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia

Pendit, Nyoman S. (2003). Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : PT. Pradnya Paramitha

Pitana, I Gde dan Gayatri, Ed 1. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta : ANDI

Prayogi, Putu Agus. (2011). “Dampak Perkembangan Pariwisata di Objek Wisata

(34)

Arief Shoultani, 2014

Analisis Pengembangan Potensi DapurHawu Sebagai Daya Tarik Wisata di Kampoeng Ladang Kabupaten Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV. Bandung :

Alfabeta

Sugiyono, Cetakan 20. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Sukardi, Nyoman. (1998). Pengantar Pariwisata. STP Nusa Dua Bali

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan Yoeti, Oka A. (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa

Yoeti, Oka A. (2002). Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata. Jakarta : Pradnya Paramita

-, @-6.875301514437493,107.89286613464355, 2011. https://maps.google.com/ . Diakses pada tanggal 20 Agustus 2013

,- Alat Dapur Yang Wajib Dimiliki, 2013, http://www.belidapur.com/alat-dapur-yang-wajib-dimiliki/ . Diakses pada tanggal 25 Agustus 2013

,- Camping Di Kampoeng Ladang, 2011. http://www.ladangview.com/camping.html . Diakses pada tanggal 20 Agustus 2013

,- Dapur, 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Dapur . Diakses pada tanggal 15 Juli 2013

,- Ladang Airsoft Gun Team, 2011. http://www.ladangview.com/ladang-adventure-camp.html . Diakses pada tanggal 20 Agustus 2013

,- Liburan OffRoad di Kampoeng Ladang, 2011. http://www.ladangview.com/ladang-adventure-camp.html . Diakses pada tanggal 20 Agustus 2013

,- Lokasi Ladang View, 2011. http://www.ladangview.com/lokasi-ladang-view.html . Diakses pada tanggal 28 Juli 2013

,- Stainless Steel Backsplash : Great With Modern Kitchen Designs, 2010, http://www.premier-kitchen-design.com/stainless-steel-backsplash.html . Diakses pada tanggal 25 Agustus 2013

Gambar

Tabel 3.1
Gambar 3.1 Lokasi Kampoeng Ladang, Sumedang  .....................................................
Gambar 3.1 : Lokasi Kampoeng Ladang, Sumedang
Tabel 3.1 : Variabel Penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

Abdul majid, Dian andayani. Pedidikan karakter dalam perspektif Islam.. dan sesama makhluk lainnya senantiasa terpelihara dengan baik dan harmonis. Esensinya sudah tentu untuk

Siswa juga merasa nyaman berada disekolah hal ini disebabkan oleh lingkungan sekolah yang bersih, suasana sekolah yang nyaman, hubungan sosial yang baik dengan

Dalam konteks hubungan antara Islam dan pembangunan setidaknya ada dua kutub pemikiran di kalangan para ilmuan, yaitu antara pandangan negatif yang menyatakan

SSP untuk pembayaran PPN atas pemanfaatan BKP tidak berwujud atau JKP dari luar Daerah Pabean;. Nota Penjualan Jasa yang dibuat/dikeluarkan untuk penyerahan jasa

Dengan demikian dalam 3 tahun terakhir nilai inflasi Kabupaten Aceh Barat telah dapat diturunkan sebesar 3,61 persen yang merupakan suatu keberhasilan pemerintah

[r]

Berdasarkan kesimpulan penelitian dalam mengkaji sustainable building yang dikonsentrasikan pada tradisi membangun bangunan di Kampung Naga ini merupakan dasar dalam

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah penelitian ini adalah : “Adakah Pengaruh Tindakan Restrain Fisik Dengan Manset Terhadap Penurunan Perilaku Kekerasan Pada