• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK TIPIS 1 DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK TIPIS 1 DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA

INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK TIPIS 1

DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN

KONSTRUKTIVISME

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan guru sekolah dasar konsentrasi Bahasa Indonesia

Oleh

MAFRUKHAH

1004248

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SERANG

(2)

Meningkatkan Hasil Belajar

Preposisi Bahasa Indonesia Siswa

Kelas IV SD Negeri Jeruk Tipis 1

Dengan Menggunakan Pendekatan

Konstruktivisme

Oleh

Mafrukhah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Pendidikan Indonesia

Kampus Serang

© Mafrukhah 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

(3)
(4)

ABSTRAK

(5)

iv

Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK

NIPIS 1 DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran yang dilakukannya dapat terus meningkat dan guru harus lebih kreatif serta inovatif.

Kata kunci: Preposisi Bahasa Indonesia, Pendekatan Konstruktivisme.

ABSTRACT

(6)

materials, as well as in managing the class, so does the quality of learning can continue to increase and teachers to be more creative and innovative.

(7)

vi

Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK

NIPIS 1 DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 3

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 4

BAB II MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTRUKTIVISME A. Pengertian Preposisi ... 6

B. Jenis-Jenis Preposisi ... 7

C. Aturan Penggunaan Preposisi ... 9

D. Implikasi Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran ... 14

E. Penelitian yang Relevan ... 20

F. Asumsi ... 21

(8)

B. Subjek dan Lokasi ... 24

C. Definisi Operasional ... 25

D. Instrumen Penelitian ... 27

E. Prosedur Penelitian ... 28

F. Tekhnik Pengumpulan dan Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 43

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 98

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ...102

B. Saran ...103

DAFTAR PUSTAKA

(9)

viii

Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK

NIPIS 1 DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt karena berkat, rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian tindakan

kelas dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Preposisi Bahasa Indonesia

Siswa Kelas IV SD Negeri Jeruk Tipis 1 Dengan Menggunakan Pendekatan

Konstruktivisme”.

Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian dari syarat

memperoleh gelar sarjana pendidikan. Di dalam laporan ini disajikan pembahasan

mengenai permasalahan dan solusi peningkatan hasil belajar siswa dalam mata

pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi preposisi atau kata depan Bahasa

Indonesia.

Bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, baik berupa bimbingan,

pengarahan dan saran-sarannya, serta data dan informasi yang diperluakan, Sangat

membantu dalam proses pelaksanaan penyusunan laporan ini sehingga dapat

berjalan dengan baik.

Akhirnya kepada Allah swt penulis serahkan segala sesuatunya, karena

penulis hanya bisa berencana. Mudah-mudahan Allah swt. senantiasa

memudahkan jalan petunjuknya kepada penulis yang telah berupaya dengan itikad

baik untuk menyelesaikan laporan ini. Semoga amal yang telah dicurahkan

kepada penulis mendapat imbalan yang setimpal dari Allah swt. Aamiin.

Serang, Juni 2014

(10)

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih yang tak terhingga dan penghargaan yang mendalam

penulis sampaikan kepada.

1. Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M. Pd. Selaku Rektor UPI.

2. Prof. Dr. H. M. Abdul Somad, M. Pd. Selaku direktur UPI Kampus

Serang.

3. Drs. Ajo Sutarjo, M. Pd. Selaku ketua program S1 PGSD UPI Kampus

Serang.

4. Drs. Effendi Zulkifly, M. Pd. Selaku Sekretaris Direktur UPI Kampus

Serang.

5. Neneng Sri Wulan, M. Pd. Selaku pembimbing I.

6. Drs. H. Widjojoko, M. Pd. Selaku pembimbng II.

7. Seluruh Dosen dan Staf Tata Usaha UPI Kampus Serang.

8. Masum Ependi, S. Pd. Selaku kepala SD Negeri Jeruk Tipis 1 Kragilan.

9. M. Tarmidi, S. Pd. Selaku guru kelas IV SD Negeri Jeruk Tipis 1

Kragilan.

10.Kedua Orang tua, terima kasih atas do’a dan motivasi serta bantuannya

baik berupa moril maupun materil.

11.Dan untuk sahabat-sahabatku yang telah memberikan motivasi.

Dan hanya Allah swt sematalah yang dapat membalas segala kebaikan yang

(11)

x

Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK

NIPIS 1 DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pedoman Observasi Mengajar Guru dengan Menggunakan

Pendekatan Konstruktivisme... 34

Tabel 3.2 Pedoman Observasi Siswa dalam Pembelajaran dengan

Mengguanakan Pendekatan Konstruktivisme... 36

Tabel 3.3 Kisi-kisi soal Bahasa Indonesia SD Negeri Jeruk Tipis 1 kelas

IV semester 2... 38

Tabel 4.1 Pedoman Observasi Mengajar Guru dengan Menggunakan

Pendekatan Konstruktivisme pada Siklus I... 53

Tabel 4.2 Pedoman Observasi Siswa dalam Pembelajaran dengan

Mengguanakan Pendekatan Konstruktivisme pada Siklus I... 57

Tabel 4.3 Hasil Evaluasi Siswa Kelas IV SDN Jeruk Tipis 1 Pada Siklus

I... 59

Tabel 4.4 Pedoman Observasi Mengajar Guru dengan Menggunakan

Pendekatan Konstruktivisme pada Siklus II... 72

Tabel 4.5 Pedoman Observasi Siswa dalam Pembelajaran dengan

Mengguanakan Pendekatan Konstruktivisme pada Siklus II... 76

Tabel 4.6 Hasil Evaluasi Siswa Kelas IV SDN Jeruk Tipis 1 Pada Siklus

II... 77

Tabel 4.7 Pedoman Observasi Mengajar Guru dengan Menggunakan

Pendekatan Konstruktivisme pada Siklus III... 92

Tabel 4.8 Pedoman Observasi Siswa dalam Pembelajaran dengan

Mengguanakan Pendekatan Konstruktivisme pada Siklus III... 94

Tabel 4.9 Hasil Evaluasi Siswa Kelas IV SDN Jeruk Tipis 1 Pada Siklus

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2008, hlm.

16)... 29

Gambar 4.1 Grafik Peningkatan nilai hasil observasi atau pengamatan

mengajar guru, nilai hasil observasi atau pengamatan siswa

dalam pembelajaran dan nilai rata-rata kelas dari siklus I

(13)

xii

Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK

NIPIS 1 DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pelaksanaan siklus I,

siklus II, dan siklus III

Lampiran 2 Pedoman Observasi Mengajar Guru dengan Menggunakan

Pendekatan Konstruktivisme

Lampiran 3 Pedoman Observasi Siswa dalam Pembelajaran dengan

Menggunakan Pendekatan Konstruktivisme

Lampiran 4 Kisi-kisi soal Bahasa Indonesia SD Negeri Jeruk Tipis 1 kelas IV

semester 2

Lampiran 5 Pedoman Observasi Mengajar Guru dengan Menggunakan

Pendekatan Konstruktivisme pada Siklus I

Lampiran 6 Pedoman Observasi Siswa dalam Pembelajaran dengan

Menggunakan Pendekatan Konstruktivisme pada Siklus I

Lampiran 7 Lembar Evaluasi Siswa Kelas IV SDN Jeruk Tipis 1 Pada Siklus

I

Lampiran 8 Dokumentasi Proses Belajar Mengajar Siklus I

Lampiran 9 Pedoman Observasi Mengajar Guru dengan Menggunakan

Pendekatan Konstruktivisme pada Siklus II

Lampiran 10 Pedoman Observasi Siswa dalam Pembelajaran dengan

Menggunakan Pendekatan Konstruktivisme pada Siklus II

Lampiran 11 Lembar Evaluasi Siswa Kelas IV SDN Jeruk Tipis 1 Pada Siklus

II

Lampiran 12 Dokumentasi Proses Belajar Mengajar Siklus II

Lampiran 13 Pedoman Observasi Mengajar Guru dengan Menggunakan

Pendekatan Konstruktivisme pada Siklus III

Lampiran 14 Pedoman Observasi Siswa dalam Pembelajaran dengan

Menggunakan Pendekatan Konstruktivisme pada Siklus III

(14)

III

Lampiran 16 Dokumentasi Proses Belajar Mengajar Siklus III

Lampiran 17 SK Pengangkatan Dosen Pembimbing

Lampiran 18 Surat Observasi Mengadakan Penelitian

Lampiran 19 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian SDN Jeruk Tipis 1

(15)

1

Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK

NIPIS 1 DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah mencakup tiga komponen

pokok, yaitu kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan. Penguasaan

komponen tersebut dimaksudkan agar siswa dapat berkomunikasi dengan

baik dan benar, baik secara lisan maupun secara tertulis. Hal ini dapat

tercapai apabila guru dapat menyiapkan materi pembelajaran Bahasa

Indonesia yang mengarah pada penguasaan tiga komponen tersebut, sesuai

dengan pembelajaran yang ada dalam kurikulum.

Salah satu komponen pembelajaran bahasa yang harus dikuasai siswa

adalah komponen kebahasaan. Komponen ini dianggap penting karena kedua

komponen lainya (pemahaman dan penggunaan) tidak dapat dikuasai dengan

baik oleh siswa, bila tidak menguasai komponen kebahasaan. Berdasarkan hal

tersebut, pembelajaran kebahasaan yang dilaksanakan oleh guru, baik terpadu

maupun terpisah dengan yang lainnya tetap mendapat perhatian utama dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia. Salah satu materi pembelajaran kebahasaan

yang patut dikuasai siswa adalah preposisi. Materi ini telah diperkenalkan

kepada siswa sejak jenjang Sekolah Dasar.

Ramlan (1987, hlm. 9) mengemukakan bahwa “kemampuan memahami

preposisi bagi siswa di sekolah adalah sangat penting untuk menunjang

kecermatan mereka menuangkan gagasan secara tertulis”. Pernyataan tersebut

dikemukakan karena pada kenyataanya masih banyak siswa yang mengalami

kesulitan dalam menempatkan preposisi ataupun menuliskan preposisi bahasa

indonesia dengan tepat ketika mereka ingin menuangkan gagasan secara

tertulis, baik dalam bentuk kalimat maupun paragraf.

Materi pembelajaran preposisi Bahasa Indonesia, khususnya pada jenjang

(16)

2

penggunaan preposisi Bahasa Indonesia, hal tersebut dimaksudkan untuk

mendukung penguasaan aspek kebahasaan mereka.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses dan hasil belajar yang

dilakukan di kelas IV SDN Jeruk Tipis 1 Kragilan diketahui bahwa hasil

belajar siswa dalam materi preposisi bahasa Indonesia masih rendah. Hal itu

terdeteksi pada saat siswa diminta oleh guru untuk menuangkan gagasan

secara tertulis baik dalam bentuk kalimat maupun dalam bentuk paragraf.

Dari 20 siswa kelas IV SDN Jeruk Tipis 1, 85% siswa belum dapat

menggunakan preposisi bahasa Indonesia dengan tepat bahkan belum

mengetahui sepenuhnya penggolongan preposisi.

Dalam evaluasi yang di lakuakan pada tahap prasiklus didapat nilai

terendah siswa adalah 20,00 dan nilai tertinggi siswa adalah 66,66. Dari 20

siswa yang mencapai nilai tertinggi yaitu 66,66 yang berarti mencapai nilai

KKM sebanyak 2 siswa atau 15%, dan 18 siswa atau 75% mendapatkan nilai

di bawah KKM.

Faktor yang menyebabkan permasalahan yang dihadapi siswa tersebut,

adalah guru kurang terampil dalam menggunakan pendekatan pembelajaran

yang dapat merangsang kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran

preposisi Bahasa Indonesia dan guru kurang mampu atau kurang penguasaan

dalam menyampaikan materi pelajaran preposisi Bahasa Indonesia.

Dari kenyataan yang dikemukakan tersebut perlu dilakukan upaya

peningkatan hasil belajar isiwa pada materi preposisi Bahasa Indonesia.

Upaya yang dilakukan oleh penulis dalam meningkatkan hasil belajar siswa

(17)

3

Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK

NIPIS 1 DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Dari semua yang telah terurai, penulis merumuskan judul penelitian

tindakan ini sebagai berikut: “Meningkatkan Hasil Belajar Preposisi

Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD Negeri Jeruk Tipis 1 Dengan

Menggunakan Pendekatan Kontruktivisme”

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Dari latar belakang di atas penulis mengidentifikasi masalah, antara lain.

1. Hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Jeruk Tipis 1 Kragilan dalam

materi preposisi atau kata depan Bahasa Indonesia masih rendah.

2. Pengetahuan dan kemampuan penguasaan siswa dalam memahami

Preposisi Bahasa Indonesia masih rendah.

3. Guru kurang terampil dalam menggunakan pendekatan pembelajaran

yang dapat merangsang kemampuan siswa dalam memahami materi

pelajaran Preposisi Bahasa Indonesia.

4. Guru kurang mampu atau kurang penguasaan dalam menyampaikan

materi pelajaran Preposisi Bahasa Indonesia.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Masalah utama yang ingin dicarikan pemecahannya melalui penelitian

tindakan kelas ini, antara lain.

1. Bagaimana langkah-langkah pendekatan Konstruktivisme dalam materi

pelajaran Preposisi Bahasa Indonesia untuk meningkatkan hasil belajar

siswa kelas IV SDN Jeruk Tipis 1 Kragilan?

2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas IV SDN Jeruk Tipis 1 Kragilan dalam

materi pelajaran Preposisi Bahasa Indonesia dengan menggunakan

pendekatan konstruktivisme?

D. Tujuan Penelitian

(18)

4

1. memperoleh gambaran tentang langkah-langkah pendekatan

konstruktivisme guna meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi

pelajaran preposisi Bahasa Indonesia.

2. menganalisis hasil belajar siswa kelas IV SDN Jeruk Tipis 1 Kragilan

dalam materi pelajaran preposisi Bahasa Indonesia dengan menggunakan

pendekatan konstruktivisme.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat:

1. sebagai wujud pengalaman belajar yang berpusat pada subyek didik, yang

dirasa menyenangkan, dapat memacu aktivitas belajar, dan meningkatkan

kemampuan siswa terhadap konsep materi Preposisi Bahasa Indonesia.

2. untuk mendorong semangat agar lebih meningkatkan kompetensi dan

profesionalisme guru.

3. untuk menambah dan memperkaya khazanah kepustakaan sekolah serta

hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, tentang penyusunan hasil

penelitian ini, peneliti menyusun sistematika pembahasan sebagai berikut.

1. BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini penulis menguraikan garis besar pokok permasalahan

penelitian, yang tersusun secara sistematis mulai dari latang belakang

(19)

5

Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK

NIPIS 1 DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

materi pembelajaran Preposisi Bahasa Indonesia, konsep pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan Konstruktivisme, dan rumus-rumus

utama untuk menganalisis temuan dalam penelitian serta penelitian

terdahulu yang relevan termasuk prosedur, subjek dan temuannya yang

dapat menunjang keberhasilan penelitian.

3. BAB III Metode Penelitian

Dalam bab ini berisi penjabaran mengenai jenis metode penelitian yang

digunakan peneliti, metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimana didalamnya terdiri dari

penjabaran atau penjelasan mengenai metode Penelitian Tindakan Kelas

(PTK), subjek dan lokasi penelitian, definisi operasional, instrumen

penelitian, prosedur penelitian, tekhnik pengumpulan dan analisis data.

4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bab ini akan membahas tentang pengolahan dan analisis data

secara deskriptif untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan

masalah penelitian, rumusan masalah penelitian dan tujuan penelitian.

5. BAB V Simpulan dan Saran

Dalam bab ini akan disajikan penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

kelas (PTK). PTK disebut sebagai suatu penelitian tindakan kelas karena

PTK bertujuan untuk meningkatkan pendidikan dengan melakukan perubahan

kearah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan pembelajaran yang tentu saja

dalam proses penelitiannya melibatkan guru dan siswa didalam kelas.

Menurut Arikunto (2008, hlm. 3) “penelitian tindakan kelas merupakan

suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”.

Tindakan sendiri berarti suatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan

tertentu, latar atau tempat terjadinya pencermatan yaitu di dalam kelas,

dimana didalam kelas terdiri dari sekelompok siswa yang menerima

pembelajaran yang sama dari guru dalam waktu yang bersamaan.

Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran, guru perlu menyampaikan

materi pembelajaran tidak hanya satu kali tetapi juga diperlukan penyampaian

materi yang sama dilain pertemuan, hal itu dimaksudkan untuk memperbaiki

proses maupun hasil belajar, yang kemudian peningkatan hasil belajar itu

yang akan menjadi poin utama dalam tujuan pembelajaran tersebut. Banyak

faktor yang dapat mempengaruhi tidak tercapainya suatu tujuan

pembelajaran, misalnya karena faktor guru maupun dari faktor siswa sendiri

(21)

23

Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK

menerapkan tindakan di dalam kelas dengan menggunakan aturan sesuai

dengan metodologi penelitian yang dilakukan dalam beberapa periode atau

siklus. Banyaknya siklus yang digunakan tergantung pada pencapaian

keberhasilan yang di harapka oleh peneliti.

Untuk membedakan dari jenis penelitian lain maka berikut ini akan

dikemukakan ciri-ciri PTK. Menurut Wardhani & Wihardit (2011, hlm. 1.5)

ciri-ciri PTK antara lain.

1. Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran dari

guru bahwa praktik yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai

masalah yang perlu diselesaikan.

2. Self-reflective inquiry atau penelitian melalui refleksi diri, merupakan

ciri PTK yang paling esensial.

3. Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus

penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa prilaku guru dan

siswa dalam melakukan interaksi.

4. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran,

perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus menerus, selama

kegiatan penelitian dilakukan. oleh karena itu, dalam PTK dikenal

adanya siklus pelaksanaan berupa pola:

perencanaan-pelaksanaan-observasi-refleksi-revisi (perencanaan ulang).

Karakteristik PTK yaitu penelitian didasarkan pada problema yang harus

dipecahkan. PTK harus selalu berangkat dari persoalan praktek pembelajaran

sehari-hari yang dihadapi oleh guru. Kemudian dari persoalan itu guru

menyadari pentingnya persoalan tersebut untuk dipecahkan secara

professional.

Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik antara lain.

1. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional

2. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaanya.

3. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi

(22)

5. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus

Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memecahkan

permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini tidak

saja bertujuan untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari jawaban

ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang

dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru

dalam pengembangan profesionalnya.

Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata

dan praktis dalam peningakatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami

langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar.

Secara lebih rinci , tujuan PTK antara lain.

1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses. Serta hasil pendidikan dan

pembelajaran di sekolah.

2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah

pembelajaran dan pendidikan di dalam da luar kelas.

3. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.

4. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah

sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu

pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan (sustainable).

Bila tujuan tersebut tercapai, maka sesungguhnya telah tercapai pula

tujuan lainnya ialah berupa terjadinya proses latihan dalam jabatan selama

proses penelitian tindakan kelas itu berlangsung.

(23)

25

Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK

tamatan Sekolah Dasar. Mata Pencahariannya 85% sebagai wiraswasta

dan sisanya sebagai buruh dan petani.

Siswa/i SDN Jeruk Tipis 1 Kragilan, dari kelas I sampai dengan kelas

VI adalah berjumlah 124 siswa, 61 siswa laki-laki dan 63 siswi

Kragilan, berikut adalah data lengkap mengenai lokasi dalam penelitian

ini.

Nama Sekolah : SD Negeri Jeruk Tipis 1

NPSN / NSS : 20605819 / 101280411012

Jenjang Pendidikan : SD

Status Sekolah : Negeri

Alamat : Jl. Sentul-Jonjing KM.04

RT/RW : 001/005

Nama Dusun : Cikopyah

Desa/Kelurahan : Tegalmaja

Kode pos : 42184

Kecamatan : Kec. Kragilan

Email : sdnjeruktipissatu@ymail.com

Penentuan lokasi penelitian tersebut di tentukan secara purposive

(sengaja). Beberapa alasan penulis memilih lokasi tersebut karena jarak

sekolah tersebut sangat dekat dengan rumah peneliti dan adanya

kedekatan emosional dengan guru-guru maupun disekolah tersebut.

(24)

Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran istilah-istilah yang

digunakan dalam judul penelitian dalam memberikan arahan yang jelas dalam

proses penelitian, maka perlu dijelaskan definisi operasional sebagai berikut:

1. Meningkatkan

Meningkatkan adalah menaikan suatu kuantitas atau kualitas sehingga

terjadi perubahan ke arah yang lebih tinggi.

Yang dimaksud meningkatkan dalam penelitian ini adalah menaikan

nilai atau mutu maupun sebagai tolak ukur pemahaman siswa mengenai

materi pelajaran preposisi atau kata depan ke arah yang lebih baik dari

sebelumnya, artinya mengalami perubahan pemahaman yang lebih tinggi,

yang dapat diukur melalui hasil belajar.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar didapat setelah diberikannya evaluasi atau tes pada setiap

akhir pembelajaran biasanya berbentuk angka-angka. Hasil belajar

merupakan nilai pencapaian siswa terhadap materi yang telah dipelajari,

dapat diartikan juga sebagai perubahan tingkah laku siswa dari yang

tidak bisa menjadi bisa setelah mengalami proses belajar yang tentunya

dapat diukur melalui nilai evaluasi yang diberikan oleh guru.

3. Preposisi

Preposisi merupakan salah satu komponen kebahasaan yang wajib

dikuasi oleh siswa, preposisi sudah diajarkan ditingkat sekolah dasar

yang dikenal sebagai kata depan.

(25)

27

Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK

dinamakan frasa preposisi. Jika ditinjau dari segi bentuknya, preposisi

ada dua macam preposisi yaitu preposisi tunggal dan preposisi majemuk.

Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan batasan preposisi

berdasarkan standar kompetensi yang dijabarkan dalam kurikulum

tingkat satuan pendidikan (KTSP), dimana materi pembelajaran

mengenai preposisi atau kata depan di SD termasuk ke dalam tinjauan

dari segi sintaksisnya, yaitu preposisi yang berada didepan nomina,

adjektiva, atau adverbia sehingga termasuk frasa yang dinamakan frasa

preposisi. Dalam penggolongan preposisi untuk pembelajaran di SD

sendiri mencakup preposisi yang menandai tempat, preposisi yang

menandai maksud dan tujuan, preposisi yang menandai waktu, dan

preposisi yang menandai sebab.

Sedangkan dalam penilaiannya penulis akan menggunakan acuan

aturan penggunaan preposisi menurut Chaer dalam bukunya yang

berjudul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia (2000, hlm. 122).

5. Pendekatan kontruktivisme

Pendekatan konstruktivisme adalah suatu pendekatan pembelajaran

yang menekankan pada pemberian stimulus kepada peserta didik yang

kemudian dikaitkan pada pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari

peserta didik. Pendekatan konstruktivisme diyakini dapat membantu

siswa agar dapat belajar lebih aktif dan dapat mengembangkan

pemikirannya secara luas.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri,

sebagaimana yang dikemukankan oleh Sugiyono (2009, hlm. 307) yang

menyatakan bahwa

(26)

diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan.

Peneliti akan terjun ke lapangan sendiri, baik pada grand tour question,

tahap focused and selection, melakukan pengumpulan data, analisis dan

membuat kesimpulan.

Digunakannya instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri

karena beberapa alasan, yaitu sebagai berikut.

1. Peneliti dianggap alat yang peka dan dapat bereaksi terhadap segala

stimulus dan lingkungan.

2. Peneliti sebagai alat yang dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek

keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.

3. Tiap situasi merupakan keseluruhan, tidak ada suatu instrumen berupa test

atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia.

4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami

dengan pengetahuan semata.

5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh.

6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan

berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan

segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan atau

perbaikan.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur dapat di artikan sebagai tata cara atau langkah-langkah dalam

(27)

29

Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK

dari tingkat keberhasilan dari target yang akan dicapai, dimana setiap siklus

bisa terdiri dari satu atau lebih pertemuan, bergantung pada selesai atau

tidaknya proses belajar mengajar dalam setiap tindakan pada siklus.

Dalam setiap siklus, secara garis besar terdapat empat tahapan yang

biasanya dilakukan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu: perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dimana pada setiap tahapannya

dilakukan secara berurut atau sistematis yang di dasarkan pada prosedur yang

telah dibuat.

Meskipun para ahli mengemukakan tahapan tersebut dengan bagan yang

berbeda-beda tetapi secara garis besar dapat terlihat seperti bagan berikut ini.

Perencanaan

SIKLUS I

SIKLUS II Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi

Refleksi Pelaksanaan

(28)

Gambar 3.1

Model Penelitian Tindakan Kelas

(Arikunto, 2008, hlm. 16)

Dalam gambar 3.1 model penelitian tindakan kelas diatas dapat terlihat

setiap alur dari tahapan penelitian tindakan kelas, berikut adalah penjabaran

tentang empat tahapan penelitian tindakan kelas, yaitu.

1. Perencanaan (planning)

Tahap ini menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh

siapa, dan bagaimaa tindakan tersebut akan dilakukan. Tindakan kegiatan

penelitian yang dilakukan yaitu menentukan kelas dan subyek penelitian

yang sesuai dengan hakikat dan masalah penelitian tindakan kelas

kemudian melakukan pendekatan pembicaraan dengan kepala sekolah

dan satu orang guru sebagai model. Kegiatan berikutnya adalah

merencanakan tindakan yang akan dilakukan oleh model.

Langkah-langkah yang harus ditempuh adalah membuat scenario

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme yang

mencakup langkah-langkah yang akan dilaksnakan oleh guru dan apa

yang akan dilakukan oleh siswa dan terlebih dahulu mnganalisis Pengamatan

(29)

31

Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK

Pada tahap ini dilakukanlah pelaksanaan tindakan yaitu Implementasi

atau penerapan isi rancangan. Peneliti melaksanakan tindakan penelitian

yang berupa pelaksanaan kegiatan atau rancangan pembelajaran Bahasa

Indonesia yaitu perancangan pembelajaran dengan pendekatan

konstruktivisme untuk membantu observer dalam melakukan

pengamatan pelaksanaan tindakan dibuat alat pengumpul data sebagai

alat dokumentasi atau catatan yang digunakan untuk memberikan umpan

balik yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan tindakan. Di sepakati

pula antara model dan observer bahwa kehadiran observer tidak akan

mengganggu kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.

Hal yang perlu di garis bawahi adalah bahwa dalam tahap dua ini

pelaksana atau guru harus ingat dan taat pada apa yang sudah dirumuskan

dalam rancangan dan harus berlaku wajar ketika dalam proses

pembelajaran. Tentu saja membuat modifikasi tetap diperbolehkan,

selama tidak mengubah prinsip.

3. Pengamatan (observing)

Dalam tahap ke-3 ini adalah dilakukannnya kegiatan pengamatan

(observing), yaitu semua kegiatan untuk mengenal, merekam, dan

mendokumentasikan setiap hal dari proses dan hasil yang dicapai dari

tindakan yang direncanakan. Pada kenyataan tahap observasi dilakukan

bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

Kegiatan pengamatan dilakukan oleh pengamat, kegiatan ini di

lakukan karena ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan, tentu

tidak dapat menganalisis peristiwa yang sedang terjadi, oleh karena itu

pengamat mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar

memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.

4. Refleksi (reflecting)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu melakukan analisis,

sintesis, interprestasi dan eksplanasi terhadap semua informasi yang di

(30)

observer akan dikonfirmasikan. Dianalisis dan di evaluasi agar dapat

diketahui apakah pelaksanaan tindakan tersebut telah sesuai dengan yang

direncanakan sebelumnya.

Maksudnya adalah dalam kegiatan ini guru pelaksana mengemukakan

kembali apa yang sudah dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Istilah

refleksi lebih tepat digunakan ketika guru pelaksana sudah selesai

melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti dan subjek

penelitian (siswa-siswa yang diajari), untuk bersama-sama

mendiskusikan implementasi rencana tindakan. Inilah inti dari penelitian

tindakan, yaitu ketika guru pelaksana mengatakan kepada pengamat

tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagian mana yang

belum.

Kegiatan refleksi dilakukan berkelanjutan sehingga kegiatan

pembelajaran yang diselenggarakan selalu dapat ditingkatkan efektivitas

dan efisiensinya. Berpikir reflektif sebagai kegiatan berpikir secara

berulang-ulang melalui kegiatan mencermati kenyataan empiris dan

mencernakan kenyataan empiris itu dengan pemikiran abstrak, adalah

salah satu modal penting bagi seorang peneliti dalam memudahkan

penelitiannya.

F. Tekhnik Pengumpulan dan Analisis Data

1. Tekhnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

(31)

33

Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK

Observasi yaitu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan

pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis (Arikunto,

2006, hlm. 30).

Observasi ini digunakan untuk mengamati aktifitas belajar siswa

selama proses pembelajaran berlangsung dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia pada materi pelajaran preposisi atau kata depan dengan

menggunakan pendekatan konstruktivisme kelas IV SDN Jeruk Tipis

1. Kegiatan yang akan peneliti lakukan dalam proses pembelajaran

yaitu mengamati aktifitas belajar siswa.

Jenis observasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan

menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.

Pedoman observasi dalam penelitian ini berisi sebuah daftar jenis

kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. Dalam proses

observasi, observator (pengamat) tinggal memberi tanda pada kolom

tempat pristiwa muncul.

Observasi dalam penelitian ini dikembangkan menjadi dua jenis

yaitu, observasi terhadap guru dan observasi terhadap siswa.

1) Observasi terhadap guru

Pada kegiatan pembelajaran, yang berperan sebagai

pelaksana kegiatan pembelajaran ialah peneliti. Observasi ini

didasarkan pada tahap-tahap penerapan pembelajaran dengan

pendekatan kobstruktivisme dalam proses pembelajaran.

Mengarah pada pedoman penilaian observasi, aspek yang

akan dinilai dalam observasi adalah ada tidaknya

langkah-langkah pembelajaran konstruktivisme dalam kegiatan mengajar

yang dilakukan oleh guru, dimana langkah-langkah

pembelajarannya mengacu pada tahap-tahap pembelajaran

menggunakan pendekatan konstruktivisme menurut Sidik yang

(32)

konsep, pengembangan dan aplikasi. Berikut adalah tabel

pedoman observasi mengajar guru dengan menggunakan

pendekatan konstruktivisme

Tabel 3.1

Pedoman observasi mengajar guru dengan menggunakan pendekatan

Konstruktivisme

No Aspek yang di Nilai

Keterangan

Ya Tidak

1 Apersepsi

a. Mengucapkan salam dan menyapa

siswa

b. Mengajak siswa untuk berdo’a

c. Mengecek kehadiran siswa

(absensi)

d. Guru menyampaikan kompetensi

dan indikator yang diharapkan.

e. Guru memberikan motivasi

(33)

35

Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK

b. Guru mengarahkan siswa untuk

yang mengandung preposisi atau

kata depan.

3 Diskusi dan Penjelasan Konsep

a. Guru menyampaikan materi

dengan jelas dan mudah dipahami.

hal yang belum diketahui siswa

b. Guru bersama siswa bertanya

(34)

Jika indikator tidak muncul maka ceklis ( v ) TIDAK

Adapun cara penilaian yang digunakan adalah:

Nilai =� � � �� � � � �

indikator maksimum X 100

Keteranagan:

Nilai maksimum = 15

2) Observasi terhadap siswa

Observasi ini didasarkan pada kegiatan yang diharapkan akan

muncul pada setiap kegiatan penggunaan pendekatan

konstruktivisme pada meteri preposisi atau kata depan Bahasa

Indonesia. Pedoman observasi siswa ini mengacu pada

tahap-tahap pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme

menurut Sidik.

Tabel 3.2

Pedoman observasi siswa dalam pembelajaran dengan

mengguanakan pendekatan Konstruktivisme

No Aspek yang di Nilai

Keterangan

Ya Tidak

1 Siswa dapat menyebutkan pengertian

preposisi atau kata depan.

2 Siswa membentuk kelompok

3 Di dalam kelompok, siswa dapat

menyebutkan preposisi atau kata depan

(35)

37

Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK

5 Siswa melaporkan hasil diskusi

kelompok ke depan kelas dan kelompok

lain menanggapi laporan yang

disampaikan temannya.

6 Siswa mengerjakan tugas akhir

(evaluasi)

Jumlah

Keterangan: Jika indikator muncul maka ceklis ( v ) YA

Jika indikator tidak muncul maka ceklis ( v ) TIDAK

Adapun cara penilaian yang digunakan adalah:

Nilai =� � � �� � � � �

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data pemahaman

siswa. Lembar tes digunakan untuk melaksanakan tes, guna

memperoleh gambaran tentang pemahaman awal dan akhir siswa

mengenai penggolongan dan penggunaan atau pemakaian preposisi.

Pembuatan soal tes dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu

sebagai berikut.

1) Menentukan jenis tes dan bentuk tes yang akan digunakan.

Bentuk tes terbagi menjadi dua jenis, yaitu tes subjektif dan

(36)

dapat dilakukan secara objektif. Tes objektif yang di gunakan

dalam penelitian ini adalah bentuk tes melengkapi (completion),

yang terdiri dari sepuluh soal.

Tes subjektif pada umumnya berbentuk essai (uraian). Tes

bentuk esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang

memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau

uraian-uraian. Tes esai dalam penelitian ini terdiri atas lima soal.

2) Membuat kisi-kisi soal.

Kisi-kisi adalah sebuah tabel yang menunjukkan hubungan

antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang

disebutkan dalam kolom (Arikunto,2006, hlm. 162).

Adapun kisi-kisi soal tes penelitian ini adalah sebagai

Standar Kompetensi : 7. Memahami teks melalui membaca intensif.

(37)

39

Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK

dalam paragraf

Keterangan: Mudah (2 soal), Sedang (10 soal), Sukar (3 soal) 3) Membuat butir-butir soal

Membuat butir-butir soal dimaksudkan untuk mengukur

pemahaman siswa mengenai materi yang telah diajarkan.

Berikut adalah butir soal yang di gunakan dalam penelitian

ini.

I. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kata depan?

2. Sebutkan jenis-jenis kata depan?

3. Sebutkan contoh kata depan yang menandai tempat?

4. Sebutkan contoh kata depan yang menandai maksud dan

untuk, guna, hingga, hampir, demi, atas)

Berbagai perkembangan yang terjadi __________

bidang teknologi informasi dalam beberapa tahun terakhir,

hendaknya ditanggapi bukan dengan sikap cemas.

Perkembangan tersebut justru harus dilihat __________ sisi

positifnya sambil menyiasati berbagai kemungkinan

__________ memetik keuntungan __________

perkembangan teknologi tersebut. Perkembangan ini

bahkan melaju lebih cepat dibandingkan dengan

perkembangan masyarakat. Perkembangan ini pasti akan

(38)

hidup, kecendrungan mental __________ pendangan hidup.

Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi

mencakup __________ semua kalangan dan __________

berbagai bidang misalnya bidang industri, pendidikan,

pemerintahan dll, tetapi hal tersebut __________

mendukung kemajuan bangsa. Dan yang perlu di ingat

adalah kita tidak boleh menyalahgunakan teknologi

__________ terjaganya fungsi positif __________

teknologi.

4) Membuat kunci jawaban

Membuat kunci jawaban atas butir-butir soal yang telah

dibuat akan sangat membantu untuk memberikan penilaian yang

objektif dan hal tersebut manjadi wajib dilakukan untuk sebuah

penilaian.

Berikut adalah kunci jawaban dari butir soal yang telah di

buat dalam penelitian ini.

Kunci jawaban bagian I

1. Preposisi atau depan adalah kata-kata yang digunakan di

depan kata benda, kata sifat dan kata keterangan.

2. Kata depan yang menandai tempat, maksud dan tujuan,

waktu dan sebab.

3. di, ke, dari

4. untuk, guna

(39)

41

Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK

10.Hingga

Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data tentang

hasil belajar siswa dalam memahami materi pelajaran preposisi

atau kata depan dengan menggunakan pendekatan

konstruktivisme. Ada pun jenis tes yang digunakan dalam

penelitian tentang preposisi atau kata depan, yaitu tes tertulis.

Bentuk tes yang digunakan oleh peneliti, yaiatu: esay dengan

jumlah 5 soal dan melengkapi dengan jumlah 10 soal.

2. Analisis Data

Adapun data yang dikumpulkan melalui instrument penelitian yaitu:

a. Data aktivitas siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

Data aktivitas siswa dalam KBM diperoleh melalui observasi

(40)

menggunakan instrument penelitian lembar observasi sesuai dengan

pendekatan konstruktivisme.

b. Data hasil belajar siswa

Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes tertulis yang

diberikan kepada siswa setelah dilaksanakan proses belajar mengajar

dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. Lembar tes ini

digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa.

Setelah data diperoleh dari hasil pengumpulan data, maka data

perlu diolah.langkah-langkah pengumpulan data yaitu, menentukan

instrument penelitian, yaitu menyusun lembar observasi dan

menyusun soal-soal tes, menyusun data dan mengolah data. Secara garis besar pengolahan data mencakup tiga langkah yaitu:

1) Langkah persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada langkah persiapan ini adalah

sebagai berikut :

 Mengecek kelengkapan data, yaitu memeriksa instrument penelitian

 Mengecek isian data 2) Tahap pengelompokkan

 Penilaian pada hasil observasi

 Pemberian skor pada setiap aspek observasi kegiatan siswa

 Pemberian skor (skala nilai) terhadap soal-soal tes dan menjumlahkan skor yang diperoleh siswa disetiap siklus

(41)

102

Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas IV SD Negeri Jeruk

Tipis 1 Kragilan dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari

empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi.

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian maka diperoleh gambaran

tentang langkah-langkah pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan

hasil belajar siswa dalam materi pelajaran preposisi Bahasa Indonesia. Dan

dari analisis hasil belajar siswa kelas IV SDN Jeruk Tipis 1 Kragilan dalam

materi pelajaran preposisi Bahasa Indonesia dengan menggunakan

pendekatan konstruktivisme menunjukan peningkatan.

Dimana dapat terlihat dari peningkatan persentase langkah-langkah

pembelajaran konstruktivisme yang dapat tergambarkan dalam kegiatan guru

dan siswa serta kenaikan nilai akhir siswa pada setiap siklus yang diperoleh.

Dari hasil pengamatan siklus I, langkah-langkah pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan konstruktivisme untuk kegiatan guru hanya

terlaksana 46,66%, untuk kegiatan siswa hanya terlaksana 33,33%, hasil

belajar atau nilai akhir dalam siklus I, sudah menunjukan peningkatan dari

pra-siklus yaitu sebesar 71,33.

Hasil pengamatan siklus II, langkah-langkah pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan konstruktivisme untuk kegiatan guru hanya

terlaksana 86,66%, untuk kegiatan siswa hanya terlaksana 83,33%, hasil

belajar atau nilai akhir dalam siklus II, sudah menunjukan peningkatan dari

siklus I yaitu sebesar 84,33.

Dan hasil pengamatan siklus III, langkah-langkah pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan konstruktivisme untuk kegiatan guru terlaksana

100%, untuk kegiatan siswa terlaksana 100%, hasil belajar atau nilai akhir

dalam siklus II, sudah menunjukan peningkatan dari siklus II yaitu sebesar

(42)

103

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini memberikan suatu gambaran yang

jelas bahwa langkah-langkah pendekatan konstruktivisme dapat

meningkatkan hasil belajar preposisi Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD

Negeri Jeruk Tipis 1 Kragilan.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian, maka berikut adalah

beberapa saran yang dapat peneliti samapaikan, yaitu sebagai berikut.

1. Bagi guru

Hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya

dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi, serta dalam

mengelola kelas, sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya

dapat terus meningkat dan guru harus lebih kreatif serta inovatif dalam

menerapkan pendekatan yang sesuai dengan tingkat kemauan siswa

supaya pembelajaran lebih bervariasi dan tidak monoton menggunakan

paradigma lama sehingga anak tidak bosan.

2. Bagi Kepala Sekolah

Dukungan kepala sekolah merupakan faktor yang terkait langsung

dengan penyelenggaraan proses pendidikan di sekolah. Jelasnya sebagai

pemimpin yang mengembangkan dan mengevaluasi kemampuan guru

dalam pembelajaran lebih lanjut dan menentukan pula kelangsungan

daya inovatif guru, terutama dalam menjadikan pendekatan

konstruktivisme sebagai suatu pendekatan yang efektif dan hendaknya

(43)

Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK

NIPIS 1 DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DAFTAR PUSTAKA

Alawi, H., Dardjowidjojo, S., Lapoliwa, H., & Moeliono, A. m. (2003). Tata

Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Anggoro, T. (2011). Metode Penelitian. Jakarta: UT.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta:

Rineka Cipta.

Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

PT. Bumi Aksara.

Arisetyawan, A. (2010). Penggunaan Model Kontruktivis Dalam Upaya

Meningkatkan Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan Dasar , 17-21.

Chaer, A. (2000). Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Endarmoko, E. (2006). Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Muslich, M. (2010). Garis-Garis Besar Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia.

Bandung: Refika Aditama.

Nasional, D. P. (2000). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif,

kualitatif, dan R&D). Bandung: CV. Alvabeta.

Sundari, N. (2008). Teori dan Implementasi Pendekatan Whole Language dalam

Pembelajaran Menulis. Bandung: Sonagar Press.

Taufik, A., Mikarsa, H. L., & Prianto, P. L. (2012). Pendidikan Anak Di SD.

Tangerang: UT.

Wardana, D. (2013). Belajar Menulis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). JURNAL

PETEKA (Pembelajaran dan Penelitian Tindakan Kelas) , 56-70.

Wardani, I., & Wihardit, K. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Wardoyo, S. M. (2013). Pembelajaran Konstruktivisme Teori Dan Aplikasi

Gambar

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2008, hlm.
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 3.1 Pedoman observasi mengajar guru dengan menggunakan pendekatan
Tabel 3.2 Pedoman observasi siswa dalam pembelajaran dengan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penurunan asam laktat melalui metode recovery pasif dengan recovery masase manual setelah tes ergometer 2000 meter.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

PERAN KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia |

[r]

SIKLON RURALED LAMPU PJU LED SINGLE CHIP AC/DC buah..

Mulai dari masa kerajaan Hindu dan Budha, kemudian masa kerajaan-kerajaan Islam, masa kolonial Belanda, Inggris, dan Jepang yang sekaligus merupakan masa perjuangan bangsa

Benda yang massanya menyebar jauh dari porosnya akan berputar lebih lambat dari pada. benda yang massanya menyebar

Komponen Pengeluaran Responden untuk Usaha Tambak Silvofishery (lanjutan) 2.. Biaya

MODEL PEMBINAAN AKHLAK MULIA DALAM MENINGKATKAN DAN MENJAGA DISIPLIN KEBERSIHAN DI PONDOK PESANTREN AL-BASYARIYAH BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia |