Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA
INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK TIPIS 1
DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN
KONSTRUKTIVISME
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan guru sekolah dasar konsentrasi Bahasa Indonesia
Oleh
MAFRUKHAH
1004248
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SERANG
Meningkatkan Hasil Belajar
Preposisi Bahasa Indonesia Siswa
Kelas IV SD Negeri Jeruk Tipis 1
Dengan Menggunakan Pendekatan
Konstruktivisme
Oleh
Mafrukhah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Pendidikan Indonesia
Kampus Serang
© Mafrukhah 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
iv
Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK
NIPIS 1 DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran yang dilakukannya dapat terus meningkat dan guru harus lebih kreatif serta inovatif.
Kata kunci: Preposisi Bahasa Indonesia, Pendekatan Konstruktivisme.
ABSTRACT
materials, as well as in managing the class, so does the quality of learning can continue to increase and teachers to be more creative and innovative.
vi
Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK
NIPIS 1 DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 3
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 3
E. Manfaat Penelitian ... 4
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 4
BAB II MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTRUKTIVISME A. Pengertian Preposisi ... 6
B. Jenis-Jenis Preposisi ... 7
C. Aturan Penggunaan Preposisi ... 9
D. Implikasi Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran ... 14
E. Penelitian yang Relevan ... 20
F. Asumsi ... 21
B. Subjek dan Lokasi ... 24
C. Definisi Operasional ... 25
D. Instrumen Penelitian ... 27
E. Prosedur Penelitian ... 28
F. Tekhnik Pengumpulan dan Analisis Data ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 43
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 98
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ...102
B. Saran ...103
DAFTAR PUSTAKA
viii
Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK
NIPIS 1 DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt karena berkat, rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian tindakan
kelas dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Preposisi Bahasa Indonesia
Siswa Kelas IV SD Negeri Jeruk Tipis 1 Dengan Menggunakan Pendekatan
Konstruktivisme”.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian dari syarat
memperoleh gelar sarjana pendidikan. Di dalam laporan ini disajikan pembahasan
mengenai permasalahan dan solusi peningkatan hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi preposisi atau kata depan Bahasa
Indonesia.
Bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, baik berupa bimbingan,
pengarahan dan saran-sarannya, serta data dan informasi yang diperluakan, Sangat
membantu dalam proses pelaksanaan penyusunan laporan ini sehingga dapat
berjalan dengan baik.
Akhirnya kepada Allah swt penulis serahkan segala sesuatunya, karena
penulis hanya bisa berencana. Mudah-mudahan Allah swt. senantiasa
memudahkan jalan petunjuknya kepada penulis yang telah berupaya dengan itikad
baik untuk menyelesaikan laporan ini. Semoga amal yang telah dicurahkan
kepada penulis mendapat imbalan yang setimpal dari Allah swt. Aamiin.
Serang, Juni 2014
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih yang tak terhingga dan penghargaan yang mendalam
penulis sampaikan kepada.
1. Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M. Pd. Selaku Rektor UPI.
2. Prof. Dr. H. M. Abdul Somad, M. Pd. Selaku direktur UPI Kampus
Serang.
3. Drs. Ajo Sutarjo, M. Pd. Selaku ketua program S1 PGSD UPI Kampus
Serang.
4. Drs. Effendi Zulkifly, M. Pd. Selaku Sekretaris Direktur UPI Kampus
Serang.
5. Neneng Sri Wulan, M. Pd. Selaku pembimbing I.
6. Drs. H. Widjojoko, M. Pd. Selaku pembimbng II.
7. Seluruh Dosen dan Staf Tata Usaha UPI Kampus Serang.
8. Masum Ependi, S. Pd. Selaku kepala SD Negeri Jeruk Tipis 1 Kragilan.
9. M. Tarmidi, S. Pd. Selaku guru kelas IV SD Negeri Jeruk Tipis 1
Kragilan.
10.Kedua Orang tua, terima kasih atas do’a dan motivasi serta bantuannya
baik berupa moril maupun materil.
11.Dan untuk sahabat-sahabatku yang telah memberikan motivasi.
Dan hanya Allah swt sematalah yang dapat membalas segala kebaikan yang
x
Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK
NIPIS 1 DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pedoman Observasi Mengajar Guru dengan Menggunakan
Pendekatan Konstruktivisme... 34
Tabel 3.2 Pedoman Observasi Siswa dalam Pembelajaran dengan
Mengguanakan Pendekatan Konstruktivisme... 36
Tabel 3.3 Kisi-kisi soal Bahasa Indonesia SD Negeri Jeruk Tipis 1 kelas
IV semester 2... 38
Tabel 4.1 Pedoman Observasi Mengajar Guru dengan Menggunakan
Pendekatan Konstruktivisme pada Siklus I... 53
Tabel 4.2 Pedoman Observasi Siswa dalam Pembelajaran dengan
Mengguanakan Pendekatan Konstruktivisme pada Siklus I... 57
Tabel 4.3 Hasil Evaluasi Siswa Kelas IV SDN Jeruk Tipis 1 Pada Siklus
I... 59
Tabel 4.4 Pedoman Observasi Mengajar Guru dengan Menggunakan
Pendekatan Konstruktivisme pada Siklus II... 72
Tabel 4.5 Pedoman Observasi Siswa dalam Pembelajaran dengan
Mengguanakan Pendekatan Konstruktivisme pada Siklus II... 76
Tabel 4.6 Hasil Evaluasi Siswa Kelas IV SDN Jeruk Tipis 1 Pada Siklus
II... 77
Tabel 4.7 Pedoman Observasi Mengajar Guru dengan Menggunakan
Pendekatan Konstruktivisme pada Siklus III... 92
Tabel 4.8 Pedoman Observasi Siswa dalam Pembelajaran dengan
Mengguanakan Pendekatan Konstruktivisme pada Siklus III... 94
Tabel 4.9 Hasil Evaluasi Siswa Kelas IV SDN Jeruk Tipis 1 Pada Siklus
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2008, hlm.
16)... 29
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan nilai hasil observasi atau pengamatan
mengajar guru, nilai hasil observasi atau pengamatan siswa
dalam pembelajaran dan nilai rata-rata kelas dari siklus I
xii
Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK
NIPIS 1 DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pelaksanaan siklus I,
siklus II, dan siklus III
Lampiran 2 Pedoman Observasi Mengajar Guru dengan Menggunakan
Pendekatan Konstruktivisme
Lampiran 3 Pedoman Observasi Siswa dalam Pembelajaran dengan
Menggunakan Pendekatan Konstruktivisme
Lampiran 4 Kisi-kisi soal Bahasa Indonesia SD Negeri Jeruk Tipis 1 kelas IV
semester 2
Lampiran 5 Pedoman Observasi Mengajar Guru dengan Menggunakan
Pendekatan Konstruktivisme pada Siklus I
Lampiran 6 Pedoman Observasi Siswa dalam Pembelajaran dengan
Menggunakan Pendekatan Konstruktivisme pada Siklus I
Lampiran 7 Lembar Evaluasi Siswa Kelas IV SDN Jeruk Tipis 1 Pada Siklus
I
Lampiran 8 Dokumentasi Proses Belajar Mengajar Siklus I
Lampiran 9 Pedoman Observasi Mengajar Guru dengan Menggunakan
Pendekatan Konstruktivisme pada Siklus II
Lampiran 10 Pedoman Observasi Siswa dalam Pembelajaran dengan
Menggunakan Pendekatan Konstruktivisme pada Siklus II
Lampiran 11 Lembar Evaluasi Siswa Kelas IV SDN Jeruk Tipis 1 Pada Siklus
II
Lampiran 12 Dokumentasi Proses Belajar Mengajar Siklus II
Lampiran 13 Pedoman Observasi Mengajar Guru dengan Menggunakan
Pendekatan Konstruktivisme pada Siklus III
Lampiran 14 Pedoman Observasi Siswa dalam Pembelajaran dengan
Menggunakan Pendekatan Konstruktivisme pada Siklus III
III
Lampiran 16 Dokumentasi Proses Belajar Mengajar Siklus III
Lampiran 17 SK Pengangkatan Dosen Pembimbing
Lampiran 18 Surat Observasi Mengadakan Penelitian
Lampiran 19 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian SDN Jeruk Tipis 1
1
Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK
NIPIS 1 DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah mencakup tiga komponen
pokok, yaitu kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan. Penguasaan
komponen tersebut dimaksudkan agar siswa dapat berkomunikasi dengan
baik dan benar, baik secara lisan maupun secara tertulis. Hal ini dapat
tercapai apabila guru dapat menyiapkan materi pembelajaran Bahasa
Indonesia yang mengarah pada penguasaan tiga komponen tersebut, sesuai
dengan pembelajaran yang ada dalam kurikulum.
Salah satu komponen pembelajaran bahasa yang harus dikuasai siswa
adalah komponen kebahasaan. Komponen ini dianggap penting karena kedua
komponen lainya (pemahaman dan penggunaan) tidak dapat dikuasai dengan
baik oleh siswa, bila tidak menguasai komponen kebahasaan. Berdasarkan hal
tersebut, pembelajaran kebahasaan yang dilaksanakan oleh guru, baik terpadu
maupun terpisah dengan yang lainnya tetap mendapat perhatian utama dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia. Salah satu materi pembelajaran kebahasaan
yang patut dikuasai siswa adalah preposisi. Materi ini telah diperkenalkan
kepada siswa sejak jenjang Sekolah Dasar.
Ramlan (1987, hlm. 9) mengemukakan bahwa “kemampuan memahami
preposisi bagi siswa di sekolah adalah sangat penting untuk menunjang
kecermatan mereka menuangkan gagasan secara tertulis”. Pernyataan tersebut
dikemukakan karena pada kenyataanya masih banyak siswa yang mengalami
kesulitan dalam menempatkan preposisi ataupun menuliskan preposisi bahasa
indonesia dengan tepat ketika mereka ingin menuangkan gagasan secara
tertulis, baik dalam bentuk kalimat maupun paragraf.
Materi pembelajaran preposisi Bahasa Indonesia, khususnya pada jenjang
2
penggunaan preposisi Bahasa Indonesia, hal tersebut dimaksudkan untuk
mendukung penguasaan aspek kebahasaan mereka.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses dan hasil belajar yang
dilakukan di kelas IV SDN Jeruk Tipis 1 Kragilan diketahui bahwa hasil
belajar siswa dalam materi preposisi bahasa Indonesia masih rendah. Hal itu
terdeteksi pada saat siswa diminta oleh guru untuk menuangkan gagasan
secara tertulis baik dalam bentuk kalimat maupun dalam bentuk paragraf.
Dari 20 siswa kelas IV SDN Jeruk Tipis 1, 85% siswa belum dapat
menggunakan preposisi bahasa Indonesia dengan tepat bahkan belum
mengetahui sepenuhnya penggolongan preposisi.
Dalam evaluasi yang di lakuakan pada tahap prasiklus didapat nilai
terendah siswa adalah 20,00 dan nilai tertinggi siswa adalah 66,66. Dari 20
siswa yang mencapai nilai tertinggi yaitu 66,66 yang berarti mencapai nilai
KKM sebanyak 2 siswa atau 15%, dan 18 siswa atau 75% mendapatkan nilai
di bawah KKM.
Faktor yang menyebabkan permasalahan yang dihadapi siswa tersebut,
adalah guru kurang terampil dalam menggunakan pendekatan pembelajaran
yang dapat merangsang kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran
preposisi Bahasa Indonesia dan guru kurang mampu atau kurang penguasaan
dalam menyampaikan materi pelajaran preposisi Bahasa Indonesia.
Dari kenyataan yang dikemukakan tersebut perlu dilakukan upaya
peningkatan hasil belajar isiwa pada materi preposisi Bahasa Indonesia.
Upaya yang dilakukan oleh penulis dalam meningkatkan hasil belajar siswa
3
Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK
NIPIS 1 DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
Dari semua yang telah terurai, penulis merumuskan judul penelitian
tindakan ini sebagai berikut: “Meningkatkan Hasil Belajar Preposisi
Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD Negeri Jeruk Tipis 1 Dengan
Menggunakan Pendekatan Kontruktivisme”
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Dari latar belakang di atas penulis mengidentifikasi masalah, antara lain.
1. Hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Jeruk Tipis 1 Kragilan dalam
materi preposisi atau kata depan Bahasa Indonesia masih rendah.
2. Pengetahuan dan kemampuan penguasaan siswa dalam memahami
Preposisi Bahasa Indonesia masih rendah.
3. Guru kurang terampil dalam menggunakan pendekatan pembelajaran
yang dapat merangsang kemampuan siswa dalam memahami materi
pelajaran Preposisi Bahasa Indonesia.
4. Guru kurang mampu atau kurang penguasaan dalam menyampaikan
materi pelajaran Preposisi Bahasa Indonesia.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Masalah utama yang ingin dicarikan pemecahannya melalui penelitian
tindakan kelas ini, antara lain.
1. Bagaimana langkah-langkah pendekatan Konstruktivisme dalam materi
pelajaran Preposisi Bahasa Indonesia untuk meningkatkan hasil belajar
siswa kelas IV SDN Jeruk Tipis 1 Kragilan?
2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas IV SDN Jeruk Tipis 1 Kragilan dalam
materi pelajaran Preposisi Bahasa Indonesia dengan menggunakan
pendekatan konstruktivisme?
D. Tujuan Penelitian
4
1. memperoleh gambaran tentang langkah-langkah pendekatan
konstruktivisme guna meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi
pelajaran preposisi Bahasa Indonesia.
2. menganalisis hasil belajar siswa kelas IV SDN Jeruk Tipis 1 Kragilan
dalam materi pelajaran preposisi Bahasa Indonesia dengan menggunakan
pendekatan konstruktivisme.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat:
1. sebagai wujud pengalaman belajar yang berpusat pada subyek didik, yang
dirasa menyenangkan, dapat memacu aktivitas belajar, dan meningkatkan
kemampuan siswa terhadap konsep materi Preposisi Bahasa Indonesia.
2. untuk mendorong semangat agar lebih meningkatkan kompetensi dan
profesionalisme guru.
3. untuk menambah dan memperkaya khazanah kepustakaan sekolah serta
hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, tentang penyusunan hasil
penelitian ini, peneliti menyusun sistematika pembahasan sebagai berikut.
1. BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini penulis menguraikan garis besar pokok permasalahan
penelitian, yang tersusun secara sistematis mulai dari latang belakang
5
Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK
NIPIS 1 DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
materi pembelajaran Preposisi Bahasa Indonesia, konsep pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan Konstruktivisme, dan rumus-rumus
utama untuk menganalisis temuan dalam penelitian serta penelitian
terdahulu yang relevan termasuk prosedur, subjek dan temuannya yang
dapat menunjang keberhasilan penelitian.
3. BAB III Metode Penelitian
Dalam bab ini berisi penjabaran mengenai jenis metode penelitian yang
digunakan peneliti, metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimana didalamnya terdiri dari
penjabaran atau penjelasan mengenai metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), subjek dan lokasi penelitian, definisi operasional, instrumen
penelitian, prosedur penelitian, tekhnik pengumpulan dan analisis data.
4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bab ini akan membahas tentang pengolahan dan analisis data
secara deskriptif untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan
masalah penelitian, rumusan masalah penelitian dan tujuan penelitian.
5. BAB V Simpulan dan Saran
Dalam bab ini akan disajikan penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas (PTK). PTK disebut sebagai suatu penelitian tindakan kelas karena
PTK bertujuan untuk meningkatkan pendidikan dengan melakukan perubahan
kearah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan pembelajaran yang tentu saja
dalam proses penelitiannya melibatkan guru dan siswa didalam kelas.
Menurut Arikunto (2008, hlm. 3) “penelitian tindakan kelas merupakan
suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”.
Tindakan sendiri berarti suatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu, latar atau tempat terjadinya pencermatan yaitu di dalam kelas,
dimana didalam kelas terdiri dari sekelompok siswa yang menerima
pembelajaran yang sama dari guru dalam waktu yang bersamaan.
Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran, guru perlu menyampaikan
materi pembelajaran tidak hanya satu kali tetapi juga diperlukan penyampaian
materi yang sama dilain pertemuan, hal itu dimaksudkan untuk memperbaiki
proses maupun hasil belajar, yang kemudian peningkatan hasil belajar itu
yang akan menjadi poin utama dalam tujuan pembelajaran tersebut. Banyak
faktor yang dapat mempengaruhi tidak tercapainya suatu tujuan
pembelajaran, misalnya karena faktor guru maupun dari faktor siswa sendiri
23
Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK
menerapkan tindakan di dalam kelas dengan menggunakan aturan sesuai
dengan metodologi penelitian yang dilakukan dalam beberapa periode atau
siklus. Banyaknya siklus yang digunakan tergantung pada pencapaian
keberhasilan yang di harapka oleh peneliti.
Untuk membedakan dari jenis penelitian lain maka berikut ini akan
dikemukakan ciri-ciri PTK. Menurut Wardhani & Wihardit (2011, hlm. 1.5)
ciri-ciri PTK antara lain.
1. Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran dari
guru bahwa praktik yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai
masalah yang perlu diselesaikan.
2. Self-reflective inquiry atau penelitian melalui refleksi diri, merupakan
ciri PTK yang paling esensial.
3. Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus
penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa prilaku guru dan
siswa dalam melakukan interaksi.
4. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran,
perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus menerus, selama
kegiatan penelitian dilakukan. oleh karena itu, dalam PTK dikenal
adanya siklus pelaksanaan berupa pola:
perencanaan-pelaksanaan-observasi-refleksi-revisi (perencanaan ulang).
Karakteristik PTK yaitu penelitian didasarkan pada problema yang harus
dipecahkan. PTK harus selalu berangkat dari persoalan praktek pembelajaran
sehari-hari yang dihadapi oleh guru. Kemudian dari persoalan itu guru
menyadari pentingnya persoalan tersebut untuk dipecahkan secara
professional.
Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik antara lain.
1. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional
2. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaanya.
3. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi
5. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus
Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memecahkan
permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini tidak
saja bertujuan untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari jawaban
ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang
dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru
dalam pengembangan profesionalnya.
Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata
dan praktis dalam peningakatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami
langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar.
Secara lebih rinci , tujuan PTK antara lain.
1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses. Serta hasil pendidikan dan
pembelajaran di sekolah.
2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah
pembelajaran dan pendidikan di dalam da luar kelas.
3. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
4. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah
sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu
pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan (sustainable).
Bila tujuan tersebut tercapai, maka sesungguhnya telah tercapai pula
tujuan lainnya ialah berupa terjadinya proses latihan dalam jabatan selama
proses penelitian tindakan kelas itu berlangsung.
25
Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK
tamatan Sekolah Dasar. Mata Pencahariannya 85% sebagai wiraswasta
dan sisanya sebagai buruh dan petani.
Siswa/i SDN Jeruk Tipis 1 Kragilan, dari kelas I sampai dengan kelas
VI adalah berjumlah 124 siswa, 61 siswa laki-laki dan 63 siswi
Kragilan, berikut adalah data lengkap mengenai lokasi dalam penelitian
ini.
Nama Sekolah : SD Negeri Jeruk Tipis 1
NPSN / NSS : 20605819 / 101280411012
Jenjang Pendidikan : SD
Status Sekolah : Negeri
Alamat : Jl. Sentul-Jonjing KM.04
RT/RW : 001/005
Nama Dusun : Cikopyah
Desa/Kelurahan : Tegalmaja
Kode pos : 42184
Kecamatan : Kec. Kragilan
Email : sdnjeruktipissatu@ymail.com
Penentuan lokasi penelitian tersebut di tentukan secara purposive
(sengaja). Beberapa alasan penulis memilih lokasi tersebut karena jarak
sekolah tersebut sangat dekat dengan rumah peneliti dan adanya
kedekatan emosional dengan guru-guru maupun disekolah tersebut.
Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran istilah-istilah yang
digunakan dalam judul penelitian dalam memberikan arahan yang jelas dalam
proses penelitian, maka perlu dijelaskan definisi operasional sebagai berikut:
1. Meningkatkan
Meningkatkan adalah menaikan suatu kuantitas atau kualitas sehingga
terjadi perubahan ke arah yang lebih tinggi.
Yang dimaksud meningkatkan dalam penelitian ini adalah menaikan
nilai atau mutu maupun sebagai tolak ukur pemahaman siswa mengenai
materi pelajaran preposisi atau kata depan ke arah yang lebih baik dari
sebelumnya, artinya mengalami perubahan pemahaman yang lebih tinggi,
yang dapat diukur melalui hasil belajar.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar didapat setelah diberikannya evaluasi atau tes pada setiap
akhir pembelajaran biasanya berbentuk angka-angka. Hasil belajar
merupakan nilai pencapaian siswa terhadap materi yang telah dipelajari,
dapat diartikan juga sebagai perubahan tingkah laku siswa dari yang
tidak bisa menjadi bisa setelah mengalami proses belajar yang tentunya
dapat diukur melalui nilai evaluasi yang diberikan oleh guru.
3. Preposisi
Preposisi merupakan salah satu komponen kebahasaan yang wajib
dikuasi oleh siswa, preposisi sudah diajarkan ditingkat sekolah dasar
yang dikenal sebagai kata depan.
27
Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK
dinamakan frasa preposisi. Jika ditinjau dari segi bentuknya, preposisi
ada dua macam preposisi yaitu preposisi tunggal dan preposisi majemuk.
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan batasan preposisi
berdasarkan standar kompetensi yang dijabarkan dalam kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP), dimana materi pembelajaran
mengenai preposisi atau kata depan di SD termasuk ke dalam tinjauan
dari segi sintaksisnya, yaitu preposisi yang berada didepan nomina,
adjektiva, atau adverbia sehingga termasuk frasa yang dinamakan frasa
preposisi. Dalam penggolongan preposisi untuk pembelajaran di SD
sendiri mencakup preposisi yang menandai tempat, preposisi yang
menandai maksud dan tujuan, preposisi yang menandai waktu, dan
preposisi yang menandai sebab.
Sedangkan dalam penilaiannya penulis akan menggunakan acuan
aturan penggunaan preposisi menurut Chaer dalam bukunya yang
berjudul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia (2000, hlm. 122).
5. Pendekatan kontruktivisme
Pendekatan konstruktivisme adalah suatu pendekatan pembelajaran
yang menekankan pada pemberian stimulus kepada peserta didik yang
kemudian dikaitkan pada pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari
peserta didik. Pendekatan konstruktivisme diyakini dapat membantu
siswa agar dapat belajar lebih aktif dan dapat mengembangkan
pemikirannya secara luas.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri,
sebagaimana yang dikemukankan oleh Sugiyono (2009, hlm. 307) yang
menyatakan bahwa
diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan.
Peneliti akan terjun ke lapangan sendiri, baik pada grand tour question,
tahap focused and selection, melakukan pengumpulan data, analisis dan
membuat kesimpulan.
Digunakannya instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri
karena beberapa alasan, yaitu sebagai berikut.
1. Peneliti dianggap alat yang peka dan dapat bereaksi terhadap segala
stimulus dan lingkungan.
2. Peneliti sebagai alat yang dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek
keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
3. Tiap situasi merupakan keseluruhan, tidak ada suatu instrumen berupa test
atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia.
4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami
dengan pengetahuan semata.
5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh.
6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan
berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan
segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan atau
perbaikan.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur dapat di artikan sebagai tata cara atau langkah-langkah dalam
29
Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK
dari tingkat keberhasilan dari target yang akan dicapai, dimana setiap siklus
bisa terdiri dari satu atau lebih pertemuan, bergantung pada selesai atau
tidaknya proses belajar mengajar dalam setiap tindakan pada siklus.
Dalam setiap siklus, secara garis besar terdapat empat tahapan yang
biasanya dilakukan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu: perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dimana pada setiap tahapannya
dilakukan secara berurut atau sistematis yang di dasarkan pada prosedur yang
telah dibuat.
Meskipun para ahli mengemukakan tahapan tersebut dengan bagan yang
berbeda-beda tetapi secara garis besar dapat terlihat seperti bagan berikut ini.
Perencanaan
SIKLUS I
SIKLUS II Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi
Refleksi Pelaksanaan
Gambar 3.1
Model Penelitian Tindakan Kelas
(Arikunto, 2008, hlm. 16)
Dalam gambar 3.1 model penelitian tindakan kelas diatas dapat terlihat
setiap alur dari tahapan penelitian tindakan kelas, berikut adalah penjabaran
tentang empat tahapan penelitian tindakan kelas, yaitu.
1. Perencanaan (planning)
Tahap ini menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh
siapa, dan bagaimaa tindakan tersebut akan dilakukan. Tindakan kegiatan
penelitian yang dilakukan yaitu menentukan kelas dan subyek penelitian
yang sesuai dengan hakikat dan masalah penelitian tindakan kelas
kemudian melakukan pendekatan pembicaraan dengan kepala sekolah
dan satu orang guru sebagai model. Kegiatan berikutnya adalah
merencanakan tindakan yang akan dilakukan oleh model.
Langkah-langkah yang harus ditempuh adalah membuat scenario
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme yang
mencakup langkah-langkah yang akan dilaksnakan oleh guru dan apa
yang akan dilakukan oleh siswa dan terlebih dahulu mnganalisis Pengamatan
31
Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK
Pada tahap ini dilakukanlah pelaksanaan tindakan yaitu Implementasi
atau penerapan isi rancangan. Peneliti melaksanakan tindakan penelitian
yang berupa pelaksanaan kegiatan atau rancangan pembelajaran Bahasa
Indonesia yaitu perancangan pembelajaran dengan pendekatan
konstruktivisme untuk membantu observer dalam melakukan
pengamatan pelaksanaan tindakan dibuat alat pengumpul data sebagai
alat dokumentasi atau catatan yang digunakan untuk memberikan umpan
balik yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan tindakan. Di sepakati
pula antara model dan observer bahwa kehadiran observer tidak akan
mengganggu kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.
Hal yang perlu di garis bawahi adalah bahwa dalam tahap dua ini
pelaksana atau guru harus ingat dan taat pada apa yang sudah dirumuskan
dalam rancangan dan harus berlaku wajar ketika dalam proses
pembelajaran. Tentu saja membuat modifikasi tetap diperbolehkan,
selama tidak mengubah prinsip.
3. Pengamatan (observing)
Dalam tahap ke-3 ini adalah dilakukannnya kegiatan pengamatan
(observing), yaitu semua kegiatan untuk mengenal, merekam, dan
mendokumentasikan setiap hal dari proses dan hasil yang dicapai dari
tindakan yang direncanakan. Pada kenyataan tahap observasi dilakukan
bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
Kegiatan pengamatan dilakukan oleh pengamat, kegiatan ini di
lakukan karena ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan, tentu
tidak dapat menganalisis peristiwa yang sedang terjadi, oleh karena itu
pengamat mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar
memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.
4. Refleksi (reflecting)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu melakukan analisis,
sintesis, interprestasi dan eksplanasi terhadap semua informasi yang di
observer akan dikonfirmasikan. Dianalisis dan di evaluasi agar dapat
diketahui apakah pelaksanaan tindakan tersebut telah sesuai dengan yang
direncanakan sebelumnya.
Maksudnya adalah dalam kegiatan ini guru pelaksana mengemukakan
kembali apa yang sudah dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Istilah
refleksi lebih tepat digunakan ketika guru pelaksana sudah selesai
melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti dan subjek
penelitian (siswa-siswa yang diajari), untuk bersama-sama
mendiskusikan implementasi rencana tindakan. Inilah inti dari penelitian
tindakan, yaitu ketika guru pelaksana mengatakan kepada pengamat
tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagian mana yang
belum.
Kegiatan refleksi dilakukan berkelanjutan sehingga kegiatan
pembelajaran yang diselenggarakan selalu dapat ditingkatkan efektivitas
dan efisiensinya. Berpikir reflektif sebagai kegiatan berpikir secara
berulang-ulang melalui kegiatan mencermati kenyataan empiris dan
mencernakan kenyataan empiris itu dengan pemikiran abstrak, adalah
salah satu modal penting bagi seorang peneliti dalam memudahkan
penelitiannya.
F. Tekhnik Pengumpulan dan Analisis Data
1. Tekhnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
33
Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK
Observasi yaitu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis (Arikunto,
2006, hlm. 30).
Observasi ini digunakan untuk mengamati aktifitas belajar siswa
selama proses pembelajaran berlangsung dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia pada materi pelajaran preposisi atau kata depan dengan
menggunakan pendekatan konstruktivisme kelas IV SDN Jeruk Tipis
1. Kegiatan yang akan peneliti lakukan dalam proses pembelajaran
yaitu mengamati aktifitas belajar siswa.
Jenis observasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan
menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.
Pedoman observasi dalam penelitian ini berisi sebuah daftar jenis
kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. Dalam proses
observasi, observator (pengamat) tinggal memberi tanda pada kolom
tempat pristiwa muncul.
Observasi dalam penelitian ini dikembangkan menjadi dua jenis
yaitu, observasi terhadap guru dan observasi terhadap siswa.
1) Observasi terhadap guru
Pada kegiatan pembelajaran, yang berperan sebagai
pelaksana kegiatan pembelajaran ialah peneliti. Observasi ini
didasarkan pada tahap-tahap penerapan pembelajaran dengan
pendekatan kobstruktivisme dalam proses pembelajaran.
Mengarah pada pedoman penilaian observasi, aspek yang
akan dinilai dalam observasi adalah ada tidaknya
langkah-langkah pembelajaran konstruktivisme dalam kegiatan mengajar
yang dilakukan oleh guru, dimana langkah-langkah
pembelajarannya mengacu pada tahap-tahap pembelajaran
menggunakan pendekatan konstruktivisme menurut Sidik yang
konsep, pengembangan dan aplikasi. Berikut adalah tabel
pedoman observasi mengajar guru dengan menggunakan
pendekatan konstruktivisme
Tabel 3.1
Pedoman observasi mengajar guru dengan menggunakan pendekatan
Konstruktivisme
No Aspek yang di Nilai
Keterangan
Ya Tidak
1 Apersepsi
a. Mengucapkan salam dan menyapa
siswa
b. Mengajak siswa untuk berdo’a
c. Mengecek kehadiran siswa
(absensi)
d. Guru menyampaikan kompetensi
dan indikator yang diharapkan.
e. Guru memberikan motivasi
35
Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK
b. Guru mengarahkan siswa untuk
yang mengandung preposisi atau
kata depan.
3 Diskusi dan Penjelasan Konsep
a. Guru menyampaikan materi
dengan jelas dan mudah dipahami.
hal yang belum diketahui siswa
b. Guru bersama siswa bertanya
Jika indikator tidak muncul maka ceklis ( v ) TIDAK
Adapun cara penilaian yang digunakan adalah:
Nilai =� � � �� � � � �
indikator maksimum X 100
Keteranagan:
Nilai maksimum = 15
2) Observasi terhadap siswa
Observasi ini didasarkan pada kegiatan yang diharapkan akan
muncul pada setiap kegiatan penggunaan pendekatan
konstruktivisme pada meteri preposisi atau kata depan Bahasa
Indonesia. Pedoman observasi siswa ini mengacu pada
tahap-tahap pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme
menurut Sidik.
Tabel 3.2
Pedoman observasi siswa dalam pembelajaran dengan
mengguanakan pendekatan Konstruktivisme
No Aspek yang di Nilai
Keterangan
Ya Tidak
1 Siswa dapat menyebutkan pengertian
preposisi atau kata depan.
2 Siswa membentuk kelompok
3 Di dalam kelompok, siswa dapat
menyebutkan preposisi atau kata depan
37
Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK
5 Siswa melaporkan hasil diskusi
kelompok ke depan kelas dan kelompok
lain menanggapi laporan yang
disampaikan temannya.
6 Siswa mengerjakan tugas akhir
(evaluasi)
Jumlah
Keterangan: Jika indikator muncul maka ceklis ( v ) YA
Jika indikator tidak muncul maka ceklis ( v ) TIDAK
Adapun cara penilaian yang digunakan adalah:
Nilai =� � � �� � � � �
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data pemahaman
siswa. Lembar tes digunakan untuk melaksanakan tes, guna
memperoleh gambaran tentang pemahaman awal dan akhir siswa
mengenai penggolongan dan penggunaan atau pemakaian preposisi.
Pembuatan soal tes dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu
sebagai berikut.
1) Menentukan jenis tes dan bentuk tes yang akan digunakan.
Bentuk tes terbagi menjadi dua jenis, yaitu tes subjektif dan
dapat dilakukan secara objektif. Tes objektif yang di gunakan
dalam penelitian ini adalah bentuk tes melengkapi (completion),
yang terdiri dari sepuluh soal.
Tes subjektif pada umumnya berbentuk essai (uraian). Tes
bentuk esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang
memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau
uraian-uraian. Tes esai dalam penelitian ini terdiri atas lima soal.
2) Membuat kisi-kisi soal.
Kisi-kisi adalah sebuah tabel yang menunjukkan hubungan
antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang
disebutkan dalam kolom (Arikunto,2006, hlm. 162).
Adapun kisi-kisi soal tes penelitian ini adalah sebagai
Standar Kompetensi : 7. Memahami teks melalui membaca intensif.
39
Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK
dalam paragraf
Keterangan: Mudah (2 soal), Sedang (10 soal), Sukar (3 soal) 3) Membuat butir-butir soal
Membuat butir-butir soal dimaksudkan untuk mengukur
pemahaman siswa mengenai materi yang telah diajarkan.
Berikut adalah butir soal yang di gunakan dalam penelitian
ini.
I. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kata depan?
2. Sebutkan jenis-jenis kata depan?
3. Sebutkan contoh kata depan yang menandai tempat?
4. Sebutkan contoh kata depan yang menandai maksud dan
untuk, guna, hingga, hampir, demi, atas)
Berbagai perkembangan yang terjadi __________
bidang teknologi informasi dalam beberapa tahun terakhir,
hendaknya ditanggapi bukan dengan sikap cemas.
Perkembangan tersebut justru harus dilihat __________ sisi
positifnya sambil menyiasati berbagai kemungkinan
__________ memetik keuntungan __________
perkembangan teknologi tersebut. Perkembangan ini
bahkan melaju lebih cepat dibandingkan dengan
perkembangan masyarakat. Perkembangan ini pasti akan
hidup, kecendrungan mental __________ pendangan hidup.
Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi
mencakup __________ semua kalangan dan __________
berbagai bidang misalnya bidang industri, pendidikan,
pemerintahan dll, tetapi hal tersebut __________
mendukung kemajuan bangsa. Dan yang perlu di ingat
adalah kita tidak boleh menyalahgunakan teknologi
__________ terjaganya fungsi positif __________
teknologi.
4) Membuat kunci jawaban
Membuat kunci jawaban atas butir-butir soal yang telah
dibuat akan sangat membantu untuk memberikan penilaian yang
objektif dan hal tersebut manjadi wajib dilakukan untuk sebuah
penilaian.
Berikut adalah kunci jawaban dari butir soal yang telah di
buat dalam penelitian ini.
Kunci jawaban bagian I
1. Preposisi atau depan adalah kata-kata yang digunakan di
depan kata benda, kata sifat dan kata keterangan.
2. Kata depan yang menandai tempat, maksud dan tujuan,
waktu dan sebab.
3. di, ke, dari
4. untuk, guna
41
Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK
10.Hingga
Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data tentang
hasil belajar siswa dalam memahami materi pelajaran preposisi
atau kata depan dengan menggunakan pendekatan
konstruktivisme. Ada pun jenis tes yang digunakan dalam
penelitian tentang preposisi atau kata depan, yaitu tes tertulis.
Bentuk tes yang digunakan oleh peneliti, yaiatu: esay dengan
jumlah 5 soal dan melengkapi dengan jumlah 10 soal.
2. Analisis Data
Adapun data yang dikumpulkan melalui instrument penelitian yaitu:
a. Data aktivitas siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
Data aktivitas siswa dalam KBM diperoleh melalui observasi
menggunakan instrument penelitian lembar observasi sesuai dengan
pendekatan konstruktivisme.
b. Data hasil belajar siswa
Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes tertulis yang
diberikan kepada siswa setelah dilaksanakan proses belajar mengajar
dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. Lembar tes ini
digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa.
Setelah data diperoleh dari hasil pengumpulan data, maka data
perlu diolah.langkah-langkah pengumpulan data yaitu, menentukan
instrument penelitian, yaitu menyusun lembar observasi dan
menyusun soal-soal tes, menyusun data dan mengolah data. Secara garis besar pengolahan data mencakup tiga langkah yaitu:
1) Langkah persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada langkah persiapan ini adalah
sebagai berikut :
Mengecek kelengkapan data, yaitu memeriksa instrument penelitian
Mengecek isian data 2) Tahap pengelompokkan
Penilaian pada hasil observasi
Pemberian skor pada setiap aspek observasi kegiatan siswa
Pemberian skor (skala nilai) terhadap soal-soal tes dan menjumlahkan skor yang diperoleh siswa disetiap siklus
102
Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas IV SD Negeri Jeruk
Tipis 1 Kragilan dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari
empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi.
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian maka diperoleh gambaran
tentang langkah-langkah pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dalam materi pelajaran preposisi Bahasa Indonesia. Dan
dari analisis hasil belajar siswa kelas IV SDN Jeruk Tipis 1 Kragilan dalam
materi pelajaran preposisi Bahasa Indonesia dengan menggunakan
pendekatan konstruktivisme menunjukan peningkatan.
Dimana dapat terlihat dari peningkatan persentase langkah-langkah
pembelajaran konstruktivisme yang dapat tergambarkan dalam kegiatan guru
dan siswa serta kenaikan nilai akhir siswa pada setiap siklus yang diperoleh.
Dari hasil pengamatan siklus I, langkah-langkah pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan konstruktivisme untuk kegiatan guru hanya
terlaksana 46,66%, untuk kegiatan siswa hanya terlaksana 33,33%, hasil
belajar atau nilai akhir dalam siklus I, sudah menunjukan peningkatan dari
pra-siklus yaitu sebesar 71,33.
Hasil pengamatan siklus II, langkah-langkah pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan konstruktivisme untuk kegiatan guru hanya
terlaksana 86,66%, untuk kegiatan siswa hanya terlaksana 83,33%, hasil
belajar atau nilai akhir dalam siklus II, sudah menunjukan peningkatan dari
siklus I yaitu sebesar 84,33.
Dan hasil pengamatan siklus III, langkah-langkah pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan konstruktivisme untuk kegiatan guru terlaksana
100%, untuk kegiatan siswa terlaksana 100%, hasil belajar atau nilai akhir
dalam siklus II, sudah menunjukan peningkatan dari siklus II yaitu sebesar
103
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini memberikan suatu gambaran yang
jelas bahwa langkah-langkah pendekatan konstruktivisme dapat
meningkatkan hasil belajar preposisi Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD
Negeri Jeruk Tipis 1 Kragilan.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian, maka berikut adalah
beberapa saran yang dapat peneliti samapaikan, yaitu sebagai berikut.
1. Bagi guru
Hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya
dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi, serta dalam
mengelola kelas, sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya
dapat terus meningkat dan guru harus lebih kreatif serta inovatif dalam
menerapkan pendekatan yang sesuai dengan tingkat kemauan siswa
supaya pembelajaran lebih bervariasi dan tidak monoton menggunakan
paradigma lama sehingga anak tidak bosan.
2. Bagi Kepala Sekolah
Dukungan kepala sekolah merupakan faktor yang terkait langsung
dengan penyelenggaraan proses pendidikan di sekolah. Jelasnya sebagai
pemimpin yang mengembangkan dan mengevaluasi kemampuan guru
dalam pembelajaran lebih lanjut dan menentukan pula kelangsungan
daya inovatif guru, terutama dalam menjadikan pendekatan
konstruktivisme sebagai suatu pendekatan yang efektif dan hendaknya
Mafrukhah, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PREPOSISI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SD NEGERI JERUK
NIPIS 1 DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DAFTAR PUSTAKA
Alawi, H., Dardjowidjojo, S., Lapoliwa, H., & Moeliono, A. m. (2003). Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Anggoro, T. (2011). Metode Penelitian. Jakarta: UT.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Arisetyawan, A. (2010). Penggunaan Model Kontruktivis Dalam Upaya
Meningkatkan Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan Dasar , 17-21.
Chaer, A. (2000). Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Endarmoko, E. (2006). Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Muslich, M. (2010). Garis-Garis Besar Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia.
Bandung: Refika Aditama.
Nasional, D. P. (2000). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif,
kualitatif, dan R&D). Bandung: CV. Alvabeta.
Sundari, N. (2008). Teori dan Implementasi Pendekatan Whole Language dalam
Pembelajaran Menulis. Bandung: Sonagar Press.
Taufik, A., Mikarsa, H. L., & Prianto, P. L. (2012). Pendidikan Anak Di SD.
Tangerang: UT.
Wardana, D. (2013). Belajar Menulis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). JURNAL
PETEKA (Pembelajaran dan Penelitian Tindakan Kelas) , 56-70.
Wardani, I., & Wihardit, K. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Wardoyo, S. M. (2013). Pembelajaran Konstruktivisme Teori Dan Aplikasi