• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ASSURE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ASSURE."

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SMP

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ASSURE

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh

SUPARNO RETNO PAMUNGKAS

1204658

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis

dan Kreatif Matematis Siswa SMP

Melalui Model Pembelajaran ASSURE

Oleh

Suparno Retno Pamungkas

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu

pengetahuan Alam

© Suparno Retno Pamungkas 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

April 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

TESIS

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SMP

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ASSURE

Oleh

Suparno Retno Pamungkas

1204658

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Dr. Endang Cahya M.A.,M.Si.

Pembimbing II

Dr. Dadan Dasari, M.Si.

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

SPs UPI

(4)

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Suparno Retno Pamungkas, (2014). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis

dan Kreatif Matematis Siswa SMP Melalui Model Pembelajaran ASSURE. SPs UPI.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran ASSURE dengan siswa yang pembelajarannya secara

konvensional. Penelitian ini terdapat unsur manipulasi perlakuan yaitu kelompok eksperimen mendapat perlakuan pembelajaran dengan model pembelajaran ASSURE, sedangkan kelompok kontrol memperoleh pembelajaran secara konvensional. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Desain penelitian yang dilakukan adalah Pre-test Pos-test Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 9 di salah satu SMP unggulan di Kabupaten Cianjur. Pengambilan sampel dilakukan secara acak terhadap kelas, dan sebanyak dua kelas digunakan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan berupa tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan menggunakan taraf signifikansi 0,05 dan pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Mann Whitney dan uji t, diperoleh kesimpulan bahwa: 1) Kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran ASSURE lebih baik daripada siswa yang pembelajarannya secara konvensional; 2) Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran ASSURE lebih baik daripada siswa yang pembelajarannya secara konvensional; 3) Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran ASSURE lebih baik daripada siswa yang pembelajarannya secara konvensional; 4) Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran ASSURE lebih baik daripada siswa yang pembelajarannya secara konvensional.

(5)

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Suparno Retno Pamungkas, (2014). Improving Junior High School Students Creative and Critical Mathematical Thinking Skills through the ASSURE Learning Model. School of Post Graduate Studies. Indonesia University of Education.

The purpose of this study is to investigate the improvement of critical thinking and creative mathematical skills learning of the students taught using the ASSURE model in comparison to the students taught using the conventional learning. This study incorporates a manipulated treatment or intervention where the experimental group is taught using the ASSURE learning and the control group is taught using the conventional model. Using the quasi-experimental method, the Pre-test Post-test Control Group design was applied. The population is the of the ninth grade students of a leading junior high school in the Cianjur Regency. Random Sampling is employed to select the classes resulting a class assigned as experimental group and the other as the control group. The instrument is in the form of a test for student critical and creative mathematical thinking skills.Based on the results of data analysis, with the significant level of .05 in the procedure of Mann-Whitney and t-test, it is concluded that 1) The critical mathematical thinking skills of the students taught using the ASSURE learning model was better than that of the students taught using the conventional learning; 2) The creative mathematical thinking skills of the students taught using the ASSURE learning model was better than that of the students taught using the conventional learning; 3) The increase in critical mathematical thinking skills of the students taught using the ASSURE learning model was better than that of the students taught using the conventional learning; 4) The increase in creative mathematical thinking skills of the students taught using the ASSURE learning model was better than that of the students taught using the conventional learning.

(6)

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ...

iv

DAFTAR ISI ...

vi

DAFTAR TABEL ...

ix

DAFTAR GAMBAR ...

xi

DAFTAR LAMPIRAN ...

xiii

BAB I PENDAHULUAN ...

1A. Latar Belakang Masalah ...

1

B. Rumusan Masalah ...

9

C. Tujuan Penelitian ...

10

D. Manfaat Penelitian ...

(7)

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Definisi Operasional ...

11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...

13

A. Hakikat Berpikir ...

13

1. Konsep Berpikir ...

13

2. Berpikir Kritis Matematis ...

14

3. Berpikir Kreatif Matematis ...

18

4. Hubungan Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Matematika ...

21

B. Model pembelajaran ASSURE ...

22

1. Hakikat Model Desain Pembelajaran ASSURE ...

24

2. Langkah-Langkah Model Desain Pembelajaran ASSURE ...

26 C. Manfaat Model Desain Pembelajaran ASSURE ...

28

D. Pembelajaran Konvensional ...

28

E. Teori Belajar yang Mendukung ...

29

F. Penelitin Terdahulu yang Berkaitan ...

(8)

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Hipotesis Penelitian ...

31

BAB III METODE PENELITIAN ...

33

A. Metode dan Desain Penelitian ...

33

B. Populasi dan Sampel Penelitian ...

34

C. Instrumen Penelitian ...

34

1. Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ...

34

2. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ...

36

D. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ...

37

1. Analisis Validitas Tes ...

37

2. Reliabilitas Tes ...

39

3. Daya Pembeda ... 40

4. Tingkat Kesukaran Butir Tes...

41

5. Perangkat Pembelajaran ...

43

6. Prosedur Penelitian ...

(9)

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Teknik Analisis Data ...

45

8. Alur Uji Statistik ...

48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

49

A. Deskripsi Data ...

49

B. Pengujian Hipotesis ...

58

1. Uji Perbedaan Kemampuan Awal Berpikir Kritis Matematis ...

58

2. Uji Perbedaan Kemampuan Akhir Berpikir Kritis matematis ...

60

3. Uji Perbedaan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ...

62

4. Uji Perbedaan Kemampuan Awal Berpikir Kreatif Matematis ...

64

5. Uji Perbedaan Kemampuan Akhir Berpikir Kreatif matematis...

67

6. Uji Perbedaan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis....

69

C. Hasil Pembahasan ...

72

1. Analisis Proses Pembelajaran ...

(10)

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Analisis Proses Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis ...

76

3. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa ...

80

4. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa ...

80

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...

82

A. Kesimpulan ...

82

B. Rekomendasi ...

83

DAFTAR PUSTAKA ...

84

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...

87

(11)

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

2.1 Perbandingan Berpikir Kritis dan Kreatif ...

22

3.1 Pedoman Pemberian Skor Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 35

3.2 Pedoman Pemberian Skor Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 36

3.3 Hasil Uji Validitas Butir Soal ... 38

3.4 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas ... 39

3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 39

(12)

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.7 Analisis Daya Pembeda Instrumen Penelitian ...

4.4 Data Hasil Statistik Deskriptif Kemampuan Berpikir Kritis dan

Kreatif Matematis ...

4.7 Data Hasil Uji Sebaran Normalitas Kemampuan Akhir

Berpikir Kritis Matematis ... 61

4.8 Data Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Akhir

Berpikir Kritis Matematis ... 62

(13)

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemampuan Akhir Berpikir Kritis ... 63

4.10 Data Hasil Uji Perbedaan Peningkatan

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... 64

4.11 Data Hasil Uji Sebaran Normalitas Kemampuan Awal

Berpikir Kreatif Matematis ... 65

4.12 Data Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Berpikir Kreatif Matematis ... 66

4.13 Data Hasil Uji Sebaran Normalitas Kemampuan Akhir

Berpikir Kreatif Matematis ... 67

4.14 Data Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Akhir

Berpikir Kreatif Matematis ... 69

4.15 Data Hasil Uji Sebaran Normalitas Peningkatan Kemampuan Akhir

Berpikir Kreatif Matematis... 69

4.16 Data Hasil Uji Perbedaan Peningkatan

Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ... 71

4.17 Data Hasil Rekapitulasi dan Kesimpulan Hasil Analisis Uji Normalitas

Data Pretes, Postes, dan N-Gain ...

72

4.18 Data Rekapitulasi Uji Hipotesis Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif

(14)

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1 Desain Pembelajaran ASSURE ...

24

3.1 Prosedur Penelitian ...

44

3.2 Alur Uji Statistik ... 48

4.1 Q-Q Plot Kemampuan Awal Berpikir Kritis Matematis

Pemeriksa 1 dan 2 ... 51

4.2 Q-Q Plot Kemampuan Akhir Berpikir Kritis Matematis

(15)

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.3 Q-Q Plot Kemampuan Awal Berpikir Kreatif Matematis

4.11 Kegiatan Guru dalam Proses Belajar Menggunakan Media

Powerpoint ... 72

4.12 Kegiatan Siswa dalam Berdiskusi Kelompok Sambil

(16)

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.15 Hasil Jawaban Siswa dalam Menjawab Soal Kemampuan Berpikir

KritisMatematis yang Pembelajarannya Menggunakan Model

Pembelajaran ASSURE ... 75

4.16 Hasil Jawaban Siswa dalam Menjawab Soal Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis yang Pembelajarannya Secara Konvensional ...

76

4.17 Hasil Jawaban Siswa dalam Menjawab Soal

Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis yang Pembelajarannya

Menggunakan Model Pembelajaran ASSURE... 77

4.18 Hasil Jawaban Siswa dalam Menjawab Kemampuan Soal

Berpikir Kreatif Matematis yang Pembelajarannya

(17)

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

LAMPIRAN 1

1.1 Silabus Bahan Ajar ... 85

1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Model ASSURE dan LKS...

87

1.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kontrol dan LKS ...

120

1.4 Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa,

Butir Soal, dan Kunci Jawaban ...

147

LAMPIRAN 2

2.1 Data Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan

Kreatif Matematis Siswa ...

164

2.2 Data Hasil Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran

Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa ...

(18)

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LAMPIRAN 3

3.1 Data Pretes, Postes, dan Gain Kemampuan Berpikir Kritis

dan Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ...

171

3.2 Pengolahan Data dan Uji Statistik Pretes, Postes, dan Gain

Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa ...

200

LAMPIRAN 4

Data-Data Penunjang Penelitian ... 218

(19)

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembukaan UUD 1945 alinea IV “..., untuk memajukan kesejahteraan

umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia...” serta dalam Pasal 31 ayat (3) juga disebutkan: “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang

meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang”.

Selanjutnya dari UUD 1945 diterbitkan Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan

nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 (Pasal 2), berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3).

Artinya apapun yang kita harapkan, tujuan akhir kita adalah harus mampu

mencerdaskan dan mengantarkan anak-anak Indonesia seutuhnya ke arah yang

lebih baik mulai dari pendidikan dasar, menengah sampai perguruan tinggi.

Sejalan dengan Undang Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 37 menegaskan bahwa mata pelajaran matematika

merupakan salah satu mata pelajaran wajib bagi siswa pada jenjang pendidikan

dasar dan menengah. Sedangkan menurut Badan Nasional Standar Pendidikan

(BNSP) juga diakatakan bahwa pembelajaran matematika diberikan pada setiap

(20)

2

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

matematika sebagai cara bernalar (berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif

dan kemampuan bekerjasama). Selanjutnya bahwa tujuan pembelajaran

matematika adalah mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif,

seperti tertuang dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu dapat

mengembangkan berpikir kritis dan kreatif siswa yang melibatkan imajinasi,

instuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil dan

rasa ingin tahu. Dengan demikian pelajaran matematika merupakan salah satu

mata pelajaran yang selalu ada di dalam setiap kurikulum yang kita miliki di

mana mata pelajaran tersebut wajib diajarkan baik mulai dari jenjang pendidikan

dasar maupun menengah.

Hadirnya teknologi dan informasi sekarang ini menjadi sarana untuk

membantu menjawab semua yang terjadi saat ini. Namun demikian diperlukan

keterampilan dan kemampuan yang baik untuk menggunakannya, karena jika kita

tidak mampu menggunakannya dengan baik tentunya hasil yang diharapkan tidak

sesuai dengan tujuan akhir. Dalam Pasal 31 ayat (4) juga disebutkan “Pemerintah

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai

agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia”. Demikian juga Kusumah (2011) mengatakan bahwa tantangan hidup dalam dunia yang semakin mengglobal amatlah berat. Tuntutan untuk mampu

berpartisipasi aktif dalam berbagai event dalam dunia modern menjadi kian tinggi,

dan hampir semua kegiatan yang dihadapi menuntut kemampuan prima disertai

dengan mutu yang tinggi dan kompetitif.

Tujuan di atas memiliki hubungan, bahwa mata pelajaran matematika perlu

kita berikan kepada semua siswa mulai dari tingkat sekolah dasar terutama untuk

membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan

kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Kemampuan tersebut sangat dibutuhkan

agar peserta didik memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, serta

(21)

berubah-3

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ubah, tidak pasti, dan kompetitif (Depdiknas, 2006). Dengan demikian

pemanfaatan teknologi tentunya dibutuhkan sumber daya manusia yang

berkompeten dalam menggunakannya, sehingga media yang digunakan mampu

menarik minat maupun memotivasi siswa untuk belajar matematika lebih giat,

bahkan mampu meningkatkan cara berpikir matematis yang saat ini sedang kita

kembangkan.

Betapa pentingnya penguasaan matematika yang harus dilakukan sejak dini,

maka pendidikan matematika amatlah penting dan harus kita tanamkan sejak anak

memasuki pendidikan formal, sebab matematika merupakan ilmu pengetahuan

yang memiliki peranan sangat strategis untuk mengantisipasi perkembangan

teknologi yang cukup pesat, akan tetapi pelajaran matematika juga memiliki visi

untuk mengatasi kebutuhan di masa yang akan datang yang berupa alat untuk

memajukan daya pikir. Daya pikir yang dimaksud adalah bahwa melalui alat

matematika maka kemampuan berpikir logis,, analitis, sistematis, kritis dan

kreatif, serta kemampuan bekerja sama dapat dikembangkan. Maka sangat

diharapkan bahwa melalui pendidikan matematika akan dapat membekali anak

menjadi manusia yang tangguh dan kuat di masa yang akan datang.

Kemampuan-kemampuan tersebut dapat diperoleh melalui pengembangan Kemampuan-kemampuan berpikir

kritis, logis, sistematis, analitis, kreatif, dan produktif (Kusumah, 2011).

Siswa sering dihadapkan pada masalah matematis yang agak sulit, rumit,

dan soal yang jarang ditemukan, dan akhirnya tidak mampu menjawab secara

seketika, maka ketika itulah siswa dilatih berpikir untuk dapat menemukan

pemecahan atau solusi dari masalah yang dihadapi. Dengan demikian daya pikir

atau bernalar, menduga atau mempredikasi, mencari rumusan-rumusan sederhana,

kemudian membuktikan kebenaran, itulah hal yang barangkali harus kita latihkan

kepada para peserta didik (Ambarwati, 2011). Pada saat menemukan

pertanyaan-pertanyaan yang jarang dijumpai (kurang familiar) dimungkinkan peserta didik

(22)

4

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

matematika dapat dijadikan alat untuk mengembangkan daya pikir peserta didik.

Hal yang memungkinkan peserta didik mampu memunculkan gagasan-gagasan

yang bersifat original, lancar, dan luwes dalam menyimpulkan serta

memperkirakan kemungkinan penyelesaiannya. Keterampilan- keterampilan yang

muncul pada saat siswa menyelesaikan masalah akan membentuk siswa yang kuat

dalam daya pikirnya seperti kemampuan memperoleh, mengelola, dan

memanfaatkan informasi untuk dapat melatih ketahanan hidup pada keadaan yang

selalu berubah-ubah, tidak pasti, dan kompetitif. Jenis kemampuan yang mampu

mengembangkan daya pikir anak dalam menyelesaikan masalah matematika

tersebut di atas diantaranya adalah kemampuan berpikir kritis dan kreatif

matematis siswa.

Kita mensinyalir bahwa kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis

siswa sekarang ini masih rendah. Hal ini disebabkan karena pembelajaran

matematika yang dilakukan selama ini pada umumnya menitikberatkan pada

soal-soal yang sifatnya drill atau algoritmis serta rutin sehingga tidak dapat memicu

dan menumbuhkembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis

siswa. Konsekuensi dari pola pembelajaran konvensional dan latihan mengerjakan

soal secara drill mengakibatkan siswa kurang aktif dan kurang memahami konsep

maupun nilai-nilai matematis. Kondisi ini menyebabkan hasil pendidikan sekolah

kita hanya mampu menghasilkan insan-insan yang kurang memiliki kesadaran

diri,

kurang berpikir kritis, kurang kreatif, kurang mandiri, dan kurang mampu

berkomunikasi secara luwes dengan lingkungan pembelajaran atau kehidupan

sosial masyarakat. Sehingga tidak heran bila dalam kehidupan masyarakat,

sebagai

refleksi prilaku dari sekolah, sering terjadi konflik baik secara horizontal maupun

vertikal. Kemampuan berpikir kritis yang baik dapat membentuk sikap dan

(23)

5

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perlu dan urgen untuk dikembangkan terlebih pada masa sekarang yang penuh

dengan permasalahan-permasalahan atau tantangan-tantangan hidup.

Memperhatikan masalah di atas beberapa penelitian menunjukkan bahwa

kemampuan berpikir kritis dan kreatif ternyata masih rendah dan hasilnya belum

optimal. Hal ini ditunjukkan pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2011)

yang mendeskripsikan hasil peneliatiannya bahwa kemampuan berpikir kritis

matematis siswa hanya mencapai 56,88%, dan kemampuan berpikir kreatifnya

54,68%. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Budiman (2011) yang

kemampuan berpikir matematis siswa mencapai 20,6%, kemampuan berpikir

kreatif siswa mencapai 30%. Memperhatikan hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa

ternyata masih belum memperoleh hasil yang diinginkan. Dengan demikian

sangatlah perlu kita melakukan melakukan terobosan-terobosan baru untuk dapat

meningkatkan kemampuan berpikir tersebut melalui model-model pembelajaran

yang tepat.

Berkaitan dengan pengajaran matematika yang sekarang berlangsung di

sekolah-sekolah, Atwood (Hasrattudin, 2010) mengatakan bahwa pola pengajaran

mekanistik atau yang biasa disebut pengajaran tradisional atau konvensional, yaitu

pengajaran yang berlangsung satu arah, di mana guru lebih aktif menjelaskan dan

memberi informasi, tidak akan membantu siswa mengembangkan keterampilan

berpikir yang baik. Salah satu ciri anak yang tidak dapat berpikir kritis yang baik

dalam belajar matematika adalah anak kurang bergairah atau tidak bersemangat,

tidak kritis dan hanya memikirkan dan berfokus pada hasil atau jawaban akhir.

Skovsmose (Hasrattudin, 2010). Maka kemampuan berpikir kritis dan kreatif

menjadi hal yang sangat penting dan bermanfaat untuk melakukan

penyelesaian-penyelesaian masalah dalam matematika.

Proses berpikir yang dijalani peserta didik untuk menyelesaikan masalah

(24)

6

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konsep, menyadari adanya hubungan antar konsep, menyadari adanya hubungan

sebab akibat, analogi atau perbedaan. Kemampuan siswa untuk mampu

meningkatkan cara berpikirnya harus kita pikirkan bagaimana caranya agar lebih

berkembang. Adapun jenis kemampuan ini merupakan jenis kemampuan berpikir

tingkat tinggi yaitu berpikir kritis dan kreatif matematis siswa yang akan menjadi

sasaran kita untuk kita teliti. Karena diduga kemampuan ini masih belum baik di

kalangan para siswa di sekolah. Seperti dikatakan Suryadi (2013) bahwa proses

kegiatan berpikir yang dikemukakan di atas memuat diantaranya berpikir kritis

dan kreatif. Berpikir meliputi dua aspek utama yaitu kritis dan kreatif. Berpikir

terjadi dalam setiap aktivitas mental manusia seperti mengamati, mencerna,

mengerti, menjelaskan, dan sebagainya yang berfungsi untuk memformulasikan

atau menyelesaikan masalah, membuat keputusan, serta mencari pemahaman.

Berpikir kritis merupakan suatu proses yang bermuara pada pembuatan

kesimpulan atau keputusan yang logis tentang apa yang harus diyakini dan

tindakan apa yang harus dilakukan. Proses berpikir kritis adalah merupakan

berpikir bukan hanya untuk mencari jawaban semata, akan tetapi lebih utama

untuk mencari kebenaran, jawaban, fakta, atau informasi yang ada. Dengan

demikian dapat ditemukan alternatif atau solusi alternatif terbaiknya. Demikian

pula berpikir kreatif merupakan suatu proses memikirkan berbagai gagasan dalam

menghadapi suatu persoalan atau masalah, bermain gagasan-gagasan atau

unsur-unsur dalam pikiran dan dapat dipandang sebagai produk dari hasil pemikiran atau

perilaku manusia.

Teknologi atau media dalam pembelajaran akan menjadi efektif apabila ada

chemistry yang tepat antara karakteristik peserta didik (audiens) dengan metode,

media, maupun bahan yang diajarkan. Demi mewujudkan hal tersebut perlu

adanya perencanaan yang matang dan efektif. Perencanaan yang efektif dimulai

dengan perencanaan yang sistematik. Hal ini dikatakan oleh Kusumah (2011)

(25)

7

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hadirnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan kesempatan pada seluruh siswa untuk semakin leluasa mengakses

informasi yang relevan sesuai kebutuhan dan tuntutan, bereksplorasi

dan menemukan sendiri konsep-konsep matematika yang terkandung

dalam program komputer yang diberikan. Hal ini akan memicu

pendayagunaan kemampuan siswa secara optimal, sehingga diharapkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa dapat ditingkatkan.

Proses pembelajaran mempunyai tujuan agar siswa dapat mencapai kompetensi

seperti yang diharapkan, maka untuk mencapai kompetensi tersebut proses

pembelajaran perlu dirancang secara sistematik dan sistemik. Proses merancang

aktivitas pembelajaran inilah disebut dengan desain sistem pembelajaran.

Setiap kita mempelajari desain sistem pembelajaran konsep tentang

pembelajaran sangat penting untuk diketahui. Pembelajaran seperti yang telah

diketahui adalah sebuah proses yang sengaja dirancang untuk menciptakan

terjadinya aktivitas belajar dalam individu. Aktivitas pembelajaran akan

memudahkan terjadinya proses belajar apabila mampu mendukung peristiwa

internal yang terkait dengan pemrosesan informasi. Gagne dalam Pribadi (2011)

mengemukakan konsep events of instruction yang terkait dengan pemrosesan

informasi yang dapat mengarahkan kepada terjadinya proses belajar yang efektif

dan efisien.

Aktivitas pembelajaran perlu dirancang sebelumnya agar dapat

memberikan output atau hasil seperti yang diinginkan. Upaya untuk merancang

aktivitas pembelajaran disebut dengan istilah pembelajaran. Istilah desain

mempunyai makna adanya suatu keseluruhan, struktur, kerangka atau outline, dan

urutan atau sistematika kegiatan. Mendesain aktivitas pembelajaran dapat

diartikan sebagai upaya untuk membuat aktivitas pembelajaran menjadi

terstruktur. Desain pembelajaran pada umumnya berisi langkah-langkah penting

yang perlu diimplementasikan antara lain analilis lingkungan dan kebutuhan

belajar siswa, merancang spesifikasi proses pembelajaran yang afektif dan efisien,

(26)

bahan-8

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahan yang diperlukan untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran,

pemanfaatan desain pembelajaran itu sendiri, dan implementasi evaluasi formatif

dan sumatif program pembelajaran. Sejumlah pakar dalam bidang desain dan

pengembangan aktivitas instruksional mengemukakan model desain pembelajaran

dengan kekhasannya masing-masing. Model berisi langkah baku yang digunakan

untuk merancang aktivitas pembelajaran agar dapat mencapai sasaran seperti yang

diinginkan.

Saat ini desain pembelajaran yang dipakai oleh para guru dalam proses

belajar mengajar adalah desain pembelajaran konvensional yang akrab disebut

dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Konvensional disini artinya adalah

rencana pembelajaran yang belum menerapkan model-model desain pembelajaran

apapun di dalamnya. Oleh karena itulah asumsi awal dari peneliti adalah bahwa

RPP konvensional ini belum efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di

dalam kelas sehingga belum bisa mencapai sasaran seperti yang dinginkan oleh

guru seperti untuk memotivasi belajar sehingga menghasilkan cara berpikir siswa

yang meningkat yaitu berpikir kritis dan kreatif matematis.

Hasil observasi awal yang kita lakukan di sekolah yang akan kita teliti,

menunjukkan bahwa guru saat ini cenderung melakukan aktivitas mengajar tanpa

membuat desain rencana pembelajaran terlebih dahulu, walaupun membuat itu

pun setelah pembelajaran berlangsung sehingga kegiatan pembelajaran yang

harusnya terencana dengan baik menjadi tidak efektif dan kurang berkualitas. Di

samping itu penggunaan media pembelajaran juga belum maksimal, guru hanya

mengandalkan buku cetak dan LKS saja.

Kebanyakan kegiatan belajar mengajar masih menggunakan model desain

pembelajaran konvensional di mana di dalamnya terdapat metode-metode belajar

konvensional, yaitu guru berbicara atau menerangkan sementara siswa

mendengarkan. Metode konvensional tidak begitu efektif, indikasinya terlihat dari

(27)

9

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terlatihnya siswa untuk mengembangkan daya nalarnya dalam memecahkan

permasalahan dan mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam

kehidupan nyata sehingga kemampuan berfikir kritis maupun kreatif siswa kurang

dapat berkembang dengan baik.

Pola pembelajaran yang saat ini dikembangkan di Indonesia, menuntut

keaktifan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dan juga menuntut

kreativitas siswa untuk mengolah data yang diberikan guru, akan tetapi pada

prakteknya di lapangan proses pembelajaran kurang melibatkan keaktifan siswa.

Kegiatan pembelajaran berpusat pada guru yang berakibat terjadinya bentuk

komunikasi satu arah yaitu guru kepada siswa saja. Karena itu perlu adanya upaya

guru dalam meningkatkan meningkatkan kemampuan berpikir siswa dengan

mendesain terlebih dahulu apa saja kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan

di dalam kelas.

Memperhatikan beberapa penjelasan di atas sebagai sebuah terobosan dan

inovasi dalam sebuah proses pembelajaran dan memudahkan siswa untuk

meningkatkan kemampuan berpikirnya, maka peneliti menduga salah satu model

pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif

matematis siswa adalah model pembelajaran ASSURE. Model pembelajaran ini

diharapkan mampu menentukan dan memilih jenis media yang tepat dalam proses

pembelajaran. Karena salah satu keunggulan model pembelajaran ini adalah

penggunaan media yang dapat digunakan baik oleh guru maupun siswa untuk

ikut terlibat di dalamnya secara langsung dalam proses pembelajaran.

Penelitian lain atau terdahulu sering adanya penelitian untuk mengetahui

kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa, tentunya dengan

model-model pembelajaran yang lain, namun di sini peneliti menduga dengan

keunggulan yang dimiliki model ASSURE ini akan turut menyumbang

(28)

10

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Model desain pembelajaran ASSURE diciptakan dan dikembangkan oleh

Sharon Smaldino, Michael Molenda, Robert Heinich, dan James Russel (2005), yang dikemukakan dalam sebuah buku yang berjudul “Instructional Technology and Media for Learning”. Intisar pada buku tersebut dimaksudkan untuk

membantu pembacanya mendesain program pembelajaran yang efektif, efisien,

dan menarik. Model pembelajaran ini merupakan singkatan dari komponen atau

langkah-langkah penting yang terdapat di dalamnya yaitu : menganalisis

karakteristik siswa (analyze learner characteristics); menetapkan kompetensi

siswa (state performance objectives); memilih metode, media, dan bahan ajar

(select methods, media and materials); menggunakan media dan bahan ajar

(utilize media and materials); pelibatan partisipasi siwa dalam belajar (require

learner participation); dan evaluasi dan revisi (evaluate and revise).

Model pembelajaran ini lebih berorientasi pada pemanfaatan media dan

teknologi dalam menciptakan proses dan aktifitas pembelajaran yang diinginkan.

Pemanfaatan model desain pembelajaran ASSURE perlu dilakukan tahap demi

tahap (sistematis) dan menyeluruh (holistik) agar dapat memberikan hasil yang

optimal yaitu terciptanya pembelajaran yang sukses.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan menggunakan model ASSURE untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa dengan judul “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa SMP Melalui Model Pembelajaran ASSURE”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang pembelajarannya

menggunakan model pembelajaran ASSURE lebih baik daripada siswa yang

(29)

11

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Apakah kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang pembelajarannya

menggunakan model pembelajaran ASSURE lebih baik daripada siswa yang

pembelajarannya secara konvensional?

3. Apakah peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajarannya ASSURE lebih baik

daripada siswa yang pembelajarannya secara konvensional?

4. Apakah peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajarannya ASSURE lebih baik

daripada siswa yang pembelajarannya secara konvensional?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai pada

penelitian ini untuk mengkaji:

1. Kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang pembelajarannya

menggunakan model pembelajaran ASSURE dibandingkan dengan siswa yang

pembelajarannya secara konvensional.

2. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang pembelajarannya

menggunakan model pembelajaran ASSURE dibandingkan dengan siswa yang

pembelajarannya secara konvensional.

3. Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran ASSURE dibandingkan

dengan siswa yang pembelajarannya secara konvensional.

4. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran ASSURE dibandingkan

dengan siswa yang pembelajarannya secara konvensional.

D. Manfaat Penelitian

(30)

12

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Manfaat secara teoritis

Bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam

mengembangkan pemikiran tentang model desain pembelajaran khususnya

dalam pembelajaran matematika.

2. Manfaat secara praktis

a. Memberikan kontribusi praktis atau sebagai bahan masukan bagi sekolah

yang dijadikan tempat penelitian maupun bagi sekolah lain pada umumnya

dalam bentuk inovasi dalam mendesain pembelajaran yang lebih baik dan

apresiatif.

b. Memberikan masukan bagi para pendidik, sebagai peningkatan

profesionalismenya untuk mendesain pembelajaran dengan model yang

tepat dalam proses pembelajaran di kelas, di mana tugas guru tidak sekedar

menyampaikan materi, akan tetapi berupaya membangun sebuah desain

pembelajaran yang baik dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir

kritis dan kreatif matematis siswa.

c. Hasil penelitian ini nantinya juga diharapkan dapat bermanfaat untuk

memperoleh data awal dalam pengembangan penelitian sejenis dan

menambah wawasan penelitian bagi peneliti dalam mendesain

pembelajaran, sehingga pembelajaran yang peneliti lakukan lebih

bermakna.

d. Bagi penyelenggara pendidikan, penggunaan model ASSURE dapat

memfasilitasi siswanya di sekolah untuk meningkatkan kualitas

kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa.

E. Definisi Operasional

Sebelum kita melakukan penelitian lebih lanjut alangkah lebih baik jika kita

(31)

13

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

gunakan, hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya penafsiran terhadap

istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Kemampuan berpikir kritis matematis adalah kemampuan untuk

mengidentifikasi konsep, menggeneralisasi, dan memecahkan masalah.

a. Mengidentifikasi konsep adalah kemampuan membandingkan atau

menghubungkan suatu konsep dengan konsep lain dan memberikan alasan

terhadap penggunaan konsep.

b. Menggeneralisasi adalah kemampuan melengkapi data atau informasi yang

mendukung dan menentukan aturan umum berdasarkan data yang teramati.

c. Memecahkan masalah adalah kemampuan mengidentifikasi unsur yang

diketahui, yang ditanyakan dan memeriksa kecukupan unsur yang

diperlukan dalam soal, menyusun model matematika dan

menyelesaikannya serta memeriksa kebenaran hasil atau jawaban.

2. Kemampuan berpikir kreatif matematis adalah kemampuan siswa dalam

kelancaran, keluwesan, keaslian, dan elaborasi.

a. Kelancaran (fluency) adalah kemampuan membangun berbagai idea yang

relevan dalam memecahkan suatu masalah dan lancar mengungkapkannya.

b. Keluwesan (flexibility) adalah kemampuan memecahkan masalah dengan

cara yang beragam atau bervariasi.

c. Keaslian (originality) adalah kemampuan memecahkan masalah dengan

caranya sendiri atau menggunakan cara yang tidak baku.

d. Elaborasi (elaboration) adalah kemampuan menambah suatu situasi atau

masalah sehingga menjadi lengkap dan merincinya secara detil.

3. Model ASSURE merupakan model desain pembelajaran yang bersifat praktis

dan mudah diimplementasikan untuk mendesain aktivitas pembelajaran, baik

yang bersifat individual maupun klasikal. Model desain pembelajaran ini

merupakan singkatan dari komponen atau langkah penting yang terdapat

(32)

14

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

characteristics), menetapkan tujuan pembelajaran (state performance

objectives), memilih metode, media, bahan pelajaran (select methods, media,

and materials), menggunakan media dan materi (utilize media and materials),

mengaktifkan keterlibatan siswa (requires learner paticipation), dan evaluasi

dan revisi (evaluation and revise).

4. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang biasa dilakukan di

(33)

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menelaah kemampuan berpikir kritis dan

kemampuan berpikir kreatif antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan

cara konvensional dengan yang menggunakan model ASSURE. Dalam penelitian

ini terdapat unsur manipulasi perlakuan yaitu kelompok eksperimen mendapat

perlakuan pembelajaran dengan pendekatan model ASSURE, sedangkan

kelompok kontrol memperoleh pembelajaran secara konvensional, maka metode

penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen.

Desain penelitian yang dilakukan adalah Pre-test Pos-test Control Group

Design (Fraenkel dan Welle dalam Ambarwati, 2011) atau desain kelompok

kontrol pretes-postes yang diambil secara acak kelas. Sampel terdiri dari dua

kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kepada dua kelas

tersebut diberikan pembelajaran yang berbeda. Adapun desain penelitian di

gambar sebagai berikut :

O X O

---

O O

Keterangan :

O : Pretes/postes kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif

X : Perlakuan dengan model pembelajaran ASSURE

Pengukuran/observasi kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir

kreatif matematis siswa dilakukan sebelum dan sesudah diberi perlakuan baik

(34)

34

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebelum diberikan perlakukan (pretes) bertujuan untuk melihat kesetaraan

kemampuan awal kedua kelompok.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Subyek pada penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas 9 salah satu

Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Sekolah

tersebut merupakan salah salah SMP unggulan di kota kabupaten Cianjur. Namun

demikian walaupun sekolah tersebut termasuk dalam kategori sekolah unggulan,

tentunya di dalam masing-masing sekolah pastilah memiliki kemampuan yang

berbeda, mulai dari kemampuan siswa yang tinggi, sedang, dan rendah. Sehingga

kita tetapkan bahwa alasan pemilihan sekolah ini dijadikan tempat untuk

penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana kualitas kemampuan berpikir

kritis dan kreatif matematis siswa pada sekolah tersebut.

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik

randomized cluster sampling, artinya memilih secara acak dari

kelompok-kelompok atau unit-unit kecil atau cluster yaitu kelas yang sudah ada. Dengan

demikian penelitian tidak perlu lagi membentuk suatu kelas untuk dijadikan

sebagai objek yang akan dikenai perlakuan dalam penelitian ini. Pemilihan secara

acak di sini bertujuan agar dalam mengambil sampel itu terhindar dari

faktor-faktor subjektif atau apa adanya. Dari seluruh kelas 9 yang ada dipilih dua kelas,

satu kelas untuk eksperimen dan satu kelas untuk kontrol. Pada kelas eksperimen

adalah kelas yang dikenakan pembelajaran model ASSURE dan kelas kontrol

adalah kelas yang pembelajarannya secara konvensional.

C. Instrumen Penelitian

Penelitian ini direncanakan menggunakan instrumen tes berupa soal

kemampuan beikir kritis dan kreatif matematis melalui bentuk soal uraian.

(35)

35

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tes kemampuan berpikir kritis pada penelitian ini berupa pretes dan

postes dalam bentuk uraian yuang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Pemilihan terhadap soal uraian bertujuan untuk megukur kemampuan

berpikir kritis siswa secara keseluruhan terhadap materi yang telah

disampaikan meliputi tiga aspek yaitu kemampuan mengidentifikasi konsep,

kemampuan menggeneralisasikan, dan kemampuan memecahkan masalah.

Materi yang diteskan adalah Bangun Ruang Sisi Lengkung (BRSL). Kriteria

penskoran menggunakan skor rubrik yang dimodifikasi dari Facione (1994)

sebagai berikut:

Tabel 3.1

Pedoman Pemberian Skor Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Aspek yang Diukur Respon Siswa Terhadap Soal atau Masalah Skor

Mengidentifikasi

Dapat menemukan fakta, data, dan konsep, tetapi belum dapat menghubungkan anatara fakta, data, dan konsep yang didapat

1

Dapat menemukan fakta, data, dan konsep, serta dapat menghubungkan anatara fakta, data, dan konsep tetapi salah dalam perhitungannya

2

Dapat menemukan fakta, data, dan konsep, serta dapat menghubungkan anatara fakta, data, serta benar dalam perhitungannya

3

Dapat menemukan fakta, data, dan konsep, serta dapat menghubungkan anatara fakta, data, serta benar dalam perhitungannya dan mengecek kebenaran yang terjdi

4

Menggeneralisasi

Tidak menjawab 0

Hanya melengkapi data pendukung dengan lengkap dan

benar 1

Melengkapi data pendukung dengan lengkap dan benar

tetapi salah dalam menentukan aturan umum 2

Melengkapi data pendukung dan menentukan aturan umum dengan lengkap dan benar tetapi tidak disertai cara memperolehnya

3

Melengkapi data pendukung dan menentukan aturan umum dengan lengkap dan benar serta menentukan aturan umum disertai cara memperolehnya

(36)

36

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Memecahkan

Hanya mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur) dengan benar tetapi model matematika yang dibuat salah

1

Mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur) dengan benar model matematika yang dibuat benar, tetapi penyelaiannya salah

2

Mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur) dengan benar dan model matematika yang dibuat benar serta penyelesaiannya benar

3

Mengidentifikasi soal (diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur) dengan benar dan membuat model matematika penyelesaiannya benar dan mengecek kebenaran jawaban yang diperolehnya

4

2. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Tes kemampuan berpikir kreatif pada penelitian ini berupa pretes dan post

tes dalam nentuk soal uraian yang dibeikan kepada kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Pemilihan terhadap soal uraian bertujuan untuk mengukur kemampuan

berfikir kreatif siswa secara keseluruhan terhadap materi yang telah

disampaikan meliputi empat aspek yaitu kemampuan kelancaran, keluwesan,

keaslian, dan elaborasi. Materi yang akan diteskan meliputi Kriteria penskoran

menggunakan rubrik yang dimodifikasi dari Facione (1994) sebagai berikut :

Tabel 3.2

Pedoman Pemberian Skor Tes Kemampuan Berfikir Kreatif

Aspek yang Diukur Respon Siswa Terhadap Soal atau Masalah Skor

Kelancaran (Fluency)

Tidak menjawab 0

Memberikan ide yang relevan dengan pemecahan masalah tetapi pengungkapkannya kurang jelas 1 Memberikan sebuah ide yang relevan dengan pemecahan masalah dan pengungkapkannya lengkap serta jelas.

2

Memberikan lebih dari satu ide yang relevan dengan pemecahan masalah teptapi pengungkapkannya kurang jelas

3

Memberikan lebih dari satu idea yang relevan dengan pemecahan masalah dan pengungkapannya lengkap serta jelas

4

Keluwesan

(37)

37

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian

1. Analisis Validitas Tes

Validitas yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua jenis validitas

yaitu validitas teoritik (logik) dan validitas empirik (kriterium). Validitas teoritik

dilakukan berdasarkan konsultasi dengan dosen pembimbing, sedangkan validitas

empirik dilakukan melalui uji coba instrumen yang terdiri dari validitas butir soal

dan validitas perangkat tes. Ukuran validitas butir soal adalah seberapa jauh soal

tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Sebuah butir soal dikatakan

valid atau signifikan jika skor tipe butir soal mempunyai dukungan yang besar

terhadap skor totalnya. Sementara itu validitas butir soal tentunya mempengaruhi

Memberikan jawaba hanya satu cara dan terdapat kekeliruan dalam proses perhitungan sehingga hasilnya salah

1

Memberikan jawaban dengan satu cara proses

perhitungan dan hasilnya benar 2

Memberikan jawaban lebih dari satu cara (beragam) tetapi hasilnya ada yang salah karena terdapat kekeliruan dalam proses perhitungannya

3

Memberikan jawaban lebih dari satu cara (beragam)

proses perhitungan dan hasilnya benar 4

Keaslian (Originality)

Tidak menjawab 0

Memberikan jawaban dengan caranya sendiri tetapi tidak

dapat dipahami 1

Memberikan jawaban dengan caranya sendiri proses perhitungan sudah terarah tetapi tidak selesai 2 Memberikan jawaban dengan caranya sendiri tetapi terdapat kekeliruan dalam proses perhitungan hingga hasilnya salah

3

Memberikan jawaban dengan caranya sendiri dan proses

perhitungan serta hasilnya benar 4

Elaborasi

(Elaboration) Tidak menjawab

0

Terdapat kekeliruan dalam memperluas situasi tanpa

disertai perincian 1

Terdapat kekeliruan dalam memperluas situasi disertai

perincian yang kurang detil 2

Memperluas situasi dengan benar dan merincinya kurang

detil 3

Memperluas situasi dengan benar dan merincinya secara

(38)

38

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu rxy =

validitas soal tes secara keseluruhan. Validitas ini berkenaan dengan skor total

dari seluruh butir yang dikorelasikan dengan kriterium yang dianggap valid.

Dalam penelitian ini validitas soal tes keseluruhan dikorelasikan dengan nilai

rerata dari semua butir soal.

Untuk menguji validitas alat ukur, menurut Sundayana (2013) dibutuhkan

langkah-langkah sebagai berikut:

1). Menghitung harga korelasi setiap butir alat ukur dengan rumus Pearson/

Product Moment, yaitu:

Keterangan: rxy = koefisien korelasi

X = skor item butir soal

Y = jumlah skor total setiap soal

n = jumlah responden

2). Melakukan perhitungan dengan uji t dengan rumus:

3). Mencari ttabel dengan ttabel = t (dk = n – 2)

4). Membuat kesimpulan, dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika thitung > ttabel berarti valid, atau

Jika thitung  ttabel berarti tidak valid

Hasil uji coba diperoleh hasil sebagai berikut:

thitung = r = koefisien korelasi hasil r hitung

(39)

39

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3

Data Hasil Uji Validitas Butir Soal

Kemampuan Berpikir Kritis

No soal Koef. Korelasi thitung ttabel Keterangan

1 0.911 13.048 2.030 Valid

2 0.791 7.652 2.030 Valid

3 0.909 12.893 2.030 Valid

Kemampuan Berpikir Kreatif

No soal Koef. Korelasi thitung ttabel Keterangan

4 0.936 14.750 2.030 Valid

5 0.883 11.200 2.030 Valid

6 0.880 10.938 2.030 Valid

2. Reliabilitas Tes

Penentuan keandalan butir tes berkenaan dengan pengaruh error yang tidak

sistematik dalam suatu pengukuran. Keandalan suatu tes dinyatakan sebagai

derajat atau tingkat suatu tes dan skornya dipengaruhi faktor yang non-sistematik.

Semakin sedikit faktor yang non-sitematik, semakin tinggi keandalannya.

Untuk mengukur keandalan butir tes uraian, digunakan rumus

Cronbach-Alpha (Arikunto, 2010).

= (

)(

)

Keterangan : = koefisien reliabilitas tes

= jumlah varians skor tiap butir soal

= varians skor total

(40)

40

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Suherman, (2003) klasifikasi koefisien reliabilitas sebagai berikut :

Tabel 3.4

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Besarnya nilai r11 Interpretasi

0,80 < r11≤ 1,00 Sangat tinggi

0,60 < r11≤ 0,80 Tinggi

0,40 < r11≤ 0,60 Cukup

0,20 < r11≤ 0,40 Rendah

r11≤ 0,20 Sangat rendah

Hasil pengujian diperoleh hasil koefisien reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 3.5

Data Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Kemampuan Matematis Koef. Reliabilitas Keterangan

Berpikir Kritis 0,826 Sangat tinggi

Berpikir Kreatif 0,875 Sangat tinggi

3. Daya Pembeda

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan butir soal untuk membedakan

antara siswa yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan siswa yang tidak

pandai atau berkemampuan rendah. Daya pembeda menurut Sundayana (2013)

untuk tipe soal uraian dapat dihitung dengan rumus :

Keterangan

DP = Daya pembeda

= Jumlah skor kelompok atas

(41)

41

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Sundayana (2013) klasifikasi koefisien Daya Pembeda sebagai berikut :

Tabel 3.6

Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda

Kriteria Daya Pembeda Interpretasi

DP ≤ 0,00 Sangat Jelek

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek

0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup

0,40 < DP ≤ 0,70 Baik

0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat Baik

Hasil pengujian daya pembeda, penulis sajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.7

Data Hasil Analisis Daya Pembeda Instrumen Penelitian

Kemampuan Berpikir Kritis

Nomor JBA JBB JSA DP Keterangan

1 22 1 40 0.525 Baik

2 40 22 40 0.450 Baik

(42)

42

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kemampuan Berpikir Kreatif

Nomor JBA JBB JSA DP Keterangan

4 39 16 40 0.575 Baik

5 34 18 40 0.400 Baik

6 34 17 40 0.425 Baik

4. Tingkat Kesukaran Butir Tes

Tingkat kesukaran digunakan untuk mengklasifikasikan instrumen tes ke

dalam tiga kelompok instrumen yaitu mudah, sedang, dan sukar. Menurut

Sundayana (2013) untuk menentukan tingkat kesukaran tipe soal uraian dapat

dihitung dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

TK = Tingkat kesukaran

= Jumlah skor kelompok atas

= Jumlah skor kelompok bawah

= Jumlah skor ideal kelompok atas.

= Jumlah skor ideal kelompok bawah.

Menurut Sundayana (2013) klasifikasi koefisien Tingkat Kesukaran sebagai berikut:

Tabel 3.8

Klasifikasi Koefisien Tingkat Kesukaran

Kriteria Indeks Kesukaran Klasifikasi

IK = 0,00 Soal Sangat Sukar

(43)

43

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,3 IK ≤ 0,7 Soal Sedang

0,7  IK < 1,00 Soal Mudah

IK = 1,00 Soal Sangat Mudah

Hasil analisis tingkat kesukaran, maka penulis sajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.9

Data Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian

Kemampuan Berpikir Kritis

Nomor JBA JBB JSA TK Keterangan

1 22 1 40 0.288 Sukar

2 40 22 40 0.775 Mudah

3 36 19 40 0.688 Sedang

Kemampuan Berpikir Kreatif

Nomor JBA JBB JSA TK Keterangan

4 39 16 40 0.688 Sedang

5 34 18 40 0.650 Sedang

6 34 17 40 0.638 Sedang

5. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran pada penelitian ini berupa Rencana Pelaksanaan

(44)

44

Suparno Retno Pamungkas, 2014

Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis siswa SMP melalui model pembelajaran Assure.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembimbing serta guru bidang studi matematika. RPP ini terdiri dari 4 kali

pertemuan dilengkapi dengan soal-soal latihan yang menyangkut materi-materi

yang telah disampaikan. Setiap satu RPP dilengkapi dengan Lembar Kegiatan

Siswa (LKS).

Namun demikian berdasarkan kajian kita terhadap buku panduan tentang

model pembelajaran ASSURE pada RPP yang kita buat memiliki perbedaan

dengan RPP model-model lain. Dari enam langkah model pembelajaran ini ada

tiga langkah yang tersirat dan ada tiga langkah yang tersurat dalam RPP. Pada

langkah pertama yaitu tahap Analyze Learner characteristics telah terdapat pada

awal RPP misalnya satuan pendidikan SMP. Pada langkah kedua yaitu tahap State

Objectives telah terdapat pada RPP yang berasal dari silabus diantaranya: Standar

Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran. Langkah

ketiga Select Methods, Media and Materials adalah diantaranya termuat dalam

RPP metode, media, dan materi pembelajaran. Sedangkan langkah selanjutnya

Utilize Media and Materials, requires learner participation, serta Evaluation and

revise terdapat dalam langkah-langkah pembelajaran. Sehingga nampak sekali

perbedaan antara RPP konvensional dengan RPP model ASSURE. Hal tersebut di

atas di dukung berdasarkan penggalian dari buku tentang model pembelajaran

ASSURE yang peneliti gunakan dan berdasarkan petunjuk dan arahan para expert,

dosen pembimbing serta rekan-rekan akademisi.

Gambar

TABEL ......................................................................................
Tabel 3.5
Tabel 3.7
Gambar 3.2. Alur Uji Statistik

Referensi

Dokumen terkait

Model pembelajaran ini sendiri merupakan suatu bentuk dari rangkaian pendekatan, strategi, metode, teknik dan juga taktik Teknik Pembelajaran dapat diatikan sebagai

Pembagian laporan  hasil belajar Orang tua / wali  murid dan Siswa Sebagai pelaporan pencapaian hasil belajar  siswa selama kegiatan belajar

Jika tanah sudah tercemar limbah detergen, di khawatirkan bahan kimia yang terkandung pada detergen terakumulasi dalam tubuh dan dapat mengakibatkan penyakit sejenis kanker

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.. LEMBAR PENGESAHAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul ”Pengaruh Anggaran Pelatihan Dan Anggaran Pengembangan Terhadap Laba

[r]

Bagi perusahaan cara ini dapat meningkatkan pendapatannya karena volume penjualan meningkat, tapi harus diingat juga resiko perusahaan terhadap ketidakmampuan pembeli (dalam hal

Beberapa aspek penting lain dalam UU PS nampak sudah berada pada arah yang tepat, antara lain: [1] ketentuan bahwa bank konvensional dapat dikonversi menjadi bank syariah