• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA DIDAKTIK MONTESSORI AREA SENSORIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BASIC INTELLECTUAL ACTIVITIES PADA ASPEK KORESPONDENSI DAN SERIASI SISWA SDLB DENGAN HAMBATAN INTELEKTUAL DI SLBN KAB. TASIKMALAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA DIDAKTIK MONTESSORI AREA SENSORIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BASIC INTELLECTUAL ACTIVITIES PADA ASPEK KORESPONDENSI DAN SERIASI SISWA SDLB DENGAN HAMBATAN INTELEKTUAL DI SLBN KAB. TASIKMALAYA."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MEDIA DIDAKTIK MONTESSORI AREA SENSORIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BASIC INTELLECTUAL

ACTIVITIES PADA ASPEK KORESPONDENSI DAN SERIASI SISWA SDLB

DENGAN HAMBATAN INTELEKTUAL DI SLBN KAB. TASIKMALAYA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Khusus

Oleh

TATI SULASTRI

1106639

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

(2)

LEMBAR HAK CIPTA

PENGGUNAAN MEDIA DIDAKTIK MONTESSORI AREA SENSORIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BASIC INTELLECTUAL

ACTIVITIES PADA ASPEK KORESPONDENSI DAN SERIASI SISWA SDLB

DENGAN HAMBATAN INTELEKTUAL DI SLBN KAB. TASIKMALAYA

Oleh

TATI SULASTRI

1106639

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan Departemen Pendidikan Khusus

© Sulastri Tati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

TATI SULASTRI 1106639

PENGGUNAAN MEDIA DIDAKTIK MONTESSORI AREA SENSORIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BASIC INTELLECTUAL

ACTIVITIES PADA ASPEK KORESPONDENSI DAN SERIASI SISWA SDLB

DENGAN HAMBATAN INTELEKTUAL DI SLBN KAB. TASIKMALAYA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING Pembimbing I,

Dr. Zaenal Alimin, M.Ed NIP 19590324 1984031002

Pembimbing II,

Alm. Dr. H. M. Sugiarmin, M.Pd NIP 19540527 1987031002

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Khusus

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “PENGGUNAAN

MEDIA DIDAKTIK MONTESSORI AREA SENSORIAL UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BASIC INTELLECTUAL ACTIVITIES PADA ASPEK KORESPONDENSI DAN SERIASI SISWA SDLB DENGAN HAMBATAN INTELEKTUAL DI SLBN KAB. TASIKMALAYA” ini beserta isinya adalah benar-benar karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap mempertanggungjawabkan karya ini dan siap menerima resiko/sangsi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 22 Agustus 2014 Yang membuat pernyataan,

(5)

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata Pengantar ... Error! Bookmark not defined. Abstrak…… ... Error! Bookmark not defined.

Daftar Isi… ...………..v

A. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Batasan Masalah ... Error! Bookmark not defined. D. Rumusan dan Pertanyaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Tujuan penelitian ... Error! Bookmark not defined. 2. Kegunaan penelitian ... Error! Bookmark not defined. KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.2 BAB II

A. Deskripsi Teori ... Error! Bookmark not defined.2 1. Hambatan Intelektual ... Error! Bookmark not defined.2 2. Plastisitas Otak... Error! Bookmark not defined.8 3. Basic intellectual activities ... Error! Bookmark not defined.3

4. Metode Montessori ... Error! Bookmark not defined.5 B. Penelitian yang Relevan ... Error! Bookmark not defined.1 METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.2 BAB III

A. Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.2 1. Variabel Bebas ... Error! Bookmark not defined.2 2. Variabel Terikat ... Error! Bookmark not defined.0

(6)

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.3 C. Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.4 D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen PenelitianError! Bookmark not defined.6

E. Teknik Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined.0 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . Error! Bookmark not BAB IV

defined.1

A. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.1 1. Kemampuan Basic intellectual activities aspek korespondensi .. Error! Bookmark not defined.2

2. Kemampuan Basic intellectual activities aspek seriasi ... Error! Bookmark not defined.4

3. Analisis visual dalam Kondisi ... Error! Bookmark not defined.5 4. Analisis Visual Antar Kondisi ...59 B. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.2 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... Error! Bookmark not BAB V

defined.0

A. KESIMPULAN ... Error! Bookmark not defined.0 B. REKOMENDASI ... Error! Bookmark not defined.1 Daftar Pustaka ... Error! Bookmark not defined.3 Lampiran

……….Er

(7)

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1. Daftar pemberi judgment ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.1 Rekapitulasi Data A1-B-A2 Kemampuan Basic intellectual activities aspek korespondensi ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.2 Rekapitulasi Data A1-B-A2 Kemampuan Basic intellectual activities aspek seriasi ... Error! Bookmark not defined.

(8)

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Figure 3.1 Desain ABA ... Error! Bookmark not defined. Figure 4.1 Rekapitulasi Data A1-B-A2 kemampuan Korepondensi... Error! Bookmark not defined.

Figure 4.2. Skor rata-rata semua kondisi Aspek Basic intellectual activities aspek korespondensi ... Error! Bookmark not defined. Figure 4.3. Grafik Rekapitulasi Data A1-B-A2 Kemampuan Basic intellectual activities aspek seriasi ... Error! Bookmark not defined. Figure 4.4 Skor Rata-rata Semua Kondis pada Aspek Basic intellectual activities aspek seriasi ... Error! Bookmark not defined.

(9)

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic

Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN A: Instrumen Pengukuran Kemampuan Basic Intellectual Activities Aspek Korespondensi dan Seriasi dengan Alat Fungsional Error! Bookmark not defined.6 LAMPIRAN B: Perhitungan Validitas dan ReliabilitasError! Bookmark not defined.4 LAMPIRAN C: Rencana Pelaksanaan Penelitian (RPP)... 88

LAMPIRAN D: Analisis Deskriptif Aspek KorespondensiError! Bookmark not defined.2 LAMPIRAN E : Analisis Deskriptif Kemampuan SeriasiError! Bookmark not defined.6 LAMPIRAN F: Analisis Visual Dalam Kondisi - Aspek KorespondensiError! Bookmark not defined.09

LAMPIRAN G: Analisis Visual dalam Kondisi - Aspek SeriasiError! Bookmark not defined.5

LAMPIRAN H: Analisis Antar Kondisi Aspek KorespondensiError! Bookmark not defined.1

LAMPIRAN I: Analisis Antar Kondisi Aspek SeriasiError! Bookmark not defined.4 LAMPIRAN J: Data Penunjang Pengukuran Kemampuan Basic Intellectual Activities Aspek Korespondensi Dan Seriasi dengan Alat Non Fungsional………..Error! Bookmark not defined.7

LAMPIRAN K: Instrumen Pengukuran Data Korespondensi dan Seriasi Non Fungsional..Error! Bookmark not defined.29

(10)

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic

Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Judul penelitin ini adalah Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di SLBN Kab. Tasikmalaya. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa siswa dengan hambatan intelektual mengalami kesulitan dalam menguasai keterampilan Matematika khususnya keterampilan berhitung. Hal ini disebabkan karena keterampilan pra akademik Matematika sebagai keterampilan intelektual yang paling mendasar (basic intellectual activities) belum dikuasai dengan baik oleh mereka. Metoda Montessori memiliki kelengkapan yang menyeluruh dalam mendidik siswa-siswa dengan hambatan intelektual khususnya dalam kemampuan basic intellectual activities. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas penggunaan media didaktik Montessori area sensorial dalam meningkatkan kemampuan basic intellectual activities aspek korespondensi dan basic intellectual activities aspek seriasi siswa SDLB dengan hambatan intelektual di SLBN Kab. Tasikmalaya. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen untuk penelitian subjek tunggal. Subjek penelitian ini adalah seorang siswa SDLB dengan hambatan intelektual yang menempuh pendidikan di SLBN Kab. Tasikmalaya. Hasil penelitian menunjukkan pada kemampuan basic intellectual activities aspek korespondensi siswa memperoleh skor sebesar 60,8 % (A1), 79,1 % (B) dan 90,7 % (A2) sedangkan pada kemampuan basic intellectual activities aspek seriasi siswa memperoleh skor sebesar 52 % (A1), 77,5 % (B) dan 75,3 % (A2). Data tersebut menunjukkan bahwa siswa mengalami peningkatan skor setelah memperoleh intervensi menggunakan media didaktik Montessori blok silinder dan menara pink. Sehingga media didaktik Montessori cukup efektif untuk meningkatkan kemampuan basic intellectual activities aspek korespondensi dan basic

intellectual activities aspek seriasi siswa SDLB dengan hambatan intelektual di SLBN Kab.

Tasikmalaya.

Kata kunci: hambatan intelektual, anak tunagrahita, alat-alat Montessori, basic intellectual

activities, pra akademik matematika.

(11)

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic

Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

The tittle of this research is The using of Montessori Material in Sensorial Area to Improve Basic Intellectual Activities in Correspondence and Sequence for a student with Intellectual Disability at Public School for Special Education in Tasikmalaya. It is a fact that students with intellectual disability have difficulties in learning mathematics. That is because their understanding about basic intellectual activities have not complete yet so that they would rather difficult to understand numbers. There are some materials in Montessori equipment that are able to teach students with intellectual disability about basic intellectual activities. This research is conducted to know the effectiveness of knob cylinders and pink tower to enhance correspondence and sequence aspect of basic intellectual abilities of student with intellectual difficulty at Public School for Special Education in Tasikmalaya. A single subject research has been done. The subject is a student with intellectual disability of public school for special education in Tasikmalaya. The result show that the subject got score 60,8 % (A1), 79,1 % (B) dan 90,7 % (A2) in correspondence aspect and 52 % (A1), 77,5 % (B) dan 75,3 % (A2) in sequence aspect. These data told that the ability of the subject were improved after got intervention using knob cylinders and pink tower. This result has impact that these Montessori materials quite effective to enhance the ability of correspondence and sequences of basic intellectual activities of the subject.

INDEX WORDS: intellectual disability, mentally retarded child, Montessori materials, basic

(12)

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic

Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Menurut Piaget anak-anak pada umumnya menguasai keterampilan basic intellectual

activities sebelum mereka menginjak usia tujuh tahun. Keterampilan ini meliputi

keterampilan klasifikasi, ordering, korespondensi dan konservasi. Keterampilan ini diproses pada tahap pre-operational period (usia 1,5 tahun hingga 7 tahun) dan mengalami kematangan penuh pada awal tahap concrete operational period (Hughes, 2003:14). Pada anak-anak dengan tanpa hambatan intelektual keterampilan ini diperoleh secara langsung dalam proses interaksi sehari-hari dalam waktu yang relatif cepat. Jika saya visualisasikan, kedudukan seorang individu terhadap lingkungannya adalah seperti dua benda terapung di udara yang dihubungkan oleh dua jembatan yang terhubung. Satu benda bernama individu dan benda lainnya bernama lingkungan. Jembatan yang menghubungkan keduanya terdiri dari dua jembatan, jembatan pertama bernama jembatan intelektual sedangkan jembatan kedua bernama jembatan kesempatan. Kokoh dan kuatnya jembatan intelektual ditentukan oleh potensi intelektual yang dimiliki oleh individu tersebut sedangkan panjang dan lebarnya jembatan kesempatan ditentukan oleh jalinan keberadaan individu-individu lain di luar individu tersebut terhadapnya. Pada anak dengan tanpa hambatan intelektual, jembatan intelektual yang dimilikinya kuat dan kokoh dan jembatan kesempatan yang dijalinnya pendek dan lebar. Sedangkan bagi anak-anak dengan hambatan intelektual jembatan intelektual yang dimilikinya lemah dan rapuh dan

PENDAHULUAN

(13)

2

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic

Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jembatan kesempatan yang dimilikinya pun panjang dan sempit. Bagi anak-anak dengan tanpa hambatan intelektual dunia yang terbentang di hadapannya (untuk dijelajahi dan dikuasai) begitu dekat dan luas sedangkan bagi anak-anak dengan hambatan intelektual dunia yang harus ditempuhnya begitu jauh dan sempit, sulit untuk dijelajahi dan dikuasai. Sehingga pada anak dengan hambatan intelektual, akibat dari adanya hambatan tersebut, keterampilan basic intellectual activities tidak dapat mereka peroleh secara langsung dan cepat. Mereka tidak dapat memperkokoh dan memperkuat jembatan intelektual yang telah dibawanya sejak lahir tanpa bantuan orang lain. Dan mereka juga tidak dapat memperpendek dan memperlebar jembatan kesempatan tanpa adanya uluran tangan orang lain. Mereka memerlukan suatu system yang khusus dan intensif dengan bantuan orang-orang di sekitarnya, khususnya dalam setting pendidikan bagi anak-anak dengan hambatan intelektual, untuk dapat membantunya mencapai lingkungannya.

Basic intellectual activities merupakan suatu kegiatan intelektual paling dasar yang

dapat dilakukan oleh seorang individu dalam menyerap informasi dari lingkungannya. Aktifitas tersebut melibatkan semua indera (sensoris) yang kita miliki, contohnya dalam kegiatan membedakan, memilah, menghubungkan, mengurutkan, mengelompokkan dan lain-lain. Keterampilan basic intellectual activities banyak diajarkan di sekolah-sekolah untuk anak-anak di bawah usia 7 tahun sebelum mereka mempelajari matematika, khususnya bilangan. Sehingga dengan demikian basic intellectual activities ini disebut juga sebagai keterampilan pra akademik matematika yang mencakup klasifikasi, seriasi, korespondensi 1-1 dan konservasi.

(14)

3

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic

Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang berbudaya. Artinya selama itu juga matematika menjadi bagian penting dari pembangun budaya suatu masyarakat. Jika kita amati maka akan kita dapati bahwa Matematika ada dalam seluruh proses kehidupan. Matematika dipraktekkan di rumah kita, di pasar, di tempat-tempat umum dan lingkungan tetangga. Dengan demikian maka setiap orang tanpa kecuali perlu sedikitnya menguasai keterampilan dasar dari Matematika seperti yang diajarkan di pra sekolah dan sekolah tingkat dasar.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, anak-anak dengan hambatan intelektual mengalami kesulitan dalam memahami Matematika. Hampir semua kompetensi dasar yang terdapat dalam pelajaran Matematika, seperti konsep bilangan, geometri dan pengukuran serta mata uang, merupakan materi yang tidak mudah dicerna oleh anak-anak dengan hambatan intelektual. Anak-anak dengan hambatan intelektual tingkat dasar mempelajari konsep bilangan dan geometri dengan terbata-bata, perlahan-lahan dan berulang-ulang tanpa mengetahui lebih jauh manfaat penggunaannya. Mereka berjuang memahami konsep-konsep dasar operasi bilangan dengan susah payah dan sebagian besar siswa menghentikan pelajarannya di keterampilan menulis angka, sebagian kecilnya lagi di keterampilan menjumlahkan angka sederhana. Seorang siswa dengan hambatan intelektual yang menyelesaikan masa studinya pada usia di atas 20 tahun, didapati beberapa bulan kemudian siswa ini telah kehilangan semua kemampuan akademiknya bahkan yang paling dasar sekalipun. Padahal jika asesmen Matematika dilakukan maka bukti akan menunjukkan bahwa pembelajaran mereka mengenai bilangan kurang cukup ditunjang oleh pemahaman mereka atas konsep-konsep yang berkaitan dengan basic

intellectual activities.

(15)

4

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic

Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

intelektual tidak dapat menguasai kemampuan basic intellectual activities, maka kemampuan berfikirnya tidak mengalami strukturisasi. Dan mungkin ini salah satu penyebab mengapa anak-anak dengan hambatan intelektual mengalami banyak masalah social seperti yang dituturkan Mary Beirne-Smith, et.al (2002) bahwa individu dengan hambatan intelektual cenderung menjadi korban kejahatan dan dituduh atas suatu kejahatan.

Pengajaran Matematika bagi anak-anak dengan hambatan intelektual pada dasarnya mengikuti prinsip umum pengajaran bagi anak-anak dengan hambatan intelektual. Dimana materi disampaikan dengan bantuan media-media kongkrit. Namun pada akhirnya seringkali prinsip tersebut terlupakan dan guru terjebak dengan sistem pengajaran Matematika seperti yang pernah diterimanya pada masa-masa pendidikan dahulu. Guru memberikan pengajaran Matematika menggunakan media yang cenderung semi abstrak dan bahkan abstrak serta tidak bersifat didaktik (memberikan pengajaran dengan sendirinya). Penggunaan media mengajar pada pengajaran Matematika seharusnya mengikuti tahapan kongkrit, semi kongkrit, semi abstrak, abstrak. Peggunaan media belajar yang berbentuk geometri dua dimensi, bilangan, simbol operasi bilangan, gambar, kartu dan lain-lain haruslah diberikan setelah siswa dengan hambatan intelektual dapat mentransformasi kemampuan berfikirnya dari mencerna materi dengan media konkrit ke media semi konkrit kemudian semi abstrak dan selanjutnya abstrak. Dimana media konkrit terdiri dari media konkrit fungsional dan non fungsional. Tahap-tahap tersebut harus dilewati hingga anak menguasai materi pembelajaran dengan baik.

(16)

5

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic

Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan bagi anak dengan hambatan intelektual adalah seorang dokter Perancis bernama Jean Marc Gaspard Ittard pada akhir abad XVIII. Upaya Ittard dilanjutkan oleh penerusnya yang bernama Edouard Seguin. Buku yang dikarang oleh Ittard dan Seguin menjadi rujukan bagi pengembangan pendidikan anak dengan hambatan intelektual. Ittard dan Seguin menitikberatkan pendidikan bagi anak dengan hambatan intelektual melalui stimulus saraf sensorial dan latihan otot-otot tubuh pada latihan kehidupan sehari-hari. Pada akhir abad ke XIX, buku yang dikarang Ittard dan Seguin menjadi inspirasi bagi seorang dokter muda yang sangat besar minatnya pada pendidikan anak-anak dengan hambatan mental dan intelektual, Maria Montessori. Persentuhannya dengan anak-anak yang mengalami hambatan (defective) dimulai ketika Montessori ditugaskan di sebuah rumah sakit jiwa. Di rumah sakit tersebut anak-anak dengan, yang saat itu diistilahkan sebagai idiot dan anak-anak yang mengalami gangguan jiwa (insane), dirawat. Hasil observasinya terhadap anak-anak tersebut menghasilkan suatu pemahaman baru bagi Montessori, bahwa, masalah anak-anak yang dirawat di rumah sakit jiwa tersebut lebih bersifat pedagogis dibanding medis. Maria Montessori berkeyakinan bahwa pendidikan khusus dapat memperbaiki kondisi mental mereka. Pandangan ini merupakan buah inspirasi dari karya Jean Itard and Edouard Seguin (Standing, 1998:28). Metode yang dirancang oleh Maria Montessori dikenal hingga sekarang dan dipraktekkan di sekolah-sekolah Montessori sebagai metode Montessori.

(17)

6

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic

Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sistem didasarkan pada filosofi dasar yang dikembangkan oleh Montessori dan harus dikuasai oleh semua guru di sekolah-sekolah Montessori. Dengan metodenya tersebut dunia mencatat bahwa anak-anak dengan hambatan mental dan intelektual yang ditangani dan dididik dengan metode Montessori selama dua tahun, berhasil memiliki kemampuan intelektual yang menyamai anak-anak umumnya pada saat itu, dengan dibuktikan oleh hasil memuaskan yang mereka raih dalam suatu ujian nasional bersama-sama dengan anak umum (Magini, 2013:39).

Seperti yang telah dibahas di atas Maria Montessori menemuciptakan alat alat yang digunakan dan diperuntukkan bagi anak-anak dengan hambatan intelektual (pada masa itu disebut sebagai anak-anak idiot). Media didaktik Montessori memiliki ciri yang khas; diwarnai dengan warna-warna khas Montessori (contoh warna merah muda untuk pink

tower) sempurna buatannya dengan control of error yang tinggi (pada alat tipe ini anak

tidak akan melakukan kesalahan yang diakibatkan oleh alat yang dibuat tidak sempurna) dan bersifat didaktik (Ahmad, 2014). Menurut Wendy Fidler (2006) Maria Montessori memang mendesain media didaktik yang secara original diciptakan untuk anak-anak dengan kemampuan koordinasi yang tidak sempurna.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka disusunlah suatu rencana penelitian yang ditujukan untuk mengetahui pengaruh dua jenis media didaktik Montessori dalam meningkatkan kemampuan basic intellectual activities siswa dengan hambatan intelektual dalam aspek korespondensi 1-1 dan basic intellectual activities aspek seriasi. Dimana keberhasilan media didaktik ini diukur dengan menggunakan suatu instrumen pengukur yang merepresentasikan suatu aktifitas sehari-hari di dalam rumah. Dengan pertimbangan bahwa anak-anak dengan hambatan intelektual perlu mengaktualisasikan kemampuan

(18)

7

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic

Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dinyatakan oleh Hughes (2003, p.10) bahwa selain menguasai keterampilan dasar matematis, anak-anak juga harus mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata. Dalam penelitian ini dua macam alat Montessori yaitu block cylinder dan pink tower akan diujicobakan untuk mengajari siswa dengan hambatan intelektual mengenai basic

intellectual activities aspek korespondensi dan seriasi.

B. Identifikasi Masalah

Di sekolah anak dengan hambatan intelektual, yang dikatagorikan sebagai anak-anak dengan ketunagrahitaan seringkali mengalami ketertinggalam dalam pelajaran Matematika. Hal ini disebabkan karena anak-anak ini mengalami hambatan dalam memproses informasi yang disampaikan guru akibat adanya masalah dalam system saraf pusat di otak. Masalah bertambah ketika system pengajaran yang digunakan kurang mengoptimalkan kerja indera-indera tubuh lainnya dalam meningkatkan kemampuan dalam memproses informasi. Contohnya pengajaran Matematika di sekolah seringkali diajarkan dengan cara yang kurang terstruktur, kurang efektif dan tidak tepat sesuai dengan kemampuan awal yang dimiliki siswa. Siswa yang belum memiliki kemampuan pra akademik Matematika dipaksa untuk mencerna materi aritmatika (operasi bilangan).

(19)

8

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic

Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Batasan Masalah

Masalah dibatasi hanya pada kemampuan pra akademik basic intellectual activities aspek korespondensi dan basic intellectual activities aspek seriasi. Alat intervensi yang digunakan adalah media didaktik Montessori pada area sensorial, yaitu block cylinder (blok silinder) dan pink tower (menara pink). Media didaktik Montessori block cylinder adalah media didaktik Montessori yang digunakan untuk melatih kemampuan basic

intellectual activities aspek korespondensi 1-1 sedangkan Pink Tower adalah media

didaktik yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan basic intellectual activities aspek seriasi, yaitu kemampuan mengurutkan suatu benda, berdasarkan ukuran.

D. Rumusan Penelitian

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini berkaitan dengan keefektifan media didaktik Montessori block cylinder dan

pink tower guna meningkatkan kemampuan basic intellectual activities aspek

(20)

9

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic

Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas penggunaan media didaktik Montessori area sensorial guna meningkatkan kemampuan basic intellectual

activities aspek korespondensi dan basic intellectual activities aspek seriasi siswa

SDLB dengan hambatan intelektual di SLBN Kab. Tasikmalaya. Sedangkan tujuan umumnya adalah:

a. Untuk mengetahui kemampuan basic intellectual activities aspek korespondensi dan basic intellectual activities aspek seriasi siswa SDLB dengan hambatan intelektual di SLBN Kab. Tasikmalaya sebelum menggunakan media didaktik Montessori.

b. Untuk mengetahui kemampuan basic intellectual activities aspek korespondensi dan basic intellectual activities aspek seriasi siswa SDLB dengan hambatan intelektual di SLBN Kab. Tasikmalaya setelah menggunakan media didaktik Montessori.

c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media didaktik Montessori blok silinder dan menara pink dalam meningkatkan kemampuan basic intellectual

activities aspek korespondensi dan basic intellectual activities aspek seriasi

siswa SDLB dengan hambatan intelektual di SLBN Kab. Tasikmalaya.

2. Kegunaan Penelitian

(21)

10

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic

Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Hasil penelitian ini memberikan informasi mengenai efektifitas penggunaan media didaktik Montessori blok silinder dan menara pink terhadap pengajaran

basic intellectual activities aspek korespondensi dan basic intellectual activities

aspek seriasi.

(22)

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Sugiyono menyebutkan bahwa variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Hamidah, 2013 dan Witasari, 2013).

1. Variabel Bebas

Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah dua media didaktik Montessori yang bernama pink tower (menara pink) dan cylinder

blocks (blok silinder). Media didaktik Montessori adalah media didaktik yang

ditemuciptakan oleh Maria Montessori dan digunakan di kelas-kelas Montessori. Salah dua media didaktik Montessori yang digunakan dalam penelitian ini adalah menara pink dan blok silinder. Paparan di bawah ini merupakan terjemahan dari buku karya David Gettman yang berjudul Basic

(23)

33

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Menara Pink

Menara pink adalah kumpulan kubus terbuat dari kayu berwarna pink berjumlah 10 dengan ukuran yang berbeda-beda, mulai dari yang terbesar berukuran 1 dm3 dan yang terkecil berukuran 1 cm3.

Penggunaan menara pink mengandung dua tujuan yaitu tujuan langsung dan tujuan tidak langsung. Tujuan langsung penggunaan menara pink adalah untuk membangun kemampuan diskriminasi visual anak terhadap bangun ruang tiga dimensi. Selain itu juga bertujuan untuk membangun koordinasi otot-otot halus anak yang berguna dalam kegiatan menulis.

Tujuan tidak langsung dari penggunaan menara pink adalah untuk menyiapkan anak pada kerja-kerja selanjutnya yang berkaitan dengan geometri melalui observasi umum anak terhadap bentuk menara pink yang berubah secara geometris dalam hal keliling, bidang dan volume total. Selain itu juga untuk menyiapkan anak memahami konsep bilangan, melalui perubahan sisi dari kubus-kubus yang tersusun berurutan dari yang paling besar hingga yang paling kecil (seriasi). Langkah-langkah bagaimana menara pink dipresentasikan adalah sebagai berikut:

1. Sebutkan nama menara pink dan tunjukkan dimana diletakkan; 2. Minta anak untuk menggelar alas kerja. Tunjukkan bagaimana cara

(24)

34

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menempatkannya secara acak di atas alas kerja. (ketika membawa kubus yang lebih besar, gunakan tangan yang satu lagi untuk menahan kubus dari bawah. Pastinya anak perlu melakukan cara ini pada kubus yang lebih kecil dari yang direktris lakukan). 3. Amati semua kubus dengan teliti, pilih kubus terbesar, dan

bandingkan dengan satu atau dua kubus lain yang ukurannya berdekatan, pegang di samping kubus terbesar untuk memastikan bahwa kubus itu adalah yang terbesar. Kemudian tempatkan pelan-pelan di tempat terpisah di bagian tertentu alas kerja;

4. Amati kubus lainnya dengan teliti, pilih kubus berikutnya yang lebih kecil, dan bandingkan dengan satu atau dua kubus lain yang ukurannya berdekatan, pegang di samping kubus terbesar untuk memastikan bahwa kubus itu adalah kubus terbesar yang tersisa di alas kerja. Kemudian tempatkan dengan hati-hati, tanpa bunyi, dengan gerakan yang lembut, tepat di tengah di atas kubus terbesar sebelumnya;

5. Sekali lagi amati kubus lainnya dengan teliti, sekali lagi pilih kubus yang lebih kecil berikutnya, tempatkan seperti yang sebelumnya, tepat di tengah di atas dua kubus sebelumnya;

(25)

35

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ukurannya berdekatan, pegang di samping kubus terbesar untuk memastikan bahwa kubus itu adalah kubus terbesar yang tersisa di alas kerja. Setiap kali satu kubus ditempatkan, tunjukkan pada anak bahwa anda puas dan senang atas kerja yang dilakukan (jika anak tampak tidak sabar mencoba untuk menempatkan kubus, katakan, „ Biarkan aku menyelesaikan seluruh menara, dan nanti giliran kamu.‟);

7. Bersama-sama dengan anak, lakukan pemeriksaan terhadap menara yang sudah jadi, mulai dari seluruh sisi dan dari atas;

8. Bongkar menara, dengan lembut turunkan kubus satu persatu, angkat kubus dengan satu tangan dari atas (dan untuk kubus yang lebih besar, sokong dari bawah dengan tangan yang lainnya), tempatkan semuanya lagi secara acak di atas alas kerja;

(26)

36

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sembilan langkah di atas merupakan urutan bagaimana menara pink diperesentasikan atau diajarkan. Terdapat beberapa catatan mengenai tata cara pelaksanaan penggunaan menara pink ini. Pertama, cara anak membangun menara pink persis sama seperti yang dipresentasikan. Kedua, mulai dengan kubus yang ditempatkan secara acak di atas alas kerja. Menara dibangun sehingga sudut yang sama pada setiap kubus sebaris dengan sudut lainnya, ke atas, beri menara dengan dua sisi mendatar dan dua tangga curam. Bangun menara di suatu tempat di atas alas kerja dimana anak dapat melihat satu sisi mendatar dan satu sisi tangga. Dua atau tiga kali selama menara dibangun, secara perlahan rasakan (sapuan) jemari kedua tangan ke kedua sisi kubus yang berbatasan ke arah bawah, sisi mendatar menara, untuk mengkonfirmasi kesempurnaan kesejajaran sisi kubus. Ketika menara telah komplit, amati dari seluruh sisi dan dari atas. Katakan bahwa kamu sekarang akan „melakukan

sesuatu yang special pada menara‟. Ambil kubus terkecil dari puncak menara,

(27)

37

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gunakan kubus terbesar kedua atau ketiga bersama-sama dengan kubus terkecil kedua atau ketiga untuk mengajari konsep „besar‟ dan „kecil‟.

Lanjutkan dengan materi selanjutnya mengenai perbandingan ukuran, menggunakan dua kubus terbesar untuk mengajari konsep „besar‟ dan „lebih besar‟, dan dua kubus terkecil untuk mengajarkan „kecil‟ dan „lebih kecil‟.

Selanjutnya gunakan tiga kubus terbesar atau tiga kubus terkecil untuk mengajarkan perbandingan setara dan lebih (contoh „besar‟, „lebih besar‟ dan

„paling besar‟) dengan teknik three period lesson.

b. Blok Silinder

(28)

38

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keempat memiliki diameter yang sama dan berkurang di ketinggian mulai dari 5,5 cm hingga 1 cm.

Media didaktik blok silinder bertujuan untuk membangun kemampuan diskriminasi visual anak terhadap ukuran. Media didaktik ini juga secara tidak langsung mempersiapkan anak pada kegiatan menulis melalui tata cara memegang pegangan silinder, serta mempersiapkan anak pada konsep matematika melalui pengamatan terhadap keteraturan perbedaan silinder dan korenspondensi antara silinder dan soketnya. Cara bagaimana mempresentasikan blok silinder adalah sebagai berikut:

1. Sebutkan nama blok silinder dan tunjukkan dimana diletakkan; 2. Pilih dan panggil nama blok silinder 1, dan tunjukkan pada anak

bagaimana cara membawa blok silinder dengan masing-masing tangan merangkul ujung blok silinder;

3. Tempatkan pelan-pelan blok di atas meja, tanpa alas kerja, perlahan-lahan tanpa terdengar suara;

(29)

39

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Pilih salah satu silinder yang paling tebal atau paling tipis, pegang pada pegangannya tanpa membandingkan dengan setiap soket di dekatnya, secara visual tentukan soket yang mana yang paling cocok. Tempatkan kembali silinder itu ke soketnya dengan luwes dan hati-hati. Silinder tidak boleh terantuk dengan pinggiran atau sisi soket, dan tanpa terdengar benturan saat silinder menyentuh dasar soket. Ulangi dengan silinder lain yang besar sekali atau kecil sekali. Lanjutkan dengan urutan acak, tempatkan kembali silinder ke dalam masing-masing soket. Sesekali diam sejenak untuk mengamati secara visual silinder mana untuk soket yang sesuai, tanpa memegang silindernya di dekat soket. Teruskan hinga semua silinder telah dikembalikan ke dalam blok;

6. Tawarkan pada anak untuk mencobanya.

Enam langkah di atas merupakan langkah bagaimana blok silinder dipresentasikan. Beberapa catatan mengenai penggunaan blok silinder pada anak adalah pertama, anak bekerja dengan blok silinder 1 menggunakan cara yang sama seperti yang dipresentasikan. Kedua, anak memainkan keempat blok silinder secara berurutan, seperti yang dipresentasikan, blok keempat dimainkan terakhir. Anak dapat bermain menggunakan dua blok silinder secara serempak yang diletakkan membentuk huruf „V‟ dengan muka ke arah

(30)

40

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meja rendah, atau di papan halus di atas alas. Kelima, anak dapat bermain dengan semua blok yang diletakkan membentuk segiempat di atas meja rendah atau ditempatkan mengelilingi papan di atas alas. Keenam, lakukan tiga tahap pembelajaran untuk materi berikutnya yang berkaitan dengan persepsi visual mengenai ukuran menggunakan teknik three period lesson.

Gunakan selalu dua silinder yang berlawanan ukuran dalam setiap pelajaran, seperti: menggunakan silinder kedua paling tebal dan silinder kedua paling tipis dari blok silinder 1, untuk mengenalkan konsep „tebal‟ dan „tipis‟;

menggunakan silinder kedua terbesar dan silinder kedua terkecil dari blok silinder 2, untuk menunjukkan „besar‟ dan „kecil‟; menggunakan silinder

tertinggi kedua dan silinder terpendek kedua dari blok silinder 4, untuk mengenalkan „tinggi‟ dan „pendek‟; menggunakan soket kedua terdalam dan

soket kedua terdangkal di blok 4, untuk menunjukkan dalam dan dangkal.

Berikutnya, berikan pelajaran mengenai kesebandingan (comparatives) dan ketidaksebandingan (superlatives) dari materi di atas (kecuali „dangkal‟); gunakan dua silinder di dekat salah satu ujung dari blok 1, 2 atau 4, atau dua soket dekat ujung yang dalam dari blok 4, untuk mengajarkan perbandingan (contoh „tebal‟ dan „lebih tebal‟); dan menggunakan tiga silinder pada salah

(31)

41

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah kemampuan basic intellectual

activities aspek korespondensi dan basic intellectual activities aspek seriasi.

Sugiyono, 2008 mengatakan bahwa variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Hamidah, 2013 dan Witasari, 2013). Yang dimaksud dengan kemampuan basic

intellectual activities aspek korespondensi pada penelitian ini adalah

kemampuan korespondiensi 1-1 yaitu anak memasangkan suatu benda dengan pasangannya sesuai dengan peruntukannya, seperti panci dengan tutupnya, 1 es krim dengan 1 orang dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud dengan basic

intellectual activities aspek seriasi pada penelitian ini adalah mengurutkan

benda-benda berdasarkan ukuran, contohnya pot bunga diurutkan dari yang paling besar hingga yang paling kecil dan lain sebagainya. Cara untuk mengetahui kemampuan basic intellectual activities aspek korespondensi dan

basic intellectual activities aspek seriasi subjek pada penelitian ini dilakukan

dengan melakukan pengukuran menggunakan instrument asesmen (definisi operasional dari variable bebas dan terikat dapat dilihat di Bab 1 bagian f halaman 12).

B. Definisi Operasional

(32)

42

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Media Didaktik Montessori Blok Silinder dan Menara Pink

Media didaktik Montessori adalah sekumpulan alat yang ditemuciptakan oleh Maria Montessori dan digunakan di kelas-kelas Montessori. Alat-alat ini ditempatkan menurut area fungsinya. Area keterampilan hidup mengembangkan kemampuan dasar individu dan keterampilan sosial dalam kehidupan sehari-hari seperti keterampilan memakai baju, keterampilan bersih-bersih dan bersikap sopan. Area sensorial mengembangkan kemampuan persepsi indera (sensorial) anak terhadap lingkungannya. Area bahasa terdiri dari pengembangan keterampilan menulis dan membaca. Area matematika mencakup membilang dan aritmatik. Area budaya mengenalkan dunia sains, sejarah, geografi, antropologi dan biologi. Media didaktik Montessori yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua buah alat pada area sensorial visual yaitu blok silinder dan menara pink. Area sensorial dimaksudkan pada jenis stimuli indera yang secara dominan menstimulus indera anak saat berinteraksi dengan blok silinder dan menara pink. Dalam kelas Montessori blok silinder dan menara pink ditempatkan di area sensorial visual.

4. Basic Intellectual Activities Aspek Korespondensi dan Seriasi Basic Intellectual Activities adalah keterampilan dasar yang perlu dikuasai

(33)

43

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Intellectual Activities pada anak berlangsung pada tahap pre operational

concrete seperti yang disebutkan dalam teori Piaget. Pada penelitian ini Basic

Intellectual Activities aspek korespondensi terdiri dari enam aktifitas

sedangkan aspek seriasi terdiri dari lima aktifitas. Enam aktifitas aspek korespondensi diantaranya memasangkan botol dengan tutupnya yang sesuai, memasangkan wadah (alat dapur) dengan tutupnya yang sesuai, memasangkan alat masak dengan pengaduknya yang sesuai, memasangkan jumlah makanan/minuman di baki yang sesuai, memasangkan makanan/minuman dengan jumlah tamu yang sesuai dan menyusun piring-piring di rak. Lima aktifitas aspek seriasi diantaranya, mengurutkan baki secara horizontal mulai dari yang paling besar, mengurutkan baki secara vertikal mulai dari yang paling besar, mengurutkan piring secara vertical mulai dari yang paling besar, mengurutkan pot secara vertical mulai dari yang paling besar, mengurutkan pot secara horizontal mulai dari yang paling besar. Dimana penilaian aktifitas tersebut adalah sebagai berikut:

a. Untuk aktifitas korespondensi, jika alat diletakkan di tempat yang sesuai fungsi, kegunaan dan ukuran maka nilai 1 atau jika alat yang lebih besar ditempatkan di yang lebih bawah maka nilai adalah 1/n. n: jumlah item pada aktifitas korespondensi nomor bersangkutan; b. Untuk aktifitas seriasi, jika yang diambil atau yang ditunjukkan

(34)

44

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen, yang menurut Sugiyono (2008), “Metode eksperimen adalah

metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang dikendalikan” (Hamidah, 2013: 31). Metode eksperimen yang digunakan adalah eksperimen dengan desain subjek tunggal. Tawney and Gas, 1984 menyatakan penelitian eksperimen dengan subjek tunggal adalah penelitian eksperimen yang dilaksanakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari suatu perlakuan (treatment) yang diberikan kepada subyek secara berulang-ulang dalam waktu tertentu (Soendari, 2013). Lebih khususnya penelitian subjek tunggal adalah strategi penelitian yang dikembangkan untuk mendokumentasikan perubahan tingkah laku subyek secara individual (Soendari, 2013).

Telah disebutkan di atas bahwa desain penelitian ini menggunakan desain subjek tunggal A. Prosedur pelaksanaan penelitian subjek tunggal A-B-A, terdiri dari tiga langkah; pertama mengukur kondisi baseline 1 untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum memperoleh intervensi (A1), selanjutnya melakukan pengukuran pada waktu intevensi (B) dan terakhir pengukuran pada baseline kedua (A2). Keterangan X adalah intervensi, O adalalh sesi pengukuran.

A1 B A2

X X X X

(35)

45

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Figure 3.1. Desain ABA

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian pada penelitian ini adalah satu orang anak berjenis kelamin perempuan, berinisial S berusia 10 tahun lima bulan yang menempuh pendidikan di kelas IV Sekolah Luar Biasa Negeri Kab. Tasikmalaya. Dalam data sekolah, Siswa S dikelompokkan ke dalam kelompok siswa dengan hambatan intelektual. Menurut hasil tes intelektual, siswa S memiliki potensi IQ 67 artinya memiliki potensi kecerdasan intelektual setara dengan siswa dengan hambatan intelektual ringan namun kecerdasan faktualnya (developmental quotion, DQ) dikatagorikan ke dalam siswa dengan hambatan intelektual sedang dan menerima materi dari kurikulum kelompok hambatan intelektual sedang.

(36)

46

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(37)

47

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

setelah istirahat siang, yaitu sekitar jam 10.00 atau lebih, saat siswa dan guru di seluruh kelas sedang melangsungkan pembelajaran.

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Data pada penelitian ini dikumpulkan melalui suatu tes performa atau kinerja menggunakan suatu instrument yang disusun dengan materi pokok berdasarkan variabel terikat yang digunakan pada penelitian ini (basic

intellectual activities aspek korespondensi dan basic intellectual activities

aspek seriasi) dalam seting kegiatan di rumah tangga (lihat lampiran A halaman ..). Alat-alat yang digunakan dalam proses pengukuran merupakan alat-alat yang memiliki fungsi tertentu dalam penggunaannya, dirumah tangga sehingga dinamakan alat pengukur fungsional. Langkah-langkah pengumpulan data seperti di bawah ini pada pengukuran baseline satu (A1), setelah diintervensi (B) dan baseline dua (A2):

1. Seperangkat alat pengukur fungsional disiapkan di atas meja;

2. Siswa duduk di kursi di depan alat tersebut, sementara peneliti memegang instrument asesmen dan lembar penilaian;

3. Peneliti memberikan penjelasan mengenai alat pengukur fungsional dan apa yang harus dilakukan siswa dengan alat tersebut;

(38)

48

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Peneliti memvideo kinerja siswa dan mencatat hasil performanya di buku catatan;

6. Skor penilaian terentang dari 0 hingga 1;

Alat dan perangkat penelitian yang diperlukan dan perlu disiapkan terdiri dari kisi-kisi instrument penelitian sebagai panduan untuk mengembangkan instrument penelitian yang dibutuhkan dan sesuai pada penelitian ini. Instrument penelitian dan alat-alat yang diperlukan saat pengukuran (alat pengukur fungsional) berupa miniature perlengkapan rumah tangga seperti meja, kursi, alat-alat dapur dan lainnya mengikuti petunjuk instrument penelitian yang telah dikembangkan (kisi-kisi dan instrument penelitian terlampir di lampiran A hal ..). Alat pencatat berupa buku catatan atau form penilaian dan alat dokumentasi seperti kamera atau video.

Rencana pelaksanaan penelitian berupa RPP yang menjadi pedoman langkah-langkah pelaksanaan penelitian mulai dari pengukuran baseline 1, intervensi dan baseline 2 (RPP terlampir di lampiran C halaman ).

Alat intervensi berupa 1 set blok silinder dan seperangkat menara pink. Intervensi dilaksanakan dengan menggunakan langkah-langkah presentasi cara Montessori.

(39)

49

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kanak-kanak Manba‟ul Ulum di Desa Tanjung Mekar, Kecamatan Jamanis, kabupaten Tasikmalaya. Sedangkan pengukuran validasi menggunakan teknik

judgment expert. Para ahli yang dilibatkan dalam melakukan penilaian isi

instrument penelitian terdiri dari dua guru SLBN Kab. Tasikmalaya bidang keahlian tunagrahita, dua direktris Sekolah Montessori Padi dan satu orang Matematikawan yang bekerja di P4TK TKPLB Jawa Barat di Kota Bandung.

Tabel 3.1. Daftar pemberi judgment

No Nama Instansi

1. Santi Komaladini, M.Pd SLBN Kab. Tasikmalaya 2. Imas Umi Ratmini, S. Pd SLBN Kab. Tasikmalaya 3. Julia Mufidah Ahmad Sekolah Montessori Padi

4. Ira Ernandayati Sekolah Montessori Padi

5. Umi Mardiyati, M. Si P4TK TKPLB

Penghitungan validitas menggunakan rumus:

Dimana: f: frekuensi nilai cocok menurut penilai; ∑f: Jumlah total frekuensi

nilai; P : persentase. Nilai validasi pada penelitian ini adalah 70 %, artinya instrument penelitian yang digunakan memiliki tingkat validasi tinggi dan layak digunakan (perhitungan lebih lengkapnya terdapat di lampiran).

(40)

50

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

rb = koefision korelasi n = jumlah siswa

X = jumlah skor butir soal ganjil untuk setiap siswa uji coba Y = jumlah skor butir soal genap untuk setiap siswa uji coba

Nilai rb merupakan nilai reliabilitas setengah tes, selanjutnya untuk menghitung nilai reliabilitas penuh menggunakan rumus Spearmen-Brown:

dimana r = koefisien internal seluruh soal dan rb = korelasi product

moment antar belahan.

Kriteria analisis reliabilitas tes menurut Arikunto dalam Sunarsih (2008) adalah sebagai berikut (Hamidah, 2013 dan Witasari, 2013) :

0,00 – 0,20 : sangat rendah

0,21 – 0,40 : rendah

0,41 – 0,60 : cukup

(41)

51

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 0,81 – 1.00 : sangat tinggi

Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus-rumus di atas, nilai reliabilitas adalah 0.734482. Artinya bahwa butir soal pada instrument penelitian memiliki kekonsistenan tinggi atau tingkat kepercayaan tinggi sehingga dapat digunakan dalam penelitian (lihat lampiran B halaman ..).

F. Teknik Pengolahan Data

(42)

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Penggunaan media didaktik Montessori blok silinder dan menara pink memberikan pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan kemampuan basic

intellectual activities aspek korespondensi dan kemampuan basic intellectual

activities aspek seriasi. Keduanya efektif digunakan untuk mengajarkan materi

korespondensi dan seriasi. Pengembangan dan pengajaran materi seriasi dengan teknik tree period lesson menggunakan media didaktik Montessori blok silinder dan menara pink pun sangat efektif digunakan. Hal ini ditunjukkan dengan kenaikan skor rata-rata pada kondisi baseline 2 yang diperoleh kedua aspek dari basic intellectual activities. Dimana kenaikan skor dicapai pada hampir seluruh aktifitas korespondensi dan seriasi. Padahal pada kondisi sebelum diberikannya intervensi skor cenderung rendah di hampir seluruh aktifitas korespondensi kecuali pada aktifitas memasangkan alat dapur dengan tutupnya yang tetap tinggi. Sedangkan pada aktifitas seriasi sebelum diberikannya intervensi skor cenderung rendah di seluruh aktifitas. Selain media didaktik Montessori, pada aktifitas korespondensi, muncul faktor lain yang juga memberikan pengaruh pada kenaikan skor, yaitu pengaruh dari penggunaan alat pengukur fungsional sebagai alat pengukur. Alat-alat

(43)

52

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

fungsional yang biasa ditemui dan berinteraksi dengan siswa dalam kehidupan sehari-hari juga memberikan kontribusi yang cukup signifikan. Sedangkan pada basic intellectual activities aspek seriasi media didaktik Montessori menara pink memberikan pengaruh yang signifikan pada proses pengembangan materi seriasi selanjutnya dengan menggunakan teknik tree

period lesson.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan kesimpulan yang dipaparkan sebelumnya maka peneliti merekomendasikan beberapa hal di bawah ini:

1. Bagi Sekolah

Sekolah-sekolah yang menerima siswa dengan hambatan intelektual perlu mempertimbangkan untuk melengkapi ruang sumbernya dengan media didaktik Montessori khususnya media didaktik Montessori area sensorial guna meningkatkan keterampilan dasar siswa dalam mempersepsi lingkungannya dan dalam menumbuhkan kemandirian internal.

2. Bagi Guru

Para pendidik yang mengajar di kelas-kelas bagi siswa dengan hambatan intelektual perlu mempertimbangkan penggunaan media didaktik Montessori dalam mengajarkan konsep-konsep basic

intellectual activities dan melakukan pengembangan materi dengan

(44)

53

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penggunaan alat-alat fungsional baik dalam bentuk miniatur atau bentuk asli sebagai alat pendukung pengajaran konsep-konsep basic

intellectual activities untuk melatih siswa melakukan transformasi

berfikir.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

(45)

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ahmad, Julia Mufidah (2014). Modul III Stimuli Indera (sensorial): Makalah pada Pelatihan Metode Montessori & Montessori Bernafaskan Islam 22 Februari 2014. Bandung.

Anderson, Vick, Spencer-Smith, Megan, Wood, Amanda. 2011. Do children really recover better Neurobehavioural plasticity after early brain insult.

Dalam A JOURNAL OF NEUROLOGY.[online].

http://brain.oxfordjournals.org/ atau

http://brain.oxfordjournals.org/content/early/2011/07/22/brain.awr103.full dari Universitas Pendidikan Indonesia. [7 August 2014].

BrainFacts.org. 2012. A Primer On The Brain And Nervous System. Society for NeuroScieNce. A Companion Publication to BrainFacts.org. [online].

http://www.brainfacts.org/~/media/Brainfacts/Article%20Multimedia/About% 20Neuroscience/Brain%20Facts%20book.ashx. [8 Agustus 2014]

Courant, Richard dan Robbins, Herbert (1996) What Is Mathematics? An Elementary Approach to Ideas and Methods (2nd Ed). New York: Oxford university press.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1983). Kamus Bahasa Indonesia II. Jakarta. Depdikbud.

Fidler, Wendy (2006). What Time Is It? Dyspraxia Special. Dalam Montessori International January – March 2006 Issue 78. [Online].

http://www.montessori.org.uk/__data/assets/pdf_file/0008/99755/issue_78_Dy spraxia.pdf. 9 Februari 2014.

Gettman, David (1987). Basic Montessori Learning Activities for Under-Fives. 1st

Ed. New York. St. Martin’s Press.

Hamidah, Ida (2013). Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Kalimat Sederhana pada Siswa Tunarungu. Bandung. Universitas Pendi dikan Indonesia. Skripsi.

Heryati, Euis (2012). Periode Kritis,Plastisitas, Dan Pemulihan Fungsi Otak. Materi Kuliah Anatomi Otak di Jur Pendidikan Khusus Universitas Pendidikan Indonesia. [online]. Tersedia di www.upi.edu. [2012].

(46)

74

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Homdijah, Oom S. (2013). Konstruktivisme. Materi Kuliah Pendidikan Anak Tunagrahita 3. Bandung. Departeman Pendidikan Khusus Universitas Pendidikan Indonesia. 11 Juli 2013.

Hughes, Martin (2003). Children and Number Difficulties in Learning Mathematics. United Kingdom. Blackwell Publishing.

Johnson, Scott D., 1997. Learning Technological Concepts and Developing Intellectual Skills. [Online]. Tersedia dalam International Journal of Technology and Design Education 7: 160 -180.

http://www.forschungsnetzwerk.at/downloadpub/1997_20081127201624745.p df. [2 Agustus 2014]

Magini, Agustina Prasetyo (2013). Sejarah Pendekatan Montessori. Kanisius. Yogyakarta.

Mercer, Cecil D, dan Mercer Ann R. (1981). Teaching Students with Learning Problems. (3rd Ed). Ohio. Merril Publishing Company.

Montessori, Maria (2013). Metode Montessori Panduan Wajib untuk Guru dan Orangtua Didik PAUD (cetakan ke-1). Gerald Lee Gutek (Editor). Ahmad Lintang Lazuardi (pentj). Edisi 1. Pustaka pelajar. Yogyakarta.Soendari, Tjutju (2012). Penelitian dengan Subjek Tunggal. Materi kuliah Metode Penelitian Jur PKh Upi. Bandung. [2012].

Pinnel, John P.J. (2012) Biopsikologi (cetakan ke-2). Drs. Helly Prayitno Soetjipto, M.A. dan Dra. Sri Mulyantini Soetjipto. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Prabhala, Anna (2006). World’s Oldest Organization on Intellectual Disability has

a Progrressive New Name. [Online]. Tersedia di:

http://www.msaaidd.org/PR1-20061129.htm. [26 Agustus 2014]

Standing, E.Mortimer. (1998). Maria Montessori Her Life and Work. 2nd Ed.New York. A Plume Book.

Sunanto, J., Takeuchi, K., Nakata, H. (2005). Pengantar Penelitian dengan Subjek Tunggal. [Online]. Center for Research on International Cooperation in

Educational Development (CRICED). Tokyo.

(47)

75

Tati Sulastri, 2014

Penggunaan Media Didaktik Montessori Area Sensorial Untuk Meningkatkan Kemampuan Basic Intellectual Activities Pada Aspek Korespondensi Dan Seriasi Siswa SDLB Dengan Hambatan Intelektual Di slbn Kab. Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wensley, Sylvia (2003). Visual Impairment and How Montessori Strategis can Help. Dalam Montessori International, October – December 2003. [Online].

http://www.montessori.org.uk/__data/assets/pdf_file/. 9 Februari 2014.

Williams, Sally K. dan Parkhurst, Candee C..1988. Reasoned Intellectual Choice: development of Basic Mathematic Skills in Home Economics. Dalam JVHEE,

volume 2, no 6, hal 4, 22 hal. [online].

http://www.natefacs.org/Pages/v6no2/6-2-4%20Williams.pdf?PHPSESSID=44835bf0d791f905877016bef1ed31d0 . [2 Agustus 2014.]

Gambar

Tabel 3.1. Daftar pemberi judgment

Referensi

Dokumen terkait

Blurring by using 2D Gaussian filter which has 14x14 in size and 10 in standard deviation is the optimal filter in blurring binary image 64x64 pixel, since it has the

Flora mangrove seringkali menyimpan Na dan Cl pada bagian kulit kayu, akar dan daun yang lebih tua.Semakin luas daun tanaman maka penerimaan cahaya matahari akan juga

Wajib Pajak Badan adalah badan usaha yang merupakan sebjek pajak yang terdaftar sebagai Wajib Pajak di KPP sesuai dengan ketentuan umum dan tata cara perpajakan yang

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Informasi CSR digunakan perusahaan untuk memberikan sinyal mengenai nilai perusahaan yang terkait dengan isu sosial dan lingkungan dan untuk membuktikan pada investor

Development of a Visible Spectrophotometric Method for the Quantitative Determination of Metanil Yellow in Different Food Samples.. Int J Pharm

Analisa Data Statistik untuk menghitung Kadar Kuning Metanil pada sampel

Dalam rangka melaksanakan pemerintahan tersebut, maka Pemerintah Daerah mengalokasikan dana perimbangan untuk pemberian Alokasi Dana Desa (ADD) yang merupakan wujud