• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Variasi Salinitas Pada Pertumbuhan dan Perkembangan Akar Bruguiera sexangula Untuk Rehabilitasi Hutan Mangrove di Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Variasi Salinitas Pada Pertumbuhan dan Perkembangan Akar Bruguiera sexangula Untuk Rehabilitasi Hutan Mangrove di Sumatera Utara"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Mangrove Secara Umum

Hutan mangrove merupakan tipe hutan tropika dan subtropika yang khas, tumbuh di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Mangrove banyak di jumpai di wilayah pesisir yang terlindung dari gempuran ombak dan daerah yang landai (Dahuri, 2003). Ciri-ciri hutan mangrove menurut Soerianegara dan Indrawan (1982) dalam Basyuni (2002) adalah sebagai berikut: tidak dipengaruhi iklim, terpengaruh pasang surut, tanah tergenang air laut atau berpasir dan tanah liat, hutan tidak mempunyai stratum tajuk, tinggi mencapai 30 meter. Jenis tumbuhan mulai dari laut ke darat adalah

Avicennia, Sonneratia, Rhizophora, Bruguiera, Xylocarpus, Lumnitzera, dan

tumbuh-tumbuhan bawah yang hidup diantaranya Acrostichum aureum,

Achanthus illicifolius, dan Achanthus ebracteatus

Hutan mangrove meliputi pohon-pohon dan semak yang tergolong ke dalam 8 (delapan) famili, dan terdiri atas 12 (dua belas) genera tumbuhan berbunga yaitu Avicennia, Sonneratia, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, Xylocarpus, Lumnitzera, Laguncularia, Aegiceras, Aegiatilis dan Conocarpus

(Bengen, 2002).

Fungsi Ekologis Hutan Mangrove

(2)

a. Dalam ekosistem hutan mangrove terjadi mekanisme hubungan antara ekosistem mangrove dengan jenis-jenis ekosistem lainnya seperti padang lamun dan terumbu karang.

b. Dengan sistem perakaran yang kokoh ekosistem hutan mangrove memiliki kemampuan meredam gelombang, menahan lumpur dan melindungi pantai dariabrasi, gelombang pasang dan topan.

c. Sebagai pengendalian banjir, hutan mangrove yang banyak tumbuh di daerahestuaria juga dapat berfungsi untuk mengurangi bencana banjir.

d. Hutan mangrove dapat berfungsi sebagai penyerap bahan pencemar

(environmental service), khususnya bahan-bahan organik.

e. Sebagai penghasil bahan organik yang merupakan mata rantai utama dalam jaring-jaring makanan di ekosistem pesisir.

f. Merupakan daerah asuhan (nursery ground) hewan-hewan muda (juvenile stage) yang akan bertumbuh kembang menjadi hewan-hewan dewasa.

Setiap jenis mangrove mempunyai kisaran toleransi yang berbeda terhadap faktor-faktor lingkungan.Tanaman yang mempunyai kisaran toleransi yang luas memiliki ketahanan terhadap kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan yang dalam kondisi tertentu disebut sebagai cekaman (stress) lingkungan (Salisbury, 1995).

Zonasi Penyebaran Mangrove

(3)

1. Zona garis pantai, yaitu kawasan yang berhadapan langsung dengan laut. Lebar zona ini sekitar 10-75 meter dari garis pantai, biasanya ditemukan jenis R. stylosa, R. mucronata, Avicennia marina dan Sonneratia alba.

2. Zona tengah, merupakan kawasan yang terletak di belakang zona garis pantai dan memiliki lumpur liat. Biasanya ditemukan jenis Rhizophora apiculata, Avicennia officinalis, B. cylindrica, B. gymnorrhiza, B. parviflora, B.

sexangula, Ceriops tagal.

3. Zona belakang, yaitu kawasan yang berbatasan dengan hutan darat. Jenis tumbuhan yang biasanya muncul antara lain Achantus ebracteatus.

Salinitas Mangrove

Di Indonesia, areal yang selalu digenangi walaupun pada saat pasang rendah umumnya didominasi oleh A.alba atau S.alba. Areal yang digenangi oleh pasang sedang didominasi oleh jenis-jenis Rhizophora. Adapun areal yang digenangi hanya pada saat pasang tinggi, yang mana areal ini lebih ke daratan, umumnya didominasi oleh jenis- jenis Bruguiera dan Xylocarpus granatum,

sedangkan areal yang digenangi hanya pada saat pasang tertinggi (hanya beberapa hari dalam sebulan) umumnya didominasi oleh B. sexangula dan Lumnitzera littorea.

Pengaruh Salinitas Terhadap Fisiologi

(4)

Setiap jenis organisme mempunyai tingkat toleransi yang berbeda terhadap faktor-faktor lingkungan termasuk terhadap konsentrasi salinitas garam yang tinggi (Salisbury and Cleon, 1995).

Sehubungan dengan ini Hutching dan Saenger (1987) mengemukakan tiga cara mangrove beradaptasi terhadap garam sebagai berikut:

1. Sekresi garam (salt extrusion/salt secretion)

Flora mangrove menyerap air dengan salinitas tinggi kemudian mengekskresikan garam dengan kelenjar garam yang terdapat pada daun. 2. Mencegah masuknya garam (salt exclusion)

Flora mangrove menyerap air tetapi mencegah masuknya garam, melalui saringan yang terdapat pada akar.

3. Akumulasi garam (salt accumulation)

Flora mangrove seringkali menyimpan Na dan Cl pada bagian kulit kayu, akar dan daun yang lebih tua.Semakin luas daun tanaman maka penerimaan cahaya matahari akan juga lebih besar, dimana cahaya sebagai sumber energi matahari berfungsi dalam pembentukan fotosintat. Hal ini menunjukkan laju pertumbuhan jumlah dan luas daun tidak sejalan dengan peningkatan konsentrasi salinitas (Fuat, 2009)

Berat kering tanaman dan laju pertumbuhannya dipengaruhi juga oleh

intensitas cahaya dan salinitas. Ratio akar-daun menjadi lebih tinggi pada salinitas

(5)

salinitas lebih rendah dan akan makin meningkat kemampuannya dengan

ketersediaan cahaya yang optimum (Lopez-Hoffman dkk, 2007). Pada Kraussdkk.,

(2008) melaporkan bahwa pertumbuhan awal tanaman mangrove juga sangat

dipengaruhi oleh faktor global seperti temperatur dan faktor spesifik lokasi seperti

salinitas. Salinitas memainkan peranan penting pada adaptasi pertumbuhan

mangrove. Pertumbuhan semai akan memperluas distribusi mangrove dan

meningkatkan rehabilitasi mangrove. Meskipun mangrove adalah salah satu jenis

halofita, namun semainya sensitif terhadap stress garam, substrat yang bergaram

mempengaruhi banyak aspek seperti aspek pertumbuhan dan fisiologinya.

Taksonomi dan Morfologi B. sexangula

B.sexangula memiliki diameter ranting 0,4- 1,1 cm, panjang tangkai daun 3-4 cm, jarak antar tangkai daun 0,2-0,3 cm, tata susun letak daun tersebar, bentuk daun menjorong, panjang 0,5-13 cm, lebar 4-6 cm, ujung melancip, pangkal menirus, permukaan atas halus, permukaan bawah kasar, tepi mengutuh, pertulangan daun menyirip. Bunga : tipe bunga tunggal, jumlah kelopak bunga 11, warna kelopak bunga hijau kekuningan.

Sistem Perakaran Mangrove

(6)

ke tunas sangat berbeda dari konsentrasi ion pada medium eksternal (Shannon dkk.,1994). Scholander dkk (1962) dalam Tomlinson (1986) dan Walter (1971) dalam Kristijono (1977) menyatakan bahwa pada umumnya transpirasi jenis-jenis mangrove adalah rendah, sedangkan akarnya terus-menerus mengabsorbsi air garam dan adanya garam mengakibatkan peningkatan transpirasi (Pangaribuan , 2001).

Pengaruh salinitas terhadap pertumbuhan dan perubahan struktur tanaman yaitu antara lain lebih kecilnya ukuran daun (Harjadi dan Yahya, 1988)

Menurut Kitamura (1997), bentuk perakaran mangrove tersebut adalah sebagai berikut:

1. Akar pasak (pneumatophore)

2. Akar lutut (knee root)

3. Akar tunjang (stilt root)

4. Akar papan (buttress root)

5. Akar gantung (aerial root)

Referensi

Dokumen terkait

Convertible bonds allow the holder to surrender his bond in exchange for a specified number of shares in the firm of the issuer. Bonds with

[r]

[r]

[r]

Daftar Nama Penerima Tunjangan Profesi Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil / Guru Pegawai Negeri Sipil Tahun Anggaran 2015 yang kami usulkan untuk mendapatkan tunjangan profesi dimaksud

dengan ini menyatakan bahwa bukti fisik didalam berkas/dokumen yang saya lampirkan untuk keperluan pencairan Tunjangan Profesi Pendidik (TPP) ini benar adanya, jika

[r]

Pertama-tama saya mengajak kita semua untuk memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kasih dan Penyayang karena atas karunia dan rahmat-Nya kita bisa