No.Daftar/FPEB/605/UN40.7.DI/LT/2014
PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP
KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH
(Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar Menganalisis Masalah Ekonomi dan Cara Mengatasinya Pada Kelas X IPS
SMA Negeri 1 Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi
oleh Fitri Nurdianti
NIM. 1000689
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH
(Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar Menganalisis Masalah Ekonomi dan Cara Mengatasinya Pada Kelas X IPS
SMA Negeri 1 Bandung)
Oleh Fitri Nurdianti
NIM 1000689
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar
sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan
Ekonomi Dan Bisnis
©Fitri Nurdianti
Universitas Pendidikan Indonesia
November 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang,
LEMBAR PENGESAHAN FITRI NURDIANTI
PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH
(Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar Menganalisis Masalah Ekonomi dan Cara Mengatasinya Pada Kelas X IPS
SMA Negeri 1 Bandung) Bandung, Desember 2014 DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING
Dr. Neti Budiwati, M.Si NIP. 19630221 198703 2 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
UPI Bandung
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP
KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar Menganalisis Masalah Ekonomi dan Cara Mengatasinya Pada Kelas X IPS SMA Negeri 1 Bandung), Fitri Nurdianti, NIM 1000689, dibawah bimbingan Dr. Neti Budiwati, M.Si.
Permasalahan dari penelitian ini adalah rendahnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada mata pelajaran ekonomi kelas X peminatan IPS di SMA Negeri 1 Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen yang menggunakan metode problem solving dan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah sebelum perlakuan, perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada kelas eksperimen yang menggunakan metode problem solving sebelum dan setelah perlakuan, serta perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Pengolahan data dengan menggunakan statistika parametrik. Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam mata pelajaran ekonomi dan subjek penelitian ini adalah siswa kelas X peminatan IPS di SMA Negeri 1 Bandung. Sampel yang diteliti sebanyak 50 responden yang terbagi kedalam dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum perlakuan, dan terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada kelas eksperimen sebelum dan setelah perlakuan, serta terdapat perbedaan peningkatan (N-gain) kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada kelas eksperimen dibandingkan kelas kontrol. Hasil belajar berkaitan dengan kemampuan memecahkan masalah pada kelas yang menggunakan metode problem solving lebih baik dari kelas yang menggunakan metode ceramah.
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
EFFECT OF PROBLEM SOLVE METHOD TO STUDENT ABILITY TO SOLVE PROBLEM (Quasi-Experimental Study In Economics Lesson Basic Competence Analyzing Economic Problems and How to Overcome It In Class X IPS SMAN 1 Bandung), Fitri Nurdianti, NIM 1000689, under the guidance of Dr. Neti Budiwati, M.Si.
The problem of this study is the lack of ability of students to solve problems on economic subjects of class X specialization IPS in SMA 1 Bandung. This study aims to determine the differences in students' ability to solve problems in economic subjects between classroom experiments using the methods of problem solving and control classes that use the lecture method before treatment, the difference in a student's ability to solve problems in class experiments using the methods of problem solving before and after treatment, as well as the differences in students' ability to solve problems in the experimental classes and control classes. The approach used in this study is a quantitative approach. This type of research is a quasi-experimental research design using Nonequivalent Control Group Design. Processing data using parametric statistics. The object of this research is the ability of students to solve problems in economic subjects and subjects were students of class X specialization IPS in SMAN 1 Bandung. Samples were examined by 50 respondents are divided into two classes, experimental and control classes. The results showed that there was no difference in the students 'ability to solve problems in the experimental classes and control classes before treatment, and there are differences in students' ability to solve problems in the experimental class before and after treatment, and there are differences in the increase (N-gain) the ability of students to solve problems in the experimental class than the control class. Study report related to the solve problem’s ability in a class that uses the methods of problem solving is better than the class that uses the lecture method.
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.i UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
BAB IPENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.3.1 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.3.2 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.3.2.1 Manfaat Ilmiah ... Error! Bookmark not defined.
1.3.2.2 Manfaat Praktis ... Error! Bookmark not defined.
BAB IIKAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined.
2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Konsep Belajar ... Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Konsep Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.
2.1.3 Taksonomi Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.
2.1.4 Model, Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik- Pembelajaran
Error! Bookmark not defined.
2.1.2.1 Pendekatan Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.
2.1.2.2 Model Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.
2.1.2.3 Strategi Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
v
2.1.2.5 Teknik Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.
2.1.5 Metode Pemecahan Masalah (Problem Soving) ... Error! Bookmark not defined.
2.2 Kemampuan Memecahkan Masalah... Error! Bookmark not defined.
2.3 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.
2.4 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.
2.5 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN... Error! Bookmark not defined.
3.1 Objek dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.3 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.4 Definisi Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookmark not defined.
3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.
3.6 Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.6.1 Validitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined.
3.6.2 Uji Realibilitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined.
3.6.3 Uji Tingkat Kesukaran ... Error! Bookmark not defined.
3.6.4 Uji Daya Pembeda... Error! Bookmark not defined.
3.7 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
3.7.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.
3.7.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.
3.7.3 Uji Beda Dua Rata-rata ... Error! Bookmark not defined.
3.7.4 Uji Gain ... Error! Bookmark not defined.
3.8 Langkah-Langkah Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.9 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Error! Bookmark not defined.
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.
4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi
4.1.2 Deskripsi Lokasi Penelitian... Error! Bookmark not defined.
4.1.3 Visi dan Misi SMA Negeri 1 Bandung ... Error! Bookmark not defined.
4.1.4 Jumlah Guru ... Error! Bookmark not defined.
4.1.5 Jumlah Siswa ... Error! Bookmark not defined.
4.2 Hasil Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Data Tes Awal (Pre-test) ... Error! Bookmark not defined.
4.2.2 Data Tes Akhir (Post-Test) ... Error! Bookmark not defined.
4.2.3 Data Gain pada Kelas Eksperimen dan Kontrol ... Error! Bookmark not defined.
4.3 Pengujian Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.3.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.
4.3.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.
4.3.3 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.
5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1Skema Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.2 Model Pemecahan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.3Kerangka Berfikir ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.1Perbandingan Nilai Hasil Pre-Test antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.2Perbandingan Nilai Hasil Post-Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.4Perbandingan Skor Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
(Pertemuan I) ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.5Perbandingan Skor Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
(Pertemuan II) ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.6Perbandingan Skor Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
(Pertemuan III) ... Error! Bookmark not defined.
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1PAN Skala 5Hasil Tes Kemampuan Memecahkan MasalahKelas X IPS SMA Negeri 1 Bandung ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2.1Revisi Taksonomi Bloom ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2.2Dimensi Pengetahuan ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2.3Pengertian Dimensi Kognitif Menurut Anderson dan KrathwohlError! Bookmark not defin
Tabel 2.4Kategori-kategori dan Proses Kognitif ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2.5Tahap Pembelajaran Problem Solving .... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2.6Tahap Strategi Pemecahan Masalah SolsoError! Bookmark not defined.
Tabel 2.7Tahap Strategi Pemecahan Masalah Wankat dan OreovoczError! Bookmark not defined.
Tabel 2.8Hasil Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.1Desain Eksperimen ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.2Operasional Variabel... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.3Kriteria Validitas ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.4Hasil Validitas Instrumen Penelitian... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.5Kriteria Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.4Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Tingkat KesukaranError! Bookmark not defined.
Tabel 3.5Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.6Kriteria Indeks Gain ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.7Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.1Data Jumah Guru dan KaryawanSMA Negeri 1 BandungError! Bookmark not defined.
Tabel 4.2Jumlah Siswa SMA Negeri 1 BandungTahun ajaran 2014/2015Error! Bookmark not defin
Tabel 4.4Rekapitulasi Rata-rata Nilai Hasil Pre-testKelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.5Rekapitulasi Rata-rata Nilai Hasil Post-TestKelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol... Error! Bookmark not defined.
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ix
Tabel 4.8Rekapitulasi Gain Pertemuan III ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.9Rekapitulasi Skor GainKelas Eksperimen dan Kelas KontrolError! Bookmark not define
Tabel 4.10Hasil Uji Normalitas Data Hasil PenelitianError! Bookmark not defined.
Tabel 4.11Hasil Penghitungan Uji HomogenitasData Masing-masing
Kelompok ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.12Hasil Uji-t PerbedaanPre-test dan Post-test Kelas KontrolError! Bookmark not defined
Tabel 4.13Hasil Uji-t PerbedaanPre-test danPost-test Siswa Kelas
Eksperimen ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.14Hasil Uji-t Perbedaan Post-TestSiswa Kelas Eksperimen dan
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas merupakan suatu
indikator utama kemajuan suatu bangsa dan negara. Pendidikan memiliki peranan
dalam membentuk sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas pada
berbagai bidang ilmu pengetahuan. Pendidikan secara umum diharapkan dapat
menjadi sebuah jalan dalam membangun bangsa yang besar dan berkarakter.
Secara khusus, pendidikan menjadi sebuah hal yang harus diterima oleh setiap
manusia agar menjadi pribadi yang lebih baik.
Perubahan dan tantangan dalam dunia pendidikan diharapkan dapat
berjalan beriringan dengan perbaikan mutu pendidikan di Indonesia. Perbaikan
mutu pendidikan yang dilakukan sebaiknya ditujukan dalam memenuhi kebutuhan
peserta didik di era persaingan dengan bangsa asing. Proses perbaikan mutu
pendidikan tentunya diupayakan dapat mencapai tujuan pendidikan nasional.
Mutu pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dapat
diwujudkan dengan tingkat keberhasilan belajar peserta didik sebagai output dari
pendidikan itu sendiri.
Keberhasilan peserta didik dalam kegiatan belajar dapat terwujud salah
satunya dari keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik yang tentunya akan
berguna bagi diri peserta didik sendiri maupun bagi masyarakat di masa depan.
Salah satu faktor yang dapat mendukung upaya menghasilkan peserta didik yang
memiliki keterampilan tertentu yakni keberhasilan lembaga pendidikan dalam
menumbuhkembangkan keterampilan peserta didik. Oleh karena itu, diharapkan
Sekolah sebagai lembaga pendidikan mampu mendidik generasi penerus bangsa
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterampilan-keterampilan khusus yang seharusnya dibentuk menurut
Sani dalam diri peserta didik adalah: 1) keterampilan bekerja sama; 2)
keterampilan berkomunikasi; 3) kreativitas; 4) keterampialn berpikir kritis; 5)
keterampilan menggunakan teknologi informasi; 6) keterampilan numerik;
7) keterampilan menyelesaikan masalah; 8) keterampilan mengatur diri; dan 9)
keterampilan belajar (Sani, 2013:viii).
Setiap keterampilan yang ingin dicapai oleh peserta didik dapat dilakukan
dengan proses pembelajaran yang dilalui di sekolah formal. Tinggi rendahnya
kualitas pembelajaran salah satunya dapat ditentukan dari hasil belajar yang
diperoleh siswa di sekolah. Hasil belajar sendiri dapat mencerminkan mutu dari
proses pembelajaran yang berlangsung di kelas. Hasil belajar siswa juga dapat
menunjukkan seberapa besar tingkat pencapaian tujuan pembelajaran di sebuah
sekolah dan tingkat keberhasilan guru dalam mengajar.
Agar peserta didik dapat berhasil dalam belajar diperlukan persyaratan
tertentu antara lain seperti yang dikemukakan oleh Sagala berikut ini:
(1)kemampuan berfikir yang tinggi bagi para siswa, hal ini ditandai dengan berpikir kritis, logis, sistematis, dan objektif; (2) menimbulkan minat yang tinggi terhadap mata pelajaran; (3) bakat dan minta yang khusus para siswa dapat dikembangkan sesuai potensinya; (4) menguasai bahan-bahan dasar yang diperlukan untuk meneruskan pelajaran disekolah yang menjadi lanjutan; (5) menguasai salah satu bahasa asing; (6) stabilitas psikis (tidak mengalami masalah penyesuaian diri dan lingkungan; (7) kesehatan jasmani; (8) lingkungan yang tenang; (9) kehidupan ekonomi yang memadai; (10) menguasai teknik belajar di sekolah dan diluar sekolah (Sagala, 2010:57).
Idealnya dalam aktivitas pembelajaran di sekolah tidak hanya difokuskan
pada upaya mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya, melainkan juga
bagaimana menggunakan segenap pengetahuan yang didapat oleh peserta didik
untuk menghadapi situasi baru atau memecahkan masalah-masalah yang berkaitan
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bahwa “dampak dari belajar yang hanya sebatas menghafal, mengakibatkan siswa
kurang memiliki keterampilan analisis dan kemampuan memecahkan masalah“. Berbagai kendala saat ini muncul dalam pembelajaran yang terjadi di
Sekolah Menengah Atas (SMA) sebab hampir di tiap-tiap SMA masih dalam
proses penyesuaian dengan kurikulum yang baru. Pendidik dituntut lebih siap
dalam mengaplikasikan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013.
Perubahan kurikulum dari KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) menjadi
kurikulum 2013 yang mulai diterapkan pada pertengahan tahun 2013 mendorong
kegiatan pembelajaran yang dinamis yang sesuai dengan kurikulum baru.
Pembelajaran yang dilakukan oleh guru di banyak Sekolah Menengah Atas
pada umumnya masih berpusat pada guru, guru lebih aktif di dalam kegiatan
belajar dikelas. Pembelajaran kurang interaktif dan guru mengajar dengan metode
sederhana yang praktis dan tidak menyita waktu, sehingga pembelajaran terkesan
monoton. Hal tersebut disebabkan oleh pemahaman yang belum memadai serta
paradigma pembelajaran yang belum sesuai dengan kegiatan belajar yang
seharusnya dilakukan.
Akan tetapi, tidak hanya faktor dari sisi pendidik saja, fakta yang ditemui
dilapangan secara umum terdapat beberapa masalah yang terjadi pada siswa-siswi
Sekolah Menengah Atas ketika pembelajaran berlangsung, yaitu seperti:
1. Siswa kurang memiliki motivasi
2. Siswa kurang berpartisipasi aktif
3. Siswa kurang tertarik dalam menanggapi materi yang diajarkan guru
4. Siswa kurang tertarik dalam menanggapi studi kasus/permasalahan
5. Siswa kurang konsentrasi pada materi pembelajaran
Permasalahan yang terjadi ini mencerminkan bahwa banyak hal yang
harus diperbaiki oleh pihak sekolah maupun pihak siswa sendiri sebagai pelaku
utama dalam proses pembelajaran. Tentunya dalam proses memperbaiki kegiatan
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebaiknya harus menelaah terlebih dahulu isi kurikulum 2013 baik dari segi
standar proses, standar isi maupun evaluasi, serta harus memahami kompetensi
yang ingin dicapai pada Kurikulum 2013.
Berdasarkan peratutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.64 tahun
2013 mengenai Standar Isi di dalamnya dijelaskan mengenai tingkat kompetensi
yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik. Kompetensi ini terdiri dari 4
(empat) dimensi yang perlu dicapai oleh peserta didik, yaitu: sikap spiritual,
sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Pada dimensi pengetahuan, tingkat
kompetensi inti pada jenjang SMA/ MA/SMALB diharapkan siswa mampu:
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
Kompetensi yang terkandung dalam kurikulum 2013 tersebut, salah
satunya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masa depan dan menyongsong
generasi emas Indonesia tahun 2045 yang mana telah ditetapkan dalam Standar
Kompetensi Lulusan yang berbasis pada Kompetensi Abad 21. Tingkat
kompetensi yang telah dirumuskan tersebut didasari kriteria tingkat
perkembangan peserta didik, kualifikasi kompetensi Indonesia, dan penguasaan
kompetensi yang berjenjang.
Kualifikasi kemampuan pada kurikulum 2013 di tingkat SMA berbeda
dengan kurikulum KTSP 2006. Kualifikasi kemampuan kurikulum 2013
dibedakan menjadi 3 dimensi, yaitu dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Pada dimensi pengetahuan diharapkan peserta didik memiliki pengetahuan
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.
Melihat kualifikasi kemampuan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa
penerapan kurikulum 2013 pada Sekolah Menengah Atas (SMA) saat ini
menuntut siswa untuk dapat meningkatkan pengetahuannya, serta
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada setiap mata pelajaran,
tidak terkecuali pada mata pelajaran ekonomi. Pembelajaran ekonomi di dalamnya
lebih menekankan pada materi studi kasus atau penyajian permasalahan nyata
yang berkaitan erat dengan kehidupan nyata sehari-hari agar pembelajaran
ekonomi menjadi lebih bermakna.
Oleh karena itu, dalam mencapai berbagai tingkat kompetensi yang
diharapkan pada kurikulum 2013, segenap pelaku pendidikan diharapkan
berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Namun, langkah awal yang
perlu dilakukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan bangsa adalah
mengupayakan kualitas pembelajaran disekolah.
Salah satu upaya untuk mengembangkan potensi siswa secara maksimal
adalah dengan mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih tinggi yang
tergolong kategori diatas kemampuan menganalisis atau C4. Kemampuan berpikir
tingkat tinggi ini perlu dikembangkan kepada siswa dalam pembelajaran di
sekolah terutama dalam kemampuan memecahkan masalah pada pembelajaran
ekonomi, dimana pada pembelajaran ekonomi didalamnya lebih banyak
membutuhkan pemecahan masalah.
Untuk dapat mendukung pembelajaran yang lebih menekankan pada
berpikir tingkat tinggi seperti kemampuan memecahkan masalah yang tergolong
kategori diatas kemampuan menganalisis atau C4, seorang pendidik harus dapat
menggunakan metode yang tepat. Secara otomatis, pendidik dituntut untuk dapat
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
agar siswa dapat memahami serta menyerap materi pembelajaran ekonomi yang
diajarkan di kelas.
Namun, implementasi pembelajaran ekonomi yang terjadi di lapangan saat
ini kurang inovatif karena masih menggunakan metode pembelajaran ceramah
yang hanya menransfer ilmu pengetahuan dan hanya berorientasi pada pendekatan
teacher centred, bukan bersifat student centred, artinya pembelajaran tersebut belum mampu memberikan peluang untuk mengkonstruksi pengetahuan secara
mandiri dan dimediasi oleh teman sebaya . Pembelajaran dengan metode tersebut
dirasa tidak cukup dapat merangsang kemampuan berpikir siswa dalam
memecahkan masalah yang tentunya memerlukan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran. Kasus seperti ini ditemui dibeberapa Sekolah Menengah Atas
khususnya di Kota Bandung, Jawa Barat.
Permasalahan ini didapatkan penulis setelah melakukan penelitian awal di
salah satu SMA di Kota Bandung yang mewakili SMA dengan kategori SMA
kluster 2 (dua). Dari hasil tes yang dilakukan penulis dengan menguji kemampuan
memecahkan masalah, ditemukan bahwa hasil belajar siswa di Sekolah Menengah
Atas Negeri 1 Kota Bandung kurang memuaskan. Berikut ini hasil tes
kemampuan memecahkan masalah siswa kelas X Peminatan IPS SMA Negeri 1
Bandung pada Mata Pelajaran Ekonomi:
Tabel 1.1 PAN Skala 5
Hasil Tes Kemampuan Memecahkan Masalah Kelas X IPS SMA Negeri 1 Bandung
Kategori Huruf Kelas Frekuensi Presentasi (dalam %)
X IPS 1 X IPS 2
Sangat Tinggi A 2 1 3 6.00
Tinggi B 2 2 4 8.00
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rendah D 5 12 17 34.00
Sangat Rendah E 4 5 9 18.00
23 27 50 100.00
Sumber data tes memecahkan masalah siswa
Berdasarkan hasil tes kemampuan memecahkan masalah yang dilakukan
pada siswa-siswi kelas X peminatan IPS di SMA Negeri 1 Bandung dengan
menggunakan Penilaian Acuan Norma (PAN), terlihat bahwa pada siswa kelas X
IPS-1 terdapat dua orang siswa yang mendapatkan nilai dengan kategori sangat
tinggi, kelas X IPS-2 satu orang siswa yang mendapatkan nilai sangat tinggi,
sedangkan siswa yang mendapatkan nilai tinggi di kelas X IPS-1 hanya ada dua
orang dan begitu pula di kelas X IPS-2 hanya ada dua orang, yang mendapatkan
nilai sedang di kelas X IPS-1 sebanyak sepuluh orang dan di kelas X IPS-2
sebanyak tujuh orang, dan yang mendapat nilai rendah ada lima orang di kelas X
IPS-1 dan dua belas orang siswa di kelas X IPS-2. Nilai yang sangat rendah pada
kelas X IPS-1 berjumlah empat orang dan X IPS 2 berjumlah lima orang.
Sebagian besar siswa kelas X peminatan IPS mendapat nilai dengan
kategori sedang hingga sangat rendah. Hasil tes kemampuan memecahkan
masalah yang kurang memuaskan ini menunjukkan bahwa siswa belum dapat
memenuhi salah satu kompetensi inti kelas X (sepuluh) pada mata pelajaran
Ekonomi yang terdapat dalam kurikulum 2013 yaitu siswa diharapkan mampu
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
Hal tersebut dijadikan fakta bahwa pembelajaran yang masih
menggunakan metode ceramah kurang mendorong siswa menjadi aktif dalam
menanggapi pembelajaran. Untuk dapat mengatasi masalah yang telah diuraikan
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
metode pembelajaran menarik, yaitu menggunakan metode Problem Solving atau pemecahan masalah.
Dengan penggunaan metode ini diharapkan mampu melatih serta
mengembangkan siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan, sehingga
dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah. Selain itu, siswa
diharapkan juga mampu menghubungkan serta mengaplikasikan kegiatan
ekonomi dalam kehidupan sehari-hari siswa.
Penelitian ini akan lebih memfokuskan pada penggunaan metode Problem Solving untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Bandung.
Dari uraian latar belakang masalah diatas maka penulis akan melakukan
penelitian yang berjudul : “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap
Kemampuan Siswa dalam Memecahkan Masalah” (Studi Kuasi Eksperimen
Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar Menganalisis Masalah Ekonomi
dan Cara Mengatasinya Pada Kelas X IPS SMA Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran
2013-2014).
1.2Rumusan Masalah
Dari uraian pada latar belakang masalah, terlihat bahwa yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah kemampuan memecahkan masalah
siswa. Dan adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1) Apakah terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen
yang menggunakan metode problem solving dan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah sebelum perlakuan?
2) Apakah terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan metode problem solving sebelum dan setelah perlakuan?
3) Apakah terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen yang
menggunakan metode problem solving dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah setelah perlakuan?
1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
1) Untuk mengetahui perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen
yang menggunakan metode problem solving dan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah sebelum perlakuan.
2) Untuk mengetahui perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen yang
menggunakan metode problem solving sebelum dan setelah perlakuan.
3) Untuk mengetahui perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen yang
menggunakan metode problem solving dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah setelah perlakuan.
1.3.2 Manfaat Penelitian 1.3.2.1Manfaat Ilmiah
1) Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah
ilmu pengetahuan dan untuk memberikan sumbangan bagi ilmu
pengetahuan dan pemikiran mengenai penggunaan metode
pembelajaran pada kurikulum 2013 yang akan mempengaruhi
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lanjut khususnya tentang penerapan metode pembelajaran problem solving dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.
2) Bagi Guru. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dikelas dengan cara
menggunakan metode pembelajaran yang menarik dan bervariatif,
khususnya seperti metode pembelajaran problem solving tidak hanya metode ceramah. Dan sebagai bahan panduan bagi guru dalam
penggunaan metode pembelajaran ini.
3) Bagi Sekolah. Penelitian ini dapat digunakan sebagai pembaharuan
dalam menciptakan kegiatan belajar dikelas yang menyenangkan,
kondusif dan efektif sehingga membentuk pribadi siswa yang bukan
hanya kaya akan ilmu tetapi kaya perilaku yang baik, yang peka
tehadap lingkungan dengan memberikan solusi pada setiap
permasalahan yang ada, baik tentang ilmu ekonominya atau di
lingkungan.
1.3.2.2Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi mengenai
metode pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran pada kurikulum
2013 serta menjadi bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya, khususnya tentang
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1Objek dan Subjek Penelitian
Objek penelitian merupakan sasaran dari penelitian yang akan dilaksanakan.
Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan memecahkan masalah siswa dalam
mata pelajaran ekonomi. Penelitian ini meganalisa bagaimana pengaruh penerapan
metode Problem Solving (X) variabel bebas terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa (Y) yang merupakan variabel terikat. Sedangkan subjek dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas X Peminatan IPS yang terdaftar pada
tahun ajaran 2014/2015 di SMA Negeri 1 Bandung yang terbagi menjadi dua
kelas, yaitu kelas X IPS-1 dengan jumlah 25 siswa dan kelas X IPS-2 dengan
jumlah 27 siswa. Dalam penelitian ini, peneliti memilih X IPS-1 sebagai kelas
eksperimen dan X IPS-2 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen dan kelas
kontrol yang dipilih adalah kelas yang memiliki kesamaan kondisi dan materi
yang dipelajari agar ketika penelitian tidak terjadi ketimpangan antar kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
3.2Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara yang teratur dengan menggunakan
alat atau teknik tertentu untuk suatu kepentingan penelitian. Hal ini sesuai dengan
pendapat Arikunto (2002:136) yang menyatakan, bahwa “metode penelitian
adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
penelitiannya.”
Metode yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen. Pada penelitian
eksperimen, Sugiyono (2008:107) menyatakan bahwa penelitian eksperimen ada
perlakuan sedangkan dalam penelitian kualitatif tidak ada perlakuan, dengan
demikian metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian
2
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam kondisi yang terkendalikan, penggunaan metode eksperimen bagian dari
metode kuantitatif.
Dalam penelitian eksperimen, peneliti membagi subyek yang akan diteliti
menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen adalah siswa yang diberi
perlakuan (treatment) dengan memberikan metode Problem Solving pada saat pembelajaran berlangsung, sementara kelompok kontrol adalah siswa yang
menggunakan metode ceramah.
3.3Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Nonequivalent Control Group Design”. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kelompok yang pertama sebagai kelompok
eksperimen dan kelompok yang kedua sebagai kelompok kontrol kemudian diberi
pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaaan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol (Sugiyono, 2006:112). Dua kelompok yang
ada diberi pretes, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postes (Emzir, 2010:102).
Dalam tabel dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Eksperimen
Kelas (Group) Pretest Treatment/Perlakuan Post test
A (Eksperimen) O1 X O3
B (Kontrol) O2 - O4
Sumber: Sugiyono, 2006:112
Keterangan :
O1 : Tes awal atau Pre Test (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen.
O2 : Tes awal atau Pre Test (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol.
X : Perlakuan khusus yang diberikan terhadap kelompok eksperimen yaitu
3
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
O3 : Tes akhir atau Pos Test (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen.
O4 : Tes akhir atau Pos Test (setelah perlakuan) pada kelompok kontrol.
3.4Definisi Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel merupakan petunjuk pelaksanaan bagaimana
caranya mengukur suatu variabel dimana terdapat konsep teoritik, konsep empirik
dan konsep analitik. Konsep teoritik merupakan variabel utama yang bersifat
umum, konsep empirik merupakan konsep yang bersifat operasional yang
merupakan penjabaran dari konsep teoritik, sedangkan konsep analitik merupakan
penjabaran dari konsep empirik yang menunjukkan darimana data tersebut
diperoleh. Adapun bentuk operasionalisasinya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Operasional Variabel
Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep
Analisis selaku peserta didik berpikir ke depan, serta menganalisa persoalan yang terjadi
dan kemudian Problem solving yaitu
4
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bertujuan agar siswa lebih aktif dalam
penelitian ini adalah hasil belajar dengan
5
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
masalah, maka
3.5Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Instrumen dalam suatu penelitian dibagi menjadi dua jenis, yaitu teknik tes
dan teknik non tes. Sudijono (2011:67) menyatakan bahwa, yang dimaksud
dengan teknik tes adalah cara (yang dipergunakan) atau prosedur (yang perlu
ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang
berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa
pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan)
6
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi
testee; nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee
lainnya, atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu.
Tes dalam penelitian ini dilakukan dua kali, yaitu pada saat sebelum pokok
bahasan yang bertujuan untuk melihat awal kemampuan memecahkan siswa ( pre-test) dan pada saat setelah pembelajaran selesai dilaksanakan (post-test). Tujuan tes tersebut digunakan untuk mengukur kemampuan memecahkan masalah siswa
sebagai hasil penerapan metode Problem Solving. Setiap tes disusun berdasarkan indikator kemampuan memecahkan masalah.
Langkah-langkah sistematis dari penyusunan instrumen dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Menentukan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terdapat
dalam silabus.
2. Menyusun kisi-kisi instrument penelitian.
3. Menyusun tes tertulis
4. Mengevaluasi Validitas isi
5. Uji validitas, realiabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.
6. Menggunakan soal untuk mengukur kemampuan analisis siswa.
3.6Pengujian Instrumen Penelitian 3.6.1 Validitas Instrumen
Validitas adalah keadaaan yang menggambarkan tingkat instrumen
yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan di ukur (Arikunto , 2006
: 167). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang
tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas
rendah.
Sedangkan, menurut Sugiyono (2010 : 363) validitas merupakan derajat
7
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data
“yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data
yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Menurut Arikunto
(2006:58) sebuah data atau informasi dapat dikatakan valid apabila sesuai
dengan keadaan senyatanya.
Untuk mengukur validitas soal digunakan rumus korelasi yaitu:
rxy = Koefisien korelasi butir ∑X = Jumlah skor tiap item
∑Y = Jumlah skor total item
∑X2
= Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan
∑Y2
= Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan
∑XY = Jumlah perkalian X dan Y
signifikansi 0,05. Adapun kriteria yang digunakan untuk
8
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3 Kriteria Validitas
Besarnya nilai Intepretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Tinggi
batuan Microsoft Excel, diperoleh hasil uji validitas tampak pada tabel
9
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.69 8 0.57 4.03 Valid 1.69 23 0.41 2.59 Valid
1.69 9 0.45 2.91 Valid 1.69 24 0.54 3.75 Valid
1.69 10 0.40 2.57 Valid 1.69 25 0.44 2.86 Valid
1.69 11 0.46 3.05 Valid 1.69 26 0.45 2.95 Valid
1.69 12 0.42 2.74 Valid 1.69 27 0.40 2.57 Valid
1.69 13 0.51 3.50 Valid 1.69 28 0.42 2.67 Valid
1.69 14 0.45 2.91 Valid 1.69 29 0.25 2.28 Tidak
Valid
1.69 15 0.47 3.13 Valid 1.69 30 0.64 4.84 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan data Ms. Excel 10
Berdasarkan tabel perhitungan validitas instrumen di atas diketahui
bahwa dari 30 instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, 29 di
antaranya valid, terdapat satu soal yang tidak valid, namun setelah diperbaiki
instrumen soal masih layak untuk dijadikan alat ukur penelitian.
3.6.2 Uji Realibilitas Instrumen
Perhitungan Reliabilitas tes tertulis dilakukan dengan metode belah dua
(spilt-half method). Cara yang digunakan untuk membelah tes menjadi dua tes ialah dengan mengelompokkan pokok-pokok uji yang bernomor ganjil dan
bernomor genap. Korelasi antara skor pada pokok uji belahan pertama dan
belahan kedua dicari melalui rumus korelasi product moment dengan angka kasar. Untuk menguji reliabilitas, dalam penelitian ini digunakan teknik
ganjil-genap dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membagi item-item yang valid menjadi dua belahan, dalam hal
ini diambil y merupakan belahan kedua.
b. Skor masing-masing item pada setiap belahan dijumlahkan,
sehingga menghasilkan dua skor total masing-masing responden,
yaitu skor total belahan pertama dan skor belahan kedua.
c. Mengkorelasi skor belahan pertama dengan skor belahan kedua
10
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Mencari angka reliabilitas keseluruhan item tanpa dibelah, dengan
cara mengkorelasi angka korelasi yang diperoleh dengan
memasukannya kedalam rumus Spearman Brown yaitu :
(Arikunto, 2006: 93)
Keterangan :
= koefisisen reliabilitas internal seluruh item
= korelasi Product Moment antar belahan (ganjil-genap) atau (awal-akhir)
Kaidah keputusannya adalah jika r11 > rtabel berarti reliabel dan
sebaliknya jika r11<rtabel artinya instrument soaltidak reliable. Adapun kriteria
yang digunakan untuk menginterprestasikan indeks reliabilitas adalah sebagai
berikut:
instrumen penelitian untuk mengukur kemampuan memecahkan masalah
dinyatakan mempunyai daya ketepatan atau dengan kata lain reliable dengan
tingkat reliabilitas termasuk pada kategori sangat tinggi.
11
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk menghitung tingkat kesukaran (TK) dari masing-masing butir
soal tes dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menghitung jawaban yang benar per item soal
2. Memasukkan ke dalam rumus
P =
(Arikunto, 2012: 223)
Keterangan:
P : indeks tingkat kesukaran item
B : jumlah siswa yang menjawab benar per item soal
JS : jumlah seluruh siswa peserta
Indeks kesukaran (P) diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 3.3 Indeks Kesukaran
P 1,00 sampai dengan 0,30 soal sukar
P 0,31 sampai dengan 0,70 soal sedang
P 0,71 sampai dengan 1,00 soal mudah
Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil
hitungan, berarti semakin mudah soal itu. Suatu soal memiliki TK= 0,00
artinya bahwa tidak ada siswa yang menjawab benar dan bila memiliki TK=
1,00 artinya bahwa siswa menjawab benar. Perhitungan indeks tingkat
kesukaran ini dilakukan untuk setiap nomor soal. Tingkat kesukaran dari
instrument soal yang telah diolah memiliki tingkat kesukaran yang cukup
bervariasi sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Tabel 3.4
Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Tingkat Kesukaran
12
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kesukaran Soal
Mudah 9 3,5,13,15,16,19,24,26,27
Sedang 20 1,2,4,6,7,8,9,10,11,12,14,17,18,20,21,22,23,25,28,30
Sukar 1 29
Sumber: Hasil Pengolahan data Ms. Excel 10
3.6.4 Uji Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dalam
membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang
mempunyai kemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya
pembeda soal disebut dengan Indeks Diskriminasi (D). Langkah-langkahnya
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Untuk kelompok kecil seluruh kelompok tes dibagi dua sama
besar, 50% kelompok atas (JA) dan 50% kelompok bawah (JB).
2) Untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya
saja, yaitu 27% skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 27%
skor terbawah sebagai kelompok bawah (JB).
Daya pembeda ini digunakan untuk menganalisis data hasil uji coba
instrumen penelitian dalam hal tingkat perbedaan setiap butir soal, dengan
menggunakan rumus:
(Arikunto,2012:228)
Keterangan :
D = Indeks diskriminasi (daya pembeda)
JA = Banyaknya peserta kelompok atas.
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah.
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar.
13
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
Tabel 3.5
Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal
Daya Pembeda Kriteria
D : 0,00-0,20 Jelek (poor)
D : 0,20-0,40 Cukup (statistactory)
D : 0,40-0,70 Baik (good)
D : 0,70-1,00 Baik sekali (excellent)
D : negative Semuanya tidak baik
Sumber : Arikunto (2012:232)
Untuk semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya
dibuang saja. Kemudian setelah diperoleh data dari kedua kelas tersebut maka
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Penskoran
Penskoran tes pilihan ganda dilakukan dengan menggunakan
pedoman penskoran. Sebelum lembar jawaban siswa diberi skor,
terlebih dahulu ditentukan standar penilaian untuk tiap tahap
sehingga dalam pelaksanaannya unsur subjektifitas dapat
dikurangi. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah
jawaban yang benar.
Pemberian skor dihitung dengan menggunakan rumus:
S=ΣR
Keterangan:
S : Skor siswa
R : Jawaban siswa yang benar
b. Menghitung rata-rata hasil pre-test dan post-test dengan
14
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
̅
Keterangan:
̅ : Rata-rata
X : data (pre-test/post-test)
N : banyaknya siswa
c. Setelah memperoleh skor pre-test dan post-test pada kedua kelas,
dihitung selisish antara pre-test dan post-test untuk mendapatkan
nilai gain dan gain ternormalisasi. Rumus yang digunakan untuk
mengitung nilai gain dan gain ternormalisasi adalah sebagai
berikut:
Gain = skor posttest- skor pretest
Gain ternormalisasi (g) =
Keterangan:
(g) = gain yang dinormalisir
Pos-test = tes diakhir pembelajaran
Pre-test = tes diawal pembelajaran
d. Skor gain normal ini diinterprestasikan untuk menyatakan kriteria
peningkatan hasil belajar siswa. Selanjutnya, indeks gain yang
diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan indeks gain
ternormalisasi seperti pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.6 Kriteria Indeks Gain
Skor Katagori
(g) > 0,70 Tinggi
0,30 < (g) < 0,70 Sedang
15
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.7Teknik Analisis Data 3.7.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah penyebaran kedua
buah populasi berdistribusi normal atau tidak. Satu populasi dapat dikatakan:
- Berdistribusi normal : χ 2hitung <χ 2 tabel untuk df sebesar (b-3)
- Berdistribusi tidak normal: χ 2hitung >χ 2 tabel.
Peneliti menggunakan Uji Chi Kuadratuntuk mengetahuinya. Rumus
yang digunakan yaitu:
∑
(Nana Sudjana, 2009)
Keterangan:
χ2
= chi-kuadrat
Oi = hasil pengamatan
Ei = hasil yang diharapkan
3.7.2 Uji Homogenitas
Salah satu syarat dalam menggunakan uji t untuk sampel kecil yaitu
suatu kondisi yang disebut homogenitas varian. Hal ini berarti bahwa varian
dari kedua sampel yang dibandingkan tersebut harus sama dengan kata lain
homogen. Untuk menentukan bahwa kedua sampel tadi sudah homogen,
maka digunakan rumus uji homogenitas sebagai berikut:
(Suprapto, 2013:149)
Keterangan:
Ratio F tidak boleh kurang dari 1
Untuk menguji homogenitas, digunakan tabel distribusi F, dan cara
16
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kebebasannya (df) = N – 1 yaitu menggunakan N dari sampel terbesar.
Penggunaan rasio F ini untuk menentukan pula signifikansi perbedaan antara
dua mean. Untuk uji t hanya menentukan signifikansi perbedaan antara dua
kelompok atau sampel.
3.7.3 Uji Beda Dua Rata-rata
Uji signifikansi perbedaan antara dua rata-rata(mean) disebut uji t (t test). Adapun rumus uji t adalah sebagai berikut:
̅ ̅ √
(Kusnendi, 2013: 7)
Keterangan:
̅ dan ̅ = nilai rata-rata sampel dan = varians sampel
dan = ukuran sampel
Untuk menentukan signifikansi perbedaan antara dua mean tersebut,
diperlukan tabel statistik critical value of t. Bila:
- Jika t hitung> t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima
- Jika t hitung≤ t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah:
1) H0 : μ1= μ2
Tidak terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen
yang menggunakan metode problem solving dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah sebelum perlakuan.
17
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen
yang menggunakan metode Problem Solving dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah sebelum perlakuan.
2) H0 : μ1= μ2
Tidak terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen
yang menggunakan metode problem solving dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah sebelum perlakuan.
Ha : μ1≠ μ2
Terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen
yang menggunakan metode problem solving dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah sebelum perlakuan.
3) H0 : μ1= μ2
Tidak terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen
yang menggunakan metode problem solving dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah setelah perlakuan (N-gain).
Ha : μ1> μ2
Terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen
yang menggunakan metode problem solving dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah setelah perlakuan (N-gain).
Keterangan:
18
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.7.4 Uji Gain
Gain score (Gs) tepat digunakan jika kondisi awal (pre-test) antara kelompok ekspermen dan kontrol nyata berbeda (Dimitrov & Rumrill (2003)
dalam Kusnendi (2013: 20). Dalam pembelajaran, pre-test mempengaruhi post-test. Perbedaan pre-test mengindikasikan perbedaan kemampuan awal, dan perbedaan tersebut akan menyebabkan perbedaan dalam post-test (kemampuan akhir). Karena itu jika menggunakan post-test data akan ada pre-testeffect yang mengancam validitas internal. Untuk menjaga validitas internal digunakan gain score data.
Uji gain yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
besar peningkatan kemampuan memecahkan masalah siswa pada saat
sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan. Peningkatan
pre-test dan post-test dihitung menggunakan rumus gain sebagai berikut.
( ) ( ) ( )
(Savinainen & Scoot dalam Kusnendi, 2013: 20)
Selanjutnya, indeks gain yang telah diperoleh diinterpretasikan dengan
menggunakan klasifikasi indeks gain ternormalisasi seperti dibawah ini.
> 0,70 = Tinggi 0,30< < 0,70 = Sedang
< 0,30 = Rendah
Meskipun pre-test (kondisi kemampuan awal) berbeda, melalui data Gs dapat dilihat perbedaan peningkatan kemampuan memecahkan masalah siswa
kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Pada penelitian ini, diharapkan
19
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tinggi dibandingkan dengan siswa kelas kontrol (Rata-rata Gs kelas
eksperimen > Rata-rata Gs kelas kontrol).
3.8 Langkah-Langkah Penelitian
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Tahap pendahuluan. Pada tahap ini, peneliti melakukan pra penelitian
dan mencari informasi terkait dengan permasalahan dan fenomena
yang terjadi di SMA Negeri 1 Bandung khususnya pada proses
pembelajaran mata pelajaran ekonomi. Selanjutnya peneliti melakukan
studi literatur lebih mendalam tentang kemampuan memecahkan
masalah.
2. Tahap persiapan. Pada tahap ini, peneliti menentukan materi yang akan
digunakan dalam penelitian, menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran, merancang alat tes, melakukan uji coba alat tes,
mengolah data hasil uji coba dan menentukan soal yang akan
digunakan dalam pengambilan data.
3. Tahap Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan peneliti melakukan pretest untuk mengetahui kemampuan memecahkan masalah awal siswa baik
pada kelas eksperimen maupun kontrol kemudian melakukan posttest. Selanjutnya peneliti melakukan pembelajaran selama tiga kali
pertemuan materi ajar yang telah ditentukan dengan diberikan sebuah
perlakuan. Saat pembelajaran, kelompok eksperimen mendapatkan
perlakuan metode pembelajaran problem solving sedangkan kelompok kontrol mendapatkan perlakuan berupa metode ceramah. Setelah
diberikan sebuah perlakuan proses selanjutnya yaitu melakukan
posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Posttest dilakukan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa setelah diberikan
20
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Tahap Akhir. Setelah ketiga tahap telah dilakukan maka tahap terakhir
yaitu mengolah hasil penelitian. Pada tahap ini peneliti menggunakan
perhitungan statistik untuk menghitung hasil pretest-posttest kemampuan memecahkan masalah siswa pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Selanjutnya peneliti menganalisis gain untuk melihat
peningkatan kemampuan kemampuan memecahkan masalah siswa baik
pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol.
3.9 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tabel 3.7
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
Kelas Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
Eksperimen
Senin,
01 September 2014 Pukul 12.15-14.15
Senin,
08 September 2014
Pukul 12.15-14-15
Senin,
21
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kontrol
Selasa,
02 September 2014
Pukul 12.15-14.15
Selasa,
09 September 2014
Pukul 12.15-14.15
Selasa,
16 September 2014
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen di SMA Negeri 1 Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Tidak terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen yang menggunakan
metode pembelajaran problem solving dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah sebelum perlakuan, artinya bahwa siswa
kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol memiliki kemampuan
memecahkan masalah yang sama sebelum diberi perlakuan.
2. Terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam
mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen yang menggunakan
metode pembelajaran problem solving sebelum dan setelah perlakuan, artinya bahwa kemampuan siswa pada kelas eksperimen dalam
memecahkan masalah lebih tinggi sesudah diberi perlakuan.
3. Terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam
mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen yang menggunakan
metode pembelajaran problem solving dan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah sesudah perlakuan, artinya bahwa,
peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada kelas
eksperimen yang menggunakan metode problem solving lebih baik dari peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada kelas
Fitri Nurdianti, 2014
Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5.2Saran
Berdasarkan proses penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan
metode pembelajaran problem solving sebagai salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran yang berpacu pada kemampuan
berpikir tingkat tinggi, khususnya pada mata pelajaran ekonomi. Oleh karena itu,
dari penelitian ini disampaikan saran sebagai berikut :
1. Bagi guru diharapkan dalam proses pembelajarannya tidak hanya
menggunakan metode ceramah, karena hal tersebut akan membuat siswa
lebih pasif. Dengan menerapkan metode pembelajaran problem solving dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (kemampuan C4
sampai dengan C6), dapat meningkatkan keaktifan siswa, dan siswa pun
dilatih untuk dapat lebih memahami materi pembelajaran.
2. Bagi pihak sekolah diharapkan memberikan kesempatan kepada guru
untuk mengembangkan pengetahuan tentang pembelajaran yang variatif
melalui berbagai seminar, lokakarya, semiloka dan diklat yang
dilaksanakan oleh institusi pendidikan, terutama berkenaan dengan proses
pengajaran dan pembelajaran sehingga menghasilkan inovasi-inovasi
dalam pembelajaran yang semakin berkembang.
3. Bagi peneliti selanjutnya dapat dikembangkan secara lebih mendalam
metode problem solving dengan menggunakan materi yang lebih kompleks dan sebaiknya menggunakan metode-metode lain yang lebih variatif dan