• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH: Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar Menganalisis Masalah Ekonomi dan Cara Mengatasinya Pada Kelas X IPS SMA Negeri 1 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH: Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar Menganalisis Masalah Ekonomi dan Cara Mengatasinya Pada Kelas X IPS SMA Negeri 1 Bandung."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

No.Daftar/FPEB/605/UN40.7.DI/LT/2014

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP

KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar Menganalisis Masalah Ekonomi dan Cara Mengatasinya Pada Kelas X IPS

SMA Negeri 1 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

oleh Fitri Nurdianti

NIM. 1000689

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar Menganalisis Masalah Ekonomi dan Cara Mengatasinya Pada Kelas X IPS

SMA Negeri 1 Bandung)

Oleh Fitri Nurdianti

NIM 1000689

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar

sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan

Ekonomi Dan Bisnis

©Fitri Nurdianti

Universitas Pendidikan Indonesia

November 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN FITRI NURDIANTI

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar Menganalisis Masalah Ekonomi dan Cara Mengatasinya Pada Kelas X IPS

SMA Negeri 1 Bandung) Bandung, Desember 2014 DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING

Dr. Neti Budiwati, M.Si NIP. 19630221 198703 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

(4)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP

KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar Menganalisis Masalah Ekonomi dan Cara Mengatasinya Pada Kelas X IPS SMA Negeri 1 Bandung), Fitri Nurdianti, NIM 1000689, dibawah bimbingan Dr. Neti Budiwati, M.Si.

Permasalahan dari penelitian ini adalah rendahnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada mata pelajaran ekonomi kelas X peminatan IPS di SMA Negeri 1 Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen yang menggunakan metode problem solving dan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah sebelum perlakuan, perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada kelas eksperimen yang menggunakan metode problem solving sebelum dan setelah perlakuan, serta perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Pengolahan data dengan menggunakan statistika parametrik. Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam mata pelajaran ekonomi dan subjek penelitian ini adalah siswa kelas X peminatan IPS di SMA Negeri 1 Bandung. Sampel yang diteliti sebanyak 50 responden yang terbagi kedalam dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum perlakuan, dan terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada kelas eksperimen sebelum dan setelah perlakuan, serta terdapat perbedaan peningkatan (N-gain) kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada kelas eksperimen dibandingkan kelas kontrol. Hasil belajar berkaitan dengan kemampuan memecahkan masalah pada kelas yang menggunakan metode problem solving lebih baik dari kelas yang menggunakan metode ceramah.

(5)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

EFFECT OF PROBLEM SOLVE METHOD TO STUDENT ABILITY TO SOLVE PROBLEM (Quasi-Experimental Study In Economics Lesson Basic Competence Analyzing Economic Problems and How to Overcome It In Class X IPS SMAN 1 Bandung), Fitri Nurdianti, NIM 1000689, under the guidance of Dr. Neti Budiwati, M.Si.

The problem of this study is the lack of ability of students to solve problems on economic subjects of class X specialization IPS in SMA 1 Bandung. This study aims to determine the differences in students' ability to solve problems in economic subjects between classroom experiments using the methods of problem solving and control classes that use the lecture method before treatment, the difference in a student's ability to solve problems in class experiments using the methods of problem solving before and after treatment, as well as the differences in students' ability to solve problems in the experimental classes and control classes. The approach used in this study is a quantitative approach. This type of research is a quasi-experimental research design using Nonequivalent Control Group Design. Processing data using parametric statistics. The object of this research is the ability of students to solve problems in economic subjects and subjects were students of class X specialization IPS in SMAN 1 Bandung. Samples were examined by 50 respondents are divided into two classes, experimental and control classes. The results showed that there was no difference in the students 'ability to solve problems in the experimental classes and control classes before treatment, and there are differences in students' ability to solve problems in the experimental class before and after treatment, and there are differences in the increase (N-gain) the ability of students to solve problems in the experimental class than the control class. Study report related to the solve problem’s ability in a class that uses the methods of problem solving is better than the class that uses the lecture method.

(6)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.i UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

BAB IPENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.3.1 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.3.2 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.3.2.1 Manfaat Ilmiah ... Error! Bookmark not defined.

1.3.2.2 Manfaat Praktis ... Error! Bookmark not defined.

BAB IIKAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Konsep Belajar ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2 Konsep Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

2.1.3 Taksonomi Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

2.1.4 Model, Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik- Pembelajaran

Error! Bookmark not defined.

2.1.2.1 Pendekatan Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2.2 Model Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2.3 Strategi Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

(7)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

2.1.2.5 Teknik Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

2.1.5 Metode Pemecahan Masalah (Problem Soving) ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Kemampuan Memecahkan Masalah... Error! Bookmark not defined.

2.3 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

2.4 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.

2.5 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN... Error! Bookmark not defined.

3.1 Objek dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.3 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.4 Definisi Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookmark not defined.

3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.6 Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.6.1 Validitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

3.6.2 Uji Realibilitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

3.6.3 Uji Tingkat Kesukaran ... Error! Bookmark not defined.

3.6.4 Uji Daya Pembeda... Error! Bookmark not defined.

3.7 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.7.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.

3.7.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.

3.7.3 Uji Beda Dua Rata-rata ... Error! Bookmark not defined.

3.7.4 Uji Gain ... Error! Bookmark not defined.

3.8 Langkah-Langkah Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.9 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Error! Bookmark not defined.

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.

4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

(8)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

4.1.2 Deskripsi Lokasi Penelitian... Error! Bookmark not defined.

4.1.3 Visi dan Misi SMA Negeri 1 Bandung ... Error! Bookmark not defined.

4.1.4 Jumlah Guru ... Error! Bookmark not defined.

4.1.5 Jumlah Siswa ... Error! Bookmark not defined.

4.2 Hasil Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Data Tes Awal (Pre-test) ... Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Data Tes Akhir (Post-Test) ... Error! Bookmark not defined.

4.2.3 Data Gain pada Kelas Eksperimen dan Kontrol ... Error! Bookmark not defined.

4.3 Pengujian Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.3.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.

4.3.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.

4.3.3 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.

(9)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1Skema Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2.2 Model Pemecahan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2.3Kerangka Berfikir ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.1Perbandingan Nilai Hasil Pre-Test antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.2Perbandingan Nilai Hasil Post-Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.4Perbandingan Skor Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

(Pertemuan I) ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.5Perbandingan Skor Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

(Pertemuan II) ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.6Perbandingan Skor Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

(Pertemuan III) ... Error! Bookmark not defined.

(10)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1PAN Skala 5Hasil Tes Kemampuan Memecahkan MasalahKelas X IPS SMA Negeri 1 Bandung ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2.1Revisi Taksonomi Bloom ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2.2Dimensi Pengetahuan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2.3Pengertian Dimensi Kognitif Menurut Anderson dan KrathwohlError! Bookmark not defin

Tabel 2.4Kategori-kategori dan Proses Kognitif ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2.5Tahap Pembelajaran Problem Solving .... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2.6Tahap Strategi Pemecahan Masalah SolsoError! Bookmark not defined.

Tabel 2.7Tahap Strategi Pemecahan Masalah Wankat dan OreovoczError! Bookmark not defined.

Tabel 2.8Hasil Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.1Desain Eksperimen ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.2Operasional Variabel... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.3Kriteria Validitas ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.4Hasil Validitas Instrumen Penelitian... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.5Kriteria Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.4Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Tingkat KesukaranError! Bookmark not defined.

Tabel 3.5Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.6Kriteria Indeks Gain ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.7Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.1Data Jumah Guru dan KaryawanSMA Negeri 1 BandungError! Bookmark not defined.

Tabel 4.2Jumlah Siswa SMA Negeri 1 BandungTahun ajaran 2014/2015Error! Bookmark not defin

Tabel 4.4Rekapitulasi Rata-rata Nilai Hasil Pre-testKelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.5Rekapitulasi Rata-rata Nilai Hasil Post-TestKelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol... Error! Bookmark not defined.

(11)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

Tabel 4.8Rekapitulasi Gain Pertemuan III ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.9Rekapitulasi Skor GainKelas Eksperimen dan Kelas KontrolError! Bookmark not define

Tabel 4.10Hasil Uji Normalitas Data Hasil PenelitianError! Bookmark not defined.

Tabel 4.11Hasil Penghitungan Uji HomogenitasData Masing-masing

Kelompok ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.12Hasil Uji-t PerbedaanPre-test dan Post-test Kelas KontrolError! Bookmark not defined

Tabel 4.13Hasil Uji-t PerbedaanPre-test danPost-test Siswa Kelas

Eksperimen ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.14Hasil Uji-t Perbedaan Post-TestSiswa Kelas Eksperimen dan

(12)
(13)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas merupakan suatu

indikator utama kemajuan suatu bangsa dan negara. Pendidikan memiliki peranan

dalam membentuk sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas pada

berbagai bidang ilmu pengetahuan. Pendidikan secara umum diharapkan dapat

menjadi sebuah jalan dalam membangun bangsa yang besar dan berkarakter.

Secara khusus, pendidikan menjadi sebuah hal yang harus diterima oleh setiap

manusia agar menjadi pribadi yang lebih baik.

Perubahan dan tantangan dalam dunia pendidikan diharapkan dapat

berjalan beriringan dengan perbaikan mutu pendidikan di Indonesia. Perbaikan

mutu pendidikan yang dilakukan sebaiknya ditujukan dalam memenuhi kebutuhan

peserta didik di era persaingan dengan bangsa asing. Proses perbaikan mutu

pendidikan tentunya diupayakan dapat mencapai tujuan pendidikan nasional.

Mutu pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dapat

diwujudkan dengan tingkat keberhasilan belajar peserta didik sebagai output dari

pendidikan itu sendiri.

Keberhasilan peserta didik dalam kegiatan belajar dapat terwujud salah

satunya dari keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik yang tentunya akan

berguna bagi diri peserta didik sendiri maupun bagi masyarakat di masa depan.

Salah satu faktor yang dapat mendukung upaya menghasilkan peserta didik yang

memiliki keterampilan tertentu yakni keberhasilan lembaga pendidikan dalam

menumbuhkembangkan keterampilan peserta didik. Oleh karena itu, diharapkan

Sekolah sebagai lembaga pendidikan mampu mendidik generasi penerus bangsa

(14)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterampilan-keterampilan khusus yang seharusnya dibentuk menurut

Sani dalam diri peserta didik adalah: 1) keterampilan bekerja sama; 2)

keterampilan berkomunikasi; 3) kreativitas; 4) keterampialn berpikir kritis; 5)

keterampilan menggunakan teknologi informasi; 6) keterampilan numerik;

7) keterampilan menyelesaikan masalah; 8) keterampilan mengatur diri; dan 9)

keterampilan belajar (Sani, 2013:viii).

Setiap keterampilan yang ingin dicapai oleh peserta didik dapat dilakukan

dengan proses pembelajaran yang dilalui di sekolah formal. Tinggi rendahnya

kualitas pembelajaran salah satunya dapat ditentukan dari hasil belajar yang

diperoleh siswa di sekolah. Hasil belajar sendiri dapat mencerminkan mutu dari

proses pembelajaran yang berlangsung di kelas. Hasil belajar siswa juga dapat

menunjukkan seberapa besar tingkat pencapaian tujuan pembelajaran di sebuah

sekolah dan tingkat keberhasilan guru dalam mengajar.

Agar peserta didik dapat berhasil dalam belajar diperlukan persyaratan

tertentu antara lain seperti yang dikemukakan oleh Sagala berikut ini:

(1)kemampuan berfikir yang tinggi bagi para siswa, hal ini ditandai dengan berpikir kritis, logis, sistematis, dan objektif; (2) menimbulkan minat yang tinggi terhadap mata pelajaran; (3) bakat dan minta yang khusus para siswa dapat dikembangkan sesuai potensinya; (4) menguasai bahan-bahan dasar yang diperlukan untuk meneruskan pelajaran disekolah yang menjadi lanjutan; (5) menguasai salah satu bahasa asing; (6) stabilitas psikis (tidak mengalami masalah penyesuaian diri dan lingkungan; (7) kesehatan jasmani; (8) lingkungan yang tenang; (9) kehidupan ekonomi yang memadai; (10) menguasai teknik belajar di sekolah dan diluar sekolah (Sagala, 2010:57).

Idealnya dalam aktivitas pembelajaran di sekolah tidak hanya difokuskan

pada upaya mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya, melainkan juga

bagaimana menggunakan segenap pengetahuan yang didapat oleh peserta didik

untuk menghadapi situasi baru atau memecahkan masalah-masalah yang berkaitan

(15)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa “dampak dari belajar yang hanya sebatas menghafal, mengakibatkan siswa

kurang memiliki keterampilan analisis dan kemampuan memecahkan masalah“. Berbagai kendala saat ini muncul dalam pembelajaran yang terjadi di

Sekolah Menengah Atas (SMA) sebab hampir di tiap-tiap SMA masih dalam

proses penyesuaian dengan kurikulum yang baru. Pendidik dituntut lebih siap

dalam mengaplikasikan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013.

Perubahan kurikulum dari KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) menjadi

kurikulum 2013 yang mulai diterapkan pada pertengahan tahun 2013 mendorong

kegiatan pembelajaran yang dinamis yang sesuai dengan kurikulum baru.

Pembelajaran yang dilakukan oleh guru di banyak Sekolah Menengah Atas

pada umumnya masih berpusat pada guru, guru lebih aktif di dalam kegiatan

belajar dikelas. Pembelajaran kurang interaktif dan guru mengajar dengan metode

sederhana yang praktis dan tidak menyita waktu, sehingga pembelajaran terkesan

monoton. Hal tersebut disebabkan oleh pemahaman yang belum memadai serta

paradigma pembelajaran yang belum sesuai dengan kegiatan belajar yang

seharusnya dilakukan.

Akan tetapi, tidak hanya faktor dari sisi pendidik saja, fakta yang ditemui

dilapangan secara umum terdapat beberapa masalah yang terjadi pada siswa-siswi

Sekolah Menengah Atas ketika pembelajaran berlangsung, yaitu seperti:

1. Siswa kurang memiliki motivasi

2. Siswa kurang berpartisipasi aktif

3. Siswa kurang tertarik dalam menanggapi materi yang diajarkan guru

4. Siswa kurang tertarik dalam menanggapi studi kasus/permasalahan

5. Siswa kurang konsentrasi pada materi pembelajaran

Permasalahan yang terjadi ini mencerminkan bahwa banyak hal yang

harus diperbaiki oleh pihak sekolah maupun pihak siswa sendiri sebagai pelaku

utama dalam proses pembelajaran. Tentunya dalam proses memperbaiki kegiatan

(16)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebaiknya harus menelaah terlebih dahulu isi kurikulum 2013 baik dari segi

standar proses, standar isi maupun evaluasi, serta harus memahami kompetensi

yang ingin dicapai pada Kurikulum 2013.

Berdasarkan peratutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.64 tahun

2013 mengenai Standar Isi di dalamnya dijelaskan mengenai tingkat kompetensi

yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik. Kompetensi ini terdiri dari 4

(empat) dimensi yang perlu dicapai oleh peserta didik, yaitu: sikap spiritual,

sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Pada dimensi pengetahuan, tingkat

kompetensi inti pada jenjang SMA/ MA/SMALB diharapkan siswa mampu:

Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

Kompetensi yang terkandung dalam kurikulum 2013 tersebut, salah

satunya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masa depan dan menyongsong

generasi emas Indonesia tahun 2045 yang mana telah ditetapkan dalam Standar

Kompetensi Lulusan yang berbasis pada Kompetensi Abad 21. Tingkat

kompetensi yang telah dirumuskan tersebut didasari kriteria tingkat

perkembangan peserta didik, kualifikasi kompetensi Indonesia, dan penguasaan

kompetensi yang berjenjang.

Kualifikasi kemampuan pada kurikulum 2013 di tingkat SMA berbeda

dengan kurikulum KTSP 2006. Kualifikasi kemampuan kurikulum 2013

dibedakan menjadi 3 dimensi, yaitu dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Pada dimensi pengetahuan diharapkan peserta didik memiliki pengetahuan

(17)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.

Melihat kualifikasi kemampuan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa

penerapan kurikulum 2013 pada Sekolah Menengah Atas (SMA) saat ini

menuntut siswa untuk dapat meningkatkan pengetahuannya, serta

mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada setiap mata pelajaran,

tidak terkecuali pada mata pelajaran ekonomi. Pembelajaran ekonomi di dalamnya

lebih menekankan pada materi studi kasus atau penyajian permasalahan nyata

yang berkaitan erat dengan kehidupan nyata sehari-hari agar pembelajaran

ekonomi menjadi lebih bermakna.

Oleh karena itu, dalam mencapai berbagai tingkat kompetensi yang

diharapkan pada kurikulum 2013, segenap pelaku pendidikan diharapkan

berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Namun, langkah awal yang

perlu dilakukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan bangsa adalah

mengupayakan kualitas pembelajaran disekolah.

Salah satu upaya untuk mengembangkan potensi siswa secara maksimal

adalah dengan mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih tinggi yang

tergolong kategori diatas kemampuan menganalisis atau C4. Kemampuan berpikir

tingkat tinggi ini perlu dikembangkan kepada siswa dalam pembelajaran di

sekolah terutama dalam kemampuan memecahkan masalah pada pembelajaran

ekonomi, dimana pada pembelajaran ekonomi didalamnya lebih banyak

membutuhkan pemecahan masalah.

Untuk dapat mendukung pembelajaran yang lebih menekankan pada

berpikir tingkat tinggi seperti kemampuan memecahkan masalah yang tergolong

kategori diatas kemampuan menganalisis atau C4, seorang pendidik harus dapat

menggunakan metode yang tepat. Secara otomatis, pendidik dituntut untuk dapat

(18)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

agar siswa dapat memahami serta menyerap materi pembelajaran ekonomi yang

diajarkan di kelas.

Namun, implementasi pembelajaran ekonomi yang terjadi di lapangan saat

ini kurang inovatif karena masih menggunakan metode pembelajaran ceramah

yang hanya menransfer ilmu pengetahuan dan hanya berorientasi pada pendekatan

teacher centred, bukan bersifat student centred, artinya pembelajaran tersebut belum mampu memberikan peluang untuk mengkonstruksi pengetahuan secara

mandiri dan dimediasi oleh teman sebaya . Pembelajaran dengan metode tersebut

dirasa tidak cukup dapat merangsang kemampuan berpikir siswa dalam

memecahkan masalah yang tentunya memerlukan partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran. Kasus seperti ini ditemui dibeberapa Sekolah Menengah Atas

khususnya di Kota Bandung, Jawa Barat.

Permasalahan ini didapatkan penulis setelah melakukan penelitian awal di

salah satu SMA di Kota Bandung yang mewakili SMA dengan kategori SMA

kluster 2 (dua). Dari hasil tes yang dilakukan penulis dengan menguji kemampuan

memecahkan masalah, ditemukan bahwa hasil belajar siswa di Sekolah Menengah

Atas Negeri 1 Kota Bandung kurang memuaskan. Berikut ini hasil tes

kemampuan memecahkan masalah siswa kelas X Peminatan IPS SMA Negeri 1

Bandung pada Mata Pelajaran Ekonomi:

Tabel 1.1 PAN Skala 5

Hasil Tes Kemampuan Memecahkan Masalah Kelas X IPS SMA Negeri 1 Bandung

Kategori Huruf Kelas Frekuensi Presentasi (dalam %)

X IPS 1 X IPS 2

Sangat Tinggi A 2 1 3 6.00

Tinggi B 2 2 4 8.00

(19)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rendah D 5 12 17 34.00

Sangat Rendah E 4 5 9 18.00

23 27 50 100.00

Sumber data tes memecahkan masalah siswa

Berdasarkan hasil tes kemampuan memecahkan masalah yang dilakukan

pada siswa-siswi kelas X peminatan IPS di SMA Negeri 1 Bandung dengan

menggunakan Penilaian Acuan Norma (PAN), terlihat bahwa pada siswa kelas X

IPS-1 terdapat dua orang siswa yang mendapatkan nilai dengan kategori sangat

tinggi, kelas X IPS-2 satu orang siswa yang mendapatkan nilai sangat tinggi,

sedangkan siswa yang mendapatkan nilai tinggi di kelas X IPS-1 hanya ada dua

orang dan begitu pula di kelas X IPS-2 hanya ada dua orang, yang mendapatkan

nilai sedang di kelas X IPS-1 sebanyak sepuluh orang dan di kelas X IPS-2

sebanyak tujuh orang, dan yang mendapat nilai rendah ada lima orang di kelas X

IPS-1 dan dua belas orang siswa di kelas X IPS-2. Nilai yang sangat rendah pada

kelas X IPS-1 berjumlah empat orang dan X IPS 2 berjumlah lima orang.

Sebagian besar siswa kelas X peminatan IPS mendapat nilai dengan

kategori sedang hingga sangat rendah. Hasil tes kemampuan memecahkan

masalah yang kurang memuaskan ini menunjukkan bahwa siswa belum dapat

memenuhi salah satu kompetensi inti kelas X (sepuluh) pada mata pelajaran

Ekonomi yang terdapat dalam kurikulum 2013 yaitu siswa diharapkan mampu

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

Hal tersebut dijadikan fakta bahwa pembelajaran yang masih

menggunakan metode ceramah kurang mendorong siswa menjadi aktif dalam

menanggapi pembelajaran. Untuk dapat mengatasi masalah yang telah diuraikan

(20)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

metode pembelajaran menarik, yaitu menggunakan metode Problem Solving atau pemecahan masalah.

Dengan penggunaan metode ini diharapkan mampu melatih serta

mengembangkan siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan, sehingga

dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah. Selain itu, siswa

diharapkan juga mampu menghubungkan serta mengaplikasikan kegiatan

ekonomi dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Penelitian ini akan lebih memfokuskan pada penggunaan metode Problem Solving untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Bandung.

Dari uraian latar belakang masalah diatas maka penulis akan melakukan

penelitian yang berjudul : “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap

Kemampuan Siswa dalam Memecahkan Masalah” (Studi Kuasi Eksperimen

Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar Menganalisis Masalah Ekonomi

dan Cara Mengatasinya Pada Kelas X IPS SMA Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran

2013-2014).

1.2Rumusan Masalah

Dari uraian pada latar belakang masalah, terlihat bahwa yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah kemampuan memecahkan masalah

siswa. Dan adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1) Apakah terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan

masalah dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen

yang menggunakan metode problem solving dan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah sebelum perlakuan?

2) Apakah terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan

(21)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan metode problem solving sebelum dan setelah perlakuan?

3) Apakah terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan

masalah dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen yang

menggunakan metode problem solving dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah setelah perlakuan?

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

1) Untuk mengetahui perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan

masalah dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen

yang menggunakan metode problem solving dan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah sebelum perlakuan.

2) Untuk mengetahui perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan

masalah dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen yang

menggunakan metode problem solving sebelum dan setelah perlakuan.

3) Untuk mengetahui perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan

masalah dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen yang

menggunakan metode problem solving dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah setelah perlakuan.

1.3.2 Manfaat Penelitian 1.3.2.1Manfaat Ilmiah

1) Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah

ilmu pengetahuan dan untuk memberikan sumbangan bagi ilmu

pengetahuan dan pemikiran mengenai penggunaan metode

pembelajaran pada kurikulum 2013 yang akan mempengaruhi

(22)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lanjut khususnya tentang penerapan metode pembelajaran problem solving dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.

2) Bagi Guru. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dikelas dengan cara

menggunakan metode pembelajaran yang menarik dan bervariatif,

khususnya seperti metode pembelajaran problem solving tidak hanya metode ceramah. Dan sebagai bahan panduan bagi guru dalam

penggunaan metode pembelajaran ini.

3) Bagi Sekolah. Penelitian ini dapat digunakan sebagai pembaharuan

dalam menciptakan kegiatan belajar dikelas yang menyenangkan,

kondusif dan efektif sehingga membentuk pribadi siswa yang bukan

hanya kaya akan ilmu tetapi kaya perilaku yang baik, yang peka

tehadap lingkungan dengan memberikan solusi pada setiap

permasalahan yang ada, baik tentang ilmu ekonominya atau di

lingkungan.

1.3.2.2Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi mengenai

metode pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran pada kurikulum

2013 serta menjadi bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya, khususnya tentang

(23)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Objek dan Subjek Penelitian

Objek penelitian merupakan sasaran dari penelitian yang akan dilaksanakan.

Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan memecahkan masalah siswa dalam

mata pelajaran ekonomi. Penelitian ini meganalisa bagaimana pengaruh penerapan

metode Problem Solving (X) variabel bebas terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa (Y) yang merupakan variabel terikat. Sedangkan subjek dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas X Peminatan IPS yang terdaftar pada

tahun ajaran 2014/2015 di SMA Negeri 1 Bandung yang terbagi menjadi dua

kelas, yaitu kelas X IPS-1 dengan jumlah 25 siswa dan kelas X IPS-2 dengan

jumlah 27 siswa. Dalam penelitian ini, peneliti memilih X IPS-1 sebagai kelas

eksperimen dan X IPS-2 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen dan kelas

kontrol yang dipilih adalah kelas yang memiliki kesamaan kondisi dan materi

yang dipelajari agar ketika penelitian tidak terjadi ketimpangan antar kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

3.2Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara yang teratur dengan menggunakan

alat atau teknik tertentu untuk suatu kepentingan penelitian. Hal ini sesuai dengan

pendapat Arikunto (2002:136) yang menyatakan, bahwa “metode penelitian

adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

penelitiannya.”

Metode yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen. Pada penelitian

eksperimen, Sugiyono (2008:107) menyatakan bahwa penelitian eksperimen ada

perlakuan sedangkan dalam penelitian kualitatif tidak ada perlakuan, dengan

demikian metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian

(24)

2

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam kondisi yang terkendalikan, penggunaan metode eksperimen bagian dari

metode kuantitatif.

Dalam penelitian eksperimen, peneliti membagi subyek yang akan diteliti

menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen adalah siswa yang diberi

perlakuan (treatment) dengan memberikan metode Problem Solving pada saat pembelajaran berlangsung, sementara kelompok kontrol adalah siswa yang

menggunakan metode ceramah.

3.3Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Nonequivalent Control Group Design”. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kelompok yang pertama sebagai kelompok

eksperimen dan kelompok yang kedua sebagai kelompok kontrol kemudian diberi

pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaaan antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol (Sugiyono, 2006:112). Dua kelompok yang

ada diberi pretes, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postes (Emzir, 2010:102).

Dalam tabel dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Eksperimen

Kelas (Group) Pretest Treatment/Perlakuan Post test

A (Eksperimen) O1 X O3

B (Kontrol) O2 - O4

Sumber: Sugiyono, 2006:112

Keterangan :

O1 : Tes awal atau Pre Test (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen.

O2 : Tes awal atau Pre Test (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol.

X : Perlakuan khusus yang diberikan terhadap kelompok eksperimen yaitu

(25)

3

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

O3 : Tes akhir atau Pos Test (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen.

O4 : Tes akhir atau Pos Test (setelah perlakuan) pada kelompok kontrol.

3.4Definisi Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel merupakan petunjuk pelaksanaan bagaimana

caranya mengukur suatu variabel dimana terdapat konsep teoritik, konsep empirik

dan konsep analitik. Konsep teoritik merupakan variabel utama yang bersifat

umum, konsep empirik merupakan konsep yang bersifat operasional yang

merupakan penjabaran dari konsep teoritik, sedangkan konsep analitik merupakan

penjabaran dari konsep empirik yang menunjukkan darimana data tersebut

diperoleh. Adapun bentuk operasionalisasinya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Operasional Variabel

Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep

Analisis selaku peserta didik berpikir ke depan, serta menganalisa persoalan yang terjadi

dan kemudian Problem solving yaitu

(26)

4

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bertujuan agar siswa lebih aktif dalam

penelitian ini adalah hasil belajar dengan

(27)

5

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masalah, maka

3.5Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Instrumen dalam suatu penelitian dibagi menjadi dua jenis, yaitu teknik tes

dan teknik non tes. Sudijono (2011:67) menyatakan bahwa, yang dimaksud

dengan teknik tes adalah cara (yang dipergunakan) atau prosedur (yang perlu

ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang

berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa

pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan)

(28)

6

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi

testee; nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee

lainnya, atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu.

Tes dalam penelitian ini dilakukan dua kali, yaitu pada saat sebelum pokok

bahasan yang bertujuan untuk melihat awal kemampuan memecahkan siswa ( pre-test) dan pada saat setelah pembelajaran selesai dilaksanakan (post-test). Tujuan tes tersebut digunakan untuk mengukur kemampuan memecahkan masalah siswa

sebagai hasil penerapan metode Problem Solving. Setiap tes disusun berdasarkan indikator kemampuan memecahkan masalah.

Langkah-langkah sistematis dari penyusunan instrumen dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Menentukan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terdapat

dalam silabus.

2. Menyusun kisi-kisi instrument penelitian.

3. Menyusun tes tertulis

4. Mengevaluasi Validitas isi

5. Uji validitas, realiabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.

6. Menggunakan soal untuk mengukur kemampuan analisis siswa.

3.6Pengujian Instrumen Penelitian 3.6.1 Validitas Instrumen

Validitas adalah keadaaan yang menggambarkan tingkat instrumen

yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan di ukur (Arikunto , 2006

: 167). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang

tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas

rendah.

Sedangkan, menurut Sugiyono (2010 : 363) validitas merupakan derajat

(29)

7

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data

“yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data

yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Menurut Arikunto

(2006:58) sebuah data atau informasi dapat dikatakan valid apabila sesuai

dengan keadaan senyatanya.

Untuk mengukur validitas soal digunakan rumus korelasi yaitu:

 

rxy = Koefisien korelasi butir ∑X = Jumlah skor tiap item

∑Y = Jumlah skor total item

∑X2

= Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan

∑Y2

= Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

∑XY = Jumlah perkalian X dan Y

signifikansi 0,05. Adapun kriteria yang digunakan untuk

(30)

8

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3 Kriteria Validitas

Besarnya nilai Intepretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Tinggi

batuan Microsoft Excel, diperoleh hasil uji validitas tampak pada tabel

(31)

9

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.69 8 0.57 4.03 Valid 1.69 23 0.41 2.59 Valid

1.69 9 0.45 2.91 Valid 1.69 24 0.54 3.75 Valid

1.69 10 0.40 2.57 Valid 1.69 25 0.44 2.86 Valid

1.69 11 0.46 3.05 Valid 1.69 26 0.45 2.95 Valid

1.69 12 0.42 2.74 Valid 1.69 27 0.40 2.57 Valid

1.69 13 0.51 3.50 Valid 1.69 28 0.42 2.67 Valid

1.69 14 0.45 2.91 Valid 1.69 29 0.25 2.28 Tidak

Valid

1.69 15 0.47 3.13 Valid 1.69 30 0.64 4.84 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan data Ms. Excel 10

Berdasarkan tabel perhitungan validitas instrumen di atas diketahui

bahwa dari 30 instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, 29 di

antaranya valid, terdapat satu soal yang tidak valid, namun setelah diperbaiki

instrumen soal masih layak untuk dijadikan alat ukur penelitian.

3.6.2 Uji Realibilitas Instrumen

Perhitungan Reliabilitas tes tertulis dilakukan dengan metode belah dua

(spilt-half method). Cara yang digunakan untuk membelah tes menjadi dua tes ialah dengan mengelompokkan pokok-pokok uji yang bernomor ganjil dan

bernomor genap. Korelasi antara skor pada pokok uji belahan pertama dan

belahan kedua dicari melalui rumus korelasi product moment dengan angka kasar. Untuk menguji reliabilitas, dalam penelitian ini digunakan teknik

ganjil-genap dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Membagi item-item yang valid menjadi dua belahan, dalam hal

ini diambil y merupakan belahan kedua.

b. Skor masing-masing item pada setiap belahan dijumlahkan,

sehingga menghasilkan dua skor total masing-masing responden,

yaitu skor total belahan pertama dan skor belahan kedua.

c. Mengkorelasi skor belahan pertama dengan skor belahan kedua

(32)

10

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Mencari angka reliabilitas keseluruhan item tanpa dibelah, dengan

cara mengkorelasi angka korelasi yang diperoleh dengan

memasukannya kedalam rumus Spearman Brown yaitu :

(Arikunto, 2006: 93)

Keterangan :

= koefisisen reliabilitas internal seluruh item

= korelasi Product Moment antar belahan (ganjil-genap) atau (awal-akhir)

Kaidah keputusannya adalah jika r11 > rtabel berarti reliabel dan

sebaliknya jika r11<rtabel artinya instrument soaltidak reliable. Adapun kriteria

yang digunakan untuk menginterprestasikan indeks reliabilitas adalah sebagai

berikut:

instrumen penelitian untuk mengukur kemampuan memecahkan masalah

dinyatakan mempunyai daya ketepatan atau dengan kata lain reliable dengan

tingkat reliabilitas termasuk pada kategori sangat tinggi.

(33)

11

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk menghitung tingkat kesukaran (TK) dari masing-masing butir

soal tes dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menghitung jawaban yang benar per item soal

2. Memasukkan ke dalam rumus

P =

(Arikunto, 2012: 223)

Keterangan:

P : indeks tingkat kesukaran item

B : jumlah siswa yang menjawab benar per item soal

JS : jumlah seluruh siswa peserta

Indeks kesukaran (P) diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 3.3 Indeks Kesukaran

P 1,00 sampai dengan 0,30 soal sukar

P 0,31 sampai dengan 0,70 soal sedang

P 0,71 sampai dengan 1,00 soal mudah

Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil

hitungan, berarti semakin mudah soal itu. Suatu soal memiliki TK= 0,00

artinya bahwa tidak ada siswa yang menjawab benar dan bila memiliki TK=

1,00 artinya bahwa siswa menjawab benar. Perhitungan indeks tingkat

kesukaran ini dilakukan untuk setiap nomor soal. Tingkat kesukaran dari

instrument soal yang telah diolah memiliki tingkat kesukaran yang cukup

bervariasi sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 3.4

Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Tingkat Kesukaran

(34)

12

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kesukaran Soal

Mudah 9 3,5,13,15,16,19,24,26,27

Sedang 20 1,2,4,6,7,8,9,10,11,12,14,17,18,20,21,22,23,25,28,30

Sukar 1 29

Sumber: Hasil Pengolahan data Ms. Excel 10

3.6.4 Uji Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dalam

membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang

mempunyai kemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya

pembeda soal disebut dengan Indeks Diskriminasi (D). Langkah-langkahnya

dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Untuk kelompok kecil seluruh kelompok tes dibagi dua sama

besar, 50% kelompok atas (JA) dan 50% kelompok bawah (JB).

2) Untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya

saja, yaitu 27% skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 27%

skor terbawah sebagai kelompok bawah (JB).

Daya pembeda ini digunakan untuk menganalisis data hasil uji coba

instrumen penelitian dalam hal tingkat perbedaan setiap butir soal, dengan

menggunakan rumus:

(Arikunto,2012:228)

Keterangan :

D = Indeks diskriminasi (daya pembeda)

JA = Banyaknya peserta kelompok atas.

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah.

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar.

(35)

13

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.

Tabel 3.5

Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal

Daya Pembeda Kriteria

D : 0,00-0,20 Jelek (poor)

D : 0,20-0,40 Cukup (statistactory)

D : 0,40-0,70 Baik (good)

D : 0,70-1,00 Baik sekali (excellent)

D : negative Semuanya tidak baik

Sumber : Arikunto (2012:232)

Untuk semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya

dibuang saja. Kemudian setelah diperoleh data dari kedua kelas tersebut maka

dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Penskoran

Penskoran tes pilihan ganda dilakukan dengan menggunakan

pedoman penskoran. Sebelum lembar jawaban siswa diberi skor,

terlebih dahulu ditentukan standar penilaian untuk tiap tahap

sehingga dalam pelaksanaannya unsur subjektifitas dapat

dikurangi. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah

jawaban yang benar.

Pemberian skor dihitung dengan menggunakan rumus:

S=ΣR

Keterangan:

S : Skor siswa

R : Jawaban siswa yang benar

b. Menghitung rata-rata hasil pre-test dan post-test dengan

(36)

14

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

̅

Keterangan:

̅ : Rata-rata

X : data (pre-test/post-test)

N : banyaknya siswa

c. Setelah memperoleh skor pre-test dan post-test pada kedua kelas,

dihitung selisish antara pre-test dan post-test untuk mendapatkan

nilai gain dan gain ternormalisasi. Rumus yang digunakan untuk

mengitung nilai gain dan gain ternormalisasi adalah sebagai

berikut:

Gain = skor posttest- skor pretest

Gain ternormalisasi (g) =

Keterangan:

(g) = gain yang dinormalisir

Pos-test = tes diakhir pembelajaran

Pre-test = tes diawal pembelajaran

d. Skor gain normal ini diinterprestasikan untuk menyatakan kriteria

peningkatan hasil belajar siswa. Selanjutnya, indeks gain yang

diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan indeks gain

ternormalisasi seperti pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.6 Kriteria Indeks Gain

Skor Katagori

(g) > 0,70 Tinggi

0,30 < (g) < 0,70 Sedang

(37)

15

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.7Teknik Analisis Data 3.7.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah penyebaran kedua

buah populasi berdistribusi normal atau tidak. Satu populasi dapat dikatakan:

- Berdistribusi normal : χ 2hitung <χ 2 tabel untuk df sebesar (b-3)

- Berdistribusi tidak normal: χ 2hitung >χ 2 tabel.

Peneliti menggunakan Uji Chi Kuadratuntuk mengetahuinya. Rumus

yang digunakan yaitu:

(Nana Sudjana, 2009)

Keterangan:

χ2

= chi-kuadrat

Oi = hasil pengamatan

Ei = hasil yang diharapkan

3.7.2 Uji Homogenitas

Salah satu syarat dalam menggunakan uji t untuk sampel kecil yaitu

suatu kondisi yang disebut homogenitas varian. Hal ini berarti bahwa varian

dari kedua sampel yang dibandingkan tersebut harus sama dengan kata lain

homogen. Untuk menentukan bahwa kedua sampel tadi sudah homogen,

maka digunakan rumus uji homogenitas sebagai berikut:

(Suprapto, 2013:149)

Keterangan:

Ratio F tidak boleh kurang dari 1

Untuk menguji homogenitas, digunakan tabel distribusi F, dan cara

(38)

16

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kebebasannya (df) = N – 1 yaitu menggunakan N dari sampel terbesar.

Penggunaan rasio F ini untuk menentukan pula signifikansi perbedaan antara

dua mean. Untuk uji t hanya menentukan signifikansi perbedaan antara dua

kelompok atau sampel.

3.7.3 Uji Beda Dua Rata-rata

Uji signifikansi perbedaan antara dua rata-rata(mean) disebut uji t (t test). Adapun rumus uji t adalah sebagai berikut:

̅ ̅ √

(Kusnendi, 2013: 7)

Keterangan:

̅ dan ̅ = nilai rata-rata sampel dan = varians sampel

dan = ukuran sampel

Untuk menentukan signifikansi perbedaan antara dua mean tersebut,

diperlukan tabel statistik critical value of t. Bila:

- Jika t hitung> t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima

- Jika t hitung≤ t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah:

1) H0 : μ1= μ2

Tidak terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan

masalah dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen

yang menggunakan metode problem solving dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah sebelum perlakuan.

(39)

17

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan

masalah dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen

yang menggunakan metode Problem Solving dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah sebelum perlakuan.

2) H0 : μ1= μ2

Tidak terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan

masalah dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen

yang menggunakan metode problem solving dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah sebelum perlakuan.

Ha : μ1≠ μ2

Terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan

masalah dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen

yang menggunakan metode problem solving dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah sebelum perlakuan.

3) H0 : μ1= μ2

Tidak terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan

masalah dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen

yang menggunakan metode problem solving dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah setelah perlakuan (N-gain).

Ha : μ1> μ2

Terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan

masalah dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen

yang menggunakan metode problem solving dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah setelah perlakuan (N-gain).

Keterangan:

(40)

18

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.7.4 Uji Gain

Gain score (Gs) tepat digunakan jika kondisi awal (pre-test) antara kelompok ekspermen dan kontrol nyata berbeda (Dimitrov & Rumrill (2003)

dalam Kusnendi (2013: 20). Dalam pembelajaran, pre-test mempengaruhi post-test. Perbedaan pre-test mengindikasikan perbedaan kemampuan awal, dan perbedaan tersebut akan menyebabkan perbedaan dalam post-test (kemampuan akhir). Karena itu jika menggunakan post-test data akan ada pre-testeffect yang mengancam validitas internal. Untuk menjaga validitas internal digunakan gain score data.

Uji gain yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

besar peningkatan kemampuan memecahkan masalah siswa pada saat

sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan. Peningkatan

pre-test dan post-test dihitung menggunakan rumus gain sebagai berikut.

( ) ( ) ( )

(Savinainen & Scoot dalam Kusnendi, 2013: 20)

Selanjutnya, indeks gain yang telah diperoleh diinterpretasikan dengan

menggunakan klasifikasi indeks gain ternormalisasi seperti dibawah ini.

> 0,70 = Tinggi 0,30< < 0,70 = Sedang

< 0,30 = Rendah

Meskipun pre-test (kondisi kemampuan awal) berbeda, melalui data Gs dapat dilihat perbedaan peningkatan kemampuan memecahkan masalah siswa

kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Pada penelitian ini, diharapkan

(41)

19

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tinggi dibandingkan dengan siswa kelas kontrol (Rata-rata Gs kelas

eksperimen > Rata-rata Gs kelas kontrol).

3.8 Langkah-Langkah Penelitian

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Tahap pendahuluan. Pada tahap ini, peneliti melakukan pra penelitian

dan mencari informasi terkait dengan permasalahan dan fenomena

yang terjadi di SMA Negeri 1 Bandung khususnya pada proses

pembelajaran mata pelajaran ekonomi. Selanjutnya peneliti melakukan

studi literatur lebih mendalam tentang kemampuan memecahkan

masalah.

2. Tahap persiapan. Pada tahap ini, peneliti menentukan materi yang akan

digunakan dalam penelitian, menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran, merancang alat tes, melakukan uji coba alat tes,

mengolah data hasil uji coba dan menentukan soal yang akan

digunakan dalam pengambilan data.

3. Tahap Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan peneliti melakukan pretest untuk mengetahui kemampuan memecahkan masalah awal siswa baik

pada kelas eksperimen maupun kontrol kemudian melakukan posttest. Selanjutnya peneliti melakukan pembelajaran selama tiga kali

pertemuan materi ajar yang telah ditentukan dengan diberikan sebuah

perlakuan. Saat pembelajaran, kelompok eksperimen mendapatkan

perlakuan metode pembelajaran problem solving sedangkan kelompok kontrol mendapatkan perlakuan berupa metode ceramah. Setelah

diberikan sebuah perlakuan proses selanjutnya yaitu melakukan

posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Posttest dilakukan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa setelah diberikan

(42)

20

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Tahap Akhir. Setelah ketiga tahap telah dilakukan maka tahap terakhir

yaitu mengolah hasil penelitian. Pada tahap ini peneliti menggunakan

perhitungan statistik untuk menghitung hasil pretest-posttest kemampuan memecahkan masalah siswa pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Selanjutnya peneliti menganalisis gain untuk melihat

peningkatan kemampuan kemampuan memecahkan masalah siswa baik

pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol.

3.9 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tabel 3.7

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

Kelas Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

Eksperimen

Senin,

01 September 2014 Pukul 12.15-14.15

Senin,

08 September 2014

Pukul 12.15-14-15

Senin,

(43)

21

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kontrol

Selasa,

02 September 2014

Pukul 12.15-14.15

Selasa,

09 September 2014

Pukul 12.15-14.15

Selasa,

16 September 2014

(44)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada kelas kontrol dan kelas

eksperimen di SMA Negeri 1 Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Tidak terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah

dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen yang menggunakan

metode pembelajaran problem solving dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah sebelum perlakuan, artinya bahwa siswa

kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol memiliki kemampuan

memecahkan masalah yang sama sebelum diberi perlakuan.

2. Terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam

mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen yang menggunakan

metode pembelajaran problem solving sebelum dan setelah perlakuan, artinya bahwa kemampuan siswa pada kelas eksperimen dalam

memecahkan masalah lebih tinggi sesudah diberi perlakuan.

3. Terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam

mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen yang menggunakan

metode pembelajaran problem solving dan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah sesudah perlakuan, artinya bahwa,

peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada kelas

eksperimen yang menggunakan metode problem solving lebih baik dari peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada kelas

(45)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.2Saran

Berdasarkan proses penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan

metode pembelajaran problem solving sebagai salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran yang berpacu pada kemampuan

berpikir tingkat tinggi, khususnya pada mata pelajaran ekonomi. Oleh karena itu,

dari penelitian ini disampaikan saran sebagai berikut :

1. Bagi guru diharapkan dalam proses pembelajarannya tidak hanya

menggunakan metode ceramah, karena hal tersebut akan membuat siswa

lebih pasif. Dengan menerapkan metode pembelajaran problem solving dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (kemampuan C4

sampai dengan C6), dapat meningkatkan keaktifan siswa, dan siswa pun

dilatih untuk dapat lebih memahami materi pembelajaran.

2. Bagi pihak sekolah diharapkan memberikan kesempatan kepada guru

untuk mengembangkan pengetahuan tentang pembelajaran yang variatif

melalui berbagai seminar, lokakarya, semiloka dan diklat yang

dilaksanakan oleh institusi pendidikan, terutama berkenaan dengan proses

pengajaran dan pembelajaran sehingga menghasilkan inovasi-inovasi

dalam pembelajaran yang semakin berkembang.

3. Bagi peneliti selanjutnya dapat dikembangkan secara lebih mendalam

metode problem solving dengan menggunakan materi yang lebih kompleks dan sebaiknya menggunakan metode-metode lain yang lebih variatif dan

Gambar

Tabel 1.1 PAN Skala 5
Tabel 3.1   Desain Eksperimen
Tabel 3.2   Operasional Variabel
Tabel 3.3 Kriteria Validitas
+5

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan buku atau dokumen dalam format elektronik atau yang lebih dikenal e-Book dapat digunakan sebagai pengganti buku atau dokumen secara konvensional

There was difference of blood plasma protein profile in fibrosarcoma mice ( M. musculus ) which treated with A.. Protein7 kDa only appeared in untreated group (group I

Jika terjadi gangguan didaerah kerja Relai Diferensial, maka arus dari kedua sisinya akan saling menjumlah (Id&amp;#8800;0) kemudian Relai Diferensial akan bekerja memberikan

Masyarakat,dengan ini diberitahukan bahwa Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat akanmenyelenggarakan Seminar Kelayakan Multi Tahun Pengabdian kepada Masyarakat untuk

Pada perpustakan yang digunakan untuk pengolahan data anggota, data peminjaman dan pengembalian buku, perhitungan transaksi pembayaran denda keterlambatan pengembalian buku,

Siregar (1996) menyatakan bahwa silase yang baik mempunyai ciri-ciri yaitu warna masih hijau atau kecoklatan. Oleh karena itu, warna silase-silase hasil percobaan,

Penerapan dan pemanfaatan simuasi sistem parkir dengan menggunakan arduino sebagai sentral utama dari simulasi sistem keamanan parkir pribadi, menerima inputan

Pengumuman || Informasi Program Publikasi Ilmiah Internasional Kamis, 20 Agustus