• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 TERHADAP KEPUASAN PESERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 TERHADAP KEPUASAN PESERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG."

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 TERHADAP KEPUASAN PESERTA

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Oleh :

BELLA RIZKY FEBRIANI 0901398

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 TERHADAP KEPUASAN PESERTA PENDIDIKAN

DAN PELATIHAN DI PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I,

Prof. Dr. Hj. Tjutju Yuniarsih, SE., M.Pd. NIP. 195309121979032001

Pembimbing II,

Rini Intansari M, S.Pd., M.Pd. NIP. 198008102008012029

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI,

(3)

PENGARUH EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO

9001:2008 TERHADAP KEPUASAN PESERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

DI PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

Oleh:

BELLA RIZKY FEBRIANI

0901398

Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Bella Rizky Febriani 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(4)

ABSTRAK

PENGARUH EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 TERHADAP KEPUASAN PESERTA

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG

Oleh:

Bella Rizky Febriani 0901398

Skripsi ini dibimbing oleh :

Prof. Dr. Hj. Tjutju Yuniarsih, SE., M.Pd. dan Rini Intansari M, S.Pd., M.Pd.

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah kurang optimalnya kepuasan peserta diklat di PPPPTK TK dan PLB Bandung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh efektivitas implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap kepuasan peserta diklat.

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sistem manajemen mutu iso 9001:2008 dan kepuasan peserta diklat. Indikator yang digunakan untuk sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 ini adalah kelayakan, kecukupan, relevansi, efisiensi, keberlanjutan, selektivitas, produktivitas, dan efektivitas. Adapun indikator untuk kepuasan peserta diklat adalah realibility, responsive,

empathy, assurance, dan tangibles.

Penelitian ini menggunakan metode explanatory survey, dengan teknik pengumpulan datanya menggunakan angket. Instrumen yang digunakan adalah angket model skala Likert. Anggota populasi berjumlah 45 orang peserta diklat lembaga PPPPTK TK dan PLB Bandung. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana.

Kesimpulan hasil penelitian menunjukan bahwa efektivitas implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 berpengaruh positif terhadap kepuasan peserta diklat di PPPPTK TK dan PLB Bandung.

(5)

ABSTRACT

THE EFFECTIVENESS OF IMPLEMENTATION OF QUALITY MANAGEMENT SYSTEM ISO 9001:2008 TOWARD TRAINING PARTICIPANT SATISFACTION VALUE IN PPPPTK TK DAN

PLB BANDUNG (THE CENTER OF DEVELOPMENT AND EMPOWERMENT FOR TEACHERS AND EDUCATION PERSONNEL IN KINDERGARTEN AND SPECIAL EDUCATION)

By:

Bella Rizky Febriani 0901398

Supervised by:

Prof. Dr. Hj. Tjutju Yuniarsih, SE., M.Pd and Rini Intansari M., S.Pd., M.Pd.

The phenomenon of this study is the less satisfaction value of training participants in PPPPTK TK dan PLB Bandung (The Center of Development and Empowerment for Teachers and Education Personnel in Kindergarten and Special Education). The purpose of this study was to determine the influence of effectiveness implementation of quality management system ISO 9001:2008 to the satisfaction of training participants.

Variables studied in this research are the quality management system ISO 9001:2008 and satisfaction of training participants. The indicators which measured for the quality management system ISO 9001:2008 are feasibility, adequacy, relevance, efficiency, sustainability, selectivity, productivity, and effectiveness. The indicators which measured for the satisfaction of training participants are reliability, responsiveness, empathy, assurance, and tangibles.

This study used explanatory survey, by using questionnaire data collection techniques. Instrument used the questionnaire of Likert scale model. Members of population were 45 training participants in PPPPTK TK dan PLB Bandung (The Center of Development and Empowerment for Teachers and Education Personnel in Kindergarten and Special Education). The data analysis technique used simple regression analysis.

The conclusion of this research showed that the impact of implementation of quality management system ISO 9001: 2008 positively effected on satisfaction of training participants in PPPPTK TK dan PLB Bandung (The Center of Development and Empowerment for Teachers and Education Personnel in Kindergarten and Special Education).

(6)

DAFTAR ISI

halaman

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah... 10

1.3 Tujuan Penelitian... 11

1.4 Manfaat Penelitian... 12

1. Manfaat Teoritis... 12

2. Manfaat Praktis... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS... 13 2.1 Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008... 13

2.1.1 Pengertian Mutu... 13

2.1.2 Dimensi Mutu... 15

2.1.3 Pengertian Sistem Manajemen Mutu... 16

2.1.4 Pengertian Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008... 18 2.1.5 Prinsip-prinsip Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008.... 24

2.1.6 Persyaratan-Persyaratan Standar Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008... 26 2.2 Konsep Kepuasan... 34

2.2.1 Pengertian Kepuasan... 34

(7)

halaman

2.2.3 Konsep Peserta Pendidikan dan Pelatihan ( Diklat )... 43

2.2.4 Dimensi untuk Mengukur Kepuasan Peserta Diklat terhadap Mutu Pelayanan... 45 2.3 Pengaruh Implementasi SMM ISO 9001:2008 terhadap Kepuasan Peserta Diklat... 46 2.4 Penelitian Terdahulu... 48

2.5 Kerangka Pemikiran... 50

2.6 Hipotesis Penelitian... 55

BAB III DESAIN PENELITIAN... 56

3.1 Objek Penelitian... 56

3.2 Karakteristik Reponden... 57

3.3 Metode Penelitian... 59

3.4 Operasional Variabel Penelitian... 61

3.5 Sumber Data... 66

3.6 Populasi Penelitian... 67

3.7 Teknik dan Alat Pengumpulan Data... 68

3.7.1 Teknik Pengumpulan Data... 68

3.7.2 Pengujian Instrumen Penelitian... 71

3.8 Teknik Analisis Data... 79

3.9 Pengujian Persyaratan Analisis Data... 82

3.9.1 Uji Normalitas... 82

3.9.2 Uji Homogenitas... 83

3.9.3 Uji Linieritas... 84

3.10 Pengujian Hipotesis... 86

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 88

4.1 Hasil Penelitian... 88

4.1.1. Gambaran Variabel Hasil Penelitian... 88

4.1.2. Pengujian Persyaratan Analisis Data... 105

4.1.3. Uji Hipotesis... 110

4.2. Pembahasan... 115

(8)

halaman

4.2.3. Pengaruh Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap

Kepuasan Peserta Diklat...

118

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 121 5.1 Kesimpulan... 121

5.2 Saran... 122

(9)

DAFTAR TABEL

3.1 Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 56

3.2 Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Usia... 57

3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan... 57

3.4 Operasional Variabel Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008... 61

3.5 Operasional Variabel Kepuasan Peserta Diklat... 63

3.6 Populasi Peserta Jenis Diklat TK dan PLB PPPPTK TK dan PLB Bandung Periode Juli-Agustus 2013... 67 3.10 Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Peserta Diklat (Y)... 74

3.11 Contoh Format Tabel Perhitungan Varians Item dan Varians Total... 77

3.12 Hasil Uji Reliabilitias Variabel X dan Variabel Y... 78

3.13 Kriteria Penafsiran Analisis Deskripsi... 80

3.14 Contoh Format Tabel Distribusi Liliefors Test... 82

3.15 Contoh Format Tabel Pembantu Perhitungan Uji Barlett... 83

4.1 Kriteria Skala Penafsiran... 87

4.2 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Variabel Sistem

Manajemen Mutu ISO 9001:2008...

88

4.3 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kepuasan

Peserta Diklat...

(10)

Tabel halaman

4.4 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data... 106

4.5 Hasil Pengolahan Uji Homogenitas Variabel Sistem Manajemen Mutu

ISO 9001:2008...

107

4.6 Hasil Pengolahan Uji Homogenitas Variabel Kepuasan Peserta

Diklat...

107

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

1.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakpuasan Peserta Diklat

PPPPTK TK dan PLB Bandung Periode 1 Oktober s.d. 31 Desember

Tahun 2012...

4

2.1 Plan Do Check Action Edward Deming (Sobana, 2011:17)... 19

2.2 Interaksi dalam Perilaku Konsumen Kisser ( Hasan (2008, 96)... 50

2.3 Kerangka Pemikiran... 53

2.4 Model Kausalitas Kerangka Pemikiran... 54

4.1 Tanggapan Responden terhadap Variabel Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008... 89 4.2 Tanggapan Responden terhadap Indikator Kelayakan... 90

4.3 Tanggapan Responden terhadap Indikator Kecukupan... 91

4.4 Tanggapan Responden terhadap Indikator Relevansi... 92

4.5 Tanggapan Responden terhadap Indikator Efisiensi... 93

4.6 Tanggapan Responden terhadap Indikator Keberlanjutan... 94

4.7 Tanggapan Responden terhadap Indikator Selektivitas... 95

4.8 Tanggapan Responden terhadap Indikator Produktivitas... 96

4.9 Tanggapan Responden terhadap Indikator Efektivitas... 97

4.10 Tanggapan Responden terhadap Variabel Kepuasan Peserta diklat... 99

4.11 Tanggapan Responden terhadap Indikator Realibility... 100

4.12 Tanggapan Responden terhadap Indikator Responsive... 101

4.13 Tanggapan Responden terhadap Indikator Empathy... 102

4.14 Tanggapan Responden terhadap Indikator Assurance... 103

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

Dalam bab ini dibahas latar belakang masalah, identifikasi masalah dan rumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, dan manfaat penelitian yang akan dilakukan.

1.1Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi ini, sudah banyak perusahaan atau lembaga-lembaga yang telah menyisipkan kegiatan pelatihan dalam program utama lembaga, dimana salah satu kegiatannya yaitu pendidikan dan pelatihan peningkatan manajemen sumber daya manusia dengan berorientasi pelanggan.

(13)

Peserta diklat disini merupakan masyarakat yang berhak mendapatkan pelayanan sesuai ketentuan undang-undang. Kepuasan peserta diklat merupakan hal yang penting, karena lembaga diklat ini berdiri untuk memberikan pelayanan diklat. Kotler (2004:10) menyatakan bahwa “Kepuasan pelanggan adalah tingkatan dimana anggapan kinerja (perceived performance) produk akan sesuai dengan harapan seorang pelanggan (expectation)”. Jika kebutuhan peserta diklat tidak terpenuhi dan harapan peserta diklat belum tercapai, maka peserta diklat merasakan ketidakpuasan.

Sebagai salah satu bagian untuk memperoleh data awal, maka peneliti melakukan wawancara dengan Asep Saprudin selaku pembimbing lapangan bagian pengelola LAKIP pada sub bagian tata usaha dan kepegawaian di PPPPTK TK dan PLB Bandung, yang dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2013 mengenai data rekapitulasi tingkat kepuasan peserta diklat setelah sertifikasi ISO 9001:2008 di PPPPTK TK dan PLB Bandung, dapat disimpulkan fenomena empirik bahwa setelah diterapkannya SMM ISO 9001:2008 di PPPPTK TK dan PLB Bandung, untuk mengevaluasi data tingkat kepuasan peserta diklat tersebut akan disesuaikan dengan standar persyaratan ISO 9001:2008 yang telah ditentukan oleh pihak

terkait yang dikenal dengan istilah “sasaran mutu”. Dimana isi sasaran mutu

(14)

Tabel 1.1

Rekapitulasi Tingkat Kepuasan Peserta Diklat Setelah Sertifikasi ISO 9001:2008 Periode 1 Oktober s.d. 31 Desember 2012

Sumber : Kepala Seksi Evaluasi PPPPTK TK dan PLB Bandung

Dari hasil rekapitulasi data tersebut, maka hasil tingkat kepuasan peserta diklat jauh lebih baik setelah diterapkannya SMM ISO 9001:2008 di PPPPTK TK dan PLB Bandung. Akan tetapi, peneliti masih menemukan adanya nilai kepuasan pelanggan baik itu komponen akademik maupun komponen non akademik yang masih berada di bawah target sasaran mutu PPPPTK TK dan PLB. Sasaran mutu ditetapkan berdasarkan standar pelayanan minimal lembaga untuk memenuhi target kepuasan pelanggan dalam hal ini adalah peserta diklat. Beberapa permasalahan yang terjadi terkait rendahnya tingkat kepuasan peserta diklat yang tidak tercapai antara lain disebabkan oleh :

Akademik Non

Akademik Akademik

Non Akademik

1 TOT Calon Fasilitator

Diklat Supervisi 2 sd 6 April 2012

Hotel Saphir

Yogyakarta 80,6 89,4 87,62

Tidak

Tercapai Tercapai 2 Diklat Orientasi dan

Mobilitas bagi Guru SLB

17 s.d. 28 April 2012

Hotel Pesona,

Banjarmasin 89,5 79,70 84,81 Tercapai Tidak Tercapai

Banjarmasin 92,8 92,20 86,51 Tercapai Tercapai 4 Diklat Dasar-dasar

PAUD

23 April s.d. 5 Mei 2012

Hotel Dangau,

Pontianak 97,5 98,30 88,99 Tercapai Tercapai 5 Diklat Dasar-dasar PLB 23 April s.d. 5 Mei 2012 Hotel Dangau, Pontianak 88,5 78,30 87,69 Tercapai Tidak

Tercapai

83,7 77,80 88,9 Tidak

Tercapai

Tidak Tercapai 7 Diklat Supervisi 9 sd 16 Mei 2012 Hotel Yasmin

Akademik Pengawas Makassar Sulawesi Selatan

Gel.1

89,290 86,110 87,379 Tercapai Tercapai 92,43 87,07 87,13 Tercapai Tercapai

RATA-RATA

No. Nama Kegiatan Waktu Tempat

Tingkat Kepuasan Pelanggan

Nilai Fasilitator

(15)

Gambar 1.1

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakpuasan Peserta Diklat PPPPTK TK dan PLB Bandung Periode

1 Oktober s.d. 31 Desember Tahun 2012

(Sumber : Hasil Evaluasi Diklat)

Data di atas memberikan informasi bahwa tidak tercapainya kepuasan peserta diklat diakibatkan oleh beberapa faktor. Sebagaimana menurut narasumber, hasil penilaian kepuasan pelanggan tersebut di atas mengindikasikan masih kurangnya komitmen panitia penyelenggara dalam hal persiapan pelaksanaan kegiatan diklat yang sesuai dengan standar pelayanan minimum dan standar ISO 9001:2008, serta tingginya persyaratan peserta diklat yang melebihi target standar pelayanan minimum PPPPTK TK dan PLB. Dengan demikian, hal ini tidak akan terjadi jika seluruh pihak yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan diklat dalam hal penjaringan standar kepuasan peserta diklat, persiapan fasilitas layanan diklat yang sesuai kebutuhan, serta komitmen dalam melaksanakan prosedur sesuai dengan persyaratan ISO 9001:2008.

35%

25%

5% 35%

Tempat pelaksanaan diklat

Ketepatan waktu penyediaan konsumsi Ketidaksesuaian materi diklat

(16)

Berdasarkan uraian di atas, jelas implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dalam sebuah organisasi mempunyai pengaruh yang besar khususnya terhadap pencapaian kepuasan peserta pendidikan dan pelatihan. Apabila implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 diterapkan secara menyeluruh dalam segala aktivitas lembaga khususnya PPPPTK TK dan PLB Bandung yang bergerak di bidang peningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan, maka dapat dipastikan bahwa kepuasan peserta pendidikan dan pelatihan pun akan semakin tercapai dan efektif.

(17)

pemerintah daerah sebagai perencana program (baik tujuan serta anggaran diklat) sehingga akan berdampak terhadap kepuasan peserta pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh PPPPTK TK dan PLB Bandung.

Salah satu upaya untuk meningkatkan maupun menjaga mutu tersebut adalah dengan menetapkan serta meningkatkan standar manajemen kualitas/mutu. Sistem manajemen mutu (SMM) merupakan suatu sistem dan/atau pendekatan manajemen organisasi yang bertumpu pada mutu (quality), baik produk, proses, maupun sumber daya organisasi tersebut yang tujuan akhirnya adalah memenuhi kepuasan pelanggan dan memberikan keuntungan bagi organisasi tersebut, termasuk didalamnya pemasok dan masyarakat.

Saat ini, upaya peningkatan mutu manajemen di dunia pendidikan maupun perusahaan yang sedang menggejala adalah dengan megimplementasikan standar manajemen mutu ISO 9001, yang merupakan alat pencapaian tujuan mutu yang diharapkan mampu menjawab tantangan globalisasi yang terjadi, dengan cara meningkatkan efisiensi dan efektifitas agar mampu memuaskan para stakeholder. Standar tersebut sebelumnya sering dipergunakan di bidang korporasi untuk meningkatkan standar kualitas manajemen dan layanan terhadap pelanggan.

(18)

yang tertuang dalam klausal implementasi secara berurutan dan berkelanjutan termasuk di dalamnya memenuhi persyaratan komponen akademik ataupun non akademik serta menjalankan implementasi manajemen mutu tersebut di dalam pengelolaannya.

Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 adalah standar yang diterbitkan oleh

International Standardization Organization (ISO) untuk standar yang berisi

persyaratan manajemen mutu. ISO 9001 telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan pertama pada 1987, kemudian pada 1994, dan yang ketiga pada 2000. Pada 14 November 2008, ISO merilis edisi terbaru standar ISO 9001, yaitu ISO 9001:2008.

Pada dasarnya, klausul ISO 9001 merupakan suatu kesepakatan internasional mengenai praktik-praktik manajemen yang bermutu. ISO 9001 ini mencakup standar dan pedoman yang berkaitan dengan sistem manajemen kualitas dan standar-standar lainnya.

(19)

Dalam hal ini, Iskandar Indranata (2006:9) mengungkapkan bahwa “ISO 9001:2008 Persyaratan Sistem Manajemen Mutu berisi persyaratan standar yang digunakan untuk mengakses kemampuan organisasi dalam memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan ISO 9001:2008 berorientasi pada organisasi yang bermutu, layanan mutu dan yang sangat penting yakni kepuasan pelanggan.

“…Kepuasan pelanggan merupakan inti dari SMM ISO 9001:2008” (Iskandar

Indradinata, 2007:35). Pelanggan yang dimaksud adalah pelanggan internal dan pelanggan eksternal.

Adapun target atau sasaran dari ISO 9001:2008 yaitu organisasi yang bermutu, mutu layanan, dan yang lebih penting lagi yaitu kepuasan pelanggan. Dimana semua tujuan yang dicita-citakan pelanggan dapat terpenuhi dari barang/jasa yang mereka dapatkan.

Dengan mewujudkan organisasi yang bermutu, hal tersebut akan berkesinambungan dengan mutu layanan yang diberikan organisasi kepada anggota serta kepada para pelanggannya. Dalam hal ini, untuk mengatasi ketidakpuasan peserta diklat, maka organisasi hendaknya menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001 dengan mengacu pada prinsip pertama Customer

Focus (kepuasan pelanggan) dimana lebih menekankan pada pendekatan proses

dan kepuasan pelanggan.

(20)

memberikan suatu kerangka uji coba dan teruji untuk mengambil suatu pendekatan sistematis dalam mengelola proses organisasi sehingga proses tersebut dapat secara konsisten menghasilkan produk yang dapat memuaskan harapan pelanggan. Oleh sebab itu seorang auditor harus memahami pendekatan proses agar tidak salah mengumpulkan informasi saat melaksanakan audit, terutama informasi yang penting untuk peningkatan berkelanjutan di perusahaan auditee.

Dalam pelaksanaannya, penilaian (audit) implementasi ISO 9001:2008 dilakukan secara rutin masing-masing dua kali dalam satu tahun, yaitu audit internal dan audit eksternal. Jika lembaga dinilai berhasil dalam mengimplementasikan standar ISO 9001:2008 yang tertuang dalam klausul persyaratan oleh auditor, maka lembaga berhak memperoleh atau mempertahankan sertifikat ISO 9001:2008 sebagai standar manajemen lembaga. Namun begitu, menurut salah satu prinsip ISO, pelanggan lembaga merupakan parameter puncak penilaian dan evaluasi dari keseluruhan implementasi standar ISO 9001:2008.

(21)

Atas dasar itu peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Efektivitas Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap Kepuasan Peserta Pendidikan dan Pelatihan di PPPPTK

TK dan PLB Bandung”.

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah yaitu :

a) Masih ditemukan adanya panitia pelaksana yang belum melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur yang dipersyaratkan dalam standar ISO 9001:2008.

b) Masih ditemukan adanya ketidaktercapaian antara sasaran mutu dengan standar pelayanan minimum yang telah ditetapkan oleh PPPPTK TK dan PLB.

c) Masih ditemukan adanya keluhan dari pelanggan, yaitu peserta diklat mengenai layanan baik komponen akademik maupun komponen non akademik.

(22)

a. Bagaimana tingkat efektivitas implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di PPPPTK TK dan PLB Bandung?

b. Bagaimana tingkat kepuasan peserta pendidikan dan pelatihan di PPPPTK TK dan PLB Bandung?

c. Adakah pengaruh efektivitas implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap kepuasan peserta pendidikan dan pelatihan di PPPPTK TK dan PLB Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

Sebuah penelitian tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

Berikut tujuan-tujuan tersebut : 1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai pengaruh implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap kepuasan peserta pendidikan dan pelatihan di PPPPTK TK dan PLB Bandung.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mendeskripsikan efektivitas implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di PPPPTK TK dan PLB Bandung

(23)

c. Untuk mengukur pengaruh efektivitas implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap kepuasan peserta pendidikan dan pelatihan di PPPPTK TK dan PLB Bandung

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak, yakni :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dasar-dasar konsepsi mengenai sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 kaitannya dengan upaya mencapai kepuasan peserta pendidikan dan pelatihan.

2. Manfaat Praktis

(24)

BAB III

DESAIN PENELITIAN

Dalam bab ini dibahas objek penelitian, metode penelitian, operasional

variabel penelitian, jenis dan sumber data penelitian, populasi, teknik dan alat

pengumpulan data penelitian, pengujian instrument penelitian, teknik analisis

data, uji homogenitas, uji linearitas dan pengujian hipotesis.

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian dari pengaruh efektivitas implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap kepuasan peserta diklat di PPPPTK TK dan PLB Bandung, adalah terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Adapun yang menjadi variabel bebasnya (independent variable), sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dinotasikan sebagai variabel X dan variabel terikatnya (dependent

variable) adalah kepuasan peserta diklat dinotasikan sebagai variabel Y.

Adapun mengenai siapa dan apa unit yang akan diteliti, serta dimana tempat penelitian adalah sebagai berikut :

 Unit yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah peserta diklat di PPPPTK TK dan PLB Bandung.

 Tempat penelitian dilakukan di PPPPTK TK dan PLB Bandung yang beralamat di Jl. Dr.Cipto No.9 Bandung.

(25)

3.2 Karakteristik Reponden

Responden dari penelitian ini yaitu yaitu peserta diklat PPPPTK TK dan PLB Bandung sebanyak 45 orang. Untuk menunjang penelitian maka dibutuhkan pula karakteristik para peserta diklat. Berikut ini akan diuraikan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia, dan jenjang pendidikan.

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Pengumpulan data melalui kuesioner berdasarkan karakteristik responden dari segi jenis kelamin diperoleh hasil seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1. Pria 27 60%

2. Wanita 18 40%

Total 45 100%

Sumber: Data hasil penyebaran angket

(26)

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Hasil pengumpulan data 75 responden dari segi usia diperoleh rincian seperti pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.2

Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Persentase

1 21-25 tahun 12 26%

2 26-30 tahun 10 24%

3 31-35 tahun 3 7%

4 36-40 tahun 2 3%

5 > 40 tahun 18 40%

Total 45 100 %

Sumber: Data hasil penyebaran angket

Hasil pengolahan data karakteristik responden berdasarkan usia menunjukan bahwa mayoritas responden berada pada kelompok usia di atas 40 tahun yang berjumlah 18 orang dengan persentase sebanyak 40 %. Karena peserta diklat didominasi oleh guru senior.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Pengumpulan data karakteristik responden berdasarkan jenjang pendidikan menghasilkan gambaran seperti terlihat pada tabel berikut :

Tabel 3.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan

No. Usia Jumlah Persentase

1 SMA/setingkat 6 13%

2 D2 2 3%

3 D3 4 7%

4 S1 28 70%

5 S2 3 4%

6 S3 2 3%

Total 45 100 %

(27)

Berdasarkan tabel diatas diperoleh bahwa mayoritas responden berada pada jenjang pendidikan S1 yakni sebanyak 28 orang dengan persentase sebesar 70%. Karena mayoritas peserta diklat adalah guru, maka telah sesuai dengan pemenuhan syarat bahwa jenjang pendidikan guru minimal adalah S1.

3.3 Metode Penelitian

Pada hakikatnya sebuah penelitian adalah pencarian jawaban dari pertanyaan yang ingin diketahui jawabannya oleh peneliti. Selanjutnya hasil penelitian akan berupa jawaban atas pertanyaan yang diajukan pada saat dimulainya penelitian, untuk menghasilkan jawaban atas pertanyaan yang diajukan pada saat dimulainya penelitian, untuk menghasilkan jawaban tersebut dilakukan pengumpulan, pengolahan dan analisis data dengan menggunakan metode penelitian. Tujuan penelitian akan tercapai bila peneliti menggunakan metode penelitian yang tepat.

Menurut Sugiyono, (2007:4, dalam Iqra 2008:42) “Metode penelitian

adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengatasi

masalah”. Mengingat tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari gambaran

(28)

Berdasarkan penjelasan mengenai variabel-variabel yang diteliti, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2007:11, dalam Iqra 2008:42), penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik secara satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau mencari hubungan dengan variabel yang lain.

Seperti digambarkan di atas, tujuan metode penelitian deskriptif pada intinya adalah untuk mengetahui gambaran objek studi yang diteliti. Hal ini sangat sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan, yang pada intinya untuk mencari gambaran mengenai pengaruh implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dan gambaran mengenai tingkat kepuasan peserta diklat di PPPPTK TK dan PLB Bandung.

(29)

Menurut Sugiyono (2010:7) ”Metode explanatory survey yaitu metode

untuk menjelaskan hubungan kausal antara dua variabel atau lebih melalui

pengajuan hipotesis”.

Objek telaah penelitian survei eksplanasi adalah untuk menguji hubungan antar variabel yang dihipotesiskan. Pada jenis penelitian ini, jelas ada hipotesis yang akan diuji kebenaranya. Dengan menggunakan metode survei eksplanasi disini, penulis melakukan pengamatan untuk memperoleh gambaran antara dua variabel, yaitu variabel sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dan variabel kepuasan peserta diklat.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian ini ditujukan untuk menguji kebenaran mengenai besarnya pengaruh implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap kepuasan peserta diklat yang didapatkan melalui kuesioner yang disebarkan ke para peserta diklat di PPPPTK TK dan PLB Bandung.

3.4 Operasional Variabel Penelitian

Menurut Kerlinger (dalam Sugiyono, 2004:32) mengatakan bahwa

“Operasionalisasi variabel penelitian adalah variabel konstruk atau sifat yang akan

dipelajari”. Operasionalisasi variabel dilakukan untuk membatasi agar

pembahasan tidak terlalu meluas.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang terkandung yaitu :

a. Variabel bebas (independent variable), yaitu: “Merupakan variabel yang

menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat”. (Sugiyono, 2001:

(30)

Dimana indikator-indikator tersebut sesuai dengan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 yang diterapkan di PPPPTK TK dan PLB Bandung.

b. Variabel terikat (Dependent variable), yaitu: “Merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.”

(Sugiyono, 2001: 21) yang dinyatakan dengan Y (Kepuasan Peserta Diklat). Agar lebih mempermudah dalam memahami variabel tersebut maka dari itu acuan operasional variabel penulis jabarkan pada tabel berikut:

Tabel 3.4

Operasional Variabel Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008

Variabel Indikator Tingkat Pengukuran Skala

No.

 Tingkat ketepatan implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap standar sistem lembaga

Ordinal 1

 Tingkat kesesuaian pelaksanaan program

 Tingkat ketercapaian implementasi terhadap perkembangan program

Ordinal 3

Tingkat ketercapaian persyaratan yang

 Tingkat keterkaitan tujuan maupun hasil/keluaran

program dengan

kebutuhan pelanggan

(31)

bahwa suatu

 Tingkat kesesuaian dalam pelaksanaan program dengan pengendalian mutu layanan

Ordinal 6

4.Efisiensi (efficiency)  Tingkat pemanfaatan masukan (sumberdaya) yang digunakan untuk mendukung proses pelaksanaan program lembaga

Ordinal 7

 Tingkat perencanaan proses operasi standar dan efisien

Ordinal 8

 Tingkat implementasi

sistem terhadap

pelaksanaan program

Ordinal 9

5.Keberlanjutan (sustainability)

 Tingkat kesesuaian tindak lanjut pelaksanaan program jangka panjang terhadap implementasi sistem manajemen mutu

Ordinal 10

 Tingkat ketercapaian tindak lanjut terhadap keluhan peserta diklat

Ordinal 11

6.Selektivitas (selectivity)

 Tingkat kesesuaian dalam memilih kemampuan personil pada proses implementasi program

Ordinal 12

 Tingkat kemampuan lembaga terhadap pengendalian mutu layanan

(32)

Tabel 3.5

Operasional Variabel Kepuasan Peserta Diklat 7.Produktivitas

(productivity)

 Tingkat keberhasilan proses implementasi yang dilakukan dalam memanfaatkan masukan

Ordinal 14

 Tingkat keberhasilan pemahaman

 Tingkat ketercapaian tujuan program yang telah ditetapkan yang diukur dari hasil/keluaran program

Ordinal 16

 Tingkat ketercapaian kompetensi peserta diklat terhadap program lembaga

Ordinal 17

Variabel Indikator Tingkat Pengukuran Skala

No.

Tingkat kepuasan layanan dari penyelenggara setiap saat diperlukan pada waktu kegiatan diklat dilaksanakan

Ordinal 18

Tingkat kepuasan pelayanan penyelenggara yang tidak membedakan peserta diklat satu dengan lainnya

Ordinal 19

2) Responssive

(daya tanggap) 

Tingkat kecepatan pelayanan penyelenggara terhadap masalah yang dihadapi peserta diklat

(33)

performance)

Tingkat kepuasan peserta terhadap kecepatan pelayanan penyelenggara

Ordinal 21

Tingkat ketepatan penyelenggara terhadap pemahaman masalah yang dihadapi peserta

Ordinal 22

3) Empathy

(kepedulian)

Tingkat kepedulian pihak penyelenggara terhadap masalah peserta diklat

Ordinal 23

Tingkat kepuasan terhadap sikap penyelenggara yang

Tingkat kepuasan terhadap pelayanan yang selalu dilaksanakan secara tuntas dan menyeluruh

Ordinal 25

Tingkat kepuasan terhadap pelaksanaan program yang jelas

Ordinal 26

5) Tangibles (bukti

langsung)

Tingkat kepuasan terhadap sarana dan prasarana yang tersedia

Ordinal 27

Tingkat kepuasan terhadap prosedur layanan

(34)

3.5 Sumber Data

Untuk kepentingan penelitian ini, sumber data yang dibutuhkan dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Menurut Sugiyono (2009:137) menjelaskan pengertian sumber data primer dan sumber data sekunder sebagai berikut :

“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data sedangkan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau

lewat dokumen”.

Sesuai dengan pengertian sumber data primer dan sekunder di atas, berikut sumber data primer dan sekunder yang dipakai dalam penelitian ini diantaranya adalah :

1. Data primer

Data primer merupakan data dan informasi yang diperoleh langsung dari lembaga yang menjadi objek penelitian yaitu PPPPTK TK dan PLB Bandung, dengan cara observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner kepada responden. 2. Data Sekunder

(35)

3.6 Populasi Penelitian

Dalam pengumpulan dan menganalisis suatu data, langkah yang paling penting adalah menentukan populasi terlebih dahulu. Pengertian populasi menurut

Sugiyono (2010:61) adalah sebagai berikut: “Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan”

Sejalan dengan pendapat di atas, menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin (2011:131) mendefinisikan bahwa:

“Populasi (population atau universe) adalah keseluruhan elemen, atau unit

penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri atau karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam

suatu penelitian (pengamatan)”.

Penelitian ini dilakukan di PPPPTK TK dan PLB Bandung dengan cara mengumpulkan data dari beberapa responden yang terdiri dari peserta kegiatan diklat yang diselenggarakan oleh PPPPTK TK dan PLB Bandung periode bulan Juli-Agustus tahun 2013.

(36)

merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 % - 15 % atau 20 % - 25 % atau lebih bergantung pada :

a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga, dan dana;

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, hal ini menyangkut banyak sedikitnya data;

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk penelitian yang risikonya lebih besar, maka sampelnya lebih besar, hasilnya akan lebih besar.

Berikut ini merupakan tabel populasi jumlah peserta diklat di PPPPTK TK dan PLB Bandung periode bulan Juli - Agustus tahun 2013, adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Populasi Peserta Jenis Diklat TK dan PLB PPPPTK TK dan PLB Bandung Periode Juli-Agustus 2013

Jenis Diklat Jumlah Peserta

Diklat Orientasi dan Mobilitas bagi Guru SLB

15

Diklat Dasar-dasar PAUD 15

Diklat Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru TK

15

Jumlah 45

Sumber : Kepala Seksi Evaluasi PPPPTK TK dan PLB Bandung

3.7 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

3.7.1 Teknik Pengumpulan Data

(37)

3.7.1.1 Wawancara

Teknik wawancara ini hanya digunakan untuk mendapatkan data pra penelitian, sebagai landasan dalam membuat latar belakang penelitian. Uep dan Sambas (2011:102) mengungkapkan:

”Teknik wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung secara bertatap muka (personal face to face interview)

dengan sumber data (responden)”.

Alat pengumpulan datanya yaitu daftar pertanyaan yang telah disusun untuk ditanyakan kepada responden.

3.7.1.2 Angket/Kuesioner

Teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan selanjutnya adalah kuesioner. Menurut Uep dan Sambas (2011:108):

”Kuesioner atau yang juga dikenal sebagai angket merupakan salah satu

teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya, dan

harus diisi oleh responden”.

Kuesioner dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu kuesioner yang berisi instrumen sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dan kepuasan

peserta diklat. Menurut Arikunto (2006:151) angket/kuesioner adalah “sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden”.

(38)

Kuesioner ini berbentuk pertanyaan yang bersifat tertutup, dimana setiap responden diminta memilih salah satu jawaban yang bersifat ordinal, dimana setiap alternatif jawaban mempunyai bobot masing-masing. Skala pembobotan atas jawaban kuesioner tersebut merupakan skala likert. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dengan skala sikap kategori Likert. Seperti

yang dikemukakan oleh Sugiyono (2007:132) bahwa: “Skala Likert digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang/sekelompok orang

tentang fenomena sosial”. Langkah-langkah penyusunan angket ini yakni sebagai

berikut :

a. Menyusun indikator-indikator dari setiap variabel penelitian yang akan ditanyakan pada responden berdasarkan pada teori

b. Menetapkan bentuk angket

c. Membuat kisi-kisi butir angket dalam bentuk matriks yang sesuai dengan indikator setiap variabel

d. Menyusun pertanyaan-pertanyaan dengan disertai alternatif jawaban yang akan dipilih oleh responden dengan berpedoman pada kisi-kisi butir angket yang telah dibuat.

e. Menetapkan skala penilaian angket dengan kriteria pemberian bobot untuk setiap alternatif jawaban, skala penilaian jawaban angket yang digunakan adalah skala lima kategori model Likert.

Tabel 1.7

Skala Penilaian Jawaban Angket

No Alternatif Jawaban Positif Bobot

1. Sangat Setuju 5

2. Setuju 4

3. Kurang Setuju 3

4. Tidak Setuju 2

(39)

Maka dari itu peneliti akan menggunakan instrumen ini dalam proses penelitiannya untuk mendapatkan informasi yang diinginkan dari responden.

3.7.2 Pengujian Instrumen Penelitian

Sebelum dilakukan pengumpulan data, angket terlebih dahulu diuji kelayakannya sebagai alat pengumpul data yang sah. Kelayakan instrumen tersebut akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias. Pengujian kelayakan instrumen ini dilakukan melalui analisis validitas dan reliabilitas. Instrumen pengumpul data dikatakan layak jika telah memenuhi syarat valid dan reliabel.

Pengujian instrumen penelitian dilakukan dengan melakukan uji coba angket terhadap 20 orang responden. Data angket yang terkumpul, kemudian secara statistik dihitung validitas dan reliabilitasnya. Sesuai dengan variabel yang akan diteliti, angket yang diujicobakan dalam penelitian ini terdiri dari angket untuk mengukur variabel Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dan angket untuk mengukur variabel Kepuasan Peserta Diklat . Penyebaran jumlah item angket pada masing-masing

Table 2.8

Jumlah Angket untuk Uji Coba

No. Variabel Jumlah Item Angket

1 Sistem Manajemen Mutu ISO

9001:2008(X) 17

2 Kepuasan Peserta Diklat (Y) 11

Total 28

(40)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah item angket yang akan diujicobakan sebanyak 28 item.

3.7.2.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2008:172), instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar (kontrak) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel.

Suatu instrumen pengukuran, dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Dengan demikian, syarat instrumen dikatakan memiliki validitas, apabila sudah dibuktikan melalui pengalaman, yaitu melalui sebuah uji coba atau tes. Uji validitas instrumen menggunakan analisa item, yakni dengan mengkorelasikan skor tiap item dengan skor total. Rumus koefisien korelasi Pearson Product Moment adalah:

rxy=

  

X = Jumlah skor tiap item dari seluruh responden uji coba

(41)

Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji validitas instrumen angket tersebut adalah sebagai berikut:

1) Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2) Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3) Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul, termasuk memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4) Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh untuk memudahkan perhitungan dan pengolahan data selanjutnya. 5) Menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel

pembantu.

6) Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh.

7) Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n–2. Dan tingkat signifikansi 95% atau α = 0,05.

8) Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya jika nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r, maka item instrumen dinyatakan valid.

r hitung > r tabel, maka instrumen dinyatakan valid.

r hitung  r tabel, maka instrumen dinyatakan tidak valid.

Jika instrumen itu valid, maka item tersebut dapat dipergunakan pada kuesioner penelitian. Perhitungan uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007. Setelah r hitung, kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel dengan taraf nyata () = 0,05 pada tingkat kepercayaan 95% dengan db= n-2. Jika t hitung > t tabel maka item tersebut dinyatakan signifikan (valid) dan sebaliknya jika thitung < t tabel maka item tersebut dinyatakan tidak signifikan (tidak valid).

(42)

Tabel 3.9

Hasil Uji Validitas Variabel

Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 (X)

No. Item rHitung rTabel Keterangan

1 0.566 0.444 Valid

2 0.654 0.444 Valid

3 0.566 0.444 Valid

4 0.714 0.444 Valid

5 0.596 0.444 Valid

6 0.614 0.444 Valid

7 0.534 0.444 Valid

8 0.714 0.444 Valid

9 0.614 0.444 Valid

10 0.583 0.444 Valid

11 0.605 0.444 Valid

12 0.654 0.444 Valid

13 0.639 0.444 Valid

14 0.621 0.444 Valid

15 0.614 0.444 Valid

16 0.654 0.444 Valid

17 0.621 0.444 Valid

Sumber: Hasil Uji Coba Angket

(43)

Tabel 3.10

Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Peserta Diklat (Y)

No. Item rHitung rTabel Keterangan

1 0.516 0.444 Valid

2 0.587 0.444 Valid

3 0.566 0.444 Valid

4 0.539 0.444 Valid

5 0.701 0.444 Valid

6 0.667 0.444 Valid

7 0.689 0.444 Valid

8 0.546 0.444 Valid

9 0.512 0.444 Valid

10 0.528 0.444 Valid

11 0.643 0.444 Valid

Sumber: Hasil Uji Coba Angket

Berdasarkan hasil uji validitas terhadap 11 item pertanyaan angket variabel Kepuasan Peserta Diklat menunjukkan 11 item valid, dengan demikian item yang digunakan untuk mengumpulkan data Kepuasan Peserta Diklat berjumlah 11 item.

3.7.2.2 Uji Reliabilitas

(44)

toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran.

Uji reabilitas diperlukan untuk mengetahui ketetapan atau tingkat presisi suatu ukuran atau alat ukur. Suatu alat ukur mempunyai tingkat reabilitas yang tinggi bila alat ukur tersebut dapat diandalkan dalam arti pengukurannya, karena penggunaan alat ukur tersebut berkali-kali akan memberikan hasil yang serupa.

Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empirik ditunjukan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Secara teoritis, besarnya koefisien reliabilitas berkisar antara 0,00 sampai dengan  1,00 dan interpretasinya selalu mengacu pada koefisien yang positif. Dalam konteks ini, koefisien reliabilitas yang mendekati nilai satu, menunjukan tingginya tingkat kepercayaan, kehandalan atau tingkat konsistensi dari instrumen penelitian dalam mengukur apa yang hendak diukur.

Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrument dalam

penelitian adalah Koefisien Alfa (α) dari Cronbach (1951), yaitu (Somantri dan

Ali Muhidin, 2006:48) :

(45)

r11 = reliabilitas instrumen atau koefisien korelasi atau korelasi alpha

Menurut (Uep Tatang dan Sambas Ali 124:129) langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total.

 

(46)

Tabel 3.11

Contoh Format Tabel Perhitungan Varians Item dan Varians Total

No. Responden X X

2

1) Menghitung nilai koefisien Alfa.

r = reabilitas instrument/koefisien Alfa

k = banyaknya bulir soal

2) Membuat nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n – 2. 3) Membuat kesimpulan dengan membandingkan nilai hitung r dan nilai

tabel r, dengan tingkat signifikasi 0,05.

Jika r hitung > r tabel, maka item pertanyaan dikatakan reliabel.

Jika r hitung  r tabel, maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.

Setelah diperoleh nilai r11, kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel

dengan N = 20 dengan taraf nyata (α) = 0,05 pada tingkat kepercayaan 95 %. Jika

rhitung > rtabel maka item tersebut dinyatakan reliabel dan sebaliknya jika rhitung <

(47)

Berdasarkan rumus di atas serta bantuan Microsoft Excel diperoleh hasil uji reliabilitas angket terlampir. Rekapitulasi hasil uji reliabilitas tampak pada tabel berikut:

Tabel 3.12

Hasil Uji Reliabilitias Variabel X dan Variabel Y

No. Variabel Hasil Ket.

rhitung rtabel

1. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008(X) 0.9187 0,444 Reliabel 2. Kepuasan Peserta Diklat (Y) 0.7982 0,444 Reliabel

Sumber: Uji Coba Angket

Hasil uji reliabilitas variabel Xdan variabel Y menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut dinyatakan reliabel karena rhitung> r tabel.Setelah memperhatikan

kedua pengujian instrumen di atas, penulis menyimpulkan bahwa instrumen dinyatakan valid dan reliabel.Itu berarti penelitian ini dapat dilanjutkan, artinya tidak ada hal yang menjadi kendala terjadinya kegagalan penelitian dikarenakan oleh instrumen yang sudah teruji kevalidan dan kereliabilitasannya.

3.8 Teknik Analisis Data

(48)

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada tujuan penelitian yang sudah dirumuskan, yaitu (1) untuk melihat bagaimanakah gambaran variabel-variabel yang diteliti; dan (2) untuk melihat ada tidaknya pengaruh antar variabel. Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial.

Teknik analisis deskriptif digunakan untuk manganalisis gambaran variabel, sementara teknik analisis inferensial digunakan sebagai alat untuk menarik kesimpulan ada tidaknya hubungan antar variabel yang diteliti. Secara khusus, analisis data deskriptif yang digunakan adalah dengan menghitung ukuran pemusatan dan penyebaran data yang telah diperoleh, dan kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Selanjutnya analisis data inferensial yang digunakan adalah analisis regresi. Analisis regresi ini digunakan karena tujuan penelitian hendak mengkaji ada tidaknya pengaruh antar variabel dan jenis data yang diperoleh berbentuk data ordinal. Langkah kerja analisis data desriptif meliputi:

1. Melakukan editing data, yaitu memeriksa kelengkapan jawaban responden, meneliti konsistensi jawaban, dan menyeleksi keutuhan kuesioner sehingga data siap diproses.

2. Melakukan input data (tabulasi), berdasarkan data yang diperoleh responden.

3. Menghitung frekuensi data yang diperoleh.

4. Menyajikan data yang sudah diperoleh, baik dalam bentuk tabel ataupun grafik.

(49)

Sementara langkah yang penulis gunakan dalam analisis regresi (Ating Somantri dan Sambas Ali M, 2006 : 243), yaitu :

1) Mengadakan estimasi terhadap parameter berdasarkan data empiris. 2) Menguji berapa besar variasi variabel dependen dapat diterangkan oleh

variabel independen.

3) Mengguji apakah estimasi parameter tersebut signifikan atau tidak. 4) Melihat apakah tanda dan magnitude dari estimasi parameter cocok

dengan teori.

Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian, digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada rata-rata skor kategori angket yang diperoleh dari responden. Untuk mengetahui jarak rentang pada interval pertama sampai dengan interval kelima digunakan rumus sebagai berikut :

Rentang = skor maksimal – skor minimal = 5 – 1 = 4

Lebar interval pertama memiliki batas bawah 1,00; interval kedua memiliki batas bawah 1,8; interval ketiga memiliki batas bawah 2,6; interval keempat memiliki batas bawah 3,4; dan interval kelima memiliki batas bawah 4,2. Selanjutnya disajikan kriteria penafsiran seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.13

Kriteria Penafsiran Analisis Deskripsi

Rentang Kategori Skor

Penafsiran

X Y

1.00 – 1.79 Sangat Tidak Efektif Sangat Tidak Puas

1.80 – 2.59 Tidak Efektif Tidak Puas

2.60 – 3.39 Cukup Efektif Cukup Puas

3.40 – 4.19 Efektif Puas

(50)

Penelitian ini menggunakan data dalam bentuk skala ordinal seperti yang dijelaskan dalam operasional variabel. Sedangkan pengujian hipotesis menggunakan teknik statistic parametric yang menuntut data dalam bentuk interval, dengan demikian data ordinal yang ada harus dirubah terlebih dahulu ke dalam bentuk data interval. Maka untuk menaikan tingkat pengukuran ordinal ke interval adalah metode succesive interval (MSI).

Langkah kerja yang dapat dilakukan untuk merubah jenis data ordinal ke data interval melalui method of successive intervals(MSI)adalah:

1. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel.

2. Klik “Analize” pada Menu Bar.

3. Klik “Successive Interval” pada Menu Analize, hingga muncul kotak

dialog “Method of Successive Interval”.

4. Klik “Drop Down” untuk mengisi Data Range pada kotak dialog Input, dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya.

5. Pada kotak dialog tersebut, kemudian check list ( ) Input Label in first

now.

6. Pada Option Min Value isikan/pilih 1 dan Max Value isikan/pilih 5.

7. Masih pada Option, tentukan Cell Output, hasilnya akan ditempatkan di sel

mana. Lalu klik “OK”.

3.9 Pengujian Persyaratan Analisis Data

3.9.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang akan digunakan. Penelitian harus membuktikan terlebih dahulu, apakah data yang akan dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan dalam uji normalitas ini yaitu Liliefors Test. Langkah kerjanya adalah:

1. Susunlah dari data yang terkecil sampai data terbesar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada data yang sama.

(51)

3. Susun frekuensi kumulatif.

4. Hitunglah proporsi empirik (observasi). Menggunakan formula Sn (Xi) = fki : n.

5. Hitung nilai Z untuk mengetahui theoretical proportion pada tabel Z.

Formulanya:

dimana: dan

6. Menghitung theoretical proportion.

7. Bandingkan empirical proportion dengan theoretical proportion, kemudian carilah selisih terbesar titik observasinya.

8. Membuat nilai mutlak, semua nilai harus bertanda positif.

9. Membuat kesimpulan, dengan kriteria apabila D hitung < D tabel dengan derajat kebebasan (dk) (0,05), maka dapat dinyatakan bahwa sampel penelitian mengikuti distribusi normal.

10.Memasukkan besaran seluruh langkah tersebut ke dalam tabel distribusi sebagai berikut:

Tabel 3.14

Contoh Format Tabel Distribusi Liliefors Test

X F FK Sn (Xi) Z F0 (Xi) Sn (Xi) - Fo (Xi) Sn (X1) - Fo (Xi)

3.9.2 Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas digunakan untuk mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen. Uji statistika yang digunakan adalah Uji Barlett. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas dengan uji Barlett adalah:

1. Menentukan hipotesis statistik

H0: , artinya semua kelompok dalam peubah memiliki

varians skor yang sama (homogen).

H1: Paling tidak ada satu kelompok dalam peubah yang variansinya berbeda

dari yang lainnya.

2. Menentukan kelompok-kelompok dan menghitung varians untuk tiap

(52)

3. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan dengan model tabel sebagai berikut:

Tabel 3.15

Contoh Format Tabel Pembantu Perhitungan Uji Barlett

Sampel db = n-1 Log db.Log db.

4. Menghitung varians gabungan dengan rumus: =

5. Menghitung log dari varians gabungan. 6. Menghitung nilai Barlett.

B = Nilai Barlett = (Log )( ) Keterangan:

db = n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok 7. Menghitung nilai .

= (ln 10) Keterangan:

= Varians tiap kelompok data

8. Menentukan nilai dan titik kritis pada α = 0,05 dan db = k - 1.

9. Membuat kesimpulan

Kriteria uji yang digunakan adalah apabila nilai < , maka H0

diterima atau variasi data dinyatakan homogen. 3.9.3 Uji Linieritas

(53)

1) Menyusun tabel kelompok data variabel x dan variabel y. 2) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg(a)) dengan rumus:

JK reg(a) =

3) Menghitung jumlah kuadrat regresi b І a (JK reg(a)) dengan rumus:

[∑ ∑ ∑ ]

4) Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus: JKres = Y2– JKreg (b/a) – JK reg (a)

5) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)) dengan rumus:

RJKreg(a) = JK reg (a)

6) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(a)) dengan rumus:

RJKreg(a) = JKreg (b/a)

7) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus:

RJKres = JKres

N – 2

8) Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:

∑ {∑ ∑ }

9) Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil

sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya. 10)Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus:

JKTC = JKres – JKE

11)Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus: RJKTC = JKTC

K – 2

12)Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus: RJKE = JKE

N – k

(54)

3.10 Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan (jawaban) sementara yang masih perlu diuji kebenarannya. Untuk menguji kebenaran suatu hipotesis perlu diadakan uji hipotesis. Uji hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup jelas antara variabel independen dan variabel dependen. Melalui pengujian hipotesis ini akan didapatkan suatu keputusan menerima atau menolak hipotesis.

Untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, maka alat yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Langkah pengujian hipotesis yang dapat dilakukan adalah :

1. Menentukan rumusan hipotesis H0 dan H1 .

: β = 0 : Tidak ada pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap

motivasi belajar siswa.

: β ≠ 0 : Terdapat pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap motivasi

belajar siswa.

2. Menentukan uji statistika yang sesuai. Uji statistika yang digunakan adalah uji F, yaitu:

Untuk menentukan nilai uji F dapat mengikuti langkah-langkah berikut: a. Menghitung jumlah kuadrat regresi ( ) dengan rumus :

b. Menghitung jumlah kuadrat regresi b a ( ), dengan rumus:

(55)

c. Menghitung jumlah kuadrat residu (JK res) dengan rumus:

d. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJK reg (a)) dengan rumus: RJK reg(a) = JK reg(a)

e. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJK reg (a)) dengan rumus: RJKreg(b/a) = JKreg(b/a)

f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK res) dengan rumus:

g. Menghitung F, dengan rumus :

3. Menentukan nilai kritis dengan derajat kebebasan untuk dbreg = 1 dan dbres = n-2

4. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai Ftabel = F(1-a) (dbreg(b/a)(dbres)

Dengan kriteria pengujian: jika nilai uji F>Ftabel, maka tolak H0 yang

menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara kompetensi pedagogik guru terhadap motivasi belajar siswa.

(56)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran secara umum tingkat efektivitas implementasi sistem manajemen mutu iso 9001:2008 di PPPPTK TK dan PLB Bandung dapat dikatakan sangat efektif, hal ini terlihat dari analisis deskriptif tentang implementasi sistem manajemen mutu iso 9001:2008 pada jawaban responden variabel X ada pada kriteria sangat efektif. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pada indikator efektivitas memperoleh skor tertinggi dan pada indikator kecukupan memperoleh skor terendah.

2. Tingkat kepuasan peserta diklat di PPPPTK TK dan PLB Bandung dapat dikatakan tinggi, hal ini terlihat dari analisis deskriptif tentang kepuasan peserta diklat pada jawaban responden variabel Y ada pada kriteria sangat puas. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pada indikator assurance memperoleh skor tertinggi dan pada indikator responssive memperoleh skor terendah.

(57)

yang diterima. Jadi, sistem manajemen mutu iso 9001:2008 berpengaruh terhadap kepuasan peserta diklat dapat diterima kebenarannya.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis dan melihat hasil penelitian tersebut, maka penulis mengajukan beberapa saran mengenai sistem manajemen mutu iso 9001:2008 dan kepuasan peserta diklat sebagai berikut:

1. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, untuk variabel sistem manajemen mutu iso 9001:2008 salah satu indikator yang masih rendah adalah pada indikator kecukupan. Untuk mengatasi hal tersebut, penulis menyarankan kepada pihak lembaga PPPPTK TK dan PLB Bandung dituntut untuk mampu melengkapi fasilitas/media yang lebih menunjang dalam kegiatan implementasi sistem, sehingga program-program di PPPPTK TK dan PLB Bandung dapat diselenggarakan dengan lebih baik.

2. Salah satu indikator pada variabel kepuasan peserta diklat yaitu indikator

responssive masih dalam tingkat rendah. Oleh karena itu, berkenaan dengan

tingkat kepuasan peserta terhadap kecepatan pelayanan penyelenggara pada kegiatan diklat harus lebih diperhatikan. Upaya yang dapat dilakukan diantaranya adalah pihak penyelenggara harus lebih respon dan cekatan terhadap pemahaman masalah yang dihadapi peserta. Selain itu, panitia penyelenggara harus lebih meningkatkan keterbukaan menerima masukan dari peserta diklat.

(58)
(59)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin. (2006). Aplikasi Statisitik Dalam

Penelitian. Desember : CV Pustaka Setia.

[BSN] Badan Standardisasi Nasional. (2001), Sistem Manajemen Mutu

Persyaratan, Jakarta : BSN; (SNI 19-9001-2001).

Chrishandy, Ivan A. (2011). Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasan

Pelanggan. Skripsi pada FPEB UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Dekker, A. Steven. (2001). Measure Service Quality: Reexamination and

Extension. E-Journal of Marketing. Vol. 56. July, 55-68. (Diterjemahkan

oleh Sutanto).

Effendi M. Guntur. (2009). Transformasi Manajemen Pemasaran + Membangun

Citra Negara. Jakarta : Sagung Seto.

Gasperz, Vincent. (2001). Sistem Manajemen Kualitas (Quality Management

System). Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

______. (2009). ISO 9001:2000, and Continual Quality Improvement. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Hasibuan, H. Malayu, (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Indradinata, Iskandar. (2007). Terampil dan Sukses Melakukan Audit Mutu

Internal. Bandung : Alfabeta.

Juran, M., J. (1995). Merancang Mutu. Buku 5. Jakarta: PT. Pustaka Binawan Presindo.

Kotler, Philip & Gary Amstrong (2001). Principles of Marketing, Ninth Edition, New Jersey: Prentice Hall.

Kotler, Philip et al. (2000). Buku 1, Manajemen Pemasaran Pemasaran

(60)

Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani. (2001). Edisi Pertama. Manajemen

Pemasaran Jasa: Teori dan Praktik. Jakarta: Salemba Empat.

Lupiyoadi, Rambat. (2001). Manajemen Pemasaran Jasa “Teori dan Praktik”

(Service Management). Jakarta : Salemba Empat.

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Siagian, Sondang. MPA. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Somantri dan Muhidin. (2006). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Bandung:Pustaka Setia.

Suardi, Rudi. (2006). Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Penerapannya

untuk Mencapai TQM. Jakarta: Teruna Grafika.

______. (2006). Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Jakarta. PPM. Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabeta.

______. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung; CV. Alfabeta.

______. (2009). Metode Penelitian Bisnis,Alfabeta:Bandung.

Tatang Uep Sontani dan Sambas Ali Muhidin, (2011), Desain Penelitian

Kuantitatif, Panduan Praktis bagi Dosen dan Mahasiswa. Bandung:

Karya Adhika Utama.

Tim Administrasi Perkantoran. (2004). Modul Memberikan Pelayanan Kepada

Pelanggan. Bogor. Yudhistira.

Tjiptono Fandy. (1996). Manajemen Jasa. Yogyakarta : Andi Offset. ______. (1997). Total Quality Service. Yogyakarta : Andi Offset.

Gambar

Tabel
Tabel
Gambar
Tabel 1.1  Rekapitulasi Tingkat Kepuasan Peserta Diklat Setelah Sertifikasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mulai Selesai 49 Kab... Mulai Selesai 56

Overall, the results indicate that, in the perceptions of employees, jobs high in task variety, identity, and supervisory support, are associated with perceptions of a

When both the upstream and downstream markets are monopolized, the presence of the vertical externality causes the final price to be higher and the aggregate profits to be lower than

a) Untuk pekerjaan dengan volume besar, peralatan penakarnya dibuat dengan ukuran volume minimal untuk 1zak semen, terbuat dari kayu (papan) atau bahan lain yang sesuai dan

Implementasi standar akuntansi berbasis akrual selain untuk pelaporan keuangan pemerintah lebih akuntabel dan transparan, tujuan lebih lanjut dari implementasi

Hasil ini sesuai dengan penelitian Manopo (2013) mengenai Faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal perbankan yang go publick di BEI tahun 2008-2010

Orang baik pasti ber-Tuhan, bukan sekedar Tuhan yang dikhotbahkan, tetapi Tuhan yang menjadi sumber kebenaran, kebaikan, dan keindahan.. Kalau ada cinta maka pasti ada Sang Sumber

Pada perlakuan prebiotik 0% mengalami penurunan kualitas air diduga pakan mengandungan protein berlebihan kelebihan asam amino tidak tercerna mengakibatkan kandungan