Siti Aminah, 2013
Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi
(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi
Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian sidang Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh
Siti Aminah
0902561
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Tournament) dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi
(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi Tahun Ajaran
2012/2013)
oleh
Siti Aminah
0902561
Disetujui dan disahkan oleh
Pembimbing I
Drs. H. Khaerudin Kurniawan, M.Pd.
NIP 196601081990021001
Pembimbing II
Dra.Lilis Siti Sulistyaningsih, M.Pd.
NIP 196012161986032001
Diketahui oleh
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Dadang Anshori, M.Si.
Siti Aminah, 2013
Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi
EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KOOPERATIF MODEL TGT
(Team-Game-Tournament) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI
(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi
Tahun Ajaran 2012/2013)
Oleh
Siti Aminah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Siti Aminah 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Siti Aminah, 2013
Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi
ABSTRAK
EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KOOPERATIF MODEL TGT
(TEAM – GAME – TOURNAMENT) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS
ARGUMENTASI
(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013)
Siti Aminah 0902561
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas XI di SMKN 1 Cimahi. Sebagai upaya untuk memotivasi siswa, penulis menerapkan metode TGT untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menulis argumentasi. Permasalahan dalam penelitian ini, yaitu: 1) Bagaimana kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi sebelum diberikan model TGT? 2) Bagaimana kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi sesudah diberikan model TGT? 3) Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran argumentasi sebelum dan sesudah diberikan model TGT?
Adapun hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan menggunakan metode kooperatif model TGT dalam pembelajaran menulis argumentasi pada siswa kelas XI SMKN 1 Cimahi.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu dengan rancangan tes awal –tes akhir kelompok kontrol dengan random sampling. Populasi dalam penelitian ini yaitu kelas XI SMKN 1 Cimahi dengan sampel XI Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) B sebagai kelas eksperimen dan XI Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) A sebagai kelas pembanding/kontrol. Sampel dari masing – masing kelas sebanyak 34 siswa. Kelompok siswa tersebut melaksanakan prates, tiga kali perlakuan, dan pascates dengan hasil tulisan argumentasi.
ABSTRACT
Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model TGT (Team – Game – Tournament) dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi
(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013)
The study was triggered by the lack of the ability to write in a student of smkn 1 cimahi. In order to motivate students, a practicing tgt to improve the quality of learning to write. Problems within this research, 1 ) is: how do the students in writing learning written arguments before the model tgt? 2 ) the students in writing learning how to write after the argument tgt model? 3 ) is a significant difference between the students learning to write in arguments before and after the model tgt?
The hypothesis that is used in this research is that there is a significant difference between before and after given treatment by using centrifugal cooperative model tgt in learning to write the argument for a student of smkn 1 cimahi.
Design research used in this research is specious experiment with draft a pre-test tests end the control group with random sampling.Population in research is class xi smkn 1 cimahi with sample xi engineering software rpl ( b ) as a class experimentation and xi engineering software ( as a comparison ) rpl class / control.Samples from each each class a total of 34 students.The students were executing prates, three times, treatment and glyphs pascates with the argument.
Siti Aminah, 2013
Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi
DAFTAR ISI
ABSTRAK...i
KATA PENGANTAR………....ii
UCAPAN TERIMA KASIH………..…iii
DAFTAR ISI………....…v
DAFTAR TABEL………..…viii
DAFTAR LAMPIRAN………..…ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………1
B. Identifikasi Masalah……….…..6
C. Batasan Masalah……….…6
D. Rumusan Masalah………...…7
E. Tujuan Penelitian………....7
F. Manfaat Penelitian……….…..…7
BAB II MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DAN METODE KOOPERATIF MODEL TGT A. Ihwal Menulis……….8
1. Hakikat Menulis………...8
2. Manfaat Menulis……….………….….9
3. Tujuan Menulis……….………...10
4. Kreativitas Menulis……….……….12
B. Ihwal Karangan……….……13
1. Hakikat Karangan………13
C. Ihwal Argumentasi……….…15
2. Prinsip – prinsip Argumentasi………....…15
3. Sasaran – sasaran Argumentasi……….…..…...16
D. Ihwal Karangan Argumentasi………...17
1. Pengertian Karangan Argumentasi………...17
2. Ciri – ciri Karangan Argumentasi……….……..19
3. Tujuan Karangan Argumentasi………...…20
4. Ihwal Metode Kooperatif………...20
a. Hakikat Metode Pembelajaran Kooperatif………...20
b. Tujuan Metode Kooperatif……….………....21
c. Ciri – ciri Pembelajaran Kooperatif………...22
5. Pengertian Model TGT (Team – Game – Tournament)………..22
1. Kelebihan dan kelemahan Model TGT………...26
6. Hipotesis………....27
BAB III METODE PENELITIAN A. Sumber Data, Populasi/sampel penelitian………....28
B. Desain Penelitian………..29
C. Definisi Operasional……….30
D. Instrumen Penelitian……….30
1. Instrumen Tes……….30
2. Instrumen Perlakuan………..….34
E. TeknikPenelitian………..55
1. Teknik Pengumpulan Data………..55
2. Teknik Pengolahan Data……….58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Proses Penelitian……….63
B. Deskripsi Data Penelitian………63
Siti Aminah, 2013
Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi
b. Analisis Karangan Argumentasi Pascates Kelas
Eksperimen………71
c. Analisis Karangan Argumentasi Pretes Kelas Kontrol………..78
d. Analisis Karangan Argumentasi Pascates Kelas Kontrol……….……..84
C. Deskripsi Pengolahan Data……….………...91
1. Analisis Nilai Prates dan Pascates Kelas Eksperimen……….……...…...91
2. Analisis Nilai Prates dan Pascates Kelas Kontrol………..…………....93
3. Analisis Statistika Data Prates dan Pascates Menulis Argumentasi Kelas Eksperimen……….……….94
a. Uji Reliabilitas Prates Menulis Argumentasi……….…………94
b. Uji Normalitas Data Prates Kelas Eksperimen………....97
c. Uji Reliabilitas Pascates Menulis Argumentasi………..………..100
d. Uji Normalitas Data Pascates Kelas Eksperimen………..……...104
4. Analisis Statistik Data Prates dan Pascates Kelas Kontrol….…107 a. Uji Reliabilitas Prates Menulis Argumentasi……….…107
b. Uji Normalitas Data Prates Kelas Kontrol……….,,,.111
c. Uji Reliabilitas Pascates Menulis Argumentasi………..114
d. Uji Normalitas Pascates Menulis Argumentasi Kelas Kontrol………117
D. Uji Homogenitas Varian………..…...120
E. Uji Hipotesis………..122
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan………..…128
B. Saran………..…..129
DAFTAR PUSTAKA ………..130
LAMPIRAN………..132
Siti Aminah, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum untuk
meningkatkan kreativitas belajar siswa dan inovasi pengajaran khususnya dalam
pembelajaran bahasa dan sastra indonesia. Keterampilan berbahasa meliputi empat
aspek keterampilan, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat
aspek keterampilan tersebut tidak hanya kebahasaan saja tetapi juga mencakup
kesusastraan. Menurut Tarigan (2008 : 1) keterampilan hanya dapat diperoleh dan
dikuasi dengan banyak praktik dan banyak pelatihan. Melatih keterampilan
berbahasa berarti melatih pula keterampilan berpikir. Salah satu aspek keterampilan
berbahasa yang dirasa masih rendah dan membutuhkan pemikiran yang luas, yaitu
aspek keterampilan menulis. Menurut Alwasilah (1994 : 79-80) keterampilan
menulislah yang sampai saat ini perkembangannya masih rendah. Penyebabnya bisa
saja terkait dengan minat menulis yang sangat rendah. Sutarman (2009 : 17)
berpendapat bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh sejumlah faktor, dua
diantaranya, (1) tingkat kompleksitas keterampilan itu sendiri dan (2) proses
pembelajaran menulis di setiap jenjang pendidikan yang belum optimal.
Menurut Semi (2007 : 3) keterampilan menulis sebenarnya tidak sulit, yaitu mau
bekerja keras, disiplin yang tinggi, rajin membaca, dan rajin berlatih menulis, dengan
begitu siswa akan terbiasa dalam aspek keterampilan menulis. Namun hal itulah yang
menjadi kendala dalam pembelajaran menulis di sekolah. Siswa kurang minat dan
tertarik dalam pembelajaran menulis karena baginya menulis membutuhkan tenaga
dan pemikiran yang kuat.
Hal ini sesuai dengan pengertian menulis, bahwa menulis merupakan proses
kreatif, artinya menulis merupakan sebuah keterampilan yang dilakukan melalui
tahapan yang harus dikerjakan dengan mengarahkan keterampilan, seni, dan kiat
sehingga semuanya berjalan dengan efektif (Semi, 2007 : 40). Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2008 : 1497) kata menulis diartikan sebagai (1) membuat huruf
(angka dsb) dengan pena (pensil, kapur, dsb) (3) melahirkan pikiran atau perasaan
Siti Aminah, 2013
Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi
Salah satu aspek keterampilan menulis yang masih sulit, yaitu pembelajaran
menulis argumentasi. Pembelajaran menulis argumentasi saat ini dianggap masih
sulit karena pengetahuan siswa dan wawasan siswa yang masih kurang dan tidak
adanya rasa percaya diri sehingga siswa tidak tahu harus menulis apa dan bagaimana
dalam menulis argumentasi. Pembelajaran menulis argumentasi juga merupakan
salah satu pembelajaran yang wajib dipelajari siswa karena dengan menulis
argumentasi, siswa dilatih berpikir kritis, berani menuangkan ide, dan gagasannya ke
dalam sebuah tulisan. Menurut Keraf ( 1982 : 3) argumentasi adalah bentuk retorika
yang berusaha untuk memengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu
percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau
pembicara. Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta- fakta
sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu
hal tertentu itu benar atau tidak. Dalam KBBI (2008 : 85) kata argumentasi diartikan
sebagai alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian atau
gagasan.
Dalam proses pembelajaran menulis argumentasi di sekolah, guru biasanya
hanya menggunakan media wacana dan siswa diminta untuk menuliskan
argumentasinya sesuai dengan wacana yang dibaca oleh siswa itu sendiri. Hal
tersebutlah yang membuat siswa tidak tertarik dan menganggap pembelajaran
menulis khususnya menulis argumentasi menjadi membosankan. Apalagi siswa
bingung akan menulis apa dan bagaimana, karena pengetahuan mereka terbatas,
tidak percaya diri dalam menuangkan ide atau gagasannya ke dalam bentuk tulisan,
sehingga banyak siswa yang menulis argumentasi dengan tidak menggunakan bahasa
yang baik dan benar atau tidak memerhatikan kaidah penulisan bahasa indonesia
yang benar.
Faktor – faktor kesulitan siswa dalam menulis argumentasi juga ditemukan
dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Rahmawati (2012) dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis argumentasi Menggunakan Model Observasi Tulis (POT) (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas X Administrasi
Perkantoran di SMK Nasional Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)”. Penelitian
argumentasi dengan baik dikarenakan kurangnya percaya diri serta kurangnya
pengetahuan siswa. Metode dan media yang digunakan oleh guru menjadi salah satu
faktor siswa SMK tersebut mengalami kesulitan dalam menuangkan ide dan
gagasannya ke dalam karangan argumentasi.
Penulis juga melakukan studi pustaka yang lainnya dan menemukan penelitian
yang dilakukan oleh Kholifah (2009) dengan judul “ Peningkatan Pembelajaran
Menulis Argumentasi Siswa dengan Metode Topi Pemikiran (Six Thinking Hats) De
Bono (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas X SMAN 3 Bandung Tahun
Ajaran 2008/2009).” Masalah yang terdapat dalam pembelajaran menulis argumentasi di sekolah tersebut karena siswa kurang kreatif dan sedikit
pengetahuannya untuk menulis argumentasi, sehingga mereka kurang termotivasi
dalam pembelajaran menulis argumentasi.
Agar dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam pembelajaran menulis
argumentasi, seorang guru harus dapat menggunakan metode, model, teknik, dan
media yang berinovasi, kreatif, serta bervariasi, sehingga dapat mewujudkan
rangsangan kecerdasan pengalaman, mendukung siswa serta menambah minat siswa
dalam keterampilan berbahasa khususnya keterampilan menulis argumentasi.
Salah satu metode yang dapat diujicobakan dalam menulis argumentasi adalah
metode kooperatif model TGT( Team – Game – Tournament). Menurut Lie (2008),
model pembelajaran gotong royong atau lebih dikenal dengan sebutan model
pembelajaran kooperatif, yaitu suatu model pembelajaran yang memberi kesempatan
kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas- tugas
terstruktur. Pengelompokan heterogenitas merupakan ciri yang menonjol dalam
model pembelajaran gotong royong.Kelompok heterogenitas biasa dibentuk dengan
memerhatikan keanekaragaman gender, latar belakang sosial, ekonomi, dan
kemampuan akademis.
Metode kooperatif dimulai sejak penelitian psikologis sosial terhadap koperasi,
kerja sama, pada sekitar tahun 1920, tetapi penelitian tentang aplikasi khusus dari
pembelajaran kooperatif dalam kelas belum dimulai sampai sekitar tahun 1970-an.
Pada waktu itu empat peneliti independenempat kelompok peneliti independen
Siti Aminah, 2013
Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi
mulai mengembangkan dan meneliti metode-metode pembelajaran kooperatif di
dalam kelas yang dikenal dengan Pembelajaran Tim Siswa (PTS). Pada mulanya
metode kooperatif disebut Metode Student Team Learning (Pembelajaran Tim
Siswa [PTS]) adalah teknik pembelajaran kooperatif yang dikembangkan dan
diteliti oleh Jhon Hopkins University. Lebih dari separuh dari semua kajian
praktis tentang metode pembelajaran kooperatif menggunakan metode ini.
Semua metode pembelajaran kooperatif menyumbangkan ide bahwa siswa
yang bekerja sama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap teman satu
timnya mampu membuat diri mereka sama baiknya. Sebagai tambahan terhadap
gagasan tentang kerja kooperatif, metode PTS menekankan penggunaan tujuan –
tujuan tim dan sukses tim, yang hanya akan dicapai apabila semua anggota tim
bisa belajar mengenai tugas- tugas yang diberikan pada siswa bukan melakukan
sesuatu sebagai sebuah tim, tetapi belajar sesuatu sebagai sebuah tim.
Tiga konsep penting bagi semua metode PTS adalah penghargaan, tanggung
jawab individual, dan kesempatan sukses yang sama. Lima prinsip PTS telah
dikembangkan dan diteliti secara ekstensif. Salah satu metode pembelajaran
kooperatif yang dapat diadaptasikan pada sebagaian besar mata pelajaran dan
tingkat kelas, yaitu metode kooperatif model TGT (Team – Game – Tournament).
TGT pada mulanya dikembangkan oleh David DeVries dan Keith Edwars, ini
merupakan metode pertama pembelajaran pertama dari Jhons Hopskin.
Model TGT hampir sama dengan model STAD (Student Team – Achievement
Division, hanya saja yang membedakannya adalah STAD menggunakan kuis
sedangkan TGT menggunakan turnamen mingguan. Siswa memainkan permainan
akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya.
Siswa memainkan game ini bersama tiga orang pada meja turnamen. Ketiga
peserta dalam satu meja turnamen ini adalah para siswa yang memiliki rekor nilai
terakhir yang sama. Sebuah prosedur menggeser kedudukan membuat permainan
ini cukup adil. Peraih rekor tertinggi dalam meja turnamen akan mendapatkan 60
poin bagi timnya, tanpa menghiraukan dari meja mana ia mendapatkannya, ini
berarti bahwa mereka yang berprestasi rendah akan bermain dengan yang
berprestasi tinggi pula sehingga keduanya memiliki hak yang sama untuk sukses.
Model TGT menambahkan dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan
permainan. Teman satu tim akan saling membantu dalam mempersiapkan diri
untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan masalah-
masalah satu sama lainnya, tetapi sewaktu siswa sedang bermain dalam game,
temannya tidak boleh membantu, hal tersebut untuk memastikan telah terjadi
tanggung jawab individual. Sebagaian guru lebih memilih TGT karena faktor
menyenangkan dan kegiatannya (Slavin, 2005 : 13).
Kajian yang telah dilakukan oleh Slavin (1977b) dan Janke (1978) konsisten
dalam mengindikasikan bahwa TGT dapat memperbaiki perilaku para remaja dari
gangguan emosi di dalam kelas. DeVeries, Luccase, dan Shackman (1980)
menemukan bahwa TGT memang meningkatkan rasa harga diri sosial pada siswa.
Kemudian DeVeries, Edward, dan Wells (1974) menemukan pengaruh yang
positif pada model TGT yaitu meningkatkan perasaan para siswa bahwa hasil
yang mereka hasilkan tergantung pada kinerja bukan pada keberuntungan. Hulten
dan DeVries (1976) dan DeVries, Edward, serta Wells (1974) menemukan bahwa
siswa- siswa TGT merasa bahwa sesuatu yang penting adalah melakukan hal yang
terbaik di dalam kelas. ( Slavin, 2005 : 129).
Model ini juga telah diujicobakan pada penelitian sebelumnya oleh Fauzi (2010) dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Team-Game-Tournament untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada Siswa
Kelas X SMA Negeri 1 Batujaya (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa
Kelas X SMA Negeri 1 Batujaya Tahun Pelajaran 2009/2010)”. Penelitian
tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan kemampuan siswa dalam
berbicara dengan menggunakan Model TGT, siswa menjadi lebih percaya diri
dalam mengungkapkan gagasannya dan siswa dapat bertukar pikiran dengan siswa
yang lainnya, sehingga menumbuhkan kerjasama dan rasa tanggung jawab.
Selain penelitian di atas, metode kooperatif model TGT juga pernah
diujicobakan pada penelitian yang dilakukan oleh Sari Rahma yang berjudul “Penerapan Model Teams Games Tournament dalam pembelajaran menyimak
Siti Aminah, 2013
Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi
Bandung Tahun Pelajaran 2008/2009)”. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa metode kooperatif model TGT mampumeningkatkan
kemampuan siswa dalam menyimak berita dengan nilai rata-rata 74,4 atau
52,86%.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis memilih judul “Efektivitas
Penerapan Metode Kooperatif Model TGT (Team-Game-Tournament) dalam
Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas
XI SMKN 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang uraian di atas, penulis mengidentifikasi masalah
sebagai berikut.
1. Siswa masih kurang percaya diri dan kurang produktif dalam menulis
argumentasi.
2. Metode yang digunakan oleh guru kurang bervariasi atau kurang berinovasi yang
dapat membatasi pengetahuan siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi.
3. Pengetahuan siswa yang terbatas sehingga siswa mengalami kesulitan dalam
mengemukakan ide-idenya ketika menulis argumentasi.
4. Kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi.
5. Siswa kurang menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam pembelajaran
menulis argumentasi.
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah sebagai berikut.
1. Kompetensi yang menjadi pusat perhatian adalah kemampuan siswa dalam
menulis argumentasi.
2. Metode yang dipilih penulis dalam penelitian ini adalah metode kooperatif model
TGT.
3. Siswa yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI
D. Rumusan Masalah
Setelah diidentifikasi, maka penulis merumuskan beberapa masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi
di kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberikan model TGT?
2. Bagaimana kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi
di kelas eksperimen dan di kelas kontrol sesudah diberikan model TGT?
3. Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis siswa dalam
pembelajaran argumentasi baik di kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum
dan sesudah diberikan model TGT?
E. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menetapkan tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai
berikut.
1. Mendeskripsikan kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran menulis
argumentasi di kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberikan model TGT.
2. Mendeskripsikan kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran menulis
argumentasi di kelas eksperimen dan kelas kontrol sesudah diberikan model
TGT.
3. Mendeskripsikan perbedaan yang signifikan kemampuan menulis siswa dalam
pembelajaran menulis argumetasi di kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum
dan sesudah diberikan model TGT.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini merupakan kajian ilmiah yang bermanfaat untuk menambah
pengalaman dan pemahaman penulis dalam pembelajaran menulis argumentasi
dengan menggunakan Model TGT pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi. Selain
itu, bagi guru bahasa Indonesia, penelitian ini dapat dijadikan bahasan refensi
untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar dalam pembelajaran menulis
karangan, dan siswa mendapatkan wawasan serta pengalaman baru dalam
Siti Aminah, 2013
Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Sumber data, Populasi/Sampel Penelitian
Menurut Arikunto (2010 :172) sumber data dalam penelitian adalah tempat
subjek data dapat diperoleh. Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas XI SMKN
1 Cimahi.Menurut Sugiyono ( 2010 : 297 ) populasi diartikan sebagai wilayah
generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh kelas XI SMKN 1 Cimahi XI Kontrol Mekanik A dan
B, XI Kontrol Proses A dan B, XI Teknik Komputer Jaringan A dan B, XI Rekayasa
Perangkat Lunak A dan B, XI Elektronik Industri A dan B, XI Teknik Pendingin A
dan B, Teknik Otomasi Industri Adan B, XI Teknik Penyiaran, pertelevisian, A dan
B,
Menurut Sugiyono (2010:117) yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari
jumlah dan karekteristik yang dimiliki oleh populasi yang akan diteliti. Dengan kata
lain, sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti yang dianggap
mewakili terhadap seluruh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah purposive
sampling yang merupakan suatu cara pengambilan sampel berdasarkan karakteristik
tertentu yang dimiliki sampel sesuai dengan tujuan penelitian. Selain itu,
pengambilan sampel ini juga berdasarkan informasi dari guru bahasa indonesia SMK
Negeri 1 Cimahi bahwa kelas XI RPL A dan XI RPL B memiliki kemampuan
kognitif yang sama. Dengan demikian, dua kelas yang digunakan sebagai sample
penelitian, yaitu kelas XI Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) A sebagai kelas
Table 3.1
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Jumlah
XI RPL A 34 Siswa
XI RPL B 34 Siswa
Jumlah 68 Siswa
B. Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Penelitian dengan pendekatan percobaan atau eksperimen dimaksudkan untuk
menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat, dengan cara mengekspos satu atau
lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya
dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai
perlakuan(Syamsudin, Vismaia, 2007:150).
Menurut Sugiyono ( 2010 : 107 ) metode penelitian eksperimen dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali. Rancangan penelitian
yang digunakan adalah rancangan dengan pemasangan subjek melalui Tes Awal-Tes
Akhir dan Kelompok Kontrol). Dalam rancangan ini peneliti melakukan penjodohan
terhadap subjek pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dilakukan tes
awal dan tes akhir (Syamsuddin dan Vismaia,2007:163). Pola rancangan eksperimen
semu menurut Arikunto (2010 : 125) digambarkan sebagai berikut.
Keterangan :
E = kelompok eksperimen
K = kelompok kontrol
X = perlakuan dengan Model TGT(Team-Game-Tournament)
Y = perlakuan dengan menggunakan model Jigsaw
O2-O1 = perbedaan pencapaian kelompok eksperimen
E O1 X O2
Siti Aminah, 2013
Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi O4-O3 = perbedaan pencapaian kelompok kontrol
C. Definisi Operasional
Definisi operasional penting ada dalam setiap penelitian agar tidak terjadi
kesalahpahaman penafsiran terhadap istilah-istilah yang ada dalam sebuah
penelitian.Adapun definisi operasional yang terdapat dalam penelitian ini yang
berjudul Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model TGT
(Team-Game-Tournament) dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen Pada
Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013), adalah sebagai berikut.
1. Pembelajaran menulis karangan argumentasi adalah suatu pembelajaran menulis
karangan argumentasi yang mengemukakan alasan, ide, fakta-fakta yang kuat, dan
meyakinkan sehingga orang akan membenarkan pendapat, gagasan, sikap, dan
keyakinan penulis.
2. Model TGT merupakan salah satu model dari metode kooperatif. Model ini lebih
menekankan adanya kerjasama dalam mencapai tujuan belajar. Terdapat lima
tahap dalam TGT yaitu mengajar, belajar kelompok, game(permainan), turnamen,
dan penghargaan kelompok untuk pembelajaran menulis.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang biasa digunakan peneliti
dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
yaitu cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah datanya (Arikunto,
2006:136). Maka, dalam penelitian ini penulis merancang beberapa instrumen
sebagai berikut.
1. Instrumen Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan/latihan atau alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2010 : 193). Tes digunakan untuk
mengetahui kemampuan awal siswa (prates) dan kemampuan akhir siswa (Pascates)
mengajar berlangsung. Bentuk tes dalam penelitian ini adalah bentuk tes
tertulis.Pengukuran ini dilakukan kepada para siswa. Tes awal dilakukan untuk
mengetahui nilai rata- rata siswa dalam menulis karangan argumentasi sebelum
dipengaruhi atau diberikan perlakuan dengan menggunakan model TGT, sedangkan
tes akhir digunakan untuk mengetahui nilai rata- rata siswa sesudah diberikan
perlakuan model TGT.
Format Pratest
Tes Menulis Karangan Argumentasi
Kelas/semester : XI/2
Waktu : 2x40 menit
1. Tulislah nama dan kelas pada kertas yang telah disediakan!
2. Buatlah karangan argumentasi dengan tema “Pro dan Kontra Pemindahan Ibukota Jakarta” dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Panjang karangan minimal tiga paragraf
b. Didalamnya terdapat fakta, opini, dan kesimpulan.
c. Harus memerhatikan urutan dan kelogisan peristiwa
d. Tulis tema di atas karangan
e. Isi karangan harus sesuai dengan tema
f. Harus memerhatikan tanda baca dan penulisan
Format Pascates
Tes Menulis Karangan Argumentasi
Kelas/semester : XI/2
Waktu : 2x40 menit
1. Tulislah nama dan kelas pada kertas yang telah disediakan!
2. Buatlah karangan argumentasi dengan tema “Pro dan Kontra Pemindahan Ibukota Jakarta” dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Panjang karangan minimal tiga paragraf
b. Didalamnya terdapat fakta, opini, dan kesimpulan.
Siti Aminah, 2013
Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi d. Tulis tema di atas karangan
e. Isi karangan harus sesuai dengan tema
f. Harus memerhatikan tanda baca dan penulisan
Format PenilaianPenulisan Karangan Argumentasi
Aspek yang Dinilai Skala Penilaian Bobot Skor
1 2 3 4
1. 1. Kebahasaan
a. a. Ejaan 2
b. b. Diksi 2
2. 2. Isi
a. a. Hubungan isi dengan topik 4
b. b. Pengembangan isi 4
3. 3.Teknik Karangan
a. a. Struktur Karangan 4
b. b. Hubungan antarparagraf 4
Jumlah 20
Nurgiyantoro (dalam modifikasi,2010 : 439)
Keterangan :
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Deskripsi penilaian secara khusus adalah sebagai berikut.
1. Kebahasaan
a. Ejaan
4 = tidak terdapat kesalahan ejaan
3 = terdapat kesalahan ejaan (1-3 ejaan) dan tampaknya hanya karena ketidak
hati-hatian.
1 = terdapat kesalahan ejaan (7-10 ejaan) dan bersifat konsisten
b. Diksi
4 = penggunaan kata atau istilah yang sesuai dengan konteks dan bervariasi
3 = penggunaan kata atau istilah yang sesuai dengan konteks, tetapi tidak
bervariasi
2 = terdapat penggunaan kata atau istilah (1-5 kata) yang kurang tepat tapi
tidak mengganggu pemahaman
1 = terdapat penggunaan kata atau istilah (1-5 kata) yang kurang tepat dan
mengganggu pemahaman
2.Isi
a. Hubungan isi dengan topik
4 = Struktur isi karangan sesuai/relevan dengan topik
3 = isi karangan cukup sesuai dengan topik walaupun ada hal – hal yang tidak
perlu dimasukan dalam karangan
2 = sebagian isi karangan tidak ada hubungannya dengan topik
1 = banyak sekali isi karangan yang tidak berhubungan dengan topik
b. pengembangan isi
4 = isi karangan sangat lengkap, karena topik karangan dikembangkan
secara maksimal
3 = pengembangan topik kurang maksimal, tetapi ada hal- hal yang
dianggap perlu berdasarkan topik
2 = isi karangan kurang dikembangkan sehingga mengganggu pemahaman
1 = isi karangan hanya menyebutkan masalah secara umum
3. Teknik Karangan
a. Struktur Karangan
4 = karangan ditata dengan rapi, terdapat bagian pendahuluan, isi, dan
penutup urutan isi sangat teratur
3 = karangan sudah ditata dengan baik terdapat bagian pendahuluan, isi, dan
penutup namun, urutan isi sedikit kacau
Siti Aminah, 2013
Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi 1 = susunan karangan agak kacau
b. Hubungan antarparagraf
4 = paragraf berikutnya merupakan kelanjutan paragraf sebelumnya dengan
kata penghubung yang tepat, sehingga karangan berkembang dengan
harmonis dan enak dibaca
3 = hubungan antraparagraf sudah baik, hanya terganggu oleh kata
penghubung yang tidak diperlukan
2 = ada beberapa kalimat dalam paragraf yang tidak ada hubungannya
dengan paragraf sebelumnya
1 = banyak paragraf yang tidak saling berhubungan
Kategori Keterangan :
∑ skor karangan siswa 85-100 dikategorikan baik sekali ∑ skor karangan siswa 75-84 dikategorikan baik
∑ skor karangan siswa 60-74 dikategorikan cukup ∑ skor karangan siswa 40-59 dikategorikan kurang ∑ skor karangan siswa 0-39 dikategorikan kurang sekali
Perhitungan nilai akhir dalam skala 0 – 100 adalah sebagai berikut.
Nilai akhir = Perolehan skorX skor ideal (100)
Skor maksimum
2 Instrumen Perlakuan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) digunakan sebagai pedoman dalam
kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Rencana pelaksanaan pembelajaran ini dibuat dengan mengacu pada silabus
yang merupakan penjabaran dari KTSP. Adapun rencana pembelajaran yang penulis
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Cimahi
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : XI
Semester : 2
Alokasi Waktu : 10 X 40 Menit (5x pertemuan)
A. STANDAR KOMPETENSI :
Berkomunikasi dengan bahasa indonesia setara tingkat madya.
B. KOMPETENSI DASAR :
Menulis wacana bercorak argumentasi
C. INDIKATOR :
Mengidentifikasi struktur karangan argumentasi.
Mengemukakan topik atau tema karangan argumentasi.
Mengidentifikasi penggunaan skema karangan argumentasi.
Membuat kerangka karangan argumentasi
Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Siswa mampu memahami struktur karangan argumentasi.
Siswa mampu menuliskan atau mendata topik – topik atau tema yang dapat dikembangkan menjadi karangan argumentasi.
Siswa mampu mengidentifikasi skema karangan yang dapat dikembangkan dalam karangan argumentasi.
Siswa mampu membuat kerangka karangan argumentasi.
Siswa dapat membuat kerangka argumentasi sesuai kriteria memiliki kelengkapan fakta, kelogisan opini serta menggunakan bahasa dan ejaan yang tepat.
E. MATERI PEMBELAJARAN :
Karangan argumentasi adalah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian
terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan-
Siti Aminah, 2013
Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi
pembaca akan kebenaran pendapat pengarang. Karangan argumentasi dapat juga
berisi tanggapan atau sanggahan terhadap suatu pendapat dengan memaparkan
alasan- alasan yang rasional dan logis.
Menurut Akhadiah (1998 : 11) karangan argumetasi mempunyai ciri- ciri
sebagai berikut.
a. Berisi argumen sebagai uapaya pembuktian suatu pendapat atau sikap
b. Bertujuan meyakinkan pembaca agar mengikuti apa yang dikemukakan penulis
c. Menggunakan logika atau penalaran sebagai landasan berpikir
d. Bertolak dari fakta atau evidensi-evidensi
e. Bersikap mendesakan pendapat atau sikap kepada pembaca.
f. Menggunakan kata penghubung oleh sebab itu, dengan demikian, dan
akibatnya, oleh karena itu.
g. Mencantumkan pendapat orang lain, pakar, atau sumber lain.
Menurut Keraf ( 200 : 104 – 107 ) struktur atau susunan karangan
argumentasi dibagi menjadi tiga bagian berikut.
a.Pendahuluan
Pada bab bagian ini penulis memusatkan perhatian pembaca kepada argumen-
argumen yang akan disampaikan, serta menunjukan dasar- dasar menagapa
argumentasi itu harus dikemukakan dalam kesempatan tersebut.
b.Tubuh argumen
Dalam bagian ini penulis mengungkapkan fakta- fakta atau evidensi –
evidensi pendukung argumennya.
c.Kesimpulan dan ringkasan
Menurut Keraf (2007 : 105 ), sebuah karangan yang baik adalah hanya
mempunyai sebuah topik yang dikembangkan. Ketika menentukan topik dalam
karangan argumentasi, penulis harus memerhatikan hal – hal sebagai berikut.
a. Berhubungan dengan pengetahuan kita.
b. Menarik dan sesuai dengan minat.
c. Ruang lingkupnya tidak terlalu luas.
d. Memiliki data dan fakta yang objektif.
F. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Metode atau model yang digunakan dalam pembelajaran menulis argumentasi
adalah metode kooperatif model TGT ( Team - Game – Tournament).
G. MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN
- Laptop
- Speker
- Infokus / LCD
- Teks argumentasi
- Buku paket :
1. Irman, dkk. 2010. Bahasa Indonesia 2. Bandung : Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan.
2. Keraf, Gorys. 2000. Argumentasi dan Narasi. Jakarta : Gramedia.
H. LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Kegiatan pembelajaran pertemuan I
Kegiatan Pembelajaran waktu
Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam
peserta didik membaca ayat suci Al- quraan
Guru mengecek kehadiran peserta didik
Memotivasi peserta didik sebagai kegiatan apersepsi.
10 menit
Kegiatan Inti
Peserta didik diberikan tugas untuk membuat karangan argumentasi.(Prates)
Peserta didik diberikan sedikit materi tentang karangan argumentasi
60 menit
Siti Aminah, 2013
Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi
Peserta didik diberikan untuk bertanya apabila ada yang tidak dimengerti.
Peserta didik memberikan reflekasi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.
Guru menutup pembelajaran dan memberikan tugas kepada peserta didik untuk membeca contoh karangan
argumentasi dan mengidentifikasi struktur karangan
dan tema – tema yang dapat dikembangkan menjadi
karangan argumentasi.
2. Kegiatan pembelajaran pertemuan II
Kegiatan Pembelajaran Waktu
a. Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam
Peserta didik membaca ayat suci Al – quraan
Memotivasi peserta didik sebagai kegiatan apersepsi
Menyampaikan tujuan pembelajaran dan rangkaian pembelajaran yang akan dilakukan
dengan menggunakan model TGT.
Peserta didik dibagi ke dalam 5 tim atau kelompok secara acak.
10 menit
b. Kegiatan Inti
1. Tahap prapenulisan
Peserta didik merefleksi pengetahuan mereka mengenai karangan argumentasi.
Setiap tim/ kelompok berdiskusi sesuai dengan tema yang diberikan oleh guru.
2. Tahap penulisan
Peserta didik diberikan permainan, yaitu
dengan setiap anggota tim menulis karangan
argumentasi.
3. Tahap Pasca penulisan
Peserta didik bersama – sama memeriksa dan merivisi hasil menulis karangan argumentasi
siswa dengan penilaian penggunaan tanda baca,
ejaan, dan kefektifan kalimat sesuai dengan
arahan guru
Setiap siswa yang karangan argumentasinya sesuai dengan kriteria penilaian akan
mendapatkan poin yang dikumpulkan di meja
turnamen
c. Kegiatan Akhir
Peserta didik menjawab pertanyaan guru mengenai kegiatan tes yang telah dilakukan.
Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti.
Peserta didik memberikan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.
Guru menutup pembelajaran dan memberikan tugas kepada peserta didik untuk membaca
contoh karangan argumentasi dan
mengidentifikasi struktur karangan dan tema –
tema yang dapat dikembangkan menjadi
karangan argumentasi.
10 enit
3.Kegiatan pembelajaran pertemuan III
Kegiatan pembelajaran Waktu
a. Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam
Siti Aminah, 2013
Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi
Peserta didik membaca ayat suci Al – Quraan
Guru mengecek kehadiran peserta didik
Memotivasi peserta didik sebagai kegiatan apersepsi.
Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran. b. Kegiatan Inti
1. Tahap Prapenulisan
Tim siswa yang telah dibentuk pada pertemuan pertama, akan diberikan permainan kembali.
Setiap tim akan diberikan tugas untuk membuat karangan argumentasi.
2. Tahap penulisan
Setaip anggota tim menulis karangan
argumentasi sesuai dengan ketentuan penulisan
dan struktur karangan argumentasi.
3. Tahap Pasca penulisan
Peserta didik bersama – sama memeriksa hasil karangan argumentasi sesuai dengann penulisan
yang tepat dan struktur karangan argumentasi .
Hasil karangan argumetasi peserta didik yang sesuai dengan kriteria penulisan akan
mendapatkan poin tambahan untuk turnamen.
Peserta didik yang mendapat poin besar ketika turnamen berlangsung kan dipisahkan dengan
peserta didik yang mendapat poin sedang dan
poin rendah.
60 menit
c. Kegiatan Akhir
Peserta didik menjawab pertanyaan guru mengenai kegiatan tes yang telah dilakukan.
Peserta didik memberikan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah berlangsung.
Guru menutup pembelajaran dan memberikan tugas kepada peserta didik untuk lebih banyak
membaca karangan argumentasi beserta
strukturnya untuk dipersiapkan di ajang
turnamen pada pertemuan selanjutnya.
4. Kegiatan pembelajaran pertemuan IV
Kegiatan Pembelajaran Waktu
a. Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam
Peserta didik membaca ayat suci A; - quraan
Guru mengecek kehadiran peserta didik
Memotivasi peserta didikmsebagai kegiatan apersepsi.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
10 menit
b. Kegiatan Inti
1. Tahap prapenulisan
Guru membentuk meja turnamen yang terdiri dari meja turnamen tinggi, sedang, dan rendah.
Peserta didik dibentuk tim sesuai dengan poin yang mereka dapatkan.
Peserta didik yang memiliki poin tinggi akan bertanding dengan peserta didik yang mendapat poin tinggi, peserta
didik yang mendapat poin sedang kan bertanding dengan
peserta didik yang mendapat poin sedang, begitu pula
terhadap siswa yang mendapat poin rendah akan bertanding
dengan peserta didik yang mendapat poin rendah.
2. Tahap Penulisan
Peserta didik yang telah dibentuk tim akan bertanding sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan
Siti Aminah, 2013
Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi
Guru akan memutarkan tayangan video.
Tim memerhatikan tayangan video tersebut dan setiap anggota tim menulis karangan argumentasi sesuai
dengan tema dari tayangan video.
3. Tahap pasca penulisan
Karangan argumentasi tim akan diperiksa dan direvisi sesuai dengan kriteria penulisan yang tepat seperti ejaan,
kalimat, diksi, dll dan struktur karangan secara bersama-
sama.
Peserta didik yang penulisan karangan argumentasinya menurun akan pindah ke meja tim yang sedang, apabila
peserta didik penulisan karangan argumentasinya
mengalami peningkatan akan maju ke meja tinggi dan
sebaliknya.
Penilaian pseseta didik akan dinilai secara individu dan secara tim.
Poin yang diperoleh peserta didik akan dikumpulkan untuk mengetahui siapa pemenangnya.
c. Kegiatan Akhir
Peserta didik menjawab pertanyaan guru mengenai kegiatan tes yang telah dilakukan
Peserta didik memberikan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.
Peserta didik diberikan kesempatan oleh guru untuk bertanya, apabila ada yang kurang mengerti.
Guru menutup pembelajaran dan memberikan tugas kepada peserta didik untuk lebih banyak membaca
karangan argumentasi beserta strukturnya untuk
dipersiapkan di ajang turnamen pada pertemuan
selanjutnya.
5.kegiatan pembelajaran pertemuan V
Kegiatan pembelajaran Waktu
a. Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam
Peserta didik membaca ayat suci Al- quraan
Guru mengecek kehadiran siswa
Memotivasi peserta didik sebagai kegiatan apersepsi
Guru memnyapikan tujuan pembelajaran.
Peserta didik dibagi ke dalam tim turnamen sesuai dengan urutan pertemuan sebelumnya.
10 menit
b. Kegiatan Inti
1. Tahap prapenulisan
Siswa memerhatikan tayangan video sesuai dengan tema karangan argumentasi yang akan mereka kerjakan
2. Tahap penulisan
Peserta didik menulis karangan argumentasi sesuai tema yang telah ditentukan.
3. Tahap pasca penulisan
Karangan argumentasi tim akan diperiksa dan direvisi sesuai dengan kriteria penulisan yang tepat seperti ejaan,
kalimat, diksi, dll dan struktur karangan secara bersama-
sama.
Tim yang memperoleh poin yang besar akan mendapatkan penghargaan berupa piagam atau hadiah sesaui dengan meja
turnamen masing- masing tim.
60 menit
c. Kegiatan Akhir
Peserta didik menjawab pertanyaan guru mengenai kegiatan tes yang telah dilakukan
Siti Aminah, 2013
Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi
yang telah berlangsung.
Peserta didik diberikan kesempatan oleh guru untuk bertanya, apabila ada yang kurang mengerti.
Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
I. PENILAIAN DAN EVALUASI
1. Jenis tes
a. Penugasan
2. Prosedur
a. Tes awal
b. Tes proses
c. Tes akhir
3. Instrumen
Instrument tes awal dan tes akhir menulis karangan argumentasi.
Tes Menulis Karangan Argumentasi
Kelas/semester : XI/2
Waktu : 2x40 menit
1. Tulislah nama dan kelas pada kertas yang telah disediakan!
2. Buatlah karangan argumentasi dengan tema “Pro dan Kontra Pemindahan Ibukota Jakarta” dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Panjang karangan minimal tiga paragraf
b. Didalamnya terdapat fakta, opini, dan kesimpulan. c. Harus memerhatikan urutan dan kelogisan peristiwa d. Tulis tema di atas karangan
e. Isi karangan harus sesuai dengan tema
Format Penilain Menulis Karangan Argumentasi
Aspek yang dinilai Skala penilaian Bobot skor
1 2 3 4
a. 1. Kebahasaan 2
b. a. Ejaan
c. b. Diksi 2
1. 2. Isi
a. a. Hubungan isi dengan topik 4
b. b. Pengembangan isi 4
2. 3. Teknik karangan
a. a. Struktur karangan 4
b. . Hubungan antar paragraph 4
Jumlah 20
Keterangan :
4 = baik sekali
3 = baik
2= cukup
Siti Aminah, 2013
Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Cimahi
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : XI
Semester : 2
Alokasi Waktu : 10 X 40 Menit (5x pertemuan)
A. STANDAR KOMPETENSI :
Berkomunikasi dengan bahasa indonesia setara tingkat madya.
B. KOMPETENSI DASAR :
Menulis wacana bercorak argumentasi
C. INDIKATOR :
Mengidentifikasi struktur karangan argumentasi.
Mengemukakan topik atau tema karangan argumentasi.
Mengidentifikasi penggunaan skema karangan argumentasi.
Membuat kerangka karangan argumentasi
Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Siswa mampu memahami struktur karangan argumentasi.
Siswa mampu menuliskan atau mendata topik – topik atau tema yang dapat dikembangkan menjadi karangan argumentasi.
Siswa mampu mengidentifikasi skema karangan yang dapat dikembangkan dalam karangan argumentasi.
Siswa mampu membuat kerangka karangan argumentasi.
E. MATERI PEMBELAJARAN :
Karangan argumentasi adalah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian
terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan-
pernyataan yang logis. Tujuan karangan argumentasi adalah berusaha meyakinkan
pembaca akan kebenaran pendapat pengarang. Karangan argumentasi dapat juga
berisi tanggapan atau sanggahan terhadap suatu pendapat dengan memaparkan
alasan- alasan yang rasional dan logis.
Menurut Akhadiah (1998 : 11) karangan argumetasi mempunyai ciri- ciri sebagai
berikut.
a. Berisi argumen sebagai uapaya pembuktian suatu pendapat atau sikap
b. Bertujuan meyakinkan pembaca agar mengikuti apa yang dikemukakan penulis
c. Menggunakan logika atau penalaran sebagai landasan berpikir
d. Bertolak dari fakta atau evidensi-evidensi
e. Bersikap mendesakan pendapat atau sikap kepada pembaca.
f. Menggunakan kata penghubung oleh sebab itu, dengan demikian, dan akibatnya,
oleh karena itu.
g. Mencantumkan pendapat orang lain, pakar, atau sumber lain.
Menurut Keraf ( 200 : 104 – 107 ) struktur atau susunan karangan argumentasi
dibagi menjadi tiga bagian berikut.
a. Pendahuluan
Pada bab bagian ini penulis memusatkan perhatian pembaca kepada argumen-
argumen yang akan disampaikan, serta menunjukan dasar- dasar menagapa
argumentasi itu harus dikemukakan dalam kesempatan tersebut.
b. Tubuh argumen
Dalam bagian ini penulis mengungkapkan fakta- fakta atau evidensi – evidensi
pendukung argumennya.
c. Kesimpulan dan ringkasan
Menurut Keraf (2007 : 105 ), sebuah karangan yang baik adalah hanya
mempunyai sebuah topik yang dikembangkan. Ketika menentukan topik dalam
karangan argumentasi, penulis harus memerhatikan hal – hal sebagai berikut.
Siti Aminah, 2013
Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi b. Menarik dan sesuai dengan minat.
c. Ruang lingkupnya tidak terlalu luas.
d. Memiliki data dan fakta yang objektif.
e. Memiliki sumber acuan dan bahan kepustakaan.
F. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Metode atau model yang digunakan dalam pembelajaran menulis argumentasi
adalah metode jigsaw.
G. MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN
- Laptop
- Speker
- Infokus / LCD
- Teks argumentasi
- Buku paket :
1. Irman, dkk. 2010. Bahasa Indonesia 2. Bandung : Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan.
2. Keraf, Gorys. 2000. Argumentasi dan Narasi. Jakarta : Gramedia.
H. LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Kegiatan pembelajaran pertemuan I
Kegiatan pembelajaran Waktu
Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam
Peserta didik membac ayat suci Al – quraan
Guru mengecek kehadiran peserta didik
Memotivasi peserta didik sebagai kegiatan apersepsi.
10 menit
Kegiatan Inti
Peserta didik diberikan tugas untuk menulis karangan argumentasi.
Guru menyampaikan materi tentang karangan
argumentasi.
Kegiatan Akhir
Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya apabila ada yang kurang mengerti.
Guru menutup pembelajaran dan memberikan tugas kepada siswa untuk membaca contoh karangan
argumentasi dan mengidentifikasi struktur karangan
dan tema – tema yang dapat dikembangkan menjadi
karangan argumentasi.
10 enit
2. Kegiatan pembelajaran pertemuan II
Kegiatan pembelajaran Waktu
a. Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam
Peserta didik membaca ayat suci Al – quraan
Memotivasi peserta didik sebagai kegiatan apersepsi.
Menyampaikan tujuan pembelajaran dan rangkaian pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan
model jigsaw.
10 menit
b. Kegiatan Inti
1. Tahap prapenulisan
Peserta didik merefleksi pengetahuan mereka mengenai karangan argumentasi.
Peserta didik dibagi ke dalam 5 kelompok secara acak.
Setiap kelompok berdiskusi tentang karangan argumentasi dan penulisan karangan argumentasi baik itu
dalam ejaan, diksi, istilah, dll serta struktr karanagn
argumentasi.
2. Tahap penulisan
Siti Aminah, 2013
Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi
Salah satu anggota setaip kelompok berkeliling sebagai perwakilan kelompoknya untuk memberitahukan materi
yang telah didiskusikan dalam kelompok sebelumnya.
Peserta didik menulis karangan argumentasi. 3. Tahap pasca penulisan
Setaip kelompok memeriksa karangan argumentasi kelompok lainnya untuk diperiksa dan direvisi baik segi
penulisan maupun struktur.
c. Kegiatan akhir
Peserta didik menjawab pertanyaan guru mengenai kegiatan tes yang telah dilakukan.
Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti.
Peserta didik memberikan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.
Guru menutup pembelajaran dan memberikan tugas kepada siswa untuk membaca contoh karangan
argumentasi dan mengidentifikasi struktur karangan dan
tema – tema yang dapat dikembangkan menjadi karangan
argumentasi.
10 menit
3.kegiatan pembelajaran pertemuan III
Kegiatan pembelajaran Waktu
a. Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam
Peserta didik membaca ayat suci Al – quraan
Memotivasi peserta didik sebagai kegiatan apersepsi.
Menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan inti
1. Tahap prapenulisan
Peserta didik dipersilahkan duduk sesuai dengan kelompoknya
Setiap kelompok berdikusi kembali sesuai dengan tema yang diberikan oleh guru.
2. Tahap penulisan
Setiap anggota kelompok membuat karangan argumentasi
3. Tahap pasca penulisan
Hasil karangan argumentasi setiap kelomok diacak
Setiap kelompok memeriksa dan merivisi hasil karangan peserta didik lainnya baik dari segi
penulisan seperti ejaan, diksi dll, serta struktur
penulisan argumentasi.
60 menit
c. Kegiatan akhir
Peserta didik menjawab pertanyaan guru mengenai kegiatan tes yang telah dilakukan.
Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti.
Peserta didik memberikan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.
Guru menutup pembelajaran dan memberikan tugas kepada siswa untuk membaca contoh karangan
argumentasi dan mengidentifikasi struktur karangan dan
tema – tema yang dapat dikembangkan menjadi karangan
argumentasi.
10 menit
4.kegiatan pembelajaran pertemuan VI
Siti Aminah, 2013
Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi a. Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam
Peserta didik membaca ayat suci Al – quraan
Memotivasi peserta didik sebagai kegiatan apersepsi.
Menyampaikan tujuan pembelajaran
10 menit
b. Kegiatan Inti
1. Tahap prapenulisan
Peserta didik dipersilahkan duduk sesuai dengan kelompoknya.
Guru memutarkan tayangan video
Setiap kelompok berdiskusi kembali tentang tema yang diberikan oleh guru.
Perwakilan tiap kelompok berkeliling untuk menyampaikan materi yang telah didiskusikan/
2. Tahap penulisan
Peserta didik menulis karangan argumentasi. 3. Tahap pasca penulisan
Setiap kelompok memeriksa dan merivisi hasil karangan peserta didik lainnya baik dari segi penulisan seperti
ejaan, diksi dll, serta struktur penulisan argumentasi
60 menit
c. Kegiatan akhir
Peserta didik menjawab pertanyaan guru mengenai kegiatan tes yang telah dilakukan.
Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya apabila ada yang kurang dimengerti.
Peserta didik memberikan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung.
Guru menutup pembelajaran dan memberikan tugas kepada siswa untuk membaca contoh karangan
argumentasi dan mengidentifikasi struktur karangan dan
tema – tema yang dapat dikembangkan menjadi karangan
argumentasi
5.kegiatan pembelajaran pertemuan V
Kegiatan pembelajaran Waktu
a. Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam
Peserta didik membaca ayat suci Al – quraan
Memotivasi peserta didik sebagai kegiatan apersepsi.
Menyampaikan tujuan pembelajaran
10 menit
b. Kegiatan Inti
1. Tahap prapenulisan
Peserta didik dipersilahkan duduk sesuai dengan kelompoknya.
Guru memutarkan tayangan video
Setiap kelompok berdiskusi kembali tentang tema yang diberikan oleh guru.
Perwakilan tiap kelompok berkeliling untuk menyampaikan materi yang telah didiskusikan/
Peserta didik menulis karangan argumentasi.
Setiap kelompok memeriksa dan merivisi hasil karangan peserta didik lainnya baik dari segi penulisan seperti
ejaan, diksi dll, serta struktur penulisan argumentasi
60 menit
c. Kegiatan akhir
Peserta didik menjawab pertanyaan guru mengenai kegiatan tes yang telah
dilakukan.
Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya apabila ada yang kurang
Siti Aminah, 2013
Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu dimengerti.
Peserta didik memberikan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
berlangsung.
Guru menutup pembelajaran dan memberikan tugas kepada siswa untuk
membaca contoh karangan argumentasi
dan mengidentifikasi struktur karangan
dan tema – tema yang dapat
dikembangkan menjadi karangan
argumentasi
I.PENILAIAN DAN EVALUASI
1. Jenis Tes
a. penugasan
2. prosedur
a. tes awal
b. tes proses
c. tes akhir
3. instrumen
Instrumen tes awal dan tes akhir menulis karangan argumentasi.
Tes Menulis Karangan Argumentasi
Kelas/semesterr : XI/2
Waktu : 2x40 menit
1. Tulislah nama dan kelas pada kertas yang telah disediakan!
2. Buatlah karangan argumentasi dengan tema “Pro dan Kontra Pemindahan Ibukota Jakarta” dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Panjang karangan minimal tiga paragraph
b. Didalamnya terdapat fakta, opini, dan kesimpulan. c. Harus memerhatikan urutan dan kelogisan peristiwa d. Tulis tema di atas karangan
Format Penilain Menulis Karangan Argumentasi
Aspek yang dinilai Skala penilaian Bobot skor
1 2 3 4
1. 1. Kebahasaan
a.Ejaan 2
a. b.Diksi 2
2. 2. Isi
a. Hubungan isi dengan topik 4
b.Pengembangan isi 4
3. 3. Teknik karangan
a. a. Struktur karangan 4
b. b. Hubungan antar paragraph 4
Jumlah 20
Keterangan :
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
E. Teknik Penelitian
Teknik penelitian terbagi menjadi dua, yaitu teknik pengumpulan data dan
pengolahan data.
1. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2010 : 308) teknik pengumpulan data merupakan langkah
Siti Aminah, 2013
Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMKN 1 Cimahi
mendapatkan data. Menurut Arikunto (2010 : 193 ) mengemukakan bahwa teknik
pengumpulan data adalah cara dan alat yang digunakan untuk mengumpulkan
informasi atau keterangan mengenai subjek penelitian. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini dilakukan melalui teknik tes. Tes diberikan untuk mengukur
kemampuan siswa dalam menulis argumentasi.Tes diberikan kepada kelas
eksperimen dan kelas kontrol sebanyak dua kali, yakni sebelum mendapat perlakuan
dan setelah mendapat perlakuan.Perlakuan yang diberikan kepada kelas kontrol dan
kelas eksperimen sebanyak tiga kali perlakuan. Perlakuan yang diberikan kepada
kelas eksperimen dengan menggunakan model TGT sedangkan perlakuan yang
diberikan pada kelas kontrol menggunakan model Jigsaw.
Langkah – langkah yang digunakan di dalam pengambilan data dengan tes
digambarkan dalam diagram berikut.
Diagram 3.2
Pengumpulan Data
Berdasarkan diagram di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut.
1) Kegiatan prates di kelas kontrol dan kelas eksperimen
Kegiatan pratest di kelas eksperimen dan kelas kontrol
Pemberian perlakuan pertama di kelas eksperimen dan kelas kontrol
Perlakuan kedua di kelas eksperimen dan kelas kontrol Pemberian perlakuan
ketiga di kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kegiatan prates diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk
mengukur kemampua n awal siswa, yaitu untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam menulis argumentasi sebelum diberikan perlakuan. Kegiatan prates baik di
kelas kontrol maupun di kelas eksperimen mendapatkan perlakuan yang sama, baik
dari segi materi dan lamanya jam pelajaran. Kegiatan prates di kelas eksperimen
dilakukan pada hari Rabu, 1 Mei 2013 pukul 07.00 - 08.20 sedangkan prates di
kelas kontrol dilakukan pada hari Kamis, 2 Mei 2013 pukul 13.30 – 14.50.
2) Pemberian perlakuan di kelas eksperimen dan kelas kontrol
Setelah melakukan prates kegiatan selanjutnya adalah memberikan perlakuan
pembelajaran menulis argumentasi di kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen menggunakan model TGT
sedangakan pada kelas kontrol diberikan perlakuan dengan menggunakan model
Jigsaw. Perlakuan yang diberikan baik kepada kelas eksperimen maupun kepada
kelas kontrol diberi perlakuan sebanyak tiga kali.
a. Perlakuan pertama
Perlakuan pertama siswa melakukan kegiatan menganalisis struktur karangan
argumentasi dan menentukan topik – topik yang dapat dikembangkan menjadi
karangan argumentsi. Perlakuan pertama di kelas eksperimen dilaksanakan pada
hari rabu, 8 Mei 2013 pukul 07.00 – 08.20 dan di kelas kontrol dilaksanakan pada
hari Kamis, 9 Mei 2013 pukul 13.30 – 14.50.
b. Perlakuan kedua
Perlakuan kedua, pembelajaran pembelajaran menekankan siswa untuk
memahami fakta dan opini dalam karangan argumentasi. Perlakuan kedua di kelas
eksperimen dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Mei 2013 pukul 07.00 – 08.20 dan
pada kelas kontrol dilaksanakan pada hari Kamis, 16 Mei 2013 pukul 13.30 –
14.50.
c. Perlakuan ketiga
Pada pertemuan ketiga, perlakuan pembelajaran lebih menekankan unsur ejaan
dan kekomunikatifan karangan, perlakuan ketiga pada kelas eksperimen
dilaksanakan pada hari Rabu, 22 Mei 2013 pukul 07.00 – 08.20 dan kelas kontrol
Siti Aminah, 2013
Efektivitas Penerapan Metode Kooperatif Model Tgt (Team – Game – Tournament) Dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi (Kuasi Eksperime