• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN JURNALISTIK MELALUI EXPERIENTIAL LEARNING DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARTIKEL PADA PROGRAM KORAN ANAK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN JURNALISTIK MELALUI EXPERIENTIAL LEARNING DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARTIKEL PADA PROGRAM KORAN ANAK."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN JURNALISTIK MELALUI EXPERIENTIAL LEARNING DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARTIKEL PADA PROGRAM KORAN ANAK

(Studi Deskriptif Korelasional terhadap Peserta Program Koran Anak di PKBM Syifaush Shudur)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh :

GHINA AFINI CAPRIDITI 0900950

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Hubungan antara Pelaksanaan

Pembelajaran Jurnalistik melalui

Experiential Learning

dengan Kemampuan

Menulis Artikel pada Program Koran Anak

Oleh

Ghina Afini Capriditi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Ghina Afini Capriditi 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

GHINA AFINI CAPRIDITI

0900950

HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN JURNALISTIK MELALUI EXPERIENTIAL LEARNING DENGAN KEMAMPUAN MENULIS

ARTIKEL PADA PROGRAM KORAN ANAK

(Studi Deskriptif Korelasional terhadap Peserta Program Koran Anak di PKBM Syifaush Shudur)

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Dr. H. Rudi Susilana, M.Si NIP. 196610191991021001

Pembimbing II

Hj. Riche Cynthia, M.Si NIP. 197611152001122001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ketua Prodi

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Teknologi Pendidikan

Dr. Toto Ruhimat, M.Pd Dr. Rusman, M.Pd

(4)
(5)

ABSTRAK

Ghina Afini Capriditi (0900950). Hubungan antara Pelaksanaan Pembelajaran Jurnalistik melalui Experiential Learning dengan Kemampuan Menulis Artikel pada Program Koran Anak.

Skripsi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Tahun 2013.

Penelitian dilakukan berdasarkan studi pendahuluan dan observasi yang dilakukan peneliti di PKBM Syifaush Shudur dimana terdapat pembelajaran jurnalistik pada program koran guna melatih kemampuan menulis artikel. Hal yang menjadi daya tarik adalah dalam pembelajaran jurnalistik diterapkan metode experiential learning, dimana peserta didik dapat menjadi jurnalis. Penerapan experiential learning dilakukan untuk memberikan pengalaman konkret kepada peserta didik guna mencapai keberhasilan pembelajaran, termasuk kemampuan menulis artikel.

Penelitian ini menjawab permasalahan penelitian yang telah dirumuskan, yaitu

“Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara pelaksanaan pembelajaran

jurnalistik melalui experiential learning dengan kemampuan menulis artikel pada

program koran anak di PKBM Syifaush Shudur?”. Secara lebih rinci rumusan masalah

terdiri dari (1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran jurnalistik melalui experiential

learning pada program koran anak di PKBM Syifaush Shudur?; (2) Bagaimana

gambaran kemampuan peserta didik menulis artikel dalam pembelajaran jurnalistik pada program koran anak di PKBM Syifaush Shudur?; (3) Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara pelaksanaan pembelajaran jurnalistik melalui experiential

learning dengan kemampuan peserta didik menulis artikel pada program koran anak di

PKBM Syifaush Shudur?.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Instrumen penelitian yang digunakan berupa angket, wawancara dan studi dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang. Teknik analisis data dilakukan dengan perhitungan skor total tiap instrumen, uji normalitas, analisis korelasi dan uji signifikansi.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, dapat diambil kesimpulan, bahwa (1) pelaksanaan pembelajaran jurnalistik melalui experiential learning di PKBM syifaush Shudur dapat berjalan sangat baik; (2) kemampuan peserta didik dalam menulis artikel dapat dikatakan baik dilihat dari aspek kebahasaan dan aspek artikel; (3) terdapat hubungan yang signifikan antara pelaksanaan pembelajaran jurnalistik melalui

experiential learning dengan kemampuan menulis artikel pada program koran anak.

(6)

Kata Kunci : Pembelajaran Jurnalistik, Experiential Learning, Kemampuan Menulis Artikel, Program Koran Anak.

ABSTRACT

Ghina Afini Capriditi (0900950). Correlation between the Implementation of Journalism Study through Experiential Learning and Writing Articles Capabilities on Children's Newspaper Program.

Thesis of Curriculum and Educational Technology Major, Faculty of Education, Indonesian University of Education, 2013.

The study is conducted based on preliminary studies and observations by researchers at the CLC Syifaush Shudur where there is journalism study on the newspaper program in order to train the articles writing ability. The main attraction in journalism study applied experiential learning method is the student can be a journalist. The implementation of experiential learning is conducted to provide concrete experiences to the learners to achieve learning success, including the articles writing ability.

This research answers the problems that have been defined, such as "Is there any significant Correlation between Journalism Study Implementation through Experiential Learning and Writing Articles Capabilities on Children's Newspaper Program CLC Syifaush Shudur?" More detail, the formulation of the study consist of (1) How the implementations of journalism study through experiential learning on children's newspapaer porgram at CLC Syifaush Shudur? (2) How is the ability of students in writing articles in journalism study on Children's Newspaper Program CLC Syifaush Shudur? (3) Is there any significant Correlation between Journalism Study Implementation through Experiential Learning and Writing Articles Capabilities on Children's Newspaper Program CLC Syifaush Shudur?

This research uses descriptive correlational method with quantitative approach. The research instruments used are questionnaires, interviews and documentary studies.The sampling technique used is saturation sampling with sample size of 30 respondents. The data analysis technique is done by calculating the total score of each instrument, normality test, correlation analysis, and significance test.

(7)

Key words: Journalism Study, Experiential Learning, the ability of writing article

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR GRAFIK ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... 7

C. Tujuan Penelitian... 7

D. Manfaat Penelitian... 8

1. Manfaat Teoritis ... 8

2. Manfaat Praktis ... 8

E. Struktur Organisasi Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran ... 11

1. Konsep Belajar ... 11

(9)

2. Prosedur Experiential Learning ... 25

3. Gaya Belajar Peserta Didik dalam Experiential Learning .... 27

4. Prinsip-Prinsip Experiential Learning ... 30

C. Kegiatan Pembelajaran Jurnalistik pada Koran Anak ... 31

D. Program Koran Anak ... 32

1. Pengertian Program Koran Anak ... 32

2. Tujuan Program Koran Anak ... 32

3. Bentuk Kegiatan Program Koran Anak ... 33

E. Kemampuan Menulis Artikel ... 35

1. Konsep Dasar Menulis ... 35

2. Tujuan Menulis ... 36

3. Aspek Linguistik dalam Kemampuan Menulis ... 37

4. Kalimat Efektif ... 38

5. Konsep Dasar Artikel ... 39

6. Struktur Penulisan Artikel ... 42

7. Prinsip Komposisi Artikel ... 43

F. Asumsi dan Hipotesis ... 43

1. Asumsi ... 44

2. Hipotesis ... 44

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 45

1. Lokasi Penelitian ... 45

2. Populasi Penelitian ... 45

3. Sampel Penelitian ... 45

B. Desain Penelitian ... 46

C. Metode Penelitian ... 47

(10)

1. Pembelajaran Jurnalistik ... 49

2. Penerapan Experiential Learning ... 49

3. Kemampuan Menulis Artikel ... 49

4. Program Koran Anak ... 50

E. Instrumen Penelitian ... 50

F. Teknik Pengumpulan Data ... 51

1. Angket ... 51

2. Wawancara ... 53

3. Studi Dokumentasi ... 54

G. Teknik Uji Instrumen ... 54

1. Uji Validitas ... 54

2. Uji Reliabilitas ... 56

H. Teknik Analisis Data ... 58

1. Menghitung Skor Penelitian ... 58

2. Uji Normalitas ……… 59

3. Uji Hipotesis ... 59

a. Analisis Korelasi ... 59

b. Uji Signifikansi ... 61

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 61

(11)

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 100

1. Gambaran Pelaksanaan Pembelajaran Jurnalistik melalui

Experiential Learning ... 100 2. Gambaran Kemampuan Peserta Didik Menulis Artikel ... 107

3. Hubungan antara Pelaksanaan Pembelajaran Jurnalistik

melalui Experiential Learning dengan Kemampuan Menulis

Artikel ... 111

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 115

B. Saran ... 115

DAFTAR PUSTAKA ... 118 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kemampuan Peserta Didik dalam Proses Belajar Experiential

Learning ... 28

Tabel 3.1 Hubungan antar Variabel ... 47

Tabel 3.2 Rentang Skala Likert ... 52

Tabel 3.3 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 60

Tabel 4.1 Kriteria Interpretasi Skor Variabel X ... 65

Tabel 4.2 Jawaban Peserta Didik terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Jurnalistik melalui Experiential Learning ... 65

Tabel 4.3 Jawaban Peserta Didik mengenai Indikator Tutor Menciptakan Suasana Pembelajaran yang Memberikan Pengalaman Nyata Bagi Peserta Didik ... 67

Tabel 4.4 Kriteria Interpretasi Skor Variabel X Aspek Pengalaman Konkret 68 Tabel 4.5 Jawaban Peserta Didik mengenai Aspek Pengamatan Aktif dan Reflektif ... 69

Tabel 4.6 Kriteria Interpretasi Skor Variabel X Aspek Pengamatan Aktif dan Reflektif ... 70

Tabel 4.7 Jawaban Peserta Didik mengenai Indikator Peserta Didik Melakukan Pengamatan ... 71

(13)

Tabel 4.11 Jawaban Peserta Didik mengenai Aspek Konseptualisasi

Abstrak ... 75

Tabel 4.12 Kriteria Interpretasi Skor Variabel X Aspek Konseptualisasi

Abstrak ... 76

Tabel 4.13 Jawaban Peserta Didik mengenai AspekEksperimen Aktif ... 77

Tabel 4.14 Kriteria Interpretasi Skor Variabel X Aspek Eksperimen Aktif .. 78

Tabel 4.15 Gambaran Hasil Kemampuan Peserta Didik dalam Menulis

Artikel ... 80

Tabel 4.16 Kriteria Interpretasi Skor Variabel Y ... 81

Tabel 4.17 Hasil Kemampuan Peserta Didik dalam Menulis Artikel Aspek

Kebahasaan ... 82

Tabel 4.18 Kriteria Interpretasi Skor Variabel Y Aspek Kebahasaan ... 82

Tabel 4.19 Kriteria Interpretasi Skor Tiap Indikator Aspek Kebahasaan ... 83

Tabel 4.20 Hasil Kemampuan Peserta Didik Menulis Artikel Indikator

Pemilihan Kata ... 84

Tabel 4.21 Hasil Kemampuan Peserta Didik Menulis Artikel Indikator

Ejaan dan Tanda Baca ... 85

Tabel 4.22 Hasil Kemampuan Peserta Didik Menulis Artikel Indikator

Kalimat Efektif ... 86

Tabel 4.23 Hasil Kemampuan Peserta Didik Menulis Artikel Indikator

Keruntutan Paragraf ... 87

Tabel 4.24 Hasil Kemampuan Peserta Didik dalam Menulis Artikel Aspek

Artikel ... 88

Tabel 4.25 Kriteria Interpretasi Skor Variabel Y Aspek Artikel ... 89

Tabel 4.26 Kriteria Interpretasi Skor Tiap Indikator Aspek Artikel ... 90 Tabel 4.27 Hasil Kemampuan Peserta Didik Menulis Artikel Indikator

(14)

Tabel 4.28 Hasil Kemampuan Peserta Didik Menulis Artikel Indikator

Pemilihan Judul ... 92

Tabel 4.29 Hasil Kemampuan Peserta Didik Menulis Artikel Indikator

Kelengkapan Isi Tulisan Artikel ... 93

Tabel 4.30 Hasil Kemampuan Peserta Didik Menulis Artikel Indikator

Komposisi Artikel ... 94

Tabel 4.31 Hasil Kemampuan Peserta Didik Menulis Artikel Indikator

Struktur Penulisan ... 95

Tabel 4.32 Uji Normalitas Data ... 96

Tabel 4.33 Korelasi antara Pelaksanaan Pembelajaran Jurnalistik melalui

(15)
(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan antara Komponen Pembelajaran ... 14

Gambar 2.2 Tahapan Experiential Learning ... 25

(17)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 3.1 Interval Interpretasi Skor ... 59

Grafik 4.1 Interval Variabel X ... 67

Grafik 4.2 Interval Variabel X Aspek Pengalaman Konkret ... 69

Grafik 4.3 Interval Variabel X Aspek Pengamatan Aktif dan Reflektif .... 71

Grafik 4.4 Interval Variabel X Indikator Peserta Didik Melakukan Pengamatan ... 73

Grafik 4.5 Interval Variabel X Indikator Peserta Didik Mendeskripsikan Hasil Pengamatan ... 75

Grafik 4.6 Interval Variabel X Aspek Konseptualisasi Abstrak ... 77

Grafik 4.7 Interval Variabel X Aspek Eksperimen Aktif ... 79

Grafik 4.8 Interval Variabel Y ... 81

Grafik 4.9 Interval Variabel Y Aspek Kebahasaan ... 83

Grafik 4.10 Interval Indikator Pemilihan Kata ... 85

Grafik 4.11 Interval Indikator Ejaan dan Tanda Baca ... 86

Grafik 4.12 Interval Indikator Kalimat Efektif ... 87

Grafik 4.13 Interval Indikator Keruntutan Paragraf ... 88

Grafik 4.14 Interval Variabel Y Aspek Artikel ... 89

Grafik 4.15 Interval Indikator Pemilihan Topik ... 91

Grafik 4.16 Interval Indikator Pemilihan Judul ... 92

Grafik 4.17 Interval Indikator Kelengkapan Isi Tulisan Artikel ... 93

Grafik 4.18 Interval Indikator Komposisi Artikel ... 94

(18)
(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Banyaknya permasalahan pendidikan yang terjadi di Indonesia. Salah satunya

adalah permasalahan dalam peningkatan mutu pendidikan. Hal tersebut

seharusnya menjadi perhatian lebih dalam meningkatkan mutu pendidikan bangsa

Indonesia. Peningkatan mutu pendidikan bisa dimulai dari peningkatan kualitas

dari sumber daya manusianya sendiri. Namun pada kenyataan di lapangan, masih

banyak fenomena sosial yang dapat dilihat langsung, seperti banyaknya anak-anak

berkeliaran di jalan dan dipekerjakan di bawah umur, tingginya angka putus

sekolah, serta masih rendahnya budaya baca tulis.

Dalam hal ini tidak terlepas dari pentingnya pembelajaran dalam kehidupan

manusia itu sendiri. Peningkatan mutu pendidikan terkait dengan proses

pembelajaran yang dilakukan. Proses pembelajaran tersebut merupakan sebuah

interaksi antara pendidik dengan peserta didik maupun lingkungannya. Proses

pembelajaran yang dilakukan tersebut harus dapat menunjang tujuan

pembelajaran itu sendiri, yaitu berusaha untuk memecahkan permasalahan belajar.

Keterampilan berbahasa merupakan salah satu indikasi maju tidaknya

peradaban suatu bangsa. Semua bahasa di dunia mempunyai empat aspek yaitu

membaca, menyimak, berbicara dan menulis. Namun pada kenyataannya, tingkat

minat membaca dan menulis masyarakat Indonesia tergolong rendah jika

dibandingkan dengan minat membaca dan menulis bangsa lain.

Kegiatan membaca adalah hal yang sangat penting bagi kemajuan suatu

bangsa. Kesuksesan sebuah bangsa dapat dilihat dari kondisi pendidikannya.

Dalam dunia pendidikan tidak akan terlepas dari pentingnya membaca. Minat

membaca berbanding lurus dengan tingkat kemajuan pendidikan suatu bangsa

bangsa. Namun, yang disayangkan kegiatan menulis dan membaca belum menjadi

(20)

2

Rendahnya minat membaca dan menulis ini berimplikasi terhadap budaya

baca tulis itu sendiri. Jumlah masyarakat Indonesia dalam kegiatan membaca

mengalami kemerosotan setiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat dari data yang

diperoleh Badan Pusat statistik (BPS) dalam harian Galamedia Online,

www.klik-galamedia.com diakses pada 22 April 2013 yang menunjukkan bahwa :

Pada tahun 2006 tercatat penduduk dengan usia di atas 10 tahun yang membaca surat kabar 23,46%. Selanjutnya pada tahun 2009, penduduk yang membaca surat kabar 18,94%. Terakhir pada tahun 2012 menunjukkan, penduduk yang membaca surat kabar berjumlah 17,66%.

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa minat membaca dari setiap

tahun malah semakin menurun. Hal tersebut tentu bisa berdampak terhadap

budaya menulis masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak, karena menulis

berhubungan dengan membaca, sedangkan minat membaca masyarakat Indonesia

pun masih tergolong rendah. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Abdul Khak

selaku Kepala Balai Bahasa Bandung dalam situs kompas.com diakses pada 22

April 2013 yang mengemukakan, bahwa :

Tradisi menulis di Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan dengan tradisi membaca, terlebih di kalangan generasi muda. Rendahnya tradisi menulis, tersebut akibat rendahnya minat membaca Minat membaca saja sebenarnya masih rendah. Bayangkan, minat menulis justru berada di bawah minat membaca. Ini tentunya sangat mengkhawatirkan.

Rendahnya minat membaca tentu akan berimplikasi terhadap rendahnya

minat menulis. Menulis adalah keterampilan bahasa yang paling sulit dan

komplek dibandingkan dengan ketiga komponen keterampilan bahasa lainnya.

Kemampuan berbahasa khususnya menulis itu seharusnya bisa didapat pada saat

(21)

3

Peserta didik yang notabene usia remaja diharapkan dapat menjadi generasi yang

cerdas dan kreatif.

Pandangan masyarakat yang beranggapan bahwa proses pembelajaran hanya

bisa didapat di sekolah-sekolah formal, sehingga beberapa dari mereka yang tidak

dapat mengikuti pembelajaran di sekolah formal tidak dapat melakukan proses

pembelajaran. Padahal secara umum proses pembelajaran dapat diklasifikasikan

menjadi tiga jenis, yaitu pembelajaran formal, informal dan non formal. Seiring

dengan hal tersebut pemerintah pun berupaya semaksimal mungkin untuk

mencapai tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan

bangsa.

Pada dasarnya pendidikan secara umum memiliki tugas yang mulia, yaitu

memberdayakan umat manusia sehingga mampu mengaktualisasikan dirinya

secara penuh dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Dilihat dari tujuan

pembangunan nasional juga yaitu untuk membangun manusia seutuhnya dan

pembangunan seluruh masyarakat Indonesia dalam segala aspek kehidupan, baik

bersifat material maupun bersifat spiritual.

Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi masalah tersebut dengan

menyelenggarakan pendidikan non formal. Diselenggarakannya pendidikan non

formal tersebut diharapkan dapat menampung masyarakat, terutama anak-anak

yang tidak dapat mengikuti pembelajaran formal sehingga dapat memfasilitasi

mereka terutama dalam bidang pendidikan.

Keberadaan pendidikan non formal pun semakin diperlihatkan. Hal tersebut

dapat kita lihat dengan banyaknya program yang dicanangkan pemerintah melalui

pendidikan non formal. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) merupakan

salah satu satuan pendidikan non formal yang memiliki fungsi untuk memfasilitasi warga masyarakat. PKBM ini memiliki asas dari masyarakat untuk masyarakat.

Tujuannya untuk menampung masyarakat yang memang ingin menempuh

pendidikan melalui pendidikan non formal.

Salah satu program yang dilaksanakan oleh sebuah PKBM yaitu Program

Koran Anak. Fenomena sosial yang terjadi di masyarakat Indonesia yaitu masih

(22)

4

satu alasan mengapa Program Koran Anak dilaksanakan. Penyelenggaraan

program Koran Anak ini ditujukan untuk anak-anak yang memiliki kerawanan

diperdagangkan dan eksploitasi. Selain itu, tujuan adanya program Koran Anak

tersebut untuk menumbuhkan budaya menulis dikalangan generasi muda.

Dalam hal ini Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebagai satuan

pendidikan non formal sudah tersebar di beberapa daerah di Indonesia berupaya

dapat melakukan tugas dan fungsinya dengan baik. Salah satunya adalah PKBM

Syifaush Shudur yang berada di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Sebagai sebuah

satuan pendidikan non formal, PKBM Syifaush Shudur ini mengadakan program

Koran Anak yang telah dicanangkan pemerintah sebagai upaya menumbuhkan

dan meningkatkan budaya baca tulis untuk anak-anak. Dalam pelaksanaannya,

dalam program Koran Anak terdapat beberapa kegiatan pembelajaran. Kegiatan

pembelajaran dilakukan untuk mencapai tujuan dari program Koran Anak itu

sendiri.

Sama halnya seperti lembaga pendidikan formal, lembaga pendidikan non

formal pun memiliki kurikulum tersendiri, yang digunakan untuk mencapai tujuan

pendidikan yang ingin dicapai dari lembaga tersebut. Kegiatan pembelajaran

dilakukan sesuai dengan kurikulum yang telah disusun. Kegiatan pembelajaran

juga menyesuaikan dengan karakteristik dari peserta didik dan lingkungan sekitar,

juga disesuaikan dengan kebutuhan dan minat, namun tetap memiliki tujuan

utama, yaitu untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Dalam program Koran Anak terdapat beberapa kegiatan pembelajaran, salah

satunya adalah kegiatan pembelajaran jurnalistik. Diberikannya pembelajaran

jurnalistik ini melihat pentingnya komunikasi saat ini dan pentingnya

(23)

5

kemampuan menulis. Menulis memang biasa dianggap sebagai hal yang tidak

penting. Pemikiran akan hal tersebut harus diluruskan, karena pada dasarnya

menulis merupakan bagian dasar dari sebuah pendidikan dan pembelajaran.

Sehingga kemampuan dan keterampilan menulis harus ditanamkan sejak dini.

Mengingat sebuah keberhasilan dari proses pembelajaran yaitu adanya

beberapa komponen pembelajaran yang saling berkaitan dan mendukung satu

sama lain. Salah satu komponen pembelajaran yang mempengaruhi keberhasilan

proses pembelajaran adalah penerapan metode pembelajaran. Melihat pentingnya

kegiatan pembelajaran jurnalistik tersebut, maka dalam pelaksanaannya

diperlukan sebuah metode pembelajaran yang harus diterapkan sehingga dapat

menarik minat peserta didik untuk belajar.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di PKBM Syifaush Shudur, diketahui

bahwa metode yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran jurnalistik pada

program Koran Anak ini adalah experiental learning. Metode experiential

learning ini berarti belajar melalui pengalaman atau dengan kata lain

pembelajaran dilakukan dengan berbasis pengalaman. Salah satu aspek dalam

proses pembelajaran adalah adanya pengalaman, baik itu melalui pengalaman

langsung maupun tidak langsung.

Seperti pepatah yang mengatakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik.

Karena proses belajar adalah berpikir, berbuat dan dapat memperkaya

pengalaman. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Bachri dan Zain (2006:10)

mengenai belajar, bahwa “belajar merupakan perubahan tingkah laku berkat

pengalaman dan latihan”. Karena pada dasarnya hakikat belajar adalah perubahan,

maka dalam hal ini kegiatan pembelajaran dilakukan untuk menghasilkan

perubahan perilaku peserta didik yang didasarkan pada sebuah pengalaman langsung.

Hamalik (2010:212) menyatakan bahwa “pembelajaran berdasarkan

pengalaman memberi seperangkat atau serangkaian situasi belajar dalam bentuk

keterlibatan pengalaman sesungguhnya yang dirancang oleh guru”. Berdasarkan

hal tersebut, maka dengan diterapkannya experiential learning ini peserta didik

(24)

6

konkret, sehingga dapat memotivasi peserta didik dan dapat meningkatkan

pengetahuan dan mengembangkan keterampilan. Karena pada dasarnya dengan

belajar berdasarkan pengalaman dengan keterlibatan langsung peserta didik dalam

aktivitas pembelajaran dapat membangun inisiatif dari dalam peserta didik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala PKBM Syifaush Shudur,

kemampuan peserta didik dalam menulis khususnya menulis artikel ringan

menjadi salah satu tujuan dilaksanakannya pembelajaran jurnalistik. Penerapan

experiential learning dalam pembelajaran jurnalistik dirancang dengan cara

menciptakan suasana pembelajaran nyata, peserta didik terjun langsung ke

lapangan untuk mendapatkan sebuah informasi atau berita sebagai bahan untuk

tugas menulis artikel ringan serta terlibat langsung dalam pengelolaan dari Koran

Anak itu sendiri. Dalam pelaksanaan pembelajaran jurnalistik melalui experiential

learning ini, peserta didik diajarkan bagaimana cara menulis artikel yang baik,

selain itu peserta didik berperan seperti jurnalis untuk mencari informasi yang

akan mereka tuangkan dalam bentuk tulisan. Dengan demikian, peserta didik

terlibat secara langsung dan memperoleh pengalaman nyata selama ia mengikuti

kegiatan pembelajaran.

Jika seseorang terlibat secara langsung dan aktif dalam proses belajar maka

orang itu akan belajar jauh lebih baik. Hal ini dikarenakan dalam proses belajar

tersebut pembelajar secara aktif berpikir tentang apa yang dipelajari dan kemudian

bagaimana menerapkan apa yang telah dipelajari dalam situasi nyata. Hal tersebut

sesuai dengan yang dikemukakan Edgar Dale (Dimyati dan Mudjiono, 2009:45)

(25)

7

kemampuan menulis artikel ringan. Di PKBM Syifaush Shudur ini kemampuan

menulis yang harus dipelajari peserta didik, terutama dalam menulis artikel terdiri

dari dua aspek, yakni aspek kebahasaan dan aspek dari penulisan artikel itu

sendiri.

Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka

peneliti ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran jurnalistik

melalui experiential learning dihubungkan dengan kemampuan menulis artikel

pada program Koran anak di PKBM Syifaush Shudur.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan pada permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti

merumuskan masalah umum dalam penelitian ini adalah “apakah terdapat

hubungan yang signifikan antara pelaksanaan pembelajaran jurnalistik melalui

experiential learning dengan kemampuan menulis artikel pada program koran

anak di PKBM Syifaush Shudur?”

Secara khusus, maka penelitian ini dibatasi pada sub masalah yang

diidentifikasi sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran jurnalistik melalui experiential

learning pada program koran anak di PKBM Syifaush Shudur?

2. Bagaimana gambaran kemampuan peserta didik menulis artikel dalam

pembelajaran jurnalistik program koran anak di PKBM Syifaush Shudur?

3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pelaksanaan

pembelajaran jurnalistik melalui experiential learning dengan kemampuan

peserta didik menulis artikel pada program koran anak di PKBM Syifaush

Shudur?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

hubungan pelaksanaan pembelajaran jurnalistik melalui experiential learning

terhadap kemampuan menulis artikel peserta didik pada Program Koran Anak di

(26)

8

Sedangkan secara khusus, tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Memperoleh gambaran mengenai pelaksanaan pembelajaran jurnalistik

melalui experiential learning pada program Koran Anak di PKBM

Syifaush Shudur.

2. Memperoleh gambaran mengenai kemampuan peserta didik menulis

artikel dalam pembelajaran jurnalistik pada program Koran Anak di

PKBM Syifaush Shudur.

3. Mengetahui adanya hubungan yang positif dan signifikan antara

pelaksanaan pembelajaran jurnalistik melalui experiential learning

terhadap kemampuan peserta didik menulis artikel pada Program Koran

Anak di PKBM Syifaush Shudur.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam dunia pendidikan, baik

sebagai pengembang pendidikan, lembaga pendidikan non formal serta khususnya

bagi lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat dan peserta program yang

terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan

peranan metode pembelajaran yang dapat memberikan dampak positif

dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran Jurnalistik melalui experiental

learning.

2. Manfaat Praktis

(27)

9

2. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran yang

positif, terutama sebagai pengembang kurikulum dan pembelajaran.

Penelitian ini juga termasuk ke dalam bagian teknologi pendidikan, yaitu

pada implementasi kegiatan pembelajaran dan penggunaan metode

pembelajaran yang efektif.

3. Peneliti

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan

wawasan pengetahuan yang lebih luas dan dalam lagi serta menjawab

rasa keingintahuan peneliti mengenai pelaksanaan pembelajaran

jurnalistik melalui experiental learning dengan kemampuan menulis

artikel pada program Koran Anak.

E. Struktur Organisasi Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab sesuai dengan

pedoman penulisan karya ilmiah (2012) yang telah ditentukan oleh UPI, yang

diuraikan sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang

penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan struktur organisasi penulisan.

Bab II Kajian Teori. Bab ini berisi landasan teoritik yang mendukung data

penelitian. Dalam bab ini membahas mengenai konsep belajar dan pembelajaran,

konsep experiential learning, konsep program koran anak, konsep menulis artikel,

asumsi dan hipotesis.

Bab III Metode Penelitian. Pada bab III ini dibahas mengenai metodologi dari

penelitian yang dilakukan. Pada bab III ini terdiri dari lokasi, populasi dan sampel

penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen

penelitian, teknik pengumpulan data, teknik uji instrumen, teknik analisis data,

(28)

10

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Pada bab IV ini terdiri dari

deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian

Bab V Kesimpulan dan Saran. Dalam bab V ini terdapat dua hal pokok yaitu

kesimpulan yang berisikan poin utama dari hasil penelitian dan juga saran atau

(29)

45

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakannya penelitian guna untuk

memperoleh data yang diperlukan. Penelitian ini dilakukan di Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat (PKBM) Syifaush Shudur yang beralamat di Jalan Adung No.

11 Tarogong Kidul Garut.

Penelitian dilakukan di PKBM Syifaush Shudur karena berdasarkan studi

pendahuluan PKBM Syifaush Shudur ini menyelenggarakan program Koran Anak yang didalamnya terdapat kegiatan pembelajaran jurnalistik melalui experiential

learning. Berdasarkan hal tersebut sehingga dapat menjawab rumusan masalah

dalam penelitian ini.

2. Populasi Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan dari subjek yang akan diteliti dan memenuhi

syarat-syarat tertentu untuk menjawab masalah penelitian. Pernyataan tersebut

sesuai dengan yang dikemukakan Sugiyono (2011:117), bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta program Koran Anak di

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Syifaush Shudur. Adapun peserta yang

mengikuti program Koran Anak tersebut berjumlah 30 orang.

3. Sampel Penelitian

Sampel merupakan subjek penelitian yang dapat mewakili dari seluruh

populasi penelitian. Sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif (mewakili). Seperti yang dikemukakan Sugiyono (2011:118), bahwa

(30)

46

tersebut”. Senada dengan itu Arifin (2011:215) mengatakan bahwa, “sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki atau juga dapat dikatakan

bahwa sampel adalah populasi dalam bentuk mini (miniature population)”.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini didapat dengan teknik

pengambilan sampel (teknik sampling) Nonprobability Sampling dengan

Sampling Jenuh. Peneliti menggunakan teknik sampling ini karena jumlah

populasi sebanyak 30 orang. Menurut Riduwan (2012:64), “sampling jenuh ialah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel dan

dikenal juga dengan istilah sensus”. Sampling jenuh dilakukan bila populasinya kurang dari 30 orang.

Lebih lanjut Arikunto (2006:134), mengemukakan “apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi.” Dalam penelitian ini, melihat jumlah populasi sebanyak 30 orang, oleh karena itu, semua anggota populasi dijadikan sampel penelitian. Oleh

karena itu, sampel yang diambil untuk penelitian ini sebanyak 30 orang.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan keseluruhan dari perencanaan penelitian untuk

menjawab permasalahan penelitian yang telah dirumuskan. Dalam hal ini, desain

penelitian sebagai alat untuk mengontrol variabel yang berpengaruh dalam

penelitian tersebut. Arifin (2011:59) menjelaskan, bahwa :

(31)

47

Adapun hubungan antara variabel X dan Y digambarkan sebagai berikut :

Tabel 3.1

XY : Hubungan antara pelaksanaan kegiatan pembelajaran jurnalistik melalui

experiential learning dengan kemampuan menulis

C. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam sebuah penelitian

untuk mencapai tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2011:3), “metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan

dan kegunaan tertentu.”

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif, yakni mendeskripsikan

hubungan pelaksanaan pembelajaran jurnalistik melalui experiential learning

dengan kemampuan menulis artikel pada program Koran Anak di PKBM Syifaush

Shudur.

Pendekatan kuantitatif digunakan dalam penelitian dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, dengan menggunakan

pendekatan kuantitatif data penelitian dianalisis secara eksak atau perhitungan

statistik. Menurut Arifin (2011:2009),

(32)

48

Pemilihan metode tersebut disesuaikan dengan tujuan penelitian. Metode

penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan

objek yang diteliti secara rinci yang terjadi saat ini dan dalam keadaan apa

adanya. Sebagaimana dikemukakan oleh Arifin (2011:54), bahwa penelitian

deskriptif adalah :

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menjawab persoalan-persoalan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi saat ini, baik tentang fenomena dalam variabel tunggal maupun korelasi dan atau perbandingan berbagai variabel.

Adapun langkah-langkah penelitian deskriptif yang dikemukakan Arifin

(2011:56), adalah sebagai berikut :

14. Menarik simpulan, implikasi dan saran 15. Menyusun laporan.

Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang

(33)

49

mencari hubungan antara variabel X (pelaksanaan pembelajaran jurnalistik

melalui experiential learning) dan variabel Y (kemampuan menulis).

D. Definisi Operasional

Definisi operasional ini dirumuskan agar tidak terjadi perbedaan persepsi

dalam menafsirkan konsep variabel yang dilakukan oleh peneliti. Menurut Arifin

(2011:190), “definisi operasional adalah definisi khusus yang didasarkan atas

sifat-sifat yang didefinisikan, dapat diamati, dan dilaksanakan oleh peneliti lain”. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini, sebagai berikut :

1. Pembelajaran Jurnalistik

Pembelajaran jurnalistik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah salah satu

pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam program koran anak untuk

meningkatkan keterampilan peserta didik dalam bidang jurnalistik sederhana,

keterampilan menulis, sehingga peserta didik memiliki kesiapan untuk

melakukan pengelolaan penerbitan koran anak. Pada pelaksanaannya kegiatan

pembelajaran jurnalistik ini dilakukan melalui experiential learning.

2. Penerapan Experiential Learning

Experiential learning yang dimaksud adalah sebuah metode pembelajaran

yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran jurnalistik dimana peserta didik

diarahkan agar mendapatkan pengalaman nyata. Dalam penelitian ini

penerapan experiential learning dilihat dari tahapannya, yaitu : Concrete

Experience, Reflection Observation, Abstract Conseptualization, Active Experiment. Dengan diterapkannya experiential learning ini peserta didik

dapat belajar langsung dari pengalaman atau dapat dikatakan pembelajaran

yang dilakukan berbasis pengalaman secara langsung.

3. Kemampuan Menulis Artikel

Kemampuan menulis yang dimaksud adalah hasil yang dicapai oleh peserta

didik setelah melakukan kegiatan pembelajaran jurnalistik melalui

experiential learning. Kemampuan menulis disini adalah menulis artikel

ringan yang didalamnya terdapat beberapadua aspek penilaian yaitu, aspek

(34)

50

efektif dan keruntunan paragraf dan aspek artikel, meliputi pemilihan topik,

pemilihan judul, kelengkapan isi tulisan, komposisi artikel, dan struktur

penulisan artikel. Dalam hal ini sesuai dengan pedoman penilaian yang

diterapkan pada program koran anak di PKBM Syifaush Shudur.

4. Program Koran Anak

Program koran anak ini yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan salah

satu program yang dilaksanakan oleh lembaga Pendidikan Non Formal.

Program ini diselenggarakan oleh PKBM Syifaush Shudur untuk

meningkatkan budaya menulis pada anak-anak. Pada program Koran Anak ini

diberikan pembelajaran jurnalistik sebagai penguatan keberaksaraan melalui

berbagai media informasi, komunikasi, dan teknologi.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket,

pedoman wawancara dan pedoman studi dokumentasi. Instrumen penelitian

merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data-data yang

diperlukan dalam penelitian. Dalam mengumpulkan data penelitian digunakan

instrumen penelitian. Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan

pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian

biasanya dinamakan instrumen penelitian. Seperti yang dikemukakan Sugiyono

(2011:148), “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.

Angket sebagai instrumen penelitian yang dilakukan dengan cara mengajukan

(35)

51

hasil kemampuan menulis artikel peserta didik saat mengikuti kegiatan

pembelajaran.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan oleh seorang

peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan untuk sebuah penelitian. Data

yang dikumpulkan dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab pertanyaan

yang telah dirumuskan, karena data yang diperoleh akan dijadikan landasan dalam

mengambil suatu kesimpulan. Agar data yang dikumpulkan baik dan benar, maka

instrumen pengumpulan datanya harus baik pula. Cara menyusun instrumen

menurut Sugiyono (2011:149), yaitu :

Titik tolak dari penyusunan adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan penyusunan instrumen, maka perlu digunakan matrik pengembangan instrumen atau kisi-kisi instrumen.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,

sebagai berikut:

1. Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan

seperangkat pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden. Seperti yang

yang dikemukakan Arifin (2011:228), “angket adalah instrumen penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan untuk menjaring data atau

informasi yang harus dijawab responden secara bebas sesuai dengan

pendapatnya”. Hal ini senada dengan Sugiyono (2011:199), “angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya”.

Dalam penelitian ini, angket diberikan kepada sampel penelitian, yaitu peserta

program Koran Anak sebanyak 30 orang. Peneliti menggunakan agket sebagai alat

(36)

52

memperoleh informasi mengenai masalah penelitian yang menjadi fokus utama

dalam penelitian ini.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk angket berstruktur

dengan bentuk jawaban tertutup, yaitu angket yang menyediakan beberapa

pertanyaan dimana setiap pertanyaan sudah tersedia berbagai alternatif jawaban.

Riduwan (2012:72) menjelaskan, “angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu

jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda

silang (x) atau tanda checklist (√)”. Dengan digunakannya angket tertutup ini, responden tidak dapat memberikan jawaban lain kecuali yang telah tersedia

sebagai alternative jawaban.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan skala Likert kategori pilihan genap, yaitu

empat pilihan kategori. Menurut Sukardi (2004:147), “untuk menskor skala kategori Likert, jawaban diberi bobot atau disamakan dengan nilai kuantitatif

4,3,2,1 untuk empat pilihan pernyataan positif dan 1,2,3,4 untuk pernyataan

negatif”.

Berikut rentang skala Likert dalam penelitian ini.

Tabel 3.2 Rentang Skala Likert

Pernyataan Sangat

Setuju Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Positif 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4

(37)

53

c. Membuat pedoman atau petunjuk cara menjawab pertanyaan, guna

memudahkan responden untuk menjawab pertanyaan.

d. Jika angket sudah tersusun baik, dilakukan uji coba lapangan agar dapat

diketahui kelamahannya.

e. Angket yang telah diujicobakan dan terdapat kelemahan direvisi, baik dari

segi bahasa atau pertanyaannya. Atau dihapus apabila pertanyaan lain

masih dapat mewakili indikator yang ada.

f. Menggandakan angket sesuai banyaknya jumlah responden.

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data untuk memperoleh

informasi langsung dari sumbernya guna menemukan jawaban terhadap

permasalahan yang diteliti. Menurut Arifin (2011:233), “wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab,

baik langsung maupun tidak langsung dengan responden untuk mencapai tujuan

tertentu”.

Dalam penelitian ini, wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas,

dimana terjadi tanya jawab bebas antara peneliti dengan responden, namun

peneliti tetap menggunakan tujuan penelitian sebagai pedoman. Wawancara ini

dilakukan guna untuk memperoleh informasi secara lebih mendalam lagi dari

responden. Data yang diperoleh melalui wawancara ini dapat digunakan sebagai

data penunjang mengenai permasalahan dalam penelitian ini, yakni mengenai

kegiatan pembelajaran jurnalistik melalui experiential learning. Wawancara ini

dilakukan secara langsung dengan Ketua Lembaga PKBM Syifaush Shudur dan

beberapa orang tutor.

Adapun langkah-langkah teknik pengumpulan data dengan wawncara, adalah

sebagai berikut :

a. Merumuskan tujuan wawancara.

b. Membuat kisi-kisi dan pedoman wawancara.

c. Menyusun pertanyaan sesuai dengan data yang diperlukan.

(38)

54

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah teknik untuk mepelajari dan menganalisis

bahan-bahan tertulis kantor atau sekolah, seperti : silabus, program tahunan, program

bulanan, program mingguan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), catatan

pribadi peserta didik, buku raport, kisi-kisi, daftar nilai, lembar soal/tugas, lembar

jawaban dan lain-lain. Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk

melihat gambaran pelaksanaan pembelajaran dan hasil kemampuan peserta didik

dalam menulis. Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data-data

yang dapat menjawab rumusan masalah seperti silabus dan pedoman penilaian.

G. Teknik Uji Instrumen

Teknik uji instrumen dilakukan untuk mengukur sejauh mana instrumen yang

digunakan dalam penelitian memiliki kualitas yang baik. Dalam sebuah penelitian,

kualitas dari sebuah instrumen penelitian sangat mempengaruhi kualitas data hasil

penelitian tersebut. Sebuah instrumen penelitian pada umumnya mempunyai dua

syarat penting, yaitu validitas dan reliabilitas.

Dalam pelaksanaan uji coba instrumen, peneliti menyebarkan instrumen

penelitian berupa angket kepada 30 orang responden peserta didik. Instrumen

yang diujicobakan adalah instrumen angket untuk variabel X mengenai

pelaksanaan pembelajaran jurnalistik melalui experiential learning sedangkan

untuk variabel Y mengenai hasil kemampuan menulis tidak dilakukan uji

instrumen karena diperoleh dengan studi dokumentasi. Uji coba instrumen

dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas.

(39)

55

apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat menangkap data dari

variabel yang diteliti secara tepat.

Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini dengan menguji coba

instrumen, dimana instrumen yang telah disetujui diujicobakan kepada sampel

darimana populasi diambil. Uji validitas dilakukan dengan analisis faktor, yaitu

dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen. Adapun rumus yang

digunakan adalah rumus koefisien korelasi product moment dari Karl Pearson,

yaitu :

Dalam penelitian ini, perhitungan validitas instrumen dilakukan dengan

menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2010. Untuk mengetahui butir

item yang valid dan tidak valid dilakukan dengan cara membandingkan nilai rhitung

dengan nilai rtabel pada taraf kepercayaan 95% atau α = 0,05. Apabila nilai rhitung > rtabel maka item instrumen tersebut dinyatakan valid, begitupun sebaliknya apabila

nilai rhitung < rtabel maka item instrumen dinyatakan tidak valid. Adapun nilai rtabel

dari n = 30 yaitu sebesar 0,374. Instrumen variabel X yang diujicobakan sebanyak

40 item pernyataan.

Hasil dari perhitungan uji validitas instrumen variabel X dari 40 item

pernyataan terdapat 31 item yang dinyatakan valid dan 9 item yang dinyatakan

tidak valid. Setiap item yang dinyatakan tidak valid dibuang, yaitu item no 5, 11,

15, 16, 22, 23, 25, 32, 36, karena item yang lainnya masih dapat mewakili

(40)

56

sebanyak 31 item pernyataan, yaitu no 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 17, 18,

19, 20, 21, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 37, 38, 39, 40.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah derajat konsistensi instrument yang bersangkutan (Arifin,

2011:248). Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang

sama bila diujikan pada kelompok yang sama dalam waktu yang berbeda. Dalam

penelitian ini, untuk menguji reliabilitas instrument menggunakan pengujian

reliabilitas internal consistency dengan rumus Croncbach’s Alpha atau Koefisien Alpha.

Peneliti menggunakan rumus Croncbach’s Alpha dikarenakan instrumen yang digunkan dalam penelitian ini adalah angket. Seperti menurut Arikunto

(2006:196), “rumus alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang

skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.” Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara mencobakan

instrument sekali saja, kemudian data diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu.

Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam mencari reliabilitas dengan

menggunakan Croncbach’s Alpha, seperti yang dikemukakan Riduwan (2012:115) adalah sebagai berikut :

a) Mencari Varians Total

Keterangan :

(41)

57

Keterangan :

: varians butir setiap varians

: jumlah kuadrat jawaban responden pada setiap varians : jumlah kuadrat skor seluruh responden dari setiap item

: jumlah responden uji coba

c) Rumus Alpha

( ) ( )

Keterangan :

: reliabilitas instrumen

: banyaknya butir item : jumlah varians item

: varians total

Dalam perhitungan uji reliabilitas ini peneliti menggunakan bantuan program

IBM SPSS Statistics 20. Untuk mengetahui apakah instrumen tersebut reliable

atau tidak dilakukan dengan cara membandingkan nilai rhitung yang diperoleh dari

hasil perhitungan IBM SPSS Statistics 20 dengan nilai rtabel dari n = 30 yaitu

sebesar 0,374, pada α = 0,05. Apabila hasil rhitung > rtabel, maka instrumen tersebut dapat dikatakan reliable.

Hasil perhitungan uji relibilitas instrumen variabel X dari 40 item didapat rhitung = 0,886. Jika nilai rhitung dibandingkan dengan nilai rtabel dari n = 30 dan α = 0,05 yaitu 0,374, maka dapat dilihat bahwa rhitung (0,886) > rtabel (0,374). Apabila

nilai rhitung > rtabel maka instrumen dapat dinyatakan reliable. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan dinyatakan reliable dan

(42)

58

H. Teknik Analisis Data

Setelah instrumen diujicobakan kepada responden, maka langkah selanjutnya

adalah melakukan analisis data. Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersifat

kuantitatif yang didapat dari instrumen angket sehingga perlu diolah untuk proses

penarikan kesimpulan. Sugiyono (2011:207) menjelaskan, “dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden

atau sumber data lain terkumpul”.

Kegiatan dalam analisis data adalah : mengelompokkan data berdasarkan

variabel, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,

menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk

menjawab rumusan masalah, dan melakukan hipotesis yang telah diajukan.

(Sugiyono, 2011:207)

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai

berikut :

1. Menghitung Skor Penelitian

Skor penelitian yang dimaksud adalah skor yang didapat dari indikator

masing-masing variabel. Skor tersebut digunakan untuk menjawab rumusan

masalah terkait pelaksanaan pembelajaran jurnalistik melalui experiential

learning dan kemampuan peserta didik dalam menulis artikel. Skor yang telah

didapatkan kemudian di interpretasikan sesuai dengan kriteria interpretasi

skor yang telah ditetapkan. Adapun cara yang dilakukan dalam menentukan

kriteria interpretasi skor, seperti yang dikemukakan Riduwan (2012:94),

sebagai berikut :

a. Menghitung skor indeks maksimum, dengan cara :

(43)

59

d. Menetukan kriteria interpretasi skor seperti berikut :

Skor Minimum Skor Maksimum

KB CB B SB

Grafik 3.1 Interval Interpretasi Skor

2. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan langkah penelitian yang dilakukan untuk

mendeteksi distribusi data pada sebuah variabel yang digunakan dalam

penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji normalitas data

dengan Kolmogorov Smirnov yang diolah dengan bantuan program IBM SPSS

Statistics 20. Adapun kriteria pengujian dalam uji normalitas seperti yang

dikemukakan oleh Noor (2011: 178), yaitu sebagai berikut :

 Jika signifikansi yang diperoleh > α, maka sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal.

 Jika signifikansi yang diperoleh < α, maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menentukan diterima atau

ditolaknya hipotesis penelitian yang telah dirumuskan. Dalam pengujian

hipotesis ini peneliti menggunakan uji analisis korelasi dan uji signifikansi,

sebagai berikut :

a. Analisis Korelasi

Penelitian ini dilakukan untuk menguji hubungan dua variabel, sehingga

dalam analisis data menggunakan analisis korelasi. Tujuan analisis korelasi

adalah untuk mengukur derajat hubungan dan bagaimana eratnya hubungan

itu. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan analisis data dengan teknik

(44)

60

berupa data ordinal yang diperoleh dari angket dengan skala likert. Senada

dengan yang dikemukakan Arifin (2011:274) mengenai korelasi rank

spearman, bahwa “korelasi tata jenjang menentukan hubungan dua variabel

jika data kedua variabel itu berbentuk ordinal, atau data interval dan rasio

yang diubah menjadi data ordinal. Selain itu jumlah sampelnya kecil (kurang

dari 30)”.

Adapun rumus koefisien korelasi rank spearman sebagai berikut :

(Sumber: Arifin, 2011:277)

Keterangan :

= koefisien korelasi tata jenjang

1 = bilangan tetap

6 = bilangan tetap

= jumlah sampel

= jumlah kuadrat dari selisih rank variabel X dan Y

Adapun dalam perhitungannya, peneliti menggunakan bantuan program

IBM SPSS Statistics 20, pada uji dua pihak (two tail) dengan jumlah sampel

sebanyak 30 orang dan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau α = 0,05. Untuk menafsirkan koefisien korelasi dapat menggunakan kriteria sebagai berikut :

Tabel 3.3

Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

(45)

61

b. Uji Signifikansi

Setelah mendapatkan nilai koefisien korelasi selanjutnya adalah

melakukan uji signifikansi untuk mengetahui penerimaan atau penolakan

hipotesis. Uji hipotesis ini dengan perhitungan uji-t, dengan rumus sebagai

berikut :

√ √

(Sumber: Riduwan, 2012:139) Keterangan :

t = uji signifikansi

= koefisien korelasi

n= jumlah sampel

Untuk melakukan pengujian hipotesis, dilakukan dengan cara

membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Berikut kaidah pengujian yang

dikemukakan Riduwan (2012:140),

 Apabila thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima (artinya signifikan atau terdapat hubungan antara variabel X dan variabel Y)

 Apabila thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak (artinya tidak signifikan atau tidak terdapat hubungan antara variabel X dan variabel Y)

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan sesuai prosedur penelitian umum, yaitu

dimulai dari tahap persiapan sampai dengan tahap pembuatan laporan penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti mengacu terhadap prosedur penelitian yang

dikemukakan oleh Arikunto (2006:22), yaitu pembuatan rancangan penelitian,

pelaksanaan penelitian dan pembuatan laporan penelitian.

1. Pembuatan Rancangan Penelitian

(46)

62

Peneliti memilih masalah setelah melakukan studi pendahuluan dengan

berkunjung ke PKBM Syifaush Shudur. Dalam studi pendahuluan, peneliti

melakukan wawancara dengan Kepala PKBM Syifaush Shudur, sehingga

peneliti menemukan permasalahan yang dapat dijadikan sebagai latar

belakang dan rumusan masalah penelitian.

b. Merumuskan Masalah

Setelah memilih masalah, selanjutnya peneliti melakukan perumusan

masalah penelitian. Merumuskan masalah ini, dengan melakukan

perumusan judul, membuat desain penelitian sesuai dengan masalah dan

tujuan penelitian yang telah ditentukan.

c. Memilih Metode dan Pendekatan Penelitian.

Dalam tahap penyusunan rancangan penelitian, peneliti memilih metode

dan pendekatan penelitian yang akan digunakan. Adapun metode yang

digunakan adalah studi deskriptif korelasional dengan pendekatan

kuantitatif.

d. Menentukan variabel

Setelah merumuskan masalah maka akan didapat variabel dalam

penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu pelaksanaan

pembelajaran jurnalistik melalui experiential learning (Variabel X) dan

kemampuan menulis artikel (variabel Y)

e. Menentukan dan menyusun instrumen yang digunakan

Instrumen yang dipakai berupa angket, pedoman wawancara, dan pedoman

studi dokumentasi. Dalam tahap ini, peneliti melakukan beberapa hal,

yaitu :

(47)

63

a. Mengumpulkan data

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data sesuai dengan rumusan dan

tujuan penelitian. Peneliti melakukan pengumpulan data dari instrumen

yang telah disebarkan kepada responden.

b. Melakukan analisis data

Data yang sudah diperoleh dari hasil uji coba instrumen kemudian data

tersebut dianalisis sesuai dengan teknik analisis data yang ditetapkan.

c. Menarik kesimpulan

Setelah semua data dianalisis, kemudian peneliti menarik kesimpulan

berdasarkan data yang telah diperoleh dan dianalisis.

3. Pembuatan Laporan Penelitian

Dalam keseluruhan penelitian ini laporan disajikan dalam bentuk tertulis yang

disusun secara rinci dan sistematis dan berdasarkan dengan kaidah-kaidah

(48)

115

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka

dalam penelitian ini terdapat simpulan, sebagai berikut :

1. Pelaksanaan pembelajaran jurnalistik melalui experiential learning pada

program Koran Anak berada pada kategori sangat baik. Hal tersebut

menunjukkan bahwa dalam pelaksanaannya, pembelajaran jurnalistik melalui

experiential learning pada program Koran Anak di PKBM Syifaush Shudur

berjalan sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat dari keempat tahapan dari

experiential learning, yaitu pengalaman konkret, pengamatan aktif dan

reflektif, konseptualisasi abstrak, dan eksperimen aktif yang berjalan sangat

baik pula. Dengan demikian, dalam pelaksanaannya, sudah sesuai dengan

prosedur pembelajaran eksperensial.

2. Kemampuan peserta didik dalam menulis artikel berada pada kategori baik.

Kemampuan peserta didik menulis artikel dilihat dari aspek kebahasaan dan

aspek artikel dapat dikatakan baik. Dengan demikian, peserta didik mampu

menulis artikel dengan menggunakan pemilihan kata (diksi), ejaan dan tanda

baca, kalimat efektif, keruntutan paragraf, pemilihan topik dan judul, struktur

penulisan artikel dengan baik

3. Pembelajaran jurnalistik melalui experiential learning memiliki hubungan

yang positif dan signifikan dengan kemampuan menulis artikel pada program

(49)

116

akan tetapi komponen pembelajaran lainnya seperti media harus mendapat

perhatian. Penggunaan media diharapkan dapat lebih variatif lagi agar

dapat lebih menarik perhatian peserta didik.

b. Alangkah lebih baiknya pelaksanaan program Koran Anak ini, ada

pengelompokkan peserta didik berdasarkan usia.

c. Kegiatan pembelajaran jurnalistik dapat terus dilaksanakan agar tujuan

dari program Koran Anak sendiri dapat benar-benar tercapai.

d. Penerapan metode experiential learning tetap disesuaikan dengan prosedur

yang berlaku agar tetap dapat mencapai keberhasilan pembelajaran, tidak

hanya kemampuan menulis artikel saja, tetapi dalam menumbuhkan

budaya menulis.

2. Tutor

a. Tutor sebaiknya lebih dapat memberikan motivasi ketika kegiatan

pembelajaran.

b. Tutor diharapkan dapat lebih mengenal peserta didik berdasarkan tipe

belajar dari experiential learning.

c. Meskipun berperan sebagai fasilitator, namun tetap harus membimbing

peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

3. Peserta Didik

a. Peserta didik diharapkan lebih serius lagi dalam mengikuti pembelajaran

jurnalistik, sehingga dapat lebih meningkatkan kemampuan menulis

artikel.

b. Peserta didik diharapkan tidak hanya memiliki kemampuan menulis artikel saja, akan tetapi dapat membuat tulisan jenis lainnya.

c. Peserta didik harus bisa memanfaatkan kegiatan pembelajaran jurnalistik

melalui experiential learning tersebut untuk meningkatkan kemampuan

(50)

117

4. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

a. Sebagai pengembang kurikulum dan pembelajaran, sebaiknya tidak hanya

pendidikan formal saja, akan tetapi dalam pendidikan non formal pun

perlu mendapat perhatian. Dalam hal ini, secara sederhana dapat

mengaalisis metode pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam

pendidikan non formal.

b. Dapat mengaplikasikan lima kawasan teknologi pendidikan ke dalam

pendidikan non formal.

5. Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini hanya meneliti tentang hubungan antara pelaksanaan

pembelajaran jurnalistik melalui experiential learning dengan kemampuan

menulis artikel saja, perlu kiranya diadakan penelitian lebih lanjut yang lebih

mendalam mengenai pelaksanaan pembelajaran jurnalitik pada program Koran

Anak tersebut. Selain itu, dapat mengadakan penelitian, seperti meneliti efektifitas

pelaksanaan program Koran Anak terhadap kemampuan menulis peserta didik

(51)

118

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal. (2011). Penelitian Pendidikan (Metode dan Paradigma Baru). Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bachri, Syaiful dan Zain, Aswan. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Baharuddin dan Wahyuni, Esa. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

Budiningsing, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Dalyono. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Hernawan, Wawan. (2009). Peningkatan Kompetensi Menulis Melalui Model

Pembelajaran Menulis Berbasis Budaya. Thesis pada UPI Bandung : Tidak

Diterbitkan.

Indriana, Dina. (2011). Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif. Jogjakarta : Diva Press

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2012). Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Peningkatan Budaya Tulis Melalui Koran Ibu, Koran Anak dan Aksara Berbasis Cerita Rakyat. Jakarta: Kemendikbud.

Gambar

Tabel 4.28  Hasil Kemampuan Peserta Didik Menulis Artikel Indikator
Gambar 2.1 Hubungan antara Komponen Pembelajaran  ................................
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Rentang Skala Likert
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, dapat diambil kesimpulan, bahwa penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Mata Pelajaran IPS terpadu

Setelah dianalisis terhadap data penelitian penggunaan model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) yang berorientasi kecerdasan

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran berpikir-berbicara-menulis melalui media foto jurnalistik dapat

Penguasaan konsep siswa di kelas eksperimen yang mengggunakan model pembelajaran experiential learning dan di kelas kontrol dengan model pembelajaran secara

Berdasarkan rincian data pada Tabel 4 dapat diketahui bahwa setelah membelajarkan siswa dengan model pembelajaran experiential learning untuk memudahkan pengungkapan gagasan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis pengalaman ( Experiential Learning ) dapat meningkatkan

Setelah dilakukan tindakan berupa pe- nerapan model Experiential Learning dalam pembelajaran menulis pantun pada siswa ke- las IV SD Negeri di Kabupaten Purworejo,

Abstrak: Pembelajaran Experiential Learning melalui Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat di SKB Kota Pontianak (studi pada ibu-ibu peserta PKM di wilayah Jeruju, Pontianak