HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN JURNALISTIK MELALUI EXPERIENTIAL LEARNING DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARTIKEL PADA PROGRAM KORAN ANAK
(Studi Deskriptif Korelasional terhadap Peserta Program Koran Anak di PKBM Syifaush Shudur)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh :
GHINA AFINI CAPRIDITI 0900950
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Hubungan antara Pelaksanaan
Pembelajaran Jurnalistik melalui
Experiential Learning
dengan Kemampuan
Menulis Artikel pada Program Koran Anak
Oleh
Ghina Afini Capriditi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Ghina Afini Capriditi 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
LEMBAR PENGESAHAN
GHINA AFINI CAPRIDITI
0900950
HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN JURNALISTIK MELALUI EXPERIENTIAL LEARNING DENGAN KEMAMPUAN MENULIS
ARTIKEL PADA PROGRAM KORAN ANAK
(Studi Deskriptif Korelasional terhadap Peserta Program Koran Anak di PKBM Syifaush Shudur)
Disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I
Dr. H. Rudi Susilana, M.Si NIP. 196610191991021001
Pembimbing II
Hj. Riche Cynthia, M.Si NIP. 197611152001122001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ketua Prodi
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Teknologi Pendidikan
Dr. Toto Ruhimat, M.Pd Dr. Rusman, M.Pd
ABSTRAK
Ghina Afini Capriditi (0900950). Hubungan antara Pelaksanaan Pembelajaran Jurnalistik melalui Experiential Learning dengan Kemampuan Menulis Artikel pada Program Koran Anak.
Skripsi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Tahun 2013.
Penelitian dilakukan berdasarkan studi pendahuluan dan observasi yang dilakukan peneliti di PKBM Syifaush Shudur dimana terdapat pembelajaran jurnalistik pada program koran guna melatih kemampuan menulis artikel. Hal yang menjadi daya tarik adalah dalam pembelajaran jurnalistik diterapkan metode experiential learning, dimana peserta didik dapat menjadi jurnalis. Penerapan experiential learning dilakukan untuk memberikan pengalaman konkret kepada peserta didik guna mencapai keberhasilan pembelajaran, termasuk kemampuan menulis artikel.
Penelitian ini menjawab permasalahan penelitian yang telah dirumuskan, yaitu
“Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara pelaksanaan pembelajaran
jurnalistik melalui experiential learning dengan kemampuan menulis artikel pada
program koran anak di PKBM Syifaush Shudur?”. Secara lebih rinci rumusan masalah
terdiri dari (1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran jurnalistik melalui experiential
learning pada program koran anak di PKBM Syifaush Shudur?; (2) Bagaimana
gambaran kemampuan peserta didik menulis artikel dalam pembelajaran jurnalistik pada program koran anak di PKBM Syifaush Shudur?; (3) Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara pelaksanaan pembelajaran jurnalistik melalui experiential
learning dengan kemampuan peserta didik menulis artikel pada program koran anak di
PKBM Syifaush Shudur?.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Instrumen penelitian yang digunakan berupa angket, wawancara dan studi dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang. Teknik analisis data dilakukan dengan perhitungan skor total tiap instrumen, uji normalitas, analisis korelasi dan uji signifikansi.
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, dapat diambil kesimpulan, bahwa (1) pelaksanaan pembelajaran jurnalistik melalui experiential learning di PKBM syifaush Shudur dapat berjalan sangat baik; (2) kemampuan peserta didik dalam menulis artikel dapat dikatakan baik dilihat dari aspek kebahasaan dan aspek artikel; (3) terdapat hubungan yang signifikan antara pelaksanaan pembelajaran jurnalistik melalui
experiential learning dengan kemampuan menulis artikel pada program koran anak.
Kata Kunci : Pembelajaran Jurnalistik, Experiential Learning, Kemampuan Menulis Artikel, Program Koran Anak.
ABSTRACT
Ghina Afini Capriditi (0900950). Correlation between the Implementation of Journalism Study through Experiential Learning and Writing Articles Capabilities on Children's Newspaper Program.
Thesis of Curriculum and Educational Technology Major, Faculty of Education, Indonesian University of Education, 2013.
The study is conducted based on preliminary studies and observations by researchers at the CLC Syifaush Shudur where there is journalism study on the newspaper program in order to train the articles writing ability. The main attraction in journalism study applied experiential learning method is the student can be a journalist. The implementation of experiential learning is conducted to provide concrete experiences to the learners to achieve learning success, including the articles writing ability.
This research answers the problems that have been defined, such as "Is there any significant Correlation between Journalism Study Implementation through Experiential Learning and Writing Articles Capabilities on Children's Newspaper Program CLC Syifaush Shudur?" More detail, the formulation of the study consist of (1) How the implementations of journalism study through experiential learning on children's newspapaer porgram at CLC Syifaush Shudur? (2) How is the ability of students in writing articles in journalism study on Children's Newspaper Program CLC Syifaush Shudur? (3) Is there any significant Correlation between Journalism Study Implementation through Experiential Learning and Writing Articles Capabilities on Children's Newspaper Program CLC Syifaush Shudur?
This research uses descriptive correlational method with quantitative approach. The research instruments used are questionnaires, interviews and documentary studies.The sampling technique used is saturation sampling with sample size of 30 respondents. The data analysis technique is done by calculating the total score of each instrument, normality test, correlation analysis, and significance test.
Key words: Journalism Study, Experiential Learning, the ability of writing article
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR GRAFIK ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... 7
C. Tujuan Penelitian... 7
D. Manfaat Penelitian... 8
1. Manfaat Teoritis ... 8
2. Manfaat Praktis ... 8
E. Struktur Organisasi Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran ... 11
1. Konsep Belajar ... 11
2. Prosedur Experiential Learning ... 25
3. Gaya Belajar Peserta Didik dalam Experiential Learning .... 27
4. Prinsip-Prinsip Experiential Learning ... 30
C. Kegiatan Pembelajaran Jurnalistik pada Koran Anak ... 31
D. Program Koran Anak ... 32
1. Pengertian Program Koran Anak ... 32
2. Tujuan Program Koran Anak ... 32
3. Bentuk Kegiatan Program Koran Anak ... 33
E. Kemampuan Menulis Artikel ... 35
1. Konsep Dasar Menulis ... 35
2. Tujuan Menulis ... 36
3. Aspek Linguistik dalam Kemampuan Menulis ... 37
4. Kalimat Efektif ... 38
5. Konsep Dasar Artikel ... 39
6. Struktur Penulisan Artikel ... 42
7. Prinsip Komposisi Artikel ... 43
F. Asumsi dan Hipotesis ... 43
1. Asumsi ... 44
2. Hipotesis ... 44
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 45
1. Lokasi Penelitian ... 45
2. Populasi Penelitian ... 45
3. Sampel Penelitian ... 45
B. Desain Penelitian ... 46
C. Metode Penelitian ... 47
1. Pembelajaran Jurnalistik ... 49
2. Penerapan Experiential Learning ... 49
3. Kemampuan Menulis Artikel ... 49
4. Program Koran Anak ... 50
E. Instrumen Penelitian ... 50
F. Teknik Pengumpulan Data ... 51
1. Angket ... 51
2. Wawancara ... 53
3. Studi Dokumentasi ... 54
G. Teknik Uji Instrumen ... 54
1. Uji Validitas ... 54
2. Uji Reliabilitas ... 56
H. Teknik Analisis Data ... 58
1. Menghitung Skor Penelitian ... 58
2. Uji Normalitas ……… 59
3. Uji Hipotesis ... 59
a. Analisis Korelasi ... 59
b. Uji Signifikansi ... 61
I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 61
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 100
1. Gambaran Pelaksanaan Pembelajaran Jurnalistik melalui
Experiential Learning ... 100 2. Gambaran Kemampuan Peserta Didik Menulis Artikel ... 107
3. Hubungan antara Pelaksanaan Pembelajaran Jurnalistik
melalui Experiential Learning dengan Kemampuan Menulis
Artikel ... 111
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... 115
B. Saran ... 115
DAFTAR PUSTAKA ... 118 LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kemampuan Peserta Didik dalam Proses Belajar Experiential
Learning ... 28
Tabel 3.1 Hubungan antar Variabel ... 47
Tabel 3.2 Rentang Skala Likert ... 52
Tabel 3.3 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 60
Tabel 4.1 Kriteria Interpretasi Skor Variabel X ... 65
Tabel 4.2 Jawaban Peserta Didik terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Jurnalistik melalui Experiential Learning ... 65
Tabel 4.3 Jawaban Peserta Didik mengenai Indikator Tutor Menciptakan Suasana Pembelajaran yang Memberikan Pengalaman Nyata Bagi Peserta Didik ... 67
Tabel 4.4 Kriteria Interpretasi Skor Variabel X Aspek Pengalaman Konkret 68 Tabel 4.5 Jawaban Peserta Didik mengenai Aspek Pengamatan Aktif dan Reflektif ... 69
Tabel 4.6 Kriteria Interpretasi Skor Variabel X Aspek Pengamatan Aktif dan Reflektif ... 70
Tabel 4.7 Jawaban Peserta Didik mengenai Indikator Peserta Didik Melakukan Pengamatan ... 71
Tabel 4.11 Jawaban Peserta Didik mengenai Aspek Konseptualisasi
Abstrak ... 75
Tabel 4.12 Kriteria Interpretasi Skor Variabel X Aspek Konseptualisasi
Abstrak ... 76
Tabel 4.13 Jawaban Peserta Didik mengenai AspekEksperimen Aktif ... 77
Tabel 4.14 Kriteria Interpretasi Skor Variabel X Aspek Eksperimen Aktif .. 78
Tabel 4.15 Gambaran Hasil Kemampuan Peserta Didik dalam Menulis
Artikel ... 80
Tabel 4.16 Kriteria Interpretasi Skor Variabel Y ... 81
Tabel 4.17 Hasil Kemampuan Peserta Didik dalam Menulis Artikel Aspek
Kebahasaan ... 82
Tabel 4.18 Kriteria Interpretasi Skor Variabel Y Aspek Kebahasaan ... 82
Tabel 4.19 Kriteria Interpretasi Skor Tiap Indikator Aspek Kebahasaan ... 83
Tabel 4.20 Hasil Kemampuan Peserta Didik Menulis Artikel Indikator
Pemilihan Kata ... 84
Tabel 4.21 Hasil Kemampuan Peserta Didik Menulis Artikel Indikator
Ejaan dan Tanda Baca ... 85
Tabel 4.22 Hasil Kemampuan Peserta Didik Menulis Artikel Indikator
Kalimat Efektif ... 86
Tabel 4.23 Hasil Kemampuan Peserta Didik Menulis Artikel Indikator
Keruntutan Paragraf ... 87
Tabel 4.24 Hasil Kemampuan Peserta Didik dalam Menulis Artikel Aspek
Artikel ... 88
Tabel 4.25 Kriteria Interpretasi Skor Variabel Y Aspek Artikel ... 89
Tabel 4.26 Kriteria Interpretasi Skor Tiap Indikator Aspek Artikel ... 90 Tabel 4.27 Hasil Kemampuan Peserta Didik Menulis Artikel Indikator
Tabel 4.28 Hasil Kemampuan Peserta Didik Menulis Artikel Indikator
Pemilihan Judul ... 92
Tabel 4.29 Hasil Kemampuan Peserta Didik Menulis Artikel Indikator
Kelengkapan Isi Tulisan Artikel ... 93
Tabel 4.30 Hasil Kemampuan Peserta Didik Menulis Artikel Indikator
Komposisi Artikel ... 94
Tabel 4.31 Hasil Kemampuan Peserta Didik Menulis Artikel Indikator
Struktur Penulisan ... 95
Tabel 4.32 Uji Normalitas Data ... 96
Tabel 4.33 Korelasi antara Pelaksanaan Pembelajaran Jurnalistik melalui
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hubungan antara Komponen Pembelajaran ... 14
Gambar 2.2 Tahapan Experiential Learning ... 25
DAFTAR GRAFIK
Grafik 3.1 Interval Interpretasi Skor ... 59
Grafik 4.1 Interval Variabel X ... 67
Grafik 4.2 Interval Variabel X Aspek Pengalaman Konkret ... 69
Grafik 4.3 Interval Variabel X Aspek Pengamatan Aktif dan Reflektif .... 71
Grafik 4.4 Interval Variabel X Indikator Peserta Didik Melakukan Pengamatan ... 73
Grafik 4.5 Interval Variabel X Indikator Peserta Didik Mendeskripsikan Hasil Pengamatan ... 75
Grafik 4.6 Interval Variabel X Aspek Konseptualisasi Abstrak ... 77
Grafik 4.7 Interval Variabel X Aspek Eksperimen Aktif ... 79
Grafik 4.8 Interval Variabel Y ... 81
Grafik 4.9 Interval Variabel Y Aspek Kebahasaan ... 83
Grafik 4.10 Interval Indikator Pemilihan Kata ... 85
Grafik 4.11 Interval Indikator Ejaan dan Tanda Baca ... 86
Grafik 4.12 Interval Indikator Kalimat Efektif ... 87
Grafik 4.13 Interval Indikator Keruntutan Paragraf ... 88
Grafik 4.14 Interval Variabel Y Aspek Artikel ... 89
Grafik 4.15 Interval Indikator Pemilihan Topik ... 91
Grafik 4.16 Interval Indikator Pemilihan Judul ... 92
Grafik 4.17 Interval Indikator Kelengkapan Isi Tulisan Artikel ... 93
Grafik 4.18 Interval Indikator Komposisi Artikel ... 94
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Banyaknya permasalahan pendidikan yang terjadi di Indonesia. Salah satunya
adalah permasalahan dalam peningkatan mutu pendidikan. Hal tersebut
seharusnya menjadi perhatian lebih dalam meningkatkan mutu pendidikan bangsa
Indonesia. Peningkatan mutu pendidikan bisa dimulai dari peningkatan kualitas
dari sumber daya manusianya sendiri. Namun pada kenyataan di lapangan, masih
banyak fenomena sosial yang dapat dilihat langsung, seperti banyaknya anak-anak
berkeliaran di jalan dan dipekerjakan di bawah umur, tingginya angka putus
sekolah, serta masih rendahnya budaya baca tulis.
Dalam hal ini tidak terlepas dari pentingnya pembelajaran dalam kehidupan
manusia itu sendiri. Peningkatan mutu pendidikan terkait dengan proses
pembelajaran yang dilakukan. Proses pembelajaran tersebut merupakan sebuah
interaksi antara pendidik dengan peserta didik maupun lingkungannya. Proses
pembelajaran yang dilakukan tersebut harus dapat menunjang tujuan
pembelajaran itu sendiri, yaitu berusaha untuk memecahkan permasalahan belajar.
Keterampilan berbahasa merupakan salah satu indikasi maju tidaknya
peradaban suatu bangsa. Semua bahasa di dunia mempunyai empat aspek yaitu
membaca, menyimak, berbicara dan menulis. Namun pada kenyataannya, tingkat
minat membaca dan menulis masyarakat Indonesia tergolong rendah jika
dibandingkan dengan minat membaca dan menulis bangsa lain.
Kegiatan membaca adalah hal yang sangat penting bagi kemajuan suatu
bangsa. Kesuksesan sebuah bangsa dapat dilihat dari kondisi pendidikannya.
Dalam dunia pendidikan tidak akan terlepas dari pentingnya membaca. Minat
membaca berbanding lurus dengan tingkat kemajuan pendidikan suatu bangsa
bangsa. Namun, yang disayangkan kegiatan menulis dan membaca belum menjadi
2
Rendahnya minat membaca dan menulis ini berimplikasi terhadap budaya
baca tulis itu sendiri. Jumlah masyarakat Indonesia dalam kegiatan membaca
mengalami kemerosotan setiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat dari data yang
diperoleh Badan Pusat statistik (BPS) dalam harian Galamedia Online,
www.klik-galamedia.com diakses pada 22 April 2013 yang menunjukkan bahwa :
Pada tahun 2006 tercatat penduduk dengan usia di atas 10 tahun yang membaca surat kabar 23,46%. Selanjutnya pada tahun 2009, penduduk yang membaca surat kabar 18,94%. Terakhir pada tahun 2012 menunjukkan, penduduk yang membaca surat kabar berjumlah 17,66%.
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa minat membaca dari setiap
tahun malah semakin menurun. Hal tersebut tentu bisa berdampak terhadap
budaya menulis masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak, karena menulis
berhubungan dengan membaca, sedangkan minat membaca masyarakat Indonesia
pun masih tergolong rendah. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Abdul Khak
selaku Kepala Balai Bahasa Bandung dalam situs kompas.com diakses pada 22
April 2013 yang mengemukakan, bahwa :
Tradisi menulis di Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan dengan tradisi membaca, terlebih di kalangan generasi muda. Rendahnya tradisi menulis, tersebut akibat rendahnya minat membaca Minat membaca saja sebenarnya masih rendah. Bayangkan, minat menulis justru berada di bawah minat membaca. Ini tentunya sangat mengkhawatirkan.
Rendahnya minat membaca tentu akan berimplikasi terhadap rendahnya
minat menulis. Menulis adalah keterampilan bahasa yang paling sulit dan
komplek dibandingkan dengan ketiga komponen keterampilan bahasa lainnya.
Kemampuan berbahasa khususnya menulis itu seharusnya bisa didapat pada saat
3
Peserta didik yang notabene usia remaja diharapkan dapat menjadi generasi yang
cerdas dan kreatif.
Pandangan masyarakat yang beranggapan bahwa proses pembelajaran hanya
bisa didapat di sekolah-sekolah formal, sehingga beberapa dari mereka yang tidak
dapat mengikuti pembelajaran di sekolah formal tidak dapat melakukan proses
pembelajaran. Padahal secara umum proses pembelajaran dapat diklasifikasikan
menjadi tiga jenis, yaitu pembelajaran formal, informal dan non formal. Seiring
dengan hal tersebut pemerintah pun berupaya semaksimal mungkin untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Pada dasarnya pendidikan secara umum memiliki tugas yang mulia, yaitu
memberdayakan umat manusia sehingga mampu mengaktualisasikan dirinya
secara penuh dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Dilihat dari tujuan
pembangunan nasional juga yaitu untuk membangun manusia seutuhnya dan
pembangunan seluruh masyarakat Indonesia dalam segala aspek kehidupan, baik
bersifat material maupun bersifat spiritual.
Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi masalah tersebut dengan
menyelenggarakan pendidikan non formal. Diselenggarakannya pendidikan non
formal tersebut diharapkan dapat menampung masyarakat, terutama anak-anak
yang tidak dapat mengikuti pembelajaran formal sehingga dapat memfasilitasi
mereka terutama dalam bidang pendidikan.
Keberadaan pendidikan non formal pun semakin diperlihatkan. Hal tersebut
dapat kita lihat dengan banyaknya program yang dicanangkan pemerintah melalui
pendidikan non formal. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) merupakan
salah satu satuan pendidikan non formal yang memiliki fungsi untuk memfasilitasi warga masyarakat. PKBM ini memiliki asas dari masyarakat untuk masyarakat.
Tujuannya untuk menampung masyarakat yang memang ingin menempuh
pendidikan melalui pendidikan non formal.
Salah satu program yang dilaksanakan oleh sebuah PKBM yaitu Program
Koran Anak. Fenomena sosial yang terjadi di masyarakat Indonesia yaitu masih
4
satu alasan mengapa Program Koran Anak dilaksanakan. Penyelenggaraan
program Koran Anak ini ditujukan untuk anak-anak yang memiliki kerawanan
diperdagangkan dan eksploitasi. Selain itu, tujuan adanya program Koran Anak
tersebut untuk menumbuhkan budaya menulis dikalangan generasi muda.
Dalam hal ini Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebagai satuan
pendidikan non formal sudah tersebar di beberapa daerah di Indonesia berupaya
dapat melakukan tugas dan fungsinya dengan baik. Salah satunya adalah PKBM
Syifaush Shudur yang berada di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Sebagai sebuah
satuan pendidikan non formal, PKBM Syifaush Shudur ini mengadakan program
Koran Anak yang telah dicanangkan pemerintah sebagai upaya menumbuhkan
dan meningkatkan budaya baca tulis untuk anak-anak. Dalam pelaksanaannya,
dalam program Koran Anak terdapat beberapa kegiatan pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran dilakukan untuk mencapai tujuan dari program Koran Anak itu
sendiri.
Sama halnya seperti lembaga pendidikan formal, lembaga pendidikan non
formal pun memiliki kurikulum tersendiri, yang digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang ingin dicapai dari lembaga tersebut. Kegiatan pembelajaran
dilakukan sesuai dengan kurikulum yang telah disusun. Kegiatan pembelajaran
juga menyesuaikan dengan karakteristik dari peserta didik dan lingkungan sekitar,
juga disesuaikan dengan kebutuhan dan minat, namun tetap memiliki tujuan
utama, yaitu untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Dalam program Koran Anak terdapat beberapa kegiatan pembelajaran, salah
satunya adalah kegiatan pembelajaran jurnalistik. Diberikannya pembelajaran
jurnalistik ini melihat pentingnya komunikasi saat ini dan pentingnya
5
kemampuan menulis. Menulis memang biasa dianggap sebagai hal yang tidak
penting. Pemikiran akan hal tersebut harus diluruskan, karena pada dasarnya
menulis merupakan bagian dasar dari sebuah pendidikan dan pembelajaran.
Sehingga kemampuan dan keterampilan menulis harus ditanamkan sejak dini.
Mengingat sebuah keberhasilan dari proses pembelajaran yaitu adanya
beberapa komponen pembelajaran yang saling berkaitan dan mendukung satu
sama lain. Salah satu komponen pembelajaran yang mempengaruhi keberhasilan
proses pembelajaran adalah penerapan metode pembelajaran. Melihat pentingnya
kegiatan pembelajaran jurnalistik tersebut, maka dalam pelaksanaannya
diperlukan sebuah metode pembelajaran yang harus diterapkan sehingga dapat
menarik minat peserta didik untuk belajar.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di PKBM Syifaush Shudur, diketahui
bahwa metode yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran jurnalistik pada
program Koran Anak ini adalah experiental learning. Metode experiential
learning ini berarti belajar melalui pengalaman atau dengan kata lain
pembelajaran dilakukan dengan berbasis pengalaman. Salah satu aspek dalam
proses pembelajaran adalah adanya pengalaman, baik itu melalui pengalaman
langsung maupun tidak langsung.
Seperti pepatah yang mengatakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik.
Karena proses belajar adalah berpikir, berbuat dan dapat memperkaya
pengalaman. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Bachri dan Zain (2006:10)
mengenai belajar, bahwa “belajar merupakan perubahan tingkah laku berkat
pengalaman dan latihan”. Karena pada dasarnya hakikat belajar adalah perubahan,
maka dalam hal ini kegiatan pembelajaran dilakukan untuk menghasilkan
perubahan perilaku peserta didik yang didasarkan pada sebuah pengalaman langsung.
Hamalik (2010:212) menyatakan bahwa “pembelajaran berdasarkan
pengalaman memberi seperangkat atau serangkaian situasi belajar dalam bentuk
keterlibatan pengalaman sesungguhnya yang dirancang oleh guru”. Berdasarkan
hal tersebut, maka dengan diterapkannya experiential learning ini peserta didik
6
konkret, sehingga dapat memotivasi peserta didik dan dapat meningkatkan
pengetahuan dan mengembangkan keterampilan. Karena pada dasarnya dengan
belajar berdasarkan pengalaman dengan keterlibatan langsung peserta didik dalam
aktivitas pembelajaran dapat membangun inisiatif dari dalam peserta didik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala PKBM Syifaush Shudur,
kemampuan peserta didik dalam menulis khususnya menulis artikel ringan
menjadi salah satu tujuan dilaksanakannya pembelajaran jurnalistik. Penerapan
experiential learning dalam pembelajaran jurnalistik dirancang dengan cara
menciptakan suasana pembelajaran nyata, peserta didik terjun langsung ke
lapangan untuk mendapatkan sebuah informasi atau berita sebagai bahan untuk
tugas menulis artikel ringan serta terlibat langsung dalam pengelolaan dari Koran
Anak itu sendiri. Dalam pelaksanaan pembelajaran jurnalistik melalui experiential
learning ini, peserta didik diajarkan bagaimana cara menulis artikel yang baik,
selain itu peserta didik berperan seperti jurnalis untuk mencari informasi yang
akan mereka tuangkan dalam bentuk tulisan. Dengan demikian, peserta didik
terlibat secara langsung dan memperoleh pengalaman nyata selama ia mengikuti
kegiatan pembelajaran.
Jika seseorang terlibat secara langsung dan aktif dalam proses belajar maka
orang itu akan belajar jauh lebih baik. Hal ini dikarenakan dalam proses belajar
tersebut pembelajar secara aktif berpikir tentang apa yang dipelajari dan kemudian
bagaimana menerapkan apa yang telah dipelajari dalam situasi nyata. Hal tersebut
sesuai dengan yang dikemukakan Edgar Dale (Dimyati dan Mudjiono, 2009:45)
7
kemampuan menulis artikel ringan. Di PKBM Syifaush Shudur ini kemampuan
menulis yang harus dipelajari peserta didik, terutama dalam menulis artikel terdiri
dari dua aspek, yakni aspek kebahasaan dan aspek dari penulisan artikel itu
sendiri.
Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka
peneliti ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran jurnalistik
melalui experiential learning dihubungkan dengan kemampuan menulis artikel
pada program Koran anak di PKBM Syifaush Shudur.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan pada permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti
merumuskan masalah umum dalam penelitian ini adalah “apakah terdapat
hubungan yang signifikan antara pelaksanaan pembelajaran jurnalistik melalui
experiential learning dengan kemampuan menulis artikel pada program koran
anak di PKBM Syifaush Shudur?”
Secara khusus, maka penelitian ini dibatasi pada sub masalah yang
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran jurnalistik melalui experiential
learning pada program koran anak di PKBM Syifaush Shudur?
2. Bagaimana gambaran kemampuan peserta didik menulis artikel dalam
pembelajaran jurnalistik program koran anak di PKBM Syifaush Shudur?
3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pelaksanaan
pembelajaran jurnalistik melalui experiential learning dengan kemampuan
peserta didik menulis artikel pada program koran anak di PKBM Syifaush
Shudur?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
hubungan pelaksanaan pembelajaran jurnalistik melalui experiential learning
terhadap kemampuan menulis artikel peserta didik pada Program Koran Anak di
8
Sedangkan secara khusus, tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Memperoleh gambaran mengenai pelaksanaan pembelajaran jurnalistik
melalui experiential learning pada program Koran Anak di PKBM
Syifaush Shudur.
2. Memperoleh gambaran mengenai kemampuan peserta didik menulis
artikel dalam pembelajaran jurnalistik pada program Koran Anak di
PKBM Syifaush Shudur.
3. Mengetahui adanya hubungan yang positif dan signifikan antara
pelaksanaan pembelajaran jurnalistik melalui experiential learning
terhadap kemampuan peserta didik menulis artikel pada Program Koran
Anak di PKBM Syifaush Shudur.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam dunia pendidikan, baik
sebagai pengembang pendidikan, lembaga pendidikan non formal serta khususnya
bagi lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat dan peserta program yang
terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan
peranan metode pembelajaran yang dapat memberikan dampak positif
dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran Jurnalistik melalui experiental
learning.
2. Manfaat Praktis
9
2. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran yang
positif, terutama sebagai pengembang kurikulum dan pembelajaran.
Penelitian ini juga termasuk ke dalam bagian teknologi pendidikan, yaitu
pada implementasi kegiatan pembelajaran dan penggunaan metode
pembelajaran yang efektif.
3. Peneliti
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan
wawasan pengetahuan yang lebih luas dan dalam lagi serta menjawab
rasa keingintahuan peneliti mengenai pelaksanaan pembelajaran
jurnalistik melalui experiental learning dengan kemampuan menulis
artikel pada program Koran Anak.
E. Struktur Organisasi Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab sesuai dengan
pedoman penulisan karya ilmiah (2012) yang telah ditentukan oleh UPI, yang
diuraikan sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang
penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan struktur organisasi penulisan.
Bab II Kajian Teori. Bab ini berisi landasan teoritik yang mendukung data
penelitian. Dalam bab ini membahas mengenai konsep belajar dan pembelajaran,
konsep experiential learning, konsep program koran anak, konsep menulis artikel,
asumsi dan hipotesis.
Bab III Metode Penelitian. Pada bab III ini dibahas mengenai metodologi dari
penelitian yang dilakukan. Pada bab III ini terdiri dari lokasi, populasi dan sampel
penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen
penelitian, teknik pengumpulan data, teknik uji instrumen, teknik analisis data,
10
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Pada bab IV ini terdiri dari
deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian
Bab V Kesimpulan dan Saran. Dalam bab V ini terdapat dua hal pokok yaitu
kesimpulan yang berisikan poin utama dari hasil penelitian dan juga saran atau
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakannya penelitian guna untuk
memperoleh data yang diperlukan. Penelitian ini dilakukan di Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat (PKBM) Syifaush Shudur yang beralamat di Jalan Adung No.
11 Tarogong Kidul Garut.
Penelitian dilakukan di PKBM Syifaush Shudur karena berdasarkan studi
pendahuluan PKBM Syifaush Shudur ini menyelenggarakan program Koran Anak yang didalamnya terdapat kegiatan pembelajaran jurnalistik melalui experiential
learning. Berdasarkan hal tersebut sehingga dapat menjawab rumusan masalah
dalam penelitian ini.
2. Populasi Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan dari subjek yang akan diteliti dan memenuhi
syarat-syarat tertentu untuk menjawab masalah penelitian. Pernyataan tersebut
sesuai dengan yang dikemukakan Sugiyono (2011:117), bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta program Koran Anak di
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Syifaush Shudur. Adapun peserta yang
mengikuti program Koran Anak tersebut berjumlah 30 orang.
3. Sampel Penelitian
Sampel merupakan subjek penelitian yang dapat mewakili dari seluruh
populasi penelitian. Sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif (mewakili). Seperti yang dikemukakan Sugiyono (2011:118), bahwa
46
tersebut”. Senada dengan itu Arifin (2011:215) mengatakan bahwa, “sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki atau juga dapat dikatakan
bahwa sampel adalah populasi dalam bentuk mini (miniature population)”.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini didapat dengan teknik
pengambilan sampel (teknik sampling) Nonprobability Sampling dengan
Sampling Jenuh. Peneliti menggunakan teknik sampling ini karena jumlah
populasi sebanyak 30 orang. Menurut Riduwan (2012:64), “sampling jenuh ialah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel dan
dikenal juga dengan istilah sensus”. Sampling jenuh dilakukan bila populasinya kurang dari 30 orang.
Lebih lanjut Arikunto (2006:134), mengemukakan “apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi.” Dalam penelitian ini, melihat jumlah populasi sebanyak 30 orang, oleh karena itu, semua anggota populasi dijadikan sampel penelitian. Oleh
karena itu, sampel yang diambil untuk penelitian ini sebanyak 30 orang.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan keseluruhan dari perencanaan penelitian untuk
menjawab permasalahan penelitian yang telah dirumuskan. Dalam hal ini, desain
penelitian sebagai alat untuk mengontrol variabel yang berpengaruh dalam
penelitian tersebut. Arifin (2011:59) menjelaskan, bahwa :
47
Adapun hubungan antara variabel X dan Y digambarkan sebagai berikut :
Tabel 3.1
XY : Hubungan antara pelaksanaan kegiatan pembelajaran jurnalistik melalui
experiential learning dengan kemampuan menulis
C. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam sebuah penelitian
untuk mencapai tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2011:3), “metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu.”
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif, yakni mendeskripsikan
hubungan pelaksanaan pembelajaran jurnalistik melalui experiential learning
dengan kemampuan menulis artikel pada program Koran Anak di PKBM Syifaush
Shudur.
Pendekatan kuantitatif digunakan dalam penelitian dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif data penelitian dianalisis secara eksak atau perhitungan
statistik. Menurut Arifin (2011:2009),
48
Pemilihan metode tersebut disesuaikan dengan tujuan penelitian. Metode
penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan
objek yang diteliti secara rinci yang terjadi saat ini dan dalam keadaan apa
adanya. Sebagaimana dikemukakan oleh Arifin (2011:54), bahwa penelitian
deskriptif adalah :
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menjawab persoalan-persoalan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi saat ini, baik tentang fenomena dalam variabel tunggal maupun korelasi dan atau perbandingan berbagai variabel.
Adapun langkah-langkah penelitian deskriptif yang dikemukakan Arifin
(2011:56), adalah sebagai berikut :
14. Menarik simpulan, implikasi dan saran 15. Menyusun laporan.
Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang
49
mencari hubungan antara variabel X (pelaksanaan pembelajaran jurnalistik
melalui experiential learning) dan variabel Y (kemampuan menulis).
D. Definisi Operasional
Definisi operasional ini dirumuskan agar tidak terjadi perbedaan persepsi
dalam menafsirkan konsep variabel yang dilakukan oleh peneliti. Menurut Arifin
(2011:190), “definisi operasional adalah definisi khusus yang didasarkan atas
sifat-sifat yang didefinisikan, dapat diamati, dan dilaksanakan oleh peneliti lain”. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini, sebagai berikut :
1. Pembelajaran Jurnalistik
Pembelajaran jurnalistik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah salah satu
pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam program koran anak untuk
meningkatkan keterampilan peserta didik dalam bidang jurnalistik sederhana,
keterampilan menulis, sehingga peserta didik memiliki kesiapan untuk
melakukan pengelolaan penerbitan koran anak. Pada pelaksanaannya kegiatan
pembelajaran jurnalistik ini dilakukan melalui experiential learning.
2. Penerapan Experiential Learning
Experiential learning yang dimaksud adalah sebuah metode pembelajaran
yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran jurnalistik dimana peserta didik
diarahkan agar mendapatkan pengalaman nyata. Dalam penelitian ini
penerapan experiential learning dilihat dari tahapannya, yaitu : Concrete
Experience, Reflection Observation, Abstract Conseptualization, Active Experiment. Dengan diterapkannya experiential learning ini peserta didik
dapat belajar langsung dari pengalaman atau dapat dikatakan pembelajaran
yang dilakukan berbasis pengalaman secara langsung.
3. Kemampuan Menulis Artikel
Kemampuan menulis yang dimaksud adalah hasil yang dicapai oleh peserta
didik setelah melakukan kegiatan pembelajaran jurnalistik melalui
experiential learning. Kemampuan menulis disini adalah menulis artikel
ringan yang didalamnya terdapat beberapadua aspek penilaian yaitu, aspek
50
efektif dan keruntunan paragraf dan aspek artikel, meliputi pemilihan topik,
pemilihan judul, kelengkapan isi tulisan, komposisi artikel, dan struktur
penulisan artikel. Dalam hal ini sesuai dengan pedoman penilaian yang
diterapkan pada program koran anak di PKBM Syifaush Shudur.
4. Program Koran Anak
Program koran anak ini yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan salah
satu program yang dilaksanakan oleh lembaga Pendidikan Non Formal.
Program ini diselenggarakan oleh PKBM Syifaush Shudur untuk
meningkatkan budaya menulis pada anak-anak. Pada program Koran Anak ini
diberikan pembelajaran jurnalistik sebagai penguatan keberaksaraan melalui
berbagai media informasi, komunikasi, dan teknologi.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket,
pedoman wawancara dan pedoman studi dokumentasi. Instrumen penelitian
merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data-data yang
diperlukan dalam penelitian. Dalam mengumpulkan data penelitian digunakan
instrumen penelitian. Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan
pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian
biasanya dinamakan instrumen penelitian. Seperti yang dikemukakan Sugiyono
(2011:148), “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.
Angket sebagai instrumen penelitian yang dilakukan dengan cara mengajukan
51
hasil kemampuan menulis artikel peserta didik saat mengikuti kegiatan
pembelajaran.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan oleh seorang
peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan untuk sebuah penelitian. Data
yang dikumpulkan dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab pertanyaan
yang telah dirumuskan, karena data yang diperoleh akan dijadikan landasan dalam
mengambil suatu kesimpulan. Agar data yang dikumpulkan baik dan benar, maka
instrumen pengumpulan datanya harus baik pula. Cara menyusun instrumen
menurut Sugiyono (2011:149), yaitu :
Titik tolak dari penyusunan adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan penyusunan instrumen, maka perlu digunakan matrik pengembangan instrumen atau kisi-kisi instrumen.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,
sebagai berikut:
1. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan
seperangkat pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden. Seperti yang
yang dikemukakan Arifin (2011:228), “angket adalah instrumen penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan untuk menjaring data atau
informasi yang harus dijawab responden secara bebas sesuai dengan
pendapatnya”. Hal ini senada dengan Sugiyono (2011:199), “angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya”.
Dalam penelitian ini, angket diberikan kepada sampel penelitian, yaitu peserta
program Koran Anak sebanyak 30 orang. Peneliti menggunakan agket sebagai alat
52
memperoleh informasi mengenai masalah penelitian yang menjadi fokus utama
dalam penelitian ini.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk angket berstruktur
dengan bentuk jawaban tertutup, yaitu angket yang menyediakan beberapa
pertanyaan dimana setiap pertanyaan sudah tersedia berbagai alternatif jawaban.
Riduwan (2012:72) menjelaskan, “angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu
jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda
silang (x) atau tanda checklist (√)”. Dengan digunakannya angket tertutup ini, responden tidak dapat memberikan jawaban lain kecuali yang telah tersedia
sebagai alternative jawaban.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan skala Likert kategori pilihan genap, yaitu
empat pilihan kategori. Menurut Sukardi (2004:147), “untuk menskor skala kategori Likert, jawaban diberi bobot atau disamakan dengan nilai kuantitatif
4,3,2,1 untuk empat pilihan pernyataan positif dan 1,2,3,4 untuk pernyataan
negatif”.
Berikut rentang skala Likert dalam penelitian ini.
Tabel 3.2 Rentang Skala Likert
Pernyataan Sangat
Setuju Setuju Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Positif 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4
53
c. Membuat pedoman atau petunjuk cara menjawab pertanyaan, guna
memudahkan responden untuk menjawab pertanyaan.
d. Jika angket sudah tersusun baik, dilakukan uji coba lapangan agar dapat
diketahui kelamahannya.
e. Angket yang telah diujicobakan dan terdapat kelemahan direvisi, baik dari
segi bahasa atau pertanyaannya. Atau dihapus apabila pertanyaan lain
masih dapat mewakili indikator yang ada.
f. Menggandakan angket sesuai banyaknya jumlah responden.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data untuk memperoleh
informasi langsung dari sumbernya guna menemukan jawaban terhadap
permasalahan yang diteliti. Menurut Arifin (2011:233), “wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab,
baik langsung maupun tidak langsung dengan responden untuk mencapai tujuan
tertentu”.
Dalam penelitian ini, wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas,
dimana terjadi tanya jawab bebas antara peneliti dengan responden, namun
peneliti tetap menggunakan tujuan penelitian sebagai pedoman. Wawancara ini
dilakukan guna untuk memperoleh informasi secara lebih mendalam lagi dari
responden. Data yang diperoleh melalui wawancara ini dapat digunakan sebagai
data penunjang mengenai permasalahan dalam penelitian ini, yakni mengenai
kegiatan pembelajaran jurnalistik melalui experiential learning. Wawancara ini
dilakukan secara langsung dengan Ketua Lembaga PKBM Syifaush Shudur dan
beberapa orang tutor.
Adapun langkah-langkah teknik pengumpulan data dengan wawncara, adalah
sebagai berikut :
a. Merumuskan tujuan wawancara.
b. Membuat kisi-kisi dan pedoman wawancara.
c. Menyusun pertanyaan sesuai dengan data yang diperlukan.
54
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah teknik untuk mepelajari dan menganalisis
bahan-bahan tertulis kantor atau sekolah, seperti : silabus, program tahunan, program
bulanan, program mingguan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), catatan
pribadi peserta didik, buku raport, kisi-kisi, daftar nilai, lembar soal/tugas, lembar
jawaban dan lain-lain. Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk
melihat gambaran pelaksanaan pembelajaran dan hasil kemampuan peserta didik
dalam menulis. Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data-data
yang dapat menjawab rumusan masalah seperti silabus dan pedoman penilaian.
G. Teknik Uji Instrumen
Teknik uji instrumen dilakukan untuk mengukur sejauh mana instrumen yang
digunakan dalam penelitian memiliki kualitas yang baik. Dalam sebuah penelitian,
kualitas dari sebuah instrumen penelitian sangat mempengaruhi kualitas data hasil
penelitian tersebut. Sebuah instrumen penelitian pada umumnya mempunyai dua
syarat penting, yaitu validitas dan reliabilitas.
Dalam pelaksanaan uji coba instrumen, peneliti menyebarkan instrumen
penelitian berupa angket kepada 30 orang responden peserta didik. Instrumen
yang diujicobakan adalah instrumen angket untuk variabel X mengenai
pelaksanaan pembelajaran jurnalistik melalui experiential learning sedangkan
untuk variabel Y mengenai hasil kemampuan menulis tidak dilakukan uji
instrumen karena diperoleh dengan studi dokumentasi. Uji coba instrumen
dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas.
55
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat menangkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat.
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini dengan menguji coba
instrumen, dimana instrumen yang telah disetujui diujicobakan kepada sampel
darimana populasi diambil. Uji validitas dilakukan dengan analisis faktor, yaitu
dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen. Adapun rumus yang
digunakan adalah rumus koefisien korelasi product moment dari Karl Pearson,
yaitu :
Dalam penelitian ini, perhitungan validitas instrumen dilakukan dengan
menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2010. Untuk mengetahui butir
item yang valid dan tidak valid dilakukan dengan cara membandingkan nilai rhitung
dengan nilai rtabel pada taraf kepercayaan 95% atau α = 0,05. Apabila nilai rhitung > rtabel maka item instrumen tersebut dinyatakan valid, begitupun sebaliknya apabila
nilai rhitung < rtabel maka item instrumen dinyatakan tidak valid. Adapun nilai rtabel
dari n = 30 yaitu sebesar 0,374. Instrumen variabel X yang diujicobakan sebanyak
40 item pernyataan.
Hasil dari perhitungan uji validitas instrumen variabel X dari 40 item
pernyataan terdapat 31 item yang dinyatakan valid dan 9 item yang dinyatakan
tidak valid. Setiap item yang dinyatakan tidak valid dibuang, yaitu item no 5, 11,
15, 16, 22, 23, 25, 32, 36, karena item yang lainnya masih dapat mewakili
56
sebanyak 31 item pernyataan, yaitu no 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 17, 18,
19, 20, 21, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 37, 38, 39, 40.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah derajat konsistensi instrument yang bersangkutan (Arifin,
2011:248). Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang
sama bila diujikan pada kelompok yang sama dalam waktu yang berbeda. Dalam
penelitian ini, untuk menguji reliabilitas instrument menggunakan pengujian
reliabilitas internal consistency dengan rumus Croncbach’s Alpha atau Koefisien Alpha.
Peneliti menggunakan rumus Croncbach’s Alpha dikarenakan instrumen yang digunkan dalam penelitian ini adalah angket. Seperti menurut Arikunto
(2006:196), “rumus alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang
skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.” Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara mencobakan
instrument sekali saja, kemudian data diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu.
Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam mencari reliabilitas dengan
menggunakan Croncbach’s Alpha, seperti yang dikemukakan Riduwan (2012:115) adalah sebagai berikut :
a) Mencari Varians Total
Keterangan :
57
Keterangan :
: varians butir setiap varians
: jumlah kuadrat jawaban responden pada setiap varians : jumlah kuadrat skor seluruh responden dari setiap item
: jumlah responden uji coba
c) Rumus Alpha
( ) ( )
Keterangan :
: reliabilitas instrumen
: banyaknya butir item : jumlah varians item
: varians total
Dalam perhitungan uji reliabilitas ini peneliti menggunakan bantuan program
IBM SPSS Statistics 20. Untuk mengetahui apakah instrumen tersebut reliable
atau tidak dilakukan dengan cara membandingkan nilai rhitung yang diperoleh dari
hasil perhitungan IBM SPSS Statistics 20 dengan nilai rtabel dari n = 30 yaitu
sebesar 0,374, pada α = 0,05. Apabila hasil rhitung > rtabel, maka instrumen tersebut dapat dikatakan reliable.
Hasil perhitungan uji relibilitas instrumen variabel X dari 40 item didapat rhitung = 0,886. Jika nilai rhitung dibandingkan dengan nilai rtabel dari n = 30 dan α = 0,05 yaitu 0,374, maka dapat dilihat bahwa rhitung (0,886) > rtabel (0,374). Apabila
nilai rhitung > rtabel maka instrumen dapat dinyatakan reliable. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan dinyatakan reliable dan
58
H. Teknik Analisis Data
Setelah instrumen diujicobakan kepada responden, maka langkah selanjutnya
adalah melakukan analisis data. Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersifat
kuantitatif yang didapat dari instrumen angket sehingga perlu diolah untuk proses
penarikan kesimpulan. Sugiyono (2011:207) menjelaskan, “dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden
atau sumber data lain terkumpul”.
Kegiatan dalam analisis data adalah : mengelompokkan data berdasarkan
variabel, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah, dan melakukan hipotesis yang telah diajukan.
(Sugiyono, 2011:207)
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut :
1. Menghitung Skor Penelitian
Skor penelitian yang dimaksud adalah skor yang didapat dari indikator
masing-masing variabel. Skor tersebut digunakan untuk menjawab rumusan
masalah terkait pelaksanaan pembelajaran jurnalistik melalui experiential
learning dan kemampuan peserta didik dalam menulis artikel. Skor yang telah
didapatkan kemudian di interpretasikan sesuai dengan kriteria interpretasi
skor yang telah ditetapkan. Adapun cara yang dilakukan dalam menentukan
kriteria interpretasi skor, seperti yang dikemukakan Riduwan (2012:94),
sebagai berikut :
a. Menghitung skor indeks maksimum, dengan cara :
59
d. Menetukan kriteria interpretasi skor seperti berikut :
Skor Minimum Skor Maksimum
KB CB B SB
Grafik 3.1 Interval Interpretasi Skor
2. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan langkah penelitian yang dilakukan untuk
mendeteksi distribusi data pada sebuah variabel yang digunakan dalam
penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji normalitas data
dengan Kolmogorov Smirnov yang diolah dengan bantuan program IBM SPSS
Statistics 20. Adapun kriteria pengujian dalam uji normalitas seperti yang
dikemukakan oleh Noor (2011: 178), yaitu sebagai berikut :
Jika signifikansi yang diperoleh > α, maka sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal.
Jika signifikansi yang diperoleh < α, maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menentukan diterima atau
ditolaknya hipotesis penelitian yang telah dirumuskan. Dalam pengujian
hipotesis ini peneliti menggunakan uji analisis korelasi dan uji signifikansi,
sebagai berikut :
a. Analisis Korelasi
Penelitian ini dilakukan untuk menguji hubungan dua variabel, sehingga
dalam analisis data menggunakan analisis korelasi. Tujuan analisis korelasi
adalah untuk mengukur derajat hubungan dan bagaimana eratnya hubungan
itu. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan analisis data dengan teknik
60
berupa data ordinal yang diperoleh dari angket dengan skala likert. Senada
dengan yang dikemukakan Arifin (2011:274) mengenai korelasi rank
spearman, bahwa “korelasi tata jenjang menentukan hubungan dua variabel
jika data kedua variabel itu berbentuk ordinal, atau data interval dan rasio
yang diubah menjadi data ordinal. Selain itu jumlah sampelnya kecil (kurang
dari 30)”.
Adapun rumus koefisien korelasi rank spearman sebagai berikut :
(Sumber: Arifin, 2011:277)
Keterangan :
= koefisien korelasi tata jenjang
1 = bilangan tetap
6 = bilangan tetap
= jumlah sampel
= jumlah kuadrat dari selisih rank variabel X dan Y
Adapun dalam perhitungannya, peneliti menggunakan bantuan program
IBM SPSS Statistics 20, pada uji dua pihak (two tail) dengan jumlah sampel
sebanyak 30 orang dan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau α = 0,05. Untuk menafsirkan koefisien korelasi dapat menggunakan kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.3
Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
61
b. Uji Signifikansi
Setelah mendapatkan nilai koefisien korelasi selanjutnya adalah
melakukan uji signifikansi untuk mengetahui penerimaan atau penolakan
hipotesis. Uji hipotesis ini dengan perhitungan uji-t, dengan rumus sebagai
berikut :
√ √
(Sumber: Riduwan, 2012:139) Keterangan :
t = uji signifikansi
= koefisien korelasi
n= jumlah sampel
Untuk melakukan pengujian hipotesis, dilakukan dengan cara
membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Berikut kaidah pengujian yang
dikemukakan Riduwan (2012:140),
Apabila thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima (artinya signifikan atau terdapat hubungan antara variabel X dan variabel Y)
Apabila thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak (artinya tidak signifikan atau tidak terdapat hubungan antara variabel X dan variabel Y)
I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan sesuai prosedur penelitian umum, yaitu
dimulai dari tahap persiapan sampai dengan tahap pembuatan laporan penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti mengacu terhadap prosedur penelitian yang
dikemukakan oleh Arikunto (2006:22), yaitu pembuatan rancangan penelitian,
pelaksanaan penelitian dan pembuatan laporan penelitian.
1. Pembuatan Rancangan Penelitian
62
Peneliti memilih masalah setelah melakukan studi pendahuluan dengan
berkunjung ke PKBM Syifaush Shudur. Dalam studi pendahuluan, peneliti
melakukan wawancara dengan Kepala PKBM Syifaush Shudur, sehingga
peneliti menemukan permasalahan yang dapat dijadikan sebagai latar
belakang dan rumusan masalah penelitian.
b. Merumuskan Masalah
Setelah memilih masalah, selanjutnya peneliti melakukan perumusan
masalah penelitian. Merumuskan masalah ini, dengan melakukan
perumusan judul, membuat desain penelitian sesuai dengan masalah dan
tujuan penelitian yang telah ditentukan.
c. Memilih Metode dan Pendekatan Penelitian.
Dalam tahap penyusunan rancangan penelitian, peneliti memilih metode
dan pendekatan penelitian yang akan digunakan. Adapun metode yang
digunakan adalah studi deskriptif korelasional dengan pendekatan
kuantitatif.
d. Menentukan variabel
Setelah merumuskan masalah maka akan didapat variabel dalam
penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu pelaksanaan
pembelajaran jurnalistik melalui experiential learning (Variabel X) dan
kemampuan menulis artikel (variabel Y)
e. Menentukan dan menyusun instrumen yang digunakan
Instrumen yang dipakai berupa angket, pedoman wawancara, dan pedoman
studi dokumentasi. Dalam tahap ini, peneliti melakukan beberapa hal,
yaitu :
63
a. Mengumpulkan data
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data sesuai dengan rumusan dan
tujuan penelitian. Peneliti melakukan pengumpulan data dari instrumen
yang telah disebarkan kepada responden.
b. Melakukan analisis data
Data yang sudah diperoleh dari hasil uji coba instrumen kemudian data
tersebut dianalisis sesuai dengan teknik analisis data yang ditetapkan.
c. Menarik kesimpulan
Setelah semua data dianalisis, kemudian peneliti menarik kesimpulan
berdasarkan data yang telah diperoleh dan dianalisis.
3. Pembuatan Laporan Penelitian
Dalam keseluruhan penelitian ini laporan disajikan dalam bentuk tertulis yang
disusun secara rinci dan sistematis dan berdasarkan dengan kaidah-kaidah
115
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
dalam penelitian ini terdapat simpulan, sebagai berikut :
1. Pelaksanaan pembelajaran jurnalistik melalui experiential learning pada
program Koran Anak berada pada kategori sangat baik. Hal tersebut
menunjukkan bahwa dalam pelaksanaannya, pembelajaran jurnalistik melalui
experiential learning pada program Koran Anak di PKBM Syifaush Shudur
berjalan sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat dari keempat tahapan dari
experiential learning, yaitu pengalaman konkret, pengamatan aktif dan
reflektif, konseptualisasi abstrak, dan eksperimen aktif yang berjalan sangat
baik pula. Dengan demikian, dalam pelaksanaannya, sudah sesuai dengan
prosedur pembelajaran eksperensial.
2. Kemampuan peserta didik dalam menulis artikel berada pada kategori baik.
Kemampuan peserta didik menulis artikel dilihat dari aspek kebahasaan dan
aspek artikel dapat dikatakan baik. Dengan demikian, peserta didik mampu
menulis artikel dengan menggunakan pemilihan kata (diksi), ejaan dan tanda
baca, kalimat efektif, keruntutan paragraf, pemilihan topik dan judul, struktur
penulisan artikel dengan baik
3. Pembelajaran jurnalistik melalui experiential learning memiliki hubungan
yang positif dan signifikan dengan kemampuan menulis artikel pada program
116
akan tetapi komponen pembelajaran lainnya seperti media harus mendapat
perhatian. Penggunaan media diharapkan dapat lebih variatif lagi agar
dapat lebih menarik perhatian peserta didik.
b. Alangkah lebih baiknya pelaksanaan program Koran Anak ini, ada
pengelompokkan peserta didik berdasarkan usia.
c. Kegiatan pembelajaran jurnalistik dapat terus dilaksanakan agar tujuan
dari program Koran Anak sendiri dapat benar-benar tercapai.
d. Penerapan metode experiential learning tetap disesuaikan dengan prosedur
yang berlaku agar tetap dapat mencapai keberhasilan pembelajaran, tidak
hanya kemampuan menulis artikel saja, tetapi dalam menumbuhkan
budaya menulis.
2. Tutor
a. Tutor sebaiknya lebih dapat memberikan motivasi ketika kegiatan
pembelajaran.
b. Tutor diharapkan dapat lebih mengenal peserta didik berdasarkan tipe
belajar dari experiential learning.
c. Meskipun berperan sebagai fasilitator, namun tetap harus membimbing
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
3. Peserta Didik
a. Peserta didik diharapkan lebih serius lagi dalam mengikuti pembelajaran
jurnalistik, sehingga dapat lebih meningkatkan kemampuan menulis
artikel.
b. Peserta didik diharapkan tidak hanya memiliki kemampuan menulis artikel saja, akan tetapi dapat membuat tulisan jenis lainnya.
c. Peserta didik harus bisa memanfaatkan kegiatan pembelajaran jurnalistik
melalui experiential learning tersebut untuk meningkatkan kemampuan
117
4. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
a. Sebagai pengembang kurikulum dan pembelajaran, sebaiknya tidak hanya
pendidikan formal saja, akan tetapi dalam pendidikan non formal pun
perlu mendapat perhatian. Dalam hal ini, secara sederhana dapat
mengaalisis metode pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam
pendidikan non formal.
b. Dapat mengaplikasikan lima kawasan teknologi pendidikan ke dalam
pendidikan non formal.
5. Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini hanya meneliti tentang hubungan antara pelaksanaan
pembelajaran jurnalistik melalui experiential learning dengan kemampuan
menulis artikel saja, perlu kiranya diadakan penelitian lebih lanjut yang lebih
mendalam mengenai pelaksanaan pembelajaran jurnalitik pada program Koran
Anak tersebut. Selain itu, dapat mengadakan penelitian, seperti meneliti efektifitas
pelaksanaan program Koran Anak terhadap kemampuan menulis peserta didik
118
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal. (2011). Penelitian Pendidikan (Metode dan Paradigma Baru). Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Bachri, Syaiful dan Zain, Aswan. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Baharuddin dan Wahyuni, Esa. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.
Budiningsing, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Dalyono. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas.
Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Hernawan, Wawan. (2009). Peningkatan Kompetensi Menulis Melalui Model
Pembelajaran Menulis Berbasis Budaya. Thesis pada UPI Bandung : Tidak
Diterbitkan.
Indriana, Dina. (2011). Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif. Jogjakarta : Diva Press
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2012). Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Peningkatan Budaya Tulis Melalui Koran Ibu, Koran Anak dan Aksara Berbasis Cerita Rakyat. Jakarta: Kemendikbud.