• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN PENGALAMAN DI LUAR KELAS (OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING ) YANG BERORIENTASI KECERDASAN INTRAPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN PENGALAMAN DI LUAR KELAS (OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING ) YANG BERORIENTASI KECERDASAN INTRAPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI."

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Cimanggung Kabupaten Sumedang Tahun Ajaran 2013/2014 )

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Oleh

IDA YUDAWATI NIM 1200908

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “MODEL PEMBELAJARAN PENGALAMAN DI LUAR KELAS (OUTDOOR

EXPERIENTIAL LEARNING ) YANG BERORIENTASI KECERDASAN

INTRAPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI (Studi

Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Cimanggung Kabupaten

Sumedang Tahun Ajaran 2013/2014 )” ini besrta seluruh isinya adalah

benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan

dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam

masyarakat akademik.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap

etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap

keaslian karya saya.

Bandung, Agustus 2014

Yang membuat pernyataan,

(3)

(OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING ) YANG BERORIENTASI KECERDASAN INTRAPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN

MENULIS PUISI

(Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Cimanggung Kabupaten Sumedang Tahun Ajaran 2013/2014 )

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing I

Dr. Sumiyadi, M.Hum. NIP 1966032019910331004

Pembimbing II

Prof. Dr. Iskandarwassid, M.Pd.

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

(4)

KECERDASAN INTRAPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

(Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Cimanggung Kabupaten Sumedang Tahun Ajaran 2013/2014 )

Oleh

IDA YUDAWATI S.Pd. IKIP Bandung 1998

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Pascasarjana UPI Program Studi Bahasa

Indonesia

© Ida Yudawati

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(5)

DAFTAR ISI

1.1 Latar Belakang Masalah penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 1

1.9 Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 15

1.10 Paradigma Penelitian ... 16 Experiential Learning) Yang Berorientasi Kecerdasan Intrapersonal dalam pembelajaran Menulis Puisi ... 46

2.5.2.1 Pembelajaran pengalaman di Luar Kelas (Outdoor Experiential Learning) ... 46

2.5.2.2 Kecerdasan Majemuk ... 60

2.5.2.3 Kecerdasan Intrapersonal ... 63

2.5.3 Strategi-strategi Pengajaran yang berorientasi Kecerdasan Intrapersonal ... 69

(6)

KTSP ... 72

4.3.1 Analisis Hasil Tes Awal Puisi Siswa Kelas Eksperimen Aspek ... 144

Kelengkapan Puisi, Unsur Fisik Puisi, dan Unsur Batin Puisi ... 144

4.3.2 Analisis Hasil Tes Akhir Puisi Siswa Kelas Eksperimen Aspek Kelengkapan Puisi, Unsur Fisik Puisi, dan Unsur Batin Puisi ... 285

4.4 Hasil Analisis Puisi Siswa Pada Kelas Eksperimen Berdasarkan Pendekatan Mimesis, Pengalaman dan Kosa kata ... 436

4.4.1 Hasil Analisis Puisi Siswa Berdasarkan Pendekatan Mimesis... .... 436

4.4.2 Hasil Analisis Pengalaman Pada Puisi Siswa Kelas Eksperimen ... 437

4.4.3 Hasil Analisis Kosa kata Pada Puisi Siswa Kelas Eksperimen ... 438

BAB 5 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 439

5.1 Deskripsi Perencanaan Pembelajaran Menulis Puisi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Pengalaman di Luar Kelas (Outdoor Experiential Learning) yang Berorientasi Kecerdasan Intrapersonal dalam Pembelajaran Menulis Puisi ... 440

5.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 443

5.3 Proses Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Puisi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Pengalaman di Luar Kelas (Outdoor Experiential Learning) yang Berorientasi Kecerdasan Intrapersonal dalam Pembelajaran Menulis Puisi ... 460

(7)

5.3.2 Analisis Aktivitas Siswa dalam Model PPLKBKIPMP ... 475

5.3.3 Deskripsi Hasil Analisis ... 477

5.3.3.1 Hasil Proses Pembelajaran ... 477

5.3.3.2 Hasil Uji Statistik ... 482

a. Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 482

b. Uji Homogenitas ... 484

c. Uji Hipotesis ... 485

5.3.3.3 Keefektifan Model PPLKBKIPMP ... 488

a. Uji Normalitas N-Gain ... 488

b. Uji Homogenitas N-Gain ... 490

5.4 Hasil Analisis Unsur-unsur Kecerdasan Intrapersonal dalam Tes Awal Puisi Siswa Kelas Eksperimen ... 492

5.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 494

5.5.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 494

5.5.2 Temuan Hasil Penlitian ... 497

5.6 Hasil Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas Eksperimen Pascates .. 499

5.7 Perbaikan Rancangan Model ... 501

5.8 Deskripsi dan Analisis Respons Siswa ... 502

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN ... 506

6.1 Simpulan ... 506

6.2 Saran ... 513

DAFTAR PUSTAKA ... 515 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(8)

MODEL PEMBELAJARAN PENGALAMAN DI LUAR KELAS (OUTDOOR

EXPERIENTIAL LEARNING ) YANG BERORIENTASI KECERDASAN

INTRAPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

(Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Cimanggung Kabupaten Sumedang Tahun Ajaran 2013/2014 )

Oleh

IDA YUDAWATI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi terhadap siswa kelas VII SMP N 1 Cimanggung Kabupaten Sumedang sebanyak 80 orang siswa. Data penelitian ini dikumpulkan melalui pengumpulan tes tertulis menulis puisi, lembar observasi, yang berisi tentang aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran, dan angket untuk memperoleh tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran.

Setelah dianalisis terhadap data penelitian penggunaan model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi diperoleh hasil bahwa terjadi perbedaan peningkatan kemampuan menulis puisi pada kelas eksperimen dibandingkan dengan siswa kelas kontrol. Perbedaan peningkatan yang diperoleh dapat terlihat dari perbedaan N-gain dari kedua kelas. Untuk kelas kontrol skor rata-rata N-gain sebesar 8,07 dan untuk skor rata-rata N-gain kelas eksperimen sebesar 19,57. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis puisi dengan model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi, siswa berpendapat bahwa model pembelajaran ini dapat mempermudah siswa untuk mencari dan mengembangkan ide untuk melahirkan sebuah hasil karya puisi. Dengan pertimbangan tersebut, penulis menyarankan sebaiknya model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi digunakan dalam pembelajaran secara signifikan.

(9)

OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING MODEL WHICH IS ORIENTED IN

INTERPERSONAL INTELLIGENCE ON WRITING POETRY LEARNING

(Quasi Experimental Study in Seven Grade Students of SMP Negeri 1 Cimanggung

Kabupaten Sumedang in 2013/2014 Period)

By

IDA YUDAWATI

This study aims to reveal the effectiveness of outdoor experiential learning model which is

oriented in interpersonal intelligence on writing poetry learning.

This study used quasi experimental method in 80 students of SMP N 1 Cimanggung

Kabupaten Sumedang. The data are gathered using written test in writing poetry, observation

sheet, which consists of student and teacher activity during learning process, and

questionnaire to get a response from the students toward learning process.

After doing the analysis to the data using outdoor experiential learning model which is

oriented in interpersonal intelligence on writing poetry learning, the finding stated that there

is the difference increasing abilities in writing poetry on experimental class as compared to

control student. The difference increasing can be seen on N-gain from both classes. N-gain

for control class the average score is 8,07 and for experimental class is 19,57. Students’

response toward outdoor experiential learning model which is oriented in interpersonal

intelligence on writing poetry learning, the student had a notion that this learning model can

make them easier to search and elaborate the idea in producing poetry. In considering the

result of the study, the author suggests that outdoor experiential learning model which is

oriented in interpersonal intelligence on writing poetry learning had better to be used in

learning process as significantly.

(10)
(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Dalam pembelajaran berbahasa dan bersastra dikehendaki terjadinya kegiatan

berbahasa dan bersastra, yaitu kegiatan menggunakan bahasa dan estetika.

Kegiatan berbahasa dan bersastra mencakup kegiatan mendengarkan, kegiatan

berbicara, kegiatan membaca dan kegiatan menulis. Kegiatan mendengarkan,

berbicara, membaca, dan menulis itu digunakan dalam berkomunikasi yaitu

seseorang dalam berhubungan dengan yang lainnya. Kegiatan berbahasa dan

bersastra itu serempak dilakukan dalam kegiatan yang lain, baik kegiatan jasmani

maupun kegiatan rohani, dalam merasa, berfikir, berimajinasi yang menggunakan

panca indra dan sebagainya dalam konteks, berupa tempat,waktu, dan suasana.

Salah satu keterampilan berbahasa adalah menulis. Kegiatan menulis merupakan

bagian tak terpisahkan dari seluruh proses kegiatan belajar mengajar bidang studi

bahasa dan sastra Indonesia. Para siswa dituntut dapat menuangkan ide atau

gagasannya ke dalam bentuk tulisan, baik yang berkaitan dengan kebahasaan

maupun kesastraan dengan harapan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang

luas dan mendalam mengenai berbagai aspek.

Menulis merupakan suatu proses untuk menghasilkan suatu pemikiran,

pembayangan, atau perasaan dalam bentuk tertulis. Menulis bentuk apapun adalah

(12)

latihan. Menulis merupakan sebuah kegiatan kreatif yang dapat mengungkapkan

gagasan, perasaan, dan pikiran siswa. Yang menghambat kegiatan menulis adalah

keraguan dalam memulai menulis. Keraguan itu dapat diatasi dengan latihan

curah gagasan, siswa diminta untuk menulis sesuatu tanpa henti tentang sesuatu.

Menurut Tarigan dalam Burhanuddin (2009 : 250) mengungkapkan bahwa

keterampilan menulis dan membaca merupakan keterampilan yang kompleks dan

sukar dibandingkan keterampilan berbicara dan menyimak. Oleh karena itu, dalam

kegiatan belajar mengajar siswa perlu dibawa ke dalam proses kegiatan secara

langsung yaitu proses berlatih menulis.

Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk mencurahkan segala pikiran, ide,

gagasan, ataupun perasaan. Salah satu cara untuk mengungkapkan segala pikiran,

ide, gagasan atau perasaan dengan cara menulis puisi. Puisi pada hakikatnya

sebagai wujud ekspresi perasaan, atau pikiran pribadi penyair dengan

menggunakan bahasa berimajinasi disertai irama yang membuat rasa indah

(estetis). Puisi merupakan curahan perasaan dengan menggunakan bahasa yang

indah. Perasaan pribadi penyair yang dicurahkan lewat puisinya berupa perasaan

cinta, benci, senang, sedih, kecewa, takut, dan sebagainya. Semua perasaan itu

merupakan refleksi dari hasil pengamatannya melalui pendengaran, penglihatan,

dan perabaannya.

Salah satu keterampilan berbahasa adalah menulis. Kegiatan menulis

merupakan bagian tak terpisahkan dari seluruh proses kegiatan belajar mengajar

(13)

ide atau gagasannya ke dalam bentuk tulisan, baik yang berkaitan dengan

kebahasaan maupun kesastraan dengan harapan memiliki pengetahuan dan

keterampilan yang luas dan mendalam mengenai berbagai aspek.

Dalam pembelajaran menulis khususnya menulis puisi, banyak siswa yang

merasa kesulitan untuk menuangkan ide, gagasan atau perasaannya. Hal ini

terjadi karena sebagian besar siswa tidak terbiasa dan tidak memiliki pengalaman

untuk menuangkan ide, gagasan, atau perasaannya ke dalam bentuk puisi.

Rendahnya kemampuan menulis mengindikasikan bahwa proses pembelajaran

menulis puisi belumlah optimal. Hal ini menyiratkan bahwa proses pembelajaran

menulis di sekolah selama ini menyimpan sejumlah permasalahan yang harus

dipecahkan dan dicarikan alternatif penyelesaiannya.

Konsep belajar masa kini adalah bagaimana cara peserta didik membangun

pengalaman baru berdasarkan pengalaman awal. Prinsip ini mengarahkan kita

bahwa sumber belajar yang paling otentik adalah pengalaman. Menurut Hamzah

B. Uno (2009 :150) bahwa guru bertugas membantu siswa untuk menghubungkan

materi yang dipelajari dengan kehidupan pribadi siswa. Menurut pendekatan

konstruktivitis sosial bahwa siswa harus diberi kesempatan untuk menciptakan

teks yang riil dalam pengertian menulis tentang situasi yang bermakna secara

personal (Santrock, 2007 : 435).

Dalam pelaksanaan belajar mengajar guru harus dapat memilih dan

menentukan pendekatan dan metode yang disesuaikan dengan kemampuannya,

(14)

memperhatikan asas-asas pengembangan kurikulum. Tugas utama guru dalam

melaksanakan pembelajaran sastra harus dapat merangsang potensi dan minat

siswa secara demokratis dan terbuka, tidak dengan pembelajaran yang otoriter.

Guru harus mampu mengajak dan memotivasi siswa agar gemar membaca,

menulis atau menonton pertunjukkan drama. Pada dasarnya ada dua tujuan utama

pokok pembelajaran sastra yaitu pengetahuan sastra dan pengalaman bersastra.

Walaupun kurikulum berganti-ganti seorang guru harus tetap mampu

merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menyiapkan

bahan yang akan diajarkan, metode yang akan dipakai, dan media yang akan

dijadikan alat pendukung. Perencanaan yang matang akan menciptakan

pembelajaran yang terorganisasi dengan baik. Semua guru sastra dituntut dapat

mengelola kelas dan berusaha menciptakan KBM yang hangat, intim, bergairah,

kritis, kreatif, terbuka dan demokratis.

Menurut B. Rahmanto (200 : 16) pengajaran sastra dapat membantu

pendidikan secara utuh apabila cakupannya meliputi empat manfaat yaitu (1)

membantu keterampilan berbahasa, (2) meningkatkan pengetahuan budaya, (3)

mengembangkan cipta dan karsa, (4) menunjang pembentukan watak. Pengajaran

sastra mempunyai peranan dalam mencapai pelbagai aspek dari tujuan pendidikan

dan pengajaran seperti aspek pendidikan, susila, sosial, perasaan, sikap penilaian

dan keagamaan. Ekspresi sastra lebih bersentuhan dengan kehidupan siswa.

Pengalaman batin, gejolak jiwa, dan persoalan-persoalan yang tidak mudah diatasi

(15)

diekspresikan dengan cara menulis sastra. Dengan menulis siswa dapat

mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran dan

perasaan yang dimiliki. Selain itu dapat mengembangkan daya pikir dan

kreativitas siswa dalam menulis. Seperti yang dijelaskan Hernowo (2009 : 64)

ketika diri kita menulis, kita benar-benar mengeluarkan seluruh diri kita lewat

kalimat-kalimat yang kita ciptakan, kita benar-benar menata diri kita terus

membaik hari demi hari.

Salah satunya dengan menulis puisi. Menulis puisi merupakan sebuah

kegiatan kreatif yang dapat mengungkapkan gagasan, perasaan, dan pikiran siswa.

Menurut Hernowo (2009 :64) puisi sebagai ekspresi kejiwaan penulis, melalui

puisi penulis akan mengenal dirinya sendiri di sana, yakni dalam puisi hasil

ciptaannya. Yang menghambat kegiatan menulis adalah keraguan untuk memulai

apalagi untuk menulis puisi. Menulis puisi dirasakan siswa hal yang paling sulit

karena terbentur bahwa kata-kata puisi terpilih, berimajinasi, bermakna, dan

berima.

Kemampuan menata diri kita agar terus membaik hari demi hari ketika kita

menulis merupakan suatu hal yang sangat penting dalam diri seseorang. Menurut

Gardner dalam Santrock (2007 : 322) setiap orang memiliki kecerdasan ganda.

Sebagai bukti adanya kecerdasan ganda, Gardner menunjukkan kejadian-kejadian

di mana kemampuan kognitif tertentu tetap bertahan meskipun adanya kerusakan

otak. Orang pada umumnya dianggap berpotensi untuk mengembangkan tiap jenis

(16)

seandainya para guru memberi anak-anak kesempatan untuk menggunakan tubuh,

imajinasi, dan indera mereka, hampir setiap siswa akan menemukan bahwa

dirinya sangat ahli dalam suatu hal tertentu.

Seorang guru harus berupaya agar siswanya mengenali kombinasi jenis

kecerdasan yang terbaik bagi dirinya, serta menyadarkan para siswa bahwa setiap

orang memiliki jenis kombinasi yang berbeda dengan orang lain. Salah satu dari

delapan kecerdasan ganda yang diungkapkan Gardner yaitu kecerdasan

intrapersonal. Kecerdasan intrapersonal perlu dikembangkan oleh setiap orang

karena kecerdasan ini merupakan kemampuan seseorang untuk memahami diri,

bertindak secara adaftif, memiliki gambaran diri yang akurat tentang diri sendiri

(kekuatan dan keterbatasan seseorang), kesadaran terhadap suasana hati dan batin,

maksud, motivasi, temperamen, dan keinginan, serta kemampuan untuk

mendisiplinkan diri, pemahaman diri dan harga diri. Kecerdasan intrapersonal

melibatkan perasaan dan pemikiran kita, semakin baik kita membawakannya pada

kesadaran semakin baik kita dapat menghubungkan dengan dunia batin kita ke

pengalaman dunia luar. Kemampuan kecerdasan intrapersonal benar-benar

penting bagi perkembangan keberhasilan siswa akan menjadi manusia yang

bermoral, produktif, dan kreatif yang keduanya independen dan kolaboratif.

Melalui kecerdasan intrapersonal yang dimiliki setiap orang, seseorang dapat

mengungkapkan ekspresi jiwanya dengan cara menulis puisi. Puisi sebagai

ekspresi kejiwaan seseorang selalu menuntut adanya kejujuran, yang dalam

(17)

bersih dan telanjang, tanpa asap dan tirai. Menulis puisi merupakan salah satu

aktivitas yang dapat mengeksplorasi kecerdasan intrapersonal siswa karena

melalui kegiatan menulis puisi melibatkan pengerahan diri sendiri, pendekatan

belajar mandiri, kesempatan untuk berimajinasi dan waktu serta ruang pribadi

yang cukup untuk bekerja dan merenung.

Hal-hal di atas mendorong penulis untuk meneliti permasalahan yang ada,

sekaligus mengembangkan perencanaan dan menerapkan satu pola pembelajaran

yang diharapkan dapat mengatasi masalah yang selama ini menghambat proses

pembelajaran menulis puisi di sekolah. Pada proses pembelajaran konvensional

siswa cenderung diarahkan untuk menghafal dan menimbun informasi, sehingga

peserta didik pintar secara teoretis tetapi miskin aplikasi. Akibatnya kecerdasan

intrapersonal siswa tidak berkembang. Proses pengembangan diri siswa

khususnya kecerdasan intapersonal terkadang sulit berkembang ketika siswa dan

guru belajar dengan ketidakleluasaan di dalam kelas tradisional. Hal tersebut

dikarenakan pandangan yang dimiliki siswa dibatasi dinding ruang kelas.

Ada beberapa penelitian yang sudah dilakukan, misalnya oleh mahasiswa

pendidikan ilmu pengetahuan alam yang diteliti oleh Yulia Puspitasari (2010 :

117) dengan judul Penerapan Model Outdoor Experiental Learning pada Materi

Keaneragaman Biota Laut untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Dari hasil penelitian ini pembelajaran outdoor

experience learning menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga siswa aktif

(18)

pembelajaran.Pembelajaran ini mengubah siswa yang pasif menjadi aktif dan

memotivasi siswa dalam belajar yaitu belajar lebih bisa menyenangkan dan

mengeksplorasi pengalamannya. Model pembelajaran outdoor experience

learning dikategorikan baik dan dapat meningkatkan keterampilan proses sains

dan kemampuan berpikir kritis siswa. Lalu Rohayati ( 2009 : 437) melakukan

penelitian yang berjudul Model Pembelajaran Menulis Puisi Religius Islami

dengan Teknik Pengamatan Objek yang berorientasi pada Pengembangan

Karakter. Hasil dari penelitian Rohayati bahwa teknik pengamatan objek dapat

mengembangkan karakter siswa dalam menulis puisi religius. Berdasarkan hasil

observasi memperlihatkan bahwa dalam pembelajaran menulis puisi dengan

model pembelajaran menulis puisi religius islami dengan teknik pengamatan

objek siswa lebih aktif bekerja sama untuk saling melengkapi materi

pembelajaran. Dalam kelas eksperimen terlihat interaksi antarsiswa lebih tinggi

dibandingkan dengan kelas kontrol yang lebih berpusat pada guru. Kemampuan

menulis siswa sebelum perlakuan 70,14 sedangkan setelah perlakuan dengan

menggunakan model PMPRI adalah 82,12. Perlakuan yang diberikan kepada

kelas eksperimen yang mendapat perlakuan pembelajaran dengan model PMPRI

memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang

mendapat perlakuan. Nursyamsiah (2010 : 477) melakukan penelitian yang

berjudul Keefektifan Model Pembelajaran Menulis Puisi dengan Model

Pembelajaran Terpadu Bentuk Nested Berorientasi Kecerdasan Berpikir dan

(19)

pembelajaran berbentuk NESTED berorientasi kecerdasan berpikir dan

keterampilan sosial dalam pembelajaran menulis puisi dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dalam menulis puisi.

Yulianti Aslami (2007 :198) melakukan penelitian yang berjudul Nilai

Kecerdasan Intrapersonal dan Kecerdasan Interpersonal dalam Novel di bawah

Lindungan Ka’bah dan Pemanfaatannya sebagai Pembelajaran Apresiasi Sastra.

Dalam novel tersebut adanya indikator nilai-nilai kecerdasan intrapersonal dan

kecerdasan interpersonal. Dalam penelitiannya ditemukan beberapa nilai

kecerdasan intrapersonal dalam novel DBLK antara lain : 1) menyadari wilayah

emosi diri (keberanian, keyakinan, ketakutan, kecemasan, kemarahan,

kebingungan, dan keraguan, 2) memahami kekurangan dan kelebihan diri dengan

baik, 3) memiliki perencanaan diri yang baik dalam menghadapi masalah, 4)

selalu optimis dalam memperjuangkan keinginan dan cita-cita, 5) berusaha hidup

dengan didasarkan pada etika sosial dan agama, 6) menunjukkan sikap mandiri

atau kemauan yang keras, 7) mampu belajar dari kegagalan dan keberhasilan yang

pernah dialami, 8) berusaha mencari dan memahami pengalaman batinnya sendiri,

9) memiliki ras penghargaan terhadap diri sendiri dengan baik, 10) dapat hidup

berdampingan dan dapat bekerjasama dengan orang lain. Bahan karya sastra untuk

pengajaran harus ada kontak hubungan antara pengalaman karya sastra, subjek

didik, tempat, tak hanya level luar (surface) saja tetapi pada level dibalik tema itu

(20)

Kardjono (2009 :212) telah melakukan penelitian dengan judul Pengendalian

Diri (Self Control) melalui Outdoor Education. Menurut hasil penelitian

Kardjono, pendidikan di alam bebas memberikan pengaruh yang besar kepada

para siswa untuk mendapatkan pengalaman, dan merenungkannya.

Keadaan-keadaan yang dihadapi secara alami tersebut menempatkan para siswa

menciptakan pembelajaran pengalaman untuk dapat berpikir jernih dan kritis.

Implikasi outdoor educational dengan pengalaman ajar Hiking, merupakan

sebuah program pembelajaran bermakna. Siswa dapat merasakan secara langsung

sentuhan-sentuhan alam nyata dan melihat dengan mata kepala sendiri keindahan

alam yang menakjubkan dan yang menyentuh emosi-emosi pribadinya.

Penelitian tersebut membuktikan bahwa peran model pembelajaran dapat

meningkatkan kemampuan menulis puisi yang berorientasi kecerdasan

intrapersonal.

1.2 Identifikasi Masalah

Masalah pembelajaran sastra pada kenyataannya baik guru maupun siswa

tidak memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk langsung bersentuhan dengan

karya sastra, juga masalah kemampuan guru, minat siswa, metode pembelajaran,

dan pelaksanaan KBM. Proses pengajaran di sekolah secara rutinitas proses

belajar di dalam kelas yang cenderung kaku dan baku. Khususnya pembelajaran

menulis puisi, guru mengalami kesulitan untuk mengajarkan dan memotivasi agar

(21)

cenderung lebih banyak mengupas teori tentang puisi dan apresiasinya, namun

kurang membelajarkan bagaimana cara menulis puisi. Sejalan dengan hal di atas

siswa mengalami kesulitan untuk mengungkapkan kesulitan ide-ide abtraks ke

(22)

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah penelitian yang telah

diuraikan,masalah-masalah diatas dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan

penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah bentuk rancangan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning)

yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis

puisi keindahan alam?

2. Bagaimana kemampuan menulis puisi siswa dalam menulis puisi

keindahan alam melalui pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor

experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal ?

3. Bagaimanakah proses pembelajaran menulis puisi keindahan alam dengan

menggunakan model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor

experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal ?

4. Bagaimanakah keefektifan pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran

pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) dalam

pembelajaran menulis puisi keindahan alam yang berorientasi kecerdasan

intrapersonal ?

5. Bagaimanakah respons siswa terhadap model pembelajaran pengalaman

di luar kelas (outdoor experiential learning) dalam pembelajaran menulis

(23)

1.4Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan

tujuan penelitian ini adalah untuk

1. mendapatkan gambaran bentuk rancangan pembelajaran menggunakan model

outdoor experiential learning yang berorientasi kcererdasan intrapersonal

dalam pembelajaran menulis puisi keindahan alam;

2. Mendapat gambaran kemampuan menulis puisi siswa dalam menulis puisi

keindahan alam melalui model pembelajaran pengalaman di luar kelas

(outdoor experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal;

3. mendapatkan gambaran pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran outdoor experiential learning yang berorientasi kecerdasan

intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi keindahan alam;

4. mendapatkan gambaran keefektifan pelaksanaan pembelajaran model

pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) dalam

pembelajaran menulis puisi keindahan alam yang berorientasi kecerdasan

intrapersonal;

5. mendapatkan gambaran respons dan sikap siswa terhadap model pembelajaran

outdoor experiential learning yang berorientasi kecerdasan intrapersonal

dalam pembelajaran menulis puisi keindahan alam.

1.5Manfaat Penelitian

(24)

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini mencoba menerapkan model outdoor experiential learning yang

berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi

keindahan alam . Dengan demikian, secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat

memberikan sumbangan terhadap pengembangan prinsip-prinsip yang didasarkan

pada efektivitas bagi pengembangan model pembelajaran menulis puisi keindahan

alam.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi

kepentingan pengajaran , terutama pengajar Bahasa Indonesia dalam upaya

meningkatkan keterampilan menulis puisi di tingkat sekolah menengah. Penelitian

ini juga diharapkan dapat menumbuhkan dan mengembangkan motivasi belajar

siswa dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi serta memupuk kebiasaan

siswa untuk senantiasa mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan dalam

bentuk puisi.

1.6 Anggapan Dasar

1. Penggunaan model pembelajaran outdoor experiential learning yang

berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi

keindahan alam dapat mengaktifkan siswa.

2. Siswa dapat menerapkan nilai-nilai kehidupan yang diperoleh melalui proses

(25)

3. Nilai-nilai kehidupan dan pengalaman dapat menumbuhkan kecerdasan

intrapersonal siswa.

1.7Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara mengenai suatu masalah yang perlu

dibuktikan melalui penelitian. Berdasarkan anggapan dasar di atas maka penulis

berhipotesis bahwa “adanya perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa

SMP Negeri 1 Cimanggung tahun pelajaran 2013/2014 sebelum diberi model

pembelajaran pengalaman di luarkelas (outdoor experiential learning) yang

berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam menulis puisi keindahan alam dan

sudah diberi model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential

learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam menulis puisi

keindahan alam.

1.8 Definisi Operasional

Agar tidak menimbulkan salah pengertian terhadap judul penelitian,

istilah-istilah dalam judul didefinisikan sebagai berikut :

1. Model Pembelajaran Pengalaman di Luar Kelas (Outdoor Experience

Learning)

Model ourdoor experiental learning merupakan sebuah model pembelajaran

yang menekankan pada pengalaman dalam proses pembelajaran yang bertujuan

untuk mengembangkan pengetahuan siswa terhadap diri mereka sendiri, sosial,

(26)

1. Menulis Puisi

Menulis puisi adalah kemampuan mengungkapkan pikiran, perasaan,

pendapat dalam bentuk tulisan yang memiliki nilai-nilai keindahan pada diksi,

pengimajian, kata konkret, majas, tipografi, tema, nilai rasa, nada, dan amanat.

2. Berorientasi

Berorientasi adalah mempunyai kecenderungan pandangan terhadap sesuatu.

Dalam penelitian ini penulis memiliki kecenderungan bahwa melalui

pembelajaran sastra khususnya menulis puisi siswa memiliki kesadaran akan

kecerdasan intrapersonal yang dimilikinya.

3. Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intapersonal adalah kemampuan memahami perasaan diri sendiri,

memahami situasi yang sedang dihadapi dirinya sendiri, kemampuan

mengendalikan diri dan mengarahkan dirinya secara matang terutama ketika

menghadapi konflik. Kemampuan menemukan cara atau jalan keluar untuk

mengekspresikan perasaan dan pemikiran secara efektif.

1.9 Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP

(27)

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut, Sugiono (2006 :90). Teknik Sampling yang digunakan adalah

purposive sample yaitu pengambilan sampel secara acak. Pada penelitian ini

sampel yang digunakan adalah siswa kelas VII H sebagai kelas kontrol dan kelas

VII I sebagai kelas eksperimen di SMP Negeri 1 Cimanggung Kabupaten

Sumedang.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII Semester 2 Tahun Pelajaran

2013-2014 dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 90 siswa yaitu kelas VII H

dengan jumlah siswa 45 dan kelas VII I dengan jumlah siswa 45.

1.10 Paradigma Penelitian

Adapun langkah – langkah desain penelitian tersebut dan alur penelitian

(28)
(29)

Identitas masalah

Model Pembelajaran Outdoor Experiential

Learning

Penentuan Subjek

Penentuan

Kelompok Eksperimen en

Prates Kelompok Kontrol

Model Pembelajaran Outdoor Experiential

Learning

Pascates

Pembelajaran Konvensional

Observasi Pelaksanaan

Model

Kesimpulan Pengolahan dan

Analisis Data

(30)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

eksperimen. Quasi eksperimen atau eksperimen semu dan deskriptif analitis.

Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode eksperimen semu

ini siswa dibagi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Desain eksperimen yang digunakan adalah nonequivalent group

pretest-posttest. Dalam desain ini dua kelompok, tidak dipilih secara random (R), diberi

prates untuk mengetahui keadaan awal adalah perbedaan antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol ( Sugiono, 2010 :114 ). Hasil prates yang baik

bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Eksperimen

dilakukan dengan memberikan perlakuan pembelajaran menggunakan strategi

pembelajaran terpadu dengan teknik outdoor experiential learning dan

pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol. Kelompok eksperimen

merupakan kelompok yang diberi perlakuan berupa pengajaran menulis puisi

dengan menggunakan model pembelajaran outdoor experiential learning,

sedangkan kelompok yang tidak diberi perlakuan yaitu dengan pembelajaran

konvensional di dalam kelas. Diagram dari rancangan desain ini dapat dilihat

(31)

Tabel 3.1

Bagan Penelitian Eksperimen

Kelompok Pratest Treatment Postest

Eksperimen 01 X1 O2

Kontrol 03 X2 O4

Keterangan :

O1 : Tes awal pada kelompok eksperimen

O2 : Tes akhir pada kelompok eksperimen

X1 : Perlakuan Pembelajaran Outdoor Experiential Learning

X2 : Perlakuan Pembelajaran yang digunakan guru di kelas Konvensial

O3 : Tes awal pada Kelompok Kontrol

O4 : Tes akhir pada Kelompok Kontrol

Dalam pelaksanaan penelitian ini, faktor-faktor luar tidak akan

diperhitungkan. Faktor-faktor luar yang dimaksud yaitu, 1) faktor motivasi atau

suasana hati siswa selama mengikuti proses belajar mengajar dan mengikuti

postes, 2) faktor keadaan tempat tinggal dan lingkungan belajar siswa, baik yang

tinggal bersama keluarga maupun tidak, 3) faktor ekonomi dan latar belakang

kehidupan keluarga siswa.

Dalam penelitian ini, peneliti tetap memperhatikan ketentuan yang ada yaitu,

1) kejelasan rancangan serta hasil statistiknya, 2) kejelasan menetapkan model

perlakuan yang dieksperimenkan, 3) pengadaan kelompok yang dieksperimenkan

(kelompok eksperimen) dan kelompok pembanding (kelompok kontrol), serta 4)

(32)

agar jelas terbukti bahwahasilnya itu bukan karena faktor-faktor luar atau situasi

dari subjek peneliti.

3.2 Identifikasi Variabel 3.2.1 Variabel Bebas

Dalam penelitian ini yang tergolong variabel bebas adalah Model

Pembelajaran Pengalaman di Luar Kelas (Outdoor Experiential Learning) yang

Berorientasi Kecerdasan Intrapersonal dalam Pembelajaran Menulis Puisi pada

kelompok eksperimen, sedangkan model pembelajaran konvensional (

pembelajaran kebiasaan guru di dalam kelas) digunakan dalam pembelajaran

menulis puisi pada kelompok kontrol.

3.2.2 Variabel Terikat

Dalam penelitian ini yang tergolong variabel terikat adalah hasil prates dan

pascates seluruh siswa, baik para siswa dari kelompok eksperimen maupun para

siswa dari kelompok kontrol. Hasil prates dan pascates ini merupakan refleksi

kemapuan siswa sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan berupa

kemampuan menulis puisi.

3.3 Instrumen Penelitian

Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan dan

data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguji

hipotesis diperoleh melalui instrumen. Instrumen penelitian adalah alat untuk

(33)

mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam

arti lebih cermat, lengkap, dan sistematik sehingga lebih mudah diolah

(Arikunto,2002 : 236). Pemilihan instrumen penelitian sangat ditentukan oleh

beberapa hal, yaitu objek penelitian, sumber data, waktu, dan dana yang tersedia,

jumlah tenaga peneliti, dan teknik yang digunakan untuk mengolah data bila

sudah terkumpul. Adapun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini

yaitu sebagai berikut.

Instrumen tes, dalam hal ini adalah tes keterampilan menulis puisi bebas.

Adapun alat-alat yang peneliti sediakan sebagai berikut.

1. Tes yang dilaksanakan dengan cara prates dan pascates.

2. Sekala penilaian keterampilan menulis.

Dalam penelitian ini berupa kemampuan siswa dalam menulis puisi. Untuk

memudahkan siswa dalam menulis puisi berikut dibuat tabel instrumen penelitian

tes kemampuan menulis puisi.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Target Metode Instrumen Subjek Waktu

Menulis puisi

Angket Lembar angket Siswa Akhir

(34)

Parameter untuk menilai kemampuan menulis puisi,penulis mempelajari

beberapa pedoman penilaian kemampuan menulis puisi, yaitu sebagai berikut

Sumiyadi (2010) menjelaskan bahwa puisi terdiri atas tiga bagian besar yaitu

kelengkapan aspek formal puisi, kejelasan unsur puisi, kejelasan hakikat puisi.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Penilaian Menulis Puisi Siswa

No

1 Kelengkapan aspek formal puisi

Judul 5

20

Tipografi 5

Pengarang 5

Titimangsa 5

2 Kejelasan unsur puisi

Diksi 10

40

Citraan 10

Gaya bahasa 10

Rima dan irama 10

3 Kejelasan hakikat puisi

Tema 10

Pedoman Kriteria Penilaian Menulis Puisi

No RentangSkor Kriteria

1 86-100 Baik sekali

(35)

3 56-74 Cukup

4 10-55 Kurang

Burhanurgiantoro (2012: ….)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data-data penelitian ada tiga teknik pengumpulan data

yang digunakan. Tiga teknik pengumpulan data tersebut sebagai berikut.

3.4.1 Studi Pustaka

Teknik ini digunakan untuk menggali berbagai teori yang relevan untuk

dijadikan acuan dalam penyusunan model pembelajaran yang menjadi bahan

ujicoba. Teori-teori yang dipelajari adalah berbagai teori yang berhubungan

dengan model pembelajaran dalam hal ini Model Pembelajaran Pengalaman di

Luar Kelas (Outdoor Experiential Learning) yang Berorientasi Kecerdasan

Intrapersonal dalam Pembelajaran Menulis Puisi.

3.4.2 Tes

Dalam penelitian ini teknik tes digunakan sebanyak dua kali yaitu sebelum

perlakuan dan sesudah pemberian perlakuan. Teknik tes digunakan dengan tujuan

untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap kemampuan siswa dalam menulis

puisi. Dengan kata lain pemberian tes ini dilakukan untuk melihat efektivitas

penggunaan model pembelajaran yang diterapkan pada kelompok eksperimen.

(36)

3.4.3 Observasi

Teknik ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang proses penerapan

Model Pembelajaran Pengalaman di Luar Kelas (Outdoor Experiential Learning )

Yang Berorientasi Kecerdasan Intrapersonal dalam Pembelajaran Menulis Puisi.

Hasil dari teknik observasi ini nantinya dapat digunakan untuk melengkapi data

yang diperoleh dari teknik tes sehingga pada akhirnya dapat dirumuskan suatu

kesimpulan penelitian yang akurat dan komprehensif.

1. Observasi Kinerja Guru

Tabel 3.5

Kisi-kisi Pedoman Pengamatan Guru

Variabel Indikator

Aspek yang diamati Nomor item

2. Membuka Pembelajaran 1. pembukaan 1

3. Kegiatan inti 3. Kegiatan inti pembelajaran a. Penguasaan Materi

pembelajaran

b. Pendekatan/strategi pembelajaran

e. penilaian proses dan hasil belajar

(37)

2. Observasi Kinerja Siswa

Observasi dilakukan oleh guru dan observer untuk menilai kinerja siswa dan

untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian setiap aspek yang diukur.

Tabel 3.6

Kisi-kisi Pedoman Pengamatan Kegiatan Siswa

Variabel Indikator Aspek yang diamati

Nomor

3. Kegiatan inti pembelajaran

a. hubungan wawasan d. pembelajaran yang kondusif,

aktif dan tertib

(38)

Variabel Indikator Aspek yang diamati

Nomor item intrume

n

e. respons terhadap

penilaian proses dan hasil pembelajaran

5

4. Penutup 4. Penutup 4. Penutup

3.4.4 Angket Tanggapan Siswa

Angket digunakan untuk memperoleh data mengenai tanggapan siswa

terhadap model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiental

learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam menulis puisi. Angket

ini berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya telah disediakan

(angket terstruktur). Pengisian angket oleh siswa dilakukan setelah siswa

melaksanakan pembelajaran.

Langkah penyususnan angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran adalah

kisi-kisi angket dan konsultasi dengan pembimbing dan teman sejawat. Konsultasi

pembimbing dan teman sejawat dilakukan untuk mendapatkan validitas isi.

Pertanyaan dalam angket ini digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang

tanggapan siswa terhadap model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor

experiential learning)

Tabel 3.7

(39)

No Tujuan Aspek No. Butir Angket

1 Mengetahui intensitas kegiatan pembelajaran di luar kelas

Frekuensi kegiatan

pembelajaran yang

dilaksanakan di luar sekolah

1,2,3

2 Mengetahui kegiatan

pembelajaran yang

motivasi siswa mengikuti pembelajaran

Minat dan motivasi siswa

dalam mengikuti

pembelajaran

10,9

4 Mengungkap persepsi siswa tentang kegiatan pembelajaran

Persepsi siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang biasa dilaksanakan di sekolah dan pembelajaran model outdoor experiental learning

8,13,14,15

5 Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi siswa selama kegiatan pembelajaran

Permasalahan yang dihadapi siswa selama kegiatan

pembelajaran outdoor

experiental learning

6,7,11,12

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII

SMP Negeri 1 Cimanggung Kabupaten Sumedang.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut, Sugiono (2006 :90). Teknik Sampling yang digunakan adalah

(40)

sampel yang digunakan adalah siswa kelas VII H sebagai kelas kontrol dan kelas

VII I sebagai kelas eksperimen di SMP Negeri 1 Cimanggung Kabupaten

Sumedang.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII Semester 2 Tahun Pelajaran

2013-2014 dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 90 siswa yaitu kelas VII H

dengan jumlah siswa 45 dan kelas VII I dengan jumlah siswa 45.

3.6 Model Pembelajaran Pengalaman di Luar Kelas (Outdoor Experiential

Learning) yang Berorientasi Kecerdasan Intrapersonal dalam Pembelajaran Menulis Puisi.

Pedoman pembelajaran merupakan acuan pembelajaran menulis bagi guru

untuk melaksanakan model pembelajaran pengalaman di luar kelas dan model

konvensional berisi (1) pendahuluan, (2) rencana pelaksanaan pembelajaran, (3)

(41)

MODEL PEMBELAJARAN PENGALAMAN DI LUAR KELAS (OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING) YANG BERORIENTASI

KECERDASAN INTRAPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

1.Orientasi Model

Model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning)

adalah model pembelajaran yang menyajikan situasi pembelajaran dalam bentuk

suatu siklus dengan mengadakan pengalaman konkret (concrete experience) bagi

siswa sebagai awal pembelajaran diteruskan dengan pengamatan reflektif

(reflective observation) dan masuk pada tahap pembentukan konsep abstrak

(abstract conceptualization) atau generalisasi, kemudian diselesaikan melalui

percobaan aktif (aktif experimentation) atau menerapkan pengalaman baru (testing

new behaviours and perceptions) dan diterapkan dengan menggunakan

pendekatan eksperimen (Kolb ,1984).

Model outdoor experiential learning disarankan sebagai salah satu model

pembelajaran untuk mengondisikan siswa dengan pendekatan pembelajaran aktif.

Proses pembelajaran dalam model outdoor experiential learning dibagi menjadi

empat tahap (Kolb, 1984), berikut ini adalah uraian sintaks atau fase pembelajaran

experiential learning.

(42)

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran menulis puisi keindahan alam yang

dilakukan di luar kelas. Guru menggali pengalaman siswa dengan memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menceritakan pengalaman mereka dalam

keseharian, ketika mengunjungi objek wisata alam melalui kegiatan diskusi dan

tanya jawab.

b. Reflektive observation (pengalaman reflektif)

Guru mengarahkan siswa untuk dapat mengingat kembali

pengalaman-pengalaman yang pernah dilakukan pada waktu terdahulu saat mengunjungi suatu

tempat pariwisata alam. Guru meminta siswa untuk menyebutkan hal-hal yang

menarik dari tempat pariwisata alam yang pernah mereka kunjungi. Guru

meminta siswa untuk mengamati keindahan alam di lingkungan sekitar secara

langsung.

Siswa menikmati dan melakukan pengamatan terhadap alam di lingkungan

sekitar sekolah yang mendukung, indah, dan menyenangkan kemudian

menghubungkannya dengan pengalaman yang mereka punya.

c. Abstract conceptualization (pembentukan konsep abstrak)

Guru membimbing siswa untuk dapat mengeksplorasi kecerdasan

intrapersonal mereka dengan cara mengungkapkan perasaan yang sedang

dialaminya saat menikmati keindahan alam.

Siswa mencoba mengungkapkan perasaan pribadi, yang dirasakannya,

pengalaman yang pernah dialaminya, dari persetujuan atau penolakan terhadap

(43)

dirinya dan menuliskannya setelah mengamati keindahan alam di lingkungan

sekitar sekolah. Siswa menentukan kosa kata puisi yang dipilihnya sesuai dengan

tema atau ide keindahan alam dan menyesuaikannya ke dalam teori atau konsep

menulis puisi.

Guru dan siswa mengasimilasi hasil pilihan kata-katanya ke dalam teori

tentang hal-hal yang harus diperhatikan saat menulis puisi yaitu judul harus

menarik dan berhubungan dengan tema, pilihan kata tepat, pengimajian atau

citraan rima, gaya bahasa dan tipografi puisi.

d. Active experimentation (percobaan aktif atau aplikasi)

Siswa mencoba memilih kata-kata yang ditemukananya dari hasil

pengamatan langsung dari alam sekitar di lingkungan sekolah atau dari

pengalamannya menikmati keindahan alam yang lain.

Siswa mencoba memilih kata-kata yang ditemukannya dari perasaan pribadi

yang dirasakannya, pengalaman yang pernah dialaminya, dari persetujuan atau

penolakan terhadap sesuatu, rasa keagamaan, dan tentang kesadaran akan

kelebihan dan kekurangan dirinya.

Siswa ditugaskan menyusun kata-kata yang telah dipilih tadi menjadi sebuah

puisi keindahan alam yang sesuai dengan gagasan dan pengalaman yang

dipilihnya.

(44)

Model Pembelajaran Pengalaman di Luar Kelas (Outdoor Experiential

Learning) yang Berorientasi Kecerdasan Intrapersonal dalam Pembelajaran

Menulis Puisi melalui tiga tahapan atau fase-fase yaitu (1) kegiatan awal, (2)

kegiatan inti dan (3) kegiatan penutup.

(1).Kegiatan awal

Kegiatan awal bertujuan untuk memberikan kesempatan pada siswa untuk

mengembangkan motivasinya dalam mempelajari suatu topik atau materi

pembelajaran sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai.

Guru mengondisikan siswa untuk pembelajaran di luar kelas. Guru dan siswa

menuju suatu tempat yang menarik di sekitar sekolah. Guru memotivasi siswa

dengan menunjukkan contoh pemandangan alam di sekeliling siswa. Guru

mengemukakan tujuan pembelajaran.

(2). Kegiatan Inti

Proses pembelajaran menulis puisi ini berlangsung pada kegiatan inti. Pada

kegiatan inti ini siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran. Tahap ini

berawal dari tahap penemuan konsep sampai pada tahap aplikasi. Guru berperan

sebagai fasilitator dalam mengarahkan dan memotivasi siswa untuk belajar

mandiri.

Pertemuan ke-1

Guru membimbing siswa melakukan kegiatan pembelajaran melalui tahap-tahap :

(45)

(1) Guru menggali pengalaman siswa dengan memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menceritakan pengalaman mereka dalam keseharian, ketika

mengunjungi objek wisata alam melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab.

(2) Siswa melakukan diskusi kelompok tentang pengalaman yang mereka punyai

ketika berada di sekitar tempat pariwisata alam.

b.Pengalaman Reflektif

(1) Guru mengarahkan siswa untuk dapat mengingat kembali

pengalaman-pengalaman yang pernah dilakukan pada waktu terdahulu saat mengunjungi suatu

tempat pariwisata alam.

(2) Guru meminta siswa untuk menyebutkan hal-hal yang menarik dari tempat

pariwisata alam yang pernah mereka kunjungi.

(3) Guru meminta siswa untuk mengamati keindahan alam di lingkungan sekitar

secara langsung.

(4) Siswa menikmati dan melakukan pengamatan terhadap alam di lingkungan

sekitar sekolah dan menghubungkannya dengan pengalaman yang mereka punya.

c.Pembentukan Konsep Abstrak

(1) Siswa mencoba mengungkapkan perasaan pribadi, yang dirasakannya,

pengalaman yang pernah dialaminya, dari persetujuan atau penolakan terhadap

sesuatu, rasa keagamaan, dan tentang kesadaran akan kelebihan dan kekurangan

dirinya dan menuliskannya setelah mengamati keindahan alam di lingkungan

(46)

(2) Siswa menentukan kosa kata puisi yang dipilihnya sesuai dengan tema atau

ide keindahan alam dan menyesuaikannya ke dalam teori atau konsep menulis

puisi.

Siswa dibantu guru mencoba membahas hasil diskusi kelompoknya.

c.Percobaan Aktif (Active experimentation)

Siswa mencoba memilih kata-kata yang ditemukananya dari hasil pengamatan

langsung dari alam sekitar di lingkungan sekolah atau dari pengalamannya

menikmati keindahan alam yang lain.

Siswa mencoba memilih kata-kata yang ditemukannya dari perasaan pribadi yang

dirasakannya, pengalaman yang pernah dialaminya, dari persetujuan atau

penolakan terhadap sesuatu, rasa keagamaan, dan tentang kesadaran akan

kelebihan dan kekurangan dirinya.

Pertemuan ke-2

a. Pengalaman Konkret

Siswa dan kelompoknya disuruh untuk memperhatikan, mengamati, dan

menikmati keindahan alam di lingkungan sekitar siswa.

Guru membimbing siswa dalam melaksanakan pengamatan dan menikmati

(47)

Guru mengawasi dan memperhatikan sikap dan kinerja setiap siswa dari

masing-masing keompok.

b.Pengalaman Reflektif

Siswa membaca kembali kata-kata yang telah kamu temukan sesuai gagasan yang

kamu pilih pada LKS pertemuan minggu yang lalu.

Guru membimbing siswa utuk memilih kata-kata yang berhubungan dengan

pengungkapan perasaan siswa untuk dijadikan diksi dalam puisi.

Siswa memilih dan menentukan kata-kata yang mengungkapkan perasaan

pribadinya untuk dijadikan diksi dalam puisi.

Guru membimbing siswa untuk memilih kata-kata yang mengungkapkan

pengalaman yang tepat, mengungkapkan persetuajuan atau penolakan terhadap

sesuatu, mengungkapkan keinginan atau impian, mengungkapkan rasa keagamaan

dan mengungkapkan kesadaran akan kekurangan atau kelebihan diri yang tepat

untuk dijadikan diksi dalam puisi.

Siswa memilih dan menentukan kata-kata yang mengungkapkan pengalaman,

persetujuan atau penolakan terhadap sesuatu, keinginan atau impian, rasa

keagamaan, dan kesadaran akan kekurangan atau kelebihan diri untuk dijadikan

diksi dalam puisi.

c.Pembentukan Konsep Abstrak

Guru dan siswa mengasimilasi hasil pilihan kata-katanya ke dalam teori tentang

(48)

berhubungan dengan tema, pilihan kata tepat, pengimajian atau citraan rima, gaya

bahasa dan tipografi puisi.

Siswa dibantu oleh guru mencoba mengasimilasikan dan memilih kata-kata yang

akan dijadikan puisinya sesuai dengan unsur-unsur fisik puisi.

d.Percobaan Aktif dan Aplikasi

Siswa ditugaskan menyusun kata-kata yang telah dipilih tadi menjadi sebuah puisi

keindahan alam yang sesuai dengan gagasan dan pengalaman yang dipilihnya.

Siswa membacakan puisi yang telah dibuatnya di depan kelompok kecilnya.

Siswa berdiskusi dengan kelompok kecilnya tentang puisi yang telah dibuatnya.

Siswa memberikan tanggapan terhadap puisi yang dibuat oleh temannya.

Pertemuan ke-3

a.Pengalaman Konkret

Guru menggali pengalaman siswa dengan memberikan kesempatan untuk

menceritakan pengalamannya ketika melaksanakan kegiatan mengamati dan

menikmati keindahan alam lingkungan sekitar siswa pada pertemuan-pertemuan

yang telah lalu.

Guru menanyakan kepada siswa hal-hal yang dapat diamati, dirasakan dan

didengarkan saat mengamati dan menikmati keindahan alam.

Siswa menceritakan pengalamannya ketika mengamati, merasakan dan

mendengarkan hal-hal yang dapat diamati dari keindahan alam sekitar.

(49)

Guru mengarahkan siswa untuk memeriksa dan menganalisis ketepan kata-kata

dan keindahan rima pada puisi buatannya.

Guru membimbing siswa berpasang-pasangan dan memeriksa dan menganalisis

ketepatan kata-kata dan keindahan rima pada puisi hasil karya temannya.

Guru membimbing siswa untuk melaksanakan diskusi dan membacakan hasil

analisis ketepatan kata-kata dan keindahan rima pada puisi hasil karya temannya.

c.Pembentukan Konsep Abstrak

Guru mengarahkan siswa untuk bertanya dan menjawab hasil analisis ketepatan

kata-kata dan keindahan rima pada puisi temannya

Guru membimbing siswa untuk mengasimilasikan hasil analisis ke dalam

unsur-unsur fisik puisi.

Guru mengarahkan siswa untuk membuat generalisasi dari materi yang dipelajari

dengan karya yang telah dibuatnya.

d.Percobaan Aktif

Guru membimbing siswa untuk memperhatikan perbaikan atau hasil analisis

temannya pada puisi buatannya sendiri.

Guru membimbing siswa untuk memperbaiki hasil karya puisinya berdasarkan

masukan dari teman-temannya.

Siswa merevisi puisi buatannya berdasarkan hasil analisis atau masukan dari

(50)

(3)Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir pada proses pembelajaran guru dan siswa mengapresiasi karya

siswa, merefleksi, dan mengevaluasi jalannya pembelajaran. Sebelum ditutup

dengan doa, guru memberikan pesan moral dan hikmah kepada siswa bahwa

pembelajaran yang dilakukan bermakna dalam mengembangkan kecerdasan

intrapersonal setiap siswa.

b.Sistem Kepribadian

Model ini bercirikan proses eksplorasi diri terhadap kemampuan individu

dalam menemukan apa yang dipelajari dan bagaimana mempelajarinya. Model ini

membangun kesadaran diri siswa akan kelebihan dan kekurangan dirinya,

menumbuhkan rasa percaya diri,dan berpikir kritis.

Kecerdasan intrapersonal ini meliputi kemampuan memahami diri yang akurat

( kekuatan dan keterbatasan diri) kesadaran akan suasana hati, maksud, motivasi,

temperamen, keinginan, serta kemampuan berdidiplin diri memahami dan

menghargai diri. Kecerdasan intrapersonal melibatkan perasaan dan pemikiran

kita, semakin baik kita membawanya pada kesadaran semakin baik kita dapat

menghubungkannya dengan dunia batin kita ke pengalaman dunia luar.

(51)

Setelah seluruh data penelitian terkumpul, peneliti selanjutnya mengolah data

penelitian. Pengolahan data merupakan salah satui langkah yang sangat penting

dalam kegiatan penelitian.

Pengolahan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis data t-tes.

Analisis ini digunakan untuk menilai tulisan siswa termasuk juga untuk

menganalisis data yang diperoleh dari proses pembelajaran sebelum dan sesudah

memperoleh perlakuan dengan Model Pembelajaran Pengalaman di Luar Kelas

(Outdoor Experiential Learning) yang Berorientasi Kecerdasan Intrapersonal

dalam Pembelajaran Menulis Puisi. Cara penghitungan peningkatan kompetensi

yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus g faktor

(N-Gains) dengan rumus :

G = S pascates − S prates

� � � � − �� � �

Keterangan :

S pascates = Skor pascates S prates = Skor prates S maksimal = Skor maksimal

Hasil perhitungan gain (N-Gains) kemudian diinterpretasikan dengan

menggunakan klasifikasi dari Hake dalam Meltzer.

Tabel 3.8 Klasifikasi Gain (g)

Besarnya g Interpretasi

g ≥ 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang

G ≤ 0,3 Rendah

Sumber : Hake dalam Meltzer (2002)

(52)

1.Deskripsi hasil penelitian;

2.Pengujian hipotesis

a) Adakah perbedaan hasil yang signifikan antara pembelajaran menulis puisi

sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran pengalaman di luar kelas

(outdoor experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam

pembelajaran menulis puisi di kelas VII SMP Negeri 1 Cimanggung ?

b) Model pembelajaran manakah yang lebih efektif meningkatkan kemampuan

menulis puisi siswa, model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor

experiential Learning ) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam

pembelajaran menulis puisi atau model konvensional.

Pertanyaan penelitian tersebut kemudian penulis turunkan menjadi :

H1 = Ada perbedaan yang signifikan antara skor rata tes awal dan skor

rata-rata tes akhir melalui model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor

experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam

pembelajaran menulis puisi.

H0 = Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor rata-rata tes awal dan skor

rata-rata tes akhir melalui model pembelajaran pengalaman di luar kelas yang

berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi.

Penghitungn statistik yang digunakan dalam pengukuran hipoteis penelitian

tersebut menggunakan pengujian t-test untuk membandingkan mean hasil tes awal

(53)

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan terhadap data yang telah terkumpul dan berpedoman

pada pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat dalam penelitian. Terdapatdua jenis

data dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data yang

bersifat kualitatif dianalisis secara desktiptif untuk menemukan

kecenderungan-kecenderungan yang muncul pada penelitian.

1. Analisis Puisi Keindahan Alam

Kegiatan menganalisis puisi dilakukan untuk memberikan gambaran

keberhasilan siswa dalam menulis puisi keindahan alam. Berdasarkan landasan

teoretis, penganalisisan puisi tersebut ditinjau dari aspek : 1) Unsur kelengkapan

puisi yang terdiri atas : judul, nama pengarang, tipografi dan titimangsa penulisan

puisi; 2) Unsur- unsur fisik puisi yang terdiri atas : diksi, citraan, majas, dan rima;

3) Unsur –unsur batin puisi yang terdiri atas : tema, nada, suasana, dan amanat.

2. Pengolahan Nilai Puisi Keindahan Alam

Pengolahan nilai puisi keindahan alam diolah secara statistik deskriptif dengan

menggunakan program SPSS. Langkah-langkah pengolahan data hasil penelitian

adalah sebagai berikut.

1) Menilai puisi karya siswa ke dalam data kuantitatif data prates dan pascates

(54)

2) Menyusun dalam bentuk tabel.

3) Menguji data-data tersebut dengan menggunakan program komputer, yaitu

program SPSS.

Ukuran-ukuran statistik yang digunakan dalam mendeskripsikan data yaitu :

a.ukuran tendensi sentral berupa Mean (rata-rata), Median, Modus, dan jumlah

data;

b.ukuran penyebaran data berupa varians, standar deviasi, data terkecil, data

terbesar dan rentang;

c.daftar frekuensi, dan daftar distribusi frekuensi;

d.uji normalitas, uji Chi-Kuadrat,Z-score, dan uji t.

3. Pengolahan Angket

Teknik pengolahan data angket dengan menggunakan persentase jumlah

tanggapan siswa serta kecenderungan jawaban yang diberikan. Berikut ini

disajikan pada tabel 3.9.

Tabel 3.9 Interpretasi data angket

Skor Interpretasi

0% Tidak ada

1-25% Sebagian kecil

26-49% Hamper setengahnya

50% Setengahnya

51-75% Sebagian besar

76-99% Pada umumnya

(55)

3.9 Alur Penelitian

Langkah pertama dalam penelitian ini dilakukan studi pendahuluan di

kelas pada waktu pembelajaran menulis. Hasilnya dipakai untuk menentukan

konsep-konsep yang akan diteliti dan menentukan variabel penelitian, yaitu model

pembelajaran outdoor experiential learning yang berorientasi kecerdasan

intrapersonal dalam menulis puisi. Langkah selanjutnya melihat materi dalam

standar kompetensi dan kompetensi dasar bahasa Indonesia di SMP kelas VII,

sehingga diperoleh materi pokok yaitu menulis puisi keindahan alam dengan pilah

kata yang tepat dan rima yang menarik. Kajian lebih lanjut tentang indikator

penilaian menulis dari teori yang sudah ada serta cara-cara menganalisis puisi.

Akhirnya dirumuskan suatu rencana model pembelajaran menulis puisi yaitu

model pembelajaran outdoor experiential learning yang berorientasi kecerdasan

intrapersonal dalam menulis puisi di SMP kelas VII.

Untuk melihat proses pembelajaran sebagai data kuantitatif dan kualitatif

dilakukan dengan melihat pelaksanaan pembelajaran oleh guru melalui

langkah-langkah sebagai berikut.

1. Melakukan penelitian pendahuluan untuk mempersiapkan hal-hal yang

diperlukan sebelum penelitian dilakukan.

2. Mengadakan prates, baik terhadap kelompok eksperimen maupun terhadap

kelompok kontrol. Prates dilakukan untuk mengukur kemampuan awal kelas

(56)

3. Melaksanakan model pembelajaran outdoor experiential learning yang

berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam menulis puisi terhadap kelas

eksperimen yang dilakukan oleh guru.

4. Melaksanakan pembelajaran menulis puisi dengan pengajaran konvensional di

dalam kelas terhadap kontrol yang dilakukan oleh guru.

5. Mengamati, mendeskripsikan, menganalisis dan membahas data verbal dan

non verbal pada saat penelitian berlangsung untuk menggali kemampuan

menulis siswa SMP kelas VII selama pembelajaran berlangsung.

6. Mengadakan postes, baik terhadap kelompok eksperimen maupun terhadap

kelompok kontrol. Postes dilakukan untuk melihat apakah hasil belajar yang

didapat oleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ada perbedaan atau

tidak.

Langkah selanjutnya menganalisis hasil belajar siswa dalam model

pembelajaran outdoor experiential learning yang berorientasi kecerdasan

intrapersonal dalam menulis puisi di SMP kelas VII untuk kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol adalah sebagai berikut yaitu :

1. Menganalisis puisi siswa memuat aspek tema, kekuatan imajinasi, rasa, nada,

amanat, diksi, tipografi, gaya bahasa, dan verifikasi, kemudian

mendeskripsikan secara kualitatif kemampuan siswa;

2. Menilai pusi siswa berdasarkan kriteria pedoman penilaian untuk

(57)

3. Langkah akhir yaitu menguji secara statistik hasil nilai kedua kelompok

dengan membandingkan perbedaan rata-rata yang diperoleh siswa antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji statistik yang digunakan

Gambar

Tabel 3.1 Bagan Penelitian Eksperimen
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Tabel 3.3
Tabel 3.5 Kisi-kisi Pedoman Pengamatan Guru
+7

Referensi

Dokumen terkait

perbedaan kemampuan menulis cerpen antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Nested berorientasi kecerdasan berpikir dan keterampilan sosial dengan siswa

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dapat dibatasi pada Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Peningkatan

Pada hakikatnya penelitian ini dilakukan untuk menguji efektivitas penerapan model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal (MBI-KI) dalam

Keefektifan model pembelajaran berpikir induktif yang berorientasi kecerdasan naturalis melalui media foto jurnalistik berdasarkan analisis jenis, bentuk, dan penggunaan kosakata

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran outdoor experiential learning secara signifikan

MODEL PEMBELAJARAN PENGALAMAN DI LUAR KELAS ( OUTDOOR EXPERIMENTIAL LEARNING) YANG BERORIENTASI KECERDASAN INTRAPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI.. Universitas

Setelah diterapkan pembelajaran Outdoor Learning dengan model Discovery Learning diperoleh skor rata-rata kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas

Artinya, manfaat penggunaan model experiential learning, di antaranya (1) menyediakan aplikasi siap pakai, (2) memberikan arah untuk rentang yang diperlukan