(Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Cimanggung Kabupaten Sumedang Tahun Ajaran 2013/2014 )
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Oleh
IDA YUDAWATI NIM 1200908
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
SEKOLAH PASCASARJANA
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “MODEL PEMBELAJARAN PENGALAMAN DI LUAR KELAS (OUTDOOR
EXPERIENTIAL LEARNING ) YANG BERORIENTASI KECERDASAN
INTRAPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI (Studi
Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Cimanggung Kabupaten
Sumedang Tahun Ajaran 2013/2014 )” ini besrta seluruh isinya adalah
benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat akademik.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap
etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap
keaslian karya saya.
Bandung, Agustus 2014
Yang membuat pernyataan,
(OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING ) YANG BERORIENTASI KECERDASAN INTRAPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN
MENULIS PUISI
(Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Cimanggung Kabupaten Sumedang Tahun Ajaran 2013/2014 )
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing I
Dr. Sumiyadi, M.Hum. NIP 1966032019910331004
Pembimbing II
Prof. Dr. Iskandarwassid, M.Pd.
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
KECERDASAN INTRAPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI
(Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Cimanggung Kabupaten Sumedang Tahun Ajaran 2013/2014 )
Oleh
IDA YUDAWATI S.Pd. IKIP Bandung 1998
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Pascasarjana UPI Program Studi Bahasa
Indonesia
© Ida Yudawati
Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
DAFTAR ISI
1.1 Latar Belakang Masalah penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 1
1.9 Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 15
1.10 Paradigma Penelitian ... 16 Experiential Learning) Yang Berorientasi Kecerdasan Intrapersonal dalam pembelajaran Menulis Puisi ... 46
2.5.2.1 Pembelajaran pengalaman di Luar Kelas (Outdoor Experiential Learning) ... 46
2.5.2.2 Kecerdasan Majemuk ... 60
2.5.2.3 Kecerdasan Intrapersonal ... 63
2.5.3 Strategi-strategi Pengajaran yang berorientasi Kecerdasan Intrapersonal ... 69
KTSP ... 72
4.3.1 Analisis Hasil Tes Awal Puisi Siswa Kelas Eksperimen Aspek ... 144
Kelengkapan Puisi, Unsur Fisik Puisi, dan Unsur Batin Puisi ... 144
4.3.2 Analisis Hasil Tes Akhir Puisi Siswa Kelas Eksperimen Aspek Kelengkapan Puisi, Unsur Fisik Puisi, dan Unsur Batin Puisi ... 285
4.4 Hasil Analisis Puisi Siswa Pada Kelas Eksperimen Berdasarkan Pendekatan Mimesis, Pengalaman dan Kosa kata ... 436
4.4.1 Hasil Analisis Puisi Siswa Berdasarkan Pendekatan Mimesis... .... 436
4.4.2 Hasil Analisis Pengalaman Pada Puisi Siswa Kelas Eksperimen ... 437
4.4.3 Hasil Analisis Kosa kata Pada Puisi Siswa Kelas Eksperimen ... 438
BAB 5 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 439
5.1 Deskripsi Perencanaan Pembelajaran Menulis Puisi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Pengalaman di Luar Kelas (Outdoor Experiential Learning) yang Berorientasi Kecerdasan Intrapersonal dalam Pembelajaran Menulis Puisi ... 440
5.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 443
5.3 Proses Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Puisi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Pengalaman di Luar Kelas (Outdoor Experiential Learning) yang Berorientasi Kecerdasan Intrapersonal dalam Pembelajaran Menulis Puisi ... 460
5.3.2 Analisis Aktivitas Siswa dalam Model PPLKBKIPMP ... 475
5.3.3 Deskripsi Hasil Analisis ... 477
5.3.3.1 Hasil Proses Pembelajaran ... 477
5.3.3.2 Hasil Uji Statistik ... 482
a. Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 482
b. Uji Homogenitas ... 484
c. Uji Hipotesis ... 485
5.3.3.3 Keefektifan Model PPLKBKIPMP ... 488
a. Uji Normalitas N-Gain ... 488
b. Uji Homogenitas N-Gain ... 490
5.4 Hasil Analisis Unsur-unsur Kecerdasan Intrapersonal dalam Tes Awal Puisi Siswa Kelas Eksperimen ... 492
5.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 494
5.5.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 494
5.5.2 Temuan Hasil Penlitian ... 497
5.6 Hasil Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas Eksperimen Pascates .. 499
5.7 Perbaikan Rancangan Model ... 501
5.8 Deskripsi dan Analisis Respons Siswa ... 502
BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN ... 506
6.1 Simpulan ... 506
6.2 Saran ... 513
DAFTAR PUSTAKA ... 515 DAFTAR RIWAYAT HIDUP
MODEL PEMBELAJARAN PENGALAMAN DI LUAR KELAS (OUTDOOR
EXPERIENTIAL LEARNING ) YANG BERORIENTASI KECERDASAN
INTRAPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI
(Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Cimanggung Kabupaten Sumedang Tahun Ajaran 2013/2014 )
Oleh
IDA YUDAWATI
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi terhadap siswa kelas VII SMP N 1 Cimanggung Kabupaten Sumedang sebanyak 80 orang siswa. Data penelitian ini dikumpulkan melalui pengumpulan tes tertulis menulis puisi, lembar observasi, yang berisi tentang aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran, dan angket untuk memperoleh tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran.
Setelah dianalisis terhadap data penelitian penggunaan model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi diperoleh hasil bahwa terjadi perbedaan peningkatan kemampuan menulis puisi pada kelas eksperimen dibandingkan dengan siswa kelas kontrol. Perbedaan peningkatan yang diperoleh dapat terlihat dari perbedaan N-gain dari kedua kelas. Untuk kelas kontrol skor rata-rata N-gain sebesar 8,07 dan untuk skor rata-rata N-gain kelas eksperimen sebesar 19,57. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis puisi dengan model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi, siswa berpendapat bahwa model pembelajaran ini dapat mempermudah siswa untuk mencari dan mengembangkan ide untuk melahirkan sebuah hasil karya puisi. Dengan pertimbangan tersebut, penulis menyarankan sebaiknya model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi digunakan dalam pembelajaran secara signifikan.
OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING MODEL WHICH IS ORIENTED IN
INTERPERSONAL INTELLIGENCE ON WRITING POETRY LEARNING
(Quasi Experimental Study in Seven Grade Students of SMP Negeri 1 Cimanggung
Kabupaten Sumedang in 2013/2014 Period)
By
IDA YUDAWATI
This study aims to reveal the effectiveness of outdoor experiential learning model which is
oriented in interpersonal intelligence on writing poetry learning.
This study used quasi experimental method in 80 students of SMP N 1 Cimanggung
Kabupaten Sumedang. The data are gathered using written test in writing poetry, observation
sheet, which consists of student and teacher activity during learning process, and
questionnaire to get a response from the students toward learning process.
After doing the analysis to the data using outdoor experiential learning model which is
oriented in interpersonal intelligence on writing poetry learning, the finding stated that there
is the difference increasing abilities in writing poetry on experimental class as compared to
control student. The difference increasing can be seen on N-gain from both classes. N-gain
for control class the average score is 8,07 and for experimental class is 19,57. Students’
response toward outdoor experiential learning model which is oriented in interpersonal
intelligence on writing poetry learning, the student had a notion that this learning model can
make them easier to search and elaborate the idea in producing poetry. In considering the
result of the study, the author suggests that outdoor experiential learning model which is
oriented in interpersonal intelligence on writing poetry learning had better to be used in
learning process as significantly.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Dalam pembelajaran berbahasa dan bersastra dikehendaki terjadinya kegiatan
berbahasa dan bersastra, yaitu kegiatan menggunakan bahasa dan estetika.
Kegiatan berbahasa dan bersastra mencakup kegiatan mendengarkan, kegiatan
berbicara, kegiatan membaca dan kegiatan menulis. Kegiatan mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis itu digunakan dalam berkomunikasi yaitu
seseorang dalam berhubungan dengan yang lainnya. Kegiatan berbahasa dan
bersastra itu serempak dilakukan dalam kegiatan yang lain, baik kegiatan jasmani
maupun kegiatan rohani, dalam merasa, berfikir, berimajinasi yang menggunakan
panca indra dan sebagainya dalam konteks, berupa tempat,waktu, dan suasana.
Salah satu keterampilan berbahasa adalah menulis. Kegiatan menulis merupakan
bagian tak terpisahkan dari seluruh proses kegiatan belajar mengajar bidang studi
bahasa dan sastra Indonesia. Para siswa dituntut dapat menuangkan ide atau
gagasannya ke dalam bentuk tulisan, baik yang berkaitan dengan kebahasaan
maupun kesastraan dengan harapan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
luas dan mendalam mengenai berbagai aspek.
Menulis merupakan suatu proses untuk menghasilkan suatu pemikiran,
pembayangan, atau perasaan dalam bentuk tertulis. Menulis bentuk apapun adalah
latihan. Menulis merupakan sebuah kegiatan kreatif yang dapat mengungkapkan
gagasan, perasaan, dan pikiran siswa. Yang menghambat kegiatan menulis adalah
keraguan dalam memulai menulis. Keraguan itu dapat diatasi dengan latihan
curah gagasan, siswa diminta untuk menulis sesuatu tanpa henti tentang sesuatu.
Menurut Tarigan dalam Burhanuddin (2009 : 250) mengungkapkan bahwa
keterampilan menulis dan membaca merupakan keterampilan yang kompleks dan
sukar dibandingkan keterampilan berbicara dan menyimak. Oleh karena itu, dalam
kegiatan belajar mengajar siswa perlu dibawa ke dalam proses kegiatan secara
langsung yaitu proses berlatih menulis.
Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk mencurahkan segala pikiran, ide,
gagasan, ataupun perasaan. Salah satu cara untuk mengungkapkan segala pikiran,
ide, gagasan atau perasaan dengan cara menulis puisi. Puisi pada hakikatnya
sebagai wujud ekspresi perasaan, atau pikiran pribadi penyair dengan
menggunakan bahasa berimajinasi disertai irama yang membuat rasa indah
(estetis). Puisi merupakan curahan perasaan dengan menggunakan bahasa yang
indah. Perasaan pribadi penyair yang dicurahkan lewat puisinya berupa perasaan
cinta, benci, senang, sedih, kecewa, takut, dan sebagainya. Semua perasaan itu
merupakan refleksi dari hasil pengamatannya melalui pendengaran, penglihatan,
dan perabaannya.
Salah satu keterampilan berbahasa adalah menulis. Kegiatan menulis
merupakan bagian tak terpisahkan dari seluruh proses kegiatan belajar mengajar
ide atau gagasannya ke dalam bentuk tulisan, baik yang berkaitan dengan
kebahasaan maupun kesastraan dengan harapan memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang luas dan mendalam mengenai berbagai aspek.
Dalam pembelajaran menulis khususnya menulis puisi, banyak siswa yang
merasa kesulitan untuk menuangkan ide, gagasan atau perasaannya. Hal ini
terjadi karena sebagian besar siswa tidak terbiasa dan tidak memiliki pengalaman
untuk menuangkan ide, gagasan, atau perasaannya ke dalam bentuk puisi.
Rendahnya kemampuan menulis mengindikasikan bahwa proses pembelajaran
menulis puisi belumlah optimal. Hal ini menyiratkan bahwa proses pembelajaran
menulis di sekolah selama ini menyimpan sejumlah permasalahan yang harus
dipecahkan dan dicarikan alternatif penyelesaiannya.
Konsep belajar masa kini adalah bagaimana cara peserta didik membangun
pengalaman baru berdasarkan pengalaman awal. Prinsip ini mengarahkan kita
bahwa sumber belajar yang paling otentik adalah pengalaman. Menurut Hamzah
B. Uno (2009 :150) bahwa guru bertugas membantu siswa untuk menghubungkan
materi yang dipelajari dengan kehidupan pribadi siswa. Menurut pendekatan
konstruktivitis sosial bahwa siswa harus diberi kesempatan untuk menciptakan
teks yang riil dalam pengertian menulis tentang situasi yang bermakna secara
personal (Santrock, 2007 : 435).
Dalam pelaksanaan belajar mengajar guru harus dapat memilih dan
menentukan pendekatan dan metode yang disesuaikan dengan kemampuannya,
memperhatikan asas-asas pengembangan kurikulum. Tugas utama guru dalam
melaksanakan pembelajaran sastra harus dapat merangsang potensi dan minat
siswa secara demokratis dan terbuka, tidak dengan pembelajaran yang otoriter.
Guru harus mampu mengajak dan memotivasi siswa agar gemar membaca,
menulis atau menonton pertunjukkan drama. Pada dasarnya ada dua tujuan utama
pokok pembelajaran sastra yaitu pengetahuan sastra dan pengalaman bersastra.
Walaupun kurikulum berganti-ganti seorang guru harus tetap mampu
merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menyiapkan
bahan yang akan diajarkan, metode yang akan dipakai, dan media yang akan
dijadikan alat pendukung. Perencanaan yang matang akan menciptakan
pembelajaran yang terorganisasi dengan baik. Semua guru sastra dituntut dapat
mengelola kelas dan berusaha menciptakan KBM yang hangat, intim, bergairah,
kritis, kreatif, terbuka dan demokratis.
Menurut B. Rahmanto (200 : 16) pengajaran sastra dapat membantu
pendidikan secara utuh apabila cakupannya meliputi empat manfaat yaitu (1)
membantu keterampilan berbahasa, (2) meningkatkan pengetahuan budaya, (3)
mengembangkan cipta dan karsa, (4) menunjang pembentukan watak. Pengajaran
sastra mempunyai peranan dalam mencapai pelbagai aspek dari tujuan pendidikan
dan pengajaran seperti aspek pendidikan, susila, sosial, perasaan, sikap penilaian
dan keagamaan. Ekspresi sastra lebih bersentuhan dengan kehidupan siswa.
Pengalaman batin, gejolak jiwa, dan persoalan-persoalan yang tidak mudah diatasi
diekspresikan dengan cara menulis sastra. Dengan menulis siswa dapat
mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran dan
perasaan yang dimiliki. Selain itu dapat mengembangkan daya pikir dan
kreativitas siswa dalam menulis. Seperti yang dijelaskan Hernowo (2009 : 64)
ketika diri kita menulis, kita benar-benar mengeluarkan seluruh diri kita lewat
kalimat-kalimat yang kita ciptakan, kita benar-benar menata diri kita terus
membaik hari demi hari.
Salah satunya dengan menulis puisi. Menulis puisi merupakan sebuah
kegiatan kreatif yang dapat mengungkapkan gagasan, perasaan, dan pikiran siswa.
Menurut Hernowo (2009 :64) puisi sebagai ekspresi kejiwaan penulis, melalui
puisi penulis akan mengenal dirinya sendiri di sana, yakni dalam puisi hasil
ciptaannya. Yang menghambat kegiatan menulis adalah keraguan untuk memulai
apalagi untuk menulis puisi. Menulis puisi dirasakan siswa hal yang paling sulit
karena terbentur bahwa kata-kata puisi terpilih, berimajinasi, bermakna, dan
berima.
Kemampuan menata diri kita agar terus membaik hari demi hari ketika kita
menulis merupakan suatu hal yang sangat penting dalam diri seseorang. Menurut
Gardner dalam Santrock (2007 : 322) setiap orang memiliki kecerdasan ganda.
Sebagai bukti adanya kecerdasan ganda, Gardner menunjukkan kejadian-kejadian
di mana kemampuan kognitif tertentu tetap bertahan meskipun adanya kerusakan
otak. Orang pada umumnya dianggap berpotensi untuk mengembangkan tiap jenis
seandainya para guru memberi anak-anak kesempatan untuk menggunakan tubuh,
imajinasi, dan indera mereka, hampir setiap siswa akan menemukan bahwa
dirinya sangat ahli dalam suatu hal tertentu.
Seorang guru harus berupaya agar siswanya mengenali kombinasi jenis
kecerdasan yang terbaik bagi dirinya, serta menyadarkan para siswa bahwa setiap
orang memiliki jenis kombinasi yang berbeda dengan orang lain. Salah satu dari
delapan kecerdasan ganda yang diungkapkan Gardner yaitu kecerdasan
intrapersonal. Kecerdasan intrapersonal perlu dikembangkan oleh setiap orang
karena kecerdasan ini merupakan kemampuan seseorang untuk memahami diri,
bertindak secara adaftif, memiliki gambaran diri yang akurat tentang diri sendiri
(kekuatan dan keterbatasan seseorang), kesadaran terhadap suasana hati dan batin,
maksud, motivasi, temperamen, dan keinginan, serta kemampuan untuk
mendisiplinkan diri, pemahaman diri dan harga diri. Kecerdasan intrapersonal
melibatkan perasaan dan pemikiran kita, semakin baik kita membawakannya pada
kesadaran semakin baik kita dapat menghubungkan dengan dunia batin kita ke
pengalaman dunia luar. Kemampuan kecerdasan intrapersonal benar-benar
penting bagi perkembangan keberhasilan siswa akan menjadi manusia yang
bermoral, produktif, dan kreatif yang keduanya independen dan kolaboratif.
Melalui kecerdasan intrapersonal yang dimiliki setiap orang, seseorang dapat
mengungkapkan ekspresi jiwanya dengan cara menulis puisi. Puisi sebagai
ekspresi kejiwaan seseorang selalu menuntut adanya kejujuran, yang dalam
bersih dan telanjang, tanpa asap dan tirai. Menulis puisi merupakan salah satu
aktivitas yang dapat mengeksplorasi kecerdasan intrapersonal siswa karena
melalui kegiatan menulis puisi melibatkan pengerahan diri sendiri, pendekatan
belajar mandiri, kesempatan untuk berimajinasi dan waktu serta ruang pribadi
yang cukup untuk bekerja dan merenung.
Hal-hal di atas mendorong penulis untuk meneliti permasalahan yang ada,
sekaligus mengembangkan perencanaan dan menerapkan satu pola pembelajaran
yang diharapkan dapat mengatasi masalah yang selama ini menghambat proses
pembelajaran menulis puisi di sekolah. Pada proses pembelajaran konvensional
siswa cenderung diarahkan untuk menghafal dan menimbun informasi, sehingga
peserta didik pintar secara teoretis tetapi miskin aplikasi. Akibatnya kecerdasan
intrapersonal siswa tidak berkembang. Proses pengembangan diri siswa
khususnya kecerdasan intapersonal terkadang sulit berkembang ketika siswa dan
guru belajar dengan ketidakleluasaan di dalam kelas tradisional. Hal tersebut
dikarenakan pandangan yang dimiliki siswa dibatasi dinding ruang kelas.
Ada beberapa penelitian yang sudah dilakukan, misalnya oleh mahasiswa
pendidikan ilmu pengetahuan alam yang diteliti oleh Yulia Puspitasari (2010 :
117) dengan judul Penerapan Model Outdoor Experiental Learning pada Materi
Keaneragaman Biota Laut untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Dari hasil penelitian ini pembelajaran outdoor
experience learning menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga siswa aktif
pembelajaran.Pembelajaran ini mengubah siswa yang pasif menjadi aktif dan
memotivasi siswa dalam belajar yaitu belajar lebih bisa menyenangkan dan
mengeksplorasi pengalamannya. Model pembelajaran outdoor experience
learning dikategorikan baik dan dapat meningkatkan keterampilan proses sains
dan kemampuan berpikir kritis siswa. Lalu Rohayati ( 2009 : 437) melakukan
penelitian yang berjudul Model Pembelajaran Menulis Puisi Religius Islami
dengan Teknik Pengamatan Objek yang berorientasi pada Pengembangan
Karakter. Hasil dari penelitian Rohayati bahwa teknik pengamatan objek dapat
mengembangkan karakter siswa dalam menulis puisi religius. Berdasarkan hasil
observasi memperlihatkan bahwa dalam pembelajaran menulis puisi dengan
model pembelajaran menulis puisi religius islami dengan teknik pengamatan
objek siswa lebih aktif bekerja sama untuk saling melengkapi materi
pembelajaran. Dalam kelas eksperimen terlihat interaksi antarsiswa lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol yang lebih berpusat pada guru. Kemampuan
menulis siswa sebelum perlakuan 70,14 sedangkan setelah perlakuan dengan
menggunakan model PMPRI adalah 82,12. Perlakuan yang diberikan kepada
kelas eksperimen yang mendapat perlakuan pembelajaran dengan model PMPRI
memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang
mendapat perlakuan. Nursyamsiah (2010 : 477) melakukan penelitian yang
berjudul Keefektifan Model Pembelajaran Menulis Puisi dengan Model
Pembelajaran Terpadu Bentuk Nested Berorientasi Kecerdasan Berpikir dan
pembelajaran berbentuk NESTED berorientasi kecerdasan berpikir dan
keterampilan sosial dalam pembelajaran menulis puisi dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam menulis puisi.
Yulianti Aslami (2007 :198) melakukan penelitian yang berjudul Nilai
Kecerdasan Intrapersonal dan Kecerdasan Interpersonal dalam Novel di bawah
Lindungan Ka’bah dan Pemanfaatannya sebagai Pembelajaran Apresiasi Sastra.
Dalam novel tersebut adanya indikator nilai-nilai kecerdasan intrapersonal dan
kecerdasan interpersonal. Dalam penelitiannya ditemukan beberapa nilai
kecerdasan intrapersonal dalam novel DBLK antara lain : 1) menyadari wilayah
emosi diri (keberanian, keyakinan, ketakutan, kecemasan, kemarahan,
kebingungan, dan keraguan, 2) memahami kekurangan dan kelebihan diri dengan
baik, 3) memiliki perencanaan diri yang baik dalam menghadapi masalah, 4)
selalu optimis dalam memperjuangkan keinginan dan cita-cita, 5) berusaha hidup
dengan didasarkan pada etika sosial dan agama, 6) menunjukkan sikap mandiri
atau kemauan yang keras, 7) mampu belajar dari kegagalan dan keberhasilan yang
pernah dialami, 8) berusaha mencari dan memahami pengalaman batinnya sendiri,
9) memiliki ras penghargaan terhadap diri sendiri dengan baik, 10) dapat hidup
berdampingan dan dapat bekerjasama dengan orang lain. Bahan karya sastra untuk
pengajaran harus ada kontak hubungan antara pengalaman karya sastra, subjek
didik, tempat, tak hanya level luar (surface) saja tetapi pada level dibalik tema itu
Kardjono (2009 :212) telah melakukan penelitian dengan judul Pengendalian
Diri (Self Control) melalui Outdoor Education. Menurut hasil penelitian
Kardjono, pendidikan di alam bebas memberikan pengaruh yang besar kepada
para siswa untuk mendapatkan pengalaman, dan merenungkannya.
Keadaan-keadaan yang dihadapi secara alami tersebut menempatkan para siswa
menciptakan pembelajaran pengalaman untuk dapat berpikir jernih dan kritis.
Implikasi outdoor educational dengan pengalaman ajar Hiking, merupakan
sebuah program pembelajaran bermakna. Siswa dapat merasakan secara langsung
sentuhan-sentuhan alam nyata dan melihat dengan mata kepala sendiri keindahan
alam yang menakjubkan dan yang menyentuh emosi-emosi pribadinya.
Penelitian tersebut membuktikan bahwa peran model pembelajaran dapat
meningkatkan kemampuan menulis puisi yang berorientasi kecerdasan
intrapersonal.
1.2 Identifikasi Masalah
Masalah pembelajaran sastra pada kenyataannya baik guru maupun siswa
tidak memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk langsung bersentuhan dengan
karya sastra, juga masalah kemampuan guru, minat siswa, metode pembelajaran,
dan pelaksanaan KBM. Proses pengajaran di sekolah secara rutinitas proses
belajar di dalam kelas yang cenderung kaku dan baku. Khususnya pembelajaran
menulis puisi, guru mengalami kesulitan untuk mengajarkan dan memotivasi agar
cenderung lebih banyak mengupas teori tentang puisi dan apresiasinya, namun
kurang membelajarkan bagaimana cara menulis puisi. Sejalan dengan hal di atas
siswa mengalami kesulitan untuk mengungkapkan kesulitan ide-ide abtraks ke
1.3Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah penelitian yang telah
diuraikan,masalah-masalah diatas dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah bentuk rancangan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning)
yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis
puisi keindahan alam?
2. Bagaimana kemampuan menulis puisi siswa dalam menulis puisi
keindahan alam melalui pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor
experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal ?
3. Bagaimanakah proses pembelajaran menulis puisi keindahan alam dengan
menggunakan model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor
experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal ?
4. Bagaimanakah keefektifan pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran
pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) dalam
pembelajaran menulis puisi keindahan alam yang berorientasi kecerdasan
intrapersonal ?
5. Bagaimanakah respons siswa terhadap model pembelajaran pengalaman
di luar kelas (outdoor experiential learning) dalam pembelajaran menulis
1.4Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan
tujuan penelitian ini adalah untuk
1. mendapatkan gambaran bentuk rancangan pembelajaran menggunakan model
outdoor experiential learning yang berorientasi kcererdasan intrapersonal
dalam pembelajaran menulis puisi keindahan alam;
2. Mendapat gambaran kemampuan menulis puisi siswa dalam menulis puisi
keindahan alam melalui model pembelajaran pengalaman di luar kelas
(outdoor experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal;
3. mendapatkan gambaran pelaksanaan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran outdoor experiential learning yang berorientasi kecerdasan
intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi keindahan alam;
4. mendapatkan gambaran keefektifan pelaksanaan pembelajaran model
pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning) dalam
pembelajaran menulis puisi keindahan alam yang berorientasi kecerdasan
intrapersonal;
5. mendapatkan gambaran respons dan sikap siswa terhadap model pembelajaran
outdoor experiential learning yang berorientasi kecerdasan intrapersonal
dalam pembelajaran menulis puisi keindahan alam.
1.5Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini mencoba menerapkan model outdoor experiential learning yang
berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi
keindahan alam . Dengan demikian, secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan terhadap pengembangan prinsip-prinsip yang didasarkan
pada efektivitas bagi pengembangan model pembelajaran menulis puisi keindahan
alam.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi
kepentingan pengajaran , terutama pengajar Bahasa Indonesia dalam upaya
meningkatkan keterampilan menulis puisi di tingkat sekolah menengah. Penelitian
ini juga diharapkan dapat menumbuhkan dan mengembangkan motivasi belajar
siswa dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi serta memupuk kebiasaan
siswa untuk senantiasa mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan dalam
bentuk puisi.
1.6 Anggapan Dasar
1. Penggunaan model pembelajaran outdoor experiential learning yang
berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi
keindahan alam dapat mengaktifkan siswa.
2. Siswa dapat menerapkan nilai-nilai kehidupan yang diperoleh melalui proses
3. Nilai-nilai kehidupan dan pengalaman dapat menumbuhkan kecerdasan
intrapersonal siswa.
1.7Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara mengenai suatu masalah yang perlu
dibuktikan melalui penelitian. Berdasarkan anggapan dasar di atas maka penulis
berhipotesis bahwa “adanya perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa
SMP Negeri 1 Cimanggung tahun pelajaran 2013/2014 sebelum diberi model
pembelajaran pengalaman di luarkelas (outdoor experiential learning) yang
berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam menulis puisi keindahan alam dan
sudah diberi model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential
learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam menulis puisi
keindahan alam.
1.8 Definisi Operasional
Agar tidak menimbulkan salah pengertian terhadap judul penelitian,
istilah-istilah dalam judul didefinisikan sebagai berikut :
1. Model Pembelajaran Pengalaman di Luar Kelas (Outdoor Experience
Learning)
Model ourdoor experiental learning merupakan sebuah model pembelajaran
yang menekankan pada pengalaman dalam proses pembelajaran yang bertujuan
untuk mengembangkan pengetahuan siswa terhadap diri mereka sendiri, sosial,
1. Menulis Puisi
Menulis puisi adalah kemampuan mengungkapkan pikiran, perasaan,
pendapat dalam bentuk tulisan yang memiliki nilai-nilai keindahan pada diksi,
pengimajian, kata konkret, majas, tipografi, tema, nilai rasa, nada, dan amanat.
2. Berorientasi
Berorientasi adalah mempunyai kecenderungan pandangan terhadap sesuatu.
Dalam penelitian ini penulis memiliki kecenderungan bahwa melalui
pembelajaran sastra khususnya menulis puisi siswa memiliki kesadaran akan
kecerdasan intrapersonal yang dimilikinya.
3. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intapersonal adalah kemampuan memahami perasaan diri sendiri,
memahami situasi yang sedang dihadapi dirinya sendiri, kemampuan
mengendalikan diri dan mengarahkan dirinya secara matang terutama ketika
menghadapi konflik. Kemampuan menemukan cara atau jalan keluar untuk
mengekspresikan perasaan dan pemikiran secara efektif.
1.9 Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian
Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut, Sugiono (2006 :90). Teknik Sampling yang digunakan adalah
purposive sample yaitu pengambilan sampel secara acak. Pada penelitian ini
sampel yang digunakan adalah siswa kelas VII H sebagai kelas kontrol dan kelas
VII I sebagai kelas eksperimen di SMP Negeri 1 Cimanggung Kabupaten
Sumedang.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII Semester 2 Tahun Pelajaran
2013-2014 dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 90 siswa yaitu kelas VII H
dengan jumlah siswa 45 dan kelas VII I dengan jumlah siswa 45.
1.10 Paradigma Penelitian
Adapun langkah – langkah desain penelitian tersebut dan alur penelitian
Identitas masalah
Model Pembelajaran Outdoor Experiential
Learning
Penentuan Subjek
Penentuan
Kelompok Eksperimen en
Prates Kelompok Kontrol
Model Pembelajaran Outdoor Experiential
Learning
Pascates
Pembelajaran Konvensional
Observasi Pelaksanaan
Model
Kesimpulan Pengolahan dan
Analisis Data
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
eksperimen. Quasi eksperimen atau eksperimen semu dan deskriptif analitis.
Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode eksperimen semu
ini siswa dibagi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Desain eksperimen yang digunakan adalah nonequivalent group
pretest-posttest. Dalam desain ini dua kelompok, tidak dipilih secara random (R), diberi
prates untuk mengetahui keadaan awal adalah perbedaan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol ( Sugiono, 2010 :114 ). Hasil prates yang baik
bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Eksperimen
dilakukan dengan memberikan perlakuan pembelajaran menggunakan strategi
pembelajaran terpadu dengan teknik outdoor experiential learning dan
pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol. Kelompok eksperimen
merupakan kelompok yang diberi perlakuan berupa pengajaran menulis puisi
dengan menggunakan model pembelajaran outdoor experiential learning,
sedangkan kelompok yang tidak diberi perlakuan yaitu dengan pembelajaran
konvensional di dalam kelas. Diagram dari rancangan desain ini dapat dilihat
Tabel 3.1
Bagan Penelitian Eksperimen
Kelompok Pratest Treatment Postest
Eksperimen 01 X1 O2
Kontrol 03 X2 O4
Keterangan :
O1 : Tes awal pada kelompok eksperimen
O2 : Tes akhir pada kelompok eksperimen
X1 : Perlakuan Pembelajaran Outdoor Experiential Learning
X2 : Perlakuan Pembelajaran yang digunakan guru di kelas Konvensial
O3 : Tes awal pada Kelompok Kontrol
O4 : Tes akhir pada Kelompok Kontrol
Dalam pelaksanaan penelitian ini, faktor-faktor luar tidak akan
diperhitungkan. Faktor-faktor luar yang dimaksud yaitu, 1) faktor motivasi atau
suasana hati siswa selama mengikuti proses belajar mengajar dan mengikuti
postes, 2) faktor keadaan tempat tinggal dan lingkungan belajar siswa, baik yang
tinggal bersama keluarga maupun tidak, 3) faktor ekonomi dan latar belakang
kehidupan keluarga siswa.
Dalam penelitian ini, peneliti tetap memperhatikan ketentuan yang ada yaitu,
1) kejelasan rancangan serta hasil statistiknya, 2) kejelasan menetapkan model
perlakuan yang dieksperimenkan, 3) pengadaan kelompok yang dieksperimenkan
(kelompok eksperimen) dan kelompok pembanding (kelompok kontrol), serta 4)
agar jelas terbukti bahwahasilnya itu bukan karena faktor-faktor luar atau situasi
dari subjek peneliti.
3.2 Identifikasi Variabel 3.2.1 Variabel Bebas
Dalam penelitian ini yang tergolong variabel bebas adalah Model
Pembelajaran Pengalaman di Luar Kelas (Outdoor Experiential Learning) yang
Berorientasi Kecerdasan Intrapersonal dalam Pembelajaran Menulis Puisi pada
kelompok eksperimen, sedangkan model pembelajaran konvensional (
pembelajaran kebiasaan guru di dalam kelas) digunakan dalam pembelajaran
menulis puisi pada kelompok kontrol.
3.2.2 Variabel Terikat
Dalam penelitian ini yang tergolong variabel terikat adalah hasil prates dan
pascates seluruh siswa, baik para siswa dari kelompok eksperimen maupun para
siswa dari kelompok kontrol. Hasil prates dan pascates ini merupakan refleksi
kemapuan siswa sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan berupa
kemampuan menulis puisi.
3.3 Instrumen Penelitian
Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan dan
data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguji
hipotesis diperoleh melalui instrumen. Instrumen penelitian adalah alat untuk
mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam
arti lebih cermat, lengkap, dan sistematik sehingga lebih mudah diolah
(Arikunto,2002 : 236). Pemilihan instrumen penelitian sangat ditentukan oleh
beberapa hal, yaitu objek penelitian, sumber data, waktu, dan dana yang tersedia,
jumlah tenaga peneliti, dan teknik yang digunakan untuk mengolah data bila
sudah terkumpul. Adapun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini
yaitu sebagai berikut.
Instrumen tes, dalam hal ini adalah tes keterampilan menulis puisi bebas.
Adapun alat-alat yang peneliti sediakan sebagai berikut.
1. Tes yang dilaksanakan dengan cara prates dan pascates.
2. Sekala penilaian keterampilan menulis.
Dalam penelitian ini berupa kemampuan siswa dalam menulis puisi. Untuk
memudahkan siswa dalam menulis puisi berikut dibuat tabel instrumen penelitian
tes kemampuan menulis puisi.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Target Metode Instrumen Subjek Waktu
Menulis puisi
Angket Lembar angket Siswa Akhir
Parameter untuk menilai kemampuan menulis puisi,penulis mempelajari
beberapa pedoman penilaian kemampuan menulis puisi, yaitu sebagai berikut
Sumiyadi (2010) menjelaskan bahwa puisi terdiri atas tiga bagian besar yaitu
kelengkapan aspek formal puisi, kejelasan unsur puisi, kejelasan hakikat puisi.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Penilaian Menulis Puisi Siswa
No
1 Kelengkapan aspek formal puisi
Judul 5
20
Tipografi 5
Pengarang 5
Titimangsa 5
2 Kejelasan unsur puisi
Diksi 10
40
Citraan 10
Gaya bahasa 10
Rima dan irama 10
3 Kejelasan hakikat puisi
Tema 10
Pedoman Kriteria Penilaian Menulis Puisi
No RentangSkor Kriteria
1 86-100 Baik sekali
3 56-74 Cukup
4 10-55 Kurang
Burhanurgiantoro (2012: ….)
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data-data penelitian ada tiga teknik pengumpulan data
yang digunakan. Tiga teknik pengumpulan data tersebut sebagai berikut.
3.4.1 Studi Pustaka
Teknik ini digunakan untuk menggali berbagai teori yang relevan untuk
dijadikan acuan dalam penyusunan model pembelajaran yang menjadi bahan
ujicoba. Teori-teori yang dipelajari adalah berbagai teori yang berhubungan
dengan model pembelajaran dalam hal ini Model Pembelajaran Pengalaman di
Luar Kelas (Outdoor Experiential Learning) yang Berorientasi Kecerdasan
Intrapersonal dalam Pembelajaran Menulis Puisi.
3.4.2 Tes
Dalam penelitian ini teknik tes digunakan sebanyak dua kali yaitu sebelum
perlakuan dan sesudah pemberian perlakuan. Teknik tes digunakan dengan tujuan
untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap kemampuan siswa dalam menulis
puisi. Dengan kata lain pemberian tes ini dilakukan untuk melihat efektivitas
penggunaan model pembelajaran yang diterapkan pada kelompok eksperimen.
3.4.3 Observasi
Teknik ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang proses penerapan
Model Pembelajaran Pengalaman di Luar Kelas (Outdoor Experiential Learning )
Yang Berorientasi Kecerdasan Intrapersonal dalam Pembelajaran Menulis Puisi.
Hasil dari teknik observasi ini nantinya dapat digunakan untuk melengkapi data
yang diperoleh dari teknik tes sehingga pada akhirnya dapat dirumuskan suatu
kesimpulan penelitian yang akurat dan komprehensif.
1. Observasi Kinerja Guru
Tabel 3.5
Kisi-kisi Pedoman Pengamatan Guru
Variabel Indikator
Aspek yang diamati Nomor item
2. Membuka Pembelajaran 1. pembukaan 1
3. Kegiatan inti 3. Kegiatan inti pembelajaran a. Penguasaan Materi
pembelajaran
b. Pendekatan/strategi pembelajaran
e. penilaian proses dan hasil belajar
2. Observasi Kinerja Siswa
Observasi dilakukan oleh guru dan observer untuk menilai kinerja siswa dan
untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian setiap aspek yang diukur.
Tabel 3.6
Kisi-kisi Pedoman Pengamatan Kegiatan Siswa
Variabel Indikator Aspek yang diamati
Nomor
3. Kegiatan inti pembelajaran
a. hubungan wawasan d. pembelajaran yang kondusif,
aktif dan tertib
Variabel Indikator Aspek yang diamati
Nomor item intrume
n
e. respons terhadap
penilaian proses dan hasil pembelajaran
5
4. Penutup 4. Penutup 4. Penutup
3.4.4 Angket Tanggapan Siswa
Angket digunakan untuk memperoleh data mengenai tanggapan siswa
terhadap model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiental
learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam menulis puisi. Angket
ini berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya telah disediakan
(angket terstruktur). Pengisian angket oleh siswa dilakukan setelah siswa
melaksanakan pembelajaran.
Langkah penyususnan angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran adalah
kisi-kisi angket dan konsultasi dengan pembimbing dan teman sejawat. Konsultasi
pembimbing dan teman sejawat dilakukan untuk mendapatkan validitas isi.
Pertanyaan dalam angket ini digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang
tanggapan siswa terhadap model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor
experiential learning)
Tabel 3.7
No Tujuan Aspek No. Butir Angket
1 Mengetahui intensitas kegiatan pembelajaran di luar kelas
Frekuensi kegiatan
pembelajaran yang
dilaksanakan di luar sekolah
1,2,3
2 Mengetahui kegiatan
pembelajaran yang
motivasi siswa mengikuti pembelajaran
Minat dan motivasi siswa
dalam mengikuti
pembelajaran
10,9
4 Mengungkap persepsi siswa tentang kegiatan pembelajaran
Persepsi siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang biasa dilaksanakan di sekolah dan pembelajaran model outdoor experiental learning
8,13,14,15
5 Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi siswa selama kegiatan pembelajaran
Permasalahan yang dihadapi siswa selama kegiatan
pembelajaran outdoor
experiental learning
6,7,11,12
3.5 Populasi dan Sampel
Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII
SMP Negeri 1 Cimanggung Kabupaten Sumedang.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut, Sugiono (2006 :90). Teknik Sampling yang digunakan adalah
sampel yang digunakan adalah siswa kelas VII H sebagai kelas kontrol dan kelas
VII I sebagai kelas eksperimen di SMP Negeri 1 Cimanggung Kabupaten
Sumedang.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII Semester 2 Tahun Pelajaran
2013-2014 dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 90 siswa yaitu kelas VII H
dengan jumlah siswa 45 dan kelas VII I dengan jumlah siswa 45.
3.6 Model Pembelajaran Pengalaman di Luar Kelas (Outdoor Experiential
Learning) yang Berorientasi Kecerdasan Intrapersonal dalam Pembelajaran Menulis Puisi.
Pedoman pembelajaran merupakan acuan pembelajaran menulis bagi guru
untuk melaksanakan model pembelajaran pengalaman di luar kelas dan model
konvensional berisi (1) pendahuluan, (2) rencana pelaksanaan pembelajaran, (3)
MODEL PEMBELAJARAN PENGALAMAN DI LUAR KELAS (OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING) YANG BERORIENTASI
KECERDASAN INTRAPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI
1.Orientasi Model
Model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor experiential learning)
adalah model pembelajaran yang menyajikan situasi pembelajaran dalam bentuk
suatu siklus dengan mengadakan pengalaman konkret (concrete experience) bagi
siswa sebagai awal pembelajaran diteruskan dengan pengamatan reflektif
(reflective observation) dan masuk pada tahap pembentukan konsep abstrak
(abstract conceptualization) atau generalisasi, kemudian diselesaikan melalui
percobaan aktif (aktif experimentation) atau menerapkan pengalaman baru (testing
new behaviours and perceptions) dan diterapkan dengan menggunakan
pendekatan eksperimen (Kolb ,1984).
Model outdoor experiential learning disarankan sebagai salah satu model
pembelajaran untuk mengondisikan siswa dengan pendekatan pembelajaran aktif.
Proses pembelajaran dalam model outdoor experiential learning dibagi menjadi
empat tahap (Kolb, 1984), berikut ini adalah uraian sintaks atau fase pembelajaran
experiential learning.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran menulis puisi keindahan alam yang
dilakukan di luar kelas. Guru menggali pengalaman siswa dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menceritakan pengalaman mereka dalam
keseharian, ketika mengunjungi objek wisata alam melalui kegiatan diskusi dan
tanya jawab.
b. Reflektive observation (pengalaman reflektif)
Guru mengarahkan siswa untuk dapat mengingat kembali
pengalaman-pengalaman yang pernah dilakukan pada waktu terdahulu saat mengunjungi suatu
tempat pariwisata alam. Guru meminta siswa untuk menyebutkan hal-hal yang
menarik dari tempat pariwisata alam yang pernah mereka kunjungi. Guru
meminta siswa untuk mengamati keindahan alam di lingkungan sekitar secara
langsung.
Siswa menikmati dan melakukan pengamatan terhadap alam di lingkungan
sekitar sekolah yang mendukung, indah, dan menyenangkan kemudian
menghubungkannya dengan pengalaman yang mereka punya.
c. Abstract conceptualization (pembentukan konsep abstrak)
Guru membimbing siswa untuk dapat mengeksplorasi kecerdasan
intrapersonal mereka dengan cara mengungkapkan perasaan yang sedang
dialaminya saat menikmati keindahan alam.
Siswa mencoba mengungkapkan perasaan pribadi, yang dirasakannya,
pengalaman yang pernah dialaminya, dari persetujuan atau penolakan terhadap
dirinya dan menuliskannya setelah mengamati keindahan alam di lingkungan
sekitar sekolah. Siswa menentukan kosa kata puisi yang dipilihnya sesuai dengan
tema atau ide keindahan alam dan menyesuaikannya ke dalam teori atau konsep
menulis puisi.
Guru dan siswa mengasimilasi hasil pilihan kata-katanya ke dalam teori
tentang hal-hal yang harus diperhatikan saat menulis puisi yaitu judul harus
menarik dan berhubungan dengan tema, pilihan kata tepat, pengimajian atau
citraan rima, gaya bahasa dan tipografi puisi.
d. Active experimentation (percobaan aktif atau aplikasi)
Siswa mencoba memilih kata-kata yang ditemukananya dari hasil
pengamatan langsung dari alam sekitar di lingkungan sekolah atau dari
pengalamannya menikmati keindahan alam yang lain.
Siswa mencoba memilih kata-kata yang ditemukannya dari perasaan pribadi
yang dirasakannya, pengalaman yang pernah dialaminya, dari persetujuan atau
penolakan terhadap sesuatu, rasa keagamaan, dan tentang kesadaran akan
kelebihan dan kekurangan dirinya.
Siswa ditugaskan menyusun kata-kata yang telah dipilih tadi menjadi sebuah
puisi keindahan alam yang sesuai dengan gagasan dan pengalaman yang
dipilihnya.
Model Pembelajaran Pengalaman di Luar Kelas (Outdoor Experiential
Learning) yang Berorientasi Kecerdasan Intrapersonal dalam Pembelajaran
Menulis Puisi melalui tiga tahapan atau fase-fase yaitu (1) kegiatan awal, (2)
kegiatan inti dan (3) kegiatan penutup.
(1).Kegiatan awal
Kegiatan awal bertujuan untuk memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengembangkan motivasinya dalam mempelajari suatu topik atau materi
pembelajaran sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai.
Guru mengondisikan siswa untuk pembelajaran di luar kelas. Guru dan siswa
menuju suatu tempat yang menarik di sekitar sekolah. Guru memotivasi siswa
dengan menunjukkan contoh pemandangan alam di sekeliling siswa. Guru
mengemukakan tujuan pembelajaran.
(2). Kegiatan Inti
Proses pembelajaran menulis puisi ini berlangsung pada kegiatan inti. Pada
kegiatan inti ini siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran. Tahap ini
berawal dari tahap penemuan konsep sampai pada tahap aplikasi. Guru berperan
sebagai fasilitator dalam mengarahkan dan memotivasi siswa untuk belajar
mandiri.
Pertemuan ke-1
Guru membimbing siswa melakukan kegiatan pembelajaran melalui tahap-tahap :
(1) Guru menggali pengalaman siswa dengan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menceritakan pengalaman mereka dalam keseharian, ketika
mengunjungi objek wisata alam melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab.
(2) Siswa melakukan diskusi kelompok tentang pengalaman yang mereka punyai
ketika berada di sekitar tempat pariwisata alam.
b.Pengalaman Reflektif
(1) Guru mengarahkan siswa untuk dapat mengingat kembali
pengalaman-pengalaman yang pernah dilakukan pada waktu terdahulu saat mengunjungi suatu
tempat pariwisata alam.
(2) Guru meminta siswa untuk menyebutkan hal-hal yang menarik dari tempat
pariwisata alam yang pernah mereka kunjungi.
(3) Guru meminta siswa untuk mengamati keindahan alam di lingkungan sekitar
secara langsung.
(4) Siswa menikmati dan melakukan pengamatan terhadap alam di lingkungan
sekitar sekolah dan menghubungkannya dengan pengalaman yang mereka punya.
c.Pembentukan Konsep Abstrak
(1) Siswa mencoba mengungkapkan perasaan pribadi, yang dirasakannya,
pengalaman yang pernah dialaminya, dari persetujuan atau penolakan terhadap
sesuatu, rasa keagamaan, dan tentang kesadaran akan kelebihan dan kekurangan
dirinya dan menuliskannya setelah mengamati keindahan alam di lingkungan
(2) Siswa menentukan kosa kata puisi yang dipilihnya sesuai dengan tema atau
ide keindahan alam dan menyesuaikannya ke dalam teori atau konsep menulis
puisi.
Siswa dibantu guru mencoba membahas hasil diskusi kelompoknya.
c.Percobaan Aktif (Active experimentation)
Siswa mencoba memilih kata-kata yang ditemukananya dari hasil pengamatan
langsung dari alam sekitar di lingkungan sekolah atau dari pengalamannya
menikmati keindahan alam yang lain.
Siswa mencoba memilih kata-kata yang ditemukannya dari perasaan pribadi yang
dirasakannya, pengalaman yang pernah dialaminya, dari persetujuan atau
penolakan terhadap sesuatu, rasa keagamaan, dan tentang kesadaran akan
kelebihan dan kekurangan dirinya.
Pertemuan ke-2
a. Pengalaman Konkret
Siswa dan kelompoknya disuruh untuk memperhatikan, mengamati, dan
menikmati keindahan alam di lingkungan sekitar siswa.
Guru membimbing siswa dalam melaksanakan pengamatan dan menikmati
Guru mengawasi dan memperhatikan sikap dan kinerja setiap siswa dari
masing-masing keompok.
b.Pengalaman Reflektif
Siswa membaca kembali kata-kata yang telah kamu temukan sesuai gagasan yang
kamu pilih pada LKS pertemuan minggu yang lalu.
Guru membimbing siswa utuk memilih kata-kata yang berhubungan dengan
pengungkapan perasaan siswa untuk dijadikan diksi dalam puisi.
Siswa memilih dan menentukan kata-kata yang mengungkapkan perasaan
pribadinya untuk dijadikan diksi dalam puisi.
Guru membimbing siswa untuk memilih kata-kata yang mengungkapkan
pengalaman yang tepat, mengungkapkan persetuajuan atau penolakan terhadap
sesuatu, mengungkapkan keinginan atau impian, mengungkapkan rasa keagamaan
dan mengungkapkan kesadaran akan kekurangan atau kelebihan diri yang tepat
untuk dijadikan diksi dalam puisi.
Siswa memilih dan menentukan kata-kata yang mengungkapkan pengalaman,
persetujuan atau penolakan terhadap sesuatu, keinginan atau impian, rasa
keagamaan, dan kesadaran akan kekurangan atau kelebihan diri untuk dijadikan
diksi dalam puisi.
c.Pembentukan Konsep Abstrak
Guru dan siswa mengasimilasi hasil pilihan kata-katanya ke dalam teori tentang
berhubungan dengan tema, pilihan kata tepat, pengimajian atau citraan rima, gaya
bahasa dan tipografi puisi.
Siswa dibantu oleh guru mencoba mengasimilasikan dan memilih kata-kata yang
akan dijadikan puisinya sesuai dengan unsur-unsur fisik puisi.
d.Percobaan Aktif dan Aplikasi
Siswa ditugaskan menyusun kata-kata yang telah dipilih tadi menjadi sebuah puisi
keindahan alam yang sesuai dengan gagasan dan pengalaman yang dipilihnya.
Siswa membacakan puisi yang telah dibuatnya di depan kelompok kecilnya.
Siswa berdiskusi dengan kelompok kecilnya tentang puisi yang telah dibuatnya.
Siswa memberikan tanggapan terhadap puisi yang dibuat oleh temannya.
Pertemuan ke-3
a.Pengalaman Konkret
Guru menggali pengalaman siswa dengan memberikan kesempatan untuk
menceritakan pengalamannya ketika melaksanakan kegiatan mengamati dan
menikmati keindahan alam lingkungan sekitar siswa pada pertemuan-pertemuan
yang telah lalu.
Guru menanyakan kepada siswa hal-hal yang dapat diamati, dirasakan dan
didengarkan saat mengamati dan menikmati keindahan alam.
Siswa menceritakan pengalamannya ketika mengamati, merasakan dan
mendengarkan hal-hal yang dapat diamati dari keindahan alam sekitar.
Guru mengarahkan siswa untuk memeriksa dan menganalisis ketepan kata-kata
dan keindahan rima pada puisi buatannya.
Guru membimbing siswa berpasang-pasangan dan memeriksa dan menganalisis
ketepatan kata-kata dan keindahan rima pada puisi hasil karya temannya.
Guru membimbing siswa untuk melaksanakan diskusi dan membacakan hasil
analisis ketepatan kata-kata dan keindahan rima pada puisi hasil karya temannya.
c.Pembentukan Konsep Abstrak
Guru mengarahkan siswa untuk bertanya dan menjawab hasil analisis ketepatan
kata-kata dan keindahan rima pada puisi temannya
Guru membimbing siswa untuk mengasimilasikan hasil analisis ke dalam
unsur-unsur fisik puisi.
Guru mengarahkan siswa untuk membuat generalisasi dari materi yang dipelajari
dengan karya yang telah dibuatnya.
d.Percobaan Aktif
Guru membimbing siswa untuk memperhatikan perbaikan atau hasil analisis
temannya pada puisi buatannya sendiri.
Guru membimbing siswa untuk memperbaiki hasil karya puisinya berdasarkan
masukan dari teman-temannya.
Siswa merevisi puisi buatannya berdasarkan hasil analisis atau masukan dari
(3)Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir pada proses pembelajaran guru dan siswa mengapresiasi karya
siswa, merefleksi, dan mengevaluasi jalannya pembelajaran. Sebelum ditutup
dengan doa, guru memberikan pesan moral dan hikmah kepada siswa bahwa
pembelajaran yang dilakukan bermakna dalam mengembangkan kecerdasan
intrapersonal setiap siswa.
b.Sistem Kepribadian
Model ini bercirikan proses eksplorasi diri terhadap kemampuan individu
dalam menemukan apa yang dipelajari dan bagaimana mempelajarinya. Model ini
membangun kesadaran diri siswa akan kelebihan dan kekurangan dirinya,
menumbuhkan rasa percaya diri,dan berpikir kritis.
Kecerdasan intrapersonal ini meliputi kemampuan memahami diri yang akurat
( kekuatan dan keterbatasan diri) kesadaran akan suasana hati, maksud, motivasi,
temperamen, keinginan, serta kemampuan berdidiplin diri memahami dan
menghargai diri. Kecerdasan intrapersonal melibatkan perasaan dan pemikiran
kita, semakin baik kita membawanya pada kesadaran semakin baik kita dapat
menghubungkannya dengan dunia batin kita ke pengalaman dunia luar.
Setelah seluruh data penelitian terkumpul, peneliti selanjutnya mengolah data
penelitian. Pengolahan data merupakan salah satui langkah yang sangat penting
dalam kegiatan penelitian.
Pengolahan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis data t-tes.
Analisis ini digunakan untuk menilai tulisan siswa termasuk juga untuk
menganalisis data yang diperoleh dari proses pembelajaran sebelum dan sesudah
memperoleh perlakuan dengan Model Pembelajaran Pengalaman di Luar Kelas
(Outdoor Experiential Learning) yang Berorientasi Kecerdasan Intrapersonal
dalam Pembelajaran Menulis Puisi. Cara penghitungan peningkatan kompetensi
yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus g faktor
(N-Gains) dengan rumus :
G = S pascates − S prates
� � � � − �� � �
Keterangan :
S pascates = Skor pascates S prates = Skor prates S maksimal = Skor maksimal
Hasil perhitungan gain (N-Gains) kemudian diinterpretasikan dengan
menggunakan klasifikasi dari Hake dalam Meltzer.
Tabel 3.8 Klasifikasi Gain (g)
Besarnya g Interpretasi
g ≥ 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang
G ≤ 0,3 Rendah
Sumber : Hake dalam Meltzer (2002)
1.Deskripsi hasil penelitian;
2.Pengujian hipotesis
a) Adakah perbedaan hasil yang signifikan antara pembelajaran menulis puisi
sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran pengalaman di luar kelas
(outdoor experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam
pembelajaran menulis puisi di kelas VII SMP Negeri 1 Cimanggung ?
b) Model pembelajaran manakah yang lebih efektif meningkatkan kemampuan
menulis puisi siswa, model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor
experiential Learning ) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam
pembelajaran menulis puisi atau model konvensional.
Pertanyaan penelitian tersebut kemudian penulis turunkan menjadi :
H1 = Ada perbedaan yang signifikan antara skor rata tes awal dan skor
rata-rata tes akhir melalui model pembelajaran pengalaman di luar kelas (outdoor
experiential learning) yang berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam
pembelajaran menulis puisi.
H0 = Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor rata-rata tes awal dan skor
rata-rata tes akhir melalui model pembelajaran pengalaman di luar kelas yang
berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran menulis puisi.
Penghitungn statistik yang digunakan dalam pengukuran hipoteis penelitian
tersebut menggunakan pengujian t-test untuk membandingkan mean hasil tes awal
3.8 Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan terhadap data yang telah terkumpul dan berpedoman
pada pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat dalam penelitian. Terdapatdua jenis
data dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data yang
bersifat kualitatif dianalisis secara desktiptif untuk menemukan
kecenderungan-kecenderungan yang muncul pada penelitian.
1. Analisis Puisi Keindahan Alam
Kegiatan menganalisis puisi dilakukan untuk memberikan gambaran
keberhasilan siswa dalam menulis puisi keindahan alam. Berdasarkan landasan
teoretis, penganalisisan puisi tersebut ditinjau dari aspek : 1) Unsur kelengkapan
puisi yang terdiri atas : judul, nama pengarang, tipografi dan titimangsa penulisan
puisi; 2) Unsur- unsur fisik puisi yang terdiri atas : diksi, citraan, majas, dan rima;
3) Unsur –unsur batin puisi yang terdiri atas : tema, nada, suasana, dan amanat.
2. Pengolahan Nilai Puisi Keindahan Alam
Pengolahan nilai puisi keindahan alam diolah secara statistik deskriptif dengan
menggunakan program SPSS. Langkah-langkah pengolahan data hasil penelitian
adalah sebagai berikut.
1) Menilai puisi karya siswa ke dalam data kuantitatif data prates dan pascates
2) Menyusun dalam bentuk tabel.
3) Menguji data-data tersebut dengan menggunakan program komputer, yaitu
program SPSS.
Ukuran-ukuran statistik yang digunakan dalam mendeskripsikan data yaitu :
a.ukuran tendensi sentral berupa Mean (rata-rata), Median, Modus, dan jumlah
data;
b.ukuran penyebaran data berupa varians, standar deviasi, data terkecil, data
terbesar dan rentang;
c.daftar frekuensi, dan daftar distribusi frekuensi;
d.uji normalitas, uji Chi-Kuadrat,Z-score, dan uji t.
3. Pengolahan Angket
Teknik pengolahan data angket dengan menggunakan persentase jumlah
tanggapan siswa serta kecenderungan jawaban yang diberikan. Berikut ini
disajikan pada tabel 3.9.
Tabel 3.9 Interpretasi data angket
Skor Interpretasi
0% Tidak ada
1-25% Sebagian kecil
26-49% Hamper setengahnya
50% Setengahnya
51-75% Sebagian besar
76-99% Pada umumnya
3.9 Alur Penelitian
Langkah pertama dalam penelitian ini dilakukan studi pendahuluan di
kelas pada waktu pembelajaran menulis. Hasilnya dipakai untuk menentukan
konsep-konsep yang akan diteliti dan menentukan variabel penelitian, yaitu model
pembelajaran outdoor experiential learning yang berorientasi kecerdasan
intrapersonal dalam menulis puisi. Langkah selanjutnya melihat materi dalam
standar kompetensi dan kompetensi dasar bahasa Indonesia di SMP kelas VII,
sehingga diperoleh materi pokok yaitu menulis puisi keindahan alam dengan pilah
kata yang tepat dan rima yang menarik. Kajian lebih lanjut tentang indikator
penilaian menulis dari teori yang sudah ada serta cara-cara menganalisis puisi.
Akhirnya dirumuskan suatu rencana model pembelajaran menulis puisi yaitu
model pembelajaran outdoor experiential learning yang berorientasi kecerdasan
intrapersonal dalam menulis puisi di SMP kelas VII.
Untuk melihat proses pembelajaran sebagai data kuantitatif dan kualitatif
dilakukan dengan melihat pelaksanaan pembelajaran oleh guru melalui
langkah-langkah sebagai berikut.
1. Melakukan penelitian pendahuluan untuk mempersiapkan hal-hal yang
diperlukan sebelum penelitian dilakukan.
2. Mengadakan prates, baik terhadap kelompok eksperimen maupun terhadap
kelompok kontrol. Prates dilakukan untuk mengukur kemampuan awal kelas
3. Melaksanakan model pembelajaran outdoor experiential learning yang
berorientasi kecerdasan intrapersonal dalam menulis puisi terhadap kelas
eksperimen yang dilakukan oleh guru.
4. Melaksanakan pembelajaran menulis puisi dengan pengajaran konvensional di
dalam kelas terhadap kontrol yang dilakukan oleh guru.
5. Mengamati, mendeskripsikan, menganalisis dan membahas data verbal dan
non verbal pada saat penelitian berlangsung untuk menggali kemampuan
menulis siswa SMP kelas VII selama pembelajaran berlangsung.
6. Mengadakan postes, baik terhadap kelompok eksperimen maupun terhadap
kelompok kontrol. Postes dilakukan untuk melihat apakah hasil belajar yang
didapat oleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ada perbedaan atau
tidak.
Langkah selanjutnya menganalisis hasil belajar siswa dalam model
pembelajaran outdoor experiential learning yang berorientasi kecerdasan
intrapersonal dalam menulis puisi di SMP kelas VII untuk kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol adalah sebagai berikut yaitu :
1. Menganalisis puisi siswa memuat aspek tema, kekuatan imajinasi, rasa, nada,
amanat, diksi, tipografi, gaya bahasa, dan verifikasi, kemudian
mendeskripsikan secara kualitatif kemampuan siswa;
2. Menilai pusi siswa berdasarkan kriteria pedoman penilaian untuk
3. Langkah akhir yaitu menguji secara statistik hasil nilai kedua kelompok
dengan membandingkan perbedaan rata-rata yang diperoleh siswa antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji statistik yang digunakan