SARY SUKAWATI, 2014
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI
PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM
PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI
(Eksperimen Kuasi pada Mahasiswa Tingkat I Jurusan D3 Keperawatan
Politeknik Kesehatan Bandung)
TESIS
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Magister Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Bahasa Indonesia
oleh
SARY SUKAWATI
NIM 1202243
SARY SUKAWATI, 2014
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI
PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM
PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI
(Eksperimen Kuasi pada Mahasiswa Tingkat I Jurusan D3 Keperawatan
Politeknik Kesehatan Bandung)
Oleh
Sary Sukawati
S.Pd. UPI Bandung, 2005
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia
© Sary Sukawati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
SARY SUKAWATI, 2014
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
SARY SUKAWATI, 2014
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu SARY SUKAWATI
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI
PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM
PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI
(Eksperimen Kuasi pada Mahasiswa Tingkat I Jurusan D3 Keperawatan
Politeknik Kesehatan Bandung)
TESIS
disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I,
Prof. Dr. Iskandarwassid, M. Pd.
Pembimbing II,
Dr. Andoyo Sastromiharjo, M.Pd.
NIP 196109101986031004
Mengetahui
SARY SUKAWATI, 2014
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI
SARY SUKAWATI, 2014
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI
SARY SUKAWATI, 2014
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI
ABSTRAK
Sukawati, Sary. 2014. Model Berpikir Induktif yang Berorientasi pada Kecerdasan Interpersonal (Eksperimen Kuasi pada Mahasiswa Tingkat I Jurusan D3 Keperawatan Politeknik Kesehatan Bandung). Tesis pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia.
Pada hakikatnya penelitian ini dilakukan untuk menguji efektivitas penerapan model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal (MBI-KI) dalam pembelajaran menulis eksposisi. Harus diakui bahwa permasalahan ihwal menulis eksposisi seringkali dirasakan oleh mahasiswa. Hal ini berdampak pada hasil tulisan yang kurang berkualitas baik dari segi isi, maupun organisasi tulisan. Sebagai salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut, penerapan MBI-KI ini dilaksanakan melalui langkah-langkah pembelajaran yang dapat memotivasi mahasiswa untuk berpikir kritis dan memiliki kecerdasan interpersonal. Langkah-langkah tersebut berorientasi pada mengumpulkan dan mengolah informasi, sehingga membentuk sebuah konsep. Konsep–konsep yang dihasilkan dapat dijadikan ide atau gagasan untuk menulis dan menghasilkan sebuah tulisan eksposisi yang berkualitas dan menunjukkan kecerdasan interpersonal yang tinggi.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain eksperimen kuasi. Desain eksperimen kuasi ini tidak melakukan random subjek untuk menentukan sebuah grup. Sampel dalam penelitian ini adalah tulisan eksposisi mahasiswa Tingkat I Jurusan D3 Keperawatan Politeknik Kesehatan Bandung. Data utama pada penelitian ini berupa hasil tulisan eksposisi pada tes awal dan tes akhir, sedangkan data pendukung berupa temuan pada proses pembelajaran serta respons dosen dan mahasiswa terhadap efektivitas MBI-KI. Pengumpulan data tersebut didapatkan melalui teknik tes, teknik observasi, teknik angket, dan teknik wawancara.
SARY SUKAWATI, 2014
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Sukawati, Sary. 2014. An Interpersonal Intelligence-Based Inductive Thinking Model in Learning Exposition Writing (A Quasi-Experiment in the D-3 Nursing Students of Bandung Health Polytechnics).
In essence, the current research was conducted to determine the effectiveness an interpersonal intelligence-based inductive thinking model (II-ITM, or in Indonesian language abbreviated MBI-KI) in learning exposition writing. Undeniable, too often students find it difficult to write an exposition. It impacts the results of their writings that are of low quality, both in content and in organizing. As one of the methods of resolving the problem, the MBI-KI is implemented through some learning stages capable of motivating students to think critically and have an interpersonal intelligence. The stages are oriented to collecting and processing information, in order to develop a concept. The concept produced may be used as an idea or notion for writing and producing a quality exposition writing and indicating a high interpersonal intelligence.
The objectives of this research were to: 1) describe the implementation of MBI-KI in learning exposition writing, 2) try out MBI-KI in a process of learning exposition writing, 3) describe the results of learning exposition writing in the experimental class, and 4) describe the responses of students and lecturers on MBI-KI in learning exposition writing.
The research method used was an experiment method by a quasi-experimental design. The design didn’t select randomly the subjects in defining a group. The sample of research was the exposition writings of the grade-I students of Bandung Health Polytechnics’ D-3 Nursing. The main data in the research was the results of exposition writings in both initial and final tests, whereas the supplementary data was the findings in learning processes and the responses of lecturers and students on the effectiveness of MBI-KI. Data collection was conducted by test technique, observation technique, questionnaire technique, and interview technique.
The research results showed that learning exposition writing has been implemented in accordance with the MBI-KI design consisting of four stages, namely: 1) data presentation, 2) data classification, 3) data interpretation, and 4) principle implementation. The results of learning process showed that the implementation of MBI-KI could motivate the students to think more critically and have high interpersonal intelligence and it has proved to be effective in enhancing the students’ competence in writing an exposition. The result of hypothesis test showed that the average score of gain in the table of t test was 0.000 less than the real test level (α) of 0.05. It indicated that H0 was rejected and thus Ha was
SARY SUKAWATI, 2014
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI
SARY SUKAWATI, 2014
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN……….. i
ABSTRAK ………... ii
ABSTRACT ………. iii
KATA PENGANTAR ………. iv
UCAPAN TERIMA KASIH ………... vi
DAFTAR ISI ……… viii
DAFTAR TABEL ……… xi
DAFTAR GAMBAR ………... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ……….... xiv
BAB I PENDAHULUAN ………... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ……….. 1
1.2 Identifikasi Masalah ……… 7
1.3 Rumusan Masalah ………... 8
1.4 Tujuan Penelitian ……… 9
1.5 Manfaat Penelitian ……….. 9
BAB II MENULIS EKSPOSISI, MODEL BERPIKIR INDUKTIF, DAN KECERDASAN INTERPERSONAL ……… 10
2.1 Menulis Eksposisi ………. 10
2.1.1 Ihwal Menulis ……….. 10
2.1.2 Pengertian Eksposisi ……… 13
2.1.3 Struktur Eksposisi ……… 15
2.1.4 Jenis-jenis Eksposisi ………... 16
2.1.5 Ciri-ciri Linguistik ……….. 16
2.1.6 Penilaian Tulisan Eksposisi ………. 16
2.2 Model Pembelajaran Berpikir Induktif ……… 18
SARY SUKAWATI, 2014
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI
2.2.2 Jenis-jenis Model Pembelajaran ……… 19
2.2.3 Model Berpikir Induktif ……….. 21
2.2.4 Struktur Model Berpikir Induktif ……… 22
2.3 Kecerdasan Interpersonal ………. 25
2.3.1 Teori Kecerdasan Multipel ……….. 25
2.3.2 Pengertian Kecerdasan Interpersonal ……….. 27
2.3.3 Karakteristik Kecerdasan Interpersonal ………... 28
2.3.4 Strategi Pengajaran untuk Kecerdasan Interpersonal ……. 30
2.4 Kurikulum AcuanPembelajaran Menulis di Politeknik Kesehatan Bandung ………. 33
2.4.1 Silabus Mata Kuliah Bahasa Indonesia ………. 34
2.4.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Kuliah Bahasa Indonesia ……….. 35
2.5 Kerangka Berpikir ………. 37
2.6 Hipotesis Penelitian ……….. 38
BAB III METODE PENELITIAN ………. 39
3.1 Metode dan Desain Penelitian ………. 39
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ………... 41
3.3 Definisi Operasional ……… 43
3.4 Prosedur Penelitian ……….. 44
3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ……… 46
3.6 Teknik Analisis Data ……….. 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 56
4.1 Rancangan Model ……….. 56
4.1.1 Orientasi Model ………... 56
4.1.2 Implementasi Model ……… 58
4.2 Deskripsi Proses Pembelajaran ………. 66
SARY SUKAWATI, 2014
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.2.2 Temuan Penting pada Pertemuan Pertama ……… 68
4.2.3 Pertemuan Kedua ……… 70
4.2.3.1 Tahap Penyajian Data ……….… 70
4.2.3.2 Tahap Klasifikasi Data ………. 71
4.2.4 Temuan Penting pada Pertemuan Kedua ………... 74
4.2.5 Pertemuan Ketiga ……….. 77
4.2.5.1 Tahap Interpretasi Data ………... 77
4.2.5.2 Tahap Penerapan Prinsip ………. 79
4.2.6 Temuan Penting pada Pertemuan Ketiga ………. 80
4.2.7 Pertemuan Keempat ………. 82
4.2.8 Temuan Penting pada Pertemuan Keempat ………. 83
4.3 Deskripsi Hasil Pembelajaran Menulis Eksposisi ……….... 84
4.3.1 Data Hasil Tes Awal Kelas Eksperimen ……….. 84
4.3.2 Data Hasil Tes Akhir Kelas Eksperimen ……….. 102
4.3.3 Data Hasil Tes Awal Kelas Kontrol ………. 110
4.3.4 Data Hasil Tes Akhir Kelas Kontrol ………. 112
4.4 Deskripsi Analisis Data ……….... 114
4.4.1 Data Tes Awal Kelas Eksperimen ………..…….. 120
4.4.2 Data Tes Akhir Kelas Eksperimen ……… 121
4.4.3 Data Tes Awal Kelas Kontrol ………... 122
4.4.4 Data Tes Akhir Kelas Kontrol ……….. 122
4.5 Deskripsi Respons Mahasiswa dan dosen ………126
4.5.1 Respons Mahasiswa ……….. 126
4.5.2 Respons Dosen ………..…... 132
4.6 Pembahasan ………..125
4.6.1 Pembahasan Proses Pembelajaran ……… 136
4.6.2 Pembahasan Hasil Pembelajaran ……….. 140
BAB V SIMPULAN DAN SARAN……….. 143
SARY SUKAWATI, 2014
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI
5.2 Saran ………. 145
DAFTAR PUSTAKA ………... 147
LAMPIRAN ……… 149
SARY SUKAWATI, 2014
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian ……….. 40
Tabel 3.2 Data Subjek Penelitian ………. 42
Tabel 3.3 Lembar Observasi Pelaksanaan Proses Pembelajaran Menulis Eksposisi dengan Model Berpikir Induktif yang Berorientasi pada Kecerdasan Interpersonal ……… 47
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara……… 50
Tabel 3.5 Pedoman Penilaian Hasil Menulis Eksposisi ………... 51
Tabel 3.6 Kategori Nilai ………... 53
Tabel 4.1 Persentase Hambatan Menulis Mahasiswa ……….. 69
Tabel 4.2 Sebaran Topik Setiap Kelompok ……….. 71
Tabel 4.3 Klasifikasi Data Pertama ……… 72
Tabel 4.4 Klasifikasi Data Kedua ………. 73
Tabel 4.5 Lembar Observasi Proses Pembelajaran Menulis Eksposisi Pertemuan Kedua ……….. 75
Tabel 4.6 Lembar Observasi Proses Pembelajaran Menulis Eksposisi Pertemuan Ketiga ………. 81
Tabel 4.7 Data Skor Tes Awal Kelas Eksperimen ………... 85
Tabel 4.8 Klasifikasi Perolehan Skor Tes Awal Perkategori Kelas Eksperimen ………... 86
Tabel 4.9 Data Skor Tes Akhir Kelas Eksperimen ……….. 102
Tabel 4.10 Klasifikasi Perolehan Skor Tes Akhir Perkategori Kelas Eksperimen ………... 104
Tabel 4.11 Data Skor Tes Awal Kelas Kontrol ……….. 110
Tabel 4.12 Klasifikasi Perolehan Skor Tes Awal Perkategori Kelas Kontrol ……….. 112
SARY SUKAWATI, 2014
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI
Kontrol ……….. 114
Tabel 4.15 Peningkatan Hasil Pembelajaran Menulis Eksposisi Kelas
Eksperimen ………... 115
Tabel 4.16 Peningkatan Hasil Pembelajaran Menulis Eksposisi Kelas
Kontrol ………. 117
Tabel 4.17 Perbedaan Skor Rata-Rata Gain Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ……… 119
Tabel 4.18 Hasil Uji Normalitas Data Tes Awal Kelas Eksperimen ….. 120 Tabel 4.19 Hasil Uji Normalitas Data Tes Akhir Kelas Eksperimen …. 121 Tabel 4.20 Hasil Uji Normalitas Data Tes Awal Kelas Kontrol ……… 122 Tabel 4.21 Hasil Uji Normalitas Data Tes Akhir Kelas Kontrol ……… 122 Tabel 4.22 Hasil Uji Homogenitas Variansi Data Skor Gain Tes Awal
dan Tes Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……... 124 Tabel 4.23 Hasil Uji Hipotesis Skor Rata-rata Gain Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol ………. 125
Tabel 4.24 Kriteria Kualifikasi Angket ……….. 127
Tabel 4.25 Data Respons Setiap Mahasiswa terhadap MBI-KI ………. 128 Tabel 4.26 Rekapitulasi Jawaban Angket Respon Mahasiswa ………... 131 Tabel 4.27 Data Transkrip Hasil Wawancara Persepsi Dosen terhadap
SARY SUKAWATI, 2014
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ……… 37
Gambar 3.1 Alur Penelitian ………. 44
Gambar 4.1 Tahap Interpretasi Data ……… 78
Gambar 4.2 Tahap Penerapan Prinsip ………. 79
Gambar 4.3 Peningkatan Rata-rata Hasil Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………... 119
Gambar 4.4 Normal Q-Q Plot Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kelas Eksperimen ……… 123
SARY SUKAWATI, 2014
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Satuan Acara Perkuliahan Kelas Kontrol ……….. 149
Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian ……….. 154
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian ………... 155
Lampiran 4 Silabus Politeknik Kesehatan Bandung ………. 156
Lampiran 5 Keputusan Direktur Sps UPI tentang Perpanjangan Pembimbing Penulisan Tesis ………. 161
Lampiran 6 Surat Keterangan Validasi Instrumen ……… 163
Lampiran 7 Pedoman Penilaian Hasil Menulis Eksposisi ………. 167
Lampiran 8 Instrumen penelitian ………... 169
Lampiran 9 Sebaran Topik Setiap Kelompok ………... 172
Lampiran 10 Rekapitulasi Data Kelas eksperimen ………. 178
Lampiran 11 Rekapitulasi Data Kelas Kontrol ………... 178
Lampiran 12 Perbedaan Skor Rata-Rata Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……… 179
Lampiran 13 Klasifikasi Perolehan Skor Per Kategori ……….. 180
Lampiran 14 Contoh Karya Siswa ……….. 181 Lampiran 15
Lampiran 16
Angket Respon Mahasiswa ………
Foto-Foto Saat Penelitian ………..
191
[Type text]
SARY SUKAWATI, 2014
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Mahasiswa sebagai salah satu kaum intelektual dituntut untuk
memiliki keterampilan berbahasa secara baik. Dengan kata lain, mahasiswa
seyogianya memiliki keterampilan berbahasa secara reseptif dan produktif.
Keterampilan reseptif menyangkut keterampilan menyimak dan membaca,
sedangkan keterampilan produktif menyangkut keterampilan berbicara dan
menulis. Zainurrahman (2011: 2) mengemukakan bahwa menulis dan
berbicara disebut produktif karena keterampilan tersebut digunakan untuk
memproduksi bahasa demi penyampaian makna, sedangkan membaca dan
mendengar disebut reseptif karena keterampilan tersebut digunakan untuk
menangkap dan mencerna makna guna pemahaman terhadap penyampaian
dalam bentuk bahasa, baik verbal maupun non-verbal.
Di antara empat keterampilan berbahasa tersebut, keterampilan
menulislah yang paling tidak dikuasai oleh mahasiswa karena dalam
menulis, keterampilan-keterampilan yang lainnya turut memengaruhi.
Seseorang tidak akan mampu menulis jika ia tidak pernah membaca ataupun
menyimak dalam kegiatan sehari-hari. Menulis juga dirasa sulit karena
prosesnya tidak mudah. Tulisan yang dihasilkan biasanya bukan hasil
berpikir instan melainkan suatu proses berpikir secara berulang-ulang. Hal
lain yang harus diperhatikan dalam menulis adalah ketelitian dalam
menggunakan tanda baca, struktur bahasa, pemilihan kata, serta penguasaan
format atau struktur jenis tulisan tertentu.
Tidak mengherankan masih banyak persoalan yang muncul berkaitan
dengan menulis. Dalam Alwasilah (2013: 223) dikemukakan bahwa perlu
SARY SUKAWATI, 2014
menulis, sehingga pengajaran menulis perlu direncanakan dengan saksama.
Lebih lanjut disampaikan bahwa menulis kadang sulit dan membuat
mahasiswa frustasi, sehingga mereka memerlukan masukan yang korektif
dan positif serta perasaan sukses agar mereka terus semangat berkarya.
Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012
Tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dapat diketahui
bahwa mahasiswa tingkat D3 termasuk ke dalam tingkat (level) 5. Pada
level ini, mahasiswa dituntut untuk 1) mampu menunjukkan kinerja dengan
mutu dan kuantitas yang terukur, 2) menguasai konsep teoretis bidang
pengetahuan tertentu secara umum, serta mampu memformulasikan
penyelesaian masalah prosedural, 3) mampu mengelola kelompok kerja dan
menyusun laporan tertulis secara komprehensif, dan 4) bertanggung jawab
pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian
hasil kerja kelompok.
Deskripsi KKNI khusus level 5 di atas, menunjukkan bahwa
mahasiswa harus memiliki keterampilan menulis secara baik. Hal itu
tercermin secara jelas pada poin nomor 3. Jika produktivitas menulis
mahasiswa rendah maka dapat disimpulkan bahwa penguasaan konsep
teoretis dalam bidang pengetahuan juga rendah. Pada akhirnya, pencapaian
kompetensi yang diharapkan selama perkuliahan pun tidak akan tercapai.
Oleh karena itu, mahasiswa dituntut untuk lebih kritis dalam menyampaikan
sebuah ide atau gagasan yang ada di dalam pikiran melalui tulisan, sesuai
dengan bidang kejuruan yang ditempuh.
Mahasiswa dapat menyampaikan ide dan gagasan tersebut ke dalam
sebuah tulisan eksposisi. Eksposisi (exposition) merupakan evaluasi kritis
terhadap satu gagasan (Emilia, 2012: 104). Lebih lanjut dikemukakan
bahwa tujuan eksposisi adalah mengungkapkan argumen mengenai satu isu
dan menjustifikasi. Teks eksposisi hanya berisi satu sisi argumentasi, sisi
3
SARY SUKAWATI, 2014
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diharapkan dapat menyampaikan argumen secara tepat.P ola pikir yang
kritis dan kecerdasan interpersonal yang tinggi diharapkan dapat tercermin
melalui tulisan ini.
Namun, dalam kenyataannya mahasiswa masih kesulitan menentukan
ide atau gagasan pokok dalam menulis eksposisi. Setelah ide ditemukan
pun, kesulitan berikutnya adalah mengembangkan ide-ide tersebut menjadi
sebuah rangkaian kata dan kalimat dalam struktur teks eksposisi yang utuh.
Keruntutan dan kekuatan argumen pun menjadi masalah yang sering dialami
oleh mahasiswa. Begitu pula dengan inkonsistensi isi tulisan dengan topik.
Banyak tulisan yang sudah dibuat oleh mahasiswa belum memenuhi kriteria
penulisan yang baik dan benar, baik dari segi kualitas isi, maupun
penggunaan tatabahasa yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan
(EYD).
Rendahnya kualitas atau jumlah tulisan eksposisi yang dihasilkan,
semata-mata bukan hanya pada masalah internal seperti yang tercantum di
atas, melainkan juga masalah eksternal. Masalah eksternal tersebut dapat
berupa penggunaan model pembelajaran yang disajikan saat pembelajaran
menulis eksposisi. Model pembelajaran yang konvensional dan monoton
akan membuat mahasiswa sulit untuk menghasilkan tulisan yang
menunjukkan evaluasi kritis terhadap sebuah gagasan.
Salah satu model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif untuk
mengatasi permasalahan di atas adalah model berpikir induktif. Model
berpikir induktif merupakan karya besar Hilda Taba.S uatu strategi
mengajar yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam mengolah informasi. Pada hakikatnya, model berpikir induktif
adalah melakukan pembelajaran yang membentuk konsep-konsep dengan
mengumpulkan dan mengolah informasi (Joyce, 2009: 97).
Lebih lanjut dikemukakan bahwa penerapan utama dari model ini
SARY SUKAWATI, 2014
mengembangkan kapasitas berpikir, siswa perlu dituntut untuk mencerna
dan memproses berbagai informasi. Model ini dapat diterapkan dalam setiap
bidang kurikulum dari TK hingga sekolah tinggi. Menginduksi siswa untuk
melampaui data yang diberikan merupakan upaya sadar untuk meningkatkan
pola berpikir produktif dan kreatif (Joyce, 2009: 108).
Model berpikir induktif ini dapat membantu mahasiswa
mengumpulkan informasi dan mengujinya dengan teliti, mengolah
informasi ke dalam konsep, dan belajar memanipulasi
konsep-konsep tersebut. Digunakan secara bertahap, strategi ini juga dapat
meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk membentuk konsep-konsep
secara efisien dan meningkatkan jangkauan perspektif dari sisi mana mereka
memandang suatu informasi secara kritis. Dengan demikian, melalui model
berpikir induktif yang melahirkan proses berpikir kritis, mahasiswa dapat
menghasilkan ide dan mengembangkan ide-ide tersebut menjadi tulisan
eksposisi yang menunjukkan evaluasi kritis terhadap sebuah gagasan.
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian dari
Saudara Agus Hamdani NIM 0705763 yang berjudul “Peningkatan
Penguasaan Unsur-unsur Sintaksis melalui Model Pembelajaran Induktif
(Studi Eksperimen terhadap Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia STKIP Garut)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) melalui peran dosen sebagai fasilitator dan inisiator, model pembelajaran induktif
telah berhasil memberi peluang kepada mahasiswa untuk meningkatkan
keterampilan memproses segala macam data dan konsep dasar sintaksis, (2)
model pembelajaran induktif terbukti lebih baik dibanding model
pembelajaran konvensional dalam meningkatkan penguasaan unsur-unsur
sintaksis mahasiswa, baik pengetahuan sintaksis, maupun performansi
sintaksis, dan (3) persepsi mahasiswa dan dosen pelaksana terhadap model
5
SARY SUKAWATI, 2014
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Persamaan penelitian di atas dengan kajian peneliti adalah
penggunaan model induktif sebagai strategi pembelajaran di dalam kelas
eksperimen. Perbedaannya terletak pada variabel terikat dan penambahan
orientasi yang dilakukan oleh peneliti. Pada penelitian Saudara Agus
Hamdani model berpikir induktif ini diterapkan dalam pembelajaran
unsur-unsur sintaksis, sedangkan dalam kajian peneliti, model berpikir induktif ini
diterapkan dalam pembelajaran menulis eksposisi. Selain itu, peneliti juga
menambahkan orientasi model pembelajaran berpikir induktif dengan
kecerdasan interpersonal.
Penambahan orientasi kecerdasan interpersonal terhadap model
berpikir induktif ini dilakukan oleh peneliti, dengan alasan bahwa
kecerdasan merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan
dalam mendesain pembelajaran. Dalam Uno (2009: 2) dikemukakan bahwa
strategi pembelajaran yang dilaksanakan selama ini masih bersifat massal,
yang memberikan perlakuan dan layanan pendidikan yang sama kepada
semua peserta didik. Padahal, mereka berbeda tingkat kecakapan,
kecerdasan, minat, bakat, dan kreativitasnya. Lebih lanjut dalam Uno (2009:
45) dikemukakan bahwa esensi teori kecerdasan ganda menurut Gardner
adalah menghargai keunikan setiap individu, berbagai variasi cara belajar,
mewujudkan sejumlah model untuk menilai mereka dan cara yang hampir
tak terbatas untuk mengaktualisasikan diri di dunia ini (Uno, 2009: 45).
Selanjutnya Yaumi (2012: 5) mengemukakakan bahwa konsep
kecerdasan jamak belum terintegrasi secara optimal dalam setiap
penyelenggaraan pendidikan di sekolah, padahal hal tersebut merupakan
bagian yang tak terpisahkan dalam pengelolaan pendidikan di negara-negara
maju. Dengan demikian, model strategi pelayanan pendidikan alternatif
perlu dikembangkan untuk menghasilkan peserta didik yang unggul melalui
pemberian perhatian, perlakuan dan layanan pendidikan berdasarkan bakat,
SARY SUKAWATI, 2014
Adapun pemilihan kecerdasan interpersonal di antara kecerdasan
lainnya didasarkan pada karakteristik mahasiswa yang sudah seharusnya
memiliki kepekaan terhadap permasalahan sosial. Berdasarkan teori
perkembangan yang dikemukakan oleh Freud dalam Fauzi (2004: 80) secara
biologis mahasiswa termasuk individu yang berada pada fase pubertas dan
jika berhasil melewati fase ini maka akan sampai pada fase kematangan,
yaitu fase genital. Individu yang telah mencapai fase ini siap terjun ke dalam
kehidupan masyarakat orang dewasa. Dengan kata lain, mahasiswa mulai
membutuhkan kecerdasan interpersonal sebagai bagian yang tak terpisahkan
dalam hidupnya untuk bermasyarakat.
Lebih lanjut dikemukakan oleh Fauzi (2012: 93) bahwa tugas
perkembangan pada usia mahasiswa ini merupakan pemantapan pendirian
hidup. Hal tersebut sebagai pengujian lebih lanjut terhadap keterampilan dan
kemampuan yang telah dipilihnya. Pengujian dilakukan dalam berbagai
kontak sosial di berbagai kesempatan atau berbagai kelompok sosial. Oleh
karena itu, kecerdasan interpersonal merupakan modal awal bagi mahasiswa
D3 keperawatan untuk menjalani profesinya jika kelak menjadi seorang
perawat. Dalam suatu keterampilan kerja, menurut Uno (2009: 40)
interpersonal merupakan suatu sikap dasar untuk menjalin suatu hubungan
yang hangat dengan orang lain, hubungan yang penuh kepercayaan. Sebagai
seorang perawat, tentunya tidak pernah terlepas dari situasi yang
berhubungan dengan orang lain atau dalam hal ini disebut pasien.
Gardner dalam Yaumi (2012: 21) mengemukan bahwa kecerdasan
interpersonal adalah kemampuan memahami pikiran, sikap, dan perilaku
orang lain. Lebih lanjut dikatakan bahwa kecerdasan ini merupakan
kecerdasan dengan indikator-indikator yang menyenangkan bagi orang lain.
Sikap-sikap yang ditunjukkan dalam kecerdasan interpersonal sangat
7
SARY SUKAWATI, 2014
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam kaitannya dengan model berpikir induktif, kecerdasan
interpersonal ini pun merupakan sesuatu yang tidak dapat diabaikan. Joyce
(2009: 31) menyebutkan banyak model-model memproses informasi
berguna untuk mengamati diri sendiri dan masyarakat, dan karenanya dapat
diterapkan untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan sosial dalam
pendidikan. Oleh karena itu, peneliti mencoba menerapkan model berpikir
induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal dalam
pembelajaran menulis eksposisi.
Melalui model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan
interpersonal ini diharapkan mahasiswa dapat menemukan ide atau gagasan
untuk menulis sebuah eksposisi yang baik dan berkualitas. Kesulitan para
mahasiswa yang terletak pada penemuan gagasan dan pikiran utama dalam
menulis eksposisi diharapkan dapat terpecahkan. Tulisan yang dihasilkan
pun diharapkan dapat mencerminkan nilai-nilai sosial yang berorientasi
pada kecerdasan interpersonal. Melalui model ini, mahasiswa dapat
termotivasi untuk lebih berpikir kritis dan memiliki kecerdasan
interpersonal yang tinggi.
Penerapan model berpikir induktif yang berorientasi pada berpikir
kritis dalam pembelajaran menulis eksposisi terdiri atas langkah-langkah
pembelajaran yang berorientasi pada kemampuan memahami pikiran, sikap,
dan perilaku orang lain secara kritis. Kecerdasan interpersonal ini pun
diharapkan dapat tampak pada hasil tulisan eksposisi mahasiswa. Isi tulisan
eksposisi mahasiswa diharapkan dapat mencerminkan sikap kepedulian dan
rasa empati yang tinggi terhadap orang lain, sehingga mahasiswa akan
memiliki kompetensi lebih daripada sekedar menulis.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti mengambil judul
“Model Berpikir Induktif yang Berorientasi pada Kecerdasan Interpersonal dalam Pembelajaran Menulis Eksposisi (Eksperimen Kuasi pada Mahasiswa
SARY SUKAWATI, 2014
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Dalam kegiatan menulis sering muncul berbagai persoalan seperti malas
menulis, tidak memilliki waktu yang cukup untuk menulis, sulit
menemukan gagasan yang dapat dijadikan bahan untuk menulis, sulit
mengembangkan ide, sulit merangkai kata-kata yang dapat mewakili
maksud penulis, dan sulit mengawali serta mengakhiri tulisan.
2) Seringkali permasalahan ihwal menulis menyangkut penggunaan model
pembelajaran atau gaya pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran. Gaya pembelajaran yang terkesan monoton dapat
berpengaruh terhadap pembelajaran menulis, salah satunya adalah
membuat pembelajaran menulis semakin sulit untuk diikuti oleh
mahasiswa.
3) Menulis eksposisi merupakan sebuah keterampilan yang sebaiknya
dimiliki oleh mahasiswa. Eksposisi sebagai tulisan yang menunjukkan
evaluasi kritis terhadap sebuah gagasan, menuntut mahasiswa untuk
berpikir lebih kritis dan memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi.
Hal ini menunjukkan bahwa proses menulis eksposisi tidak mudah dan
tidak instan.
4) Untuk mengatasi beberapa permasalahan ihwal menulis eksposisi,
peneliti mencoba menerapkan model berpikir induktif yang berorientasi
pada kecerdasan interpersonal dalam pembelajaran menulis eskposisi.
Melalui langkah-langkah pembelajaran pada MBI-KI ini, mahasiswa
dapat termotivasi untuk berpikir lebih kritis dan memiliki kecerdasan
interpersonal yang tinggi.
9
SARY SUKAWATI, 2014
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah di atas,
rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut.
1) Bagaimana rancangan model berpikir induktif yang berorientasi pada
kecerdasan interpersonal dalam pembelajaran menulis eksposisi?
2) Bagaimana proses pembelajaran menulis eksposisi dengan
menggunakan model berpikir induktif yang berorientasi pada
kecerdasan interpersonal?
3) Apakah terdapat perbedaan hasil pembelajaran menulis eksposisi pada
kelas eksperimen dengan kelas kontrol?
4) Bagaimana respons mahasiswa dan dosen terhadap model berpikir
induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal dalam
pembelajaran menulis eksposisi?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini, adalah
1) mendeskripsikan rancangan model berpikir induktif yang berorientasi
pada kecerdasan interpersonal dalam pembelajaran menulis eksposisi;
2) mengujicobakan model berpikir induktif yang berorientasi pada
kecerdasan interpersonal dalam pembelajaran menulis eksposisi;
3) mendeskripsikan hasil pembelajaran menulis eksposisi;
4) mendeskripsikan respons mahasiswa dan dosen terhadap MBI-KI
dalam pembelajaran menulis eksposisi.
1.5 Manfaat Penelitian
Secara teoretis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber
acuan kepustakaan berkenaan dengan proses pembelajaran menulis
SARY SUKAWATI, 2014
pada kecerdasan interpersonal. Teori-teori yang dihasilkan pun dapat
digunakan sebagai teori pembanding bagi penelitian yang lain.
Adapun manfaat praktis dari penelitian ini, adalah
1) bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan wawasan berkenaan
dengan kelebihan, kelemahan, hambatan-hambatan, dan
langkah-langkah penerapan model berpikir induktif yang berorientasi pada
kecerdasan interpersonal dalam pembelajaran menulis eksposisi;
2) bagi pengajar atau dosen dapat memperoleh wawasan dan pengalaman
mengajar menulis eksposisi dengan menggunakan MBI-KIyang meliputi
tahap penyajian data, pengklasifikasian data, interpretasi data dan
penerapan prinsip. Selain itu, MBI-KI ini dapat dijadikan sebagai salah
satu alternatif strategi pembelajaran menulis lainnya;
3) bagi mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang
lebih baik, lebih terlatih untuk berpikir secara sitstematis, kritis, dan
memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi serta dapat meningkatkan
SARY SUKAWATI, 2014
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Dalam penelitian
eksperimen, variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat
(dependent variable) telah ditentukan secara tegas oleh peneliti sejak awal.
Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah model
pembelajaran berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan
interpersonal, sedangkan yang menjadi variabel terikat yaitu kemampuan
menulis eksposisi.
Creswell (2010: 216) menyebutkan bahwa tujuan utama rancangan
eksperimen adalah untuk menguji dampak suatu treatment (atau suatu
intervensi) terhadap hasil penelitian, yang dikontrol oleh faktor-faktor lain
yang dimungkinkan juga memengaruhi hasil tersebut. Sejalan dengan
pernyataan di atas, Sugiyono (2012: 72) mengemukakan bahwa metode
eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan.
Menurut Fraenkel & Wallen (2012: 265) experimental research is
unique in two very important respects: It is the only type of research that
directly attempts to influence a particular variable, and when probably
applied, it is the best type for testing hypotheses about cause-and effect
relationship.
Berdasarkan definisi di atas, dapat dipahami bahwa penelitian
eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk menguji suatu hipotesis
setelah diberikan perlakuan. Setelah itu diukur tingkat perubahan yang
SARY SUKAWATI, 2014
lain yang turut memengaruhi. Sesudah itu dapat disimpulkan diterima atau
ditolak hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini ialah kuasi eksperimen
(quasi experimental design). Dalam Sugiyono (2012: 77) dikemukakan
bahwa desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true
experimental design yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai
kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang memengaruhi pelaksanaan
eksperimen.
Creswell (2010: 238) mengemukakan bahwa dalam quasi-experiment,
peneliti mengunakan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, namun
tidak secara acak memasukkan (nonrandom assignment) para partisipan ke
dalam dua kelompok tersebut (misalnya, mereka bisa saja berada dalam satu
kelompok utuh yang tidak dapat dibagi-bagi lagi).
Sejalan dengan pernyataan di atas, Fraenkel & Wallen (2012: 275)
menyebutkan bahwa quasi-experimental design do not include the use of
random assignment. Researches who employ these designs rely instead on
other techniques to control (or at least reduce) threats to internal validity.
Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa desain kuasi eksperimen ini
tidak melakukan random subjek untuk menentukan sebuah grup. Partisipan
yang diberikan perlakuan sudah berada dalam satu grup sebelumnya.
Adapun rancangan desain yang digunakan yaitu Nonequivalent
Control Group Design. Dalam rancangan desain ini peneliti akan
memberikan perlakuaan yang berbeda terhadap kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Desain ini hampir sama dengan pretest-postest control group
design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol tidak dipilih secara random.
Tabel 3.1
Desain Penelitian
41
SARY SUKAWATI, 2014
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (Sugiyono, 2012: 79)
Keterangan :
O1 = Tes awal menulis eksposisi di kelas eksperimen sebelum diberikan
perlakuan.
O2 = Tes akhir menulis eksposisi di kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan.
X = Perlakuan pembelajaran menulis eksposisi dengan menggunakan model
berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal.
O3 = Tes awal menulis eksposisi di kelas kontrol sebelum pembelajaran menulis
eksposisi dengan menggunakan model terlangsung.
O4 = Tes akhir menulis eksposisi di kelas kontrol setelah pembelajaran menulis
eksposisi dengan menggunakan model terlangsung.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa tingkat I Jurusan D3
Keperawatan Politeknik Kesehatan Bandung. Adapun sampel dalam
penelitian ini adalah tulisan subjek sebelum dan sesudah pembelajaran
menulis eksposisi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sesuai dengan
rancangan desain penelitian yang digunakan oleh peneliti, maka
pengambilan sampel tidak dilakukan secara random subjek.
Mahasiswa tingkat I D3 keperawatan di Poltekes Bandung ini terdiri
atas 3 kelas. Subjek penelitian masih berada di tingkat I dan pembagian
kelas bukan berdasarkan pembagian mahasiwa unggulan dan nonunggulan.
Berdasarkan perhitungan statistik dari perolehan nilai UTS Bahasa
Indonesia, maka dapat diketahui bahwa kemampuan mahasiswa di kelas A,
B, dan C bersifat homogen. Dengan demikian, baik kelas A, maupun B, dan
C merupakan kelompok yang utuh untuk diberikan perlakuan.
SARY SUKAWATI, 2014
Berdasarkan alasan di atas, maka peneliti menentukan kelas C sebagai
kelas eksperimen dan kelas A sebagai kelas kontrol. Keputusan tersebut
diambil peneliti berdasarkan pertimbangan bahwa kedua kelas tersebut
(kelas B dan C) memiliki jadwal kegiatan belajar yang lebih fleksibel untuk
dilaksanakan kegiatan penelitian dibandingkan dengan kelas B. Adapun
alasan penentuan kelas B menjadi kelas kontrol dan kelas C menjadi kelas
eksperimen yaitu disesuaikan dengan jadwal dosen sebagai pelaksana
pembelajaran di kelas masing-masing.
Selanjutnya dalam penelitian ini mahasiswa di kelas C disebut sebagai
subjek kelas perlakuan (SKP), sedangkan mahasiswa di kelas A disebut
sebagai subjek kelas kontrol (SKK). Berikut tabel data mengenai jumlah
subjek penelitian.
Tabel 3.2
Data Subjek Penelitian
NO Nama Subjek Jumlah Jumlah Keterangan Laki-laki Perempuan
1 SKP 4 30 32 orang
2 SKK 7 29 34 orang
Keterangan :
SKP = Subjek Kelas Perlakuan
SKK = Subjek kelas Kontrol
Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen adalah pembelajaran
menulis eksposisi dengan menggunakan model berpikir induktif yang
berorientasi pada kecerdasan interpersonal (MBI-KI), sedangkan pada kelas
kontrol tidak diberikan perlakuan khusus. Dalam hal ini, pembelajaran
menulis eksposisi pada kelas kontrol dilakukan dengan model pembelajaran
43
SARY SUKAWATI, 2014
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data utama yang diambil dalam penelitian ini adalah hasil tulisan
eksposisi mahasiswa kelas eskperimen pada tes awal dan tes akhir. Di
samping itu, data pendukung dalam penelitian ini adalah data mengenai
proses belajar serta respons mahasiswa dan dosen terhadap model berpikir
induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal dalam
pembelajaran menulis eksposisi. Data pendukung lainnya adalah hasil tes
awal dan tes akhir menulis eksposisi di kelas kontrol.
Data utama yang dijadikan sampel penelitian ini adalah data yang
lengkap dan memenuhi persyaratan. Artinya, subjek penelitian mengikuti
pertemuan pembelajaran secara lengkap dan mengikuti semua tes yang
dilaksanakan di kelas eksperimen yaitu tes awal dan tes akhir.
Berdasarkan uraian tersebut, maka sampel tulisan yang dianalisis
adalah tulisan milik subjek kelas perlakuan nomor urut 1 (SKP 1) sampai
dengan SKP 34. Tulisan yang dihasilkan oleh mahasiswa lain di kelas C
tidak dianalisis karena tidak memenuhi persyaratan pengambilan sampel
yang sudah ditentukan di rancangan awal penelitian.Selanjutnya data utama
ini akan diolah dengan menggunakan bantuan SPSS. Mengenai hal tersebut
akan diuraikan lebih jelas pada teknik pengolahan dan analisis data.
3.3 Definisi Operasional
Model berpikir induktif
yang berorientasi pada
kecerdasan interpersonal
(MBI-KI) dalam
pembelajaran menulis
eksposisi
: Model pembelajaran yang mengarahkan
mahasiswa untuk berpikir kritis melalui
proses mengumpulkan dan mengolah
informasi sehingga terbentuk sebuah
gagasan untuk menulis eksposisi. Setiap
tahapan pembelajaran pada MBI-KI ini
mengarahkan mahasiswa untuk mengerti
perasaan, sikap, pandangan, pikiran,
SARY SUKAWATI, 2014
selama pembelajaran berlangsung.
Kemampuan menulis
eksposisi
: Kemampuan mahasiswa dalam membuat
tulisan yang berisi gagasan, pernyataan,
pendapat, fakta, atau posisi terhadap suatu
topik disertai argumen yang kuat dan
mencerminkan kecerdasan interpersonal.
Kemampuan ini harus mencakup tiga hal
yaitu kemampuan terhadap isi, organisasi,
dan ciri-ciri linguistik eksposisi.
3.4 Prosedur Penelitian
Secara garis besar prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini
digambarkan pada bagan alur penelitian berikut.
Kajian Teoretis
Kajian Teks Eksposisi Kajian Kurikulum
Kajian Model Pembelajaran
Kajian Empiris
Keadaan Mahasiswa Hasil Penelitian Terkait
Perumusan Masalah
Penyusunan Rancangan Model Berpikir Induktif yang Berorientasi pada Kecerdasan Interpersonal
Penyusunan Instrumen Tes Validasi
dan Revisi Instrumen
Proses Pembelajaran Menulis
Tes Awal
Angket
Observasi Wawancara
45
SARY SUKAWATI, 2014
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Alur Penelitian
Sesuai dengan bagan alur di atas, tahapan yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1) Melakukan kajian awal.
Pada tahap ini, kajian dilakukan secara teoretis dan empiris. Secara teoretis,
peneliti melakukan kajian terhadap teori menulis eksposisi, kurikulum,
model berpikir induktif, dan kecerdasan interpersonal, sedangkan pada
kajian empiris, peneliti melakukan pengamatan terhadap keadaan
mahasiswa dan kajian terhadap penelitian-penelitian sebelumnya yang
terkait.
2) Menentukan rumusan masalah.
3) Merancang model pembelajaran berpikir induktif yang berorientasi pada
kecerdasan interpersonal. Model pembelajaran ini akan digunakan dalam
pembelajaran menulis eksposisi di kelas eksperimen.
4) Menyusun instrumen penelitian berupa instrumen Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran atau SAP (satuan acara perkuliahan), instrumen tes,
instrumen observasi, instrumen angket, instrumen pedoman wawancara, dan
instrumen pedoman penilaian. Keseluruhan instrumen dilakukan uji validasi
dan revisi sampai instrumen layak dan dapat digunakan dalam penelitian.
5) Melaksanakan tes awal untuk mengukur kemampuan awal mahasiswa dalam
menulis eksposisi sebelum diberikan perlakuan.
Hasil Penelitian Analisis Data
SARY SUKAWATI, 2014
6) Melaksanakan pembelajaran menulis eksposisi dengan memberikan
perlakuan yaitu penggunaan model berpikir induktif yang berorientasi pada
kecerdasan interpersonal di kelas eksperimen. Pada tahap ini dilakukan
pengumpulan data untuk mengetahui kualitas proses pembelajaran melalui
observasi terhadap aktivitas dosen dan mahasiswa selama pembelajaran
berlangsung.
7) Melaksanakan tes akhir untuk mengetahui kualitas kemampuan mahasiswa
dalam menulis eksposisi setelah diberikan perlakuan.
8) Menyebarkan angket kepada mahasiswa dan melakukan wawancara kepada
dosen berkaitan dengan respon mereka tehadap efektivitas penggunaan
model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal
dalam pembelajaran menulis eksposisi.
9) Melakukan analisis data terhadap data proses (observasi dan angket) dan
data hasil (tes awal dan tes akhir).
10) Menyusun simpulan.
11) Membuat laporan penelitian.
3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Teknik pemberian tes, digunakan untuk mengukur kemampuan mahasiswa
dalam menulis eksposisi sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.
2) Teknik observasi, digunakan untuk mengetahui kualitas proses
pembelajaran, aktivitas siswa, dan aktivitas dosen selama pembelajaran
berlangsung.
3) Teknik angket, digunakan untuk mengetahui respon mahasiswa terhadap
efektivitas penggunaan model berpikir induktif yang berorientasi pada
kecerdasan interpersonal dalam pembelajaran menulis eksposisi di kelas
47
SARY SUKAWATI, 2014
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4) Teknik wawancara, digunakan untuk mengetahui respon atau persepsi dosen
terhadap pelakasaan model berpikir induktif yang berorientasi pada
kecerdasan interpersonal di kelas eksperimen.
Adapun instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai
berikut.
1) Satuan Acara Perkuliahan (SAP) untuk menggambarkan rancangan proses
pembelajaran menulis paragraf eksposisi dengan menggunakan model
berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal sebagai
acuan dosen dalam mengajar. SAP model berpikir induktif yang berorientasi
pada kecerdasan interpersonal (MBI-KI) ini akan diuraikan pada bab IV.
2) Lembar observasi untuk mengetahui pelaksanaan proses pembelajaran
dengan menggunakan model berpikir induktif yang berorientasi pada
kecerdasan interpersonal. Selanjutnya lembar observasi digunakan untuk
mengetahui aktivitas mahasiswa dan dosen saat proses pembelajaran
berlangsung.
Tabel 3.3
Lembar Observasi Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Menulis Eksposisi dengan Model Berpikir Induktif yang
Berorientasi pada Kecerdasan Interpersonal
NO ASPEK YANG DINILAI Pelaksanaan Ya Tidak
1 2 3 4
I Tahap Pengenalan Konsep
1. Pembagian kelompok secara acak.
2. Dosen menampilkan slide yang berisi 10 topik
untuk dipilih 6 yang paling menarik menurut
mahasiswa.
3. Mahasiswa mengumpulkan informasi dan
berdiskusi secara berkelompok mengenai
topik yang sudah dipilih.
SARY SUKAWATI, 2014
untuk mengemukakan hasil diskusi.
II Tahap Klasifikasi Data
1. Setiap kelompok mengklasifikasikan data
berdasarkan unsur 5W + 1H.
2. Setiap kelompok saling menanya mengenai
topik yang dibahas berkaitan dengan
pertanyaan: Apa, Siapa, Di mana, Kapan,
Mengapa, dan Bagaimana.
3. Setiap kelompok melakukan klasifikasi tahap
kedua. Menentukan klasifikasi data “prestasi / kasus”.
4. Setiap kelompok menjelaskan alasan
penentuan klasifikasi tersebut.
III Tahap Interpretasi Data
1. Dosen memberikan kesempatan kepada setiap
kelompok untuk mengemukakan pendapat
mengenai topik yang sedang dibahas.
2. Setiap kelompok yang setuju ataupun tidak
dengan pendapat kelompok lainharus
menyertakan alasan/bukti-bukti yang kuat.
3. Setiap mahasiswa saling menghargai sikap,
pandangan, dan pendapat kelompok lain.
4. Dosen memberikan pertanyaan-pertanyaan
lanjutan yang bersifat pribadi seperti:
menentukan posisi/sikap mahasiswa,
alasan-alasan memilih posisi/sikap demikian, dan
kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan
sekitarnya.
49
SARY SUKAWATI, 2014
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu berisi empati dan kepedulian terhadap sesama.
6. Dosen dan mahasiswa bertanya jawab
membahas pernyataan/pendapat mahasiswa
terhadap semuatopik.
IV Tahap Penerapan Prinsip
1. Setiap mahasiswa memilih satu topik yang
paling dianggap menarik untuk dituliskan
2. Dosen menampilkan slide yang berisi struktur
teks eksposisi dan kecerdasan interpersonal
3. Dosen dan mahasiswa melakukan tanya jawab
mengenai struktur teks ekposisi dan
kecerdasan interpersonal berkaitan dengan
topik yang sudah dibahas.
4. Mahasiswa melakukan proses menulis
eksposisi.
3) Lembar angket untuk mengetahui respons mahasiswa terhadap efektivitas
model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal
dalam pembelajaran menulis eksposisi. Berikut angket yang digunakan
untuk mengetahui respons mahasiswa di kelas eksperimen.
Angket Respons Mahasiswa Terhadap Model Berpikir Induktif yang Berorientasi pada Kecerdasan Interpersonal dalam
Pembelajaran Menulis Eksposisi
Nama : ______________ NIM : ______________
Petunjuk:
Selama beberapa pertemuan, Anda telah mengikuti pembelajaran menulis eksposisi dengan menggunakan model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal (MBI-KI). Berkaitan dengan efektivitas model tersebut, jawablah butir-butir soal di bawah ini sesuai dengan persepsi Anda!
1. Apakah topik yang disajikan dosen mewakili permasalahan dalam bidang Anda?
a. ya c. cukup c. tidak
SARY SUKAWATI, 2014
………...……….. 2. Apakah langkah-langkah pembelajaran MBI-KI yang meliputi: tahap penyajian data, tahap pengklasifikasian data, tahap interpretasi data, dan tahap penerapan prinsip ini mudah untuk diikuti?
a. ya b. cukup c. tidak
Alasan Anda:
……… 3. Bagaimana manfaat penerapan MBI-KI dalam pembelajaran eksposisi bagi Anda?
Manfaat yang dirasakan Ya Tidak
a. Lebih mudah mendapatkan ide untuk menulis. b. Lebih mudah memahami permasalahan topik. c. Lebih mudah untuk mengemukakan pendapat. d. Lebih mudah untuk memahami materi.
e. Lebih mudah untuk berinteraksi dengan teman. f. Memotivasi untuk berpikir lebih kritis.
g. Menumbuhkan rasa peduli dan empati terhadap lingkungan sekitar.
4. Apakah MBI-KI inidapatditerapkanpadapembelajaran yang lain?
a.Ya b. cukup c. tidak
Alasan Anda:
51
SARY SUKAWATI, 2014
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4) Instrumen pedoman wawancara untuk mengetahui respons dosen terhadap
efektivitas penerapan berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan
interpersonal. Berikut tabel kisi-kisi pedoman wawancara yang dijadikan
acuan oleh peneliti untuk mendapatkan data respons dosen.
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara
No. Aspek Uraian Pertanyaan
1 2 3
1 Penerapan MBI-KI
1. Bagaimana pendapat ibu mengenai penerapan
MBI-KI dalam pembelajaran menulis eksposisi?
2. Bagaimana pendapat ibu mengenai
langkah-langkah pembelajaran MBI-KI dalam PBM?
2 Hambatan
3. Apakah ibu menemukan hambatan saat
menerapkan MBI-KI dalam pembelajaran
menulis eksposisi?
4. Jika ya, apa saja hambatan-hambatan yang ibu
rasakan saat mengajar?
3 Kelebihan
5. Menurut ibu, apa kelebihan dari model berpikir
induktif yang berorientasi pada kecerdasan
interpersonal ini?
4 Kesan 6. Bagaimana kesan atau perasan ibu saat mengajar
dengan menggunakan MBI-KI ini?
5 Saran
7. Apa saran yang ingin ibu sampaikan berkaitan
dengan penerapan MBI-KI ini dalam
pembelajaran eksposisi ini?
5) Instrumen tes dan pedoman penilaian
Tes menulis eksposisi ini dilakukan pada pertemuan pertama dan terakhir.
SARY SUKAWATI, 2014
pada pertemuan keempat atau terakhir. Soal tes berbentuk essay dan hanya satu
soal yaitu menulis eksposisi dengan tema keperawatan.
Hasil tulisan pada tes awal dan akhir akan dinilai dengan menggunakan format
penilaian di bawah ini.
Tabel 3.4
Pedoman Penilaian Hasil
Menulis Eksposisi Melalui Model Berpikir Induktif yang
Berorientasi pada Kecerdasan Interpersonal
Aspek Indikator Bo
bot Skor Kriteria Penilaian
Skor
1. Tesis mencerminkan gagasan/ pernyataan pendapat/posisi penulis yang relevan dengan topik. 2. Argumen disajikan
secara logis disertai bukti, fakta, dan data yang relevan untuk mendukung suasana hati dan cara pandang orang lain, serta empati terhadap lingkungan sekitar. 4. Restatement ditulis dengan kalimat yang menguatkan kembali tesis di awal.
3
4
Jika tulisan menyajikan isi tesis, argumen, dan restatement yang sesuai dengan indikator; Semua aspek terpenuhi dengan baik.
12
3
Jika tulisan menyajikan isi tesis, argumen dan restatement secara kurang utuh; terdapat salah satu aspek pada indikator yang tidak terpenuhi dengan baik.
2
Jika tulisan menyajikan isi tesis, argumen dan restatement secara tidak utuh; terdapat dua aspek dari empat indikator yang tidak terpenuhi dengan baik.
1
Jika tulisan menyajikan isi tesis, argumen dan restatement secara tidak utuh; terdapat tiga aspek dari empat indikator yang tidak terpenuhi dengan baik.
Organi sasi eksposi si
1. Tulisan menunjukkan konsistensi antara isi teks dengan topik yang dipilih.
2 4 Jika tulisan menyajikan konsistensi, kelengkapan, keruntutan, kohesi & koheren, serta komunikatif; seluruh aspek pada indikator terpenuhi.
53
SARY SUKAWATI, 2014
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Catatan :
Pedoman penilaian ini digunakan pula untuk menilai hasil tulisan mahasiswa di kelas kontrol.
2.Tulisan menyajikan struktur teks yang lengkap dan runtut (tesis-argumen-penegasan kembali). 3. Tulisan menunjukan
pertautan ide yang logis dan
mencerminkan rasa kepedulian yang tinggi.
4.Penyajian tulisan bernilai komunikatif (sosial) yang tinggi.
3 Jika tulisan tidak menyajikan konsistensi, kelengkapan, keruntutan, kohesi & koheren, serta komunikatif secara utuh; terdapat salah satu aspek dari empat indikator yang tidak terpenuhi dengan baik. 2 Jika tulisan tidak menyajikan
konsistensi, kelengkapan,
keruntutan, kohesi & koheren, serta komunikatif secara utuh; terdapat dua aspek dari empat indikator yang tidak terpenuhi dengan baik.
1 Jika tulisan tidak menyajikan konsistensi, kelengkapan,
keruntutan, kohesi & koheren, serta komunikatif secara utuh; terdapat tiga aspek dari empat indikator yang tidak terpenuhi dengan baik.
Ciri-1.Tulisan menunjukkan penguasaan yang baik terhadap struktur kalimat
1 4 Jika tulisan menyajikan penguasaan yang baik pada semua aspek; tidak terdapat kesalahan pada struktur kalimat, diksi/piihan kata, ejaan.
4
2. Tulisan
menggunakan pilihan kata yang beragam dan efektif untuk menyampaikan gagasan.
3 Jika tulisan kurang menunjukkan penguasaan yang baik pada salah satu aspek dari empat indikator; terdapat kesalahan pada salah satu unsur. baik pada struktur kalimat, diksi/piihan kata, maupun ejaan. 3. Tulisan
menggunakan pilihan kata yang
mencerminkan kepedulian / jiwa sosial tinggi.
2 Jika tulisan tidak menunjukkan penguasaan yang baik pada dua aspek dari empat indikator; terdapat kesalahan pada dua unsur. baik pada struktur kalimat, diksi/piihan kata, maupun ejaan.
4. Tulisan
menggunakan ejaan dan tanda baca yang sesuai dengan kaidah EYD.
1 Jika tulisan tidak menunjukkan penguasaan yang baik pada tiga aspek dari empat indikator; terdapat banyak kesalahan pada struktur kalimat, diksi/piihan kata, maupun ejaan.
SARY SUKAWATI, 2014
3.6 Teknik Analisis Data
Data yang harus diolah dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu data proses
dan data hasil. Data proses berupa data subjektif yang didapatkan melalui angket,
wawancara, dan observasi. Data-data tersebut lebih lanjut akan dideskriptifkan
pada bab IV. Untuk menghindari subjektivitas penilaian yang mungkin terjadi,
data angket respons mahasiswa akan dianalisis dengan penskoran berskala positif
berdasarkan aspek-aspek yang dinilai.
Data hasil belajar berupa tulisan eksposisi yang dihasilkan melalui
pemberian tes awal dan tes akhir. Tes awal dilaksanakan sebelum diberikan
perlakuan, sedangkan tes akhir dilaksanakan setelah diberikan perlakuan.
Data-data ini akan dianalisis dengan menggunakan pedoman penilaian yang telah valid.
Selanjutnya data-data tersebut akan diolah dengan menggunakan bantuan
perangkat lunak (software) berupa program SPSS versi 19.0. Kegiatan yang
dilakukan dengan program SPSS versi 19.0 ini, antara lain menguji normalitas
data, menguji homogenitas variansi data, dan menguji signifikansi perbedaan skor
rata-rata gain.
Secara lengkap data-data hasil belajar tersebut akan diolah dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Memberikan skor hasil tes awal dan tes akhir sesuai dengan pedoman
penilaian yang telah ditentukan. Setelah skor akhir didapat, selanjutnya
diklasifikasikan menjadi lima kategori, yaitu:
Tabel 3.6 Kategori Nilai
Kategori Rentang Nilai
Sangat Baik 85 – 100
Baik 75 – 84
Cukup 60 – 74
Kurang 40 – 59
55
SARY SUKAWATI, 2014
MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (Adaptasi dari Nurgiyantoro, 2001: 399)
2) Menghitung peningkatan antara skor tes awal dan tes akhir (gain).
Gain merupakan peningkatan kemampuan yang dimiliki mahasiswa setelah
mengikuti pembelajaran. Gain yang diperoleh dari selisih antara skor tes
akhir dengan skor tes awal.
3) Menguji normalitas data hasil tes awal dan tes akhir, baik pada kelompok
eksperimen, maupun pada kelompok kontrol dengan menggunakan taraf
signifikansi (α Uji normalitas data dilakukan untuk menentukan
apakah hasil tes awal dan tes akhir pada kelas eksperimen dan kontrol
berdistribusi normal atau tidak. Kriteria pengujiannya adalah jika nilai
probabilitas atau signifikansi lebih besar dari taraf nyata pengujian (α
maka dapat ditafsirkan bahwa data skor hasil tes tersebut berdistribusi
normal.
4) Menguji homogenitas variansi data hasil tes awal dan tes akhir dari
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan taraf
signifikansi ( Uji homogenitas variansi data dilakukan untuk
menentukan keseragaman data tes awal dan tes akhir pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Kriteria pengujiannya adalah jika nilai probabilitas atau
signifikansi lebih besar dari taraf nyata pengujian (α maka dapat
ditafsirkan bahwa data hasil skor tes tersebut memiliki variansi yang
homogen.
5) Menguji hipotesis atau uji signifikansi perbedaan skor rata-rata gain data
hasil tes awal dan tes akhir dari kelompok eksperimen dan kontrol melalui
uji t dengan menggunakan taraf signifikansi (α Uji signifikansi
perbedaan rata-rata digunakan untuk mengetahui keunggulan model
pembelajaran berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan
SARY SUKAWATI, 2014
Cara yang ditempuh dalam uji signifikansi ini bergantung pada hasil uji
normalitas dan uji homogenitas variansi data. Bila hasil kedua jenis
pengujian itu menyatakan bahwa data tes awal dan tes akhir pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal serta memiliki variansi
yang homogen maka uji signifikansi perbedaan rata-rata dilakukan dengan
statistik parametrik melalui cara uji t. Sebaliknya, bila sebaran data
dinyatakan tidak normal dan tidak memiliki variansi yang homogen maka
uji signifikansi perbedaan rata-rata dilakukan dengan statistik
nonparametrik.