• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI."

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI

PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM

PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

(Eksperimen Kuasi pada Mahasiswa Tingkat I Jurusan D3 Keperawatan

Politeknik Kesehatan Bandung)

TESIS

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Magister Pendidikan pada Program Studi

Pendidikan Bahasa Indonesia

oleh

SARY SUKAWATI

NIM 1202243

(2)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI

PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM

PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

(Eksperimen Kuasi pada Mahasiswa Tingkat I Jurusan D3 Keperawatan

Politeknik Kesehatan Bandung)

Oleh

Sary Sukawati

S.Pd. UPI Bandung, 2005

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia

© Sary Sukawati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

(3)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(4)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu SARY SUKAWATI

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI

PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM

PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

(Eksperimen Kuasi pada Mahasiswa Tingkat I Jurusan D3 Keperawatan

Politeknik Kesehatan Bandung)

TESIS

disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I,

Prof. Dr. Iskandarwassid, M. Pd.

Pembimbing II,

Dr. Andoyo Sastromiharjo, M.Pd.

NIP 196109101986031004

Mengetahui

(5)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI

(6)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

(7)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI

ABSTRAK

Sukawati, Sary. 2014. Model Berpikir Induktif yang Berorientasi pada Kecerdasan Interpersonal (Eksperimen Kuasi pada Mahasiswa Tingkat I Jurusan D3 Keperawatan Politeknik Kesehatan Bandung). Tesis pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia.

Pada hakikatnya penelitian ini dilakukan untuk menguji efektivitas penerapan model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal (MBI-KI) dalam pembelajaran menulis eksposisi. Harus diakui bahwa permasalahan ihwal menulis eksposisi seringkali dirasakan oleh mahasiswa. Hal ini berdampak pada hasil tulisan yang kurang berkualitas baik dari segi isi, maupun organisasi tulisan. Sebagai salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut, penerapan MBI-KI ini dilaksanakan melalui langkah-langkah pembelajaran yang dapat memotivasi mahasiswa untuk berpikir kritis dan memiliki kecerdasan interpersonal. Langkah-langkah tersebut berorientasi pada mengumpulkan dan mengolah informasi, sehingga membentuk sebuah konsep. Konsep–konsep yang dihasilkan dapat dijadikan ide atau gagasan untuk menulis dan menghasilkan sebuah tulisan eksposisi yang berkualitas dan menunjukkan kecerdasan interpersonal yang tinggi.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain eksperimen kuasi. Desain eksperimen kuasi ini tidak melakukan random subjek untuk menentukan sebuah grup. Sampel dalam penelitian ini adalah tulisan eksposisi mahasiswa Tingkat I Jurusan D3 Keperawatan Politeknik Kesehatan Bandung. Data utama pada penelitian ini berupa hasil tulisan eksposisi pada tes awal dan tes akhir, sedangkan data pendukung berupa temuan pada proses pembelajaran serta respons dosen dan mahasiswa terhadap efektivitas MBI-KI. Pengumpulan data tersebut didapatkan melalui teknik tes, teknik observasi, teknik angket, dan teknik wawancara.

(8)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Sukawati, Sary. 2014. An Interpersonal Intelligence-Based Inductive Thinking Model in Learning Exposition Writing (A Quasi-Experiment in the D-3 Nursing Students of Bandung Health Polytechnics).

In essence, the current research was conducted to determine the effectiveness an interpersonal intelligence-based inductive thinking model (II-ITM, or in Indonesian language abbreviated MBI-KI) in learning exposition writing. Undeniable, too often students find it difficult to write an exposition. It impacts the results of their writings that are of low quality, both in content and in organizing. As one of the methods of resolving the problem, the MBI-KI is implemented through some learning stages capable of motivating students to think critically and have an interpersonal intelligence. The stages are oriented to collecting and processing information, in order to develop a concept. The concept produced may be used as an idea or notion for writing and producing a quality exposition writing and indicating a high interpersonal intelligence.

The objectives of this research were to: 1) describe the implementation of MBI-KI in learning exposition writing, 2) try out MBI-KI in a process of learning exposition writing, 3) describe the results of learning exposition writing in the experimental class, and 4) describe the responses of students and lecturers on MBI-KI in learning exposition writing.

The research method used was an experiment method by a quasi-experimental design. The design didn’t select randomly the subjects in defining a group. The sample of research was the exposition writings of the grade-I students of Bandung Health Polytechnics’ D-3 Nursing. The main data in the research was the results of exposition writings in both initial and final tests, whereas the supplementary data was the findings in learning processes and the responses of lecturers and students on the effectiveness of MBI-KI. Data collection was conducted by test technique, observation technique, questionnaire technique, and interview technique.

The research results showed that learning exposition writing has been implemented in accordance with the MBI-KI design consisting of four stages, namely: 1) data presentation, 2) data classification, 3) data interpretation, and 4) principle implementation. The results of learning process showed that the implementation of MBI-KI could motivate the students to think more critically and have high interpersonal intelligence and it has proved to be effective in enhancing the students’ competence in writing an exposition. The result of hypothesis test showed that the average score of gain in the table of t test was 0.000 less than the real test level (α) of 0.05. It indicated that H0 was rejected and thus Ha was

(9)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI

(10)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN……….. i

ABSTRAK ………... ii

ABSTRACT ………. iii

KATA PENGANTAR ………. iv

UCAPAN TERIMA KASIH ………... vi

DAFTAR ISI ……… viii

DAFTAR TABEL ……… xi

DAFTAR GAMBAR ………... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ……….... xiv

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ……….. 1

1.2 Identifikasi Masalah ……… 7

1.3 Rumusan Masalah ………... 8

1.4 Tujuan Penelitian ……… 9

1.5 Manfaat Penelitian ……….. 9

BAB II MENULIS EKSPOSISI, MODEL BERPIKIR INDUKTIF, DAN KECERDASAN INTERPERSONAL ……… 10

2.1 Menulis Eksposisi ………. 10

2.1.1 Ihwal Menulis ……….. 10

2.1.2 Pengertian Eksposisi ……… 13

2.1.3 Struktur Eksposisi ……… 15

2.1.4 Jenis-jenis Eksposisi ………... 16

2.1.5 Ciri-ciri Linguistik ……….. 16

2.1.6 Penilaian Tulisan Eksposisi ………. 16

2.2 Model Pembelajaran Berpikir Induktif ……… 18

(11)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI

2.2.2 Jenis-jenis Model Pembelajaran ……… 19

2.2.3 Model Berpikir Induktif ……….. 21

2.2.4 Struktur Model Berpikir Induktif ……… 22

2.3 Kecerdasan Interpersonal ………. 25

2.3.1 Teori Kecerdasan Multipel ……….. 25

2.3.2 Pengertian Kecerdasan Interpersonal ……….. 27

2.3.3 Karakteristik Kecerdasan Interpersonal ………... 28

2.3.4 Strategi Pengajaran untuk Kecerdasan Interpersonal ……. 30

2.4 Kurikulum AcuanPembelajaran Menulis di Politeknik Kesehatan Bandung ………. 33

2.4.1 Silabus Mata Kuliah Bahasa Indonesia ………. 34

2.4.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Kuliah Bahasa Indonesia ……….. 35

2.5 Kerangka Berpikir ………. 37

2.6 Hipotesis Penelitian ……….. 38

BAB III METODE PENELITIAN ………. 39

3.1 Metode dan Desain Penelitian ………. 39

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ………... 41

3.3 Definisi Operasional ……… 43

3.4 Prosedur Penelitian ……….. 44

3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ……… 46

3.6 Teknik Analisis Data ……….. 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 56

4.1 Rancangan Model ……….. 56

4.1.1 Orientasi Model ………... 56

4.1.2 Implementasi Model ……… 58

4.2 Deskripsi Proses Pembelajaran ………. 66

(12)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.2.2 Temuan Penting pada Pertemuan Pertama ……… 68

4.2.3 Pertemuan Kedua ……… 70

4.2.3.1 Tahap Penyajian Data ……….… 70

4.2.3.2 Tahap Klasifikasi Data ………. 71

4.2.4 Temuan Penting pada Pertemuan Kedua ………... 74

4.2.5 Pertemuan Ketiga ……….. 77

4.2.5.1 Tahap Interpretasi Data ………... 77

4.2.5.2 Tahap Penerapan Prinsip ………. 79

4.2.6 Temuan Penting pada Pertemuan Ketiga ………. 80

4.2.7 Pertemuan Keempat ………. 82

4.2.8 Temuan Penting pada Pertemuan Keempat ………. 83

4.3 Deskripsi Hasil Pembelajaran Menulis Eksposisi ……….... 84

4.3.1 Data Hasil Tes Awal Kelas Eksperimen ……….. 84

4.3.2 Data Hasil Tes Akhir Kelas Eksperimen ……….. 102

4.3.3 Data Hasil Tes Awal Kelas Kontrol ………. 110

4.3.4 Data Hasil Tes Akhir Kelas Kontrol ………. 112

4.4 Deskripsi Analisis Data ……….... 114

4.4.1 Data Tes Awal Kelas Eksperimen ………..…….. 120

4.4.2 Data Tes Akhir Kelas Eksperimen ……… 121

4.4.3 Data Tes Awal Kelas Kontrol ………... 122

4.4.4 Data Tes Akhir Kelas Kontrol ……….. 122

4.5 Deskripsi Respons Mahasiswa dan dosen ………126

4.5.1 Respons Mahasiswa ……….. 126

4.5.2 Respons Dosen ………..…... 132

4.6 Pembahasan ………..125

4.6.1 Pembahasan Proses Pembelajaran ……… 136

4.6.2 Pembahasan Hasil Pembelajaran ……….. 140

BAB V SIMPULAN DAN SARAN……….. 143

(13)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI

5.2 Saran ………. 145

DAFTAR PUSTAKA ………... 147

LAMPIRAN ……… 149

(14)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian ……….. 40

Tabel 3.2 Data Subjek Penelitian ………. 42

Tabel 3.3 Lembar Observasi Pelaksanaan Proses Pembelajaran Menulis Eksposisi dengan Model Berpikir Induktif yang Berorientasi pada Kecerdasan Interpersonal ……… 47

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara……… 50

Tabel 3.5 Pedoman Penilaian Hasil Menulis Eksposisi ………... 51

Tabel 3.6 Kategori Nilai ………... 53

Tabel 4.1 Persentase Hambatan Menulis Mahasiswa ……….. 69

Tabel 4.2 Sebaran Topik Setiap Kelompok ……….. 71

Tabel 4.3 Klasifikasi Data Pertama ……… 72

Tabel 4.4 Klasifikasi Data Kedua ………. 73

Tabel 4.5 Lembar Observasi Proses Pembelajaran Menulis Eksposisi Pertemuan Kedua ……….. 75

Tabel 4.6 Lembar Observasi Proses Pembelajaran Menulis Eksposisi Pertemuan Ketiga ………. 81

Tabel 4.7 Data Skor Tes Awal Kelas Eksperimen ………... 85

Tabel 4.8 Klasifikasi Perolehan Skor Tes Awal Perkategori Kelas Eksperimen ………... 86

Tabel 4.9 Data Skor Tes Akhir Kelas Eksperimen ……….. 102

Tabel 4.10 Klasifikasi Perolehan Skor Tes Akhir Perkategori Kelas Eksperimen ………... 104

Tabel 4.11 Data Skor Tes Awal Kelas Kontrol ……….. 110

Tabel 4.12 Klasifikasi Perolehan Skor Tes Awal Perkategori Kelas Kontrol ……….. 112

(15)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI

Kontrol ……….. 114

Tabel 4.15 Peningkatan Hasil Pembelajaran Menulis Eksposisi Kelas

Eksperimen ………... 115

Tabel 4.16 Peningkatan Hasil Pembelajaran Menulis Eksposisi Kelas

Kontrol ………. 117

Tabel 4.17 Perbedaan Skor Rata-Rata Gain Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol ……… 119

Tabel 4.18 Hasil Uji Normalitas Data Tes Awal Kelas Eksperimen ….. 120 Tabel 4.19 Hasil Uji Normalitas Data Tes Akhir Kelas Eksperimen …. 121 Tabel 4.20 Hasil Uji Normalitas Data Tes Awal Kelas Kontrol ……… 122 Tabel 4.21 Hasil Uji Normalitas Data Tes Akhir Kelas Kontrol ……… 122 Tabel 4.22 Hasil Uji Homogenitas Variansi Data Skor Gain Tes Awal

dan Tes Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……... 124 Tabel 4.23 Hasil Uji Hipotesis Skor Rata-rata Gain Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol ………. 125

Tabel 4.24 Kriteria Kualifikasi Angket ……….. 127

Tabel 4.25 Data Respons Setiap Mahasiswa terhadap MBI-KI ………. 128 Tabel 4.26 Rekapitulasi Jawaban Angket Respon Mahasiswa ………... 131 Tabel 4.27 Data Transkrip Hasil Wawancara Persepsi Dosen terhadap

(16)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ……… 37

Gambar 3.1 Alur Penelitian ………. 44

Gambar 4.1 Tahap Interpretasi Data ……… 78

Gambar 4.2 Tahap Penerapan Prinsip ………. 79

Gambar 4.3 Peningkatan Rata-rata Hasil Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………... 119

Gambar 4.4 Normal Q-Q Plot Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kelas Eksperimen ……… 123

(17)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Satuan Acara Perkuliahan Kelas Kontrol ……….. 149

Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian ……….. 154

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian ………... 155

Lampiran 4 Silabus Politeknik Kesehatan Bandung ………. 156

Lampiran 5 Keputusan Direktur Sps UPI tentang Perpanjangan Pembimbing Penulisan Tesis ………. 161

Lampiran 6 Surat Keterangan Validasi Instrumen ……… 163

Lampiran 7 Pedoman Penilaian Hasil Menulis Eksposisi ………. 167

Lampiran 8 Instrumen penelitian ………... 169

Lampiran 9 Sebaran Topik Setiap Kelompok ………... 172

Lampiran 10 Rekapitulasi Data Kelas eksperimen ………. 178

Lampiran 11 Rekapitulasi Data Kelas Kontrol ………... 178

Lampiran 12 Perbedaan Skor Rata-Rata Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……… 179

Lampiran 13 Klasifikasi Perolehan Skor Per Kategori ……….. 180

Lampiran 14 Contoh Karya Siswa ……….. 181 Lampiran 15

Lampiran 16

Angket Respon Mahasiswa ………

Foto-Foto Saat Penelitian ………..

191

(18)

[Type text]

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Mahasiswa sebagai salah satu kaum intelektual dituntut untuk

memiliki keterampilan berbahasa secara baik. Dengan kata lain, mahasiswa

seyogianya memiliki keterampilan berbahasa secara reseptif dan produktif.

Keterampilan reseptif menyangkut keterampilan menyimak dan membaca,

sedangkan keterampilan produktif menyangkut keterampilan berbicara dan

menulis. Zainurrahman (2011: 2) mengemukakan bahwa menulis dan

berbicara disebut produktif karena keterampilan tersebut digunakan untuk

memproduksi bahasa demi penyampaian makna, sedangkan membaca dan

mendengar disebut reseptif karena keterampilan tersebut digunakan untuk

menangkap dan mencerna makna guna pemahaman terhadap penyampaian

dalam bentuk bahasa, baik verbal maupun non-verbal.

Di antara empat keterampilan berbahasa tersebut, keterampilan

menulislah yang paling tidak dikuasai oleh mahasiswa karena dalam

menulis, keterampilan-keterampilan yang lainnya turut memengaruhi.

Seseorang tidak akan mampu menulis jika ia tidak pernah membaca ataupun

menyimak dalam kegiatan sehari-hari. Menulis juga dirasa sulit karena

prosesnya tidak mudah. Tulisan yang dihasilkan biasanya bukan hasil

berpikir instan melainkan suatu proses berpikir secara berulang-ulang. Hal

lain yang harus diperhatikan dalam menulis adalah ketelitian dalam

menggunakan tanda baca, struktur bahasa, pemilihan kata, serta penguasaan

format atau struktur jenis tulisan tertentu.

Tidak mengherankan masih banyak persoalan yang muncul berkaitan

dengan menulis. Dalam Alwasilah (2013: 223) dikemukakan bahwa perlu

(19)

SARY SUKAWATI, 2014

menulis, sehingga pengajaran menulis perlu direncanakan dengan saksama.

Lebih lanjut disampaikan bahwa menulis kadang sulit dan membuat

mahasiswa frustasi, sehingga mereka memerlukan masukan yang korektif

dan positif serta perasaan sukses agar mereka terus semangat berkarya.

Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012

Tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dapat diketahui

bahwa mahasiswa tingkat D3 termasuk ke dalam tingkat (level) 5. Pada

level ini, mahasiswa dituntut untuk 1) mampu menunjukkan kinerja dengan

mutu dan kuantitas yang terukur, 2) menguasai konsep teoretis bidang

pengetahuan tertentu secara umum, serta mampu memformulasikan

penyelesaian masalah prosedural, 3) mampu mengelola kelompok kerja dan

menyusun laporan tertulis secara komprehensif, dan 4) bertanggung jawab

pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian

hasil kerja kelompok.

Deskripsi KKNI khusus level 5 di atas, menunjukkan bahwa

mahasiswa harus memiliki keterampilan menulis secara baik. Hal itu

tercermin secara jelas pada poin nomor 3. Jika produktivitas menulis

mahasiswa rendah maka dapat disimpulkan bahwa penguasaan konsep

teoretis dalam bidang pengetahuan juga rendah. Pada akhirnya, pencapaian

kompetensi yang diharapkan selama perkuliahan pun tidak akan tercapai.

Oleh karena itu, mahasiswa dituntut untuk lebih kritis dalam menyampaikan

sebuah ide atau gagasan yang ada di dalam pikiran melalui tulisan, sesuai

dengan bidang kejuruan yang ditempuh.

Mahasiswa dapat menyampaikan ide dan gagasan tersebut ke dalam

sebuah tulisan eksposisi. Eksposisi (exposition) merupakan evaluasi kritis

terhadap satu gagasan (Emilia, 2012: 104). Lebih lanjut dikemukakan

bahwa tujuan eksposisi adalah mengungkapkan argumen mengenai satu isu

dan menjustifikasi. Teks eksposisi hanya berisi satu sisi argumentasi, sisi

(20)

3

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diharapkan dapat menyampaikan argumen secara tepat.P ola pikir yang

kritis dan kecerdasan interpersonal yang tinggi diharapkan dapat tercermin

melalui tulisan ini.

Namun, dalam kenyataannya mahasiswa masih kesulitan menentukan

ide atau gagasan pokok dalam menulis eksposisi. Setelah ide ditemukan

pun, kesulitan berikutnya adalah mengembangkan ide-ide tersebut menjadi

sebuah rangkaian kata dan kalimat dalam struktur teks eksposisi yang utuh.

Keruntutan dan kekuatan argumen pun menjadi masalah yang sering dialami

oleh mahasiswa. Begitu pula dengan inkonsistensi isi tulisan dengan topik.

Banyak tulisan yang sudah dibuat oleh mahasiswa belum memenuhi kriteria

penulisan yang baik dan benar, baik dari segi kualitas isi, maupun

penggunaan tatabahasa yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan

(EYD).

Rendahnya kualitas atau jumlah tulisan eksposisi yang dihasilkan,

semata-mata bukan hanya pada masalah internal seperti yang tercantum di

atas, melainkan juga masalah eksternal. Masalah eksternal tersebut dapat

berupa penggunaan model pembelajaran yang disajikan saat pembelajaran

menulis eksposisi. Model pembelajaran yang konvensional dan monoton

akan membuat mahasiswa sulit untuk menghasilkan tulisan yang

menunjukkan evaluasi kritis terhadap sebuah gagasan.

Salah satu model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif untuk

mengatasi permasalahan di atas adalah model berpikir induktif. Model

berpikir induktif merupakan karya besar Hilda Taba.S uatu strategi

mengajar yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

dalam mengolah informasi. Pada hakikatnya, model berpikir induktif

adalah melakukan pembelajaran yang membentuk konsep-konsep dengan

mengumpulkan dan mengolah informasi (Joyce, 2009: 97).

Lebih lanjut dikemukakan bahwa penerapan utama dari model ini

(21)

SARY SUKAWATI, 2014

mengembangkan kapasitas berpikir, siswa perlu dituntut untuk mencerna

dan memproses berbagai informasi. Model ini dapat diterapkan dalam setiap

bidang kurikulum dari TK hingga sekolah tinggi. Menginduksi siswa untuk

melampaui data yang diberikan merupakan upaya sadar untuk meningkatkan

pola berpikir produktif dan kreatif (Joyce, 2009: 108).

Model berpikir induktif ini dapat membantu mahasiswa

mengumpulkan informasi dan mengujinya dengan teliti, mengolah

informasi ke dalam konsep, dan belajar memanipulasi

konsep-konsep tersebut. Digunakan secara bertahap, strategi ini juga dapat

meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk membentuk konsep-konsep

secara efisien dan meningkatkan jangkauan perspektif dari sisi mana mereka

memandang suatu informasi secara kritis. Dengan demikian, melalui model

berpikir induktif yang melahirkan proses berpikir kritis, mahasiswa dapat

menghasilkan ide dan mengembangkan ide-ide tersebut menjadi tulisan

eksposisi yang menunjukkan evaluasi kritis terhadap sebuah gagasan.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian dari

Saudara Agus Hamdani NIM 0705763 yang berjudul “Peningkatan

Penguasaan Unsur-unsur Sintaksis melalui Model Pembelajaran Induktif

(Studi Eksperimen terhadap Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia STKIP Garut)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) melalui peran dosen sebagai fasilitator dan inisiator, model pembelajaran induktif

telah berhasil memberi peluang kepada mahasiswa untuk meningkatkan

keterampilan memproses segala macam data dan konsep dasar sintaksis, (2)

model pembelajaran induktif terbukti lebih baik dibanding model

pembelajaran konvensional dalam meningkatkan penguasaan unsur-unsur

sintaksis mahasiswa, baik pengetahuan sintaksis, maupun performansi

sintaksis, dan (3) persepsi mahasiswa dan dosen pelaksana terhadap model

(22)

5

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Persamaan penelitian di atas dengan kajian peneliti adalah

penggunaan model induktif sebagai strategi pembelajaran di dalam kelas

eksperimen. Perbedaannya terletak pada variabel terikat dan penambahan

orientasi yang dilakukan oleh peneliti. Pada penelitian Saudara Agus

Hamdani model berpikir induktif ini diterapkan dalam pembelajaran

unsur-unsur sintaksis, sedangkan dalam kajian peneliti, model berpikir induktif ini

diterapkan dalam pembelajaran menulis eksposisi. Selain itu, peneliti juga

menambahkan orientasi model pembelajaran berpikir induktif dengan

kecerdasan interpersonal.

Penambahan orientasi kecerdasan interpersonal terhadap model

berpikir induktif ini dilakukan oleh peneliti, dengan alasan bahwa

kecerdasan merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan

dalam mendesain pembelajaran. Dalam Uno (2009: 2) dikemukakan bahwa

strategi pembelajaran yang dilaksanakan selama ini masih bersifat massal,

yang memberikan perlakuan dan layanan pendidikan yang sama kepada

semua peserta didik. Padahal, mereka berbeda tingkat kecakapan,

kecerdasan, minat, bakat, dan kreativitasnya. Lebih lanjut dalam Uno (2009:

45) dikemukakan bahwa esensi teori kecerdasan ganda menurut Gardner

adalah menghargai keunikan setiap individu, berbagai variasi cara belajar,

mewujudkan sejumlah model untuk menilai mereka dan cara yang hampir

tak terbatas untuk mengaktualisasikan diri di dunia ini (Uno, 2009: 45).

Selanjutnya Yaumi (2012: 5) mengemukakakan bahwa konsep

kecerdasan jamak belum terintegrasi secara optimal dalam setiap

penyelenggaraan pendidikan di sekolah, padahal hal tersebut merupakan

bagian yang tak terpisahkan dalam pengelolaan pendidikan di negara-negara

maju. Dengan demikian, model strategi pelayanan pendidikan alternatif

perlu dikembangkan untuk menghasilkan peserta didik yang unggul melalui

pemberian perhatian, perlakuan dan layanan pendidikan berdasarkan bakat,

(23)

SARY SUKAWATI, 2014

Adapun pemilihan kecerdasan interpersonal di antara kecerdasan

lainnya didasarkan pada karakteristik mahasiswa yang sudah seharusnya

memiliki kepekaan terhadap permasalahan sosial. Berdasarkan teori

perkembangan yang dikemukakan oleh Freud dalam Fauzi (2004: 80) secara

biologis mahasiswa termasuk individu yang berada pada fase pubertas dan

jika berhasil melewati fase ini maka akan sampai pada fase kematangan,

yaitu fase genital. Individu yang telah mencapai fase ini siap terjun ke dalam

kehidupan masyarakat orang dewasa. Dengan kata lain, mahasiswa mulai

membutuhkan kecerdasan interpersonal sebagai bagian yang tak terpisahkan

dalam hidupnya untuk bermasyarakat.

Lebih lanjut dikemukakan oleh Fauzi (2012: 93) bahwa tugas

perkembangan pada usia mahasiswa ini merupakan pemantapan pendirian

hidup. Hal tersebut sebagai pengujian lebih lanjut terhadap keterampilan dan

kemampuan yang telah dipilihnya. Pengujian dilakukan dalam berbagai

kontak sosial di berbagai kesempatan atau berbagai kelompok sosial. Oleh

karena itu, kecerdasan interpersonal merupakan modal awal bagi mahasiswa

D3 keperawatan untuk menjalani profesinya jika kelak menjadi seorang

perawat. Dalam suatu keterampilan kerja, menurut Uno (2009: 40)

interpersonal merupakan suatu sikap dasar untuk menjalin suatu hubungan

yang hangat dengan orang lain, hubungan yang penuh kepercayaan. Sebagai

seorang perawat, tentunya tidak pernah terlepas dari situasi yang

berhubungan dengan orang lain atau dalam hal ini disebut pasien.

Gardner dalam Yaumi (2012: 21) mengemukan bahwa kecerdasan

interpersonal adalah kemampuan memahami pikiran, sikap, dan perilaku

orang lain. Lebih lanjut dikatakan bahwa kecerdasan ini merupakan

kecerdasan dengan indikator-indikator yang menyenangkan bagi orang lain.

Sikap-sikap yang ditunjukkan dalam kecerdasan interpersonal sangat

(24)

7

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam kaitannya dengan model berpikir induktif, kecerdasan

interpersonal ini pun merupakan sesuatu yang tidak dapat diabaikan. Joyce

(2009: 31) menyebutkan banyak model-model memproses informasi

berguna untuk mengamati diri sendiri dan masyarakat, dan karenanya dapat

diterapkan untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan sosial dalam

pendidikan. Oleh karena itu, peneliti mencoba menerapkan model berpikir

induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal dalam

pembelajaran menulis eksposisi.

Melalui model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan

interpersonal ini diharapkan mahasiswa dapat menemukan ide atau gagasan

untuk menulis sebuah eksposisi yang baik dan berkualitas. Kesulitan para

mahasiswa yang terletak pada penemuan gagasan dan pikiran utama dalam

menulis eksposisi diharapkan dapat terpecahkan. Tulisan yang dihasilkan

pun diharapkan dapat mencerminkan nilai-nilai sosial yang berorientasi

pada kecerdasan interpersonal. Melalui model ini, mahasiswa dapat

termotivasi untuk lebih berpikir kritis dan memiliki kecerdasan

interpersonal yang tinggi.

Penerapan model berpikir induktif yang berorientasi pada berpikir

kritis dalam pembelajaran menulis eksposisi terdiri atas langkah-langkah

pembelajaran yang berorientasi pada kemampuan memahami pikiran, sikap,

dan perilaku orang lain secara kritis. Kecerdasan interpersonal ini pun

diharapkan dapat tampak pada hasil tulisan eksposisi mahasiswa. Isi tulisan

eksposisi mahasiswa diharapkan dapat mencerminkan sikap kepedulian dan

rasa empati yang tinggi terhadap orang lain, sehingga mahasiswa akan

memiliki kompetensi lebih daripada sekedar menulis.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti mengambil judul

“Model Berpikir Induktif yang Berorientasi pada Kecerdasan Interpersonal dalam Pembelajaran Menulis Eksposisi (Eksperimen Kuasi pada Mahasiswa

(25)

SARY SUKAWATI, 2014

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Dalam kegiatan menulis sering muncul berbagai persoalan seperti malas

menulis, tidak memilliki waktu yang cukup untuk menulis, sulit

menemukan gagasan yang dapat dijadikan bahan untuk menulis, sulit

mengembangkan ide, sulit merangkai kata-kata yang dapat mewakili

maksud penulis, dan sulit mengawali serta mengakhiri tulisan.

2) Seringkali permasalahan ihwal menulis menyangkut penggunaan model

pembelajaran atau gaya pembelajaran yang digunakan dalam

pembelajaran. Gaya pembelajaran yang terkesan monoton dapat

berpengaruh terhadap pembelajaran menulis, salah satunya adalah

membuat pembelajaran menulis semakin sulit untuk diikuti oleh

mahasiswa.

3) Menulis eksposisi merupakan sebuah keterampilan yang sebaiknya

dimiliki oleh mahasiswa. Eksposisi sebagai tulisan yang menunjukkan

evaluasi kritis terhadap sebuah gagasan, menuntut mahasiswa untuk

berpikir lebih kritis dan memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi.

Hal ini menunjukkan bahwa proses menulis eksposisi tidak mudah dan

tidak instan.

4) Untuk mengatasi beberapa permasalahan ihwal menulis eksposisi,

peneliti mencoba menerapkan model berpikir induktif yang berorientasi

pada kecerdasan interpersonal dalam pembelajaran menulis eskposisi.

Melalui langkah-langkah pembelajaran pada MBI-KI ini, mahasiswa

dapat termotivasi untuk berpikir lebih kritis dan memiliki kecerdasan

interpersonal yang tinggi.

(26)

9

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah di atas,

rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut.

1) Bagaimana rancangan model berpikir induktif yang berorientasi pada

kecerdasan interpersonal dalam pembelajaran menulis eksposisi?

2) Bagaimana proses pembelajaran menulis eksposisi dengan

menggunakan model berpikir induktif yang berorientasi pada

kecerdasan interpersonal?

3) Apakah terdapat perbedaan hasil pembelajaran menulis eksposisi pada

kelas eksperimen dengan kelas kontrol?

4) Bagaimana respons mahasiswa dan dosen terhadap model berpikir

induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal dalam

pembelajaran menulis eksposisi?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini, adalah

1) mendeskripsikan rancangan model berpikir induktif yang berorientasi

pada kecerdasan interpersonal dalam pembelajaran menulis eksposisi;

2) mengujicobakan model berpikir induktif yang berorientasi pada

kecerdasan interpersonal dalam pembelajaran menulis eksposisi;

3) mendeskripsikan hasil pembelajaran menulis eksposisi;

4) mendeskripsikan respons mahasiswa dan dosen terhadap MBI-KI

dalam pembelajaran menulis eksposisi.

1.5 Manfaat Penelitian

Secara teoretis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber

acuan kepustakaan berkenaan dengan proses pembelajaran menulis

(27)

SARY SUKAWATI, 2014

pada kecerdasan interpersonal. Teori-teori yang dihasilkan pun dapat

digunakan sebagai teori pembanding bagi penelitian yang lain.

Adapun manfaat praktis dari penelitian ini, adalah

1) bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan wawasan berkenaan

dengan kelebihan, kelemahan, hambatan-hambatan, dan

langkah-langkah penerapan model berpikir induktif yang berorientasi pada

kecerdasan interpersonal dalam pembelajaran menulis eksposisi;

2) bagi pengajar atau dosen dapat memperoleh wawasan dan pengalaman

mengajar menulis eksposisi dengan menggunakan MBI-KIyang meliputi

tahap penyajian data, pengklasifikasian data, interpretasi data dan

penerapan prinsip. Selain itu, MBI-KI ini dapat dijadikan sebagai salah

satu alternatif strategi pembelajaran menulis lainnya;

3) bagi mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang

lebih baik, lebih terlatih untuk berpikir secara sitstematis, kritis, dan

memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi serta dapat meningkatkan

(28)

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Dalam penelitian

eksperimen, variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat

(dependent variable) telah ditentukan secara tegas oleh peneliti sejak awal.

Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah model

pembelajaran berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan

interpersonal, sedangkan yang menjadi variabel terikat yaitu kemampuan

menulis eksposisi.

Creswell (2010: 216) menyebutkan bahwa tujuan utama rancangan

eksperimen adalah untuk menguji dampak suatu treatment (atau suatu

intervensi) terhadap hasil penelitian, yang dikontrol oleh faktor-faktor lain

yang dimungkinkan juga memengaruhi hasil tersebut. Sejalan dengan

pernyataan di atas, Sugiyono (2012: 72) mengemukakan bahwa metode

eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari

pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan.

Menurut Fraenkel & Wallen (2012: 265) experimental research is

unique in two very important respects: It is the only type of research that

directly attempts to influence a particular variable, and when probably

applied, it is the best type for testing hypotheses about cause-and effect

relationship.

Berdasarkan definisi di atas, dapat dipahami bahwa penelitian

eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk menguji suatu hipotesis

setelah diberikan perlakuan. Setelah itu diukur tingkat perubahan yang

(29)

SARY SUKAWATI, 2014

lain yang turut memengaruhi. Sesudah itu dapat disimpulkan diterima atau

ditolak hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini ialah kuasi eksperimen

(quasi experimental design). Dalam Sugiyono (2012: 77) dikemukakan

bahwa desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true

experimental design yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai

kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk

mengontrol variabel-variabel luar yang memengaruhi pelaksanaan

eksperimen.

Creswell (2010: 238) mengemukakan bahwa dalam quasi-experiment,

peneliti mengunakan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, namun

tidak secara acak memasukkan (nonrandom assignment) para partisipan ke

dalam dua kelompok tersebut (misalnya, mereka bisa saja berada dalam satu

kelompok utuh yang tidak dapat dibagi-bagi lagi).

Sejalan dengan pernyataan di atas, Fraenkel & Wallen (2012: 275)

menyebutkan bahwa quasi-experimental design do not include the use of

random assignment. Researches who employ these designs rely instead on

other techniques to control (or at least reduce) threats to internal validity.

Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa desain kuasi eksperimen ini

tidak melakukan random subjek untuk menentukan sebuah grup. Partisipan

yang diberikan perlakuan sudah berada dalam satu grup sebelumnya.

Adapun rancangan desain yang digunakan yaitu Nonequivalent

Control Group Design. Dalam rancangan desain ini peneliti akan

memberikan perlakuaan yang berbeda terhadap kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Desain ini hampir sama dengan pretest-postest control group

design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok

kontrol tidak dipilih secara random.

Tabel 3.1

Desain Penelitian

(30)

41

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (Sugiyono, 2012: 79)

Keterangan :

O1 = Tes awal menulis eksposisi di kelas eksperimen sebelum diberikan

perlakuan.

O2 = Tes akhir menulis eksposisi di kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan.

X = Perlakuan pembelajaran menulis eksposisi dengan menggunakan model

berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal.

O3 = Tes awal menulis eksposisi di kelas kontrol sebelum pembelajaran menulis

eksposisi dengan menggunakan model terlangsung.

O4 = Tes akhir menulis eksposisi di kelas kontrol setelah pembelajaran menulis

eksposisi dengan menggunakan model terlangsung.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa tingkat I Jurusan D3

Keperawatan Politeknik Kesehatan Bandung. Adapun sampel dalam

penelitian ini adalah tulisan subjek sebelum dan sesudah pembelajaran

menulis eksposisi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sesuai dengan

rancangan desain penelitian yang digunakan oleh peneliti, maka

pengambilan sampel tidak dilakukan secara random subjek.

Mahasiswa tingkat I D3 keperawatan di Poltekes Bandung ini terdiri

atas 3 kelas. Subjek penelitian masih berada di tingkat I dan pembagian

kelas bukan berdasarkan pembagian mahasiwa unggulan dan nonunggulan.

Berdasarkan perhitungan statistik dari perolehan nilai UTS Bahasa

Indonesia, maka dapat diketahui bahwa kemampuan mahasiswa di kelas A,

B, dan C bersifat homogen. Dengan demikian, baik kelas A, maupun B, dan

C merupakan kelompok yang utuh untuk diberikan perlakuan.

(31)

SARY SUKAWATI, 2014

Berdasarkan alasan di atas, maka peneliti menentukan kelas C sebagai

kelas eksperimen dan kelas A sebagai kelas kontrol. Keputusan tersebut

diambil peneliti berdasarkan pertimbangan bahwa kedua kelas tersebut

(kelas B dan C) memiliki jadwal kegiatan belajar yang lebih fleksibel untuk

dilaksanakan kegiatan penelitian dibandingkan dengan kelas B. Adapun

alasan penentuan kelas B menjadi kelas kontrol dan kelas C menjadi kelas

eksperimen yaitu disesuaikan dengan jadwal dosen sebagai pelaksana

pembelajaran di kelas masing-masing.

Selanjutnya dalam penelitian ini mahasiswa di kelas C disebut sebagai

subjek kelas perlakuan (SKP), sedangkan mahasiswa di kelas A disebut

sebagai subjek kelas kontrol (SKK). Berikut tabel data mengenai jumlah

subjek penelitian.

Tabel 3.2

Data Subjek Penelitian

NO Nama Subjek Jumlah Jumlah Keterangan Laki-laki Perempuan

1 SKP 4 30 32 orang

2 SKK 7 29 34 orang

Keterangan :

SKP = Subjek Kelas Perlakuan

SKK = Subjek kelas Kontrol

Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen adalah pembelajaran

menulis eksposisi dengan menggunakan model berpikir induktif yang

berorientasi pada kecerdasan interpersonal (MBI-KI), sedangkan pada kelas

kontrol tidak diberikan perlakuan khusus. Dalam hal ini, pembelajaran

menulis eksposisi pada kelas kontrol dilakukan dengan model pembelajaran

(32)

43

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data utama yang diambil dalam penelitian ini adalah hasil tulisan

eksposisi mahasiswa kelas eskperimen pada tes awal dan tes akhir. Di

samping itu, data pendukung dalam penelitian ini adalah data mengenai

proses belajar serta respons mahasiswa dan dosen terhadap model berpikir

induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal dalam

pembelajaran menulis eksposisi. Data pendukung lainnya adalah hasil tes

awal dan tes akhir menulis eksposisi di kelas kontrol.

Data utama yang dijadikan sampel penelitian ini adalah data yang

lengkap dan memenuhi persyaratan. Artinya, subjek penelitian mengikuti

pertemuan pembelajaran secara lengkap dan mengikuti semua tes yang

dilaksanakan di kelas eksperimen yaitu tes awal dan tes akhir.

Berdasarkan uraian tersebut, maka sampel tulisan yang dianalisis

adalah tulisan milik subjek kelas perlakuan nomor urut 1 (SKP 1) sampai

dengan SKP 34. Tulisan yang dihasilkan oleh mahasiswa lain di kelas C

tidak dianalisis karena tidak memenuhi persyaratan pengambilan sampel

yang sudah ditentukan di rancangan awal penelitian.Selanjutnya data utama

ini akan diolah dengan menggunakan bantuan SPSS. Mengenai hal tersebut

akan diuraikan lebih jelas pada teknik pengolahan dan analisis data.

3.3 Definisi Operasional

Model berpikir induktif

yang berorientasi pada

kecerdasan interpersonal

(MBI-KI) dalam

pembelajaran menulis

eksposisi

: Model pembelajaran yang mengarahkan

mahasiswa untuk berpikir kritis melalui

proses mengumpulkan dan mengolah

informasi sehingga terbentuk sebuah

gagasan untuk menulis eksposisi. Setiap

tahapan pembelajaran pada MBI-KI ini

mengarahkan mahasiswa untuk mengerti

perasaan, sikap, pandangan, pikiran,

(33)

SARY SUKAWATI, 2014

selama pembelajaran berlangsung.

Kemampuan menulis

eksposisi

: Kemampuan mahasiswa dalam membuat

tulisan yang berisi gagasan, pernyataan,

pendapat, fakta, atau posisi terhadap suatu

topik disertai argumen yang kuat dan

mencerminkan kecerdasan interpersonal.

Kemampuan ini harus mencakup tiga hal

yaitu kemampuan terhadap isi, organisasi,

dan ciri-ciri linguistik eksposisi.

3.4 Prosedur Penelitian

Secara garis besar prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini

digambarkan pada bagan alur penelitian berikut.

Kajian Teoretis

Kajian Teks Eksposisi Kajian Kurikulum

Kajian Model Pembelajaran

Kajian Empiris

Keadaan Mahasiswa Hasil Penelitian Terkait

Perumusan Masalah

Penyusunan Rancangan Model Berpikir Induktif yang Berorientasi pada Kecerdasan Interpersonal

Penyusunan Instrumen Tes Validasi

dan Revisi Instrumen

Proses Pembelajaran Menulis

Tes Awal

Angket

Observasi Wawancara

(34)

45

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Alur Penelitian

Sesuai dengan bagan alur di atas, tahapan yang dilakukan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut.

1) Melakukan kajian awal.

Pada tahap ini, kajian dilakukan secara teoretis dan empiris. Secara teoretis,

peneliti melakukan kajian terhadap teori menulis eksposisi, kurikulum,

model berpikir induktif, dan kecerdasan interpersonal, sedangkan pada

kajian empiris, peneliti melakukan pengamatan terhadap keadaan

mahasiswa dan kajian terhadap penelitian-penelitian sebelumnya yang

terkait.

2) Menentukan rumusan masalah.

3) Merancang model pembelajaran berpikir induktif yang berorientasi pada

kecerdasan interpersonal. Model pembelajaran ini akan digunakan dalam

pembelajaran menulis eksposisi di kelas eksperimen.

4) Menyusun instrumen penelitian berupa instrumen Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran atau SAP (satuan acara perkuliahan), instrumen tes,

instrumen observasi, instrumen angket, instrumen pedoman wawancara, dan

instrumen pedoman penilaian. Keseluruhan instrumen dilakukan uji validasi

dan revisi sampai instrumen layak dan dapat digunakan dalam penelitian.

5) Melaksanakan tes awal untuk mengukur kemampuan awal mahasiswa dalam

menulis eksposisi sebelum diberikan perlakuan.

Hasil Penelitian Analisis Data

(35)

SARY SUKAWATI, 2014

6) Melaksanakan pembelajaran menulis eksposisi dengan memberikan

perlakuan yaitu penggunaan model berpikir induktif yang berorientasi pada

kecerdasan interpersonal di kelas eksperimen. Pada tahap ini dilakukan

pengumpulan data untuk mengetahui kualitas proses pembelajaran melalui

observasi terhadap aktivitas dosen dan mahasiswa selama pembelajaran

berlangsung.

7) Melaksanakan tes akhir untuk mengetahui kualitas kemampuan mahasiswa

dalam menulis eksposisi setelah diberikan perlakuan.

8) Menyebarkan angket kepada mahasiswa dan melakukan wawancara kepada

dosen berkaitan dengan respon mereka tehadap efektivitas penggunaan

model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal

dalam pembelajaran menulis eksposisi.

9) Melakukan analisis data terhadap data proses (observasi dan angket) dan

data hasil (tes awal dan tes akhir).

10) Menyusun simpulan.

11) Membuat laporan penelitian.

3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Teknik pemberian tes, digunakan untuk mengukur kemampuan mahasiswa

dalam menulis eksposisi sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.

2) Teknik observasi, digunakan untuk mengetahui kualitas proses

pembelajaran, aktivitas siswa, dan aktivitas dosen selama pembelajaran

berlangsung.

3) Teknik angket, digunakan untuk mengetahui respon mahasiswa terhadap

efektivitas penggunaan model berpikir induktif yang berorientasi pada

kecerdasan interpersonal dalam pembelajaran menulis eksposisi di kelas

(36)

47

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Teknik wawancara, digunakan untuk mengetahui respon atau persepsi dosen

terhadap pelakasaan model berpikir induktif yang berorientasi pada

kecerdasan interpersonal di kelas eksperimen.

Adapun instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai

berikut.

1) Satuan Acara Perkuliahan (SAP) untuk menggambarkan rancangan proses

pembelajaran menulis paragraf eksposisi dengan menggunakan model

berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal sebagai

acuan dosen dalam mengajar. SAP model berpikir induktif yang berorientasi

pada kecerdasan interpersonal (MBI-KI) ini akan diuraikan pada bab IV.

2) Lembar observasi untuk mengetahui pelaksanaan proses pembelajaran

dengan menggunakan model berpikir induktif yang berorientasi pada

kecerdasan interpersonal. Selanjutnya lembar observasi digunakan untuk

mengetahui aktivitas mahasiswa dan dosen saat proses pembelajaran

berlangsung.

Tabel 3.3

Lembar Observasi Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Menulis Eksposisi dengan Model Berpikir Induktif yang

Berorientasi pada Kecerdasan Interpersonal

NO ASPEK YANG DINILAI Pelaksanaan Ya Tidak

1 2 3 4

I Tahap Pengenalan Konsep

1. Pembagian kelompok secara acak.

2. Dosen menampilkan slide yang berisi 10 topik

untuk dipilih 6 yang paling menarik menurut

mahasiswa.

3. Mahasiswa mengumpulkan informasi dan

berdiskusi secara berkelompok mengenai

topik yang sudah dipilih.

(37)

SARY SUKAWATI, 2014

untuk mengemukakan hasil diskusi.

II Tahap Klasifikasi Data

1. Setiap kelompok mengklasifikasikan data

berdasarkan unsur 5W + 1H.

2. Setiap kelompok saling menanya mengenai

topik yang dibahas berkaitan dengan

pertanyaan: Apa, Siapa, Di mana, Kapan,

Mengapa, dan Bagaimana.

3. Setiap kelompok melakukan klasifikasi tahap

kedua. Menentukan klasifikasi data “prestasi / kasus”.

4. Setiap kelompok menjelaskan alasan

penentuan klasifikasi tersebut.

III Tahap Interpretasi Data

1. Dosen memberikan kesempatan kepada setiap

kelompok untuk mengemukakan pendapat

mengenai topik yang sedang dibahas.

2. Setiap kelompok yang setuju ataupun tidak

dengan pendapat kelompok lainharus

menyertakan alasan/bukti-bukti yang kuat.

3. Setiap mahasiswa saling menghargai sikap,

pandangan, dan pendapat kelompok lain.

4. Dosen memberikan pertanyaan-pertanyaan

lanjutan yang bersifat pribadi seperti:

menentukan posisi/sikap mahasiswa,

alasan-alasan memilih posisi/sikap demikian, dan

kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan

sekitarnya.

(38)

49

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu berisi empati dan kepedulian terhadap sesama.

6. Dosen dan mahasiswa bertanya jawab

membahas pernyataan/pendapat mahasiswa

terhadap semuatopik.

IV Tahap Penerapan Prinsip

1. Setiap mahasiswa memilih satu topik yang

paling dianggap menarik untuk dituliskan

2. Dosen menampilkan slide yang berisi struktur

teks eksposisi dan kecerdasan interpersonal

3. Dosen dan mahasiswa melakukan tanya jawab

mengenai struktur teks ekposisi dan

kecerdasan interpersonal berkaitan dengan

topik yang sudah dibahas.

4. Mahasiswa melakukan proses menulis

eksposisi.

3) Lembar angket untuk mengetahui respons mahasiswa terhadap efektivitas

model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal

dalam pembelajaran menulis eksposisi. Berikut angket yang digunakan

untuk mengetahui respons mahasiswa di kelas eksperimen.

Angket Respons Mahasiswa Terhadap Model Berpikir Induktif yang Berorientasi pada Kecerdasan Interpersonal dalam

Pembelajaran Menulis Eksposisi

Nama : ______________ NIM : ______________

Petunjuk:

Selama beberapa pertemuan, Anda telah mengikuti pembelajaran menulis eksposisi dengan menggunakan model berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan interpersonal (MBI-KI). Berkaitan dengan efektivitas model tersebut, jawablah butir-butir soal di bawah ini sesuai dengan persepsi Anda!

1. Apakah topik yang disajikan dosen mewakili permasalahan dalam bidang Anda?

a. ya c. cukup c. tidak

(39)

SARY SUKAWATI, 2014

………...……….. 2. Apakah langkah-langkah pembelajaran MBI-KI yang meliputi: tahap penyajian data, tahap pengklasifikasian data, tahap interpretasi data, dan tahap penerapan prinsip ini mudah untuk diikuti?

a. ya b. cukup c. tidak

Alasan Anda:

……… 3. Bagaimana manfaat penerapan MBI-KI dalam pembelajaran eksposisi bagi Anda?

Manfaat yang dirasakan Ya Tidak

a. Lebih mudah mendapatkan ide untuk menulis. b. Lebih mudah memahami permasalahan topik. c. Lebih mudah untuk mengemukakan pendapat. d. Lebih mudah untuk memahami materi.

e. Lebih mudah untuk berinteraksi dengan teman. f. Memotivasi untuk berpikir lebih kritis.

g. Menumbuhkan rasa peduli dan empati terhadap lingkungan sekitar.

4. Apakah MBI-KI inidapatditerapkanpadapembelajaran yang lain?

a.Ya b. cukup c. tidak

Alasan Anda:

(40)

51

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Instrumen pedoman wawancara untuk mengetahui respons dosen terhadap

efektivitas penerapan berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan

interpersonal. Berikut tabel kisi-kisi pedoman wawancara yang dijadikan

acuan oleh peneliti untuk mendapatkan data respons dosen.

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Pedoman Wawancara

No. Aspek Uraian Pertanyaan

1 2 3

1 Penerapan MBI-KI

1. Bagaimana pendapat ibu mengenai penerapan

MBI-KI dalam pembelajaran menulis eksposisi?

2. Bagaimana pendapat ibu mengenai

langkah-langkah pembelajaran MBI-KI dalam PBM?

2 Hambatan

3. Apakah ibu menemukan hambatan saat

menerapkan MBI-KI dalam pembelajaran

menulis eksposisi?

4. Jika ya, apa saja hambatan-hambatan yang ibu

rasakan saat mengajar?

3 Kelebihan

5. Menurut ibu, apa kelebihan dari model berpikir

induktif yang berorientasi pada kecerdasan

interpersonal ini?

4 Kesan 6. Bagaimana kesan atau perasan ibu saat mengajar

dengan menggunakan MBI-KI ini?

5 Saran

7. Apa saran yang ingin ibu sampaikan berkaitan

dengan penerapan MBI-KI ini dalam

pembelajaran eksposisi ini?

5) Instrumen tes dan pedoman penilaian

Tes menulis eksposisi ini dilakukan pada pertemuan pertama dan terakhir.

(41)

SARY SUKAWATI, 2014

pada pertemuan keempat atau terakhir. Soal tes berbentuk essay dan hanya satu

soal yaitu menulis eksposisi dengan tema keperawatan.

Hasil tulisan pada tes awal dan akhir akan dinilai dengan menggunakan format

penilaian di bawah ini.

Tabel 3.4

Pedoman Penilaian Hasil

Menulis Eksposisi Melalui Model Berpikir Induktif yang

Berorientasi pada Kecerdasan Interpersonal

Aspek Indikator Bo

bot Skor Kriteria Penilaian

Skor

1. Tesis mencerminkan gagasan/ pernyataan pendapat/posisi penulis yang relevan dengan topik. 2. Argumen disajikan

secara logis disertai bukti, fakta, dan data yang relevan untuk mendukung suasana hati dan cara pandang orang lain, serta empati terhadap lingkungan sekitar. 4. Restatement ditulis dengan kalimat yang menguatkan kembali tesis di awal.

3

4

Jika tulisan menyajikan isi tesis, argumen, dan restatement yang sesuai dengan indikator; Semua aspek terpenuhi dengan baik.

12

3

Jika tulisan menyajikan isi tesis, argumen dan restatement secara kurang utuh; terdapat salah satu aspek pada indikator yang tidak terpenuhi dengan baik.

2

Jika tulisan menyajikan isi tesis, argumen dan restatement secara tidak utuh; terdapat dua aspek dari empat indikator yang tidak terpenuhi dengan baik.

1

Jika tulisan menyajikan isi tesis, argumen dan restatement secara tidak utuh; terdapat tiga aspek dari empat indikator yang tidak terpenuhi dengan baik.

Organi sasi eksposi si

1. Tulisan menunjukkan konsistensi antara isi teks dengan topik yang dipilih.

2 4 Jika tulisan menyajikan konsistensi, kelengkapan, keruntutan, kohesi & koheren, serta komunikatif; seluruh aspek pada indikator terpenuhi.

(42)

53

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Catatan :

Pedoman penilaian ini digunakan pula untuk menilai hasil tulisan mahasiswa di kelas kontrol.

2.Tulisan menyajikan struktur teks yang lengkap dan runtut (tesis-argumen-penegasan kembali). 3. Tulisan menunjukan

pertautan ide yang logis dan

mencerminkan rasa kepedulian yang tinggi.

4.Penyajian tulisan bernilai komunikatif (sosial) yang tinggi.

3 Jika tulisan tidak menyajikan konsistensi, kelengkapan, keruntutan, kohesi & koheren, serta komunikatif secara utuh; terdapat salah satu aspek dari empat indikator yang tidak terpenuhi dengan baik. 2 Jika tulisan tidak menyajikan

konsistensi, kelengkapan,

keruntutan, kohesi & koheren, serta komunikatif secara utuh; terdapat dua aspek dari empat indikator yang tidak terpenuhi dengan baik.

1 Jika tulisan tidak menyajikan konsistensi, kelengkapan,

keruntutan, kohesi & koheren, serta komunikatif secara utuh; terdapat tiga aspek dari empat indikator yang tidak terpenuhi dengan baik.

Ciri-1.Tulisan menunjukkan penguasaan yang baik terhadap struktur kalimat

1 4 Jika tulisan menyajikan penguasaan yang baik pada semua aspek; tidak terdapat kesalahan pada struktur kalimat, diksi/piihan kata, ejaan.

4

2. Tulisan

menggunakan pilihan kata yang beragam dan efektif untuk menyampaikan gagasan.

3 Jika tulisan kurang menunjukkan penguasaan yang baik pada salah satu aspek dari empat indikator; terdapat kesalahan pada salah satu unsur. baik pada struktur kalimat, diksi/piihan kata, maupun ejaan. 3. Tulisan

menggunakan pilihan kata yang

mencerminkan kepedulian / jiwa sosial tinggi.

2 Jika tulisan tidak menunjukkan penguasaan yang baik pada dua aspek dari empat indikator; terdapat kesalahan pada dua unsur. baik pada struktur kalimat, diksi/piihan kata, maupun ejaan.

4. Tulisan

menggunakan ejaan dan tanda baca yang sesuai dengan kaidah EYD.

1 Jika tulisan tidak menunjukkan penguasaan yang baik pada tiga aspek dari empat indikator; terdapat banyak kesalahan pada struktur kalimat, diksi/piihan kata, maupun ejaan.

(43)

SARY SUKAWATI, 2014

3.6 Teknik Analisis Data

Data yang harus diolah dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu data proses

dan data hasil. Data proses berupa data subjektif yang didapatkan melalui angket,

wawancara, dan observasi. Data-data tersebut lebih lanjut akan dideskriptifkan

pada bab IV. Untuk menghindari subjektivitas penilaian yang mungkin terjadi,

data angket respons mahasiswa akan dianalisis dengan penskoran berskala positif

berdasarkan aspek-aspek yang dinilai.

Data hasil belajar berupa tulisan eksposisi yang dihasilkan melalui

pemberian tes awal dan tes akhir. Tes awal dilaksanakan sebelum diberikan

perlakuan, sedangkan tes akhir dilaksanakan setelah diberikan perlakuan.

Data-data ini akan dianalisis dengan menggunakan pedoman penilaian yang telah valid.

Selanjutnya data-data tersebut akan diolah dengan menggunakan bantuan

perangkat lunak (software) berupa program SPSS versi 19.0. Kegiatan yang

dilakukan dengan program SPSS versi 19.0 ini, antara lain menguji normalitas

data, menguji homogenitas variansi data, dan menguji signifikansi perbedaan skor

rata-rata gain.

Secara lengkap data-data hasil belajar tersebut akan diolah dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1) Memberikan skor hasil tes awal dan tes akhir sesuai dengan pedoman

penilaian yang telah ditentukan. Setelah skor akhir didapat, selanjutnya

diklasifikasikan menjadi lima kategori, yaitu:

Tabel 3.6 Kategori Nilai

Kategori Rentang Nilai

Sangat Baik 85 – 100

Baik 75 – 84

Cukup 60 – 74

Kurang 40 – 59

(44)

55

SARY SUKAWATI, 2014

MODEL BERPIKIR INDUKTIF YANG BERORIENTASI PADA KECERDASAN INTERPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (Adaptasi dari Nurgiyantoro, 2001: 399)

2) Menghitung peningkatan antara skor tes awal dan tes akhir (gain).

Gain merupakan peningkatan kemampuan yang dimiliki mahasiswa setelah

mengikuti pembelajaran. Gain yang diperoleh dari selisih antara skor tes

akhir dengan skor tes awal.

3) Menguji normalitas data hasil tes awal dan tes akhir, baik pada kelompok

eksperimen, maupun pada kelompok kontrol dengan menggunakan taraf

signifikansi (α Uji normalitas data dilakukan untuk menentukan

apakah hasil tes awal dan tes akhir pada kelas eksperimen dan kontrol

berdistribusi normal atau tidak. Kriteria pengujiannya adalah jika nilai

probabilitas atau signifikansi lebih besar dari taraf nyata pengujian (α

maka dapat ditafsirkan bahwa data skor hasil tes tersebut berdistribusi

normal.

4) Menguji homogenitas variansi data hasil tes awal dan tes akhir dari

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan taraf

signifikansi ( Uji homogenitas variansi data dilakukan untuk

menentukan keseragaman data tes awal dan tes akhir pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol. Kriteria pengujiannya adalah jika nilai probabilitas atau

signifikansi lebih besar dari taraf nyata pengujian (α maka dapat

ditafsirkan bahwa data hasil skor tes tersebut memiliki variansi yang

homogen.

5) Menguji hipotesis atau uji signifikansi perbedaan skor rata-rata gain data

hasil tes awal dan tes akhir dari kelompok eksperimen dan kontrol melalui

uji t dengan menggunakan taraf signifikansi (α Uji signifikansi

perbedaan rata-rata digunakan untuk mengetahui keunggulan model

pembelajaran berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan

(45)

SARY SUKAWATI, 2014

Cara yang ditempuh dalam uji signifikansi ini bergantung pada hasil uji

normalitas dan uji homogenitas variansi data. Bila hasil kedua jenis

pengujian itu menyatakan bahwa data tes awal dan tes akhir pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal serta memiliki variansi

yang homogen maka uji signifikansi perbedaan rata-rata dilakukan dengan

statistik parametrik melalui cara uji t. Sebaliknya, bila sebaran data

dinyatakan tidak normal dan tidak memiliki variansi yang homogen maka

uji signifikansi perbedaan rata-rata dilakukan dengan statistik

nonparametrik.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ………………………………………
Tabel 3.2
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Tabel 3.3
+4

Referensi

Dokumen terkait

keseluruhan tingkah laku manusia yang terpuji, yang dilakukan demi memperoleh ridla atau perkenan Allah. Agama dengan demikian meliputi keseluruhan tingkah laku

Mengingat masalah penambahan berat badan juga menjadi penyebab penting dari putus pemakaian kontrasepsi, maka perlu untuk mempertimbangkan pemakaian kontrasepsi

Hasil kajian ini menunjukkan ada 4 jenis intervensi pada ibu hamil yaitu pemberian zat gizi tunggal, kombinasi, multi mikronutrien dan pendidikan gizi untuk

[r]

[r]

Tahun 2013 di Sumatera Utara ada 23.643 kasus pneumonia.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran batita penderita pneumonia yang dirawat inap di

Oleh karena itu dalam penulisan ilmiah ini, penulis ingin mengetahui tingkat kepuasan konsumen yang dilihat dari kinerja perusahaan dalam memenuhi harapan konsumen pada Warnet

[r]