• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN TEMATIK DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas III Semester II SDN Jati Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN TEMATIK DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas III Semester II SDN Jati Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat)."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

DASAR

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas III Semester II SDN Jati Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Dasar Konsentrasi Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh

(2)

( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas III Semester II SDN Jati Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat)

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Prof. DR. H. Dadang Supardan, M.Pd

NIP. 195704081984031003

Pembimbing II

DR. Nana Supriatna, M.Ed

NIP : 196110141986011001

Mengetahui

(3)

( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas III Semester II SDN Jati Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat)

Disetujui untuk mengikuti Ujian Tahap II

Pembimbing I

Prof. DR. H. Dadang Supardan, M.Pd

NIP. 195704081984031003

Pembimbing II

DR. Nana Supriatna, M.Ed

NIP : 196110141986011001

Mengetahui

(4)

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar (Penelitian

Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas III Semester II SDN Jati Kecamatan Cipatat Kabupaten

Bandung Barat)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak

melakukan penjiplakan ataupun pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika

keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya bersedia

menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya

pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap

keaslian karya saya ini.

Bandung, Juli 2014

Yang membuat pernyataan

(5)

DAFTAR ISI

JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN

KATA PENGANTAR ………... i

UCAPAN TERIMA KASIH ……….. ii

ABSTRAK ……….. iv

DAFTAR ISI ………. v

DAFTAR TABEL ……….. viii

DAFTAR LAMPIRAN ………... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Rumusan Masalah ……….. 5

C. Tujuan Penelitian ……….. 6

D. Manfaat Penelitian ………... 6

E. Sistematika Penulisan ………. 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Model Pembelajaran Tematik ………. 9

1. Pengertian Model Pembelajaran Tematik ……….. 9

(6)

3. Karakteristik Pembelajaran Tematik ………. 17

4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik ……. 20

5. Manfaat Pembelajaran Tematik ……… 21

6. Model-Model Pembelajaran Tematik ……….. 23

7. Model Pembelajaran Tematik/Terpadu SD ………. 32

8. Langkah-Langkah Pembelajaran Tematik ……….. 36

9. Contoh Pengembangan Model Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar ……… 43

B. Hasil Belajar Siswa ... 45

1. Pengertian Hasil Belajar Siswa ... 45

2. Manfaat Hasil Belajar Siswa ... 46

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa 47 C. Pengertian, Manfaat, dan Tujuan Mata Pelajaran IPS di SD 50 1. Pengertian Mata Pelajaran IPS di SD ... 50

2. Manfaat Mata Pelajaran IPS di SD ... 54

3. Tujuan Mata Pelajaran IPS di SD ... 55

D. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ... 62

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ……….. 72

(7)

C. Prosedur Penelitian ……….. 75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sekolah Dasar Negeri Jati ……… 93

B. Desain-Desain Pembelajaran IPS melalui Model Pendekatan Tematik ………... 100

C. Langkah-Langkah Pengembangan Pembelajaran Tematik ……. 117

D. Hasil-hasil yang Diperoleh dari Pengembangan Tematik ... 138

E. F. Solusi-Solusi dalam Mengatasi Masalah yang Dihadapi dalam Pembelajaran Tematik ……… Deskripsi Refleksi Hasil Belajar dalam Penelitian ……… 145 152 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ………... 155

B. Rekomendasi ………... 158

(8)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Hasil Data Observasi Siswa Kelas III Siklus II………….

Data Perolehan Nilai IPS Siklus II ………..

Hasil Data Observasi Siswa Kelas III Siklus III …………. Data Perolehan Nilai IPS Siklus III ……….

140

141

142

(9)

ABSTRAK

(10)
(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan bahwa salah

satu tujuan pembentukan negara indonesia adalah membangun bangsa yang

cerdas. Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang memiliki kemampuan

menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan global yang cenderung terus

berubah. Untuk mencapai mencerdaskan kehidupan bangsa ini maka pendidikan

merupakan usaha dalam membangun dan meningkatkan kemampuan bangsa. Oleh

karena itu maka dirumuskan Tujuan Pendidikan Nasional melalui

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional seperti yang

dikemukakan oleh Sanjaya (2006:2) sebagai berikut :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan negara.

Menurut Nurmasari : 2011 menyatakan bahwa:

(12)

Apabila berbicara tentang sekolah, pasti tidak lepas dari aspek

pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu proses belajar yang lebih

menekankan pada aktivitas interaksi dan komunikasi antara guru dan siswa,

karena proses komunikasi atau interaksi tersebut berperan sebagai pemicu

terciptanya proses belajar yang ekeftif dan kondusif.

Saat ini, pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD kelas I – III untuk

setiap mata pelajaran dilakukan secara terpisah-pisah atau masih parsial, misalnya

IPA 2 jam pelajaran, IPS 2 jam pelajaran, dan Bahasa Indonesia 2 jam pelajaran.

Dalam pelaksanaan kegiatannya dilakukan secara murni mata pelajaran yaitu

hanya mempelajari materi yang berhubungan dengan mata pelajaran itu. Sesuai

dengan tahapan perkembangan anak yang masih melihat segala sesuatu sebagai

suatu keutuhan (berpikir holistik), pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran

secara terpisah akan menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berpikir

holistik dan membuat kesulitan bagi siswa. Selain itu, dengan pelaksanaan

pembelajaran yang terpisah, muncul permasalahan pada kelas rendah (I-III) antara

lain adalah tingginya angka mengulang kelas dan putus sekolah. Angka

mengulang kelas dan angka putus sekolah siswa kelas I SD jauh lebih tinggi

dibandingkan dengan kelas yang lain. Data tahun 2010/2011 memperlihatkan

bahwa angka mengulang kelas satu sebesar 11,6% sementara pada kelas dua

(13)

0,37%. Pada tahun yang sama angka putus sekolah kelas satu sebesar 4,22%,

masih jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas dua 0,83%, kelas tiga

2,27%, kelas empat 2,71%, kelas lima 3,79%, dan kelas enam 1,78%.

Angka nasional tersebut semakin memprihatinkan jika dilihat dari data di

masing-masing propinsi terutama yang hanya memiliki sedikit taman

kanak-kanak. Hal itu terjadi terutama di daerah terpencil. Pada saat ini hanya sedikit

siswa kelas satu sekolah dasar yang mengikuti pendidikan prasekolah

sebelumnya. Tahun 2010/2011 tercatat hanya 12,61% atau 1.583.467 siswa usia

4-6 tahun yang masuk taman Kanak-kanak, dan kurang dari 5 % siswa berada

pada pendidikan prasekolah lain.

Selain itu, dengan pelaksanaan pembelajaran yang terpisah, muncul

permasalahan pada kelas rendah (I-III) antara lain adalah tingginya angka

mengulang kelas dan putus sekolah. Angka mengulang kelas dan angka putus

sekolah siswa kelas I SD jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang lain.

Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa kesiapan sekolah sebagian besar

siswa kelas awal sekolah dasar di Indonesia cukup rendah. Sementara itu, hasil

penelitian menunjukkan bahwa siswa yang telah masuk taman kanak-kanak

memiliki kesiapan bersekolah lebih baik dibandingkan dengan siswa yang tidak

mengikuti pendidikan taman kanak-kanak. Selain itu, perbedaan pendekatan,

(14)

pendidikan pra-sekolah dapat juga menyebabkan siswa yang telah mengikuti

pendidikan pra-sekolah pun dapat saja mengulang kelas atau bahkan putus

sekolah.

Atas dasar pemikiran di atas dan dalam rangka implementasi Standar Isi

yang termuat dalam Standar Nasional Pendidikan, maka pembelajaran pada kelas

awal sekolah dasar yakni kelas satu, dua, dan tiga lebih sesuai jika dikelola dalam

pembelajaran terpadu melalui pendekatan pembelajaran tematik. Untuk

memberikan gambaran tentang pembelajaran tematik yang dapat menjadi acuan

dan contoh konkret, disiapkan model pelaksanaan pembelajaran tematik untuk

SD/MI kelas I hingga kelas III.

Dengan adanya kurikulum baru, model pembelajaran tematik adalah

model pembelajaran terpadu yang menggunakan tematik yang melibatkan

beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik, siswa akan memahami

konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung yang

menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Tim

pengembangan kurikulum (Depdikbud, 1998:3) menyatakan bahwa :

(15)

Model tematik pada pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) khususnya di

Sekolah Dasar, dilaksanakan dengan cara mengambil satu tema dan

dikembangkan menjadi beberapa konsep berdasarkan kompetensi-kompetensi

dasar yang borpotensi keterpaduan pada tingkatan kelas yang sama seperti

ditindaklanjuti dengan beberapa aktifitas belajar siswa, sehingga proses

pembelajaran menjadi efisien dan efektif.

Begitu juga di Sekolah Dasar di tempat peneliti mengajar di Sekolah

Dasar Jati Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat masih menggunakan

pelajaran yang terpisah-pisah walaupun guru tersebut mengajar di kelas 1,2 dan 3.

Guru masih menggunakan setiap mata pelajaran dilakukan secara terpisah-pisah

atau masih parsial. Seharusnya dalam kurikulum KTSP kelas 1,2 dan 3 harus

menggunakan pendekatan tematik dalam menyampaikan pelajaran. Mungkin ada

beberapa hal mengapa guru dan Sekolah Dasar Jati masih mengajarkan kelas

rendah dengan terpisah-pisah, mungkin karena pengetahuan gurunya yang kurang

tentang pendekatan tematik, buku atau alat sumber yang kurang mendukung,

ataupun karena lingkungan yang kurang mendukung sekolah dan guru untuk

menerapkan pendekatan tematik.

Berdasarkan beberapa pandangan dan permasalahan di atas, maka perlu

dilaksanakan suatu penelitian yang mengupayakan perbaikan proses pembelajaran

(16)

dilakukan agar hasil dan kualitas pembelajaran IPS dapat meningkatkan prestasi

hasil belajar siswa. Penelitian ini dibatasi dengan judul :

“Penerapan Pendekatan Tematik Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Pada Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar”

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas III Semester II SDN Jati Kecamatan

Cipatat Kabupaten Bandung Barat).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka yang menjadi

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah desain pembelajaran IPS melalui model pendekatan

tematik untuk meningkatkan hasil belajar siswa?

2. Bagaimanakah langkah-langkah pengembangan pembelajaran tematik

untuk meningkatkan hasil belajar siswa?

3. Bagaimana hasil-hasil diperoleh dari pembelajaran tematik untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS?

4. Bagaimana solusi dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi

dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan hasil belajar siswa

pada pembelajaran IPS?

(17)

Dari permasalah yang dirumuskan di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui desain pembelajaran IPS melalui model pembelajaran

tematik untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Memahami langkah-langkah pengembangan pembelajaran tematik

untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Mengetahui hasil-hasil diperoleh dari pembelajaran tematik untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS.

4. Mengetahui solusi dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi

dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan hasil belajar siswa

pada pembelajaran IPS.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam rangka

menunjang keberhasilan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi

siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Diharapkan juga

bermanfaat bagi guru kelas, kepala sekolah, pengawas, dan seluruh stakeholder

pendidikan. Bagi guru kelas manfaatnya adalah untuk mengembangkan

(18)

pembelajaran secara kreatif dan fungsional. Bagi kepala sekolah bisa dijadikan

sebagai referensi dalam mengefektifkan pembinaan kepada guru. Bagi para

pengawas manfaatnya memberikan gambaran potensi Seklah Dasar sehubungan

dengan penggunaan pendekatan tematik dalam pembelajaran lainnya, selain

pembelajaran IPS. Bagi Dinas Pendidikan dapat dijadikan sebagai masukan dalam

rangka penentuan kebijakan dan pembinaan pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tesis ini dibagi menjadi 5 bab dan isi pokok dari

masing- masing bab dapat diuraikan sebagai berikut :

Bab 1 : Pendahuluan

Pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan system penulisan tesis.

Bab 2 : Kajian Teori

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kajian teori yang mendasari

pembahasan tesis ini. Kajian teori in I diambil dari beberapa buku, artikel, jurnal,

serta bahan mata kuliah yang sudah dipelajari selama kuliah. Kajian teori ini

dibagi menjadi 4 sub, yaitu : Model Pembelajaran Tematik, Hasil Belajar Siswa,

Pengertian, Manfaat dan Tujuan Mata Pelajaran IPS di SD dan Hasil-hasil

(19)

Bab 3 : Metodologi Penelitian

Pada bab ini akan dijelaskan tentang metode penelitian, lokasi dan subjek

penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, instrument penelitian,

kategorisasi data, validasi data, interpretasi dan analisis data.

Bab 4 : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan dari hasil

penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai pambelajaran tematik di kelas 3

di SD Negeri Jati Kec. Cipatat Kab. Bandung Barat selama beberapa minggu.

Bab 5 : Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini akan akan dijelaskan kesimpulan dari keseluruhan tesis ini

(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian ini termasuk pada jenis penelitian tindakan, yang lebih

khusus lagi dikatakan sebagai jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sedangkan

metode pembahasan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.

Penelitian yang dilakukan penulis berfokus kepada peningkatan

pemahaman siswa yang ditunjukan oleh peningkatan hasil belajar siswa dengan

pendekatan pembelajaran tematik.

Jenis penelitian ini termasuk kepada penelitian tindakan dengan bentuk

khusus penelitian tindakan yang dilakukan di kelas yang lazim disebut penelitian

tindakan kelas.

Stenhause ( 1993 ) dalam Kasbolah mengemukakan bahwa :

Penelitian Tindakan Kelas membuat guru dapat meneliti dan mengkaji pembelajaran yang ia lakukan di kelas sehingga permasalahan yang dihadapi adalah permasalahan aktual.Dengan emikian guru dapat langsung berbuat sesuatu untuk memperbaiki praktik-praktik pembelajaran yang kurang berhasil agar menjadi lebih baik dan lebih efektif.Dalam hai ini guru dilatih untuk dapat mengendalikan kehidupan profesinya serta terlibat dalam pengambilan keputusan.

Peneliti memilih metode ini dengan berbagai pertimbangan, antara lain bahwa

guru kelas merupakan pihak yang langsung mengalami dan menemukan berbagai

(21)

Dengan penelitian tindakan kelas diharapkan dapat meningkatkan kinerja

dan kemampuan guru dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran serta

terciptanya hubungan antar guru sekolah dasar dalam mencari jalan pemecahan

permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran.

B. Lokasi dan Subyek Penelitian

1. Sekolah

SDN JATI yang terletak di Kampung Sirnawati Desa Sarimukti

Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat adalah sekolah yang menjadi lokasi

penelitian tindakan kelas, tempat penulis ditugaskan dalam mengajar. SDN Jati

(22)

D-1 / SLTA 1 1 2

Peneliti memilih SDN Jati sebagai lokasi penelitian didasarkan pada

beberapa pertimbangan sebagai berikut :

(23)

a. Lokasi penelitian adalah lokasi yang menjadi tempat bertugas peneliti,

sehingga mudah untuk mendapatakan data-data yang diperlukan,

b. Siswa kelas III adalah siswa yang dididik oleh peneliti, sehingga

peneliti hafal sikap, karakter, dan kebiasaan siswa, sehingga

memudahkan peneliti untuk mengidentifikasi siswa yang selama ini

bermasalah.

C. Prosedur Penelitian

Dalam proses penelitian tindakan kelas ini dibuat beberapa siklus. Setelah

satu siklus selesai dilaksanakan, bila masih harus ada perbaikan diteruskan pada

siklus selanjutnya. Alur pelaksanaan tindakan kelas yang digunakan adalah model

(24)
(25)
(26)

tahapan-Secara terinci prosedur penelitian tindakan kelas di kelas III SDN JATI dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Analisis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Analisis kurikulum dilakukan untuk mempelajari kompetensi dasar dan

standar kompetensi mata pelajaran bahasa indonesia, matematika, dan ipa kelas I.

Hal ini dilakukan untuk menentukan tema yang akan digunakan dalam

pembelajaran tematik.

2. Perencanaan Awal

Adapun perencanaan awal dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang akan dilakukan yaitu :

a. Siswa dapat menyebutkan pengertian penjual dan pembeli

b. Siswa dapat menyebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam membeli

satu barang

c. Siswa dapat menyebutkan nama-nama pasar yang ada di lingkungan rumah

masing-masing

d. Menjelaskan perbedaan pasar tradisional dan pasar modern

e. Siswa bisa melakukan transaksi tawar menawar suatu barang dengan bahasa yang

baik dan benar

f. Siswa dapat melakukan transaksi tawar menawar dengan sopan santun terhadap

pedagang

(27)

g. Siswa dapat menjelaskan keuntungan jual beli dipasar tradisional dan Pasar Modern

h. Siswa dapat menjelaskan kerugian jual beli dipasar tradisional dan Pasar Modern

i. Siswa dapat menjelaskan yang dimaksud dengan barter

j. Siswa dapat menyebutkan alat tukar jual beli yang digunakan padazaman dahulu

k. Siswa dapat menunjukkan jenis perbedaan uang yang beredar di masyarakat

3. Pelaksanaan Tindakan

a. Guru melakukan kegiatan awal berupa apersepsi,seperti : Mengisi daftar

kelas, berdo’a, mempersiapkan materi ajar, model dan alat peraga.

Memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat. Mengajukan beberapa

pertanyaan materi minggu yang lalu.

b. Guru mengadakan tes awal untuk mengetahui pengetahuan awal siswa

sebelum dilaksanakan pembelajaran tematik.

c. Guru kegiatan inti berupa menjelaskan materi, tanya jawab beserta siswa,

mencatat materi, mengulang penjelasan

d. Penyampaian materi dengan pembelajaran terpadu.

e. Setiap siswa mengerjakan LKS.

f. Guru melakukan observasi selama pembelajaran berlangsung dan

membuat catatan lapangan.

g. Guru melakukan kegiatan akhir berupa siswa dengan bimbingan guru

(28)

h. Siswa mengerjakan soal-soal dalam lembar evaluasi sebagai akhir

pembelajaran untuk mengukur kemampuan siswa setelah pembelajaran

tematik dilakukan.

i. Guru memberi penilaian sebagai hasil belajar siswa.

4. Observasi

Proses observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan lembar observasi yang telah dibuat dalam setiap tindakan (bisa

dilihat dilampiran)

5. Refleksi

Peneliti mengkaji hasil dari observasi selama pembelajaran berlangsung,

lembar kerja siswa, dan tes. Setiap kekurangan dan kesalahan dalam proses

pembelajaran tematik berlangsung menjadi acuan dalam merencanakan tindakan

selanjutnya. Peneliti melakukan pertemuan dengan guru mitra untuk

mendiskusikan dan merefleksikan hasil temuan pada observasi awal. Hasil temuan

tersebut diantaranya :

a. Pada awal pembelajaran guru tidak membuka pelajaran sebagaimana

(29)

b. Guru hanya mengambil sumber pembelajaran dari buku paket dan

LKS

c. Belum ada upaya untuk menggunakan metode yang melibatkan siswa

aktif.

d. Guru tidak menggunakan media mengajar.

Sebagai bahan perencanaan akan dilakukan perencanaan sebagai berikut :

a. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru akan membuka pelajaran

(apersepsi) agar siswa dapat memusatkan perhatian pada pembelajaran.

b. Siswa akan dilibatkan aktif dalam pembelajaran model tematik dengan

menggunakan tema Kegemaran dan Pendidikan dengan lebih menekankan

pada kompetensi tentang Jual beli.

c. Sumber belajar akan menggunakan beberapa metode yaitu diskusi, tanya

jawab dan berkelompok dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa.

d. Metode belajar akan menggunakan beberapa metode yaitu diskusi, tanya

jawab dan berkelompok dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa.

e. Setelah siswa selesai berdiskusi secara kelompok maka dilanjutkan dengan

presentasi.

f. Selain guru akan menutup pembelajaran dengan melaksanakan evaluasi

dan penugasan.

(30)

Data yang hendak dikumpulkan atau dihimpun adalah tentang:

a. Pelaksanaan proses pembelajaran dengan mengimplementasikan model

tematik untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III di SD Negeri Jati.

Imformasi tentang data tersebut bersumber dari guru yang melaksanakan

proses pembelajaran di kelas, teknik pengumpulan datanya diperoleh melalui

observasi, wawancara dan studi dokumentasi dengan menggunakan alat bantu

yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara dan studi dokumentasi.

b. Unjuk kerja guru dalam menggunakan model tematik untuk meningkatkan

hasil belajar siswa kelas 3 terutama pada pembelajaran IPS. Informasi tentang

data tersebut bersumber dari guru yang menggunakan teknik pengumpulan

datanya melalui teknik observasi dan diskusi dengan bantunya pedoman

observasi.

c. Hambatan dan kesulitan guru dalam menggunakan model tematik untuk

meningkatkan hasil belajar siswa kelas 3 dalam pembelajaran IPS di SDN Jati.

Informasi tentang data tersebut bersumber dari guru yang menggunakan

teknik pengumpulan datanya melalui observasi dan diskusi balikan denga alat

bantunya pedoman observasi.

d. Upaya yang dilakukan guru untuk menggunakan model tematik dalam

pembelajaran IPS di SDN Jati. Informasi tentang data tersebut bersumber dari

(31)

diskusi balikan serta wawancara dengan alat bantunya adalah pedaoman

observasi dan diskusi balikan

Wiriaatmadja (2005:126) menjelaskan bahwa ada 4 (empat) cara yang

mendasar untuk mengumpulkan informasi, yaitu observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Untuk uraian penjelasannya sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan upaya/usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk merekam

atau melihat segala kegiatan yang terjadi selama tindakan berlangsung. Kegiatan

ini biasanya selalu membutuhkan alat bantu yaitu catatan lapangan (field notes)

yang akan berguna bagi peneliti pada saat melakukan analisis terhadap kondisi

yang sedang berlangsung baik di dalam kelas maupun diluar kelas. Menurut

Moleong (1988:153) catatan lapangan sangat penting dalam penelitian kualitatif.

Peneliti menyususn catatan lapangan yang berkaitan dengan kondisi pembelajaran

atau iklim pembelajaran IPS di kelas 3 SD Negeri Jati Kecamatan Cipatat

Kabupaten Bandung Barat.

Hopkins (1993:116) menjelaskan bahwa catatan lapangan merupakan

salah satu cara untuk melaporkan pengamatan, refleksi dan berbagai reaksi

terhadap masalah-masalah yang dihadapi di kelas. Catatan lapangan berfungsi

untuk mencatat segala kejadian dan peristiwa selama kegiatan pembelajaran

(32)

Semua data atau temuan di lapangan yang berkaitan dengan suasana

belajar di kelas 3 pada saat pembelajaran IPS, pengelolaan kelas, kegiatan guru

atau kegiatan siswa dicatat dalam catatan lapangan (filed notes). Catatan lapangan

ini juga berisi komentar sebagian siswa kelas 3, guru dan kepala sekolah.

Beberapa kejadian yang terjadi dalam proses belajar mengajar, dicatat dalam

catatan lapangan sebagai bahan refleksi dan analisis.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu didalam kelas

dilihat dari sudut pandang orang lain. Orang-orang yang diwawancarai adalah

beberapa siswa, teman sejawat, kepala sekolah dan lain-lain. (Hopkins: 1993;

Wiriaatmadja, 2005).

Menurut Lincoln dan Guba (Meleong, 2001;97) menjelaskan bahwa

maksud mengadakan wawancara adalah untuk mengkonstruksi mengenai orang,

kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dana dan

lain-lain. Pendapat lain menurut Denzin (dalam Wiriaatmadja, 2007) menjelaskan

bahwa wawancara adalah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal

kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan

yang dipandang perlu, dan bentuk wawancara yang digunakan bisa secara

(33)

Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan pada tanggal 29 Maret 2014

pada hari Sabtu untuk memperoleh data tentang sejauh mana dukungan sekolah

dan lingkungan terhadap peningkatan kualitas proses belajar, baik di dalam kelas

maupun di luar kelas. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian

ini terhadap kepala sekolah, guru mitra dan beberapa orang siswa.

Pada tahap penelitian, peneliti melakukan wawancara dengan guru mitra

yang mengajar IPS dikelas 1 sampai kelas 3. Wawancara ini dilakukan untuk

mengetahui latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, metode pada saat

mengajar tematik terutama pelajaran IPS dan kegiatan pendidikan yang pernah

diikuti baik pelatihan, loka karya maupun seminar. Wawancara juga dilakukan

dengan kepala sekolah. Inti wawancara berkaitan dengan pandangan tentang

eksistensi tematik terutama pelajaran IPS di SDN Jati, kebijakan untuk

meningkatkan kualitas pelajaran IPS serta kemungkinan menggunakan metode

belajar yang inovatif dalam pembelajaran IPS di SDN Jati. Wawancara juga

dilakukan dengan beberapa siswa dikelas 3 tujuannya untuk mengetahui sikap

mereka terhadap pelajaran IPS, cara guru mengajar (performance) guru dan sikap

siswa terhadap guru. Informasi yang diperoleh melalui wawancara awal tersebut

membantu peneliti untuk melihat serta memperoleh gambaran awal pembelajaran

(34)

3. Dokumen

Macam-macam dokumen dapat membantu kita dalam mengumpulkan data

penelitian yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas

(Wiriaatmadja, 2005: 124). Penelitian menggunakan beberapa dokumen seperti

silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun guru, daftar

hadir siswa kelas III, profil SDN Jati Kec.Cipatat Kab.Bandung Barat dan

beberapa dokumen lainnya.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti sendirilah yang menjadi instrument utama

yang turun langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan

keperluan penelitian. Dengan posisi sebagai instrument utama, peneliti juga

menggunakan beberapa instrument yang dapat membantu jalannya penelitian,

serta catatan lapangan, lembar panduan observasi, pedoman wawancara, dokumen

wawancara, dokumen sekolah diantaranya daftar hadir siswa, profil sekolah dan

lain-lain, serta menggunakan foto dan alat perekam.

Semua data dan hasil temuan di lapangan yang berkaitan dengan proses

pendekatan tematik di pembelajaran IPS di kelas 3 yang dikelola oleh guru mitra

dicatat dalam catatan lapangan. Catatan lapangan juga berisi tentang komentar

sebagian siswa kelas 3, guru mitra, kepala sekolah serta guru yang lainnya tentang

(35)

kejadian tertentu yang berkaitan dengan tindakan seperti sikap siswa ketika

belajar di dalam kelas atau di luar kelas misalnya bermain-main atau tidak

memperhatikan dalan belajar atau yang terlambat masuk kelas, dicatat dalam

catatan lapangan sesuai bahan untuk refleksi dan analisis.

Selain itu peneliti juga menggunakan panduan observasi kegiatan guru dan

siswa dengan menggunaka ‘checklist’. Instrument ini digunakan peneliti untuk

mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa pada saat pembelajaran atau tindakan

langsung. Panduan observasi kegiatan guru berisi tentang pengembangan materi

pengajaran yang dilakukan guru, strategi belajar mengajar yang dikembangkan

guru, metode pembelajaran yang dipilih dan dilaksanakan guru di kelas, media

pengajaran yang dipilih dan ditampilkan guru dalam pembelajaran di kelas,

sumber belajar yang dipilih dan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Panduan

observasi kegiatan siswa berisi tentang keaktifan siswa dalam meningkatkan hasil

belajar yaitu : hidup dan bekerja sama dengan yang lain, belajar mengontrol diri

dan pimpinan, tukar menukar pendapat.

F. Kategorisasi Data

Data-data yang telah direduksi dibubuhi kode tertentu berdasarkan jenis

dan sumbernya. Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi terhadap keseluruhan

data, kegiatan ini dilakukan berdasarkan pengkodean dalam analisis data

(36)

member label dan mencari data yang sangat efesien, serta mempercepat dan

memberdayakan analisis data.

G. Validasi Data

Data yang telah dikategorikan, selanjutnya dikodifikasikan sesuai dengan

model yang dikembangkan, kemudian divalidasi melalui triangulasi, member

check, auditreail, dan expert opinion (Hopkins, 1993: 152-157). Adapun uraian

teknik pemeriksaan keabsahan data (varidasi) sebagai berikut :

1. Triangulasi yaitu memeriksa kebenaran hipotesisi, konstruk atau analisis yang

peneliti timbulkan dengan membandingkan dengan hasil orang lain

(Wiriaatmadja, 2005: 168). Teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap itu (Moleong, 1988: 178). Teknik Validasi

ini berarti membandingkan dan mengecek, baik derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode

kualitatif. Dalam kegiatan penelitian ini, kegiatan triangulasi dilakukan secara

reflektif kolaboratif antara peneliti dan guru dengan jalan membandingkan

data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dengan berbagai

responden membandingkan hasil wawancara dengan hasil suatu dokumentasi.

2. Member check, kegiatan ini dilakukan dengan meninjau kembali kebenaran

(37)

Member check bisa dilakukan dengan memeriksa kembali

keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau

wawancara yang dilakukan antara peneliti dan nara sumber, apakah

keterangan atau informasi yang disampaikan itu tidak berubah sehingga dapat

dipastikan keajegannya dan data itu diperiksa kebenarannya (Wiriaatmadja,

2005: 178).

Kegiatan ini peneliti lakukan dengan cara menanyakan kembali informasi

yang disampaikan sebagian siswa kelas, guru-guru maupun kepala sekolah

pada waktu yang berbeda. Suatu data tentang pelajaran IPS dengan

menggunakan model tematik dalam meningkatkan hasil belajar siswa belum

dikatakan valid sebelum peneliti mengecek kembali keterangan tersebut pada

waktu yang berbeda. Dalan proses ini data atau informasi tentang tentang

seluruh pelaksanaan tindakan dan pada akhir seluruh pelaksanaan tindakan.

3. Audit Trail untuk memeriksa kesalahan-kesalahan di dalam metode atau

prosedur yang dipakai peneliti, dan di dalam pengambilan kesimpulan

(Wiriaatmadja, 2005: 170). Teknik validasi ini untuk mengetahui apakah

laporan peneliti sesuai dengan menggunakan audit trail, kegiatan yang

dilakukan oleh peneliti adalah berdiskusi dengan pembimbing, teman-teman

(38)

4. Expert Opinion agar derajat kepercayaan pada penelitian ini dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka pada penelitian ini menggunakan

expert opinion yaitu dengan cara mengkonsultasikan hasil pertemuan

penelitian kepada para ahli. Nasution (dalam Rochmadi, 35:1997). Dalam

kegiatan ini peneliti mengkonsultasikan temuan penelitian kepada Prof. DR.

H. Dadang Supardan, M.Pd selaku pembimbing I dan kepada DR. Nana

Supriatna, M.Ed selaku pembimbing II, untuk memperoleh arahan dan

masukan sehingga validasi data dapat dipertanggung jawabkan.

H. Interpretasi

Pada tahap ini peneliti berusaha menginterpretasikan temuan-temuan

penelitian atau hasil penelitian dengan merujuk atau menghubungkannya dengan

teori dan norma-norma lainnya yang telah diterima secara umum. Selain itu,

setiap temuan lapangan yang diperoleh dari catatan lapangan dan beberapa

instrument lainnya tentang pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan

model tematik untuk meningkatkan hasil belajar siswa, dihubungkan pula dengan

temuan para peneliti atau penulis sebelumnya sebagai rujukan.

Semua interpretasi di atas dijadikan bahan dalam perbaikan atau dijadikan

tolak ukur untuk melakukan tindakan berikutnya yang berkaitan dengan kinerja

guru, aktivitas siswa atau kegiatan sekolah lainnya secara menyeluruh. Semua

(39)

dapat dijadikan referensi yang dapat memberikan makna terhadapnya. Referensi

ini digunakan untuk melakukan tindakan selanjutnya.

I. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan

data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.

Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban dari

informan. Apabila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum

memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap

tertentu sehingga diperoleh data yang kredibel.

Secara umum, penelitian kualitatif dalam melakukan analisis data banyak

menggunakan model analisis yang dicetuskan oleh Miles dan Huberman yang

sering disebut dengan metode analisis data interaktif. Mereka mengungkapkan

bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Aktivitas dalam analisis data kualitatif ada tiga, yaitu tahap reduksi data, display

data, dan kesimpulan atau verifikasi.

Koleksi Data

Reduksi Data

(40)

Dari 36 siswa hanya 30 siswa yang bisa menjawab dan menguasai materi tematik

yang disampaikan seperti siswa melakukan sosiodrama tentang tawar menawar,

mengetahui pengertian jual beli, membedakan pasar tradisional dan pasar modern,

mengetahui keuntungan dan kerugian jual beli di pasar tradisional dan di pasar

modern,mengetahui pengertian barter, menjelaskan jenis uang yang beredar

dimasyarkat dan cirri-ciri uang. Apabila pembelajaran dianggap berhasil mencapai

75%, siswa dapat mempraktekkan langsung tawar menawar di Pasar terdekat

disekitar sekolah.

1) Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, sehingga perlu

dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan sebelumnya, semakin

lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data yang diperoleh akan semakin

banyak, kompleks, dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data

melalui reduksi data.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan polanya. Dengan Gambar : Analisis Data Kualitatif Menurut Milles dan Huberman

(41)

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,

dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

mencarinya apabila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan,

seperti komputer, notebook, dan lain sebagainya.

Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan

dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena

itu, apabila peneliti dalam melakukan penelitian menemukan segala sesuatu yang

dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang harus

dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data.

Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan

kecerdasan, keleluasaan, dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang

masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan dengan teman

atau orang lain yang dipandang cukup menguasai permasalahan yang diteliti.

Melalui diskusi itu, wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat

mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang

signifikan.

2) Display Data (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data.

Dalam penelitian kuantitatif, penyajian data dapat dilakukan dengan

(42)

tersebut, maka data terorganisasikan dan tersusun dalam pola hubungan, sehingga

akan semakin mudah dipahami.

Beda halnya dalam penelitian kualitatif, di mana penyajian data dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antarkategori, dan sejenisnya.

Menurut Miles dan Huberman, yang paling sering digunakan untuk menyajikan

data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

Dengan adanya penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami

apa yang terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah

dipahami tersebut. Selanjutnya oleh Miles dan Huberman disarankan agar dalam

melakukan display data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa grafik,

matrik ,network (jaringan kerja), dan chart.

3) Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Langkah ketiga dalam analisis data dalam penelitian kualitatif menurut

Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan

awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan mengalami

perubahan apabila tidak ditemukan buktibukti yang kuat yang mendukung pada

tahappengumpulandataberikutnya.

Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung

(43)

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan

yang kredibel.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat

menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga

tidak. Mengapa bisa demikian? Karena seperti telah dikemukakan di atas bahwa

masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat

sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya

belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek

yang sebelumnya masih remang-remang atau bahkan gelap, sehingga setelah

diteliti menjadi jelas. Kesimpulan ini dapat berupa hubungan kausal atau

(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Selama melakukan penelitian di SD Negeri Jati Kecamatan Cipatat dalam

pengembangan model pembelajaran tematik pada pembelajaran IPS di kelas III

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

a. Desain-desain dalam pembelajaran IPS melalui model pendekatan tematik

diawali dengan membuat pembentukan tema dari pemetaan Kompetensi Dasar

(KD) pada kurikulum KTSP untuk mata pelajaran IPS kelas III yang akan

dipraktekkan, kemudian membuat dan memahami silabus yang akan

dipraktekkan, dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

baik. Dalam pembentukan tema yang harus berlandaskan pada kehidupan nyata di

dalam masyarakat dimaksudkan untuk menjembatani antara perolehan hasil

belajar di kelas dengan pengalaman keseharian siswa dan diharapkan dalam

proses pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai surnber belajar

dapat menumbuhkan kesadaran dan kepedulian siswa terhadap lingkungan dan

terutama hasil belajar yang diperlukan sebagai anggota masyarakat yang sedang

(45)

b. Langkah-langkah dalam pengembangan pembelajaran tematik di SD

Negeri Jati dengan dilakukan 3 siklus penelitian. Sebelum kita melakukan

penelitian 3 siklus sebaiknya terlebih dahulu guru mengenal Standar Kompetensi

dan Kompetensi Dasar yang akan diajarkan, kemudian memilih tema yang dapat

memadukan kompetensi-kompetensi setiap kelas, kemudian membuat matriks

hubungan kompetensi dasar dengan tema yang dipilih kemudian membuat

pemetaan pembelajaran tematik dan yang terakhir menyususn silabus dan RPP

berdasarkan matriks atau jaringan tema. Setiap siklus terdapat 3 kegiatan yaitu

kegiatan awal/pembuka, kegiatan inti dan kegiatan akhir/penutup. Pada kegiatan

awal/pembuka setiap siklus diawal dengan kegiatan pembuka seperti apersepsi,

mengisi daftar kelas, berdoa, momotivasi siswa untuk belajar dan mengajukan

beberapa pertanyaan untuk mengingat materi sebelumnya.

Pada kegiatan inti guru memfokuskan pada kegiatan-kegiatan yang

bertujuan pengembangan kemampuan siswa, guru juga mulai menyajikan tema

pembelajaran kepada siswa. Guru dapat menggunakan berbagai strategi atau

metode yang bervariasi.

Pada kegiatan akhir/penutup guru selalu mengajukan pertanyaan sekitar

materi yang sudah diajarkan, siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru,

guru memeriksa dan membahas pekerjaan siswa dan guru bersama siswa selalu

(46)

c. Hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas pembelajaran IPS

dengan menggunakan pendekatan tematik di kelas III SD Negari Jati dengan

melakukan tindakan siklus pertama sampai siklus ketiga . Dan dari hasil penelitan

didapat hasil yang memuaskan setelah dilakukan tindakan sebanyak tiga siklus.

Pada awalnya siklus pertama terlihat dari nilai rata-rata siswa pada siklus petama

6,02 nilai tersebut dinilai yang kurang dalam pelajaran IPS dalam menggunakan

pendekatan tematik maka dilaksanakan siklus ke 2. Pada siklus kedua hasil

rata-rata nilai yang diperoleh adalah 7,00 nilai tersebut menunjukkan guru sudah lebih

baik dalam mengaajrkan pelajaran IPS dengan mengguanakn pendekatan tematik.

Dan pada siklus ketiga diperoleh rata-rata 8,20, nilai tersebut sudah menunjukkan

peningkatan yang sangat baik dalam pembelajaran IPS dalam menggunakan

pendekatan tematik sehingga dengan demikian penelitian tindakan kelas yang

dilakukan mulai dari siklus pertama sampai siklus ketiga bisa dikatakan berhasil.

d. Solusi-solusi dalam mengatasi masalaha-masalah yang dihadapi dalam

pembelajaran tematik pada pelajaran IPS di SD Negeri Jati, bersifat relatif dan

lebih menekankan pada keterbatasan waktu dikaitkan dengan luasnya

permasalahan nyata serta luasnya materi yang harus dipelajari oleh siswa.

Pembelajaran IPS di tingkat SD pada umumtnya masih dilaksanakan oleh secara

parsial atau berdasarkan disiplin ilmu sosial. Kendala ini disebabkan latar

(47)

sehingga diperlukan motivasi belajar dari guru IPS itu sendiri untuk mempelajari

ilmu sosial yang. lain agar mampu meramu menjadi Ilmu Pengetahuan Sosial.

Diperlukan keterampilan yang cukup tinggi bagi guru untuk merancang rnodel

pembelajaran tematik, tahapan pemetaan kompetensi, penentuan tema, mencari

konsep-konsep yang saling berhubungan dan saling rnelengkapi agar pemahaman

siswa pada tema yang dikaji memerlukan kejelian seorang guru. Oleh karena itu,

model pembelajaran tematik perlu dipelajari dan difahami oleh guru dan model ini

lebih disosialisasikan di sekolah dasar.

Pembelajaran IPS melalui model tematik, memerlukan kreatifitas guru dalam

mernpersiapkan sumber belajar -yang terdapat di lingkungan sekolah ataupun

sumber belajar dari masyarakat. Hal ini pula perlu dukungan dari berbagai pihak

terutama pimpinan sekolah dalam memberi kemudahan sarana belajar dan

dtrkungan moral pada guru.

B. REKOMENDASI

Atas dasar temuan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, dapat

direkomendasikan sebagai berikut:

1. Bagi peneliti khususnya, upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa

melalui model pembelajaran tematik yang pada pembelajaran IPS di Sekolah

(48)

tema dan tempat yang berbeda dengan tujuan peningkatan kualitas proses

pembelajaran.

2. Bagi guru sekolah dasar, proses dan hasil studi tentang penggunaan model

tematik untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dapat

mengembangkan kemampuan dalam melakukan tindakan perbaikan serta

meningkatkan proses dan hasil belajar siswa, serta diharapkan guru lebih

kreatif dan inovatif .

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu masukan bagi

Kepala Sekolah atau Pengawas Sekolah Dasar di Dinas Pendidikan yang ada

di Kabupaten Bandung Barat dalam meningkatkan kinerja guru dan

mernbenahi proses pembelajaran khususnya pembelajaran IPS di SD,

sehingga pembelajaran IPS tidak hanya mementingkan perolehan nilai dan

pelajaran hapalan dengan pengadaan buku sumber yang terbatas Secara

kuantitas dan kualitas, melainkan pembelajaran IPS untuk meningkatkan hasil

belajar siswa dengan mengaktifkan siswa yang disertai penyediaan berbagai

sumber belajar. Selain itu untuk meningkatkan kemampuan professional guru

khususnya dalam pembelajaran IPS di SD, sebaiknya agar diperbanyak

kegiatan pelatihan guru, termasuk mengenai penerapan model-model

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Al Muhtar. (2007). Strategi Pembelajaran Pendidikan IPS. Bandung: SPS UPI. Balai Pengembangan Teknologi Pendidikan Jawa Barat (2004 ).

Ahmadi, Iif Khoiru dkk. (2011). Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Atmojo, Arif. (2005). Buku Kerja Tematik, Jakarta: Tekindo Utama.

Beane. J (1997). Curriculum Integration Designing The Core of Democratic Education. New York : Teachers College Press.

Dana G. Kurfman dan Robert J. Solomon (l 971). Skill Development in Social Studies. Washington : NCSS.

Dantes, Nyoman dan Sunaryo, (1997). Landasan-Landasan Pendidikan Sekolah Dasar, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Dariyanto, Feri N. (2012). Teori Belajar Gestalt. [online]. Tersedia :

http://ferdonan.wordpress.com/teori-belajar-gestalt/. (Di akses pada tanggal 16 Agustus 2014).

Depdikbud. (1996). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Puskur Balitbang Depdiknas Prop. Jabar.

Depdiknas RI, (2003). Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Cipta Jaya.

Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta.

Depdiknas, (2012). Kurikulum 2013, Jakarta.

Dimyati dan Mujiono, (2002). Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta.

(50)

Fajar, M. (1998). Visi Pembaharuan Pendidikan. Jakarta : LP3NI.

Forgarty Robin. (1991). How To Integrate The Curricula, IRI / Skyligt, Palatine. Illnois.

Hajar, Ibnu M.Pd (2013). Panduan Lengkap Kurikulum Tematik untuk SD/MI. Yogyakarta: DIVA Press.

Hamalik, O.(1989). Pengajaran Unit Pendekatan Sistem. Bandung : Mandar Maju.

---. (2001). Proses Belajar Mengaiar. Jakata: Bumi Aksara.

Hamid, A. (2007). Revitalisasi Pendidikan IPS dan Ilmu Sosial untuk Pembangunan Bangsa. Makalah pada Seminar Nasional Revitalisasi PIPS, UPI Bandung.

Harianti, D (1996). Model Pembelajaron Terpadu IPS. Depdiknas : Pusat Kurikulum.

Hopkins. D (l993). A Teacher's Guide to Classroom Research. Philadelphia: Open University Press.

Idi, Abdullah. (2009). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Indrawati. (2009). Model Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam untuk Program Bermutu.

(51)

Jarolimek dan Parker. (1993). Social Studies in Elementary Educator. New York: Macmillan Publishing.

Joyce. W dan Alleman ,J. (1979). Teaching Social Studies In Elementary and middle Schools. New York : Holt Rinehart and Winston.

Kasbolah, K, (1999). Penelitian Tindakan Kelas, Depdikbud Dirjen Dikti Pelatihan Proyek PGSD, Malang.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006) . Jakarta :BNSP

Kurniaman, Deni. (2011). Pembelajaran Terpadu. Bandung: Pustaka Cendekia Utama.

Lasmawan, (2010). Tujuan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. [online]. Tersedia : http://lasmawan.blogspot.com/2010/10/tujuan-pembelajaran-ips-di-sekolah.html . (Di akses 15 Desember 2013).

Makmun, S.A. (2005). Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung : Rosdakarya.

Mangkoesapoetra, A. (2005). Pengembangan Keterampilan Sosial Peserta didik , [Online]. Tersedia : http://re-searchengines.com/0805achmad.html. [ 19 November 2008 ].

Marsh, Collin. (2008). Becoming A Teacher. Australia: Person Education Australia.

Martorella. P.. Beal, C,. dan Bolick, C. (2005). Teaching Social Studies In Middle and Secondary Schools. 4th . US: Pearson.

(52)

Mudyahardjo, R. (2001). Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar- Dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mulyono (1985). Pengertian dan Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: P3G Depdikbud.

Muslich, Masnur. (2008). Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution, S., (1988) . Asas-Asas Kurikulum. Bandung : Jemmars.

Nasution, S. (2000). Asas-Asas Didaktik Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.

Naylor, T dan Diem, A.R,. (1987). Elementary and Middle School Social Studies. New York : Random House.

Nur, Mohammad. (1998). Teori-teori Perkembangan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Nurihsan, Ahmad Juntika dan Agustin, Mubiar. (2011). Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja: Tinjauan Psikologi, Pendidikan, dan Bimbingan. Bandung: PT. Refika Aditama.

Parkay, F dan Haps, G. (2000). Curriculum Planning A Contemporary Approach 7th. USA: A, Pearson Education Company.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81a tentang Implementasi Kurikulum.

Purwanto, M. (1998) Ilmu Pendidiknn Teoritis dan Praktis. Edisi ke-II Bandung: Remaja Rosdakarya.

Poespoprodjo dan Gilarso (1999). Logika Ilmu Menalar Dasar-Dasar Berpikir Tertib, Logis, Kritis, Analitis, Dialektis. Bandung : Pustaka Grafika.

(53)

Resmini, Novi. (2009). Model Pembelajaran Terpadu. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/direktori/fpbs/jur._pend._bhs._dan_sastra_indonesia/196 711031993032-novi_resmini/model_pembelajaran_terpadu.pdf, [diakses 9 desember 2013].

Rohmayanti (2003) Upaya Peningkatan Pembelajaran Geografi Melalui Pendekatan Keterampilan Sosial Peserta didik. IKIP Bandung. Tidakditerbitkan.

Sa’ud, Udin Syaefuddin dkk. (2006). Pembelajaran Terpadu. Bandung: UPI Press

Sapriya, (2000). Studi Sosial Konsep dan Model Pembelajaran, Bandung: Rimdi Press.

Sanjaya, W .(2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana henada Media.

Sjamsuddin, H dan Maryani, E. (2008). "Pengembangan program Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Kompetensi Keterampilan Sosial ". Makalah pada Seminar Nasional, Makasar.

Slavin, Robert E. (1994). Educational Psichology: Theory and Practice (Fourth Edition). Massachusetts: Allyn and Bacon Publisher.

Somantri, N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya dan Program Pascasarjana UPI.

Sudjono, N. (1990). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, Remaja Rosda Karya.

Sudrajat.(2012). Mendefinisikan Ilmu Pengetahuan Sosial. [online]. Tersedia : http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/lain-lain/sudrajat-spd-mpd/

(54)

Sukaesih, Esih. (2004). Pembelajaran Terpadu Model Jarring Laba-Laba ( Webbed ) Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika,

Bahasa Indonesia Dan Sains.Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sukmadinata, N. (2006). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sumaatmadja, N,. (1994). Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung : Alumni.

Sunal, C dan Haas, M. ( 2005). Social Studies For Elementary and Middle Grades A Constructivist Approach 2th LJS : Pearson Education.

Sunarto dan Hartono (1995). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Rineka

Syamsudin, Abin. (2000). Psikologi Kependidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya.

Tanpa nama. (2012). Hakikat Pembelajaran IPS di SD.[online].

Tersedia: http//phierda.wordpress.com/2012/10/30/hakikat-pembelajaran-ips-sd-2. ( Di akses pada tanggal 17 Februari 2014).

Tanpa nama. (2012). Pengertian, Faktor dan Indikator Hasil Belajar Siswa.[online].Tersedia:http://hendriansdiamond.blogspot.com/2012/01/pe ngertian-faktor-dan-indikator-hasil.html. (Di akses pada tanggal 17 Februari 2014).

(55)

Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek . Jakarta: Prestasi Pustaka.

Usman, U. (2008). Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya

Wardhani, I. dkk (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Depdiknas : Universitas Terbuka.

Weil, Joyce, dan Kluwin. (1978). Personal Models of Teaching Expanding Your Teaching Repertoire. New Jersey: Prentice-Hall, Inc, Englewood Cliffs.

Winataputra, Udin S. (2003). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Winataputra, U. (2007) " Dinamika Pemikiran Inovatif dalam Khasanah Social Studies dan Pendidikan llmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk Pendidikan Dasar dan Menengah di Indonesia". Makalah pada Seminar Nasional 21 November 2007 UPI Bandung.

Wiriatmadja, R .(2007). Metode Penelitian Tindokan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Gambar

Tabel 3.2 Jumlah Siswa SDN Jati
Gambar : Desain Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Kepada peserta pelelangan yang keberatan atas penetapan pemenang pelelangan kegiatan tersebut diberikan kesempatan untuk mengadakan sanggahan secara tertulis

Just go to www.LowerYourCostOfGasAndTravel.com, put in the information requested, and an automatic calculator will show you how much money you could save, as well as how much

1) Guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan sifat koligatif larutan nonelektrolit. 2)

Untuk mengetahui apakah penggunaan Google Body berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek pemahaman pada materi anatomi tubuh manusia mata

[r]

Tugas Akhir dengan judul “PROSEDUR PENDAFTARAN WAJIB PAJAK DAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR” merupakan sebuah karya tulis

Peran hakim dalam proses peradilan tindak pidana pencurian dan pembunuhan yang dilakukan oleh anak sesuai dengan hak dan wewenang hakim menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004

 Frekuensi pengereman dilihat dari data pada counter digital yang sudah terpasang pada sepeda motor..  Situasi jalan padat merayap terjadi pada sepanjang Jalan