• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran Menyenangkan dengan Seni Te

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pembelajaran Menyenangkan dengan Seni Te"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

Abstrak

Pembelajaran Menyenangkan dengan Seni Tematik Berbasis

KeMIPA-an di SD

Warih Handayaningrum

1*)

, I. Nyoman Lodra

2

, Susanah

3

1Jurusan Sendratasik FBS Unesa, Surabaya. E-mail: warihhandayaningrum@unesa.ac.id 2Jurusan Seni Rupa FBS Unesa, Surabaya. E-mail: nlodre@yahoo.co.id

3Jurusan Pendidikan Matematika FIPA Unesa, Surabaya. E-mail: susanah@unesa.ac.id

Alamat korespondensi

1Jurusan Sendratasik FBS Unesa, Surabaya. E-mail: warihhandayaningrum@unesa.ac.id

Berdasarkan studi awal di SD terhadap pembelajaran seni masih terpisah dengan mata pelajaran lain. Banyak SD yang tidak menyelenggarakan pendidikan seni. Berbagai hal menjadi kendala antara lain, guru kekurangan waktu untuk mengajarkan seni yang meliputi seni rupa, tari, musik dan prakarya, guru merasa tidak mempunyai komptensi seni dan perspektif guru yang memandang pembelajaran seni tidak penting. Menjejali siswa dengan konsep yang abstrak berupa ilmu/hafalan yang tidak memiliki makna membuat siswa sulit memahami. Dampaknya anak mudah jenuh, pembelajaran membosankan, anak tersiksa di sekolah. Oleh sebab itu perlu ada suplemen buku untuk membantu guru melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan yaitu pembelajaran seni tematik berbasis keMIPA-an.

Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menyenangkan dengan buku seni budaya tematik berbasis keMIPA-an untuk SD, (2) mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap buku seni budaya tematik berbasis keMIPA-an untuk SD .

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuatitatif, subjek penelitian adalah guru SD dan siswa SD kelas 1 di Sidoarjo, Surabaya dan Gresik. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan angket. Analisis data menggunakan reduksi data dipilih sesuai aspek seni, sajian data dalam bentuk narasai dan tabel, serta SPSS simpulan.

Pelaksanaaan pembelajaran seni tematik berbasis ke MIPAan dengan buku suplemen diawali dengan pendampingan pada guru SD tentang melaksanakan pembelajaran dengan buku tematik. Setelah itu guru SD mempraktekan pembelajaran seni tematik berbasis ke MIPA-an, baik aspek menggambar, seni musik, seni tari, seni drama. Semua siswa mendapatkan buku untuk belajar. Langkah-langkah dalam buku seni tematik dilaksanakan oleh guru. Untuk tema kegemaranku menggambar, tidak mengalami kendala karena guru biasa melakukan sedang untuk kegemaranku menari, bermain musik dan bermain drama guru merasa kurang percaya diri dan takut salah. Berdasarkan tanggapan guru SD buku seni tematik berbasis ke MIPA-an sangat membantu guru. Berdasarkan hasil observasi siswa sangat senang praktek berkesenian (menyanyi, menari, bermain drama serta menggambar) karena mereka jarang berpraktek. Soal-soal matematika bisa diselesaikan, lagu bahasa daerah bisa dinyanyikan. Simpulan pembelajaran menggunakan buku seni tematik berbasis ke MIPA-an menyenangkan siswa.

(2)

2

Abstract

Based on the preliminary studies conducted at the elementary school, the teaching of art has been conducted in separate class exclusively; even several primary schools do not offer art education. There are some issues related to the teaching of art in primary schools, namely the limited time allocated for the teaching of art, covering dance, music and performance. In addition, teachers consider the teaching art is not important. On the other hand, teaching students with abstract concepts of science through memorization leads the students to difficulty, boring learning at school. Therefore, it is needed a supplementary materials to assist the teachers to implement fun and thematic art learning integrated into science.

This research is intended to (1) describe the implementation of fun and thematic learning materials based on the subject of Mathematics for the elementary school, (2) describe the responses of the elementary students to the learning by using thematic books.

This research employed qualitative and quantitative approach, with the research subjects are elementary school teachers and students in some major cities in East Java, e.g. Sidoarjo, Surabaya and Gresik. Data collection techniques were conducted through observation, interviews and questionnaires. Data analysis using was through data reduction chosen according to aspects of art, data presentation in the form of narration and table, and SPSS conclusion.

The implementation of science-themed art learning with the supplementary book was preceded with the assistance to the elementary school teacherson how to implement thethematic learning materials, followed with the implementation of the integrated approach to the teaching of art based on science particularly Mathematics, with the topic of My Hobbiesincluding drawing, music, dance, and drama. All students were provided books during the learning activities. The teaching procedures in the use of the science-based art book were carried out by the teachers. For the topic of drawing, the teachers did not experience any obstacles as they have been accustomed to teaching drawing; for dancing, playing music and playing drama, teachers felt less confident and afraid of making mistakes during giving the instructions. Based on the responses, the teachers felt that the science-based art books are really helpful. During the observations, students were very happy practicing art (singing, dancing, playing drama and drawing) while they were learning Mathematics, indicated as the students were able to solve Mathematical questions and sing local language songs. In conclusion, the science-based art book leads to fun learning for the students.

Keywords: thematic art learning, science-based learning, fun learnin

I. PENDAHULUAN

Berdasarkan observasi awal di beberapa SD baik negeri maupun swata pembelajaran seni

budaya yang terlaksana adalah pembelajaran seni rupa. Pembelajaran seni tari, seni musik juga seni

drama jarang dilaksanakan. Beberapa guru mengatakan bahwa mereka tidak mempunyai

kompetansi bidang seni yang memadai, dan kurang percaya diri bila melaksanakan pembelajaran

seni di atas. Akibatnya di sekokah siswa disibukan dengan pelajaran berhitung, membaca, menulis

dan lainya. Bagi siswa suasana di sekolah terasa membosankan dan melelahkan. Hal ini tidak sesuai

dengan standar proses dalam kurikulum 2013 yaitu proses pembelajaran pada satuan pendidikan

diselenggarakan salah satunya dengan menyenangkan (Permen no 65 tahun 2013).

Pembelajaran yang menyenangkan akan memunculkan suasana kemerdekaan dalam

belajar. Merdeka baik fisik maupun psikis, mental dan kerokhanian. Suasana yang dibutuhkan

dalam pendidikan adalah suasana yang berprinsip pada hubungan kekeluargaan, kebaikan hati,

empati, cinta kasih dan penghargaan (Yuliati, 2014: 19). Hal demikian akan menimbulkan perilaku

lahiriah maupun batiniah mulai proses berinteraksi, berkomunikasi, bersoasialisasi, beraktivitas

(3)

3

berkepribadian sehat fisik, sehat mental, cerdas menjadi anggota masyarakat yang berguna

bertanggung jawab atas kebahagian dirinya dan kesejahteraan orang lain (Sattar, 2014: 286). Hal

demikian sesuai dengan tujuan pendidikan seni. Sikap perilaku yang diharapkan dalam pendidikan

seni adalah tumbuh kembang dan meningkatnya pribadi anak didik secara fisik jasmaniah maupun

psikis, mental dan jiwanya yang mengikutkan persepsi apresiasi terhadap seni yang estetis

(Suhardjo, 2005: 84). Seni membantu penyiapan peserta didik menjadi pribadi yang utuh salah satu

fungsi seni adalah sebagai sarana pendidikan artinya seni dimanfaatkan untuk menyiapkan peserta

didik bagi hari depanya. Seni diharapkan membantu penyiapan pribadi yang utuh sehingga mereka

mampu menghadapi hari depanya di masyarakat (Suhardjo, 2005: 27).

Buku seni budaya tematik adalah buku yang didesain untuk pembelajaran seni yang

mengintegrasikan mata pelajaran IPA, Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa daerah untuk

membantu guru SD bisa melakukan pembelajaran seni yang menyenangkan. Tujuan penelitian ini

adalah (1) mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menyenangkan dengan buku seni budaya

tematik berbasis keMIPA-an untuk SD, (2) mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap buku seni

budaya tematik berbasis keMIPA-an untuk SD.

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuatitatif, subjek penelitian adalah

siswa SD dan guru SD kelas 1 di Sidoarjo, Surabaya dan Gresik. Teknik pengumpulan data

menggunakan observasi, wawancara dan angket. Analisis data untuk materi apresiasi dan praktek

musik menggunakan reduksi data dipilih sesuai aspek seni, sajian data dalam bentuk narasai dan

tabel. Sedang untuk mengukur tingkat kesenangan siswa digunakan angket dan dianalisis

menggunakana SPSS.

III. HASIL PENELITIAN

3. 1. Pelaksanaan pembelajaran menyenangkan dengan buku seni budaya tematik berbasis

keMIPA-an untuk SD

3.1 .1 Pendampingan Pada Guru

Langkah pertama yang dilakukan adalah memilih SD di Surabaya, Sidoarjo dan

Gresik. untuk tempat mengimplementasikan pembelajaran menyenangkan dengan buku seni

tematik berbasis keMIPA-an, masing-masing wilayah 1 SD. Setelah komunikasi dengan

kepala sekolah perihal keinginan dari tim peneliti selanjutnya, dipertemukan dengan guru SD

kelas 1. Dilanjutkan dengan diskusi dan pendampingan tentang penggunaan buku suplemem

pembelajaran Seni Budaya tematik berbasis ke MIPA-an. Pendukung pendampingan adalah

buku Guru berisi pedoman penggunaan buku pembelajaran seni tematik berbasis kemipaan,

dan buku siswa. Pendampingan dilakukan pada semua guru untuk sub tema kegemaranku

bermusik. Materi pendampingan adalah hal-hal yang berkaitan dengan: kegiatan sebelum

masuk kelas, kegiatan awal di kelas, kegiatan inti dan penutup. Selain itu untuk sub tema

kegemaranku bermusik guru-guru juga didampingi untuk materi lagu-lagu yang ada dalam

(4)

4

3.2 Implementasi Pembelajaran seni menyenangkan

3.2.1 Kegiatan sebelum masuk kelas

Kegiatan sebelum masuk kelas dalam buku pembelajaran seni budaya tematik

berbasis ke MIPA-an yaitu menyiapkan anak berbaris di depan halaman kelas. Setelah siswa

siap dilanjutkan dengan bernyanyi lagu berbahasa daerah lokal. Setiap mau masuk kelas

siswa dibiasakan untuk bernyayi dengan bahasa daerah sebagai kekayaan lokal (lokal genius).

Dengan demikian anak mengenal bahasa lokal mereka, sehingga tidak asing dan menjadi

bagian dari pelestarian budaya. Lagu yang ada dalam buku adalah lagu “ Bel Wis Muni “ (bel

sudah berbunyi) yang terdiri dari 3 versi. Guru bisa memilih salah satu atau bisa dinyanyikan

secara bergantian saat mau masuk kelas.

3.1.2 Kegiatan awal.

Kegiatan awal dilakukan untuk menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik

mengikuti proses pembelajaran. Siswa diajak berdoa terlebih dahulu untuk menanamkan sikap

dan kesadaran sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa. Untuk berdoa di buku Seni tematik juga

disediakan namun jika sekolah sudah mempunyai naskah berdoa, maka guru dibebaskan untuk

memilih. Selanjutnya memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai

manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan

perbandingan lokal, nasional, dan internasional; mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; menjelaskan tujuan

pembelajaran, cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai buku siswa. Kegiatan ini

dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang mendorong peserta

didik menfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sifat

dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan

penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan yaitu kegemaranku

bermain musik. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan

fisik/jasmani sesuai dengan tema, bernyanyi, bernyanyi sambil menari mengikuti irama musik,

dan menceritakan pengalaman.

3.13 Kegiatan Inti

Kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan sikap,

pengetahuan dan keterampilan. Dalam rangka pengembangan sikap, maka seluruh aktivitas

pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong peserta didik untuk

melakukan aktivitas melalui proses afeksi yang dimulai dari menerima, menjalankan,

menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Sedangkan untuk mengembangkan

pengetahuan dan keterampilan siswa diajak untuk mengamati, menanya, mengeksplor dan

(5)

5

Tahap mengamati dengan mengenal aneka instrumen musik yang ada di Indonesia, mulai dari Banyuwangi, Bali, gamelan Jawa, Angklung, Rebana, Kolintang hingga Gondang

sembilan.

SumberGambar :http://33.media.tumblr.com

Dalam pengenalan ini siswa diajak membaca nama instrumen yang ada dalam buku,

hal ini penting untuk memberikan apresiasi pada siswa tentang kekayaan musik bangsa

Indonesia. Untuk menghindari verbalistik siswa ditunjukan bunyi gamelan melalui VCD,

serta instrumen yang dibunyikan. Pada pelajaran ini Bahasa Indonesia dengan Kompetensi

Dasar membaca nyaring tercapai. Guru memberi kesempatan pada anak untuk bertanya

seputar instrumen, berkenaan dengan bentuk, bahan, cara membunyikan, asal daerah dan

lainnya. Secara tidak langsung siswa akan mengenal macam-macam bentuk benda (bulat,

tabung, persegi), tentang sumber bunyi dari macam-macam bahan (kulit, kayu, besi) melalui

instrumen. Dengan demikian siswa sudah mengenal ilmu pengetahuan alam. Tahap eksplorasi

selanjutnya siswa diajak untuk mengenal lebih dekat bentuk masing-masing instrumen dan

mengenal bidang bangun ruang melalui gambar instrumen Rebana, Saron (salah satu

instrumen gamelan Jawa), gendang, suling, tifa, besar-kecil rebana. Besar kecil gong dan

mencocokan pada gambar cara memukulnya. Masih dalam tahap eksplorasi anak diajak untuk

bermain musik dalam pembelajaran seni budaya dikenal dengan ekpresi atau kreasi.

Gambar Rebana. SumberGambar : http://www.jejakislam.com

Bermain musik diawali dengan menggunakan instrumen internal yang ada di tubuh

yaitu dengan bertepuk, bersuara.

Ayo bermain musik tanpa alat musik.

(6)

6

Ikuti pola tepuk ini. prok = dilambangkanhuruf “P” 0 = istirahat/berhenti

P 0 0 0 P P 0 0 P 000 P P 0 0 tempo lambat (diulang)

P P P P P P 0 0 P P P P P 0 0 0 tempo lebihcepat(diulang)

P P P 0 P P P 0 P P P P P P P 0 tempo cepat (diulang)

Dalam buku siswa cara bermain musik diberikan notasinya sehingga guru dan siswa

dapat melakukannya. Bila memungkinkan ada alat musik daerah yang ada di wilayah siswa

untuk dihadirkan. Siswa diajak untuk membunyikan instrumen tersebut. Selain itu siswa juga

diperkenalkan dengan alat-alat musik dari barat yaitu piano, gitar, violin, drum, trumpet. Hal

ini akan menambah wawasan pada mereka tentang keanekaragaman instrumen barat.

Dikenalkan pula solmisasi notasi barat do, re, mi, fa, so, la, si, do. Dalam tahap eksplorasi

siswa juga diajak untuk membandingkan panjang-pendek, besar-kecil suatu benda melalui

instrumen, untuk penjumlahan juga tercapai menggunakan gambar alat musik.

Pembelajaran untuk kelas satu disarankan mengoptimalkan lingkungan sekitar anak,

maka dalam konteks pembelajaran seni budaya tematik siswa diajak untuk menggunakan

macam-macam benda yang ada di sekitar anak untuk sumber bunyi misalnya botol, galon,

ember, piring, sendok dan timba. Dengan menggunakan notasi yang disediakan dan dipimpin

guru maka akan tercipta musik ritmis yang indah. Selanjutnya siswa diajak untuk mengiringi

lagu-lagu daerah yang dinyanyikan temanya dengan musik ritmis yang dipelajari. Dengan

demikian pada akhir pelajaran tahap presentasi siswa akan menampilkan musik-musik ritmis

dan nyanyian daerah yang indah dan menyenangkan.

3.1.4.Kegiatan Penutup.

Pada akhir pelajaran guru bisa melakukan penilaian berdasarkan aspek yang telah

disiapkan dalam buku guru baik tentang sikap, keterampilan maupun pengetahuan. Sifat dari

kegiatan penutup adalah untuk menenangkan dan melakukan refleksi dan evaluasi. Evaluasi

dilakukan mengkhususkan pada seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang

diperoleh. Selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung

dari hasil pembelajaran. Kegiatan penutup juga dimaksudkan untuk memberikan umpan balik

terhadap proses dan hasil pembelajaran; melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk

pemberian tugas, baik tugas individual maupun kelompok; dan menginformasikan rencana

kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. Beberapa contoh kegiatan akhir/penutup

(7)

7

3.2 Tanggapan siswa pada pembelajaran menyenangkan dengan menggunakan buku seni

tematik berbasis keMIPA-an.

Tabel 3.2 1 respon siswa terhadap visualisasi buku

Tabel 3.2 2 respon siswa terhadap aspek musikal

Tabel 3.2.3 respon siswa terhadap kegiatan praktek

73.9

Suka Belajar Suka Cover Suka Tulisan Suka Gambar

Belajar dan visualisasi buku, Responden (100%) = 92

Tidak Suka

Suka Seni Musik Suka Alat Musik Suka Menyanyi

(8)

8

Tabel 3.2.4 Tabel Respon siswa semua aspek

IV. PEMBAHASAN

Pembelajaran menyenangkan dengan menggunakan seni, dalam konteks pendidikan seni

sebagai medianya adalah upaya pendidikan untuk menjaga keseimbangan mencapai tujuan

pendidikan. Pendidikan seni memberikan keseimbangan manusiai bagi pendidikan logika

rasional, etik-moral, dengan menekankan estetik emosional (Rohidi, 2016: 114). Di lain pihak

pendidikan adalah proses budaya, dipandang sebagai upaya pelestarian mempertahankan

kebudayaan/kesenian adalah upaya pelestarian kesenian (musik, tari, rupa dan teater).

Kurikulum seni budaya di sekolah mengacu pada standar global dan fleksibel membangun

paradigma pembelajaran yang tidak tunggal, tetapi terkait dengan ilmu-ilmu lain dan

merupakan shared activity (Triana, 2011: 93). Pembelajaran yang di desain dalam buku seni

tematik berbasis ke MIPA-an adalah suatu pendekatan yang melibatkan beberapa mata

pelajaran secara terintegrasi untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa.

Pembelajaran menyenangkan dengan menggunakan seni sebagai media adalah salah satu

bentuk multiple representation of learning assesment, yaitu memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menunjukkan pencapaian pemahaman atau makna yang diciptakan dalam suatu

pelajaran melalui perwujudan budaya khususnya kesenian (Winataputra, Udin.S, 2011: 4.17).

V.SIMPULAN

Berdasarkan angket siswa yang telah di isi oleh peserta didik di 3 SDN , dapat disimpulkan

bahwa mayoritas responden menyukai buku seni budaya berbasis-ke mipa-an. Saat proses uji

coba berlangsung, peserta didik sangat bersemangat untuk memulai setiap tahapan belajar

buku seni budaya. Kendala utama terdapat pada penguasaan lagu berbahasa Jawa oleh peserta

didik. Secara keseluruhan, peserta didik menerima dengan respon yang positif (baik). Peserta

didik senang dengan gambar-gambar yang ada di dalam buku, bervariasi dan banyak warna.

Sangat Suka 73.9 41.3 28.3 67.4 47.8 37 39.1 60.9 65.2

0%

(9)

9

Terutama dengan banyaknya jenis hewan (klasifikasi berdasarkan makanan) dan tahapan berkarya yang ‘seru’ secara visual.

Daftar Pustaka

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2013

Sattar, M. 2014. Pendidikan Seni, Revolusi Mental Menuju Peradaban Baru. Prosiding Seminar Nasional, Editor Anik Juwariyah dan M. Mintowati, FBS Unesa (285-295)

Soehardjo, A.J. 2005. Pendidikan Seni dari Konsep sampai Program, Jurusan Seni dan Desain

FS-UM: Malang

Triana, Dinny Devi, 2011. Konsepsi, Apresiasi, Kreasi dan rekreasi dalam pendidikan Kesenian di Sekolah, Prosiding Seminar nasional, Editor Robby Hidayat dan E.W Suprihatin, Universitas Negeri Malang: Malng (93-104)

Winataputra, Udin S, 2011. Pembaharuan Pendidikan di SD, Universitas Terbuka: Jakarta

Gambar

Gambar Rebana. SumberGambar : http://www.jejakislam.com
Gambar

Referensi

Dokumen terkait

Saran bagi peneliti selanjutnya yaitu , sebaiknya tidak menggunakan variabel pendidikan lagi, karena terbukti tidak memiliki pengaruh signifikan positif bagi

Sebuah Tugas Akhir yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. © Galih Sukma Permadi 2014

Uji laboratorium rembessan air asin untuk tiga kondisi tekstur pasir halus, sedang dan kasar dengan metode Darcy sesuai dengan teori bahwa rembesan air asin ke dalam

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Produk, Harga, dan promosi terhadap keputusan pembelian Teh Pucuk Harum pada Mahasiswa/I Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Alasan lain yang menjadikan daya jual produk ini rendah adalah UMKM milik bapak Sukrisno belum mengetahui pertumbuhan pasar beras organik saat ini.. Seperti yang dikatakan

Pendugaan jumlah spesies berdasarkan akumulasi spesies kelelawar yang ditemukan menunjukkan bahwa hutan primer merupakan habitat yang memiliki kekayaan spesies kelelawar

Understanding the mechanism adsorption of iron(II) model substrates into developed adsorbent tannin-immobilized on carbon, the Langmuir, and Freundlich isotherm model was

Kelompok Kerja (POKJA) VII pada Kantor Layanan Pengadaan Kabupaten Musi Banyuasin telah membuat Berita Acara Lelang Gagal untuk paket pekerjaan sebagai berikut