• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permenhub No PM 23 Th 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Permenhub No PM 23 Th 2011"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MENTERIPERHUBUNGAN

REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM. 23 TAHUN 2011

a. bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian telah mengatur mengenai Sertifikat Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Sertifikat Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian.

1. Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5048);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 176, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5086);

(2)

5 . Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,

Tugas Dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2010;

6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 52 Tahun 2007 tentang Pendidikan dan Pelatihan Transportasi;

7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan.

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG SERTIFIKAT KECAKAPAN AWAK SARANA PERKERETAAPIAN.

BABI

KETENTUAN UMUM Pasal1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :

1. Perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan sumber daya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta api.

2. Kereta Api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di jalan rei yang terkait dengan perjalanan kereta api.

3. Sarana Perkeretaapian adalah kendaraan yang dapat bergerak di jalan reI.

4. Awak sarana perkeretaapian adalah orang yang ditugaskan di dalam kereta api oleh penyelenggara sarana perkeretaapian selama perjalanan kereta api.

5. Masinis adalah awak sarana perkeretaapian yang bertugas mengoperasikan kereta api serta bertanggung jawab sebagai pemimpin perjalanan kereta api.

6. Asisten masinis adalah awak sarana perkeretaapian yang ditugaskan untuk membantu masinis dalam mengoperasikan

(3)

7. Jam kerja awak sarana perkeretaapian adalah waktu kerja

dalam perjalanan kereta api mulai dari awal penugasan sampai

akhir penugasan.

8. Sertifikat Kecakapan merupakan bukti kecakapan sebagai awak

sarana perkeretaapian yang diwujudkan dalam bentuk Sertifikat

Kecakapan.

9. Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki

oleh seseorang, berupa seperangkat pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku yang harus dihayati dan dikuasai

untuk melaksanakan tugas keprofesionalannya.

10. Pendidikan dan Pelatihan adalah proses penyelenggaraan

belajar mengajar dalam rangka meningkatkan pengetahuan,

keahlian, keterampilan, dan pembentukan sikap perilaku

sumber daya manusia yang diperlukan dalam penyelenggaraan

transportasi.

11. Menteri adalah Menteri yang membidangi urusan

perkeretaapian.

12. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang tugas dan

tanggung jawabnya di bidang perkeretaapian.

BAB II

JENIS DAN KLASIFIKASI

SERTIFIKAT KECAKAPAN AWAK SARANA PERKERETAAPIAN

(1) Awak Sarana Perkeretaapian dalam mengoperasikan sarana

perkeretaapian dalam bertugas dibedakan atas :

a. Masinis; dan

b. Asisten Masinis.

(2) Masinis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

bertugas mengoperasikan sarana perkeretaapian dan

bertanggung jawab sebagai pemimpin perjalanan kereta api.

(3) Asisten masinis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

bertugas membantu masinis dalam mengoperasikan sarana

(4)

(1) Awak Sarana Perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 harus memiliki kompetensi dan cakap untuk mengoperasikan sarana perkeretaapian.

(2) Awak Sarana Perkeretaapian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi standar kompetensi yang terdiri atas:

a. mengetahui dan memahami peraturan perundang-undangan terkait dengan operasi kereta api;

b. mampu menilai sarana perkeretaapian siap untuk d ioperasikan;

c. mengetahui, memahami dan menguasai serta mampu mengoperasikan sarana perkeretaapian sesuai standar operasi prosedur;

d. mengetahui, memahami dan menguasai standar operasi prosedur pengoperasian sarana perkeretaapian selama berhenti, berjalan dan/atau langsir;

e. mengetahui, memahami dan menguasai standar operasi prosedur teknis dan administrasi perjalanan kereta api; f. mengetahui, memahami dan menguasai aspek standar

operasi prosedur persinyalan, telekomunikasi dan listrik dalam pengoperasian kereta api;

g. mengetahui, memahami dan menguasai dan membaca Grafik Perjalanan Kereta Api, Maklumat Kereta Api, Telegram Maklumat dan daftar waktu serta perubahannya; h. mengetahui, memahami dan menguasai wilayah

perjalanan pengoperasian sarana perkeretaapian; dan i. pengetahuan, keterampilan, sikap dalam bekerja

mengoperasikan sarana perkeretaapian.

(1) Awak Sarana Perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, wajib memiliki Sertifikat Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian sah dan masih berlaku yang diterbitkan oleh: a. Direktur Jenderal; atau

b. Badan hukum atau lembaga yang mendapat akreditasi dari Menteri;

(5)

(3) Sertifikat Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku selama 4 (em pat) tahun.

Ketentuan lebih lanjut tentang persyaratan dan tata cara akreditasi badan hukum atau lembaga sertifikasi kecakapan awak sarana perkeretaapian diatur dengan Peraturan Menteri tersendiri.

Sertifikat Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, berdasarkan jenis sarana yang dioperasikan dibedakan atas:

a. Sertifikat Kompetensi Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian dengan Penggerak Listrik;

b. Sertifikat Kompetensi Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian dengan Penggerak Non Listrik.

Sertifikat Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, berdasarkan jam kerja terdiri dari:

a. Sertifikat Kompetensi Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian Muda;

b. Sertifikat Kompetensi Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian Madya; dan

c. Sertifikat Kompetensi Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian Utama.

(1) Pemegang Sertifikat Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian Muda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a, memiliki kewenangan :

a. membantu masinis sebagai asisten masinis;

(6)

(2) Pemegang Sertifikat Keeakapan Awak Sarana Perkeretaapian Madya dan Utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b dan huruf e, memiliki kewenangan:

a. mengoperasikan sarana perkeretaapian untuk kereta api penumpang;

b. mengoperasikan sarana perkeretaapian untuk kereta api barang;

e. mengoperasikan sarana perkeretaapian peralatan khusus; dan

d. mengoperasikan sarana perkeretaapian untuk langsiran.

Pemegang Sertifikat Keeakapan Awak Sarana Perkeretaapian Madya dan Utama yang mengoperasikan kereta api barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf b yang mengangkut bahan berbahaya dan beraeun (83), dan Iimbah 83

harus dilengkapi dengan sertifikat lulus pendidikan dan pelatihan tata eara pengangkutan bahan berbahaya dan beraeun (83), dan Iimbah 83.

8A8 III

PERSYARATAN SERTIFIKAT AWAK SARANA PERKERETAAPIAN

Persyaratan untuk mendapat Sertifikat Keeakapan Awak Sarana Perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 meliputi : a. Untuk Sertifikat Keeakapan Awak Sarana Perkeretaapian

Muda, yaitu :

1) pria atau wanita;

2) sehat jasmani dan rohani; 3) tinggi badan minimal 160 em;

4) lulus pendidikan minimal menengah dengan jurusan IPA, Listrik, mesin atau Otomotif;

5) lulus Pendidikan dan Pelatihan Awak Sarana Perkeretaapian Muda; dan

(7)

b. Untuk Sertifikat Keeakapan Awak Sarana Perkeretaapian Madya, yaitu:

1) telah bertugas sebagai Awak Sarana Perkeretaapian Muda selama 4000 (empat ribu) jam kerja;

2) lulus Pendidikan dan Pelatihan Awak Sarana Perkeretaapian Madya; dan

3) lulus uji keeakapan sebagai Awak Sarana Perkeretaapian Madya.

e. Untuk Sertifikat Keeakapan Awak Sarana Perkeretaapian Utama, yaitu:

1) telah bertugas sebagai Awak Sarana Perkeretaapian Madya selama 8000 (delapan ribu) jam kerja; dan

2) lulus uji keeakapan sebagai Awak Sarana Perkeretaapian Utama.

Pendidikan dan Pelatihan Awak Sarana Perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 harus sesuai dengan sarana perkeretaapian yang dioperasikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal6.

BABIV

PROSEDUR SERTIFIKASI KECAKAPAN AWAK SARANA PERKERETAAPIAN

(1) Permohonan untuk memperoleh Sertifikat Keeakapan Awak Sarana Perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, dapat diajukan oleh unit kerja tempat pemohon bekerja; (2) Permohonan Sertifikat Keeakapan Awak Sarana

Perkeretaapian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diajukan kepada Direktur Jenderal dengan melampirkan : a. surat keterangan sehat dari dokter umum;

b. foto kopi Surat Tanda Tamat Belajar (STIB)/Ijazah yang dilegalisir;

e. foto kopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku;

(8)

e. tanda bukti lulus mengikuti pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang yang dimohon; dan

f. foto kopi Sertifikat yang dimiliki (untuk pemohon

perpanjang dan peningkatan kecakapan); atau

g. Surat Keterangan Kehilangan dari Kepolisian (untuk

penggantian yang hilang); atau

h. Sertifikat yang rusak (untuk penggantian yang rusak).

(1) Penyelenggaraan ujian untuk memperoleh Sertifikat

Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian oleh Direktorat

Jenderal setelah pemohon minimal 20 (dua puluh) orang dan

dilaksanakan selambat-Iambatnya 14 (em pat belas) hari kerja

setelah diterimanya berkas permohonan secara lengkap;

(2) Uji Sertifikat Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian terdiri

atas:

a. Uji teori; dan

b. Uji praktek.

(3) Setelah dilakukan ujian sebagaimana dimaksud pad a ayat (2)

selambat-Iambatnya 14 (empat belas) hari kerja, pemohon

yang lulus diberikan Sertifikat Kecakapan Awak Sarana.

(4) Tata cara uji Sertifikat Kecakapan Awak Sarana

Perkeretaapian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur

dengan peraturan Dirjen Perkeretaapian.

BABV

KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT

KECAKAPAN AWAK SARANA PERKERETAAPIAN

Pemegang Sertifikat Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian

dalam melaksanakan tugas wajib :

a. mengoperasikan kereta api sesuai ketentuan

perundang-undangan yang berlaku;

b. membawa tanda pengenal (Smart Card) sebagai Awak Sarana

Perkeretaapian;

c. membawa surat tugas dari penyelenggara sarana

(9)

d. menjaga, memeriksa kesehatan dan mengikuti tes kesehatan minimal 2 (dua) tahun sekali;

e. minimal dalam waktu 2 (dua) tahun harus mengoperasikan

sarana perkeretaapian; dan

f. meningkatkan kemampuan sebagai awak sarana

perkeretaapian dalam bentuk mengikuti pelatihan penyegaran

dalam waktu sekurang-kurangnya setiap 1 (satu) tahun yang

dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian atau oleh

badan hukum atau lembaga yang telah mendapat akreditasi.

Untuk menunjang pelaksanaan tugas Awak Sarana Perkeretaapian,

Penyelenggara Sarana Perkeretaapian wajib meningkatkan

kemampuan Awak Sarana Perkeretaapian.

BABVI

SANKSI ADMINISTRASI

(1) Sertifikat Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian dapat

dicabut apabila pemegang Sertifikat Kecakapan Awak Sarana

Perkeretaapian melanggar Pasal 14;

(2) Pencabutan Sertifikat Kecakapan Awak Sarana

Perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

dilakukan melalui peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali

berturut-turut dengan tenggang waktu 7 (tujuh) hari kerja;

(3) Apabila peringatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)

tidak diindahkan, dilanjutkan dengan pembekuan Se rtifi kat

Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian untuk jangka waktu

30 (tiga puluh) hari kerja;

(4) Apabila selama pembekuan sebagaimana dimaksud dalam

ayat (3) tidak ada upaya perbaikan, maka Sertifikat

(10)

Sertifikat Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian dibekukan tanpa melalui peringatan dalam hal pemegang Sertifikat Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian tersebut :

a. Tidak memenuhi standar kesehatan dan mengalami cacat fisik atau terganggu kesehatan jiwanya sehingga tidak dapat menjalankan tugas; atau

b. Terkena pengaruh alkohol, narkotika atau obat-obatan yang dapat mempengaruhi fisik dan mental.

Sertifikat Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian dicabut tanpa melalui proses peringatan dalam hal :

a. Sertifikat Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian digunakan oleh orang lain yang tidak berhak;

b. Sertifikat Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian diperoleh dengan cara tidak sah;

c. Pemegang Sertifikat Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian dijatuhi hukuman disiplin pegawai I karyawan dengan hukuman disiplin berat;

d. Pemegang Sertifikat Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian diberhentikan dengan tidak hormat dari pegawai I karyawan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; e. Pemegang Sertifikat Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian

tidak dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya akibat gangguan jasmani dan rohani; dan f. Pemegang Sertifikat Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian

melakukan perbuatan dan tindakan yang membahayakan keselamatan dan keamanan operasional kereta api.

(11)

BABVII

BENTUK DAN FORMAT

SERTIFIKAT KECAKAPAN AWAK SARANA PERKERETAAPIAN

(1) Sertifikat Keeakapan Awak Sarana Perkeretaapian berbentuk buku Sertifikat Keeakapan Awak Sarana Perkeretaapian dan tanda pengenal (Smart Card).

(2) Buku Sertifikat Keeakapan Awak Sarana Perkeretaapian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris berisikan :

a. Nomor dan kodifikasi sertifikat; b. Nama pemegang;

e. Tempat dan tanggallahir; d. Jenis kelamin;

e. Kebangsaan;

f. Alamat tempat tinggal;

g. Penyelenggara pendidikan dan pelatihan; h. Tanda tangan pemegang sertifikat;

i. Pas foto ukuran 2 x 3 em; j. Bidang;

k. Tanggal pengeluaran sertifikat; I. Masa berlaku;

m. Tanda tangan pejabat yang berwenang; dan n. Perpanjangan masa berlaku sertifikat.

(3) Tanda pengenal (Smart Card) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisikan:

a. Logo Perhubungan;

b. Tulisan Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Sertifikat Keeakapan;

e. Kodifikasi Keeakapan; d. Nama;

e. Tempat / Tanggal Lahir; f. Kategori Keeakapan; g. Unit Kerja;

h. Tanggal Berlaku;

i. Kodifikasi Penomoran Sertifikat Kompetensi Keeakapan Awak Sarana Perkeretaapian;

(12)

Bentuk, format, isi dan warna tanda pengenal

(Smart Card)

dan buku Sertifikat Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, sebagaimana contoh dalam Lampiran Peraturan ini.

BAB VIII

PENYELENGGARA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN AWAK SARANA PERKERETAAPIAN

Pendidikan dan Pelatihan Awak Sarana Perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dapat dilakukan oleh : a. Badan hukum atau lembaga pendidikan yang telah mendapat

akreditasi dari Menteri; atau

b. Direktorat Jenderal Perkeretaapian.

Untuk mendapatkan akreditasi badan hukum atau lembaga pendidikan sebagaimana dimaksud Pasal 22 huruf a, harus memenuhi persyaratan yang diatur dalam Peraturan Menteri tersendiri.

BABIX

BIAYA SERTIFIKASI

KECAKAPAN AWAK SARANA PERKERETAAPIAN

(13)

BABX

KETENTUAN PERALIHAN

Sertifikat Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian yang ada pada

saat berlakunya Peraturan ini tetap berlaku dan dalam waktu paling

lama 1 (satu) tahun harus menyesuaikan persyaratan dan

kualifikasi dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan

ini.

BABXI

KETENTUAN PENUTUP

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangannya Peraturan ini dengan penempatannya dalam

Berita Negara Republik Indonesia

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal 18 Februari 2011

S a lin a n P e ra tu ra n in i disampaikan kepada: 1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 2. Menteri Keuangan;

3. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional; 4. Menteri BUMN;

5. Wakil Menteri Perhubungan;

(14)

L a m p ira n P e ra tu ra n M e n te ri P e rh u b u n g a n

N o m o r PM. 23 T A H U N 2 0 1 1

T a n g g a l : 1 8 F E B R U A R I 2 0 1 1

C o n to h 1 :

B u k u S e rtifik a t K e c a k a p a n A w a k S a ra n a P e rk e re ta a p ia n

R E P U B U K I N D O N E S I A R E P U B U C O F I N D O N E S I A

D l R E K T O R A T J E N D E R A L P E R K E R E T A A P I A N D I R E C T O R A T E G E N E R A L O F R A I L W A Y S

S e r t i f i k a t i n i d i k e l u a r k a n b e r d a s a r k a n P e r a t u r a n M e n t e r i P e r h u b u n g a n

N o m o r _

(15)

R E P U B L I K I N D O N E S I A R E P U B L I C O F I N D O N E S I A

D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R K E R E T A A P I A N D I R E C T O R A T E G E N E R A L O F R A I L W A Y S

••o~ .iF! ..

i2

;§§~O~'<\,~.~$-',I,~..·- 'l ..n ....•.,::jf;j~~

':;:C ~ o . • • • • •7

i)jlC\\

B I D A N G K E C A K A P A N .

... A R E A O F E X P E R T I S E

S e r t i f i k a t i n i d i k e l u a r k a n b e r d a s a r k a n P e r a t u r a n M e n t e r i P e r h u b u n g a n

N o m o r _

T h i s C e r t i f i c a t e i s i s s u e d i n c o m p l i a n c e w i t h t h e T r a n s p o r t a t i o n M i n i s t e r i a l R e g u l a t i o n .

R E P U B L I K I N D O N E S I A R E P U B L I C O F I N D O N E S I A

D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R K E R E T A A P I A N D I R E C T O R A T E G E N E R A L O F R A I L W A Y S

B I D A N G K E C A K A P A N .

... A R E A O F E X P E R T I S E

S e r t i f i k a t i n i d i k e l u a r k a n b e r d a s a r k a n P e r a t u r a n M e n t e r i P e r h u b u n g a n N o m o r

(16)
(17)

xv. P e r h a t i a n A t t e n t i o n

a . D i l a r a n g m e n g a d a k a n l m e m b u a t c a t a t a n - c a t a t a n a t a u k e t e r a n g a n - k e t e r a n g a n p a d a S e r t i f i k a t i n i , k e c u a l i o l e h m e r e k a y a n g d i t u g a s k a n o l e h D i r e k t u r J e n d e r a l P e r k e r e t a a p i a n .

A n y n o t e s o r w r i t i n g s o n t h i s C e r t i f i c a t e s a r e n o t a l l o w e d e x c e p t b y a u t h o r i z e d p e r s o n .

b . A p a b i l a s e r t i f i k a t i n i h i l a n g , m a k a p e m e g a n g s e r t i f i k a t h a r u s s e g e r a m e l a p o r k a n / m e m b e r i t a h u k a n k e p a d a D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r k e r e l a a p i a n .

I f t h i s C e r t i f i c a t e i s l o s t , t h e h o l d e r s h o u l d r e p o r t t o D i r e c t o r a t e G e n e r a l o f R a i l w a y s .

c . B a r a n g s i a p a y a n g m e n e m u k a n b u k u s e r t i f i k a t i n i d i m i n t a u n t u k m e n g e m b a l i k a n n y a d e n g a n s e g e r a k e p a d a D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r k e r e t a a p i a n d i J a k a r t a .

(18)

K E l l E N T E R l A N P E R H U B U N O A N

1. Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2007 tentang Perkemtaapian Pasal 203

<IanPP No. 56 Tahun 2009 pasal291 :

a. Kartu ini sebagai penetapan kualifikasi kecakapanI keahlian

SOM Perkeretaapianoteh Direktur Jenderal Perkerelaapian;dan

b. Kartu ini wajib dibawa salama bertugas;

2. Jika terjadi kehilangan I kerusakan, segera melapor1<an ke

DireklocatJ8f1deraIPerkereiaapian; dan

3. Masa bertaku selama 4 (ernpat) taIu1 tertlitung sejak tanggal

dikeluat1<an,dan wajib divalidasi kernbali.

Keterangan :

Tampak Depan:

1. Ukuran 8,8 X5,5 em

2. Warna Dasar Tampak Depan Putih

3. Wama gans di bawah logo Kementerian

Perhubungan tampak depan eoklat, dengan

ketentuan:

a. Satu garis untuk tingkat Pertama

b. Dua garis untuk tingkat Muda

e. Tiga garis untuk tingkat Madya

4. Warna Dasar Tampak Belakang Putih

ttd

F R E D D Y N U M B E R I

UMAR AR SH MM MH

Referensi

Dokumen terkait

Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan

Mata pelajaran sejarah karena mampu memberikan model-model karakter yang konkrit melalui peristiwa sejarah, bografi pahlawan, dan semangat nasionalisme (Hasan, 2012,

Data diambil dalam bentuk narasi deskriptif (catatan lapangan, rekaman, dan catatan tertulis lainnya), yang terkait dengan pendidikan karakter dalam pembelajaran sejarah

Proses pembelajaran sejarahnya kerap terlihat pada pembelajaran pengamatan (observational learning), yakni para siswa kelas X IIS 1 dan XI IIS 1 menjadikan guru sejarah

Para pedagang tidak hanya berasal dari Kudus, tetapi juga dari berbagai daerah sekitar Kudus, bahkan dari Jawa Barat dan Jawa Timur.. Mereka biasanya berjualan mulai dua minggu

[r]

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh disiplin kerja, motivasi, dan pengembangan karir terhadap kinerja pegawai pada kantor

dactylus bergesk pada kepiting bakau yang dipelihara dengan sistem tanpa isolasi (penggabungan dua ekor kepiting dalam satu ruang) tidak mempengaruhi penurunan