Penerapan
F inite State Automata
Pada Pencarian Rute
Terpendek Perjalanan Mahasiswa dari Rumah ke
Kampus UKSW Salatiga
Artikel Ilmiah
Peneliti:
Harly Nanulaitta (672012071)
Magdalena A. Ineke Pakereng, M.Kom.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Penerapan
F inite Automata
Pada Pencarian Rute
Terpendek Perjalanan Mahasiswa dari Rumah ke
Kampus UKSW Salatiga
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Peneliti:
Harly Nanulaitta (672012017)
Magdalena A. Ineke Pakereng, M.Kom.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Penerapan
F inite Automata
Pada Pencarian Rute
Terpendek Perjalanan Mahasiswa dari Rumah ke
Kampus UKSW Salatiga
Harly Nanulaitta 1, Magdalena A. Ineke Pakereng 2
Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50771, Indonesia
Email: 672012071@student.uksw.edu1, ineke.pakereng@staff.uksw.edu 2
Abstract
This study aims to search students the shortest route from home to the Parent Campus of SWCU and Campus 3 FTI. This study using finite state automata by mapping the existing street name into the state to facilitate the search for the shortest route. Using this method the shortest route search can be analyzed easily step by step so that if something goes wrong in the process, it can be easily identified and tracked using finite state automata.
Keywords: Finite State Automata, Shortest Route
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk pencarian rute terpendek mahasiswa dari rumah menuju Kampus Induk UKSW dan Kampus 3 FTI. Penelitian ini menggunakan Finite state automata dengan cara memetakan nama jalan yang ada ke dalam state untuk memudahkan dalam pencarian rute terpendek. Penggunaan metode ini dalam pencarian rute terpendek dapat dilakukan dengan mudah tahap demi tahap sehingga jika terjadi kesalahan pada proses maka dapat dengan mudah diketahui dan dilacak menggunakan finite state automata.
Kata Kunci : Finite State Automata, Rute Terpendek
1Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen
Satya Wacana Salatiga
1. Pendahuluan
Waktu yang cepat untuk sampai ke tempat tujuan merupakan hal yang diinginkan oleh sebagian besar orang. Orang sering mengabaikan beberapa faktor yang dapat memperlambat dalam perjalanan, seperti: rute perjalanan dan waktu yang ditempuh. Rute perjalanan yang tepat ke suatu tempat, dapat memudahkan untuk sampai ke tempat tersebut dengan cepat tanpa harus membuang banyak waktu di perjalanan. Mahasiswa juga sering mengalami hal yang sama, dimana sering salah dalam menentukan rute perjalanan ke kampus. Tanpa disadari, hal ini dapat mempunyai pengaruh terhadap efisiensi waktu.
Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) adalah sebuah universitas swasta tertua dan salah satu yang terbaik di Indonesia, terletak di Salatiga, Jawa Tengah. Lokasi kampus UKSW Salatiga, antara lain: (1) Kampus Induk, Jl. Diponegoro No. 52-60, (2) Kampus 2 Stiba, Jl. RA. Kartini No.17-23, (3) Kursus Musik FSP, Jl. Osamaliki No.96, (4) Kampus 3 FTI, Jl. Fatmawati-Gunung Payung, Bukit Soka, (5) Kampus Lab Agro UKSW, Kopeng. Dalam penelitian ini, hanya akan mencari jalur terpendek dari rumah mahasiswa ke Kampus Induk UKSW dan Kampus 3 FTI UKSW.
Finite state automata berguna dalam membantu proses pengujian
kesalahan yang terjadi pada pada proses pencarian rute terpendek. Tahapan pencarian rute terpendek dapat digambarkan secara sederhana menggunakan finite
state automata sehingga akan mempermudah dalam pemahaman dan
penyampaian ide atau pemikiran dalam pengembangannya lebih lanjut.
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mencari Rute Terpendek Perjalanan Mahasiswa dari Rumah ke Kampus UKSW Salatiga menggunakan Finite State Automata.
2. Tinjauan Pustaka
Sudah banyak penelitian tentang penerapan atau penggunaan Finite State
Automata, salah satu contoh penelitian berjudul “Penerapan Teori Bahasa dan
Automata untuk Mengecek Kebenaran Format SMS pada SMS Premium”, menjelaskan tentang penggunaan teori bahasa dan automata untuk mengatasi permasalahan terhadap pengecekan format SMS premium. Ini telah dibuktikan dengan tiga hal yang menjadi ciri-ciri algoritma yang baik telah dipenuhi oleh algoritma teori bahasa dan automata untuk pengecekan tersebut, yaitu pertama algoritma teori bahasa dan automata memberikan keluaran yang benar terhadap hasil yang diinginkan, kedua algoritma teori bahasa dan automata memberikan hasil yang pasti terhadap string yang diberikan, dan yang ketiga adalah dengan menggunakan algoritma teori bahasa dan automata diperoleh efisiensi waktu dan efisiensi memori [1].
Penelitian yang kedua “Perancangan dan Implementasi Finite Automata pada Simulasi Vending Machine. Lewat rancangan state diagram berdasarkan konsep Mealy Machine yang telah dibuat, maka aplikasi simulasi vending
machine dapat dibuat, dan hasil dari setiap input yang dipilih oleh user pada
Penelitian yang ketiga “Penentuan Jalur Terpendek Pada Pelayanan Agen Travel Khusus Pengantaran Wilayah Semarang Berbasis SIG dengan Algoritma
Branch And Bound”. Adanya kedua algoritma tersebut, memberikan dampak
cukup baik untuk solusi optimal pada masalah pemilihan jalur terpendek. Dalam pemilihan jalur terpendek tersebut dikembangkan sebuah sistem informasi yang disebut Sistem Informasi Geografis Pencarian Jalur Terpendek (SIGPEJAP). Sistem ini dikembangkan dengan menggunakan metode Unified Process. Sistem yang dihasilkan dapat membantu agen travel dalam memilih rute terpendek yang sebaiknya dilewati oleh sopir [3].
Penelitian yang keempat “Penentuan Jalur Terpendek Menuju Cafe di Kota Malang Menggunakan Metode Bellman – Ford dengan Location Based
Service Berbasis Android”. Simulasi perhitungan menggunakan peta dari Open
street map yang di dalamnya terdapat informasi jarak jalan, titik persimpangan
jalan, koordinat tempat asal dan tujuan, dimana kampus Asia sebagai tempat asal dan cafe Kopi.Net sebagai tujuan sehingga terbentuk suatu graf. Metode Bellman - Ford ini menghitung jumlah jarak jalan antara tempat asal dengan beberapa persimpangan jalan yang akan dilaluinya pertama kali dengan nilai paling terkecil sehingga akan mengetahui jalan mana yang akan dipilih selanjutnya, dan persimpangan terpilih sebagai titik awal perhitungan yang berikutnya. Proses perhitungan tersebut akan diulang sejumlah titik persimpangan yang ada sampai mendapatkan jumlah jarak jalan terpendek menuju tempat tujuan. Berdasarkan proses simulasi, disimpulkan bahwa metode Bellman – Ford dapat digunakan untuk menentukan jalur terpendek [4].
Berdasarkan penelitian-penelitian yang terdahulu tentang penerapan finite
automata dan pencarian jarak terpendek, maka akan dilakukan penelitian tentang
penerapan finite automata pada Pencarian Rute Terpendek Perjalanan Mahasiswa dari Rumah ke Kampus UKSW Salatiga menggunakan NDFA (Non Deterministic
Finite Automata). Model pencarian ini menerapkan metode Finite State Automata
untuk menentukan lokasi awal sebagai input dan lokasi tujuan sebagai output yang tentunya akan memudahkan dalam mencari lokasi tujuan.
Finite State Automata (FSA) disebut juga Finite Automata (FA)
merupakan suatu model matematika dari suatu sistem yang menerima input dan menghasilkan output diskrit. Finite State Automata memiliki state yang banyaknya berhingga (terbatas), dan dapat berpindah-pindah dari satu state ke
state lain. Perubahan state ini dinyatakan dengan fungsi transisi. State adalah
kondisi atau keadaan atau kedudukan. Prinsip kerja Finite State Automata adalah sebagai berikut: (1) Menerima input string, (2) Membaca (menyerap substring) karakter awal dengan kontrol berada pada state awal, (3) Dengan kontrol dan karakter awal yang telah dibaca, state akan berpindah ke state baru, (4) Proses berlanjut sampai semua string terserap habis, (5) Jika state akhir yang ditempati saat string habis tersebut berada dalam himpunan final state yang telah ditentukan, maka string tersebut diterima atau dikenali oleh Finite State Automata tersebut. Jika tidak, maka string tersebut ditolak atau tidak dikenali oleh Finite State
Automata itu.
Q = himpunan state
Σ = himpunan alfabet masukan δ = fungsi transisi
S = initial state atau state awal
F = final state atau himpunan state akhir
Gambar 1. Contoh State Diagram Finite State Automata. [5]
Keterangan Gambar 1 : (1) Gambar lingkaran menyatakan state, (2) Label pada lingkaran adalah nama state tersebut, (3) Busur panah menyatakan transisi atau perpindahan state, (4) Gambar lingkaran yang didahului sebuah busur panah tanpa label menyatakan state awal, (5) Gambar lingkaran ganda menyatakan final state. bergerak dari Start ke state A, kemudian membaca karakter ‘1’ dan berpindah ke
state B, yang merupakan state tujuan dari hasil pembacaan karakter ‘1’.
Kemudian string selanjutnya yang dibaca adalah ‘0’. Karena state tujuan dari pembacaan karakter ‘0’ adalah B sendiri, maka state tidak berpindah. Selanjutnya membaca karakter ‘1’. Berpindah dari state B ke state A yang merupakan state
NDFA (Non Deterministic Finite Automata) adalah salah satu bagian dari
otomata berhingga atau Finite State Automata (FSA). Pada Non deterministic
Finite Automata (NFA) dimungkinkan satu simbol menimbulkan transisi ke lebih
dari satu kondisi dan memberikan beberapa kemungkinan gerakan sehingga keluarannya tidak dapat dipastikan. Selain itu dimungkinkan juga terjadinya transisi spontan atau transisi –ε.
NDFA(Non Deterministic Finite Automata) didefenisikan sebagai M yang
merupakan sebuah koleksi dari 5 obyek (Q , Σ, s , F , ∆ ) dimana: [6] - Q adalah sebuah himpunan hingga dari state.
- Σ adalah sebuah abjad masukan.
- F adalah sebuah koleksi dari kedudukan-kedudukan yang diterima atau final (koleksi/himpunan dari kondisi akhir).
- ∆ adalah sebuah relasi pada (Q x Σ) x Q dan dinamakan relasi transisi.
Salah satu rangkaian NDFA (Non Deterministic Finite Automata) terlihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Rangkaian NDFA (Non Deterministic Finite Automata) [7]
Rangkaian pada Gambar 2 tergolong dalam NDFA (Non Deterministic
Finite Automata) karena beberapa transisi yang berasal dari satu kondisi yaitu
kondisi q0 memiliki inputyang sama yaitu ‘a’. Rangkaian tersebut akan menerima string ab, aab, aabaab, aba, dan abaaba, tetapi tidak akan menerima string abb dan aabb.
3. Metode dan Perancangan Sistem
Penelitian yang dilakukan, diselesaikan melalui tahapan penelitian yang terbagi dalam lima tahapan, yaitu: (1) Identifikasi masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Perancangan sistem, (4) Implementasi dan pengujian sistem, (5) Penulisan laporan.
Tahapan Penelitian pada Gambar 3, dapat dijelaskan sebagai berikut,
Tahap Identifikasi Masalah : Pada tahapan ini dilakukan analisis terhadap
permasalahan yang ada, terkait dengan proses penerapan Finite State Automata pada Pencarian Rute Terpendek Perjalanan Mahasiswa dari Rumah ke kampus UKSW Salatiga; Tahap Pengumpulan Data : Dalam tahapan ini dilakukan pengumpulan terhadap data dari jurnal-jurnal terkait, buku, serta sumber mengenai pembahasan terkait penelitian tersebut; Tahap Perancangan Sistem : pada tahap ini akan dilakukan perancangan Finite State Automata menggunakan NDFA (Non Deterministic Finite Automata); Tahap Implementasi dan Pengujian
Sistem : membuat sistem dengan mengimplementasikan Finite State Automata
untuk Pencarian Rute Terpendek Perjalanan Mahasiswa dari Rumah ke kampus UKSW Salatiga dan pengujian dilakukan dengan evaluasi terhadap keseluruhan perancangan Finite State Automata Pencarian Rute Terpendek Perjalanan Mahasiswa dari Rumah ke kampus UKSW Salatiga menggunakan NDFA (Non
Deterministic Finite Automata) yang telah dibuat, apakah sudah berjalan dengan
semestinya. Jika belum maka dilakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan;
Tahap Penulisan Laporan : pada tahap ini, yang dilakukan adalah menyusun
laporan dari hasil pengujian yang telah dilakukan
Perancangan sistem yang dibangun dijelaskan sebagai berikut. Diagram
state digunakan sebagai pendefinisian tupel dan alur program.
Gambar 4 Proses Diagram State
Gambar 4 menunjukkan proses diagram state dari sistem. Start state dari proses diagram state adalah lokasi awal dan menuju ke final state yaitu kampus UKSW Salatiga dan kampus FTI UKSW dengan menerima input dari jalan kaki atau angkutan umum.
4. Hasil dan Pembahasan
T1
Gambar 5 Rancangan Diagram State Pencarian Rute Terdekat
Gambar 5 menunjukkan rancangan diagram state pencarian rute terdekat dengan tuple sebagai berikut :
Himpunan hingga dari state ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1 Himpunan State
STATE DESKRIPSI
T1 Jalan Imam Bonjol, adalah start state, dimana merupakan titik awal dan juga
lokasi rumah mahasiswa
T2 Jalan Kauman
T3 Jalan Sinoman Tempel
T4 Jalan KH Wahid Hasyim
T5 Jalan Diponegoro
T6 Jalan Seruni
T7 Jalan Monginsidi
T8 Jalan Cempaka
T9 Jalan Kartini
T10 Jalan Moh. Yamin
T11 Jalan Turen
T12 Jalan Cemara Raya
T13 Jalan Kemiri Raya
T14 Jalan Panorama
T15 Jalan Pemandangan
T16 Jalan Ki Penjawi
T17 Jalan Blotongan
T18 Jalan Fatmawati-Blotongan
T19 Jalan KH Ahmad Dahlan
T20 Jalan Gn. Payung I
T21 Kampus Induk UKSW Salatiga, adalah final state, dimana kampus Induk UKSW Salatiga merupakan lokasi yang akan dituju
oleh mahasiswa
T22 Kampus FTI-UKSW Salatiga, adalah final state, dimana kampus FTI-UKSW Salatiga juga merupakan lokasi yang akan dituju
mahasiswa
Himpunan abjad yang sudah ditentukan, ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2 Himpunan Abjad
ABJAD DESKRIPSI
A a adalah inisial untuk Jalan Kaki
Fungsi transisi ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3 Fungsi Transisi
ᵟ a b
T1 T2, T3, T4 T3, T4
T2 T4 ᶓ
T3 T5 ᶓ
T4 T5, T6, T9 T6
T5 T11, T16, T17, T21 T16, T17, T21
T6 T7 ᶓ
T7 T5 ᶓ
T8 T6 ᶓ
T9 T7, T8, T10 ᶓ
T10 T5 T5
T11 T12 ᶓ
T12 T13, T16 ᶓ
T13 T14, T21 ᶓ
T14 T15 ᶓ
T15 T16 ᶓ
T16 T19 ᶓ
T17 T18 T18
T18 T20 ᶓ
T19 T22 ᶓ
T20 T22 ᶓ
T21 ᶓ ᶓ
Pencarian rute terpendek menuju final state pertama ditunjukkan pada Tabel 4.
Tabel 4 Rute Menuju Final State Pertama
Jalur State Awal State yang dilewati State Akhir Jumlah State
Pencarian rute terpendek menuju final state kedua ditunjukkan pada Tabel 5.
Tabel 5 Rute Menuju Final State Kedua
O T1 T2, T4, T5, T11, T12,T13 T22 6
Jalur terpendek didapat dari jumlah langkah yang diperlukan dari start
state/state awal menuju ke final state/state akhir. Semakin kecil jumlah langkah
antar state, maka semakin baik jalur tersebut.
Berdasarkan Tabel 4 dan Tabel 5, diambil lima (5) jalur dengan jumlah langkah terkecil untuk dilakukan perbandingan. Perbandingan tersebut akan ditunjukkan pada Tabel 6 dan Tabel 7.
Tabel 6 Perbandingan Jalur Pada Rute Menuju Final State Pertama
Jalur State
Tabel 7 Perbandingan Jalur Pada Rute Menuju Final State Kedua
Jalan Imam Bonjol – Jalan Sinoman Tempel – Jalan Diponegoro – Kampus Induk
Setelah rancangan N-DFA selesai dibuat, tahap selanjutnya adalah mengaplikasikan rancangan agar dapat dengan mudah digunakan dan diterapkan. Agar pembuatan aplikasi atau program dapat diselesaikan dengan mudah maka dilakukanlah pembuatan algoritma dan pseudocode.
Algoritma proses menuju Kampus Induk UKSW, adalah sebagai berikut : Proses dari Jalur 1
1 Mahasiswa dari Jalan Imam Bonjol
2 Mahasiswa menuju Jalan Sinoman Tempel dengan Jalan Kaki, atau
3 Mahasiswa menuju Jalan Sinoman Tempel dengan Angkutan Umum
4 Mahasiswa sampai di Jalan Sinoman Tempel
5 Dari Jalan Sinoman Tempel, mahasiswa menuju Jalan Diponegoro dengan Jalan Kaki
6 Mahasiswa sampai di Jalan Diponegoro
7 Dari Jalan Diponegoro, mahasiswa menuju Kampus Induk UKSW dengan Jalan Kaki, atau
8 Dari Jalan Diponegoro, mahasiswa menuju Kampus Induk UKSW dengan Angkutan Umum
9 Mahasiswa sampai di Kampus Induk UKSW
Proses dari Jalur 2
1 Mahasiswa dari Jalan Imam Bonjol
2 Mahasiswa menuju Jalan KH Wahid Hasyim dengan Jalan Kaki, atau
3 Mahasiswa menuju Jalan KH Wahid Hasyim dengan Angkutan Umum
4 Mahasiswa sampai di Jalan KH Wahid Hasyim
5 Dari Jalan KH Wahid Hasyim, mahasiswa menuju Jalan Diponegoro dengan Jalan Kaki, atau
6 Dari Jalan KH Wahid Hasyim, mahasiswa menuju Jalan Diponegoro dengan Angkutan Umum
7 Mahasiswa sampai di Jalan Diponegoro
8 Dari Jalan Diponegoro, mahasiswa menuju Kampus Induk UKSW dengan Jalan Kaki, atau
9 Dari Jalan Diponegoro, mahasiswa menuju Kampus Induk UKSW dengan Angkutan Umum
10 Mahasiswa sampai di Kampus Induk UKSW
Algoritma proses menuju Kampus 3 FTI UKSW, adalah sebagai berikut : Proses dari Jalur 1
1 Mahasiswa dari Jalan Imam Bonjol
2 Mahasiswa menuju Jalan Sinoman Tempel dengan Jalan Kaki, atau
4 Mahasiswa sampai di Jalan Sinoman Tempel
5 Dari Jalan Sinoman Tempel, mahasiswa menuju Jalan Diponegoro dengan Jalan Kaki
6 Mahasiswa sampai di Jalan Diponegoro
7 Dari Jalan Diponegoro, mahasiswa menuju Jalan Ki Penjawi dengan Jalan Kaki, atau
8 Dari Jalan Diponegoro, mahasiswa menuju Jalan Ki Penjawi dengan Angkutan Umum
9 Mahasiswa sampai di Jalan Ki Penjawi
10 Dari Jalan Ki Penjawi, mahasiswa menuju Jalan KH Ahmad Dahlan dengan Jalan Kaki
11 Mahasiswa sampai di Jalan KH Ahmad Dahlan
12 Dari Jalan KH Ahmad Dahlan, mahasiswa menuju Kampus 3 FTI UKSW dengan Jalan Kaki
13 Mahasiswa sampai di Kampus 3 FTI UKSW
Proses dari Jalur 2
1 Mahasiswa dari Jalan Imam Bonjol
2 Mahasiswa menuju Jalan KH Wahid Hasyim dengan Jalan Kaki, atau
3 Mahasiswa menuju Jalan KH Wahid Hasyim dengan Angkutan Umum
4 Mahasiswa sampai di Jalan KH Wahid Hasyim
5 Dari Jalan KH Wahid Hasyim, mahasiswa menuju Jalan Diponegoro dengan Jalan Kaki, atau
6 Dari Jalan KH Wahid Hasyim, mahasiswa menuju Jalan Diponegoro dengan Angkutan Umum
7 Mahasiswa sampai di Jalan Diponegoro
8 Dari Jalan Diponegoro, mahasiswa menuju Jalan Ki Penjawi dengan Jalan Kaki, atau
9 Dari Jalan Diponegoro, mahasiswa menuju Jalan Ki Penjawi dengan Angkutan Umum
10 Mahasiswa sampai di Jalan Ki Penjawi
11 Dari Jalan Ki Penjawi, mahasiswa menuju Jalan KH Ahmad Dahlan dengan Jalan Kaki
12 Mahasiswa sampai di Jalan KH Ahmad Dahlan
13 Dari Jalan KH Ahmad Dahlan, mahasiswa menuju Kampus 3 FTI UKSW dengan Jalan Kaki
14 Mahasiswa sampai di Kampus 3 FTI UKSW
Algoritma proses menuju Kampus Induk UKSW dan Kampus 3 FTI UKSW didasarkan pada rancangan N-DFA pencarian jalur terpendek. Algoritma tersebut akan mempermudah pembuatan aplikasi atau program berdasarkan rancangan N-DFA yang telah dibuat. Selanjutnya adalah tahap pembuatan
pseudocode, yang dimana akan menjadi acuan dalam pembuatan aplikasi atau
program.
Kamus
lokasi_tujuan = string; rute, rute_1, rute_2 = int; Start
INPUT lokasi_tujuan READ lokasi_tujuan
If lokasi_tujuan “Kampus Induk”, then“pilih rute”;
READ rute;
else lokasi_tujuan “Kampus 3 FTI”, then “pilih rute”; INPUT rute; bahasa pemrograman C# dalam bentuk console.
Kode Program 1 Perintah untuk Memilih Lokasi Tujuan
1. string tujuan,rute;
2. Console.WriteLine("Masukkan lokasi tujuan : kampus induk / kampus 3"); tujuan = Console.ReadLine();
Kode Program 1 merupakan perintah untuk memilih lokasi tujuan antara Kampus Induk dengan Kampus 3 FTI. Mahasiswa harus memasukkan lokasi yang akan dituju sebagai awal untuk melakukan perjalanan.
Kode Program 2 Perintah untuk Memilih Rute Menuju Kampus Induk UKSW
1. if (tujuan=="kampus induk") {
2. Console.WriteLine("Pilih rute yang dituju : rute 1 / rute 2"); 3. rute = Console.ReadLine();
4. if (rute == "1") {
5. Console.WriteLine("Jl. Imam Bonjol – Jl. Sinoman Tempel – Jl. Diponegoro – Kampus Induk UKSW");
} 6. else {
7. Console.WriteLine("Jl. Imam Bonjol – Jl. KH Wahid Hasyim – Jl. Diponegoro – Kampus Induk UKSW");
} }
Tempel. Kemudian akan menuju ke Jalan Diponegoro sebelum tiba di Kampus Induk UKSW (2) Dari Jalan Imam Bonjol, mahasiswa harus menuju Jalan KH Wahid Hasyim sebelum menuju ke Jalan Diponegoro. Kemudian dari Jalan Diponegoro akan menuju Kampus Induk UKSW.
Kode Program 3 Perintah untuk Memilih Rute Menuju Kampus 3 FTI
1. else if (tujuan == "kampus 3") {
2. Console.WriteLine("Pilih rute yang dituju : rute 1 / rute 2"); 3. rute = Console.ReadLine();
4. if (rute=="1") {
5. Console.WriteLine("Jl. Imam Bonjol – Jl. Sinoman Tempel – Jl. Diponegoro – Jl. Ki Penjawi – Jl. KH Ahmad Dahlan – Kampus 3 FTI"); }
6. else {
7. Console.WriteLine("Jl. Imam Bonjol – Jl. KH Wahid Hasyim – Jl. Diponegoro – Jl. Ki Penjawi – Jl. KH Ahmad Dahlan – Kampus 3 FTI"); }
}
Kode Program 3 merupakan perintah untuk memilih rute yang akan dilewati oleh mahasiswa, menuju Kampus 3 FTI. Rute tersebut merupakan rute menuju Kampus 3 FTI dengan 2 (dua) alternatif yaitu (1) Dari Jalan Imam Bonjol, mahasiswa harus menuju Jalan Sinoman Tempel. Kemudian akan menuju ke Jalan Diponegoro sebelum tiba di Jalan Ki Penjawi. Setelah tiba di Jalan Ki Penjawi, mahasiswa harus melanjutkan perjalanan ke Jalan KH Ahmad Dahlan untuk sampai di Kampus 3 FTI.
Kode Program 4 Perintah untuk Kesalahan Input
1. Else {
2. Console.WriteLine("Input salah"); }
3. Console.ReadKey(); }
Gambar 6 Output Pencarian Jalur Terpendek
Gambar 6 merupakan output dari aplikasi Pencarian Jalur Terpendek menuju Kampus Induk UKSW dan Kampus 3 FTI.
5. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dan pembahasan yang dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut : (1) Finite state automata digunakan sebagai logika dasar untuk melakukan Pencarian Rute Terpendek menuju Kampus Induk UKSW dan Kampus 3 FTI; (2) Pemetaan yang dilakukan adalah membagi tiap jalan menjadi bentuk state sehingga memudahkan dalam penyelesaian masalah; (3) Gambaran aplikasi yang dibuat dalam bentuk algoritma, pseudocode dan console application sama dengan rancangan state yang dibuat. Saran untuk pengembangan ke depannya adalah dapat memadukan finite
state automata dalam pencarian jalur terpendek dengan Geographic Information
System (GIS) agar dapat mengetahui lokasi tujuan dengan tepat.
6. Daftar Pustaka
[1]. Sugiono, B., 2010. Penerapan Teori Bahasa dan Automata untuk Mengecek Kebenaran Format SMS pada SMS Premium, Skripsi, Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana
[2]. Irawan, J. Ch., Pakereng, M. A. I., Somya, R., Perancangan dan Implementasi Finite Automata pada Simulasi Vending Machine, Skripsi, Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Terpendek Pada Pelayanan Agen Travel Khusus Pengantaran Wilayah Semarang Berbasis SIG dengan Algoritma Branch And Bound”.
Semarang: Universitas Diponegoro.
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jmasif/article/view/8453/7177. Diakses Tanggal 13 Agustus 2016.
[4]. Rofiq, M., Uzzy, R. F., 2014. “Penentuan Jalur Terpendek Menuju Cafe di Kota Malang Menggunakan Metode Bellman – Ford dengan Location
Based Service Berbasis Android”. Malang: STMIK Asia Malang.
http://lp3m.asia.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/JURNAL-MUHAMMAD-ROFIQ.pdf. Diakses Tanggal 13 Agustus 2016.
[5]. Utdirartatmo, F., 2001. Teori Bahasa dan Otomata. Yogyakarta: Penerbit JJ Learning.
[6]. Kelley, D., 1995. Teoría de autómatas y lenguajes formales. Madrid: Prentice Hall.