• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aktivitas Nefroprotektif Ekstrak Etanol Temu Mangga (Curcuma mangga Val) Pada Mencit Jantan yang Diinduksi Parasetamol

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aktivitas Nefroprotektif Ekstrak Etanol Temu Mangga (Curcuma mangga Val) Pada Mencit Jantan yang Diinduksi Parasetamol"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Lampiran 3. Karakteristik Tumbuhan Temu Mangga

(4)

Lampiran3. (Lanjutan)

Gambar : Rimpang Kering Temu Mangga

(5)

Lampiran 4. Gambar Hasil Pemeriksaan Mikroskopik

Keterangan :

1 = Butir Pati 2 = Rambut Penutup 3 = Parenkim

4 = Jaringan Gabus 5 = Tetes Minyak Atsiri 6 = Fragmen Pembuluh Kayu

1

3 2

4 5

(6)

Lampiran 5. Perhitungan Hasil Pemeriksaan Karakteristik Simplisia

Perhitungan Penetapan Kadar air

a. Sampel I

Berat sampel = 5,071 g

Volume air = 0,37 ml

Kadar air = , !

", # $ x 100%

= 7,29 %

b. Sampel II

Berat sampel = 5,068 g

Volume air = 0,38 ml

Kadar air = , % !

", &% $ x 100%

= 7,49 %

c. Sampel III

Berat sampel = 5,075 g

Volume air = 0,38 ml

Kadar air = , % !

", " $ x 100%

= 7,48 %

Kadar air rata-rata = '()(* (+* (,( -.! /0,( -.! //0,( -.! ///)x 100%

= ,12 0 ,320 ,3% x 100% = 7,42 %

45657 587 98:;<8985 = >?<@:A 587 (:<)

(7)

Lampiran 5. (Lanjutan)

Perhitungan Penetapan Kadar Sari yang Larut Dalam Air

a. Sampel I

Kadar sari yang larut

Dalam air rata-rata = '()(* ,(*+ (,( -.! /0,( -.! //0,( -.! ///)x 100%

= #",#&0#",2 0#",1%x 100% = 15,47 % 45657 9578 G5HD <57@C 65<5: 587 = BA75C 9578 (D)

BA75C 95:;A< (D)E 100

(8)

Lampiran 5. (Lanjutan)

Penetapan Kadar Sari yang Larut Dalam Etanol

a. Sampel I

Kadar Sari yang Larut

Dalam Etanol rata-rata = '()(* ,(*+ (,( -.! /0,( -.! //0,( -.! ///)x 100%

= # ,&20#1,%20# ,3%x 100% = 13,35%

45657 9578 G5HD <57@C 65<5: AC5H?< = IA75C 9578 (D) BA75C 95:;A< (D)E

100

(9)

Lampiran 5. (Lanjutan)

Perhitungan Penetapan Kadar Abu Total

a. Sampel I

Berat sampel = 2,0005 g

Berat abu = 0,1501 g

Kadar abu = ,#" # $

1, " $ x 100%

= 7,50%

b. Sampel II

Berat sampel = 2,0009 g

Berat abu =0,1536 g

Kadar abu = ,#" & $

1, 2 $ x 100%

= 7,67 %

c. Sampel III

Berat sampel = 2,0017 g

Berat abu = 0,1549 g

Kadar abu = ,#"32 $

1, # $ x 100%

= 7,73 %

Kadar abu total rata-rata = '()(* (JK (,( -.! /0,( -.! //0,( -.! ///)x 100%

= ," 0 ,& 0 , x 100% = 7,63% 45657 5B@ C?C5< = BA75C 5B@ (D)

(10)

Lampiran 5. (Lanjutan)

Perhitungan Penetapan Kadar Abu yang Tidak Larut Asam

a. Sampel I

Berat sampel = 2,0012 g

Berat abu = 0,0340 g

Kadar abu = , 3 $

1, #1 $ x 100%

= 1,69 %

b. Sampel II

Berat sampel = 2,0017 g

Berat abu = 0,0349 g

Kadar abu = , 32 $

1, # $ x 100%

= 1,74 %

c. Sampel III

Berat sampel = 2,0018 g

Berat abu = 0,0345 g

Kadar abu = , 3"$

1, #% $ x 100%

= 1,72 %

Kadar abu total rata-rata = '()(* (JK (,( -.! /0,( -.! //0,( -.! ///)x 100%

= #,&20#, 30#, 1x 100% = 1,71 % 45657 5B@ G5HD C865L <57@C 65<5: 595: = BA75C 5B@ (D)

(11)

Lampiran 6. Bagan Alur Uji Pendahuluan

Dicuci dari pengotor sampai bersih Ditiriskan

Ditimbang berat basahnya

Pemeriksaan organoleptis dan makroskopik

Dirajang dan dikeringkan pada suhu ±40-50oC

Ditimbang berat keringnya Rimpang Temu Mangga

Rimpang Temu Mangga

Simplisia

Karakterisasi Skrining Fitokimia

1. Makroskopik 2. Mikroskopik 3. Penetapan

a. Kadar Air b. Kadar Sari yang

Larut dalam Air c. Kadar Sari yang

Larut dalam Etanol d. Kadar Abu Total e. Kadar Abu yang

tidak Larut dalam Asam

Senyawa golongan

• Alkaloida

• Glikosida

• Flavonoid

• Steroid/triterpenoid

• Saponin

(12)

Lampiran 7. Bagan Alur Pembuatan EETM

Dimasukkan ke dalam sebuah bejana Ditambahkan pelarut etanol 3,75 l Direndam selama 5 hari terlindung dari cahaya, sambil sesekali diaduk Disaring dengan kertas saring

Direndam 2 hari dengan etanol 1,25 l

Disaring dengan kertas saring

Dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 40oC

500 g Serbuk Simplisia Rimpang Temu Mangga

Maserat I Ampas

Maserat II

Maserat

(13)

Lampiran 8. Bagan Alur Penelitian

Diberikan perlakuan selama 7 hari secara per oral

Diinduksi parasetamol pada kelompok kontrol negatif, kontrol positif dan perlakuan EETM 1 jam setelah

perlakuan di hari terakhir Dipuasakan semua kelompok selama 24 jam

Diambil darah melalui ekor Dislokasi leher mencit untuk pengambilan organ ginjal Diukur kreatinin darah Dihistologi ginjal 25 ekor mencit jantan

(14)

Lampiran 9. Gambar Alat dan Bahan

Gambar : rotary evaporator

(15)
(16)

Gambar : Oral Sonde + Spuit 1 ml

Gambar : Bahan Obat

(17)

Lampiran 10. Gambar Hewan

Gambar : Mencit Jantan

(18)
(19)

Lampiran 12. Tabel Konversi Dosis Antara Jenis Hewan dengan Manusia (Suhardjono, 1995)

(20)

Lampiran 13. Contoh Perhitungan Dosis

a) Contoh perhitungan dosis CMC Na 0,5% - Pembuatan CMC Na 0,5%

= 500 mg/100 ml =5 mg/ml

- Perhitungan CMC Na 0,5% pada mencit 20 g = ,"

# E 20

Volume yang diberikan = 0,1 ml

b) Contoh perhitungan dosis Curcuma

- Dosis penggunaan Curcuma pada tikus (berat 200 g) = 54 mg/kg bb - Konversi dosis tikus ke hewan mencit

Dosis untuk tikus 200 g (sesuai tabel konversi) = 54 mg/kg bb x 0,2 kg = 10,8 mg

Faktor konversi dari tikus ke mencit = 0,14

Dosis untuk mencit = 10,8 mg x 0,14 = 1,1512 mg = #

1 x 1,1512 mg = 57,56 mg/kg bb = 58 mg/kg bb

Suspensi Curcuma sebanyak 58 mg/kg BB dibuat dalam sediaan 10 ml - Berat serbuk Curcuma yang akan diambil yaitu dari 20 tablet Curcuma

digerus dan ditimbang = 8330 mg

Dari 20 tablet mengandung Ekstrak Curcuma xanthorrhiza 400 mg. Dosis Curcuma yang digunakan adalah dosis 58 mg/kg bb

Maka serbuk Curcuma yang diguanakan atau dipakai adalah:

"% $

3 $ x 8330 mg = 1207,85 mg = 1,207 g

Dalam serbuk Curcuma sebanyak 1,207 g mengandung Ekstrak Curcuma xanthorrhiza sebanyak 58 mg.

- Dosis untuk mencit (Berat 20 g)

= 20 g x "% $

# $ = 1,16 mg

- Sediaan yang dibuat = 58 mg/10 ml = 5,8 mg/ml - Jadi volume suspensi Curcuma yang diberikan

= #,#& $

",% $/ ! = 0,2 ml

c) Contoh Perhitungan Parasetamol

- Dosis penggunaan Parasetamol pada tikus (berat 200 g) = 750 mg/kg bb - Konversi dosis tikus ke hewan mencit

(21)

750 mg/kg bb x 0,2 kg = 150 mg

Faktor konversi dari tikus ke mencit = 0,14 Dosis untuk mencit = 150 mg x 0,14 = 21 mg

= #

1 x 21 mg = 1050 mg/kg bb

Suspensi Curcuma sebanyak 1050 mg/kg BB dibuat dalam sediaan 10 ml - Dosis untuk mencit (Berat 20 g)

= 20 g x # " $

# $ = 21 mg

- Sediaan yang dibuat = 1050 mg/10 ml = 105 mg/ml - Jadi volume suspensi Curcuma yang diberikan

= 1# $

# " $/ ! = 0,2 ml

d) Contoh perhitungan dosis EETM untuk dosis 100 mg/kg bb

- Dosis EETM 100 mg/kg bb dibuat dalam labu tentukur 10 ml maka di dalam 10 ml mengandung EETM 100 mg untuk 1 kg berat badan Dosis obat yang diberikan = 1 $

# $ x 100 mg = 2 mg

Sediaan yang dibuat = 100 mg/10 ml = 10 mg/ml Suspensi EETM yang diberikan untuk mencit 20 g = 1 $

# $/ ! = 0,2 ml

e) Contoh perhitungan dosis EETM untuk dosis 200 mg/kg bb

- Dosis EETM 200 mg/kg bb dibuat dalam labu tentukur 10 ml maka di dalam 10 ml mengandung EETM 200 mg untuk 1 kg berat badan Dosis obat yang diberikan = 1 $

# $ x 200 mg = 4 mg

Sediaan yang dibuat = 200 mg/10 ml = 20 mg/ml Suspensi EETM yang diberikan untuk mencit 20 g = 3 $

1 $/ ! = 0,2 ml

f) Contoh perhitungan dosis EETM untuk dosis 400 mg/kg bb

- Dosis EETM 400 mg/kg bb dibuat dalam labu tentukur 10 ml maka di dalam 10 ml mengandung EETM 400 mg untuk 1 kg berat badan Dosis obat yang diberikan = 1 $

# $ x 400 mg = 8 mg

(22)
(23)

Lampiran 15. Hasil Analisis Normalitas Data Serum Kreatinin

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kadar Serum

Kreatinin

Kelompok Kontrol

Normal

.237 5 .200* .961 5 .814

Kelompok Kontrol

Negatif

.231 5 .200* .881 5 .314

Kelompok Kontrol

Positif

.105 5 .200* .999 5 1.000

Kelompok Perlakuan

EETM 100 mg/kg bb

.187 5 .200* .954 5 .762

Kelompok Perlakuan

EETM 200 mg/kg bb

.206 5 .200* .942 5 .677

Kelompok Perlakuan

EETM 400 mg/kg bb

.241 5 .200* .867 5 .256

a. Lilliefors Significance Correction

(24)

Lampiran 16. Hasil Analisis anova Serum Kreatinin

Descriptives

Kadar Serum Kreatinin

N Mean Std.

Deviation Std.

Error

95% Confidence

Interval for Mean

Minimu

Kelompok Kontrol

Normal

5 .3700 .05701 .02550 .2992 .4408 .30 .45

Kelompok Kontrol

Negatif

5 1.2800 .08367 .03742 1.1761 1.3839 1.20 1.40

Kelompok Kontrol

Positif

5 .4500 .03808 .01703 .4027 .4973 .40 .50

Kelompok

Perlakuan EETM

100 mg/kg bb

5 .8060 .07021 .03140 .7188 .8932 .73 .90

Kelompok

Perlakuan EETM

200 mg/kg bb

5 .7180 .07190 .03216 .6287 .8073 .63 .80

Kelompok

Perlakuan EETM

400 mg/kg bb

5 .5320 .08044 .03597 .4321 .6319 .40 .60

Total 30 .6927 .31346 .05723 .5756 .8097 .30 1.40

ANOVA

Kadar Serum Kreatinin

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 2.736 5 .547 116.150 .000

Within Groups .113 24 .005

(25)

Multiple Comparisons

Kadar Serum Kreatinin

Tukey HSD

(I) Kelompok

(J)

Kelompok Mean

Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence

Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

Kelompok Kontrol

Normal

Kelompok Kontrol

(26)

Kelompok

Kelompok Kontrol

Positif

Kelompok Perlakuan

EETM 100 mg/kg bb

Kelompok

Kontrol

Normal

(27)

Kelompok

Kelompok Perlakuan

EETM 200 mg/kg bb

Kelompok Perlakuan

EETM 400 mg/kg bb

Kelompok

Kontrol

(28)

Kelompok

Kontrol

Negatif

-.74800* .04341 .000 -.8822 -.6138

Kelompok

Kontrol

Positif

.08200 .04341 .432 -.0522 .2162

Kelompok

Perlakuan

EETM

100

mg/kg bb

-.27400* .04341 .000 -.4082 -.1398

Kelompok

Perlakuan

EETM

200

mg/kg bb

-.18600* .04341 .003 -.3202 -.0518

(29)

Lampiran 16. (Lanjutan)

Kadar Serum Kreatinin

Tukey HSDa

Kelompok N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

Kelompok Kontrol Normal 5 .3700

Kelompok Kontrol Positif 5 .4500 .4500

Kelompok Perlakuan EETM

400 mg/kg bb

5 .5320

Kelompok Perlakuan EETM

200 mg/kg bb

5 .7180

Kelompok Perlakuan EETM

100 mg/kg bb

5 .8060

Kelompok Kontrol Negatif 5 1.2800

Sig. .459 .432 .357 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Gambar

Gambar : Tumbuhan Temu Mangga
Gambar : Rimpang Kering Temu Mangga
Gambar : rotary evaporator
Gambar : Oral Sonde + Spuit 1 ml
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum kerangka teori dan kerangka konsep dibangunkan, adalah menjadi tanggungjawab penyelidik untuk membuat bacaan secara komprehensif dan membuat sorotan

melakukan pengukuran kadar prolaktin serum pada 20 orang pasien dengan psoriasis tipe plak sebelum dan sesudah terapi topikal dengan tacalcitol, didapatkan hasil bahwa

Bahan Stabilisasi Pada Tanah Lempung Ditinjau dari Nilai CBR dan Pengujian Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test) ”.. Tugas Akhir ini disusun untuk diajukan

Langkah-langkah perkuliahan aljabar linear dengan menggunakan model Jigsaw ini yaitu: (1) Dosen membagi materi ajar yang akan diberikan menjadi tiga bagian; (2)

Pengukuran tekanan darah dilakukan berulang pada 1 responden selama 4 kali dalam 1 bulan untuk mendapatkan hasil yang baik untuk bisa membandingkan tekanan darah masing- masing

(Pelatihan dan Pengembangan adalah istilah yang mengarah pada usaha yang terencana yang dirancang untuk memfasilitasi kebutuhan keterampilan, pengetahuan dan sikap yang sesuai

Aplikasi program pembelajaran materi sistem pernapasan manusia dan hewan ini, dibuat dengan memperhatikan kaidah-kaidah program multimedia yang menggabungkan audio, video dan

Tidak berpenga- ruhnya kepemimpinan transaksional terhadap kinerja secara langsung disebabkan oleh karena pimpinan tidak memberikan rewart (bonus dan insentif) kepada karyawan