METODE PENELITIAN
3.1 Persiapan
Tahap ini merupakan rangkaian kegiatan sebelum melakukan pengumpulan
dan pengolahan data. Tahap ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Menentukan judul Tugas Akhir
2. Pembuatan proposal Tugas Akhir
3. Studi pustaka terhadap materi sebagai garis besar.
3.2 Bagan Alir
MULAI
PENGUMPULAN DATA
STUDI LITERATUR
TAHAP DESAIN DATA :
Perhitungan beban mati Perhitungan beban hidup Perhitungan beban angin Perhitungan beban gempa
PENGOLAHAN DATA :
A. Pradimensi dan kontrol struktur sekunder
B. Analisa struktur primer dengan bantuan etabs 2015 (efek P-∆ dan P-δ) dan kontrol manual
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
3.2.1 Mulai
3.2.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data data yang di gunakan dalam perencanaan struktur baja
seperti profil yang di gunakan, kuat tarik baja yang tersedia, dan kuat tekan beton
rencana
3.2.3 Studi Literatur
Studi literatur bermula dari pengumpulan teori-teori yang berhubungan
dengan disain baja dan system rangka baja pemikul momen khusus. Selain itu,
dikumpulkan juga data-data yang berhubungan dengan tugas akhir ini, seperti data
pembebanan gedung yang diambil dari peraturan pembebanan untuk gedung 1983 HASIL DAN PEMBAHASAN :
Dimensi struktur sekunder Dimensi struktur primer Rencana Sambungan
SELESAI
3.2.4 Tahap Desain Data
Pada tahap desain data, hal pertama yang dikerjakan adalah menghitung
pembebanan pada struktur sekunder. Perhitungan pembebanan berdasarkan
PPURG 1983. Beban-beban yang bekerja hanya beban mati dan beban hidup.
Struktur sekunder meliputi pelar metal deck, pelat baja, gording dan tangga
Setelah perhitungan pembebanan selesai, tahap selanjutnya adalah
melakukan pradimensi ketebalan pada pelat dan pradimensi profil pada gording dan
tangga . Kemudian, hasil pradimensi akan dikontrol, apakah dimensi yang di
asumsikan sudah memenuhi syarat atau belum sesuai dengan besarnya gaya-gaya
dalam yang bekerja pada masing masing struktur sekunder tersebut . Jika sudah
memenuhi syarat, maka reaksi dari masing masing struktur sekunder tersebut akan
di jadikan beban pada struktur primer. Struktur primer yang sudah di pradimensi
akan di analisa dengan menggunakan kombinasi kombinasi beban mati beban hidup
dan beban gempa dengan bantuan software etabs 2015. Selanjutkan output dari
etabs berupa momen lentur, gaya lintang dan gaya normal pada masing masing
balok dan kolom akan di kontrol secara manual dengan metode LRFD yang
Pada tahap analisa struktur manual dengan metode LRFD, bagian yang akan
dianalisa adalah mengontrol momen lentur dan gaya geser yang terjadi pada balok
komposit; Pada kolom di kontrol kombinasi gaya tekan dan lentur dua arah, serta
gaya geser. Lalu selanjutnya adalah melakukan kontrol terhadap pradimensi apakah
sudah memenuhi syarat atau belum.
3.2.5.b Analisa sambungan balok kolom
Analisa sambungan dilakukan untuk mendapatkan jumlah baut , tebal pelat
penyambung, tebal las pada Balok dan kolom. analisa sambungan pemikul momen
menggunakan momen plastis penampang sebagai momen ultimit, sehingga
kekuatan sambungan sama dengan atau lebih besar dari kekuatan profil, sedangkan
pada sambungan sendi digunakan gaya geser ultimate sebagai gaya geser rencana.
3.2.6 Hasil dan Pembahasan
Dimensi struktur sekunder dan dimensi struktur primer yang memenuhi
syarat keamanan dan kenyamanan. Rekapitulasi stress ratio pada balok komposit
dan kolom yang ada di struktur primer. Stress ratio sendiri adalah perbandingan
gaya terfaktor dibagi dengan gaya terkoreksi yang artinya jika stress ratio lebih
besar dari satu (1) maka struktur dinyatakan tidak memenuhi syarat keamanan .
3.2.7 Kesimpulan dan Saran
4.1. Disain Struktur Sekunder 4.1.1. Pelat Floor deck
Gambar 4.1. Tributari area elevasi +5,80 m
A. Beban Beban yang Bekerja
1. Beban mati (dead load)
Berat sendiri pelat : 0,12 x 1 x 2400 = 288 kg/m
Berat spesi : 0,02 x 1 x 2100 = 42 kg/m
Berat keramik : 0,01 x 1 x 2400 = 24 kg/m +
qdl = 354 kg/m
2. Beban hidup (life load)
3. Beban ultimate
qu = 1,4 qdl = 1,4 x 354 = 495,6 kg/m
qu = 1,2 qdl + 1,6 qll = 1,2 x 354 + 1,6 x 400 = 1064,8 kg/m
sehingga digunakan qu = 1064,8 kg/m
B. Dimensi Floor Deck
Berdasarkan SNI – 03 – 2847 – 2002 pasal 10.3 didapat momen positif
maximum untuk pelat satu arah adalah :
Gambar 4.2. Distribusi momen untuk pelat satu arah
=
= ,
= 304,22 kg m
Dicoba smartdeck BMT 0,7 mm
Gambar 4.3. Diagram tegangan momen kopel (positif) floor deck
a =
, =
.
, = 23,9867 mm ϕMn = 0.8 As fy ( d- )
ϕMn = 0.8 x 926,76 x 550 ( 94,5 - , )
ϕMn = 3364,4 kg m > Mu = 304,22 kg m ( OK )
C. Dimensi Wiremesh
Berdasarkan SNI – 03 – 2847 – 2002 pasal 10.3 didapat momen negatif
maximum untuk pelat satu arah adalah :
=
= ,
= 425,92 kg m
Dicoba wiremesh M-8 ( AST = 334,93 mm2 )
Gambar 4.4. Diagram tegangan momen kopel (negatif) floor deck
d = h - selimut – 0.5 ϕ = 120 – 20 – 0.5 x 8 = 96
a =
, =
,
, = 10,83 mm ϕMn = 0.8 As fy ( d- )
ϕMn = 0.8 x 334,93 x 400 ( 96 - , )
4.1.2. Balok Anak Pelat Floor Deck A. Beban Beban yang Bekerja
1. Beban mati (dead load)
Berat floof deck = 2 x 354 = 708 kg/m
Berat WF 300 x 150 x 5,5 x 8 = 32 = 32 kg/m +
qdl = 740 kg/m
2. Beban hidup (life load)
Beban hidup pelat = 2 x 400 = 800 kg/m
qll = 800 kg/m
3. Beban ultimate
qu = 1,4 qdl = 1,4 x 740 = 1036 kg/m
qu = 1,2 qdl + 1,6 qll = 1,2 x 740 + 1,6 x 800 = 2168 kg/m
sehingga digunakan qu = 2168 kg/m
B. Momen ultimate
MMAX = qu l2
MMAX = 2168 x 82
MMAX = 17344 kg m
C. Kontrol momen
- menentukan lebar efektif pelat beton
be <
be <
2. be < bo
be <
sehingga digunakan be = 1 meter
akibat adanya lubang pada floor deck, maka digunakan bekivalen
bekivalen = = , = 810 mm
- Menentukan nilai n
Ebeton = 4700 = 4700 √ = 23500
Ebaja = 200000
n = = = 8,51
- Menentukan lebar transformasi penampang beton
=
, = 9,51 cm
A ( cm2 ) y ( cm ) A . y
Pelat Beton 114,12 6 684,72
Floor Deck 18,67 9,45 176,43
Profil WF 37,66 24,5 922,67
ẏ = ∑ . ∑ =
,
, = 10,46 cm Titik berat berada di pelat beton
a =
, =
,
, = 49,38 mm
d1 = 0,5hprofil + tpelat = 125 + 120 = 245 mm
d2 = hprofil – ċ = 120 – 17,13 = 102,87
ϕMn = 0,9 As fy ( d1- )
ϕMn = 0,9 x [ 3766 x 240 x ( 245 - , ) + , ( 102,87 - , ) ]
ϕMn = 17921,24 + 1023,96
D. Dimensi Penghubung Geser (Shear Conector)
Gaya horizontal akibat aksi komposit penuh
Vh = 0,85. a . b . = 0,85 x 49,38 x 1000 x 25 = 1049325 N
Digunakan Stud connector ⅝” , luas satu buah stud connector adalah :
Asc = d2 = 15,8752 =198,01 mm2
Kuat geser satu buah shear connector
Qn = 0,5 Asc < Rg Rp Asc fu
Qn = 0,5 x 198,01 x √ < 0,85 x 0,75 x 198,01 x 550
Qn = 75886,76 N < 69427
Jumlah shear connector yang di butuhkan
N = = = 15,1 ~ 16 buah untuk setengah bentang
Total kebutuhan shear connector adalah 32 buah untuk semua bentang. Jika
dipasang dua buah shear connector pada setiap penampang melintang, maka
jarak shear connector adalah :
S = = 500 mm
Smin = 6d = 6 x 15,875 = 95,25 mm
Smax = 8t = 8 x 120 = 960 mm
Strans = 4d = 4 x 15,875 = 63,5 mm
E. Kontrol Geser
Menghitung gaya geser ultimate
Vu = qu l = x 2168 x 8 = 8672 kg
Menghitung gaya geser nominal
ϕVn = 0,9 (0,6 fy) h tw
ϕVn = 0,9 x 0,6 x 240 x 264 x 5,5
4.1.3. Pelat Chekered
Gambar 4.5. Tributari area elevasi +10,70 m
A. Beban Beban yang Bekerja
1. Beban mati (dead load)
Berat pelat 4,5 mm = 0,0045 x 1 x 7850 = 35,325 kg/m
2. Beban hidup (life load)
Berdasarkan PPPURG 1987 beban hidup untuk lantai pabrik : 400 kg/m2
3. Beban ultimate
qu = 1,4 qdl = 1,4 x 35,325 = 49,455 kg/m
sehingga digunakan qu = 682,39 kg/m
B. Momen Maximum
Berdasarkan SNI – 03 – 2847 – 2002 pasal 10.3 didapat momen maximum
untuk pelat satu arah adalah :
Gambar 4.6. Distribusi momen untuk pelat satu arah
=
= , .
= 25.57 kg m
C. Momen Nominal
ϕMn = 0,9 zx fy
= 0,9 x ( b d2 ) x f y
= 0,9 x ( 1000 x 4,52 ) x 240
4.1.4. Siku Pengaku Pelat Lantai Chekred A. Beban Beban yang Bekerja
1. Beban mati (dead load)
Berat pelat 4.5 mm = 0,0045 x 0,6 x 7850 = 21,195 kg/m
Berat L 70 x 70 x 6 = 6,38 = 6.38 kg/m +
= 27,575 kg/m
2. Beban hidup (life load)
Beban hidup pelat = 0,6 x 400 = 240 kg/m
3. Beban ultimate
qu = 1,4 qdl = 1,4 x 27,575 = 35,805 kg/m
qu = 1,2 qdl + 1,6 qll = 1,2 x 27,575 + 1,6 x 240 = 414,69 kg/m
sehingga digunakan qu = 414,69 kg/m
B. Momen Maximum
=
= , ,
= 74,65 kg m
C. Momen Nominal
My = sx fy
= 7330 x 240
Me = ,
= ,
= 1352,4 kg m
Me > My
Mn = [ 1,92 – 1,17 ] Me < 1,5 My
= [ 1,92 – 1,17 ,
, ] My < 1,5 My
= 1,498 My < 1,5 My
ϕMn = 0,9 x 1,498 x My
= 0,9 x 1,498 x 175,92
= 237,17 kg m > Mu = 74,65 kg m OK
C. Geser Nominal
< 1,1
< 1,1 ,
1 < 34,785 ~> cv = 1
ϕVn = 0,9 . 0,6 . Aw . fy . cv
= 0,9 x 0,6 x 70 x 7 x 240 x 1
4.1.5. Balok Anak Pelat Chekered A. Beban Beban yang Bekerja
1. Beban mati (dead load)
Berat L 70 x 70 x 6 = 6,38 x 1,2 x 13 = 99,528 kg
Berat ekivalen siku = = , = 12,441 kg/m
Berat pelat 4.5 mm = 0,0045 x 1,2 x 7850 = 42,390 kg/m
Berat WF 200 x 150 x 6 x 9 = 30,600 = 30,600 kg/m
Berat L 70 x 70 x 6 = 12,441 = 12,441 kg/m +
= 85,431 kg/m
2. Beban hidup (life load)
Beban hidup pelat = 1,2 x 400 = 480 kg/m
3. Beban ultimate
qu = 1,4 qdl = 1,4 x 85,431 = 119,60 kg/m
qu = 1,2 qdl + 1,6 qll = 1,2 x 76,131 + 1,6 x 480 = 870,52 kg/m
sehingga digunakan qu = 870,52 kg/m
B. Momen Maximum
=
= ,
C. Menentukan momen nominal
Lp = =
√ , = 183,57 cm
L < Lp
Mp = zx fy
= [(b.tf.(h-tf)) + 0,5.(h-2tf)2.tw)] fy
= [(150 x 9 x (200 – 9)) + 0,5.(200 – 2 x 9)2 x 6)] x 240
= 8573,32 kg m
ϕMn = 0,9 Mp
= 0,9 x 8573,32
4.1.6. Gording
Gambar 4.7. Rencana atap elevasi +12,50 m dan +35,50 m
Jarak antara Gording = 1,4 meter
Panjang gording = 6 meter
Sudut kemiringan atap = 10o
Berat atap (BMT 0,45) = 6,57 kg/m2
Isolation rockwool = 25 kg/m2
Profil gording = CNP 150 x 50 x 20 x 3,2 = 7 kg/m
A. Beban Beban yang Bekerja
1. Beban mati (dead load)
Berat isolation rockwool = 1,4 x 25 = 35 kg/m
Berat gording = 7,0 = 7,0 kg/m +
qdl = 51,2 kg/m
2. Beban hidup (life load)
Beban hidup di tengah gording = 100 kg
3. Beban angin
Gambar 4.8. Kecepatan angin
Kecepatan angin maximum adalah 35 KNOT yaitu 64,82 km/jam ( 18 m/s )
P = = = 20,26 kg/m2
Tekanan angin minimum di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5 km dari pantai
diambil minimum 40 kg/m2. Sehingga digunakan tekanan angin : 40 kg/m2
Koefisien angin tekan = 0,02α - 0,4 = 0,02 (10) - 0,4 = - 0,2
qtekan = -0,2 x 40 = 8 kg/m2
qhisap = -0,4 x 70 = 16 kg/m2
B. Menghitung momen momen pada gording
1. akibat beban mati
Mx = qdl cosα = 51,2 x cos10 x 62 = 226,899 kg m
My = qdl sinα = 51,2 x sin10 x 22 = 4,45 kg m
2. akibat beban hidup
Mx = P cosα lx = 100 x cos10 x 6 = 147,721 kg m
3. akibat beban angin
Mtekan = qwl = (-8) x cos10 x 62 = -35,45 kg m
Mhisap = qwl = (-16) x sin10 x 62 = -70,9 kg m
No Kombinasi Beban Sumbu x Sumbu y
1 1,4 DL 317.6586 6.23
2 1,2 DL + 0.5La 346.1393 9.681
3 1,2 DL + 1,6 La 508.6324 19.2312
4 1,2 DL + 1,3 W + 0,5La 446.5911 -18.8234
5 1,2 DL + 1,6 La + 0,8 W 480.2724 -37.4888
6 0,9 DL + 1,3 W 226.1938 -86.83
Sehingga didapat momen maximum adalah :
Mx = 508,632 kg m
My = 19,231 kg m
C. Menentukan momen nominal
Lp = =
√ , = 92 cm
J = [ 2b + h ]
= [ 2 x 50 x 3,23 + 150 x 3,23 ]
= 2730, 6667 mm
Cw = [ ]
=
=
= 11512,931
= 4 2
= 4
]
2
= 3,141 x 10-4
=
= , , ,
= 250,44 cm
Lp < L < Lr
Mp = zx fy
= [(b.tf.(h-tf)) + 0,5.(h-2tf)2.tw)] fy
= [(50 x 3,2 x (150 – 3,2)) + 0,5.(150 – 2 x 3,2)2 x 3,2)] x 240
= 959,63 kg m
Mr = Sx fr
= 37400 x (240 – 70)
δ =
= , ,
= 23,122 mm
δizin = = = 25 mm > δ = 23,112 mm OK
4.1.7. Sagrod (Batang Tarik)
Gambar 4.9. Rencana sagrod
Rencana digunakan sagrod Ø 10 mm
A. Beban yang bekerja
1. Beban mati
- Gording luar
Berat atap = 2 x 1,4 x 6,57 x sin 10o = 3,1944 kg
Berat gording = 2 x 7 x sin 10o = 2,4310 kg +
∑ = 5,6254 kg
- Gording dalam
Berat atap = 2 x 1,4 x 6,57 x sin 10o = 3,1944 kg
Berat gording = 2 x 7 x sin 10o = 2,4310 kg
Isolation rockwoll = 2 x 1,4 x 25 x sin 10o = 12,1553 kg +
2. Beban hidup
- Gording luar
Beban tak terduga = 200 x sin 10o = 34,7296 kg
- Gording dalam
Beban tak terduga = 100 x sin 10o = 17,3648 kg
B. Gaya ultimate pada sagrod
PDL = Gording Luar + 10 Gording Dalam + Berat sagrod
Digunakan 2 buah sagrod, sehingga Pu sagrod adalah 563,888/2 = 281,944 kg
C. Menentukan Gaya Nominal Sagrod
Kekuatan leleh tarik pada penampang bruto
ϕPn = 0,9.As.fy
= 0,9 x 78,5 x 240
= 1695,5 kg
Kekuatan tarik pada penampang netto
ϕPn = 0,75.As.fu
= 1960,5 kg
Sehingga ʹϕPn yang digunakan adalah 1695,5 kg
Stress ratio = = ,
, = 0,17 < 1 OK
4.1.8. Ikatan Angin
Ikatan angin akan didisain menggunakan besi beton, karena kelangsingan besi
beton sangat kecil maka batang hanya didisain terhadap tarik
Gambar 4.10. Tributri area ikatan angin
Dicoba menggunakan ikatan angin Ø 22 mm
Data data geometri :
x = 12. tanα = 12. tan 10o = 2,1159 m
h1 = 7,1 + x = 7,1 + 2,1159 = 9,2159 m β
6,0925 6,0925 6,0925 6,0925
6,0000
h2 = 7,1 + 0,75x = 7,1 + 1,5869 = 8,6869 m
A. Gaya Ultimate Pada Ikatan Angin
Gaya batang akan dihitung dengan menggunakan analisa keseimbangan titik
S1
Gaya batang maximum pada ikatan angin : 3889,46 kg Pu = 1,6 WL = 1,6 x 3889,46 = 6223,14 kg
B. Gaya Nominal Ikatan Angin
Kekuatan leleh tarik pada penampang bruto
ϕPn = 0,9.As.fy
= 0,9 x 380,1 x 240
= 8210,16 kg
Kekuatan tarik pada penampang netto
Sehingga ʹϕPn yang digunakan adalah 8210,16 kg
Stress ratio = = ,
, = 0,76 < 1 OK
4.1.9. Tangga
Gambar 4.11. Rencana tangga
A. Beban Beban yang Bekerja
1. Beban mati (dead load)
Pipa 1,5” 3,6 x [ (2x4,942) + (8x1) + (4x0,3)] = 68,7 kg
Pipa 1” = 1,8 x [ (4x4,942) + (8x0,3)] = 39,9 kg
Pelat 4,5 mm = 35,325 x 0,3 x 1 x 16 = 169,6 kg +
= = ,
2. Beban hidup (life load)
Beban hidup tangga = 400 kg/m
3. Beban ultimate
qu = 1,4 qdl = 1,4 x 80,885 = 113,239 kg/m
qu = 1,2 qdl + 1,6 qll = 1,2 x 80,885 + 1,6 x 400 = 737,062 kg/m
sehingga digunakan qu = 737,062 kg/m untuk 2 profil kanal, beban untuk 1
profil kanal adalah = 368,521 kg/m
Mr = sx fr
= 195000 x (240 – 70)
= 3315 kg m
ϕMnx = 0,9 ( Mp – ( Mp- Mr) )
= 0,9 ( 6843,24 – (6843,24 – 3315) , , , , , ) = 3525,68 kg m > Mu = 1125,1 kg m OK
4.2. Disain Struktur Primer 4.2.1. Beban beban yang bekerja
4.2.1.1. Beban gravitasi
a. Beban pada floor deck
-. Beban mati tambahan (dead load)
Berat spesi : 0,02 x 1 x 2100 = 42 kg/m
Berat keramik : 0,01 x 1 x 2400 = 24 kg/m +
qdl = 66 kg/m
adapun berat sendiri profil dihitung dengan software etabs 2015
-. Beban hidup (life load)
Berdasarkan PPPURG 1987
Beban hidup rencana untuk lantai pabrik = 400 kg/m2
Koefisien reduksi untuk perencanaan balok induk = 1,00
b. Beban pada lantai chekered plate
- Beban mati tambahan (dead load)
Berat per 6 meter luas L 70 x 70 x 6 = 6,38 x 6 x 9 = 344,52 kg
Berat ekivalen siku = = , = 9,57 kg/m
-. Beban hidup (life load)
Berdasarkan PPPURG 1987
Beban hidup rencana untuk lantai pabrik = 400 kg/m2
Koefisien reduksi untuk perencanaan balok induk = 1,00
Koefisien reduksi untuk peninjauan terhadap masa gempa = 0,90
4.2.1.2. Beban angin
- Dinding vertical
Di pihak angin = + 0,9 x 40 = + 36 kg/m2
Di belakang angin = - 0,4 x 40 = - 16 kg/m2
- Atap segi-tiga dengan sudut kemiringan α: 10o
Koefisien angin tekan = 0,02α - 0,4 = 0,02 (10) - 0,4 = - 0,2
Koefisien angin hisap = - 0,4
qtekan = -0,2 x 40 = -8 kg/m2
4.2.1.3. Beban gempa
Jenis pemamfaatan bangunan = Pabrik (kategori risiko II, tabel 2,7)
Faktor keutamaan gempa Ie = 1 (tabel 2,8)
Gambar 4.12. Respon spectra rencana
Berdasarkan SDS gedung berada di kategori risiko : C ( tabel 2.13 )
0.000 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000
Sehingga bangunan akan direncanakan dengan kategori risiko D, yaitu sistem
rangka baja pemikul momen khusus. Adapun nilai koefisien modifikasi respons
(R), faktor kuat lebih (Ω) dan faktor pembesaran defleksi (cd) adalah
Koefisien modifikasi respons (R) = 8
Faktor kuat lebih (Ω) = 3
Faktor pembesaran defleksi (cd) = 5,5
1. Gaya gempa statik ekivalen
- Menentukan T
- Ta = Ct -> Ct = 0,724 ; x = 0,8 ( tabel 2.13 )
= 0,0724 x , , = 1,318 detik
Tmax = Cu Ta -> Cu = 1,4 ( tabel 2.14 )
= 1,4 . 1,318
= 1.845 detik
Tc = Tx : 3.438, Ty : -3.231
Sehingga digunakan T = 1,845
- Menentukan nilai C
Cmin = 0,044 . SDS . I > 0,01
= 0,044 . 0,40 . 1 > 0,01
= 0,0176
Cs = = ,
. = 0,020
Sehingga digunakan Cs = 0,020
- Menentukan berat struktur
Beban mati
Tabel 4.1 Beban mati struktur (rangka)
Tabel 4.2 Beban mati struktur (Atap, partisi, diafragma, dll)
Sehingga beban mati total struktur adalah 460211.42 kg
Adapun beban hidup total permeter luas adalah 0,9 x 400 = 360 kg/m2
No. Jenis Beban Sendiri q. kg/m L, m W, Kg
1 Floor deck 288.00 526.36 151591.68
2 Chekered plate 4,5 mm 47.77 1842.06 87986.11
3 Clading 4.46 22.00 98.12
4 Spandek 4.98 647.00 3222.06
5 Isolation Rockwool 25.00 647.00 16175.00
Tabel 4.3 Beban hidup struktur
No. Beban Hidup q, kg/m2 A, m2 W, Kg
1 Floor deck 360.00 526.36 189489.60
2 Chekered plate 4,5 mm 360.00 1842.06 663142.44
∑ 852632.04
Sehingga berat struktur adalah
WT = WDL + WLL
= 259072.97 + 852632.04
= 1312843.46 kg - Menentukan gaya geser dasar
V = Cs . WT
= 0,020 . 1312843.46
= 26683,81 kg
2. Analisis spectrum respons ragam
- Kontrol partisipasi massa ragam
Tabel 4.4 Waktu getar alami dan partisipasi massa
Tabel 4.4 Waktu getar alami dan partisipasi massa (lanjutan)
Analisa modal pada software etabs 2015 menunjukan bahwa
perbedaan waktu getar sangat sedikit sehingga untuk selanjutnya digunakan
metoda kombinasi kuadrat lengkap (CQC). Pada mode ke 7 partisipasi
massa pada UX sudah mencapai 93% dan pada mode ke 14 partisipasi
massa pada UY sudah mencapai 90% sehingga sudah memenuhi syarat
minimal (90%)
- Kontrol base reaction
4.2.1.4. Beban notional
Untuk struktur yang menahan beban gravitasi terutama melalui kolom, dinding
atau portal vertikal nominal, diijinkan menggunakan beban notional untuk mewakili
efek ketidaksempurnaan awal. Beban notional harus digunakan sebagai beban
lateral pada semua level.beban national di hitung otomatis dari program ETABS
2015 dengan nominal 0,002 α Yi untuk mewakili ketidaksempurnaan awal dan
0,001 α Yi untuk kekakuan lentur, sehingga
Ni = 0,003 α Yi
Gambar 4.13. Beban notional pada etabs 2015
Beban tersebut di distribusikan arah orthogonal baik untuk beban grafitasi beban
hidup maupun beban grafitasi akibat beban mati .
4.2.2. Kombinasi beban
Struktur akan didisain dengan gempa termasuk gaya seismic vertikal dan
faktor redundansi. Gaya seismic vertikal adalah
Ev = 0,2 SDS . DL
= 0,2 . 0,40 . DL
Faktor redundansi untuk kategori desain seismik D,E dan F adalah 1,3, sehingga
Tabel 4.6 Simpangan antar lantai akibat gempa X
Gambar 4.14. Grafik simpangan antar lantai VS elevasi akibat gempa - X
Tabel 4.7 Simpangan antar lantai akibat gempa Y
Gambar 4.15. Grafik simpangan antar lantai VS elevasi akibat gempa - Y
Panjang tidak terkekang lateral = 5,8 m
a. Kapasitas kolom terhadap tekan
λ = . < 4,71
= .
, < 4,71
= 65,611 < 137,97
fe = = , .
, = 458.90 MPa
< 2,25
, < 2,25 , < 2,25
Sehingga tegangan keritis adalah :
fcr = , . fy
= , , . 240 = 196,98 MPa
ϕPn = 0,9 . fcr . A
= 0,9 . 196,98 . 17390
= 3083,07 KN
b. Kapasitas kolom terhadap momen sumbu x
L = 5,8 m
Lp = 4,49 m
didapat Lp < L < Lr, sehingga momen ultimate adalah
c. Kapasitas kolom terhadap momen sumbu y ϕ Mn = 0,9 . Zy . fy
= 0,9 . 1174,9 . 240
= 253,77 KN m
Tabel 4.8 Resume gaya luar dan stress ratio Kolom 350 x 350 x 12 x 19
Tabel 4.8 Resume gaya luar dan stress ratio Kolom 350 x 350 x 12 x 19 (lanjutan)
d. Kapasitas kolom terhadap geser
Tabel 4.9 Resume gaya geser Kolom 350 x 350 x 12 x 19
V2, kN V3, kN Vmax 18.049 9.887
Vmin -22.158 -15.602
- Kontrol terhadap geser sumbu x ϕVn = 0,9 . 0,6 . Aw . fy
= 0,9 . 0,6 . 3744 . 240
= 485,22 KN > 22,158 OK
- Kontrol terhadap geser sumbu y
ϕVn = 0,9 . 0,6 . Af . fy
= 0,9 . 0,6 . 12844 . 240
= 1664,5 KN > 15,6 OK
4.2.4.2. Kolom 300 x 300 x 10 x 15 , ( A = 119,8 cm2 )
Ix = 20400 cm4 Zx = 1464,7 cm3
Iy = 6750 cm4 Zy = 681,7 cm3
Sx = 1360 cm3 Lp = 3,81 m
Sy = 450 cm3 Lr = 13,76 m
rx = 13,1 cm Mp = 351,5 KN m
ry = 7,51 cm Mr = 231,2 KN m
Panjang tidak terkekang laterar = 3 m
Elastisitas bahan = 200000 MPa
a. Kapasitas kolom terhadap tekan
λ = . < 4,71
= .
, < 4,71
= 39,947 < 137,97
fe = = , .
, = 1237,97 MPa
< 2,25
, < 2,25 , < 2,25
Sehingga tegangan keritis adalah :
fcr = , . fy
= , , . 240
= 221,295 MPa
ϕPn = 0,9 . fcr . A
= 0,9 . 221,295 . 11980
= 2386,003 KN
b. Kapasitas kolom terhadap momen sumbu x
L = 3 m
didapat Lp > L, sehingga momen ultimate adalah
Mn = Mp
= 351,52 KN m
ϕ Mn = 0,9 . 351,52
= 319,376 KN m
c. Kapasitas kolom terhadap momen sumbu y ϕ Mn = 0,9 . Zy . fy
= 0,9 . 681,7 . 240
= 147,247 KN m
Tabel 4.10 Resume gaya luar dan stress ratio Kolom 300 x 300 x 10 x 15
Tabel 4.10 Resume gaya luar dan stress ratio Kolom 300 x 300 x 10 x 15
d. Kapasitas kolom terhadap geser
Tabel 4.11 Resume gaya geser Kolom 300 x 300 x 10 x 15
V2, kN V3, kN Vmax 18.748 9.962
Vmin -29.322 -43.951
- Kontrol terhadap geser sumbu x ϕVn = 0,9 . 0,6 . Aw . fy
= 0,9 . 0,6 . 2700 . 240
= 349,92 KN > 29.322 KN (OK)
- Kontrol terhadap geser sumbu y ϕVn = 0,9 . 0,6 . Af . fy
= 0,9 . 0,6 . 8700 . 240
= 1127,52 KN > 43.951 KN (OK)
4.2.4.3. Kolom 200 x 200 x 8 x 12 , ( A = 63,53 cm2 )
Ix = 4720 cm4 Zx = 513,1 cm3
Iy = 1600 cm4 Zy = 242,8 cm3
Sx = 472 cm3 Lp = 2,55 m
Sy = 160 cm3 Lr = 10,72 m
rx = 8,62 cm Mp = 123,1 KN m
ry = 5,02 cm Mr = 80,2 KN m
Panjang tidak terkekang laterar = 5.8 m
Elastisitas bahan = 200000 MPa
a. Kapasitas kolom terhadap tekan
λ = . < 4,71
= .
, < 4,71
= 115.538 < 137,97
fe = = , .
, = 147.99 MPa
< 2,25
. < 2,25 . < 2,25
Sehingga tegangan keritis adalah :
fcr = , . fy
= , , . 240 = 121.737 MPa
ϕPn = 0,9 . fcr . A
= 0,9 . 121.737. 6353
= 696.056 KN
b. Kapasitas kolom terhadap momen sumbu x
L = 5,8 m
Lr = 10,72 m
c. Kapasitas kolom terhadap momen sumbu y ϕ Mn = 0,9 . Zy . fy
= 0,9 . 242.8 . 240
= 52.4448 KN m
Tabel 4.12 Resume gaya luar dan stress ratio Kolom 200 x 200 x 8 x 12
e. Kapasitas kolom terhadap geser
Tabel 4.13 Resume gaya geser Kolom 200 x 200 x 8 x 12
V2, kN V3, kN Vmax 4.961 3.345
Vmin ‐4.5461 ‐4.0182
- Kontrol terhadap geser sumbu x
ϕVn = 0,9 . 0,6 . Aw . fy
= 0,9 . 0,6 . 1408 . 240
= 182,47 KN > 4,961 OK
- Kontrol terhadap geser sumbu y ϕVn = 0,9 . 0,6 . Af . fy
= 0,9 . 0,6 . 4512 . 240
= 584,755 KN > 4,0182 OK
4.2.4.4. Balok Komposit 300 x 150 x 6,5 x 9 , ( A = 46,78 cm2 )
Ix = 7210 cm4 Zx = 522 cm3
Iy = 508 cm4 Zy = 104,2 cm3
Sx = 481 cm3 Lp = 1,67 m
Sy = 67,7 cm3 Lr = 4,97 m
rx = 12,4 cm Mp = 125,3 KN m
ry = 3,29 cm Mr = 81,7 KN m
Panjang tidak terkekang laterar = 8 m
Elastisitas bahan = 200000 MPa
a. Kontrol momen positif
- menentukan lebar efektif pelat beton ( digunakan Lrelativ )
1. be <
be <
be <
2. be < bo
be <
sehingga digunakan be = 1 meter
akibat adanya lubang pada floor deck, maka digunakan bekivalen
bekivalen = = , = 810 mm
- Menentukan nilai n
Ebeton = 4700 = 4700 √ = 23500
Ebaja = 200000
n = = = 8,51
- Menentukan lebar transformasi penampang beton
=
, = 9,52 cm
A ( cm2 ) y ( cm ) A . y
Pelat Beton 114,24 6 685,44
Floor Deck 18,67 9,45 176,46
Profil WF 46,78 27 1263,06
ẏ = ∑ . ∑ =
,
, = 118,25 mm
Titik berat berada di pelat beton
a =
, =
,
, = 59,68 mm
d1 = 0,5hprofil + tpelat = 150 + 120 = 270 mm
d2 = hprofil – ċ = 120 – 0,35 = 119,65
ϕMn = 0,9 As fy ( d1- ӯ )
ϕMn = 0,9 x [ 4678 x 240 x (270 – 29,84) + , (119,65 – 29,84) ]
ϕMn = 242,66 + 11,76
b. Kontrol momen negatif
- Menentukan sumbu netral penampang
Tsr = Asr . fyr
= 6,67 . ( 50,3 ) . 400
= 134133,34 N
Tfd = As. Fu
= 814,85 . 550
= 448167,5 N
T = Tsr + Tfd
= 134133,34 + 448167
= 582300,84 N
Cmax = As . fy
= 4678 . 240
= 1122720 N
Cmax > T maka titik berat berada pada profil baja
T + Ts = Cmax – Ts
2Ts = Cmax – T
Ts = 0,5 . (1122720 – 582300,84)
Jika sumbu netral jatuh di sayap maka
b . .tf . fy = Ts
150 . tw . 240 = 270209,58
t = , = 7,5 mm
- Menghitung garis kerja gaya pusat tekan
A ( cm2 ) y ( cm ) A . y
Profil WF 46,78 15,000 701,700
Flens -11,25 29,625 -333,281
∑ 35,53 ∑ 368,41
ӯ = ,
, = 103,69 mm
Momen terhadap garis kerja
Tsr : Mn1 = Tsr (d – ӯ + ts – 24)
= 134133,34 ( 300 – 103,69 + 120 – 24 )
= 39,20 KN m
Tfr : Mn2 = Tfd ( d – ӯ + 25 )
= 448167,5 ( 300 – 103,69 + 25)
= 99,18 KN m
Ts flens : Mn3 = Ts ( d – ӯ – (7,5/2) )
= 270000 ( 300 – 103,69 – 3,75 )
Mn = Mn1 + Mn2 + Mn3
= 39,20 + 99,18 + 51,99
= 190,37 KN m
ϕ Mn = 0,9 . Mn
= 0,9 . 190,37
= 171,33 KN m > 61,25 KN m (OK)
D. Dimensi Penghubung Geser (Shear Conector)
Gaya horizontal akibat aksi komposit penuh
Vh = 0,85. a . b . = 0,85 x 59,68 x 1000 x 25 = 1268200 N
Digunakan Stud connector ⅝” , luas satu buah stud connector adalah :
Asc = d2 = 15,8752 =198,01 mm2
Kuat geser satu buah shear connector
Qn = 0,5 Asc < Rg Rp Asc fu
Qn = 0,5 x 198,01 x √ < 0,85 x 0,75 x 198,01 x 550
Qn = 75886,76 N < 69427
Jumlah shear connector yang di butuhkan
N = = = 18,2 ~ 19 buah untuk setengah bentang
Total kebutuhan shear connector adalah 38 buah untuk semua bentang. Jika
dipasang dua buah shear connector pada setiap penampang melintang, maka
S = = 421 mm
Smin = 6d = 6 x 15,875 = 95,25 mm
Smax = 8t = 8 x 120 = 960 mm
Strans = 4d = 4 x 15,875 = 63,5 mm
Sehingga digunakan shear connector 2 x (⅝” x 6,5 cm) dengan jarak 25 cm
E. Kontrol Geser
Menghitung gaya geser ultimate
Vu = . KN
Menghitung gaya geser nominal
ϕVn = 0,9 (0,6 fy) h tw
ϕVn = 0,9 x 0,6 x 240 x 282 x 6,5
4.2.4.5. Balok Komposit 350 x 175 x 7 x 11 , ( A = 63,14 cm2 )
Panjang tidak terkekang laterar = 6 m
Elastisitas bahan = 200000 MPa
Tegangan leleh bahan = 240 MPa
Tabel 4.15 Resume Gaya luar envelope balok komposit 350 x 175 x 7 x 11
Tabel 4.15 Resume Gaya luar envelope balok komposit 350 x 175 x 7 x 11
- menentukan lebar efektif pelat beton
1. be <
akibat adanya lubang pada floor deck, maka digunakan bekivalen
bekivalen = = = 614,633 mm
- Menentukan nilai n
Ebaja = 200000
n = = = 8,51
- Menentukan lebar transformasi penampang beton
= ,
, = 7,23 cm
A ( cm2 ) y ( cm ) A . y
Pelat Beton 86,4 6 518,4
Profil WF 63,14 29.5 1862,63
∑ 165,46 ∑ 2531,47
ẏ = ∑ . ∑ =
,
, = 15,92 cm
Titik berat berada di profil baja, titik pusat tarik baja profil :
A ( cm2 ) y ( cm ) A . y
Profil WF 63,14 17,5 1104,9500
Flens -19,25 34.45 - 663,1625
Web -1,974 32.49 - 64,13526
∑ 41,916 ∑ 377,6522
ẏ = ∑ . ∑ =
,
momen nominal positif :
a =
, =
, = 63,11 mm
d1 = h - ӯ + tpelat = 350 - 90 + 120 = 380 mm
d2 = h - ӯ – (11/2) = 350 - 90 - 5,5 = 254,5 mm
d3 = h - ӯ - tf - (28,2/2) = 350 - 90 – 11 – 14,1 = 234,9 mm
ϕMn = 0,9 . 0,85 . a .b . fc’ ( d1- ) + 0,9 Asf fy (d2) + 0,9 Asw fy (d3)
ϕMn = 0,9 x [ 0,85 x 63,11 x 750 x 25 x ( 380 - , ) + 11 x 175 x 240 x 254,5
+ 28,2 x 7 x 240 x 234,9 ]
ϕMn = 430,8 KN m > Mu = 122.057 KN m ( OK )
b. Kontrol momen negatif
- Menentukan sumbu netral penampang
Tsr = Asr . fyr
= 6,67 . ( 50,3 ) . 400
Tfd = As. Fu
Jika sumbu netral jatuh di web maka
b . .tf . fy = Ts
h . 7 . 240 = 526988,33 – (175 . 11 . 240)
h = , = 38,69 mm
- Menghitung garis kerja gaya pusat tekan
A ( cm2 ) y ( cm ) A . y
Profil WF 63,14 17,500 1104,9500
Flens -19,25 34.450 - 663,1625
Web -2,70 31.965 - 86,3068
ӯ = ,
, = 86,30 mm
Momen terhadap pusat tekan
Tsr : Mn1 = Tsr (d – ӯ + t – 24)
= 134133,34 ( 350 – 86,30 + 120 – 24 )
= 48,247 KN m
Tfr : Mn2 = Tfd ( d – ӯ + 25 )
= 327250 ( 350 - 86,30 + 25)
= 94,477 KN m
Ts flens : Mn3 = Tf ( d – ӯ – (11/2) )
= 462000 ( 350 – 86,30 – 5,5 )
= 119,288 KN m
Ts web : M4 = Tw ( d – ӯ – 11 – (38,69/2) )
= 37464 ( 350 – 86,30 – 11 – 19,34 )
= 15,167 KN m
Mn = Mn1 + Mn2 + Mn3 + Mn4
= 277,179 KN m
ϕ Mn = 0,9 . Mn
= 0,9 . 277,179
= 249,461 KN m > 180.798 KN m (OK)
D. Dimensi Penghubung Geser (Shear Conector)
Gaya horizontal akibat aksi komposit penuh
Vh = 0,85. a . b . = 0,85 x 63,11 x 750 x 25 = 1005816 N
Digunakan Stud connector ⅝” , luas satu buah stud connector adalah :
Asc = d2 = 15,8752 =198,01 mm2
Kuat geser satu buah shear connector
Qn = 0,5 Asc < Rg Rp Asc fu
Qn = 0,5 x 198,01 x √ < 0,85 x 0,75 x 198,01 x 550
Qn = 75886,76 N < 69427
Jumlah shear connector yang di butuhkan
N = = = 14,48 ~ 15 buah untuk setengah bentang
Total kebutuhan shear connector adalah 28 buah untuk semua bentang. Jika
dipasang dua buah shear connector pada setiap penampang melintang, maka
jarak shear connector adalah :
S = = 400 mm
Smax = 8t = 8 x 120 = 960 mm
Strans = 4d = 4 x 15,875 = 63,5 mm
Sehingga digunakan shear connector 2 x (⅝” x 6,5 cm) dengan jarak 25
cm
E. Kontrol Geser
Menghitung gaya geser ultimate
Vu = .
Menghitung gaya geser nominal
ϕVn = 0,9 (0,6 fy) h tw
ϕVn = 0,9 x 0,6 x 240 x 328 x 7
4.2.5. Dimensi Sambungan
4.2.5.1. Sambungan Balok Kolom
1. Sambungan Balok Kolom IWF 350 x 175 x 7 x 11 (ϕMP = 182 KN m)
Gambar 4.16. Rencana sambungan balok kolom IWF 350 x 175 x 7 x 11
Data geometri sambungan
pfo = 80 ; pfi = pb = 60 mm
h0 = hpr + pfo = 350 + 80 = 430 mm
h1 = hpr – tf – pfi = 350 – 11 – 60 = 279 mm
h2 = hpr – tf – pfi – pb = 350 – 11 – 60 – 60 = 219 mm
g = 95 mm
de = 50 mm
bp = 175 mm
- Momen rencana sambungan (tebal pelat rencana 24 mm)
Muc = Mp + Vu (Lst + tp)
= 182 + 160,3 x ( 225,16 + 24 ).10-3
= 221,94 KN m
- Kontrol tebal end-plate
s =
= √
= 64,468 mm
Yp =
Yp =
,
,
Yp = 1130,67 + 983,126 + 47,5
Yp = 2161,29
t = ,
= , , , ,
- Kontrol tebal pelat pengaku
Direncanakan tebal pelat pengaku = 10 mm
tst = 10 mm (hst = 130 mm ; Lst = 225,16 mm)
cek tekuk lokal
< ,
<
13 < 16,16 (OK)
- Kontrol Sambungan Baut
Digunakan baut A325 M20 (Ab = 314,28 mm2 )
Tegangan nominal tarik baut bergantung pada gaya geser ultimate
fnt = 620 MPa
fnv = 372 MPa
frv =
. = , = 51 MPa
fn’ = 1,3 fnt -
, frv < fnt
fn’ = 1,3 x 620 -
, x 51 < 620 fn’ = 693 < 620
sehingga tegangan tarik maximum yang digunakan adalah 620 MPa,
momen tahanan sambungan baut adalah
ϕMnp = 2ϕPt. ∑
= 2. 0,75 . 314,28 . 620 . ( 430 + 279 + 219 )
= 271,236 KN m > Muc = 221,94 KN m (OK)
- Kontrol las
Digunakan las dengan tebal las maximum, yaitu
ӯ = ∑ A y
∑ A = = 248.845 mm
kekuatan las
fEXX = 490 MPa (E60)
ϕRn = 0,75 . te . 0,6 . fEXX
= 0,75 x 0,707 x 6 x 0,6 x 490
= 935,36 N
Kekuatan geser pelat
ϕRn = 0,75 . fn BM . ABM
= 0,75 x 7 x 0,6 x 370
= 1165,5 N
Kekuatan las menentukan. kekuatan sambungan las dipengaruhi oleh geser
dan lentur, sehingga tegangan geser untuk lentur :
frv = = = 16,55 MPa
fn =
= ,
= 489,7 MPa
Momen lentur nominal las :
ϕfu = 0,75 . 0,707 . 0,6 . fEXX
= 0,75 x 0,707 x 0,6 x 489,7
2. Sambungan Balok Kolom IWF 300 x 150 x 6,5 x 9 (ϕMP = 113 KN m)
Gambar 4.17. Rencana sambungan balok kolom IWF 300 x 150 x 6,5 x 9
Data geometri sambungan
pfo = 80 ; pfi = 60 mm
h0 = hpr + pfo = 300 + 80 = 380 mm
h1 = hpr – tf – pfi = 300 – 9 – 60 = 231 mm
g = 70 mm
de = 75 mm
bp = 150 mm
hst = 155 mm -> Lst = = , mm
- Momen rencana sambungan (tebal pelat rencana 24 mm)
Muc = Mp + Vu (Lst + tp)
= 113 + , x ( 268,46 + 14 ).10-3
- Kontrol tebal end-plate
s =
= √
= 51,234 mm
Yp =
Yp =
, , ,
, ,
Yp = 1310,69 + 2359,14
Yp = 3669,83
t = ,
= , , , ,
= 13,02 < t (14 mm) (OK)
- Kontrol tebal pelat pengaku
Direncanakan tebal pelat pengaku = 10 mm
tst = 10 mm (hst = 155 mm ; Lst = , mm)
< ,
<
15,5 < 16,16 (OK)
- Kontrol Sambungan Baut
Digunakan baut A325 M20 (Ab = 314,28 mm2 )
Tegangan nominal tarik baut bergantung pada gaya geser ultimate
fnt = 620 MPa
fnv = 372 MPa
frv =
. = , = 16 MPa
fn’ = 1,3 fnt -
, frv < fnt
fn’ = 1,3 x 620 -
, x 16 < 620 fn’ = 770 < 620
sehingga tegangan tarik maximum yang digunakan adalah 620 MPa,
momen tahanan sambungan baut adalah
ϕMnp = 2ϕPt. ∑
= 2ϕPt. (h0 + h1)
= 2. 0,75 . 314,28 . 620 . ( 380 + 231)
- Kontrol las
Digunakan las dengan tebal las maximum, yaitu
kekuatan las
fEXX = 490 MPa
ϕRn = 0,75 . te . 0,6 . fEXX
= 0,75 x 0,707 x 6 x 0,6 x 490
= 935,361 N
Kekuatan geser pelat
ϕRn = 0,75 . fn BM . ABM
= 0,75 x 6,5 x 0,6 x 370
= 1082,25 N
Kekuatan las menentukan. kekuatan sambungan las dipengaruhi oleh geser
dan lentur, sehingga tegangan geser untuk lentur :
frv = = = 3,25 MPa
fn =
= ,
= 489,9 MPa
Momen lentur nominal las :
ϕfu = 0,75 . 0,707 . 0,6 . fEXX
= 0,75 x 0,707 x 0,6 x 489,9
momen plastis terhadap garis netral adalah :
Mn = 188,227 KN m > Muc = 121,05 KN m (OK)
Las Luas (Ai) ϕfu Gaya Las
(i) (mm2) Mpa KN
1 1860 155.861 289.901
2 1152 155.861 179.552
3 1183.5 155.861 184.461
4 3384 155.861 527.434
5 1183.5 155.861 184.461
6 1152 155.861 179.552
∑ Mn 188.227
0.069 36.493
0.206 37.942
0.224 40.164
0.158 45.894
0.085 15.317
0.067 12.416
Lengan kopel Mn
4.2.5.1. Sambungan Balok Balok
1. Sambungan Balok Balok IWF 300 x 150 x 6,5 x 9 (ϕVn = 252,7 KN m)
Gambar 4.18. Rencana sambungan balok balok IWF 300 x 150 x 6,5 x 9
Dicoba 5 buah baut M16 (AB = 201,14 mm2) dengan tebal pelat 8 mm
fnv = 372 MPa
Kekuatan geser baut
ϕRn = 0,75 . fn . AB
= 0,75 x 372 x 201,14
= 56,11 KN
Kekuatan tumpuan baut
ϕRn = 1,2 lc t fu< 2,4 d t fu
ϕRn = 1,2 x 32 x 8 x 370 < 2,4 x 16 x 8 x 37
ϕRn = 113,664 < 113,664
Jumlah baut perlu
= , ,
= 4,5 ~ 5 baut
Untuk baut diameter 16 jarak ke tepi :
Jarak minimum = 22 mm (tabel 2.27)
Jarak maximum = 12 . tmin = 12x 6 = 72 mm
Diambil 34 mm
Untuk baut diameter 16 jarak antar baut :
Jarak minimum = 3d = 3 x 16 = 48 mm
Jarak maximum = 14 . tmin = 14 x 6 = 84 mm
Diambil 50 mm
Kontrol Pelat
ϕVn = 0,9 x 0,6 x Ag x fy
= 0,9 x 0,6 x 268 x 8 x 240
= 277,8 KN > 252,7 KN
Kontrol Las
kekuatan geser pelat
ϕRn = 0,75 . fn BM . ABM
= 0,75 x 6,5 x 0,6 x 370
kekuatan las transversal
ϕRn = 0,75 . fne . AWE
= 0,75 x 0,707 x 5 x 0,6 x 490
= 779,467 N/mm
kekuatan las longitudinal
ϕRn = 0,75 . fne . AWE
= 0,75 x 0,707 x 5 x 0,6 x 490 x ( 1 + 0,5sin1,5 90 )
= 1169,20 N/mm
Sehingga kekuatan sambungan las adalah
P =∑ϕRn min x L
= 779,467 x 268 + 1082 x 129,5
= 349 KN > 252,7 KN (OK)
2. Sambungan Balok Balok IWF 250 x 125 x 6 x 9 (ϕVn = 194,4 KN m)
Gambar 4.20. Rencana sambungan balok balok IWF 250 x 125 x 6 x 9
Dicoba 4 buah baut M16 (AB = 201,14 mm2) dengan tebal pelat 8 mm
fnv = 372 MPa
Kekuatan geser baut
ϕRn = 0,75 . fn . AB
= 0,75 x 372 x 201,14
= 56,11 KN
Kekuatan tumpuan baut
ϕRn = 1,2 lc t fu< 2,4 d t fu
ϕRn = 1,2 x 32 x 8 x 370 < 2,4 x 16 x 8 x 370
ϕRn = 113,664 < 113,664
Jumlah baut perlu
= , ,
= 3,46 ~ 4 baut
Untuk baut diameter 16 jarak ke tepi :
Jarak minimum = 22 mm (tabel 2.27)
Jarak maximum = 12 . tmin = 12x 6 = 72 mm
Diambil 34 mm
Untuk baut diameter 16 jarak antar baut :
Jarak minimum = 3d = 3 x 16 = 48 mm
Jarak maximum = 14 . tmin = 14 x 6 = 84 mm
Diambil 50 mm
Kontrol Pelat
ϕVn = 0,9 x 0,6 x Ag x fy
= 0,9 x 0,6 x 218 x 8 x 240
= 226,02 KN > 194,4 KN
Kontrol Las
kekuatan geser pelat
ϕRn = 0,75 . fn BM . ABM
= 0,75 x 6 x 0,6 x 370
kekuatan las transversal
ϕRn = 0,75 . fne . AWE
= 0,75 x 0,707 x 5 x 0,6 x 490
= 779,467 N/mm
kekuatan las longitudinal
ϕRn = 0,75 . fne . AWE
= 0,75 x 0,707 x 5 x 0,6 x 490 x ( 1 + 0,5sin1,5 90 )
= 1169,20 N/mm
Sehingga kekuatan sambungan las adalah
P =∑ϕRn min x L
= 779,467 x 268 + 999 x 129,5
= 338,26 KN > 194,4 KN (OK)
3. Sambungan Balok Balok IWF 200 x 100 x 5,5 x 8 (ϕVn = 142,2 KN m)
Gambar 4.22. Rencana sambungan balok balok IWF 200 x 100 x 5,5 x 8
Dicoba 3 buah baut M16 (AB = 201,14 mm2) dengan tebal pelat pengaku 8 mm
fnv = 372 MPa
Kekuatan geser baut
ϕRn = 0,75 . fn . AB
= 0,75 x 372 x 201,14
= 56,11 KN
Kekuatan tumpuan baut
ϕRn = 1,2 lc t fu < 2,4 d t fu
ϕRn = 1,2 x 32 x 8 x 370 < 2,4 x 16 x 8 x 370
ϕRn = 113,664 < 113,664
Jumlah baut perlu
= , ,
= 2,53 ~ 3 baut
Untuk baut diameter 16 jarak ke tepi :
Jarak minimum = 22 mm (tabel 2.27)
Jarak maximum = 12 . tmin = 12 x 6 = 72 mm
Diambil 34 mm
Untuk baut diameter 16 jarak antar baut :
Jarak minimum = 3d = 3 x 16 = 48 mm
Jarak maximum = 14 . tmin = 14 x 6 = 84 mm
Diambil 50 mm
Kontrol Pelat
ϕVn = 0,9 x 0,6 x Ag x fy
= 0,9 x 0,6 x 168 x 8 x 240
= 174 KN > 142,2 KN
Kontrol Las
kekuatan geser pelat
ϕRn = 0,75 . fn BM . ABM
= 0,75 x 5.5 x 0,6 x 370
kekuatan las
ϕRn = 0,75 . fne . AWE
= 0,75 x 0,707 x 5 x 0,6 x 490
= 779,467 N/mm
Sehingga kekuatan sambungan las adalah
P = ϕRn min x L
= 779,467 x 268
= 208,89 KN > 158 KN (OK)
4. Sambungan Balok Balok L 70 x 70 x 7 (ϕVn = 63,5 KN m)
Gambar 4.24. Rencana sambungan balok balok L 70 x 70 x 7
Kontrol las dengan tebal 5 mm
kekuatan geser pelat
ϕRn = 0,75 . fn BM . ABM
= 0,75 x 6 x 0,6 x 370
= 999 N/mm
kekuatan las
ϕRn = 0,75 . fne . AWE
= 0,75 x 0,707 x 5 x 0,6 x 490
= 779,467 N/mm
Sehingga kekuatan sambungan las adalah
P = ϕRn min x L
= 779,467 x 110
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan dan analisa yangtelah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulansebagai berikut :
1. Dari hasil analisa perhitungan struktur sekunder didapatkan :
Pelat lantai elevasi + 5,80 menggunakan Bondex LYSAGHT
INDONESIA BMT = 0,7 mm, dengan tebal plat beton :120 mm dan untuk
elevasi lain nya digunakan pelat chekered t = 4,5 mm dengan siku L 70 x
70 x 7 sebagai pengaku,
Balok anak lantai pabrik
1. WF 250 x 125 x 6 x 9 untuk elevasi + 5,80 m
2. WF 200 x 100 x 5.5 x 8 untuk elevasi yang lain
Gording dengan profil CNP 150 x 50 x 20 x 3,2
Sagrod Ø 10 mm
Ikatan angin Ø 22 mm
Kolom 350 x 350 x 12 x 19 untuk elevasi +0,00 s/d +16,40 pada portal 7,
portal 6 dan portal 5
Kolom 300 x 300 x 10 x 15 untuk portal 12, portal 11, portal 10, portal 8;
dan portal 7, portal 6, portal 5 dari elevasi +16,40 s/d +35,50
Kolom 200 x 200 x 8 x 12 untuk kolom pendukung pada portal 8 dan 9
Balok 350 x 175 x 7 x 11 komposit untuk elevasi +5,80
Balok 350 x 175 x 7 x 11 untuk balok atap
Balok 300 x 150 x 6,5 x 9 komposit untuk balok induk semua elevasi
sesuai gambar kerja
3. Rekapitulasi gaya pada struktur
Tabel 5.1 Resume gaya luar dan stress ratio kolom
No. Dimensi Profil Pu Mux Muy ϕPn ϕMnx ϕMny Stress
Tabel 5.2 Resume gaya luar dan stress ratio balok komposit
estetika. Pemodelan yang sederhana dapat mempermudah pekerjaan analisa
struktur dan diharapkan hasil yang mendekati kondisi sesungguhnya. Perlu
dilakukan analisa geoteknik untuk menentukan titik jepit sesungguhnya agar