• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Supervisi Kepala Ruangan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Malahayati Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Supervisi Kepala Ruangan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Malahayati Medan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pengelolaan pelayanan keperawatan membutuhkan sistem manajemen yang tepat untuk mengarahkan seluruh sumber daya keperawatan yang ada untuk dapat menghasilkan pelayanan keperawatan yang prima dan berkualitas (Marquis & Huston, 2010). Proses manajemen keperawatan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, sedangkan didalam tahapan proses keperawatan bisa dikatakan seperti menilai, mendiagnosa, merencanakan, menerapkan, mengevaluasi, menilai kembali, mendiagnosa kembali dan merencanakan kembali (prosesnya berputar dan memperbaiki sendiri) sejajar dengan tahapan metode ilmiah (Gillies, 1989).

Pelaksanaan fungsi manajemen harus didukung oleh manajer yang mampu untuk melaksanakan fungsi manajemen untuk dapat memberikan pelayanan keperawatan yang terbaik (Swanburg, 2010). Didukung oleh kesimpulan dari penelitian Warsito dan Mawarni (2007) yang menyatakan bahwa perawat pelaksana yang mempunyai persepsi tentang fungsi pengarahan kepala ruang tidak baik, cenderung melaksanakan asuhan keperawatan yang tidak baik dan perawat pelaksana yang mempunyai persepsi tentang fungsi pengawasan kepala ruang tidak baik, cenderung melaksanakan asuhan keperawatan yang tidak baik juga.

▸ Baca selengkapnya: program kerja kepala ruangan rawat inap anak

(2)

baik dan meningkatkan kepuasan kerja perawat pelaksana didukung dengan penerapan supervisi oleh supervisor atau kepala ruangan (Mua, Hariyanti & Afifah, 2011). Supervisi merupakan bagian fungsi pengarahan yang mempunyai peran untuk mempertahankan agar segala kegiatan yang telah terprogram dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Supervisi dalam keperawatan bukan hanya control saja, tetapi lebih dari itu, kegiatan supervisi mencakup penentuan kondisi-kondisi atau syarat-syarat personal maupun material yang diperlukan untuk tercapainya suatu tujuan asuhan keperawatan secara efektif dan efisien (Marquis & Huston, 2010). Pernyataan sebelumnya juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Mulyaningsih (2013) yang mengatakan bahwa tidak ada peningkatan kemampuan perawat pelaksana akibat kurangnya kesadaran kepala ruangan tentang pentingnya supervisi.

Supervisi merupakan salah satu fungsi manajemen yang dapat meningkatkan kinerja perawat pelaksana dalam melakukan asuhan keperawatan. Supervisi dalam keperawatan ditunjukkan untuk mengarahkan dan membimbing perawat pelaksana dalam melaksanakan asuhan keperawatan dengan baik, benar dan akurat sebagai bukti tanggung jawab sebagai perawat profesional dalam pelayanan kesehatan (Lapod, Tandipajung & Huragana, 2015).

(3)

kurang baik, penelitian tersebut dilakukan di Rumah Sakit JD Surakarta. Meskipun Penelitian lain juga menunjukkan bahwa perawat pelaksana mempersepsikan penerapan supervisi dalam kategori kurang baik sebanyak 44,4% di ruang rawat inap RSUD Molowali Sulawesi Tengah (Huldin, Akmal & Kadir, 2013). Penelitan yang lain juga menunjukkan hampir setengah dari perawat pelaksana mempersepsikan penerapan supervisi kepala ruangan masih kurang baik yaitu sebanyak 45,9%, penelitian tersebut dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa (Wirawan, Novitasari & Wijayanti, 2013).

Kurangnya supervisi dan evaluasi dari atasan akan mempengaruhi kinerja perawat pelaksana. Supervisi perlu direncanakan oleh kepala ruang dalam memberikan arahan, melatih, mengamati dan menilai kinerja perawat. Peran supervisi keperawatan bila dilakukan dengan baik maka akan terjadi peningkatan kemampuan perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan. Dapat dilihat dari penelitian sebelumnya bahwa banyak responden mempersepsikan penerapan supervisi masih dalam kategori cukup sebanyak 56% yang dilakukan di RSUD Samratulangi Tondan (Lapod, Tandipajung & Huragana, 2015).

(4)

ruangan. Kepala ruangan perlu mempertahankan dan meningkatkan supervisi yang telah ada, dengan mengutamakan sasaran yang disupervisi, menciptakan suasana kerja yang senyaman mungkin bagi seluruh stafnya sehingga pelayanan yang berkualitas dapat terwujud. Supervisi yang baik didukung juga oleh penelitian yang dilakukan oleh Yanti dan Warsito (2013) menunjukkan sebagian besar perawat pelaksana mempersepsikan penerapan supervisi kepala ruangan dalam kategori baik sebanyak 84,9%.

Beberapa dampak positif dari penerapan supervisi oleh kepala ruangan dapat dilihat dengan meningkatnya kepuasan kerja perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien sebanyak 61% (Tampilang, Tuda & Warow, 2013). Dampak yang lain bisa dilihat dari penelitian ini yang menunjukkan bahwa setelah dilakukan pelatihan supervisi terjadi peningkatan pendokumentasian oleh perawat pelaksana sebanyak 71,4% (Lestari, Suprapti & Solechan, 2014).

(5)

1.2 Rumusan Masalah

Dari berbagai pernyataan tentang penerapan supervisi oleh kepala ruangan dapat meningkatkan kinerja perawat pelaksana karena perawat pelaksana akan merasa diterima, dihargai dan dilibatkan serta timbul komitmen tinggi untuk memajukan pelayanan kesehatan akan berdampak pada peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan kepuasan pasien dalam menjalani pengobatan di rumah sakit maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah evaluasi teknik supervisi kepala ruangan di Ruang Rawat Inap Rumah Islam Malahayati Medan ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi evaluasi teknik supervisi kepala ruangan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan supervisi khususnya di bagian teknik supervisi yaitu teknik langsung dan teknik tidak langsung supervisi.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Pendidikan Keperawatan

(6)

1.4.2 Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dalam upaya melakukan perbaikan dan meningkatkan evaluasi teknik supervisi oleh kepala ruangan demi menjaga kinerja perawat pelaksana dan mutu pelayanan kesehatan.

1.4.3 Penelitian Keperawatan

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini Selasa tanggal Enam bulan Maret tahun Dua ribu sepuluh, pada pukul 12.00 WIB yang merupakan batas akhir waktu penyampaian dokumen penawaran

Rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah adakah pengaruh antara kecerdasan logis matematis terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMPN 1

Berdasarkan Indikator Kinerja Utama Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian pada tahun 2016, sasaran Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan

fisika kimia di perairan Desa Tanjung Tiram masih belum diketahui, sehingga perlu dilakukan penelitian di lokasi tersebut.. Tujuan dari penelitian ini adalah

Desain interior dalam rumah sakit merupakan lingkungan binaan yang keberadaannya berhubungan langsung dengan pasien.. Melalui elemen-elemen desain seperti warna, dapat

Kegiatan yang dilaksanakan setelah pertemuan pada Siklus II Adalah dimulai dari mempersiapkan siswa untuk belajar, memotivasi siswa, menyampaikan tujuan diajarkan,

Tantangan untuk menghadapi masa depan dalam pendidikan desain terletak pada persiapan para mahasiswa desain untuk hidup berkarir profesional dalam dunia yang penuh dengan

Melihat keadaan di Indonesia saat ini,saya secara pribadi sangat pesimis bahwa Indonesia akan siap menghadapi MEA.Dari banyak aspek seperti,pendidikan,tekhnologi dan lain