• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Algoritma Pencarian Titik Api (Pointing) Mengunakan Kamera pada Robot Pemadam Api T1 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Algoritma Pencarian Titik Api (Pointing) Mengunakan Kamera pada Robot Pemadam Api T1 BAB IV"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

B A B I V

PE NG UJ I A N D A N A NA L I SI S

Pada bab ini akan dijelaskan tentang metode pengujian, pengujian algoritma dari

robot yang telah dibuat dan analisis mengenai kinerja dari algoritma tersebut, serta

pembandingan algoritma yang baru dengan algoritma yang lama.

4.1. M etode Penguj ian

Pengujian dilakukan dengan tiga buah konfigurasi intensitas cahaya lingkungan,

tiga buah konfigurasi posisi lilin pada room 2, 3 dan 4, lalu dua buah konfigurasi posisi

lilin pada room 1, dua buah konfigurasi pintu room 1 dan room 4, dan dua buah

konfigurasi posisi start pada room 1. Posisi start robot langsung berada di depan room

yang sudah ada lilinnya. S emua konfigurasi dikombinasikan sehingga mendapatkan 20

konfigurasi. Pada masing-masing konfigurasi dilakukan pengujian sebanyak tiga kali.

B erikut penjelasan dari konfigurasi-konfigurasi tersebut :

1. Intensitas cahaya

S esuai dengan spesifikasi sebelumnya, pengujian robot dilakukan dengan

beberapa kondisi pencahayaan pada lapangan yang berbeda-beda intensitasnya,

yaitu pada saat intensitas cahaya redup I1 (±76L ux), intensitas cahaya sedang I2

(±122L ux), dan intensitas cahaya terang I3 (±200L ux).

2. Posisi pintu di room 1

Merupakan V ariabel pintu yang ada di room 1. Pintu 1A merupakan posisi pintu

yang berhadapan secara langsung dengan pintu room 2. Pintu 1B merupakan

posisi pintu yang tidak berhadapan langsung dengan pintu room 2.

3. Posisi pintu di room 4

Merupakan V ariabel pintu yang ada di room 4. Pintu 4A merupakan pintu yang

menghadap ke dinding lorong luar lapangan. Pintu 4B merupakan pintu yang

(2)

4. Posisi start pada room 1

Pada room 1 ini memiliki 2 pintu masuk yang berbeda arah. Pintu masuk yang

mengarah pada room 2 dinamakan start 1. S edangkan pintu masuk yang

mengarah pada room 4 dinamakan start 2.

5. Posisi lilin pada room 1

V ariasi lilin pada room ini hanya memiliki 2 kemungkinan posisi lilin pada setiap

bentuk varian room-nya karena pada room ini memiliki dua pintu.

6. Posisi lilin pada room 2, 3, dan 4

V ariasi lilin pada setiap room memiliki 3 kemungkinan posisi lilin karena

masing-masing room hanya memiliki satu pintu. Hal ini berlaku juga untuk

room 4 yang memiliki dua varian bentuk room.

Gambar 4.1 menunjukkan kemungkinan keseluruhan konfigurasi yang digunakan

dalam pengujian.

(3)

4.2. Penguj ian A lgor itma

Pengujian dilakukan dengan mencatat waktu yang dibutuhkan saat memasuki

room hingga berhasil memadamkan api. Waktu maksimal yang diperbolehkan untuk

memadamkan api adalah 20 detik.

W aktu Pengujian memadamkan api (detik)

(4)

20 4B D 5,19 7,89 9,72 7,60

rata-rata waktu keseluruhan 6,96

T abel 4.2. H asil Penguj ian S aat I2

no Room

Posisi

S tart

Posisi A pi

W aktu Pengujian memadamkan api (detik)

(5)

20 4B D 7,49 8,32 7,81 7,87

rata-rata waktu keseluruhan 7,00

(6)

20 4B D 12,20 5,41 9,10 8,90

rata-rata waktu keseluruhan 7,95

4.3. A nalisis Penguj ian

A nalisis pengujian algoritma dilakukan dengan cara menghitung rata-rata waktu

yang diperoleh tiap-tiap room pada masing-masing intensitas cahaya.

T abel 4.4. R ata-rata wak tu tiap R oom saat I1

no room rata-rata waktu (detik)

1 1 7,82

no room rata-rata waktu (detik)

1 1 7,72

2 2 6,43

3 3 6,75

4 4 6,45

(7)

T abel 4.6. R ata-rata wak tu tiap R oom saat I3

no room rata-rata waktu (detik)

1 1 8,53

2 2 7,61

3 3 8,48

4 4 7,08

R ata-rata 7,92

R ata-rata waktu pada room 1 dari semua kondisi = 8,02 detik

R ata-rata waktu pada room 2 dari semua kondisi = 6,91 detik

R ata-rata waktu pada room 3 dari semua kondisi = 7,13 detik

R ata-rata waktu pada room 4 dari semua kondisi = 6,63 detik

R ata-rata keseluruhan waktu dari dari semua room dan kondisi cahaya = 7,17 detik

Presentase robot sukses memadamkan api kurang dari 20 detik = 100%

B erikut adalah analisis yang dilakukan berdasarkan data-data yang sudah

diperoleh dari hasil pengujian.

room 1 hingga room 4. Hal ini bisa dilihat dari hasil pengamatan menggunakan

aplikasi PixyMon terhadap pengelihataan kamera terhadap api pada nilai

(8)

G ambar 4.2. T ampak api pada saat I1

(9)

G ambar 4.4. T ampak api pada saat I3

B erdasarkan Gambar 4.2 terlihat bahwa kamera hanya melihat objek api saja.

S edangkan pada G ambar 4.3 kamera sudah melihat adanya objek lain, yaitu

lampu, dan pada Gambar 4.4 dua objek lampu yang berdekatan terlihat menjadi

satu. Hal inilah yang membuat pemadaman api yang dilakukan pada sata I3

memiliki catatan waktu lebih lama karena terkadang objek lampu di luar

lapangan terdeteksi menjadi api.

iii. Perbedaan pada saat intensitas cahaya I2 dengan intensitas cahaya I3 adalah

peletakan sumber cahaya (lampu) yang berada di sekitar lapangan. S aat I3,

semua lampu yang ada di L ab R obot UK S W menyala, sedangkan saat I2 tidak

semua lampu menyala dan hanya yang berada di atas lapangan saja. Oleh

karena itu saat I3, robot sering mengalami kesalahan pointing dikarenakan

(10)

4.4. Per bandingan dengan A lgor itma S ebelumnya

A lgoritma sebelumnya adalah algoritma menggunakan tiga buah sensor suhu

T PA 81 (T hermopile Array) sebagai sensor utama pada saat akan memadamkan

(pointing). T PA 81 adalah sensor yang mendeteksi sinar infra merah (dengan panjang

gelombang 2μm-22μm) yang dihasilkan oleh benda-benda yang panas [ 11] sehingga

sensor ini tidak akan berpengaruh pada kondisi cahaya lingkungan yang berubah-ubah.

Metode pencarian api berbeda pada saat mengunakan kamera, di mana pada saat

menggunakan T PA 81, robot saat memasuki room akan langsung melakukan wall follow

sampai menemukan api. T abel 4.7 menunjukkan hasil pengujian menggunakan

algoritma T PA 81.

W aktu Pengujian memadamkan api (detik)

(11)

14 3 D 7,66 14,92 8,44 10,34

rata-rata waktu keseluruhan 7,87

* perolehan rata-rata waktu yang lebih cepat dari kamera

Tabel 4.8 adalah perbandingkan catatan rata-rata waktu yang diperoleh saat

menggunakan kamera dan T PA 81 pada masing intesnitas dari seluruh room.

T abel 4.8. Per bandingan C atatan W ak tu

B erikut adalah analisis yang diperoleh dari data pada Tabel 4.7 dan Tabel 4.8 :

i. C atatan waktu menggunakan T PA 81 lebih cepat pada saat titik api berada tepat

di depan pintu masuk room atau berada di sebelah kanan pintu masuk room. Ini

terjadi karena robot langsung melakukan follow untuk mencari api, sedangkan

pada saat menggunakan kamera, robot harus berdiam dulu lalu melakukan

pencarian dengan kamera dengan melihat dari kiri ke kanan sehingga ada jeda

waktu meskipun api tersebut tepat berada didepan depan robot. Hal ini dapat

(12)

ii. Penggunaan kamera pada saat intensita cahaya I3 memiliki catatan rata-rata

waktu yang lebih lama dibanding pada saat menggunakan T PA 81 karena

adanya pengaruh lampu di luar lapangan, sedangkan untuk intensitas cahaya I1,

Gambar

Gambar 4.1 menunjukkan kemungkinan keseluruhan konfigurasi yang digunakan
Tabel 4.1. Hasil Pengujian Saat I1
Tabel 4.2. Hasil Pengujian Saat I2
Tabel 4.3. Hasil Pengujian Saat I3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kegagalan pada konfigurasi 13 diakibatkan oleh posisi robot ketika berada pada pintu ruangan tidak tegak lurus dengan pintu ruangan sehingga sensor jarak pada bagian

Algoritma ini akan diuji sebanyak 5 kali untuk setiap letak, sehingga untuk algoritma pertama akan dilakukan 40 kali pengujian robot dalam menemukan dan mengangkat baby

di dalam ruangan juga merupakan posisi terjauh dari pintu masuk

Kegagalan terjadi karena robot tidak mendeteksi adanya lilin dalam ruangan.. di mana letak lilin tepat di