BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pernyataan Masalah
Biomassa merupakan bahan alam materi yang dihasilkan dari peoses fosintesa tumbuhan. Biomassa sangat mudah ditemukan dikarenakan setiap tumbuhan memiliki biomassa. Biomassa merupakan energy yang dapat diperbaharui sehingga tidak ada rasa khawatir bahwa sumber biomasssa akan habis.
Fraksionasi biomassa adalah salah satu matode yang dpat dilakukan dalam mengolah dengan beberapa kebelebihan yang dimiliki, salah satunya ialah ramah lingkungan sehigga mampu mengurangi pencemeran lingkunga.
Rumput typha merupakan sumber biomassa yang belum banyak dilakukan penelitian. Rumput typha merupakan tumbuhan liar yang tumbuh dirawa-rawa sehingga diharapkan rumput typha dapat dimanfaatkan biomassanya dimasa menadatang.
1.2 Tujuan Percobaan
1. menjelaskan pengaruh variabel terhadap produk biomassa. 2. menghitung neraca massa pada system fraksionasi biomassa. 3. Menghitung yield system farksionasi biomassa.
4. Menghitung presentase recorvery lignin komponen utama biomassa. 5. Bekerja sama dalam tim secara professional.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Alat yang Digunakan
2. Hot plate 3. Aluminium foil 4. Gelas ukur 5. Gelas kimia 6. Gelas piala 7. Corong 8. Saringan 9. Kertas saring 10. Oven
11. Neraca analitik 12. Alat sentrifugasi
3.2 Bahan yang Digunakan
1. Rumput thypa 2. Asam formiat 90% 3. HCl 32%
4. Aquades
5. Asam Asetat 96% 3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Pemrosesan Bahan Baku dan Perhitungan
1. Rumput typha diambil dari pulau burung, tembilahan.
2. Rumput typha kemudian dipotong dengan panjan lebih kurang 1-1,5 cum. 3. Kemudian rumput dijemur hingga kering.
4. Selnajutnya dihitung kadar air dengan menghaluskan sampel rumput typha yang sudah dijemur hingga lolos penyaringan 18 mesh.
5. Ditimbang botol timbang yang sudah dioven sampai bertanya konstan.
6. Sebanyak 2 gram sampel dimasukkan ke dalam botol timbang, kemudian dioven selama 3 jam.
7. Sampel yang sudah dioven, dimasukkan kedalam desikator selama 10 menit. 8. Kemudian sampel ditimbang setelah itu dipanaskan kembali selama 10 menit.
Langkah ke 7 dan 8 dilakukan berulang kali hingga diperoleh berat sampel konstan.
3.3.2 Proses Organosolv
2. Biomassa 20 gram dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan larutan pemasak asam formiat dengan perbandinga 1:15.
3. Erlenmeyer 250 ml digunakan sebagai penutup reactor dipasang sebagai penutup reaktor dan kondensor.
4. Kemudian hot pkate dioperasikan, setelah cairan mulai mendidih (menghasilkan refluks) katalis HCl dimasukkan ke dalam reaktor.
5. Setelah 2 jam, pemasakan dimatikan dan reaktor didinginkan.
6. Setelah rekator didinginkan, hasil dari fraksionasi biomassa disaring dengan menggunakan kain kasa, diusahan semua black liquor turun. Volume filtrate yang dihasilkan diukur dan dicatat.
7. Padatan yang dihasilkan dicuci dengan menggunakan asam asetat dan filtrate yang dihasilkan ditampung.
8. Filtrate (black liquor) yang diperoleh pada tahap 6 digunakan untuk percobaan recorvery lignin.
9. Padatan yang telah dicuci dengan asam asetat, dbilas kembali dengan aquades sampai fitrat terlihat jernih dan air bekas cucian dapat dibuang.
10. Padatan yang telah dicuci kemudian dikeringkan diudara terbuka selama 24 jam lalu ditimbang.
11. Percobaan ini diulang kembali dengan variable konstrasi asam formiat 75% dn 80%.
3.3.3 Recorvery Lignin
1. Sejumlah black liquor dimasukkan ke dalam kuvet dengan perbamdingan black liquor dan aquadest 1:3.
2. Campuran cairan dalam kuvet disentrifugasi dengan kecepatan 1500 rpm selama 20 menit.
3. Setelah selesai supermatan yang tebentuk dipisahkan dan pdatan yang terbentuk dikeluarkan dari tabung (kuvet) dengan cara disaring dengan kertas saring.