• Tidak ada hasil yang ditemukan

LABORATORIUM FARMASETIKA PROGRAM STUDI S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LABORATORIUM FARMASETIKA PROGRAM STUDI S"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

LABORATORIUM FARMASETIKA

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI KEBANGSAAN

MAKASSAR

HASIL DISKUSI

“LARUTAN”

OLEH

NURUL KHAIRIYAH ARIEF

14.01.284

KELOMPOK III (TIGA)

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI

MAKASSAR

(2)

1. Definisi larutan dan kelarutan

- Larutan adalah sediaan cair yang homogen dan jernih, mengandung satu atau lebih bahan kimia atau bahan obat dan bersifat termodinamika stabil dan kecuali dinyatakan lain sebagai pelarut adalah air suling.

- Kelarutan adalah kemampuan suatu zat terbuat untuk larut dalam suatu pelarut tertentu dan kecuali dinyatakan lain mengatakan bahwa 1 bagian zat terlarut dapat larut dalam 1 bagian volume zat cair.

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi kelarutan a. Suhu

Salah satu faktor yang mempengaruhi kelarutan adalah suhu, semakin tinggi suhunya makin tinggi kelarutannya.

b. pH

Jika asam kuat ditambahkan basa kuat maka akan menghasilkan garam dan garamnya akan mudah larut dalam pelarut.

c. Kosolvensi

Kelarutan dapat ditingkatkan dengan penambahan suatu pelarut yang tercampur dengan air, dimana dalam pelarut tersebut obat mempunyai kelarutan yang baik. Proses ini dikenal dengan sebagai kosolvensi dan pelarut – pelarut yang digunakan dalam kombinasi untuk meningkat kan kelarutan zat terlarut dikenal sebagai kosolven. Misalnya luminal yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam campuran air dan gliserin atau solution.

d. Pengadukan

Semakin cepat pengadukan, maka makin cepat kelarutannya. e. Hidrotropik

Adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan kelarutan zat utama dalam solvent menjadi lebih besar. Contohnya riboflavin tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan yang mengandung nkotinamida.

i. Salting out

(3)

kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun bila di dalam air tersebut ditambahkan NaCl jenuh.

j. Sifat dari solute dan solvent

Solute yang polar akan larut dalam solvent yang polar pula. Misalnya garam – garam anorganik larut dalam air. Solute yang non polar larut dalam solvent ang non polar juga, misalnya alkaloid basa (umumnya senyawa organik) larut dalam kloroform.

3. Keuntungan dan kerugian sediaan larutan a. Keuntungan

- Larutan sebagai campuran homogen terdistribusi secara merata dalam sediaan pengobatan.

- Dosisnya dapat lebih mudah divariasikan dengan sediaan.

- Beberapa obat mengiritasi mukosa lambung ketika diberikan dalam bentuk tablet atau kapsul. Iritasi ini dapat dikurangi jika obat diabsorpsi lebih cepat ketika diberikan.

- Aksi obat yang cepat dapat terjadi karena obat diabsorpsi lebih cepat ketika diberikan.

- Dapat lebih mudah diberi pengaroma, pemanis dan pewarna.

- Pengobaan bagi anak – anak atau pasien yang tidak dapat menelan tablet atau kapsul.

- Obat yang ditujukan untuk penggunaan luar dapat lebih mudah dan merata dioleskan jika dicampur dalam larutan.

b. Kerugian

- Lebih mudah ditumbuhi mikroorganisme.

- Memiliki stabilitas yang kurang/lemah dalam larutan. - Rasa obat lebih terasa.

- Susah dibawa kemana-mana. - Lebih mahal dibandingkan tablet. - Cepat terjadi reaksi kimia.

4. Mengapa larutan dikatakan termodinamika stabil

Karena tidak banyak energi yang dibutuhkan untuk membentuk larutan yang stabil atau ΔF = 0

5. Macam – macam pewadahan pada larutan a. Wadah- wadah dari gelas

- Tipe I : Kaca borosilikat

- Tipe II : Kaca soda kapur yang diproses - Tipe III : Kaca soda kapur

- Tipe IV/NP : Gelas kapur untuk tujuan umum b. Wadah plastik

(4)

c. Wadah menurut penggunaannya - Single doses (wadah dosis tunggal)

Suatu wadah yang kedap udara yang mempertahankan jumlah obat steril yang dimaksudkan untuk pemberian parenteral sebagai dosis tunggal dan yang bila dibuka tidak dapat ditutup rapat kembali dengan jaminan tetap steril.

- Multi doses (wadah dosis ganda)

Wadah kedap udara yang memungkinkan pengambilan isinya pembagian berturut-turut tanpa terjadinya perubahan kekuatan, kualitas atau kemurnian.

6. Metode evaluasi sediaan larutan a. Organoleptis

Meliputi warna, bau dan rasa. b. Volume perpindahan

Untuk penetapan volume terpindahkan paling tidak kurang dari 30 wadah dan selanjutnya dikocok isi dari 10 wadah satu persatu.

7. Pengertian steril dan sterilitas a. Steril

Suatu keadaan dimana sediaan obat yang terbagi-bagi yang bebas dari mikroorganisme patogen maupun non patogen serta bebas dari vegetatif dan sporanya.

b. Sterilitas

Keadaan mutlak tidak adanya organisme hidup yang disyaratkan dan dinyatakan dengan tidak adanya pertumbuhan pada medium apapun. 8. Jenis – jenis sediaan steril

a. Larutan

Tetes mata, vial, ampul, infus, tetes telinga dan tetes hidung. b. Suspensi

Padatan suspensi dan parenteral, contoh polisorbat-80, lesitin, emlulfor EL620 dan pluronik F-68.

c. Emulsi

Emulsi parenteral, contoh emulsi vitamin K1.

9. Metode – metode sterilisasi a. Sterilisasi fisika

- Pemijaran (dengan api langsung)

Membakar alat pada api secara langsung contohnya jarum inokulum. - Panas kering

Sterilisasi dengan oven kira-kira 60 - 80°C, cocok untuk alat yang terbuat dari kaca.

- Uap air panas

Konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggunakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.

(5)

b. Sterilisasi kimia

Cara ini disebut disinfektan dan antiseptik.

Contoh : - grup alkohol : etanol, isopropil alkohol. - Grup gas sterilisasi : etilen oksida.

- Grup gas disinfektansia : formalin. - Grup gas halogen : iodium.

- Grup fenol : kreosol, fenol, lisol.

- Grup detergen kationik : ammonium quaterner. - Grup detergen anionik : heksahlorfen.

c. Sterilisasi mekanik

Filtrasi (penyaringan), dibuat dari gelas sinter, film selulose dan asbes atau penyaring seits.

d. Cara lain, terdiri dari

- Radiasi, radiasi yang menggunakan energi yang lebih tinggi daripada sinar ultraviolet (UV).

- Tindalisasi, dengan cara pemanasan dengan suhu 100°C selama 30 menit dan dilakukan selama 3 hari.

- Pasteurisasi, proses pemanasan pada suhu rendah 63,70°C selama 30 menit dan dilakukan selama 3 hari berturut-turut.

- Pemanasan dengan bakterisida, sterilisasi larutan yang labil terhadap panas sering dilakukan dengan penyaringan menggunakan bahan yang dapat menahan mikroba, hingga mikroba yang dikandungnya dapat biasanya ditambahkan zat warna 0,5 – 1% methylen blue untuk melihat penetrasi zat warna ke dalam ampul.

b. Uji kejernihan

Untuk melihat ada tidaknya partikl-partikel pada larutan. c. Uji pirogen

Ditentukan suatu uji biologis kualitatif berdasarkan respon demam pada suhu MH.

11. Bentuk-bentuk sediaan larutan a. Penggunaan oral

- Sirop

Larutan pekat yang mengandung gula dalam air atau cairan lainnya contohnya sirop paracetamol, Vasedon sirup.

- Mixtura

(6)

(campuran magnesium sitrat dengan campuran sirup simplex dan spritus citri)

- Elixir

Larutan oral yang mengandung etanol sebagai pelarut contohnya bisolvon, promethazine elixir.

b. Penggunaan topikal - Gargle

Larutan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam mulut dan tenggorokan, contohnya listerin, betadine gargle.

- Mouthwash

Larutan yang mengandung air yang paling banyak digunakan untuk menghilangkan bau busuk, penyegar atau efek antiseptik contohnya preparat kalium bikarbonat, vitadent.

- Enema

Larutan yang dimaksudkan untuk dimasukkan ke dalam rectum contohnya enema bulbs, disposable fleet enema.

12. Istilah-istilah kelarutan

Sangat mudah larut <1

Mudah larut 1 – 10

Larut 10 – 30

Agak sukar larut 30 – 100

Sukar larut 100 – 1000

Referensi

Dokumen terkait

Rancangan Pembangunan Lima Tahun(Pelita) adalah salah satu program besarnya untuk mewujudkan itu. Tahapan yang dijalani orde baru adalah merumuskan dan menjadikan

1) Pengaruh modal bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) terhadap harga sahamnya. 2) Pengaruh kualitas kredit bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Setelah menyelesaikan studi, diharapkan ilmu yang telah dipelajari dapat diaplikasikan menjadi suatu bentuk kontribusi pada pengembangan teknologi struktur lepas

Ada hubungan antara pengalaman yang menyebabkan mahasiswa lebih bersemangat mengikuti PKK, penilaian mahasiswa mengenai jumlah manekin PKK, penilaian mahasiswa

Dengan pendekatan yang berbeda dari metode di atas, PATRIQUIN (1973) telah menggunakan beberapa assosiasi parameter statistik dengan padang lamun untuk perhitungan kecepatan

Dasar Pemikiran: Rekomendasi yang disarankan oleh KLHS perlu dikomunikasikan dengan baik dengan perencana (pembuat KRP), jika tidak, hal ini sangat berisiko bahwa

 Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyampaikan permasalahan atau pertanyaan yang timbul dari mengamati materi penggunaan kamera dan peralatan fotografi dalam modul.. 